laporan fisiologi
TRANSCRIPT
![Page 1: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/1.jpg)
1. HUKUM POISEUILLE
1. Tujuan Percobaan1. Memahami karakteristik aliran fluida.2. Mengukur debit aliran fluida yang melewati pipa dengan diameter serta variabel
yang berbeda-beda.
2. Alat-alat Percobaan1. Tabung gelas yang panjangnya 80 cm2. Statif untuk menjepit tabung agar berdiri vertikal3. Gelas ukur4. Stopwatch5. Aerometer dengan daerah ukur sampai 1,1 g/cm36. Pipa karet7. Spluit (alat suntik)8. Larutan NaCl
3. Teori Dasar
Mengingat sifat umum efek kekentalan, bahwa kecepatan fluida kental yang
mengalir melalui pipa tidak sama di seluruh titik penampang lintangnya. Lapisan paling
luar fluida melekat pada dinding pipa dan kecepatannya nol. Dinding pipa “menahan”
gerak lapisan paling luar tersebut dan lapisan menahan pula lapisan berikutnya, begitu
seterusnya. Asal kecepatan tieak terlalu besar, aliran akan laminer, dengan kecepatn
paling besar di bagian tengah pipa, lalu berangsur kecil sampai menjadi nol pada dinding
pipa.
Misalnya dalam sepotong pipa yang radius dalamnya R dan panjangnya L
mengalir fluida yang viskositasnya η secara laminer (gambar 1). Sebuah silinder kecil
beradius r berada dalam kesetimbangan (bergerak dengan kecepatan konstan) disebabkan
gaya dorong yang timbul akibat perbedaan tekanan antara ujung-ujung silinder itu serta
gaya kekentalan yang menahan pada permukaan luar. Gaya dorong ini adalah
(p1-p2)π r2 (1)
![Page 2: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/2.jpg)
Menggunakan persamaan umum untuk mencari koefisien viskositas, maka gaya
kekentalan adalah
(p1-p2)π r² = -η x rL x dv/dr (2)
di mana dv/dr ialah gradien kecepatan pada jarak radial r dari sumbu. Tanda (-) negatif
diberikan karena v berkurang bila r bertambah. Dengan menjabarkan gaya-gaya dan
mengintegrasikannya akan diperoleh persamaan parabola. Garis lengkung pada Gambar
1(b) adalah grafik persamaan ini. Panjang anak-anak panah sebanding dengan kecepatan
di posisi masing-masingnya. Gradien kecepatan untuk r sembarang merupakan
kemiringan garis lengkung ini yang diukur terhadap sebuah sumbu vertikel. Kita katakan
bahwa aliran ini mempunyai profil kecepatan parabola.
Gambar2. Menghitung debit aliran Q melalui rumus piseuille dengan :
a. Panjang pipa sama, tekanan berbedab. Panjang pipa berbeda, tekanan samac. Panjang pipa sama, viskositas berbedad. Panjang pipa sama, diameter berbeda
![Page 3: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/3.jpg)
Untuk menghitung debit aliran Q, atau volume fluida yang melewati sembarang
penampang pipa per satuan waktu. Volume fluida dV yang melewati ujung-ujung unsur
ini waktu dt ialah v dA dt, di mana v adalah kecepatan pada radius r dan dA ialah luas
yang diarsir sama dengan 2π r dr. Dengan mengambil rumusan v dari persamaan (2)
kemudian mengintegrasikan seluruh elemen antara r = 0 dan r = R, dan membagi dengan
dt, maka diperoleh debit aliran Q sebagai berikut:
(3)
Rumus ini pertama kali dirumuskan oleh Poiseuille dan dinamakan hukum
Poiseuille. Kecepatan aliran volume atau debit aliran berbanding terbalik dengan
viskositas, dan berbanding lurus dengan radius pipa pangkat empat.
Apabila kecepatan suatu fluida yang mengalir dalam sebuah pipa melampaui
harga kritis tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat fluida dan pada radius pipa), maka
sifat aliran menjadi sangat rumit. Di dalam lapisan sangat tipis sekali yang bersebelahan
dengan dinding pipa, disebut lapisan batas, alirannya masih laminer. Kecepatan aliran di
dalam lapisan batas pada dinding pipa adalah nol dan semakin bertambah besar secara
uniform di dalam lapisan itu. Sifat-sifat lapisan batas sangat penting sekali dalam
menentukan tahanan terhadap aliran, dan dalam menentukan perpindahan panas ke atau
dari fluida yang sedang bergerak itu.
Di luar lapisan batas, gerak fluida sangat tidak teratur. Di dalam fluida timbul arus
pusar setempat yang memperbesar tahanan terhadap aliran. Aliran semacam ini disebut
aliran yang turbulen. Percobaan menunjukkan bahwa ada kombinasi empat faktor yang
menentukan apakah aliran fluida melalui pipa bersifat laminer atau turbulen. Kombinasi
ini dikenal sebagai bilangan Reynold, NR, dan didefenisikan sebagai :
NR= ρvD❑ (4)
Q=π r 4 ( P1 - P2 )
8η L
![Page 4: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/4.jpg)
dimana ρ ialah rapat massa fluida, v ialah kecepatan aliran rata-rata, η ialah viskositas,
dan D ialah diameter pipa. Kecepatan rata-rata adalah kecepatan uniform melalui
penampang lintang yang menimbulkan kecepatan pengosongan yang sama. Bilangan
Reynold ialah besaran yang tidak berdimensi dan besar angkanya adalah sama dalam
setiap sistem satuan tertentu. Tiap percobaan menunjukkan bahwa apabila bilangan
Reynold lebih kecil dari kira-kira 2000, aliran akan laminer, dan jika lebih dari kira-kira
3000, aliran akan turbulen. Dalam daerah transisi antara 2000 dan 3000, aliran tidak
stabil dan dapat berubah dari laminer menjadi turbulen atau sebaliknya.
4. Prosedur PercobaanA. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda.
1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara vertikel pada statif yang tersedia.
2. Tutplah kran pada kedua pipa yang panjang sama dengan ketinggian berbeda kemudian isilah air sampai batas yang ditentukan.
3. Taruhlah gelas ukur pada ujung kedua pipa untuk menampung air yang keluar.4. Hidupkan pompa air, buka kran pada kedua pipa dan tekan stopwatch selama 15
detik secara serentak dan bersama-sama.5. Hitunglah volume air yang ditampung dalam kedua gelas ukur tersebut.6. Ulangi percobaan no.4 dan no.5 sebanyak 5 kali.
B. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan viskositas berbeda.
1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara
vertikal pada statif yang tersedia.
2. Buatlah larutan NaCl (dianggap konsentrasinya 100 %). Ukurlah massa jenisnya ρ
dengan aerometer dan isikan pada tabel data.
3. Isilah larutan NaCl 100 % ke dalam tabung sampai batas yang ditentukan.
4. Taruhlah gelas ukur pada ujung pipa untuk menampung air yang keluar.
5. Buka kran pada pipa sambil menekan stopwatch selam 15 detik secara serentak
dan bersama-sama.
6. Hitunglah volume air yang ditampung dalam gelas ukur tersebut.
7. Ulangi percobaan untuk larutan NaCl 100 % sebanyak 3 kali.
8. Ulangi percobaan 2 sampai 7 untuk larutan NaCl 50 %.
C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa dan radius/ jari-jari yang berbeda, caranya sama dengan bagian A.
![Page 5: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/5.jpg)
5. Tugas Laporan Akhir1. Bandingkan debit aliran pada pipa I dan pipa II. Apa yang dapat saudara
simpulkan ?2. Hitunglah galat debit aliran pada pipa I dan pipa II untuk masing-masing
percobaan.3. Hitunglah bilangan reynolds (NR) pada masing-masing percobaan.4. Buatlah grafik hubungan antara debit aliran terhadap tekanan.
![Page 6: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/6.jpg)
DATA PERCOBAAN K-1 : HUKUM POSEUILLE
Densitas Aquadest : ρaq = 1 g/cm3 Densitas Kecap 100% : ρkecap1 = 13 g/cm3 Densitas Kecap 50% : ρkecap2 = 6 g/cm3
A. Mengihtung debit aliran untuk panjang pipa sama dan tekanan berbeda
No. Waktu (s)Volume (mL) Debit aliran (mL/s)
Pipa 1 Pipa 2 Pipa 1 Pipa 2
1. 20’ 200 350 10 17,5
2. 20’ 250 580 12,5 29
3. 20’ 280 600 17 30
4. 20’ 390 540 19,5 27
5. 20’ 350 580 17,5 29
Pada debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda disimpulkan
pipa yang memiliki tekanan yang besar memiliki debit aliran yang besar, begitu pun
sebaliknya tekanan kecil maka debit aliran yang dihasilkan pun akan kecil.
B. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda
i. Konsentrasi Kecap 100%
Volume (mL) Debit aliran (mL/s)
No. Waktu (s) Pipa 1 Pipa 2 Pipa10 1 Pipa 2
1. 15’ 150 10
2. 15’ 150 10
3. 15’ 150 10
4. 15’ 150 10
5. 15’ 150 10
![Page 7: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/7.jpg)
ii. Konsentrasi Kecap 50%
Volume (mL) Debit aliran (mL/s)
No. Waktu (s) Pipa 1 Pipa 2 Pipa 1 Pipa 2
1. 15’ 250 16,66
2. 15’ 250 16,66
3. 15’ 230 15,33
4. 15’ 240 16
5. 15’ 240 16
Pada debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda dapat disimpulkan
bahwa apabila viskositas (kekentalan) semakin besar maka debit aliran yang dihasilkannya akan
kecil dan begitupun sebaliknya.
C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama
Volume (mL) Debit aliran (mL/s)
No. Waktu (s) Pipa 1 Pipa 2 Pipa 1 Pipa 2
1. 15’ 350 300 23,33 20
2. 15’ 250 450 16,66 30
3. 15’ 450 500 30 33,33
4. 15’ 350 450 23,33 30
5. 15’ 400 450 26,66 30
Pada debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama dapat disimpulkan bahwa pada pipa yang panjang menghasilkan debit aliran yang kecil dan pipa yang pendek menghasilkan debit aliran yang lebih deras atau cepat.
![Page 8: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/8.jpg)
D. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan diameter berbeda
Volume (mL) Debit aliran (mL/s)
No. Waktu (s) Pipa 1 Pipa 2 Pipa 1 Pipa 2
1. 20 480 250 19,2 10
2. 20 500 250 20 8
3. 20 500 250 20 10
4. 20 500 250 20 10
5. 20 500 250 20 10
Pada debit aliran untuk panjang pipa sama dan diameter berbeda dapat disimpulkan bahwa pada pipa dengan diameter yang besar maka akan menghasilkan debit aliran yang besar sedangkan pada pipa dengan diameter yang kecil akan menghasilkan debit aliran yang kecil pula.
6. KESIMPULAN
A. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan tekanan berbeda
Percobaan yang dilakukan telah membuktikan rumus Poiseuille, di mana jika tekanan yang lebih
besar akan menghasilkan debit aliran yang meningkat dan sebaliknya.
B. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda
Percobaan yang dilakukan telah membuktikan rumus Poiseuille, di mana jika viskositas
dinaikkan akan menghasilkan debit aliran yang menurun dan sebaliknya.
C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama
![Page 9: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/9.jpg)
Percobaan yang dilakukan telah membuktikan rumus Poiseuille, di mana jika panjang pipa
dinaikkan akan menghasilkan debit aliran yang menurun dan sebaliknya.
D. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan diameter berbeda
Percobaan yang dilakukan telah membuktikan rumus Poiseuille, di mana jika diameter pipa
diperbesar akan menghasilkan debit aliran yang meningkat dan sebaliknya, walaupun
peningkatan yang terjadi tidak sesignifikan yang dilakukan oleh Poiseuille.
![Page 10: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/10.jpg)
2. SISTEM KARDIOVASKULER
1. PENGUKURAN SECARA TIDAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA
ORANG.
TEORI DASAR
Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital utama. Pada setiap detak jantung, tekanan darah bervariasi antara tekanan maksimum (sistolik) dan minimum (diastolik). Tekanan darah dikarenakan oleh pemompaan jantung dan resistensi pembuluh darah, berkurang sebagai sirkulasi darah menjauh dari jantung melalui arteri. Tekanan darah memiliki penurunan terbesar dalam arteri kecil dan arteriol, dan terus menurun ketika bergerak melalui darah kapiler dan kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Gravitasi, katup dalam pembuluh darah, dan memompa dari rangka kontraksi otot, adalah beberapa pengaruh lain pada tekanan darah di berbagai tempat di dalam tubuh.
Tekanan darah dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole.
Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tidak ada nilai tekanan darah 'normal' yang tepat, namun dihitung berdasarkan rentang nilai berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah amat dipengaruhi oleh kondisi saat itu, misalnya seorang pelari yang baru saja melakukan lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi, namun ia dalam nilai sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg. Tekanan darah rendah disebut hipotensi.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi.
![Page 11: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/11.jpg)
Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.
Tekanan yang diciptakan oleh kontraksi ventrikel adalah kekuatan pendorong untuk aliran darah melalui pembuluh dari sistem. Ketika darah meninggalkan ventrikel kiri, aorta dan arteri diperluas untuk mengakomodasi hal itu. Ketika ventrikel relaks dan menutup katup semilunar, dinding elastis arteri mundur, mendorong darah maju ke arteri yang lebih kecil dan arteriol. Dengan mempertahankan tekanan aliran darah selama ventrikel berelaksasi, arteri terus-menerus menghasilkan aliran darah melalui pembuluh darah. Sirkulasi arus di sisi arteri berdenyut, mencerminkan perubahan dalam tekanan arteri sepanjang siklus jantung. Ketika melewati arteriol, gelombang menghilang.
Dalam sirkulasi sistemik, tekanan darah tertinggi terletak pada arteri dan terendah di pembuluh darah kecil. Tekanan darah tertinggi di arteri dan jatuh terus seperti darah mengalir melalui sistem sirkulasi. Penurunan tekanan terjadi karena energi yang hilang akibat hambatan dari pembuluh darah. Resistensi terhadap aliran darah juga berasal dari gesekan antara sel-sel darah. Dalam sirkulasi sistemik, tekanan tertinggi terjadi di dalam aorta dan mencerminkan tekanan diciptakan oleh ventrikel kiri. Tekanan aorta mencapai tinggi rata-rata 120 mm Hg selama sistol ventrikel, kemudian terus menurun dari 80 mm Hg selama diastol ventrikel. Perhatikan bahwa meskipun tekanan dalam ventrikel turun menjadi hampir 0 mm Hg sebagai ventrikel relaks, tekanan diastolik dalam arteri besar masih relatif tinggi. Tekanan diastolik yang tinggi dalam arteri mencerminkan kemampuan wadahnya untuk menangkap dan menyimpan energi dalam dinding elastis. Peningkatan tekanan yang cepat terjadi saat ventrikel kiri mendorong darah ke aorta dapat ditinggalkan sebagai denyut nadi, atau tekanan gelombang, diteruskan melalui arteri berisi cairan dari sistem kardiovaskular. Gelombang tekanan sekitar 10 kali lebih cepat dari darah itu sendiri.
Pengaruh Tekanan Darah Arteri Rata-Rata
Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong darah ke jaringan. Tekanan ini harus diatur secara ketat karena dua alas an. Pertama, tekanan tersebut harus tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup; tanpa tekanan ini, otak dan jaringan lain tidak akan menerima aliran yang adekuat seberapapun penyesuaian lokal mengenai resistensi arteriol ke organ-organ tersebut yang dilakukan. Kedua, tekanan tidak boleh terlalu tinggi, sehingga menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh serta kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus. Mekanisme-mekanisme yang melibatkan integrasi berbagai komponen sistem sirkulasi dan sistem tubuh lain penting untuk mengatur tekanan darah arteri rata-rata ini. Dua penentu utama tekanan darah arteri rata-rata adalah curah jantung dan resistensi perifer total:
Tekanan darah arteri rata-rata = curah jantung x resistensi perifer total
Pada gilirannya, sejumlah faktor menentukan curah jantung dan resistensi perifer total. Dengan demikian, kita dapat memahami kompleksitas pengaturan tekanan darah. Perubahan
![Page 12: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/12.jpg)
setiap faktor tersebut akan mengubah tekanan darah kecuali apabila terjadi perubahan kompensatorik pada variable lain sehingga tekanan darah konstan. Aliran darah ke suatu jaringan bergantung pada gaya dorong berupa tekanan darah. Dengan demikian, variable kardiovaskular harus terus-menerus diubah untuk mempertahankan tekanan darah yang konstan walaupun kebutuhan jaringan akan darah berubah-ubah.
