laporan kapasitas pegang air

14
DASAR-DASAR ILMU TANAH KAPASITAS PEGANG AIR NAMA : I KOMANG TRI WIDYA PUTRA NIM : G111 09 327 KELOMPOK : X (SEPULUH) HARI/TANGGAL : SELASA/ 03 OKTOBER 2009 ASISTEN : YULFIRA JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2009

Upload: i-komang-tri-widya-p

Post on 05-Jul-2015

454 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kapasitas Pegang Air

DASAR-DASAR ILMU TANAH

KAPASITAS PEGANG AIR

NAMA : I KOMANG TRI WIDYA PUTRA

NIM : G111 09 327

KELOMPOK : X (SEPULUH)

HARI/TANGGAL : SELASA/ 03 OKTOBER 2009

ASISTEN : YULFIRA

JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2009

Page 2: Laporan Kapasitas Pegang Air

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Tanah memliki kemampuan melewatkan ataupun menahan air dan udara yang

masuk kedalamnya, yang disebut dengan permeabilitas tanah, yang dapat diukur

dengan menghitung laju arus air yang melalui tanah dalam jangka waktu tertentu.

Dalam tanah, air berada didalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika tanah

dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi oleh air. Jika tanah

mengalami kekeringan, sebagian pori akan terisi udara dan sebagian lagi terisi air,

keadaan ini dikatakan tanah tidak jenuh.

Di dalam, air dapat bertahan tetap berada dalam ruang pori karena adanya gaya

yang bekerja pada air tersebut untuk dapat mengambil air dari rongga pori tanah

diperlukan gaya atau energi yang diperoleh untuk melawan energi yang menahan

air. Gaya-gaya yang menahan air hingga dapat bertahan dalam rongga pori berasal

adsorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya tarik menarik antara molekul air,

adanya larutan garam dan gaya kapiler.

Kemampuan menahan air pada tanah berbeda-beda sesuai dengan tekstur dan

jumlah pori-porinya. Pada umumnya tanah bertekstur liat yang dominan memiliki

kemampuan menahan dan menyimpan air yang tinggi, dikarenakan molekul air

sangat kuat terjerap pada permukaan tanah. Sedangkan pada tanah bertekstur pasir

memiliki kemampuan memegang dan menyimpan air sangat rendah.

Page 3: Laporan Kapasitas Pegang Air

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dilaksanakannya percobaan ini adalah mengetahui perbandingan

kapasitas pegang air pada tanah sawah dan tanah berpasir serta faktor-faktor yang

dapat menahan air pada tanah

Kegunaan dari percobaan ini adalah agar dapat mengetahui jenis tanaman pa

saja yang dapat hidup pada tanah sawah dan tanah berpasir.

Page 4: Laporan Kapasitas Pegang Air

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapasitas Pegang Air

Kapasitas pegang air (KPA) adalah jumlah air maksimum yang dapat disimpan

oleh suatu tanah. Keadaan ini dapat dicapai dengan memberi pada tanah sampai

terjadi kelebihan air, kemudian kelebihan airnya dibuang. Jadi, pada keadaan ini

semua rongga pori terisi air (Utomo, W.H. Islami, 1995).

Kapasitas memegang air tanah adalah karateristik agronomi yang sangat

penting. Tanah yang jumlah airnya kurang tunduk pada pencucian hara/tanah yang

diterapkan pestisida. Hal ini benar pada tanah dengan kapasitas pegang air karena

tanah dengan kapasitas memegang air yang terbatas (yaitu lempung berpasir)

mencapai titik cepat dari tanah dengan kapasitas memegang air lebih tinggi (yakni

tanah liat) (Samosir S, dkk, 1997)

Kapasitas pegang air adalah kemampuan tanah melewatkan ataupu menahan

air dan udara yang masuk ke dalamnya, yang disebut dengan permeabilitas tanah,

yang dapat diukur dengan menghitung laju arus air yang melalui tanah dalam jangka

waktu tertentu. Kemampuan menahan air (pegang air) pada tanah bebeda-beda

tanah bertekstur sesuai dengan tekstur dan jumlah porinya. Pada umumnya tanah

dengan tekstur liat yang dominan memiliki kemampuan menahan dan menyimpan

air yang tinggi, dikarenakan molekul air sangat kuat terjerap pada permukaan tanah.

