laporan fisiologi harvard step test

Upload: michael-sihombing

Post on 07-Apr-2018

265 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    1/25

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    2/25

    Pada setiap tingkatan ini dihasilkan energi berupa ATP dan hidrogen.

    Hidrogen yang berenergi bergabung dengan akseptor hidrogen untuk dibawa ke

    transfer elektron ; energinya dilepaskan dan hidrogen diterima oleh O2

    menjadi H2O.

    Di dalam proses respirasi dihasilkan senyawa antara CO2 yang merupakan

    bahan dasar proses anabolisme.

    Di dalam respirasi sel bahan dasarnya adalah gula heksosa. Pembakaran

    tersebut memerlukan oksigen bebas, sehingga reaksi keseluruhan dapat ditulis

    sebagai berikut.

    C6H12O6 + 6CO2 6CO2 + 6H2O + 675 kal

    Dalam respirasi aerob, gula heksosa mengalami pembongkaran dengan

    proses yang sangat panjang. Pertama kali glukosa sebagai bahan dasar mengalami

    fosforilasi, yaitu proses penambahan fosfat kepada molekul-molekul glukosa

    hingga menjadi fruktosa-1,6-difosfat. Pada fosforilasi, ATP dan ADP memegang

    peranan penting sebagai pengisi fosfat.

    Adapun pengubahan fruktosa-1,6-difosfat hingga akhirnya menjadi CO2

    dan H2O dapat dibagi menjadi empat tahap, yaitu glikolisis, reaksi antara

    (dekarboksilasi oksidatif), siklus krebs, dan transfer elektron.

    1. Glikolisis

    Glikolisis adalah reaksi pengubahan molekul glukosa menjadi asam

    piruvat dengan menghasilkan NADH dan ATP. Sifat-sifat glikolisis adalah:

    a. dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob.

    b. dalam glikolisis terdapat reaksi enzimatis dan ATP serta ADP.c. ATP dan ADP berperan dalam pemindahan fosfat dari molekul satu ke

    molekul

    lainnya.

    2

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    3/25

    Glukosa sebagai substrat dalam respirasi aerob (maupun anaerob) dieroleh dari

    hasil fotosintesis. Diawali dengan penambahan satu fosfat oleh ATPO terhadap

    glukosa, sehingga terbentuk glukosa-6 fosfat dan ATP menyusut menjadi ADP.

    Peristiwa ini disebut fosforilasi yang berlangsung dengan bantuan enzim

    heksokinase dan ion Mg2+.

    3

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    4/25

    Hasil akhir dari fosforilasi berupa fruktosa-1,6-difosfat yang memiliki 6

    buah atom C diubah menjadi 3-difosfogliseraldehida (dengan tiga buah atom C)

    dan dihidroksi aseton fosfat. Pembongkaran ini dibantu enzim aldolase.

    Dihidroksi aseton fosfat kemudian menjadi 3-fosfogliseraldehida juga dengan

    bantuan enzim fosfitriosaisomerase.

    Selanjutnya fosfogliserida bersenyawa dengan suatu asam fosfat (H3PO4)

    dan berubah menjadi 1,3 difosfogliseraldehida. 1,3 difosfogliseraldehida berubah

    menjadi asam 1,3-difosfogliserat dengan bantuan enzim dehidrogenase. Peristiwa

    ini terjadi karena adanya penambahan H2.

    Dengan bantuan enzim transfosforilase fosfogliserat serta ion ion Mg2+ ,

    asam 1,3 difosfogliserat kehilangan satu fosfat sehingga berubah menjadi asam 3-

    fosfogliserat yang kemudian berubah menjadi asam 2-fosfogliserat karena

    pengaruh enzim fosfogliseromutase.

    Dengan pertolongan enzim enolase dan ion-ion Mg2+, maka asam 2-

    fosfogliserat melepaskan H2O dan menjadi asam 2-fosfoenolpiruvat. Perubahan

    terakhir dalam glikolisis adalah pelepasan satu fosfat dari asam 2-fosfoenolpiruvat

    menjadi asam piruvat. Enzim transfosforilase fosfopiruvat dan ion-ion Mg2+

    membantu proses ini sedang ADP meningkat menjadi ATP.

