laporan ke2
TRANSCRIPT
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Pendidikan
Teknik
Elektro
Praktik
Mesin
Listrik Percobaan Motor Shunt dan Motor Seri
2 x
120
menit
DEL
229
Gambar Rangkaian
Gambar 7. Rangkaian percobaan Motor Penguat Shunt
Gambar 8. Rangkaian percobaan Motor Penguat Seri
Gambar 9. Skema rangkaian percobaan motor kompon bantu belitan seri penuh
D1-D2
Tabel Data Percobaaan
Tabel I
Data Karakteristik Ta = f ( Ia ) dan n = f( Ta ) motor shunt ,V=220 Volt konstan
Data Pengamatan Data Penghitungan
IL
( A ) T ( Nm )
n
(Rpm) P in P out ηg
1 - -
1,5 - -
2 2,4 1400 440 29,32 0,06
2,5 3 1350 550 30,13 0,05
3 3,6 1330 660 197,92 0,29
3,5 4,2 1300 770 295,78 0,38
4 5 1300 880 389,98 0,44
Tabel II
Data Karakteristik Ta = f ( Ia ) dan n = f( Ta ) motor shunt ,V=220 Volt konstan
Data Pengamatan Data Penghitungan
IL T ( Nm ) n P in P out ηg
( A ) (Rpm)
1 - -
1,5 - -
2 0,2 1400 440 29,32 0,06
2,5 0,8 1360 550 30,13 0,05
3 1,4 1350 660 197,92 0,29
3,5 2,1 1345 770 295,78 0,38
4 2,8 1330 880 389,98 0,44
Tabel III
Data karakteristik Ta = f ( Ia ) dan n = f (Ta ) motor seri, V = 220 Volt konstan
Data Pengamatan Data Penghitungan
IL
( A ) T ( Nm )
n
(Rpm) P in P out Ηg
1 - -
1,5 - -
2 1 2125 440 222,5 0,50
2,5 1,8 1830 550 344,95 0,63
3 2,5 1625 660 425,42 0,64
3,5 3,4 1425 770 507,37 0,66
4 4,4 1350 880 622,04 0,75
Tabel IV
Data karakteristik Ta = f ( Ia ) dan n = f (Ta ) motor kompon pendek, V = 220 Volt
konstan
Data Pengamatan Data Penghitungan
IL
( A ) T ( Nm )
n
(Rpm) P in P out ηg
1 - -
1,5 - -
2 2,4 1200 440 222,5 0,50
2,5 3,4 1150 550 344,95 0,63
3 4,4 1100 660 425,42 0,64
3,5 5,2 1050 770 507,37 0,66
4 6 1000 880 622,04 0,75
Tabel V
Data karakteristik Ta = f ( Ia ) dan n = f (Ta ) motor kompon panjang, V = 220 Volt
konstan
Data Pengamatan Data Penghitungan
IL
( A ) T ( Nm )
n
(Rpm) P in P out ηg
1 - -
1,5 - -
2 - -
2,5 1 1300 550 136,2 0,25
3 1,8 1225 660 230,9 0,35
3,5 2,8 1160 770 303,68 0,39
4 3,6 1110 880 418,5 0,48
I. Pertanyaan dan Jawaban
1. Hitung daya keluaran ( watt ) dan daya masukan ( watt ) setiap perubahan beban
motor baik pada motor shunt, seri, maupun motor kompon!
Jawab:
Sudah terlampir pada masing – masing tabel hasil percobaan
2. Gambarkan karekteristik T = f(IA), n = f(I), dan n=f(T) baik motor shunt, seri,
kompon dengan lilitan seri penuh, dan kompon dengan lilitan seri tidak penuh masing
– masing dalam satu salib sumbu!
Jawab:
1 1.5 2 2.5 3 3.5 40
0.51
1.52
2.53
3.54
4.55
karakteristik T = f(Ia) motor shunt, seri, kompon panjang dan kompon pendek dengan tegangan tetap
motor shunt motor seri motor kompon panjang motor kompon pendek
I ( A )
T (
Nm
)
Keterangan: Pada motor seri Ta = f ( Ia ) tegangan tetap, terdapat suatu persamaan
Ia = Ia = I. Jika beban naik, maka I, Ia dan Is juga naik sehingga fluks magnet seri
juga mengalami kenaikan. Sebelum kutub magnet mengalami kejenuhan, fluks
magnet seri sebanding dengan besar arus beban, dengan arti semakin besar beban,
semakin besar pula arus kemagnetan dan semakin besar pula fluks magnet yang
dihasilkan oleh kutub magnet seri.
