laporan kerja praktek pengolahan limbah cair pt …

80
LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT SUZUKI INDOMOBIL MOTOR GIIC PLANT Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Studi Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa Disusun oleh: NIA NIM : 331510053 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA BEKASI 2019

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

25 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PT SUZUKI INDOMOBIL MOTOR GIIC PLANT

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Studi Teknik Lingkungan

Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

Disusun oleh:

NIA

NIM : 331510053

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI

2019

Page 2: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NIA

NIM : 331510053

Judul KP : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DI PT SUZUKI

INDOMOBIL MOTOR GIIC PLANT

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Laporan Kerja Praktek ini

berdasarkan hasil pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri. Jika terdapat karya

orang lain, saya akan mencantumkan sumber yang jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang

berlaku di Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa ada paksaan dari pihak

manapun.

Cikarang, April 2019

Yang membuat pernyataan,

NIA

NIM. 331510053

Page 3: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PT SUZUKI INDOMOBIL MOTOR CIKARANG PLANT

Di Susun Oleh :

NIA

331510053

Pembimbing Lapangan, Dosen Penguji,

Ilham Aulia Marganti, S.T Dodit Ardiatma, S.T., M.Sc.

NIK : 8629 NIDN : 040.302.920.1

Dosen Pemimbing,

Hamzah M. M. Putra, S.K.M., M.M.

NIDN : 0424109102

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Lingkungan

Dodit Ardiatma, S.T., M.Sc.

NIDN : 040.302.920.1

Page 4: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat kasih Tuhan yang Maha Esa sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan kerja praktek yang berjudul “Pengolahan Limbah Cair di

PT. Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant”. Kerja praktek ini merupakan salah satu

syarat akademik untuk menyelesaikan studi tingkat S-1 di Fakultas Teknik Program

Studi Teknik Lingkungan STT Pelita Bangsa. Dalam penyusunan laporan kerja

praktek ini ada banyak hambatan yang dihadapi penulis. Akan tetapi, berkat saran,

kritik, dan dorongan dari berbagai pihak, laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan.

Untuk itu penulis ingin menyampaikan pernyataan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. PT. Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant yang sudah memberi kesempatan

kepada mahasiswa untuk melakukan Kerja Praktek di WWTP PT. Suzuki

Indomobil Motor GIIC Plant.

2. Bapak Dodit Ardiatma, S.T., M.Sc. selaku Kaprodi Teknik Lingkungan yang

telah membantu selama persiapan dan penyusunan laporan kerja praktek.

3. Bapak Hamzah M. M. Putra, S.K.M., M.M. selaku dosen pembimbing yang

sudah meluangkan waktu untuk bimbingan dengan mahasiswanya sehingga

dapat menyelesaikan laporan kerja praktek dengan baik.

4. Keluarga dan teman-teman TL.15 yang senantiasa memberi support kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh dari sempurna.

Namun, penulis berharap laporan kerja praktek ini dapat berguna bagi siapapun yang

membacanya.

Cikarang, April 2019

Penulis

Page 5: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan yang pesat saat ini adalah industrialisasi, dimana dapat

menyebabkan dampak terhadap lingkungan. Akan tetapi pertumbuhan industri

tidaklah diiringi dengan pengendalian terhadap dampak negatifnya yaitu limbah.

Limbah yang terdiri dari limbah cair, padat dan gas yang dihasilkan dapat mencemari

badan air, tanah dan udara, karena itu industri tersebut harus mempunyai unit

pengolahan limbah dan mengadakan pengawasan dengan pemeriksaan laboratorium

secara berkala.

Cikarang adalah sebuah kota di Kabupaten Bekasi yang terletak 34 km

sebelah timur Jakarta dan terkenal sebagai Kota Industri terbesar di Asia Tenggara.

Kawasan Industri di Cikarang merupakan Kawasan Industri yang potensial,

mengingat sekitar 2.125 unit pabrik dari 25 Negara berlokasi di kawasan tersebut

(Restu, 2018). Gro Harlem (1987:282) mengemukakan dampak negatif terhadap

lingkungan yang ditimbulkan kegiatan industri pada mulanya hanya dipandang

sebagai pencemaran udara, air dan tanah yang bersifat setempat. Bidang industri

selain memberikan dampak yang luar biasa juga memberikan dampak yang

merugikan, yaitu limbah industri.

Limbah industri yang dihasilkan pun sebagian besar adalah limbah yang

tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3). Limbah industri ini perlu

mendapatkan pengolahan terlebih dulu sebelum dibuang ke dalam lingkungan. Hal

ini dimaksudkan agar zat berbahaya yang terkadang di dalamnya tidak ikut terbuang

ke lingkungan. Pembungan limbah ke lingkungan tanpa pengolahan dapat

menyebabkan pencemaran dan membunuh organisme yang ada di dalamnya.

Data pencemaran ( Badan Pusat Statistik, 2012) yang diperoleh pada tahun

2012 yang didapat dengan uji laboratorium dengan pengambilan sampel di lima titik

pencemar pada saluran drainase menunjukkan pencemaran pada parameter utama

(Total Suspended Solid) TSS 1130,2 mg/l, (Biologycal Oxygen Demand) BOD 180,27

mg/l, (Chemical Oxygen Demand) COD 392,23 mg/l sedangkan pada Peraturan

Page 6: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Menteri Lingkungan Hidup No.3 Tahun 2010 baku mutu parameter yang diperlukan

effluent menuju badan air yaitu TSS 150 mg/l, BOD 50 mg/l, COD 100 mg/l. Nilai

TSS, COD, BOD pada laboratorium tentunya diatas ambang baku mutu limbah

kawasan industri, sehingga dibutuhkan pengolahan terlebih dahulu.

PT SUZUKI INDOMOBIL MOTOR GIIC PLANT adalah perusahaan yang

bergerak dalam bidang otomotif manufaktur khususnya perakitan roda empat.Yang

menjadi sumber pencemaran di PT. Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant untuk

limbah cair berasal dari berbagai macam proses produksi seperti Powertrain,

Painting, assy body, die casting, dan lain sebagainya. Bahan baku sisa proses

produksi dan aktifitas karyawan tersebut adalah salah satu penghasil limbah yang

berupa limbah padat dan limbah cair.

Berdasarkan UU RI No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka setiap industri maupun instansi/ badan usaha

harus bertanggung jawab terhadap pengelolaan limbah yang dihasilkan dari

kegiatannya. Pada kesempatan ini penulis bermaksud untuk mempelajari pengolahan

limbah khususnya limbah cair yang berasal dari sisa kegiatan produksi seperti alkali

waste water, phosphate waste water, high oil waste water, low oil waste water,

organic waste water dan berbagai macam limbah cair industri lainnya dengan

mengunakan metode biologi, kimia, dan fisika.

Treatment untuk air limbah atau waste water treatment dilakukan untuk

menghilangkan pencemaran limbah dalam air, agar air dapat dibuang ke badan air

sesuai dengan aturan baku mutu air limbah yang sudah menjadi ketentuan

standarisasi baku mutu WWTP GIIC PLANT. Maka dari itu PT SIM melakukan

treatment dengan cara yang sangat efektif yang ditinjau dari segi aspek lingkungan

dan ekonomi.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang uraiaan di atas, maka masalah yang dapat

diidentifikasi yaitu:

1. Apakah proses pengolahan limbah cair di PT Suzuki Indomobil Motor sesuai

standar ?

Page 7: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

2. Apakah hasil limbah cair PT Suzuki Indomobil Motor memiliki jenis-jenis

limbah yang berbeda ?

3. Apakah proses pengolahan limbah cair industri di perusahaan sudah mentaati

peraturan pemerintah yang ditetapkan ?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan

diatas, maka penulis memfokuskan pada “Pengolahan Limbah Cair di PT SUZUKI

INDOMOBIL MOTOR GIIC PLANT”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah yang

dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pongolahan limbah cair di PT Suzuki Indomobil Motor

GIIC PLANT ?

2. Apa saja jenis limbah cair PT Suzuki Indomobil Motor GIIC PLANT ?

3. Apakah Proses pengolahan limbah cair di PT Suzuki Indomobil Motor sudah

sesuai peraturan baku mutu GIIC PLANT tetapkan ?

1.5 Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui jenis limbah dan sumber limbah yang ada di PT Suzuki

Indomobil Motor GIIC Plant.

2. Untuk mengetahui proses pengolahan limbah cair di PT Suzuki Indomobil

Motor GIIC Plant.

3. Untuk mengetahui standard atau parameter air buangan sesuai dengan standar

yang sudah ditetapkan.

1.6 Manfaaat Kerja Praktek

Manfaat kegiatan kerja praktek adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Page 8: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

a. Menambah pengetahuan mengenai proses pengolahan limbah cair di PT.

Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant.

b. Menambah informasi dan korelasi kemitraan dalam dunia usaha/ industri.

c. Menjadi sarana belajar (transfer ilmu) dari orang lain/ lingkungan yang baru.

2. Bagi Program Studi Teknik Lingkungan

a. Dapat menjadi media untuk menjalin kerjasama antara institusi pendidikan

dan perusahaan.

b. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan melibatkan tenaga terampil dari

lapangan dalam kerja praktek.

c. Memperoleh masukkan yang positif untuk dapat ditetapkan dalam program

kerja praktek selanjutnya.

1.7 Target dan Sasaran Kerja Praktek

1. Target Kerja Praktek

a. Mahasiswa dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kerja Praktik dengan baik.

b. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang berkaitan dengan teknologi

pengolahan limbah cair di PT. Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant.

c. Mahasiswa mendapatkan ilmu dan wawasan baru selama kerja praktik di PT.

Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant.

2. Sasaran Kerja Praktek

Penulis berminat untuk kerja praktek di PT. Suzuki Indomobil Motor GIIC

Plant dengan sasaran dan tujuan yaitu mengamati pengolahan limbah cair di

perusahaan tersebut untuk melakukan analisis bagaimana mekanisme kerja sistem

instalasi pengolahan limbah cair di PT. Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant.

Dengan adanya sasaran dan tujuan yang tepat, penulis dapat menerapkan ilmu

yang sudah diajarkan oleh dosen pengampu khususnya dibidang instalasi

pengolahan air buangan atau air limbah untuk digunakan sebagai pedoman atau

dapat membantu untuk penerapan kerja praktek di lapangan.

Page 9: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Cair

Limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan. Limbah bahan berbahaya

dan beracun adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan

berbahaya dan beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan atau jumlahnya, baik

secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan

hidup, atau membahayakan lingkungan hidup manusia serta makhluk hidup

(Suharto, 2010).

Komposisi air limbah sebagian besar terdiridari air (99,9 %) dan sisanya

terdiri dari partikel-partikel padat terlarut (dissolved solid) dan tersuspensi

(suspended solid) sebesar 0,1 %. Partikel-partikel padat terdiri dari zat organik (±

70 %) dan zat anorganik (± 30 %), zat-zat organik terdiri dari protein (± 65 %),

karbohidrat (± 25 %) dan lemak (± 10 %).

Limbah cair adalah bahan-bahan pencemar berbentuk cair. Air limbah adalah

air yang membawa sampah (limbah) dari rumah tinggal, bisnis, dan industri yaitu

campuran air dan padatan terlarut atau tersuspensi dapat juga merupakan air buangan

dari hasil proses yang dibuang ke dalam lingkungan.Berdasarkan sifat fisiknya

limbah dapat dikategorikan atas limbah padat, cair, dan gas.

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian

lingkungan. Berbagai teknik pengolahan air limbah untuk menyisihkan bahan

polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air

buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum dapat dibagi menjadi tiga

Page 10: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

metode pengolahan, yaitu pengolahan secara fisika, pengolahan secara kimia, dan

pengolahan secara biologi (Suharto, 2010).

2.2 Karbon Aktif

2.2.1 Pengertian Karbon Aktif

Karbon aktif atau sering juga disebut sebagai arang aktif adalah suatu jenis

Karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa dicapai

Dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram dari

Karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan kira-

Kira sebesar 500 m2 (didapat dari pengukuran adsorpsi gas nitrogen). Biasanya

Pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luas permukaannya saja. Namun,

beberapa usaha juga berkaitan dengan meningkatkan kemampuan adsorpsi karbon

aktif itu sendiri (Idrus Rosita, 2013).

Proses Meliputi Produk seperti tar dan hidrokarbon lainnya. Karbon aktif

tersedia secara juga komersial dibuat dari bahan yang memiliki kandungan karbon

yang tinggi seperti batubara, lignit, kayu, gambut, kulit biji, tempurung kelapa, lignin,

kokas minyak bumi, dan polimer tinggi sintetik. Proses manufaktur terdiri dari dua

tahap, karbonisasi dan aktivasi. Karbonisasi pengeringan dan pemanasan untuk meng

hapus yang tidak diinginkan oleh Bahan karbon kemudian pyrolyzed Dan

berkarbonisasi dalam rentang temperatur 400-600OC dalam suasana Kekurangan

oksigen. Hal ini menghilangkan fraksi molekul rendah-Berat mudah menguap dan

menyebabkan bahan untuk menjalani proses aktivasi. Aktivasi dapat dicapai secar

termal oleh penggunaan gas oksidasi seperti uap diatas 800OC atau CO2 disuhu yang

lebih tinggi (Ferhan Cecen dkk, 2012).

Pengaktifan arang pada prinsipnya adalah membuka pori-pori arang agar

menjadi lebih luas, Yaitu dari 2 m2/g pada arang yang sifatnya lembam menjadi 300 -

2000 m2/g pada arang aktif. Arang aktif disusun oleh atom-atom karbon yang terikat

secara kovalen dalam kisi heksagonal yang amorf dan berupa pelat datar.Pelat-pelat

Page 11: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

ini bertumpuk satu sama lain dengan gugus hidrokarbon pada Permukaannya. Dengan

menghilangkan hidrogen dari gugus hidrokarbon, permukaan dan pusat arang aktif

menjadi luas (Suhartana, 2006).

Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut berasal dari adanya limbah

industri yang berbentuk padat. Limbah industri yang berbentuk padat, bila tidak larut

sempurna akan mengendap didasar sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi

koloid dan akan menghalangi bahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD

karena sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji

COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan

padat, bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik (Wardana, 1999).

2.2.2 Ciri-ciri Fisik

Ciri-ciri fisik utama air limbah adalah kandungan bahan padat, warna, bau

dan suhunya.

a. Bahan padat

Air yang terpolusi selalu mengandung padatan yang dapat dibedakan atas

empat kelompok berdasarkan besar partikelnya dan sifat-sifat lainnya (Fardiaz,

1992 dalam Habibi, 2012). Empat kelompok tersebut yaitu:

1) Padatan terendap (sedimen)

2) Padatan tersuspensi dan koloid

3) Padatan terlarut

4) Minyak dan lemak

b. Warna

Warna adalah ciri kualitatif yang dapat dipakai untuk mengkaji kondisi umum

air limbah. Air buangan industri serta bangkai benda organis yang menentukan

warna air limbah itu sendiri (Sugiharto, 1987 dalam Habibi, 2012).

c. Bau

Page 12: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Pembusukan air limbah adalah merupakan sumber dari bau air limbah

(Sugiharto, 1987 dalam Habibi, 2012). Hal ini disebabkan karena adanya zat

organik terurai secara tidak sempurna dalam air limbah.

d. Suhu

Suhu air limbah biasanya lebih tinggi daripada air bersih, karena adanya

tambahan air hangat dari perkotaan (Tchobanoglous, 1991 dalam Habibi, 2012).

2.2.3 Ciri-ciri Kimiawi

Air limbah tentunya mengandung berbagai macam zat kimia. Bahan organik

pada air limbah dapat menghabiskan oksigen serta akan menimbulkan rasa dan bau

yang tidak sedap pada penyediaan air bersih (Sugiharto, 1987 dalam Habibi, 2012).

Pengujian kimia yang utama adalah yang bersangkutan dengan amonia bebas,

nitrogen organik, nitrit, nitrat, fosfor organik dan fosfor anorganik (Tchobanoglous,

1991 dalam Habibi, 2012).

2.2.4 Ciri-ciri Biologis

Pemeriksaan biologis di dalam air limbah untuk memisahkan

apakah ada bakteri-bakteri pathogen berada di dalam air limbah

(Sugiharto, 1987 dalam Habibi, 2012). Berbagai jenis bakteri yang terdapat di

dalam air limbah sangat berbahaya karena menyebabkan penyakit.

Kebanyakan bakteri yang terdapat dalam air limbah merupakan bantuan

yang sangat penting bagi proses pembusukan bahan organik

(Tchobanoglous, 1991 dalam Habibi, 2012).

Limbah cair merupakan air buangan yang dihasilkan dari suatu industri yang

merupakan hasil samping dari suatu proses produksi yang dapat memberikan

dampak pada lingkungan.Adapun efek samping dari limbah tersebut dapat berupa:

1. Membahayakan kesehatan manusia karena dapat merupakan pembawa

suatu penyakit (sebagai vehicle).

2. Merugikan segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan pada

benda/bangunan maupun tanam-taman dan peternakan.

Page 13: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

3. Dapat merusak atau membunuh kehidupan yang ada di dalam air seperti

ikan dan binatang peliharaannya lainnya.

4. Dapat merusak keindahan (estetika), karena bau busuk dan pemandangan

yang tidak sedap dipandang terutama di daerah hilir sungai yang

merupakan daerah rekreasi.

Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu kiranya diperhatikan efek samping

yang akan ditimbulkan oleh adanya suatu industri sebelum industri tersebut mulai

beroperasi. Oleh karena itu, perlu dipikirkan industri tersebut menghasilkan

limbah yang berbahaya atau tidak, sehingga segera dapat ditetapkan perlu

tidaknya disediakan bangunan pengolah air limbah serta teknologi yang

dipergunakan dalam pengolahan.

2.3 Sumber dan Karakteristik Limbah Cair

Sumber limbah cair bermacam-macam sumber penyebabnya, bisa berdasarkan

jenis proses maupun material yang diolah sehingga menghasilkan limbah cair, serta

mempunyai karakteristik limbah cair yang berbeda sesuai dengan sumber limbah

cairnya. Berikut sumber dan karakteristik dalam tabel:

Tabel 2.1 Karakteristik Limbah secara Fisik, Kimia dan Biologis serta Sumbernya

Karakteristik Sumber asal air limbah

Sifat Fisik :

Warna-warna

Warna

Air buangan rumah tangga dan industri, bangkai

benda organik.

Bau Pembusukan air limbah dan air industri.

Endapan Penyediaan air minum rumah tangga, air limbah

rumah tangga dan industri, erosi tanah, infiltrasi.

Page 14: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Temperatur Air limbah rumah tangga dan industri.

Kandungan Bahan Kimia :

Organik:

Karbohidrat

Karbohidrat

Air limbah rumah tangga, perdagangan serta limbah

industri.

Minyak, lemak dan

Gemuk

Air limbah rumah tangga, perdagangan serta limbah

industri.

Pestisida Air limbah pertanian.

Fenol Air limbah industri.

Protein Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.

Polutan utama Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.

Surfaktan Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.

Senyawa organic

volatile

Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.

Lain- lain Bangkai bahan organik alamiah.

Anorganik:

Kesadahan Air limbah dan air minum rumah tangga serta

infiltrasi air tanah.

Klorida Air limbah dan air minum rumah tangga dan

infiltrasi air tanah.

Logam berat Air limbah industri.

Page 15: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Nitrogen Air limbah rumah tangga dan pertanian.

pH Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.

Fosfor

Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri

serta limpahan air hujan.

Polutan utama Air limbah rumah tangga, perdagangan dan industri.

Belerang Air limbah dan air minum rumah tangga serta air

limbah industri dan perdagangan.

Gas- gas:

Hidrogen sulfide Pembusukan limbah rumah tangga.

Metan Pembusukan limbah rumah tangga.

Oksigen

Penyediaan air minum rumah tangga serta

perembesan air permukaan.

Kandungan biologis:

Hewan Saluran terbuka dan bangunan pengolah.

Tumbuh-

tumbuhan

Saluran terbuka dan bangunan pengolah.

Protista:

Eubacteria Limbah rumah tangga, infiltrasi air permukaan dan

bangunan pengolah.

Archaebacteria Limbah rumah tangga, infiltrasi air permukaan dan

bangunan pengolah.

Page 16: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Virus Limbah rumah tangga.

Sumber : Tchobanoglous and Burton, 1991

2.4 Parameter Fisik

Untuk mengetahui kadar limbah cair bisa diketahui dari fisik limbah yang

berupa:

1. Kekeruhan (Turbidity)

Kekeruhan merupakan hasil dari penyebaran / pemancaran dan absorpsi sinar

yang dilakukan oleh suspended solid.

2. Padatan Total (Total Solids)

Padatan total (Total Solids) terdiri atas zat organik, anorganik, zat yang dapat

mengendap, zat tersuspensi maupun zat yang terlarut yang terdapat dalam air

limbah (Qasim, 1985).

3. Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid)

Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid) adalah jumlah berat dalam

mg/l kering lumpur yang ada di dalam air limbah setelah mengalami penyaringan

dengan membran berukuran 0,45 mikron (Sugiharto, 1987).

4. Bau

Bau yang dihasilkan oleh limbah terjadi pada saat air limbah terurai

pada kondisi anaerob. Bau ini berasal dari bahan- bahan volatile (mudah

menguap), gas terlarut, hasil pembusukan bahan organik dan minyak yang

dilakukan oleh mikroorganisme (Sugiharto, 1987).

5. Warna

Parameter warna ini umumnya tidak berbahaya tetapi hanya mengurangi

estetika saja ( Sugiharto, 1987).

6. Temperatur

Temperatur air limbah biasanya lebih tinggi daripada air bersih. Hal ini

terjadi karena adanya kegiatan mikroba dalam air, gas yang dihasilkan dari

Page 17: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

kegiatan mikroba tersebut, dan karena adanya viskositas aliran air limbah

(Qasim, 1985).

2.5 Parameter Kimia

Untuk mengetahui kualitas dari limbah cair dapat diketahui dengan

pengecekan parameter kimia yang terkandung didalam limbah cair sebagai berikut:

1. pH

pH adalah parameter untuk mengetahui intensitas tingkat keasaman atau

kebasaan dari suatu larutan yang dinyatak an dengan konsentrasi ion hidrogen

terlarut. Pada instalasi pengolahan air buangan secara biologi, pH harus dikontrol

supaya berada dalam rentang yang cocok untuk organisme tertentu yang

digunakan.

Baku mutu pH berkisar pada rentang yang cukup besar di se kitar pH netral,

yaitu antara 6.0 - 9.0. Hal ini bukan berarti bahwa perubahan pH yang terjadi

sepanjang rentang tersebut sama sekali tidak berdampak terhadap makhluk hidup

dan lingkungan sekitar. pH merupakan faktor penting yang menentukan pola

distribusi biota akuatik, karena itu perubahan pH yang kecil dapat memberi

dampak besar terhadap toksisitas polutan seperti amonia. Dampak dari sejumlah

polutan dapat bervariasi, mulai dari tak terdeteksi sampai sangat serius, tergantung

pada pH.

2. Biochemical Oxygen Demand (BOD)

BOD adalah suatu analis is empiris yang mencoba mendekati secara global

proses-proses biologis yang benar -benar terjadi didalam air. Angka BOD adalah

jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi)

hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat -zat organik yang

tersuspensi dalam air.

3. Chemical Oxygen Demand (COD)

COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di

dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Angka COD merupakan ukuran

Page 18: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah dapat di oksidasi

melalui mikrobiologis menjadi CO2, H2O dan senyawa organik, dan

mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Jumlah oksigen terhitung

jika komposisi zat organis terlarut telah di ketahui dan di anggap semua C, H, dan

N habis teroksidasi menjadi CO2, H2O, dan NO3.

4. Total Nitrogen (N Total)

Total nitrogen adalah kandungan nitrogen organik, amonia, nitrit dan nitrat

yang terdapat dalam air limbah. Nitrogen dan fosfor bersama-sama dengan

karbon berfungsi sebagai nutrien yang dapat menyelaraskan pertumbuhan

tumbuhan di air (Qasim, 1985).

5. Nitrogen Amonia (NH3-N)

Amonia (NH3) terdapat secara alami dalam berbagai konsentrasi pada air

tanah, air permukaan, dan air buangan. Amonia dapat berasal dari reduksi

senyawa organik yang mengandung nitrogen, deaminasi senyawa amina, hidrolisa

urea, dan akibat penggunaannya untuk deklorinasi dalam instalasi pengolahan air

Jumlah amonia dalam air tanah relatif sedikit karena diserap oleh tanah.

Dalam larutan aqueous amonia bereaksi membentuk kesetimbangan sebagai

berikut : NH3+ H2O ßàNH4++ OH

-

Amonia bersifat sangat toksik terhadap banyak organisme terutama ikan dan

invertebrata, sedangkan amonium (NH 4+) bersifat kurang toksik. Konsentrasi

amonia dalam air tergantung pada pH dan temperatur. Semakin tinggi pH dan

temperatur air, semakin tinggi juga konsentrasi amonia. Konsentrasi amonia juga

menentukan tingkat toksisitas larutan.

Nitrifikasi adalah proses oksidasi biologi amonia menjadi nitrat oleh bakteri

autotrof, dengan nitrit sebagai senyawa antara. Reaksi yang terjadi adalah sebagai

berikut:

Page 19: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

2NH4++ 3O2à2NO2

-+ 4H

++ 2H2O (oleh bakteri nitrosomonas) 2NO2

-+ O2à2NO3

-

(oleh bakteri nitrobacter)

2.6 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau Waste Water Treatment Plant,

(WWTP) adalah sebuah struktur yang di rancang untuk membuang limbah biologis

dan kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada

aktivitas yang lain.

Fungsi dari IPAL mencakup:

1. Pengolahan air limbah pertanian, untuk membuang kotoran hewan, residu

pestisida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.

2. Pengolahan air limbah perkotaan, untuk membuang limbah manusia dan

limbah rumah tangga lainnya.

3. Pengolahan air limbah industri, untuk mengolah limbah cair dari aktivitas

manufaktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas

pertambangan.

2.7 Metode Pengolahan Air Limbah

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian

lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah industri yang dibangun

harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh perusahaan setempat. Berbagai teknik

pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan

dikembangkan selama ini.

Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut

secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

a. pengolahan secara biologi

Page 20: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

b. pengolahan secara fisika

c. pengolahan secara kimia

a. Pengolahan secara Biologi

Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai

pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang

paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang berbagai

metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya. Pada dasarnya, reaktor

pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :

Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor)

Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan

berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal

berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan

berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi.

Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai

beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85% - 90%

(dibandingkan 80% - 85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi

yang lebih tinggi (90% - 95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain,

yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi

dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki

kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi dengan pengolahan

pendahuluan. Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak,

juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis

seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi

maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen

yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup

dengan waktu detensi 3-5 hari saja.

Page 21: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor)

Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media

pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai

modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain : trickling filter,

cakram biologi, filter terendam, reaktor fluidisasi. Seluruh modifikasi ini dapat

menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80% - 90%.

Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara

biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu proses aerob, yang

berlangsung dengan hadirnya oksigen dan proses anaerob, yang berlangsung tanpa

adanya oksigen, proses anaerob terjadi karena dalam suasana ini akan terbentuk H2O2

yang bersifat toxic tehadap bakteri.

Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat

dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l, proses

anaerob menjadi lebih ekonomis.

Agar dapat memenuhi baku mutu, industri harus menerapkan prinsip

pengendalian limbah secara cermat dan terpadu baik di dalam proses produksi (in-

pipe pollution prevention) dan setelah proses produksi (end-pipe pollution

prevention). Pengendalian dalam proses produksi bertujuan untuk meminimalkan

volume limbah yang ditimbulkan, juga konsentrasi dan toksisitas kontaminannya.

