laporan kasus winta

32
LAPORAN KASUS SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESIF Penguji: dr. Dina Fitriningsih, Sp.KJ, MARS Disusun Oleh: Winta Asisie Salaka 1310221059 KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN KESEHATAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA RUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO 2015 1

Upload: winta-asisie-salaka

Post on 08-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Pasien mulai mengetahui bahwa pasien memiliki gangguan jiwa pada tahun 2007. Karena pasien berpendapat, bahwa pasien memiliki penyakit “stres”, dimana stres menurut pasien itu adalah “galau”. Dimana menurut pasien hal ini disebabkan oleh saudara suaminya yang telah mengguna-guna dirinya hingga pasien mengalami sakit seperti ini. Pasien mengatakan pasien seorang pemalu, jarang keluar rumah dan jarang bermain oleh teman-teman serta tetangga di lingkungan rumahnya. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya suka mendendam perasaan sendiri dan terkadang dendam terhadap kesalahan orang lain. Pasien merasa bersalah karena memiliki dosa terhadap ibunya dan pasien belum meminta maaf kepada ibunya sampai ibunya meninggal. Pasien mengaku hanya meminta maaf dalam hati dan mencium kaki ibunya di dalam hati. Pasien juga merasa bersalah terhadap perbuatannya karena melakukan hubungan di luar nikah. Tetapi pasien setelah itu mengaku segera bertaubat.

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSSKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESIF

Penguji:dr. Dina Fitriningsih, Sp.KJ, MARS

Disusun Oleh:Winta Asisie Salaka 1310221059

KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN KESEHATAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTARUMAH SAKIT PUSAT ANGKATAN DARAT GATOT SOEBROTO2015

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien No. Rekam Medik : 805361 Nama : Ny. TD Jenis Kelamin: Perempuan TTL: 26 Mei 1976 Usia: 39 tahun Alamat: Jln. Prangrango, Gg. Hj. Ahmad Rt 8/4 jati bening baru pondokgede Bekasi Pendidikan: SMEA Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga Agama: Kristen Protestan Status Pernikahan: Sudah Menikah Suku Bangsa: Jawa

II. RIWAYAT PSIKIATRIAlloanamnesis : Dilakukan oleh suami pasien pada tanggal 4 Mei 2015 , 6 Mei 2015 dan tanggal 10 Mei 2015 di Paviliun Amino.Autoanamnesis : Dilakukan pada tanggal 30 April 2015 11 Mei 2015, di Paviliun Amino1. Keluhan UtamaPasien gelisah, merasa takut dan curiga terhadap orang lain.2. Keluhan TambahanPasien merasa takut karena melihat ular dan melihat paku di makanan.3. Riwayat Gangguan Sekarang :Pasien datang dengan keluhan gelisah sejak 1 hari SMRS. Sekitar 2 bulan yang lalu Pada bulan Februari 2015 pasien didatangi oleh kakak kandungnya ke rumah pada saat malam hari. Kakaknya mendapatkan cerita dari teman SMA pasien, bahwa pasien dikatakan sombong oleh teman SMAnya tersebut karena apabila pasien sedang lewat atau bertemu dengannya pasien tidak menegur sapa. Mendengar cerita tersebut, pasien langsung merasa kesal, menangis dan pasien langsung tidak bisa tidur 1 malam. Sampai esok harinya pasien merasa marah dan kesal kemudian pasien dibawa ke RSCM untuk berobat jalan. Setelah berobat jalan pasien tetap meminum obat secara teratur, tetapi walaupun sudah minum obat keluhan belum juga berkurang. Suami pasien mengatakan keluhan malah semakin bertambah. 2 Bulan terakhir pada saat pasien tidur, pasien mengatakan sering melihat roh ibunya datang dan menurut pengakuan pasien mamanya berkata untuk minta dijenguk ke kuburannya yang berada di Jawa, Purworejo. Pasien juga sering membagi makanannya untuk memberikan makanan kepada roh ibunya. Pasien juga merasakan takut apabila pergi ke kamar mandi, karena pasien melihat ada roh ibunya di kamar mandi. Selain itu pasien juga sering melihat ular di kamar mandi. Pasien juga tidak mau makan karena pasien selalu melihat adanya paku-paku di dalam makanan tersebut. Pasien juga memiliki kebiasaan meletakkan makanan dan pakaian di atas kepalanya sebelum makan pasien juga sering melakukan pengulangan-pengulangan gerakan dalam mengambil barang. Apabila pasien ditanya kenapa melakukan hal tersebut, pasien menjawab agar diberkati oleh Tuhan. Suami pasien mengatakan bahwa pasien sering melamun dan menangis, saat ditanyakan kenapa melamun dan menangis pasien mengatakan merasa sedih kepada almarhum ibunya, karena almarhum ibunya tidak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk beribadah serta pasien juga mengatakan bahwa ibu pasien jarang shalat. Kemudian pasien mengatakan karena almarhum ibunya yang tidak pernah mengajarkan ibadah kepada anak-anaknya maka dari itu anak-anaknya mengalami hidup susah. Suami pasien mengatakan mulai 1 bulan terakhir pasien sudah tidak dapat mengurus anaknya, tidak dapat mengurus dirinya sendiri dan tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah. Pasien lebih sering menyendiri dan tidak mengerjakan apa-apa. Pasien juga mengatakan bahwa sakitnya pasien ini dikarenakan karena guna-guna oleh saudara dari keluarga suami yang berinisial DL. 1 Hari SMRS pasien pernah menendang pintu sampai rusak. Menurut pengakuan pasien saat itu, pasien merasa kesal terhadap karyawan-karyawan koperasinya. Pasien mengatakan karyawan koperasinya sering sembarangan dalam meletakkan kunci motor, padahal menurut pasien, pasien sudah sering mengingatkan agar tidak sembarangan dalam meletakkan kunci motor. Karena motor itu untuk bekerja karyawan-karyawan yang lain. Kemudian pasien mengatakan bahwa pasien tidak sengaja menendang pintu tersebut. Pada saat itu suami pasien sedang tidak ada di rumah.Keluhan yang dialami pasien ini sudah berlangsung sejak tahun 2007. Sejak dahulu keluhan pasien sama dengan keluhan yang saat ini pasien rasakan, pasien merasa didatangi ibunya, sering melihat paku dan ular di makanannya. Ketika pertama kali keluhan berlangsung, pasien tidak pernah di bawa ke Rumah Sakit, pasien hanya dibawa ke Rohanian selama 3 bulan tetapi tidak ada perubahan sama sekali.

