laporan keswis

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada November 2013 mencapai 807.400 wisatawan atau naik sekitar 12,16 persen dibandingkan dengan jumlah wisatawan asing pada Oktober sebanyak 719.900 orang. Angka ini adalah rekor baru jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Secara kumulatif, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada Januari hingga November 2013 mencapai 7,94 juta orang atau meningkat 9,12 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012. Bali merupakan daerah tujuan wisata internasional, yang diminati oleh wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara (internasional). Di Bali sendiri ada banyak kawasan wisata dan obyek wisata yang sudah dikenal sejak dahulu kala. Pulau Bali semakin diminati oleh wisatawan, yang tercermin dari jumlah kunjungan wisatawan yang cendrung meningkat dari tahun ke tahun, juga jumlah kamar hotel dan juga jumlah restaurant yang semakin bertambah.

Upload: ude-wewel

Post on 16-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Health Travellers

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada November 2013 mencapai 807.400 wisatawan atau naik sekitar 12,16 persen dibandingkan dengan jumlah wisatawan asing pada Oktober sebanyak 719.900 orang. Angka ini adalah rekor baru jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Secara kumulatif, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia pada Januari hingga November 2013 mencapai 7,94 juta orang atau meningkat 9,12 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012. Bali merupakan daerah tujuan wisata internasional, yang diminati oleh wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara (internasional). Di Bali sendiri ada banyak kawasan wisata dan obyek wisata yang sudah dikenal sejak dahulu kala. Pulau Bali semakin diminati oleh wisatawan, yang tercermin dari jumlah kunjungan wisatawan yang cendrung meningkat dari tahun ke tahun, juga jumlah kamar hotel dan juga jumlah restaurant yang semakin bertambah. Wisatawan mancanegara (wisman) yang menikmati liburan di Bali periode Januari-November 2014 mencapai 3,41 juta orang, naik 14,78 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 2,97 juta orang.

Suatu hal yang tidak mungkin hilang dalam kenyataan adalah konsep rwa-bineda, baik-buruk. Konsep ini juga berlaku bagi dunia pariwisata di Pulau Bali ini. Sisi baik yang diberikan oleh kegiatan pariwisata di Pulau Bali, jelas sudah dirasakan bersama oleh segenap masyarakat Pulau Bali, misalnya : Meningkatnya taraf hidup masyarakat, Pesatnya pembangunan, Pertukaran Budaya, Berkurangnya pengangguran. Sisi tidak baik yang disumbangkan oleh kegiatan pariwisata-pun tentunya tidak dapat dielakkan, seperti : pencemaran lingkungan (udara, sampah plastik, air, tanah, suara), lunturnya nilai-nilai luhur warisan budaya nenek moyang (komodifikasi budaya, hilangnya ke-balian orang bali) dan munculnya masalah sosial dan kesehatan (judi, minuman keras, pelacuran, dsb)

