laporan kasus psiki

34
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A.S Umur : 24 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat/Tanggal Lahir : 19 Juni 1990 Status perkawinan : Belum kawin Pendidikan terakhir : SMP Pekerjaan : Karyawan di dealer Suku / Bangsa : Minahasa / Indonesia Agama : Kristen Protestan Alamat sekarang : Desa Sea Jaga V Kec. Pineleng Tanggal MRS : 10 Juli 2014 Cara MRS : Pasien diantar oleh keluarga Tanggal pemeriksaan : 8 Oktober 2014 Tempat pemeriksaan : Ruang Cakalele RSJ. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Pasien dibawa oleh keluarga ke IGD jiwa RS Prof DR. V.L. Ratumbuysang pada tanggal 10 Juli 2014 dengan keluhan memberontak, marah – marah, mengancam keluarga dan riwayat minum obat tidak teratur. II. RIWAYAT PSIKIATRIK 1

Upload: heidy-gracia-palempung

Post on 06-Nov-2015

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gangguan kecemasam

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSI. IDENTITAS PASIENNama: Tn. A.SUmur: 24 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiTempat/Tanggal Lahir: 19 Juni 1990 Status perkawinan: Belum kawinPendidikan terakhir: SMPPekerjaan: Karyawan di dealer Suku / Bangsa: Minahasa / IndonesiaAgama: Kristen ProtestanAlamat sekarang: Desa Sea Jaga V Kec. PinelengTanggal MRS: 10 Juli 2014 Cara MRS: Pasien diantar oleh keluargaTanggal pemeriksaan : 8 Oktober 2014Tempat pemeriksaan : Ruang Cakalele RSJ. Prof. Dr. V. L.

RatumbuysangPasien dibawa oleh keluarga ke IGD jiwa RS Prof DR. V.L. Ratumbuysang pada tanggal 10 Juli 2014 dengan keluhan memberontak, marah marah, mengancam keluarga dan riwayat minum obat tidak teratur.II. RIWAYAT PSIKIATRIKRiwayat psikiatri diperoleh dari :

