laporan analisis usaha tani

Upload: hafidz-ahmad-basrowi

Post on 23-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    1/18

    LAPORAN MK. EKOLOGI PERTNIAN (AGH320)

    USAHA TANI

    KELOMPOK 15

    Fadhilatul Laela A24130072

    Muhammad Nurdin A24130109

    Dyah Putri Anggraeni A24130152

    Rian Herdiansyah A24130173

    Asisten :

    Abil Dermail A24120003

    Dosen :

    Prof. Dr. Ir. Munif Ghulamahdi, MS

    Prof. Dr. Ir. Sandra Arifin Aziz, MS

    Dr. Ir. Maya Melati, MS, MSc

    Hafith Furqoni, SP, Msi

    DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

    FAKULTAS PERTANIAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2015

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    2/18

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yaitu negara yang sebagian besar

    penduduknya mempunyai mata pencaharian di berbagai bidang pertanian seperti

    budidaya tanaman pangan. Kelompok tanaman yang termasuk komoditas pangan

    adalah tanaman pangan, tanaman hortikultura non-tanaman hias dan kelompok

    tanaman lain penghasil bahan baku produk pangan. Dalam pembelajaran kali ini.

    Kita akan mempelajari tentang budidaya tanaman pangan yang ditunjukkan oleh

    pola tanam sepanjang tahun yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik abiotik,

    biotik, maupun sosial.

    Hasil budidaya tanaman pangan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan

    pangan sendiri. Hasil budidaya tanaman pangan juga diperdagangkan sehingga

    dapat menjadi mata pencaharian. Hal ini menjadikan tanaman pangan sebagaikomoditas pertanian yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu

    perlu mempelajari usaha tani yang dilakukan oleh petani sehingga dapat diketahui

    faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta faktor yang menjadi

    penentu pola tanam yang diterapkan petani.

    Tujuan

    Tujuan praktikum ini adalah mempelajari usaha tani yang dilaksanakan oleh

    beberapa petani di wilayah Cikarawang.

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    3/18

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pengertian dan Tujuan Analisis Kelayakan Usaha

    Suatu jenis usaha dalam hal ini akan dinilai apakah pantas atau layakdilaksanakan didasarkan kepada beberapa kriteria tertentu yang ada. Layak bagi

    suatu usaha artinya menguntungkan dari berbagai aspek. Analisis kelayakan usaha

    adalah upaya untuk mengetahui tingkat kelayakan atau kepantasan untuk dikerjakan

    dari suatu jenis usaha, dengan melihat beberapa parameter atau kriteria kelayakan

    tertentu. Dengan demikian suatu usaha dikatakan layak kalau keuntungan yang

    diperoleh dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan, baik biaya yang langsung

    maupun yang tidak langsung (Supardi 2000).

    Kelayakan, merupakan kata kunci yang harus dipegang oleh para pengelola

    lembaga keuangan dan merupakan kriteria yang paling pokok dalam membiayai

    suatu jenis usaha. Jadi, jangan sampai terjadi suatu pembiayaan diluncurkan tanpa

    ada analisis kelayakan. Maka dari itu, jika suatu usaha tidak layak, khususnya

    ditinjau dan segi ekonomi tetapi tetap dibiayai, maka resiko yang akan timbul

    adalah kemacetan usaha akibat dari kerugian. Bila modal usaha merupakan

    pinjaman dari suatu lembaga keuangan, maka akan terjadi kemacetan atau

    tunggakan pengembalian. Atas dasar itulah, maka kemampuan menilai kelayakan

    suatu usaha bagi pengelola usaha dan atau pengelola Lembaga Keuangan Mikro

    (LKM) merupakan kemampuan yang sangat pokok dan sangat menentukan bagi

    kelangsungan dan perkembangan usaha agribisnis dan bagi suatu LKM itu sendiri

    (Boediono 1992).

    Dari uraian singkat di atas dapat dimengerti bahwa analisis kelayakan usaha

    sangat penting dilakukan oleh pelaku usaha (produsen) dengan tujuan untuk :

    1. Menetapkan rencana usaha dari segi lokasi usaha, skala atau volume

    usaha, jumlah kebutuhan modal dan sarana usaha, teknologi dan segi

    pemasaran.

    2. Menetapkan strategi pengelolaan usaha yang berorientasi kepada

    keuntungan dengan memperhitungkan resiko atau hambatan yang

    dihadapi dalam proses produksi, sehingga dapat dilakukan antisipasi

    untuk menghindari kerugian.

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    4/18

    Sedangkan bagi pengelola LKM, analisis kelayakan usaha bertujuan lebih kepada

    proses persetujuan dan realisasi pinjaman pembiayaan anggota sesuai dengan

    ketentuan atau peraturan yang berlaku (Rahayu dan Prasetya 2000).

