laporan kasus kejang demam pada anak

18
Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan hal yang penting bagi sebuah keluarga. Selain sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih bila anaknya mengalami kejang demam. Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada anak. Kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas, kemudian disusul dengan infeksi saluran pencernaan. Insiden terjadinya kejang demam terutama pada anak umur 6 bulan ssampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada anak laki-laki dari pada perempuan. Hal tersebut disebabkan karena paa wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki. Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari laboratorium SMF ilmu timbulnya kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan kerusakan sel-sel otak kurang menyenangkan dikemudian hari, terutama adanya cacat baik secara fisik, mental ataupun sosial yang menggangu pertumbuhan dan perkembangan anak.

Upload: iekaazula

Post on 07-Dec-2015

79 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kejang demam

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Anak merupakan hal yang penting bagi sebuah keluarga. Selain sebagai penerus

keturunan, anak pada akhirnya juga sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak

satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih-lebih bila anaknya mengalami

kejang demam.

Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai pada

anak. Kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh proses

ekstrakranium. Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas,

kemudian disusul dengan infeksi saluran pencernaan. Insiden terjadinya kejang demam terutama

pada anak umur 6 bulan ssampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun

pernah menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada anak laki-laki dari

pada perempuan. Hal tersebut disebabkan karena paa wanita didapatkan maturasi serebral yang

lebih cepat dibandingkan dengan laki-laki.

Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari laboratorium SMF ilmu timbulnya kejang

berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan kerusakan sel-sel otak kurang

menyenangkan dikemudian hari, terutama adanya cacat baik secara fisik, mental ataupun sosial

yang menggangu pertumbuhan dan perkembangan anak.

Hal inilah yang menjadi latar belakang penulisan laporan kasus ini. Penulis berharap agar

krya tulis ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukan, khususnya sesama rekan tenaga

kesehatan guna menambah pengetahuan, kemampuan mengatasi kejang demam, yang mencakup

apa kejang demam, bagaimana cara penanganannya, dan komplikasi yang terjadi jika kejang

demam tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat.

B.     Rumusan Masalah

Page 2: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

Berdasrkan latar belakang yang telah diuraikan, maka didapatkan rumusa masalah pada

kasus ini adalah “ Bagaimana Asuhan Kebidanan Yang Diberikan Kepada Pasien Dengan

Kejang Demam Di Ruang Merpati Kelas II Anak Rumah Sakit Sari Muila Banjarmasin “

C.     Tujuan

Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penulisan laporan kasus ini

adalah sebagai berikut:

1.      Tujuan Umum

a.       Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kejang demam sederhana serta bagaimana cara

penanganannya.

b.      Untuk mengetahui tanda-tanda gejala dan penyebab terjadinya kejang demam sederhana.

2.      Tujuan Khusus

a.       Untuk mengetahui tanda-tanda gejala dan penyebab terjadinya kejang demam sederhana.

b.      Untuk mengetahui komplikasi apa yang dapat terjadi jika kejang demam terlambat ditangani.

c.       Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan kebidanan pada anak dengan kejang demam

sederhana

D.    Manfaat

Penyusun berharap agar laporan kasus ini memiliki manfaat sebagai berikut:

1.      Sebagai media meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penyusun sendiri.

2.      Sebagai bahan bacaan dan penambah wawasan bagi masyarakat, khususnya bagi sesama tenaga

kesehatan.

3.      Sebagai bahan acuan dan pelengkap pembelajaran.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian

Kejang demam (febrile convulsion) adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh

(suhu rectal lebih dari 380 ) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Kejang demam

merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan

Page 3: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah

menderita kejang demam. Pada percobaan yang dilakukan pada binatang, suhu yang tinggi

menyebabkan terjadinya kejang.

B.     Etiologi

Penyebab demam itu sendiri disebabkan oleh:

1.      Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia,

gastroentritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi.

2.      Efek produk toksik pada mikroorganisme

3.      Respon alaergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.

4.      Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.

5.      Ensefalitis viral ( radang otak akibat virus ) yang ringan, yang tidak diketahui atau enselofali

toksik sepintas.

