laporan kasus gangguan campuran anxietas dan depresi.docx

14
1 LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI ( F41.2 ) 1. IDENTITAS PASIEN  Nama : Ny. U Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 24 tahun Agama : Islam Status perkawinan : Sudah menikah ( sudah bercerai ) Pendidikan : S1 Pekerjaan : Penjaga counter pulsa Suku bangsa : Bugis Warga negara : Indonesia Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 2. LAPORAN PSIKIATRIK 1. Riwayat Penyakit A. Keluhan utama  Nyeri dada sebelah kiri tembus ke belakang ( konsul dari p oli interna RSWS dengan hasil pemeriksaan normal ). B. Riwayat gangguan sekarang a. Keluhan dan gejala Dialami sejak 7 tahun yang lalu. Pasien selalu merasa nyeri dada disertai jantung berdebar, pusing, dan keringat dingin. Hal ini dirasakan memberat sekitar 1 minggu terakhir. Hal ini ditakutkan pasien karena  jangan sampai pasien memiliki masalah pada jantung ataupun dikarenakan masalah non medis. Pasien merasa cemas jika ada prang yang berusaha mendekati utamanya pria. Pasien juga sering berpikiran negatif terhadap teman-temannya. Pasien takut melihat orang sakit maupun orang meninggal karena pasien berpikir bahwa hal itu juga dialami pasien pada saat ini. Jika masalah tersebut muncul, pasien

Upload: cassafyi

Post on 02-Jun-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 1/14

LAPORAN KASUS NON PSIKOTIK

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI ( F41.2 )

1. 

IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. U

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 24 tahun

Agama : Islam

Status perkawinan : Sudah menikah ( sudah bercerai )

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Penjaga counter pulsa

Suku bangsa : Bugis

Warga negara : Indonesia

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan

2.  LAPORAN PSIKIATRIK

1.  Riwayat Penyakit

A. 

Keluhan utama

 Nyeri dada sebelah kiri tembus ke belakang ( konsul dari poli interna RSWS

dengan hasil pemeriksaan normal ).

B.  Riwayat gangguan sekarang

a.  Keluhan dan gejala

Dialami sejak 7 tahun yang lalu. Pasien selalu merasa nyeri dada

disertai jantung berdebar, pusing, dan keringat dingin. Hal ini dirasakan

memberat sekitar 1 minggu terakhir. Hal ini ditakutkan pasien karena jangan sampai pasien memiliki masalah pada jantung ataupun

dikarenakan masalah non medis. Pasien merasa cemas jika ada prang

yang berusaha mendekati utamanya pria. Pasien juga sering berpikiran

negatif terhadap teman-temannya. Pasien takut melihat orang sakit

maupun orang meninggal karena pasien berpikir bahwa hal itu juga

dialami pasien pada saat ini. Jika masalah tersebut muncul, pasien

Page 2: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 2/14

 berusaha mengalihkan perhatiannya seperti dengan memutar musik

dengan volume tinggi.

Pasien mengaku telah menikah sebanyak 2x, namun keduanya

telah bercerai. Pernikahan pertama dilangsungkan tahun 2005 pada saat

 pasien berusia 16 tahun dan bercerai setelah 8 bulan pernikahan.

Pernikahan kedua dilangsungkan tahun 2011 dan bercerai setelah 1 bulan

 pernikahan. Pasien pernah mengalami keguguran sebanyak 2x pada

 pernikahan yang pertama. Dulunya pasien tidak memakai jilbab namun

sejak kuliah semester 2, pasien memakai jilbab karena takut banyak laki-

laki yang mendekatinya. Pasien sering berpikir bahwa sakit yang

dialaminya karena ada orang-orang yang tidak senang dengan

 pernikahannya ( yaitu orang-orang yang menyukai pasien ) sehingga

menggunakan kekuatan gaib. Pasien kadang sulit tidur karena merasa

cemas terhadap penyakitnya. Nafsu makan pasien baik.

 b. 