    Aspek-aspek Analisis Kelayakan Usaha

    Dalam melakukan analisis kelayakan suatu usaha agribisnis, ada banyak

    aspek yang perlu dianalisis. Jenis aspek apa saja dan seberapa dalam atau detail

    tingkat analisis, tergantung pada kebutuhan yang berkaitan dengan bidaang usaha.

    Semakin besar dan komplek suatu usaha maka aspek analisis kelayakan usaha jua

    semakin luas dan komplek. Secara garis besar aspek analisis kelayakan usaha

    dikelompokan kedalam 3 (tiga) aspek, yaitu :1. Aspek teknis,yang menganalisis unsur teknologi dan cara (prosedur)

    suatu usaha dilaksanakan. Misalnya, secara taknis suatu usaha dapat

    dilakukan oleh pelaku karena telah tersedianya dan dikuasainya

    teknologi yang diperlukan.

    2. Aspek ekonomi, yang menganalisis unsur keuangan dan perekonomian

    serta perdagangan. Orientasi analisis ekonomi yaitu keuntungan

    finansial yang akan diperoleh suatu usaha.

    3. Aspek sosial budaya, yang membahas unsur adat istiadat, sosial dan

    budaya masyarakat yang langsung maupun tidak langsung terkait dengan

    suatu usaha. Misalnya suatu usaha tidak bertentangan dengan adat

    istiadat dan sosia-budaya masyarakat.

    Namun demikian sesuai dengan keperluan baik pada pihak pelaku usaha

    (produsen) maupun pihak pengelola LKM, maka aspek dan kriteria kelayakan

    usaha dapat dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan ketajaman dan

    keakuratan analisis kelayakan usaha, sehingga dapat menghindari resiko usaha

    yang membawa dampak kepada tumbuh dan berkembangnya usaha

    agribisnis. Pengembangan kriteria analisis kelayakan usaha meliputi :

    1. Aspek pasar

    Analisis aspek pasar meliputi analisi terhadap penawaran-

    permintaan (analisissupplay-demand) suatu produk atau barang dan sistem

    pasar.

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    5/18

    2. Aspek ekonomi dan keuangan

    Analisis kelayakan dari segi ekonomi dan keuangan meliputi

    penilaian seperti terhadap tingkat resiko, tingkat keuntungan, modal kerja

    dengan parameter yang biasa dipakai, seperti :

    a. B/C ratio, yaitu perbandingan antara keuntungan dengan biaya

    usaha.

    b. R/C ratio, yaitu perbandingan antara penerimaan dengan biaya

    usaha.

    c. Titik Pulang Pokok (Break Event Point/BEP), yaitu kondisi dimana

    suatu usaha tidak menghasilkan keuntungan maupun tidak menderita

    kerugian.

    d. Parameter lain sesuai dengan kebutuhan seperti Payback

    Period,Return of Investmen(ROI), dll.

    3. Aspek budaya dan mentalitas

    Analisis terhadap budaya dan mentalitas meliputi penilaian terhadap

    : kejujuran, tahan uji, keinginan untuk terus berkembang, tekun, suka

    menabung, pengalaman, keadaan rumah tangga, gaya hidupnya, kebiasaan

    dan sikapnya terhadap uang, dll.

    4. Aspek teknis

    Analisis aspek teknis diantaranya meliputi penilaian terhadap

    pengalaman dan penguasaan teknologi, ketersediaan teknologi, dan akses

    terhadap teknologi.

    5. Aspek yuridis (hukum)

    Analisis aspek yuridis meliputi kebijajakan dan program

    pemerintah, kedudukan hukum suatu komoditas atau barang, perizinanusaha (Hartoyo, Surahman dan Marwanti 2000).

    Pengertian Ubi Kayu

    Umbi-umbian Singkong dengan nama latinManihot esculentamerupakan

    tumbuhan jenis umbi akar atau akar pohon yang panjang fisik rata-rata bergaris

    tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam.

    Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Ketela pohon atau yang

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    6/18

    lebih dikenal dengan singkong atau ubi kayu, merupakan pohon tahunan tropika

    dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai

    makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Umbi

    singkong tidak tahan disimpan meskipun di tempatkan di lemari pendingin. Gejala

    kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam

    sianida yang bersifat racun bagi manusia (Soekartawi, Soeharjo, Dillon dan

    Hardaker 1996).

    Klasifikasi tanaman ketela pohon adalah sebagai berikut:

    Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan

    Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji

    Sub Divisi: Angiospermae atau berbiji tertutup

    Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua

    Ordo : Euphorbiales

    Famili : Euphorbiaceae

    Genus : Manihot

    Spesies : Manihot utilissima Pohl.; Manihot esculenta Crantz sin.