Autoanamnesis dengan pasien, Alloanamnesis dengan keluarga pasien, dan orang orang di lingkungan pasien. Rekam medikA. Keluhan utama :Memberontak, marah marah tanpa sebab, mengancam keluarga dan memiliki riwayat minum obat yang tidak teratur 10 bulan. B. Riwayat gangguan sekarangPada tanggal 10 Juli 2014 pasien dirawat di RS Prof. Dr.V. L. Ratumbuysang dengan keluhan memberontak, marah marah tanpa sebab, mengancam keluarga dan memiliki riwayat putus obat. Pasien mendengar suara suara bisikan yang menyuruh pasien untuk menganiyaya orang, seperti ada musuh yang akan menyerang, dan menyuruh pasien untuk gantung diri. Pasien juga sering melihat bayangan gelap yang mengikutinya setiap hari. Ketika mendengar suara bisikan, pasien tidak mengikuti apa yang diperintahkan suara suara tersebut. Pasien tau apa yang diperintahkan suara bisikan itu tidak baik sehingga pasien selalu melawan / menyangkal suara suara tersebut. Hal tersebut kadang membuat pasien ketakutan, gelisah dan susah tidur. Saat ketakutan, gelisah dan susah tidur pasien mencoba menenangkan diri dengan minum air putih atau merokok kemudian mencoba tidur kembali. Pasien biasa tertidur jam 4 atau jam 5 subuh ketika mengalami hal tersebut. Melihat keadaan pasien yang begitu selama beberapa hari terakhir, ayah pasien membawanya ke RS Prof. Dr.V. L. Ratumbuysang untuk dirawat. Riwayat gangguan sebelumnya.Pasien sudah lima kalinya dirawat di RS Prof. Dr.V. L. Ratumbuysang. Pasien pertama kali dirawat pada tanggal 24 Agustus 2010 diantar oleh keluarga di IGD jiwa dengan keluhan marah marah dan bicara kacau. Pasien diberikan obat Ativan 2mg 2x dan THP 2mg 2x k/p.. Pasien beberapa kali melarikan diri dari ruang perawatan dan menghilang selama beberapa hari dan diantar kembali oleh keluarga pasien. Dalam beberapa bulan perawatan pasien tampak tenang, membaik dan diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawat dengan syarat harus minum obat secara teratur. Tanggal 7 September 2011 pasien masuk kembali dan diantar keluarga dengan keluhan marah marah, suka jalan jalan tanpa tujuan, dan riwayat putus obat. Pasien dirawat dan diterapi dengan obat Risperidon 2mg 2x1 Tab, THP 2x, dan Ativan 2mg 0-0-1. Saat perawatan keluarga pasien beberapa kali meminta izin ke pihak RS untuk diijinkan pulang atas permintaan sendiri. Pasien diizinkan pulang kembali dengan syarat harus minum obat teratur dan kembali dalam waktu 2 4 hari. Sampai batas waktu yang ditentukan berakhir pasien tidak juga kembali. Tanggal 17 Oktober 2011 pasien diantar oleh keluarga pasien dan dirawat di RS dengan keluhan bicara kacau, marah marah dan memukul adik adiknya. Pasien memukul adiknya adiknya tanpa alasan yang jelas. Pasien dirawat dan diterapi dengan Risperidon 2mg 2x, THP 2x1, Clobazam 0-0-1, dan beberapa terapi suportif lainnya. Dalam beberapa bulan perawatan pasien terlihat tenang dan membaik sehingga bisa pulang dengan catatan remisi parsial dan harus minum obat secara teratur. Tanggal 5 Mei 2013 diantar keluarga dan dirawat kembali dengan keluhan suka memegang benda tajam, merasa dikejar orang orang untuk dipukuli dan memiliki riwayat minum obat tidak teratur. Penderita dirawat dan diterapi dengan obat Risperidon 2mg 2x1, Haloperidol 1,5mg 3x1, THP 2mg 3x1, dan Carbamazepim 2mg 2x1. Selama perawatan pasien terlihat membaik dan tampak tenang. Pasien dizinkan pulang dengan syarat harus minum obat teratur. Namun saat rawat jalan pasien tidak minum obat secara teratur dan pada Tanggal 10 Juli 2014 harus dirawat kembali di Prof. Dr.V. L. Ratumbuysang.Saat pemeriksaan pada tanggal 8 Oktober 2014 pasien lebih banyak diam dan tampak tenang. Pasien mengaku sudah tidak lagi mendengar bisikan-bisikan akan tetapi terkadang masih melihat bayangan gelap sehingga membuat pasien ingin selalu bersembunyi.

Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Rokok : Pasien merokok (Merokok sampai sekarang)Alkohol : Pasien mengkonsumsi alkohol disaat saat tertentu, misalnya saat ada acara, kumpul dengan teman teman (frekuensi 1 minggu sekali). Penderita minum alkohol sampai mabuk berat (Muntah muntah dan tidak sadarkan diri).III. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat Prenatal dan AntenatalPasien merupakan anak ke empat dari delapan bersaudara. Pasien lahir normal, cukup bulan, dan dalam keadaan normal, tidak kuning dan tidak biru. Ibu pasien memberikan ASI hingga usia 8 bulan sejak lahir. 2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 Tahun) Tidak terdapat penyakit psikiatrik pada orang tua pasien. Kedua orang tua merawat pasien dengan baik semasa kecil. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan orang tua, kakak kakak dan adik - adiknya. 3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (4-11 Tahun)Pasien tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Pasien mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD GMIM. Dalam pendidikannya waktu kecil pasien bisa mengikuti pelajaran dengan baik sehingga bisa menyelesaikan pendidikan di sekolah dasar dan melanjutkan sekolahnya di sekolah menengah pertama. Pasien dikenal seorang anak yang baik dalam pergaulannya disekolah dan dilingkungan tempat tinggal. Pasien tinggal dengan ayah dan ibu serta kakak beradiknya dirumah. 4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan RemajaPasien melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 8 Manado. Dalam pendidikannya pasien bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien merupakan anggota OSIS sewaktu SMP dan dikenal mudah bergaul dengan teman sekelas, kakak tingkat maupun adik tingkatnya. Pasien tinggal bersama ayah dan kakak beradiknya dirumah. Ibu pasien meninggalkan pasien saat pasien duduk dikelas 1 sekolah menengah pertama. Sejak saat itu pasien dibesarkan dan dibiayai oleh ayah pasien. Saat lulus dari SMP, pasien tidak melanjutkan sekolah ke sekolah menengah atas karena ayah pasien tidak lagi mau menyekolahkan pasien. 5. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Pasien tidak melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas karena ayah pasien tidak lagi mau menyekolahkan pasien.b. Riwayat Keagamaan

