laporan keuangan interim

47
LAPORAN KEUANGAN INTERIM Laporan Keuangan Interim adalah interim statement yaitu laporan keuangan bersifat antar waktu untuk kepentingan masyarakat pengguna jasa bank dan pihak lain yang terkait, yang meliputi periode bulanan atau triwulanan yang merupakan bagian integral dari laporan tahunan ; laporan keuangan interim wajib disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang sama dengan laporan keuangan tahunan yang sekurang-kurangnya terdiri atas neraca , perhitungan laba rugi , laporan ikat janji /komitmen dan kontingensi ; jika terjadi perubahan dalam prinsip akuntansi , pelaporan pada periode interim harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan terakhir. http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/ laporan_keuangan_interim.aspx Artikel RI 5. Persiapan Right Issue 1. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan jumlah dana yang diperlukan serta perencanaan pengunaan dana, karena hal tersebut akan menentukan kemungkinan perubahan struktur permodalan, Skema yang harus dipilih serta penggunaan atau penunjukkan stand by buyer. Disamping itu juga dapat dipilih jenis efek yang akan diterbitkan apakah akan menerbitkan saham (stock), ataukah akan menerbitkan obligasi konversi (convertible bond). Dalam penerbitan convertible bond dapat ditentukan apakah obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond) ataukah obligasi biasa/sukarela (voluntary convertible bond), apabila obligasi konversi tersebut jatuh tempo maka PT Tbk wajib melunasi sesuai dengan kesepakatan. 2. PT Tbk harus mempersiapkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menyetujui penambahan Modal Disetor termasuk pelaksanaan right issue. Pelaksanaan RUPSLB tersebut sekaligus dapat menampung rencana penggunaan dana hasil right issue dimana transaksi yang akan dilaksanakan cukup Material

Upload: citra-kharisma-utami

Post on 25-Dec-2015

27 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

resume

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Keuangan Interim

LAPORAN KEUANGAN INTERIMLaporan Keuangan Interim adalah interim statement yaitu laporan keuangan bersifat antar waktu untuk kepentingan masyarakat pengguna jasa bank dan pihak lain yang terkait, yang meliputi periode bulanan atau triwulanan yang merupakan bagian integral dari laporan tahunan; laporan keuangan interim wajib disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang sama dengan laporan keuangan tahunan yang sekurang-kurangnya terdiri atas neraca, perhitungan laba rugi, laporan ikat janji/komitmen dan kontingensi; jika terjadi perubahan dalam prinsip akuntansi, pelaporan pada periode interim harus didasarkan pada prinsip akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan terakhir.

http://www.mediabpr.com/kamus-bisnis-bank/laporan_keuangan_interim.aspx

Artikel RI 5. Persiapan Right Issue

1.       Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan jumlah dana yang diperlukan serta perencanaan pengunaan dana, karena hal tersebut akan menentukan kemungkinan perubahan struktur permodalan, Skema yang harus dipilih serta penggunaan atau penunjukkan stand by buyer. Disamping itu juga dapat dipilih jenis efek yang akan diterbitkan apakah akan menerbitkan saham (stock), ataukah akan menerbitkan obligasi konversi (convertible bond). Dalam penerbitan convertible bond dapat ditentukan apakah obligasi wajib konversi (mandatory convertible bond) ataukah obligasi biasa/sukarela (voluntary convertible bond), apabila obligasi konversi tersebut jatuh tempo maka PT Tbk wajib melunasi sesuai dengan kesepakatan.

2.       PT Tbk harus mempersiapkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk menyetujui penambahan Modal Disetor termasuk pelaksanaan right issue. Pelaksanaan RUPSLB tersebut sekaligus dapat menampung rencana penggunaan dana hasil right issue dimana transaksi yang akan dilaksanakan cukup Material dan/atau terdapat Benturan Kepentingan. Bersamaan dengan itu dipersiapkan pula rencana kourum kehadiran dan keputusan sah dalam RUPSLB sesuai dengan agenda-agenda yang akan dimintakan persetujuan dari pemegang saham.

3.       PT Tbk menunjuk Akuntan Public dalam rangka menyediakan laporan keuangan yang dipersyaratkan dalam right issue adalah laporan keuangan komparatif dalam 2 tahun terakhir dimana jangka waktu tanggal laporan keuangan sampai dengan persetujuan RUPSLB tidak boleh kurang dari 6 bulan. Sesuai dengan ketentuan PT Tbk sudah diwajibkan untuk membuat dan menyampaikan laporan keuangan tahunan secara komparatif dalam 2 tahun terakhir kepada Otoritas maupun kepada masyarakat, dengan demikian apabila penyelenggaraan RUPSLB untuk right issue dapat dilaksanakan paling lambat tanggal akhir bulan Juni maka tidak diperlukan laporan keuangan intrim, namun apabila RUPSLB baru dapat dilaksanakandalam semester 2, maka PT Tbk harus menyediakan laporan keuangan auditan secara komparatif dalam 2 tahun terakhir ditambah laporan intrim yang diaudit sedemikian rupa sehingga jangka waktu antara tanggal laporan keuangan intrim sampai dengan tanggal pelaksanaan RUPSLB atau efektifnya Pernyataan Pendaftaran dalam rangka right issue tidak boleh kurang 6 bulan.

Page 2: Laporan Keuangan Interim

4.       PT Tbk melakukan penunjukan Konsultan Hukum dengan maksud agar menyiapkan hasil penelaahan dari segi hokum (legal audit) dan pendapat hokum (legal opinion) atas aktivitas PT Tbk termasukhal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan right issue.

5.       PT Tbk menunjuk Profesi Penunjang Pasar Modal, Notaris dalam rangka penyelenggaraan RUPSLB, perubahan Anggaran Dasar (jika ada), serta pemeriksaan perjanjian atas transaksi yang berkaitan dengan pelaksanaan right issue. Dalam hal rencana penggunaan dana hasil right issue digunakan untuk Transaksi Material, Afiliasi, maupun Benturan Kepentingan maka PT Tbk diwajibkan untuk menunjuk Perusahaan Penilai untuk memberikan pendapat atas kewajaran transaksi yang dilaksanakan. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, apabila rencana penggunaan dana akan digunakan hal-hal yang tertentu maka PT Tbk diwajibkan untuk menunjuk Pembeli Siaga (Stand by Buyer) untuk menjamin terjualnya saham diterbitkan dalam right issue tersebut.

6.       Dalam hal efek yang diterbitkan dalam right issue adalah obligasi konversi (convertible bond) PT Tbk wajib menunjuk Penunjang Pasar Modal, yaitu Waliamanat dalam rangka mewakili kepentingan Pemegang Obligasi Konversi sampai dengan obligasi konversi tersebut dikonversikan menjadi saham. Tugas dan kewenangan Waliamanat tersebut sama seperti dalam penawaran umum obligasi.

7.       PT Tbk menyampaikan dokumen-dokumen untuk Pernyataan Pendafataran dalam rangka Right Issue kepada Regulator, dokumen Pernyataan Pendaftaran tersebut antara lain:

a.       surat pengantar Pernyataan Pendaftaran; (formulir IX.C.1-1)b.      Prospektus; (IX.D.3)c.       rencana jadwal Penawaran Umum Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;d.      perjanjian yang menetapkan pembelian Efek yang tidak dipesan melalui penawaran Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu (jika ada);e.      perjanjian perwaliamanatan (jika ada);f.        perjanjian penanggungan (jika ada);g.       informasi penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum sebelumnya;h.      laporan Keuangan untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terakhir, jangka waktu laporan

keuangan yang diaudit sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran tidak boleh lebih dari 6 bulan.

i.         surat dari Akuntan (comfort letter) sehubungan dengan perubahan keadaan keuangan Emiten atau Perusahaan Publik yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan;

j.        surat pernyataan dari Emiten atau Perusahaan Publik di bidang akuntansi;k.       keterangan lebih lanjut tentang prakiraan dan atau proyeksi, jika dicantumkan dalam

Prospektus; l.         kebijakan dividen serta riwayat pembayaran dividen;m.    laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum (sehubungan dengan perubahan yang

terjadi setelah tanggal dikeluarkannya pendapat hukum sebelumnya dan hal yang berkaitan dengan penggunaan dana hasil Penawaran Umum);

n.      surat pencabutan pembatasan-pembatasan (negative covenant) yang dapat merugikan kepentingan pemegang saham publik dari kreditur;

o.      dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu atau Peraturan Nomor IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama Perusahaan, dalam hal penggunaan dana untuk ekspansi termasuk pembelian aktiva;

p.      pernyataan Profesi Penunjang Pasar Modal sesuai dengan Formulir Nomor IX.C.1-4 Lampiran 4 Peraturan Nomor IX.C.1; dan

Page 3: Laporan Keuangan Interim

q.      informasi lain sesuai dengan permintaan Bapepam yang dipandang perlu dalam penelaahan Pernyataan Pendaftaran, sepanjang dapat diumumkan kepada masyarakat tanpa merugikan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik.

r.        Keterbukaan Informasi mengenai HMETD yang wajib diiklankan dalam surat kabar:1)      nama lengkap Emiten atau Perusahaan Publik, alamat kantor pusat, telepon, teleks, faksimili,

E-mail dan kotak pos;2)      uraian mengenai Efek yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan penerbitan Hak Memesan

Efek Terlebih Dahulu;3)      tanggal Rapat Umum Pemegang Saham;4)      tanggal pencatatan pemegang saham yang mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

pada Daftar Pemegang Saham atau nomor kupon untuk menentukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;

5)      tanggal terakhir dari pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan pemberitahuan bahwa hak yang tidak dilaksanakan pada tanggal tersebut tidak berlaku lagi dan tanggal terakhir pembayaran;