Perkembangan kawasan pariwisata tentunya tidak tumbuh begitu saja tanpa ada suatu usaha yang dilakukan, oleh karena itu maka ketersedian sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor ini dan agar dapat menjadi salah satu sektor andalan. Namun, Kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari industri wisata. Bagi pengembang dan penyelenggara kagiatan wisata, kualitas lingkungan harus mendapat perhatian utama. Jika kualitas suatu daerah tujuan wisata menurun, maka tempat tersebut cenderung diabaikan. Perkembangan pariwisata global yang demikian pesat saat ini tidak saja berdampak terhadap peningkatan perekonomian nasional tetapi juga sekaligus berdampak negatif karena begitu terbukanya peluang masuk keluarnya wabah penyakit yang dibawa oleh wisatawan dari suatu negara ke negara yang lain yang meliputi penyakit-penyakit yang sedang berjangkit saat ini, penyakit menular baru (New Emerging Diseases) seperti :Hand Foot and Mouth Diseases (HFMD) di Singapura, Rit Valley Fever di Saudi Arabia dan Yaman maupun penyakit-penyakit menular lama yang timbul kembali (Reemerging Diseases) seperti TBC Paru, Malaria, Ebola. Untuk mengantisipasi ancaman tersebut secara internasional telah diatir oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) di dalam International Health Regulation (IHR). Kesehatan wisata dimulai sejak berangkat dari rumah untuk melakukan wisata, selama perjalanan sampai di tempat tujuan dan kembali dengan aman dan nyaman ke tempat asalnya sehingga wisatawan tersebut `tidak jera untuk kembali mengunjungi daerah wisata yang telah dikunjunginya. Dalam siklus perjalanan wisata itu, kesehatan wisata termasuk upaya pencegahan penyakit, tindakan pengobatan jika diperlukan dan kesiapan repatriasi ke tempat yang memadai ke negara asalnya sehingga perlu adanya upaya perlindungan kesehatan terhadap wisatawan dimana kesehatan tidak hanya berarti sehat secara fisik tetapi juga sehat secara mental, sosial dan spiritual. Dengan demikian upaya perlindungan kesehatan terhadap wisatawan meliputi beberapa faktor antara lain :1. Makanan dan minuman yang sehat sehingga tidak menimbulkan gangguan pencernaan (diare).2. Tempat wisata yang aman sehingga tidak menimbulkan kecelakaan Wisatawan merasa aman dan tidak di teror dalam istirahatnya atau suasana yang nyaman (tidak bisa tidur, ditakut-takuti, ditonton, dan sebagainya).3. Wisatawan perlu keamanan sosial, tidak dirampok/dicuri barang-barangnya.4. Wisatawan dapat melakukan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan/agama masing-masing.5. Dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memenuhi standar pelayanan bila mereka jatuh sakit.6. Bila diperlukan dapat melakukan evakuasi secara cepat ke negara tempat asalnya.Pedoman bagi usaha pariwisata dalam mengupayakan kesehatan wisata di tempat usahanya harus meliputi : Mengupayakan lingkungan yang bersih setiap waktu, demikian juga fasilitas restoran dan WC umum, menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah dalam jumlah memadai di tempat-tempat strategis, menyediakan fasilitas pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan, pemberian papan-papan peringatan pada tempat-tempat yang rawan kecelakaan yang dapat membahayakan pengunjung.Bali sebagai daerah pariwisata keberadaan akomodasi pariwisata seperti hotel, rumah makan, restorant dan obyek wisata seperti pasar oleh oleh sangat memegang peranan penting dalam menunjang keberadaan bisnis pariwisata. Sarana akomodasi yang sesuai dengan standar akan dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi wisatawan sehingga kunjungan wisata bisa meningkat. Makalah ini akan membahas upaya kesehatan wisata untuk mencegah penyebaran penyakit melalui kegiatan pariwisata, serta meningkatkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat yang bertempat di Erlangga 2 yaitu salah satu tempat pusat penjualan oleh oleh khas Bali yang berada di wilayah Kota Denpasar. Dimana jumlah kunjungan perharinya pada saat ramai yaitu bisa mencapai 1000 orang wisatawan.1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan kunjungan ini adalah untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan pasar Oleh-Oleh Erlangga II dalam rangka menciptakan upaya kesehatan wisata bagi pengunjung baik domestik maupun internasional.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui gambaran umum pasar Oleh-Oleh Erlangga II.2) Untuk mengetahui kondisi fasilitas sanitasi yang tersedia di Pasar Oleh-Oleh Erlangga II.3) Untuk mengetahui system keamanan di Pasar Oleh-Oleh Erlangga II.4) Untuk mengetahui fasilitas penunjang lainnya yang tersedia di Pasar Oleh-Oleh Erlangga II.1.3 ManfaatDapat memberikan informasi terkait dengan upaya kesehatan di tempat wisata khusunya bagi pengelola Pasar Oleh-Oleh Erlangga II sehingga dapat diaplikasikan dalam rangka mengadakan perbaikan maupun penyempurnaan fasilitas-fasilitas tersedia bagi pengunjung.BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian WisataWisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari yang dilakukan secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (UU no.9 thn 1990 pasal 1). Adapun pengertian wisata mengandung unsur-unsur yaitu kegiatan perjalanan, dilakukan secara sukarela, bersifat sementara dan perjalanan seluruhnya dan sebagian bertujuan untuk objek dan daya tarik wisata atas dasar itu maka wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata(UU no.9 thn 1980 pasal 1).Objek dan daya tarik wisata adalah yang menjadi sasaran dalam perjalanan wisata yang meliputi :1. Seperti pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan Ciptaan Tuhan YME, yang berujud keadaan alam dan flora dan fauna tumbuhan hutan tropis serta binatang langka.2. Karya manusia berujud museum peninggalan sejarah seni budaya wisata argo(pertanian) wisata tirta(air) wisata petualangan taman rekreasi dan tempat hiburan

3. Sasaran wisata minat khusus seperti berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat-tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat siarah.(buku panduan sadar wisata). Menurut Mathiesen dan wall (1982) bahwa wisata adalah kegiatan bepergian dari dan ketempat tujuan lain diluar tempat tinggalnya, wisata atau rekreasi sering dilakukan untuk senang-senang atau bersantai.2.2Kebijakan Pemerintah tentang Kepariwisataan.Mengingat pariwisata Indonesia kini berkembang dengan pesat dan perolehan devisa semakin bertambah, karenanya sebagai kebijaksanaan pembangunaan 5 tahun ke- VI disektor pariwisata ini Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR ), dengan ketetapan NO. II/ MPR/ 1993. mengenai Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bab IV merumuskan bahwa, pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisaa menjadi sector andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan sector lain yang terkait, sehingga lapangan kerja pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, dan pendapatan Negara serta peningkatan peneriamaan devisa Negara melalui upaya pengembangan dan pendaya gunaan berbagai potensi kepariwisataan nasioanal.(Pendit, N, S. 1994 : 11).Sebagai antispasi perkembangan dunia pariwisata yang telah mengglobal sifatnya, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 9. tahun 1996 tentang kepariwisataan, dengan ketentuan sebagai berikut.1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan pariwisata.3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungandengan wisata,termasuk pengusaha obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelengarakan jasa pariwisata atau menyediakan, mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait dibidang tersebut.2.3 Gangguan penyakit-penyakit menular karena perjalanan wisata Sesuai International Travel and Health 2001 yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), gangguan kesehatan utama yang dapat terjadi karena perjalanan wisata adalah :

1. Gangguan kesehatan karena lingkungan

Travel sickness

Bathing / diving

Altitude

Heat and humidity

Sun

Insect

Other Animals

Accidents2. Gangguan kesehatan karena makanan dan minuman

Diarrhoea

Viral Hepatitis type A and E

3. Sexually Transmitted Diseases (STD)

HIV

Hepatitis B

4. Malaria

5. Dengue and DHF

6. Tuberculosis

7. Vaccinations

8. Special Situations

Extended Travel

Pregnancy

Children

Chronoc Diseases

The disabled

Lain lain :

1. Transfusi Darah

2. Medical Kit untuk turis / travelers

3. Pemeriksaan setelah perjalanan wisata

4. Beberapa catatan untuk para penyelenggara wisata2.4 Pengertian Pasar Menurut Arifin (2009) pengertian pasar adalah suatu tempat tertentu, bertemunya antara penjual dengan pembeli termasuk fasilitasnya dimana penjual dapat memperagakan barang dagangannya dengan membayar retribusi. Sedangkan menurut Adhyzal (dalam Zafirah 2011) pasar dalam arti yang sempit adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dan jasa. Sedangkan dalam pengertian secara luas pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk menjual barang/jasa dan pembeli yang menggunakan uang untuk membeli barang dengan harga tertentu.