Sedangkan pengendalian setelah proses produksi dimaksudkan untuk menurunkan

kadar bahan pencemar sehingga pada akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu

yang sudah ditetapkan.

b. Pengolahan Secara Fisika

Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan,

diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah

mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan

(screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan

tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat

Page 22: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama

untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu

detensi hidrolis di dalam bak pengendap. Proses flotasi banyak digunakan untuk

menyisihkan bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak

mengganggu proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai

cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur

endapan (sludge thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation).

Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk

mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan

untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak

mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam

proses osmosa. Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk

menyisihkan senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut

lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.

Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit

pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali

air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.

c. Pengolahan Secara Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk

menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam

berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun dengan membubuhkan bahan kimia

tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya

berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat

diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi - koagulasi), baik dengan atau

tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.

Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan

membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan muatan

Page 23: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga akhirnya dapat

diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan dengan

membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk endapan

hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam

tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH >

9,5. Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida

[Cr(OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan

reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5.

Penyisihan bahan-bahan organik beracun seperti fenol dan sianida pada

konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan mengoksidasinya dengan klor (Cl2),

kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen peroksida. Pada dasarnya kita dapat

memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan secara kimia, akan tetapi biaya

pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.

2.8 Baku Mutu Limbah Cair Industri

Air limbah yang sudah diolah oleh WWTP PT. Suzuki Indomobil Motor GIIC

Plant, kemudian hasil olahan atau effluent air limbah tersebut tidak langsung dibuang

ke badan air atau sungai, namun air tersebut dialirkan kembali ke WWTP kawasan

GIIC. Dengan kata lain air olahan limbah tersebut akan diolah kembali oleh pihak

kawasan atau WWTP Kawasan GIIC PLANT.

WWTP Kawasan GIIC mengeluarkan standard atau parameter untuk air

olahan limbah yang sudah diolah oleh masing-masing pabrik yang berada dalam

Kawasan Industri GIIC. Parameter tersebut metiputi : pH, TSS, TDS, COD, BOD,

Oil & grease, surfactants, dan warna air.

Dari standard yang sudah ditetapkan oleh Kawasan Industri GIIC, maka setiap

perusahaan atau pelaku industri di Kawasan Industri GIIC wajib untuk memenuhi

persyaratan parameter tersebut. Apabila terdapat parameter yang tidak sesuai dengan

standard maka akan ada peringatan dari pihak WWTP Kawasan berupa peringatan

lewat email atau berupa surat bahkan berupa sanksi denda kepada pelaku usaha. Oleh

Page 24: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

karena itu, sebelum WWTP PT. Suzuki Indomobil Motor mengalirkan air sisa

pengolahan limbah ke WWTP Kawasan Industri GIIC, dilakukan jar tes atau

pengecekan terlebih dahulu apakah air limbah yang akan dialirkan sudah memenuhi

parameter persyaratan atau belum. Dengan begitu PT. Suzuki Indomobil Motor tidak

merugikan pihak WWTP Kawasan Industri GIIC.

2.9 Teknik Pengolahan Limbah Cair

Menurut LAPI ITB, 1998, Pengolahan limbah cair terutama ditujukan untuk

mengurangi kandungan bahan pencemar di dalam air, seperti senyawa organik,

padatan tersuspensi, mikroba patogen dan senyawa organik yang tidak dapat

diuraikan oleh mikroorganisme yang ada di alam. Proses pengolahan dilakukan

sampai batas tertentu sehingga limbah cair tidak mencemarkan lingkungan hidup.

Oleh karena itu, pengolahan limbah cair dapat dibagi menjadi 5 tahap :

1. Pengolahan Awal (Pretreatment)

Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk

menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air limbah.

Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah screen and

grit removal, equalization and storage, transfer gas, serta oil separation.

2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)

Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang

sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang

berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah

neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation, dan

filtration.

3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)

Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari

air limbah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan

pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah activated

Page 25: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

sludge, anaerobic lagoon, tricking filter, aerated lagoon, stabilization basin,

rotating biological contactor, serta anaerobic contactor and filter.

4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)

Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah

coagulation and sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion exchange,

membrane separation, serta thickening gravity or flotation.

5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)

Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya

kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion, pressure

filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed,

incineration, atau landfill.

Tahap tersebut dimaksudkan untuk memudahkan dalam mengkategorikan dan

melaksanakan pengolahan sesuai dengan beban dan kandungan suatu limbah cair.

Dalam bab ini akan dibahas pengolahan awal dan tahap pertama secara singkat

dan tahap kedua secara lebih rinci.

2.10 Pengolahan Awal dan Tahap Pertama

Tujuan dari pengolahan awal dan tahap pertama adalah untuk meminimalkan

variasi konsentrasi dan laju alir dari limbah cair dan juga menghilangkan zat

pencemar tertentu. Terhadap beberapa jenis limbah cair perlu diberikan pengolahan

awal untuk menghilangkan zat pencemar yang tak terbiodegradasi atau beracun, agar

tidak mengganggu proses-proses selanjutnya. Sebagai contoh limbah cair yang akan

ditangani secara biologis harus memenuhi kriteria tertentu yaitu: pH antara 6-9 ; total

padatan tersuspensi < 125 mg/L; minyak dan lemak < 15 mg/L; sulfida < 50 mg/L,

dan logam-logam berat umumnya < 1 mg/l.

Jenis operasi atau proses yang dapat digolongkan ke dalam pengolahan awal

dan tahap pertama, antara lain :

1. Penyaringan (Screening)

Page 26: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Berfungsi untuk menghilangkan partikel - partikel besar dan limbah cair. Alat

ini dipakai pada industri pengalengan, bir, dan kertas. Terdapat berbagai jenis alat

penyaringan, misalnya, bar racks, static screens, dan vibrating screens.

2. Ekualisasi

Tujuan dari proses ini adalah untuk mengurangi variasi laju alir dan

konsentrasi limbah cair, agar mencegah pembebanan tiba-tiba (shock load).

Bentuk alat ini umumnya adalah kolam yang dapat dilengkapi dengan pengaduk

atau tanpa pengaduk, terkadang pula disertai dengan aerasi untuk mencegah

kondisi septik.

3. Netralisasi

Seringkali limbah cair industri bersifat asam atau basa sehingga

membutuhkan proses netralisasi sebelum pengolahan lanjut. Jika kemudian

dialirkan ke pengolahan biologis, maka pH harus dipertahankan dalam rentang 6,5

- 9,0 untuk menghindari inhibisi. Kadang-kadang pencampuran limbah basa

dengan limbah asam dapat dilakukan untuk memperoleh proses netralisasi yang

ekonomis. Untuk keperluan ini, dibutuhkan bak netralisasi dengan level cairan

konstan yang bertindak sebagai tangki netralisasi.

Limbah cair yang bersifat asam dapat dinetralisasi dengan melewatkan limbah

pada unggun batu kapur, setelah ditambahkan kapur padam Ca(OH)2, soda kaustik

NaOH, atau soda abuNa2CO3.

Terdapat dua tipe unggun batu kapur yaitu upflow dan downftow, namun yang

lebih populer adalah tipe upflow. Unggun batu kapur tidak dapat digunakan

apabila (1). Kandungan sulfat lebih dari 0,6%, CaSO4 yang terbentuk akan

menutupi permukaan batu kapur dan menghambat reaksi netralisasi, (2).

Kandungan ion logam Al 3+

dan Fe3+

, garam hidroksida yang terbentuk juga akan

menutupi permukaan batu kapur dan menghambat reaksi netralisasi.

Unggun yang di operasikan upflow lebih populer karena produk reaksi seperti

CO2 akan dapat dengan mudah dipisahkan di bandingkan pada pengop erasian

downflow. Sebelum memutuskan untuk menerapkan sistem ini, disarankan untuk

Page 27: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

melakukan kajian dalam skala pilot. Kapur padam Ca(OH)2 biasanya tersedia lebih

murah dibandingkan senyawa basa lain atau bahkan soda abu Na2CO3, sehingga

menjadi bahan yang paling sering digunakan untuk netralisasi limbah cair asam.

Limbah cair basa dinetralkan dengan asam mineral kuat seperti H2SO4, HCI,

atau dengan CO2. Biasanya jika sumbcr CO 2tidak tersedia, netralisasi dilakukan

dengan H2SO4, karena harga H2SO4 yang lebih murah dibandingkan HCI. Reaksi

dengan asam mineral berlangsung cepat, sehingga perlu digunakan tangki

berpengaduk yang dilengkapi sensor pH untuk mengendalikan laju pemasukan

asam. Netralisasi limbah cair basa menggunakan CO2 biasanya menggunakan

perforated pipe grid yang diletakkan di bagian dasar tangki netralisasi, H2CO3

yang terbentuk akan bereaksi dengan senyawa-senyawa basa dalam limbah cair.

Proses netralisasi dapat diselenggarakan secara ekonomis apabila tersedia gas

buang pembakaran (flue gas).

4. Sedimentasi awal (primary sedimentation)

Tujuan sedimentasi awal adalah untuk menghilangkan zat padat yang

tersuspensi. Partikel tertentu, seperti padatan limbah kertas , pulp atau domestik,

akan menggumpal pada saat partikel tersebut menuju dasar tangki sedimentasi,

sehingga mempengaruhi laju pengendapan . Ini dikenal dengan pengendapan

floculant. Partikel seperti pasir, abu dan batubara tidak menggumpal, ini dikenal

dengan nama pengendapan discrete. Terdapat berbagai jenis tangki sedimentasi,

tetapi pada umumnya padatan dikeluarkan dari dasar tangki secara mekanis.

2.11 Pengolahan Tahap Kedua

Pengolahan biologis termasuk dalam pengolahan tahap kedua. Tujuannya

adalah untuk menghilangkan atau mengurangi kandu ngan senyawa organik atau

anorganik dalam suatu air buangan. Fungsi ini dapat dicapai dengan bantuan aktifitas

mikrorganisme gabungan (mixed culture) yang heterotrofik. Mikroorganisme

Page 28: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

mengkonsumsi bahan- bahan organic untuk membentuk biomassa sel baru serta zat-

zator ganik dan memanfaatkan energi yang dihasilkan dari reaksi oksidasi untuk

metabolismenya.

Mikroorganisme dalam proses biologis sangat tergantung pada zat yang

terdapat dalam air buangan, apabila zat organik yang tersedia kurang maka

mikroorganisme akan menopang hidupnya dengan mengkonsumsi protoplasma.

Proses ini disebut respirasi endogen (endogenous respiration ). Jika kekurangan zat

organik ini berlangsung terus, mikroorganisme akan mati kelaparan atau

mengkonsumsi se luruh protoplasma hingga yang tcrsisa adal ah residu organik yang

relatif stabil.

Proses biologis untuk mengolah air buangan, jika ditinjau dari pemanfaatan

oksigennya, dapat dikelompokkan ke dalam emp at kelompok utama, yaitu :

a. Proses aerobik

b. Proses anaerobik

c. Proses anoksidan

d. Kombinasi antara proses aerobik dcngan salah satu proses diatas.

Masing-masing proses ini masih dibedakan lagi bertalian dengan apakah

pengolahan dicapai dalam suatu sistem pertumbuhan tersuspensi, sistem

pcrtumbuhan yang menempel pada media inert yang diam atau kombinasi keduanya.

Disamping itu, proses biologis dapat pula dikelompokkan atas dasar proses

operasinya. Ada tiga macam proses yang termasuk dalam cara pengelompokkan ini,

yaitu:

1. Proses kontinyu dengan atau tanpa daur ulang.

2. Proses batch.

3. Proses semibatch.

Proses kontinyu biasa digunakan untuk pengolahan aerobik limbah cair

domestik dan industri, sedangkan proses batch atau semi batch lebih banyak

Page 29: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

digunakan untuk sistem anaerobik.

Gambar 2.1 Oksidasi Biologis Sempurna dari Buangan Organik

Sistem Lumpur Aktif

Pada dasarnya sistem lumpur aktif terdiri atas dua unit proses utama, yaitu

bioreaktor (tangki aerasi) dan tangki sedimentasi. Dalam sistem lumpur aktif,

limbah cair dan biomassa dicampur secara sempurna dalam suatu reaktor dan

diaerasi. Pada umumnya, aerasi ini juga berfungsi sebagai sarana pengadukan

suspensi tersebut. Suspensi biomassa dalam limbah cair kemudian dialirkan

ke tangki sedimentasi, dimana biomassa dipisahkan dari air yang telah diolah.

Sebagian biomassa yang terendapkan dikembalikan ke bioreaktor, dan air yang telah

terolah dibuang ke lingkungan. Agar konsentrasi biomassa di dalam reaktor konstan

(MLSS = 3 - 5 gfL), sebagian biomassa dikeluarkan dari sistem tersebut sebagai

excess sludge. Skema proses dasar sistem lumpur aktif dapat dilihat pada.

Page 30: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Gambar 2.2 Skema Proses Lumpur Aktif

Variabel operasional didalam proses lumpur aktif yang umum digunakan

dalam pengolahan limbah cair adalah sebagai berikut :

1. Beban BOD

Beban BOD adalah jumlah massa BOD di dalam air limbah yang masuk

(influent) dibagi dengan volume reactor.

2. Mixed-Liqour Suspended Solids (MLSS)

Isi didalam bak aerasi pada proses pengolahan air limbah dengan sistem

lumpur aktif disebut sebagai mixed liqour yang merupakan campuran antara air

limbah dengan biomassa mikroorganisme serta padatan tersuspensi lainnya. MLSS

adalah jumlah total dari padatan tersuspensi yang berupa material organik dan

mineral, termasuk didalamnya adalah mikroorganisme. MLSS ditentukan dengan

menyaring lumpur campuran dengan kertas saring (filter), kemudian filter

dikeringkan pada temperatur 105°C, dan berat padatan dalam contoh ditimbang.