6)      periode perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;7)      harga pelaksanaan Efek;8)      rasio Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas saham yang ada;9)      tata cara pemesanan Efek;10)   uraian mengenai perlakuan Efek yang tidak dibeli oleh yang berhak dan Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu dalam bentuk pecahan; 11)   pernyataan mengenai tata cara pengalihan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;12)   tata cara penerbitan dan penyampaian bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu serta Efek;13)   nama Bursa Efek tempat diperdagangkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan

saham yang mendasarinya tercatat (jika ada);14)   rencana Emiten atau Perusahaan Publik untuk mengeluarkan atau tidak mengeluarkan saham

atau Efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal efektif;

15)   Nama lengkap Pihak yang bertindak sebagai pembeli siaga (jika ada);16)   dampak dilusi dari penerbitan Efek baru;17)   penggunaan dana hasil Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;18)   ringkasan analisis dan pembahasan oleh manajemen; dan 19)   informasi tentang tempat Prospektus dapat diperoleh.8.       Materi Prospektus sesuai dengan Peraturan IX.D.3a.       Aspek-aspek penting dari penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu, seperti :1)      nama lengkap Emiten atau Perusahaan Publik 2)      uraian mengenai Efek yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan penerbitan Hak Memesan

Efek Terlebih Dahulu;3)      tanggal Rapat Umum Pemegang Saham;4)      tanggal daftar pemegang saham yang berhak memperoleh Hak Memesan Efek Terlebih

Dahulu;5)      tanggal terakhir dari pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu 6)      periode perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;7)      harga pemesanan Efek;8)      rasio Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas saham yang ada;9)      tata cara pemesanan Efek;10)   uraian mengenai perlakuan Efek yang tidak dibeli oleh yang berhak dan Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu dalam bentuk pecahan;11)   pernyataan mengenai tata cara pengalihan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;

Page 4: Laporan Keuangan Interim

12)   tata cara penerbitan dan penyampaian bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu serta surat Efek;

13)   nama Bursa Efek tempat diperdagangkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan saham yang mendasarinya tercatat (jika ada);

14)   rencana Emiten atau Perusahaan Publik untuk mengeluarkan atau tidak mengeluarkan saham atau Efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal efektif;

15)   nama lengkap pihak yang bertindak sebagai pembeli siaga;16)   pernyataan berikut dalam huruf cetak besar yang dapat secara langsung menarik perhatian

para pembaca :BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI ROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

17)   EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA KETERANGAN, DATA, ATAU LAPORAN DAN K E JUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS.

18)   pernyataan bahwa sehubungan dengan Penawaran Umum, setiap Pihak terafiliasi dilarang untuk memberikan keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak ungkapkan dalam Prospektus, tanpa persetujuan tertulis dari Emiten atau Perusahaan Publik;

19)   pernyataan ringkas dalam huruf cetak besar yang dapat secara langsung menarik perhatian para pembaca tentang faktor risiko yang material yang mungkin mempunyai dampak merugikan bagi pemodal; dan

20)   pernyataan ringkas dalam huruf cetak besar yang dapat secara langsung menarik perhatian para pembaca tentang dampak dilusi dari penerbitan efek baru.

b. Uraian atas Efek yang tidak mempunyai sifat-sifat yang sama, mengenai penjelasan perbedaan sifat-sifatnya dan alasan perbedaan. (jika ada) 

c. Dalam hal penerbitan hak untuk Efek utang konversi, Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyajikan hal-hal sebagai berikut :

1)      hak para pemegang Efek;2)      sifat Efek yang dapat dikonversikan ke jenis Efek lain;3)      sifat Efek utang konversi yang memungkinkan pelunasan lebih dini atas pilihan Emiten atau

Perusahaan Publik atau pemegang Efek;4)      harga dan tingkat suku bunga dari Efek utang konversi. 5)      jadwal pelunasan atau cicilan termasuk jumlahnya;6)      jadwal pembayaran bunga;7)      jadwal konversi;8)      ketentuan tentang dana pelunasan atau sinking fund (jika ada);9)      denominasi mata uang yang menjadi denominasi utang dan mata uang lain yang menjadi

alternatif (jika ada) digunakan dalam penerbitan Efek utang bersangkutan (jika ada);10)   nama, alamat kantor pusat dan uraian mengenai Pihak-pihak yang bertindak sebagai Wali

Amanat dan Penanggung (jika ada);11)   ringkasan pokok-pokok perjanjian penanggungan (jika ada);12)   ringkasan pokok-pokok perjanjian perwaliamanatan, termasuk tingkat senioritas dari utang

dibandingkan dengan utang Emiten atau Perusahaan Publik yang masih ada dan utang lainnya yang mungkin diperoleh Emiten atau Perusahaan Publik pada masa yang akan datang; dan

13)   ringkasan tentang setiap tuntutan atas aktiva dari Emiten atau Perusahaan Publik yang dijadikan agunan untuk Efek yang ditawarkan.

Page 5: Laporan Keuangan Interim

d. Pernyataan tentang dicatatkan atau tidaknya Efek yang bersangkutan di Bursa Efek. Jika dicatatkan maka jumlah dan persentasenya harus diungkapkan.

e. Rincian struktur modal sebelum dan sesudah Penawaran Umum yang disajikan dalam bentuk tabel.

f. Uraian tentang persyaratan penting dari perjanjian pembelian sisa Efek atau persetujuan untuk membeli Efek oleh Pihak yang disebut namanya (jika ada).

g. Uraian tentang penggunaan dana secara terinci h. Uraian tentang sisa penggunaan dana secara terinci yang diperoleh dari Penawaran

Umum sebelumnya (jika ada).i. Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen

j. Risiko Usahak. Kejadian penting setelah tanggal laporan Akuntan.l. Keterangan singkat tentang Emiten m. Pengurusan dan Pengawasan n. Ikhtisar data keuangan penting o. Ekuitas p. Kebijakan Dividen q. Perpajakan r. Nama Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modals. Keterangan tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

t. Persyaratan tentang pemesanan pembelian saham.u. Dalam hal penerbitan Waran, Emiten atau Perusahaan Publik wajib menyajikan hal-

hal antara lain :1)      rasio konversi;2)      tanggal dimulai dan diakhirinya konversi tersebut;3)      harga konversi;4)      nilai terakhir, jika hak konversi tidak dilaksanakan;5)      informasi tentang Waran yang bersifat tetap atau yang tergantung pada suatu kondisi (jika

ada); dan 6)      perubahan rasio konversi sebagai akibat adanya pertambahan jumlah modal disetor, saham

bonus, dividen saham atau pemecahan saham;7)      faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi likuiditas Waran tersebut termasuk

perkiraan jumlah pemegang Waran, dan likuiditas saham yang mendasarinya serta rencana pencatatan Efek di Bursa Efek tersebut (jika ada).

  (Butir 9 s/d 18 peraturan IX.C.3) 9.       Materi keterbukaan informasi menganai HMETD yang diiklankan kepada public, sekurang-

kurang memuat:a.       nama lengkap Emiten atau Perusahaan Publik, alamat kantor pusat, telepon, teleks, faksimili,

E-mail dan kotak pos;b.      uraian mengenai Efek yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan penerbitan Hak Memesan

Efek Terlebih Dahulu;c.       tanggal Rapat Umum Pemegang Saham;d.      tanggal pencatatan pemegang saham yang mempunyai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

pada Daftar Pemegang Saham atau nomor kupon untuk menentukan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;

e.      tanggal terakhir dari pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan pemberitahuan bahwa hak yang tidak dilaksanakan pada tanggal tersebut tidak berlaku lagi dan tanggal terakhir pembayaran;

Page 6: Laporan Keuangan Interim

f.        periode perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;g.       harga pelaksanaan Efek;h.      rasio Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atas saham yang ada;i.         tata cara pemesanan Efek;j.        uraian mengenai perlakuan Efek yang tidak dibeli oleh yang berhak dan Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu dalam bentuk pecahan; k.       pernyataan mengenai tata cara pengalihan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;l.         tata cara penerbitan dan penyampaian bukti Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu serta Efek;m.    nama Bursa Efek tempat diperdagangkannya Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dan saham

yang mendasarinya tercatat (jika ada);n.      rencana Emiten atau Perusahaan Publik untuk mengeluarkan atau tidak mengeluarkan saham

atau Efek lain yang dapat dikonversikan menjadi saham dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal efektif;

o.      Nama lengkap Pihak yang bertindak sebagai pembeli siaga (jika ada);p.      dampak dilusi dari penerbitan Efek baru;q.      penggunaan dana hasil Penawaran Umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;r.        ringkasan analisis dan pembahasan oleh manajemen; dan

informasi tentang tempat Prospektus dapat diperoleh.

http://konsultancorporateactionpttbk.blogspot.com/p/artikel-ri-5-persiapan-right-issue.html

Pengertian Right Issue

Right issue merupakan hak pembeli saham tambahan yang dilakukan oleh perusahaan

dengan cara memesan terlebih dahulu dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya untuk

tanggal tertentu (www.e-bursa.com). Istilah right issue di Indonesia dikenal pula dengan istilah Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), karena emiten mengeluarkan saham baru dalam rangka

penambahan modal perusahaan dengan terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham saat

ini. Dengan demikian, pemegang saham memiliki preemptive right atau hak memesan efek terlebih

dahulu atas saham-saham baru tersebut.

Right issue diterjemahkan sebagai bukti right. Alat investasi merupakan produk turunan dari

saham. Kebijakan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah saham yang beredar, guna

menambah modal perusahaan. Sebab, dengan pengeluaran saham baru tersebut, berarti pemodal

harus mengeluarkan uang untuk membeli saham yang berasal dari right issue. Kemudian uang ini

akan masuk ke modal perusahaan.

Pada umumnya tujuan dilakukannya right issue adalah untuk menghimpun dana segar yang

akan digunakan untuk ekspansi usaha, membayar pinjaman atau untuk modal kerja. Beberapa

tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan porsi kepemilikan pemegang saham atau meningkatkan

jumlah saham yang beredar. Jadi dengan adanya right issue, kapitalisasi pasar saham akan

Page 7: Laporan Keuangan Interim

meningkat dalam jumlah yang lebih kecil dari pada presentase jumlah lembar saham yang beredar.

