laporan fitokimiapektinfix

17
HASIL LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA Tujuan : Untuk Mengisolasi Pektin Dari Buah Apel AlatdanBahan : Alat: beaker glass gelas ukur pipet tetes penangas air sendok pengaduk corong buchner klem + holder corong kaca erlenmeyer tabung reaksi kain katun tipis oven kertas saring cawan porselen Bahan: Air Etanol kieselguhr larutan asam sitrat pH 3 NaoH 2N HCl 3N Apel hijau Metode Kerja : 1

Upload: yosepha-hutauruk

Post on 17-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

HASIL LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

Tujuan:Untuk Mengisolasi Pektin Dari Buah Apel AlatdanBahan :Alat: 1

beaker glass gelas ukur pipet tetes penangas air sendok pengaduk corong buchner klem + holder corong kaca erlenmeyer tabung reaksi kain katun tipis oven kertas saring cawan porselen

Bahan: Air Etanol kieselguhr larutan asam sitrat pH 3 NaoH 2N HCl 3N Apel hijau

Metode Kerja :

IDENTIFIKASI PEKTIN (DEPKES RI, 1995)

Pektin 1g

Larutan(+) 9 ml airPanaskan ditangas uapI

(+) air lagiDipanaskan ditangas uapdidinginkan

Terbentuk gel kaku

Larutan(+) 100 ml air (1:100 air)Pektin 1gII

Ambil 20 ml larutan, masukkan beaker(+) etanol pa 20 ml

Terbentuk endapan bening seperti gelatin

Terbentuk gel/semigel(+) air 100 ml (1:100 air)LarutanPektin 1gIII

(+) 5 ml NaOH 2 N Biarkan pada suhu kamar selama 15 menit

Gel (no. III)IV

Terbentuk endapan seperti gelatin, tidak berwarna dan ruah. Menjadi putih, bergumpal bila dididihkan(+) Asam kloridaKocok

HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

a. PROSEDUR ISOLASI PEKTIN

Pada praktikum apel dipotong kecil kemudian ditimbang sebanyak 500 gram. Pemotongan bertujuan untuk memperbesar luas permukaan apel yang akan kontak dengan pelarut sehingga diharapkan dengan demikian zat yang akan di isolasi nantinya akan semakin banyak. Kemudian ditambahkan asam sitrat dengan pH = 3 dan dilakukan pemanasan dengan suhu antara 85-90oC. Pektin merupakan senyawa polisakarida kompleks yang mengandung residu -D-galakturonat dengan ikatan -1,4. Pektin merupakan asam pektinat dengan kandungan metil ester dan derajat netralisasi yang berbeda-beda dimana asam pektinat merupakan asam poligalakturonat yang bersifat koloid dan mengandung sejumlah metil ester. Peranan asam dalam ekstraksi pektin adalah untuk memisahkan ion polivalen, memutus ikatan antara asam pektinat dengan selulosa, menghidrolisa protopektin menjadi molekul yang lebih kecil dan menghidrolisa gugus metil ester pektin.

Gambar 1. Struktur dari Pektin

Pada kondisi asam, ikatan glikosidik gugus metil ester dari pektin cenderung terhidrolisis menghasilkan asam galakturonat. Suhu yang tinggi selama ekstraksi dapat meningkatkan rendemen pektin. Suhu yang agak tinggi akan membantu difusi pelarut ke dalam jaringan tanaman dan dapat meningkatkan aktivitas pelarut dalam menghidrolisis pektin yang umumnya terdapat di dalam sel primer tanaman, khususnya pada lamella tengah. Namun, apabila suhu dan waktu ekstraksi terlalu tinggi akan menyebabkan perusakan terhadap pektin. Kemudian dilakukan penyaringan dengan kain tipis sehingga diperoleh ampas dan hasil saringan I.Ampas kemudian ditambahkan asam sitrat dengan pH 3 dan dipanaskan juga untuk mendapatkan sisa pektin yang masih tertinggal kemudian disaring sehingga diperoleh hasil saringan II. Hasil saringan I dan II kemudian digabung dan ditambahkan Kieselguhr sebanyak 100 gram dan diaduk homogen. Ekstrak pektin harus dipisahkan dari residu padatan se-efisien mungkin untuk menghindari terjadinya kehilangan ekstrak. Namun seringkali step ini sulit dilakukan karena pektin memiliki karakteristik yaitu meningkatkan konssentrasi sehingga proses pemurnian dipermudah dengan penambahan Kieselguhr untuk mengendapkan. Penambahan Kieselguhr untuk membantu penyaringan karena Kieselguhr mempunyai porositas yang tinggi dan luas permukaan yang besar. Kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan corong Buchner. Kemudian hasil saringan ditambahkan etanol hingga konsentrasi 55-56%. Dimana konsep perhitungan sebagai berikut :

