laporan fisiologi

64
1. HUKUM POISEUILLE 1. Tujuan Percobaan 1. Memahami karakteristik aliran fluida. 2. Mengukur debit aliran fluida yang melewati pipa dengan diameter serta variabel yang berbeda-beda. 2. Alat-alat Percobaan 1. Tabung gelas yang panjangnya 80 cm 2. Statif untuk menjepit tabung agar berdiri vertikal 3. Gelas ukur 4. Stopwatch 5. Aerometer dengan daerah ukur sampai 1,1 g/cm3 6. Pipa karet 7. Spluit (alat suntik) 8. Larutan NaCl 3. Teori Dasar Mengingat sifat umum efek kekentalan, bahwa kecepatan fluida kental yang mengalir melalui pipa tidak sama di seluruh titik penampang lintangnya. Lapisan paling luar fluida melekat pada dinding pipa dan kecepatannya nol. Dinding pipa “menahan” gerak lapisan paling luar tersebut dan lapisan menahan pula lapisan berikutnya, begitu seterusnya. Asal kecepatan tieak terlalu besar, aliran akan laminer, dengan kecepatn paling besar di bagian tengah pipa, lalu berangsur kecil sampai menjadi nol pada dinding pipa. Misalnya dalam sepotong pipa yang radius dalamnya R dan panjangnya L mengalir fluida yang viskositasnya η secara

Upload: yogie-nahara-saputra

Post on 24-Oct-2015

57 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fisiologi

1. HUKUM POISEUILLE

1. Tujuan Percobaan1. Memahami karakteristik aliran fluida.2. Mengukur debit aliran fluida yang melewati pipa dengan diameter serta variabel

yang berbeda-beda.

2. Alat-alat Percobaan1. Tabung gelas yang panjangnya 80 cm2. Statif untuk menjepit tabung agar berdiri vertikal3. Gelas ukur4. Stopwatch5. Aerometer dengan daerah ukur sampai 1,1 g/cm36. Pipa karet7. Spluit (alat suntik)8. Larutan NaCl

3. Teori Dasar

Mengingat sifat umum efek kekentalan, bahwa kecepatan fluida kental yang

mengalir melalui pipa tidak sama di seluruh titik penampang lintangnya. Lapisan paling

luar fluida melekat pada dinding pipa dan kecepatannya nol. Dinding pipa “menahan”

gerak lapisan paling luar tersebut dan lapisan menahan pula lapisan berikutnya, begitu

seterusnya. Asal kecepatan tieak terlalu besar, aliran akan laminer, dengan kecepatn

paling besar di bagian tengah pipa, lalu berangsur kecil sampai menjadi nol pada dinding

pipa.

Misalnya dalam sepotong pipa yang radius dalamnya R dan panjangnya L

mengalir fluida yang viskositasnya η secara laminer (gambar 1). Sebuah silinder kecil

beradius r berada dalam kesetimbangan (bergerak dengan kecepatan konstan) disebabkan

gaya dorong yang timbul akibat perbedaan tekanan antara ujung-ujung silinder itu serta

gaya kekentalan yang menahan pada permukaan luar. Gaya dorong ini adalah

(p1-p2)π r2 (1)

Page 2: Laporan Fisiologi

Menggunakan persamaan umum untuk mencari koefisien viskositas, maka gaya

kekentalan adalah

(p1-p2)π r² = -η x rL x dv/dr (2)

di mana dv/dr ialah gradien kecepatan pada jarak radial r dari sumbu. Tanda (-) negatif

diberikan karena v berkurang bila r bertambah. Dengan menjabarkan gaya-gaya dan

mengintegrasikannya akan diperoleh persamaan parabola. Garis lengkung pada Gambar

1(b) adalah grafik persamaan ini. Panjang anak-anak panah sebanding dengan kecepatan

di posisi masing-masingnya. Gradien kecepatan untuk r sembarang merupakan

kemiringan garis lengkung ini yang diukur terhadap sebuah sumbu vertikel. Kita katakan

bahwa aliran ini mempunyai profil kecepatan parabola.

Gambar2. Menghitung debit aliran Q melalui rumus piseuille dengan :

a. Panjang pipa sama, tekanan berbedab. Panjang pipa berbeda, tekanan samac. Panjang pipa sama, viskositas berbedad. Panjang pipa sama, diameter berbeda

Page 3: Laporan Fisiologi

Untuk menghitung debit aliran Q, atau volume fluida yang melewati sembarang

penampang pipa per satuan waktu. Volume fluida dV yang melewati ujung-ujung unsur

ini waktu dt ialah v dA dt, di mana v adalah kecepatan pada radius r dan dA ialah luas

yang diarsir sama dengan 2π r dr. Dengan mengambil rumusan v dari persamaan (2)

kemudian mengintegrasikan seluruh elemen antara r = 0 dan r = R, dan membagi dengan

dt, maka diperoleh debit aliran Q sebagai berikut:

(3)

Rumus ini pertama kali dirumuskan oleh Poiseuille dan dinamakan hukum

Poiseuille. Kecepatan aliran volume atau debit aliran berbanding terbalik dengan

viskositas, dan berbanding lurus dengan radius pipa pangkat empat.

Apabila kecepatan suatu fluida yang mengalir dalam sebuah pipa melampaui

harga kritis tertentu (yang bergantung pada sifat-sifat fluida dan pada radius pipa), maka

sifat aliran menjadi sangat rumit. Di dalam lapisan sangat tipis sekali yang bersebelahan

dengan dinding pipa, disebut lapisan batas, alirannya masih laminer. Kecepatan aliran di

dalam lapisan batas pada dinding pipa adalah nol dan semakin bertambah besar secara

uniform di dalam lapisan itu. Sifat-sifat lapisan batas sangat penting sekali dalam

menentukan tahanan terhadap aliran, dan dalam menentukan perpindahan panas ke atau

dari fluida yang sedang bergerak itu.

Di luar lapisan batas, gerak fluida sangat tidak teratur. Di dalam fluida timbul arus

pusar setempat yang memperbesar tahanan terhadap aliran. Aliran semacam ini disebut

aliran yang turbulen. Percobaan menunjukkan bahwa ada kombinasi empat faktor yang

menentukan apakah aliran fluida melalui pipa bersifat laminer atau turbulen. Kombinasi

ini dikenal sebagai bilangan Reynold, NR, dan didefenisikan sebagai :

NR= ρvD❑ (4)

Q=π r 4 ( P1 - P2 )

8η L

Page 4: Laporan Fisiologi

dimana ρ ialah rapat massa fluida, v ialah kecepatan aliran rata-rata, η ialah viskositas,

dan D ialah diameter pipa. Kecepatan rata-rata adalah kecepatan uniform melalui

penampang lintang yang menimbulkan kecepatan pengosongan yang sama. Bilangan

Reynold ialah besaran yang tidak berdimensi dan besar angkanya adalah sama dalam

setiap sistem satuan tertentu. Tiap percobaan menunjukkan bahwa apabila bilangan

Reynold lebih kecil dari kira-kira 2000, aliran akan laminer, dan jika lebih dari kira-kira

3000, aliran akan turbulen. Dalam daerah transisi antara 2000 dan 3000, aliran tidak

stabil dan dapat berubah dari laminer menjadi turbulen atau sebaliknya.

4. Prosedur PercobaanA. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda.

1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara vertikel pada statif yang tersedia.

2. Tutplah kran pada kedua pipa yang panjang sama dengan ketinggian berbeda kemudian isilah air sampai batas yang ditentukan.

3. Taruhlah gelas ukur pada ujung kedua pipa untuk menampung air yang keluar.4. Hidupkan pompa air, buka kran pada kedua pipa dan tekan stopwatch selama 15

detik secara serentak dan bersama-sama.5. Hitunglah volume air yang ditampung dalam kedua gelas ukur tersebut.6. Ulangi percobaan no.4 dan no.5 sebanyak 5 kali.

B. Menghitung debit aliran dengan panjang pipa sama dan viskositas berbeda.

1. Bersihkan tabung terlebih dahulu dengan air kemudian jepitlah tabung secara

vertikal pada statif yang tersedia.

2. Buatlah larutan NaCl (dianggap konsentrasinya 100 %). Ukurlah massa jenisnya ρ

dengan aerometer dan isikan pada tabel data.

3. Isilah larutan NaCl 100 % ke dalam tabung sampai batas yang ditentukan.

4. Taruhlah gelas ukur pada ujung pipa untuk menampung air yang keluar.

5. Buka kran pada pipa sambil menekan stopwatch selam 15 detik secara serentak

dan bersama-sama.

6. Hitunglah volume air yang ditampung dalam gelas ukur tersebut.

7. Ulangi percobaan untuk larutan NaCl 100 % sebanyak 3 kali.

8. Ulangi percobaan 2 sampai 7 untuk larutan NaCl 50 %.

C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa dan radius/ jari-jari yang berbeda, caranya sama dengan bagian A.