Umumnya diharapkan penambahan jumlah lembar saham di pasar akan meningkatkan frekuensi

perdagangan saham tersebut atau dengan kata lain dapat meningkatkan likuiditas saham.

Bagi investor, right issue berdampak positif kalau tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Sebaliknya, berdampak negatif kalau menyebabkan menurunnya harga. Secara umum, dampak right

issue bisa dirasakan oleh semua pemodal. Right issue merupakan hak bagi pemodal untuk membeli

saham baru yang dikeluarkan oleh emiten. Karena merupakan hak, maka investor tidak terikat harus

membelinya. Investor boleh mengabaikan haknya dengan konsekuensi berkurangnya kepemilikan

saham atas emiten tersebut. Hal ini, karena pada dasarnya perusahaan menawarkan right sama

dengan mengeluarkan saham baru. Akibatnya akan mempengaruhi presentase kepemilikan bila tidak

membeli secara proporsional.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu penerbitan right, antara lain : waktu,

harga, dan rasio. Bagi investor informasi waktu penerbitan sangat penting untuk mengambil

keputusan. Apakah dia akan melaksanakan haknya membeli right atau tidak, sebab right mempunyai

masa berlaku yang sangat singkat.

Beberapa istilah yang terkait dengan right issue :

1. Cum Date, yaitu tanggal terakhir / batas akhir seorang investor mendapatkan haknya untuk

memesan efek terlebih dahulu.

2. Ex Date, yaitu batas dimana investor sudah tidak mempunyai hak lagi akan suatu penawaran /

corporate action (right issue).

3. Daftar Pemegang Saham (DPS), adalah daftar nama orang atau investor yang berhak atas suatu

corporate action, biasanya diumumkan dalam tanggal yang dikenal dengan nama DPS Date.

4. Trading Period of Right Certificate, adalah periode pelaksanaan right tersebut dicatatkan di bursa

dan kapan berakhirnya.

5. Exercise Date, adalah tanggal jatuh tempo atas pelaksanaan right issue.

6. Allotment Date, adalah tanggal penentuan jatuh investor yang mendapatkan right dan berapa besar

tambahan saham baru akibat right issue.

7. Listing Date, adalah tanggal right itu pertama kalinya diperdagangkan di bursa atau tanggal dimana

penambahan saham akibat right tersebut diperdagangkan di Bursa Efek.

Harga pelaksanaan right issue merupakan harga pelaksanaan yang harus dibayar investor

untuk mengkonversikan haknya tersebut ke dalam saham. Umumnya harga pelaksanaan right issue

di bawah harga saham yang berlaku. Hal ini, dimungkinkan sebagai tarikan agar investor mau

membelinya. Right itu sendiri mempunyai harga di pasar, harga terbentuk dari penawaran yang

terjadi.

Page 8: Laporan Keuangan Interim

Informasi penting lainnya adalah rasio dari pelaksanaan right issue, penentuan rasio ini

sangat ditentukan dari berapa besar dana yang dibutuhkan dan kemampuan investor lama

memenuhinya. Jadi, rasio ini merupakan komposisi berapa besar hak pemegang saham lama

mendapatkan kesempatan memesan efek terlebih dahulu. Right ratio yang biasanya digunakan di

Indonesia adalah 2 : 1 yang berarti bahwa dua saham lama mendapatkan hak memesan satu saham

baru.

Konsekuensi penambahan saham akibat kebijakan penerbitan right ini mempengaruhi

kepemilikan pemegang saham lama yang tidak melakukan konversi rightnya. Penurunan nilai ini

terjadi karena harga pasar biasanya terkoreksi dengan adanya kebijakan ini. Untuk mengukur berapa

besar koreksi yang timbul kita harus memperhatikan informasi waktu, harga, dan rasio penerbitan

right tersebut.

http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-right-issue.html

MEMAHAMI RIGTHS ISSUE DALAM PASAR MODAL INDONESIA

Pengertian

Rigths Issue / Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dalam pasar modal Indonesia adalah hak yang diperoleh para pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam daftar pemegang saham suatu perseroan terbatas untuk menerima penawaran terlebih dahulu apabila perusahaan sedang menjalani proses emisi atau pengeluaran saham-saham dari saham portopel atau saham simpanan. Hak tersebut diberikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan dan jumlah yang berhak diambil seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki secara proporsional. (wikipedia)

Right issue adalah salah satu bentuk corporate action yang dilakukan oleh perusahaan saat hendak melepaskan/menjual saham ke publik (Initial Public Offering = IPO). Mekanismenya, perusahaan tersebut menjual hak beli kepada publik/pemegang saham yang sudah ada, sehingga si pemegang hak beli tersebut pada periode yang telah ditetapkan berhak melakukan pembelian saham sesuai dengan harga yang telah ditetapkan. (sederhana)

Page 9: Laporan Keuangan Interim

Tujuan Rigths Issue

Banyak informasi yang mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan transaksi, salah satunya adalah informasi mengenai aksi korporasi (corporate action). Aksi korporasi (corporate action) merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah lembar saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham, risiko sistematis saham serta pergerakan harga saham. Oleh karena itu calon investor harus mencermati sinyal yang dilempar emiten tersebut supaya tidak terjadi kesalahan interpretasi yang dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang salah.

Tujuan dilakukannya aksi korporasi (corporate action) oleh perusahaan emiten adalah untuk meningkatkan modal perusahaan, membayar hutang yang telah jatuh tempo, ekspansi usaha, meningkatkan likuiditas perdagangan saham serta tujuan lainnya. Salah satu aksi korporasi (corporate action) yang dilakukan para emiten untuk mendapatkan dana segar untuk tujuan-tujuan di atas adalah dengan melakukan penerbitan saham baru (right issue).

Menurut Ghozali dan Solichin (2003) ada dua alasan bagi perusahan melakukan penerbitan saham baru (right issue), yaitu dengan penerbitan saham baru (right issue) dapat mengurangi biaya karena emiten tidak harus membayar fee untuk jasa penjamin (underwriter) dan penerbitan saham baru (right issue) menyebabkan jumlah saham perusahaan bertambah sehingga diharapkan dengan langkah tersebut akan dapat meningkatkan frekuensi perdagangan, yang berarti meningkatkan likuiditas saham.

Dengan adanya hak memesan efek terlebih dahulu (preemptive right), para investor lama dapat mempertahankan proporsi kepemilikan mereka. Apabila para investor lama tidak menggunakan haknya tersebut, maka mereka dapat menjual right yang dimilikinya kepada pihak lain.

Manfaat Right Issue Bagi Investor

Page 10: Laporan Keuangan Interim

Pengumuman penerbitan saham baru (right issue) merupakan berita yang disampaikan oleh pihak manajemen perusahaan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Investor akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal terhadap adanya peristiwa (event) tertentu yaitu berupa sinyal positif (good news) atau berupa sinyal negatif (bad news). Apabila dana dari penerbitan saham baru (right issue) digunakan untuk ekspansi usaha atau perbaikan struktur modal, maka kinerja perusahaan akan lebih baik di masa depan. Sehingga informasi yang dihasilkan memberikan sinyal positif bagi investor yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham perusahaan.

Tetapi jika dana dari penerbitan saham baru (right issue) akan digunakan untuk tujuan perluasan investasi yang mempunyai nilai sekarang bersih (net present value) nol atau negatif dan untuk membayar utang yang telah jatuh tempo sehingga menyebabkan kondisi laba di masa depan menurun, maka informasi yang diperoleh investor memberi sinyal yang negatif. Sinyal tersebut akan direspon oleh investor yang tercermin dengan perubahan harga saham dan tingkat likuiditas saham di seputar pengumuman penerbitan saham baru (right issue) yang dilakukan oleh perusahaan.

Penelitian Para Ahli Tentang Rigth Issue

Pengumuman penerbitan saham baru (right issue) yang dilakukan perusahaan, secara teoritis dan empiris telah menyebabkan harga saham bereaksi secara negatif, dan ini merupakan kejadian yang diakibatkan oleh risiko sistematik (systematic risk). Risiko sistematik (systematic risk) adalah bagian risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi atas portofolionya (Ghozali dan Solichin, 2003).

Beberapa temuan empiris tersebut adalah: Scholes (1972) yang menulis artikel klasik pertama kali tentang right issue, Marsh (1979), Asquith dan Mullins (1986), Masulis dan Korwar (1986), Myers dan Majluf (1984), Barclay dan Litzenberger (1988), Mikkelson dan Partch (1986). Temuan empiris

Page 11: Laporan Keuangan Interim

tersebut menunjukkan bahwa nilai pasar saham perusahan turun sampai 3% pada saat pengumuman right issue (Budiarto dan Baridwan, 1999)

Penelitian ini adalah untuk menguji kandungan informasi dari peristiwa penerbitan saham baru (right issue). Apakah peristiwa itu mempunyai kandungan informasi yang cukup kuat untuk membuat pasar bereaksi yang ditunjukkan dengan perubahan harga saham dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini biasanya akan diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return (Hartono, 1998: 318) dan trading volume activity sebagai nilai perubahan volume perdagangan saham. Jika suatu peristiwa memiliki kandungan informasi maka akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya jika suatu peristiwa tidak mempunyai kandungan informasi maka tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan hasil yang berbeda-beda, bahkan menunjukkan hasil yang kontroversial. Hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Smith (1977), Marsh (1979), Myers dan Maljuf (1984) serta Healey dan Palepu (1990), dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa setelah pengumuman penerbitan saham baru (right issue) terjadi penurunan terhadap harga saham atau dengan kata lain pasar memberikan respon negatif terhadap pengumuman penerbitan saham baru (right issue). Sementara penelitian yang dilakukan oleh Loderer dan Zimmerman (1988), Goyal dkk (1994), Dhatt dkk (1996) dan Bohren dkk (1997), justru menunjukkan hasil yang berlawanan yakni pasar melakukan reaksi positif dan signifikan (Kurniawati dan Winarso, 2005).