    2. Dekarboksilasi Oksidatif

    Setelah proses glikolisis tejadi reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif),

    yaitu pengubahan asam piruvat menjadi 2 asetil koA sambil mengahsilkan CO2

    dan 2 NADH2.

    Perubahan asam piruvat menjadi 2 asetil koA merupakan persimpangan

    jalan untuk menuju berbagai biosintesis yang lain . aesetil koA yang terbentukkemudian memasuki siklus Krebs.

    3. Siklus Krebs (siklus asam sitrat)

    Pada siklus Krebs ini (terjadi di dalam mitokondria) asetil koA diubah

    menjadi koA. Asetil ko A bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam

    4

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    5/25

    sitrat. koA dilepaskan sehingga memungkinkan untuk mengambil fragmen 2 C

    lain dari asam piruvat.

    Pembentukan asam sitrat terjadi di awal siklus Krebs, sememntara itu sisa

    dua C dari glukosa dilepaskan sebagai CO2. selama terjadi pembentukan-

    pembentukan, energi yang dibutuhkan dilepaskan untuk memnggabungkan fosfat

    dengan ADP membentuk ATP.

    Pada siklus krebs, pemecahan rantai karbon pada glukosa selesai. Jadi,

    sebagai hasil dari glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs adalah

    pemecahan satu molekul glukosa 6 karbon menjadi 6 molekul 1 karbon, selain itu

    juga dihasilkan 2 molekul ATP dari glukolisis dan 2 ATP lagi dari siklus krebs.

    Perlu diingat bahwa tiap-tiap proses melepaskan atom hidrogen yang ditranspor

    ke sistem transpor elektron oleh molekul pembawa.

    4. sistem Transpor elektron

    Pada sistem transpor elektron terjadi pengepakan ebergi menjadi ATP.

    Reaksi ini terjadi di dalam membran dalam mitokondria, hidrogen dari siklus

    5

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    6/25

    krebs yang tergabung delam FADH2 dan NADH diubah menjadi elektron dan

    proton. Pada sistem ini, oksigen adalah reseptor elektron terakhir. Setelah

    menerima elektron, O2 akan bereaksi dengan H+ membentuk H2O. Pada sistem ini

    dihasilkan 34 ATP.

    Jadi total energi yang dihasilkan dari respirasi seluler adalah sebagai

    berikut:

    Glikolisis 2NADH2 = 6 ATP 2 ATP

    Reaksi antara 2NADH2 = 6 ATP

    Siklus Krebs 6NADH2 = 18 ATP 2 ATP

    2 FADH2 = 4 ATP

    ------------------------ --------

    34 ATP 4 ATP

    5. Respirasi aerob dan anaerob

    Respirasi aerob adalah suatu pernapasan yang membutuhkan oksigen dari

    udara. Respirasi anaerob dapat pula disebut fermentasi atau respirasi intramolekul.

    Tujuan fermentasi sama dengan respirasi aerob, yaitu mendapatkan energi. Hanya

    saja energi yang dihasilkan jauh lebih sedikit dari respirasi aerob.

    Respirasi aerob:

    C6H12O6 6CO2 + 6 H2O + 675 kal + 38 ATP

    Respirasi anaerob:C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 21 kal + 2 ATP

    Pada respirasi aerob maupun anaerob, asam piruvat hasil glikolisis

    merupakan substrat.

    a) asam piruvat dalam respirasi anaerob

    6

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    7/25

    b) asam piruvat dalam respirasi aerob

    pembongkaran sempurna terjadi pada oksidasi asam piruvatdalam respirasi

    aerob. Dari proses ini dihasilkan CO2 dan H2O serta energi yang lebih banyak,

    yaitu 38 ATP.

