laporan kelompok praktikum mikrometri dan pengamatan protista - copy

18
Laporan Praktikum Mikrometri dan Pengamatan Protista A. Tujuan 1. Mengkalibrasi mikrometer 2. Menggunakan mikrometer untuk mengukur protozoa 3. Mengukur panjang dan lebar protozoa B. Dasar teori 1. Mikrometri Mikroskop merupakan alat bantu penglihatan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil yang tak mampu dilihat oleh mata dengan jelas. Saat memakai mikroskop cahaya, ukuran spesimen dapat diperkirakan. Dengan lensa objektif berkekuatan rendah, diameter bidang dinyatakan dengan bilangan, biasanya 1.6 mm. Ini artinya diameter bidang tersebut adalah 1600 mikron. Bila spesimen berukuran separuh diameter bidang objektif lemah, ia pastinya ½ dari 1600 mikron, yaitu 800 mikron. Untuk pengukuran yang lebih teliti, dipakai alat bantu pengukuran yang disebut dengan mikrometer. Mikrometer merupakan kaca berskala dimana dalam penggunaannya ada 2 jenis mikrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif.. Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop, sedangkan mikrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan pada meja preparat mikroskop. Pada prinsipnya skala okuler adalah skala yang terdiri dari 1- 100 dimana jarak antara garis sama tetapi tidak diketahui nilainya. Sedangkan pada skala objektif adalah skala yang terdiri dari 1-100 dimana jarak antara garis memiliki nilai 0,01 mm atau10 μm. Skala okuler tidak berubah ukurannya

Upload: mutmainna-ekawati-ewa

Post on 29-Dec-2015

123 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

Laporan Praktikum Mikrometri dan Pengamatan Protista

A. Tujuan

1. Mengkalibrasi mikrometer

2. Menggunakan mikrometer untuk mengukur protozoa

3. Mengukur panjang dan lebar protozoa

B. Dasar teori

1. Mikrometri

Mikroskop merupakan alat bantu penglihatan untuk melihat benda-benda yang sangat

kecil yang tak mampu dilihat oleh mata dengan jelas. Saat memakai mikroskop cahaya,

ukuran spesimen dapat diperkirakan. Dengan lensa objektif berkekuatan rendah,

diameter bidang dinyatakan dengan bilangan, biasanya 1.6 mm. Ini artinya diameter

bidang tersebut adalah 1600 mikron. Bila spesimen berukuran separuh diameter bidang

objektif lemah, ia pastinya ½ dari 1600 mikron, yaitu 800 mikron.

Untuk pengukuran yang lebih teliti, dipakai alat bantu pengukuran yang disebut dengan

mikrometer. Mikrometer merupakan kaca berskala dimana dalam penggunaannya ada 2

jenis mikrometer yaitu mikrometer okuler dan mikrometer objektif.. Mikrometer okuler

dipasang pada lensa okuler mikroskop, sedangkan mikrometer objektif berbentuk slide

yang ditempatkan pada meja preparat mikroskop. Pada prinsipnya skala okuler adalah

skala yang terdiri dari 1-100 dimana jarak antara garis sama tetapi tidak diketahui

nilainya. Sedangkan pada skala objektif adalah skala yang terdiri dari 1-100 dimana jarak

antara garis memiliki nilai 0,01 mm atau10 μm. Skala okuler tidak berubah ukurannya

walaupun pembesaran diubah sedangkan skala objektif  akan berubah ukurannya apabila

pembesaran diubah. Oleh karena itu, kalibrasi dilakukan agar skala okuler memiliki nilai

dari perbandingan skala objektif dengan skala okuler di setiap pembesaran. Mikrometer

okuler sekarang dikalibrasi dengan standar dan dapat dipakai untuk mengukur secara

teliti sebuah spesimen daripada sekedar perkiraan.