Hendaya / disfungsi :

Hendaya sosial : (+)

Hendaya pekerjaan : (-)

Hendaya penggunaan waktu senggang : (-)

c.  Faktor stresor psikososial

Pasien yang telah menikah sebanyak 2x, namun kedua-duanya telah

 bercerai.

d.  Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis

sebelumnya : (-)

C.  Riwayat gangguan sebelumnya

Kejang (-)Infeksi (-)

Trauma (-)

Merokok (-)

 NAPZA (-)

D.  Riwayat kehidupan pribadi

1.  Riwayat prenatal dan perinatal ( 0 –  1 tahun )

Page 3: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 3/14

Pasien lahir normal, cukup bulan, dan dibantu oleh dokter. Pasien

merupakan anak yang diinginkan. Ibu pasien tidak mengalami masalah

kesehatan selama mengandung pasien.

2. 

Riwayat masa kanak awal ( 1- 3 tahun )

Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan anak sebayanya.

3. 

Riwayat masa kanak pertengahan ( 4 –  11 tahun )

Pasien masuk ke Sekolah Dasar ( SD ) di Kendari pada umur 6 tahun.

Prestasi pasien di sekolah cukup baik. Pasien mudah bergaul dan

memiliki banyak teman.

4.  Riwayat masa kanak dan remaja ( 12 –  18 tahun )

Setelah tamat sekolah dasar, pasien melanjutkan pendidikannya hingga

 perguruan tinggi. Pasien adalah pribadi yang terbuka dan mudah bergaul.

5.  Riwayat masa dewasa

-  Riwayat pendidikan :

Pendidikan terakhir pasien adalah S1

-  Riwayat pekerjaan :

Pasien bekerja sebagai penjaga counter pulsa di pintu 0 UNHAS

Riwayat pernikahan :

Pasien telah menikah sebanyak 2x dan kedua-duanya bercerai.

Pernikahan pertama berlangsung selama 8 bulan dan pernikahan

kedua selama 1 bulan. Pasien pernah keguguran sebanyak 2x pada

 pernikahan pertamanya. Pasien saat ini tinggal sendiri di kos-kosan,

sedangkan keluarga tinggal di Kendari.

E.  Riwayat kehidupan keluarga

Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara ( ♀, (♀). ♂ ) . Keluarga pasien tinggal di Kendari. Hubungan pasien dengan kelurganya baik, namun

setelah sakit, hubungan pasien dengan keluarga seperti ada penghalang.

Tidak ada riwayat dengan keluhan yang sama dalam keluarga.

F. 

Situasi sekarang

Pasien tinggal sendiri di kos-kosan di Makassar. Pasien bekerja sebagai

 penjaga counter pulsa di pintu 0 UNHAS.

G. 

Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya

Page 4: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 4/14

Pasien merasa dirinya sakit sehingga dirinya berubah dan dijauhi

lingkungannya. Pasien takut berdekatan dengan lawan jenis sejak pasien

telah bercerai.

AUTOANAMNESIS ( 30 April 2012 )

DM : Selamat pagi Bu.

P : Pagi dok.

DM : Perkenalkan nama saya Suci, saya dokter muda yang bertigas disini.

Kalau boleh tau nama ibu siapa?

P : U dok.

DM : Ibu umurnya sekarang berapa ?

P : 24 tahun umurku sekarang dok.

DM : Ibu tinggal dimana?

P : Di Jalan Perintis dok.

DM : Pekerjaan ibu sehari-hari ibu apa?

P : Saya penjaga counter pulsa dok di pintu 0 UNHAS.

DM : Kalau boleh tahu apa yang membawa ibu datang kemari?

P : Saya datang karena nyeri dadaku dok, di sebelah kiri ini.

DM : Bagaimana nyerinya ibu rasakan?

P : Nyerinya itu sampai tembus saya rasa sampai ke belakang dok.

Saya sudah dari poli interna, tapi karena katanya semuanya normal jadi

Saya dikirim kesini.

DM : Apakah nyeri dadanya ibu rasakan secara terus-menerus?