4. Riwayat Gangguan Sebelumnya4.1 Riwayat Gangguan PsikiatriPada saat tahun 2007 pasien pernah dirawat 2 bulan di RSCM dengan keluhan yang sama seperti keluhan yang saat ini dirasakan. Pada tahun 2009 pasien sempat berhenti minum obat, kemudian tahun 2010 pasien kembali dirawat di RSCM selama 2 minggu. Kemudian keadaan pasien membaik setelah rutin minum obat, karena merasa telah membaik, pada bulan november 2014 pasien berhenti minum obat sampai februari 2015. Kemudian Februari 2015 pasien ke RSCM untuk berobat jalan, dari bulan februari sampai bulan april pasien rutin minum obat tetapi keluhan tidak berkurang dan akhir april 2015 pasien mual pertama kali di rawat di pavilion amino RSPAD.Pada tahun 2007, suami pasien megatakan terdapat konflik antara suami dengan kakak suami pasien, kakak pasien sempat mengeluarkan kalimat dan perkataan yang tidak enak kepada suami pasien. Mendengar seperti itu pasien langsung menjadi kesal dan memiliki perasaan dendam kepada kakak suami pasien. Setelah itu ibu pasien meninggal, sehingga pasien lebih sering menyendiri dan melamun. Setelah ibu pasien meninggal, pasien selalu menyesali perbuatan ibunya semasa hidupnya karena tidak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk beribadah. Pasien juga mulai merasa didatangi oleh roh ibunya yang hanya melihat dirinya saja dengan melotot. Kemudian pasien mulai merasa takut untuk ke kamar mandi karena melihat roh ibunya. Pasien mulai berhalusinasi melihat ular di kamar mandi dan makanan, serta paku di dalam makanannya tersebut. Sehingga menyebabkan pasien tidak mau makan.Pada tahun 2010 pasien kembali di rawat di RSCM selama 2 minggu. Sebelum dirawat di RS, pasien dan suami pasien mengatakan, jam tangan emas milik pasien hilang. Pasien sempat menyangka bahwa yang mengambil jam tangan itu adalah karyawan. Tetapi tuduhan dari pasien tidak terbukti. Setelah kejadian tersebut, pasien menjadi lebih sering melamun dan menyendiri. Kemudian pasien mulai berhalusinasi kembali melihat ular dan paku serta Roh dari ibunya seperti yang dialami sebelumnya di tahun 2007. Terakhir tahun 2015 pasien mengalami hal yang serupa dialami pada tahun 2007 dan 2010. Sebelumnya pasien didatangi oleh kakak kandung pasien pada saat malam hari. Kakaknya mendapatkan cerita dari teman SMA pasien, bahwa pasien dikatakan sombong oleh teman SMAnya tersebut karena apabila pasien sedang lewat atau bertemu dengannya pasien tidak menegur sapa. Mendengar cerita tersebut, pasien langsung merasa kesal, menangis dan pasien langsung tidak bisa tidur slama satu malam. Setelah kejadian pasien lebih sering menyendiri dan sering melamun. Setelah itu pasien sering melihat, ular, paku di dalam makanan dan gelasnya. Pasien juga sering melihat roh dari ibu pasien.