Page 5: Laporan Fisiologi

5. Tugas Laporan Akhir1. Bandingkan debit aliran pada pipa I dan pipa II. Apa yang dapat saudara

simpulkan ?2. Hitunglah galat debit aliran pada pipa I dan pipa II untuk masing-masing

percobaan.3. Hitunglah bilangan reynolds (NR) pada masing-masing percobaan.4. Buatlah grafik hubungan antara debit aliran terhadap tekanan.

Page 6: Laporan Fisiologi

DATA PERCOBAAN K-1 : HUKUM POSEUILLE

Densitas Aquadest : ρaq = 1 g/cm3 Densitas Kecap 100% : ρkecap1 = 13 g/cm3 Densitas Kecap 50% : ρkecap2 = 6 g/cm3

A. Mengihtung debit aliran untuk panjang pipa sama dan tekanan berbeda

No. Waktu (s)Volume (mL) Debit aliran (mL/s)

Pipa 1 Pipa 2 Pipa 1 Pipa 2

1. 20’ 200 350 10 17,5

2. 20’ 250 580 12,5 29

3. 20’ 280 600 17 30

4. 20’ 390 540 19,5 27

5. 20’ 350 580 17,5 29

Pada debit aliran dengan panjang pipa sama dan tekanan berbeda disimpulkan

pipa yang memiliki tekanan yang besar memiliki debit aliran yang besar, begitu pun

sebaliknya tekanan kecil maka debit aliran yang dihasilkan pun akan kecil.

B. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda

i. Konsentrasi Kecap 100%

Volume (mL) Debit aliran (mL/s)

No. Waktu (s) Pipa 1 Pipa 2 Pipa10 1 Pipa 2

1. 15’ 150 10

2. 15’ 150 10

3. 15’ 150 10

4. 15’ 150 10

5. 15’ 150 10

Page 7: Laporan Fisiologi

ii. Konsentrasi Kecap 50%

Volume (mL) Debit aliran (mL/s)

No. Waktu (s) Pipa 1 Pipa 2 Pipa 1 Pipa 2

1. 15’ 250 16,66

2. 15’ 250 16,66

3. 15’ 230 15,33

4. 15’ 240 16

5. 15’ 240 16

Pada debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda dapat disimpulkan

bahwa apabila viskositas (kekentalan) semakin besar maka debit aliran yang dihasilkannya akan

kecil dan begitupun sebaliknya.

C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama

Volume (mL) Debit aliran (mL/s)

No. Waktu (s) Pipa 1 Pipa 2 Pipa 1 Pipa 2

1. 15’ 350 300 23,33 20

2. 15’ 250 450 16,66 30

3. 15’ 450 500 30 33,33

4. 15’ 350 450 23,33 30

5. 15’ 400 450 26,66 30

Pada debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama dapat disimpulkan bahwa pada pipa yang panjang menghasilkan debit aliran yang kecil dan pipa yang pendek menghasilkan debit aliran yang lebih deras atau cepat.

Page 8: Laporan Fisiologi

D. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan diameter berbeda

Volume (mL) Debit aliran (mL/s)

No. Waktu (s) Pipa 1 Pipa 2 Pipa 1 Pipa 2

1. 20 480 250 19,2 10

2. 20 500 250 20 8

3. 20 500 250 20 10

4. 20 500 250 20 10

5. 20 500 250 20 10

Pada debit aliran untuk panjang pipa sama dan diameter berbeda dapat disimpulkan bahwa pada pipa dengan diameter yang besar maka akan menghasilkan debit aliran yang besar sedangkan pada pipa dengan diameter yang kecil akan menghasilkan debit aliran yang kecil pula.

6. KESIMPULAN

A. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan tekanan berbeda

Percobaan yang dilakukan telah membuktikan rumus Poiseuille, di mana jika tekanan yang lebih

besar akan menghasilkan debit aliran yang meningkat dan sebaliknya.

B. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan viskositas berbeda

Percobaan yang dilakukan telah membuktikan rumus Poiseuille, di mana jika viskositas

dinaikkan akan menghasilkan debit aliran yang menurun dan sebaliknya.

C. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa berbeda dan tekanan sama

Page 9: Laporan Fisiologi

Percobaan yang dilakukan telah membuktikan rumus Poiseuille, di mana jika panjang pipa

dinaikkan akan menghasilkan debit aliran yang menurun dan sebaliknya.

D. Menghitung debit aliran untuk panjang pipa sama dan diameter berbeda

Percobaan yang dilakukan telah membuktikan rumus Poiseuille, di mana jika diameter pipa

diperbesar akan menghasilkan debit aliran yang meningkat dan sebaliknya, walaupun

peningkatan yang terjadi tidak sesignifikan yang dilakukan oleh Poiseuille.

Page 10: Laporan Fisiologi

2. SISTEM KARDIOVASKULER

1. PENGUKURAN SECARA TIDAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA

ORANG.

TEORI DASAR

Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh sirkulasi darah pada dinding pembuluh darah, dan merupakan salah satu tanda-tanda vital utama. Pada setiap detak jantung, tekanan darah bervariasi antara tekanan maksimum (sistolik) dan minimum (diastolik). Tekanan darah dikarenakan oleh pemompaan jantung dan resistensi pembuluh darah, berkurang sebagai sirkulasi darah menjauh dari jantung melalui arteri. Tekanan darah memiliki penurunan terbesar dalam arteri kecil dan arteriol, dan terus menurun ketika bergerak melalui darah kapiler dan kembali ke jantung melalui pembuluh darah. Gravitasi, katup dalam pembuluh darah, dan memompa dari rangka kontraksi otot, adalah beberapa pengaruh lain pada tekanan darah di berbagai tempat di dalam tubuh.

Tekanan darah dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat. Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut - 120 /80 mmHg. Nomor atas (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole.

Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring. Tidak ada nilai tekanan darah 'normal' yang tepat, namun dihitung berdasarkan rentang nilai berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah amat dipengaruhi oleh kondisi saat itu, misalnya seorang pelari yang baru saja melakukan lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi, namun ia dalam nilai sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg. Tekanan darah rendah disebut hipotensi.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Bila tekanan darah diketahui lebih tinggi dari biasanya secara berkelanjutan, orang itu dikatakan mengalami masalah darah tinggi.

Page 11: Laporan Fisiologi

Penderita darah tinggi mesti sekurang-kurangnya mempunyai tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat.

Tekanan yang diciptakan oleh kontraksi ventrikel adalah kekuatan pendorong untuk aliran darah melalui pembuluh dari sistem. Ketika darah meninggalkan ventrikel kiri, aorta dan arteri diperluas untuk mengakomodasi hal itu. Ketika ventrikel relaks dan menutup katup semilunar, dinding elastis arteri mundur, mendorong darah maju ke arteri yang lebih kecil dan arteriol. Dengan mempertahankan tekanan aliran darah selama ventrikel berelaksasi, arteri terus-menerus menghasilkan aliran darah melalui pembuluh darah. Sirkulasi arus di sisi arteri berdenyut, mencerminkan perubahan dalam tekanan arteri sepanjang siklus jantung. Ketika melewati arteriol, gelombang menghilang.

Dalam sirkulasi sistemik, tekanan darah tertinggi terletak pada arteri dan terendah di pembuluh darah kecil. Tekanan darah tertinggi di arteri dan jatuh terus seperti darah mengalir melalui sistem sirkulasi. Penurunan tekanan terjadi karena energi yang hilang akibat hambatan dari pembuluh darah. Resistensi terhadap aliran darah juga berasal dari gesekan antara sel-sel darah. Dalam sirkulasi sistemik, tekanan tertinggi terjadi di dalam aorta dan mencerminkan tekanan diciptakan oleh ventrikel kiri. Tekanan aorta mencapai tinggi rata-rata 120 mm Hg selama sistol ventrikel, kemudian terus menurun dari 80 mm Hg selama diastol ventrikel. Perhatikan bahwa meskipun tekanan dalam ventrikel turun menjadi hampir 0 mm Hg sebagai ventrikel relaks, tekanan diastolik dalam arteri besar masih relatif tinggi. Tekanan diastolik yang tinggi dalam arteri mencerminkan kemampuan wadahnya untuk menangkap dan menyimpan energi dalam dinding elastis. Peningkatan tekanan yang cepat terjadi saat ventrikel kiri mendorong darah ke aorta dapat ditinggalkan sebagai denyut nadi, atau tekanan gelombang, diteruskan melalui arteri berisi cairan dari sistem kardiovaskular. Gelombang tekanan sekitar 10 kali lebih cepat dari darah itu sendiri.