    Energi anerobik versus energi aerobik

    Energi anaerobik berati energi yang dapat dihasilkan dari makanan tanpa

    disertai pemakaian oksigen; energi aerobik berarti energi yang dapat dihasilkan

    dari makanan hanya dengan metabolisme oksidatif. Karbohidart, leak, dan protein

    semuanya dapat dioksidasi untuk meneyebabkan sintesis ATP. Akan tetapikarbohidar merupakan satu-satunya amakan bermakna yang dapat dipakai untuk

    menghasilkan energi tanpa pemakaian oksigen; pelepasan energi ini tejadi selama

    pemecahan glikolitik glukosa atau glikogen membentuk asam piruvat. Untuk tiap

    mol yang dirubah menjadi asam piruvat, terbentuk 2 mol ATP. Penyebab

    perbedaan ini adalah bahwa glukosa bebas yang memasuki sel harus difosforilasi

    dengan menggunakan 1 mol ATP sebelum glukosa tersebut mulai dipecahkan; hal

    ini tidak berlaku bagi glukosa yang berasal dari glikogen, sebab glukosa tersebut

    7

    Pengubahan asam piruvat menjadi etanol:

    Karboksilase piruvat

    CH3-CO-COOH CH3-CHO + CO2-

    (asam piruvat) (asetaldehida)

    Alkohol

    dehidrogenase +

    NADH2

    CH3-CH2-OH + NAD + energi

    (etanol)

    Pengubahan asam piruvat menjadi asam susu ( asam laktat)

    CH3-CO-COOH + NADH2 CH3-CHOH-

    COOH + NAD + energi(asam piruvat) (asam laktat)

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    8/25

    berasal dari glikogen yang sudah berada dalam keadaan fosforilasi tanpa

    penambahan pemakaian ATP. Dengan demikian sumber yang paling baik dalam

    keadaan anaerobik adalah glikogen ynag disimpan sel.

    Penggunaan energi anerobik selama kerja berat yang tiba-tiba terutama didapat

    dari glikolisis.

    Otot rangka dapat melakkan kerja yang sangat kuat selama beberap detik tetapi

    kurang mampu melakukan kerja yang lama. Sebagian besar energi ekstra yang

    dibutuhkan selama kerja yang kuat tidak didapatkan dari proses oksidatif biasa

    karena proses tersebut terlalu lambat untuk memberikan respons. Sebaliknya,

    energi ekstra berasal dari sumber anaerobik: (1) ATP yang telah tersedia di dalam

    sel otot, (2) fosfokreatin di dalam sel, (3) energi anaerobik yang dilepaskan oleh

    pemecahan glikolitik dari glikogen menjadi asam laktat.

    Jumlah ATP maksimum dalam otot hanya kira-kira 5 mmol/L cairan intrasel, dan

    jumlah ini dapat mempertahankan kontraksi otot maksimum selama tidak lebih

    dari satu detik. Jumlah fosfokraetin di dalam sel adalah tiga sampai delapan kali

    jumlah ATP ini, tetapi bahkan dengan menggunakan semua foafokreatin,

    kontraksi maksimum masih dapat dipertahankan hanya selama 5 sampai 10 detik.

    8

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    9/25

    Pelepasan energi oleh glikolisis dapat terjadi lebih cepat daripada pelepasan

    energi oksidatif. Akibatnya, sebagian energi ekstra yang dibutuhkan selama kerja

    yang hebat selama lebih dari 5 sampai 10 detik etrtapi kurang dari 1 sampai 2

    menit didapatkan dari glikolisis anaerob. Akibatnya kandungan glikogen otot

    selama kerja yang hebat akan berkurang, sedangkan konsentrasi asam laktat

    dalam darah meningkat. Setelah kerja selesai, metabolisme oksidatif dipakai

    untuk mengubah kembali kira-kira 4/5 asam laktat menjadi glukosa, sedangkan

    sisanya menjadi asam piruvat dan dipecah serta dioksidasi dalam siklus asam

    sitrat. Pengubahan kembali menjadi glukosa teutama tejadi di sel hati, dan glukosa

    kemudian ditranspor ke dalam darah kembali ke otot, tempat glukosa tersebut

    disimpan sekali lagi dalam bentuk glikogen.