3. Mixed-Liqour Volatile Suspended Solids (MLVSS)

Porsi material organik pada MLSS diwakili oleh MLVSS, yang berisi material

organik bukan mikroba, mikroba hidup dan mati, dan hancuran sel (Nelson dan

Lawrence, 1980 dalam Said, 2007). MLVSS diukur dengan memanaskan terus

sampel filter yang telah kering pada 600 - 650°C, dan nilainya mendekati 65 –

75% dari MLSS.

4. Food to microorganism ratio atau food to mass ratio disingkat F/M Ratio

Parameter ini menunjukan jumlah zat organik (BOD) yang dihilangkan dibagi

dengan jumlah massa mikroorganisme didalam bak aerasi atau reaktor. Besarnya

nilai F/M Ratio umumnya ditunjukan dalam kilogram BOD per kilogram MLSS

per hari. F/M dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 31: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

F/M =

Dimana :

Q = laju air limbah (m³/hari)

S0 = Konsentrasi BOD didalam air limbah yang masuk ke bak aerasi/reaktor (kg/

m³)

S = Konsentrasi BOD didalam efluen (kg/ m³)

MLSS = Mixed-Liqour Suspended Solids (kg/ m³)

V = Volume bak aerasi (m³)

Rasio F/M dapat dikontrol dengan cara mengatur laju sirkulasi lumpur aktif

dari bak pengendapan akhir yang disirkulasi ke bak aerasi. Lebih tinggi laju

sirkulasi lumpur aktif lebih tinggi pula rasio F/M-nya. Untuk pengolahan air

limbah dengan sistem lumpur aktif konvensional atau standar rasio F/M adalah 0,2

- 0,5 kg BOD per kg MLSS per hari, tetapi dapat lebih tinggi hingga 1,5 jika

digunakan oksigen murni (Hammer, 1986 dalam Said, 2007). Rasio F/M yang

rendah menunjukan bahwa mikroorganisme dalam tangki aerasi dalam kondisi

lapar, semakin rendah rasio F/M pengolahan limbah semakin efisien.

5. Hidroulic retention time (HRT)

Waktu tinggal hidrolik (HRT) adalah waktu rata rata yang dibutuhkan oleh air

limbah masuk dalam bak atau tangki aerasi. Untuk proses lumpur aktif, nilainya

berbanding terbalik dengan laju pengenceran.

HRT = 1/D = V/Q

Dimana: V = volume bak reaktor

Q = debit air limbah yang masuk kedalam tangki aerasi

D = Laju pengenceran (jam-1

)

6. Ratio sirkulasi lumpur (Hidroulic Recycle Ratio, HRR)

Page 32: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Ratio sirkulasi lumpur adalah perbandingan antara jumlah lumpur yang

disirkulasikan ke bak aerasi dengan jumlah air limbah yang masuk ke dalam bak

aerasi.

7. Umur lumpur (sludge age)

Umur lumpur sering disebut waktu tinggal rata rata cel (mean cell residence

time). Parameter ini menunjukan waktu tinggal rata rata mikroorganisme dalam

sistem lumpur aktif. Jika HRT memerlukan waktu dalam jam, maka waktu tinggal

sel mikroba dalam bak aerasi dapat dalam hitungan hari. Parameter ini berbanding

terbalik dengan laju pertumbuhan mikroba. Umur lumpur dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut (Hammer, 1986 dalam Said, 2007):

Umur lumpur (hari) =

Dimana : MLSS = Mixed-Liqour Suspended Solids (mg/l)

V = Volume bak aerasi (L)

SSe = padatan tersuspensi dalam efluen (mg/l)

SSw = Padatan tersuspensi dalam lumpur limbah (mg/l)

Qe = laju efluen limbah (m³/hari)

Qw = laju influen limbah (m³/hari)

Umur lumpur dapat bervariasi antara 5 – 15 hari untuk sistem lumpur aktif

konvensional. Pada musim dingin dapat menjadi lebih lama dibandingkan pada

musim panas. Parameter penting yang mengendalikan operasi lumpur aktif adalah

beban organik atau BOD, suplai oksigen, dan pengendalian dan operasi bak

pengendapan akhir. Bak pengendapan akhir ini mempunyai dua fungsi yakni untuk

penjernihan dan pemekatan lumpur.

Pengendapan lumpur tergantung rasio F/M dan umur lumpur. Pengendapan

yang baik dapat terjadi jika lumpur mikroorganisme berada dalam fase

endogeneous, yang terjadi jika karbon dan sumber energi terbatas dan jika

pertumbuhan bakteri rendah. Pengendapan lumpur yang baik dapat terjadi pada

rasio F/M yang rendah. Pengendapan yang tidak baik dapat terjadi akibat

Page 33: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

gangguan yang tiba tiba pada parameter fisik ( suhu dan pH), kekurangan

makanan, dan kehadiran zat racun yang dapat menghancurkan sebagian flok yang

sudah terbentuk. Untuk operasi rutin, operator harus mengukur laju pengendapan

lumpur dengan menentukan indeks volume lumpur.

Cara konvensional untuk mengamati kemampuan pengendapan lumpur adalah

dengan menentukan indeks volume sludge ( Sludge Volume Inex = SVI). Caranya

adalah sebagai berikut :

Campuran lumpur dan air limbah (mixed liqour) dari bak aerasi dimasukan

dalam silinder kerucut volume 1 liter dan dibiarkan selama 30 menit. Volume

sludge dicatat. SVI adalah menunjukan besarnya volume yang ditempati 1 gram

lumpur. SVI dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

SVI (ml/g) =

mm/gr

Dimana: SV = volume endapan lumpur didalam silinder kerucut setelah

30 menit pengendapan (ml)

MLSS = Mixed-Liqour Suspended Solids (mg/l)

Didalam unit pengolahan air limbah dengan sitem lumpur aktif konvensional

dengan MLSS < 3500 mg/l, nilai SVI yang normal adalah berkisar antara 50 – 150

ml/gr. Mengingat parameter operasional didalam proses lumpur aktif yang harus

dikontrol sangat banyak, maka proses pengolahan air limbah dengan proses

lumpur aktif cukup rumit dan memerlukan keahlian operator yang cukup.

8. Mixed-Liqour Suspended Solids (MLSS)

Isi didalam bak aerasi pada proses pengolahan air limbah dengan sistem

lumpur aktif disebut sebagai mixed liqour yang merupakan campuran antara air

limbah dengan biomassa mikroorganisme serta padatan tersuspensi lainnya. MLSS

adalah jumlah total dari padatan tersuspensi yang berupa material organik dan

mineral, termasuk didalamnya adalah mikroorganisme. MLSS ditentukan dengan

menyaring lumpur campuran dengan kertas saring (filter), kemudian filter

dikeringkan pada temperatur 105°C, dan berat padatan dalam contoh ditimbang.

Page 34: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

9. Mixed-Liqour Volatile Suspended Solids (MLVSS)

Porsi material organik pada MLSS diwakili oleh MLVSS, yang berisi material

organik bukan mikroba, mikroba hidup dan mati, dan hancuran sel (Nelson dan

Lawrence, 1980 dalam Said, 2007). MLVSS diukur dengan memanaskan terus

sampel filter yang telah kering pada 600 - 650°C, dan nilainya mendekati 65 –

75% dari MLSS.

10. Food to microorganism ratio atau food to mass ratio disingkat F/M Ratio

Parameter ini menunjukan jumlah zat organik (BOD) yang dihilangkan dibagi

dengan jumlah massa mikroorganisme didalam bak aerasi atau reaktor. Besarnya

nilai F/M Ratio umumnya ditunjukan dalam kilogram BOD per kilogram MLSS

per hari.

Rasio F/M dapat dikontrol dengan cara mengatur laju sirkulasi lumpur aktif

dari bak pengendapan akhir yang disirkulasi ke bak aerasi. Lebih tinggi laju

sirkulasi lumpur aktif lebih tinggi pula rasio F/M-nya. Untuk pengolahan air

limbah dengan sistem lumpur aktif konvensional atau standar rasio F/M adalah 0,2

- 0,5 kg BOD per kg MLSS per hari, tetapi dapat lebih tinggi hingga 1,5 jika

digunakan oksigen murni (Hammer, 1986 dalam Said, 2007).

Rasio F/M yang rendah menunjukan bahwa mikroorganisme dalam tangki

aerasi dalam kondisi lapar, semakin rendah rasio F/M pengolahan limbah semakin

efisien. Didalam unit pengolahan air limbah dengan sitem lumpur aktif

konvensional dengan MLSS < 3500 mg/l, nilai SVI yang normal adalah berkisar

antara 50 – 150 ml/gr. Mengingat parameter operasional didalam proses lumpur

aktif yang harus dikontrol sangat banyak, maka proses pengolahan air limbah

dengan proses lumpur aktif cukup rumit dan memerlukan keahlian operator yang

cukup.

Page 35: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Sistem Trickling Filter

Trikling filter digunakan untuk menghilangkan bahan organik dari limbah

cair. Trikling filter adalah sistem pengolahan aerobik yang memanfaatkan

mikroorganisme melekat pada media untuk menghilangkan bahan organik dari

limbah cair (EPA, 2000 dalam Jaya, 2014). Trikling Filter (TF) mengeksploitasi

keuntungan biofilter konvensional dan menggunakan media yang mengandung nutrisi

untuk mempertahankan aktivitas mikroba dalam biofilm (Arocaetal, 2007; Hassan

and Sorial, 2010 dalam Jaya, 2014).

Trickling filter terdiri dari media tetap melalui bantalan yang pra menetap atau

(layar mikro), air limbah disaring menetes ke bawah sesuai ketinggian trickling filter.

Karena metabolisme bakteri membutuhkan oksigen, udara perlu dipasok ke Biofilm.

Air limbah mengalir ke bawah bangsal atas biofilm aerobik yang tipis dan substrat

terlarut berdifusi kedalam biofilm, sementara metabolit yang lain berdifusi dari

biofilm dalam air curah. Selama menetes, air terus mengandung kadar oksigen

sedangkan karbon dioksida hilang oleh ventilasi udara (Eding etal, 2006 dalam Jaya,

2014). Trickling filter adalah sistem tiga fase dengan biofilm tetap. Air limbah

memasuki bioreaktor melalui sistem distribusi, menetes ke bawah di atas permukaan

biofilm. Komponen trickling filter biasanya mencakup sistem distribusi, struktur

penahanan, batu atau media plastik, saluran bawah, dan sistem ventilasi (Daiger, 2011

dalam Jaya, 2014).

Polutan dalam limbah cair yang mengalir melalui permukaan media padat

akan terabsorps oleh mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada permukaan

media padat tersebut. Setelah mencapai ketebalan tertentu, biasanya lapisan biomassa

ini terbawa aliran limbah cair ke bagian bawah. Limbah cair di bagian bawah

dialirkan ke tangki sedimentasi untuk memisahkan biomassa. Resirkulasi dari tangki

sedimentasi diperlukan untuk meningkatkan efisiensi.

Page 36: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Gambar 2.3 Skema Trickling Filter

Faktor-faktor yang Berpengaruh TF agar dapat berjalan dengan baik

dan diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai berikut (Wardana, 2004 dalam Jaya,

2014) :

a. Lama waktu tinggal TF

Waktu aerasi dirancang umumnya antara 3 – 8 hari. Lama waktu tinggal ini

dimaksudkan agar mikroorganisme dapat menguraikan bahan-bahan organik dan

tumbuh di permukaan media TF membentuk lapisan biofilm atau lapisan berlendir.

b. Aerasi

Agar aerasi berlangsung dengan baik, media TF harus disusun sedemikian

rupa sehingga memungkinkan masuknya udara ke dalam sistem TF tersebut.

Keterbatasan udara dalam hal ini adalah oksigen sangat berpengaruh terhadap

proses penguraian oleh mikroorganisme. Aerasi juga dapat dilakukan dengan

distributor berputar sehingga aerasi cairan berlangsung sebelum kontak dengan

media.

c. Jenis media

Bahan untuk media TF harus kuat, keras, tahan tekanan, tahan lama, tidak

mudah berubah dan mempunyai luas permukaan per unit volume yang tinggi.

Page 37: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Bahan yang biasa digunakan adalah kerikil, batu kali, antrasit, batu bara dan

sebagainya. Akhir-akhir ini telah digunakan media plastik yang dirancang

sedemikian rupa, sehingga menghasilkan panas yang tinggi.

d. Diameter media

Diameter media TF biasanya antara 2,5 - 7,5 cm. Sebaiknya dihindari

penggunaan media dengan diameter terlalu kecil karena akan memperbesar

kemungkinan penyumbatan. Makin luas permukaan media, maka makin banyak

pula mikroorganisme yang hidup diatasnya.

e. Ketebalan susunan media

Ketebalan media TF minimum 1 meter dan maksimum 3 - 4 meter. Makin

tinggi ketebalan media, maka akan makin besar pula total luas permukaan yang

ditumbuhi mikroorganisme sehingga makin banyak pula mikroorganisme yang

tumbuh menempel diatasnya.

f. pH

Pertumbuhan mikroorganisme khususnya bakteri, dipengaruhi oleh nilai pH.

Agar pertumbuhan baik, diusahakan nilai pH mendekati keadaan netral. Nilai pH

antara 4 - 9,5 dengan nilai pH yang optimum 6,5 - 7,5 merupakan lingkungan yang

sesuai.

g. Karakteristik air buangan

Air buangan yang diolah dengan TF terlebih dahulu diendapkan, karena

pengendapan dimaksudkan untuk mencegah penyumbatan pada distributor dan

media filter.

h. Temperatur

Temperatur mempengaruhi kecepatan reaksi dari suatu proses biologis.

Page 38: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

2.12 Baku Mutu Air Limbah Industri

Baku mutu air limbah industri yang dipersyaratkan oleh Kementerian

Lingkungan Hidup Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam Kep. Men. Neg. L.