Di Indonesia penelitian mengenai peristiwa penerbitan saham baru (right issue) telah dilakukan oleh Budiarto dan Baridwan (1999), Ghozali dan Solichin (2003) serta Rahman dan Kustono (2003). Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa informasi peristiwa penerbitan saham baru (right issue) di BEJ tidak memiliki kandungan informasi yang cukup, yang dapat menyebabkan terjadinya perbedaan preferensi investor yang dicerminkan dalam perubahan harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham.

Ilustrasinya Rigth Issue

Berapa Jumlah saham Anda setelah Right Isue :

Misal kita mempunyai saham ASRI sebanyak 1000 lot diharga 100 / LembarApabila anda menebus rightnya dengan perbandingan 5(old) : 2 (new), maka berarti anda harus membeli saham baru sebanyak : 1000 lot dibagi 5 x 2 = 400 lot. Berarti anda harus mengeluarkan uang sebesar 400 lot x 500 x 100,- = Rp. 20.000.000,-Sehingga saham anda menjadi 1000 lot + 400 lot = 1400 lot.Dengan demikian maka prosentasi kepemilikan saham anda tetap tidak berubah antara sebelum dan sesudah right issue, dengan kata lain saham anda tidak terdilusi.

Apa pengaruhnya bila anda tidak melaksanakan Right Isue :

Bila anda tidak membeli saham barunya, maka kepemilikan saham anda akan terdilusi menjadi sebesar : 1000/1400 x 100% = 71.42%.(Sahamnya sih tetap saja 1000 lot, sedangkan Prosentasi kepemilikannya menjadi berkurang sebesar 100%-71.42% = 28.58%).

Berapa harga teoritis saham setelah Right issue :

Page 12: Laporan Keuangan Interim

Harga teoritis = (harga terakhir cum datex jumlah saham old) + (harga tebus x jumlah saham baru) dibagi (Jumlah saham lama + jumlah saham baru).

Misal harga ASRI pada tanggal tercakhir cum date adalah 140, maka harga teoritisnya adalah sebagai berikut :

(140 x 5) + (100 x 2) dibagi ( 5+2) = (700 + 200) : 7 = 128, 57.Harga teoritis saham ASRI setelah cum date adalah 128, 57Berarti bila saham ASRI setelah Right Isue harganya diatas 128,57 berarti naik.Sedangkan bila harganya turun dibawah 128,57 berarti turun.

Bagaimana jika anda tidak mempunyai sahamnya, tapi ingin berpartisipasi :

Beli saja Right’nya pada saat periode perdagangannya, dengan demikian anda dapat membeli saham baru dengan menggunakan right tersebut. Yang perlu anda pertimbangkan adalah berapa harga right untuk saham baru tersebut. Misal harga ASRI pada akhir masa Cum Date : 140, Nilai tebus 100, Perbandingan adalah 5(old) : 2 (new). Harga teroritis saham ASRI setelah Right : 128. Maka Right akan diperdagangkan sekitar 128-100 = 28. Bagi anda yang tidak akan menebus saham barunya, anda bisa menjual right tsb.

Timbul pertanyaan apakah setelah Right Isue apakah sahamnya akan naik ?

Biasanya Emiten seharusnya menjaga sahamnya untuk tidak turun, agar para trader tetap mau memegang sahamnya. Namun mengenai akan naik atau turunnya adalah tergantung prospek dan tujuan emiten mengadakan Right Isue ini, apakah akan lebih meningkatkan profit atau tidak?

Bila akan meningkatkan profit, maka P/E’nya dengan sendirinya akan naik, sehingga sahamnya juga akan naik. Oleh karena itu, sebagai Trader tetap saja kita harus bisa melakukan pengantisipasian

untuk semuanya ini, lain halnya bila anda ingin menjadi seorang investor.

http://infodatabroker.blogspot.com/2012/04/memahami-rigths-issue-dalam-pasar-modal.html

Proses Initial Public Offering (IPO) atau Go Public Suatu Perusahaan

I. Tahap Persiapan

1.      Perusahaan yang akan melakukan IPO terlebih dahulu mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar BIasa (RUPS-LB)

Page 13: Laporan Keuangan Interim

untuk mendapatkan persetujuan dari pemegang saham. Dalam RUPS atau RUPS-LB tersebut diputuskan berapa modal yang dibutuhkan dan bagaimana komposisi saham setelah IPO dilakukan.

2.      Mempersiapkan Penjamin Emisi/Underwriter

Setelah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham untuk melakukan IPO dalam RUPS atau RUPS-LB maka perusahaan mencari dan menunjuk perusahaan efek yang berfungsi sebagai Penjamin Emisi/Underwriter, profesi penunjang dan lembaga penunjang. Profesi penunjang dan lembaga penunjang berfungsi untuk membantu mempersiapkan berbagai dokumen emisi untuk keperluan IPO tersebut.

II. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran

Pernyataan Pendaftaran merupakan tahapan dimana calon emiten menyerahkan dokumen yang memuat prinsip-prinsip keterbukaan dan prospektus ringkas yang berisi berbagai informasi terkait dengan perusahaan, mulai dari company profile, kinerja operasional perusahaan seperti, neraca rugi laba, proyeksi kinerja perusahaan serta untuk kepentingan apa dana masyarakat itu dibutuhkan.

Dalam Pernyataan pendaftaran juga harus terdapat informasi dan atau fakta materiel mengenai perusahaan yang akan melakukan penawaran umum atas efeknya. Pernyataan pendaftaran tidak hanya memuat fakta mengenai calon emiten tetapi juga memuat pendapat dari profesi penunjang yang ada di pasar modal mengenai calon emiten tersebut baik mengenai harta kekayaan, keuangan atau status hukum dari calon emiten tersebut.

Di BAPEPAM semua dokumen dari calon emiten yang telah diterima akan dievaluasi, BAPEPAM dapat meminta perubahan atau tambahan informasi kepada calon emiten apabila    menilai bahwa dokumen yang diajukan perlu penambahan kelengkapan mengenai kejelasan informasi, keterbukaan, maupun aspek hukum, akuntansi, keuanganc dan manajemen.

Setelah melakukan evaluasi terhadap kelengkapan dokumen yang disampaikan oleh calon emiten dan BAPEPAM menyatakan dokumen tersebut lengkap maka BAPEPAM akan megeluarkan pernyataan efektif. Pernyataan efektif ini merupakan gerbang bagi calon emiten untuk menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Mengenai jangka waktu dinyatakan efektifnya Pernyataan Pendaftaran, dalam Undang-undang Pasar Modal dinyatakan bahwa Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif pada hari ke empat puluh lima atau pada tanggal yang lebih awal jika dinyatakan efektif oleh oleh BAPEPAM. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa BAPEPAM merupakan awal dari kegiatan suatu perusahaan atau calon emiten di pasar modal. Selain sebagai hulu dari semua kegiatan di pasar modal BAPEPAM juga berfungsi dan bertanggungjawab dalam melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan dalam kegiatan di pasar modal sesuai dengan UU no 8 Th 1995 tentang Pasar Modal.

III. Tahap Penawaran Efek pada Pasar Perdana

Setelah pernyataan pendaftaran dinyatakan efektif oleh BAPEPAM maka efek yang dikeluarkan oleh emiten sudah boleh dipasarkan kepada masyarakat. Mekanisme penawaran umum ini ditentukan dan diatur oleh underwriter yang ditunjuk oleh emiten. Penawaran umum inilah yang dinamakan penawaran pada Pasar Perdana.

Page 14: Laporan Keuangan Interim

Mekanisme awal yang perlu dilakukan oleh emiten adalah menyediakan prospektus lengkap atau prospektus final yang akan diserahkan kepada calon investor. Dalam prospektus final ini terangkum semua informasi mengenai emiten secara lengkap sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai emiten sehingga investor dapat mengambil keputusan membeli atau tidak emisi yang ditawarkan. Untuk lebih menyebarkan informasi mengenai penawaran umum tersebut emiten juga akan mengumumkan prospektus ringkas yang sudah diperbaiki (apabila ada perbaikan dari prospectus awal) pada surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar secara nasional.

IV. Tahap Pencatatan Efek di Bursa dan Perdagangan di Pasar Sekunder.

Setelah melakukan penawaran umum maka emiten akan mencatatkan perusahaannya di bursa atau Bursa Efek Indonesia (BEI) dan atau di bursa lain baik dalam negeri maupun di luar negeri sepanjang emiten sanggup memenuhi syarat pencatatan suatu emisi di suatu bursa dan tentu saja sesuai dengan kebutuhan dari emiten. Pencatatan Efek di bursa inilah yang disebut dengan tahapan dimana suatu perdangan efek dari perusahaan memasuki pasar sekunder. Sebelum suatu bursa mencatatkan efek dari emiten, bursa tersebut juga akan memeriksa kelengkapan yang diperlukan dalam rangka pencatatan efek dari emiten, dimana setiap bursa mempunyai persyaratan tersendiri dalam rangka pencatatan suatu emisi.

Dengan adanya pencatatan efek ini maka efek tersebut dapat ditransaksikan oleh pemiliknya dimana efek tersebut dicatatkan. Bagi emiten pencatatan di bursa ini bisa juga merupakan promosi gratis karena suatu perusahaan terbuka akan mendapatkan pemberitaan yang lebih banyak daripada perusahaan yang bersifat tertutup. Bagi investor pencatatan perusahaan di bursa akan memberikan likuiditas yang lebih bagi efek yang dimilikinya sehingga akan mempermudah investor tersebut memperjualbelikan efek yang dipegangnya.

Prospektus dan Kelengkapannya.