1 1.5 2 2.5 3 3.5 40
500
1000
1500
2000
2500
karakteristik n = f(Ia) motor shunt, seri, kompor panjang dan kompon pendek dengan tegangan tetap
motor shunt motor seri motor kompon panjang motor kompon pendek
I ( A )
n rp
m
Keterangan: Karena Ta sebanding dengan Ia, maka karakteristik n = f (Ta) sama
dengan karakteristik n = f(Ia). Jika beban naik, maka arus jangkar Ia juga akan naik
sehingga V semakin kecil dan akhirnya putaran motor n berkurang. Putaran motor ini
juga tergantung oleh tahanan yang ada pada rangkaian jangkar. Untuk memperkecil
kerugian daya, Ra dibuat sekecil mungkin sehingga penurunan putaran akibat dari
kenaikan beban juga kecil. Pada motor shunt, berdasarkan karakteristiknya maka
tegangan sumber yang tetap dapat dikatakan mempunyai jumlah putaran yang hamper
tetap pula. Dengan arti bahwa antara putaran motor pada beban nol dengan putaran
motor pada keadaan berbeban relative hampir sama.
Pada motor seri karakteristik n = f(Ta) tegangan tetap sangat menyerupai
karakteristik n = f( Ia). Jika beban motor naik, maka arus jangkar akan naik atau arus
penguat magnet Is juga naik sehingga fluks magnet seri semakin besar. Jadi sebelum
kutub magnet mengalami kejenuhan jumlah putaran motor akan turun dengan cepat
sekali.
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 50
500
1000
1500
2000
2500
karakteristik n = f( T ) motor shunt, seri, kompon panjang, dan kompon pendek dengan tegangan tetap
motor seri motor shunt motor kompon panjang motor kompon pendek
T (Nm)
n rp
m
Keterangan: Pada motor shunt n = f(Ta) tegangan tetap,terdapat suatu persamaan :
Ta = c2.Ia . Pada motor kompon bantu arah arus penguat magnet seri sedemikian rupa
sehungga fluks seri memperkuat fluks shunt.
Berdasarkan persamaan : Ta = c2.Φ.Ia, Ea = c1.n Φ dan Ea = V – Ia.Ra
maka, jumlah putaran motor akan turun ( lebih kecil dari motor shunt dan torsi motor
naik berada di atas karakteristik Ta =f(IL) pada motor shunt.
3. Mengapa dalam mengoperasikan motor searah tidak dijinkan disambung langsung
dengan tegangan suplai secara penuh?
Jawab:
Karena bisa mengakibatkan rusaknya motor. Hal ini disebabkan karena biasanya
harga Ra sangat keci l( 1 ohm ), sehingga arus jangkar Ia sangat besar. Dengan kata
lain jika sebuah motor arus searah di dalam menjalankan ( starting ) dihubungkan
langsung dengan sumber, maka arus jangkar Ia sangat besar dan kadang – kadang arus
jangkar berada diluar kemampuan lilitan jangkar.
4. Mengapa motor seri tidak dijinkan beroperasi pada beban kosong?
Jawab:
Karena jika motor seri dihubungkan dengan sumber dalam keadaan beban kosong
( tanpa beban ), maka arus yang diserap oleh motor kecil sekali. Hal ini berarti arus
penguat seri juga kecil sekali, karena fluks magnet yang dihasilkan oleh kutub magnet
seri juga kecil sekali. Karena biasanya Ia . Ra besarnya juga kecil yang berarti
kerugian tegangan tersebut juga kecil, maka berdasarka persamaan n =
V−Ia . Racφ ,
jumlah putaran motor n akan sangat tinggi ( over speed ). Maka untuk motor seri tidak
dijinkan beroperasi pada beban kosong.
5. Kesimpulan percobaab soudara?
Pada motor shunt tegangan sumber dari motor ( V ) adalah tetap dan harga
tahanan lilitan ( Rm ) juga tetap, maka besarnya arus penguat magnet Im juga tetap.
Hal ini berarti fluks magnet shunt juga tetap. Sehingga secara matematik jika reaksi
jangkar diabaikan dapat dikatakan bahwa Ta = f ( Ia ) adalah linear.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Pendidikan
Teknik
Elektro
Praktik
Mesin
Listrik
Percobaan Transformator 1 Phasa DEL 229
GAMBAR RANGKAIAN
Percobaan I (Mengetahui polaritas transformator 1 fasa)
Gambar 1. Rangkaian tes polaritas
Percobaan 2 (menentukan angka transformasi (a))
Percobaan 3 (menentukan rugi inti Transformator)
Percobaan 4 (menentukan rugi tembaga)
Percobaan 5 (menentukan efisiensi transformator)
A. DATA HASIL PENGAMATAN :
Tabel 1. (mengetahui polaritas transformator
V1
(Volt)
V2 (Volt) V3 (Volt)
100
30 70
- -
Tabel 2 (menentukan perbandingan trasformasi)
V1 100 125 150 175 200 220
V2 55 65 80 95 105 120
Tabel 3. ( Menentukan Rugi Inti Transformator)
V1 Io W
220 V 0,3 16
Tabel 4. (menentukan rugi tembaga)
I2 (A) 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4,5 X
I1 (A) 0,5 0,75 1,12 1,5 1,6 1,85 2,1 2,33
V(Volt) 4,5 6,5 7,5 8 9 10,5 11 12,5
P (W) 2 6 8 10 12 18 22 30
B. TUGAS DAN PERTANYAAN
Atas dasar data percobaan :