H. No : KEP-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan

Industri dapat dilihat di tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Baku Mutu Air Limbah Industri

No. Parameter Satuan

Golongan baku mutu limbah

cair

I II

FISIKA

1 Temperatur °C 38 40

2 Zat padat terlarut mg/L 2000 4000

3 Zat padat tersuspensi mg/L 200 400

KIMIA

1

pH 6,0

s

a

m

p

a

i

9

,

0

2 Besi terlarut (Fe) mg/L 5 10

3 Mangan terlarut

(Mn) mg/L 2 5

4 Barium (Ba) mg/L 2 3

5 Tembaga (Cu) mg/L 2 3

Page 39: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

6 Seng (Zn) mg/L 5 10

7 Krom hexavalen

(Cr+5

) mg/L 0,1 0,5

8 Krom total (Cr) mg/L 0,5 1

9 Cadmium (Cd) mg/L 0,05 0,1

10 Air raksa(Hg) mg/L 0,002 0,005

11 Timbal (Pb) mg/L 0,1 1

12 Stanum mg/L 2 3

13 Arsen mg/L 0,1 0,5

14 Selenum mg/L 0,05 0,5

15 Nikel (Ni) mg/L 0,2 0,5

16 Kobalt (Co) mg/L 0,4 0,6

17 Sianida (CN) mg/L 0,05 0,5

18 Sulfida (H2S) mg/L 0,05 0,1

19 Fluorida (F) mg/L 2 3

20 Klorin bebas (Cl2) mg/L 1 2

21 Amonia bebas (NH-

N) mg/L 1 5

22 Nitrat (NO3-N) mg/L 20 30

23 Nitrit (NO2N) mg/L 1 3

24 BOD mg/L 50 150

25 COD mg/L 100 300

26 Senyawa aktif biru

metilen mg/L 5 10

27 Fenol mg/L 0,5 1

28 Minyak nabati mg/L 5 10

29 Minyak mineral mg/L 10 50

30 Radioaktivitas ‒ ‒

Sumber: Kep. Men. Neg. L.H. No.: KEP-51/MENLH/10/1995 tentang

Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri.

Page 40: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

BAB III

METODE KERJA PRAKTEK

3.1 Jenis Metode

Jenis metode yang di gunakan dalam kerja pratek ini adalah deskriptif, yaitu

memberikan gambaran secara jelas yang terbatas pada usaha mengungkapakan suatu

masalah dan keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya merupakan penyikapan

suatu fakta dan data yang diperoleh dan di gunakan sebagai bahan penulisan serta

bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran proses pengolahan limbah cair di

PT SUZUKI INDOMOBIL MOTOR GIIC PLANT.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Metode Pengumpulan Data

Data yang di peroleh dari kerja praktek ini di dapatkan dari dua sumber,yaitu:

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi dan hasil

pengamatan kegiatan pada area pengolahan air bersih.

b. Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder meliputi kegiatan pengumpulan sekunder, data

literatur, jurnal, makalah, laporan kerja praktek terdahulu, data keterangan berupa

bagan aliran proses produksi dan dampak yang mungkin timbul dan data

pendukung lainnya seperti metode pengumpulan data informasi dengan cara

membaca dan mempelajari literature yang berkaitan dengan objek studi.

3.3 Metode Analisis

Page 41: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Pengolahan limbah cair di PT Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant ini

menganut pada peraturan pemerintah Nasional di Indonesia yang telah diatur oleh

Kementrian lingkungan hidup melalui kebijakan yang tertuang pada peraturan

Menteri Lingkungan Hidup Nomor 03 Tahun 2008 Tentang tata cara Perizinan

pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 101 tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya

dan Beracun.

Data yang di peroleh dari PT Suzuki Indomobil Motor Cikarang Plant akan

dimasukan dan disusun kedalam hasil kerja praktek kemudian pembahasan dengan

cara membandingkan Tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun dan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 101

Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

3.4 Lokasi Dan Waktu Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan Kerja Praktek adalah PT Suzuki indomobil motor GIIC

PLANT. Adapun identitas perusahaan adalah sebagai berikut:

Nama Perusahaan : PT Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant

Alamat : PT Suzuki Indomobil Kawasan GIIC blok ac no 1, kota

deltamas kec. Cikarang pusat, Bekasi, Jawa Barat

Bidang Usaha : Industri Otomotif

Waktu Kegiatan : 01 November 2018 – 30 Desember 2018

Page 42: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Gambar 3.1 Lokasi Kerja Praktek

Sumber: Web PT Suzuki Indomobil Motor GIIC PLANT

3.5 Pelaksanaan Kerja Praktek

Peserta yang mengajukan kerja praktek di PT. Suzuki Indomobil Motor GIIC

Plant adalah :

Nama : NIA

Program studi : Teknik Lingkungan

Institusi : Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

Tahun angkatan : 2015

NIM : 331510053

No. telepon : +6283807563678

Page 43: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Email : [email protected]

3.6 Tahapan Kerja Praktek

Dalam sub bab ini dibahas tentang tahapan pelaksanaan Kerja Praktek di PT.

Suzuki Indomobil Motor. Terdapat 3 tahap pelaksanaan Kerja Praktek, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyusunan laporan.

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini, pekerjaan yang dilakukan adalah melakukan studi literature

terhadap obyek kerja praktek dan konsep dasar proses waste water treatment.

Kemudian dilanjutkan dengan proses administrasi sampai diperoleh persetujuan

pelaksanaan kerja praktek pada obyek tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam tahap ini, kajian pustaka terus dilakukan untuk melihat hubungan

antara observasi lapangan dan teori. Dilakukan pengumpulan data yang dibedakan

menjadi :

a. Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan dari dokumen-dokumen dan referensi- referensi

yang ada. Pengumpulan data sekunder yang dibutuhkan dalam kerja praktek

adalah :

Data literatur, jurnal, makalah dan laporan penelitian terdahulu

Data profil perusahaan

Data keterangan berupa bagan alir proses produksi

Data Instalasi Pengolahan limbah yang sudah ada

Data Fasilitas yang mendukung sistem Pengolahan limbah cair

Data spesifikasi desain unit pengolahan limbah cair (dimensi,kapasitas, dll)

Data-data lain sebagai data pendukung

Page 44: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

b. Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan di dalam lokasi dengan melakukan

pengamatan langsung atas kinerja unit pengolahan air bersih di PT. Suzuki

Indomobil Motor dan wawancara dengan para pekerja. Data primer yang

dibutuhkan diantaranya :

1. Data sumber penghasil air yang akan di olah.

2. Data karakteristik dan kualitas influen dan efluen air bersih.

3. Data debit air bersih yang digunakan pada proses produksi dan debit

air limbah yang dihasilkan oleh PT Suzuki Indomobil Motor.

4. Data kualitas dan kuantitas air efluen dari unit pengolahan air bersih.

5. Data proses pengolahan air bersih.

c. Penyusunan Laporan Kerja Praktek

Laporan kerja praktek diorientasikan sebagai bahan analisis pengamatan

langsung atas dasar data primer dan data sekunder yang di peroleh selama

waktu kerja praktek. Adapun metodologi penyusunan laporan kerja praktek

adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab II Gambaran Umum Perusahaan

Bab III Tinjauan Pustaka

Bab IV Metodologi Kerja Praktek

Bab V Analisa dan Pembahasan

Bab VI Kesimpulan dan Saran

3.7 Rencana Pelaksanaan Kerja Praktek

Sesuai dengan kurikulum Program Studi Teknik Lingkungan STT Pelita

Bangsa, kegiatan Kerja Praktek mempunyai bobot 2 SKS dan merupakan syarat

untuk menempuh ujian akhir / Tugas Akhir. Pelaksanaan kerja praktek di rencanakan

selama s a t u bulan yang diharapkan dapat dimulai pada tanggal 01 November

Page 45: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

sampai dengan 30 Desember 2018 atau sesuai dengan persetujuan dan kebijakan

dari pihak PT Suzuki Indomobil Motor. Berikut jadwal rencana kerja praktek yang

direncanakan.

Tabel 3.1. Alokasi Waktu Perencanaan Kerja Praktek

No. Nama Kegiatan

Pelaksanaan Bulan/Minggu ke-

November Desember Januari Februari

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5

1. Penulisan Proposal

2. Konsultasi proposal ke

Dosen

Pembimbing

3. Pengajuan Proposal ke

Perusahaan

4. Aktivitas Lapangan:

a. Pengenalan

Lokasi

b. Diskusi

c. Pengamatan

dan Observasi

d. Tugas

Khusus

e. Pengumpula

n Data

5. Penulisan Laporan

6. Konsultasi Laporan ke

Dosen

Pembimbing

7. Revisi

8. Pengumpulan Laporan

Page 46: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

BAB IV

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Profil Perusahaan

4.1.1 Tinjauan Umum PT. Suzuki Indomobil

PT. Suzuki Indomobil Motor (SIM) pada tanggal 29 Mei 2015 dilakukan

seremoni peresmian oleh Osamu Suzuki sebagai Chairman Suzuki Motor Corporation

(SMC), Japan, Subronto Laras sebagai Komisaris PT. SIM, Shuji Oishi sebagai

President Director PT. Suzuki Indomobil Motor & PT. Suzuki Indomobil Sales

beserta jajaran manajemen PT. SIM/SIS, serta dihadiri oleh para pejabat tinggi

negara, diantaranya Rahmat Gobel sebagai Menteri Perdagangan RI dan Yasuaki

Tanizaki sebagai Duta Besar Jepang untuk Indonesia.

Untuk saat ini, pabrik PT. SIM Cikarang memproduksi produk mobil Ertiga

seluruh tipe untuk pasar domestik (Indonesia) & ekspor (Thailand & Brunei), dan

mesin/ engine Ertiga (K14B / 1.400cc) & Karimun Wagon R (K10B/ 1.000cc), serta

transmisi kendaraan roda empat (untuk pasar nasional & ekspor ke Thailand,

Pakistan), namun untuk kedepan akan memproduksi tipe-tipe produk mobil baru

Suzuki.Untuk melengkapi hasil produksi lebih sempurna, maka pabrik ini dilengkapi

juga dengan High way test track. Untuk menguji produk mobil yang telah keluar dari

proses final inspection. Selain fasilitas produksi, pabrik ini dilengkapi juga dengan

fasilitas bagi karyawan, seperti fasilitas ibadah (mesjid), kantin, dan poliklinik.

Pabrik PT. SIM Cikarang didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan

kapasitas produksi dan kualitas produk kendaraan roda empat bagi pasar otomotif

nasional/ domestik dan ekspor. Pabrik yang menyerap tenaga kerja dengan total

jumlah ± 1.152 orang ini memiliki areal yang terbagi menjadi 2 (dua) bangunan

dengan 2 (dua) proses produksi, yaitu:

Page 47: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

a. Power Train Production:

Luas bangunan : 200 m2, Jumlah karyawan: 484 orang.

Proses yang terdapat di dalam Power Train Production meliputi :

1. Engin, adalah Proses untuk mengubah tenaga panas menjadi tenaga

penggerak. pada engine terdapat beberapa proses yaitu Casting, Machining,

Assembling.

2. Transmisi, adalah komponen kedua dari unit rangka (chassis) pemindah

tenaga pada mobil, yang bekerja memindahkan tenaga dan putaran dari

kopling ke garden (differensial). Perpindahan tenaga dan putaran pada

transmisi berlangsung melalui hubungan antara roda gigi dengan roda gigi.

pada Transmisi terdapat beberapa proses yaitu Casting, Forging, Machining,

Assembling.

b. Assembly Production

Luas bangunan : 050 m2 Jumlah karyawan: 668 orang.

Pada Production terdiri dari dua bagian diantaranya :

1. Assembling Body production, adalah Proses pemasangan komponen-

komponen pada mobil. beberapa proses pada assembling body diantaranya:

Pressing, painting, body resin.

2. Seat dan Asembly production, adalah proses pembuatan jok mobil dan

perakitan body mobil. beberapa proses pada Seat dan asembly diantaranya:

seat, assembling seat, dan welding.

Untuk menunjang kegiatan proses produksi, pabrik ini dilengkapi dengan

gudang di setiap bagian produksi agar lebih mudah dan efisien. Gudang tersebut

disebut gudang consumable berfungsi sebagai tempat penyimpanan material atau

barang yang digunakan untuk menunjang pekerjaan atau produksi serta bersifat

langsung pakai dan langsung habis. ada dua macam material atau barang yang

tersedia di gudang consumable diantaranya :

Page 48: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

1. Direct Consumable Material, adalah material atau bahan-bahan yang

berhubungan langsung dengan pekerjaan atau produksi.

2. Indicert Consumable Material, adalah material atau bahan-bahan yang tidak

berperan dalam proses produksi, tapi mendukung kelancaran produksi.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

Suzuki Indomobil Motor memliki visi dan misi untuk mengetahui tujuan

yang ingin dicapai oleh perusahaan. Berikut ini merupakan visi dan misi dari PT.

Suzuki Indomobil Motor.

Visi

Menjadi perusahaan kelas dunia yang bermutu dalam bidang industri otomotif

roda dua (motor) dan roda empat (mobil).

Misi

1. Kreatif dan Inovatif, Banyak ide/gagasan dalam menyelesaikan masalah-

masalah pekerjaan.

2. Inspiratif, Mengilhami orang/ pihak lain dalam mengembangkan ide-ide dan

memberi inspirasi bagi rekan kerja, kelompok, atas gagasan uang diajukannya.

3. Aspiratif, memiliki keinginan untuk maju dan berkembang.

4. Optimis dan antusias, Selalu melihat kesempatan dalam setiap kesulitan yang

terjadi.

4.1.3 Struktur Organisasi

Indomobil Suzuki International menganut struktur organisasi fungsional

yang terpusat, dimana setiap fungsional bertanggung jawab atas 3 fungsi besar yaitu

produksi, pemasaran, serta keuangan dan administrasi. Kewenangan tertinggi

Page 49: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

berada pada Executive Board yang terdiri dari wakil–wakil Share Holder dan

dibantu oleh beberapa Managering Director. dan Jabatan tertinggi dalam directorat

dipegang oleh Managering Director yang membawahi para Director ,

para Director membawahi General Manager dan seterusnya sampai ke Assistant

Manager, Super Visor, Foreman Worker.

1) Produksi

Bertugas membuat perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi dari

semua kegiatan produksi serta standar mutu yang telah di terapkan dari bahan baku

sampai kebahan jadi, baik bahan yang diimpor maupun yang dibeli lokal.

