laporan kapal perikanan wimbo

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kapal merupakan alat transportasi laut. Kapal merupakan kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut, seperti halnya sampan, atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah Inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya, kapal dapat membawa perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya dimana sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan atau kebiasaan setempat (Udin, 2010) Berabad-abad kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi sungai lautan yang diawali oleh penemuan perahu. Biasanya, manusia pada masa lampau menggunakan kano, rakit, ataupun perahu. Semakin besar kebutuhan akan daya muat maka dibuatlah perahu atau rakit yang berukuran lebih besar yang dinamakan kapal. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal pada masa lampau menggunakan kayu, bambu ataupun batang-batang papyrus seperti yang digunakan bangsa Mesir kuno, kemudian 1

Upload: falistaanggistyadhika

Post on 01-Feb-2016

61 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ini

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kapal Perikanan wimbo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kapal merupakan alat transportasi laut. Kapal merupakan kendaraan

pengangkut penumpang dan barang di laut, seperti halnya sampan, atau perahu

yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil

seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah Inggris, dipisahkan antara ship yang lebih

besar dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya, kapal dapat membawa

perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya dimana

sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan

peraturan atau kebiasaan setempat (Udin, 2010)

Berabad-abad kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi sungai lautan

yang diawali oleh penemuan perahu. Biasanya, manusia pada masa lampau

menggunakan kano, rakit, ataupun perahu. Semakin besar kebutuhan akan daya

muat maka dibuatlah perahu atau rakit yang berukuran lebih besar yang

dinamakan kapal. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal pada

masa lampau menggunakan kayu, bambu ataupun batang-batang papyrus

seperti yang digunakan bangsa Mesir kuno, kemudian digunakan bahan-bahan

logam seperti besi/baja karena kebutuhan manusia akan kapal sangat kuat (Udin,

2010)

Namun untuk kapal masih memiliki keunggulan, yakni mampu mengangkut

barang lebih dengan tonase yang lebih besar sehingga lebih banyak didominasi

oleh kapal niaga dan tanker sedangkan kapal penumpang banyak dialihkan

menjadi kapal pesiar, seperti Queen Elizabeth dan Awani Dream. Kapal perikanan

merupakan kapal, perahu atau alat apung lainnya yang dipergunakan untuk

melakukan penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan,

1

Page 2: Laporan Kapal Perikanan wimbo

pelatihan perikanan dan penelitian/eksplorasi perikanan (Subani dan Barus,

1998)

1.2 Tujuan

- Praktikan dapat mengerti dan mengetahui ukuran utama kapal dengan

jelas.

- Praktikan dapat mengukur secara langsung ukuran seluruh kapal baik itu

LOA, LBP, LWL, LR, BOA dan sebagainya.

- Praktikan juga dapat mengimplementasikan pengetahuan yang dapat di

ruang kuliah secara langsung dilapangan.

1.3 Lokasi Pengamatan

Praktikum dilaksanakan di pulau Panjang, Air Bangis, Kecamatan. Sungai

Bremas Kab. Pasaman Barat, Sumatera Barat.

1.4 Waktu Pengamatan

Waktu pelaksanaan tanggal 20 Desember 2014, pukul 08.00 WIB –

selesai.

2

Page 3: Laporan Kapal Perikanan wimbo

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi Kapal Secara Umum

Pengertian kapal Perikanan menurut Undang-Undang Perikanan No. 9

Tahun 1985 adalah semua jenis kapal atau perahu yang diperguanakan dalam

usaha penangkapan ikan, binatang lainnya dan tumbuhan air pada perairan

bebas yang bukan milik perseorangan (common property), termasuk kapal

pengangkut hasil tangkapan dan kapal pengangkut nelayan, sedang yang tidak

termasuk yaitu kapal pengangkut alat tangkap.

Kapal perikanan di definisikan sebagai kapal atau perahu atau alat apung

lainnya yang digunakan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan termasuk

melakukan survei atau eksplorasi perikanan. Kapal penangkap ikan adalah kapal

yang secara khusus dipergunakan untuk menangkap ikan termasuk menampung,

menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan. Kapal pengangkut ikan adalah

kapal yang secara khusus dipergunakan untuk mengangkut ikan termasuk

memuat, menampung menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan.