Tekanan arteri rata-rata secara konstan dipantau olehbaroreseptor (sensor tekanan) di dalam sistem sirkulasi. Apabila reseptor mendeteksi adanya penyimpangan dari normal, akan dimulai serangkaian respons refleks untuk memulihkan tekanan arteri ke nilai normalnya. Penyesuaian jangka pendek (dalam beberapa detik) dilakukan dengan mengubah curah jantung dan resistensi perifer total, yang diperantarai oleh pengaruh sistem saraf otonom pada jantung, vena, dan arteriol. Penyesuaian jangka panjang (memerlukan waktu beberapa menit sampai hari) melibatkan penyesuaian volume darah total dengan memulihkan keseimbangan garam dan air melalui mekanisme yang mengatur pengeluaran urine dan rasa haus. Besarnya volume darah total, pada gilirannya, menimbulkan efek nyata pada curah jantung dan tekanan arteri rata-rata.
Metode Pengukuran Tekanan Darah
Bila kanula dimasukkan ke arteri, tekanan arteri dapat diukur secara langsung dengan manometer air raksa atau ukuran dasar ketegangan yang sesuai dan suatu osiloskop diatur untuk menulis secara langsung pada potongan kertas yang bergerak. Bila arteri diikat diatas titik tempat memasukkan kanula, suatu tekanan terekam. Aliran dalam arteri terganggu, dan semua energy kinetic dari aliran dikonversi menjadienergi tekanan. Bila, pilihan lain, suatu tabung T dimasukkan kedalam pembuluh darah dan tekanan diukur pada sisi lengan tabung, rekaman tekanan sisi pada tekanan turun karena tahanan diabaikan ialah lebih rendah dibandingkan tekanan ujung oleh energy kinetic dari aliran.
Metode Auskultasi
Tekanan darah arteri pada manusia secara rutin diukuk dengan metode auskultasi. Suatu manset yang dapat dipompa dihubungkan pada manometer air raksa kemudian dililitkan disekitar lengan dan stetoskop diletakkan diatas arteri brakialis pada siku. Manset secara tepat dipompa sampai tekanan didalamnya diatas tekanan sistolik yang diharapkan dalam arteri brakialis. Arteri dioklusi oleh manset dan tidak ada suara terdengar oleh stetoskop. Kemudian tekanan dalam manset diturunkan secara perlahan-lahan. Pada titik tekana sistolik dalam arteri dapat melampaui
![Page 13: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/13.jpg)
tekanan manset, semburan darah melewatinya pada tiap denyut jantung dan secara sinkron dengan tiap denyut, bunyi detakan didengar dibawah manset.
Metode Palpasi
Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena kesukaran dalam menetukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mm Hg lebih rendah dibandingkan dengan yang diukur menggunakan metode auskultasi.5
Adalah bijaksana melakukan kebiasaan meraba denyut nadi radialis ketika memompa manset selama pengukuran tekanan darah dengan metode auskultasi. Bila tekanan manset diturunkan, bunyi Korotkoff kadang-kadang menghilang pada tekanan diatas tekanan diastolic, kemudian muncul lagi pada tekanan yang lebih rendah. Bila manset dimulai untuk dipompa sampai denyut radialismenghilang, pemeriksa dapat yakin bahwa tekanan manset diatas tekanan sistolik dan nilai tekanan rendah palsu dapat dihindari.
Metode Oscillometric
Metode Oscillometric pertama kali ditunjukkan pada tahun 1876 dan melibatkan pengamatan osilasi dalam tekanan manset sphygmomanometer yang disebabkan oleh aliran darah osilasi, yaitu pulsa. Versi elektronik dari metode ini kadang-kadang digunakan dalam lama jangka pengukuran dan praktik umum. Metode ini menggunakan manset sphygmomanometer seperti metode auscultatory, tapi dengan sensor tekanan elektronik (transducer) untuk mengamati osilasi tekanan manset, elektronik untuk menafsirkannya secara otomatis, dan otomatis inflasi dan deflasi manset. Sensor tekanan harus dikalibrasi secara berkala untuk menjaga akurasi.
Pengukuran oscillometric memerlukan keterampilan teknik lebih sedikit daripada auscultatory, dan mungkin cocok untuk digunakan oleh staf terlatih dan untuk pemantauan di rumah pasien secara otomatis. Pada awalnya tekanan manset ini mengembang melebihi tekanan arteri sistolik, dan kemudian mengurangi tekanan diastolik selama sekitar 30 detik. Ketika aliran darah adalah nol (tekanan manset melebihi tekanan sistolik) atau tanpa hambatan (tekanan manset di bawah tekanan diastolik), tekanan manset akan konstan. Kebenaran ukuran manset
![Page 14: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/14.jpg)
sangat penting karena ukuran manset yang kecil/sempit dapat menghasilkan tekanan yang terlalu tinggi, sedangkan ukuran manset yang besar/longgar dapat menghasilkan tekanan yang terlalu rendah. Ketika aliran darah hadir, tetapi dibatasi, tekanan manset, yang dipantau oleh sensor tekanan, akan bervariasi secara berkala selaras dengan siklus ekspansi dan kontraksi arteri brakialis, yaitu, akan terombang-ambing. Kemudian nilai-nilai sistolik dan tekanan diastolik dihitung, sebenarnya tidak diukur dari data mentah, tetapi menggunakan algoritma, lalu hasil yang telah dihitung akan ditampilkan.
Oscillometric monitor bisa menghasilkan pembacaan yang tidak akurat pada pasien dengan masalah jantung dan sirkulasi, yang meliputi arteri sklerosis, aritmia, pre-eklampsia, pulsus alternans, dan pulsus paradoxus.
Dalam praktiknya, metode yang berbeda tidak memberikan hasil identik; algoritma dan koefisien yang diperoleh secara eksperimental digunakan untuk menyesuaikan hasil oscillometric untuk memberikan bacaan yang sesuai dengan hasil auscultatory sebaik-baiknya. Beberapa peralatan komputer menggunakan analisis dibantu sesaat gelombang tekanan arteri untuk menentukan sistolik, berarti, dan diastolik poin. Karena banyak perangkat oscillometric belum divalidasi, kehati- hatian harus diberikan karena kebanyakan tidak cocok dalam klinis dan pengaturan perawatan akut.
TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Mengukur tekanan arteri brakhialis dengan cara auskultasi dengan penilaian menurut metode lama dan metode baru “ The american Heart Association (AHA)”
2. Mengukur tekanan darah arteri brakhialis dengan cara palpasi3. Menerangkan perbedaan hasil pengukuran cara auskultasi dengan cara palpasi4. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring
duduk dan berdiri5. Menguraikan berbagai faktor penyebab perubahan hasil pengukuran tekanan darah pada
ketiga sikap tersebut diatas.6. Membandingkan hasil pengukuran darah arteri brakhialis sebelum dan sesudah kerja otot7. Menjelaskan berbagai faktor penyebab perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah
kerja otot.
ALAT
1. Sfigmomanometer2. Stetoskop
TATA KERJA
![Page 15: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/15.jpg)
I. Pengukuran Tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring duduk dan berdiri
Berbaring telentang
1. Suruhlah op berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit2. Selama menunggu, pasanglah manset sfignomamnometer pada lengan op
P.III.1.1 Apa yang harus diperhatikan pada waktu memasang manset? yang harus diperhatikan adalah letak arteri brakhialis, tombon on pada sfignomanometer, dan keadaan karet pompa.
3. Carilah dengan cara palpasi denyut a.brachialis pada fossa cubiti dan denyut a.brachialis pada pergelangan tangan kanan op.P.III.1.2. Mengapa kita harus meraba letak denyut arteri brachialis dan arteri radialis o.p.? Kita harus meraba arteri radialis karena pada saat denyut radialis pertama kali teraba tekanan sistolik palpatoir dapat ditentukan. Kita harus meraba arteri brachialis karena kita dapat meraba perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik yang dikenal sebagai tekanan nadi dengan cara auskultasi.
4. Setelah op berbaring 10 menit, tetapkanlah kelima fase korotkoff dalam pengukuran darah op tersebut.P.III.1.3. Tindakan apa yang sodara lakukan secara berturut-turut untuk mengukur tekanan darah ini?