4.2 Riwayat Gangguan MedikPasien mengaku ketika SMP pernah terkena gejala tipes, tapi hanya berobat jalan. Riwayat trauma kepala (-), penyakit saraf (-), riwayat kejang/ epilepsi (-), riwayat nyeri kepala (-) Muntah (-).

4.3 Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif (NAPZA)Pasien tidak pernah merokok dan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

5 Riwayat Kehidupan5.1 Riwayat Prenatal dan Perinatal Pasien lahir dengan jalan lahir normal dan cukup bulan.5.2 Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)Pasien merupakan anak ke 8 dari 13 bersaudara. Perkembangan dan pertumbuhan pasien pada masa ini baik, sesuai usia. Tidak memiliki gangguan.5.3 Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)Pasien mempunyai perkembangan normal seperti anak seusianya. Pasien mengatakan pada saat kelas 1 dan kelas 2 pernah bersekolah di SDN 07 Sekolah Panjang, Duren Sawit. Kemudian kelas 3 sampai kelas 6 pasien bersekolah di Detis, Jawa Tengah, Purworejo. Pasien mengatakan tidak pernah tinggal kelas pada saat SD. Pada saat pasien SD sampai SMA pasien hanya hidup dengan pakde di purworejo. Sedangkan keluarga pasien berada di Jakarta.

6. Riwayat Masa Dewasa6.1 Riwayat Pendidikan Pasien pada saat kelas 1 dan kelas 2 pernah bersekolah di SDN 07 Sekolah Panjang, Duren Sawit. Kemudian kelas 3 sampai kelas 6 pasien bersekolah di Detis, Jawa Tengah, Purworejo. Pada saat SMP, pasien bersekolah di SMP Luwano, Maron, Jawa Tengah, dan terakhir pasien bersekolah di SMEA Kristen Penabur, Purworejo. Pasien mengaku selalu naik kelas, tidak pernah tinggal kelas, dan semasa menjalani pendidikan pasien mengaku memiliki nilai yang pas-pasan.

6.2 Riwayat PekerjaanPasien pernah bekerja pada tahun 1997-1998 di Mol Tomang sebagai SPG. Kemudian pasien berhenti menjadi SPG karena ketika itu ada kejadian penjarahan pada tahun 1998. Pada tahun 1998-1999 pasien bekerja di Mall Pondok Gede sebagai SPG sabun. Tahun 1999 Pasien bekerja di mall bekasi sebagai SPG Estada, menurut pengakuan pasien, pasien sempat ada masalah dengan teman-teman satu kerjanya, pasien mengaku tidak sampai ribut besar, hanya saja melakukan sindir menyindir kepada temannya. Akhirnya pasien memutuskan untuk berhenti bekerja. Setelah tahun 2000 pada saat pasien menikah, pasien menjadi ibu rumah tangga dan mulai aktif menjadi bendahara di gereja sejak tahun 2012 sampai sekarang.

6.3 Riwayat Pernikahan dan Hubungan.Pasien pacaran selama 3 tahun sejak tahun 1997-2000. Pertama kali pasien bertemu dengan suaminya pada saat suami sedang mengunjungi kakaknya di kontrakan, karena kakak dari suami mengontrak di tempat ibu pasien. Suami pasien mengaku, sejak saat pacaran pasien memang seseorang yang pencemburu. Kemudian pasien menikah tahun 2000 dan memiliki 1 orang anak. Pada tahun 2003 pasien mengandung kembali tetapi mengalami keguguran. Saat ini anak pasien berumur 13 tahun, kelas 1 SMP. Pasien menceritakan bahwa sebelum menikah, pasien sudah hamil terlebih dahulu selama 3 bulan, tetapi karena takut kepada orang tua, pasien tidak pernah menceritakan hal ini kepada keluarga.

6.4 Situasi Hidup SekarangPasien saat ini, tinggal bersama dengan suami, anak dan 2 keponakan pasien dari suami. Hubungan pasien dengan keponakan suami juga tidak pernah ada masalah. Pasien mengaku suaminya baik dan tidak pernah melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Kehidupan pasien dengan lingkungan tetangganya tidak begitu akrab, pasien lebih sering berada di rumah dibandingkan diluar rumah.

