laporan argen praktikum kimia analiti2

Upload: risca-dana-paramitha

Post on 06-Apr-2018

240 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 Laporan Argen Praktikum Kimia Analiti2

    1/8

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

    ARGENTOMETRIPenentuan Kadar Klorida Pada Air Bersih

    Oleh:

    Ni Wayan Nenik Prayanti

    P07134011021

    Tanggal percobaan: 27 oktober 2011

    Departemen Kesehatan Republik IndonesiaPOLTEKKES DEPKES DENPASAR

    Jurusan Analis Kesehatan

  • 8/2/2019 Laporan Argen Praktikum Kimia Analiti2

    2/8

    Tahun 2011 2012

    TUJUAN PERCOBAAN :

    1. Mahasiswa dapat melakukan titrasi.

    2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan contoh dengan metode argentometri.

    TEORI :

    Istilah Argentometri diturunkan dari bahasa latin Argentum, yang berarti perak.

    Jadi, Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat dalam suatu

    larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pada pembentukan endapan dengan

    ion Ag+. Salah satu cara untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan adalah

    dengan volumetri (Day & Underwood, 2001).

    Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang dianalisis dengan

    menggunakan ion perak. Biasanya, ion-ion yang ditentukan dalam titrasi ini adalah ion

    halida(Cl-, Br-, I-) (Khopkar,1990). Ada tiga tipe titik akhir yang digunakan untuk

    titrasi dengan AgNO3yaitu :1. Indikator

    2. Argentometri

    3. Indikator kimia.

    Titik akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode perak yang

    dicelupkan ke dalam larutan analit. Titik akhir argentometri melibatkan penentuan arus

    yang diteruskan antara sepasang mikroelektrode perak dalam larutan analit. Sedangkan

    titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari perubahan

    warna/muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan yang dititrasi. Syarat indikator untuk

    titrasi pengendapan analog dengan indikator titrasi netralisasi, yaitu :

    o Perubahan warna harus terjadi terbatas dalam range pada p-functiondari

    reagen/analit.o Perubahan Warna harus terjadi dalam bagian dari kurva titrasi untuk analit.

    (Skoog et al.,1996)

    Pada titrasi argentometri, zat pemeriksaan yang telah dibubuhi indikator dicampur

    dengan larutan standar garam perak nitrat (AgNO3). Dengan mengukur volume larutan

    standar yang digunakan sehingga seluruh ion Ag+ dapat tepat diendapkan, kadar garam

    dalam larutan pemeriksaan dapat ditentukan (Isnawati, 2010). Metode-metode dalam

    titrasi argentometri

    1. Metode Mohr;

    Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide dalam

    suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium

    kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dansetelah titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan

    kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah

    2. Metode Volhard;

    Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam denganlarutan baku kalium

    atau amonium tiosianat, kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam

    besi (III) nitrat atau besi (III) amonium sulfat sebagai indikator yang membentuk warna

    merah dari kompleks besi (III) tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 1,5 N. Titrasi ini

    harus dilakukan dalam suasana asam,sebab ion besi (III) akan diendapkan menjadi

    Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehinggatitik akhir tidak dapat ditunjukkan

    3. Metode Fajans;

    Pada metode ini digunakan indikator adsorbsi, sebagai kenyataan bahwa pada titik

    ekuivalen indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan

    2

  • 8/2/2019 Laporan Argen Praktikum Kimia Analiti2

    3/8

    perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan. Endapan harus dijaga

    sedapat mungkin dalam bentuk koloid(Estie,2010).

    Reaksi pengendapan ialah apakah reaksi ini dapat terjadi pada suatu keadaan

    tertentu.Jika Q adalah nilai hasil kali ion-ion yang terdapat dalam larutan, maka

    kesimpulan yang lebihumum mengenai pengendapan dasar larutan adalah :y

    Pengendapan terjadi jika Q > Kspy Pengendapan tak terjadi jika Q < Kspy Larutantepat jenuh jika Q = Ksp (Petrucci, 1989).Jika suatu garam memiliki tetapan hasil kali

    larutan yang besar, maka dikatakan garam tersebut mudah larut. Sebaliknya jika harga

    tetapan hasil kali larutan dari suatu garam tertentu sangat kecil, dapat dikatakan bahwa

    garam tersebut sukar untuk larut. Harga tetapan hasil kali kelarutan dari suatu garam

    dapat berubah dengan perubahan temperatur.Umumnya kenaikan temperatur akan

    memperbesar kelarutan suatu garam, sehingga harga tetapan hasil kali kelarutan garam

    tersebut juga akan semakin besar (Petrucci, 1989).

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah:

    1. pH

    2. Temperatur

    3. Jenis pelarut4. Bentuk dan ukuran partikel

    5. Konstanta dielektrik pelarut

    6. Adanya zat-zat lain, misalnya surfaktan pembentuk kompleks ion sejenis,dll.

    (Pantang, 2010).

