laporan kasus gna
DESCRIPTION
kasus GNATRANSCRIPT
ACUTE POST-STREPTOCOCCAL GLOMERULONEPHRITIS
Jakarta, 20 Oktober 2010
030.09.206 Rika Susanti030.09.210 Riyan Santosa030.09.212 Rizky Fauzi030.09.214 Ronald Aditya P.030.09.216 Runy Dyaksani030.09.218 Ruti Devi Permatasari030.09.226 Satria Pinandita030.09.232 Shendy Noor Pratiwi030.09.236 Silvani Ully S.030.09.238 Siti Halida Z.030.09.240 Sonia Laras P.030.09.242 Stella May Herliv030.09.248 Syahriar Muhammad
Darah dalam kemih merupakan suatu pertanda yang perlu segera ditindak lanjuti dengan berbagai pemeriksaan laboratorium. Hematuria merupakan salah satu gejala yang penting pada berbagai penyakit ginjal dan salurannya, sedangkan proteinuria lebih mempunyai arti dalam hal diagnostik dan prognostik penyakit. Pemeriksaan harus dilakukan dengan teliti dan terarah supaya jangan sampai ada hal penting terlewatkan sedangkan pemeriksaan-pemeriksaan yang tidak perlu hendaknya dihindarkan.(1)
Anamnesis dan pemeriksaan fisik memegang peran penting dalam menegakkan diagnosis pada hematuria. Bila ada demam, letargi, nyeri perut, sembab atau gejala-gejala spesifik saluran kemih seperti sering kencing, disuria, maka diagnosis kemungkinan besar infeksi saluran kemih. Kolik daerah pinggang sebelum timbulnya hematuria, kemungkinan adalah batu ginjal atau ureter. Riwayat perjalanan penyakit seperti adanya nyeri telan atau ruam kulit akan menjelaskan etiologi yang berbeda dari hematuria.(2)
Seorang anak R, pria 10 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan mata sembab dan kencing berwarna seperti cucian daging sejak 2 hari. Orang tua mengatakan anaknya juga demam, kencing semakin berkurang, dan sembab pada mata awalnya pagi hari namun berkurang pada siang hari. Selanjutnya sembab semakin luas hingga ke perut dan kaki, terasa lelah dan nafsu makan menurun. Kepala pusing disertai mual dan jantung terasa berdebar-debar. Anak semakin gelisah, nafas bertambah cepat, dan kencing semakin berkurang. Meskipun sudah diminumkan obat panas anak masih demam, sehingga orang tua merasa cemas dan memutuskan untuk membawa anaknya ke rumah sakit.
Kasus 2 sesi I (Jumat, 14 Oktober 2010)
Sepuluh hari sebelumnya anak mengeluh nyeri menelan dan panas. Setelah perawatan 2jam dirumah sakit anak kejang, bersifat umum, tonik klonik, selama dua menit, dan pasca kejang anak sadar. Pemeriksaan fisik, tenggorokan sedikit hiperemis, delirium, BB 30kg, suhu 380 C, frekuensi nafas 30x menit, frekuensi nadi 98x menit, edema pretibia dan tensi 170/120 mmHg.
Urin :Makroskopik : berwarna merah Mikroskopik : protein ++, eritrosit 30-40, dan leukosit 5-8/mm3
Kasus 2 sesi II (Jumat, 15 Oktober 2010)
Darah :
Hb : 9,6 g/dl Leukosit :12.800/mm2
Diff. count : 0/1/65/31/2/1 Trombosit : 224.000/mm3
LED : 10mm/jam Ureum : 48Kreatinin : 0.77 ASTO total : 300 IU (<200)C3 : 40 (83-177mg/dl) Kolesterol total : 190
mg/dl
Foto thorax: tampak kardiomegali dan sedikit edema paru
Kasus 2 sesi II (Jumat, 15 Oktober 2010)
Identitas pasienNama : RUmur : 10 tahunJenis kelamin : laki-lakiNama orangtua : -Alamat : -Umur orang tua : - Pendidikan orang tua : -pekerjaan orang tua : -Agama dan suku bangsa : -
Riwayat penyakitKeluhan utama : Mata sembab dan kencing berwarna
seperti cucian daging sejak 2 hari yang lalu.Keluhan tambahan : Demam, kencing semakin berkurang,
gelisah dan napas bertambah cepat. meskipun sudah diminumkan obat
panas anak masih demam.Riwayat perjalanan penyakit :Sembab pada mata awalnya
pagi hari namun berkurang pada siang hari. selanjutnya sembab semakin meluas hingga ke perut dan kaki, terasa lelah dan nafsu makan menurun. Kepala pusing disertai mual dan jantung berdebar-debar. Anak semakin gelisah,nafas bertambah cepat, dan kencing semakin berkurang. Sepuluh hari sebelumnya anak mengeluh nyeri menelan dan panas. Setelah Setelah perawatan 2 jam di rumah sakit anak kejang, bersifat umum, tonik klonik, selama 2 menit, dan pasca kejang anak sadar.
