laporan isolasi.doc

23
36 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroba di alam mengambil peranan yang sangat penting dan terdapat di alam dalam berbagai kondisi klimat: baik dingin, panas, basah, kering, ada udara, tidak ada udara, asin, tawar, asam, basa, bertekanan atau tidak bertekanan, simbiosis dengan host atau parasit terhadap host, dan lain sebagainya. Mikroorganisme di alam juga hampir selalu dalam keadaan tercampur. Campuran ini dapat sangat kompleks artinya banyak jenisnya atau walaupun jenisnya sedikit sifat- sifatnya berbeda. Mungkin pula terdapat perbedaan sifat khusus yang agak jauh walaupun dari sifat umumnya sama. Dalam studi dan analisis terhadap mikroba diperlukan isolasi mikroba tersebut dari lingkungannya. Teknik isolasi yang benar dan tepat perlu dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Teknik yang benar akan menjamin jenis-jenis yang tepat dan mempermudah mengidentifikasinya (Dwidjoseputro, 2005). Biakan murni diperlukan untuk mempelajari mikroorganisme di dalam laboratorium. Biakan murni adalah suatu biakan yang hanya mengandung satu spesies mikroorganisme. Sebelum menciptakan teknik pembuatan biakan murni, para ahli mikrobiologi mempelajari biakan

Upload: nishiuraholic

Post on 02-Jan-2016

100 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan isolasi

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN ISOLASI.doc

36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroba di alam mengambil peranan yang sangat penting dan terdapat di

alam dalam berbagai kondisi klimat: baik dingin, panas, basah, kering, ada udara,

tidak ada udara, asin, tawar, asam, basa, bertekanan atau tidak bertekanan,

simbiosis dengan host atau parasit terhadap host, dan lain sebagainya.

Mikroorganisme di alam juga hampir selalu dalam keadaan tercampur. Campuran

ini dapat sangat kompleks artinya banyak jenisnya atau walaupun jenisnya sedikit

sifat-sifatnya berbeda. Mungkin pula terdapat perbedaan sifat khusus yang agak

jauh walaupun dari sifat umumnya sama.

Dalam studi dan analisis terhadap mikroba diperlukan isolasi mikroba

tersebut dari lingkungannya. Teknik isolasi yang benar dan tepat perlu dilakukan

di lapangan dan di laboratorium. Teknik yang benar akan menjamin jenis-jenis

yang tepat dan mempermudah mengidentifikasinya (Dwidjoseputro, 2005).

Biakan murni diperlukan untuk mempelajari mikroorganisme di dalam

laboratorium. Biakan murni adalah suatu biakan yang hanya mengandung satu

spesies mikroorganisme. Sebelum menciptakan teknik pembuatan biakan murni,

para ahli mikrobiologi mempelajari biakan campuran. Para ahli tersebut dapat

mempelajari bentuk dan ukuran mikroorganisme dari biakan campuran tersebut,

tetapi mereka hanya mengetahui sedikit mengenai kebutuhan nutrisi atau

karakteristik pertumbuhan dari suatu spesies individual (Suriawiria, 2005).

Oleh karena itu, praktikum kali ini dilakukan agar praktikan dapat

mengetahui teknik isolasi yang benar dan tepat serta dapat mengidentifikasi

mikroba melalui morfologi koloni mikroba.

Praktikum kali ini yang dilakukan adalah isolasi dan morfologi koloni

mikroba yang berguna untuk mengetahui bagaimana cara memisahkan atau

mengambil bakteri dari sumbernya karena pada dasarnya bakteri di alam berada di

lingkungan hidupnya masing-masing. Dengan begitu apabila bakteri telah

Page 2: LAPORAN ISOLASI.doc

37

dipisahkan (diisolasi) maka dapat dengan mudah dipelajari dalam rangka

pengembangan pengetahuan.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui cara mengisolasi mikroba.