Kalibrasi dimulai dengan menyejajarkan antara mikrometer okuler dengan micrometer

objektif dengan cara memutar bagian atas dari lensa okuler. Kalibrasi dilakukan dengan

menghimpitkan skala mikrometer objektif dan okuler pada perbesaran yang diinginkan.

Skala ke nol (garis pertama) kedua mikrometer disimpulkan menjadi 1 garis kemudian

dilihat pada skala ke berapa kedua jenis mikrometer tersebut bertemu/berhimpit kembali.

Dari hasil tersebut dapat diketahui satu satuan panjang pada skala mikrometer okuler itu

Page 2: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

berdasarkan beberapa jumlah skala kecil mikrometer objektif yang berada di antara garis

yang berhimpit tadi.

Gambar 1. Perhitungan kalibrasi mikrometerSumber.http://lulluakmalia.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-mikrometri.html

Gambar 2. Mikrometer Okuler Gambar 3. Mikrometer ObjektifSumber.http://lulluakmalia.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-mikrometri.html

2. Protista

A. Ciri-ciri Umum Kingdom Protista

Protista, bersama tumbuhan hewan, dan fungi diklasifikasikan sebagai eukariota. Tidak

seperti prokariota, sel-sel eukariota memiliki nukleus dan organel-organel terselubung

membran yang lain, seperti mitokondria dan aparatus Golgi. Organel-organel semacam itu

menyediakan lokasi yang spesifik bagi keberlangsungan fungsi-fungsi tertentu,

menjadikan struktur dan organisasi sel-sel eukariotik lebih kompleks daripada sel-sel

prokariotik (Campbell, 2008).

Protista berasal dari bahasa yunani, yaitu protos yang berarti pertama atau mula-mula, dan

ksitos artinya menyusun. Maka kingdom protista beranggotakan makhluk bersel satu atau

bersel banyak yang tersusun sederhana. Meskipun begitu protista, dibandingkan dengan

monera, protista sudah jauh lebih maju karena sel-selnya sudah memiliki membran inti

atau eukariota.

Page 3: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

Protista ada yang bersifat autotrof dan ada yang heterotrof. Protista autotrof memperoleh

makanan dari fotosintesis, sedangkan yang protista heterotrof memperoleh makanan dari

organisme lain. Kingdom Protista sering dikatakan makhluk hidup yang

mempunyai bentuk campuran (mixed metamorf), kadang-kadang protista dapat berbentuk

seperti tumbuhan karena dapat berfotosintesis, tetapi ada juga protista yang dapat

bergerak seperti hewan.

Beberapa jenis protista diketahui dapat hidup sebagai autotrof dan heterotrof sekaligus.

Kingdom Protista adalah makhluk hidup eukariot paling sederhana, tetapi jauh lebih

kompleks dalam hal struktur, fungsi, tingkah laku, dan ekologinya dibanding dengan

Arkeobakteria dan Eubakteria. Protista merupakan kelompok mikroorganisme eukariotik,

belum terdapat diferensiasi jaringan, dan menunjukkan kemiripan morfologi dan fisiologi

dengan hewan, tumbuhan, atau jamur. Kebanyakan Protista adalah organisme uniseluler

mikroskopis, namun ada pula yang multiseluler atau berkoloni dengan banyak sel. Koloni

Protista dapat membentuk organisasi sel yang menyerupai organisme tingkat tinggi. Filum

atau divisio yang masuk dalam kingdom Protista adalah Euglena, Rhizopoda, Flagelata,

Ciliata, Sporozoa, Cryzophyta, Chlorophyta, Phaeophyta, Rhodophyta, Pyrrophyta,

Myxomycota, dan Oomycota.