Berdasarkan defenisi-definisi tersebut di atas, maka dapat diketahui

bahwa kapal ikan sangat beragam dari kekhususan penggunaannya hingga

ukurannya. Kapal-kapal ikan tersebut terdiri dari kapal atau perahu berukuran

kecil berupa perahu sampan (perahu tanpa motor) yang digerakkan dengan

tenaga dayung atau layar, perahu motor tempel yang terbuat dari kayu hingga

pada kapal ikan berukuran besar yang terbuat dari kayu, fibre glass maupun besi

baja dengan tenaga penggerak mesin diesel. Jenis dan bentuk kapal ikan ini

berbeda sesuai dengan tujuan usaha, keadaan perairan, daerah penangkapan

3

Page 4: Laporan Kapal Perikanan wimbo

ikan (fishing ground) dan lain-lain, sehingga menyebabkan ukuran kapal yang

berbeda pula (Purbayanto et al, 2004).

Menurut Setianto (2007), Mengingat pentingnya kapal perikanan, maka

diperlukan persyaratan khusus yang merupakan keistimewaan dan karakteristik

kapal penangkap ikan, yaitu :

1. Kecepatan kapal

Berdasarkan pertimbangan akan tujuan penangkapan ikan, tidak semua kapal

penangkap ikan memerlukan kecepatan yang tinggi.

2. Kemampuan olah gerak kapal

Kapal penangkap ikan dalam pengoperasiannya diusahakan mempunyai

kemampuan olah gerak yang tinggi, stabilitas yang baik dan lingkaran putar yang

kecil.

3. Kelayak-lautan

Pada saat pengoperasiannya kapal harus benar-benar laik laut, sehingga dalam

keadaan bagaimanapun kapal tersebut masih sanggup berlayar secara aman dan

terus-menerus.

4. Ruang lingkup pelayaran

Ruang lingkup area pelayaran kapal penangkap ikan tergantung dari gerakan

gerombolan ikan, musim ikan dan perpindahan daerah penangkapan, sehingga

kapal penangkap ikan tidak ada penentuan tentang ruang lingkup area

pelayaran.

5. Tenaga penggerak

Sebagian besar kapal penangkap ikan menggunakan motor diesel dari jenis

motor pembakar dalam sebagian tenaga penggerak kapal.

4

Page 5: Laporan Kapal Perikanan wimbo

6. Perlengkapan kapal

Pada umumnya kapal penangkap ikan melakukan operasi penangkap kapal ikan

dan mengangkut hasil tangkapan dari daerah penangkapan menuju pelabuhan

atau pangkalan perikanan. Hasil tangkapan harus diusahakan dalam keadaan

segar, sehingga diperlukan perlengkapan seperti palka ikan, gudang pendingin

dan refrigrasi.

7. Peralatan penangkapan ikan

Sesuai dengan tujuan penangkapan ikan, kapal harus dilengkapi dengan jenis alat

penangkapan dan alat bantu penangkapan yang berbeda-beda.

2.2 UKURAN UTAMA KAPAL

Yang dimaksud dengan ukuran utama (Priciple dimension) adalah panjang

(Lenght), lebar (Breadth) dan dalam (Depth). Ukuran utama merupakan bagian

yang sangat penting dalam penentuan besar kapasitas dan kecakapan suatu

kapal

Penentuan dan Metode pengukuran

1. Panjang Kapal (L)

Pengukuran Harus Horizontal

a. Length over all (LOA) adalah panjang keseluruhan kapal yang diukur

secara horizontal mulai dari ujung haluan hingga ujung buritan

(sterm) termasuk variasinya jika ada.

5

Page 6: Laporan Kapal Perikanan wimbo

b. Length Between Perpendicular (LBP) adalah panjang kapal antara

garis tegak haluan (fore perpendicular/FP) dan garis tegak belakang

(after perpendicular/AP) pada garis muat sarat. Pertengahan LBP di

sebut tengah kapal (midship / ).

c. Length water line (LWL) adalah panjang garis air muat sarat dari

haluan sampai buritan.

d. Registered length (RL) adalah panjang kapal yang diukur secara

horizontal mulai dari poros batang kemudi hingga bagian luar tinggi

haluan pada garis dek.

e. Tonnage length adalah panjang yang dihitung pada center Line kapal

memotong Frame adalah sparring haluan sampai ke frame adalah

sparring buritan kapal (sparring = kayu pelindung)