    Aliran Darah Otot Rangka dan pengaturannya selama kerja fisik

    a) Kecepatan aliran darah yang melalui otot

    Selama istirahat, rata-rata aliran darah yang melalui otot rangka antara 3

    sampai 4 ml/menit/100 gram otot.

    Aliran darah meningkat dan menurun setiap kali otot berkontraksi. Pada

    akhir kontraksi, aliran darah tetap tinggi selama beberapa detik tapi kemudian

    kembali normal setelah beberapa menit berikutnya.

    Penyebab berkurangnya aliran darah selama fase kontraksi otot saat kerja

    fisik adalah tertekannya pembuluh darah oleh otot yang berkontraksi. Selama

    kontraksi tetanik yang kuat, yang menyebabkan penekanan menetap pada

    pembulu darah, aliran darah dapat hampir berhenti, tetapi hal ini juga

    menyebabkan melemahnya kontraksi dengan cepat.

    Selama istirahat, aliran darah di beberapa kapiler otot hanya sedikit atautidak ada sama sekali. Namun selama kerja fisik yang berat, seluruh kapiler

    terbuka. Terbukanya kapiler yang dorman ini mengurangi jarak difusi oksigen dan

    zat makanan lainnya dari kapiler ke serabut-serabut otot yang berkontraksi dan

    kadang-kadang menyebabkan perluasan daerah permukaan kapiler, tempat

    oksigen dan zat makanan berdifusi dai darah, sebesar dua samapai tiga kali lipat.

    b) Pengaturan aliran darah yang melewati otot rangka

    9

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    10/25

    Peningkatan hebat aliran darah di otot yang terjadi selama aktivitas otot

    rangka terutama disebabkan oleh pengaruh kimiawi yang bekerja secara langsung

    pada arteriol otot untuk menyebabkan dilatasi. Salah satu faktor kimia yang paling

    penting adalah berkurangnya oksigen di jaringan otot. Jadi, selama aktivitasnya,

    otot menggunakan oksigen dengan cepat sehingga menurunkan konsentrasi

    oksigen dalam cairan jaringan. Hal ini selanjutnya menyebabkan vasodilatasi

    arteriol lokal karena dinding arteriol tidak dapat mempertahankan konsentrasinya

    pada keadaan tidak ada oksigen dan karena kekurangan oksigen menyebabkan

    pelepasan berbagai zat vasodilator. Zat vasodilator yang paling penting adalah

    adenosin, namun penelitian telah menunjukkan bahwa bahkan bila sejumlah besar

    adenosin diinfus secara langsung ke dalam arteri otot, tidak dapat menyebabkan

    dilatasi yang bertahan lama dalam otot rangka selama lebih dari sekitar 2 jam.

    Untungnya, bahkan sesudah pembuluh darah otot menjadi tidak peka lagi

    terhadap pengaruh vasodilator dari adenosin, faktor vasodilator lainnya tetap terus

    mempertahankan peningkatan aliran darah kapiler slelama kerja fisik masih

    berlangsung. Faktor-faktor ini adalah ion kalium, Adenosin Trifosfat (ATP), asam

    laktat, dan karbondioksida.

    BAB II

    10

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    11/25

    ISI

    PRAKTIKUM FISIOLOGIKELELAHAN OTOT SYARAF PADA MANUSIA

    Tujuan.

    1. Mengamati gambaran otot yang memperlihatkan kerja steady dan kerja dengan

    kelelahan

    2. Mendemonstrasikan pengaruh gangguan peredaraan darah terhadap keja otot-

    otot jari

    Alat:

    Handgrip dynamometer

    MetronomSfigmomanometer

    Sebelum melakukan praktikum,peserta harus menjawab pertanyaan berikut:

    1. Sebutkan otot-otot (nama latin) yang berperan dalam gerak fleksi jari-jari

    tangan!