2. Mengetahui karakteristik pertumbuhan bakteri pada media NA.

3. Mengetahui teknik-teknik mengisolasi mikroba.

Page 3: LAPORAN ISOLASI.doc

38

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam alam, mikroba terdapat sebagai populasi campuran dari berbagai

jenis mikroba yang berbeda. Dengan ilmu pengetahuan tentang mikrobiologi,

maka dapat dipelajari spesies mikroba yang telah dipisahkan (diisolasi), tumbuh

dalam suatu lingkungan yang bebas dari pencemaran oleh bentuk-bentuk

kehidupan lain. Untuk mempelajari kehidupan mikroba perlu dilakukan

kulturisasi (pembiakan) dan isolasi (pemisahan) mikroba yang umumnya

membutuhkan teknik-teknik tertentu (Sutedjo, 1996).

Prinsip dari isolasi mikroba adalah mamisahkan satu jenis mikroba dengan

mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini

dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, karena dalam

media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada

tempatnya (Sutedjo, 1996).

Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang

terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi

suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan untuk melakukan pemisahan

selanjutnya (Sutedjo, 1996).

Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu

karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel

tersebut dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam

media padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya

dapat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri yang terpisah. Isolasi

mikroba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu penggoresan dan penaburan

(Sutedjo, 1996).

Untuk mempelajari sifat-sifat suatu organisme, adalah penting untuk

mempelajarinya dari biakan murni yang bebas dari semua tipe organisme lain.

Untuk melakukan ini, sel tunggal harus diisolasi dari seluruh sel lainnya yang

dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga progeni yang terkumpul juga

masih terpisah (Suriawiria, 2005).

Page 4: LAPORAN ISOLASI.doc

39

Sebelum melakukan isolasi kita harus menyusun suatu rencana kerja dan

mempersiapkan terlebih dahulu medium yang segar, serta peralatan-peralatan

gelas yang diperlukan nantinya. Suatu perencanaan yang baik sebelum melakukan

isolasi diperlukan agar tidak membuang dana, energi, dan juga waktu untuk

kegiatan tersebut (Roosheroe, 2006).

Mengisolasi fungi dari substrat berbentuk cair tentu memiliki cara yang

berbeda apabila mengisolasinya dari substrat yang padat. Semua sampel yang

digunakan harus diberi label dengan kode yang jelas, beserta dengan tanggal pada

waktu pengambilan sampel. Hal lain yang juga penting adalah mencatat faktor-

faktor lingkungan, antara lain, pH, suhu, kelembapan, salinitas, ketinggian lokasi

(keadaan cuaca cerah, mendung), juga makhluk hidup disekitar sampel

(Roosheroe, 2006).

Medium yang digunakan untuk mengisolasi fungi umumnya menggunakan

Potato Dextrose Agar (PDA), Malt Extract Agar (MEA), Czapek Dox Agar

(CDA), Carrot Agar (CA), Oat Meal Agar (OA), Dichloran Rose Bengal

Chloramphenicol Agar (DRBC), Taoge Extract 6% Sucrose Agar (TEA)

(Roosheroe, 2006).

Medium yang khusus mempunyai komposisi yang khusus pula sesuai dengan

fungi yang nantinya akan diisolasi. Terdapat medium yang bisa dibuat sendiri dan

dan ada medium sudah tersedia secara komersil. Medium yang digunakan untuk

fungi xerofilik dari ligkungan yang sangat kering, seperti yang berasal dari species

Eurotium herbariorum dianjurkan menggunakan medium Dichloran 18%

Glycerol (DG18). Medium yang digunakan untuk fungi yang tumbuh di

lingkungan yang sangat asam, seperti terdapat dalam acar misalnya, maka

medium yang dianjurkan adalah dengan menggunakan medium Acetic Dichloran

Yeast Sucrose Agar (ADYESA). Medium yang digunakan untuk bahan-bahan

yang mempunyai memiliki kadar protein yang tinggi seperti keju, daging, dan

kacang-kacangan dianjurkan menggunakan medium Dichloran Creatine Sucrose

Bromocresole Agar (DCSBA) (Roosheroe, 2006).

Pengalaman telah membuktikan bahwa keberhasilan dalam mengisolasi yang

dilakukan dengan cara modifikasi cukup baik. Faktor yang sangat menentukan

Page 5: LAPORAN ISOLASI.doc

40

keberhasilan pada waktu mengisolasi fungi adalah medium isolasi dan juga suhu

yang tepat pada saat proses inkubasi (Roosheroe, 2006).

