laporan fian

24
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan suatu Negara. Disamping pendapatan Negara selain pajak seperti minyak bumi dan gas, pajak sangat dominan pengaruhnya dalam sistem fiscal suatu Negara. Di Indonesia sendiri pendapatan Negara sangat didominasi dari sector perpajakan. Masyarakat memiliki kewajiban untuk membayar pajak baik secara pribadi ataupun badan usaha. Indonesia sangat potensial dalam pemungutan pajak ini karena penduduk Indonesia yang sangat banyak. Pajak dapat dipungut dari aktivitas ekonomi seperti PPN, PPh ataupun non ekonomi seperti PBB pajak kendaraan bermotor, dan lain-lain. System perpajakan yang terdahulu adalah official assessment system dimana petugas pajak menilai langsung berapa jumlah pajak yang harus dipungut dari pribadi perorangan maupun badan usaha. Namun saat ini system yang dianut di Indonesia adalah self assessment system dimana dalam system pemungutan ini wajib pajak (orang atau badan yang terkena pajak) diberikan kepecayaan penuh oleh Direktorat Jendral Pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak terutang sesuai dengan perundang undangan yang berlaku. Tujuan dari system ini adlah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan kewajiban membayar pajak sebagai penerimaan Negara.

Upload: fian5145

Post on 23-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

PPN CCBI dan CCDI

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan suatu Negara.

Disamping pendapatan Negara selain pajak seperti minyak bumi dan gas,

pajak sangat dominan pengaruhnya dalam sistem fiscal suatu Negara. Di

Indonesia sendiri pendapatan Negara sangat didominasi dari sector

perpajakan. Masyarakat memiliki kewajiban untuk membayar pajak baik

secara pribadi ataupun badan usaha. Indonesia sangat potensial dalam

pemungutan pajak ini karena penduduk Indonesia yang sangat banyak. Pajak

dapat dipungut dari aktivitas ekonomi seperti PPN, PPh ataupun non ekonomi

seperti PBB pajak kendaraan bermotor, dan lain-lain.

System perpajakan yang terdahulu adalah official assessment system

dimana petugas pajak menilai langsung berapa jumlah pajak yang harus

dipungut dari pribadi perorangan maupun badan usaha. Namun saat ini system

yang dianut di Indonesia adalah self assessment system dimana dalam system

pemungutan ini wajib pajak (orang atau badan yang terkena pajak) diberikan

kepecayaan penuh oleh Direktorat Jendral Pajak untuk menghitung,

membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak terutang sesuai dengan

perundang – undangan yang berlaku. Tujuan dari system ini adlah untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan kewajiban

membayar pajak sebagai penerimaan Negara.

2

Pajak penjualan telah ada sejak zaman dahulu. Dengan berbagai

sistemnya, pajak penjualan dikenakan terhadap barang – barang yang dijual di

pasar atau melalui pelanggan – pelaggan. Setelah perang dunia pertama, pajak

pada penjualan mulai berkembang dengan pesat dan menjadi pajak yang

sangat diperlukan oleh seluruh Negara di dunia.

Pajak pertambahan nilai mulai diperkenalkan di Indonesia sejak 1

April 1985 untuk menggantikan pajak penjualan (PPn). Hal ini kemudian

dituangkan dalam UU. No 8 tahun 1985. Pajak pertambahan nilai merupakan

pajak yang dikenakan atas penyerahan barang atau jasa kena pajak didaerah

pabean yang dilakukan oleh pabrikan, penyalur utama, importer, pemegang

hak paten atau merek dagang dari suatu barang atau jasa tersebut. Setiap

pembelian barang yang ada hubungannya secara langsung dengan barang ang

akan dihasilan atau dijual, maka atas pajak yang akan dikenakan terhadap

barang tersebut oleh pengusaha kena pajak (PKP) merupakan pajak masukan

yang besarannya 10% dari harga beli barang, sehingga harga jual barang

bersebut / jasa tersebut ditambah sebesar 10% dari harga jual sebelum pajak

sebagai PPN yang merupakan pajak keluaran untuk masa pajak yang

bersangkutan.