    Otot-otot yang berperan dalam gerak fleksi jari-jari tangan.

    a. m. flexor carpii radialis et ulnaris

    b. m. flexor digitorum superficialis et profundus

    c. m. flexor pollicis longus et brevis

    d. m. flexor digiti minimi brevise. m. palmaris longus

    f. m. adductor pollicis

    g. m. adductor digiti minimi

    h. Mm. lumbricales I-IV

    i. Mm. interossei palmares I-III

    j. Mm. interossei dorsales I-IV

    11

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    12/25

    2. Dimana lokasi meraba A. Radialis?

    Lokasi meraba A. Radialis.

    Di lateral tendo musculi flexor carpii radialis

    3. Terangkan dengan singkat mekanisme terjadinya kontraksi!

    Mekanisme timbul dan berakhirnya kontraksi otot.

    a. Suatu potensial aksi berjalan di sepanjang sebuah saraf motorik sampai

    ke ujungnya pada serat otot.

    b. Pada setiap ujung, saraf menyekresi substansi neurotransmiter, yaitu

    asetilkolin, dalam jumlah sedikit.

    12

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    13/25

    c. Asetilkolin bekerja pada area setempat pada membran serat otot untuk

    membuka banyak saluran bergerbang asetilkolin melalui molekul-

    molekul protein dalam membran serat otot.

    d. Terbukanya saluran asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion

    Natrium untuk mengalir ke bagian dalam membran serat otot pada titikterminal saraf. Peristiwa ini akan menimbulkan suatu potensial aksi

    dalam serat otot.

    e. Potensial aksi akan berjalan di sepanjang membran serat otot, dan juga

    berjalan secara dalam di dalam serat otot, pada tempat di mana

    potensial aksi menyababkan retikulum sarkoplasma melepaskan

    sejumlah ion kalsium, yang telah disempan di dalam retikulum, ke

    dalam miofibril.

    f. Ion-ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara filamen aktin

    dan miosin, yang menyebabkannya bergerak bersama-sama, dan

    menghasilkan proses kontraksi.

    g. Setelah kurang dari satu detik, ion kalsium dipompa kembali ke dalamretikulum sarkoplasma, tempat ion-ion ini disimpan sebagai potensial

    aksi otot yang baru datang lagi; pengeluaran ion kalsium dari miofibril

    akan menyebabkan kontraksi otot terhenti.

    4. Sebutkan dan terangkan dengan singkat 3 mekanisme pembentukan ATP!

    3 Mekanisme pembentukan ATP.

    5. Apa yang dimaksud dengan iskemik?

    Iskemik adalah defisiensi darah pada suatu bagian, akibat kontriksi

    fungsional atau obstruksi aktual pembuluh darah.

    6. Apa yang terjadi bila jaringan mengalami iskemik? Mengapa demikian?

    13

    Energi

    Untuk

    Kontraksi

    otot

    1. Fosfokreatinin Kreatin + PO3

    2. Glikogen Asam laktat

    3. Glukosa

    FA

    AA

    + O2

    C02

    + H2

    O

    +

    Ureum

    ATP

    ATP

    ATP

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    14/25

    Bila jaringan mengalami iskemik, maka jaringan akan mengakami

    hipoksia karena suplai oksigen yang dibawa oleh darah tidak adekuat.

    Karena jaringan secara kontinu membutuhkan suplai oksigen dan nutrisi

    yang dibawa oleh darah, bila iskemik berlangsung dalam durasi lama,

    maka jaringan tersebut akan mengalami penurunan produksi ATP dankerusakan mitokondria yang dapat mengakibatkan kematian sel (nekrosis).