Prospektus bagi emiten adalah sebagai sarana untuk memperkenalkan diri kepada investor. Dalam prospektus ini emiten menguraikan semua tentang emisi yang ditawarkan. Sedangkan bagi investor prospectus ini merupakan sarana untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang emisi yang ditawarkan sehingga investor tersebut dapat mengambil keputusan yang benar dalam hal membeli atau tidak efek yang ditawarkan oleh emiten. Dari segi penulisan prospectus ini harus jelas dan komunikatif sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh pemodal yang tidak semuanya paham mengenai bahasa-bahasa teknis.

Prospectus ini harus menyajikan informasi mengenai emiten secara lengkap baik tentang efek yang ditawarkan apakah efek hutang atau efek ekuitas, nilai efek yang ditawarkan maupun jumlah lembarnya. Selain itu disajikan juga nilai nominal dan harga yang ditawarkan untuk efek-efek tersebut, yang dapat ditawarkan sama dengan nilai nominal atau di atas nilai nominal. Informasi mengenai efek ini juga akan mencakup mengenai hak-hak dari pemegang efek tersebut.

Prospectus juga menguraikan mengenai emiten yang menerbitkan efek tersebut. Seperti sejarah dari emiten, struktur permodalan dan perkembangannya termasuk pemindahan/mutasi-mutasi hak atas saham.

Prospektus secara lengkap juga harus menguraikan rencana penggunaan atas dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum. Hal ini penting karena dengan melihat rencana

Page 15: Laporan Keuangan Interim

penggunaan atas dana hasil IPO ini maka investor dapat memperkirakan prospek dari emiten ke depannya sehingga investor dapat membuat keputusan yang benar.

Prospectus juga harus memuat laporan keuangan yang di susun oleh Akuntan Publik yang terdaftar di BAPEPAM, dimana BAPEPAM mensyaratkan bahwa jangka waktu laporan keuangan tersebut dan tanggal efektifnya pernyataan pendaftaran, harus tidak lebih dari seratus delapan puluh hari. Hal ini dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut menggambarkan kondisi terkini dari emiten.

Untuk perlindungan bagi pemodal maka BAPEPAM juga mensyaratkan agar emiten juga memberikan pernyataan tentang kejadian penting relevan yang menyagkut emiten setelah laporan keuangan yang dikeluarkan oleh akuntan public tersebut.

Kelengkapan-kelengkapan yang harus ada dalam prospectus diantaranya informasi-informasi mengenai fakta material sebagai berikut:

1.      Keterangan, bahwa pendaftaran telah diajukan ke BAPEPAM sesuai dengan UUPM dan ketentuan pelaksanaannya.

2.      Pernyataan, bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi dan kewajaran pendapat yang diungkapkan dalam Pernyataan Pendaftaran.

3.      Pernyataan, semua dan lembaga profesi penunjang pasar modal yang disebut dalam pernyataan pendaftaran, bertanggungjawab penuh atas data yang disajikan dan relevan dengan fungsi mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku, kode etik, norma dan standar profesi.

4.      Nama lengkap, alamat perusahaan, logo perusahaan, nomor telepon, nomor faximil, nomor kotak kantor pos dan kegiatan perseroan public dan kantor perwakilan.

5.      Struktur modal saham pada saat pernyataan pendaftaran diajukan meliputi:

a.      Modal dasar (authorized capital)

b.      Modal ditempatkan (subscribed capital)

c.       Modal disetor penuh (paid up capital)

d.      Jumlah dan nilai total saham

6.      Keterangan mengenai rencana struktur modal saham pada tanggal pernyataan pendaftaran yang mencakup:

a.      Modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor.

b.      Rincian kepemilikan saham oleh pemegang saham yang memilik 5% atau lebih, Direksi dan Komisaris.

7.      Analisa dan pembahasan oleh manajemen secara singkat tentang:

Page 16: Laporan Keuangan Interim

a.      Kecendrungan yang diketahui, permintaan-permintaan, ikatan-ikatan, kejadian-kejadian atau kepastian yang mungkin dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan atau penurunan yang material terhadap likuiditas perseroan.

b.      Analisis atau pembahasan mengenai ikatan yang materiel untuk investasi barang modal dengan penjelasan tentang tujuan perikatan-perikatan tersebut, serta sumber dana yang diharapkan memenuhi perikatan-perikatan dimaksud.

c.       Analisis mengenai seberapa jauh hasil usaha atau keadaan keuangan perseroan pada masa yang akan datang:

Menghadapi resiko fluktuasi kurs dan suku bunga. Memberikan semua keterangan tentang semua pinjaman dan perikatan tanpa proteksi

kurs, yang dinyatakan dalam mata uang asing atau suku bunganya ditentukan terlebih dahulu.

d.      Analisis mengenai perkembangan materiel yang akan terjadi meliputi:

Kecenderungan keadaan persaingan Ketidakpuasan yang diketahui dapat meneyebabkan informasi keuangan yang telah

dilaporkan tidak memberikan indikasi atas hasil usaha dan keadaan keuangan pada masa yang akan dating.

e.      Uraian kejadian transaksi yang tidak normal terjadi atau perubahan yang penting dalam ekonomi yang dapat mempengaruhi jumlah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan keuangan yang telah diperiksa akuntan.

f.        Pembahasan, jika laporan keuangan dalam pernyataan pendaftaran mengungkapan perningkatan material dari penjualan atau penjualan bersih serta laba operasi perseroan selama tiga tahun atau selama perusahaan menjalankan usaha jika kurang dari tiga tahun.

g.      Bahasan mengenai prospek perusahaan dan proyeksi keuangan yang diungkapkan harus dipersiapkan dengan seksama serta objektif berdasarkan asumsi yang layak.

8.      Resiko usaha, disusun berdasarkan bobot resiko yang dihadapi, antara lain:

a.      Resiko peperangan

b.      Pasokan bahan baku

c.       Ketentuan Negara lain atau internasional

d.      Kebijakan pemerintah

9.      Kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan

10.  Keterangan tentang perseroan atau perusahaan, meliputi:

a.      Riwayat singkat perseroan, yang berisi penjelasan:

Page 17: Laporan Keuangan Interim

1)      Pendirian perseroan

Tanggal pendirian Pemegang saham Nama lengkap dan kegiatan usahanya Sifat dan akibat kepailitan perwakilan atau proses sejenis Uraian mengenai sifat dan akibat strukturisasi, penggabungan atau konsolidasi

perusahaan afiliasi penting Aktiva yang materiel yang dibeli di luar kegiatan usaha biasa Perubahan penting dalam menjalankan kegiatan usaha

2)      Kronologis singkat dokumen hokum yang berkaitan dengan:

Pendirian, dan Perubahan penting

3)      Perubahan kepemilikan saham setelah pendirian.

4)      Kejadian yang berkenaan dengan perkembangan perusahaan:

Perubahan sarana produksi Penggunaan teknologi baru

5)      Perjanjian penting yang menyangkut:

Lisensi Pembeli utama Penunjukan agen dan distributor tunggal produk penting Perjanjian teknis

6)      Gambaran semua sarana dan prasarana yang dikuasai, seperti tanah, gudang pabrik serta status hukumnya

7)      Hubungan dengan perusahaan lain:

Berdasar kepemilikan Berdasar pemegang saham yang sama, atau Factor lain

b.       Pengurusan dan pengawasan:

1)      Nama anggota direksi dan komisaris

2)      Uraian singkat identitas anggota direksi dan komisaris

Kewarganegaraan Umur (tanggal lahir) Jabatan sekarang dan sebelumnya Pengalaman kerja serta usaha yang relevan Pendidikan, sekolah bidang studi dan tahun tamat belajar

Page 18: Laporan Keuangan Interim

c.       Sumber daya manusia (SDM)

1)      Rincian pegawai menurut jabatan dan pendidikan

2)      Nama pendidikan atau latihan

3)      Tenaga kerja asing (jika ada)

4)      Sarana kesejahteraan (jika ada), meliputi pengobatan, transportasi, perjanjian tenaga kerja, Jamsostek, koperasi dan dana pension.

11.  Kegiatan dan prospek usaha

a)    Penjelasan mengenai sumber dan ketersediaan bahan baku serta tingkat ketergantungan pada permasalahan tertentu.

b)    Penjelasan mengenai proses produksi dan pengendalian mutu, uraian umum mengenai status pengembangan produksi dan jasa tertentu serta apakah pengembangan itu memerlukan investasi yang relative berarti.

c)    Kapasitas dan hasil peroduksi selama lima tahun terakhir atau sejak perseroan berdiri jika masih kurang lima tahun.

d)    Produksi dan jasa utama perseroan.

e)    Masa berlaku paten, merek, lisensi, franchise, konsesi serta pentingnya hal-hal itu bagi perusahaan.

f)     Besarnya ketergantungan perusahaan terhadap satu atau sekelompok pelanggan.

g)    Sifat musiman dari kegiatan usaha (jika ada)

h)    Kegiatan usaha sehubungan dengan modal kerja yang menimbulkan resiko khusus:

a.    Memiliki persediaan dalam jumlah besar

b.    Kemungkinan terjadi pengembalian barang-barang dagangan

c.     Pemberian pelanggaran mengenai syarat pembayaran kepada pelanggan

i)      Uraian tentang pesanan:

a.    Menumpuk atau tidak

b.    Perkembangan pesanan dalam tiga tahun terakhir

c.     Kemungkinan penumpukan pesanan pada masa yang akan datang

j)      Ketergantungan kontrak dengan pemerintah

Page 19: Laporan Keuangan Interim

k)    Keadaan persaingan

l)      Informasi singkat mengenai pengeluaran riset dan pengembangan

m)  Uraian tentang pemasaran:

a.    Daerah pemasaran produksi

b.    System penjualan dan distribusi

c.     Data mengenai angka-angka penjualan perusahaan yang dinyatakan dalam rupiah

n)    Prospek perusahaan sehubungan dengan industry, ekonomi secara umum dan pasar internasional.

12.  Ikhtisar data keuangan penting

Penjelasan laporan keuangan merupakan sumber data.ulbyobhz Penjelasan laporan keuangan telah diperiksa atau tidak oleh akuntan Data yang diajukan konsisten dengan laporan keuangan dengan menjelaskan akun

yang dipergunakan. Laporan keuangan yang relevan dengan usaha atau industry yang bersangkutan.

13.  Ekuitas

Keterangan mengenai ekuitas berdasat laporan keuangan yang diperksa akuntan:

a)      Tabel ekuitas yang menurut neraca ekuitas pertanggal laporan keuangan sebelum priode yang disajikan dalam laporan keuangan

b)      Uraian secara kronologis yang menggambarkan perubahan struktur permodalan dalam perusahaan-perusahaan:

Perubahan modal dasar, dan Perubsahan modal disetor dan nilai nominal perusahaan

c)      Perubahan struktur permodalan yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan terakhir (jika ada)

14.  Kebijakan dividen:

1)      Informasi dividen yang direncanakan

2)      Rentang jumlah presentase deviden yang direncanakan dikaitkan dengan laba biasa.

15.  Perpajakan

1)      Pajak yang berlaku baik bagi pemodal maupun bagi perusahaan

2)      Fasilitas khusus perpajakan yang diperoleh

Page 20: Laporan Keuangan Interim

16.  Nama dan alamat profesi dan lembaga penunjang pasar modal

17.  Pendapat dan laporan dari segi hokum:

1)      Keabsahan akta pendirian serta AD dan perubahan-perubahan AD

2)      Keabsahan izin dan persetujuan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan usaha atau kegiatan usaha yang direncanakan.

3)      Status kepemilikan aktiva secara material.

4)      Perkara perdata, pidana, perburuhan dan TUN serta tindakan hukum lain.

5)      Perikatan-perikatan dengan pihak ketiga.

6)      Permodalan perusahaan dan perubahan-perubahan yang direncanakan, dinyatakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, dan semua telah memperoleh  persetujuan yang diperlukan.

18.  Laporan keuangan

1)      Laporan akuntan berkenaan dengan laporan keuangan yang disajikan

2)      Menyajikan laporan keuangan untuk jangka waktu tiga tahun terakhir atau sejak berdirinya perusahaan, meliputi:

Neraca, Laporan rugi laba, Laporan saldo laba, Laporan arus kas, Catatan atas laporan keuangan, dan Laporan lain serta materi penjelasan integral laporan keuangan jika dipersyaratkan

seperti laporan komitmen dan kontigensi bagi perusahaan yang bergerak di bidang perbankan.

19.  Laporan penilai oleh Penilai yang ditunjuk.

20.  Anggaran Dasar (AD)

AD terakhir yang mendapat Keputusan Persetujuan atau telah diberitahukan kepada instansi terkait.

http://magisterhukumbisnis.wordpress.com/2011/11/29/proses-initial-public-offering-ipo-atau-go-public-suatu-perusahaan/

Pengertian Initial Public Offering (IPO)

Page 21: Laporan Keuangan Interim

Sebuah perusahaan yang akan go public dimana perusahaan tersebut melakukan initial public offering (IPO) sahamnya melalui perusahaan sekuritas yang menjadi penjamin emisi dan melalui agen-agen penjual yang ditunjuk.  IPO adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat (publik) melalui pasar modal. Investor bisa melakukan pembelian dengan memesan melalui penjamin emisi ataupun agen penjual.  Pada umumnya, jumlah saham yang didapatkan biasanya cenderung lebih sedikit dari pesanan.  Hal ini karena minat investor untuk membeli saham saat IPO biasanya sangat besar sehingga dilakukan penjatahan.

Proses Initial Public Offering (IPO)

Di Indonesia, prosedur sebuah perusahaan untuk go public mengikuti tiga tahapan utama yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal- LK (BAPEPAM-LK).  Tahap pertama adalah persiapan diri, kemudian tahap kedua adalah memperoleh ijin registrasi dari BAPEPAM-LK, dan ketiga adalah melakukan penawaran perdana ke publik dan memasuki pasar sekunder dengan mencatatkan efeknya di bursa.

http://nenygory.wordpress.com/2011/08/11/

LAPORAN KEUANGAN INTERIM

LAPORAN KEUANGAN INTERIM

 A.    PENDAHULUAN

Umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis adalah tahun fiskal penuh.

Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk periode akuntansi interim

sebagai bagian dari tahun fiskal. Laporan keuangan interim dikembangkan berdasarkan

pandangan yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan

periode tahunan.

Pada dasarnya, laporan keuangan interim menyediakan informasi mengenai kondisi

perusahaan kurang dari satu tahun. Laporan tersebut biasanya diterbitkan setiap tiga bulan

dan biasanya berisi informasi kumulatif dari awal tahun sampai dibuatnya laporan tersebut.

Sebelum tahun 1973, keseragaman isi dari laporan interim yang dibuat untuk para pemegang

saham sangat rendah. Ketidakseragaman dan semakin pentingnya laporan interim mendorong

dikeluarkannya APB Opinion Nomor 28 pada bulan Mei 1973.

Pengungkapan informasi segmen sebagaimana diatur dalam Statement of Financial

Accounting Standards (SFAS) Nomor 14 tentang Financial Reporting for Segments of

Business Enterprise tidak berlaku untuk pelaporan interim, kecuali jika laporan interim

Page 22: Laporan Keuangan Interim

tersebut berupa laporan keuangan yang dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan,

hasil operasi, dan perubahan posisi keuangan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang

Berterima Umum (PABU) atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

 A.    PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan

keuangan tahunan. Laporan keuangan interim: (1) harus dipandang sebagai bagian yang

integral dari periode tahuan; dan (2) dapat disusun secara bulanan, triwulanan, atau periode

lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai

standar akuntansi keuangan. Di Indonesia, laporan keuangan interim dimuat dalam

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 03 tentang Laporan Keuangan

Interim yang terdapat dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

 B.     SIFAT LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Secara konseptual, laporan keuangan interim (interim report) menyediakan informasi yang

lebih tepat waktu, tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan

(annual report). Laporan keuangan interim menunjukkan adanya trade-off antara ketepatan

waktu dan kehandalan data-data keuangan, karena memerlukan adanya estimasi untuk

melakukan review piutang, utang dagang/usaha, persediaan, dan informasi lainnya yang

mendukung pengukuran yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan. Kebutuhan

minimum pengungkapan sebagaimana diatur dalam APB Opinion Nomor 28 tidak

mewajibkan penyajian keuangan yang wajar hasil operasi dan posisi keuangan sesuai dengan

PABU.

Berdasarkan APB Opinion Nomor 28, masing-masing periode interim merupakan bagian

integral dari laporan tahunan (annual report). Hasil perhitungan periode interim harus

didasarkan pada prinsip akuntansi dan praktik yang digunakan dalam tahun terakhir

penyusunan laporan keuangan. Meskipun demikian, modifikasi tetap diperbolehkan untuk

menyesuaikan periode interim dengan periode tahunan supaya memiliki informasi yang

berarti. Sebagai contoh, laporan interim memodifikasi prosedur yang digunakan untuk

penghitungan biaya produksi dan biaya-biaya yang lain yang biasanya digunakan dalam

laporan tahunan.

C.    PANDANGAN SEHUBUNGAN DENGAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Page 23: Laporan Keuangan Interim

Pada umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis adalah tahun fiskal

penuh. Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk periode akuntansi

interim sebagai bagian dari tahun fiskal.

Pada dasarnya, ada dua pandangan sehubungan dengan laporan keuangan interim adalah

sebagai berikut.

1.  Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan

menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama, seperti

pada periode tahunan.

2.  Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan periode

tahunan.

Di Indonesia, laporan keuangan interim dikembangkan berdasarkan pandangan yang kedua

yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan.

E.       BIAYA PRODUK

Untuk menghitung biaya produk antara lain dapat digunakan dengan metode sebagai berikut.

1.      Metode Laba Kotor. Apabila perusahaan menggunakan metode ini untuk harga sediaan

selama masa interim, pengungkapan metode dan rekonsiliasi dengan sediaan tahunan perlu

dilakukan.

2.      Metode Last In First Out (LIFO). Jika sediaan LIFO dilikuidasi pada masa interim tetapi

metode tersebut akan diganti pada akhir tahun, harga pokok penjualan (cost of goods sold)

harus dimasukkan dalam biaya pergantian metode dari LIFO, sebagai konsekuensi likuidasi

interim. Sebagai contoh, sebuah perusahaan melakukan likuidasi 100 unit sediaan yang

diperhitungkan dengan LIFO pada tiga bulan pertama. Perusahaan tersebut akan

membebankan harga pokok/kos penjualan pada current cost 100 unit daripada historical cost

LIFO jika 100 unit tersebut akan digantikan pada akhir tahun. Kelebihan nilai current cost di

atas historical cost menunjukkan adanya kewajiban lancar pada neraca interim.

Dalam kasus perubahan metode sediaan LIFO, pengaruh kumulatif perubahan pada awal

periode tidak dapat dihitung. Jika perubahan tersebut dilakukan pada periode pertama, fakta

tersebut harus diungkap tetapi bukan jumlah pro forma. Jika perubahan dibuat pada periode

selanjutnya, perubahan tersebut diungkap bersamaan dengan informasi keuangan pada

periode interim sebelum perubahan.

 F. PENURUNAN NILAI PASAR PERSEDIAAN

Page 24: Laporan Keuangan Interim

Penurunan nilai pasar sediaan tidak ditangguhkan selama periode interim, kecuali jika

ditentukan secara temporer tidak ada kerugian yang akan terjadi selama setahun secara

keseluruhan.

G. SISTEM BIAYA STANDAR

Rencana varian berdasarkan sistem biaya standar yang diharapkan akan diserap pada akhir

tahun sebaiknya ditangguhkan pada masa interim.

H. BIAYA-BIAYA LAIN

Biaya Tahunan dalam Laporan Interim. Biaya yang dibebankan secara tahunan sebaiknya

dialokasikan ke periode interim. Prosedur alokasi harus konsisten dengan prosedur untuk

laporan tahunan. Biaya-biaya yang muncul dalam periode interim tidak ditangguhkan, kecuali

jika biaya-biaya tersebut akan ditangguhkan pada akhir tahun.

Biaya Iklan. Biaya iklan tidak ditangguhkan selama masa interim, kecuali jika manfaatnya

juga dapat dirasakan pada periode sesudahnya.

Pajak Penghasilan. Pajak penghasilan dalam laporan interim dibagi menjadi (a) pajak

penghasilan untuk penghasilan dari operasional tidak termasuk item-item yang bukan biaya

atau jarang terjadi, dan (b) pajak penghasilan untuk item yang tidak biasa, pemberhentian

operasi dan item luar biasa. Biaya pajak penghasilan untuk masa interim berdasarkan pada

estimasi tarif pajak efektif tahunan untuk pendapatan kena pajak (PKP) yang berasal dari

operasi tidak termasuk item-item luar biasa. Estimasi pajak penghasilan tahunan dikurangi

dengan pajak penghasilan yang telah diakui pada periode sebelumnya menjadi beban pajak

periode kini. Pengaruh pajak untuk item-item yang tidak biasa diperhitungkan secara terpisah

dan ditambahkan pada periode interim di mana item ini dilaporkan. Gain dan loss untuk

pemberhentian operasi dan item luar biasa dilaporkan dalam laporan tahunan. 

I.    PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 03 tentang Laporan Keuangan

Interim berlaku untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan

interim oleh peraturan perundangan yang berlaku, misalnya: pasar modal, dan lain-lain.

Untuk industri yang telah diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) industri yang

bersangkutan secara khusus, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus

tersebut.

Page 25: Laporan Keuangan Interim

Laporan keuangan interim meliputi: (1) neraca; (2) laporan laba/rugi; (3) saldo laba interim;

(4) laporan arus kas; dan (5) catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan interim harus

menyajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan

laba/rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode

interim terakhir yang dilaporkan (year-to-date).

Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak

lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai laporan

keuangan tahunan. Kalau suatu aktiva dan kewajiban dapat atau harus direalisasikan dalam

jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca interim, maka aktiva tersebut digolongkan sebagai

lancar; atau kewajiban tersebut digolongkan sebagai jangka pendek; kalau tidak aktiva

tersebut digolongkan sebagai tidak lancar atau kewajiban tersebut digolongkan sebagai

jangka panjang.

Khusus untuk perusahan tertentu, antara lain bank dan asuransi, yang mempunyai metode

khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus dilakukan sesuai

dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. 

J.   PENGUNGKAPAN RINGKASAN DATA KEUANGAN INTERIM

Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan

keuangan interim, maka data berikut merupakan data minimum yang harus dilaporkan:

1.      Pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa (termasuk

pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif perubahan akuntansi,

perubahan akuntansi, dan laba bersih.

2.      Data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan.

3.      Pendapatan dan beban musiman.

4.      Perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan.

5.      Pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa, dan tidak sering terjadi.

6.      Kewajiban kontinjen.

7.      Perubahan akuntansi.

8.      Perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.

Laporan keuangan interim terakhir, misalnya laporan keuangan interim triwulan keempat,

tidak perlu disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan

Page 26: Laporan Keuangan Interim

laporan keuangan tahunan. Dalam hal laporan keuangan interim triwulan keempat hendak

diterbitkan, maka penerbitannya dilakukan bersamaan dengan penerbitan laporan keuangan

tahunan. Di samping itu, isi dari laporan keuangan interim triwulan keempat harus

merupakan selisih dari laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan interim sebelumnya

tahun yang bersangkutan. 

K. SIMPULAN

Dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual surat berharga di pasar modal,

laporan keuangan interim menjadi semakin diperlukan pemakai laporan keuangan

membutuhkan laporan keuangan perusahaan secepat mungkin untuk memberikan gambaran

tentang kegiatan perusahaan. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang

diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan.

Tuntutan pengungkapan untuk laporan interim ditemukan dalam APB Opinion Nomor 28 dan

diamandemen dalam FASB Statement Nomor 3 dan FASB Interpretation Nomor 18. Laporan

interim menyediakan informasi yang tepat waktu. Meskipun demikian, sebagian besar

informasinya didasarkan pada estimasi dan laporan yang tidak diaudit. Setiap laporan interim

merupakan bagian integral dari laporan tahunan. Laporan interim ditentukan berdasarkan

prinsip akuntansi yang digunakan dalam laporan tahunan tahun sebelumnya. Meskipun

demikian, beberapa modifikasi mungkin diperlukan untuk menyusun laporan interim sebagai

pelengkap laporan tahunan.

Semoga bermanfaat.

http://aguskemponk28.blogspot.com/2012/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_19.html

IPO

Minggu, 14 November 2010 | 04:18 WIB

Adler Haymans Manurung - praktisi keuangan

IPO menjadi sebuah kata yang sangat terkenal bagi kita dalam dua minggu ini, terutama dalam kasus PT Krakatau Steel, Tbk. IPO adalah sebuah aktivitas penawaran saham kepada masyarakat dengan mengikuti proses sesuai undang-undang yang dikenal dengan Undang-Undang Pasar Modal. Masyarakat bisa membeli saham perusahaan tersebut melalui perusahaan sekuritas yang mempunyai periode penawaran. Perusahaan yang ingin melakukan penawaran saham kepada publik setidaknya ada tahapan yang dilalui dan sering kali harus dilaksanakan.

Page 27: Laporan Keuangan Interim

Tahap awal yang dilakukan adalah meminta persetujuan akan dilakukan penawaran saham kepada publik kepada pemegang saham yang ada melalui mekanisme RUPS. Apabila RUPS telah menyetujui penawaran saham kepada masyarakat, direksi bisa menindaklanjutinya. Salah satu tindak lanjut dari hasil RUPS tersebut dewan direksi bisa membuat tim untuk menangani proses IPO (initial public offering) tersebut.

Dalam melaksanakan IPO, perusahaan tidak bisa melakukannya dan harus dibantu oleh pihak lain yang dikenal dengan profesi pasar modal dan lembaga penunjang pasar modal serta perusahaan sekuritas sebagai mitra dalam proses IPO ini. Sementara itu, profesi tersebut adalah akuntan, konsultan hukum, dan notaris, sedangkan lembaga penunjang pasar modal adalah lembaga penilai dan biro administrasi efek. Perusahaan sekuritas yang memimpin semua pihak yang berpartisipasi dalam proses IPO tersebut. Penentuan harga IPO ditentukan oleh perusahaan sekuritas dan perusahaan yang ingin IPO, di mana saat ini dilakukan dengan book-building. Harga IPO biasanya diminta dengan harga yang tinggi oleh perusahaan yang ingin go public dan perusahaan sekuritas selalu meminta dengan harga yang lebih rendah dengan berbagai alasan, baik hasil book-building maupun yang lain. Alasan utama diminta harga rendah karena perusahaan sekuritas tidak menginginkan investornya mengalami kerugian ketika berinvestasi pada saham tersebut agar pada IPO perusahaan lain maka investor tersebut ikut berpartisipasi untuk membeli saham.

Perusahaan

Titik awal memulai IPO setelah ada hasil RUPS dengan menunjuk konsultan hukum dan notaris agar semua aktivitas yang dilakukan tidak melanggar hukum yang ada. Tindakan yang dilakukan yaitu meningkatkan modal dasar perusahaan dan mengubah AD/ART agar memenuhi. Tindakan ini juga mengubah perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka sehingga perusahaan tersebut selalu mencantumkan singkat pendek ”Tbk” setelah nama perusahaan. Peningkatan modal dasar dan juga modal setor harus disesuaikan dengan undang-undang yang berlaku.

Persyaratan IPO bisa diperoleh dari Bapepam, baik langsung maupun melalui website yang dimiliki lembaga tersebut, bahkan perusahaan bisa mendapatkan dari perusahaan sekuritas. Persyaratan ini yang perlu dipersiapkan oleh perusahaan dengan pihak-pihak yang turut berpartisipasi dalam IPO tersebut. Salah satu syarat yang harus diperhatikan perusahaan adalah laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik. Laporan keuangan yang telah diaudit tersebut hanya berlaku 180 hari sampai terbitnya surat efektif dari Bapepam. Misalkan, bila perusahaan menggunakan laporan audit 30 Juni, laporan ini hanya berlaku sampai Desember sehingga proses IPO harus dilakukan selama enam bulan dan surat efektif dari Bapepam sudah keluar.

Jika kelengkapan dokumen sudah terkumpul, perusahaan dibantu perusahaan sekuritas mendaftarkannya ke Bapepam yang dikenal dengan pernyataan pendaftaran. Ketika perusahaan mengajukan pernyataan pendaftaran ke Bapepam, perusahaan harus transparan dan wewenang Bapepam untuk membuat saham tersebut menjadi wajar dan teratur. Apabila pemeriksaan dokumen yang dilakukan oleh Bapepam sudah memenuhi syarat, Bapepam menerbitkan surat efektif atas IPO saham perusahaan tersebut.

Selanjutnya, setelah surat efektif diperoleh dari Bapepam, perusahaan dengan perusahaan sekuritas melakukan public expose untuk mendapatkan investor walaupun sebenarnya kebanyakan investor perusahaan sekuritas tersebut. Kemudian perusahaan sekuritas

Page 28: Laporan Keuangan Interim

melakukan book-building atas harga saham. Ada periode penawaran saham yang lamanya sekitar tiga hari untuk mendapatkan pembeli atas saham tersebut. Pada saat ini ketahuan siapa sebenarnya pembeli saham tersebut. Jika saham tersebut dianggap murah dan berkualitas, saham tersebut menjadi hot issue sehingga permintaan meningkat. Investor yang pintar akan melipatgandakan pesanannya dan investor yang tidak pintar ikut membeli saham tersebut. Apabila saham tersebut biasa saja, pembelinya kebanyakan investor yang tidak pintar dan sedikit yang pintar. Artinya, investor yang yang tidak pintar selalu terpojok sehingga investor tidak heran jika tidak mendapat jatah untuk saham-saham yang hot issue, seperti saham IPO Krakatau Steel.