6.5 Riwayat KeagamaanPasien lahir dari keluarga muslim dan pada saat pasien memeluk agama islam dan mengaku jarang beribadah. Pasien mengatakan dirinya jarang beribadah karena almarhum ibunya yang tidak pernah mengajarkan untuk shalat. Pada tahun 2001 pasien, berkisar 8 bulan setelah pasien menikah, pasien memeluk agama Kristen. Sejak saat pasien berpacaran, pasien dan ibu pasien selalu berharap agar pacar pasien dapat berpindah ke agama islam. Ibu pasienpun tidak menyetujui apabila pasien untuk pindah ke agama kristen. Ibu pasien sempat mengucapkan bahwa pasien bukan anaknya lagi apabila pasien pindah agama. Selama 8 bulan pernikahan, ibu dan suami pasien memeluk agama Islam. Selama 8 bulan pasien juga banyak diajari mengenai agama Kristen. Sampai pada saatnya suami pasien mengatakan apabila pasien masih menginginkan rumah tangganya lanjut, maka pasien harus pindah ke agama Kristen, tetapi apabila pasien tetap menginginkan agama Islam maka suami memutuskan untuk bercerai.Akhirnya pasien memutuskan untuk berpindah agama ke Kristen mengikuti suaminya. Selama pasien memeluk agama Kristen, pasien aktif beribadah ke gereja setiap seminggu sekali.

6.6 Riwayat HukumPasien dan keluarganya tidak pernah bermasalah dengan hukum dan tidak pernah di penjara.

6.7 Riwayat Aktivitas sosial Menurut suami pasien, pasien termasuk orang yang tidak mudah bergaul. Pasien jarang mengobrol dengan tetangga di sekitar lingkungannya. Pasien juga jarang pergi keluar dengan teman-temannya. Tetapi pasien sempat menjadi bendahara di gereja selama 3 tahun.

6.8 Riwayat PsikoseksualPasien memiliki orientasi seksual yang normal, yaitu heteroseksual.

6.9 Riwayat KeluargaPasien merupakan anak ke 8 dari 13 bersaudara. Ayah pasien telah meninggal dunia sejak pasien kelas 2 SMP dan ibu pasien telah meninggal dunia sejak tahun 2007. Di keluarga pasien terdapat kakak laki-laki pasien yang pertama yang pernah mengalami hal serupa dengan pasien.

6.10 GENOGRAM

Keterangan : : Meninggal Dunia: Perempuan

: Meninggal Dunia: Pasien: Laki-laki

6.11 Persepsi Pasien Tentang Diri dan KehidupanPasien mulai mengetahui bahwa pasien memiliki gangguan jiwa pada tahun 2007. Karena pasien berpendapat, bahwa pasien memiliki penyakit stres, dimana stres menurut pasien itu adalah galau. Dimana menurut pasien hal ini disebabkan oleh saudara suaminya yang telah mengguna-guna dirinya hingga pasien mengalami sakit seperti ini. Pasien mengatakan pasien seorang pemalu, jarang keluar rumah dan jarang bermain oleh teman-teman serta tetangga di lingkungan rumahnya. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya suka mendendam perasaan sendiri dan terkadang dendam terhadap kesalahan orang lain. Pasien merasa bersalah karena memiliki dosa terhadap ibunya dan pasien belum meminta maaf kepada ibunya sampai ibunya meninggal. Pasien mengaku hanya meminta maaf dalam hati dan mencium kaki ibunya di dalam hati. Pasien juga merasa bersalah terhadap perbuatannya karena melakukan hubungan di luar nikah. Tetapi pasien setelah itu mengaku segera bertaubat.

6.12 Persepsi Keluarga Tentang Diri PasienKeluarga pasien tahu tentang keadaan pasien saat ini, tetapi keluarga pasien tidak pernah datang untuk menjenguk pasien. Menurut suami pasien, pasien merupakan orang yang baik. Tetapi pasien adalah seorang yang memiliki tingkat kecurigaan tinggi serta orang yang sensitif. Pasien dalam kesehariannya cenderung menyukai pakaian yang serba matching/ serasi warnanya. Pasien tidak begitu dekat dengan saudara kandungnya.

6.13 Mimpi, Fantasi dan Nilai-NilaiPasien bermimpi ingin menjadi polisi wanita. Pasien mengatakan karena supaya terlihat keren. Pasien juga hanya ingin menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik.

III. STATUS MENTALDiperiksa tanggal 30 April 20151. Deskripsi Umumi. PenampilanSeorang perempuan berusia 39 tahun dengan penampilan yang sesuai dengan usia. Perawatan diri kurang. Pasien memakai baju biru tangan panjang dan memakai celana bahan berwarna hitam serta menggunakan sandal jepit berwarna biru ketika diwawancara. Pasien berkulit sawo matang, berambut hitam lurus panjang. Pada kuku ibu jari pasien, pasien menggunakan kuteks berwarna biru.ii. Kesadaran dan KesiagaanCompos Mentis dan Kesiagaan baikiii. Perilaku dan PsikomotorSelama dilakukan wawancara pasien menunjukkan perilaku yang sedikit ketakutan. Aktivitas psikomotor, pasien terkadang menatap dengan pandangan kosong ke arah pemeriksa dengan tersenyum paksa. Pada saat ditanya, apa yang membuatnya pasien datang kesini. Pasien hanya tersenyum paksa dengan pandangan kosong dan diam tidak berkata apa-apa. Pasien juga sering melakukan tindakan berulang-berulang contohnya seperti mencium tangan orang lain berulang-ulang, pada saat ditanya kenapa melakukan seperti itu, pasien menjawab karena takut dosa. Pada saat wawancara pasien terkadang tiba-tiba menangis sambil memeluk pemeriksa. iv. Sikap Terhadap PemeriksaPasien bersikap sopan dan terdapat kontak mata terhadap pemeriksa tetapi pasien tidak menjawab apa yang diminta oleh pemeriksa.