PT. Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) merupakan perusahaa yang

bergerak dibidang produksi dan pemasaran minuman. Di Indonesia CCAI

yang membawahi bagian produksi adalah PT. Coca Cola Bottling Indonesia

(CCBI) dan untuk bagian pemasaran produknya dikendalikan oleh PT. Coca

Cola Distribution Indonesia (CCDI). Sehingga dalam dua perusahaan ini

3

kemudian timbul hubungan istimewa (dalam akuntansi) atau perusahaan satu

lini.

Dalam operasionalnya baik CCBI maupun CCDI membutuhkan

banyak bahan, peralatan dan jasa untuk memproduksi dan mendistribusikan

produk ke konsumen. Dari pembelian barang dan jasa ini kemudian terjadi

suatu pajak pertambahan nilai (PPN) yang dipungut oleh Negara.

B. Tujuan Dan Manfaat Laporan

1. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini

adalah untuk mengetahui mekanisme Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai

pada PT.CCBI dan PT. CCDI

2. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan laporan Praktik

Kerja Lapangan ini adalah:

a. Bagi Penulis

Menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman mengenai mekanisme

pemungutan Pajak Pertambahan Nilai di PT. Coca Cola Amatil

Indonesia.

b. Bagi Kalangan Akademik

Memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan tentang

mekanisme pemungutan Pajak Pertambahan Nilai di PT. Coca Cola

Amatil Indonesia.

4

C. Tempat dan Pelaksanaan Praktik Kerja lapangan (PKL)

1. Tempat Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada Bagian Finance

di PT. Coca Cola Amatil Indonesia.

2. Prosedur pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Berbagai prosedur yang dilakukan saat perolehan tempat PKL yaitu:

a. Melakukan survei ke PT. Coca Cola Amatil Indonesia.

b. Mengajukan permohonan Praktik Kerja Lapangan kepada Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Unit Pelaksana Tugas (UPT) PKL

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

c. Mengajukan permohonan Praktik Kerja Lapangan (PKL) kepada PT.

Coca Cola Amatil Indonesia.

d. Memperoleh Dosen Pembimbing.

3. Pelaksanaan Praktik Kerja lapangan (PKL)

Table 1.

NO NAMA KEGIATAN HARI/TANGGAL

1. Proses perijinan PKL 18 Maret – 30 April 2013

2. Memberikan copy surat

kesediaan mitra PKL

1 Mei – 10 Mei 2013

3. Pelaksanaan PKL

Tanggal 1 Juli – 31 Juli 2013

Hari Senin – Jum’at

Waktu 08.00 – 16.00 WIB

5

4. Proses Penyusunan Laporan 20 Juli- 22 Agustus 2013

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam rangka memperoleh data yang relevan sebagai dasar penyusunan

laporan, penulis melakukan pengumpulan data penelitian dengan metode

sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Dilakukan dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mempelajari literatur

yang ada baik berasal dari buku, SOP maupun dari sumber lain yang

berhubungan dengan tema penulisan.

2. Metode Wawancara

Data diperoleh penulis dari hasil tanya jawab langsung dengan bagian pajak

yang mengurusi pajak pada CCBI maupun CCDI.

3. Metode Dokumentasi

Data diperoleh dengan cara menggunakan dokumen-dokumen atau catatan

yang sudah tersedia yang berkaitan dengan perpajakan di bagian finance

yang ada PT. Coca Cola Amatil Indonesia.

E. Tinjauan Pustaka

a. Akuntansi

“Prosedur adalah suatu ukuran klerikal (tulis menulis, menggandakan,

mambandingkan antara sumber dangan data pendukung kedua belah pihak),

baisanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

6

dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

terjadi berulang-ulang”. (Mulyadi; 2008; 45)

Sedangkan menurut AICPA dalam Sofyan Safri (2011 : 5) manjelaskan

bahwa Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran

dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian – kejadian

yang umumnya bersifat keuangan dan termasuk menafsirkan hasil – hasilnya.

Dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah

pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan

diaman melibatkan beberapa pihak atau dikerjakan biasanya oleh beberapa orang

biasanya dalam satu departemen.

