laporan kegiatan pengabdian kepada masyarakatrepository.ipmi.ac.id/667/1/lengkap laporan...laporan...
TRANSCRIPT
LAPORAN KEGIATAN
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PEMBINAAN KADER KONSERVASI
TAMAN NASIONAL KEPULAUAN SERIBU, PULAU KELAPA DUA
MELALUI KEGIATAN PELATIHAN
DENGAN TEMA “HOSPITALITY”
OLEH:
Dr. Amelia Naim Indrajaya, ST, MBA
NIDN: 0316066503
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IPMI
2018
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya,
Saya dapat menyelesaikan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Pembinaan Kader
Konservasi Taman Nasional Kepulauan Seribu, Pulau Kelapa Dua Melalui Kegiatan Pelatihan
Dengan Tema Hospitality.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan perwujudan salah satu Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan oleh civitas akademika program studi
manajemen, Sekolah Tinggi Manajemen Ipmi. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 03
Oktober 2018. Materi pelatihan dipilih untuk meningkatkan kemampuan para Kader
Konservasi Taman Nasional Kepulauan Seribu, Pulau Kelapa Dua.
Dalam kesempatan ini, Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Ipmi yang telah memberikan dukungan dalam
pelaksanaan kegiatan pengabdian.
2. LPPM Sekolah Tinggi Manajemen Ipmi yang telah memberikan dukungan dan
bimbingan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini.
3. Kementrian Kehutanan Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu
4. Seluruh peserta Kader Konsevasi Taman Nasional Kepulauan Seribu, Pulau Kelapa
Dua yang telah turut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan ini.
Semoga kegiatan Pelatihan ini dapat meningkatkan bekal bagi para Kader Konservasi dalam
melaksanakan pekerjaannya nanti.
Jakarta, 10 Oktober 2018
Ketua Pelaksana
RINGKASAN
Pulau Kelapa Dua merupakan pulau pemukiman terkecil di wilayah Kepulauan
Seribu. Luasnya hanya 1,9 hektar dengan jumlah penduduk 337 jiwa. Letaknya juga tidak
berjauhan dengan Pulau Kelapa atau Pulau Kelapa Satu dan Pulau Harapan. Pulau Kelapa
Dua bentuknya menyerupai ikan. Pada bagian depannya lebar sehingga bisa ditinggali
tetapi mengerucut hingga pantai sebelah utara dan selatan hanya seluas dua tiga kali
melangkah Untuk menuju Pulau ini, kita dapat menggunakan perahu kecil dari Pulau
Kelapa ataupun dari Pulau Harapan.
Agak sedikit berbeda dengan pulau-pulau pemukiman lainnya, di pulau ini masih
dapat kita jumpai rumah-rumah panggung khas masyarakat pesisir yang terbuat dari
kayu. Konon cerita ini berkata bahwa banyak penduduk Pulau Kelapa Dua ini yang
berasal dari Bugis yang memang merupakan pelaut pelaut ulung sehingga terdampar di
Pulau Kelapa Dua hingga beberapa generasi saat ini.
Hampir 98 % warga Pulau Kelapa Dua merupakan nelayan mmkan mamma dan
cumi-cumi terutama para Bapak-Bapak, sedangkan Ibu-Ibunya berprofesi sebagai Ibu
Rumah Tangga yang merangkap sebagai Anggota Kelompok Usaha Bersama / KUBE.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
berkelanjutan kepada masyarakat Pulau Kelapa Dua, terutama dalam meningkatkan
kegiatan pariwisata yang ada di Pulau Kelapa Dua, karena kami melihat bahwa Pulau
Kelapa Dua tidak setenar Pulau-Pulau lainnya di kawasan Pulau Seribu, seperti Pulau
Tidung, Pulau Harapan, Pulau Pramuka. Padahal Pulau Kelapa Dua juga memiliki potensi
pariwisata yang sangat baik.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu merupakan Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Kehutanan yang mempunyai tugas pokoknya sebagai pengelola kawasan
Taman Nasional Kepulauan Seribu mempunyai kewajiban dalam mengajak masyarakat di
dalam maupun di sekitar kawasan untuk ikut bagian dalam menjaga kawasan perairan
Taman Nasional tersebut dari kerusakan akibat aktivitas yang tidak mengindahkan norma-
norma konservasi.
Pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya demi kesinambungan
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat menjadi tugas dan tanggung jawab
pemerintah, masyarakat, swasta dan LSM. Bina cinta alam merupakan salah satu program
Kementerian Kehutanan yamg telah dilaksanakan sejak tahun 1983. Pada saat itu direktorat
PPA (Perlindungan dan Pengawetan Alam) berubah menjadi Direktorat Jenderal PHPA
(Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam). Dalam organisasi baru ini muncul seksi Bina
Cinta Alam.
Kegiatan bina cinta alam dilaksanakan oleh Kementerian Kehutanan baik secara
formal maupun informal. Pendidikan formal antara lain pendidikan konservasi bekerja
sama dengan Dinas Pendidikan setempat. Pendidikan non formal yang dilaksnakan antara
lain melalui pendidikan dan pembinaan kader konservasi, pembinaan mitra, ceramah,
lomba rekreasi alam, widya wisata konservasi, lomba melukis dan menulis tentang alam,
pameran dan penyebarluasan informasi dan pesan konservasi melalui media elektronik dan
media cetak.
Kader Konservasi sesuai dengan fungsi dan tugasnya, diharapkan selalu berperan aktif
dalam menumbuhkembangkan serta mampu menggerakkan upaya-upaya konservasi
sumber daya alam di tengah-tengah masyarakat. Kader Konservasi merupakan unsur
penting dalam pembinaan cinta alam, karena Kader Konservasi merupakan unsur pelopor
dan penggerak dalam upaya konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup serta
diharapkan berperan aktif bersama pemerintah dalam mewujudkan manusia yang sadar
konservasi dan mandiri.
B. Rumusan Masalah
Pulau Kelapa Dua walaupun memiliki potensi eco-tourism yang sangat baik, namun
masih belum dikelola dengan baik, akibatnya belum banyak wisatawan yang mengenai
Pulau Kelapa Dua, dan mau berkunjung ke Pulau Kelapa Dua. Beberapa rumusan masalah
yang kami temukan adalah :
1. Kualitas sumber daya manusia, di Pulau Kelapa Dua, sekolah yang tersedia
hanya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Taman Kanak-Kanak, oleh
karena nya secara kualitas sumber daya manusia dibutuhkan pelatihan lebih
lanjut untuk dapat meningkatkan aktivitas pariwisata.
2. Kebersihan lingkungan, sebagai tempat tujuan wisata, maka kebersihan
lingkungan sangat penting agar wisatawan merasa nyaman berada di Pulau
Kelapa Dua. Namun, kami melihat di Pulau Kelapa Dua masih sangat berantakan,
sampah berserakan di beberapa sudut desa.
3. Infrastuktur yang ada di Pulau Kelapa Dua masih sangat minim, seperti restaurant
maupun tempat penginapan yang masih jauh dari ekspektasi wisatawan.
4. Masih kurangnya aktivitas marketing yang dilakukan untuk meningkatkan
pariwisata di Pulau Kelapa Dua.
C. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari kegiatan yang dilakukan ini adalah:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Pulau Kelapa Dua agar mampu
mendorong kegiatan pariwisata yang ada di Pulau Kelapa Dua.
b. Meningkatkan aktivitas pariwisata yang ada di Pulau Kelapa Dua melalui
aktivitas marketing yang tepat.
D. Peserta
Peserta Pembinaan Kader Konservasi Tahun 2018 diikuti oleh 30 Kader
Konservasi yang sudah pernah dibentuk oleh Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu
sejak tahun 2010. Masing-masing Seksi Pengelolaan mengirimkan 10 peserta.
E. Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh setelah melaksanakan kegiatan ini adalah:
a. Bagi Masyarakat Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan semakin
meningkatnya wisatawan yang berkunjung ke Pulau Kelapa Dua.
b. Bagi IPMI memberikan pengalaman untuk bisa membuat
perencanaan dan melakukan kegiatan pengabdian langsung ke
masyarakat.
c. Menambah ilmu terkait bisnis pariwisata melalui sharing
session dengan para Kader Konservasi dan masyarakat Pulau
Kepala Dua.