Sedangkan pada tanah bertekstur pasir memiliki kemampuan memegang dan

menyimpan air sangat rendah (Harjowigeno, 2003)

2.2 Tanah Sawah

Tanah sawah adalah lahan pertanian yang membutuhkan air dalam jumlah yang

cukup besar. Dan salah satu bentuk penggunaan lahan yang sangat strategis

Page 5: Laporan Kapasitas Pegang Air

karena lahan tersebut merupakan sumber daya utama untuk memproduksi

beras,yang merupakan pangan pokok utama bagi Indonesia. Dengan demikian,

sawah merupakan sumber daya utama bagi pemantapan ketahanan pangan dan

pertumbuhan ekonomi nasional. Walaupun demikian, sejauh ini belum ada referensi

berbahasa Indonesia secara komperehensif membahas genesis, sifat kimia, fisika,

dan biologi serta pengolahan tanah sawah, padahal referensi tersebut sangat

diperlukan untuk acuan dalam pengelolaan tanah sawah (Syahrul, S.p, 2007)

Pada tanah liat berlempung pelolosan dan penembusan air ke dalam tanah

sangatlah lambat. Keadaan demikian berlangsung pada tanah lia bertekstur baik,

termasuk juga pada tanah liat berpasir, tanah liat lempung, tanah-tanah ini sangat

baik untuk usaha tani padi-sawah atau wet farming (Kartasoepotra, 1994)

2.3 Tanah Berpasir

Persentase volume yang dapat terisi oleh pori-pori kecil pada tanah berpasir

sangat rendah yang menyebabkan kapasitas menahan airnya rendah (Foth, H.D,

1995)

Tanah berpasir merupakan tanah yang di dalamnya pasir dan tanah lempung

berpasir. Pada tanah-tanah demkian tidak baik bagi usaha pertanian (khususnya

untuk persawahan karena daya meloloskan airnya meloloskan airnya besar skali),

akan tetapi bagi usaha tani pada tanah kering (dry farming) banyak menguntungkan.

Pada tanah berpasir kebutuhan air sangat besar karena porositas dan permeabilitas

airnya besar sekali, air yang sampai ke tanah cepat lolos atau meresap ke dalam

tanah dan tanahnya cepat mongering kembali (Kartasoepotra, 1994).

Tanah berpasir ialah tanah-tanah yang tersusun tidak kurang dari 70 % berat

pasir dan dimasukkan ke dalam tanah bertekstur kasar. Tanah-tanah berpasir

Page 6: Laporan Kapasitas Pegang Air

menunjukkan sifat-sifat pasir yang jelas. Tanah sangat muda dilalui air dan udara

(permeable), pertama, tanah hanya mempunyai kemampuan menyimpan air yang

sangat rendah, kedua, kemampuan menyimpan hara tanaman yang sangat kecil,

tanah berpasir harus sering kali mendapat tambahan air dan hara tanaman supaya

produktif (Samosir S, dkk, 1997)

2.4 Faktor-Faktor Pengaruh Kapasitas Pegang Air

Kapasitas tanah menahan air berhubungan dengan luas permukaan adsorpsi

dan volume ruang pori, sehingga kapasitas pegang air ditentukan baik oleh tekstur

maupun struktur tanah. Tanah bertekstur halus mempunyai kapasitas total menahan

air tertinggi, tetapi jumlah air tersedia tertinggi dipunyai oleh tanah bertekstur sedang

(Hakim, dkk, 1986)

Pori-pori tanah semakin besar pori-pori tanah maka semakin rendah kapasitas

pegang airnya, dan sebaliknya semakin kecil pori-pori tanah maka semakin besar

kapasitas pegang airnya (Samosir S, dkk, 1997)

Tekstur tanah sangat berperan dalam kapasitas pegang air, karena tekstur tanah

yang halus memiliki kapasitas pegang air yang besar, sedangkan tekstur tanah yang

kasar memiliki kapasitas pegang air yang rendah (Samosir S, dkk, 1997)

