laporan biogas.doc

27
LAPORAN PRAKTIKUM ENERGI ALTERNATIF TEKNOLOGI GAS BIO Oleh: Indah Ayuningtyas Wardani NIM A1H010096

Upload: indah-ayuningtyas-wardani

Post on 01-Dec-2015

605 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMENERGI ALTERNATIF

TEKNOLOGI GAS BIO

Oleh:Indah Ayuningtyas Wardani

NIM A1H010096

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOERDIRMAN

FAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO

2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah sampah ini sangat mengganggu lingkungan jika pengelolaannya

tidak baik dan benar. Banyak masyarakat belum mengerti akan pentingnya

pengelolaan sampah yang baik dan benar. Sampah rumah tangga dapat dibagi

menjadi 2, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik

merupakan sampah yang cepat dan mudah membusuk seperti sisa makanan, daun-

daunan, kulit buah dan sayur dan feses. Sementara sampah anorganik merupakan

sampah yang tidak mudah membusuk atau dapat membusuk tapi dalam waktu

yang sangat lama seperti plastik, kertas, sterofoam, logam dan kaca dan bahan

berbahaya dan beracun. Pengelolaan sampah yang baik seperti penyortiran dapat

membantu mempercepat pembusukan sampah.

Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau

fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk diantaranya feses manusia dan

hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap

limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Meski demikian,

hanya bahan organik homogen berbentuk padat maupun cair seperti kotoran dan

air kencing hewan ternak seperti babi dan sapi yang cocok untuk sistembiogas

sederhana. Di samping itu, di daerah yang banyak terdapat industri pemrosesan

makanan seperti tahu, tempe, ikan pindang dan brem, saluran llimbahnya bisa

disatukan ke dalam sistem biogas sehingga limbah industri tersebut diatas berasal

dari bahan organik yang hmogen. Jenis bahan organik yang diproses sangat

mempengaruhi produktivitas sistem biogas.

Biogas memiliki kandungan energi tinggi yang tidak kalah dari

kandungan energi dalam bahan bakar fosil. Nilai kalor dari 1 m3 biogas sekitar

6000 watt jam atau setara dengan setengah liter minyak diesel. Oleh karena itu,

biogas sangat cocok menggatikan minyak tanah, LPG, butana, batu bara dan

bahan bakar fosil lainnya. Biogas mengandung 75% metana. Semakin tinggi

kandungan metana dalam bahan bakar, maka semakin besar kalor yang dihasilkan.

Oleh karena itu, biogas juga memiliki karakteristik yang sama dengan gas alam.

Sehingga jika biogas diolah dengan benar, biogas bisa digunakan untuk

menggantikan gas alam.

Sampah organik selain bisa dimanfatkan sebagai pupuk kompos, dapat juga

dimanfaatkan sebagai biogas karena fermentasi anaerobik di dalam biodigester,

yaitu tempat untuk fermentasi sampah organik tersebut. Biogas dari sampah

organik dapat membantu menjaga lingkungan tetap indah dan bersih juga dapat

bermanfaat bagi kita. Karena selain dapat digunakan untuk memasak, biogas juga

dapat digunakan untuk penerangan.

B. Tujuan

1. Mengetahui instalasi biogas dari limbah sampah organik.

2. Mengetahui tahapan proses dalam produksi biogas.

II. BAHAN DAN ALAT

A. Bahan

1. Kotoran ternak sapi

2. Sampah organik

3. Air

4. Bakteri

B. Alat

1. Digester

2. Gas holder

3. Drum penampung pupuk cair

4. Kompor gas bio

5. Alat tulis

6. Kamera

III.METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum dilaksanakan di Jl. Gerilya Timur No. 508 Berkoh, Kelurahan

Mersi Kecamatan Purwokerto Timur pada Jumat, 6 Juni 2013 pukul 08.00 s.d. 11.00

WIB.