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Detail acara
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dimulai dengan kunjungan ke Pulau
Kelapa Dua pada tanggal 03 Oktober 2018 dari Pengajar dan Staff, satu orang student
exchange IPMI. Adapun susunan acara pada kegiatan ini adalah
1. 08.30 – 10.00 : Perjalanan menuju Pulau Kelapa menggunakan speed boat
dari Pantai Marina Ancol.
2. 10.00 – 12.00 : mulai pelatihan Kader Konservasi (Tour Leader) mengenai
Hospitality, termasuk dengan penampilan, cara bersikap, juga percakapan
percakapan ringan.
3. 12.00 – 13.00 : Makan siang, menu makan siang disiapkan dari penduduk
lokal.
4. 13.00 – 13.30 : Berjalan-jalan menyusuri Pulau Kelapa Dua dengan
dipandu oleh Pemandu Wisata Pulau Kelapa Dua, termasuk melihat tempat
penangkaran Penyu
5. 13.30 – 14.00 : Meneruskan pelatihan dengan game game dan
membagikan daftar pertanyaan untuk mendapatkan masukan dari
pelatihan yang telah diberikan.
6. 14.00 – 15.30 : Perjalanan kembali ke Pantai Marina Ancol
2.2 Pelaksanaan
Metoda yang digunakan dalam kegiatan pembinaan kader konservasi tahun 2018 ini
adalah :
1. Presentasi dan tanya jawab
Metoda ini dilakukan di dalam suatu ruangan disampaikan dalam bahasa
lisan atau tulisan dengan menggunakan alat bantu pengajaran serta alat bantu
peraga, seperti: film, gambar, slide, infocus dengan tujuan peserta dapat
lebih mengerti dan memahami maksud dan tujuan materi yang diberikan dan
memfasilitasi dalam penyusunan aturan pemanduan.
2. Praktek lapangan
Materi Praktek lapangan dalam kegiatan pembinaan kader konservasi tahun
2018 antara lain :
a. Praktek Interpretasi tamu yang baik dan benar.
b. Praktek Bahasa Inggris percakapan (conversation).
2.3 Kegiatan Lanjutan
Berdasarkan pengamatan kami selama kunjungan ke Pulau Kelapa Dua, kami
melihat adanya potensi yang sangat baik dari Pulau Kelapa Dua, walaupun di sisi lain
ada beberapa kekurangan yang harus segera diperbaiki.
Berikut adalah strength dan weaknesess berdasarkan pengamatan kami:
a. Strenght (Kekuatan)
Kebudayaan yang unik (Bugis)
Memiliki eco-tourism yang bagus, yaitu penanangkaran penyu dan
penanaman mangrove
Semangat yang tinggi dari penduduk lokal untuk mau belajar sesuatu
hal yang baru
b. Weaknesses (Kelemahan)
Belum adanya infrastruktur yang memadai di Pulau Kelapa Dua
untuk wisatawan. Tidak adanya restaurant/tempat makan yang
maupun tempat penginapan yang nyaman. Sehingga ketika
wisatawan berkunjung ke Pulau Kelapa Dua, maka mereka akan
menginap di Pulau lain.
Masih rendahnya tingkat edukasi penduduk lokal mengenai
bagaimana cara mengelola industry pariwisata yang baik.
Belum adanya aktivitas marketing secara baik, untuk memasarkan
Pulau Kelapa Dua
BAB III PENUTUP
Berdasarkan analisa kekuatan dan kelemahan di atas, kami melihat masih adanya
kesempatan yang baik untuk industri pariwisata di Pulau Kelapa Dua. Tentunya dengan adanya
perbaikan prasarana juga dengan memberikan pelatihan yang berkelanjutan untuk para kader
konservasi agar mereka bisa meningkatkan kemampuan mereka dalam memberikan pelayanan
terbaik bagi para turis yang datang.
Lampiran 1. Foto-foto Kegiatan