Pasien beragama Kristen Protestan dan aktif dalam kegiatan kerohanian dilingkungan tempat tinggal (misalnya, pergi ke gereja tiap hari minggu atau mengikuti ibadah Pemuda tingkat).c. Riwayat PsikoseksualOrientasi seksual pasien adalah lawan jenisnya.d. Riwayat Pernikahan

Pasien belum menikah.e. Riwayat Pekerjaan

Pasien pernah bekerja di dealer Daihatsu selama 2 bulan. f. Riwayat Sosial

Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga dan orang orang sekitar pasien. Orang-orang di sekitar pasien juga memperlakukan pasien dengan baik.g. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien pernah melakukan tindakan kekerasan kepada Penjual bakso dengan menikam penjual bakso dengan obeng. Kemudian pasien ditahan dan dirujuk oleh pihak kepolisian di RS Prof. Dr.V. L. Ratumbuysang untuk dirawat.h. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien tinggal bersama ayah serta salah satu adiknya dirumah. Kakak pasien sudah menikah dan tinggal dengan keluarga mereka masing masing. Tiga adik pasien sudah bekerja dan tidak lagi tinggal dirumah mereka. Kehidupannya saat ini di biayai oleh ayah pasien

i. Riwayat Keluarga

Pasien berasal dari keluarga yang broken home. Ayah dan ibu pasien

berpisah 9 tahun yang lalu ketika pasien masih duduk di kelas 1

SMP. Pasien adalah anak ke empat dari delapan bersaudara. Saat berpisah dengan ayahnya Ibu pasien pergi meninggalkan keluarga pasien. Ibu pasien masih mengunjungi pasien hingga saat ini. Opa dari ibu pasien dan Oma dari ayah pasien mempunyai gangguan jiwa dan pernah dirawat di RSJ. j. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak memiliki gangguan organik.SILSILAH KELUARGA/GENOGRAM

= pasien

= keluarga pasienk. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannyaPasien ingin sembuh dan ingin segera keluar dari rumah sakit agar bisa berkumpul dengan keluarganya.IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTALIS

A. Deskripsi umum1) PenampilanSeorang laki-laki, penampilan sesuai dengan usianya, kulit kuning lansat, menggunakan kaos dan celana pendek berwarna hijau, menggunakan alas kaki, gigi kuning, rambut botak, kuku pendek dan tidak kotor.2) Perilaku dan aktivitas psikomotorSelama wawancara, pasien duduk tenang. Pasien dapat merespon saat diucapkan salam, pasien dapat menjawab pertanyaan mengenai identitas dirinya dan pasien juga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan lainnya. Pasien tidak menghindari kontak mata dan perhatian pasien tidak mudah terpengaruh oleh sekitar.3) Sikap terhadap pemeriksaPasien kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan.B. Mood dan Afek1) Mood: Eutimia2) Afek: Serasi3) Kesesuaian : Sesuai afekC. Karakteristik bicaraKualitas

: Artikulasi, volume, dan intonasi jelas. Pasien merespon saat dipanggil namanya.Kuantitas

: Menjawab sesuai pertanyaan.

Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa.D. Gangguan persepsiAda gangguan persepsi halusinasi auditorik, dimana pasien mendengar suara suara bisikan yang menyuruh pasien untuk menganiyaya orang, seperti ada musuh yang akan menyerang, menyuruh pasien untuk gantung diri dan adanya halusinasi visual dimana pasien sering melihat bayangan gelap yang mengikutinya setiap hari. E. Pikiran1) Arus pikiran : koheren, menjawab sesuai pertanyaan.2) Isi pikir : Tidak ada wahamF. Kesadaran dan fungsi kognitif1) Tingkat kesadaran: compos mentis

Orientasi Orientasi waktu: Baik. Pasien dapat membedakan siang dan malam Orientasi tempat: Baik. Pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RS Orientasi orang: Baik. Pasien dapat mengenali orang-orang disekitarnya Daya konsentrasi:Cukup Perhatian:

Pada saat wawancara pasien mampu memusatkan perhatian dan tidak mudah teralih.