B. Metode Praktikum

1. Sampah rumah tangga dipisahkan antara yang organik dan anorganik.

2. Sampah anorganik diolah menjadi kerajinan tangan atau dapat didaur ulang,

sedangkan sampah organik dibawa ke tempat pengolahan menggunakan mobil

bak untuk kemudian dimaskukkan ke dalam lubang input sampah pada

digester.

3. Sampah organik akan mengalami fermentasi anaerobik dan akan

menghasilkan biogas.

4. Hasil proses fermentasi selain berupa gas juga menghasilkan cairan yang

dapat digunakan sebagai pupuk cair organik.

5. Gas bio juga dapat dimanfaatkan sebagai penerangan dengan bantuan

generator.

6. Mengambil sampah hasil rumah tangga, kemudian memisahkannya

berdasarkan jenisnya.

7. Gas yang dihasilkan akan ditampung oleh gas holder dan disalurkan ke

rumah-rumah warga dengan jangkauan 50 m.

IV. LANDASAN TEORI

Limbah adalah sesuatu yang tidak berguna, tidak memilii nilai ekonomi

dan akan dibuang, apabila masih dapat digunakan maka tidak disebut limbah.

Jenis limbah cair pada dasarnya ada 2 yaitu limbah industri dan limbah rumah

tangga. Limbah cair yang termasuk limbah rumah tangga pada dasarnya hanya

mengandung zat-zat organik yang dengan pengolahan yang sederhana atau secara

biologi dapat menghilangkan polutan yang terdapat didalamnya.

Biogas (gas bio) merupakan gas yang timbul dari hasil fermentasi bahan-

bahan organik seperti, kotoran hewan, kotoran manusia, atau sampah direndam di

dalam air dan disimpan di dalam tempat yang tertutup atau anaerob. Biogas ini

sebenarnya dapat juga terjadi pada kondisi alami, namun untuk mempercepat dan

menampung gas ini, maka diperlukan alat yang memenuhi syarat terbentuknya gas

ini (Setiawan, 2007:35).

Hambali et al. (2007:52) menyatakan bahwa biogas didefinisikan sebagai

gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik (seperti, kotoran ternak, kotoran

manusia, jerami, sekam dan daun-daun hasil sortiran sayuran) difermentasikan

atau mengalami proses metanisasi.

Menurut Simamora et al. (2006:12) bahwa biogas adalah adanya

dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk

menghasilkan suatu gas yang sebagian besar merupakan metan dan karbon

dioksida dan proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah

mikroorganisme, terutama bakteri metan.

Limbah yang selama ini tidak diolah dan dibiarkan menumpuk baik itu

limbah pertanian, peternakan, dan limbah agro industri ternyata dapat

menghasilkan suatu hal yang berguna. Contohnya, feses ternak yang selama ini

hanya dipandang sebagai kotoran yang tidak bernilai. Ternyata dapat bermanfaat

setelah diolah, tidak terlalu sulit untuk mengubah bahan tersebut menjadi gas,

hanya mencampurkan bahan tersebut dengan air dan didiamkan dalam ruang

hampa udara.

Kotoran ternak atau limbah organik lainnya jika di masukkan dalam

digester (tangki pengurai) dalam beberapa hari akan mengalami proses fermentasi

dan terbentuklah gas. Contohnya biogas yang digunakan sekarang kebanyakan

memanfaatkan feses ternak sebagai bahan bakunya, selain itu ada juga yang

menggunakan dari limbah pertanian dari pabrik. Hampir sama yang disampaikan

Shiddiq (2009) bahwa biogas merupakan gas yang dihasilkan dari proses

pembusukan limbah organik (dari mahluk hidup) dengan bantuan bakteri dalam

keadaan anaerob. Limbah organik ini dapat berupa kotoran manusia, kotoran

hewan, atau limbah agro industri.

Teknologinya biogas merupakan teknologi sederhana yang memanfaatkan

limbah yang tidak berguna lagi dengan proses penguraian. Kedua artikel diatas

menjelaskan bahwa penguraian bahan organik secara anaerobik. Gas yang

terbentuk akibat adanya proses fermentasi bahan-bahan organik yang diantaranya,

kotoran manusia, kotoran hewan, atau limbah pertanian maupun limbah rumah

tangga dan gas yang dihasilkan adalah sebagian gas metane.