Pengaruh Tekanan Darah Arteri Rata-Rata

Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong darah ke jaringan. Tekanan ini harus diatur secara ketat karena dua alas an. Pertama, tekanan tersebut harus tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup; tanpa tekanan ini, otak dan jaringan lain tidak akan menerima aliran yang adekuat seberapapun penyesuaian lokal mengenai resistensi arteriol ke organ-organ tersebut yang dilakukan. Kedua, tekanan tidak boleh terlalu tinggi, sehingga menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh serta kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus. Mekanisme-mekanisme yang melibatkan integrasi berbagai komponen sistem sirkulasi dan sistem tubuh lain penting untuk mengatur tekanan darah arteri rata-rata ini. Dua penentu utama tekanan darah arteri rata-rata adalah curah jantung dan resistensi perifer total:

Tekanan darah arteri rata-rata = curah jantung x resistensi perifer total

Pada gilirannya, sejumlah faktor menentukan curah jantung dan resistensi perifer total. Dengan demikian, kita dapat memahami kompleksitas pengaturan tekanan darah. Perubahan

Page 12: Laporan Fisiologi

setiap faktor tersebut akan mengubah tekanan darah kecuali apabila terjadi perubahan kompensatorik pada variable lain sehingga tekanan darah konstan. Aliran darah ke suatu jaringan bergantung pada gaya dorong berupa tekanan darah. Dengan demikian, variable kardiovaskular harus terus-menerus diubah untuk mempertahankan tekanan darah yang konstan walaupun kebutuhan jaringan akan darah berubah-ubah.

Tekanan arteri rata-rata secara konstan dipantau olehbaroreseptor (sensor tekanan) di dalam sistem sirkulasi. Apabila reseptor mendeteksi adanya penyimpangan dari normal, akan dimulai serangkaian respons refleks untuk memulihkan tekanan arteri ke nilai normalnya. Penyesuaian jangka pendek (dalam beberapa detik) dilakukan dengan mengubah curah jantung dan resistensi perifer total, yang diperantarai oleh pengaruh sistem saraf otonom pada jantung, vena, dan arteriol. Penyesuaian jangka panjang (memerlukan waktu beberapa menit sampai hari) melibatkan penyesuaian volume darah total dengan memulihkan keseimbangan garam dan air melalui mekanisme yang mengatur pengeluaran urine dan rasa haus. Besarnya volume darah total, pada gilirannya, menimbulkan efek nyata pada curah jantung dan tekanan arteri rata-rata.

Metode Pengukuran Tekanan Darah

Bila kanula dimasukkan ke arteri, tekanan arteri dapat diukur secara langsung dengan manometer air raksa atau ukuran dasar ketegangan yang sesuai dan suatu osiloskop diatur untuk menulis secara langsung pada potongan kertas yang bergerak. Bila arteri diikat diatas titik tempat memasukkan kanula, suatu tekanan terekam. Aliran dalam arteri terganggu, dan semua energy kinetic dari aliran dikonversi menjadienergi tekanan. Bila, pilihan lain, suatu tabung T dimasukkan kedalam pembuluh darah dan tekanan diukur pada sisi lengan tabung, rekaman tekanan sisi pada tekanan turun karena tahanan diabaikan ialah lebih rendah dibandingkan tekanan ujung oleh energy kinetic dari aliran.

Metode Auskultasi

Tekanan darah arteri pada manusia secara rutin diukuk dengan metode auskultasi. Suatu manset yang dapat dipompa dihubungkan pada manometer air raksa kemudian dililitkan disekitar lengan dan stetoskop diletakkan diatas arteri brakialis pada siku. Manset secara tepat dipompa sampai tekanan didalamnya diatas tekanan sistolik yang diharapkan dalam arteri brakialis. Arteri dioklusi oleh manset dan tidak ada suara terdengar oleh stetoskop. Kemudian tekanan dalam manset diturunkan secara perlahan-lahan. Pada titik tekana sistolik dalam arteri dapat melampaui

Page 13: Laporan Fisiologi

tekanan manset, semburan darah melewatinya pada tiap denyut jantung dan secara sinkron dengan tiap denyut, bunyi detakan didengar dibawah manset.

Metode Palpasi

Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena kesukaran dalam menetukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mm Hg lebih rendah dibandingkan dengan yang diukur menggunakan metode auskultasi.5

Adalah bijaksana melakukan kebiasaan meraba denyut nadi radialis ketika memompa manset selama pengukuran tekanan darah dengan metode auskultasi. Bila tekanan manset diturunkan, bunyi Korotkoff kadang-kadang menghilang pada tekanan diatas tekanan diastolic, kemudian muncul lagi pada tekanan yang lebih rendah. Bila manset dimulai untuk dipompa sampai denyut radialismenghilang, pemeriksa dapat yakin bahwa tekanan manset diatas tekanan sistolik dan nilai tekanan rendah palsu dapat dihindari.

Metode Oscillometric

Metode Oscillometric pertama kali ditunjukkan pada tahun 1876 dan melibatkan pengamatan osilasi dalam tekanan manset sphygmomanometer yang disebabkan oleh aliran darah osilasi, yaitu pulsa. Versi elektronik dari metode ini kadang-kadang digunakan dalam lama jangka pengukuran dan praktik umum. Metode ini menggunakan manset sphygmomanometer seperti metode auscultatory, tapi dengan sensor tekanan elektronik (transducer) untuk mengamati osilasi tekanan manset, elektronik untuk menafsirkannya secara otomatis, dan otomatis inflasi dan deflasi manset. Sensor tekanan harus dikalibrasi secara berkala untuk menjaga akurasi.

Pengukuran oscillometric memerlukan keterampilan teknik lebih sedikit daripada auscultatory, dan mungkin cocok untuk digunakan oleh staf terlatih dan untuk pemantauan di rumah pasien secara otomatis. Pada awalnya tekanan manset ini mengembang melebihi tekanan arteri sistolik, dan kemudian mengurangi tekanan diastolik selama sekitar 30 detik. Ketika aliran darah adalah nol (tekanan manset melebihi tekanan sistolik) atau tanpa hambatan (tekanan manset di bawah tekanan diastolik), tekanan manset akan konstan. Kebenaran ukuran manset

Page 14: Laporan Fisiologi

sangat penting karena ukuran manset yang kecil/sempit dapat menghasilkan tekanan yang terlalu tinggi, sedangkan ukuran manset yang besar/longgar dapat menghasilkan tekanan yang terlalu rendah. Ketika aliran darah hadir, tetapi dibatasi, tekanan manset, yang dipantau oleh sensor tekanan, akan bervariasi secara berkala selaras dengan siklus ekspansi dan kontraksi arteri brakialis, yaitu, akan terombang-ambing. Kemudian nilai-nilai sistolik dan tekanan diastolik dihitung, sebenarnya tidak diukur dari data mentah, tetapi menggunakan algoritma, lalu hasil yang telah dihitung akan ditampilkan.

Oscillometric monitor bisa menghasilkan pembacaan yang tidak akurat pada pasien dengan masalah jantung dan sirkulasi, yang meliputi arteri sklerosis, aritmia, pre-eklampsia, pulsus alternans, dan pulsus paradoxus.

Dalam praktiknya, metode yang berbeda tidak memberikan hasil identik; algoritma dan koefisien yang diperoleh secara eksperimental digunakan untuk menyesuaikan hasil oscillometric untuk memberikan bacaan yang sesuai dengan hasil auscultatory sebaik-baiknya. Beberapa peralatan komputer menggunakan analisis dibantu sesaat gelombang tekanan arteri untuk menentukan sistolik, berarti, dan diastolik poin. Karena banyak perangkat oscillometric belum divalidasi, kehati- hatian harus diberikan karena kebanyakan tidak cocok dalam klinis dan pengaturan perawatan akut.

TUJUAN

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Mengukur tekanan arteri brakhialis dengan cara auskultasi dengan penilaian menurut metode lama dan metode baru “ The american Heart Association (AHA)”

2. Mengukur tekanan darah arteri brakhialis dengan cara palpasi3. Menerangkan perbedaan hasil pengukuran cara auskultasi dengan cara palpasi4. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring

duduk dan berdiri5. Menguraikan berbagai faktor penyebab perubahan hasil pengukuran tekanan darah pada

ketiga sikap tersebut diatas.6. Membandingkan hasil pengukuran darah arteri brakhialis sebelum dan sesudah kerja otot7. Menjelaskan berbagai faktor penyebab perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah

kerja otot.

ALAT

1. Sfigmomanometer2. Stetoskop

TATA KERJA

Page 15: Laporan Fisiologi

I. Pengukuran Tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring duduk dan berdiri

Berbaring telentang

1. Suruhlah op berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit2. Selama menunggu, pasanglah manset sfignomamnometer pada lengan op

P.III.1.1 Apa yang harus diperhatikan pada waktu memasang manset? yang harus diperhatikan adalah letak arteri brakhialis, tombon on pada sfignomanometer, dan keadaan karet pompa.

3. Carilah dengan cara palpasi denyut a.brachialis pada fossa cubiti dan denyut a.brachialis pada pergelangan tangan kanan op.P.III.1.2. Mengapa kita harus meraba letak denyut arteri brachialis dan arteri radialis o.p.? Kita harus meraba arteri radialis karena pada saat denyut radialis pertama kali teraba tekanan sistolik palpatoir dapat ditentukan. Kita harus meraba arteri brachialis karena kita dapat meraba perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik yang dikenal sebagai tekanan nadi dengan cara auskultasi.