2. Alam Perasaana.Mood : Hipotimb.Afek : Tumpulc.Keserasian : Tidak sesuai

3. PembicaraanCara bicara tidak spontan, artikulasi jelas dan volume sedikit pelan, kecepatan agak lambat. Tidak ditemukan gangguan bicara.

4. Gangguan PersepsiPasien memiliki gangguan halusinasi, yaitu halusinasi auditorik dan halusinasi visual.5. Pikirana. Proses Pikir dan Alur BerpikirTerdapat adanya blocking, dimana pembicaraan pasien berhenti tiba-tiba. Pasien juga memiliki gangguan asosiasi longgar.b. Isi PikirDelusional perception karena pasien mendengar suara Tuhan dan berbicara dengan Tuhan.

6. Sensorium dan Kognisia. Kesiagaan dan Taraf KesadaranKompos mentis dan kesiagaan kurang baik.b. OrientasiWaktu : Pasien kurang kooperatif untuk menjawab pertanyaan, pada hari pertama pasien tidak dapat menyebutkan waktu.Tempat : Pasien kurang kooperatif untuk menjawab pertanyaan, pada hari pertama pasien tidak dapat menyebutkan tempat.Orang : Pasien kooperatif untuk menjawab pertanyaan, pada hari pertama pasien dapat menyebutkan orang.c. IngatanIngatan Jangka Panjang : Pasien kooperatif untuk menjawab pertanyaan, pasien dapat menyebutkan tanggal lahir maupun nama sekolahnya dari SD, SMP maupun SMK.Ingatan Jangka Sedang : Pasien kooperatif untuk menjawab pertanyaan, karena pasien dapat mengingat siapa yang mengantar ke rumah sakit dan dapat menyebutkan nama pengantarnya.Ingatan Jangka Pendek : Pasien kooperatif untuk menjawab pertanyaan, pasien dapat menyebutkan menu makanan sebelum wawancara, menu makanan pagi harinya.Ingatan Jangka Segera : Pasien kooperatif untuk menjawab pertanyaan, pasien dapat menyebutkan 3 kata yang dikatakan pemeriksa dan mengulangnya dengan baik dan berurutan.d. Konsentrasi dan PerhatianKonsentrasi pasien kurang baik. Pasien tidak dapat menjawab perhitungan 83-7.e. Kemampuan membaca dan menulisPasien dapat membaca maupun menulis, pasien dapat menulis nama dan tanggal lahirnya.

f. Kemampuan Visuo-spasialPasien dapat menyebutkan sekarang jam berapa. Pasien menyebutkan sekarang pukul Duabelas kurang seperempatg. Pikiran AbstrakPasien tidak dapat menjelaskan peribahasa. Besar pasak daripada tiang

h. Intelegensi dan Daya InformasiPasien dapat mengatakan siapa Presiden pertama tetapi tidak bisa mengatakan Presiden RI saat ini.

7. Pengendalian ImpulsSelama wawancara pasien tampak gelisah, tidak agresif, dapat mengendalikan diri tapi kurang fokus.8.Daya Nilai dan Tilikana.Daya Nilai Sosial : Pasien bersikap sopan terhadap pemeriksa, dokter, dan petugas paviliun Amino.b.Penilaian Realita : RTA terganggu.c.Tilikan : Derajat 2. 9.Taraf Dapat DipercayaSecara umum, keterangan yang diberikan pasien dapat dipercaya, karena sudah di crosscheck ulang kepada suami pasien.