Keuntungan dari biogas yaitu dapat digunakan untuk memasak dan tenaga

listrik, limbah dari biogas tersebut dapat diolah menjadi pupuk padat dan cair

yang dapat digunakan langsung pada tanaman.

Menurut Haryati (2006:160) biogas merupakan renewable energy yang

dapat dijadikan bahan bakar alternatif untuk menggantikan bahan bakar yang

berasal dari fosil seperti minyak tanah dan gas alam. Di beberapa negara, biogas

membawa keuntungan untuk kesehatan, sosial, lingkungan dan finansial.

Dijelaskan lebih lanjut bahwa instalasi biogas adalah suatu penyediaan sumber

energi desentralisasi yang sangat berguna. Contohnya di Tanzania biogas di

hasilkan dari limbah kota dan industuri yang menghasilkan tenaga listrik dan

pupuk. Departemen Pertanian (2009) dijelaskan bahwa manfaat energi biogas

adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah dan dipergunakan

untuk memasak. Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai pembangkit

tenaga listrik, disamping itu produksi biogas juga menghasilkan sisa olahan

kotoran ternak yang langsung dapat digunakan sebagai pupuk organik pada

tanaman atau budidaya pertanian.

Biogas mempunyai banyak manfaat. Biogas merupakan hasil penguraian

bahan organik dan menghasilkan gas yang dapat digunakan sebagai sumber

energi, baik energi listrik, gas untuk memasak, pengganti minyak tanah. Di

perjelas lagi oleh Setiawan (2007:35-37) bahwa kotoran ternak selain dijadikan

pupuk kandang, kotoran ternak juga dapat digunakan untuk menghasilkan biogas.

Biogas merupakan proses fermentasi feses ternak diubah menjadi gas dalam

kondisi anaerob.

Menurut Hambali et al. (2007:57-61) bahwa ada tiga jenis bahan baku

yang prospektif untuk dikembangkan sebagai bahan baku biogas, diantaranya

kotoran hewan dan manusia, sampah organik dan limbah cair.

a. Kotoran Hewan dan Manusia

Pemanfaatan kotoran ternak dan manusia sebagai bahan baku biogas akan

mengatasi beberapa permasalahan yang timbul akibat kotoran tersebut bila

dibandingkan limbah lain yang menumpuk tanpa pengolahan. Kotoran hewan

yang menumpuk akan mencemari lingkungan. Jika kotoran tersebut terbawa air

masuk kedalam tanah atau sungai.

Sebagai bahan baku biogas, ketersediaan kotoran hewan sangat melimpah.

Hewan-hewan tersebut diperlihara baik dalam jumlah besar di peternakan maupun

dipelihara secara individu dalam jumlah kecil oleh rumah tangga. Berdasarkan

hasil estimasi, seekor sapi dalam satu hari dapat menghasilkan kotoran sebanyak

10 - 30 kg, seekor ayam menghasilkan kotoran 25 gram per hari dan seekor babi

dewasa menghasilkan kotoran 4,5 – 5,3 kg per hari. Berdasarkan hasil riset yang

pernah ada diketahui bahwa setiap 10 kg kotoran ternak sapi berpotensi

menghasilkan 360 liter biogas dan 20 kg kotoran babi menghasilkan 1,379 liter

biogas.

b. Sampah Organik Padat

Secara garis besar, sampah dibedakan menjadi tiga jenis yaitu anorganik,

organik dan khusus. Sampah organik berasal dari bahan-bahan penyusun

tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan

pertanian, perikanan, kegiatan rumah tangga, industri dan kegiatan lainnya.

Sampah organik ini dengan mudah dapat diuraikan dalam proses alami. Potensi

sampah di Indonesia sangat besar. Khususnya untuk rumah tangga, jumlah yang

dihasilkan pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat 5 kali lipat. Diprediksi

peningkatan tersebut bukan saja karena pertambahan penduduk, tetapi juga karena

meningkatnya timbunan sampah perkapita yang disebabkan oleh perbaikan

tingkat ekonomi dan kesejahteraan.