2) Daya ingat : Jangka panjang: Tidak terganggu. Pasien dapat menyebutkan nama saudaranya. Jangka pendek: Tidak terganggu. Pada saat pemeriksaan pasien masih mengingat nama pemeriksa. Segera: Tidak terganggu. Pasien dapat mengulang 6 huruf yang diucapkan oleh pemeriksa.3) Kemampuan baca dan tulis

Baik. Pasien dapat membaca dan menulis namanya dengan baik.4) Daya nilaiDaya nilai sosial: BaikUji daya nilai: BaikPenilaian realitas: Baik5) Kemampuan menolong diri sendiri baik. Pasien tidak susah makan.6) TilikanDerajat I (Pasien tidak menyadari dirinya sakit)7) Taraf dapat dipercayaBeberapa hal dapat dipercaya, tetapi beberapa hal masih perlu konfirmasi dengan keluarga pasien.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUTA. Status internusKeadaan umum :Tampak sehatKesadaran :Compos MentisTanda vital : T : 110/70 mmHg, N :82 /m, R : 22x/m, S : 36,5CKepala :Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-Thoraks : Rhonki -/-, Wheezing -/-Abdomen :Datar, lemas, peristaltik (+) normal, Hepar/Lien : Tidak terabaEkstremitas :Edema (-), turgor kembali cepat, akral hangatB. Status NeurologikusGCS : E4M6V5TRM : Tidak adaMata : Gerakan normal searah, pupil bulat isokor, refleks cahaya : +/+Pemeriksaan Nervus Kranialis :a. Nervus Olfaktorius (N.I)

Tidak dilakukan evaluasi

b. Nervus Optikus (N.II)

Tidak dilakukan evaluasi

c. Nervus Okulomotoris (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan Nervus Abducens (N.VI). Selama wawancara dapat diamati bahwa pasien memiliki gerakan bola mata yang wajar.d. Nervus Trigeminus (N.V)Selama wawancara berlangsung terlihat wajah pasien simetris.

e. Nervus Facialis (N.VII)Selama wawancara berlangsung terlihat wajah pasien simetris

f. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII)Selama wawancara berlangsung, pasien mampu untuk menjawab pertanyaan dengan tepat. Hal ini memberi kesan bahwa pendengaran pasien normal. Saat berjalan pasien terlihat stabil dan tidak terjatuh

g. Nervus Glossofaringeus (N.IX)Tidak dilakukan evaluasih. Nervus Vagus (N.X)Tidak dilakukan evaluasii. Nervus Aksesorius (N.XI)Selama wawancara berlangsung terlihat bahwa pasien dapat menggerakkan kepalanya ke kiri dan kanan, hal ini menandakan bahwa fungsi Nervus Aksesorius pasien dalam keadaan normal

j. Nervus Hipoglosus (N.XII)

Tidak dilakukan evaluasi

Ekstrapiramidal sindrom : tidak ditemukan ada gejala ekstrapiramidalC. Pemeriksaan penunjangDarah rutin : tidak di evaluasiV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Berdasarkan anamnesis (secara autoanamnesis, alloanamnesis dan beberapa data diperoleh dari rekam medik) didapatkan pasien laki-laki berumur 24 tahun, pendidikan terakhir SMP, tidak menikah, biaya kehidupan di tanggung oleh ayahnya, agama Kristen Protestan, alamat tempat tinggal di Desa Sea. Keluhan saat ini adalah memberontak, marah marah, mengancam keluarga, riwayat minum obat tidak teratur, mendengar suara - suara, dan melihat bayangan hitam. Keluhan ini dirasakan sebelum masuk rumah sakit. Pasien tidak minum obat teratur karena tidak diawasi oleh keluarga.Riwayat penyakit sebelumnya, berdasarkan keterangan pasien dan data yang ada, pasien sudah dirawat yang ke lima kalinya di rumah sakit Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang. Pertama kali dirawat tanggal 24 Agustus 2010 dengan keluhan marah marah. Tanggal 7 September 2011 dirawat dengan keluhan marah marah, jalan jalan tanpa tujuan, dan putus obat. Tanggal 17 Oktober 2011 dirawat dengan keluhan bicara kacau, marah marah dan memukul adik adiknya. Tanggal 5 Mei 2013 dirawat dengan keluhan suka memegang benda tajam, merasa dikejar orang orang untuk dipukuli dan memiliki riwayat minum obat tidak teratur.Pada pemeriksaan status mental, pasien berpenampilan sesuai dengan usianya, berpakaian sesuai, selama wawancara pasien duduk dengan tenang dan bersikap kooperatif dalam menjawab setiap pertanyaan, artikulasi dan intonasi jelas, serta dapat melakukan kontak mata dengan pemeriksa. Pada wawancara didapatkan suasana mood eutimia dan afek sesuai. Ditemukan adanya halusinasi auditorik dan halusinasi visual. Arus pikiran ditemukan koheren. Isi pikir tidak ditemukan waham. Gejala yang dialami saat ini sudah lebih ringan daripada sebelumnya. Penilaian realitas terganggu. Tingkat tilikan derajat I yakni pasien tidak menyadari dirinya sakit.VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIALAksis I: Skizofrenia residualAksis II: Ciri kepribadian cemas (menghindar) dan Zkizoid Aksis III: Tidak ada diagnosisAksis IV: Masalah KeluargaAksis V: GAF Scale current 70-61, beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.VII. PROBLEMA. Organobiologi