    Metode

    A. KONDISI STEADY STATE / PEMULIHAN SEGERA PADA

    KERJA OTOT FREKUENSI RENDAH

    Cara kerja :

    1. Naracoba meletakan lengan bawah di atas meja dengan siku fleksi, tangan

    memegang bola karet

    2. Metronom dipasang dengan ketukan 60x /rmenit

    3. Pada ketukan keempat tangan meremas bola karet. Perhatikan angka pada

    Dynamometer dan catat kemudian kembalikan angka Dynamometer ke

    angka 0. Lakukan meremas bola karet setiap ketukan ke 4 sebanyak 15x.

    4. Catat setiap angka pada Dynamometer pada tabel dibawah ini. Kemudian

    buat grafiknya.

    Hasil Percobaan :

    Nama

    ProbandusRemasan ke-

    Angka pada Dynamometer

    Kanan Kiri

    Fahrizal 1 0,6 0,5

    2 0,5 0,8

    3 0,5 0,7

    4 0,6 0,8

    5 0,6 0,8

    6 0,5 0,87 0,7 0,8

    8 0,7 0,9

    9 0,7 0,8

    10 0,7 0,85

    11 0,7 0,9

    12 0,8 0,9

    13 0,8 0,9

    14 0,9 0,9

    15 0,85 0,9

    14

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    15/25

    00.1

    0.20.3

    0.40.50.6

    0.7

    0.80.9

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    Tangan kaTangan kir

    Nama

    ProbandusRemasan ke-

    Angka pada Dynamometer

    Kanan Kiri

    Rahman

    1 0,6 0,852 0,55 0,75

    3 0,65 0,95

    4 0,75 0,85

    5 0,7 0,9

    6 0,6 0,85

    7 0,7 0,7

    8 0,55 0,7

    9 0,65 0,9

    10 0,55 0,8

    11 0,5 0,8

    12 0,7 0,9

    13 0,65 0,75

    14 0,6 0,9

    15 0,65 0,8

    00.1

    0.20.30.4

    0.5

    0.60.7

    0.80.9

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    Tangan ka

    Tangan kir

    Nama

    Probandus Remasan ke-Angka pada Dynamometer

    Kanan Kiri

    15

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    16/25

    Ibrahim

    1 0,55 0,5

    2 0,5 0,5

    3 0,55 0,6

    4 0,55 0,5

    5 0,5 0,456 0,55 0,45

    7 0,5 0,5

    8 0,5 0,45

    9 0,5 0,45

    10 0,7 0,6

    11 0,6 0,5

    12 0,7 0,5

    13 0,6 0,45

    14 0,8 0,45

    15 0,8 0,45

    00.1

    0.20.3

    0.40.5

    0.60.7

    0.80.9

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    Tangan ka

    Tangan kir

    Nama Remasan ke-Angka pada Dynamometer

    Kanan Kiri

    Rian

    1 0,9 0,8

    2 0,95 0,9

    3 0,9 0,94 0,9 0,95

    5 0,9 0,95

    6 0,85 0,95

    7 0,9 0,9

    8 0,9 0,9

    9 0,85 0,9

    10 0,9 0,9

    11 0,8 0,9

    12 0,8 0,9

    13 0,85 0,9

    14 0,85 0,9

    16

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    17/25

    15 0,85 0,85

    00.1

    0.20.3

    0.40.50.60.7

    0.80.9

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    Tangan ka