2) Pemasaran

Bertugas membuat perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan

pengembangan produk yang akan dipasarkan serta mempersiapkan pelayanan

purna jual kepada pelanggan berupa promosi, discount, service, spare part, dan

menghitung adanya ancaman dan peluang dari pesaing.

3) Keuangan dan Administrasi

Bertugas melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pencatatan,

pengendalian dan pengawasan arus masuk dan keluar keuangan perusahaan baik

jangka pendek maupun jangka panjang. Pengaturan sumber daya manusia mulai

perencanaan, penarikan, penempatan, pengembangan, kompensasi serta pemutusan

hubungan kerja. Disamping hal tersebut di atas juga mengelola dan mengawasi

semua aset perusahaan. Selain daripada tiga fungsi besar yang ada pada struktur

perusahaan, terdapat pula beberapa penjelasan tugas dan fungsi mengenai struktur

perusahaan yang ada pada PT. Suzuki Indomobil Motor, pada PT. Suzuki

Indomobil motor ini secara global menggunakan struktur organisasi garis(line

organization). Pada organisasi ini mempunyai bentuk menyamping, Berikut adalah

deskripsi pekerjaan dari struktur perusahaan

Page 50: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Gambar 4.1 Struktur organisasi PT Suzuki Indomobil Motor

4.1.4 Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

2. Exboard

yaitu pemilik atau pemegang saham tertinggi sekaligus sebagai kepemimpinan

pada PT. Suzuki indomobil motor.

a. Tugas

Menyusun strategi dan visi.

Memimpin direksi.

Mengawasi jalannya perusahaan yang dilakukan oleh president directur dan

wakil direktur.

Page 51: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

b. Wewenang

Memimpin dan mengendalikan seluruh kegiatan perusahaan.

Mengesahkan segala keputusan.

c. Tanggung jawab

Memimpin perusahaan dan mengawasi kelancaran perusahaan sesuai dengan

tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan.

Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan.

d. President

yaitu yang menjabat sebagai wakil dari pemilik perusahaan tersebut.

1. Tugas

Menyusun kebijakan dan strategi perusahaan agar mencapai misinya yang

tidak bertentangan dengan strategi perusahaan.

Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan

pembelanjaan kekayaan perusahaan.

3. Wewenang

Mengangkat dan memperhentikan karyawan perusahaan.

Menentukan peraturan dan kebijakan teringgi perusahaan.

4. Tanggung jawab

Memelihara dan mengawasi kekayaan perseroan terbatas.

Bertanggung jawab terhadap keuntungan dan kerugian perusahaan.

5. Finance & Administration

yaitu bagian yang berhubungan dengan keuangan dan administrasi

perusahaan serta mengkoordinir dan mengarahkan semua kegiatan.

a) Tugas

Pendukung kegiatan divisi lainnya yaitu marketing dan production.

Yang mengatur dari mulai kebutuhan sumber daya manusia.

Page 52: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

b) Wewenang

Menangani pengolahan keuangan perusahaan, internal audit,

subsidiearis.

c) Tanggung jawab

- Menangani kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi

perusahaan yang memiliki tujuan, agar dapat mempercepat proses

kinerja perusahaan.

Pada bagian Finance & Administrasi tmembawahi empat bagian sebagai

berikut :

(a) HRD & GA, Human Research Development and General Affair bertugas

mengatur tentang perkembangan keadaan karyawan – karyawannya.

(b) Accounting bagian yang bertugas membuat pembukuan keuangan pada

PT Suzuki Indomobil Motor.

4.1.5 Marketing 2W & 4W

yaitu bagian yang bertugas mengatur tentang pemasaran kendaraan roda

dua dan roda empat.

a) Tugas

- Merumuskan terget penjualan.

- Merumuskan standart harga jual dengan koordinasi bersama Directur

operasional serta departemen.

b) Wewenang

- Berwenang merumuskan kebijakan pemasaran perusahaan.

- Berwenang untuk melakukan penyempurnaan pola kerja di Departemen

marketing.

c) Tanggung jawab

Page 53: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

- Menghasilkan laba bagi perusahaan, dari produk yang dibuat oleh

perusahaan.

- Melakukan langkah antisipatif dalam menghadapi penurunan order.

- Mengesahkan prosedur dan intruksi kerja di departemen marketing.

Ada tiga bagian Marketing yaitu :

a. Marketing 4W, yaitu bagian pemasaran untuk kendaraan roda empat.

b. Marketing 2W, yaitu bagian pemasaran untuk kendaraan roda dua.

c. Spare part, yaitu bagian yang membuat atau merancang dan mengatur

komponen – komponen mobil dan motor.

4.1.6 Production

yaitu suatu bagian yang bertugas mengatur dan membuat suatu perencanaan

produksi.

a) Tugas

- Menentukan pengalokasian sumber daya produksi seperti kerja mesin,

pengiriman bahan baku yang berhubungan dengan produksi

b) Wewenang

- Mengelola proses produksi agar selalu lancar dan dapat memenuhi target

produksi.

c) Tanggung jawab

- Mengelola pabrik atau proses produksi yang efisien sehingga menghasilkan

suatu produk yang terbaik bagi perusahaan.

Bagian production terdiri dari tiga bagian, yaitu:

(a) Production 2W adalah bagian yang mengatur dan membuat suatu

perencanaan produksi khusus untuk kendaraan roda dua atau motor.

Page 54: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

(b) Production 4W adalah bagian yang mengatur dan membuat suatu

perencanaan produksi khusus untuk kendaraan roda empat atau mobil.

(c) Production Engine & Transmission adalah bagian yang membuat lay out dan

membuat perencanaan dan perencanaan sistem kerja.

4.1.7 Production & Engineering,

yaitu bagian yang berhubungan yang berhubungan dengan mesin-mesin yang

digunakan pada PT. Suzuki Indomobil Motor.

a) Tugas

- Melakukan pengordanisasian pemeliharaan alat yang dibutuhkan untuk

mendukung jalannya proses produksi.

b) Wewenangnya

- Merencanakan perwatan mesin-mesin agar dapat beroperasi dengan lancar.

c) Tanggung jawab

- Melaporkan hal-hal yang menjadi kendala reparasi kepada plant manager

untuk mendapat keputusan pemecahannya. Bagian pada Production

Engineering ini terdiri dari dua bagian yaitu:

(a) Quality Assurance 2W & 4W adalah bagian yang mengawasi kualitas dari

produk yang dibuatdan lolos dari inspeksi lalu diperiksa kembali untuk

menjamin apakah barangitu layak diguanakan dan sekaligus dipakai

konsumen baik kendaraan motor dan mobil.

(b) Production Engineering adalah bagian yang berhubungan dengan mesin-

mesin dari kendaraan mobil dan motor yang digunakan perusahaan.

PPC (Production Planning Control)

yaitu bagian yang bertugas mengawasi kualitas dari produk yang dibuat

kemudian diadakan pemilihan barang tersebut.

a) Tugas

Page 55: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

- Mengawasi kualitas dari produk yang dibuat kemudian diadakan pemilihan

barang tersebut.

- Menerima order dari bagian penjualan (sales/marketing)

b) Wewenang

- Melakukan penghitungan jumlah material yang berhubungan dengan produksi

agar memenuhi kebutuhan sesuai dengan target produksi.

c) Tanggung Jawab

- Mengatur jumlah unit yang akan diproduksi(jadwal produksi) selama sebulan.

- PPC juga membuat jumlah produksi selama sebulan harus memperhatikan

atau disesuaikan dengan kapasitas produksi dari setiap section dan kapasitas

dari vendor dalam hal meyuplai komponen.

Ada tiga bagian pada PPC diantranya :

(a) PPIC (Production Planning and Inventory Control)

Tugas PPIC adalah melakukan pemilahan jadwal produksi perbulan menjadi

jadwal produksi harian. Sehingga dapat memprkirakan jumlah unit yang akan

diproduksi setiap harinya dengan melihat kapasitas yang ada serta menentukan

perlu tidaknya waktu dan overtime, jam lembur serta banyaknya shift kerja untuk

jadwal produksi harian tersebut. Selain itu PPIC dalam menentukan jumlah unit

produksi harian juga memperhatikan inventory yang ada sehingga terdapat

kesesuain jumlah unit yang diproduksi.

(b) Pengadaan Barang (Procurement)

Melingkupi Purchasing yang Bertugas melakukan pembelian barang dimana

purchaser membeli barang dari vendor, melakukan negosiasi, dan akhirnya

membuat PO. Setelah itu tugas purchaser selesai.

Page 56: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

(c) Expediting

Bertugas memonitor dan memastikan spesifikasi, quantity, deskripsi, dan hal-

hal yang berkaitan dengan PO(Purchasing order) sesuai dengan kontrak atau

SPK(surat perjanjian kerja). Jadi tugas expediter dimulai dari pada saat PO dibuat

sampai material itu sampai dan seorang expeditor yang baik harus dapat membuat

laporan mingguan terkait satus material tersebut.

Page 57: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Limbah PT Suzuki Indomobil Motor

Dalam proses produksi di PT. Suzuki Indomobil Motor tentu tidak terlepas

dari limbah sisa dari aktivitas produksi maupun non produksi. Berikut limbah yang

dihasilkn oleh PT. Suzuki Indomobil Motor :

a) Sumber limbah padat yang di hasilkan oleh PT. Suzuki Indomobil Motor:

1. Sumber proses produksi :

Sisa cutting material atau scrap

Material NG/reject

2. Sumber kegiatan domestik :

Kardus/box bekas part

Sisa makanan dari kantin

Kertas atau peralatan ATK (Alat Tulis Kantor) seperti spidol bekas,

bolpoint bekas, battery bekas, dll.

b) Sumber limbah cair yang di hasilkan oleh PT. Suzuki Indomobil Motor:

1. Sumber proses produksi :

Pengecatan part/Painting

Powertrain

Assy Body

Die Casting

Assembling Body

2. Sumber kegiatan domestik :

Air pengepelan lantai

Pencucian poly box

Air dari toilet dan air wudhu

Page 58: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Namun dalam laporan kerja praktik ini penulis memfokuskan pada

pengolahan limbah cair yaitu meliputi air sisa, Pengecatan part/Painting Powertrain,

Assy Body, Die Casting, Assembling Body dan air limbah domestik yang dihasilkan

oleh sisa hasil produksi PT. Suzuki Indomobil Motor.

5.2 Metode Pengolahan Air Limbah

Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian

lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah industri yang dibangun

harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh perusahaan setempat. Berbagai teknik

pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan

dikembangkan selama ini.

Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut

secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

d. pengolahan secara biologi

e. pengolahan secara fisika

f. pengolahan secara kimia

1. Pengolahan secara Biologi

Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah secara biologi. Sebagai

pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang sebagai pengolahan

yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah berkembang

berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya. Pada dasarnya,

reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu:

Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);

Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan

berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal

berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan

Page 59: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi.

Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch

mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai

85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih

sedikit. Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi

mempunyai kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-

6 jam).

Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui

proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD

tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan. Kolam oksidasi dan lagoon, baik

yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan

tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama

12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi,

cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang

ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari

saja.

Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).

Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media

pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai

modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain : trickling filter,

cakram biologi, filter terendam, reaktor fluidisasi. Seluruh modifikasi ini dapat

menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-90%.

Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara

biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu proses aerob, yang

berlangsung dengan hadirnya oksigen dan proses anaerob, yang berlangsung tanpa

adanya oksigen, proses anaerob terjadi karena dalam suasana ini akan terbentuk

H2O2 yang bersifat toxic tehadap bakteri.

Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat

dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l,

Page 60: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

proses anaerob menjadi lebih ekonomis. Agar dapat memenuhi baku mutu,

industri harus menerapkan prinsip pengendalian limbah secara cermat dan

terpadu baik di dalam proses produksi (in-pipe pollution prevention) dan setelah

proses produksi (end-pipe pollution prevention). Pengendalian dalam proses

produksi bertujuan untuk meminimalkan volume limbah yang ditimbulkan, juga

konsentrasi dan toksisitas kontaminannya. Sedangkan pengendalian setelah proses

produksi dimaksudkan untuk menurunkan kadar bahan pencemar sehingga pada

akhirnya air tersebut memenuhi baku mutu yang sudah ditetapkan.

2. Pengolahan Secara Fisika

Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan,

diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah

mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.

Penyaringan (screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk

menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang

mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses

pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah

kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.

Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang

mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan

berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan

tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening)

dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation). Proses filtrasi di dalam

pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk mendahului proses adsorbsi

atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan untuk menyisihkan sebanyak

mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar tidak mengganggu proses

adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosa.

Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan

senyawa aromatik (misalnya: fenol) dan senyawa organik terlarut lainnya,

Page 61: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.

Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit

pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan

kembali air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.

3. Pengolahan Secara Kimia

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk

menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-

logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan

bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada

prinsipnya berlangsung melalui perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari

tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik

dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil

reaksi oksidasi.

Pengendapan bahan tersuspensi yang tak mudah larut dilakukan dengan

membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang berlawanan dengan

muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut, sehingga

akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor dilakukan

dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk

endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan

logam tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada

pH > 9,5.

Page 62: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

5.4 Proses Instalasi Pengolahan Limbah Cair

Proses pengolahan air limbah cair di WWTP PT. Suzuki Indomobil Motor GIIC

Plant yaitu seperti yang sudah dipaparkan oleh flow diagram proses Gambar 5.1.

Berikut penulis akan menjelaskan proses pengolahan air limbah cair di WWTP PT.

Suzuki Indmobil Motor GIIC PLANT.

Page 63: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

1. Pengoperasian Plant

a. Melakukan tes control panel, sehingga control panel siap untuk dioperasikan.

b. Melakukan pengisian tanki kimia dengan larutan kimia yang akan digunakan

jika tangki kosong dengan konsentrasi sesuai perhitungan dosis kimia.