    ALAT :

    1. Buret

    2. Erlenmeyer

    3. Pipet volume 50 ml

    4. pH stik

    5. Corong

    6. Botol semprot

    7. Statif

    8. Klem

    9. Pipet tetes

    BAHAN :

    1. Sampel Air B. 15

    2. AgNO3 0,0174 N

    3. Indikator K2CrO4

    4. Aquades steril

    CARA KERJA :

    1. Masukkan larutan AgNO3 0,0174 N ke dalam buret sampai mencapai skala nol

    2. Pastikan tidak ada gelembung dalam buret dan skala tepat sesuai dengan

    miniskus cairan.

    3. Yang di uji pertama kali adalah blankonya:

    o Disedot 50 ml aquades dengan menggunakan pipet volume

    o Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

    o Lalu ditambahkan indikator K2CrO4 4 - 5 tetes

    o Dititrasi sampel dengan larutan AgNO3perlahan lahan sampai muncul

    endapan ( agak keruh dengan warna kemerahan)o Dicatat berapa volume AgNO3 yang diperlukan dalam proses titrasi ini.

    3

  • 8/2/2019 Laporan Argen Praktikum Kimia Analiti2

    4/8

    4. Setelah diperoleh hasil titrasi blanko, isi kembali buret dengan larutan AgNO3sampai mencapai skala nol atau tidak perlu ditambahkan lagi tapi ingat berapa

    volume sebelum titrasi.

    5. Dipastikan terlebih dahulu bahwa sampel air memiliki pH antara 7-10 dengan

    menggunakan pH stik sebagai pengujinya

    6. Setelah itu, sedot 50 ml sampel dengan menggunakan pipet volume7. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

    8. Ditambahkan 3-5 tetes indikator K2CrO4 kedalam sampel air yang akan diuji.

    9. Dititrasi sampel menggunakan larutan AgNO3 secara perlahan sampai mencapai

    titik akhir titrasi yang ditandai dengan munculnya endapan yang berwarna

    merah agak keruh, ulangi langkah ini sebanyak 3 kali.

    10. Dicatat volume AgNO3 yang diperlukan dalam proses titrasi.

    HASIL PENGAMATAN :

    NO VOLUME Blanko VOLUMEINDIKATOR K2CrO4

    VOLUMEAgNO4

    WARNAYang

    Muncul

    1 50 ml 3 tetes 0,3 Merah agak

    keruh

    (endapan)

    1. SAMPEL B. 15

    TITRASI

    KE :

    VOLUME

    Sampel

    VOLUME

    INDIKATOR K2CrO4

    VOLUME

    AgNO4

    WARNA

    YangMuncul

    1 50 ml 3 tetes 14,6 ml Merah agak

    keruh

    (endapan)

    2 50 ml 3 tetes 14,5 ml Merah agak

    keruh

    (endapan)

    3 50 ml 3 tetes 15 ml Merah agak

    keruh

    (endapan)

    RATA-RATA 14,7 ml

    2. SAMPEL B. 52

    TITRASI

    KE :

    VOLUME

    Sampel

    VOLUME

    INDIKATOR K2CrO4

    VOLUME

    AgNO4

    WARNA

    Yang

    Muncul

    1 50 ml 3 tetes 5,93 ml Merah agak

    keruh

    (endapan)

    2 50 ml 3 tetes 5,82 ml Merah agak

    keruh

    (endapan)

    4

  • 8/2/2019 Laporan Argen Praktikum Kimia Analiti2

    5/8

    3 50 ml 3 tetes 5,82 ml Merah agak

    keruh

    (endapan)

    RATA-RATA 5,856 ml

    3. SAMPEL B. 67

    TITRASI

    KE :

    VOLUME

    Sampel

    VOLUME

    INDIKATOR K2CrO4

    VOLUME

    AgNO4

    WARNA

    Yang

    Muncul

    1 50 ml 3 tetes 8,12 ml Merah agak

    keruh

    (endapan)

    2 50 ml 3 tetes 7,92 ml Merah agak

    keruh

    (endapan)

    3 50 ml 3 tetes 7,92 ml Merah agak

    keruh

    (endapan)

    RATA-RATA 7,986 ml

    4. SAMPEL B. 51

    TITRASI

    KE :

    VOLUME

    Sampel

    VOLUME

    INDIKATOR K2CrO4

    VOLUME

    AgNO4

    WARNA

    Yang

    Muncul

    1 50 ml 3 tetes 5,2 ml Merah agak keruh

    (endapan)

    2 50 ml 3 tetes 5,3 ml Merah agak

    keruh

    (endapan)

    3 50 ml 3 tetes 5,3 ml Merah agak

    keruh

    (endapan)

    RATA-RATA 5,26 ml

    PERHITUNGAN :

    1.Sampel 1 (B. 15)

    (A-B).N.35,450.1000

    Mg/L Cl =

    ml contoh

    (14,7-0,3).0,0174.35,450.1000

    Mg/L Cl = 50

    5

  • 8/2/2019 Laporan Argen Praktikum Kimia Analiti2

    6/8

    8869,824

    Mg/L Cl =

    50

    = 177, 4 mg/L

    Jadi, jumlah kandungan klorida dalam sampel B. 15 adalah 177.4 mg/ L

    1.Sampel 2 (B. 52)