: Gangguan TidurB. Psikologi: Halusinasi auditorik dan visual C. Lingkungan dan sosial ekonomi: tidak ada masalahVIII. PERENCANAAN TERAPIA. PsikofarmakaUntuk mengatasi waham dan halusinasi diberikan Lodomer dengan dosis 2 mg 2x1 tablet/hari. Tetapi Lodomer dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal, sehingga setelah pemberian Lodomer dapat muncul gejala ekstrapiramidal, harus diberikan THP (Trihexyphenydil) dengan dosis 2 mg 2x1 tablet/hari. Untuk mengatasi marah marah diberikan Risperidon 2 mg 2x1/2 tablet/hari. Dan diberikan vitamin B.Compleks 2x1 tablet/hari untuk daya tahan tubuh dan menjaga nafsu makan tetap baik.B. Psikoterapi dan intervensi psikososial Terhadap pasien :1) Memberikan edukasi dan support terhadap pasien agar memahami gangguannya lebih lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, serta pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat.2) Memberikan dukungan kepada pasien untuk meningkatkan rasa percaya diri, perbaikan fungsi sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik.3) Memotivasi dan memberikan dukungan kepada pasien agar pasien tidak merasa putus asa dan semangat juangnya dalam menghadapi hidup ini tidak kendur. Terhadap keluarga

1) Meminta keluarga untuk tetap memastikan pasien tetap berada dalam pengawasan keluarga.2) Memberikan pengertian dan dukungan kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga pada perjalanan penyakit.3) Meminta keluarga untuk tetap memberikan perhatian penuh terhadap pasien dan mengawasi pasien dalam minum obat4) Memberikan psiko-edukasi yaitu menyampaikan informasi kepada keluarga mengenai kondisi pasien dan menyarankan untuk senantiasa memberikan dukungan selama masa pengobatan.IX. PROGNOSISAd vitam

: bonamAd funsionam

: dubia ad bonamAd sanationam

: dubia ad bonamX. EDUKASI

Edukasi kepada keluarga pasien agar mengawasi pasien sehingga pasien mengkonsumsi obatnya dengan teratur. Usahakan pasien berada dalam pengawasan keluarga, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga pada perjalanan penyakit.XI. DISKUSI

Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis. Dari anamnesis ditemukan gejala-gejala yang berkaitan dengan Skizofrenia Residual. Dalam kasus ini dapat dilihat bahwa keluhan pasien masih suka mendengar bisikan-bisikan, memiliki waham, marah-marah, gelisah, takut, serta susah tidur. Gejala-gejala ini merupakan gejala positif dari pasien Skizofrenia. Pasien juga mempunyai episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis Skizofrenia, yaitu pasien sudah berulang 5 kali dirawat di RS sejak tahun 2010. Pasien tidak minum obat teratur karena tidak diawasi oleh keluarga. Sesuai dengan Buku ajar UI dan DSM V pasien ini dikategorikan dengan gangguan skizofrenia residual.Pada pasien ini diberikan Lodomer dengan dosis 2 mg 2x1 tablet/hari. Tetapi Lodomer dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal, sehingga setelah pemberian Lodomer dapat muncul gejala ekstrapiramidal, harus diberikan THP (Trihexyphenydil) dengan dosis 2 mg 2x1 tablet/hari. Untuk mengatasi marah marah diberikan Risperidon 2 mg 2x1/2 tablet/hari. Dan diberikan vitamin B.Compleks 2x1 tablet/hari untuk daya tahan tubuh dan menjaga nafsu makan tetap baik.Pada pasien ini juga diberikan terapi lain berupa psikoterapi. Dalam hal ini diberikan melalui edukasi terhadap pasien agar memahami gangguannya, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, dan pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat.