2.4 Klasifikasi Pasar Pasar menurut sifat atau jenis barang yang diperjualbelikan disebut juga pasar konkrit. Pasar konkrit (pasar nyata) adalah tempat di mana pembeli dan penjual bertemu secara langsung untuk memperjualbelikan barang dan jasa (Deliarnov 2007). Barang-barang yang diperjualbelikan di pasar konkrit terdiri atas berbagai jenis barang yang ada di tempat tersebut. Contoh pasar konkrit yaitu pasar tradisional, supermarket, dan swalayan. Namun ada juga pasar konkrit yang menjual satu jenis barang. Misalnya pasar buah hanya menjual buah- buahan, pasar hewan hanya melayani jual beli hewan, pasar sayur hanya menjual sayur-mayur (Maryanti 2007).

Pasar konkrit pada kenyataannya dapat dikelompokkan menjadi berbagai bentuk yaitu pasar konkrit berdasarkan manajemen pengelolaan, manajemen pelayanan, jumlah barang yang dijual, banyak sedikit barang yang dijual, dan ragam barang yang dijual (Maryanti 2007).

1) Berdasarkan manajemen pengelolaan

a) Pasar tradisional.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi secara langsung dan biasanya ada proses tawar menawar. Bangunan pasar biasanya terdiri atas kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang disediakan oleh penjual maupun suatu pengelola pasar (Malano 2011: 62).

b) Pasar modern.

Pasar modern adalah pasar yang dibangun oleh pihak pemerintah, swasta, dan koperasi yang dikelola secara modern dengan fasilitas yang lebih baik dari pasar tradisional. Pasar modern memiliki fasilitas parkir yang luas, ruang ber-AC, kasir yang berjajar, bersih, dan luas.. Modal usaha yang dikelola oleh pedagang jumlahnya besar dan biasanya penjual memasang label harga pada setiap barang. Contoh pasar modern yaitu plaza, supermarket, hipermart, dan Shopping Centre (Alamsyah 2009). 2) Berdasarkan manajemen pelayanan pasar terbagi :

Pasar swalayan (supermarket).

Pasar swalayan adalah pasar yang menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat, pembeli bisa memilih barang secara langsung dan melayani diri sendiri barang yang diinginkan. Seperti sayuran, beras, daging, perlengkapan mandi sampai radio dan televisi.

Pertokoan (Shopping Centre).

Shopping Centre (pertokoan) adalah bangunan pertokoan yang berderet-deret di tepi jalan. Shopping Centre berbentuk ruko yaitu perumahan dan pertokoan, sehingga dapat dijadikan tempat tinggal pemiliknya atau penyewa.

Mall/plaza/supermall.

Mall/plaza/supermall adalah tempat atau bangunan untuk usaha yang lebih besar yang dimiliki/disewakan baik pada perorangan, kelompok tertentu masyarakat, atau koperasi. Pasar ini biasanya dilengkapi sarana hiburan, rekreasi, ruang pameran, gedung bioskop, dan seterusnya.

2) Berdasarkan jumlah barang yang dijual.

a) Pasar eceran.

Pasar eceran adalah tempat kegiatan atau usaha perdagangan yang menjual barang dalam partai kecil. Contoh toko-toko kelontong, pedagang kaki lima, pedagang asongan, dan sebagainya.

b) Pasar grosir.

Pasar grosir adalah tempat kegiatan/usaha perdagangan yang menjual barang dalam partai besar, misalnya lusinan, kodian, satu dos, satu karton, dan lain-lain. Pasar grosir dimiliki oleh pedagang besar dan pembelinya pedagang eceran. Contoh: pusat-pusat grosir, makro, dan sebagainya 2.5 Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pasar

Persyaratan kesehatan lingkungan pasar menurut Kepmenkes No. 519 Tahun 2008 antara lain mencakup lokasi pasar, bangunan, sanitasi pasar, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), keamanan, dan fasilitas lainnya.

A. Lokasi Pasar 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Setempat (RUTR),

2. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti banjir dan sebagainya, 3. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan atau daerah jalur pendaratan penerbangan, termasuk sempadan jalan,

4. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah atau bekas lokasi pertambangan,

5. Mempunyai batas wilayah yang jelas, antara pasar dan lingkungannya. B. Bangunan Pasar Persyaratan bangunan pasar yakni sebagai berikut:

1. Umum

Bangunan dan rancang bangun harus dibuat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

2. Ruang Kantor Pengelola

a. Ruang kantor memiliki ventilasi minimal 20% dari luas lantai,

b. Tingkat pencahayaan ruangan minimal 100 lux,

c. Tersedia ruangan kantor pengelola dengan tinggi langit-langit dari lantai sesuai ketentuan yang berlaku,

d. Tersedia toilet terpisah bagi laki-laki dan perempuan,

e. Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir (Mukono, 2006).