IV. PEMERIKSAAN FISIKA. Status Interna- Keadaan Umum : Baik- Kesadaran : Compos Mentis- Status Gizi: Obese II (BB: 125 kg; TB: 163 cm; IMT: 47)- Tanda Vitala. Tekanan darah : 120/90 mmHgb. Nadi: 102x/menitc. Respiratory rate: 20x/menitd. Suhu: 36.9 C- Kepala: Normocephal- Mata: Konjungtiva tidak pucat, skelara tidak ikterik- THT: Tidak ada gangguan- Mulut dan gigi : Gigi lengkap, tidak ada karies, terdapat karang gigi- Thorax: Jantung paru dalam batas normal, tidak ada deformitas- Abdomen: Cembung, bising usus normal- Ekstremitas: Akral hangat, perfusi perifer baik, sianosis (-), edema (-)B. Status Neurologis- GCS: E4M5V6 = 15- Tanda rangsang meningeal : Negatif- Tanda efek ekstrapiramidal : Positif- Cara berjalan: Kaku dan tegang. - Keseimbangan: Normal- Motorik : Normal- Sensorik: NormalB. Pemeriksaan Penunjang Yang Diusulkan : MRI EEG GDS, GDP, GD2PP Profil Lipid

V. IKHTISAR PENEMUAN HASIL BERMAKNAPemeriksaan dilakukan kepada Ny. TD, usia 39 tahun, agama Kristen Protestan, suku Jawa, menikah, pendidikan terakhir SMEA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga. Masuk Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 29 April 2015. Pasien dibawa oleh suami dengan keluhan utama gelisah, merasa takut, dan curiga terhadap orang lain.Menurut suami pasien, hal ini sudah terjadi kurang lebih 2 bulan. Dan 1 bulan terakhir pasien sudah tidak dapat mengurus anaknya, tidak dapat mengurus dirinya sendiri dan tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah. Pasien lebih sering menyendiri dan tidak mengerjakan apa-apa. 1 Hari SMRS pasien pernah menendang pintu sampai rusak karena kesal dengan karyawan.Pada saat dilakukan wawancara pasien tampak gelisah, karena pasien terlihat mondar-mandir, pasien juga terlihat takut dan saat diwawancara juga pasien kurang kooperatif untuk menjawab pertanyaan pemeriksa. Pasien terkadang hanya diam dan melihat ke arah pemeriksa dengan pandangan kosong dan tersenyum secara paksa.Pada saat wawancara pasien mengatakan sering melihat roh ibunya datang dan ular yang membuat pasien merasa takut. Pasien juga melihat adanya paku di dalam makanan, sehingga pasien tidak mau makan. Pasien juga sering melakukan pengulangan-pengulangan gerakan dalam mengambil barang dan pada saat bersalaman. Selama di rawat di paviliun amino pasien jarang keluar dari kamar karena pasien mengaku melihat Tuhan di depan pintu. Selain itu pasien juga mengaku mendengar suara Tuhan yang menyuruhnya untuk tetap dalam kamar. Pasien juga mengatakan bahwa sakitnya pasien ini dikarenakan karena guna-guna oleh saudara dari keluarga suami yang berinisial DL. Berdasarkan pemeriksaan status mental, pasien tampak sehat, penampilan sesuai usia, tinggi badan 163 cm, berat badan 125 kg dengan BMI 47, dimana pasien mengalami obese 2. Kulit berwarna sawo matang, potongan rambut panjang, hitam dan lurus, kuku panjang dengan tersisa kutek di ibu jari pasien. Postur tubuh terlihat kaku dan tegang, serta cara berjalan akatisia. Mood hipotim, afek tumpul, dan terdapat ketidaksesuaian antara mood dan afek. Bicara tidak spontan dengan volume kurang dan artikulasi yang cukup jelas. Terdapat gangguan bicara blocking. Proses pikir asosiasi longgar, isi pikir waham kejar. Didapatkan waham kejar karena pasien yakin ada roh ibunya yang selalu datang dan melihat adanya Tuhan yang suka memerintah dirinya. Didapatkan juga ada halusinasi visual dan halusinasi auditorik yaitu pasien dapat melihat roh ibunya dan melihat Tuhan Pasien juga terdapat halusinasi auditorik berupa bisikan dari Tuhan yang memerintahkan pasien untuk selalu tetap di kamar.Penilaian RTA terganggu. Nilai tilikan pasien adalah derajat 2, pasien menyadari bahwa pasien merasa sakit dan membutuhkan bantuan, tetapi dalam waktu yang bersamaan menyangkal penyakitnya

VI. FORMULASI DIAGNOSTIKAksis IBerdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan yang dilakukan pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang dapat menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu gangguan jiwa.Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien belum pernah menderita sakit yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak. Dari hasil pemeriksaan fisik umum dan neurologis juga tidak ditemukan kelainan yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi otak, sehingga gangguan mental organik dapat disingkarkan. Demikian pula tidak ditemukan riwayat penggunaan zat psikoaktif sehingga dapat disingkirkan pula gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif.Pada pasien ini diambil diagnosis Skizoafektif Tipe Depresif (F25.1) adanya satu gejala khas skizofrenia yaitu halusinasi Auditorik dan Visual karena Pasien mengatakan terkadang melihat dan mendengar adanya suara Tuhan yang berbicara dengannya dan mengatakan untuk tetap diam di kamar, untuk tidur dan untuk makan. Pasien juga mengatakan adanya roh ibunya yang datang serta adanya ular dan paku yang ada di makanan sehingga ia takut untuk makan. Selain itu terdapat afek depresif karena gangguan pada pasien ini berulang dan terdapat gejala khas dari episode depresif yaitu konsentrasi dan perhatian yang berkurang, tidur berkurang dan nafsu makan berkurang. Dan keluhan yang dirasakan oleh pasien sudah lebih dari 2 minggu.