Jawab: Dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada arteri brachialis yang disebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini terjadi akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri
yang disebabkan oleh penekanan manset pada arteri tersebut. Dalam cara auskultasi ini harus diperhatikan bahwa terdapat suatu jarak paling sedikit 5 cm, antara manset dan tempat meletakkan stetoskop. Kemudian pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan sistolis (yang diketahui dari palpasi). Turunkanlah tekanan manset perlahan-lahan sambil meletakkan stetoskop di atas arteri brachialis pada siku. Mulamula tidak terdengar suatu bunyi kemudian akan terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati arteri yang tertekan oleh manset sehingga terjadilah turbulensi. Bunyi yang terdengar disebut bunyi Korotkoff dan dapat dibagi dalam lima fase yang berbeda
P.III.1.4. Sebutkan kelima fase korotkoff. Bagaimana menggunakan fase korotkoff dalam pengukuran tekanan darah dengan penilaian metode lama dan baru?
K1 = Suara jelas pertama yang terdengar saat darah mula-mula mengalir melalui pembuluh nadi (sistolik),berbunyi auskultasi, sifatnya lemah, nadanya agak tinggi terdengar.
![Page 16: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/16.jpg)
K2 = Suara itu terdengar seperti terhambat dan mungkin menghilang, berubahnya ukuran pembuluh karena tekanan baru dilepaskanmenibulkan tekanan yang mengakibatkan suara itu seperti terhambat, menghilangnya suara disebut auskulatory gap, bunyi seperti K1 disertai bising (Tekssst, teksst… atau tekrrd, tekrrd…..)
K3 = Suara menjadi lebih jelas karena tekanan manset yang diperlonggar, pembuluh nadi, tetap terbuka/mengembang selamaterjadinya kuncup jantung(bunyi berubah menjadi keras, nada rendah, tanpa bising.merupakan bunyi yang paling kuat terdengar
K4 = Bunyi Melemah
K5 =Fase diastolic
5. Ulangi pengukuran sub 4 sebanyak 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata dan catat hasilnya.P.III.1.5 Apa yang harus diperhatikan bila kita ingin mengulangi pengukuran tekanan darah?apa sebabnya?
Jawab : Faktor-faktor yang mempengaruhi pembacaan tekanan darah, yaitu:
• Usia • Tidur • Berat badan • Emosi • Hereditas • Jenis kelamin • Viskositas darah • Kondisi pembuluh darah
Sebab :
Tekanan darah meningkat karena: • Jenis kelamin pasien • Latihan fisik • Makan • Stimulan (zat-zat yang mempercepat fungsi tubuh) • Stress emosional seperti marah, takut, dan aktivitas seksual
• Kondisi penyakit seperti arteriosklorosis (penebalan arteri) • Faktor hereditas • Nyeri
![Page 17: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/17.jpg)
• Obesitas • Usia • Kondisi pembuluh darah
Tekanan darah menurun karena: • Puasa (tidak makan) • Istirahat • Depresan (obat-obatan yang menghambat fungsi tubuh) • Kehilangan berat badan • Emosi (seperti berduka) • Kondisi abnormal seperti hemoragi (kehilangan darah) atau syok
Duduk
6. Tanpa melepaskan manset op disuruh duduk. Setelah ditunggu 3 menit ukurlah lagi tekanan darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ulangi pengukuran selama 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata da catatlah hasilnya.P.III.1.6. Sebutkan 5 faktor yang menentukan besar tekanan darah arteri.
Jawab : Faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri, yaitu:
• Kerja Jantung• Tahanan perifer• Kekenyalan dinding pembuluh darah• Kekentalan darah• Jumlah darah yang bersirkulasi
Berdiri
7. Tanpa melepaskan manset op disuruh berdiri setelah ditunggu 3menit ukurlah tekanan darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ualngi oengukuran sebanyak 3x unruk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah hasilnya.P.III.1.7 Mengapa pengukuran dilakukan beberapa saat setelah berdiri ?
Jawab : - Untuk menstabilkan kecepatan aliran darah keseluruh tubuh selama proses duduk-berdiri.
8. Bandingkanlah hasil pengukuran tekanan darah op pada ketiga sikap yang berbeda diatas.
II. Pengukuran tekanan darah sesudah kerja otot
1. Ukurlah tekanan darah a,brachialis op dengan penilaian menurut metode baru pada sikap duduk (op tidak perlu yang sama).
![Page 18: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/18.jpg)
2. Tanpa melepaskan manset suruhlah op berlari ditempat dengan frekwensi kurang lebih 120 loncatan permenit selama 2 menit. Segera setelah selesai op disuruh duduk dan ukurlah tekanan darahnya.
3. Ulangi pengukuran tekanan darah ini tiap menit sampai tekanan darahnya kembali seperti semula. Catatlah hasil pengukuran tersebut.
P.III.1.8 Bagaimana tekanan darah seseorang setelah melakukan kerja otot ?Jawab : Tekanan darah menurun setelah berlari .
III. Pengukuran tekanan darah a.brachialis dengan cara palpasi1. Ukurlah tekanan darah a.brachialis op pad asikap duduk dengan cara auskultasi (sub I).2. Ukurlah tekanan darah arteri brachialis op pada sikap yang sama dengan cara palpasi.
P.III.1.9 Bagaimana sdr. Melakukan pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi?
Jawab : Melalui palpasi tangan dapat dilakukan pengukuran yang lembut dan sensitif terhadap tanda fisik. Pada saat melakukan palpasi, klien harus diposisikan dengan nyaman karena ketegangan otot akan mengganggu keefektifan palpasi. Pada pengkajian terkait sistem sirkulasi, dapat dilakukan perhitungan jumlah denyut nadi o.p per menit. Untuk menghitung denyut nadi per menit menggunakan ketiga jari untuk menemukan arteri radialis di tangan.
![Page 19: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/19.jpg)
HASIL PERCOBAAN
Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Sikap Berbaring Terlentang
OrangPercobaa
n
FaseKorotkov
Pengukuran (mmHg) Rata-Rata1 2 3
yogi
Sistole 117 115 118 116,67Bising 103 103 107 104,3
Bunyi mulai teratur 95 95 95 95Melemah 90 87 88 88,3Diastole 85 80 80 81,67
Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Sikap Duduk
OrangPercobaa
n
FaseKorotkov
Pengukuran (mmHg) Rata-Rata1 2 3
yogi
Sistole 121 118 122 120,3Bising 109 106 108 107,67
Bunyi mulai teratur 102 98 102 100,67Melemah 95 90 96 125,3Diastole 85 82 85 84
Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Sikap Berdiri
OrangPercobaa
n
FaseKorotkov
Pengukuran (mmHg) Rata-Rata1 2 3
yogi
Sistole 117 115 116 116Bising 109 108 110 109
Bunyi mulai teratur 100 100 102 100,67Melemah 90 90 90 90Diastole 82 80 85 82,3
![Page 20: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/20.jpg)
Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot
OrangPercobaa
n
FaseKorotkov
Pengukuran (mmHg) Rata-Rata1 2 3
yogi
Sistole 135 130 125 130Bising 120 116 115 117
Bunyi mulai teratur 112 110 104 108,67Melemah 105 104 95 101,3Diastole 80 80 80 80
Kesimpulan :
Berdasarkan data yang kami peroleh dari hasil percobaan, menunjukkan bahwa pada
sikap berdiri, tekanan darah o.p menunjukan keadaan terendah akibat adanya gaya gravitasi
yang sejajar dengan gaya dorong pembuluh darah menuju jantung. Pada saat seseorang
berdiri, gaya gravitasi akan menyebabkan darah berkumpul di kaki. Hal ini akan menurunkan
tekanan darah karena hanya sedikit sirkulasi darah yang kembali ke jantung untuk memompa.
Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan
pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal – sinyal saraf pun
dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama
otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang
menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan
vaskuler abdomen ke jantung. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah
saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.
![Page 21: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/21.jpg)
3. KESANGGUPAN KARDIOVASKULER
TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit.
2. Mengukur tekanan darah a.brachialis selama perangsangan
3. Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah a.brachialis
4. Menggolongkan orang percobaan dalam golongan hiperreaktor atau hiporeaktor.
5. Melakukan percobaan “naik turun bangku”
6. Menetapkan indeks kesanggupan badan manusia dengan cara lambat dan cara cepat.
7. Menilai indeks kesanggupan badan manusia berdasarkan hasil.
ALAT
1. Sfigmomanometer dan stetoskop.
2. Ember kecil berisi air es dan thermometer kimia.
3. Pengukur waktu (arloji atau stopwatch).
4. Bangku setinggi 19 inci.
5. Metronom (frekuensi 120x/menit
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
TATA CARA
III.2.1 Test Peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold Pressure Test)
1. Suruh o.p berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit.
P.III.2.1. mengapa o.p harus berbaring selama 20 menit? Agar tekanan darah benar-
benar normal pada keadaaan istirahat.