4. Setelah op berbaring 10 menit, tetapkanlah kelima fase korotkoff dalam pengukuran darah op tersebut.P.III.1.3. Tindakan apa yang sodara lakukan secara berturut-turut untuk mengukur tekanan darah ini?

Jawab: Dengan cara mendengar (auskultasi) bunyi yang timbul pada arteri brachialis yang disebut bunyi Korotkoff. Bunyi ini terjadi akibat timbulnya aliran turbulen dalam arteri

yang disebabkan oleh penekanan manset pada arteri tersebut. Dalam cara auskultasi ini harus diperhatikan bahwa terdapat suatu jarak paling sedikit 5 cm, antara manset dan tempat meletakkan stetoskop. Kemudian pompalah manset sehingga tekanannya melebihi tekanan sistolis (yang diketahui dari palpasi). Turunkanlah tekanan manset perlahan-lahan sambil meletakkan stetoskop di atas arteri brachialis pada siku. Mulamula tidak terdengar suatu bunyi kemudian akan terdengar bunyi mengetuk yaitu ketika darah mulai melewati arteri yang tertekan oleh manset sehingga terjadilah turbulensi. Bunyi yang terdengar disebut bunyi Korotkoff dan dapat dibagi dalam lima fase yang berbeda

P.III.1.4. Sebutkan kelima fase korotkoff. Bagaimana menggunakan fase korotkoff dalam pengukuran tekanan darah dengan penilaian metode lama dan baru?

K1 = Suara jelas pertama yang terdengar saat darah mula-mula mengalir melalui pembuluh nadi (sistolik),berbunyi auskultasi, sifatnya lemah, nadanya agak tinggi terdengar.

Page 16: Laporan Fisiologi

K2 = Suara itu terdengar seperti terhambat dan mungkin menghilang, berubahnya ukuran pembuluh karena tekanan baru dilepaskanmenibulkan tekanan yang mengakibatkan suara itu seperti terhambat, menghilangnya suara disebut auskulatory gap, bunyi seperti K1 disertai bising (Tekssst, teksst… atau tekrrd, tekrrd…..)

K3 = Suara menjadi lebih jelas karena tekanan manset yang diperlonggar, pembuluh nadi, tetap terbuka/mengembang selamaterjadinya kuncup jantung(bunyi berubah menjadi keras, nada rendah, tanpa bising.merupakan bunyi yang paling kuat terdengar

K4 = Bunyi Melemah

K5 =Fase diastolic

5. Ulangi pengukuran sub 4 sebanyak 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata dan catat hasilnya.P.III.1.5 Apa yang harus diperhatikan bila kita ingin mengulangi pengukuran tekanan darah?apa sebabnya?

Jawab : Faktor-faktor yang mempengaruhi pembacaan tekanan darah, yaitu:

• Usia • Tidur • Berat badan • Emosi • Hereditas • Jenis kelamin • Viskositas darah • Kondisi pembuluh darah

Sebab :

Tekanan darah meningkat karena: • Jenis kelamin pasien • Latihan fisik • Makan • Stimulan (zat-zat yang mempercepat fungsi tubuh) • Stress emosional seperti marah, takut, dan aktivitas seksual

• Kondisi penyakit seperti arteriosklorosis (penebalan arteri) • Faktor hereditas • Nyeri

Page 17: Laporan Fisiologi

• Obesitas • Usia • Kondisi pembuluh darah

Tekanan darah menurun karena: • Puasa (tidak makan) • Istirahat • Depresan (obat-obatan yang menghambat fungsi tubuh) • Kehilangan berat badan • Emosi (seperti berduka) • Kondisi abnormal seperti hemoragi (kehilangan darah) atau syok

Duduk

6. Tanpa melepaskan manset op disuruh duduk. Setelah ditunggu 3 menit ukurlah lagi tekanan darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ulangi pengukuran selama 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata da catatlah hasilnya.P.III.1.6. Sebutkan 5 faktor yang menentukan besar tekanan darah arteri.

Jawab : Faktor yang mempengaruhi tekanan darah arteri, yaitu:

• Kerja Jantung• Tahanan perifer• Kekenyalan dinding pembuluh darah• Kekentalan darah• Jumlah darah yang bersirkulasi

Berdiri

7. Tanpa melepaskan manset op disuruh berdiri setelah ditunggu 3menit ukurlah tekanan darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ualngi oengukuran sebanyak 3x unruk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah hasilnya.P.III.1.7 Mengapa pengukuran dilakukan beberapa saat setelah berdiri ?

Jawab : - Untuk menstabilkan kecepatan aliran darah keseluruh tubuh selama proses duduk-berdiri.

8. Bandingkanlah hasil pengukuran tekanan darah op pada ketiga sikap yang berbeda diatas.

II. Pengukuran tekanan darah sesudah kerja otot

1. Ukurlah tekanan darah a,brachialis op dengan penilaian menurut metode baru pada sikap duduk (op tidak perlu yang sama).

Page 18: Laporan Fisiologi

2. Tanpa melepaskan manset suruhlah op berlari ditempat dengan frekwensi kurang lebih 120 loncatan permenit selama 2 menit. Segera setelah selesai op disuruh duduk dan ukurlah tekanan darahnya.

3. Ulangi pengukuran tekanan darah ini tiap menit sampai tekanan darahnya kembali seperti semula. Catatlah hasil pengukuran tersebut.

P.III.1.8 Bagaimana tekanan darah seseorang setelah melakukan kerja otot ?Jawab : Tekanan darah menurun setelah berlari .

III. Pengukuran tekanan darah a.brachialis dengan cara palpasi1. Ukurlah tekanan darah a.brachialis op pad asikap duduk dengan cara auskultasi (sub I).2. Ukurlah tekanan darah arteri brachialis op pada sikap yang sama dengan cara palpasi.

P.III.1.9 Bagaimana sdr. Melakukan pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi?

Jawab : Melalui palpasi tangan dapat dilakukan pengukuran yang lembut dan sensitif terhadap tanda fisik. Pada saat melakukan palpasi, klien harus diposisikan dengan nyaman karena ketegangan otot akan mengganggu keefektifan palpasi. Pada pengkajian terkait sistem sirkulasi, dapat dilakukan perhitungan jumlah denyut nadi o.p per menit. Untuk menghitung denyut nadi per menit menggunakan ketiga jari untuk menemukan arteri radialis di tangan.

Page 19: Laporan Fisiologi

HASIL PERCOBAAN

Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Sikap Berbaring Terlentang

OrangPercobaa

n

FaseKorotkov

Pengukuran (mmHg) Rata-Rata1 2 3

yogi

Sistole 117 115 118 116,67Bising 103 103 107 104,3

Bunyi mulai teratur 95 95 95 95Melemah 90 87 88 88,3Diastole 85 80 80 81,67

Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Sikap Duduk

OrangPercobaa

n

FaseKorotkov

Pengukuran (mmHg) Rata-Rata1 2 3

yogi

Sistole 121 118 122 120,3Bising 109 106 108 107,67

Bunyi mulai teratur 102 98 102 100,67Melemah 95 90 96 125,3Diastole 85 82 85 84

Hasil Pengukuran Tekanan Darah Pada Sikap Berdiri

OrangPercobaa

n

FaseKorotkov

Pengukuran (mmHg) Rata-Rata1 2 3

yogi

Sistole 117 115 116 116Bising 109 108 110 109

Bunyi mulai teratur 100 100 102 100,67Melemah 90 90 90 90Diastole 82 80 85 82,3

Page 20: Laporan Fisiologi

Hasil Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot

OrangPercobaa

n

FaseKorotkov

Pengukuran (mmHg) Rata-Rata1 2 3

yogi

Sistole 135 130 125 130Bising 120 116 115 117

Bunyi mulai teratur 112 110 104 108,67Melemah 105 104 95 101,3Diastole 80 80 80 80

Kesimpulan :

Berdasarkan data yang kami peroleh dari hasil percobaan, menunjukkan bahwa pada

sikap berdiri, tekanan darah o.p menunjukan keadaan terendah akibat adanya gaya gravitasi

yang sejajar dengan gaya dorong pembuluh darah menuju jantung. Pada saat seseorang

berdiri, gaya gravitasi akan menyebabkan darah berkumpul di kaki. Hal ini akan menurunkan

tekanan darah karena hanya sedikit sirkulasi darah yang kembali ke jantung untuk memompa.

Sikap atau posisi duduk membuat tekanan darah cenderung stabil. Hal ini dikarenakan

pada saat duduk sistem vasokonstraktor simpatis terangsang dan sinyal – sinyal saraf pun

dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama

otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang

menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan

vaskuler abdomen ke jantung. Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah

saat Anda istirahat dan dalam keadaan duduk atau berbaring.

Page 21: Laporan Fisiologi

3. KESANGGUPAN KARDIOVASKULER

TUJUAN

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit.

2. Mengukur tekanan darah a.brachialis selama perangsangan

3. Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah a.brachialis

4. Menggolongkan orang percobaan dalam golongan hiperreaktor atau hiporeaktor.

5. Melakukan percobaan “naik turun bangku”

6. Menetapkan indeks kesanggupan badan manusia dengan cara lambat dan cara cepat.

7. Menilai indeks kesanggupan badan manusia berdasarkan hasil.

ALAT

1. Sfigmomanometer dan stetoskop.

2. Ember kecil berisi air es dan thermometer kimia.

3. Pengukur waktu (arloji atau stopwatch).

4. Bangku setinggi 19 inci.

5. Metronom (frekuensi 120x/menit

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

TATA CARA

III.2.1 Test Peninggian tekanan darah dengan pendinginan (Cold Pressure Test)

1. Suruh o.p berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit.

P.III.2.1. mengapa o.p harus berbaring selama 20 menit? Agar tekanan darah benar-

benar normal pada keadaaan istirahat.

2. Selama menunggu pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas o.p.

3. Setelah o.p berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai

terdapat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal).

P.III.2.2. Apa kontriindikasi untuk melakukan cold pressure test? Demam.

4. Tanpa membuka manset, suruhlah o.p memasukan tangan kirinya kedalam air es (40)

sampai pergelangan tangan.

Page 22: Laporan Fisiologi

5. Pada detik ke 30 dan ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan

diastoliknya.

P.III.2.3 Bagaimana caranya supaya saudara dapat mengukur tekanan darah o.p

dengan cepat? Dengan cara inspeksi (melihat ketinggian air raksa saat air raksa

berhenti sesaat.

P.III.2.4. Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah o.p selama

pendinginan, terangkan mekanismenya? Diharapkan tekanan darah menjadi turun

akibat suhu yang dingin (rendah).

6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah o.p selama pendinginan.

P.III.2.5.Aapa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan

hiperreaktor dan hiporeaktor? Untuk mencurigai kemungkinan terjadinya hipertensi

dikemudian hari dan untuk langkah preventif jika orang tersebut hiperreaktor.

7. Suruhlah o.p segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan

sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal.

8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolic pada

detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan 2 kali. Pada

percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan

detik ke 60 pendinginan. Suruhlah o.p segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan

tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit sampai kembali ke

tekanan daerah basal. Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukan

percobaan yang kedua untuk menetapkan tekanan diastolic pada detik ke 30 dan detik

ke 60 pendinginan

III.2.2 Percobaan naik turun tangga bangku (Harvard Step Test)

TATA CARA

1. Suruhlah o.p berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci sambil mendengarkan

detakan sebuah metronom dengan frekuensi 120x/menit.

2. Suruhlah o.p menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada suatu detakan

metronom.

3. Pada detakan beriikutnys (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainya di naikan

ke bangku sehingga o.p berdiri tegak di atas bangku.

4. Pada detakan ketiga, kaki yang pertama kali naik diturunkan.

Page 23: Laporan Fisiologi

5. Pada detakan keempat, kaki yang masih diatas bangku diturunkan sehingga o.p

berdiri tegak lagi didepan bangku.

6. Siklus tersebut diulang terus-menerus sampai o.p tidak kuat lagi tetapi tidak lebih

dari 5 menit. Catat berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan

menggunakan stopwatch.

7. Segera setelah itu, o.p disuruh duduk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut

nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1’-1’30,dari 2’-2’30

dan 3’-3’30.

8. Hitunglah indeks kesanggupan o.p serta berikan peniilainnya menurut 2 cara

berikut ini :

a. Cara lambat

Indeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku (dlm detik) x 100

2 x jumlah ketiga denyut nadi tiap 30’

Penilaian : < 55 = kesanggupan kurang

55-64 = kesanggupan sedang

65-79 = kesanggupan cukup

80-89 = kesanggupan baik

90 = kesanggupan amat baik

b. Cara cepat

Indeks kesanggupan badan = lama naik turun bangku (dlm detik) x 100

5,5 x denyut nadi selama 30’ pertama

Penilaian : < 50 = kurang

50-80 = sedang

80 = baik

Dengan daftar

Lamanya

Percobaan

Pemulihan denyut nadi dari 1 menit hingga 11 ½ menit

40-

44

45-

49

50-

54

55-

59

60-

64

65-

69

70-

74

75-

79

80-

84

85-

89

90-

0” - 29”

0’30” - 0’59”

5

20

5

15

5

15

5

15

5

15

5

10

5

10

5

10

5

10

5

10

5

10

1’0” - 1’29”

1’30” - 1’59”

30

45

30

40

25

40

25

35

20

30

20

30

20

25

15

25

15

25

15

20

15

20

2’0” - 2’29” 60 50 45 45 40 35 35 30 30 30 25

Page 24: Laporan Fisiologi

2’30” - 2’59”

70 64 60 55 50 45 40 40 35

35

35

3’0” - 3’29”

3’30” - 3’59”

85

100

75

85

70

80

60

70

55

65

55

60

50

55

45

55

45

50

40

45

40

45

4’0” - 4’29”

4’30” – 4’59”

110

125

100

110

90

100

80

90

75

85

70

75

65

70

60

65

55

60

55

60

50

55

5’0” 130 115 105 95 90 80 76 70 65 65 60

Petunjuk-petunjuk :

Carilah baris yang berhubungan dengan lamanya percobaan

Carilah lajur yang berhubungan dengan banyaknya denyut nadi selama 30” pertama.

Indeks kesanggupan badan terdapat di persilangan baris dan lajur.

Penilaian : kurang dari 50 = kurang

50 – 80 = sedang

lebih dari 80 = baik

P.III.2.6 hitung indeks kesanggupan badan seseorang dengan cara lambat dan cepat dengan ada data sebagai berikut :

Lama naik turun bangku

Denyut nadi pada

1’-1’30 “ = 75

2’-2’30 “ = 60

3’-3’30 “ = 40

1.Cara lambat

Rumus:

Indeks kesanggupan badan= lama naik turun bangku(detik)x100

2xjumlah 3 denyut nadi

= 240x100

2x(75+60+40)

= 68,57 (kesanggupan sedang)

Page 25: Laporan Fisiologi

2.cara cepat

Rumus:

Indeks kesanggupan badan= lama naik turun bangku(detik)x100

5,5x denyut nadi dalam 30” pertama

= 240x100

5,5x75

= 58,18 (kesanggupan sedang)

Page 26: Laporan Fisiologi

HASIL PERCOBAAN

Harvard Step Test

OP Frek.Nadi (I) Frek. Nadi (II) Frek>Nadi (III)Dika 70 53 55Sofi 60 57 50

Indeks Kesanggupan Badan

Dika : Cara cepat

Cara lambat

Ratna : Cara cepat

Cara lambat

Kesimpulan :

Kesanggupan badan seseorang dapat dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB). Semakin besar nilai IKB, semakin baik kesanggupan badan seseorang.

Cold Pressure test

OP :

Umur :

Tindakan Hasil pengukuran

Sebelum berbaring 120/80 mmHg

Direndam air es 30 detik 110/70

Direndam air es 60 detik 130/80

Keluar dari es (setelah 2 menit)

I : 120/70

II : 120/80

III : 120/90

Page 27: Laporan Fisiologi

Berdasarkan hasil percobaan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa op

termasuk golongan hiporeaktor dikarena peningkatan tekanan sistolik <20mmHg dan

diastolik. <15mmHg.

Kesimpulan

Perubahan temperatur lingkungan menjadi dingin merupakan salah satu contoh

pengaruh fisik lokal pada otot, sehingga tekanan darah dapat berubah. Bila pada pendinginan,

tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg

dibandingkan dengan tekanan basal, maka o.p tergolong hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan

darah o.p masih di bawah angka-angka tersebut, o.p tergolong hiporeaktor. Efek pendinginan

menyebabkan tekanan darah seseorang meningkat disebabkan karena terjadinya

vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah.

Page 28: Laporan Fisiologi

3. PENGARUH PERANGSANGAN N.VAGUS PADA JANTUNG KURA-KURA

PENDAHULUAN : DASAR TEORI

Frekuensi Jantung

Jantung dipersarafi oleh kedua divisi system saraf otonom,yang dapat memodifikasi

kecepatan (serta kekuatan) kontraksi,walaupun untuk memulai kontraksi tidak memerlukan

stimulasi saraf.