B. Pengelompokan Kingdom Protista

Kingdom Protista sering dikatakan makhluk hidup yang mempunyai bentuk campuran

(mixed metamorf), kadang-kadang protista dapat berbentuk seperti tumbuhan karena dapat

berfotosintesis, tetapi ada juga protista yang dapat bergerak seperti hewan. Hal tersebut

sering membingungkan para ahli dalam mengelompokkan protista, apakah termasuk

hewan atau tumbuhan. Pada akhirnya untuk mempermudah cara pengelompokkannya,

para ahli sepakat mengelompokkan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan cara

memperoleh makanan dan cara hidupnya.

1. Protista yang menyerupai hewan (Protozoa)

Protozoa hampir semuanya protista bersel satu, mampu bergerak yang makan dengan cara

fagositosis, walaupun ada beberapa pengecualian. Mereka biasanya berukuran 0,01-0,5

mm sehingga secara umum terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop.

Protoza dapat ditemukan di mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnya

mampu bertahan pada periode kering sebagai kista atau spora, dan termasuk beberapa

parasit penting.

Page 4: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

Berdasarkan pergerakannya, protozoa dikelompokkan menjadi:

a. Flagellata yang bergerak dengan flagella (rambut cambuk). Contoh: Trypanosoma,

Trichomonas

b. Amoeboida yang bergerak dengan pseudopodia (kaki semu/kaki akar) yaitu yang

berarti setiap kali ia akan bergerak harus membentuk kaki semu sebelum dapat

bergerak dan pembentukan kaki ini dinamakan fase gel. Contoh: Amoeba

Gambar 1. Amoeba dan Paramecium

c. Cilliata yang bergerak dengan silia (rambut getar). Contoh: Paramaecium

d. Sporozoa yang tidak memiliki alat; beberapa mampu membentuk spora. Contoh:

Plasmodium sp

2. Protista yang menyerupai tumbuhan (Alga)

Alga mencakup semua organisme bersel tunggal maupun banyak yang memiliki kloroplas.

Termasuk di dalamnya adalah kelompok-kelompok berikut.

Gambar 2. Protista mirip tumbuhan

a. Alga hijau , yang memiliki relasi dengan tumbuhan yang lebih tinggi (Embryophyta).

Contoh: Ulva

b. Alga merah , mencakup banyak alga laut. Contoh: Porphyra

c. Heterokontophyta , meliputi ganggang coklat, diatom, dan lainnya. Contoh:

Macrocystis.

Page 5: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

Alga hijau dan merah, bersama dengan kelompok kecil yang disebut Glaucophyta,

sekarang diketahui memiliki hubungan evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat

berdasarkan bukti-bukti morfologi, fisiologi, dan molekuler, sehingga lebih tepat masuk

dalam kelompok Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.

3. Protista yang menyerupai jamur

Beragam organisme dengan organisasi tingkat protista awalnya dianggap sama dengan

jamur, sebab mereka memproduksi sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir, jamur air,

dan Labyrinthulomycetes. Chytrid sekarang diketahui memiliki hubungan dengan Fungi

dan biasanya diklasifikasikan dengan mereka. Sementara yang lain sekarang ditempatkan

bersama dengan heterokontofita lainnya (yang memiliki selulosa, bukan dinding chitin)

atau Amoebozoa (yang tidak memiliki dinding sel).

Gambar 3. Jamur air

C. Habitat

Protista hidup di hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti

algae, adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di laut

sebagai bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan Apicomplexa, adalah

penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan tripanosomiasis.

Page 6: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

C. Alat dan Bahan

Alat: Mikroskop Bahan: Rendaman air jerami

Mikrometer

Gelas benda

Gelas penutup

Pipet tetes

D. Langkah-langkah:

1) Membuat kultur protozoa

Merendam jerami ke dalam air kolam

Mendiamkan selama 1-2 minggu

2) Mengkalibrasi mikrometer

Menempatkan mikrometer okuler di bagian lensa okuler dengan membuka bagian atas

tabung lensa okuler. Mengamati melalui lensa okuler apakah bayangan-bayangan

micrometer sudah jelas. Mengatur sedemikian rupa lensa atas pada okuler sehingga

bayangan skala jelas.