P : Tidak ji dok, tapi biasanya saya rasa waktu pagi.

DM : Kapan terakhir ibu rasakan nyeri dadanya?P : Tadi pagi dok saya rasa, tapi karena tadi sudah diperiksa dan hasilnya

katanya normal semua jadi sakitnya sudah agak berkurang. Saya tidak

setiap hari ji saya rasa, mungkin sekitar 3x seminggu, tapi akhir-akhir

ini sering sekali mi dok.

DM : Menurut ibu, hal apa yang bisa membuat nyeri dadanya timbul?

P : Saya kurang mengerti juga dok kenapa bisa nyeri dadaku.

DM : Atau mungkin apakah ada hal-hal yang membuat ibu cemas atau takut?

Page 5: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 5/14

P : Menurut saya, takut ka kalau terjadi apa-apa sama saya. Saya takut ada

Masalah sama jantungku tapi saya juga takut kalau ini karena masalah

Bukan sifatnya medis dok.

DM : Selain nyeri dada, apakah ada hal lain yang ibu rasakan?

P : Saya rasa jantungku berdebar-berdebar, pusing, keringat dingin juga,

sampai saya rasa kayak mau pingsan dok. Apalagi kalau lihat ka orang

sakit atau orang meninggal dok.

DM : kenapa ibu takut melihat orang sakit atau orang meninggal?

P : Karena saya kadang bayangkan kalau saya ada di posisinya itu orang.

Jadi kalau orang itu demam , biasa saya rasa demam juga badanku dok.

DM : Kalau misalnya ke tempat-tempat yang ramai, apakah ibu biasanya

 pergi sendiri atau harus ditemani?

P : Biasa sendiri ji dok. Tapi kalau tiba-tiba rasa sakit sama rasa cemas

 begitu ,saya rasa hampir pingsan, tapi untungnya tidak pernah pingsan.

DM : Kalau misalnya ibu merasa takut atau cemas, apa yang biasa ibu

lakukan untuk menghilangkan cemas atau ketakutannya ibu?

P : Saya berusaha alihkan dok, misalnya saya sms-an, telpon-telponan, atau

 putar musik keras-keras.

DM : Kalau boleh tahu, ibu tinggal dengan siapa di Makassar?

P : Saya tinggal sendiri disini dok sejak ambil S1. Keluarga saya semua di

Kendari. Sekarang saya sudah lulus, mau lanjut S2 tapi cari biaya dulu.

DM : Apakah ibu sudah menikah?\

P : Sudah dok 2x, tapi dua-duanya sudah cerai. Yang pertama waktu sy di

Kendari tahun 2004, yang kedua waktu tahun 2011 di Makassar.

DM : Kalau ibu tidak keberatan, apakah ibu bisa ceritakan tentang pernikahanibu? Kenapa ibu bisa bercerai?

P : Pertama, saya menikah waktu umur saya 16 tahun. Sebenarnya banyak

yang suka sama saya dok katanya, salah satunya itu mi mantan suami

dok. Kita menikah Cuma 8 bulan setelah itu cerai dok. Saya cerai sama

dia karena tidak perhatian apalagi semenjak saya mulai sakit. Yang

kedua waktu saya disini tahun 2011. Saya kenal dia Cuma 5 hari dok,

tapi karena dia baik, keluarganya terima saya apa adanya padahal saya

Page 6: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 6/14

 janda dan saat itu juga dok saya lagi sakit hati sama orang jadi saya

terima lamarannya . tetapi setelah menikah, tidak tahu kenapa dia

 berubah sekali dan perasaanku sama dia jadi biasa-biasa saja dok.

Jadi saya cerai mi sama dia, apalagi dia kerja di luar kota. Jadi kita

cuma 1 bulan menikah.

DM : Maaf ibu, tadi sebelumnya ibu bilang sakit hati sama orang, kalau

 boleh tahu dengan siapa ibu?

P : Iya, setelah pernikahan yang pertama, saya pernah dekat dengan

 beberapa laki-laki dok, tapi yang paling dekat dengan yang dari

Soppeng. Tapi karena saya janda dan saya sakit-sakitan, jadi tidak

direstui sama keluarganya dok, makanya kita putus.