6. Operational WWTP

a. Proses Floating

<Star>

Selektor auto P-5, P-7, P8, P-9 pada control panel WWTP

Selektor ( P-10, P-12, P-22, CP3, CP1, M-4, M-5, M-6, M7, M-8, M-11, M-

14, M-16 ) , Pada Posisi “AUTO”

Buka valve udara yang menuju T-13 pada T-15, system otomatis

berdasarkan level control “L” dan “HH” dan “M” ON

<Stop>

Selektor OFF pada P-5, P-6, P-7, P-8, P-9 pada control panel WWTP

Tutup valve udara yang menuju T-13, pada T-15

7. Proses Koagulan pada phosphate

<Strar>

Nyalakan secara auto P-14 Pada control panel WWTP

Selektor ( CP-4, CP-7, CP-8, M-9, M-10, M-12 ) Pada posisi auto,

Sistem otomatis berdasarkan level control “L” DAN “HH” STOP, “H” DAN

“M” Sudah ON

<Stop>

Ganti posisi selektor P-14

“OFF” pada control panel

WWTP.

Page 64: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Gambar 5.2 SOP Operational WWTP

Sumber : PT. Suzuki Indomobil Motor

5.5 Tahapan Instalasi Pengolahan Limbah

Instalasi pengolahan limbah cair atau WWTP PT. Suzuki Indomobil Motor

GIIC Plant mempunyai kapasitas 1400 m3/hari. Sehingga dapat menampung air

limbah atau air buangan yang berasal dari kegiatan produksi maupun kegiatan non

produksi. Berikut penjelasan mengenai tahapan proses serta fungsi dari bagian

instalasi pengolahan air limbah di PT. Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant :

1. Raw Tank

Raw tank atau sering disebut juga dengan bak penampung berfungsi untuk

menampung sementara hasil limpahan limbah cair yang berasal dari berbagai

macam proses produksi seperti assembling, painting, powertrain, die casting dan

lain sebagainnya. Air limbah dari beberapa sumber kegiatan domestik pun

ditampung dalam suatu bak penampung/pengumpul. Adapun kapasitas bak

penampung itu sendiri adalah Raw Water PIT adalah 0,5 m3, ED Renewal waste

water PIT 200 m3,

Alkali

Renewal waste water PIT

1100 m

3, Regular waste water

PIT 300 m3, Phosphate waste water PIT 200 m

3. Dari bak pengumpul, air limbah

dialirkan dengan pompa celup menuju ke IPAL yang lokasinya terletak di area

pabrik.

Gambar 5.3 Alkali Renewal Waste Water PIT

Page 65: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Sumber : PT. Suzuki Indomobil Motor

Gambar 5.4 Phosphate Waste Water PIT

Sumber : PT. Suzuki Indomobil Motor

2. Reaktion Tank

Reaktion tank dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna,

sehingga komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat

dipakai untuk proses batch, semi batch, dan proses alir. Adapun kapasitas reaction

tank ini adalah 13 m3.

Pada dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua

jenis, yaitu:

Reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor);

Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan

berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal

berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan

berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi.

Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch

Page 66: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai

85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.

Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai

kelebihan yang lain, yaitu waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam).

Proses kontak-stabilisasi dapat pula menyisihkan BOD tersuspensi melalui

proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga tidak diperlukan penyisihan BOD

tersuspensi dengan pengolahan pendahuluan. Kolam oksidasi dan lagoon, baik yang

diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis reaktor pertumbuhan

tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi hidrolis selama 12-

18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak diaerasi, cukup

untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang ditetapkan. Di

dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.

Reaktor pertumbuhan lekat (attached growth reaktor).

Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media

pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai

modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain : trickling filter,

cakram biologi, filter terendam, reaktor fluidisasi. Seluruh modifikasi ini dapat

menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-90%.

Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara

biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu proses aerob, yang

berlangsung dengan hadirnya oksigen dan proses anaerob, yang berlangsung tanpa

adanya oksigen, proses anaerob terjadi karena dalam suasana ini akan terbentuk

H2O2 yang bersifat toxic tehadap bakteri.

Page 67: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Gambar 5.5 Reaktion Tank

Sumber : PT. Suzuki Indomobil Motor

3. Dissolve air floantation (DAF)

Dissolved air flotation atau lebih dikenal dengan singkatan DAF merupakan

metode untuk memisahkan zat atau bahan pencemar dari air dengan menggunakan

metode bantuan gelembung udara. Kapaitas DAF ini adalah 4,5 m3. Metode DAF

terutama berguna untuk memisahkan partikel yang berdiameter kecil, misalnya

gelembung-gelembung minyak yang terdispersi di dalam air.

Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan cara mengalirkan udara ke dalam

campuran air limbah dari dasar wadah. Udara tersebut dialirkan melalui pipa atau

selang dan dikeluarkan pada tekanan atmosfer sehingga udara tersebut keluar

berupa gelembung-gelembung udara mikroskopis yang berukuran kecil. Akibat

masa jenis udara yang jauh lebih kecil daripada air, gelembung udara tersebut secara

otomatis akan naik ke permukaan air. Bersamaan dengan itu, partikel-partikel

minyak yang berukuran halus ikut menempel pada gelembung udara tersebut.

Akibat pergerakan udara ke permukaan air, butiran minyak yang halus pun ikut naik

ke permukaan. Dengan demikian, proses penambahan gelembung udara ke dalam

air limbah yang tercampur dengan partikel minyak yang terdispersi turut

mempercepat proses naiknya minyak ke lapisan atas air. Dengan demikian, metode

DAF ini mempercepat proses pemisahan minyak dan air.

Page 68: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Instalasi DAF terdiri dari beberapa buah alat, yaitu pompa, tangki air, tangki

pencampur udara dan air (saturation tank), pipa penyalur udara, pipa penyalur air,

saluran pemasukan air, compressor, dan saluran pengeluaran air, saluran

pembuangan padatan, panel pengatur aliran udara (air control panel), dan lain-lain.

Gambar 5.6 Proses Dissolve air floantation (DAF)

Sumber : PT. Suzuki Indomobil Motor

8. Sludge Tank (Proses Penanganan Limbah Lumpur)

Tangki lumpur berfungsi untuk menampung akumulasi sludge dari beberapa

tangki proses penghasil lumpur,yaitu settling tank, measuring box-1, dan measuring

box-2. Tangki sludge di desain sedemekian rupa, dimana pada bagian bawahnya

berbentuk kerucut sehingga memungkinkan lumpur dapat mengendap kedasar

tangki. Pada tangki lumpur dilengkapi scrapper yang dipasang guna memusatkan

lumpur yang mengendap agar terkonsentrasi pada satu titik, sehingga dapat turun ke

lubang embedded pipe.

Sludge yang berasal dari clarifier settling tank (CST) dipompakan ke sludge

tank dengan melalui desander untuk membuang pasir-pasir halus yang terdapat

dalam sludge. Kebersihan cairan minyak dalam sludge tank dipengaruhi oleh

pengoperasian desander, karena alat ini dapat berfungsi bila pembuangan pasir

dilakukan secara kontinyu. Sludge Tank berfungsi Sebagai tempat penampungan

sementara sludge untuk melanjutkan proses pengolahan selanjutnya.

Cara Kerja

Page 69: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Sludge dari underflow CST masuk ke dalam tangki, selanjutnya sludge

tersebut akan dikirim ke sludge centrifuge. Sludge yang berada dalam sludge tank

mendapat pemanasan dengan menggunakan pipa uap tertutup agar minyak tidak

guncang, karena pemanasan yang tinggi akan dapat memisahkan minyak yang

terikat dengan lumpur, oleh karena itu suhu dalam sludge tank dipertahankan 90 –

1000C.

Untuk mempercepat pemecahan gumpalan minyak dengan sludge dapat

dilengkapi dengan alat stirrer dengan cacatan tidak boleh terjadi pembentukan

emulsi kembali, oleh karena itu kecepatan putar alat stirrer maksimum 10 rpm.

Lempeng pengaduk berada diatas pipa coil pemanas, sehingga tidak mengganggu

lapisan sludge di bagian cone bawah.

Pipa masuk sludge dari CST berada disamping tangki bagian tengah dengan

maksud agar dalam tangki tidak terjadi guncangan yang berakibat pada

pembentukan emulsi. Lumpur yang terdapat dibagian bawah tangki harus dibuang

setiap selang waktu tertentu, dengan tujuan agar pasir tidak terikut kedalam sludge

separator.

Gambar 5.7 Flow Measuring tank

Sumber : PT. Suzuki Indomobil Motor

9. Screw Press

Screw Press merupakan teknologi generasi baru dalam proses pengeringan

limbah. Screw Press ini mampu memecahkan beberapa masalah teknis dari sludge

dewatering equipment Seperti Belt Press, Filter Press dimana sering mengalamai

penyumbatan, lumpur konsentrasi rendah / kegagalan mengolah lumpur minyak,

Page 70: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

konsumsi energi yang tinggi dan operasi yang rumit dll. Screw Press dapat

digunakan secara luas dalam rekayasa pengolahan air limbah kota serta sistem

pengolahan air limbah industri seperti pengolahan petrokimia, industri ringan, serat

kimia, pembuatan kertas, farmasi dan kulit dll.

Biasanya, jenis-jenis sludge yang berbeda akan diproduksi pengolahan waer.

Lumpur perangkat dehidrasi terutama digunakan untuk menurunkan kadar air,

mengurangi volume lumpur, dan mudah pengolahan langkah penanganan lumpur

berikutnya. Mesin dewatering lumpur dapat biasanya termasuk jenis ollowing: belt

filter press, mesin penguras sentrifugal, plat dan ramme lilter press dan jenis sekrup

dehidrator lumpur. Baru-baru ini, sabuk menekan filter secara luas digunakan dalam

lumpur dehidrasi, namun, ada beberapa masalah dengan mesin ini, seperti itu

sebagai jumlah besar konsumsi air, persyaratan operasi tinggi dll. Tetapi, sekrup

jenis dehidrator lumpur adalah jenis dehidrator lumpur baru. Dengan kelebihannya,

seperti energi hemat, operaton stabil, sangat otomatisasi dengan cepat diakui dan

diterima oleh pasar.

Prinsip Kerja Screw Press :

Penebalan: Ketika poros didorong oleh sekrup, cincin bergerak di sekitar poros

bergerak naik dan turun secara relatif. Sebagian besar air ditekan keluar dari

zona penebalan dan jatuh ke tangki filtrasi untuk gravitasi.

Pengeringan: Lumpur (Sludge) yang menebal bergerak maju terus menerus

dari zona penebalan menuju zona dewatering. Dengan pitch dari ulir sekrup

semakin sempit dan sempit, tekanan di ruang filter meningkat lebih tinggi dan

lebih tinggi. Selain tekanan yang dihasilkan oleh pelat tekanan balik, lumpur

sangat ditekan dan pengering menghasilkan lumpur (Sludge).

Pembersihan diri: Cincin yang bergerak berputar terus menerus ke atas dan ke

bawah di bawah dorongan poros sekrup yang sedang berjalan sementara celah

antara cincin tetap dan cincin bergerak dibersihkan untuk mencegah

penyumbatan yang sering terjadi pada peralatan pengeringan tradisional.

Page 71: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Gambar 5.8 Screw Press

Sumber : PT. Suzuki Indomobil Motor

10. Sludge

Sludge atau Lumpur adalah lumpur semi-padat yang dapat diproduksi dari

berbagai proses industri, dari pengolahan air, pengolahan air limbah atau sistem

sanitasi di tempat. Misalnya, dapat diproduksi sebagai suspensi menetap yang

diperoleh dari pengolahan air minum konvensional, sebagai lumpur limbah dari

proses pengolahan air limbah atau sebagai lumpur tinja dari jamban lubang dan

tangki septik . Istilah ini juga kadang-kadang digunakan sebagai istilah umum untuk

padatan yang dipisahkan dari suspensi dalam cairan; bahan 'pekat' ini biasanya

mengandung sejumlah besar air 'interstial' (di antara partikel padat). Pabrik

pengolahan air limbah industri menghasilkan padatan yang juga disebut lumpur. Ini

dapat dihasilkan dari proses biologis atau fisik-kimia. Dalam proses lumpur aktif

untuk pengolahan air limbah, istilah "lumpur yang diaktifkan limbah" dan "lumpur

yang diaktifkan kembali" digunakan.

Karakteristik utama dari lumpur aktif adalah terjadinya mikroorganisme, yang

mengambil makanan yang telah dipecahkan di permukaan tubuh mereka atau mulut

sel sehingga berkontribusi terhadap pembersihan air limbah. Biocoenosis lumpur

Page 72: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

aktif memberikan informasi tentang kondisi lumpur aktif dan pencapaian

pembersihan.

Bakteri adalah tanaman sederhana, tidak berwarna, satu arah yang

menggunakan makanan larut dan mampu reproduksi sendiri tanpa sinar matahari.

Sebagai pengurai, mereka mengisi peran ekologis yang tak terpisahkan dari

pembusukan bahan organik dalam menstabilkan limbah organik di pabrik

pengolahan. Mereka bertanggung jawab atas pertumbuhan lumpur aktif dalam

pengolahan air limbah domestik. Berbagai macam bakteri dapat ditemukan dalam

serpihan lumpur.

Selain bakteri, sejumlah spesies protozoa seperti flagellate, ciliated dan

amoebae protozoa telah diidentifikasi dalam lumpur aktif . Protozoa adalah

organisme bersel tunggal yang dapat mengonsumsi makanan seperti bakteri dan

partikel. Protozoa lain bergerak hidup di atau di antara serpihan lumpur yang

diaktifkan. Nematoda atau rotifer diperingkat di antara organisme multi-seluler.

11. Settling Tank

Didalam bak pengendapan (settling tank), padatan organic diendapkan secara

grativitasi dan terpisah dari air limbah yang telah di aerasi. Padatan ini berbentuk

Lumpur (sludge) dan ditampung di dalam aeration tank. Daya tampung settling tank

ini adalah 11 m3. Dengan demikian proses pengolahan secara aerobic akan terus

berlangsung. Untuk mengatur pengembalian sludge ke dalam bak dan ini harus

dilakukan secara kontinyu.