Berdasarkan hasil penelitian, pembuatan biogas dari sampah organik

menghasilkan biogas dengan komposisi metan 51,33 – 58,18% dan gas CO241,82

– 48,67% campuran sampah organik tersebut dengan kotoran dapat meningkatkan

komposisi metan dalam biogas.

c. Limbah Organik Cair

Limbah cair merupakan sisa pembuangan yang dihasilkan dari suatu

proses yang sudah tidak dipergunakan. Kegiatan-kegiatan yang berpotensi sebagai

penghasil limbah cair antara lain kegiatan industri, rumah tangga, peternakan, dan

pertanian. Saat ini kegiatan rumah tangga mendominasi jumlah limbah cair

dengan persentase sekitar 40 % dan diikuti oleh limbah industri 30% dan sisanya

limbah rumah sakit, pertanian, peternakan, atau limbah lainnya. Komponen utama

limbah cair adalah air (99%) sisanya yaitu bahan padat yang bergantung pada asal

buangan tersebut. Tidak semua limbah cair dapat dimanfaatkan sebagai bahan

baku biogas, hanya limbah cair organik yang dapat digunakan sebagai bahan baku

biogas. Limbah tersebut diantaranya urin hewan, limbah cair rumah tangga, dan

limbah cair industri seperti, industri tahu, tempe, tapioka, brem dan rumah potong

hewan. Pengolahan limbah cair untuk biogas dilakukan dengan mengumpulkan

limbah cair dengan digester anaerob yang diisi dengan media penyangga yang

berfungsi sebagai tempat hidup bakteri anaerob.

Menurut Irmawati (2008:7-8) pembentukan gasbio dilakukan oleh

mikroba pada situasi anaerob, yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap hidrolisis,

tahap pengasaman dan tahap metanogenik. Pada tahap hidrolisis terjadi pelarutan

bahan-bahan organik mudah larut dan pencernaan bahan organik yang komplek

menjadi sederhana, perubahan struktur bentuk primer menjadi bentuk monomer.

Pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana) yang terbentuk

pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi bakteri pembentuk asam.

Produk akhir dari gula-gula sederhana pada tahap ini akan dihasilkan asam asetat,

propionat, format, laktat, alkohol dan sedikit butirat, gas karbondioksida, hidrogen

dan amoniak. Pada tahap metanogenik adalah proses pembentukan gas metan.

Diketahui bahwa biogas memiliki banyak kegunaan yang dapat membantu

manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pertama, gas yang dihasilkan oleh aktifitas

anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik yang diantaranya, kotoran

manusia dan hewan, limbah rumah tangga, sampah atau limbah organik dapat

digunakan untuk memasak dan menjalankan generator untuk pembangkit tenaga

listrik. Kedua, limbah pertanian, perkebunan, dan peternakan yang selama ini

dibuang sekarang ini sudah dapat dikelola dan dapat dimanfaatkan serta dapat

menghindari adanya pencemaran lingkungan. Ketiga, limbah yang dihasilkan dari

biogas dapat digunakan sebagai pupuk cair dan pupuk padat, dan dapat digunakan

untuk pertanian dan perkebunan. Oleh karena itu, bioenergi adalah sumber energi

terbarukan, yaitu sumber energi yang dapat tersedia kembali dalam jangka waktu

tahunan, tidak seperti minyak bumi atau batu bara yang membutuhkan waktu

jutaan tahun. Teknologi ini juga membantu dalam hal pengolahan limbah serta

memberikan hasil tambahan berupa pupuk cair dan pupuk padat, mengingat harga

pupuk kimia sekarang yang semakin langka dan semakin mahal.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil praktikum dapat dilihat pada Lampiran 1.