Efek Sistem Saraf Otonom pada Jantung dan Struktur yang Mempengaruhi Jantung

Daerah yang Terpengaruh Efek Stimulasi Parasimpatis Efek stimulasi Simpatis

Nodus SA Penurunan kecepatan

depolarisasi ke ambang;

penurunan kecepatan

denyut jantung

Peningkatan kecepatan

depolariasasi ke ambang;

peningkatan kecepatan

denyut jantung

Nodus AV Penurunan eksitabilitas;

peningkatan perlambatan

nodus AV

Peningkatan eksitabilitas;

penurunan perlambatan

nodus AV

Jalur penghantar ventrikel Tidak ada efek Mrningkatkan eksitabilitas;

meningkatkan hantaran

melalui berkas his dan sel

purkinje

Otot atrium Penurunan

kontraktilitas;melemahkan

kontraksi

Meningkatkan

kontraktilitas; memperkuat

kontraksi

Otot ventrikel Tidak ada efek Meningkatkan

kontraktilitas; memperkuat

kontraksi

Medula adrenal Tidak ada efek Mendorong sekresi

epinefrin, suatu hormone

yang memperkuat efek

system saraf simpatis pada

jantung, oleh medulla

Page 29: Laporan Fisiologi

adrenal

Vena Tidak ada efek Meningkatkan aliran balik

vena, yang meningkatkan

kekuatan kontraksi jantung

mealui makanisme Frank-

Starling

TUJUAN

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Membebaskan N.Vagus (N.X) kiri dan kanan

2. Membuktikan pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus ( vagotonus) pada jantung.

3. Mencatat dan menjelaskan pengaruh perangsangan lemah dan kuat N.X. pada jantung

dalam hal :

a. Masa laten

b. Akibat ikutan (after effect)

c. Frekuensi denyut

d. Kekuatan kerutan

4. Mendemonstrasikan peristiwa lolos vagus

Alat dan binatang percobaan yang diperlukan :

1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat

2. Kimograf rangkap + kertas + perekat + kipas kimograf + statif dan klem.

3. 2 pencatat jantung + 2 penjepit jantung

4. 2 sinyal maknit : - 1 untuk mencatat waktu ( waktu= 1 detik)

1 untuk mencatat tanda rangsang

5. Stimulator induksi + elektroda perangsang + kawat-kawat.

6. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet.

7. Benang + malam + kapas.

Tata kerja

1 pengaruh kegiatan N.X. yang terus menerus pada jantung

1. Ikatlah keempat kaki kuar-kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya

pada meja operasi.

2. Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah di bor dari jaringan di bawahnya dengan

menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak pendarahan.

Page 30: Laporan Fisiologi

3. Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati-hati agar

jangan terjadi perdarahan. Sekarang terlihat denyut jantung berdenyut dengan jelas.

4. Bebaskan kedua N.X. sesuai dengan petunjuk umum.

5. Buatlah 2 ikatan longgar ada setiap N.X.

6. Buktikanlah bahwa kedua saraf yang saudara bebaskan benar-benar N.X. dengan cara

merangsangnya dengan arus faradic yang cukup kuat dan cukup lama untuk

memperlihatkan efek N.X. terhadap jantung.

P.III.3.1. Apakah N.X. termasuk golongan saraf kolinergik?

Ya, nervus X termasuk saraf kolinergik

P.III.3.2. Bagaimana pengaruh N.X. pada jantung berdasarkan pembagian saraf

adrenergic dan kolinergik?

Kolinergik ? N.X termasuk saraf kolinergik yang berarti menurunkan kontraksi

otot jantung dan kecepatan denyut jantung

saraf adrenergik yang berarti meningkatkan kontraksi otot jantung dan

kecepatan denyut jantung

P.III.3.3. Apa yang saudaar harapkan dapat dilihat pada jantung kura-kura bila N.X.

di rangsang?

Denyut jantung akan menjadi semakin lambat (bradikardia)

7. Hitunglah frekuensi denyut jantung.

8. Ikatlah kuat-kuat semua ikatan longgar tersebut di atas dan guntinglah kedua N.X.

diantara dua ikatan.

9. Tunggulah 1 menit dan hitunglah kembali frekuensi denyut jantung.

P.III.3.4. Mengapa harus menunggu 1 menit sebelum menghitung kembali frekuensi

denyut jantung?

Karena efek dari pemotongan nervus vagus baru terjadi

P.III.3.5. Perubahan apa yang saudara harapkan terjadi ada frekuensi denyut setelah

pemotongan kedua N.X?

Frekuensi jantung akan semakin cepat (takikardia) yang disebabkan oleh

pengaruh saraf otonom (saraf simpatis).

Page 31: Laporan Fisiologi

2. Pengaruh perangsangan N.X. pada atrium dan ventrikel

1. Pasanglah berbagai alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat :

a. Mekanomiogram atrium

b. Mekanomiogram ventrikel

c. Tanda rangsang

d. Tanda waktu ( 1 detik )

Usahakan supaya ke empat pencatat di atas mempunyai titik sinkron yang sedapat –

dapatnya terletak pada 1 garis ventrikel.

2. Tanpa menjalankan tromol, rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan rangsang

faradic lemah, sehingga terlihat jelas timbulnya bradikardi.

3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung

sebagai control. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer

dengan rangsang sub.2 selama ± 5 detik, hentikan tromol setelah terjadi pemulihan

jantung yang sempurna.

Perhatikan : a. Masa laten

b. akibat ikutan ( after effect )

c. frekuensi denyut

d. kekuatan kerutan

P.III.3.6. Apa yang dimaksud dengan: a. Masa laten b. akibat ikutan?

a. Masa laten : Adalah periode antara pemberian rangsang hingga timbul

kontraksi yang pertama

b. Akibat ikutan : Adalah denyut ikutan yang lebih kuat setelah terjadinya

vagal escape

4. Tanpa menjalankan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan rangsang

faradic yang cukup kuat sehingga terlihat jelas timbulnya henti jantung.

5. Setelah menunggu 5 menit ulangi percobaan sub.3 dengan menggunakan rangsang

faradic sub.4. sehingga terjadi henti jabtung 9 cardiac arrast ).

P.III.3.7. Bagaimana mekanisme terjadi henti jantung?

Henti jantung terjadi setelah jantung kura-kura dirangsang dengan arus listrik

pada saat diastole berkali-kali. Jika arus tegangannya semakin meningkat dan

melebihi batas kesanggupan jantung untuk berkontraksi, maka terjadilah

cardiac arrest.

Page 32: Laporan Fisiologi

3. Lolos Vagus ( Vagal Escape )

1. Jalankan tromol kecepatan yang tepat untuk mencatat 10 denyut jantung sebagai

kontrol. Tanpa mengentikan tromol rangsanglah N.X. kanan bagian perifer dengan

rangsang faradic cukup kuat (sub.II.4 ) sehingga terjadi henti jantung. Teruskan

perangsangan dan pencatatan sehingga timbul lolos vagus. Bila perngsangan sudah

berlangsung 30 detik tanpa terjadi lolos vagus hentikan perangsangan.

P.III.3.8. Apa yang dimaksud dengan lolos vagus?

Adalah denyut pertama setelah terjadinya cardiac arrest

P.III.3.9. Bagaimana mekanisme terjadinya lolos vagus?

Pada saat cardiac arrest, tidak terjadi denyut. Tetapi dalam keadaan ini darah

terus mengalir dari atrium ke ventrikel, sehingga katup semilunar pun terbuka

dan terjadilah kontraksi denyut sitole pertama yang tidak begitu kuat

2. Bila pada asaha saudara yang pertama lolos vagus tidak terjadi, maka boleh dicoba 2x lagi dengan waktu rangsang yang lebih lama, dan bila masih juga belum berhasil hentikanlah percobaan saudara.P.III.3.10. Faktor apa yang menghilangkan kemungkinan terjadinya lolos vagus?Faktor adanya aliran darah di jantung dan impuls listrik jantung yang kurang untuk merangsang kontraksi, dan juga pemberian rangsangan yang tidak kontinyu.

Page 33: Laporan Fisiologi

HASIL PRAKTIKUM & ANALISA

A. Pengaruh Kegiatan N. X yang Terus-Menerus pada Jantung

Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.

B. Pengaruh Perangsangan N. X pada Atrium dan Ventrikel

Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.

C. Lolos Vagus (Vagal Escape)

Pada perangsangan parasimpatis multipel, jantung akan mengalami masa laten dan bradikardi

pada mulanya, kemudian cardiac arrest. Setelah beberapa saat, akan timbul suatu denyutan

baru yang tidak dipengaruhi oleh Nervus Vagus (padahal ketika itu, Nervus Vagus masih

dirangsang). Denyutan itu disebut sebagai Vagal Escape. Setelah terjadi vagal escape,

terdapat denyutan bradikardi sebagai akibat intervensi kembali Nervus Vagus. Hal tersebut

disebut dengan after effect. Setelah itu, denyut jantung kembali seperti semula.

Page 34: Laporan Fisiologi

KESIMPULAN

Nervus Vagus memiliki serabut parasimpatis yang berfungsi untuk memperlambat denyut

jantung. Jika Nervus Vagus dipotong, maka tidak ada lagi yang menstimulasi agar jantung

memperlambat kinerjanya sehingga kontraksi akan terus cepat dan frekuensi pun meningkat.

Cardiac arrest terjadi karena perangsangan faradic yang kuat, kemudian terjadi

hiperpolarisasi yang justru tidak menimbulkan potensial aksi.

