laporan genjer
DESCRIPTION
pengujian antimikrobaTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari pada daratan. Oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta keragaman jasad–jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk dinamika kehidupan di laut yang saling berkesinambungan.
Pada tahun belakangan ini, perhatian terhadap biota laut semakin meningkat dengan munculnya kesadaran dan minat setiap lapisan masyarakat akan pentingnya lautan. Laut sebagai penyedia sumber daya alam yang produktif baik sebagai sumber pangan, tambang mineral dan energi, media komunikasi maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Karena itu wilayah pesisir dan lautan merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhan di masa mendatang. Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan adalah lamun, dimana secara ekologis lamun mempunyai beberapa fungsi penting di daerah pesisir.
Genjer merupakan bagian dari beberapa ekosistem dari perairan perlu dilestarikan karena memberikan kontribusi pada peningkatan hasil perikanan dan pada sektor lainya seperti bioteknologi dengan menggunakan metode ekstraksi. Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian khusus seperti halnya ekosistem lainnya dalam wilayah pesisir untuk mempertahankan kelestariannya melalui pengelolaan secara terpadu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Genjer (Limnocharis flava) merupakan tumbuhan darat liar sama seperti kangkung,
semanggi dan bopong yang termasuk pada jenis yang sama, tapi genjer hanya akan tumbuh
subur di lahan yang banyak tergenang air. Tumbuh di lembah sungai, genjer juga mudah
ditemui pada lapisan tanah gembur dan lapisan lumpur yang tergenang air dangkal. Selain itu
lahan persawahan yang digenangi air setelah masa panen atau disela tanaman padi yang
masih muda (Maria 2001). Tanaman genjer yang sering disebut sebagai tanaman terna ini
berasal dari daerah tropis Amerika, tetapi terdapat juga tumbuh liar di daerah panas lain.
Pemanfaatan tanaman genjer sering dijadikan sebagai bahan masakan untuk sayuran,
seperti pada daunnya. Pada bunga genjer muda juga enak dijadikan masakan. Genjer cocok
diolah menjadi tumisan, lalap, pecel, campuran gado-gado atau dibuat sayur bobor. Biasanya
tanaman genjer (Limnocharis flava) ditemukan bersama-sama dengan eceng gondok.
Berikut adalah klasifikasi tanaman genjer menurut plantamor.com (2008) adalah:
Kingdom : PlantaeDivisi : MagnoliophytaKelas : LiliopsidaOrdo : AlismatalesFamili : Limnocharitaceae Genus : LimnocharisSpesies : Limnocharis flava
Genjer merupakan tumbuhan rawa yang berakar dalam tanah, bergetah dan
menghasilkan tanaman baru dengan membengkokkan tangkai bunga kemudian terbentuk akar
pada ujungnya. Tanaman ini berumur lebih dari satu tahun atau karena pengeringan periodik
tempat tumbuhnya berumur satu tahun, tumbuh luas merumpun. Secara morfologi, tanaman
genjer memiliki panjang daun 7,5 – 27 cm, berwarna hijau muda, bentuk bulat telur dengan
tangkai daun yang panjang, tebal, bersisi tiga dan sisi belakang ujung daun berpori air dengan
tepi warna keunguan. Bunga genjer majemuk dengan berbentuk payung, agak lunak, tebal
dengan tungkai bungai yang panjang (Nisma dan Arman 2008).
Tanaman genjer (Limocharis flava) merupakan tanaman yang mempunyai daun yang
termasuk kategori daun lengkap. Daun genjer mempunyai ketiga bagian-bagian daun itu. Jadi
berdasarkan kelengkapan daun, tanaman genjer ini termasuk pada daun lengkap. Pada
tanaman ini tidak ditemukan daun tambahan, dan jumlah helaian daun tanaman ini termasuk
pada kategori daun tunggal (folium simplex) (Nisma dan Arman 2008).