Yang disebut sebagai sifat-sifat suatu koloni ialah sifat-sifat yang ada

sangkut-pautnya dengan bentuk, susunan, permukaan, pengkilatan, dan lain

sebagainya sifat-sifat suatu koloni ini dapat dilakukan dengan pandangan biasa

tanpa menggunakan alat bantu, misalnya mikroskop: pengamatan seperti ini

disebut dengan pengamatan mikroskopi. Supaya sifat-sifat tersebut tampak

dengan jelas, maka bakteri perlu ditumbuhkan pada medium yang padat

(Dwidjoseputro, 2005).

Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan

medium ialah:

Besar kecilnya koloni

Ada koloni yang hanya serupa suatu titik, ada pula yang melebar sampai

menutup permukaan medium.

Bentuk

Ada koloni yang berbentuk bulat, ada yang memanjang. Ada yang tepinya rata,

ada yang tepinya tidak rata.

Kenaikan permukaaan

Ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada pula koloni yang

timbul, yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium.

Halus-kasarnya permukaan

Ada koloni yang permukaannya halus saja, ada yang permukaannya kasar,

tidak rata.

Wajah permukaan

Ada koloni yang permukaanya mengkilat, ada koloni yang permukaanya

suram.

Warna

Kebanyakan kolon bakteri itu berwarna keputihan atau kekuning-kuningan,

akan tetapi ada juga koloni yang kemerah-merahan, coklat, jingga, biru, hijau,

ungu.

Page 6: LAPORAN ISOLASI.doc

41

Kepekatan

Ada koloni yang lunak seperti lendir, ada juga koloni yang lunak seperti

mentega, ada koloni yang keras, dan ada koloni yang kering.

Sifat-sifat khusus suatu koloni yang terdapat dalam medium yang berbentuk

padat, antara lain: (agar-agar lempengan, agar-agar miring, dan tusukan gelatin).

Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan, dan

tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik, bulat, berbenang, tak teratur,

serupa akar, serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar,

timbul melengkung, timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang

berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berenang-

renang, ada yang keriting.

Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring

Sifat-sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni, dan sifat-sifat ini berkisar

dan dinyatakan dengan kata-kata seperti serupa pedang, serupa duri, serupa

tasbih, serupa titik-titik, serupa batang, dan serupa akar.

Sifat-sifat koloni tusukan dalam gelatin

Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin, ada juga bakteri yang tidak

mampu mengencerkan gelatin. Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga

berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni bakteri yang tidak dapat mengencerkan

gelatin itu berbeda-beda satu sama lain, demikian pula bentuk-bentuk koloni

yang memiliki kemampuan mengencerkan gelatin. Dapat berupa pedang,

serupa tasbih, bertonjol-tonjol, berjontot, serupa batang. Jika bakteri yang

memiliki kemampuan mengencerkan gelatin, dapat serupa kawah, dan serupa

corong.

Medium cair pada dasarnya dapat diperoleh dengan cara tidak mencampurkan

agar-agar atau gelatin kepadanya. Di dalam medium cair, bakteri akan ketahuan

sikapnya terhadap udara. Demikian pula sifat-sifat koloninya akan kelihatan

berbeda-beda. Permukaan medium dapat memperlihatkan adanya serabut, cincin,

langit-langit, atau selaput (Dwidjoseputro, 2005).

Bentuk, susunan, dan sifat media ditentukan oleh senyawa penyusun media,

presentase campuran, dan tujuan penggunaan.

Page 7: LAPORAN ISOLASI.doc

42

1. Bentuk

Ditentukan oleh ada tidaknya zat pemadat, dan dikenal 3 media:

a. Media padat

Jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis atau

kelompok mikroba yang dipelihara. Ada yang mempertahankan kadar air

tinggi.

b. Media cair

Kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat. Umunya

dipergunakan untuk pembiakan mikro alga tetapi juga mikroba lain,

terutama bakteri.

c. Media semi padat atau semi cair

Kalau penambahan zat pemadat hanya 50% atau kurang dari yang

seharusnya. Ini umumnya dipergunakan untuk pertumbuhan mikroba yang

banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif.