Vagal escape dapat terjadi karena jantung memiliki sifat otoritmisitas, jantung akan

memompa dirinya sendiri tanpa stimulasi dari SA Node. Kontraksi jantung yang terjadi

merupakan akibat dari venous return yang terus terjadi sehingga volume end diastolic pun

lebih besar dan merangsang jantung untuk berdenyut.

Page 35: Laporan Fisiologi

4. HUKUM STARLING

TUJUAN :

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Mempersiapkan jantung kura-kura untuk percobaan Hukum Starling

2. Melakukan percobaan untuk membuktikan kebenaran Hukum Starling pada

jantung kura-kura

Alat dan binatang percobaan yang diperlukan:

1. Kimograf + kertas + perekat + kura-kura

2. Benang yang telah diberi malam

3. Pipa kaca bengkok + pipa kaca lurus

4. Statip + klem buret + buret + waskom kecil + waskom besar

5.  2 pipa karet + penjepit karet + manometer Hg + semprit besar

Teori dasar

HUKUM FRANK STARLING

1. Makin besar isi jantung sewaktu diastol, semakin besar jumlah darah yang

dipompakan ke aorta.

2. dalam batas-batas fisiologis, jantung memompakan ke seluruh tubuh darah yang

kembali ke jantung tanpa menyebabkan penumpukan di vena.

3. jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang

besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali dari vena.

Page 36: Laporan Fisiologi

Terdapat hubungan linear antara ‘performance’ ventrikel dengan isi akhir diastolik

ventrikel (EDV , end diastolic volume). Starling telah menunjukkan bahwa penggunaan

energi untuk kontraksi sebanding dengan panjang awal serabut otot pada isi diastolik. Dan

ini berarti bahwa energi mekanik yang dipergunakan dari saat istirahat sampai dengan

keadaan kontraksi tergantung atas ‘keadaan aktif’ yang terjadipada serabut panjang

miokardium. Jadi semakin teregang serabut otot jantung pada saat pengisian diastolik, maka

semakin kuat kontraksi nya dan akibatnya isi sekuncup bertambah besar.

Banyak faktor yang mempengaruhi isi akhir diastolik meskipun tidak langsung,

misalnya

1. Volume darah total

2. Perubahan posisi tubuh

3. Tekanan intrathorax

4. Pompa otot

5. Tekanan intrapericardium

6. Tonus vena

7. Tekanan intraventrikel

8. Tekanan atrium

9. Rangsangan simpatis dan epinefrin plasma pada jantung

Page 37: Laporan Fisiologi

Tata kerja

4.1 Pengaruh isi permulaan (diastolic) ventrikel pada kekuatan kerutan jantung

1. Pasanglah berbagai alat yang disediakan sesuai dengan gambar (gambar 1)

2. Tutuplah klem pipa karet pada ujung buret dan isilah dan isilah buret dengan larutan

Ringer sehingga hampir penuh. Usahakanlah agar dalam pipa karet di ujung buret

tidak terdapat gelembung udara

P.III.4.1 Bagaimana cara menghindarkan adanya gelembung udara dalam pipa karet

pada ujung buret tersebut ?

3. Dengan semprit besar isilah pipa manometer dengan larutan Ringer sesuai dengan

keterangan dan gambar

4. Buatlah sedian kura-kura untuk percobaan jantung menurut petunjuk umum

5. Keluarkanlah jantungnya dengan memotong secara hati-hati berbagai pembuluh darah

yang besar, kemudian memasukkan jantung itu kedalam  waskom kecil yang berisi

larutan Ringer sampai jantung bersih dari sisa-sisa darah

P.III.4.2 Dapatkanlah jantung kura-kura yang baru dikeluarkan dari tubuhnya tetap

berkontraksi ? apa sebabnya?

6. Keluarkanlah jantung dari waskom kecil  dan meletakkan kedalam gelas arloji besar

yang berisi larutan Ringer

7. Buatlah lubang kecil pada atrium dengan gunting dan memasukkan pipa kaca lurus

kedalamnya sehingga ujungnya masuk kedalam rongga ventrikel

8. Mengikat pipa itu dengan erat ada batas atrium-ventrikel dengan benang yang diberi

malam

P.III.4.3 Apa yang harus saudara perhatikan pada waktu memasukkan dan mengikat

pipa kaca lurus pada batas atrium ventrikel?

9. Memasukkan pipa kaca bengkok kedalam truncus arteriosus dan kaitkan erat-erat

10. Hubungkanlah pipa kaca lurus dengan kaca buret yang berisi larutan Ringer

11. Alirkanlah larutan Ringer dari buret untuk membersihkan ventrikel dari darah dan

gelembung udara, dan membiarkan larutan Ringer menetes dari ujung pipa kaca

bengkok

12. Bukalah klem pipa karet manometer (B) dengan hati-hati sehingga larutan Ringer

dalam manometer menetes dari ujung pipa karet tersebut

13. Hubungkanlah pipa kaca bengkok dengan pipa karet manometer

P.III.4.4 Mengapa larutan ringer laktat dibiarkan menetes terus pada saat pipa

bengkok dihubungkan dengan pipa karet manometer?

Page 38: Laporan Fisiologi

14. Tutuplah klem pipa karet buret

15. Bukalah klem karet manometer (B) sebesar-besarnya

16. Bukalah klem karet di ujung pipa manometer (C) dan membiarkan jantung

berdenyut mengosongkan diri. Tepat pada saat puncak systole tutup dengan cepat

klem (C) tersebut diatas. Bila jantung tidak berdenyut spontan rangsang jantung

secara mekanik dengan sentuhan benda tumpul pada ventrikel

17. Catatlah 5 kerutan jantung pada tromol yang berputar dengan kecepatan kira-kira ½

cm/detik, bila jantung tidak berdenyut sendiri, dengan memberi rangsangan pada

jantung setiap 5 detik sekali

18. Hentikanlah tromol dan mengalirkannya dari buret 0,2 – 0,5 cc Ringer ke dalam

ventrikel, kemudian mencatat 5 kerutan jantung seperti diatas

19. Ulangilah pencatatan dengan setiap kali menambahkan dengan cepat sejumlah

larutan Ringer yang sama banyaknya

20. Lanjutkanlah penambahan larutan Ringer sampai tekanan diastolik yang terus

bertambah menyebabkan penurunan tekanan sistolik yang nyata. Mencatat hasil

percobaan saudara.

P.III.4.5 Bila ujung pencatat manometer naik setinggi 10 mm, berapakah kenaikan

tekanan dalam ventrikel yang menyebabkan penyimpangan tersebut?

21. Buatlah kurve hubungan antara isi diastolik ventrikel dan tekanan ventrikel dari hasil

percobaan. Meneliti apakah hasil yang kami peroleh sesuai dengan teori

Jawaban :

P.III.4.1 Bagaimana cara menghindarkan adanya gelembung udara dalam pipa karet pada

ujung buret tersebut ? Menuangkan larutan Ringer secara perlahan pada dinding buret agar

tidak terjadi gelembung udara.

P.III.4.2 Dapatkanlah jantung kura-kura yang baru dikeluarkan dari tubuhnya tetap

berkontraksi ? apa sebabnya? Ya, karena masih adanya rangsang potensial aksi yang

menyebabkan kontraksi tetap ada.dikarenakan oleh pemberian natrium untuk agar jantung

dapat berkontraksi secara optimal

P.III.4.3 Apa yang harus saudara perhatikan pada waktu memasukkan dan mengikat pipa

kaca lurus pada batas atrium ventrikel? Memasukkan dan mengikat pipa kaca perlahan agar

tidah terjadi robek pada batas atrium ventrikel

Page 39: Laporan Fisiologi

P.III.4.4 Mengapa larutan ringer laktat dibiarkan menetes terus pada saat pipa bengkok

dihubungkan dengan pipa karet manometer? Agar larutan Ringer mampu mempertahankan

suhu jantung pada keadaan normal.

P.III.4.5 Bila ujung pencatat manometer naik setinggi 10 mm, berapakah kenaikan tekanan

dalam ventrikel yang menyebabkan penyimpangan tersebut?

Page 40: Laporan Fisiologi

5. URUTAN DENYUT KERUTAN BERBAGAI BAGIAN JANTUNG DAN DENYUT

EKTOPIK PADA JANTUNG KURA-KURA

PENDAHULUAN : DASAR TEORI

Aktivitas Listrik Jantung

Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung :

a.     99% sel otot jantung adalah sel kontraktil, yang melakukan kerja mekanis, yaitu

memompa. Sel sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial

aksi.

b.     Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi

mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung

jawab untuk kontraksi sel sel pekerja. Contohnya nodus sinoatrium,

c.     Nodus atrioventrikel, berkas His dan serat purkinje.