Aksis IIPada pasien ini diambil diagnosis aksis 2 berupa gangguan kepribadian yaitu cemas (menghindar). Karena adanya perasaan tegan da takut yang menetap dan pervasif, preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial, serta keengganan untuk terlibat dengan orang kecuali merasa yakin akan disukai.

Aksis IIIBelum ada diagnosis

Aksis IVPada pasien ini ditemukan adanya masalah dengan primary support group (keluarga)

Aksis VPenilaian kemampuan penyesuaian aktivitas sehari-hari menggunakan skala Global Assessment of Functioning, GAF tertinggi 1 tahun terakhir adalah 80-71 yaitu gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll. Sedangkan nilai GAF pasien saat ini adalah 40-31 yaitu beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

VII. EVALUASI MULTIAKSIALAksis I: Skizoafektif Tipe Depresif (F25.1) DD/ Skizofren Tak Terinci (Undifferentiated) (F20.3), Skizofrenia Paranoid (F20), Gangguan Mental OrganikAksis II: Ciri kepribadian cemas (menghindar) Aksis III: Obesitas Tipe II Aksis IV: Masalah dengan primary support groupAksis V: GAF GLPY (Highest Level Past Year) adalah 80-71 Current GAF adalah 40-31

VIII. DAFTAR MASALAHa. OrganobiologikObesitas tipe IIb. PsikologikMood: HipotimAfek: TumpulGangguan persepsi: Halusinasi visual, auditorikProses/ bentuk pikir: Asosiasi longgarIsi pikir: Delusional perceptionTilikan: derajat 2

c. Lingkungan dan SosialPada pasien ini memiliki masalah yang berkaitan dengan primary support group.

IX. PROGNOSISa. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis baik:i. Dukungan dari suami dan keluarga suami pasienii. Kepatuhan minum obat yang baikb. Faktor-faktor yang mendukung ke arah prognosis buruki. Kepatuhan minum obat yang burukii. Derajat Tilikan 2iii. Sudah relapse berkali-kali akibat pengobatan tidak adekuat

X. RENCANA TERAPIa. PsikofarmakaHaloperidol 3 x 1,5 mg POTrihexyphenidyl 2 x 2 mg POClozapine 1 x 25 mg POb. Psikoedukasi1. Kepada pasien:Berempati dan memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa menghakimi, menghormati pasien sebagai manusia seutuhnya dan mengingatkan pasien setiap hari untuk lebih rajin merawat diri, terutama lebih rajin mandi dan keteraturan minum obat.2. Terhadap KeluargaPsikoedukasi mengenai penyakit pasien dengan memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif mengenai penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang memberatkan, dan bagaimana cara pencegahannya. Edukasi untuk memberi tahu kepada keluarga dan tetangga pasien agar tidak menjauhi atau mengisolir pasien sendirian. Dan pesan kepada suami pasien, jika pasien diperbolehkan pulang agar pasien selalu diatur minum obat sesuai anjuran dokter sehingga pasien dapat terkontrol untuk minum obat sehingga tidak terjadi kekambuhan pada kondisi pasien.PROGNOSISi. Quo ad vitam: ad bonamii. Quo ad fungsionam: dubia ad bonamiii. Quo ad sanationam: dubia ad malam