    (A-B).N.35,450.1000

    Mg/L Cl =

    ml contoh

    (5,856-0,3).0,0174.35,450.1000

    Mg/L Cl =

    50

    3427,10748

    Mg/L Cl =

    50

    = 68,5421 mg/L

    Jadi, jumlah kandungan klorida dalam sampel B. 52 adalah 68,5421 mg/ L

    1.Sampel 3 (B. 67)

    (A-B).N.35,450.1000

    Mg/L Cl =

    ml contoh

    (7,986-0,3).0,0174.35,450.1000

    Mg/L Cl =

    50

    4740,955

    Mg/L Cl =

    50

    = 94,8191 mg/L

    Jadi, jumlah kandungan klorida dalam sampel B.67 adalah 94,8191 mg/ L

    1.Sampel 4 (B. 51)

    (A-B).N.35,450.1000

    M/L Cl

    ml contoh

    (5,26-0,3).0,0174.35,450.1000

    Mg/L Cl =

    50

    3059,4768

    Mg/L Cl =

    50

    = 61,1895 mg/LJadi, jumlah kandungan klorida dalam sampel B. 51 adalah 61,1895 mg/ L

    6

  • 8/2/2019 Laporan Argen Praktikum Kimia Analiti2

    7/8

    PEMBAHASAN:

    Metode yang digunakan dalam praktikum argentometri ini adalah metode mohr

    metode ini digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide dalam suasana

    netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan kalium kromat

    sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelahtitik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat

    dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah.

    Karena tujuan praktikum ini adalah menentukan kadar klorida dalam air bersih,

    maka metode mohr dapat digunakan. Menggunakan metode argentometri dalam

    menentukan kadar klorida dalam suatu sampel memerlukan waktu yang cukup lama dan

    juga jumlah larutan baku perak nitrat yang cukup banyak, jadi sebelum melakukan

    praktikum ini pastikan terlebih dahulu bahwa jumlah larutan yang kita punya cukup

    untuk menggunakan metode ini.

    Penambahan indikator kalium kromat dalam titrasi ini bertujuan sebagai penanda

    bahwa reaksi yang terjadi sudah mencapai titik akhir titrasi, sebaiknya setelah indikator

    sudah ditambahkan ke dalam sampel segera mulai proses titrasi karena kalau dibiarkanterlalu lama indikator dapat bereaksi dengan sampel. Tujuan penggunaan blanko dalam

    titrasi argentometri ini adalah sebagai pembanding karena blanko yang digunakan

    adalah aquades steril yang tidak menggandung kadar klorida dan yang lainnya. Dalam

    praktikum ini hasil yang didapatkan adalah ml titrasi untuk contohnya sampel B. 15

    volumenya 14, 7 ml, sampel B.52 volumenya 5,856 ml,sampel B. 67 volumenya 7,986

    ml, sampel B. 51 volumenya 5,26 ml, dan ml titrasi untuk blanko 0,3 ml, normalitas

    AgNO3nya 0,0174 N, dan ml contohnya 50 ml. Setelah dimasukkan ke dalam rumus

    yang telah ditentukan hasil yang didapatkan adalah 177, 4 mg/L ini berarti dalam satu

    liter sampel mengandung 177,4 mg klorida untuk sampel B.15 begitu juga dengan

    sampel lainnya.

    KESIMPULAN:

    Argentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang dianalisis dengan

    menggunakan ion perak (AgNO3). Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah

    metode mohr metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan bromide

    dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat dengan penambahan larutan

    kalium kromat sebagai indikator. Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak

    klorida dan setelah titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi

    dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna

    merah.Semakin besar nilai Mg/L Cl suatu sampel maka, semakin besar juga kandungan

    klorida dalam larutan sampel tersebut.dan semakin banyak larutan AgNO3 yangdiperlukan dalam proses titrasi maka,semakin besar nilai kandungan clorida sampel

    tersebut.

    SARAN :

    Dalam melakukan proses titrasi sebaiknya selalu memperhatikan kebersihan alat-

    alat laboratorium yang akan digunakan dalam proses titrasi, selain itu sebelum

    menggunakan alat-alat laboratorium sebaiknya selalu dibilas terlebih dahulu dengan

    larutan yang akan digunakan. Dan untuk mengurangi kesalahan dalam membedakan

    larutan-larutan yang akan digunakan sebaiknya gelas beaker diisi stempel nama larutan

    tersebut.

    7

  • 8/2/2019 Laporan Argen Praktikum Kimia Analiti2

    8/8

    LEMBAR PENGESAHAN

    Denpasar, 1 November 2011

    Praktikan

    Ni Wayan Nenik Prayanti

    Pembimbing 1 Pembimbing 2

    (Nur Habibah, S.Si) (dra.Rahmawati B,M.Si.,Apt.)

    Pembimbing 3

    (Ni Made Marwati, S.Pd., ST, M.Si,)

    8