    Tangan kir

    Nama

    Probandus

    Remasan ke-Angka pada Dynamometer

    Kanan Kiri

    Bram

    1 0,6 0,65

    2 0,55 0,6

    3 0,6 0,55

    4 0,6 0,55

    5 0,7 0,6

    6 0,6 0,6

    7 0,65 0,7

    8 0,7 0,7

    9 0,4 0,7

    10 0,6 0,7

    11 0,6 0,6

    12 0,7 0,7

    13 0,7 0,7

    14 0,65 0,65

    15 0,7 0,6

    00.1

    0.20.3

    0.40.5

    0.60.7

    0.80.9

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    Tangan ka

    Tangan kir

    NamaRemasan

    ke-

    Angka pada Dynamometer

    Kanan Kiri

    Rizki 1 0,45 0,5

    17

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    18/25

    2 0,55 0,5

    3 0,5 0,4

    4 0,5 0,5

    5 0,5 0,45

    6 0,55 0,47 0,55 0,5

    8 0,55 0,5

    9 0,55 0,5

    10 0,65 0,5

    11 0,55 0,5

    12 0,6 0,4

    13 0,6 0,5

    14 0,55 0,5

    15 0,5 0,5

    00.1

    0.20.3

    0.40.5

    0.60.7

    0.80.9

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    Tangan ka

    Tangan kir

    Nama Remasan ke-Angka pada Dynamometer

    Kanan Kiri

    Sardimon

    1 0,65 0,6

    2 0,6 0,6

    3 0,55 0,5

    4 0,7 0,5

    5 0,65 0,456 0,55 0,5

    7 0,65 0,55

    8 0,65 0,5

    9 0,6 0,5

    10 0,6 0,5

    11 0,55 0,45

    12 0,5 0,4

    13 0,4 0,4

    14 0,5 0,45

    15 0,55 0,5

    18

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    19/25

    00.1

    0.20.30.40.5

    0.60.7

    0.80.9

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    Tangan ka

    Tangan kir

    B. PENGARUH GANGGUAN PEREDARAN DARAH TERHADAP

    KERJA OTOT-OTOT JARI

    Cara kerja :

    1. Pasang manset pada lengan kanan naracoba dan letakkan lengan dalam

    keadaan fleksi di atas meja, tangan meremas bola karet handgrip

    dynamometer.

    2. Pasang metronom dengan ketukan 60x/menit.

    3. Lakukan sama seperti percobaan A sampai 15x tarikan.

    4. Pada tarikan ke 13, lakukan oklusi arteri dengan memompakan manset

    sampai arteri radialis tidak teraba lagi. Kemudian kunci klep karet manset.

    5. Terus lakukan tarikan dalam keadaan oklusi setiap 4 detik sampai

    naracoba merasa tidak sanggup lagi (kelelahan total). Catat setiap angka

    pada dynamometer setiap kali remasan

    6. Setelah tercapai kelelahan total, buka klep karet manset. Dan teruskan

    remasan bola karet handgrip dynamometer setiap 4 detik sampai kakuatan

    naracoba kembali normal, catat setiap angka pada dynamometer setiap kali

    remasan.

    7. Buat grafik angka-angka tersebut.

    19

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    20/25

    Hasil Percobaan :