3. Tempat Penjualan Makanan Jadi/Siap Saji

a. Tempat penyajian makanan tertutup, bahan tahan karat, permukaan rata, mudah dibersihkan, dan tinggi minimal 60 cm dari lantai,

b. Tempat cuci tangan dilengkapi sabun dan ari yang mengalir,

c. Tempat cuci peralatan harus kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan,

d. Tempat sampah terpisah antara sampah basah dan kering, kedap air, dan bertutup,

e. Bebas vektor penular penyakit dan tempat perindukannya,

f. Pisau yang digunakan untuk memotong bahan mentah dan bahan matang berbeda dan tidak berkarat,

g. Saluran pembuangan limbah tertutup. 4. Area Parkir

a. Ada pemisah yang jelas dengan batas wilayah pasar,

b. Parkir mobil, motor, sepeda, andong/delman, becak terpisah,

c. Tersedia area parkir khusus kendaraan pengangkut hewan hidup dan hewan mati,

d. Tersedia area khusus bongkar muat barang,

e. Tidak ada genangan air,

f. Tersedia tempat sampah yang terpisah setiap radius 10 meter,

g. Ada jalur dan tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas,

h. Ada tanaman penghijauan,

i. Adanya area resapan air di pelataran parkir (Mukono, 2006).5. Konstruksi

Dari segi konstruksinya, pasar harus mempunyai syarat-syarat kesehatan lingkungan sebagai berikut:

a. Atap

1. Atap yang digunakan kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan vektor,

2. Kemiringan atap cukup dan tidak memungkinkan genangan air

3. Atap dengan ketinggian lebih 10 meter dilengkapi penangkal petir

b. Dinding

1. Keadaan dinding bersih, tidak lembab, dan berwarna terang,

2. Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air,

3. Pertemuan lantai dengan dinding harus berbentuk lengkung (conus).

c. Lantai

1. Lantai terbuat dari bahan yang kedap air, permukaan rata, tidak licin, tidak retak, dan mudah dibersihkan,

2. Lantai kamar mandi, tempat cuci dan sejenisnya mempunyai kemiringan ke saluran pembuangan. 6. Tangga

a. Tinggi, lebar dan kemiringan yang sesuai dengan ketentuan,

b. Ada pegangan tangan di kanan dan kiri tangga,

c. Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak licin,

d. Memiliki pencahayaan minimal 100 lux.

C. Sanitasi Pasar Syarat-syarat sanitasi pasar yakni sebagai berikut:

1. Air bersih

a. Air bersih selalu tersedia dalam jumlah yang cukup (minimal 40 liter per pedagang),

b. Kualitas air bersih memenuhi syarat kesehatan, sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No.416 Tahun 1990 Pasal 1 bahwa air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak,

c. Jarak sumber air bersih dengan septick tank minimal 10 meter,

d. Pengujian kualitas air bersih dilakukan 6 bulan sekali.

2. Kamar mandi dan toileta. Harus tersedia toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan, yang dilengkapi dengan tanda/simbol yang jelas dengan proporsi sebagai berikut:

b. Tersedia bak dan air bersih dengan jumlah cukup dan bebas jentik,

c. Toilet dengan leher angsa, dan peturasan,

d. Tersedia tempat cuci tangan dan sabun,

e. Tersedia tempat sampah yang tertutup,

f. Tersedia septic tank dengan lubang peresapan yang memenuhi syarat kesehatan,

g. Letak toilet minimal 10 meter dari tempat penjualan makanan dan bahan pangan,

h. Ventilasi minimal 20% dari luas lantai,

i. Lantai kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, dengan kemiringan cukup

3. Pengolahan sampah

a. Setiap kios/lorong/los tersedia tempat sampah basah dan kering, b. Tempat sampah terbuat dari bahan yang kedap air, tidak mudah berkarat, kuat tertutup dan mudah dibersihkan,

c. Tersedia alat pengangkut sampah yang kuat dan mudah dibersihkan,

d. Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS) yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan dan mudah dijangkau,

e. TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang penular penyakit,

f. TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal 10 meter dari bangunan pasar

g. Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam

h. Ketetapan besaran timbulan sampah untuk pasar yakni 2,5 3.0 L per pedagang atau petugas / hari ditiap los dan kiosnya

4. Drainase

a. Tertutup dengan kisi-kisi, terbuat dari logam dan mudah dibersihkan,

b. Limbah cair mengalir lancar,

c. Limbah cair harus memenuhi baku mutu,

d. Tidak ada bangunan di atas saluran,

e. Pengujian kualitas limbah cair berkala setiap 6 bulan sekali. 5. Tempat cuci tangan

a. Lokasi mudah dijangkau,

b. Dilengkapi sabun,

c. Tersedia air mengalir,

d. Limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup

6. Vektor penyakitD. Keamanan Pasar Di lingkungan pasar harus mempunyai sistem keamanan yakni sebagai berikut:

1. Pemadam Kebakaran

a. Tersedia peralatan pemadam kebakaran dengan jumlah cukup dan berfungsi 80%,

b. Tersedia hydran air,

c. Letak peralatan pemadaman kebakaran mudah dijangkau dan ada petunjuk arah penyelamatan,

d. Adanya petunjuk penggunaan alat pemadam kebakaran.

2. Keamanan

a. Ada Pos Keamanan,

b. Ada personil/petugas keamanan.

E. Fasilitas Lain Di pasar juga harus tersedia fasilitas-fasilas lain yang mendukung antara lain:

1. Sarana ibadah

a. Tersedia tempat ibadah yang bersih, dan tempat wudhu, b. Tersedia air dengan jumlah yang cukup,

c. Ventilasi dan pencahayaan sesuai dengan persyaratan.