Anamnesis tambahan:1. Apakah pada saat miksi nyeri?2. Kapan nyeri saat miksi timbul? awal/ selama
miksi/ akhir3. Apakah ada orang dilingkungan sekitar tempat
tinggal menderita penyakit yang sama?
Riwayat penyakit yang pernah diderita1. Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit?2. Apakah pasien memiliki alergi?3. Apakah sebelumnya pernah meminum obat-
obatan?
Riwayat kehamilan ibu
Riwayat kelahiran
Riwayat makanan1. Bagaimana asupan gizi pasien?2. Apakah pasien mendapatkan ASI?3. Apakah sebelumnya makan / minum makanan
yang mengandung pewarna?4. Seberapa sering minum?
Riwayat imunisasi1. Apakah sebelum sudah mendapat imunisasi?
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan Riwayat keluarga1. Apakah ada keluarga menderita penyakit yang
sama?
Keadaan Umum:Kesan sakit : adaKesadaran : delirium
Tanda VitalTekanan Darah : 170/120 mmHgTekanan Nadi : 98x/menitSuhu : 38o CPernafasan : 30x/menitBerat badan : 30 kgTinggi badan : -
Inspeksi Lihat kesadaran pasienLihat gejala-gejala fisik pada tubuh pasien : Oedem pada mata, perut dan kaki (edema pretibia) Tenggorokan sedikit hiperemis
PalpasiMurphy’s punch (untuk mengetahui ada kelainan pada ginjal atau tidak)
PerkusiPeriksa apakah ada ascites
Auskultasi Memeriksa denyut jantung pasien
Pemeriksaan urin :Makroskopik : berwarna merahMikroskopik : protein ++
eritrosit 30-40 leukosit 5-8/mm3
Pemeriksaan darah tepi : Hb : 9,6 g/dl Leukosit :12.800/mm2
Diff. count : 0/1/65/31/2/1 Trombosit : 24.000/mm3
LED : 10mm/jam Ureum : 48Kreatinin : 0.77 ASTO total : 300
IU(<200)C3 : 40 (83-177mg/dl) Kolesterol total: 190
mg/dl
Foto thoraxPada pemeriksaan didapatkan cardiomegali dan sedikit edema paru
DIAGNOSAAcute post-streptococcal glomerulonephritis (APSGN)
DIAGNOSIS BANDINGFocal segmental glomerulosclerosis (FSGS)Membranoproliferative glomerulonephritis
Koreksi kelainan elektrolit, batasi cairan pada pasien dengan edema signifikan. .Diuretik seperti furosemide efektif untuk penyakit ini.Antibiotik seperti penisilin (<12 tahun: 40 mg / kg / hari, tidak melebihi dosis dewasa) ACE inhibitor dan AIIRA
Membasmi penyebab streptokokus dengan terapi antibiotik oral.Manifestasi termasuk sakit kepala, mual / muntah, pandangan kabur, kejang, dan koma.
Pada pasien ini juga perlu dilakukan dialysis karena didapatkan indikasi untuk dilakukannya dyalisis.
Ad vitam : Dubia ad bonamAd functionam : Dubia ad bonamAd sanationam : Dubia ad bonam
Anatomi ginjal makroskopis
Anatomi ginjal mikroskopis
Filtrasi
Reabsor
bsi
Sekresi
Faal ginjal
Acute post-streptococcal glomerulonephritis (APSGN) adalah inflamasi pada tubulus ginjal (glomerulus), setelah terinfeksi streptokokus.
Anak-anak dengan APSGN biasanya menunjukkan gejala hematuria gross dan sembab yang mendadak setelah mengalami faringitis atau impetigo sebelumnya.
Untuk menegakkan diagnosis APSGN harus dicari adanya riwayat infeksi oleh kuman streptokokus sebelumnya (ASTO titer yang tinggi atau uji Streptozyme yang positive dan/atau kultur tenggorok yang positif terhadap Streptococcus β-hemoliticus) dan kadar komplemen C3 yang rendah. Proteinuria dan sel darah merah dalam urin dideteksi dengan uji dipstick.
Pemeriksaan mikroskopik urin penting pada anak-anak yang menunjukkan gejala-gejala proteinuria, hipertensi, atau sembab.
Meyers KE. Evaluation of Hematuria in children. Urol Clin North Am 2004; 31(3):559-73.
Ingelfinger JR, Davis AE, Grupe WE. Frequency and etiology of gross hematuria in general pediatric setting. Pediatrics 1977; 59: 557-61
Dalal S, Zhukovsky DS. Pathophysiology and Management of Fever. Pdf Download Available at: http://www.supportiveoncology.net/journal/articles/0401009.pdf. Accessed 16 October 2010.
Tejani NR. Febrile Seizures. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/801500-overview. Accessed 16 october 2010.
Pradhan M, Kaplan BS. Evaluation of hematuria. Pediatric nephrology and urology: the requisites in pediatrics. Philadelphia: Mosby, 2004. P.95-102
Sherwood L. Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem. Jakarta: EGC;2001. P.461-86