    Pengertian Jagung

    Jagung (Zea maysL.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang

    terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika

    Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika

    Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa

    Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber

    karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun

    tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal

    dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung

    bulir dan tepung tongkolnya) (Soekartawi, Soeharjo, Dillon dan Hardaker 1996).

    Pengertian Buah Pepaya

    Pepaya atau dengan bahasa ilmiah Carica papaya L. , atau betik adalah

    tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika

    Selatan. Karena banyak manfaat dari buah pepaya, sehingga buah ini

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    7/18

    disebarluaskan dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil

    buahnya. Carica papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama

    pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada

    gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya" (Soekartawi,

    Soeharjo, Dillon dan Hardaker 1996).

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    8/18

    BAHAN DAN METODE

    Tempat dan Waktu

    Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 2 Desember 2015 di DesaCikarawang.

    Alat

    Alat

    1.

    Alat tulis

    2. Perekam

    Metode

    1. Setiap 2 kelompok mahasiswa menemui 1 petani/kelompok tani yang

    berbeda dan melaksanakan survey berdasarkan kuesioner terlampir.

    Komponen pertanyaan dalam kuesioner dapat dikembangkan oleh

    mahasiswa sendiri jika diperlukan.

    2. Sebelum melakukan survey, mahasiswa diharuskan mempelajari teknik

    budidaya beberapa komodti (padi, ubi jalar, ubi kayu, jagung, kacang tanah,

    bengkuang) sebagai bahan perbandingan ketika survey. Pelajari juga data

    usaha tani beberapa komoditi tersebut.

    3. Ketika melakukan survey, mahasiswa diharapkan bersikap kritis sehingga

    dapat menilai kesesuaian/kelayakan jawaban yang diberikan petani.

    4. Perhatikan juga satuan yang digunakan petani (biasanya satuan umum

    masyarakan, buka internasional).

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    9/18

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil

    KUESIONER USAHA TANI Nama Petani : Tatang

    Lokasi

    a. Desa : Cikarawang

    b. Kecamatan : Dramaga

    c. Kabupaten : Bogor

    Luas Lahan total : 2000 m

    Pola Tanam : Monokultur

    Pergiliran Tanaman per 1 tahun : 2 komoditas

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    10/18

    JADWAL KEGIATAN PERGILIRAN TANAMAN

    Pola tanam

    Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

    Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

    Jenis tanaman Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Septemb

    er

    Otober Novem

    ber s/d

    Desem

    ber

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    a. Ubi Kayu

    b. Pepaya

    Ubi Kayu

    Pepaya

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    11/18

    URAIAN UNTUK SETIAP KOMODITAS

    Komoditas 1 Komoditas 2

    Singkong (Ubi Kayu) Pepaya

    1. Luas Lahan 2000 m 2000 m

    2. Jarak Tanam 80 x 80 cm 2.5 x 2.5 m

    3. Populasi Tanaman 3,125 3204. Varietas benih atau bibit Manggu Tidak diketahui

    5. Tujuan Produksi Komersial Komersial

    6. Pembeli Tengkulak Pasar di Taman Mini

    7. Keterkaitan dengan

    "inti"

    Modal pribadi, hak: memperoleh semua

    keuntungan, kewajiban: menggarap lahan

    Modal pribadi, hak: memperoleh semua

    keuntungan, kewajiban: menggarap lahan

    8. Alasan Pemilihan

    Komoditi

    Peluangnya lebih besar dibandingkan dengan

    komoditas lain, dan juga bibit gratisBibit gratis, perawatan mudah dan murah

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    12/18

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    13/18

    Panen dan Pasca

    panen3 orang Rp 70.000/orang/5jam 2 orang Rp 70.000/orang/5jam

    14. Total input Rp 1.376.500 Rp 2.174.000

    15. Hasil Panen 3.8 ton 1 ton

    16. Produktivitas per ha 19 ton 5 ton

    17. Harga Jual Rp1.500 /kg Rp 3.500/ kg

    18. Total Output Rp 5.700.000 Rp 3.500.000

    19. Benefit/Cost 4,1409 1.6009

    20. Total Revenue Rp 4.323.500 1.326.000

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    14/18

    Contoh perhitungan :

    Ubi Kayu

    Populasi =2000 m

    0.8 x 0.8 m

    = 3,125

    Perhitungan total input:

    () = biaya pupuk + biaya tenaga kerja + pestisida+ kebutuhan benih

    = Rp 0 + Rp 1.050.000+ Rp 14.000 + Rp 312.500

    = Rp 1.376.500

    Perhitungan total pendapatan:

    =

    = 3.800 1.500 = 5.700.000

    Perhitungan keuntungan (Revenue) :