Keluarga pasien juga diberikan terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi dimana diberikan pengertian bahwa peran keluarga dekat sangat penting dalam memotivasi agar pasien tidak merasa putus asa dan semangat juangnya dalam menghadapi hidup ini tidak kendur.XII. WAWANCARA PSIKIATRIWawancara dilakukan di Ruang Cakalele RSJ. Prof. dr . V. L. Ratumbuysang pada tanggal 08 oktober 2014Keterangan :

A : Pemeriksa

B : Pasien

A : Selamat siangB : Selamat siang mantri eh dokterA : Perkenalkan kita dokter muda vina. Dengan sapa dang ini?

B : Alfian mar pangge Gito joA : Ohh ok, Gito fam apa dank ?

B : Sengkey, Alfian SengkeyA : Gito kita boleh mo ba tanya-tanya sadiki?B : BolehA : Umur berapa dang skrg ?

B : Umur 24 tahunA : Kong Gito so kaweng ?

B : Belum A : Ohhh, berapa basudara dank?

B : 8 Basudara, kita anak ke 4.A : Orang tua masih ada ?

B : Masih ada,A : tinggal dimana dang?

B : Di Desa Sea dokA : Tinggal dgn sapa d rumah?

B : Dengan papa

A : Mama dank?

B : (Pasien diam)

A : So dari kapan dang disini?B : Dari tahun 2011A : Karna kiapa dank kg maso dsni?B : Stres banyak pikiranA : Gito so pernah pulang dari sini?

B : Sudah dok, cm papa datang bawah ulang disini.

A : Kiapa papa datang bawah ulang?

B : Nintau le pa papa.

A : Kg skarang gito rasa apa dang?B : Biasa biasa dok, Cuma ada suara suara ja ba ganggu dg bayangan itam ja iko iko

A : Suara bagaimana? Ja blg apa?B : Ja bcrta bcrta dok

A : Contoh?

B : Eh gito ngn ada tidor di WC, padahal kita tau kita da tidor di tmpat tidor

A : Kong gito ja ba apa klo ja dengar tu suara suara?

B : Kita ja menghardik, butul toh dok meghardik.

A : Iyo butul, sama dgn menyangkal / melawan

A : Kg tu bayangan itam dank?

B : Dia ja ba iko-iko dok tiap hari.

A : Skarang ada?

B : masih ada dok,kadang-kadang ja datang.A : Gito pendidikan terakhir apa?B : Kita lulusan SMA 1 yang disitu dank dok (Sambil menunjuk dengan jari telunjuk)A : Ohhh, kg ja ba rokok ? B : Ada dok sampe skarangA : Ja minum cap tikus ?B : Ada dok, ja bergaul bergaul dulu.A: Ja pake obat obat? (Pasien tau yang dimaksud adalah obat obatan terlarang (Narkotika)

B : Nyanda kalo itu.

A : Gito agama apa dank?

B : Kristen Protestan dok

A : Waktu dlu ja aktiv di ibadah?

B : Nda talalu aktifA : Jaga minum obat teratur ?

B : Ada jaga minum.A: Boleh mo eja dokter pe nama dari huruf belakang?

B : Boleh. (dilakukan)A : Kong Gito bole mo tulis pak Juri pe nama di kertas ?B : boleh ( dilakoukan ) .A : Oke dang Gito Makase neh. Nanti mo bale ulang lgi mo ba tanya tanya p GitoB : Oke dokterREFERENSI

1. Maslim, R. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya2. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2003. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatri. 9th ed. Philadelpia: Lippincott William & Wilkins. 3. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (5th ed). Washington, DC.4. Sylvia D. Elvira, Gitayanti Hadisukanto. Fakultas Kedokteran Indonesia Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikiatri

5. Dr. Rusdi Maslim, SpKJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Atma Jaya. Jakarta. 2007Lampiran

Pintu

Ruang Tamu

Ruang Makan

Ruang Keluarga

Kamar

Pintu

Kamar

Adik Pasien

Kamar

Pasien

WC

Dapur

1