2. Selama menunggu pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas o.p.
3. Setelah o.p berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai
terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal).
P.III.2.2. Apa kontriindikasi untuk melakukan cold pressure test? Demam.
4. Tanpa membuka manset, suruhlah o.p memasukan tangan kirinya kedalam air es (40)
sampai pergelangan tangan.
![Page 22: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/22.jpg)
5. Pada detik ke 30 dan ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan
diastoliknya.
P.III.2.3 Bagaimana caranya supaya saudara dapat mengukur tekanan darah o.p
dengan cepat? Dengan cara inspeksi (melihat ketinggian air raksa saat air raksa
berhenti sesaat.
P.III.2.4. Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah o.p selama
pendinginan, terangkan mekanismenya? Diharapkan tekanan darah menjadi turun
akibat suhu yang dingin (rendah).
6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah o.p selama pendinginan.
P.III.2.5.Aapa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan
hiperreaktor dan hiporeaktor? Untuk mencurigai kemungkinan terjadinya hipertensi
dikemudian hari dan untuk langkah preventif jika orang tersebut hiperreaktor.
7. Suruhlah o.p segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan
sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.
8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolic pada
detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan 2 kali. Pada
percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan
detik ke 60 pendinginan. Suruhlah o.p segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan
tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke
tekanan daerah basal. Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukan
percobaan yang kedua untuk menetapkan tekanan diastolic pada detik ke 30 dan detik
ke 60 pendinginan
III.2.2 Percobaan naik turun tangga bangku (Harvard Step Test)
TATA CARA
1. Suruhlah o.p berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci sambil mendengarkan
detakan sebuah metronom dengan frekuensi 120x/menit.
2. Suruhlah o.p menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada suatu detakan
metronom.
3. Pada detakan beriikutnys (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainya di naikan
ke bangku sehingga o.p berdiri tegak di atas bangku.
4. Pada detakan ketiga, kaki yang pertama kali naik diturunkan.
![Page 23: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/23.jpg)
5. Pada detakan keempat, kaki yang masih diatas bangku diturunkan sehingga o.p
berdiri tegak lagi didepan bangku.
6. Siklus tersebut diulang terus-menerus sampai o.p tidak kuat lagi tetapi tidak lebih
dari 5 menit. Catat berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan
menggunakan stopwatch.
7. Segera setelah itu, o.p disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut
nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1’-1’30,dari 2’-2’30
dan 3’-3’30.
8. Hitunglah indeks kesanggupan o.p serta berikan peniilainnya menurut 2 cara
berikut ini :
a. Cara lambat
Indeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku (dlm detik) x 100
2 x jumlah ketiga denyut nadi tiap 30’
Penilaian : < 55 = kesanggupan kurang
55-64 = kesanggupan sedang
65-79 = kesanggupan cukup
80-89 = kesanggupan baik
90 = kesanggupan amat baik
b. Cara cepat
Indeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku (dlm detik) x 100
5,5 x denyut nadi selama 30’ pertama
Penilaian : < 50 = kurang
50-80 = sedang
80 = baik
Dengan daftar
Lamanya
Percobaan
Pemulihan denyut nadi dari 1 menit hingga 11 ½ menit
40-
44
45-
49
50-
54
55-
59
60-
64
65-
69
70-
74
75-
79
80-
84
85-
89
90-
0” - 29”
0’30” - 0’59”
5
20
5
15
5
15
5
15
5
15
5
10
5
10
5
10
5
10
5
10
5
10
1’0” - 1’29”
1’30” - 1’59”
30
45
30
40
25
40
25
35
20
30
20
30
20
25
15
25
15
25
15
20
15
20
2’0” - 2’29” 60 50 45 45 40 35 35 30 30 30 25
![Page 24: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/24.jpg)
2’30” - 2’59”
70 64 60 55 50 45 40 40 35
35
35
3’0” - 3’29”
3’30” - 3’59”
85
100
75
85
70
80
60
70
55
65
55
60
50
55
45
55
45
50
40
45
40
45
4’0” - 4’29”
4’30” – 4’59”
110
125
100
110
90
100
80
90
75
85
70
75
65
70
60
65
55
60
55
60
50
55
5’0” 130 115 105 95 90 80 76 70 65 65 60
Petunjuk-petunjuk :
Carilah baris yang berhubungan dengan lamanya percobaan
Carilah lajur yang berhubungan dengan banyaknya denyut nadi selama 30” pertama.
Indeks kesanggupan badan terdapat di persilangan baris dan lajur.
Penilaian : kurang dari 50 = kurang
50 – 80 = sedang
lebih dari 80 = baik
P.III.2.6 hitung indeks kesanggupan badan seseorang dengan cara lambat dan cepat dengan ada data sebagai berikut :
Lama naik turun bangku
Denyut nadi pada
1’-1’30 “ = 75
2’-2’30 “ = 60
3’-3’30 “ = 40
1.Cara lambat
Rumus:
Indeks kesanggupan badan= lama naik turun bangku(detik)x100
2xjumlah 3 denyut nadi
= 240x100
2x(75+60+40)
= 68,57 (kesanggupan sedang)
![Page 25: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/25.jpg)
2.cara cepat
Rumus:
Indeks kesanggupan badan= lama naik turun bangku(detik)x100
5,5x denyut nadi dalam 30” pertama
= 240x100
5,5x75
= 58,18 (kesanggupan sedang)
![Page 26: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/26.jpg)
HASIL PERCOBAAN
Harvard Step Test
OP Frek.Nadi (I) Frek. Nadi (II) Frek>Nadi (III)Dika 70 53 55Sofi 60 57 50
Indeks Kesanggupan Badan
Dika : Cara cepat
Cara lambat
Ratna : Cara cepat
Cara lambat
Kesimpulan :
Kesanggupan badan seseorang dapat dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB). Semakin besar nilai IKB, semakin baik kesanggupan badan seseorang.
Cold Pressure test
OP :
Umur :
Tindakan Hasil pengukuran
Sebelum berbaring 120/80 mmHg
Direndam air es 30 detik 110/70
Direndam air es 60 detik 130/80
Keluar dari es (setelah 2 menit)
I : 120/70
II : 120/80
III : 120/90
![Page 27: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/27.jpg)
Berdasarkan hasil percobaan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa op
termasuk golongan hiporeaktor dikarena peningkatan tekanan sistolik <20mmHg dan
diastolik. <15mmHg.
Kesimpulan
Perubahan temperatur lingkungan menjadi dingin merupakan salah satu contoh
pengaruh fisik lokal pada otot, sehingga tekanan darah dapat berubah. Bila pada pendinginan,
tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg
dibandingkan dengan tekanan basal, maka o.p tergolong hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan
darah o.p masih di bawah angka-angka tersebut, o.p tergolong hiporeaktor. Efek pendinginan
menyebabkan tekanan darah seseorang meningkat disebabkan karena terjadinya
vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah.
![Page 28: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/28.jpg)
3. PENGARUH PERANGSANGAN N.VAGUS PADA JANTUNG KURA-KURA
PENDAHULUAN : DASAR TEORI
Frekuensi Jantung
Jantung dipersarafi oleh kedua divisi system saraf otonom,yang dapat memodifikasi
kecepatan (serta kekuatan) kontraksi,walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan
stimulasi saraf.