2. Lebar kapal (B)

- Pengukuran harus horizontal

- Dilakukan pada bagian terlebar kapal

a. Exreme Breadth (EB) atau Breadth Over All (BOA) adalah lebar

kapal pada bagian terlebar kapal yang diukur pada kulit terluar

kapal termasuk variasi seperti fender atau pisang-pisang dan lain-

lain yang terpasang tetap pada kapal.

b. Registered Breadth (RB) adalah lebar kapal pada bagian terlebar

yang diukur pada bagian luar kulit kapal.

c. Mouldet Breadth (lebar bersih) adalah lebar pada kulit/lambung

bagian dalam atau jarak antara sisi luar gading-gading.

d. Tonnage Breadth adalah lebar kapal yang dihitung ditengah atau

terlebar kapal dikurang tinggi profil (tebal) gading-gading (frame).

6

Page 7: Laporan Kapal Perikanan wimbo

3. Dalam Kapal (D)

- Pengukuran harus dilakukan vertikal

- Dilakukan pada lokasi pengukuran kapal

a. Dalam (Depth) adalah jarak tegak antara bagian luar alur lunas (Rabbet

Line) dan sisi batas balok dek pada sisi geladak bagi kapal-kapal tipe tanpa

dek “all open” dan “well decked”(dek dapat dibuka) pengukuran dalam di

lakukan mulai dari keel rabbet line hingga bagian atas gunawald (dinding

angin).

b. Mouldet Depth (Dalam Bentuk) adalah dalam yang di ukur dari atas lunas

ke sebelah atas balok deck pada pertengahan kapal (Terlebar)

c. Registered Depth (Dalam tercatur) adalah dalam yang diukur dari sebelah

atas pelat lantai dasar adalah dasar atas (Inner Bottom) keatas balok dek

pada garis tengah (centere line) kapal dan pertengahan panjang kapal.

Dek yang dipakai adalah dek ukur.

d. Tonnage depth adalah tinggi yang diukur dari atas ceilling (kayu

pelindung) pada tank top sampai bawah kayu geladak di geladak lambung

timbul.

4. Draft (d)

- Tinggi garis air muat sarat

- Pengukuran dilakukan pada lokasi pengukuran dalam (D)

7

Page 8: Laporan Kapal Perikanan wimbo

Draft (sarat) adalah jarak tegak antara garis alur lunas (keel robbet line) dan garis

muat sarat.

a. Sarat (draught, draft) ekstrim adalah jarak titik paling bawah / rendah dari

lunas ke garis air.

b. Sarat rata-rata (mean draught, mean draft) adalah rata-rata dari sarat

muka dan sarat belakang.

c. Sarat bentuk (Moulded Drauht) adalah jarak dari sebelah atas lunas

sampai garis air.

d. Sarat kosong (light draught) aalah sarat kapal saat tidak ada muatan

kecuali perlengkapan tetap (tidak termasuk SBK, perbekalan, ballast, air,

BBM, dll).

e. Sarat muat (load draught) adalah sarat jika kapal bermuatan sampai batas

musimnya.

5. Freeboard (F)

Freeboard (lambung bebas) adalah jarak tegak antara garis muat sarat dan

bagian teratas dek (deck line). Pengukuran dilakukan pada pengukuran draft.

2.3 HUBUNGAN UKURAN UTAMA DAN KECAKAPAN (Ability) KAPAL

1. Panjang kapal

- Engine room (ruang mesin)

8

Page 9: Laporan Kapal Perikanan wimbo

- Tangki bahan bakar minyak (FOT)

- Tangki air tawar (FWT)

- Palka ikan (fish hold)

- Ruang ABK (Crew room)

- Ruang alat penangkapan ikan (fishing equipment)

- Gudang (storage)

pengaruh positif jika panjang kapal diperpanjang :

- Mudah dan baik dalam pelaksanaan pengaturan ruang

- Getaran dorong (propulsive resistance) mengecil.

- Kecepatan membesar

- Dapat menambah katahanan terpakai.

Pengaruh negatif jika panjang kapal diperpanjang :

- Kekuatan memanjang (longitudinal strenght) mejadi lemah /

hempasan kapal sangat besar.