    =

    = 5.700.000 1.376.500

    = 4.323.500

    Perhitungan Net B/C :

    B/C = Benefit / Cost

    = Rp 5.700.000/ Rp 1.376.500

    = 4,1409

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    15/18

    Pepaya

    Populasi =2000m

    2.5 x 2.5 m

    = 320

    Perhitungan total input :

    () = biaya pupuk + biaya tenaga kerja + pestisida+kebutuhan benih

    = Rp 1.360.000+ Rp 700.000 + Rp 14.000 + Rp 100.000

    = Rp 2.174.000

    Perhitungan total pendapatan :

    =

    = 1000 3.500 = 3.500.000

    Perhitungan keuntungan (Revenue) :

    =

    = 3.500.000 2.174.000

    = 1.326.000

    Perhitungan Net B/C :

    B/C = Benefit / Cost

    = Rp 3.500.000 / Rp 2.174.000

    = 1,6099

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    16/18

    Pembahasan

    Pola tanam yang dilakukan sesuai dengan kesesuaian waktu tanam ubi kayu yang

    ditanam pada awal musim hujan (Agustus) karena ubi kayu memerlukan curah hujan sekitar

    150 - 200 mm pada umur 1 - 3 bulan untuk pertumbuhannya. Responden melakukan rotasitanaman ubi kayu dengan tanman pepaya. Pepaya merupakan tanaman perdu yang bisa tumbuh

    hingga 3 meter. Pengolahan tanah untuk tanaman pepaya yang dilakukan responden kurang

    tepat, sebelum tanam tidak dilakukan penetralan pH dengan menggunakan kapur. Selain itu

    tidak dilakukan pemupukan pada tanaman ubi kayu.

    Berdasarkan survey, diperoleh data bahwa produktivitas ubi kayu sebesar 19 ton/ha

    dan pepaya sebesar 5 ton/ha. Produktivitas ubi kayu setara dengan rata-rata produktivitas

    nasional ubi kayu 20 ton/ha. Komoditas ubi kayu diperoleh nilai total input sebesar Rp

    1.376.500 dan total output Rp 5.700.000 sehingga nilai B/C dapat dihitung dengan membagi

    total pendapatan (benefit) dan total input / biaya produksi (cost) yakni sebesar 4,1409.

    Komoditas Pepaya diperoleh nilai total input sebesar Rp 2.174.000 dan total output Rp

    3.500.000, sehingga nilai B/C dapat dihitung dengan membagi total pendapatan (benefit) dan

    total input / biaya produksi (cost) yakni sebesar 1,6099.

    Nilai B/C untuk penanaman ubi kayu jauh lebih besar dibandingkan dengan nilai B/C

    untuk penanaman pepaya, hal ini karena input untuk penanaman ubi kayu kecil nominalnya

    karena tidak dilakukannya pemupukan.

    Syarat suatu usaha tani dinilai layak apabila B/C hasilnya lebih besar atau sama dengan

    1. Dapat disimpulkan bahwa usaha tani ubi kayu dan pepaya yang dilakukan petani responden

    layak untuk dilakukan. Oleh karena itu, usaha tani kedua komoditas dapat terus dilanjutkan

    keberlangsungannya.

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    17/18

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Usaha tani yang dilakukan oleh responden baik penanaman ubi kayu maupun pepaya

    layak dilakukan karena nilai B/C nya lebih besar dari 1 sehingga usaha tani tersebut layak untukdilanjutkan.

    Saran

    Analisis usaha tani perlu dilakukan oleh petani untuk mengetahui layak tidaknya usaha

    tersebut sehingga dapat memperhitungkan input yang memaksimalkan revenue.

  • 7/24/2019 LAPORAN Analisis Usaha Tani

    18/18

    DAFTAR PUSTAKA

    Boediono. 1992. Ekonomi Mikro. Bagian Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Gadjah

    Mada. Yogyakarta.

    Endang Siti Rahayu, Driyo Prasetya. 2000. Tata Niaga Pertanian. Departemen Pendidikan

    Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

    Hartoyo, Surahman, Sri Marwanti. 2000. Ekonomi Mikro. Departemen Pendidikan Dan

    Kebudayaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta.

    Saragih, B. Dan Y. B. Krisna Murthi. 1993. Pengembangan Agribisnis Berskala Kecil. Pusat

    Studi Pembangunan Institut Pertanian. Bogor.

    Soekartawi, A. Soeharjo, John L. Dillon, J. Brian Hardaker. 1996. Ilmu Usaha Tani Dan

    Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. Universitas Indonesia. Jakarta.

    Suprapti Supardi M.D. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Pertama. Departemen

    Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Universitas Sebelas Maret.

    Surakarta.