2. Susunan

Sesuai dengan fungsi fisiologis dan masing-masing komponen yang

terdapat di dalam media, maka susunan media mempunyai kesamaan isi, yaitu:

kandungan air; kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan

senyawa lain yang mengandung nitrogen; kandungan sumber energi baik

sumber energi yang berasal dari karbohidrat, lemak, protein, dan senyawa-

senyawa lain; ion-ion, baik sebagai unsur makro atau pun sebagai unsur mikro;

faktor pertumbuhan, umumnya vitamin dan asam amino.

3. Sifat

Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan untuk

perkembangbiakan mikroba, tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain, misalnya saja

dalam rangka isolasi, seleksi, evaluasi, dan diferensiasi biakan yang

didapatkan. Artinya penggunaan beberapa jenis zat tertentu yang mana

memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan mikroba dan juga

perkembangbiakannya, hanya dilakukan dan dipergunakan, sehingga tiap-tiap

media mempunyai sifat (spesifikasi) tersendiri sesuai dengan maksudnya

(Suriawiria, 2005).

Page 8: LAPORAN ISOLASI.doc

43

BAB III

METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mikrobiologi mengenai Isolasi dan Morfologi Koloni Mikroba

dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Oktober 2011 pukul 15.00-17.00 WITA dan

dilanjutkan pada hari Jumat, 14 Oktober 2011 pukul 11.00-13.00 WITA

bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan

Pada praktikum kali ini alat-alat yang digunakan adalah beacker glass,

laminar air flow kabinet, cawan petri, blue tip, mikro pipet, rak tabung reaksi,

tabung reaksi, labu erlenmeyer, vorteks, lampu bunsen, korek api, aluminium foil,

kertas label, botol semprot, kain hitam, dan inkubator.

Bahan-bahan yang digunakan adalah tissue, alkohol, Natrium Agar (NA),

Potato Dextrose Agar (PDA), NaCl 0,9%, dan es kelapa, serta ketombe.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Bakteri

1. Disterilkan tangan dengan disemprotkan alkohol 70%.

2. Dimasukkan 1 ml sampel menggunakan blue tip kedalam NaCl 0,9%

lalu ditutup menggunakan aluminium foil.

3. Dihomogenkan dengan vorteks.

4. Diambil larutan yang sudah divorteks sebanyak 1 ml menggunakan blue

tip.

5. Dimasukkan ke dalam cawan petri dan ditambah media NA1 lalu

dihomogenkan.

6. Diambil lagi larutan hasil vorteks sebanyak 1 ml ke dalam cawan petri

yang lain, lalu ditambahkan media NA2 hingga menutupi dasar cawan

petri dan dihomogenkan.

Page 9: LAPORAN ISOLASI.doc

44

7. Dimasukkan cawan petri ke dalam inkubator selama 24 jam dengan

suhu 37C.

8. Diamati.

3.3.2 Jamur

1. Disterilkan tangan yang ingin digunakan untuk menggosok kulit kepala

dengan alkohol 70%.

2. Dioleskan jari yang sudah disterilkan ke kulit kepala yang berketombe

lalu desentuhkan ke cawan petri yang berisi PDA (dilakukan sebanyak

2 kali pada cawan petri berisi media PDA yang lain).

3. Dimasukkan kedua cawan petri ke dalam inkubator dengan suhu 30C

selama 48 jam.

4. Diamati.

BAB IV

Page 10: LAPORAN ISOLASI.doc

45

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel Hasil Pengamatan Isolasi dan Morfologi Mikroba

No. Gambar Keterangan

1. NA1 a. SP1

Form : Filamentous

Margin : Filamentous

Elevation: Flat

Warna : Krem

b. SP2

Form : Circular

Margin : Undulate (wavy)

Elevation: Flat

Warna : Transparan

c. SP3

Form : Circular

Margin : Entire (even)

Elevation: Flat

Warna : Putih susu

d. SP4

Form : Punctiform

Margin : Entire (even)

Elevation: Flat

Warna : Putih susu

NA2 a. SP1

Form : Punctiform

Margin : Entire (even)