Menempatkan mikrometer objek di bawah lensa objektif. Kemudian mencari

bayangan skala mikrometer objek dan mikrometer okuler yang paling jelas.

Menyejajarkan kedua bayangan skala (mikrometer objek dan mikrometer okuler)

dengan memutar bagian atas lensa okuler. Selanjutnya meletakkan titik 0 dari kedua

skala  sama tinggi dengan menggerakkan mikrometer objek.

Mencari bayangan garis skala kedua mikrometer yang berhimpit (sama tinggi).

Menghitung jumlah bagian skala pada masing-masing mikrometer dari titik 0 sampai

garis skala yang berhimpit.

Menghitung nilai skala mikrometer okuler dimana jarak sesungguhnya antara 2 garis

skala mikrometer objek diketahui (tertulis pada mikrometer objek).

3) Mengukur panjang protozoa

Meneteskan 1 tetes kultur protozoa pada gelas benda menggunakan pipet tetes.

Kemudian menutup dengan gelas penutup.

Setelah nilai skala mikrometer okuler diketahui, kemudian mengambil mikrometer

objek dan menggantinya dengan preparat protozoa. Mikrometer okuler tetap di

tempatnya semula.

Mencari bayangan preparat protozoa. Lensa objektif yang digunakan pada waktu

mengukur preparat protozoa harus sama dengan lensa objektif yang digunakan saat

menghitung nilai skala okuler mikrometer.

Page 7: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

Menempatkan bayangan skala mikrometer okuler pada bayangan preparat protozoa

sedemikian rupa sehingga arah bayangan skala itu sesuai dengan arah preparat awetan

protozoa yang diukur.

Mengukur panjang protozoa sesuai dengan skala. Jumlah bagian skala dikalikan

dengan nilai skala okuler adalah panjang yang dicari.

Menggambar/ memotret protozoa yang diukur.

E. Hasil Pengamatan

1. Hasil kalibrasi mikrometer

Dari hasil kalibrasi mikrometer didapatkan garis mikrometer okuler yang berhimpit

dengan mikrometer objek pada titik 0 dan titik 80 dari mekrometer okuler. Sedangkan

jika dihitung dari mikrometer objektif, dari titik yang berhimpit dengan titik 0

mikrometer okuler ke titik yang berhimpit dengan titik 80 mikrometer okuler berjarak

7,5 garis skala pada mikrometer objektif. Sehingga untuk mengetahui 1 skala pada

mikrometer objektif dilakukan perhitungan: 7,5/80 x 10 = 0,94 mikron.

2. Hasil pengamatan Protozoa spesies Paramecium sp.

Skala ukur mikrometer okuler

Skala ukur mikrometer objektif

Page 8: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

Gambar a; Paramecium sp 1 Gambar b; Paramecium sp 1

Gambar c; Paramecium sp 2

Tabel hasil pengamatan:

No PreparatPanjang Lebar

garis skala mikrometer okuler

1 Paramecium sp 1 25 17

2 Paramecium sp 2 23 15

Berdasarkan tabel diatas, Paramecium sp 1 memiliki ukuran panjang 25 garis skala

mikrometer okuler dan ukuran lebar 17 garis skala mikrometer okuler. Untuk mengetahui

berapa ukuran panjang dan lebar dalam satuan mikron, maka dikalikan dengan hasil kalibrasi

sebelumnya, yaitu 1 garis skala mikrometer okuler = 0,94 mikron.

Paramecium sp 1, Panjang : 25 x 0,94 = 23,5 mikron

1725

7

Page 9: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

Lebar : 17 x 0,94 = 15,9 mikron

Paramecium sp 2, Panjang : 23 x 0,94 = 21,6 mikron

Lebar : 15 x 0,94 = 14,1 mikron

F. Pembahasan

Pada pengamatan rendaman air jerami ditemukan hanya satu jenis protista yaitu

Paramecium sp dengan data pengamatan berupa :

a. Morfologi

Paramecium memiliki tubuh yang seluruhnya atau sebagian ditutupi oleh cilia atau

rambut getar, paramecium bereproduksi secara vegetatif dengan pembelahan

melintang.

b. Anatomi

Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas kaki). Habitat paramecium pada air

tawar yang berenang. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral

yang berfungsi sebagai sistem ekskresi dan mengedarkan makanan keseluruh tubuh.

Ujung sel bagian anterior lebih tumpul atau membulat. Vakuola makanan banyak dan

makronukleus bundar atau letaknya ditengah.

c. Ukuran

Paramecium sp yang ditemukan dalam air rendaman jerami memiliki ukuran yang

beranekaragam. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan pada sampel ar jerami

tersebut, didapatkan dua jenis Paramecium sp yang berukuran panjang 2,16 – 2,35

mikron dan lebar 1,41-1,59 mikron.

d. Habitat

Habitat alami mereka adalah air tawar. Paramecium sp mengambil air dari hipotonik

lingkungan melalui osmosis dan menggunakan kandung kemih seperti kontraktil

vakuola untuk mengumpulkan kelebihan air dari kanal radial dan mengusir berkala

melalui membran plasma oleh kontraksi sekitarnya sitoplasma.

e. Klasifikasi

Adapun klasifikasi dari paramecium sebagai berikut :

Kingdom : Protista

Class : Ciliatea

Ordo : Peniculida

Family : Parameciidae

Genus : Paramecium

Page 10: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

Species : Paramecium sp

G. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mikrometer digunakan untuk mengetahui mikroba yang berukuran sangat kecil dan

untuk. Mikrometer ini terdiri dari dua jenis kaca berskala yaitu mikrometer okuler dan

mikrometer objektif. Mikrometer okuler dipasang pada lensa okuler mikroskop,

sedangkan micrometer objektif berbentuk slide yang ditempatkan pada meja preparat

mikroskop. Jarak antar garis skala pada mikrometer okuler tergantung pada perbesaran

lensa objektif yang digunakan yang menentukan lapang pandang mikroskop. Jarak ini

dapat ditentukan dengan mengkalibrasi antara mikrometer okuler dan objektif.

Mikrometer objektif memiliki skala yang telah diketahui, menjadi tolak ukur untuk

menentukan ukuran skala micrometer okuler.

2. Salah satu organisme yang tergolong protista yang dapat diamati adalah Paramecium

sp. Paramecium sp pada air jerami, memiliki tubuh yang seluruhnya atau sebagian

ditutupi oleh cilia atau rambut getar. Bentuk sel pada paramecium seperti sandal (alas

kaki). Habitat paramecium pada air tawar yang berenang atau bergerak merupakan

spiral. Memiliki vakuola denyut yang terletak pada permukaan aboral. Ukuran

Paramecium sp yang berhasil diamati, memiliki ukuran panjang 21,6 – 23,5 mikron dan

lebar 14,1-15,9 mikron.

Page 11: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

REFERENSI

Assiddiqqi, Z. dkk. (2003). Laporan Praktikum Mikrometri. [Online]. Tersedia:http://lulluakmalia.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-mikrometri.html. [22 September 2013].

Campbell, Neil. (2008). Biologi Jilid II. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Page 12: Laporan Kelompok Praktikum Mikrometri Dan Pengamatan Protista - Copy

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROMETER DAN PENGAMATAN PROTISTA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Praktikum

Dosen Pengampu:

Dr. Sri Anggraeni M. Si.

Dr. Amma Rustama, M.Si

Dr. Bambang Supriatno, M. Si

Oleh :

Ayu Eka Putri 1201428

Ikmanda Nugraha 1202091

Mutmainna Ekawati 1200979

Neri Egi Rusmana 1201695

Ridha Wahyuni 1202639

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDON3SIA

2013