Menurut staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI (1985: 50) faktor presipitasi kejang

demam: cenderung timbul 24 jam pertama pada waktu sakit demam atau dimana demam

mendadak tinggi karena infeksi pernapasan bagian atas. Demam lebih sering disebabkan oleh

virus daripada bakterial.

C.     Patologi

untuk mempertahan kan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan energi yang

didapat dari metabolisme. Bahan baku metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. Sifat

proses itu adalah oksidasi dengan perantara fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak melalui

sistem kardiovaskuler. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sum ber energi otak adalah

glukosa yang melalui proses oksidasi yang dipecah menjadi karbondioksida dan air.

Pada keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkn kenaikan metabolisme basal

10-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada seorang anak umur 3 tahun sirkulasi

otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewaa yang hanya 15%. Oleh

karena itu, kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan

dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui membrane

tersebut dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian

besarnya sehingga dapt meluas keseluruh sel maupun membran sel disekitarnya dengan bantuan

Page 4: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

yang disebut “neurotransimitter” dan terjadi kejang. Tiap anak memiliki ambang kejang yang

berbeda dan tergangtung tinggi rendahnya ambang kejang seseorang. Anak akan menderita

kejang pada suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang akan terjadi

pada suhu 380C sedangkan anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejan akan terjadi pada suhu

400C atau lebih. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa berulangnya kejang demam lebih

sering terjadi pada anak dengan ambang kejangg yang rendah. Dalam penanggulannya perlu

memperhatikan pada tingkat suhu beberapa pasien menderita kejang.

Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak

meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya

disertai apnea, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang

akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapia, asidosis laktat disebabkab oleh metabolisme anaerobik,

hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat

yang disebabkan makin meningkaynya aktifitas otot dan selanjutnya mneyebabkan metabolisme

otak meningkat. Rangkaian kejadian diatas adalah faktor penyebab hingga terjadinya kerusakan

neuron otak selama berlangsungnya kejan lama. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran

darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan permehabilitas kapiler dan timbul

odema otak yang mengakibatkan kerusakan neuron otak. Kerusakan pada daerah medial lobus

temporalis setelah mendapatkan serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi

“matang” dikemudian hari sehingga terjadi serangan epilepsy yang spontan. Karena itu kejang

demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak sehingga terjadi

epilepsi.

D.    Manifestasi klinik (Tanda gejala)

Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat, bilateral, serangan berupa kronik atau tonik-

klonik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidakmemberi reaksi

apapu untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali

tanpa adanya kelainan saraf. Kejang demam dapat berlangsung lama atau parsial. Pada kejang

yang unilateral kadang-kadang diikuti oleh hemiplegi yang menetap. Kejang demam terkait

dengan suhu yang tinggi dan biasanya berkembang bila suhu tubuh mencapai 390C atau lebih,

ditandai dengan adanya kejang khas menyeluruh lamanya beberapa detik sampai 10 menit.

Kejang demam yang menetap >15 menit menunjukkan penyebab organik seperti proses infeksi

Page 5: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

atau toksik, selain itu juga dapat terjadi mata terbalik keatas dengan disertai kekakuan dan

kelemahan serta gerakan sentakan berulang.

E.     Komplikasi

Komplikasi kejang demam umumnya berlangsung 15 menit yaitu:

1.      Kerusakan otak yang terjadi melalui mekanisme eksitotoksik neuron saraf yang aktif sewaktu

kejang melepaskan glutamat yang mengikat resptor yang mengakibatkan ion kalsium dapat

masuk ke sel otak yang merusak sel neuron secara irrevesible.

2.      Retardasi mental dapat terjadi karena deficit neurologis ada demam neonatus.

F.      Penatalaksanaan Medis

Dalam penanggulangan kejang demam sederhana adapun penatalaksanaan medisnya

sebagai berikut:

1.      Mengatasi kejang dengan memberikan obat anti kejang

Obat piliha utama adalah Diazepam yang diberikan secara intravena. Keampuhan diazepam ini

yang diberikan secara intravena tidak perlu dipersoalkan lagi karena keberhasilan untuk menkan

kejag sekitar 80% - 90%. Efek terapeutiknya sangat cepat, kira-kira 30 detik sampai 5 menit dan

efek toksiknya yang serius hampir tidak dijumpai apabila diberikan secara perlahan dan dosisnya

tidak melebihi 50 mg per suntikan. Dosisnya diberikan sesuai dengan berat badan, biasanya dosis

rata-rata yang dipakai 0.3 mg/kg BB/ kali maksimum 5 mg pada anak berumur kurang dari 5

tahun, dan 10 mg pada anak yang lebih besar. Diazepam dapat diberikan secara berulang pada

kejang tetapi tidak dianjurkan untuk digunakan pada dosis yang tinggi.

2.      Membebaskan jalan nafas, oksigenasi secukupnya.

3.      Menurunkan panas bila demam atau hipereaksi, dengan kompres seluruh tubuh dan bila telah

memungkinkan dapat diberikan paracetamol 10mg/kg BB/kali kombinasi diazepam 0,3 mg/ kg

BB.

4.      Memberikan cairan yang cukup bila kejang berlangsung cukup lama kurang dari 10 menit,

dengan IV : D5 ¼ NS, D5 1/5, RL

BAB III

Page 6: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK SAKIT

DI RUANG MERPATI KELAS II ANAK

RUMAH SAKIT SARIMULIA BANJARMASIN

PENGKAJIAN DATA

Hari/ Tanggal : Selasa, 03 Juli 2012

Tempat : Ruang merpati merpati kelas II anak RS.Sari Mulia Banjarmasin

Pukul : 12.30 WITA

A.    SUBJECTIVE DATA

1.      Identitas

a.       Anak

Nama : An. N

Tanggal lahir : 3 januari 2009

Jenis kelamin : perempuan

b.      Orang Tua

Ibu Ayah

Nama Ny. M Tn. A

Umur 29 Tahun 32 tahun

Agama Islam Islam

Suku/bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia

Pendidikan SMA SMA

Pekerjaan IRT Swasta

Alamat Gg.Nusantara RT 9

Banjarmasin

Gg.nusantara RT 9

Banjarmasin

2.      Keluhan Utama

Ibu mengatkan bahwa anaknya yang berumur 3,5 tahun mengalami demam selama kurang lebih

2 hari dan kejan 2 kali kurang lebih 5 menit.

3.      Riwayat Prenatal

a.       Kehamilan ke : 1

b.      Tempat ANC : BPS dan Puskesmas

Page 7: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

c.       Imunissasi TT: Lengkap

d.      Obat yang diminum ibu selama hamil :Fe, kalk, as.folat

e.       Penerimaan ibu/ keluarga terhadap kehamilannya : antusias

f.       Masalah yang pernah dialami ibu selama hamil : tidak ada

4.      Riwayat Intranatal

a.       Persalinan ke : 1

b.      Tempar persalinan : BPS

c.       Masalah persalinan : tidak ada

d.      Cara persalinan : Normal

e.       Lama persalinan

Kala I : kurang lebih 9 jam

Kala II : kurang lebih 30 menit

f.       Keadaan bayi saat lahir : segera menangis

BB : 2800 gram PB : 50 cm

5.      Riwayat kesehatan

a.       Anak

Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit jantung, penyakit menurun seperti

asma,DM, dan Hipertensi, penyakit menular seperti TBC, hepatitis, dan lainnya.

b.      Keluarga

Ibu mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit jantung, penyakit menurun seperti

asma,DM, dan Hipertensi, penyakit menular seperti TBC, hepatitis, dan lainnya.