B. Pembahasan

Biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik

(tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan suatu gas yang sebagian besar

merupakan metan dan karbon dioksida dan proses dekomposisi anaerobik dibantu

oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Pembentukan gasbio

dilakukan oleh mikroba pada situasi anaerob, yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap

hidrolisis, tahap pengasaman dan tahap metanogenik. Pada tahap hidrolisis terjadi

pelarutan bahan-bahan organik mudah larut dan pencernaan bahan organik yang

komplek menjadi sederhana, perubahan struktur bentuk primer menjadi bentuk

monomer. Pada tahap pengasaman komponen monomer (gula sederhana) yang

terbentuk pada tahap hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi bakteri

pembentuk asam. Produk akhir dari gula-gula sederhana pada tahap ini akan

dihasilkan asam asetat, propionat, format, laktat, alkohol dan sedikit butirat, gas

karbondioksida, hidrogen dan amoniak. Pada tahap metanogenik adalah proses

pembentukan gas metan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi biogas antara lain :

1. Kondisi anaerob

Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik oleh

mikroorganisme anaerob. Oleh sebab itu maka reaktor biogas harus dalam

keadaan anaerob.

2. Bahan Baku Isian

Bahan baku isian berupa bahan organik seperti kotoran ternak, limbah

pertanian, sisa dapur dan sampah organik. Bahan baku isian harus terhindar dari

bahan - bahan anorganik seperti deterjen, pasir , tanah, batu , plastik dan beling.

Bahan isian ini harus mengandung berat kering sekita 7 – 9 % . Keadaan ini dapat

dicapai dengan cara menambahkan air dengan perbandingan 1 : 1-2 (bahan baku

air).

3. Temperatur

Proses anaerob biasanya berlangsung pada temperatur 30 – 38oC atau pada

temperatur 49–58oC (termofilik) dan harus sangat diperhatikan mengingat

organisme berkembang pada temperatur berbeda.

4. pH

Keasaman (pH) optimal bagi kehidupan organisme adalah 6,8 – 7,8. Pada

tahap awal fermentasi bahan organik akan terbentuk asam-asam organik yang

akan menurunkan pH . Mencegah terjadinya penurunan pH dapat dilakukan

dengan penambahan Ca(OH)2 atau CaCo3. Penambahan NaHCO3 dapat

meningkatkan alkalinitas dari suatu larutan fermentasi.

5. Starter

Strater diperlukan untuk mempercepat proses perombakan bahan organik

menjadi biogas. Starter merupakan mikro organisme perombak yang telah dijual

komersial.

6. Rasio C/N

Bakteri pembentuk metana umumnya menggunakan karbon sebagai

sumber energi untuk pertumbuhan dan nitrogen dibutuhkan untuk membangun

struktur sel. Biasanya karbon yang dibutuhkan 25 – 30 kali lebih banyak

dibanding dengan nitrogen.

Praktikum tentang pengolahan sampah menjadi biogas ini berlokasi di Jl.

Gerilya Timur No. 508 Berkoh, Kelurahan Mersi Kecamatan Purwokerto Timur.

Instalasi biogas sampah rumah tangga ini berdiri sejak tahun 2012 dan dibangun

selama 60 hari dengan waktu pemeliharaan 180 hari. Instalasi biogas ini mampu

menampung sampah organik rumah tangga yang kemudian akan diolah menjadi

biogas dan pupuk cair.

Gambar 1. Lokasi Instalasi Biogas Sampah Rumah Tangga

Tabel 1. Bagian-bagian Instalasi Pengolahan Limbah sampah rumah tangga di Mersi

No.