- Kecakap kemudi (steerability) memburuk

- Biaya pe,buatan membesar

2. Lebar kapal

Lebar kapal berhubungan dengan stabilitas dan kecakapan daya dorong

(propulsive ability).

Pengaruh positif jika lebar kapal diperebar :

- Stabilitas awal (initial stability) akan membesar, dengan perkataan

lain nilai GM (Metacentric Height) membesar dan nilai periode oleng

(periode of oscillation) mengecil.

9

Page 10: Laporan Kapal Perikanan wimbo

- Bekerja di dek akan lebih tenang (convenience) sehingga

mempengaruhi efisiensi dan kegairahan bekerja.

Pengaruh negatif jika lebar kapal diperbesar :

- Kecakapan dorong akan memburuk, sehingga sukar mendapatkan

kecepatan yang cukup. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan

memperbesar HP mesin yang berakibat pemakaian BBM akan boros.

3. Dalam kapal

Dalam kapal berhubungan dengan tempat pengaturan barang dan stabilitas.

Pengaruh psitif jika dalam kapal ditambah :

- Volume kapal ikan, FOT, FWT dan sebagainya akan mudah diperbesar.

- Jumlah muatan yang dapat dimuat akan membesar.

- Dalam keadaan muatan penuh (full load) freeboard masih cukup

terpenuhi.

- Kekuatan memanjang akan membaik dengan perkataanlain kapal

akan lebih kuat terhadap gerakan lengkung (bending) kearah atas dan

ke bawah.

Pengaruh positif jika dalam kapal diperbesar :

- Letak dari “centere of grafity” dari kapal akan naik, ini kakan

memberikan pengaruh burk pada stabilitas.

- Freeboard besar, akan tidak menyenangkan untuk pekerjaan operasi

penangkapan.

- Selain hal-hal diatas, nilai ukuran utama (panjang, lebar dan dalam)

memberih pengaruh pada harga kapal, biarpun tonnage sama

10

Page 11: Laporan Kapal Perikanan wimbo

tergantung pada pemilihan nilai L, B, dan D dimana kenyataannya

bentuk tubuh kapal akan berbeda.

NILAI L/B, L/D DAN B/D

Karena ukuran utama sangta menentukan kecakapan dari suatu kapal perikanan

selama terpakai, maka nilai perbandingan panjang (L) dan lebar (B), panjang (L)

dan dalam (D) serta perbandingan lebar (B) dan dalam (D) sangat penting.

Dalam penentuan panjang, lebar dan dalam dari suatu kapal nilai-nilai L/B, L/D

dan B/D perlu diperhitungkan, baik dari segi perhitungan teori bangun kapal,

material maupun ketentuan-ketentuan peraturan yang berlaku.

1. Jika niai L/B mengecil maka akan berpengaruh buruk terhadap kecepatan

(kapal gemuk).

2. Jika L/D mengecil maka kekuatan memanjang kapal akan menjadi lemah.

3. Jika B/D membesar, stabilitas akan membaik tetapi kecakapan

gerak/kelincahan )propulsive ability) akan memburuk.

Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut diatas terutama dalam perencanaan

pembangunan suatu jenis kapal perikanan yang dihubungkan dengan

pemanfaatannya, maka sebagai baha perbandingan dibawah ini disajikan

beberapa nilai L/B, L/D dan B/D dari beberapa jenis kapal perikanan jepang.

2.4 KEISTIMEWAAN / SIFAT-SIFAT KAPAL PERIKANAN

11

Page 12: Laporan Kapal Perikanan wimbo

Kapal perikanan dalam menjalankan fungsinya dikenakan dua peraturan yaitu

sebagai sarana produksi perikanan harus mematuhi peraturan-peraturan yang

mengatur tentang kapal perikanan. Dan sebagai alat perhubungan di air/laut,

mengakibatkan kapal perikanan dikenakan peraturan pelayara, keamanan/

keselamatan di air/ di laut, kesehatan dan sebagainya.

Keistimewaan kapal perikanan yang harus dimilkinya adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan olah gerak (manuveratibility)

Olah gerak kapal perikanan harus baik, gerak kapal meliputi gerak maju, gerak

mundur, belok kiri, belok kanan dan berhenti. Segala jenis kapal jika olah

geraknya buruk maka kapal tersebut tidak baik dalam menjalankan funsinya.