2. Pos Kesehatan/P3K

Tersedia ruang/pos pelayanan kesehatan dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) yang mudah dijangkau

BAB III

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN3.1 MetodePelaksanaan kegiatan kunjungan ke pasar Oleh-Oleh Erlangga II menggunakan metode observasi lapangan dengan menggunakan Lembar Instrumen Penilaian dan wawancara dengan pengelola HRD pasar Oleh-Oleh Erlangga II.a. Lembar Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian yang digunakan dalam rangka penilaian pasar Oleh-Oleh Erlangga II mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 519/Menkes/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat. Suatu tempat umum khususnya sebagai tujuan wisata juga harus memenuhi persyaratan sanitasi yang nantinya akan terkait dengan situasi dan lingkungan tempat tersebut yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan para pengunjung.

Lembar instrumen penilaian observasi sanitasi yang dibuat meliputi sebelas komponen penilaian diantaranya bangunan pasar, tempat pembuangan sampah, saluran limbah/drainase, toilet, air bersih, tempat penjualan makanan, keamanan pasar, sarana cuci tangan, tempat parkir, karywan dan pengunjung. b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memenuhi kelengkapan data yang dibutuhkan selama observasi. Observasi dilakukan dengan wawancara pada dengan pengelola pasar Oleh-Oleh yaitu dengan General Manager dan HRD pasar.3.2Pelaksanaan

Observasi dilakukan pada tanggal 26 februari pukul 12.30 WITA. Terdapat pendampingan khusus oleh pihak pengelola yaitu oleh HRD. Oleh karena pendamping hanya satu orang dilapangan, sehingga pelaksanaan pemantauan secara serempak dilaksanakan oleh kelompok secara bersama-sama dan pelaksanaan wawancara juga dilaksanakan secara bergantian oleh anggota kelompok jika ada yang masih dirasa kurang oleh penanya pertama maka akan dilengkapi atau ditambahkan pertanyaan berikutnya oleh anggota kelompok yang lain sehingga informasi yang diperoleh lebih mendalam dan salah satu dari kelompok sebagai petugas dokumentasi kegiatan. Adapun rincian anggota kelompok yang terdiri dari 6 orang diantaranya : Dokumentasi

: Ni Luh Putu Karminiasih Pewawancara dan observasi

: 1. Cok Istri Sri Dharma Astiti

2. Ida Ayu Dwi Astuti Minaka

3. Ni Made Dwi Anggartini

4. I Made Jaya Widyartha Notulen

: Dewa Ayu Ketut Sri AbadiBAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Sejarah Berdirinya Pasar Oleh-Oleh ErlanggaUD Erlangga menjadi pusat oleh-oleh khas Bali yang pertama di Bali. Adapun sejarah berdirinya yaitu berangkat dari pekerjaan sebagai pedagang acung, H. Agus Selamet beserta istrinya Hj. Murtini yang datang dari desa kecil di sekitar Gunung Batur Kintamani, memulai kehidupannya di kota Denpasar, dengan berbekal sedikit modal dan tekad besar untuk mengubah nasib mereka berjuang dengan berjualan produk khas bali berupa kaos umunya, di sepanjang pantai kuta dari pagi sampai sore hari. Dan pada malam hari H. Agus Selamet beserta istri berjualan dari hotel ke hotel yang ada di sekitar Denpasar.Akhir tahun 1990 H Agus Selamet mulai melihat peluang ketika berjualan keliling. Dengan keterbatasan koleksi yang dibawa ketika berjualan keliling, maka pembeli yang ada di hotel dan sekiyarnya diunadang ke rumah untuk melihat koleksi barang yang lebih lengkap. Dari sinilah cikal bakal berdirinya Erlangga I yang dari hari ke hari semakin ramai karena promosi lewat mulut ke mulut dari tamu wisata yang tinggal di sekitaran hotel di Denpasar. Hingga saat ini pun Erlangga I masih eksis berdiri dan masih mempunyai tamu langganan yang setia berkunjung serta berbelanja.Seiring dengan meningkatnya kunjungan wisata di Bali semakin tinggi pula permintaan akan oleh-oleh khas bali yang dibutuhkan wisatawan, maka peluang inilah yang ditangkap oleh Haji Agus Selamet dengan membuka Erlangga II sebagai pengembangan usaha baru. Tempat baru ini pun awalnya hanya usaha rumahan yang dikelola oleh putrid H. Agus Selamet yaitu dengan item barang yang lebih banyak dan lengkap, hal tersebut yang diinformasikan atau dipromosikan kepada tamu-tamu yang berkunjung ke Erlangga I.

Semakin hari kedua usaha oleh-oleh ini berkembang pesat semakin ramai. Terlintas di keinginan H Agus Selamet dan Hj. Erniani, SE untuk memperluas tempat belanja yang luas guna kenyamanan para pelanggan. Sesuai keinginan untuk memperluas tempat usaha, maka selanjutnya dibangun hingga sekarang menjadi salah satunya tempat belanja oleh-oleh khas bali yang luas dan terbesar. Erlangga II mengubah paradigma pasar yang selama ini belanja oleh-oleh bali hanya disediakan di daerah tertentu seperti Pasar Seni Sukawati, Guwang, dan lain-lain. Dengan berkembangnya usaha tersebut, Erlangga II mempunyai konsep pasar seni tradisional yang dikelola secara modern dengan system manajemen yang bagus, lokasi belanja yang nyaman, ditunjang dengan teknologi informasi yang handal. Berdiri dan berkembangnya Erlangga II Pusat Oleh-oleh Bali telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan dunia pariwisata di Bali, hal ini sudah diakui dengan dikeluarkannya penghargaan oleh instansi terkait yang berwenang. Juga dalam hal ini membuka peluang kerja baru, memberdayakan usaha kecil dengan menjalin kemitraan kerja dalam hal memberikan ruang distribusi serta berjualan produk-produk mereka.Sesuai dengan tagline Erlangga II, PERTAMA TERBESAR TERMURAH tidaklah berlebihan jika berdirinya Erlangga I dan II merupakan leader di bidang usaha oleh-oleh khas bali. Berawal dari pemikiran sederhana dari H Agus Selamet hingga akhirnya mampu memberikan inspirasi dan cikal bakal dari pasar modern oleh-oleh khas bali yang sekarang tumbuh menjamur.3.2 Gambaran Umum Pasar Oleh-Oleh Erlangga II