Elevation: Flat

Warna : Putih susu

b. SP2

Page 11: LAPORAN ISOLASI.doc

46

Form : Circular

Margin : Entire (even)

Elevation: Flat

Warna : Putih susu

c. SP3

Form : Circular

Margin : Undulate (wavy)

Elevation: Flat

Warna : Transparan

3. PDA1 Tidak ada yang tumbuh

4. PDA2 Tidak ada yang tumbuh

4.2 Pembahasan

Terdapat beberapa faktor kesalahan dalam proses praktikum kali ini yang

menyebabkan hasil isolasi menjadi kurang maksimal, yaitu:

Tangan yang belum disterilkan dengan menggunakan alkohol dapat membuat

media, sampel, dan alat yang digunakan terkontaminasi.

Berbicara pada saat pengenceran dan penanaman, karena udara bisa membawa

mikroba masuk ke dalam media.

Page 12: LAPORAN ISOLASI.doc

47

Membuka cawan petri (seluruhnya) pada saat memasukkan media.

Media PDA yang diletakkan kurang dari 48 jam dapat menyebabkan jamur

tidak tumbuh.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap media NA pada

pengenceran 1 didapatkan 4 spesies bakteri, yaitu pada spesies 1 bentuk koloni

(form) adalah filamentous, tepi koloni (margin) adalah filamentous, kontur

permukaan koloni (elevation) adalah flat, dan warnanya krem. Pada spesies kedua

diperoleh bentuk koloni (form) adalah circular, tepi koloni (margin) adalah

undulate (wavy), kontur permukaan koloni (elevation) adalah flat, dan mempunyai

warna transparan. Pada spesies ketiga didapatkan bentuk koloni (form) adalah

circular, tepi koloni (margin) adalah entire (even), kontur permukaan koloni

(elevation) adalah flat, dan species tersebut memiliki warna putih susu. Pada

spesies keempat didapatkan bentuk koloni (form) adalah punctiform, tepi koloni

(margin) adalah berupa entire (even), kontur permukaan (elevation) adalah flat,

dan pada spesies ini memiliki warna putih susu.

Untuk hasil pengamatan yang diperoleh dalam media NA pada pengenceran 2

didapatkan 3 spesies bakteri, yaitu pada spesies pertama didapatkan bentuk koloni

(form) adalah punctiform, tepi koloni (margin) adalah berupa entire (even), kontur

permukaan koloni (elevation) adalah berupa flat, dan memiliki warna putih susu.

Pada spesies kedua didapatkan bentuk koloni (form) adalah circular, tepi koloni

(margin) adalah berupa entire (even), kontur permukaan koloni (elevation) adalah

dalam bentuk flat, dan memiliki warna putih susu. Sedangkan pada species

terakhir didapatkan bentuk koloni (form) adalah bentuk circular, tepi koloni

(margin) terdapat dalam bentuk undulate (wavy), kontur permukaan koloni

(elevation) adalah berupa flat, dan memiliki warna transparan.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terhadap media PDA1, tidak

diperoleh atau terdapat satu pun jenis jamur yang seharusnya tumbuh. Begitu pula

hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap media PDA2, tidakdiperoleh atau

terdapat satu pun jenis/spesies jamur yang juga seharusnya tumbuh.

Pada praktikum kali ini digunakan metode pour plate. Metode ini dilakukan

dengan menginokulasikan sejumlah bakteri ke dasar cawan baru kemudian

Page 13: LAPORAN ISOLASI.doc

48

medium agar cair dimasukkan dan dibiarkan memadat. Metode ini cocok

digunakan apabila kita ingin menguji apakah suatu koloni bakteri merupakan

bakteri yang aerobik, anaerobik fakultatif, ataukah anaerob obligat. Pengujian ini

dapat terjadi karena hasil akhir metode pour plate adalah berupa pertumbuhan

bakteri pada dasar medium, tengah medium, dan pada permukaan medium.