Sehingga dengan demikian diperlukan hal-hal sebagai berikut :

1. Kemampuan kemudi (steerability) yang baik.

2. Turning cycle yang kecil yaitu mampu mengubah arah kapal tertentu

dengan jarak yang relatif pendek.

3. Dapat dengan mudah dan cepat memperlakukan propulsion engine untuk

gerak maju atau mundur serta netral.

4. Kepastian sesuatu gerak dari kapal tersebut.

5. Keahlian pembawa kapal.

Jika olah gerak suatu kapal maka dalam pengoperasiannya tidaklah efesien

dalam menjalankan fungsinya. Sehingga kapal perikanan tersebut mengalami

kerusakan-kerusakan operasi.

12

Page 13: Laporan Kapal Perikanan wimbo

b. Layak Laut (sea wothiness)

Kapal pearaikanan dalam melakukan fungsinya harus layak laut yaitu dapat

melakukan pelayaran dengan aman secara terus menerus baik perairan pantai,

lepas pantai ataupun laut dalam. Hal ini disebabkan karena :

1. Perairan penangkapan (fishing ground) yang makin jauh, sehingga kapal-

kapal perikanan besar kemungkinan lebih banyak menjumpai topan,

pusaran arus, badai dan gelombang.

2. Untuk itu perlu dibuat kapal-kapal yang stabilitasnya baik, daya apung

(buoyancy) yang cukup, oleng (yoyang guling) dan angguk (goyang

angguk) (rolling dan pitching) sedikit mungkin

c. Luas lingkup area pelayaran

Umumnya kapal-kapal perikanan berukuran relatif lebih kecil dari kapal

jenis lainnya tetapi luas lingkup area pelayaran jauh lebih luas karena :

a. Operasinya tergantung dari gerak ikan.

b. Perairan musim ikan.

c. Perpindahan perairan penangkapan.

d. Arah ruaya gerobolan ikan.

e. Produktivitas perairan.

f. Suhu permukaan laut (SPL)

d. Konstruksi

Kapal-kapal perikanan dalam melaksanakan operasi kadang-kadang sering

berhadapan dengan berbagai peristiwa laut (topan, badai, gelombang dan

sebagainya). Karena itu kenstruksinya harus dibuat sekuat mungkin.

13

Page 14: Laporan Kapal Perikanan wimbo

Dilihat dari segi operasi penangkapan yang menghendaki agar olah gerak yang

lincah maka diperlukan tubuh kapal yang relatif ringan sehingga dikendaki

konstruksi kapal yang ringan tetapi kuat.

e. Mesin penggerak (Propursion engine)

Pada kapal perikanan dikehendaki mesin penggerak yang mempunyai tenaga

kuda (HP) besar tetapi mempunya volume yang kecil, karena luas kamar mesin

tidak terlalu lapang disebabkan ruangan lain diperlukan untuk fish hold (palka),

tempat tangki BBM dan sebagainya.

2.5 Kondisi Fisik Pulau Panjang

Pulau panjang adalah satu-satunya pulau yang berpenghuni di kabupaten

Pasaman Barat. Pulau yang memiliki luas 128,62 ha. Dengan penduduk sebanyak

981 jiwa ini tahun 2012, merupakan salah satu jorong di Nagari Air bangis,

kecamatan Sungai Beremas, Pasaman Barat.

Batas-batas wilayah Pulau Panjang yaitu

• sebelah Barat pulau ini berbatasan dengan Pulau Tamiang,

• sebelah Timur dengan perairan Teluk Airbangis,

• sebelah Utara dengan pulau Harimau,

• sebelah Selatan dengan Pulau Pigago.

Pulau Panjang hanya memiliki Satu bukit yaitu Bukit Villa yang memiliki

ketinggian sekitar 100 meter dari permukaan laut, telah disulap menjadi shelter

alam. Mayoritas penduduknya sebagai nelayan. Pulau Panjang merupakan

14

Page 15: Laporan Kapal Perikanan wimbo

sentral pembuatan kapal untuk daerah Pasaman Barat, khususnya wilayah

Airbangis.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

15

Page 16: Laporan Kapal Perikanan wimbo

3.1 HASIL PENGAMATAN

1. Kontruksi Dan Material Kapal

NO Kontruksi kapal Hasil pengukuran Jumlah

potong

Jumlah

hargaPanjang Luas

penampang

(lebar x tinggi )

