laporan beep test.doc

15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan oleh setiap umat manusia karena peranannya yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang serta dalam menjalani aktivitas dan pekerjaan sehari-hari dengan optimal. Kebugaran jasmani pada hakikatnya merupakan suatu kondisi tubuh yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari atau adaptasi terhadap pembebanan fisik yang diberikan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan, sehingga tubuh masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang maupun mengatasi beban kerja tambahan (Utari, 2007). Jadi, semakin tinggi tingkat kesehatan seseorang, maka kebugaran jasmaninya pun akan semakin baik pula. Terdapat berbagai variasi tes uji latih kebugaran jasmani untuk menetapkan tingkat kebugaran jasmani seseorang. Beberapa tes yang sering dipergunakan adalah treadmill dan ergometer sepeda, lari, dan step test (Budiasih, 2011). Step test merupakan salah satu jenis pengukuran tingkat kebugaran seseorang, antara lain adalah metode Mc Ardle Step Test

Upload: suryaariw

Post on 17-Dec-2015

522 views

Category:

Documents


43 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu hal yang tidak bisa diabaikan oleh setiap umat manusia karena peranannya yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang serta dalam menjalani aktivitas dan pekerjaan sehari-hari dengan optimal. Kebugaran jasmani pada hakikatnya merupakan suatu kondisi tubuh yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari atau adaptasi terhadap pembebanan fisik yang diberikan tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan, sehingga tubuh masih mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggang maupun mengatasi beban kerja tambahan (Utari, 2007). Jadi, semakin tinggi tingkat kesehatan seseorang, maka kebugaran jasmaninya pun akan semakin baik pula. Terdapat berbagai variasi tes uji latih kebugaran jasmani untuk menetapkan tingkat kebugaran jasmani seseorang. Beberapa tes yang sering dipergunakan adalah treadmill dan ergometer sepeda, lari, dan step test (Budiasih, 2011). Step test merupakan salah satu jenis pengukuran tingkat kebugaran seseorang, antara lain adalah metode Mc Ardle Step Test atau Queens College Step Test yang menggunakan tinggi bangku 41,3 cm. Sedangkan lari ada jenis Cooper test lari 12 menit dan Multistage Fitness Test (MFT) (Ashok, 2008). Pada laporan kali ini, kami akan melihat tingkat kebugaran mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS angkatan 2011 dan 2012 dengan menggunakan cara Multistage Fitness Test (MFT).B. Tujuan Penulisan

Mengetahui tingkat kebugaran mahasiswa angkatan 2011 dan 2012 di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kebugaran Jasmani Menurut Clarks kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari dengan penuh vitalitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih mempunyai tenaga yang cukup untuk menikmati kehidupan. Kebugaran jasmani adalah suatu keadaan dimana tubuh masih memiliki sisa tenaga untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat rekreasi atau hiburan setelah melakukan kegiatan/aktifitas fisik rutin. Dengan kata lain bugar itu adalah keadaan dimana tubuh tidak mengalami kelelahan yang berarti setelah melakukan kegiatan rutin. Kebugaran jasmani sangat individual, artinya masing-masing orang memiliki tingkat kebugaran yang spesifik untuk dirinya. Acuan terhadap kebugaran dilihat aktifitas yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan, bukan aktifitas rutin orang lain. Kebugaran jasmani dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, keturunan, makanan, kebiasaan merokok, dan latihan. Olahraga akan memberi manfaat pada tubuh menurut jenis, lama, dan intensitas latihan yang dilakukan. Secara umum olahraga yang dilakukan secara teratur dengan takaran cukup dan waktu yang cukup akan memberi manfaat sebagai berikut: meningkatkan efisiensi kerja jantung, peningkatan elastisitas pembuluh darah, paru, dan otot-otot tubuh (BPP Kedokteran Olahraga FK UNAND, 2012).B. Test Lari Multi Tahap (Multistage Fitness Test) Lari bolak-balik (Shuttle Run) atau lari multitahap (multistage fitness test) digunakan untuk menilai kesegaran aerobik.

1. Perlengkapana. Pitacadenceuntuk lari bolak-balik.b. Lintasan lari.c. Mesin pemutar kaset (tape recorder).d. Tempat (space) outdoor atau di dalam gedung mempunyai ukuran jarakyang bermarka 20 meter pada permukaan yang datar, rata dan tidak licin.e. Stopwatchf. Kerucut pembatas atau patok 4.g. Formulir.