Efek Sistem Saraf Otonom pada Jantung dan Struktur yang Mempengaruhi Jantung
Daerah yang Terpengaruh Efek Stimulasi Parasimpatis Efek stimulasi Simpatis
Nodus SA Penurunan kecepatan
depolarisasi ke ambang;
penurunan kecepatan
denyut jantung
Peningkatan kecepatan
depolariasasi ke ambang;
peningkatan kecepatan
denyut jantung
Nodus AV Penurunan eksitabilitas;
peningkatan perlambatan
nodus AV
Peningkatan eksitabilitas;
penurunan perlambatan
nodus AV
Jalur penghantar ventrikel Tidak ada efek Mrningkatkan eksitabilitas;
meningkatkan hantaran
melalui berkas his dan sel
purkinje
Otot atrium Penurunan
kontraktilitas;melemahkan
kontraksi
Meningkatkan
kontraktilitas; memperkuat
kontraksi
Otot ventrikel Tidak ada efek Meningkatkan
kontraktilitas; memperkuat
kontraksi
Medula adrenal Tidak ada efek Mendorong sekresi
epinefrin, suatu hormone
yang memperkuat efek
system saraf simpatis pada
jantung, oleh medulla
![Page 29: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/29.jpg)
adrenal
Vena Tidak ada efek Meningkatkan aliran balik
vena, yang meningkatkan
kekuatan kontraksi jantung
mealui makanisme Frank-
Starling
TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Membebaskan N.Vagus (N.X) kiri dan kanan
2. Membuktikan pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus ( vagotonus) pada jantung.
3. Mencatat dan menjelaskan pengaruh perangsangan lemah dan kuat N.X. pada jantung
dalam hal :
a. Masa laten
b. Akibat ikutan (after effect)
c. Frekuensi denyut
d. Kekuatan kerutan
4. Mendemonstrasikan peristiwa lolos vagus
Alat dan binatang percobaan yang diperlukan :
1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat
2. Kimograf rangkap + kertas + perekat + kipas kimograf + statif dan klem.
3. 2 pencatat jantung + 2 penjepit jantung
4. 2 sinyal maknit : - 1 untuk mencatat waktu ( waktu= 1 detik)
1 untuk mencatat tanda rangsang
5. Stimulator induksi + elektroda perangsang + kawat-kawat.
6. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet.
7. Benang + malam + kapas.
Tata kerja
1 pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus pada jantung
1. Ikatlah keempat kaki kuar-kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya
pada meja operasi.
2. Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah di bor dari jaringan di bawahnya dengan
menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak pendarahan.
![Page 30: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/30.jpg)
3. Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati-hati agar
jangan terjadi perdarahan. Sekarang terlihat denyut jantung berdenyut dengan jelas.
4. Bebaskan kedua N.X. sesuai dengan petunjuk umum.
5. Buatlah 2 ikatan longgar ada setiap N.X.
6. Buktikanlah bahwa kedua saraf yang saudara bebaskan benar-benar N.X. dengan cara
merangsangnya dengan arus faradic yang cukup kuat dan cukup lama untuk
memperlihatkan efek N.X. terhadap jantung.
P.III.3.1. Apakah N.X. termasuk golongan saraf kolinergik?
Ya, nervus X termasuk saraf kolinergik
P.III.3.2. Bagaimana pengaruh N.X. pada jantung berdasarkan pembagian saraf
adrenergic dan kolinergik?
Kolinergik ? N.X termasuk saraf kolinergik yang berarti menurunkan kontraksi
otot jantung dan kecepatan denyut jantung
saraf adrenergik yang berarti meningkatkan kontraksi otot jantung dan
kecepatan denyut jantung
P.III.3.3. Apa yang saudaar harapkan dapat dilihat pada jantung kura-kura bila N.X.
di rangsang?
Denyut jantung akan menjadi semakin lambat (bradikardia)
7. Hitunglah frekuensi denyut jantung.
8. Ikatlah kuat-kuat semua ikatan longgar tersebut di atas dan guntinglah kedua N.X.
diantara dua ikatan.
9. Tunggulah 1 menit dan hitunglah kembali frekuensi denyut jantung.
P.III.3.4. Mengapa harus menunggu 1 menit sebelum menghitung kembali frekuensi
denyut jantung?
Karena efek dari pemotongan nervus vagus baru terjadi
P.III.3.5. Perubahan apa yang saudara harapkan terjadi ada frekuensi denyut setelah
pemotongan kedua N.X?
Frekuensi jantung akan semakin cepat (takikardia) yang disebabkan oleh
pengaruh saraf otonom (saraf simpatis).
![Page 31: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/31.jpg)
2. Pengaruh perangsangan N.X. pada atrium dan ventrikel
1. Pasanglah berbagai alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat :
a. Mekanomiogram atrium
b. Mekanomiogram ventrikel
c. Tanda rangsang
d. Tanda waktu ( 1 detik )
Usahakan supaya ke empat pencatat di atas mempunyai titik sinkron yang sedapat –
dapatnya terletak pada 1 garis ventrikel.
2. Tanpa menjalankan tromol, rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan rangsang
faradic lemah, sehingga terlihat jelas timbulnya bradikardi.
3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung
sebagai control. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer
dengan rangsang sub.2 selama ± 5 detik, hentikan tromol setelah terjadi pemulihan
jantung yang sempurna.
Perhatikan : a. Masa laten
b. akibat ikutan ( after effect )
c. frekuensi denyut
d. kekuatan kerutan
P.III.3.6. Apa yang dimaksud dengan: a. Masa laten b. akibat ikutan?
a. Masa laten : Adalah periode antara pemberian rangsang hingga timbul
kontraksi yang pertama
b. Akibat ikutan : Adalah denyut ikutan yang lebih kuat setelah terjadinya
vagal escape
4. Tanpa menjalankan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan rangsang
faradic yang cukup kuat sehingga terlihat jelas timbulnya henti jantung.
5. Setelah menunggu 5 menit ulangi percobaan sub.3 dengan menggunakan rangsang
faradic sub.4. sehingga terjadi henti jabtung 9 cardiac arrast ).
P.III.3.7. Bagaimana mekanisme terjadi henti jantung?
Henti jantung terjadi setelah jantung kura-kura dirangsang dengan arus listrik
pada saat diastole berkali-kali. Jika arus tegangannya semakin meningkat dan
melebihi batas kesanggupan jantung untuk berkontraksi, maka terjadilah
cardiac arrest.
![Page 32: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/32.jpg)
3. Lolos Vagus ( Vagal Escape )
1. Jalankan tromol kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai
kontrol. Tanpa mengentikan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan
rangsang faradic cukup kuat (sub.II.4 ) sehingga terjadi henti jantung. Teruskan
perangsangan dan pencatatan sehingga timbul lolos vagus. Bila perngsangan sudah
berlangsung 30 detik tanpa terjadi lolos vagus hentikan perangsangan.
P.III.3.8. Apa yang dimaksud dengan lolos vagus?
Adalah denyut pertama setelah terjadinya cardiac arrest
P.III.3.9. Bagaimana mekanisme terjadinya lolos vagus?
Pada saat cardiac arrest, tidak terjadi denyut. Tetapi dalam keadaan ini darah
terus mengalir dari atrium ke ventrikel, sehingga katup semilunar pun terbuka
dan terjadilah kontraksi denyut sitole pertama yang tidak begitu kuat
2. Bila pada asaha saudara yang pertama lolos vagus tidak terjadi, maka boleh dicoba 2x lagi dengan waktu rangsang yang lebih lama, dan bila masih juga belum berhasil hentikanlah percobaan saudara.P.III.3.10. Faktor apa yang menghilangkan kemungkinan terjadinya lolos vagus?Faktor adanya aliran darah di jantung dan impuls listrik jantung yang kurang untuk merangsang kontraksi, dan juga pemberian rangsangan yang tidak kontinyu.
![Page 33: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/33.jpg)
HASIL PRAKTIKUM & ANALISA
A. Pengaruh Kegiatan N. X yang Terus-Menerus pada Jantung
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
B. Pengaruh Perangsangan N. X pada Atrium dan Ventrikel
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
C. Lolos Vagus (Vagal Escape)
Pada perangsangan parasimpatis multipel, jantung akan mengalami masa laten dan bradikardi
pada mulanya, kemudian cardiac arrest. Setelah beberapa saat, akan timbul suatu denyutan
baru yang tidak dipengaruhi oleh Nervus Vagus (padahal ketika itu, Nervus Vagus masih
dirangsang). Denyutan itu disebut sebagai Vagal Escape. Setelah terjadi vagal escape,
terdapat denyutan bradikardi sebagai akibat intervensi kembali Nervus Vagus. Hal tersebut
disebut dengan after effect. Setelah itu, denyut jantung kembali seperti semula.
![Page 34: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/34.jpg)
KESIMPULAN
Nervus Vagus memiliki serabut parasimpatis yang berfungsi untuk memperlambat denyut
jantung. Jika Nervus Vagus dipotong, maka tidak ada lagi yang menstimulasi agar jantung
memperlambat kinerjanya sehingga kontraksi akan terus cepat dan frekuensi pun meningkat.
Cardiac arrest terjadi karena perangsangan faradic yang kuat, kemudian terjadi
hiperpolarisasi yang justru tidak menimbulkan potensial aksi.
Vagal escape dapat terjadi karena jantung memiliki sifat otoritmisitas, jantung akan
memompa dirinya sendiri tanpa stimulasi dari SA Node. Kontraksi jantung yang terjadi
merupakan akibat dari venous return yang terus terjadi sehingga volume end diastolic pun
lebih besar dan merangsang jantung untuk berdenyut.