 

Penyebaran Eksitasi Jantung

Sebuah potensial aksi yang dimulai di nodus SA pertama kali menyebar ke kedua

atrium. Penyebaran impuls tersebut di permudah oleh dua jalur penghantar atrium khusus,

jalur antaratrium dan jalur antar nodus. Nodus AV adalah satu satunya titik tempat potensial

aksi dapat menyebar dari atrium ke venrikel. Dari nodus AV, potensial aksi menyebar cepat

keseluruh ventrikel, diperlancar oleh sistem penghantar vetrikel khusus yang terdiri dari

berkas His dan serat purkinje.

Daerah yang mengalami aksiasi abnormal, yakni fokus ektopik, mencetuskan

potensial aksi prematur yang menyebar ke seluruh bagian jantung lainnya sebelum nodus SA

dapat menghasilkan potensial aksi.

 Proses Mekanis Pada Siklus Jantung

Siklus jantung tediri dari tiga kejadian penting:

1        Pembentukan aktifitas listrik sewaktu jantung secara otortmes mengalami

depolarisasi dan repolarisasi.

2        Aktivitas mekanis yang terdiri dari periode sistle (kontraksi dan pengosongan) dan

diastole (relaksasi dan pengisian) berganti ganti, yang dicetuskan oleh siklus listrik yang

berirama.

3        Arah aliran darah melintasi bilik bilik jantung yang ditentukan oleh pembukaan dan

pentupan katup-katup akibat perubahan tekanan yang dihasilkan oleh aktivitas mekanis.

Page 41: Laporan Fisiologi

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

TUJUAN

Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat :

1. Membuat sediaan jantung kura sesuai dengan petunjuk umum.

2. Menetapkan urutan berbagai bagian jantung kura atas dasar pengamatan sendiri.

3. Mencatat mekanokardiogram atrium dan ventrikel kura.

4. Merangsang atrium dan ventrikel jantung dengan arus buka pada berbagai fase :

Sistole

Puncak sistole

Diastole

Akhir diastole

5. Membedakan peka rangsangan atrium dan ventrikel jantung pada berbagai fase

kontraksi tersebut diatas.

6. Menerangkan terjadinya perbedaan kepekaan pada berbagai fase tersebut diatas.

ALAT & BAHAN

1. Kura-kura + meja operasi kura + tali pengikat2. Kimograf rengkap + kapas kimograf + kertas + perekat3. Statif + klem4. Dua sinya maknit :

1 untuk mencatat waktu1 untuk mencatat tanda

5. Kawat listrik6. Stimulator induksi + elektroda perangsang7. Dua pencatat jantung + penjepit jantung 8. Batang kuningan berbentuk huruf L9. Benang + malam10. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet

5.1. URUTAN KERUTAN BERBAGAI BAGIAN JANTUNG

TATA CARA

1. Ikatlah ke 4 kaki kura yang telah dirusak otaknya dan dibor perisai dadanya, ada meja

operasi.

2. Lepaskan perisai dada kura-kura yang telah dibor dari jaringan dibawahnya dengan

menggunakan pinset dan scalpel tanpa menimbulkan banyak perdarahan.

Page 42: Laporan Fisiologi

P.III.5.1. Bagaimana cara yang baik untuk menghindarkan perdarahan pada

tindakan ini ?     Cara menghindari perdarahannya adalah dengan membor secara

hati – hati perisai dada dari kura – kura dan hindari jangan sampai jaringan

dibawahnya terkena. Jaringan dibawah dibuka menggunakan pinset dan skapel

sehingga mengurangi pendarahan.

3. Bukalah dengan gunting pericardium yang membungkus jantung secara hati-hati agar

jangan terjadi perdarahan. Sekarang terlihat jantung berdenyut dengan jelas.

P.III.5.2.      Apa beda anatomi yang penting antara jantung kura-kura dengan jantung

mammalia ? Beda jantung kura – kura dengan jantung mamalia adalah jantung

kura – kura hanya memiliki 1 ventrikel sedangkan mamalia 2 ventrikel.

4. Pelajari anatomi jantung kura-kura dengan bantuan petunjuk umum. Untuk

mempelajari bagian dorsal angkatlah ventrikel keatas dengan benda tumpul.

P.III.5.3.     Apa bahaya manipulasi yang terlalu sering dan kasar terhadap jantung ?

Jika terjadi manipulasi yang terlalu sering dan kasar maka mengakibatkan

kerusakan jantung sampai henti jantung.

5. Nyatakan urutan kerutan berbagai bagian jantung.

5.2. DENYUT EKTOPIK ATRIUM DAN VENTRIKEL

TATA CARA

1. Pasanglah pelbagi alat sesuai dengan gambar sehingga saudara dapat mencatat :

a. Mekanokardiogram atrium

b. Mekanokardiogram ventrikel

c. Tanda rangsang

d. Tanda waktu

Usahakan supaya ke 4 pencatat itu mempunyai titik sinkron yang terletak pada satu

garis vertikal.

P.III.5.4.    Apa yang dimaksud dengan titik sinkron ? Titik sinkron adalah

sejumlah titik akhir systole yang sejajar yang terjadi pada ambang batas

maksimum otot jantung dimana semua otot jantung telah berkontraksi.

Page 43: Laporan Fisiologi

2. Tanpa menjalankan tromol kimogrof, carilah kekuatan rangsang buka yang dapat

menimbulkan denyut etopik atrium.

Berlatihlah sebaik-baiknya dalam memberikan rangsang dalam arus buka pada :

a. Sistole atrium

b. Puncak sistole atrium

c. Diastolik atrium

d. Akhir diastolik atrium

P.III.5.5.  Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik atrium ? Denyut ektopik

adalah denyut yang timbul akibat ransangan pada otot – otot diluar SA Node

saat terjadi diastole.

P.III.5.6.   Pasa saat apa sebaiknya perangsangan diberikan untuk menghasilkan denyut

ektopik ? Untuk menghasilkan denyut ektopik, perangsangan sebaiknya

diberikan pada saat 1/3 diastole sampai 2/3 diastole.

P.III.5.7.  Apa yang dimaksud dengan interval AV ? dan bagaimana mengukurnya ?    

Interval AV adalah jarak waktu dibutuhkan atrium dan ventrikel untuk

melakukan systole dan diastole. Cara yang dilakukan dengan menggunakan

mekanokardiogram atrium dan ventrikel.

3. Jalankan tromol dengan kecepatan yang tepat (lihat gambar) untuk mencatat 10

denyut jantung sebagai kontrol. Tanpa menghentikan tromol rangsanglah atrium

dengan kekuatan rangsang sub.2 pada :

a. Sistole atrium

b. Puncak sistole atrium

c. Diastole atrium

d. Akhir diastolik atrium

Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5 – 6 kali.

4. Tanpa menjalankan trumol carilah rangsang buka yang dapat menimbulkan denyut

ektopik ventrikel.

P.III.5.8 Apa yang dimaksud dengan denyut ektopik ventrikel?

P.III.5.9 Mengapa ventrikel tidak boleh dirangsang dengan rangsang faradic?

P.III.5.10 Apakah denyut ektopok ventrikel diikuti oleh denyut ektopik atrium?

Page 44: Laporan Fisiologi

P.III.5.11 Apa yang dimaksud dengan rehat kompensasi?

P.III.5.12 Bila rehat kompensasi penuh dan tidak penuh?

5. Jalankan trumol dengan kecepatan yang tepat.

6. Catat 10 denyut normal sebagai control. Tanpa menghentikan trumol rangsanglah

ventrikel dengan kekuatan rangsang sub.4 pada :

a. Sistole ventrikel

b. Puncak sistole ventrikel

c. Diastole ventrikel

d. Akhir diastole ventrikel

Setiap kali setelah perangsangan biarkanlah jantung berdenyut 5-6 kali.

P.III.5.13 Apakah ada hubungan antara saat jantung perangsang dengan amplitudo

denyut ektopik yang dihasilkannya?

KENDALA

Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video saja sehingga ilmu yang

diserap tidak sebaik jika terlibat langsung.

HASIL PRAKTIKUM & ANALISA

A. Urutan Kerutan Berbagai Bagian Jantung

Percobaan dilakukan dengan mengamati tayangan video mengenai topik terkait.

B. Denyut Ektopik Atrium dan Ventrikel

ATRIUM

Atrium sistole : Tidak ada denyut ektopik

Atrium puncak sistole : Tidak ada denyut sistole

Atrium diastole : Ada denyut ektopik pada kekuatan 7.5 mV

Atrium akhir diastole : Ada denyut ektopik

VENTRIKEL

Ventrikel sistole : Tidak ada denyut ektopik

Page 45: Laporan Fisiologi

Ventrikel puncak sistol : Tidak ada denyut ektopik

Ventrikel diastole : Ada denyut ektopik pada kekuatan 5mV

Ventrikel akhir diastole : Tidak ada denyut ektopik

KESIMPULAN

Denyut ektopik merupakan kelainan denyut yang timbul di luar sistol dan diastol (denyut

ekstra sistol). Denyut tersebut dapat dirangsang pada masa di luar refrakter absolut. Hal ini

dapat terjadi pada manusia jika saraf simpatis dirangsang secara kontinu (dengan konsumsi

kopi dan stress yang terus menerus).