1 Lunas luar 19,5 m 21 x 21 cm 1 44.000.000

2 Linggi haluan luar 6,23 m 19 x 48 1

4.000.000

3 Linggi haluan dalam 6 m 16 x 19 1 3.800.000

4 Siku-siku linggi

haluan

65 cm 15 x 15 1 150. 000

5 Linggi belakang 2,5 m 20 x 25 2 500.000

6 Balok mati 1,5 m 20 x 20 1 250.000

7 Siku-siku linggi

belakang

1,57 m 13 x 20 1 150.000

8 Linggi buritan 2,8 m 15 x 13 1 200.000

9 transom 4,55 m 40 x 4 3 2.500.000

10 Wrang 3,8 m 10 x 19 32 13.312.000

11 Gading-gading 1,7 m 10 x 12 32 13.312.000

Jarak 56 cm

jumlah 64

20.000.000

Bagian deck 3 m 9 cm x 16 cm 44

Bagian bilga 18 cm 7 cm x 15 cm 10

12 Galar

Galar balok 25 cm 7 x 14 cm 2

Galar kim 25 cm 8 x 15 cm 2

16

Page 17: Laporan Kapal Perikanan wimbo

20.000.000

Galar balok bawah 25 cm 8 x 15 cm 2

Galar balok samping 25 cm 8 x 15 cm 2

13 Lunas 1

Lunas dalam 9,8 m 15 x 12 1 1.500.000

Lunas luar 19 m 22 x 22 1

14 Pondasi mesin 5 m 20 x 20 2 1.500.000

15 Papan lambung 18 m 20 x 4 5

Papan lajur sisi atas 24 m 22 x 4 14

Papan sisi 24 m 22 x 4 24

Papan alas 24 m 22 x 4 24

45.540.000

Papan pengapit

lunas

18 m 22 x 4 2

16 Balok deck 5,5 m 9 x 19 25 4.500.000

17 Balok tiang ruang

palka

4,25 m 10 x 24 31 25.000.000

18 Tebal dinding ruang

palka

3 m 10 x 40 4 4.500.000

19 Qoaming ( papan

ambang )

4 m 10 x 25 12 5.400.000

20 Rangka anjungan 5 m 15 x 15 8

21 Dinding anjungan 4,98 m 19 x 3 50 36.000.000

22 Lantai anjungan 3,60 m 19 x 3 40

23 Papan deck 3,70 m 19 x 3 33 22.506.000

24 Carling 4 m 19 x 9

25 Finder 25 m 10 x 15 2 5.000.000

26 Dinding angin 25 m 22 x 23 4 2.400.000

Jumlah 276.020.000

17

Page 18: Laporan Kapal Perikanan wimbo

2. Mesin Kapal perikanan dan alat tangkap bagan

No Nama alat Banyak / unit Jumlah

1 Mesin lampu (robin) +

dinamo + mesin pompa

1 pasang Rp 65.000.000

2 Lampu (mercuri) 70 buah x Rp 800.000 Rp 56.000.000

3 Mesin fregear + baling-

baling

1 + 1 buah Rp 70.000.000

4 Alat tangkap 1 unit Rp 40.000.000

5 Upah pemasangan

mesin

Rp 10.000.000

6 Alat navigasi 1 pasang Rp 15.000.000

7 Surat menyurat Rp 10.000.000

8 Upah pembuatan kapal Rp 80.000.000

Jumlah Rp 348.000.000

3. Material Pemakalan :

No Nama pemakalan Banyak Jumlah (Rp)