Nama Bagian Fungsi Gambar

1. Input Berfungsi untuk memasukkan sampah organik yang selanjutnya akan diolah menjadi biogas dan pupuk cair

2. Output Berfungsi untuk mengeluarkan limbah cair yang dihasilkan dari pengolahan sampah

3. Digester Berfungsi sebagai tempat pengolahan sampah menjadi biogas dan pupuk cair

4. Katup penyaluran gas metan

Berfungsi untuk menyalurkan gas metan ke dalam gas holder

5. Katup pencacahan dan pendorongan sampah

Berfungsi untuk mencacah dan mendorong sampah

6. Gas holder Berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara biogas sebelum digunakan

7. Kompor gas Berfungsi sebagai aplikasi penggunaan biogas untuk memasak

Pengolahan sampah organik menjadi biogas di Mersi tidak jauh berbeda

dengan pengolahan limbah menjadi biogas di tempat lainnya, namun yang

berbeda dari pengolahan limbah di Mersi yaitu bahan baku yang berupa limbah

organik rumah tangga dan bentuk digesternya. Tahapan proses dalam produksi

biogas dan pupuk cair yaitu: proses pemisahan antara sampah organik dan

anorganik, kemudian untuk sampah anorganik dapat dijadikan kerajinan tangan

ataupun dijual, sedangkan sampah organik dimasukkan ke dalam lubang input,

kemudian sampah dicacah dan didorong dengan alat pengaduk yang terdapat di

dalam katup pencacahan dan pendorongan. Sampah akan melakukan proses

fermentasi di dalam digester, kemudian gas yang dihasilkan akan disalurkan ke

gas holder oleh katup penyaluran gas dan limbah cairnya akan keluar melalui

lubang output.

Biogas yang dihasilkan dapat digunakan untuk bahan bakar kompor dan

penerangan jika diberi generator untuk mengkonversi biogas menjadi listrik,

sedangkan limbah cairnya dapat digunakan sebagai pupuk cair untuk tanaman.

Berikut ini merupakan skema pengolahan limbah organik rumah tangga yang

terdapat di Mersi.

Gambar 2. Diagram Pemanfaatan dan Pengolahan Limbah

Pembuatan instalasi biogas sebaiknya harus jauh dari pemukiman padat

karena polusi udara yang dihasilkan cukup mengganggu aktivitas warga. Namun,

hal tersebut dapat dicegah dengan membuat instalasi limbah yang tertutup

sehingga tidak mengganggu aktivitas warga. Jika demikian, maka instalasi limbah

juga dapat dibangun di sekitar pemukiman yang padat penduduknya.

Selain di Mersi, instalasi pengolahan limbah menjadi biogas juga terdapat

di Ex-Farm UNSOED (pengolahan limbah ternak), Desa Kalisari Kecamatan

Cilongok (IPAL cair tahu), IPAL industri tahu di Desa Cikembulan di Kabupaten

Banyumas, IPAL dan Biogas dari Limbah Tahu industri tahu Grumbul Muntuk

Sokaraja – Banyumas, IPAL untuk mengolah limbah cair industri tapioka di Desa

Gumelar.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Instalasi biogas dari limbah sampah organik terdiri dari lubang input, output,

digester, katup penyaluran gas metan, katup pencacahan dan pendorongan, gas

holder.

2. Tahapan proses dalam produksi biogas yaitu: sampah organik dimasukkan ke

dalam lubang input, kemudian sampah dicacah dan didorong dengan alat

pengaduk yang terdapat di dalam katup pencacahan dan pendorongan. Sampah

akan melakukan proses fermentasi di dalam digester, kemudian gas yang

dihasilkan akan disalurkan ke gas holder oleh katup penyaluran gas dan

limbah cairnya akan keluar melalui lubang output.

B. Saran

1. Sebaiknya praktikum dilaksanakan menjadi beberapa shift agar praktikum

dapat berjalan lebih kondusif.

2. Sebaiknya asisten dapat mengkondisikan praktikan agar praktikum lebih

kondusif lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K., et al. 1998. Energi dan Listrik Pertanian. Academic Development of the Graduate Program, The Faculty of Agricultural Engineering and Technology, Bogor Agriculture University, Bogor.

Jones, Don D., et al. 1980. Methane Generation from Livestock Waste. Energy management in Agriculture. A Publication of Cooperation Extension Service, Purdue University.

Suryo, W., et al. 1980. Biogas Sebagai Sumber Energi Pedesaan. Makalah pada lokakarya Pengembangan Energi Non-Konvensional. Direktorat Jenderal Ketenagaan, Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia, Jakarta.

Lampiran 1. Hasil Praktikum

Hasil Praktikum