Bakteri yang terdapat pada dasar medium mungkin adalah bakteri anaerob obligat,

sedangkan bakteri yang tumbuh pada bagian tengah medium adalah bakteri

anaerob fakultatif, dan bakteri yang tumbuh pada permukaan adalah bakteri aerob

walaupun perlu pengkajian lebih lanjut mengenai hal ini. Kekurangan metode ini

adalah sulit menentukan kontaminan dan kerapatan mikroba karena jarak antar

koloni terlalu rapat (Narulita, 2010).

Metode totol adalah salah satu teknik di dalam menumbuhkan

mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri

atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Bedanya dengan

puor plate adalah, pencampuran stok kultur baktei dilakukan setelah media agar

memadat sedangkan pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair

(belum memadat). Kelebikan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh

dapat tersebar merata pada bagian permukaan media agar (Kutankrobek, 2009).

Pada praktikum kali ini digunakan NaCl 0,9% yaitu untuk menjaga tekanan

osmotik pada bakteri. Seandainya lebih atau kurang dari 0,9% kemungkinan

bakteri akan mengalami hipertonis atau hipotonis.

Pengenceran berfungsi untuk mengurangi jumlah mikroba yang ada dalam

sampel, sehingga hanya mikroba-mikroba tertentu saja yang hidup dan

berkembang biak pada media. Sehingga bakteri lebih mudah diamati. Penentuan

besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah

mikroba dalam sampel.

Dalam proses menghomogenkan membentuk angka 8 agar larutan atau

campuran dan koloni dapat tercampur dan menyebar merata.

BAB V

PENUTUP

Page 14: LAPORAN ISOLASI.doc

49

5.1 Kesimpulan

Isolasi mikroba dilakukan dengan cara mengencerkan sumber isolat ke

dalam NaCl 0,9%, lalu sekitar 1ml sampel dituangkan ke cawan petri dan

dilanjutkan dengan menuangkan media agar lalu dihomogenkan dan

dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam dengan suhu 37C.

Pada media NA1 terdapat 4 species mikroba. Spesies pertama bentuknya

filamentous, tepinya filamentous, kontur permukaannya flat, dan warnanya

krem. Spesies kedua bentuknya circular, tepinya undulate (wavy), kontur

permukaannya flat, dan warnanya transparan. Spesies ketiga bentuknya

circular, tepinya entire (even), kontur permukaannya flat, dan warnanya

putih susu. Spesies keempat bentuknya punctiform, tepinya entire (even),

kontur permukaannya flat, dan warnanya putih susu. Untuk NA2 terdapat 3

spesies mikroba. Spesies pertama bentuknya punctiform, tepinya entire

(even), kontur permukaannya flat, dan warnanya putih susu. Spesies kedua

bentuknya circular, tepinya entire (even), kontur permukaannya flat, dan

warnanya putih susu. Spesies ketiga bentuknya circular, tepinya undulate

(wavy), kontur permukaannya flat, dan warnanya transparan.

Teknik dalam mengisolasi mikroba adalah:

Isolasi pada agar, mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh

individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya.

Isolasi pada medium cair, pada saat mikroorganisme tidak dapat

tumbuh pada agar, tetapi dapat tumbuh pada kultur cair.

Isolasi sel tunggal, untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran

besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar atau medium cair.

5.2 Saran

Sebaiknya media hidup mikroba yang dijadikan sampel lebih beragam seperti

makanan opor, nasi kuning, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: LAPORAN ISOLASI.doc

50

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Penerbit Djambatan: Jakarta

Kutankrobek. 2009. Praktikum Mikrobiologi Umum Teknik Isolasi dan Transfer Kultur.http://kutankrobek.wordpress.com/2009/01/20/praktikum - mikrobiologi-umum-teknik-isolasi-dan-transfer-kultur/. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2011 di Samarinda pukul 00.53 WITA

Narulita, R. 2010. Teknik Isolasi Bakteri. www.scribd.com/doc/36404715/isolasi. Diakses pada tanggal 17 oktober 2011 di Samarinda pukul 22.40 WITA

Roosheroe, I. G. 2006. Mikrobiologi Dasar dan Terapan. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta

Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Yogyakarta

Sutedjo, M. M. 1996. Mikrobiologi Tanah. PT. Rineka Cipta: Jakarta