Hasil saringan yang diperoleh = 575 ml (air)Konsentrasi etanol tersedia = 95%Konsentrasi yang hendak dibuat = 60%

V1 x C1 = V2 x C2Dengan V2 adalah (V1 + air)V1 x 95% = (V1 + 575) x 60%95 V1 = 60 V1 + 3450035 V1 = 34500V1 = 985,7 ml dibulatkan menjadi 986 ml

Oleh karena itu untuk mendapatkan konsentrasi 60% maka ditambahkan etanol 986 ml. Kemudian disaring dan larutan induk dibuang. Dari hasil saringan diperoleh pektin. Pektin dicuci kembali dengan alkohol 15 x 50 ml. Penambahan etanol bertujuan untuk salting out atau proses pengusiran garam. Kemudian dilakukan pengeringan dengan menggunakan oven suhu 105oC selama 1 jam dan diperoleh pektin murni kemudian ditimbang. Dari 500 gram apel diperoleh 4,4363 gram pektin.

Gambar 2. Serbuk Pektin yang hendak diidentifikasi.

b. Prosedur Identifikasi PektinIdentifikasi organoleptis yang dilakukan pada pektin meliputi bentuk, warna, dan bau. Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV disebutkan bahwa organoleptis pektin adalah serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan dan hampir tidak berbau serta mempunyai rasa musilago. Berdasarkan penelitian organoleptis pektin yang diperoleh sesuai yaitu berupa serbuk kasar, perwarna putih kekuningan dan tidak berbau.Kemudian dilakukan identifikasi pektin sesuai dengan ketentuan yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi IV. Identifikasi 1 dengan cara pektin sebanyak 1 gram dipanaskan dengan 9 ml air di atas tangas uap hingga terbentuk larutan, ganti air yang hilang karena penguapan terbentuk gel yang kaku pada pendinginan. Berdasarkan hasil praktikum terbentuk hasil gel kaku (positif). Pembentukan gel disebabkan oleh ikatan hidrogen antara gugus karboksil bebas pada molekul pektin dan juga antara gugus hidroksil molekul lainnya serta ikatan hidroksil antara molekul pektin dan molekul air. Identifikasi 2 dengan cara larutan pektin (1 dalam 100) ditambah etanol P volume sama terbentuk endapan bening seperti gelatin (perbedaan dari kebanyakan gom). Dari hasil praktikum didapatkan hasil terjadi endapan saat penambahan air namun tidak terjadi pengendapan saat penambahan etanol. (hasil negatif) Identifikasi 3 dengan cara larutan pektin (1 dalam 100) 5 ml ditambahkan NaOH 2N dibiarkan pada suhu kamar selama 15 menit terbentuk gel atau semi gel (perbedaan dari tragakan) dari hasil praktikum terbentu semigel (postif). Identifikasi 4 dengan cara gel hasil pengujian terdahulu diasamkan dengan asam klorida 3N dikocok : terbentuk endapan putih seperti gelatin, tidak berwarna dan ruah yang akan menjadi putih dan bergumpal bila didihkan. Hasil yang terjadi adalah terjadi endapan dengan penambahan HCl tapi tidak menggumpal ketika dididihkan. (Positif)

Gel yang kaku

Gambar 3. Gambar Terbentuknya Gel yang KakuPektin ditambahkan air dan dipanaskan di atas penangas air dan kemudian didinginkan. Hasil yang didapatkan adalah positif pektin karena terbentuknya gel yang kaku

Sifat penting pektin adalah kemampuannya membentuk gel. Pektin metoksil tinggi membentuk gel dengan gula dan asam, yaitu dengan konsentrasi gula 58-75% dan pH 2,8-3,5. Pembentukan gel terjadi melalui ikatan hidrogen di antara gugus karboksil bebas dan di antara gugus hidroksil. Pada kondisi netral atau sedikit molekul pektin yang mengalami sedikit dispersi asam, sebagian besar gugus karboksil yang tidak teresterifikasi muncul sebagai garam yang terionisasi sebagian.