DM : Apakah ibu U punya anak?

P : Tidak dok, saya pernah hamil waktu dengan suami pertama tapi saya

keguguran 2x karena waktu itu saya sudah mulai sakit-sakit.

DM : Menurut ibu, sejak kapan ibu merasa sakit?

P : Sejak di Kendari dok, tahun 2004 itu, waktu saya bangun pagi mau

 buatkan suami kopi tiba-tiba saya rasa ada angin kena saya. Sejak itu

dok saya sering sakit-sakit. Saya curiga itu guna-guna dari mantanku

dok yang sakit hati karena saya sudah menikah dengan orang lain.

Apalagi di daerahku memang guna-gunanya keras dok.

DM : Apakah ibu pernah merasa menyesal dengan pernikahannya ibu?

P : Pernah iya dok, cuma sebentar saja karena kan semuanya sudah lewat.

DM : Bagaimana hubungan ibu denga keluarga?

P : Dulunya baik dok tapi sekarang kayak ada penghalang antara saya

dengan orang tua, jadinya saya lebih tertutup.DM : Bagaimana hubungan ibu dengan anggota keluarga yag lain?

P : Kalau sama keluarga yang lain saya kayak dikucilkan begitu dok karena

saya sakit-sakit, saya juga janda, saya juga mau sekolah tinggi. Katanya

mereka tidak usah sekolah tinggi-tinggi karena saya ini perempuan baru

saya di daerah ji.

DM : Bagaimana hubungan ibu dengan teman-temannya ibu?

Page 7: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 7/14

P : Dulunya baik juga dok, tapi sekarang saya jadi lebih tertutup. Saya juga

  sering-sering negative thinking sama orang. Apalagi dok kalau laki-laki

yang suka bercanda atau menitip salam, saya jadi takut sekali dok dan

langsung lari ke kamar. Dulunya kan saya tidak pakai jilbab dok, tetapi

  setelah kuliah semester 2 saya pakai karena takut diganggu orang. Tapi

kadang saya pikir Agnes Monica cantik dan tenang-tenang saja berani

keluar rumah, tapi saya yang biasa-biasa ji kenapa harus takut keluar.

DM : Bagaimana dengan tidurnya ibu, apakah terganggu atau tidak?

P : Kadang-kadang bagus, kadang-kadang takut jadi susah tidur, takut

  karena sakitku dok.

DM : Bagaimana dengan nafsu makannya ibu?

P : Bagus ji dok, menurutku makanku banyak malahan.

DM : Baik ibu, apakah masih ada yang mau ibu ceritakan?

P : Saya rasa sudah tidak ada dok.

DM : Apa ibu masih ingat dengan nama saya tadi bu?

P : iya dok, suci nama ta’. 

DM : Baiklah ibu. Terima kasih atas waktunya. Jangan lupa minum obatnya

 Nanti bu, jangan terlalu pikirkan hal-hal yang membuat ibu cemas.

Terima kasih bu.

P : Iya dok. Sama-sama dok.

2.  Status Mental

A.  Deskripsi umum

1.  Penampilan

Tampak seorang wanita sesuai umur, tidak terlalu tinggi, kulit sawomatang, memakai baju warna biru tua, jeans hitam, dan jilbab hitam,

 penampilan terawat.

2.  Kesadaran : baik.

3. 

Perilaku dan aktivitas psikomotor : baik.

4.  Pembicaraan : pasien menjawab pertanyaan,

spontan, intonasi biasa.

5. 

Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif.

Page 8: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 8/14

B.  Keadaan afektif ( mood ), perasaan, dan empati, perhatian

1.  Mood : cemas

2. 

Afek : cemas

3. 

Empati : dapat dirasakan

4.  Keserasian : serasi

C. 

Fungsi intelektual ( kognitif )

1.  Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : baik, sesuai taraf

 pendidikan.

2. 

Daya konsentrasi : baik.

3.  Orientasi (waktu,tempat dan orang) : baik.

4. 

Daya ingat :

-  Jangka panjang : baik

-  Jangka pendek : baik

-  Jangka segera : baik

5.  Pikiran abstrak : baik.

6. 

Bakat kreatif : tidak ada

7.  Kemampuan menolong diri sendiri : baik.

D. 

Gangguan persepsi

-  Halusinasi : tidak ada.

-  Ilusi : tidak ada.

-  Depersonalisasi : tidak ada.

-  Derealisasi : tidak ada.

E.  Proses berpikir

1. 

Arus pikiran

Produktivitas : cukupKontinuitas : relevan dan koheren

Hendaya berbahasa : tidak ada

2.  Isi pikiran

Preokupasi : tidak ada

Gangguan isi pikiran : tidak ada

F.  Pengendalian impuls : baik

G.  Daya nilai

Page 9: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 9/14

1.   Norma sosial : baik

2.  Uji daya nilai : baik

3. 

Penilaian realitas : baik

H. 

Tilikan (insight) :

Derajat 6 ( pasien sadar kalau dirinya sakit dan perlu pengobatan )

I. 

Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya.

3.  Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut

a. 

Status Internus

T : 120/70 mmHg

 N : 80x/menit

P : 20x/menit

S : 36.7˚C 

Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, cor dan pulmo dalam batas

normal, EKG dan hasil lab normal.

 b.  Status Neurologis

-  GCS 15 (E4 M6 V5).

- Tanda rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), kernig sign (-).

-  Pupil bulat, isokor, diameter kiri dan kanan 2.5 mm/2.5 mm, RCL

+/+, RCTL +/+.

-  Fungsi motorik dan sensorik dalam batas nomal dan tidak ditemukan

refleks patologis.

-  Sistem saraf otonom dalam batas normal.

4. 

Ikhtisar Penemuan BermaknaSeorang wanita berumur 24 tahun datang ke poli jiwa RSWS

dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri yang tembus ke belakang. Pasien

merupakan pasien konsul dari poli interna dimana berdasarkan hasil

 pemeriksaan fisis, lab, dan EKG semuanya dalam batas normal. Nyeri

dada tersebut dialami sejak 7 tahun yang lalu dan memberat 1 minggu

terakhir disertai dengan jantung yang berdebar, pusing, dan keringat

dingin. Pasien merasa cemas jika ada prang yang berusaha mendekati

Page 10: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 10/14

10 

utamanya pria. Pasien juga sering berpikiran negatif terhadap teman-

temannya. Pasien takut melihat orang sakit maupun orang meninggal

karena pasien berpikir bahwa hal itu juga dialami pasien pada saat ini.

Jika masalah tersebut muncul, pasien berusaha mengalihkan

 perhatiannya seperti dengan memutar musik dengan volume tinggi.

Pasien mengaku telah menikah sebanyak 2x, namun keduanya telah

 bercerai. Pasien pernah mengalami keguguran sebanyak 2x pada

 pernikahan yang pertama. Pasien kadang sulit tidur karena merasa cemas

terhadap penyakitnya.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan seorang wanita sesuai

umur, tidak terlalu tinggi, kulit sawo matang, memakai baju warna biru

tua, jeans hitam, dan jilbab hitam, penampilan terawat. Kesadaran dan

 perilaku dan aktivitas psikomotor baik. Pasien menjawab pertanyaan,

spontan, intonasi biasa. Sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Mood dan

afek cemas. Empati dapat dirasakan, keserasian serasi. Taraf pendidikan,

 pengetahuan umum dan kecerdasan baik dan sesuai. Daya konsentrasi,

orientasi (waktu,tempat dan orang), daya ingat, pikiran abstrak, dan

kemampuan menolong diri sendiri baik. Produktivitas cukup, kontinuitas

relevan dan koheren. Pengendalian impuls dan daya nilai baik. Tilikan

(insight) derajat 6 (pasien sadar kalau dirinya sakit dan perlu

 pengobatan) dan dalam taraf yang dapat dipercaya.

Pada pemeriksaan status internus tekanan darah 120/70 mmHg,

nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit dan suhu 36.7˚C. Pada

 pemeriksaan fisis, tidak ditemukan adanya kelainan dan EKG dan hasil

lab normal. Pada pemeriksaan neurologis, tidak ditemukan kelainan.

5.  Evaluasi Multiaksial

a.  Aksis I

Berdasarkan hasil autoanamnesis didapatkan gejala klinis yang

 bermakna yaitu perasaan takut dan cemas terhadap hal-hal tertentu. Selain

itu, pasien merasakan keluhan fisik seperti nyeri dada kiri yang tembus ke

 belakang, jantung berdebar-debar, pusing, dan keringat dingin, namun dari

Page 11: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 11/14

11 

 pemeriksaan fisis, hasil EKG, dan hasil lab semua dalam batas normal. Hal

tersebut menimbulkan distress atau penderitaan dan hendaya / disability

sehingga dapat digolongkan menjadi gangguan jiwa. Dari pemeriksaan

status mental, tidak didapatkan adanya hendaya berat sehingga

dikategorikan sebagai gangguan jiwa non psikotik . Dari status neurologis

dan internus tidak ditemukan kelainan sehingga kelainan organik dapat

disingkirkan.

Berdasarkan PPDGJ III, pasien memiliki gejala anxietas maupun

depresi namun belum cukup menegakkan diagnosis masing-masing. Pada

gejala anxietas, pasien mengeluh cemas dan takut terhadap suatu hal,

disamping itu terdapat pula gejalan otonom. Pada gejala depresi, terdapat

kehilangan kegembiraan, mudah lelah, dan sulit tidur, sehingga hal ini dapat

didiagnosis sebagai gangguan campuran anxietas dan depresi ( F41.2 ).

 b.  Aksis II : ciri kepribadian tidak khas.

c. 

Aksis III : tidak ada diagnosis.

d.  Aksis IV : adanya stres psikologis dimana pasien telah menikah 2x dan

kedua-duanya telah bercerai.

e. 

Aksis V :

GAF SCALE 70-61 ( beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas

ringan, secara umum masih baik ).

6.  Daftar Masalah

a.  Organobiologik : tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna,

tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmiter, maka pasien

memerlukan psikofarmakologi. b.  Psikologik : ditemukan adanya hendaya ringan sehingga pasien memerlukan

 psikoterapi untuk menghilangkan gangguan anxietas dan depresi.

c.  Sosiologik : ditemukan hendaya sosial ringan pasien memerlukan

sosioterapi.

7.  Prognosis

Bonam et dubia

Page 12: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 12/14

12 

-  Faktor pendukung :

a.  Tidak ada kelainan organobiologik

 b.  Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga

c. 

Keinginan pasien untuk berobat dan sembuh

-  Faktor penghambat

a.  Telah 2x menikah dan kedua-duanya telah bercerai

 b. 

Hubungan dengan orang tua dan keluarga kurang begitu baik

8.  Rencana Terapi

a.  Farmakoterapi :

Alprazolam 0,5 mg 0-0-1

Fluoxetin 20 mg 1-0-0

 b.  Psikoterapi : Suportif

-  Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan

keluhan dan isi hati pasien sehingga pasien menjadi lega.

-  Konseling : memberikan penjelasa dan pengertian kepada pasien tentang

 penyakitnya dan memahami kondisi dirinya lebih baik dan menganjurkan

untuk berobat teratur.

c.  Sosioterapi : memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya

sehingga dapat memberukan dukungan moral dan menciptakan lingkungan

yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan.

9.  Pembahasan / Tinjauan Pustaka

Berdasarkan PPDGJ III, adapun pedoman diagnosis untuk gangguan

campuran anxietas dan depresi adalah sebagai berikut :1.  Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak

menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis

tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomis harus ditemukan

walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran

 berlebihan.

Page 13: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 13/14

13 

2.  Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus

dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas

fobik.