Akuntansi pada umumnya menyajikan informasi ekonomi kepada bayak

pihak yang memerlukan, sehingga akuntasi juga sering diseut sebagai bahasa

dunia usaha karena akuntansi merupakan alat komunikasi dan informasi bagi

pihak – pihak terkait (stake holder).

b. Perpajakan dan Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro dalam Wirawan B. Ilyas (1990 : 5)

mengemukakan bahwa : pajak adalah iuran kepada kas negara berdasarka undang

– undang dengan tidak mendapat kontraprestasi, yang langsungdapat ditunjuk dann

digunakan untuk membayar pengeluaran – pengeluaran negara.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah salah satu yang dikenakan dan ada

di Indonesia. PPN ini biasanya memiliki tariff tunggal yaitu sebesar 10 %, serta

7

PPN ini merupakan pajak yang dipungut langsung oleh Negara dan menjadi salah

satu sumber pendapatan Negara.

Menurut UU PPN Tahun 2010, pajak pertambahan nilai adalah pajak konsumsi

barang dan jasa di daerah pabean yang dikenakan secara bertingkat disetiap jalur

produksi dan distribusi. Pengenaan pajak pertamabahn nilai dipengaruhi oleh

perkembangan transaksi bisnis serta konsumsi masyarakat yang merupakan objek

pajak pertambahan nilai. Di dalam PPN, konsumen akhirlah yang kemudian

dikenai biaya PPN ini.

PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap nilai tambah suatu barang

atau jasa dari kegiatan ekonomni disuatu Negara, yang di dalam Undang-Undang

disebut Daerah Pabean. Walaupun secara ekonomi makro pendekatan yang

digunakan didalam perhitungan nilai tambah ada beberapa metode, tetapi secara

sederhananya nilai tambah dapat dirumuskan nilai penjualan output dikurangi

dengan pembelian atau input. PPN merupakan pajak objektif yaitu PPN

dikenakan terhadap suatu peristiwa, kegiatan atau transaksi (objeknya), PPN

dikenakan tanpa melihat orang ataupun badan (subjek) yang melakukan

peristiwa, kegiatan atau transaksi.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap

pertambahan nilai dari barang atau jasa dalam peredarannya dari produsen ke

konsumen. Dalam bahasa inggris, PPN disebut Value Added Tax (VAT) atau

Goods and Service Tax (GST). PPN termasuk jenis pajak tidak langsung,

maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain(pedagang) yang bukan

8

penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak (konsumen akhir)

tidak menyetorkan langsung pajak yang ia tanggung.

Mekanisme pemungutan, penyetoran, dan pelaporan PPN ada pada pihak

pedagang atau produsen sehingga muncul istilah Pengusaha Kena Pajak yang

disingkat PKP. Dalam perhitungan PPN yang harus disetor oleh PKP, dikenal

istilah pajak keluaran dan pajak masukan. Pajak keluaran adalah PPN yang

dipungut ketika PKP menjual produknya, sedangkan pajak masukan adalah PPN

yang dibayar ketika PKP membeli, memperoleh, atau membuat produknya. Di

perusahaan Coca-Cola mereka membayar pajak dari selisih antara pajak masukan

dan pajak keluaran karena asal pajak masukan mereka dari pembelian bahan baku

yang dibutuhkan untuk memproses produknya, dan pajak keluaran dari hasil

penjualan yang mereka lakukan. Selisih yang dihasilkan dari perhitungan pajak

keluaran dan pajak masukan apabila lebih besar pajak keluaran maka mereka

tetap membayar pajak ke Pemerintah lewat Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Salatiga, namun apabila jumlah pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran

maka dihitung lebih bayar dan lebih nya akan dikembalikan ke perusahaan

tersebut.

1. Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Pemungut pajak pertambahan Nilai adalah bendaahara pemerintah, badan,

atau instansi pemerintah yang ditunjuk oleh menteri keuangan untuk memungut =,

menyetor dan melaporkan pajak yang terutang oleh pengusaha kena pajak atas

penyerahan barang kena pajak dan atau penyerahan jasa kena pajak kepada

bendahara pemerintah, badan, instansi pemerintah.

9

Subjek Pajak Pertambahan Nilai merupakan Pengusaha Kena Pajak yang

menjadi pemungut PPN. Pengertian pengusaha kena pajak diatur dalam UU no. 8

tahun 1983 dan telah diubah terakhir UU no. 42 tahun 2009 yaitu sebagai berikut :

Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan

barang kena pajak dan atau penyerahan jasa kena pajak yang dikenai pajak

berdasarkan Undang-Undang ini.

2. Tarif Pajak Pertambahan Nilai

Tarif PPN yang berlaku saat ini adalah 10% (sepuluh persen). Sedangkan

Tarif PPN atas ekspor BKP adalah 0% (nol persen). Pengenaan tarif 0% (nol

persen) bukan berarti pembebasan dari pengenaan PPN, tetapi pajak Masukan

yang telah dibayar dari barang yang diekspor dapat dikreditkan. Berdasarkan

pertimbangan ekonomi dan atau peningkatan kebutuhan dana untuk

pembangunan, dengan Peraturan pemerintah tarif PPN dapat diubah serendah-

rendahnya 5% (lima persen0 dan setinggi-tingginya 15% (lima belas persen)

dengan tetap memakai prinsip tarif tunggal.

3. Barang Kena Pajak

Barang Kena Pajak (BKP) adalah barang berwujud yang menurut sifat atau

hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang

tidak berwujud yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN.

Pada hakikatnya semua barang adalah BKP, namun ada barang yang tidak

dikenakan PPN tetapi diatur dalam Peraturan Pemerintah yang didasarkan tas

kelompok barang-barang dibawah ini seuai dengan Undang-Undang Nomor 42

tahun 2009:

10

a. Barang hasil pertambangan, penggalian, dan pengeboran yang diambil

langsung dari sumbernya.

b. Barang-barang kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh rakyat banyak.

c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan,

warung dan sejenisnya.

d. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.

4. Jasa Kena Pajak

Jasa Kena Pajak (JKP) adalah setiap kegiatan pelayanan

berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan

suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai,

termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan

atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan yang

dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang PPN 1984.

Pada hakikatnya semua jasa dikenakan pajak, kecuali yang

ditentukan lain oleh Undang-Undang PPN. Jasa yang tidak dikenakan PPn

diatur oleh Peraturan Pemerintah sebagai berikut :

a. Jasa dibidang pelayanan medik.

b. Jasa dibidang pelayanan sosial.

c. Jasa dibidang pengiriman surat dan perangko.

d. Jasa dibidang perbankan, asuransi dan sewa guna usaha dengan hak

opsi.

e. Jasa dibidang keagamaan.

f. Jasa dibidang pendidikan.

11

g. Jasa dibidang kesenian dan hiburan yang tidak dikenakan Pajak

Tontonan.

h. Jasa dibidang penyiaran yang bukan bersifat iklan.

i. Jasa anngkutan umum di darat dan di air.

j. Jasa dibidang tenaga kerja.

k. Jasa dibidang perhotelan.

l. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan

pemrintahan secara umum.

5. Pengertian Pajak Keluaran dan Pajak Masukan

a. Pajak Keluaran

Pajak Keluaran merupakan PPN terutang yang wajib dipungut oleh

Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan BKP atau penyerahan

JKP, atau ekspor BKP, ekspor BKP tidak berwujud dan ekspor jasa kena pajak.

b. Pajak Masukan

Pajak Masukan adalah PPN yang seharusnya dibayarkan oleh Pengusaha

Kena Pajak (PKP) karena perolehan BKP dan atau penerimaan JKP atau

pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean dan atau pemanfaatan

JKP dari luar daerah pabean dan atau impor BKP. Perolehan BKP oleh pembeli

(PKP) dan penjual (PKP), maka transaksi tersebut dibuat faktur pajak standar,

besar pajak masukan adalah 10% X harga beli atau perolehan.

6. Pelaporan dan Penyetoran PPN

Perusahaan diwajibkan melaporkan seluruh perkreditan pajak keluaran dan

pajak masukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPN (SPT Masa

12

PPN). SPT Masa PPN disampaikan sendiri oleh perusahaan ke Kantor Pelayanan

Pajak, yang dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya, namun

biasanya perusahaan ditargetkan paling lambat tanggal 15 sudah melaporan ke

KPP setempat.

Laporan mengenai pajak yang dipungut oleh perusahaan yang dikreditkan

dengan pajak masukan menimbulkan status kurang bayar ( PPN keluaran > PPN

masukan) sehingga perusahaan membayar pajak melalui Bank yang sudah

terintegrasi dengan kantor pusat. Pembayaran pajak PT. Coca Cola Amatil

Indonesia sudah tersentralisasi dengen kantor pusat. Cabang seperti semarang

hanya merekap jumlah terutang kemudian dicatat melalui E-SPT dan selanjutnya

dikirim ke kantor pusat

13

BAB II

PAPARAN LAPORAN

A. Sejarah Singkat Coca Cola

a. Awal penemuan Coca Cola

Coca Cola pertama kali diperkenalkan oleh John Styth Pamberton adalah

seorang ahli farmasi yang pertama kali memperkenalkan rasa menyegarkan dari

Coca – Cola di Atlanta, Georgia. Pada tanggal 8 Mei 1886 John Styth Pamberton

membuat syrup karamel yang di campur dengan air berkarbonasi dalam sebuah

katel kuningan di belakang kebun rumahnya. Dia mendistribusikan produknya

kepada Jacobs Pharmacy ( Rumah Obat Jacobs ) dengan menempatkan syrup

tersebut dalam sebuah teko. Dengan harga 5 cen, konsumen dapat menikmati

kesegaran segelas minuman baru tersebut di tempat penjualan itu. Entah karena

sengaja di rencanakan atau sekedar kebetulan, air berkarbonasi bercampur dengan

sirup caramel baru tersebut kemudian di kenal dengan “minuman nikmat dan

menyegarkan” dengan nama Coca – Cola.

Rekan kerja dan pengurus keuangan bisnis Dr. Pemberton, yaitu Frank M.

Robinson kemudian menyarankan untuk memakai nama dan tulisan “Coca –

Cola” dengan huruf miring mengalir, yang sekarang menjadi terkenal di seluruh

dunia. Mr. Robinson berpikir bahwa “ dua huruf C akan terlihat bagus dalam

iklan”

Pada tahun pertama, Dr. Pamberton menjual 25 galon sirup yang diangkut

dalam tong kayu berwarna merah menyala. Warna merah kemudian menjadi

warna khusus yang dihubungkan dengan merek minuman nomer satu ini. Sebagai

14

hasil usahanya, Dr. Pemberton memperoleh keuntungan kotor sebesar $50 dan

menghabiskan $73,96 untuk iklan.

Pada tahun 1891, seorang pengusaha Atlanta bernama Asa G. Chandler,

mengambil alih kepemimpinan penuh atas bisnis Coca-Cola. Dalam empat tahun,

bakat dagangnya telah berhasil memperluas konsumsi Coca-Cola di setiap Negara

dan wilayah Amerika.

Pada tahun 1919, Coca-Cola Company dijual kepada kelompok investor

dengan harga $25 juta. Robert W. Woodruff diangkat menjadi presiden Coca-Cola

Company pada tahun 1923, dan kepemimpinannya selama lebih dari enam decade

telah membawa bisnis Coca-Cola mencapai sukses dagang yang produknya

terkenal di seluruh dunia.

b. Coca-Cola di Indonesia

Coca-Cola mulai diperdagangkan pada tahun 1932 oleh De Netherlands

Indiche Mineral Water Fabrik Jakarta dibawah manajemen Bernie Vonings dari

Belanda. Setelah proklamasi Kemerdekaan dan masuknya para pemegang saham

di Indonesia. Perusahaan ini berganti nama menjadi Indonesia Beverages Limited

(IBL). Tahun 1971 IBL menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan Jepang :

Mitsui Toatsu Chemical Inc., Mitsui & Co. Ltd dan Mikuni Coca-Cola Bottling

Co. membentuk PT. Djaya Beverages Bottling Company (DBBC).

Pada tanggal 12 Oktober 1993, Coca-Cola Amatil Limited (CCA), sebuah

perusahaan publik Australia yang merupakan pemegang saham pabrik pembotolan

Coca-Cola terbesar di dunia untuk pabrikasi, distribusi, dan pemasaran produk

15

The Coca-Cola Company telah mengambil alih kepemilikan DBBC dan

mengubah namanya menjadi Coca-Cola Amatil Indonesia.

