laporan ektan
DESCRIPTION
acara 2TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama
(intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang
berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya
terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan
persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda.
Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan
terjadinya persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang.
Persaingan terhadap air dan nutrisi umumnya lebih berat karena terjadi pada
waktu yang lebih awal. Faktor utama yang mempengaruh persaingan antar jenis
tanaman yang sama diantaranya kerapatan atau rapatnya jarak tanam. Pengaruh
persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan, misalnya tinggi tanaman dan
diameter batang, warna daun atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya
hasil.
Teori ekologi menjelaskan bahwa ketergantungan, keterkaitan antar
makhluk hidup dengan interaksi antar lingkungan fisik merupakan kunci
harmonisasi kehidupan di dalam suatu ekosistem. Didalamya mengandung
pengertian beragam tipe interaksi dan salah diantaranya adalah kompetisi atau
persaingan. Dampak dari peristiwa kompetisi adalaah makhluk hidup tetap eksis
dalam mempertahankan hidup atau menderita dan akhirnya tidak mampu bertahan
melanjutkan siklus hidup. Hal inilah yang akan diamati untuk melihat kenyataan
bahwa individu tanaman yang bersaing tetap tumbuh dengan baik atau mengalami
kemunduran.
Pada praktikum ini kita akan melakukan percobaan pada jenis tanaman yang
sama yaitu tanaman jagung. Tanaman jagung ini nantinya akan ditanam di dalam
media tanam dengan ukuran sama tetapi setiap media tanam diisi oleh jumlah
benih yang berbeda. Dari sini kita akan melihat bagaimana persaingan atau
kompetisi diantara tanaman-tanaman jagung tersebut.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan tanaman
akibat cekaman biotik yang berupa persaingan antar tanaman pada spesies yang
sama.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk
hidup yang lain. Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme, yaitu
interaksi intraspesies dan interspesies. Interaksi intraspesies adalah hubungan
antar organisme yang berasal dari satu spesies, sedangkan interaksi interspesies
adalah hubungan yang terjadi antar organisme yang berasal dari spesies yang
berbeda (Leksono, 2007).
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling
berinteraksi antar satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa
interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti
kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam suatu spesies mampu di lihat pada jarak
antar tumbuhan, dimana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara
tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari spesies tunggal
sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis ini
mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan
(Fadlah, 2011)
Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi
terhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu
mempengaruhi kecepatan pertimbuhan ataupun kehidupan populasi. Menurut
Odum (1993), setiap anggota populasi dapat memakan anggota populasi yang
lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan
lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua
arah (timbal balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan
populasi, interaksi antarspesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang
positip, negatif, atau nol (Indryanto,2006)
Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar
tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas
pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap
pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam
tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono, 2005).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila
(1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan
permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan
terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak. Organisme mungkin
bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di
sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat
yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah
untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya
(Noughton, 1990).
Faktor-faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan dalam
persaingan di alam antara lain cahaya, air, tanah, oksigen, unsur hara, dan
karbondioksida. Faktor eksternal lainnya seperti hewan penyerbuk, agen
dispersial biji, kondisi tanah, kelembaban tanah dan udara, angin dan gangguan at
au kerusakan lingkungan oleh manusia juga berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat (Indriyanto, 2006).
Pengaturan populasi tanaman melalui pengaturan jarak tanam pada suatu
tanaman akan mempengaruhi keefisienan tanaman dalam memanfaatkan matahari
dan pesaingan tanaman dalam pemanfaatan hara dan air yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman Dengan pengaturan jarak
tanam yang baik, maka pemanfaatan ruang yang ada bagi pertumbuhan tanaman
dan kapasitas penyangga terhadap peristiwa yang merugikan dapat diefesienkan
(Musa et.al, 2007).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum persaingan tanaman intra spesies
antara lain tanaman jagung, media tumbuh tanah, dan serta air untuk irigasi.
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum meliputi polybag, mistar,
timbangan elektronik, dan alat tulis.
B. Prosedur Kerja
1. Media tumbuh tanah disiapkan.
2. Polybag dengan diameter 15 cm disiapkan dan media tumbuh dimasukkan
kedalam polybag hingga mencapai 4/5 bagian dari volume polybag.
3. Benih jagung disiapkan dengan memilih kondisi benih yang berukuran dan
bentuknya seragam. Sebelum ditanam, benih direndam terlabih dahulu
dalam air sumur selama satu malam.
4. Benih ditanamkan sedalam 2 cm ke dalam media tumbuh dengan perlakuan:
4 benih per polybag, 8 benih per polybag dan 12 benih per polybag.
Selanjutnya media tumbuh dalam polybag disiram air sampai jenuh atau
mencapai kapasitas lapang.
5. Kondisi kelembapan media tumbuh dipertahankan dengan menyiraminya
dengan air sumur setiap hari selama 2 minggu.
6. Pada hari ke 15 HST (Hari Setelah Tanam), semua tanaman dalam setiap
polybag dicabut dengan hati-hati agar perakaran tidak terputus atau rusak.
Setiap individu tanaman jagung dibersihkan dengan menggunakan air dan
dikeringanginkan.
7. Pengamatan terhadap variabel dilakukan. Adapun variabelnya, yaitu:
a. Panjang bagian atas tanaman (diukur dari pangkal batang sampai
ujung daun terpanjang).
b. Panjang akar terpanjang.
c. Jumlah akar per tanaman.
d. Bobot basah keseluruhan tanaman.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Interaksi intraspesies adalah hubungan antar organisme yang berasal dari
satu spesies
2. Hasil percobaan tidak sesuai dengan kondisi lapang seperti biasanya. Hal ini
dapat disebabkan oleh faktor dalam benih dan lingkungan yang tidak
mendukung pertumbuhan tanaman jagung.
B. Saran
Sebaiknya pemberi materi atau dosen ada yang dapat menjelaskan tentang
acara praktikum agar praktikan lebih paham dengan materinya.
DAFTAR PUSTAKA
Begon, Michael.1990. Ecology:individuals, populations and communities. Blackwell, Cambridge
Effendi, S. 1999. Bercocok Tanam Jagung. C.V. Yasaguna. Jakarta
Fadlah,Astuti. 2011. Penggunaan Triakontanol dan jarak tanam pada tanaman kacang tolo. ITB, Bandung
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara, Jakarta
_________.2010.Ekologi Hutan. Cetakan Ketiga. Bumi Aksara, JakartaKastono. 2005. Ilmu Gulma, Jurusan Pengantar Budidaya Pertanian. UGM,
Yogyakarta
Musa Y., Nasaruddin, M.A. Kuruseng, 2007. Evaluasi produktivitas jagung melalui pengelolaan populasi ta-naman, pengolahan tanah, dan dosis pemupukan. Agrisistem. Vol.3 (1): 21 – 33.
Naughton. 1998. Ekologi Umum. UGM Press, Yogyakarta.
Odum. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. UGM Press, YogyakartaRubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1998. World Vegetables : Principles,
Production and Nutritive Values (Sayuran Dunia I, Prinsip , Produksi dan Gizi, alih bahasa oleh C. Horison). Institut Teknologi Bandung, Bandung
Wijiyanti,Fahma. 2008. Penuntun Praktikum Ekologi. Fak. Sains dan Tekhnologi UIN, Jakarta
Leksono, A.Setyo.2007. Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Bayumedia, Malang