laporan kasus hp
DESCRIPTION
hiperemi pulpaTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
HIPEREMIS PULPA
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut
RSISA Semarang - Puskesmas Pandanaran
Oleh:
Bram Wijaya
01.208.5622
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2013
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Diki Setiawan
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : wiraswasta
Tanggal periksa : 7 Februari 2013
Alamat : Semarang
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Gigi rahang bawah kanan cekot-cekot
Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 3 bulan yang lalu pasien sudah merasa ngilu pada gigi rahang bawah kanan
jika makan dan pasien mencoba digoyang-goyang giginya agar lepas. Kemudian
beberapa minggu ini gigi terasa cekot-cekot dan sudah ada yang lepas kecil-
kecil. Sakitnya seperti gigi lebih menonjol.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi
Biaya pengobatan ditanggung sendiri
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : kompos mentis
Keadaan gizi : cukup
Lain-lain : sianosis (-), anemis (-), ikterik (-)
Ekstra oral : tidak ada kelainan
Intra oral :
Inspeksi : karies (+) gigi 4.7
Sondase : tidak dilakukan karena tinggal akar
Perkusi : (+)
Tekanan : (+)
Palpasi : (-)
Thermal : tidak dilakukan
IV. DIAGNOSIS BANDING
Periodentitis akut
Pulpitis akut
V. DIAGNOSIS KERJA
Periodentitis Akut e.c GR
VI. TERAPI
Amox 500mg 3x1
Dexamethasone 3x1
Pamol 3x1
VII. NOMENKLATUR WHO
1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8
4.8 4.7 4.6 4.5 4.4 4.3 4.2 4.1 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
TINJAUAN PUSTAKA
1. ANATOMI GIGI
Gigi mempunya beberapa bagian, yaitu:
a. Bagian akar gigi, adalah bagian dari gigi yang tertanam di dalam tulang
rahang dikelilingi (dilindungi) oleh jaringan periodontal.
b. Mahkota gigi adalah bagian dari gigi yang dapat dilihat.
c. Cusp adalah tonjolan runcing atau tumpul yang terdapat pada mahkota.
Gigi terdiri dari beberapa jaringan :
a. Enamel (Substansia Adamantia)
Jaringan yang paling keras dari struktur gigi. Melindungi jaringan vital
gigi, yaitu dentin dan jaringan pulpa. Warna dan bentuk mempengaruhi estetik
enamel. Bila rusak tidak mengalami regenerasi. Perbaikan dan pergantian enamel
hanya dengan tambalan (restorasi).
b. Dentin
Adalah suatu jaringan vital yang tubulus dentinnya berisi perpanjangan
sitoplasma odontoblas. Sel-sel odontoblas mengelilingi ruang pulpa dan
kelangsungan hidupnya bergantung kepada penyediaan darah dan drainase
limfatik jaringan pulpa. Oleh karena itu dentin peka terhadap berbagai macam
rangsangan, seperi panas dan dingin serta kerusakan fisik termasuk kerusakan
yang disebabkan oleh bor gigi.
c. Sementum
Adalah penutup luar tipis pada akar yang mirip strukturnya dengan
tulang.
d. Pulpa
Terdapat dalam gigi dan terbentuk dari jaringan ikat yang berisikan urat-
urat saraf dan pembuluh darah yang mensuplai dentin. Saraf tersebut
mengirimkan rangsangan, seperti panas dan dingin dari gigi ke otak, dimana hal
ini dialami sebagai rasa sakit.
Rangsangan yang membangkitkan reaksi pertahanan adalah rangsangan
dari bakteri (pada karies), rangsangan mekanis, serta bisa disebabkan rangsangan
dari khemis misalnya asam dari makanan.
2. Penyakit periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan pendukung gigi,
yaitu gingiva/gusi serta jaringan periodontal, yaitu jaringan yang
menghubungkan antara gigi dan tulang penyangga gigi yaitu tulang alveolar.
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam
kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini
sebagai sesuatu yang tidak terhindari. Namun studi etiologi, pencegahan dan
perawatan penyakit periodontal menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah.
Penyakit yang paling sering mengenai jaringan periodontal adalah gingivitis dan
periodontitis.
3. DEFINISI
Periodontitis adalah inflamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan migrasi
epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang dan resorpsi tulang
alveolar. Pada pemeriksaan klinis terdapat peningkatan kedalaman probing,
perdarahan saat probing (ditempat aktifnya penyakit) yang dilakukan dengan
perlahan dan perubahan kontur fisiologis. Dapat juga ditemukan kemerahan,
pembengkakan gingiva dan biasanya tidak ada rasa sakit.
4. ETIOLOGI
Periodontitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor utama terjadinya periodontitis adalah terdapatnya akumulasi plak pada gigi dan gingiva. Ada beberapa faktor yang ikut berkontribusi dalam peningkatan resiko terjadinya penyakit, antara lain:12
1. Faktor lokal. Akumulasi plak pada gigi dan gingiva pada dentogingiva junction merupakan awal inisiasi agen pada etiologi periodontitis kronis. Bakteri biasanya memberikan efek lokal pada sel dan jaringan berupa inflamasi.
2. Faktor sistemik. Kebanyakan periodontitis kronis terjadi pada pasien yang memiliki penyakit sistemik yang mempengaruhi keefektivan respon host. Diabetes merupakan contoh penyakit yang dapat meningkatkan keganasan penyakit ini.
3. Lingkungan dan perilaku merokok dapat meningkatkan keganasan penyakit ini. Pada perokok, terdapat lebih banyak kehilangan attachment dan tulang, lebih banyak furkasi dan pendalaman poket. Stres juga dapat meningkatkan prevalensi dan keganasan penyakit ini.
5. PATOFISIOLOGI
Teori menurut Miller :
Makanan KH (proses fermentasi oleh bakteri) asam laktat (1-2 jam) gigi
(melarutkan enamel) karies gigi kuman belum masuk pulpa tetapi toksin
sudah masum jaringan pulpa melalui tubule dentin merangsang pulpa sehingga
terjadi vasodilatasi pembuluh darah pulpa menekan saraf sakit.
6. GEJALA
Terasa ngilu bila ada rangsangan, misalnya makanan atau minuman yang
dingin, manis, dan asam
7. DIAGNOSA
Ekstra oral : tidak ada kelainan
Introral :
Inspeksi : karies
Sondase : (+), karies media
Perkusi : (-)
Tekanan : (-)
Palpasi : (-)
Thermal : terasa ngilu
8. TERAPI
Penambalan atau konservasi
9. PROGNOSIS
Baik
DAFTAR PUSTAKA
BEM FK UNDIP, 2007, Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, FK UNDIP, Semarang.
Dharma, S., M., 2008, Gigi dan Mulut Tutorial, FK UNRI, Riau.
Abidin, T., 2008, Biologi Struktur Jaringan Keras Gigi.