Saat ini CCAI memiliki 8 pabrik pembotolan dan puluhan ribu karyawan,

yang melayani lebih dari satu juta pelanggan di seluruh Nusantara. CCAI

merupakan perusahaan asing yang paling berhasil beroperasi di Asia karena

keunikan peroduk dan system pemasarannya serta pemahamanya terhadap pasar

lokal/budaya lokal. Delapan pabrik pembotolan yang ada di Indonesia terdapat di :

Medan, Padang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali.

c. Coca-Cola Jawa Tengah

Perusahaan Coca-Cola di Jawa Tengah dirintis oleh dua orang pengusaha

yaitu Partogius Hutabarat dan Mugijanto. Nama yang dipakai saat itu adalah Pan

Java Bottling Company, resmi didirikan pada tanggal 1 November 1974, di atas

lahan seluas 8,5 ha, mulai beroperasi pada tanggal 5 Desember 1976. Karena

perkembangan perusahaan yang begitu cepat, maka pada bulan April 1992 PT.

Pan Java Bottling Company bergabung dengan PT. Coca-Cola Amatil Limited

Australia, sehingga sejak itu berubah nama menjadi PT. Coca-Cola Amatil

Indonesia Central Java. Namun sejak tanggal 1 Juli 2002 berubah menjadi PT.

Coca-cola Bottling Indonesia (CCBI) Central Java Operations, sedangkan untuk

distributor bernama PT. Coca-Cola Distributor Indonesia (CCDI).

B. Visi dan Misi

a. Visi PT. Coca-Cola Amatil Indonesia

16

“ To be beverage Company in South East Asia”, yaitu Coca-Cola menjadi

perusahaan minuman terbaik di Asia Tenggara.

b. Misi

“To serve, refresh, and energize our customers and consumers with pride and

passion all day, everyday”, yaitu Coca-Cola melayani, memperbaharui, memberi

kekuatan pelanggan dan konsumen dengan kebanggaan dan nilai sepanjang hari,

setiap hari.

C. Struktur Organisasi Finance Departemen

Dalam suatu perusahaan organisasi berperab penting dalam jalannya

perusahaan. Organisasi menyeangkut alur kewenangan, tanggung jawab dan tugas

secara personal pada karyawan perusahaan maupun departemen - departemen.

Dengan adanya organisasi, maka tujuan yang telah ditetapkan suatu prusahaan

dapat dicapai secara efektif dan efisien.kecil maupun besar pasti wewenang dan

tanggung jawab masing-masing dalam suatu sistem kerjasama.

Semenjak tiga tahun yang lalu, struktur organisasi CCAI terutama bagian

Finance berubah dari structural menjadi fungsional. Itu artinya jika biasanya

dalam suatu ruang kerja atau kantor struktur mengerucut di tiap lini, artinya ada

pemimpin atau manajer. Namun secara fungsional para pegawai perbagian

memiliki pimpinan sendiri – sendiri sesuai dengan bagiannya. Biasanya pimpinan

tersebut berada di kantor pusat CCAI yaitu di Jakarta.

Bagan Organisasi PT. Coca Cola Amatil Indonesia dapat dilihat pada

lampiran 1.

17

D. Rincian Tugas

Dalam proses magang, pemagang masuk pada Finance Office /

Departement yang didalamnya pemegang dimasukan pada bagian pajak. Bagian

perpajakan dipimpin oleh manager pajak yang bertanggung jawab pada proses

pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan pasal 23 PT.

Coca Cola Amatil Indonesia.

Fungsi utama manajer pajak salah satunya adalah perekapan invoice dan

faktur pajak atas barang dan jasa kena pajak yang digunakan terhadap perusahaan

lain. Dokumen – dokumen yang diperlukan terlampir pada lampiran pada laporan

ini. Segala dokumen tersebut telah tersistem dan melewati beberapa bagian seperti

pembelian bahan baku, invoice order, penjualan, termasuk pendistribusian produk

dan lain – lain.

E. Konsep Alur PPN Antara PT. CCBI dengan PT. CCDI

Dalam tugasnya PT. CCBI adalah memproduksi produk - -produk Coca

Cola. Sedangkan PT. CCDI mendistribuskan produk Coca Cola untuk di

distribusikan ke konsumen melalui outlet – outlet yang telah ada.

Berikut gambaran alur PPN CCBI dan CCDI

1. CCBI

Suplier CCBI CCDI

Dari Suplier yang menjual bahan baku pembuatan produk Coca Cola,

CCBI mendapatkan Faktur Pajak Masukan.

18

Setelah barang diolah dan menjadi produk yang siap dipasarkan, CCBI

mengirim produk tersebut ke CCDI, sehingga CCBI mengeluarkan Faktur Pajak

Keluaran.