3. 

Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk

menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus

dikemukakan dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika

karena sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan

depresif harus diutamakan.

4. 

Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang jelas,

maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.

Pada pasien didapatkan gejala klinis berupa perasaan takut dan cemas terhadap

hal-hal tertentu. Selain itu, pasien merasakan keluhan fisik seperti nyeri dada kiri yang

tembus ke belakang, jantung berdebar-debar, pusing, dan keringat dingin, namun dari

 pemeriksaan fisis, hasil EKG, dan hasil lab semua dalam batas normal. Berdasarkan

PPDGJ III, pasien memiliki gejala anxietas maupun depresi namun belum cukup

menegakkan diagnosis masing-masing. Pada gejala anxietas, pasien mengeluh cemas

dan takut terhadap suatu hal, disamping itu terdapat pula gejalan otonom. Pada gejala

depresi, terdapat kehilangan kegembiraan, mudah lelah, dan sulit tidur, sehingga hal ini

dapat didiagnosis sebagai gangguan campuran anxietas dan depresi ( F41.2 ).

Pada pasien ini farmakoterapi yang diberikan adalah alprazolam 0,5 mg 0-0-1

sebagai anti anxietas dan fluoxetin 20 mg 1-0-0 sebagai anti depresan. Adapun

alprazolam termasuk obat anti anxietas golongan benzodiazepin dimana berdasarkan

cara kerjanya terbagi atas 2 yaitu kerja lama dan kerja singkat. Alprazolam termasuk

golongan benzodiazepin kerja lama. Pada benzodiazepin kerja lama cenderung

menyebabkan hangover-like effect sedangkan pada benzodiazepin kerja singkat

cenderung menyebabkan putus obat.

Benzodiazepin bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor benzodiazepin

yang terhubung dengan reseptor asam aminobutirat tipe A ( GABA A) dalam suatu

kompleks yang melibatkan reseptor GABA dan benzodiazepin serta suatu kanal klorida

sehingga akan meng-reinforce  dari aktivitas inhibisi dari GABA. Efek samping dari

 benzodiazepin adalah kerusakan psikomotor, kemampuan melakukan tugas-tugas

kompleks yang melibatkan fungsi motorik dan psikologis. Jika benzodiazepin

Page 14: LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

8/11/2019 LAPORAN KASUS GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI.docx

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-gangguan-campuran-anxietas-dan-depresidocx 14/14

14 

dikonsumsi secara teratur selama 4 minggu atau lebih, maka efek ketergantungan dapat

terjadi. Manifestasinya sendiri berupa timbulnya sindrom putus benzodiazepin ketika

asupan reguler benzodiazepin dihentikan mendadak. Untuk mengurangi resiko

ketergantungan obat, maksimal lama pemberian selama 3 bulan dalam rentang dosis

terapeutik.

Sedangkan fluoxetin termasuk golongan obat penghambat ambilan kembali

serotonin selektif ( SSRI ). Obat ini bekerja di SSP dengan menghambat secara selektif

ambilan kembali serotonin ( 5-HT ) sehingga digunakan sebagai anti depresan. Efek

sampingnya berbeda dengan antidepresan trisiklik yaitu bahwa SSRI jarang

menyebabkan sedasi yang bermakna, efek samping antimuskarinik, peningkatan berat

 badan, hipotensi, ataupun kardiotoksisitas. Akan tetapi, cenderung menyebabkan mual

dan muntah dan terkadang diare. SSRI kadang menyebabkan disfungsi seksual,

khususnya penundaan ejakulasi. Penghentian mendadak farmakoterapi SSRI

menyebabkan gejala somatik dan psikologi dan dimulai dalam 1 minggu setelah

 penghentian terapi SSRI. Gejala tersebut sembuh spontan dalam 3 minggu dan bila

terapi SSRI dilanjutkan maka akan sembuh dalam 48 jam.

10.  Follow Up

Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta

menilai efektivitas terapi yang diberikan dan kemungkinan timbulnya efek

samping obat yang diberikan.