XI. PEMBAHASANXI.PembahasanMenurut PPDGJ III, yang dimaksud skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada umumnya skizofrenia ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi yang tidak wajar atau tumpul.Pedoman diagnostik untuk skizofrenia adalah:Harus ada setidaknya satu gejala berikut yang amat jelas, atau dua gejala atau lebih jika gejala tersebut kurang jelas:a.thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda ; atau thought insertion or withdrawal = isi yang asing dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan thought broadcasting= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya; b.delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau delusion of passivitiy = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus). delusional perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat. delusion of influence = waham dimana dirinya dipengaruhioleh suatu kekuatan tertentu dari luar.c.Halusinasi Auditorik: Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien pasein di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.d.Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain).Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas:a.Halusinasi yang menetap dari pancaindera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide berlebhan yang menetap, atau bila terjadi setiap hari selama berbulan-bulan terus menerus;b.Arus pikiran yang terputus, atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tiak relevan;c.Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh tertentu, negativisme;d.Gejala-gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang menumpul atau tak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial.Gejala diatas sudah berlangsung satu bulan lebih.Harus ada perubahan konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, hidup larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri secara sosial.Pada pasien ditarik kesimpulan diagnosis F25.1 Skizoafektif tipe Depresif karena memenuhi poin halusinasi yang menetap dari pancaindera, arus pikir asosiasi longgar. Selain itu gejala pada pasien berlangsung 2 bulan yang lalu, dan ada perubahan konsisten dalam mutu keseluruhan dari aspek pasien, terutama hilangnya minat, tidak berbuat sesuatu, dan penarikan diri secara sosial. Dan ini sudah dirasakan lebih dari 1 bulan. Awalnya muncul pertama kali pada tahun 2007 setelah pasien mengalami konflik keluarga dan kematian ibunya.Diagnosis banding yang diambil dari Skizoafektif Tipe Depresif ini adalah Skizofrenia Tak Terinci (Undifferenttiated) karena pada kasus ini memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia dan tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik ataupun katatonik. Yang kedua diambil diagnosis banding skizofrenia paranoid karena memenuhi gejala skizofrenia dan untuk sub paranoid diambil karena terdapat halusinasi auditorik dan visual. Yang ketiga diambil Gangguan Mental Organik karena pada pasien terdapat gangguan sensorium berupa gangguan atensi yaitu distraktibilitas.Pada pasien juga terdapat gangguan kepribadian cemas, sesuai dengan acuan pedoman diagnostik PPDGJ III yaitu memiliki perasaan tegang, takut yang menetap dan pervasif, adanya preokupasi yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial serta adanya keengganan untuk terlibat dengan orang kecuali merasa yakin akan disukai.Untuk terapi pasien diberikan Haloperidol yang merupakan butyrophenone antipsikotik kuat dengan sifat-sifat yang telah dianggap bekerja sebagai antipsikosis kuat dan efektif untuk fase mania, penyakit maniak depresif, skizofrenia, sindroma paranoid. Dan sangat efektif dalam pengelolaan hiperaktivitas, gelisah, dan mania. Mekanisme kerja obat anti-psikosis tipikal adalah memblok dopamin pada reseptor pasca-sinaptik di Otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamine D2 receptor antagonist sehingga efektif untuk gejala Positif. Disamping itu haloperidol juga mempunyai daya antiemetik yaitu dapat menghambat sistem dopamin dan hipotalamus.Pada pemberian oral haloperidol diserap kurang lebih 60-70%, kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap sampai 72 jam. Haloperidol ditimbun dalam hati dan ekskresi berlangsung lambat, sebagian besar bersama urin dan sebagian kecil melalui empedu.Pasien juga diberikan Clozapine yaitu clozapine suatu senyawa antipsikosis atypical yang aktifitasnya terhadap reseptor dopamine yaitu reseptor D1, D2, D3 dan D5 tidak terlalu kuat, akan tetapi menunjukkan aktivitas yang tinggi pada reseptor D4. Clozapine bekerja lebih aktif pada reseptor dopamine di daerah limbic daripada reseptor dopamine di daerah striatal, itulah sebabnya clozapine bebas dari efek samping ekstrapyramidal. Clozapine mempunyai aktivitas antagonis pada reseptor adrenergik, kolinergik, histaminergik dan serotonergik. Trihexilphenidil termasuk ke dalam golongan obat antikolinergik yang mempunyai efek sentral yaitu mengurangi aktivitas kolinergik yang berlebihan di ganglia basalis dengan cara menghambat pelepasan asetil kolin endogen dan eksogen yaitu menghambat sistem nervus parasimpatik dan menyebabkan relaksasi pada otot (mengurangi tremor) Kadar puncak Trihexilphenidil tercapai setelah 1-2 jam. Indikasi pemberiannya pada penyakit parkinson ataupun timbulnya gejala Extrapyramidal Syndrome pada pasien yang menggunakan antipsikotik. THP menghambat sebagian aktivitas kolinergik pada sistem saraf pusat, untuk mengurangi gejala parkinson. Availabilitas dari dopamine akan ditingkatkan dengan penggunaan obat ini sehingga membantu kontrol pergerakkan otot-otot menjadi lebih lembut. Efek samping yang paling sering adalah rasa kantuk, sakit kepala, vertigo, pusing dan mulut kering serta midriasis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Agus, Dharmady, 2003. Psikopatologi, Dasar di Dalam Memahami Tanda dan Gejala dari Suatu Gangguan Jiwa. UNIKA Atma Jaya : Jakarta.2. Kaplan, HI dan Sadock BJ, Grebb JA, 2010. Sinopsis Psikiatri. Jilid 1. Edisi ke-7. Binarupa Aksara: Jakarta.3. Maslim, Rusdi, 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta.4. Maslim, Rusdi, 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta.

1