Pasar Oleh-Oleh Erlangga II terletak di Jalan P.Nusa Kambangan 162 Denpasar Bali dengan luas areal 1,2 Ha. Aktifitas kegiatan usaha dimulai dari pukul 09.00 sampai dengan 21.00 WITA. Adapun jumlah karyawan yang bekerja di Pasar Oleh-Oleh Erlangga II sebanyak 202 orang dengan kepadatan pengunjung perharinya rata-rata 1000 orang/hari.

Pasar Oleh-Oleh Erlangga yang dimiliki oleh bapak H.Agus Slamet di kelola oleh seorang manajer bernama Komang Ariawan dan dibantu oleh seorang HRD (Human Resources Management) bernama Made Kurniawan Giri.

Adapun barang-barang yang dijual di Pasar Oleh-Oleh Erlangga II yaitu mulai dari makanan ringan khas bali diantaranya kacang-kacangan, dodol bali, manisan buah, chocolate rasa buah dan masih banyak berbagai jenis makanan ringan lainnya serta dijual pula minuman khas bali yaitu berem bali yang cukup diminati oleh pengunjung. Selain dari makanan dan minuman khas Bali adapun barang-barang yang dijual di Pasar Oleh-Oleh Erlangga II diantaranya baju-baju motif bali, celana, kain-kain serta aksesoris-aksesoris lainnya.3.2 Fasilitas Sanitasi Pasar Oleh-Oleh Erlangga IIKondisi fasilitas yang dinilai sanitasinya pada pasar oleh-oleh Erlangga II pada saat wawancara dan observasi yaitu meliputi : bangunan pasar, tempat pembuangan sampah, saluran limbah dan drainase, toilet, air bersih dan tempat penjualan makanan dan bahan pangan.a. Bangunan Pasar

Bangunan pasar Oleh-Oleh Erlangga II terdiri dari luar gedung dan dalam gedung. Secara keseluruhan bangunan pasar Oleh-Oleh Erlangga II terpantau bersih baik di dalam maupun diluar. Bangunannya berdiri kokoh dan terpelihara. Pada setiap lantai bangunan dan lorong-lorong gedung terlihat bersih dari sampah yang berserakan. Kondisi didalam gedung tidak bau, tidak gelap dan tidak pengap karena dilengkapi dengan pendingin ruangan yaitu AC central dan kipas angin di setiap los atau kios tempat barang. Pencahayaan seluruhya bersumber dari pencahayaan buatan yaitu lampu yang menyala penuh selama aktifitas pasar. Lantai di dalam gedung tidak retak, tidak licin dan mudah dibersihkan. Dan untuk penataan barang-barang disetiap kios atau los sudah terpantau rapi dan bersih karena setiap karyawan memiliki tugas pada setiap bagian barang yang dijual baik pakaian maupun pada makanan dan minuman yang dijual. Sedangkan di areal luar gedung keseluruhan fasilitas yang ada tertata rapi diantaranya areal parkir dan cafeteria bagi pengunjung maupun karyawan serta lingkungan areal luar gedung menggunkan paping beton sehingga terhindar dari situasi becek pada saat musim hujan. Berdasarkan hasil pemantauan pada bangunan pasar kondisi bangunan pasar sudah memenuhi syarat dari segi kebersihan, pencahayaan, penataan barang maupun kondisi lantai bangunan sehingga dapat meminimalisasi bahaya yang berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung bagi kesehatan para pengunjung.b. Tempat Pembuangan Sampah