1. Jenis polaritas apa transformator yang anda uji?
2. Berapa perbandingan transformasi transformator yang anda uji?
3. Berapa rugi inti dan rugi tembaga transformator yang anda uji?
4. Berapakah efisiensi transformator yang anda uji?
5. Perkirakan berapa efisiensi maksimum transformator yang saudara uji?
6. Buat kesimpulan dari percobaan-percobaan yang telah saudara lakukan!
C. JAWABAN TUGAS DAN PERTANYAAN
1. P0laritas (+) pada V3 dan Negatif pada V2
2. ± 2:1
Dari 100:55 = 2:1
3. Rugi inti pada transformator tersebut adalah sama dengan hasil penunjukan
waat meter yaitu 6 W.
Rugi tembaga pada transformator tersebut adalah.
Untuk arus :
1ampere rugi tembaganya adalah 1 watt
1.5ampere rugi tembaganya adalah 2 watt
2 ampere rugi tembaganya adalah 2 watt
1.5 ampere rugi tembaganya adalah 2 watt
3 ampere rugi tembaganya adalah 2 watt
3.5 ampere rugi tembaganya adalah 2 watt
4 ampere rugi tembaganya adalah 2 watt
4. Menghitung pada saat beban R dengan data I2 = 1.5A ; W1 = 130 watt dan
W2= 107.5 watt
=
W 2W 1 x 100%=
107 . 5130 x 100% = 82.69%
Menghitung pada saat beban L dengan data I2 = 1A ; W1 = 20 watt dan
W2= 10 watt
=
W 2W 1 x 100%=
1020 x 100% =50%
5. Untuk beban R (dengan data I2 = 3.5 A ) sehingga:
X = √ W 1W 2 = √255
242.5 = 1.02
Untuk beban L (dengan data I2 = 3.5 A) sehingga :
X = √ W 1W 2 = √45
35 = 1.13
6. Kesimpulan yang didapat adalah:
Transformator adalah piranti listrik yang bekerja berdasarkan hokum
faraday dimana pada inti trasformator terdapat dua lilitan yaitu lilitan perimer dan
lilitan skunder.
Jika lilitan sekunder di bebani maka lilitan sekuner tersebut akan mengalir
arus I2.Maka berdasarkan hokum Maxwell, pada lilitan sekunder yang berarus
tersebut akan menghasilkan garis garis gaya magnit ф2 pada inti transformator.
Flux magnet ini mempunyai arah melawan ф0 sehingga arus pada sisi primer naik
dari Io menjadi I1.
Jenis polaritas trafo adalah polaritas positif dengan perbandingan
transformasi sekitar 2:1. Dan berdasarkan uji rugi daya, trafo mengalami kerugian
yang cukup kecil, ini dikarenakan alat yang sudah tua yang terdapat rugi tembaga.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Pendidikan
Teknik
Elektro
Praktik
Mesin
Listrik
Percobaan Transformator 3 Phasa DEL 229
GAMBAR RANGKAIAN
a) Pengujian untuk menetukan efisiensi transformator
b) Percobaan menentukan sambungan kelompok 1
c) Percobaan menentukan sambungan kelompok 2
d) Percobaan menentukan sambungan kelompok 3
e) Percobaan menentukan sambungan kelompok 4
f) Percobaan menentukan sambungan kelompok 5
g) Percobaan menentukan sambungan kelompok 6
Table Data Percobaan
Tabel efisiensi transformator 3 phasa
I2 (A) 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4,5
I1 (A) 0,3 0,64 1,05 1,35 1,56 1,85 2.15 52.4
P1 40 100 130 180 210 250 290 320
P 2 40 90 120 150 190 210 240 260
V2 115 115 115 110 110 110 110 110
P masukan 3 fasa = 40x3 = 120W ; P keluaran 3 fasa = 40x3 = 120W; Efisiensi= 1
Tabel percobaan sambungan kelompok 1
Primer :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
127124125220210220
Sekunder :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
656565115115115
Tabel percobaan sambungan kelompok 2
Primer :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
127124125220210220
Sekunder :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
656565115115115
Tabel percobaan sambungan kelompok 3
Primer :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
127127127127126129
Sekunder :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
707067707067
Tabel percobaan sambungan kelompok 4
Primer :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
127127125127125127
Sekunder :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
706765120115115
Tabel percobaan sambungan kelompok 5
Primer :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
127127125127127125
Sekunder :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
575755908585
Tabel percobaan sambungan kelompok 6
Primer :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
127125125212212215
Sekunder :
Vf 1VF 2Vf 3VL 1VL 2VL 3
606060100100100
Kesimpulan:
Dari hasil praktek diatas dapat disimpulkan bahwa untuk rangkaian bintang Vf√3=VL
sedangkan untuk rangkaian segitiga Vf=VL.