2. Prosedura. Pelaksanaan tes apabila dilaksanakan di luar gedung (outdoor), sebaiknya saat selama tes berlangsung tidak boleh lebih dari jam 11.00 WIB, karena faktor panas matahari akan berpengaruh pada hasil tes.b. Ceklah kecepatan mesin pemutar kaset dengan menggunakan periode kalibrasi satu menit dan sesuaikan jarak lari bilamana perlu (telah dijelaskan di dalam pita rekaman dan di dalam manual pitanya). Kecepatan pemutar kaset 60 detik untuk jarak 20 meter.c. Ukurlah jarak hasil cek kaset tersebut dan berilah tanda dengan pita dan pembatas jarak.d. Jalankan pitacadencenya.e. Instruksikan kepada testi untuk lari ke arah ujung/akhir yang berlawanan dan sentuhkan satu kaki di belakang garis batas pada saat terdengar bunyi tuut. Apabila testi telah sampai sebelum bunyi tuut, testi harus bertumpu pada titik putar, menanti tanda bunyi kemudian lari ke arah garis yang berlawanan supaya dapat mencapai tepat pada saat tanda berikutnya berbunyi.f. Pada akhir dari tiap menit interval waktu di antara dua bunyi tuut makin pendek, oleh karena itu, kecepatan lari makin bertambah cepat.g. Testi harus dapat mencapai garis ujung pada waktu yang ditentukan dan tidak terlambat.h. Tiap testi terus berlari selama mungkin sehingga testi tidak dapat lagi mengejar tanda bunyi tuut dari pita rekaman. Kriteria untuk menghentikan testi adalah apabila testi tertingggal tanda bunyi tuut dua kali lebih dari dua langkah di belakang garis ujung.

3. Penilaian

Catatlahleveldanshuttleterakhir yang dapat dilakukan (dua kali tidak dapat menyelesaikan garis akhir lintasan saat bunyi tuut), kemudian konsultasikan dengan tabel VO2 maks.BAB III

HASIL KEGIATANA. Lokasi Kegiatan Halaman parkir depan perpustakaan pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Waktu Kegiatan Jumat, 8 November dan Selasa, 12 November 2013 pukul 06.00-07.00.C. Sampel

Mahasiswa angkatan 2011 & 2012 FK UNS Surakarta sebanyak 23 orang.D. Data Hasil

No.NamaGenderUsiaIMTBeep TestVO2 maks

1Aprillio Bagas S.L1817,974.427,60 L/menit

2Farkhan KuncoroL1919,135.531,40 L/menit

3Henda A.RL1831,143.524,65 L/menit

4Rifqy Syaiful B.L1819,386.534,65 L/menit

5Sheila Rahmi I.FP1721,793.323,95 L/menit

6Syarif HidayatullahL1924,697.638,50 L/menit

7Taqiudin M.L1922,995.431,00 L/menit

8Zakka Zayd Z.JL1824,026.133,25 L/menit

9M. Beizar Y.L1820,666.936,05 L/menit

10Anisa RahmatiaP2020,283.825,70 L/menit

11Nur HidayahP2020,964.527,95 L/menit

12Aninda Dwi A.P2019,783.123,05 L/menit

13M. Alip WildanL1822,863.424,30 L/menit

14Ega Caesaria P.PL2019,035.230,20 L/menit

15Ekkim Al KindiL2120,074.929,50 L/menit

16LD. Mukhlis A.L1819,263.725,35 L/menit

17Bima Kusuma JatiL2019,204.929,50 L/menit

18Bryan Pandu P.L1917,106.635,00 L/menit

19Angga SuryawinataL2120,966.133,25 L/menit

20Prisma Putra G.AL1826,405.129,85 L/menit

21Rabiatul A.P2019,483.123,05 L/menit

22A. Al HazmyL2030,306.534,65 L/menit

23Indah Purnama S.P2026,123.123,05 L/menit

BAB IVPEMBAHASAN

Olahraga akan memberi manfaat pada tubuh menurut jenis, lama, dan intensitas latihan yang dilakukan. Olahraga secara rutin dan teratur secara langsung akan meningkatkan kebugaran seseorang. Salah satu cara untuk mengukur status kebugaran adalah dengan lari bolak-balik (Multistage Fitness Test/ MFT) (Chatterjee et al., 2010). Status kebugaran seseorang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, makanan, kebiasaan merokok dan gaya hidup. Berikut adalah interpretasi hasil prediksi VO2 maks berdasarkan usia.KategoriVO2 Maks (ml/kg/min)

< 3031 3940 49

Sangat Kurang< 25.0< 25.0< 25.0

Kurang25.0 33.725.0 30.125.0 26.4

Sedang33.8 42.530.2 39.126.5 35.4

Baik42.6 51.539.2 48.035.5 45.0

Baik Sekali> 51.6> 48.1> 45.1

Sumber : Puskesjasrek, 2000 Tabel di halaman sebelumnya menunjukkan hasil kegatan Multistage Fitness Test yang telah kami lakukan. Dari tabel diketahui jumlah sampel sebanyak 23 orang dengan rincian 17 laki-laki dan 6 perempuan. Nilai prediksi VO2 maks pada laki-laki umumnya lebih tinggi daripada perempuan. Hal ini disebabkan karena laki-laki memiliki perbedaan perkembangan dan fungsi hormon. Faktor tersebut dianggap paling bertanggung jawab dalam membedakan hasil ini. Hormon androgenik yang dimiliki pria berpengaruh terhadap perkembangan otot, sehingga dibanding otot wanita umumnya, maka otot pria lebih kuat (BPP Kedokteran Olahraga FK UNAND, 2012).