Tempat pembuangan sampah di pasar Oleh-Oleh Erlangga II tersedia memadai pada lokasi-lokasi strategis bagi pengunjung dan bagi aktifitas lainnya. Aktifitas pasar Oleh-Oleh Erlangga II lebih banyak pada aktifitas yang menghasilkan sampah kering untuk yang didalam gedung sedangkan diluar gedung keberadaan tempat sampah terlihat disekitar area cafeteria. Tempat sampah sudah diupayakan untuk dipilah antara organik dan anorganik namun belum terlaksana secara maksimal. Persyaratan tempat sampah yang baik diantaranya dari segi konstruksi tempat harus kuat, kokoh dan kedap air serta tempat sampah harus dalam keadaan tertutup. Dan permasalahan yang ada terkait dengan keberadaan tempat sampah diluar gedung adalah tempat sampah tidak dilengkapi dengan tutup terutama yang diletakkan di area cafetaria. Kondisi ini tentunya dapat memberikan dampak negative terutama bagi area di sekitar cafeteria salah satunya yang mungkin terjadinya adalah adanya pencemaran terhadap makanan-makanan yang dijual di cafeteria selain itu juga apabila aktifitas di area cafeteria meningkat oleh karena padat pengunjung tentu volume sampah yang dihasilkan juga tinggi sehingga akan dapat menimbulkan bau yang dapat mengganggu terutama yang bersumber dari sampah sisa-sisa makanan ataupun sampah basah lainnya. Sehingga dari keberadaan tempat sampah diareal luar gedung pasar Oleh-Oleh Erlangga II tidak memenuhi persyaratan dari segi ketersediaan penutup tempat sampah namun dari segi konstruksi tempat sampah sudah memenuhi syarat.c. Saluran LimbahSaluran limbah di wilayah Pasar Oleh-Oleh Erlangga II termasuk jenis saluran limbah tertutup sesuai dengan syarat dari saluran air limbah yang baik yaitu disemen dan dilengkapi dengan kisi-kisi semen yang memudahkan dalam hal pengurasan atau pembersihan saluran limbah sewaktu-waktu jika terjadi mampet. d. Toilet Dan Tempat Cuci TanganPasar Oleh-Oleh Erlangga II menyediakan toilet laki-laki dan perempuan masing-masing 2 buah. Kondisi toilet bersih dengan lantai yang kedap air dan tidak licin dan tidak berbau. Tersedia tempat cuci tangan namun kedua kran pada tempat cuci tangan di toilet wanita dalam keadaan rusak dan dimasing-masing tempat cuci tangan tidak dilengkapi dengan sabun. Pemantaun kebersihan toilet di pasar Oleh-oleh Erlangga II dilaksanakan oleh petugas kebersihannya dan juga telah bekerja sama dengan perusahaan Calmix dibidang pengharum toilet. Kebersihan toilet sangat diperlukan karena setiap pengunjung juga akan sangat memperhatikan kebersihan toilet dan ketersedian sarana penunjang lainnya. Keberadaan toilet juga berpengaruh terhadap kesehatan para pengunjung terutama kondisi lantai yang tidak licin dan kedap air serta ketersediaan sabun cuci tangan diasing-masing toilet. Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kenyaman pengunjung berkunjung ke suatu tempat wisata. e. Air Bersih

Persyaratan air bersih di lokasi wisata khsusnya pasar berdasarkan pedoman penyelenggaraan pasar sehat dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 519/Menkes/SK/VI/2008 diantaranya tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup dan mengalir dengan lancar, kran air terletak pada lokasi yang strategis dan mudah dijangkau serta air yang digunakan bersih (tidak berwarna keruh), tidak berbau dan berasa. Dari hasil wawancara dan pemantauan di pasar Oleh-Oleh Erlangga II ketersediaan air bersih dan sarana air bersih sudah memenuhi syarat karena sampai dengan saat ini pihak pengelola menyatakan belum pernah terjadi kendala terkait dengan ketersediaan air. Sumber air di pasar oleh-oleh Erlangga II bersumber dari sumur bor dan rutin diperiksa sampel airnya setiap 3 bulan.f. Tempat Penjualan MakananTempat penjualan makanan yang tersedia di pasar Oleh-Oleh Erlangga II atau cafeteria tertata rapi pda satu lokasi khusus namun masih di areal pasar oleh-oleh Erlangga II. Makanan yang dijual diantaranya makanan cepat saji dan beberapa jenis makanan ringan dan minuman yang cocok dimanfaatkan bagi para pengunjung untuk melepas dahaga. Tempat penjualan makanan atau cafeteria merupakan salah satu fasilitas yang memerlukan suatu perhatian khusus. Karena ada kemungkinan akan terjadi masalah atau gangguan kesehatan pada pengunjung akibat dari makanan yang kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri pathogen penyebab penyakit. Oleh karena itu kebersihan disekitar cafeteria, kebersihan penjamah makanan dan ketersediaan sarana cuci tangan dan sabun sangat perlu untuk diperhatikan. Dari hasil pemantauan dan wawancara kami adapun permasalahan utama adalah ketersediaan tempat sampah yang terbuka sebagai salah satu sumber pencemaran. Sedangkan untuk penjamah makanan dipantau oleh dinas kesehatan kota denpasar melalui pemeriksaan usap dubur. Pada saat pemantauan areal disekitar cafeteria masih terlihat kurang bersih karena ada aktifitas pengunjung namun biasanya apabila aktiftas pengunjung cafeteria sudah sedikit atau sepi pengunjung areal disekitar cafetraia rutin dibersihkan.3.2 Sistem Keamanan Pasar Oleh-Oleh Erlangga IIDalam upaya menjaga keamanan dan kenyamanan aktifitas pasar oleh-oleh Erlangga II baik bagi pengunjung maupun karyawan, pasar erlangga II dilengkapi dengan beberapa system keamanan yaitu untuk antisipasi pada saat terjadinya kebakaran dengan adanya APAR dan tabung pemadam kebakaran, antisipasi kemalingan dan kejahatan telah terpasang camera CCTV di beberapa titik vital, juga tersedia ganzet apabila dalam situasi listrik padam dan juga tersedia akses keluar masuk atau pintu yang mudah untuk dijangkau jika terjadi suatu situasi kegawatan di dalam gedung pada saat aktifitas pasar sehingga baik pengunjung maupun karyawan dapat menyelamatkan diri secara cepat. Dan untuk informasi situasi kegawat daruratan pasar oleh-oleh Erlangga II dilengkapi dengan alar. Dan juga dipekerjakan 12 orang satpam untuk 12 shift dengan pembagian tugas didalam, diluar gedung dan di areal parkir. Terkait dengan keamanan makanan kemasan yang dijual di pasar Oleh-Oleh Erlangga II setiap makanan kemasan yang dijual sudah dilengkapi dengan tanggal kadaluarsa(expired date) dan seluruh makanan kemasan menggunakan system first in- first out dan selalu diawasi oleh karyawan dibagian makanan kemasan terkait dengan tanggal kadaluarsa yang tercantum dimakanan tersebut.3.3. Fasilitas Penunjang Lain Yang Tersedia Di Pasar Oleh Oleh Erlangga IIa. Tempat parkir