Selisih antara Pajak Masukan dan Pajak Keluaran akan menjadi

pendapatan atau menjadi beban tagihan oleh CCBI dengan kondisi jika ;

- Kurang Bayar, berati pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran.

Selisih ini akan dibayarkan ke pemerintah (dirjen pajak)

- Lebih bayar, berarti pajak masukan lebih kecil daripada pajak keluaran.

Selisih ini menjadi pendapatan pajak bagi CCBI.

2. CCDI

CCBI CCDI Konsumen

Setelah produk jadi diterima dan siap dipasarkan dari CCBI, CCDI akan

menerima Faktur pajak Masukan dari CCBI.

Kemudian CCDI akan mendistribusikan produk tersebut ke Konsumen

melalui outlet – outlet Coca Cola dan CCDI akan mengeluarkan Faktur Pajak

Keluaran.

Selisih antara Pajak Masukan dan Pajak Keluaran akan menjadi

pendapatan atau menjadi beban tagihan oleh CCDI dengan kondisi jika ;

- Kurang Bayar, berati pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran.

Selisih ini akan dibayarkan ke pemerintah (dirjen pajak)

- Lebih bayar, berarti pajak masukan lebih kecil daripada pajak keluaran.

Selisih ini menjadi pendapatan pajak bagi CCDI.

19

Ini adalah skema alur produksi dan distribusi produk Coca Cola dalam

hubungannya antara PT. CCBI dengan PT. CCDI. Namun Pajak Pertamabahn

Nilai tidak hanya terbatas pada hal itu, karena ada beberapa jenis BKP atau JKP

tertentu yang tidak melalui skema tersebut. Seperti halnya operasional pabrik,

pembelian jasa – jasa tertentu yang sesuai dengan Undang – Undang PPN.

F. Analisis Hasil Pekerjaan

Untuk melakukan fungsinya, manager pajak mempunai tugas dan

wewenang, dan dari itu pemagang dapat membantu pada kegiatan – kegiatan

seperti :

1. Melakukan pengecekan dan pemisahan antara faktur pajak dan invoice

tagihan. Pada invoice ini juga di pisahkan antara bagian CCBI dengan

CCDI. Dalam hal ini perusahaan (CCBI dan CCDI) mendapat kirima

tagihan beserta faktur pajak dari supplier. Berikutnya invoice

diserahkan kepada AP manager dan faktur pajak diserahkan kepada

Tax manager untuk proses lebih lanjut.

Dokumen – dokumen yang harus ada dalam proses ini antara lain :

- Kuitansi / invoice seperti pada lampiran

- Purchase Order, seperti pada lampiran

- Faktur Pajak, seperti pada lampiran

- Surat pengantar barang / surat jalan, seperti pada lampiranses

2. Mengelompokan faktur pajak sesuai dengan kode abjad yang telah

ditentukan.

20

3. Mengirimkan faktur pajak kepada Sales Center Jawa Tengah . Faktur

Pajak yang telah dicetak di tandatangani oleh tax Manager akan

dikirim ke outlet yang sesuai dengan order yang telah disepakati.

Faktur pajak dikelompokan ssuai dengan wilayah pemasaran. Lalu

pada bagian inikegiatan pemegang adalah :

a. Mencetak alamat dan menempelkan pada amplop surat

b. Cek Faktur pajak yang akan dikirimkan dan kemudian

dimasukan ke dalam amplop.

4. Mengisi data sales invoice dengan Ms. Exel. Sales invoice dibuat

dengan order permintaan barang masing – masing outlet. Sales invoice

yang telah tercetak kemudian di tandatangani oleh manager bagian

produksi.

Cara Pengisian Sales Invoice :

a. Address diisi dengan alamat dan nama pemberi BKP atau JKP.

b. Nama Diisi dengan nama perusahaan dan alamat yang akan

diberi BKP atau JKP.

c. No. diisi dengan tanggal pengirima invoice.

d. Contract diisi dengan nama pihak berwenang atau pejabat yang

mengeliarkan sales invoice.

e. Kolom Article no. diisi dengan kode item barang.

f. Kolom product Description diisi dengan produk yang dipesan.

g. Sales Quantity diisi dengan jumlah barang yang dipesan.