Faktor cuaca memiliki pengaruh terhadap kapasitas pegang air, dimana apabila

cuaca hujan maka kapasitas pegang air pada tanah akan menjadi lebih besar, dan

pada waktu musim kemarau maka kapasitas pegang air menjadi berkurang. Hal ini

di sebabkan karena pada musim hujan air yang jatuh pada permukaan tanah

menjadi lebih banyak (Samosir S, dkk, 1997)

Page 7: Laporan Kapasitas Pegang Air

BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum kapasitas pegang air dilaksanakan pada tanggal 03 Oktober 2009

pukul 14.00 WITA sampai selesai. Dan dilakukan di Laboratorium Kimia dan

Kesuburan Tanah jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

3.2 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pot, ember, dan sekop. Adapun

bahan yang digunakan adalah sampel tanah sawah dan tanah berpasir serta air.

3.3 Prosedur Kerja

1. Siapkan pot ukuran sedang sebanyak 2 buah

2. Pot pertama isi dengan tanah yang bertekstur pasir sedangkan pot ke 2

tanah bertekstur liat, dibagian bawah put dipasangi penampang untuk

menampung air yang melewati tanah tersebut

3. Siram tanah tersebut dengan air ± 1 L

4. Amati apa yang terjadi pada air dikedua pot tersebut

5. Bandingkan kemampuan memegang air pada tanah bertekstur liat dan pasir

Page 8: Laporan Kapasitas Pegang Air

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan dari percobaan kapasitas pegang air diperoleh

data sebagai berikut :

Tabel I. Hasil PengamatanTanah Kapasias Pegang Air

Sawah Besar

Pasir Kecil

Sumber : Data Primer hasil pengamatan, 2009

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa pada tanah sawah

kapasitasnya dalam menahan air besar dikarenakan tekstur pada tanah sawah

sangat halus sehingga memiliki ruang pori total lebih banyak dan proporsinya realtif

besar yang disusun oleh pori-pori kecil,hal tersebut sesuai dengan pendapat Hendry

D. Foth.

Pada tanah berpasir kapasitas pegang airnya kecil. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Kartasoepotra bahwa tanah berpasir merupakan tanah yang didalamnya

termasuk tanah pasir dan tanah lempung berpasir. Pada tanah-tanah demikian tidak

baik bagi usaha pertanian (khususnya untuk persawahan karena daya meloloskan

airnya besar sekali), akan tetapi bagi usaha tani pada tanah kering (day farming)

banyak menguntungkan. Pada tanah berpasir kebutuhan air sangat besar karena

porositas dan permeabilitas airnya besar sekali, air yang sampai ke tanah cepat

lolos atau meresap ke dalam tanah dan tanahnya cepat mongering kembali.

Page 9: Laporan Kapasitas Pegang Air

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa :

1. Pada tanah sawah yang bertekstur liat memiliki kapasitas memegang air

yang cukup besar.

2. Pada tanah berpasir kapasitas pegang airnya cukup kecil

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas pegang air adalah luas

permukaan adsorbsi dan volume ruang pori, tekstur tanah, gaya tarik

menarik antara molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler.

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu sebelum melakukan penanaman sebaiknya

diperhatikan kapasitas pegang airnya sehingga dapat diketahui kesuburan tanah

tersebut.

Page 10: Laporan Kapasitas Pegang Air

TINJAUAN PUSTAKA

Darmawijaya, Isa M.1990.Klasifikasi Tanah.Gajah Mada University.Yogyakarta

Foth, H.D.1998.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta

Hakim, Nurhayati, dkk.1986.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Penerbit Universitas Lampung.Lampung

Hardjpwigeno, S.1995.Ilmu Tanah.PT Mediyatma Sarana Perkasa.Jakarta

Munir, M.S.1996.Tanah-Tanah Utama Indonesia.Pustaka Jaya.Jakarta

Kartasapoetra, A.G, dkk.2005.Teknologi Konservasi Tanah dan Air.Penerbit Rineka CIpta.Jakarta

Samosir, Solo S.R, dkk.1997.Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Ujung Pandang.

Syahrul.S.p.,2007.Ilmu Tanah. Akademika Presindo.Jakarta