Gambar 4. Gambar Endapan yang Terbentuk.Larutan pektin yang ditambahkan etanol dengan jumlah yang sama akan terbentuk endapan bening seperti gelatin. Hasil yang didapatkan adalah tidak terbentuk endapan bening.

Gugus yang mengalami ionisasi memproduksi muatan negatif pada molekul yang akan berikatan dengan gugus hidroksi sehingga akan menarik lapisan air. Gaya yang terjadi pada gugus-gugus ini cukup untuk mencegah terbentuknya ikatan pektin. Sehingga ketika asam ditambahkan, maka ion karboksil akan diubah ke bentuk tidak terion. Penurunan jumlah muatan negatif tidak hanya menurunkan penarikan antara molekul air dan pektin tapi juga mengurangi daya tolak menolak antara molekul pektin. Sehingga penambahan gula akan menurunkan hidrasi pektin dengan berkompetisi dengan air. Kondisi ini yang akan mengurangi kemampuan pektin untu berada dalam bentuk terdispersi sehingga ketika terjadi pendinginan maka ketidakstabilan dispersi dari pektin terhidrasi akan membentuk gel.

Endapan

Kesimpulan Pektin hasil isolasi dari buah apel sudah sesuai dengan ketentuan identifikasi pektin yang dikeluarkan oleh Depkes RI yakni :1. Dapat membentuk gel yang kaku dengan penambahan air dan dipanaskan.2. Dengan penambahan basa (NaOH) dan dibiarkan pada suhu kamar akan terbentuk gel atau semigel yang membedakan dengan kebanyakan tragakan.3. Dengan penambahan asam (HCl) dan pengocokan akan terbentuk endapan seperti gelatin dan akan mengumpal jika dididihkan. Walaupun ada 3 ketentuan yang sudah terpenuhi, masih ada 1 ketentuan yang belum terpenuhi yakni dengan penambahan etanol dalam jumlah yang sama tidak terbentuk endapan bening seperti gelatin.

Pektin bermetoksil rendah tidak mampu membentuk gel dengan asam dan gula tetapimembentuk gel dengan adanya ion-ion kalsium (Caplin 2004). Mekanismenya adalah adanya hubungan yang terjadi antara molekul pektin yang berdekatan dengan kation divalen membentuk struktur tiga dimensi melalui pembentukan garam dengan gugus karboksilpektin. Pektin bersifat asam dan koloidnya bermuatan negatif karena adanya guguskarboksil bebas.Larutan 1% pektin yang tidak ternetralkan akan memberikan pH 2,7-3,0.Larutan pektin stabil pada pH 2,0-4,0. Pada pH lebih dari 4,0 atau kurang dari 2,0, viskositas dan kekuatan gelnya akan berkurang karena terjadi depolimerisasi rantai pektin. Pektin dapat mengalami saponifikasidan degradasi melalui reaksi -eliminasi pada kondisi basa.

KESIMPULAN

Pektin hasil isolasi dari buah apel sudah sesuai dengan ketentuan identifikasi pektin yang dikeluarkan oleh Depkes RI yakni :1. Dapat membentuk gel yang kaku dengan penambahan air dan dipanaskan.2. Dengan penambahan basa (NaOH) dan dibiarkan pada suhu kamar akan terbentuk gel atau semigel yang membedakan dengan kebanyakan tragakan.3. Dengan penambahan asam (HCl) dan pengocokan akan terbentuk endapan seperti gelatin dan akan mengumpal jika dididihkan. Walaupun ada 3 ketentuan yang sudah terpenuhi, masih ada 1 ketentuan yang belum terpenuhi yakni dengan penambahan etanol dalam jumlah yang sama tidak terbentuk endapan bening seperti gelatin.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV.Pembuatan dan Pencirian Pektin Asetat [diakses dari http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/10058/G06ofa-5_BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf;jsessionid=C0C95F2B7A49805686270C54841DB8BE?sequence=9]Riyani, Dien. 1997. Isolasi Dan Uji Kualitas Isolat Pektin Dari Buah Apel (Malus Sylvestris Mill) Varietas Manalagi, Rome Beauty Dan Princess Noble. Surabaya: Fakultas Farmasi UBAYASriamonsark, P. Chemistry of Pectin and Its Pharmaceutical Use : A Review. [diakses dari http://www.journal.su.ac.th/index.php/suij/article/viewFile/48/48]