Tempat parkir di pasar Oleh-oleh Erlangga II tersedia untuk kendaraan roda dua, roda empat dan tempat bongkar muat barang dagangan. Areal tempat parkir luas namun dari hasil wawancara ketika pasar oleh-oleh ramai pengunjung terutama pada musim-musim liburan tempat parkir masih dirasa kurang memadai terutama bagi angkutan umum salah satunya bus. Areal disekitar tempat parkir terpantau bersih dan pengaturan kendaraan dilakukan oleh seorang petugas keamanan sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan susunan kendaraan teratur rapi.b. Karyawan

Terkait dengan keahlian karyawan terutama dalam menangani situasi darurat sudah dilaksanakan pelatihan safety terutama terkait dengan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) salah satunya apabila terjadi kebakaran dan juga pada saat terjadi gempa bagaimana menyelamatkan pengunjung dan menyelamatkan diri-sendiri. Selain itu juga dilakukan penyuluhan tentang KTR (Kawasan Tanpa Rokok) bagi karyawan yang juga nantinya diharapkan karyawan dapat menengur secara sopan para pengunjung yang kebetulan merokok di wilayah Pasar Oleh-Oleh Erlangga II.c. Tempat Ibadah

Pihak pasar Oleh-Oleh Erlangga II telah menyediakan fasilitas ibadah bagi para karyawan dan wisatawan dalam bentuk mushola. Berdasarkan hasil observasi pada fasilitas sanitasi, sistem keamanan yang disediakan serta fasilitas penunjang lainnya berdasarkan pedoman penyelenggaraan pasar sehat dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 519/Menkes/SK/VI/2008 beberapa fasilitas yang tersedia sudah memenuhi syarat. Keseluruhan aktifitas serta fasilitas yang disediakan berdampak terhadap kesehatan pengunjung dan karyawan serta masyarakat disekitarnya. Oleh karena itu upaya kesehatan wisata sangat penting untuk diperhatikan oleh para pengelola wisata maupun para pengunjung dalam memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Karena permasalahan kesehatan di tempat wisata dapat bersumber dari fasilitas-fasilitas yang tidak memenuhi syarat sehingga menimbulkan penyakit yang terjadi karena perjalanan wisata sesuai dengan International Travel and Health 2001 yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) seperti gangguan kesehatan utama yang dapat diantaranya Gangguan kesehatan karena lingkungan:Travel sickness, Bathing / diving, Altitude, Heat and humidity, Insect dan Accident serta adanya gangguan kesehatan karena makanan dan minuman :Diarrhoea dan Viral Hepatitis type A salah satunya oleh karena tempat sampah yang terbuka. BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1 KesimpulanAdapun dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilaksanakan, didapatkan di Pasar Oleh oleh Erlangga II pada fasilitas, sanitasi, sistem keamanan, dan fasilitas penunjang lainnya telah tersedia dengan baik dan memadai. Namun ada beberapa fasilitas yang kurang baik antara lain :1. Ketersediaan sabun dan kondisi kran di tempat cuci tangan. Kedua hal ini akan membuat wisatawan kesulitan dalam mencuci tangan. Dimana sabun dan air ini sangat dibutuhkan oleh wisatawan untuk menjaga kebersihan tangannya terutama pada saat akan makan dan setelah selesai berbelanja

2. Kondisi tempat sampah yang tidak tertutup. Hal ini dapat memberikan dampak negative terutama bagi area di sekitar cafeteria salah satunya yang mungkin terjadinya adalah adanya pencemaran terhadap makanan-makanan yang dijual di cafeteria selain itu juga apabila aktifitas di area cafeteria meningkat oleh karena padat pengunjung tentu volume sampah yang dihasilkan juga tinggi sehingga akan dapat menimbulkan bau yang dapat mengganggu terutama yang bersumber dari sampah sisa-sisa makanan ataupun sampah basah lainnya.5.2 SaranAdapun beberapa saran yang dapat diberikan kepada pihak pengelola Pasar Oleh oleh Erlangga II yaitu :1. Kondisi fisik dan Sistem kebersihan pada bangunan pasar, saluran limbah, toilet, keberadaan air bersih, sistem keamanan,dan ketersediaan fasilitas penunjang seperti saat ini agar tetap dipertahankan dan dapat dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi

2. Pada fasilitas fasilitas yang masih kurang sesuai agar diperbaiki dan dipenuhi ketersediaannya. Seperti ketersediaan sabun pada tempat cuci tangan, adanya pengecekan kondisi kran dan disediakan tutup pada seluruh tempat sampah yang tersedia.DAFTAR PUSTAKABagus, Deny. 2011. Dampak Pengembangan Pariwisata , Positif dan Negatif. (Online) available : http://www.kompasiana.com/channel/peristiwa. (diakses tanggal 2 Maret 2015).Candi, W. & Tengah, J., 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wisatawan Terhadap Pemanfaatan Klinik Wisata .

Ii, B.A.B., 2011. Kajian Pustaka, Sanitasi Tempat-Tempat Umum. , (2006).

Ii, B.A.B. & Pustaka, T., Tinjauan Pustaka Sanitasi Tempat-Tempat Umum Universitas Sumatera Utara. , (2007).Ditjen P2PL. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 519/MENKES/SK/VI/2008. Jakarta : Ditjen P2PL

DOKUMENTASI KEGIATAN

Pertemuan dengan General Manager Pasar Oleh-Oleh Erlangga II

Salah satu sudut ruangan Pasar Oleh-Oleh Erlangga II