Faktor usia juga menentukan status kebugaran seseorang. Sesuai dengan perjalanan umur, maka tingkat kebugaran jasmani akan selalu meningkat sampai usia 30 tahun. Setelah usia 30 tahun akan terjadi penurunan tingkat kebugaran secara perlahan. Fluktuasi peningkatan dan penurunan tersebut berjalan secara alamiah jika tidak dilakukan intervensi (BPP Kedokteran Olahraga FK UNAND, 2012). Dari hasil kegiatan yang telah kami lakukan, didapatkan hampir semua sampel masuk dalam kategori kurang. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya aktivitas olahraga pada mahasiswa Fakultas Kedokteran. Latihan fisik yang dilakukan oleh seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat kebugaran. Orang yang terlatih akan memiliki otot lebih kuat, lebih lentur, dan memiliki ketahanan kardiorepirasi yang baik (BPP Kedokteran Olahraga FK UNAND, 2012). Selain itu kebiasaan merokok dapat menurunkan status kebugaran seseorang. Merokok dapat menyebabkan gangguan pertukaran dan transportasi oksigen alam tubuh. Bahan yang beracun pada asap rokok seperti nikotin, tar, dan lain sebagainya dapat menempel di permukan dalam saluran nafas. Penempelan bahan yang beracun terutama pada mukosa alveoli sangat mengganggu pertukaran gas antara alveoli dan pembuluh darah di paru. Hambatan diatas tentu akan berpengaruh terhadap kemampuan ambilan oksigen tubuh. Terdapat bukti dalam beberapa penelitian ditemukan rerata VO2 maks pelajar yang merokok lebih rendah dibanding yang tidak merokok (BPP Kedokteran Olahraga FK UNAND, 2012). Tingkat kebugaran juga dipengaruhi oleh Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT yang normal untuk orang Indonesia adalah 18,5 - 22,5. IMT kurang dari 18,5 disebut underweight. Sedangkan diatas 25,0 disebut obesitas. Karakteristik sampel rata-rata memiliki IMT normal, walaupun ada yang masuk kategori obesitas. Orang obesitas memiliki tumpukan lemak berbahaya di dalam tubuh. Orang-orang obesitas biasanya memiliki pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini akan mempengaruhi status kebugarannya. Pada umumnya orang obesitas memiliki status kebugaran yang rendah karena tumpukan lemak berbahaya, kadar HDL rendah, LDL tinggi, kolesterol tinggi, dan peningkatan sitokin pro-inflamasi (Jago et al., 2010).BAB V

PENUTUPA. Simpulan

1. Rata-rata nilai VO2 maks mahasiswa FK UNS angkatan 2011 dan 2012 yang dilakukan pengukuran adalah 29,37 L/menit. Hasil ini masuk dalam kategori kurang.2. Pengukuran status kebugaran seseorang dapat dilakukan dengan beberapa tes seperti, treadmill dan ergometer sepeda, lari, dan step test.

3. Status kebugaran seseorang dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, makanan, dan gaya hidup, kebiasaan merokok.

B. Saran

1. Dalam rangka meningkatkan kebugaran jasmani pada mahasiswa Fakultas Kedokteran, kegiatan-kegiatan seperti olahraga perlu ditingkatkan.2. Melakukan olahraga rutin seperti jogging atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) berbasis olahraga secara rutin dan teratur supaya tubuh tetap sehat dan bugar.DAFTAR PUSTAKA

Ashok C (2008). Step test, test your physical fitness. Delhi : Kalpaz Publications, 152-154.Budiasih KAS (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani karyawan di PT. amoco mitsui Indonesia tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional : Jakarta.

Chatterjee P, Banerjee AK, Das P (2010). A prediction equation to estimate the maximum oxygen uptake of school age girls from Kolkata, India. Malaysian J Med Sci. 18(1) : 25-29.

Jago R et al., (2010). Fatness, fitness, and cardiometabolic risk factors among sixth-grade youth. Med Sci Sports Exerc. 42(8) : 1502-1510.

Puskesjasrek (2000). Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga Bagi Pelatih Olahragawan Pelajar. Jakarta : Depdiknas.Tim KBK FK UNAND (2012). Manual Blok Kedokteran Olahraga. Padang : Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.Utari A (2007). Hubungan imt dengan tingkat kesegaran jasmani pada anak usia 12-14 tahun. Tesis. Universitas Diponegoro : Semarang.