1 Damar 40 tampin 160.000

2 Paku kayu 10 kotak x Rp 175.000 1.750.000

3 Baut 1.300 buah x Rp 7.000 9.100.000

4 Paku seng balut 15 kotak x Rp 175.000 2.625.000

5 Seng plat 6 kodi x 2.400.000 14.000.000

6 Cat 6 kaleng Rp 930.000

18

Page 19: Laporan Kapal Perikanan wimbo

155.000/pasang

7 Tali goni 20 Kg x Rp 40.000 800.000

8 Oli 1 drum 1.200.000

9 Upah tukang 10.000.000

10 Kuas 5 buah x Rp 10.000 50.000

Jumlah 40. 615.000

Total keseluruhan : Rp 700.635.000.’00

4. JUMLAH KAPAL YANG TERDAPAT DI KAWASAN PESISIR PANTAI PULAU

PANJANG

N

o

Jenis kapal /

perahu

Material Fungsi Jumlah Ket

1 Bagan berlabuh Kayu Kapal

penangkap

ikan

8 buah Sedang

berlabuh

2 Long tile Kayu Kapal

penangkap

ikan

17 buah Sedang

bersandar

3 Gill net Kayu Kapal

penangkap

ikan

4 buah Sedang

bersandar

4 Kapal

penambang

Kayu Transportasi

penyeberanga

n air bangis-

pulau panjang

14 buah Sedang

bersandar

5 Perahu Kayu 5 buah Sedang

bersandar

19

Page 20: Laporan Kapal Perikanan wimbo

6 Kapal rusak Kayu Tidak di

ketahui jenis

alat

tangkapnya

3 buah Sedang

bersandar

7 Kapal bagan Kayu Penangkap

ikan

5 buah Dalam

pembangunan

3.2 Pembahasan

Peraktek yang dilakukan di pulau panjang meliputi pengukuran panjang kapal

secara keseluruhan, panjang utama kapal, dalam dan lebar kapal. Dalam

peraktikum ini juga di bahas tentang konstruksi pembuatan bangunan kapal yang

di amati tersebut (kapal bagan). Selain itu juga penghitungan atau pengukuran

garis muat air sarat (batas air pada badan kapal di ukur).

Pembuatan kapal ini di buat secara tradisional dan turun temurun oleh

masyarakat pulau panjang (tanpa adanya pendidikan khusus dalam

pembuatannya). Bahan utama yang di gunakan dalam pembangunan kapal ini

dari bahan kayu, yang dimana kapal yang dibuat di pulau panjang menggunakan

kayu teruntum bunga (kayu api-api). Masyarakat membuat kapal hanya apabila

ada pesanan dari calon pemilik kapal. Pemesan kapal tidak hanya dari pasaman

barat saja bahkan ada yang berasal dari luar pasaman barat.

Pembuatan satu unit kapal bagan mencapai modal ± Rp 700.000.000-

900.000.000. Pembangunan kapal memakan waktu selama 5-6 bulan apabila

bahan kayu cukup dan akan memakan waktu 8-12 bulan apabila bahan kayu

tersendat. Ketahan kapal sendiri mencapai 10-15 tahun sudah termasuk

perawatan. Sedangkan kapal yang di ukur dalam praktikum ini sudah hampir

selesai (tinggal cat dan pembuatan mesin dan cadik) .

20

Page 21: Laporan Kapal Perikanan wimbo

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

21

Page 22: Laporan Kapal Perikanan wimbo

Dapat ditarik kesimpulan bahwa di pulau panjang dalam pembuatan kapal hanya

masih menggunakan cara tradisional / turunan dari orang tua, tanpa adanya

pendidikan khusus untuk pembangunan kapal ini. Untuk pembangunan kapal

membutuhkan waktu 5-6 bulan jika itu bahan bakunya lengkap dan akan

memakan waktu selama 8-12 bulan jika itu bahan baku tidak lengkap. Ketahanan

kapal mencapai 10-15 tahun (sudah termasuk perawatan). Kapal yang dibangun

di pulau panjang rata-rata kapal penangkap ikan

4.2 SARAN

- Dalam praktikum ini seharusnya tiap kelompok di dampingi oleh

asisten.

- Waktu praktikum mestinya ditambah agar pengukuran bisa lebih

efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Mahmud Lasibani, Suardi. 2004.bahan kuliah kapal perikanan. Fakultas

Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Universitas Bung Hatta. Padang.

22

Page 23: Laporan Kapal Perikanan wimbo

Undang-Undang Republik Indonesian Nomor 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan.

diunduh tanggal 29 Desember 2014.

Setianto, Indradi. 2007. Kapal Perikanan. UNDIP. Semarang

Purbayanto et al. 2004. Kajian Teknis Kemungkinan Pengalihan Pengaturan

Perijinan dari GT menjadi Volume Palka pada Kapal Ikan. Makalah

tentang “Paradigma baru pengelolaan perikanan yang bertanggungjawab

dalam rangka mewujudkan kelestarian sumberdaya dan manfaat

ekonomi maksimal” 10-11 Mei 2004.

23