6.      Status Imunisasi

Jenis imunisasi Umur diberikan Tempat pelayanan

Vit K Segera setelah lahir BPS

Hb0 2 jam setelah Vit K BPS

BCG + polio 1 1 bulan Puskesmas

Combo 1+ polio 2 2 bulan Puskesmas

Combo 2 + polio 3 3 bulan Puskesmas

Combo 3 + polio 4 4 bulan Puskesmas

Campak 9 bulan Puskesmas

Page 8: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

7.      Pola Kebutuhan Biologis

a.       Kebutuhan Nutrisi

Jenis makanan dan minuman : Nasi, sayur, lauk pauk, dan susu

Formula

Frekuensi : 3-4 kali sehari

Banyaknya : Sesuai kebutuhan

b.      Eliminaasi

BAB

Frekuensi : 1 kali sehari

Warna : kuning kecoklatan

Konsistensi : lembek

BAK

Frekuensi : 6-7 kali sehari

Warna : kuning jernih

Bau : khas urine

c.       Personal Hygiene

Frekuensi mandi : 2 kali sehari

Frekuensi gati pakaian : sesuai kebutuhan

8.      Data Psikososial Dan Spiritual Orang Tua/ Keluarga

a.       Tanggapan keluarga terhadap keadaan anaknya : cemas

b.      Penentu penganbilan keputusan dalam keluarga : suami

c.       Pengetahuan keluarga tentang perawatan anak :ibu mngetahui dari bidan dan orang tua

B.     OBJECTIVE DATA

1.      Pemeriksaan umum

a.       Keadaan umum : baik

b.      Kesadaran : compos mentis

c.       Tanda-tanda vital : Nadi : 95x/menit, suhu 38,5 0C, Respirasi:

48x/menit

2.      Pemeriksaan antropometri

Page 9: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

a.       BB : 13 kg

b.      TB : tidak dilakukan

c.       Lingkar kepala: tidak dilakukan

d.      Lingkar dada : tidak dilakukan

e.       LILA : tidak dilakukan

3.      Pemeriksaan khusus

a.       Kepala : ubun-ubu datar, kulit kepala bersih, pertumbuhan rambut

merata tidak ada massa

b.      Muka : Simetris, tidak odem dan tidak pucat

c.       Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

d.      Telinga :Simetris, tidak ada massa dan pengeluaran cairan serumen

e.       Hidung : Simetris, tidak ada polip dan pernapasan cuping hidung

f.       Mulut : Bibir simetris, tidak pucat dan tidak ada sariawa

g.      Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid dan vena

Jugularis

h.      Dada : tidak ada retraksi dada saat respirasi

i.        Abdoment : tidak buncit dan tidak ada nyaeri tekan

j.        Genetalia : tidak diperiksa

4.      Pemeriksaan penunjang

a.       HB : 12,4 gr%

b.      Golongan Darah : A

c.       Trombosit :4,35 juta/mm3

d.      Leukosit :54000/mm3

e.       Malaria : Negative

C.     ASSESMENT

1.      Diagnosa : Anak berumur 3,5 tahun dengan kejang demam.

2.      Masalah : Anak mengalami kejang setelah demam selama 2 hari

3.      Kebutuhan :Mengatasi demam tinggi yang terjadi pada anak, untuk

menghindari kejang terulang kembali, serta diberi konseling

Page 10: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

D.    PLANNIG

1.      Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan bahwa anak mengalami demam tinggi dengan

suhu : 38,50C Respirasi : 48 x/menit Nadi : 95x/menit

“ Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan pada anaknya ”

2.      Memberitahu pada ibu bahwa anak akan dipasang oksigen untuk membebaskan jalan nafas pada

anak

“ Ibu bersedia anaknya diberikan oksigen ”

3.      Memberitahu pada ibu bahwa anak akan dipasaang infus RL 20 t/m guna untuk memberikan

cairan elektrolit melelui intravena.

“ ibu bersedia anaknya dipasang infus ”

4.      Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres hangat pada anak untuk menurunkan demam

“ ibu bersedia melakukan kompre hangat pada anaknya”

5.      Memberikan injeksi sesuai dengan advis dokter yaitu diazepam 50 mg secara rectal yang

bertujuan untuk mengatasi kejang, foricef dengan dosis 3x500 mg untuk antibiotik yaitu

mencegah terjadinya infeksi, dan memberikan norages (k/p) dengan dosis 50 mg bertujuan untuk

meringankan rasa sakitnya.

“ injeksi telah diberikan sesuai dengan advis dokter”

6.      Memberikan obat per oral pada anak yaitu syrup sanmol 3x1,5 sendok teh untuk menurunkan

demam anak.