![Page 35: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/35.jpg)
4. HUKUM STARLING
TUJUAN :
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Mempersiapkan jantung kura-kura untuk percobaan Hukum Starling
2. Melakukan percobaan untuk membuktikan kebenaran Hukum Starling pada
jantung kura-kura
Alat dan binatang percobaan yang diperlukan:
1. Kimograf + kertas + perekat + kura-kura
2. Benang yang telah diberi malam
3. Pipa kaca bengkok + pipa kaca lurus
4. Statip + klem buret + buret + waskom kecil + waskom besar
5. 2 pipa karet + penjepit karet + manometer Hg + semprit besar
Teori dasar
HUKUM FRANK STARLING
1. Makin besar isi jantung sewaktu diastol, semakin besar jumlah darah yang
dipompakan ke aorta.
2. dalam batas-batas fisiologis, jantung memompakan ke seluruh tubuh darah yang
kembali ke jantung tanpa menyebabkan penumpukan di vena.
3. jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang
besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali dari vena.
![Page 36: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/36.jpg)
Terdapat hubungan linear antara ‘performance’ ventrikel dengan isi akhir diastolik
ventrikel (EDV , end diastolic volume). Starling telah menunjukkan bahwa penggunaan
energi untuk kontraksi sebanding dengan panjang awal serabut otot pada isi diastolik. Dan
ini berarti bahwa energi mekanik yang dipergunakan dari saat istirahat sampai dengan
keadaan kontraksi tergantung atas ‘keadaan aktif’ yang terjadipada serabut panjang
miokardium. Jadi semakin teregang serabut otot jantung pada saat pengisian diastolik, maka
semakin kuat kontraksi nya dan akibatnya isi sekuncup bertambah besar.
Banyak faktor yang mempengaruhi isi akhir diastolik meskipun tidak langsung,
misalnya
1. Volume darah total
2. Perubahan posisi tubuh
3. Tekanan intrathorax
4. Pompa otot
5. Tekanan intrapericardium
6. Tonus vena
7. Tekanan intraventrikel
8. Tekanan atrium
9. Rangsangan simpatis dan epinefrin plasma pada jantung
![Page 37: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/37.jpg)
Tata kerja
4.1 Pengaruh isi permulaan (diastolic) ventrikel pada kekuatan kerutan jantung
1. Pasanglah berbagai alat yang disediakan sesuai dengan gambar (gambar 1)
2. Tutuplah klem pipa karet pada ujung buret dan isilah dan isilah buret dengan larutan
Ringer sehingga hampir penuh. Usahakanlah agar dalam pipa karet di ujung buret
tidak terdapat gelembung udara
P.III.4.1 Bagaimana cara menghindarkan adanya gelembung udara dalam pipa karet
pada ujung buret tersebut ?
3. Dengan semprit besar isilah pipa manometer dengan larutan Ringer sesuai dengan
keterangan dan gambar
4. Buatlah sedian kura-kura untuk percobaan jantung menurut petunjuk umum
5. Keluarkanlah jantungnya dengan memotong secara hati-hati berbagai pembuluh darah
yang besar, kemudian memasukkan jantung itu kedalam waskom kecil yang berisi
larutan Ringer sampai jantung bersih dari sisa-sisa darah
P.III.4.2 Dapatkanlah jantung kura-kura yang baru dikeluarkan dari tubuhnya tetap
berkontraksi ? apa sebabnya?
6. Keluarkanlah jantung dari waskom kecil dan meletakkan kedalam gelas arloji besar
yang berisi larutan Ringer
7. Buatlah lubang kecil pada atrium dengan gunting dan memasukkan pipa kaca lurus
kedalamnya sehingga ujungnya masuk kedalam rongga ventrikel
8. Mengikat pipa itu dengan erat ada batas atrium-ventrikel dengan benang yang diberi
malam
P.III.4.3 Apa yang harus saudara perhatikan pada waktu memasukkan dan mengikat
pipa kaca lurus pada batas atrium ventrikel?
9. Memasukkan pipa kaca bengkok kedalam truncus arteriosus dan kaitkan erat-erat
10. Hubungkanlah pipa kaca lurus dengan kaca buret yang berisi larutan Ringer
11. Alirkanlah larutan Ringer dari buret untuk membersihkan ventrikel dari darah dan
gelembung udara, dan membiarkan larutan Ringer menetes dari ujung pipa kaca
bengkok
12. Bukalah klem pipa karet manometer (B) dengan hati-hati sehingga larutan Ringer
dalam manometer menetes dari ujung pipa karet tersebut
13. Hubungkanlah pipa kaca bengkok dengan pipa karet manometer
P.III.4.4 Mengapa larutan ringer laktat dibiarkan menetes terus pada saat pipa
bengkok dihubungkan dengan pipa karet manometer?
![Page 38: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/38.jpg)
14. Tutuplah klem pipa karet buret
15. Bukalah klem karet manometer (B) sebesar-besarnya
16. Bukalah klem karet di ujung pipa manometer (C) dan membiarkan jantung
berdenyut mengosongkan diri. Tepat pada saat puncak systole tutup dengan cepat
klem (C) tersebut diatas. Bila jantung tidak berdenyut spontan rangsang jantung
secara mekanik dengan sentuhan benda tumpul pada ventrikel
17. Catatlah 5 kerutan jantung pada tromol yang berputar dengan kecepatan kira-kira ½
cm/detik, bila jantung tidak berdenyut sendiri, dengan memberi rangsangan pada
jantung setiap 5 detik sekali
18. Hentikanlah tromol dan mengalirkannya dari buret 0,2 – 0,5 cc Ringer ke dalam
ventrikel, kemudian mencatat 5 kerutan jantung seperti diatas
19. Ulangilah pencatatan dengan setiap kali menambahkan dengan cepat sejumlah
larutan Ringer yang sama banyaknya
20. Lanjutkanlah penambahan larutan Ringer sampai tekanan diastolik yang terus
bertambah menyebabkan penurunan tekanan sistolik yang nyata. Mencatat hasil
percobaan saudara.
P.III.4.5 Bila ujung pencatat manometer naik setinggi 10 mm, berapakah kenaikan
tekanan dalam ventrikel yang menyebabkan penyimpangan tersebut?
21. Buatlah kurve hubungan antara isi diastolik ventrikel dan tekanan ventrikel dari hasil
percobaan. Meneliti apakah hasil yang kami peroleh sesuai dengan teori
Jawaban :
P.III.4.1 Bagaimana cara menghindarkan adanya gelembung udara dalam pipa karet pada
ujung buret tersebut ? Menuangkan larutan Ringer secara perlahan pada dinding buret agar
tidak terjadi gelembung udara.
P.III.4.2 Dapatkanlah jantung kura-kura yang baru dikeluarkan dari tubuhnya tetap
berkontraksi ? apa sebabnya? Ya, karena masih adanya rangsang potensial aksi yang
menyebabkan kontraksi tetap ada.dikarenakan oleh pemberian natrium untuk agar jantung
dapat berkontraksi secara optimal
P.III.4.3 Apa yang harus saudara perhatikan pada waktu memasukkan dan mengikat pipa
kaca lurus pada batas atrium ventrikel? Memasukkan dan mengikat pipa kaca perlahan agar
tidah terjadi robek pada batas atrium ventrikel
![Page 39: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/39.jpg)
P.III.4.4 Mengapa larutan ringer laktat dibiarkan menetes terus pada saat pipa bengkok
dihubungkan dengan pipa karet manometer? Agar larutan Ringer mampu mempertahankan
suhu jantung pada keadaan normal.
P.III.4.5 Bila ujung pencatat manometer naik setinggi 10 mm, berapakah kenaikan tekanan
dalam ventrikel yang menyebabkan penyimpangan tersebut?
![Page 40: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/40.jpg)
5. URUTAN DENYUT KERUTAN BERBAGAI BAGIAN JANTUNG DAN DENYUT
EKTOPIK PADA JANTUNG KURA-KURA
PENDAHULUAN : DASAR TEORI
Aktivitas Listrik Jantung
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung :
a. 99% sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis, yaitu
memompa. Sel sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial
aksi.
b. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi
mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung
jawab untuk kontraksi sel sel pekerja. Contohnya nodus sinoatrium,
c. Nodus atrioventrikel, berkas His dan serat purkinje.