21

h. Unit Price dan Amount diisi dengan jumlah yang harus dibayar

oleh pihak yang bersangkutan.

i. Sub Total diisi dengan jumlah total sales amount.

j. Discount diisi apabila jagka waktu pembayaran sesuai denga

tanggal yang telah ditentukan. Biasanya besarnya discount

sebesar 2-10% dari total sales amount.

k. VAT diisi dengan PPN terutang (10% x sales amount).

l. Grand Total jumlah dari PPN dan ditambah dengan Sub Total.

5. Melakukan pengecekan ter hadap bukti potong pajak. Bukti potong ini

digunakan sebagai dasar perusahaan untuk memungut pajak dari

supplier.

6. Melakukan pengecekan dan pengarsipan faktur pajak untuk setiap

bulannya. Arsip disimpan kurang lebih sepuluh tahun sebelumnya.

Agar tidak terjadi kehilangan data pajak keluaran dan masukan

sehingga memudahkan jika suatu saat dilakukan pengecekan. Arsip

diarsipkan sesuai dengan tanggal dan nomor seri faktur.

7. Merekap pajak air ABT (Air Bawah Tanah). Air pada CCAI

merupakan bahan utama dalam pembuatan bahan utama yang

terkandung dalam minuman produk Coca Cola.. Pajak air ini diatur

dalam Keputusan Bupati Semarang Nomor 903/0053/2013 tentang

Penetapan Harga Dasar Air Tanah di Kabupaten Semarang. Pajak ini

direkap selama setahun dan dibuat dalam tiap bulannya.

22

8. Melakukan perhitungan penjaualan barang bekas seperti beling dan

karton. Penghitungan dilakukan dengan cek dokumen (receipt

voucher) yang membuktika penjualan barang bekas. Selanjutnya

mengisi sales invoice terkait dengan penjuala barang bekas.

23

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pajak merupakan suatu hal penting bagi beberapa pihak. Disisi

pemerintah, pajak menjadi tonggak pembangunan dengan menjadi sumber

penerimaan terbesar di Indonesia. Dengan hal ini tentu menuntut banyak peran

pemerintah dalam menggalakkan pajak di segala bidang. Bagi perusahaan pajak

menjadi kewajiban skaligus sumbangsih pembangunan Negara. Dengan pajak dan

peran pemerintah didalamnya pembangunan Negara Negara agak berjalan dengan

baik yang tentu hal ini juga mempermudah kegiatan ekonomi perusahaan di

Negara ini. Semisal dengan pembangunan jalan yang semakin baik akan menekan

ongkos produksi misalnya dari sisi distribusi.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) salah satu dari beberapa pajak yang

dipungut dari pemerintah. Tanpa menagihkan PPN pada barang produksi maka

suatu perusahaan tidak dapat menjual barang produksi tersebut kepada

masyarakat. Pajak Pertambahan Nilai di Indonesia telah diatur sesuai dengan

Undang-Undang yang sangat jelas dengan segala mekanismenya.

Salah satu perusahaan yang mengenakan PPN adalah PT. Coca Cola

Amatil Indonesia (CCAI). PT CCAI memproduksi berbagai macam minuman

ringan. Salah satu cara agar produk dapat diakui pemerintah dan dapat dipasarkan

di Indonesia tentu dengan mematuhi segala peraturan yang ada, salah satunya

24

adalah hal tentang perpajakan. PPN salah satunya dibebankan di produk minuman

Coca Cola.

Hingga dari kesemua itu dapat dipahami bahwa peran penting pajak bagi

perusahaan adalah juga untuk kelangsungan perusahaan dalam menjalankan

bisnisnya. Dan bagi pemerintah pajak secara keseluruhan dapat mensejahterakan

masyarakat dengan menjalankan roda-roda ekonomi masayarakat.

B. Saran

Dari beberapa pera penting pajak bagi banyak pihak, penulis menyarankan

bahwa pajak ini terutama PPN ini untuk dapat ditingkatkan dengan baik mulai

dari pengawasan, proses PPN itu terjadi. Pengawasan dapat lebih diperhatikan

kepada pihak pemerintah.

Dengan saling keterkaitannya hubungan dalam perpajak antara pemerintah

dengan prusahaan publik, dan sebagai apresiasi kepada perusahaan yang petuh

terhadap perpajakan, pemerintah dapat memberikan penghargaan-penghargaan

dan kemudahaan dalam proses perpajakan.