    Nama Remasan Preoklusi Oklusi Postoklusi

    Fahrizal

    1 0,7 0,55 0,52 0,7 0,55 0,55

    3 0,7 0,5 0,55

    4 0,65 0,5 0,5

    5 0,7 0,55 0,55

    6 0,7 0,6 0,55

    7 0,65 0,55 0,5

    8 0,65 0,55 0,55

    9 0,6 0,55 0,6

    10 0,6 0,4 0,5

    11 0,6 0,512 0,6 0,5

    13 0,6 0,4

    14 0,6 0,5

    15 0,55 0,5

    16 0,5

    17 0,5

    18

    19

    20

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

    Preokl

    Oklusi

    Postokl

    Nama Remasan Preoklusi Oklusi Postoklusi

    20

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    21/25

    Rahman

    1 0,8 0,75 0,6

    2 0,8 0,75 0,65

    3 0,8 0,75 0,65

    4 0,8 0,75 0,65

    5 0,8 0,7 0,656 0,8 0,75 0,65

    7 0,8 0,75 0,6

    8 0,8 0,7 0,6

    9 0,8 0,7 0,55

    10 0,8 0,6 0,6

    11 0,75 0,6

    12 0,8 0,6

    13 0,8 0,55

    14 0,75 0,5

    15 0,7 0,616 0,5

    17 0,6

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

    Preokl

    Oklusi

    Postokl

    Nama Remasan Preoklusi Oklusi Postoklusi

    Ibrahim 1 0,65 0,55 0,52 0,7 0,55 0,5

    3 0,75 0,6 0,45

    4 0,7 0,6 0,4

    5 0,7 0,55 0,33

    6 0,7 0,55 0,45

    7 0,7 0,35 0,35

    8 0,7 0,45 0,4

    9 0,7 0,5 0,45

    10 0,68 0,45 0,45

    11 0,7 0,5

    12 0,7 0,5

    21

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    22/25

    13 0,6 0,5

    14 0,65 0,5

    15 0,6 0,45

    16 0,45

    1718

    19

    20

    0

    0.1

    0.20.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

    Preokl

    Oklusi

    Postokl

    Nama Remasan Preoklusi Oklusi Postoklusi

    Rian

    1 0,8 0,8 0,65

    2 0,9 0,8 0,65

    3 0,85 0,8 0,7

    4 0,75 0,8 0,7

    5 0,85 0,7 0,65

    6 0,85 0,75 0,75

    7 0,85 0,8 0,75

    8 0,8 0,75 0,75

    9 0,85 0,75 0,710 0,8 0,75 0,75

    11 0,85 0,7

    12 0,85 0,75

    13 0,85 0,6

    14 0,7 0,6

    15 0,8 0,7

    16 0,8

    17 0,7

    18

    19

    22

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    23/25

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

    Preokl

    Oklusi

    Postokl

    Nama Remasan Preoklusi Oklusi Postoklusi

    Bram

    1 0,6 0,6 0,52 0,5 0,6 0,5

    3 0,5 0,5 0,55

    4 0,6 0,55 0,45

    5 0,6 0,45 0,55

    6 0,5 0,5 0,6

    7 0,7 0,4 0,7

    8 0,7 0,4 0,7

    9 0,7 0,4 0,65

    10 0,7 0,35 0,7

    11 0,7 0,4

    12 0,8 0,513 0,8 0,4

    14 0,9 0,35

    15 0,85 0,35

    16 0,4

    17 0,4

    18 0,3

    19

    20

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

    Preokl

    Oklusi

    Postokl

    23

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    24/25

    Nama Remasan Preoklusi Oklusi Postoklusi

    Rizki

    1 0,6 0,55 0,3

    2 0,55 0,55 0,3

    3 0,5 0,5 0,4

    4 0,5 0,4 0,4

    5 0,55 0,5 0,3

    6 0,55 0,45 0,3

    7 0,55 0,45 0,3

    8 0,5 0,45 0,35

    9 0,5 0,45 0,35

    10 0,5 0,45 0,35

    11 0,45 0,45

    12 0,5 0,45

    13 0,5 0,45

    14 0,55 0,4

    15 0,55 0,4

    16 0,4

    17 0,35

    18 0,35

    19 0,35

    20 0,35

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    Preokl

    Oklusi

    Postokl

    Nama Remasan Preoklusi Oklusi Postoklusi

    Sardimon 1 0,65 0,55 0,4

    2 0,6 0,5 0,4

    3 0,55 0,5 0,45

    4 0,7 0,6 0,5

    5 0,65 0,5 0,6

    6 0,55 0,4 0,55

    24

  • 8/6/2019 Laporan Fisiologi Harvard Step Test

    25/25

    7 0,65 0,45 0,6

    8 0,65 0,4 0,5

    9 0,6 0,5 0,45

    10 0,6 0,4 0,5

    11 0,55 0,4512 0,5 0,45

    13 0,4 0,45

    14 0,5 0,45

    15 0,55 0,3

    16

    27

    18

    19

    20

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

    Preokl

    Oklusi

    Postokl

    DAFTAR PUSTAKA

    Poedjiadi, Anna. 2007.Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press

    Slide dr. Liniyanti D. Oswari, IT Biological Oxydation, Blok VI FK Universitas

    Sriwijaya

    Sobotta. 2006.Atlas Anatomi Manusia, Edisi 21 Jilid I, disunting oleh R. Putz dan

    R. Pabst. Jakarta: EGC

    25