Cylindrical settling tank (CyST) adalah tipe bak berbentuk silinder.

Pemisahan sludge dalam tangki tergantung pada kecepatan inlet cairan dari COT

atau Decanter. Masuknya cairan minyak didalam settling tank ada yang masuk dari

samping dan mengikuti aliran spiral dan ada yang masuk langsung ke bagian tengah

yang dibatasi dengan tabung dan kemudian minyak yang memiliki SG < 1,0 akan

memisah keatas dan dikutip melelui skimmer. Suhu dalam tangki dipertahankan

900C – 95

0C, sehingga viscositas minyak dapat dipertahankan.

Page 73: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Untuk memperoleh pemisahan yang baik, maka dibuat volume tangki yang

memiliki etention time antara 4-6 jam atau untuk PKS kapasitas 30 ton/jam TBS

dibuat CyST berukuran 90 m3. Karena ukuran CyST yang cukup besar, maka pada

akhir pengolahan tidak seluruhnya minyak tertampung dan jika minyak harus

dikutip seluruhnya pada akhir pengolahan, maka perlu power khusus untuk

membangkitkan alat klerifikasi, karena turbin tidak bekerja lagi (kekurangan bahan

bakar). Untuk mempertahankan suhu pada CyST dilakukan pemanasan dengan uap

(steam).

12. Treated Tank

Setelah lumpur aktif terpisah dengan air olahannya, selanjutnya air olahan

yang keluar dari weir plate tangki pengendapan akhir (supernatan) akan mengalir

menuju tangki penampung air olahan (Treated Water Tank). Selanjutnya jika ada air

olahan yang masuk kedalam tanki ini telah over flow maka air olahan tersebut akan

dibuang/discharge menuju tempat pembuangan akhir yang ditunjuk (parit/sungai).

Air olahan yang masuk ke tangki treated water, masih dimungkinkan adanya

suspended solid yang masih terbawa bersama effluent, dan ini lama kelamaan akan

mengendap didasar tangki air olahan. Endapan SS yang ada di tangki air olahan

akan dibuang melalui pompa belchlot wash, untuk seterusnya akan diolah melalui

fasilitas dehydrator/belt press. Pemantauan baku mutu/kwalitas air olahan amatlah

penting agar air olahan dapat layak dibuang menuju pembuangan akhir. Adapun

parameter control buangan air olahan biasanya harus mengacu pada Regulasi

setempat (pH, CODcr, BOD, SS, n-hexan). Dan tampun treated tank adalah 9 m3.

13. Filter Press

Setelah lumpur dipompa ke filter press melalui pompa diaphragm lalu lumpur

di pres agar kandungan air dalam lumpur berkurang sebelum dibuang. Sludge hasil

dari filter press kemudian ditempatkan ke sebuah bak sejenis polybox besi untuk

Page 74: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

kemudian dibuang ke pengepul limbah B3. Sebelum sludge dibuang, sludge atau

lumpur sisa dari proses filter press yang bentuknya masih lumpur sedikit berair,

kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga kering atau menjadi lebih padat.

Ini bertujuan agar berat/massa lumpur menjadi lebih ringan dari yang sebelumnya

berbentuk lumpur cair. Sehingga apabila lumpur berbentuk padat/kering dan lebih

ringan beratnya maka itu dapat mengurangi cost yang dikeluarkan oleh perusahaan

untuk membayar pembuangan limbah ke agen pengepul limbah B3.

14. Netralisasi

Sebagian besar limbah cair dari industri mengandung bahan bahan yang

bersifat asam (Acidic) ataupun Basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum

dibuang kebadan air maupun sebelum limbah masuk pada proses pengolahan, baik

pengolahan secara biologic maupun secara kimiawi, proses netralisasi tersebut bisa

dilakukan sebelum atau sesudah proses equalisasi.

Untuk mengoptimalkan pertumbuhan microorganisme pada pengolahan secara

biologi, pH perlu dijaga pada kondisi antara pH 6,5 – 8,5, karena sebagian besar

microb aktif atau hidup pada kondisi pH tersebut. Proses koagulasi dan flokulasi

juga akan lebih efisien dan efektif jika dilakukan pada kondisi pH netral. Netralisasi

adalah penambahan Basa (alkali) pada limbah yang bersifat asam (pH 7). Proses

netralisasi dielukan mengingat beberapa air limbah industri mempunyai pH yang

tinggi dan rendah. Proses netralisasi dikenal dengan proses asam/basa pada proses

netralisasi yang perlu diamati disamping pH adalah kemungkinan terbentuknya

padatan.

Seringkali limbah cair industri bersifat asam atau basa sehingga membutuhkan

proses netralisasi sebelum pengolahan lanjut. Jika kemudian dialirkan ke

pengolahan biologis, maka pH harus dipertahankan dalam rentang 6,5 - 9,0 untuk

menghindari inhibisi. Kadang-kadang pencampuran limbah basa dengan limbah

asam dapat dilakukan untuk memperoleh proses netralisasi yang ekonomis. Untuk

keperluan ini, dibutuhkan bak netralisasi dengan level cairan konstan yang

bertindak sebagai tangki netralisasi.

Page 75: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Limbah cair yang bersifat asam dapat dinetralisasi dengan melewatkan

limbah pada unggun batu kapur, setelah ditambahkan kapur padam Ca (OH)2, soda

kaustik NaOH, atau soda abu Na2CO3.

Terdapat dua tipe unggun batu kapur yaitu upflow dan downftow, namun yang lebih

populer adalah tipe upflow. Unggun batu kapur tidak dapat digunakan apabila, (1).

Kandungan sulfat lebih dari 0,6%, CaSO4 yang terbentuk akan menutupi

permukaan batu kapur dan menghambat reaksi netralisasi, (2). Kandungan ion

logam Al 3+

dan Fe3+

, garam hidroksida yang terbentuk juga akan menutupi

permukaan batu kapur dan menghambat reaksi netralisasi.

Unggun yang dioperasikan upflow lebih populer karena produk reaksi seperti

CO2 akan dapat dengan mudah dipisahkan dibandingkan pada pengoperasian down

flow. Sebelum memutuskan untuk menerapkan sistem ini, disarankan untuk

melakukan kajian dalam skala pilot.

Kapur padam Ca (OH)2 biasanya tersedia lebih murah dibandingkan senyawa basa

lain atau bahkan soda abu Na2CO3, sehingga menjadi bahan yang paling sering

digunakan untuk netralisasi limbah cair asam.

Limbah cair basa dinetralkan dengan asam mineral kuat seperti H2SO4, HCI,

atau dengan CO2. Biasanya jika sumbcr CO2 tidak tersedia, netralisasi dilakukan

dengan H2SO4, karena harga H2SO4 yang lebih murah dibandingkan HCI. Reaksi

dengan asam mineral berlangsung cepat, sehingga perlu digunakan tangki

berpengaduk yang dilengkapi sensor pH untuk mengendalikan laju pemasukan

asam. Netralisasi limbah cair basa menggunakan CO2 biasanya menggunakan

perforated pipe grid yang diletakkan di bagian dasar tangki netralisasi, H2CO3 yang

terbentuk akan bereaksi dengan senyawa-senyawa basa dalam limbah cair. Proses

netralisasi dapat diselenggarakan secara ekonomis apabila tersedia gas buang

pembakaran (flue gas).

15. Effluent Tank

Page 76: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Effluent tank berfungsi menampung sementara effluent sedimentasi sebelum

difilter dan sebagai tempat untuk membunuh bakteri pathogen yang ada di air

limbah yang tidak terendapkan di bak aerasi. Sumber Limbah Caira Unit effluent

Treatment Sumber limbah cair di unit Effluent Treatment, yaitu :

1. Air limbah dari unit Alumunium Flourida (AlF3)

Air limbah pada unit ini berasal dari proses kristalisasi dan pemisahan

Alumunium Flourida (AlF3), dimana filtrat yang berupa kristal liquid masuk ke

Effluent Treatment. Begitu juga dengan mother liquor yang dipisahkan kemudian

diendapkan dalam Recovery Tank yang selanjutnya dibawa ke unit Effluent

Treatment. Air limbah dari unit Alumunium Flourida (AlF3) yang masuk ke

Effluent Treatment adalah 40,199 ton/jam. Air limbah dari unit Alumunium

Flourida (AlF3) mempunyai kandungan PO450 ppm dan Flour 1625 ppm. Air

limbah dari unit Alumunium Flourida (AlF3) ini kadang-kadang masuk ke

Cushion Pond tetapi lebih sering langsung masuk ke pH Adjusting Tank I.

2. Air limbah dari unit Asam Fosfat (H3PO4)

Air limbah dari unit Asam Fosfat (H3PO4) yang dikirim ke Effluent

Treatment adalah air dari proses produksi asam fosfat yang berlebih (over flow).

Air limbah dari unit Cement Retarder (CR) pada proses puri fikasi Pada unit ini

beberapa impurities akan dihilangkan dari phospo gypsum menjadi purified

gypsum. Purified gypsum ini nantinya digunakan sebagai raw material untuk

membuat granule gypsum. Phospo gypsum ini diencerkan dengan air dari bak

Neutralize Water Pitpada Slurry Tank untuk membuat slurry 39%. Slurry tersebut

diaduk untuk melarutkan impurities. Selanjutnya slurry dipompa ke filter untuk

dipisahkan antara cake gypsum dari filtratnya. Cake gypsum disemprot dengan

steam untuk menurunkan moisture yang masih terkandung di dalamnya. Kemudian

cake tersebut (purified gypsum) diberikan di conveyor untuk dikirim ke purified

gypsum storage.

Page 77: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

Filtrat tadi yang mengandung impurities dan phospo gypsum dikirim ke

Effluent Treatmentuntuk dinetralkan. Air limbah dari unit Cement Retarder (CR)

yang dikirim ke Effluent Treatment adalah 119,800 ton/jam. Air limbah kiriman

dari unit Cement Retarder (CR) ini mempunyai kandungan PO 4467 ppm dan

Flour 3523 ppm. Air limbah dari proses purifikasi ini langsung masuk ke pH

Adjusting Tank I.

3. Air limbah dari unit pendukung

Buangan dari unit pendukung berasal dari blow down demin water. Air limbah

dari unit pendukung ini yang dikirim ke Effluent Treatment sebanyak 2,4 ton/jam.

Air limbah dari unit pendukung ini masuk ke Cushion Pond.

Unit Advanced Treatment Sumber limbah cair di unit Advanced Treatment,

yaitu :

1. Limbah cair dari pabrik I, yang sebagian berasal dari air boiler karena bahan

baku yang digunakan di pabrik I sebagian besar dari gas.

Limbah cair dari pabrik II, yang berasal dari proses produksi di pabrik II seperti air

dari proses pembuatan SP-36, phonska, dan ZK.3) Limbah cair dari pabrik III,

Treatment merupakan fasilitas pengolahan limbah cair untuk pabrik III yang terdiri

dari unit Asam Fosfat (H3PO4), unit ZA II, unit Alumunium Flourida (AlF3), unit

Cement Retarder (CR), dan unit pendukung. Komponen utama limbah cair yang

diolah di Effluent Treatment adalah fosfat dan flour. Sifat limbah cair di pabrik III

adalah asam (acidic water). selama 24 jam.

Page 78: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah melakukan pengamatan langsung dilapangan mengenai proses

pengolahan limbah cair industri di WWTP PT Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant

yang dilakukan pada bulan November-Desember 2018 maka didapatkan kesimpulan

sebagai berikut :

1. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembuatan laporan ini

adalah menggunakan data primer dan data skunder. Selain itu pengolahan air

buangan ini telah dikembangkan menjadi 3 metode pengolahan yaitu :

a. Pengolahan secara biologi

b. Pengolahan secara fisika

c. Pengolahan secara kimia

2. Jenis limbah yang di hasilkan dari proses produksi PT Suzuki Indomobil

Motor GIIC Plant seperti high oil waste water dari proses engine dan

transmisi, phosphate waste water dari proses painting, alkali waste water dari

proses painting, regular waste water dari proses die casting, dan ED waste

water dari proses die casting.

3. Dari beberapa jenis limbah yang di hasilkan oleh proses produksi PT Suzuki

Indomobil Motor GIIC Plant semua hasilnya sudah sesuai standar GIIC yang

di tetapkan oleh perusahan. Selain itu Parameter pengolahan limbah cair pun

sudah masuk kategori aman jika di bandingkan dengan parameter yg

ditetapkan oleh WWTP GIIC Plant dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3) serta Keputusan Kepala BAPEDAL.

Page 79: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

6.1 Saran

Dari kegiatan pengolahan limbah cair yang telah dilakukan di WWTP PT

Suzuki Indomobil Motor GIIC Plant selama satu bulan, ada beberapa saran yang

diberikan antara lain:

a. Sebaiknya dilakukan perawatan dan pengecekan secara berkala kepada

semua proses WWTP .

b. Sebaiknya tata letak Laboratorium WWTP di tempatkan di ruangan

terpisah dengan ruangan room kontrol.

Page 80: LAPORAN KERJA PRAKTEK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Pengolahan Air Limbah Industri. Diambil dari :

http://www.dephut.go.id/informasi/setjen/pussten/info/image005.gif (10 November

2017)

Anonim., 2001. Water Environment Management in Japan. Water Environment

Department Environmental Management Bureau, Ministry of the Environment.

Arief, Latar Muhammad.1993. Pengolahan Limbah Industri. Jakarta : Penerbit Andi.

Metcalf & Eddy, 1991. Waste Water Engineering Treatment. Singapore : McGraw-

Hill Book Co.

Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Agung. 2012. Pengolahan Limbah Cair Industri Tahudengan Metode

Elektrokoagulasi.(https://core.ac.uk/download/files/379/11735109.pdf,diakses18

Maret2017)

Al-Layla, M.A. 1998.Water Suplay Engineering Design. Ann Arbor Science

Publishers Inc. Michigan. USA.

Eddy. 2008.Karakteristik Limbah Cair. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan,

Vol.2,No.2, p.20