“ obat telah diberikan sesuai dengan anjuran dokter

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari tinjauan yang telah dilakukan pada anak N di Ruang Merpati Rumah Sakit Sari

Mulia Banjarmaasin Pada Hari Selasa 02 juli 2012 dengan diagnosa Kejang Demam. Hal ini

Page 11: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

dapat dilihat dari keterangan orang tua pasien yang mengatakan bahwa anaknya mengalam

demam selama 2 hari dan kejang 2 kali dengan lama kurang lebih 5 menit. Pada saat dilakukan

pemeriksaan fisik, mukosa bibir dan mulut tampak kering. Ketika dilakukan pengukuran suhu

pada tubuh anak, diperoleh suhu tubu anak tinggi yaitu 38,50C, hal ini menandakan anak

mengalami demam dan terlihat gelisah serta lemas. Suhu tingg pada anak adalah faktor

terjadinya kejang pada anak.

Pertolongan pertamam pada anak adalah dengan segera membawa anak ke Rumah Sakit

Sari Mulia Banjarmasin dan ditangani oleh dokter dan diberi peeertolongan yaitu dengan

pemasangan infus RL 20 t/m, dan diberikan diazepam 50 mg secara rectal untuk mengatasi

kejang, injeksi foricef 3x500 mg untuk antibiotik yaitu mencegah terjadinya infeksi, dan

memberikan sanmol syirup 3x1,5 sendok teh dan melakukan kompres hangat untuk menurunkan

demam.

Anak mengalami kejang setelah 2 hari demam dimana demam meningkat paa hari kedua

sehingga anak mengalami kejang pada suhu tubuh mencapai 38,50C. Anak mengalami kejang

selama 5 menit. Penyebab terjadinya kejang pada anak adalah ketika suhu tubuh tinggi maka

metabolisme basal dan kebutuhan oksigen meningkat, sehingga neuron dalam membran sel saraf

tidak seimbang yang mengakibatkan terlepasnya muatan listrik, yang merambat ke sel maupun

ke membran sel di sekitarnya sehingga terjadilah kejang.

BAB V

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Demam merupakan penyakit yang sering dijumpai pasa anak. Demam yang tinggi pada

anak bisa menimbulkan terjadinya kejang demam. Demam yang memicu terjadinya kejang

ditandai dengan suhu tubuh anak yang mencapai 380C.

Pertolongan pertama pada anak dengan kejang demam yaitu membawa anak kerumah

sakit dengan diberikan diazepam rectal yang berfungsi untuk mengatasi kejang, serta obat

penurun demam yang berupa injeksi maupun oral. Kejang demam yang berlangsung singkat

( kurang lebih 5 menit ) pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa,

yaitu rusaknya neuron otak.

Page 12: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

Komplikasi yang mungkin terjadi jika anak terkena kejang demam adalah yang

berlangsung lama yaitu lebih dari 15 menit, yang dapat mengakibatkan kerusakan otak dengan

mekanisme eksitotoksik, selain itu penurunan mental, dan kerusakan pada daerah medial lobus

temporalis yang memicu terjadinya epilepsi.

B.     Saran

Saran yang dapat diberikan mengenai permasalahan kejang demam antara lain sebagai berikut:

1.      Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan tambahan referensi tentang kejang demam, bagaimana cara penatalaksaan

medisnya, apa saja terapi yang harus diberikan dan hal apa saja yan medisnya, apa saja terapi

yang harus diberikan dan hal apa saja yang dapat dilakukan untuk terhindar dari kejang demam. 

2.      Bagi Tenaga Kesehatan

Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk mendapatkan hasil yang maksimal

dan mencegah terjadinya komplikasi

3.      Bagi Mahasiswa

Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan medis terhadap penderita kejang demam, apa

saja penyebab, tanda-tanda gejala klinisnya dan terapi apa saja yangf dapat diberikan pada

penderita kejang demam serta bagaimana cara mencegh terjadinya demam yang memicu

terjadinya kejang.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.

Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba.

Lumbantobing,SM.1989.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI

Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.

Suriadi, dkk2001. Askep Pada Anak. Jakarta. Pt Fajar Interpratama.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu KesehatanAnak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta

Page 13: Laporan Kasus Kejang Demam Pada Anak

Utaminingsih,Rahayu Wahyu. 2010. Menjadi Dokter bagi Anak Anda. Yogyakarta : Cakrawala ilmu