Restrukturisasi

Salah satu proses yang cukup menarik dilakukan perusahaan sebelum IPO dilaksanakan adalah melakukan restrukturisasi perusahaan. Restrukturisasi ini perlu dilakukan untuk membuat perusahaan lebih menarik agar lebih laku dijual. Restrukturisasi yang dilakukan adalah bagaimana membuat nilai perusahaan dari harga Rp 500 menjadi Rp 750 atau bahkan jauh lebih tinggi. Tindakan ini diperlukan oleh pemilik karena pemilik telah lama mengoperasikan perusahaan sehingga perlu mendapatkan goodwill atau premium atas penjualan saham yang dilakukannya. Restrukturisasi ini sering juga disebut dengan rekayasa perusahaan agar lebih menarik. Rekayasa yang dilakukan sangat beragam dan rekayasa ini diketahui oleh orang-orang Indonesia bukan dari kita, tetapi dari asing yang menawarkan konsultan di Indonesia untuk perusahaan yang ingin go public. Besaran rekayasa ini bervariasi tergantung keinginan pemilik saham lama dan lakunya saham dijual. Bahkan, penulis mensinyalir hampir semua saham di bursa mengalami rekayasa. Tak heran, ada beberapa perusahaan BUMN yang melakukannya dan bisa dideteksi sehingga perusahaan mendapat penalti, baik direksi maupun perusahaan itu sendiri.

Perlukah investor melakukan investasi pada saham yang sedang IPO. Beberapa pihak investor yang bercerita bahwa setiap ada IPO investor tersebut mengikuti dan menjualnya pada hari pertama saham tersebut ditransaksikan. Investor tersebut selalu mengalami keuntungan minimum sebesar 5 persen dan jangka waktu atas investasi tersebut tidak lebih dari dua minggu. Artinya, investor tersebut telah memperoleh tingkat pengembalian yang cukup tinggi apabila disetahunkan mencapai 250 persen. Berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan Rock (1986) bahwa semua saham yang ditawarkan pada saat IPO mempunyai harga yang rendah sehingga investor akan mengalami keuntungan ketika diperdagangkan pada hari pertama.

Empiris dan praktik yang terjadi telah saling mendukung sehingga investor jangan lupa untuk berinvestasi pada IPO. Tetapi, ada juga saham yang diperdagangkan pada hari pertama turun dari harga IPO-nya, misalnya saham Semen Gresik yang harganya drop dari Rp 7.000 ke harga Rp 6.550 pada hari pertama transaksi saham ini.

KOMPAS

http://idhamazhari.blogspot.com/2010/11/ipo.html

Page 29: Laporan Keuangan Interim

LAPORAN INTERIM

Filed under: MATERI KULIAH — Tinggalkan komentar Oktober 1, 2010      Rate This

LAPORAN KEUANGAN INTERIM

2.1 Laporan Keuangan Interim

Laporam keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan.

Laporan keuangan interim ;

Harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, trriwulan atau periode lain yang kurang dari setahun

dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.

2.1.1 Pandangan Sehubungan Dengan Laporan Keuangan Interim

Dua pandangan sehubungan dengan laporan keuangan interim adalah sebagai berikut :

1. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama seperti pada periode tahunan.

2. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan periode tahunan.

Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan pandangan kedua yang menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan.

2.1.2 Pelaporan dan Pengungkapan

Unsur yang sama antara pelaporan keuangan intrim dengan pelaporan keuangan tahunan adalah :

1. Dasar pengakuan pendapatan2. Kebijakan akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada perubahan

dalam standar akuntansi.

Page 30: Laporan Keuangan Interim

3. Penyajian penggolongan aktiva sebagai lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai jangka pendek dan jangka panjang.

2.1.3 Biaya dan Beban

Pelaporan biaya dan beban diklasifikasikan dalam dua kelompok yaitu :

1. Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan atas dasar yang sama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan kecuali untuk persediaan dengan modifikasi sebagai berikut :

1. Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor dalam menentukan nilai persediaan atau metode lain yang berbeda dengan metode yang digunakan dalam penilaian persediaan aktif tahun, harus mengungkapkan hal tersebut dalam laporan keuangan interim.

2. perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan biaya standar tidak perlu melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya aktual yang terjadi, jika selisih biaya tersebut tidak meterial atau diharapkan bisa diselesaikan pada akhir tahun. Pengaruh dari penyimpangan yang tidak direncanakan dan tidak diperkirakan harus dilaporkan pada kahir periode interim dengan prosedur yang sama seperti yang digunakan pada akhir tahun.

3. Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar tidak boleh ditangguhkan untuk dibebankan ke periode di luar periode penurunan harga tersebut. Pemulihan harga yang sama boleh diakui sebagai keuntungan pada periode interim selanjutnya, keuntungan yang diakui tidak boleh melebihi kerugian yang telah dibebankan pada periode sebelumnya.

2. Biaya dan beban lain-lain

Untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-lain termasuk produksi dibebankan atas dasar yang sama seperti periode tahunan.

2.1.4 Pendapatan dan Beban Musiman

Laporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan dan beban periode interim tersebut. Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan dengan periode sebelumnya memberi manfaat yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh kondisi-kondisi sebagai berikut :

1. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (tren) posisi keuangan dan kinerja.

2. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman dari kegiatan usaha.

3. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.

4. Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.

2.1.1 Penyisihan Pajak Penghasilan

Page 31: Laporan Keuangan Interim

Pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak penghasilan untuk dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak penghasilan periode interim harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang dianut pada akhir tahun.

2.1.2 Penghapusan Segmen Usaha, Pos Luar Biasa, Transasksi Tidak Biasa dan Tidak Sering Terjadi Serta Kewajiban Kontijen

Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.

Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam mennetukan materialitas, pos luar biasa harus dihubungikan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.

Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laproan laba rugi periode interim.

Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca diungkapkan dalam laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunana. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunana sampai kewajiban kontinjen itu terselesaikan.

2.1.3 Perubahan Akuntansi

Perubahan akuntansi dalam periode interim yang memerlukan penyesuaian harus dilaporkan dalam periode interim saat perubahan itu terjadi dengan cara yang sama seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan sebagaimana yang diatur dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan kebijakan Akuntansi.

Perusahaan berkewajiban mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan bila mengetahui akan ada perubahan akuntansi dalam periode laporan keuangan interim berikutnya.

Laporan keuangan interim harus menunjukkan perubahan akuntansi :

1. yang terjadi pada periode interim yang dilaporkan. 1. yang terjadi pada periode interim sebelumnya dalam tahun buku yang sama,

bila berpengaruh material pada periode interim yang dilaporkan.

Bila dalam menentukan materialitas pelaporan pengaruh kumulatif dari perubahan akuntansi atau koreksi kesalahan, jumlah yang ada harus dihubungkan dengan estimasi perndapatan setahun penuh dan kecenderungan laba pada periode interim berikutnya dalam tahun buku yang sama. Perubahan yang material bila dikaitkan dengan suatu periode interim tetapi tidak material bila dikaitkan dengan estimasi pendapatan setahun penuh atau dengan kecenderungan laba harus diungkapkan secara tersendiri dalam periode interim tersebut.

Page 32: Laporan Keuangan Interim

2.1.4 Penyajian Laporan Keuangan Interim

Pernyataan ini berlaku untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan pelaporan keuangan interim pleh peraturan perundangan yang berlaku, misalnya pasar modal, dan lain-lain. Untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang berasngkutan secara khusus, misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut.

Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku sampai dengan periode interim terkahir yang dilaporkan (year-to-date).

Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai laporan keuangan tahunan. Kalau suatu angka dan kewajiban dapat atau harus direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca interim, maka aktiva tersebut digolongkan sebagai lancar, atau kewajbian tersebut digolongkan sebagai jangka pendek, kalau tidak aktiva tersebut digolongkan sebagai tidak lancar atau kewajiban tersebut digolongkan sebagai jangka panjang.

Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan asuransi yang mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus dilakukan sesuai d standar akuntansi keuangan yang berlaku.

2.1.5 Pengungkapan Ringkasan Data Keuangan Interim

Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan keuangan interim, data berikut merupakan data minimum yang harus dilaporkan :

1. Pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa (termasuk pengaruh terhadap pajak pnghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif perubahan akuntansi, perubahan akuntansi dan laba bersih.

2. Data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan.3. Pendapatan dan beban musiman.4. Perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan.5. Pelepasan suatu segen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan tidak sering

terjadi.6. Kewajiban kontinjen.7. Perubahan akuntansi, dan8. Perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.

Suatu perubahan kebijakan akuntnasi harus diterapkan secara retrospektif dengan melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan dengan periode sebelumnya sebagai suatu penyesuaian pada saldo awal periode (retained earnings), kecuali jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar. Informasi komparatif harus dinyatakan kembali, kecuali jika untuk melaksanakannya dianggap tidak praktis.

Page 33: Laporan Keuangan Interim

Pengaruh perubahan akuntansi terhadap hasil keuangan periode interim pada periode interim berikutnya harus diungkapkan.

Laporan keuangan interim terakhir, misalnya triwulan keempat tidak perlu disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan laporan keuangan tahunan. Dalam hal laporan keuangan interim triwulan keempat hendak diterbitkan, maka penerbitannya dilakukan bersamaan dengan penerbitan laporan keuangan tahunan. Di samping itu, isi dari laporan keuangan interim triwulan keempat harus merupakan selisih dari laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan interim sebelumnya tahun yang bersangkutan.

2.1.6 Tanggal Efektif

Pernyataan ini berlaku untuk penyusunan laporan keuangan interim yang mencakupi periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. penerapan lebih dini sangat dianjurkan.

http://kuliahnurinfo.wordpress.com/2010/10/01/laporan-interim/