Penyebaran Eksitasi Jantung
Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama kali menyebar ke kedua
atrium. Penyebaran impuls tersebut di permudah oleh dua jalur penghantar atrium khusus,
jalur antaratrium dan jalur antar nodus. Nodus AV adalah satu satunya titik tempat potensial
aksi dapat menyebar dari atrium ke venrikel. Dari nodus AV, potensial aksi menyebar cepat
keseluruh ventrikel, diperlancar oleh sistem penghantar vetrikel khusus yang terdiri dari
berkas His dan serat purkinje.
Daerah yang mengalami aksiasi abnormal, yakni fokus ektopik, mencetuskan
potensial aksi prematur yang menyebar ke seluruh bagian jantung lainnya sebelum nodus SA
dapat menghasilkan potensial aksi.
Proses Mekanis Pada Siklus Jantung
Siklus jantung tediri dari tiga kejadian penting:
1 Pembentukan aktifitas listrik sewaktu jantung secara otortmes mengalami
depolarisasi dan repolarisasi.
2 Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistle (kontraksi dan pengosongan) dan
diastole (relaksasi dan pengisian) berganti ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik yang
berirama.
3 Arah aliran darah melintasi bilik bilik jantung yang ditentukan oleh pembukaan dan
pentupan katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.
![Page 41: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/41.jpg)
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
TUJUAN
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :
1. Membuat sediaan jantung kura sesuai dengan petunjuk umum.
2. Menetapkan urutan berbagai bagian jantung kura atas dasar pengamatan sendiri.
3. Mencatat mekanokardiogram atrium dan ventrikel kura.
4. Merangsang atrium dan ventrikel jantung dengan arus buka pada berbagai fase :
Sistole
Puncak sistole
Diastole
Akhir diastole
5. Membedakan peka rangsangan atrium dan ventrikel jantung pada berbagai fase
kontraksi tersebut diatas.
6. Menerangkan terjadinya perbedaan kepekaan pada berbagai fase tersebut diatas.
ALAT & BAHAN
1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat2. Kimograf rengkap + kapas kimograf + kertas + perekat3. Statif + klem4. Dua sinya maknit :
1 untuk mencatat waktu1 untuk mencatat tanda
5. Kawat listrik6. Stimulator induksi + elektroda perangsang7. Dua pencatat jantung + penjepit jantung 8. Batang kuningan berbentuk huruf L9. Benang + malam10. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet
5.1. URUTAN KERUTAN BERBAGAI BAGIAN JANTUNG
TATA CARA
1. Ikatlah ke 4 kaki kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya, ada meja
operasi.
2. Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah dibor dari jaringan dibawahnya dengan
menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak perdarahan.
![Page 42: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/42.jpg)
P.III.5.1. Bagaimana cara yang baik untuk menghindarkan perdarahan pada
tindakan ini ? Cara menghindari perdarahannya adalah dengan membor secara
hati – hati perisai dada dari kura – kura dan hindari jangan sampai jaringan
dibawahnya terkena. Jaringan dibawah dibuka menggunakan pinset dan skapel
sehingga mengurangi pendarahan.
3. Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati-hati agar
jangan terjadi perdarahan. Sekarang terlihat jantung berdenyut dengan jelas.
P.III.5.2. Apa beda anatomi yang penting antara jantung kura-kura dengan jantung
mammalia ? Beda jantung kura – kura dengan jantung mamalia adalah jantung
kura – kura hanya memiliki 1 ventrikel sedangkan mamalia 2 ventrikel.
4. Pelajari anatomi jantung kura-kura dengan bantuan petunjuk umum. Untuk
mempelajari bagian dorsal angkatlah ventrikel keatas dengan benda tumpul.
P.III.5.3. Apa bahaya manipulasi yang terlalu sering dan kasar terhadap jantung ?
Jika terjadi manipulasi yang terlalu sering dan kasar maka mengakibatkan
kerusakan jantung sampai henti jantung.
5. Nyatakan urutan kerutan berbagai bagian jantung.
5.2. DENYUT EKTOPIK ATRIUM DAN VENTRIKEL
TATA CARA
1. Pasanglah pelbagi alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat :
a. Mekanokardiogram atrium
b. Mekanokardiogram ventrikel
c. Tanda rangsang
d. Tanda waktu
Usahakan supaya ke 4 pencatat itu mempunyai titik sinkron yang terletak pada satu
garis vertikal.
P.III.5.4. Apa yang dimaksud dengan titik sinkron ? Titik sinkron adalah
sejumlah titik akhir systole yang sejajar yang terjadi pada ambang batas
maksimum otot jantung dimana semua otot jantung telah berkontraksi.
![Page 43: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/43.jpg)
2. Tanpa menjalankan tromol kimogrof, carilah kekuatan rangsang buka yang dapat
menimbulkan denyut etopik atrium.
Berlatihlah sebaik-baiknya dalam memberikan rangsang dalam arus buka pada :
a. Sistole atrium
b. Puncak sistole atrium
c. Diastolik atrium
d. Akhir diastolik atrium
P.III.5.5. Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik atrium ? Denyut ektopik
adalah denyut yang timbul akibat ransangan pada otot – otot diluar SA Node
saat terjadi diastole.
P.III.5.6. Pasa saat apa sebaiknya perangsangan diberikan untuk menghasilkan denyut
ektopik ? Untuk menghasilkan denyut ektopik, perangsangan sebaiknya
diberikan pada saat 1/3 diastole sampai 2/3 diastole.
P.III.5.7. Apa yang dimaksud dengan interval AV ? dan bagaimana mengukurnya ?
Interval AV adalah jarak waktu dibutuhkan atrium dan ventrikel untuk
melakukan systole dan diastole. Cara yang dilakukan dengan menggunakan
mekanokardiogram atrium dan ventrikel.
3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat (lihat gambar) untuk mencatat 10
denyut jantung sebagai kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah atrium
dengan kekuatan rangsang sub.2 pada :
a. Sistole atrium
b. Puncak sistole atrium
c. Diastole atrium
d. Akhir diastolik atrium
Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5 – 6 kali.
4. Tanpa menjalankan trumol carilah rangsang buka yang dapat menimbulkan denyut
ektopik ventrikel.
P.III.5.8 Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik ventrikel?
P.III.5.9 Mengapa ventrikel tidak boleh dirangsang dengan rangsang faradic?
P.III.5.10 Apakah denyut ektopok ventrikel diikuti oleh denyut ektopik atrium?
![Page 44: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/44.jpg)
P.III.5.11 Apa yang dimaksud dengan rehat kompensasi?
P.III.5.12 Bila rehat kompensasi penuh dan tidak penuh?
5. Jalankan trumol dengan kecepatan yang tepat.
6. Catat 10 denyut normal sebagai control. Tanpa menghentikan trumol rangsanglah
ventrikel dengan kekuatan rangsang sub.4 pada :
a. Sistole ventrikel
b. Puncak sistole ventrikel
c. Diastole ventrikel
d. Akhir diastole ventrikel
Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kali.
P.III.5.13 Apakah ada hubungan antara saat jantung perangsang dengan amplitudo
denyut ektopik yang dihasilkannya?
KENDALA
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video saja sehingga ilmu yang
diserap tidak sebaik jika terlibat langsung.
HASIL PRAKTIKUM & ANALISA
A. Urutan Kerutan Berbagai Bagian Jantung
Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.
B. Denyut Ektopik Atrium dan Ventrikel
ATRIUM
Atrium sistole : Tidak ada denyut ektopik
Atrium puncak sistole : Tidak ada denyut sistole
Atrium diastole : Ada denyut ektopik pada kekuatan 7.5 mV
Atrium akhir diastole : Ada denyut ektopik
VENTRIKEL
Ventrikel sistole : Tidak ada denyut ektopik
![Page 45: Laporan Fisiologi](https://reader033.vdokumen.com/reader033/viewer/2022061611/55cf9ab2550346d033a2f23a/html5/thumbnails/45.jpg)
Ventrikel puncak sistol : Tidak ada denyut ektopik
Ventrikel diastole : Ada denyut ektopik pada kekuatan 5mV
Ventrikel akhir diastole : Tidak ada denyut ektopik
KESIMPULAN
Denyut ektopik merupakan kelainan denyut yang timbul di luar sistol dan diastol (denyut
ekstra sistol). Denyut tersebut dapat dirangsang pada masa di luar refrakter absolut. Hal ini
dapat terjadi pada manusia jika saraf simpatis dirangsang secara kontinu (dengan konsumsi
kopi dan stress yang terus menerus).