Berdasarkan susunan tulang daun, tanaman genjer memiliki tulang daun yang
melengkung yaitu daun yang susunan tulang daunnya melengkung. Bagian daun terlebar pada
genjer terletak pada bagian tengah helaian daun. Ujung distal helai daun (apex) meruncing
(acuminatus). Tunggal, roset akar, bertangkai persegi, lunak, panjang 15-25 cm, helai daun
lonjong, ujung meruncing pangkal tumpul, tepj rata, panjang 5-50 cm, lebar 4 25 cm,
pertulangan sejajar, hijau. Berdasarkan sifat batang genjer termasuk pada batang basah
(herba), karena batang ini biasanya mengandung air, tidak berkayu dan berwarna hijau.
Batang tanaman genjer berbentuk bundar (globosus). Arah batang di atas tanah genjer
memiliki batang yang tegak (erectus) dengan berarah tegak lurus ke atas. Apabila dilihat
tanaman ini mempunyai akar serabut. Akar lembaga dari tanaman ini dalam perkembangan
selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan
semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar ini karena bukan berasal dari calon akar
yang asli yang dinamakan akar liar, bentuknya seperti serabut, oleh karena itu dinamakan
akar serabut (radix adventicia).
Pemanfaatan tanaman genjer (Limnocharis flava) dilakukan terhadap daun muda dengan
petiole dan buah yang belum terbuka yang dimakan sebagai sayuran, di Indonesia terutama di
Jawa Barat, Malaysia, dan Thailand. Tanaman ini biasanya tidak dimakan mentah tetapi
dipanaskan di atas api atau dimasak untuk waktu yang singkat. Pengolahan genjer sebagai
penambah nafsu makan adalah dengan pengukusan genjer segar hingga setengah matang
yang dikonsumsi sebagai lalapan. Daun dan bunga genjer berkhasiat sebagai penambah nafsu
makan. Daun dan bunga genjer banyakmengandungkardenolin,flavonoid, dan polifenol.
Selain disayur, genjer juga digunakan sebagai pakan makanan ternak, batang genjer dicacah
menjadi bagian kecil-kecil, kemudian dicampur dengan bekatul atau dedak.
BAB III
METODE KERJA
Alat dan Bahan
Petri disk Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet pump Bunsen Erlenmeyer Laminary flow Jarum ose Plate count agar Sampel genjer hasil ekstraksi metanol Bakteri E. Coli Bakteri Vibrio parahemolyticus Bakteri Seratia marcescens
Cara Kerja
Uji anti mikroba
Metode difusi sumur, pengujian aktivitas anti mikroba mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh shan et.al.(2007). Tujuan tahap ini adalah mengetahui aktivitas antimikroba dari ekstrak genjer terhadap E.Coli, Vibrio parahae molyticus dan seratia marcessens. Masing masing ektrak genjer dilarutkan di dalam metanol. Sebagai media pertumbuhan digunakan media PCA sebanyak 10 ml yang di campurkan bakteri tersebut. Kemudian dibuat 2 sumur dengan menggunakan tabung durham, 1 dengan metanol, lalu 1 lagi dengan ektrak genjer. Setelah itu lakukan inkubasi, cawan diinkubasi dengan posisi tidak terbalik pada suhu 37oC selama 24 jam. Aktivitas penghambatan dihitung berdasarkan diameter penghambatan terhadap bakteri uji yang membentuk zona bening dan di ukur menggunakan penggaris.
Zona penghambatan yang diukur adalah diameter zona bening dikurangi dengan diameter sumur. Semakin lebar diameter penghambatan, maka aktivitas senyawaantimikroba semakin besar. Ekstrak yang menunjukan aktivitas penghambatan terkuat akadipilih untuk tahap penilitian selanjutnya.
10 ml PCA
Diinokulasi dengan bakteri uji berkisar 105 CFU/ml
Dibuat sumur dengan menggunakan tabung durham
a = metanol
b = ekstrak genjer
diinkubasi suhu 37oC selama 24 jam
diukur diameter penghambatan dengan penggaris
M EG
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN