laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah...

19
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BPTP) PONTIANAK Tahun Anggaran 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK 2015

Upload: doanliem

Post on 27-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN

(BPTP) PONTIANAK

Tahun Anggaran 2014

KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN

PONTIANAK

2015

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak i

Ringkasan Eksekutif

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak Tahun 2014 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis BPTP Pontianak Tahun 2010-2014 dan Rencana Kerja Tahunan 2014 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2014.

Dalam upaya merealisasikan Good Governance, BPTP Pontianak telah melaksanakan berbagai kegiatan, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis BPTP Pontianak Tahun 2010-2014. Visi BPTP Pontianak adalah “Menjadi Instansi Yang Profesional Dalam Memberikan Pelayanan Teknis Perlindungan Perkebunan Bagi Pelaku Usaha Perkebunan”. Untuk mencapai Visi tersebut, maka misi BPTP Pontianak adalah sebagai berikut: (a) Meningkatkan Pengembangan Teknologi Perlindungan Perkebunan Yang Berwawasan Lingkungan; (b) Meningkatkan Pelayanan Analisis Perlindungan Perkebunan Kepada Pelaku Usaha Perkebunan; (c) Memperkuat Sistem Informasi Perlindungan Perkebunan (SIMPP) dan (d) Penegakan Hukum Di Bidang Perlindungan Perkebunan.

Sejalan dengan visi dan misi BPTP Pontianak, maka tujuan yang akan dilaksanakan adalah: 1) Meningkatkan pengembangan teknologi terapan perlindungan perkebunan; 2) Meningkatkan pengembangan teknologi agens pengendali hayati dan pestisida nabati; 3) Meningkatkan fasilitasi pengamatan dan pengendalian (Organisme Pengganggu

Tumbuhan) OPT perkebunan serta gangguan usaha perkebunan; 4) Meningkatkan pelayanan informasi perlindungan tanaman perkebunan; 5) Meningkatkan pengembangan jaringan laboratorium; 6) Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM perlindungan perkebunan; 7) Meningkatkan kemampuan pengelolaan ketatausahaan, administrasi dan keuangan

Penyusunan LAKIP BPTP Pontianak ini mengacu pada Pedoman Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi BPTP Pontianak serta Rencana Strategis BPTP Pontianak Tahun 2010-2014.

Pada tahun 2014, BPTP Pontianak mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 9.015.360.000,- (Sembilan Milyar Lima Belas Juta Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah) yang bersumber dari Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN). Aokasi dana tersebut kemudian mengalami penghematan sebesar Rp 594.170.000,- (Lima Ratus Sembilan Puluh Empat Juta Seratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah), sehingga total alokasi anggaran yang dikelola BPTP Pontianak adalah Rp. 8.421.190.000,-. (Delapan Milyar Empat Ratus Dua Puluh Satu Juta Seratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah) dengan realisasi anggaran mencapai 92,94%.Secara umum pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam tahun 2014 telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Indikator Kinerja Utama (IKU) pada tahun 2014 yaitu : tersedianya teknologi terapan perlindungan perkebunan sebanyak 10 (sepuluh) paket teknologi. Satu paket teknologi tidak mencapai target fisik 100%,disebabkan oleh adanya force majeure, yaitu kondisi perubahan cuaca pada saat pelaksanaan kegiatan. Adanya hujan terus-menerus, kebun lokasi kegiatan yang tergenang banjir, menyebabkan buah pada kebun uji menjadi gugur/rontok, mengakibatkan tidak tersedianya buah untuk dilakukan aplikasi.

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak ii

BPTP Pontianak akan berupaya dan bekerja lebih keras lagi, serta menyempurnakan kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran, sehingga diharapkan di masa yang akan datang capaian semua sasaran strategis dapat lebih optimal. LAKIP BPTP Pontianak tahun 2014 ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan perbaikan kinerja kegiatan BPTP Pontianak untuk tahun-tahun selanjutnya, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Strategis BPTP Pontianak.

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

petunjuk dan penyertaan-Nya, penyusunan LAKIP Balai Proteksi Tanaman Perkebunan

(BPTP) Pontianak Tahun 2014 ini dapat dilaksanakan. Laporan Akuntabilitas Instansi

Pemerintah (LAKIP) BPTP Pontianak ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan

kebijakan serta sarana evaluasi atas capaian kinerja BPTP Pontianak.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mengacu pada Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29 Tahun 2010

tanggal 31 Desember 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pertanian No.

31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman Sistem

Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Laporan Akuntabilitas

Kinerja Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak ini secara garis besar memuat

rencana kinerja, target , pelaksanaan serta capaian kinerja yang dilaksanakan pada tahun

anggaran 2014 dengan mengacu pada Renstra BPTP Pontianak Tahun 2010-2014.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh jajaran Balai Proteksi

Tanaman Perkebunan Pontianak dan pihak terkait lainnya yang telah memberikan

dukungan dan kerjasamanya, sehingga pelaksanaan tugas-tugas BPTP Pontianak dapat

diselesaikan dengan baik seperti tertuang pada Laporan Akuntabilitas Kinerja ini.

Akhir kata dengan semangat transparansi dan komitmen untuk memberikan

kontribusi terbaik BPTP Pontianak akan terus berupaya meningkatkan kinerjanya di masa

yang akan datang, dengan senantiasa membangun kultur organisasi yang transparan dan

akuntabel. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam pengevaluasi

tugas pokok dan fungsi BPTP Pontianak.

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak iv

DDaaffttaarr IIssii

Ringkasan Eksekutif i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. LATAR BELAKANG 1

B. DASAR HUKUM 1

C. GAMBARAN ORGANISASI 1

BAB II PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA 5

A. PERENCANAAN STRATEGIS 5

B. RENCANA KINERJA TAHUNAN 9

C. PERJANJIAN KINERJA/PENETAPAN KINERJA 9

D. PROGRAM DAN INDIKATOR KINERJA OUTPUT 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN 11

A. PENCAPAIAN KINERJA SASARAN 11

B. AKUNTABILITAS KEUANGAN 13

BAB IV PENUTUP 14

A. KESIMPULAN 14

B. SARAN 14

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

merupakan salah satu pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP). Hal ini bertujuan untuk memberikan penilaian kepada semua

pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam penilaian pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan.

LAKIP merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah yang pedoman

penyusunannya ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah. Oleh karena sudah digariskan dalam Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,

setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah diwajibkan untuk menyampaikan Laporan

Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan satu kesatuan laporan

yang menyeluruh yang dimulai dengan Perencanaan Stratejik. Perencanaan Stratejik

(Renstra) merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai

selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan

berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang

ada atau yang mungkin timbul. Proses ini menghasilkan suatu rencana stratejik

instansi pemerintah, yang setidaknya memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strateji,

kebijakan, dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam

pelaksanaannya

Penyusunan LAKIP Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak

tahun 2014 dimaksudkan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan

tugas pokok, visi dan misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan di dalam

Rencana Kinerja Tahun 2014, serta sebagai umpan balik untuk perbaikan kinerja

BPTP Pontianak pada tahun betikutnya. Pelaporan kinerja juga dimaksudkan

sebagai media untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja BPTP Pontianak

dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

.

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 2

B. Dasar Hukum

1. Peraturan Menteri PAN dan RB Republik Indonesia nomor 29 tahun 2010 tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah.

2. Surat Edaran Menteri PAN dan RB Republik Indonesia nomor 14 tahun 2014

tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

C. Gambaran Organisasi

1. Kedudukan dan Organisasi Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak merupakan Unit

Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perkebunan, yang melaksanakan fungsi

pelayanan teknis di bidang proteksi tanaman perkebunan.

BPTP Pontianak didukung perangkat pendukung yang memadai. Kegiatan

operasional bidang proteksi dilaksanakan oleh tenaga teknis yang handal di

bidangnya. Kegiatan BPTP Pontianak bersinggungan langsung dengan petani

perkebunan melalui petugas Unit Pembinaan Perlindungan Tanaman (UPPT)

yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat.

Dasar organisasi BPTP Pontianak adalah Peraturan Menteri Pertanian RI

Nomor : 11/Permentan/OT.210/02/ 2008 Tanggal 6 Pebruari 2008 Tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak dan

Peraturan Direktur Jenderal Perkebunan Nomor 72/Kpts/OT.140/4/2008

tanggal 23 April 2008 tentang Rincian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Balai

Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak. Organisasi Balai Proteksi Tanaman

Perkebunan Pontianak memiliki 3 (tigas) seksi yaitu Seksi Pelayanan Teknik,

Seksi Data dan Informasi, Seksi Jaringan Laboratorium, 1 (satu) Sub Bagian Tata

Usaha serta Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Tugas Pokok dan Fungsi

BPTP Pontianak memiliki Tugas Pokok: Melaksanakan Analisis Teknis Dan

Pengembangan Proteksi Tanaman Perkebunan dan melaksanakan fungsi sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan identifikasi Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

perkebunan;

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 3

2. Pelaksanaan analisis data serangan dan perkembangan situasi opt serta

faktor yang mempengaruhinya;

3. Pelaksanaan analisis data gangguan usaha perkebunan dan dampak

anomali iklim serta faktor yang mempengaruhinya;

4. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan dan pelaporan agens

hayati opt perkebunan;

5. Pelaksanaan pengembangan metode pengamatan, model peramalan,

taksasi kehilangan hasil dan teknis pengendalian OPT perkebunan;

6. Pelaksanaan eksplorasi dan inventarisasi musuh alami OPT perkebunan;

7. Pelaksanaan pengembangan teknologi perbanyakan, penilaian kualitas,

pelepasan dan evaluasi agens hayati OPT perkebunan;

8. Pelaksanaan pengembangan teknologi proteksi perkebunan yang

berorientasi pada implementasi pengendalian hama terpadu;

9. Pelaksanaan pengujian dan pemanfaatan pestisida nabati;

10. Pemberian pelayanan teknis dan pengembangan proteksi tanaman

perkebunan;

11. Pengelolaan data dan dokumentasi kegiatan analisis teknis dan

pengembangan proteksi perkebunan.

12. Pelaksanaan pengembangan jaringan data kerjasama laboratorium.

13. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha dan rumah

tangga balai.

3. Sumber Daya Manusia

Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Balai Proteksi Tanaman Perkebunan

Pontianak sampai dengan akhir tahun 2014 adalah sebagai berikut:

a) Menurut Golongan

Tabel 1. Jumlah Pegawan Negeri Sipil (PNS) BPTP Pontianak Tahun 2014 berdasar Golongan

No Golongan Jumlah 1 IV 3 Orang 2 III 45 Orang 3 II 31 Orang 4 I 1 Orang

JUMLAH SELURUH 80 Orang

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 4

b) Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 2. Jumlah Pegawan Negeri Sipil (PNS) BPTP Pontianak Tahun 2014 berdasar Tingkat Pendidikan

No PENDIDIKAN JUMLAH 1 SD 1 Orang 2 SLP 0 Orang 3 SLTA 17 Orang

4 D1 33 Orang 5 D3/ Sarjana Muda 3 Orang 6 D4 2 Orang 6 S1 21 Orang 7 S2 3 Orang

JUMLAH SELURUH 80 Orang

Sehingga keseluruhan pegawai BPTP yang terdiri dari PNS Pusat berjumlah 80

orang, PNS Daerah/petugas kabupaten yang diperbantukan ke BPTP 5 orang,

pegawai kontrak sebanyak 6 orang berjumlah 91 orang. Jumlah pegawai tersebut

tersebar di kota Pontianak (BPTP) sebanyak 44 orang (38 PNS dan 6 tenaga

kontrak), dan 47 sisanya adalah petugas Unit Pembinaan Perlindungan Tanaman

di 34 Kecamatan di seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Kalimantan Barat,

dengan rincian: (a) Kabupaten Pontianak (Kab. Mempawah) sebanyak 9 orang;

(b) Kabupaten Kubu Raya 5 orang; (c) Kabupaten Landak 2 orang; (d) Kabupaten

Bengkayang 6 orang; (e) Kota Singkawang 1 orang; (f) Kabupaten Sambas 6

orang; (g) Kabupaten Sanggau 6 orang; (h) Kabupaten Sekadau 1 orang; (i)

Kabupaten Sintang 3 orang; (j) Kabupaten Kapuas Hulu 2 orang; (k) Kabupaten

Melawi 1 orang; (l) Kabupaten Kayong Utara 1 orang; (m) Kabupaten Ketapang 4

orang.

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 5

BAB II. PERENCANAAN STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA

BALAI PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN PONTIANAK

A. Rencana Strategis

1. Visi dan Misi BPTP Pontianak

Penyelenggaraan kegiatan BPTP Pontianak merupakan kegiatan pendukung

pencapaian Visi dan Misi Direktorat Perlindungan Perkebunan Ditjenbun. Visi

Direktorat Perlindungan “Profesional dalam Memfasilitasi Perlindungan

Perkebunan”.

Misi Direktorat Perlindungan Perkebunan untuk mencapai visi yang sudah

ditetapkan adalah:

a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM petugas dan petani, ketersediaan

teknologi, pemanfaatan sarana dan prasarana dan pemantapan sistem

perlindungan perkebunan;

b. Meningkatkan sistem pengamatan, peramalan, pemantauan, dan pengendalian

OPT serta antisipasi dampak perubahan iklim dan pencegahan kebakaran lahan

perkebunan;

c. Memantapkan jejaring dan kerjasama di bidang perlindungan dengan Puslit/Balit,

Perguruan Tinggi, BBP2TP, BPTP, UPTD, Dinas Perkebunan, dan pihak terkait

lainnya;

d. Memperkuat sistem informasi perlindungan perkebunan.

Dalam rangka mewujudkan visi Direktorat Perlindungan Perkebunan, BPTP

Pontianak pada tahun 2014 menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan

dukungen penerapan teknologi proteksi tanaman perkebunan. Kegiatan tersebut

sebagai penjabaran tugas pokok dan fungsi BPTP Pontianak. Memperhatikan

perubahan lingkungan strategis domestik maupun internasional, renstra

pembangunan perkebunan dan Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan, maka

dirumuskan visi BPTP Pontianak yaitu: “Menjadi Instansi Yang Profesional Dalam

Memberikan Pelayanan Teknis Perlindungan Perkebunan Bagi Pelaku Usaha

Perkebunan”.

Untuk mencapai Visi tersebut, maka misi BPTP Pontianak adalah sebagai

berikut: :

a. Meningkatkan Pengembangan Teknologi Perlindungan Perkebunan Yang

Berwawasan Lingkungan

b. Meningkatkan Pelayanan Analisis Perlindungan Perkebunan Kepada Pelaku

Usaha Perkebunan

c. Memperkuat Sistem Informasi Perlindungan Perkebunan (SIMPP)

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 6

d. Penegakan Hukum Di Bidang Perlindungan Perkebunan

2. Tujuan

a. Meningkatkan pengembangan teknologi terapan perlindungan perkebunan;

b. Meningkatkan pengembangan teknologi agens pengendali hayati dan pestisida

nabati;

c. Meningkatkan fasilitasi pengamatan dan pengendalian (Organisme Pengganggu

Tumbuhan) OPT perkebunan serta gangguan usaha perkebunan;

d. Meningkatkan pelayanan informasi perlindungan tanaman perkebunan;

e. Meningkatkan pengembangan jaringan laboratorium;

f. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM perlindungan perkebunan;

g. Meningkatkan kemampuan pengelolaan ketatausahaan, administrasi dan

keuangan

3. Sasaran

Berdasarkan tujuan di atas, BPTP Pontianak menetapkan sasaran kegiatan yang

akan dicapai pada periode 2010-2014 sebagai berikut:

Tabel 3. Sasaran Strategis BPTP Pontianak Tahun 2014

NO TUJUAN SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA

1 Meningkatnya pengembangan Teknologi Terapan Perlindungan Tanaman Perkebunan

- Terwujudnya Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman Perkebunan

- Jumlah Teknologi Terapan Perlindungan Tanaman Perkebunan

- Pembangunan kebun contoh, demplot , uji koleksi (Ha)

4. Kebijakan

BPTP Pontianak menetapkan kebijakan sebagai berikut:

a. Perlindungan tanaman dilaksanakan melalui sistem pengendalian hama terpadu

(PHT)

b. Pelaksanaan PHT merupakan tanggung jawab masyarakat dan Pemerintah

- Masyarakat melakukan pengendalian dikebunnya

- Pemerintah berkewajiban memberdayakan masyarakat dan memberikan

bantuan terbatas dalam penanggulangan “eksplosi”

c. Perlindungan tanaman dilaksanakan pada masa pra tanam, masa pertumbuhan

dan masa pasca panen

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 7

d. Perlindungan tanaman dilaksanakan melalui tindakan:

- Pecegahan masuk dan tersebarnya OPT dari suatu area ke area lain

- Pengendalian OPT

- Eradikasi OPT

B. Penetapan Kinerja Tahun Anggaran 2014

Penyusunan Penetapan Kinerja BPTP Pontianak mengacu pada Instruksi

Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Dokumen Penetapan Kinerja (PK)

BPTP Pontianak merupakan dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan

kinerja/perjanjian kinerja antara Direktur Jenderal Perkebunan dan Kepala BPTP

Pontianak untuk mewujudkan target kinerja berdasarkan pada sumber daya yang

dimiliki, dan memuat pernyataan kesanggupan pencapaian kinerja BPTP Pontianak,

dengan mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta

target kinerja dan anggaran.

Dokumen penetapan kinerja merupakan tolok ukur setiap pimpinan instansi

untuk : 1). Melakukan pemantauan dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi;

2) Melaporkan capaian realisasi kinerja dalam LAKIP; 3) Menilai keberhasilan

organisasi.

Mengacu pada renstra 2010-2014, untuk melaksanakan program Dukungan

Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih serta Penerapan Teknologi Proteksi Tanaman

Perkebunan, BPTP Pontianak menyusun dokumen Penetapan Kinerja dengan 1 (satu)

sasaran strategis dan 2 (dua) indikator kinerja.

Tabel 4. Penetapan Kinerja BPTP Pontianak Tahun 2014

Sasaran strategis

Indikator kerja satuan

target

Realisasi volume

%

Penerapan teknologi proteksi

Tanaman perekebunan

- Jumlah teknologi terapan perlindungan perkebunan

paket

10 10 90

- Pembangunan kebun

contoh , demplot , uji koleksi

ha 40 40 100

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 8

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA dan KEUANGAN

A. Pengukuran Kinerja

Gambaran kinerja BPTP Pontianak Tahun 2014 dapat diketahui dari hasil

pengukuran kinerja kegiatan dan evaluasi kinerja yaitu dengan membandingkan

target dan realisasi. Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran kinerja tahun

2014 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode skoring, yaitu (1)

Sangat Berhasil (capaian >100%); (2) Berhasil (capaian 80-100%); (3) Cukup

Berhasil (capaian 60-79%); dan (4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap target

yang telah ditetapkan.

B. Pencapaian Sasaran

Hasil pengukuran kinerja BPTP Pontianak tahun 2014 dinilai berdasar pencapaian

rencana tingkat capaian (target) dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5 Target Kinerja BPTP Pontianak Tahun 2014 Sasaran Strategis

Terwujudnya pengembangan teknologi terapan perlindungan tanaman perkebunan

INDIKATOR KINERJA TARGET REALISAS

I

%

1. 2. 3.

Jumlah Teknologi Terapan Perlindungan Tanaman Perkebunan dengan uraian sebagai berikut: Demplot Rakitan Teknologi Perlindungan Perkebunan Pengujian Agens Hayati

9 Paket Teknologi 40 Ha 10 Paket 6 Jenis

40 Ha 9 Paket 6 Jenis

100

100 90

100

Alokasi anggaran dan realisasi seluruh anggaran Balai Proteksi Tanaman

Perkebunan Pontianak Tahun 2014 dapat dilihat di tabel berikut ini.

Tabel 6 Alokasi Anggaran per Kegiatan dan Realisasi Anggaran per 31 Desember 2014

PROGRAM

KEGIATAN

ANGGARAN (Rp) OUTPUT

(FISIK) PAGU REALISASI %

Peningkatan Produksi, Produktivitas

- Operasional Laboratorium (005) - Pembangunan Kebun Contoh,

Demplot dll (006)

169.800.000,- 208.985.000,-

54.863.400,-

208.100.000,-

32,31 99,58

80

100

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 9

dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan

- Pengawasan Peredaran Benih (007)

- Rakitan Teknologi Spesifik Lokasi Proteksi Tanaman Perkebunan (008)

- Pemanfaatan Agens Hayati (009) - Administrasi Keuangan dan

Kepegawaian (011) - Penyusunan Rencana Kerja

(012) - Peningkatan Kapabilitas

Pegawai/Petugas (013) - Monitoring dan Evaluasi (014) - Layanan Perkantoran (994) - Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran (997)

8.900.000,-

331.035.000,-

211.590.000,- 273.750.000,-

53.000.000,-

293.150.000,-

689.929.000,-

6.070.401.000,- 110.650.000,-

8.695.000,-

323.062.750,-

211.108.000,- 273.211.400,-

28.851.200,-

283.021.300,-

677.956.936,-

5.644.671.466,- 110.270.000,-

97.70

97,59

99,77 99,80

54,44

96,54

98,26 93,04 99,56

100

95

100 100

100

100

100 95

100

Rata-rata persentase pencapaian target fisik kegiatan BPTP Pontianak mencapai

94,10%.

C. Evaluasi Kinerja

Hasil pengukuran pencapaian sasaran kegiatan BPTP Pontianak pada Tahun

Anggaran 2014 adalah sebagai berikut:

1. Operasional Laboratorium

Komponen kegiatan Operasional Laboratorium adalah (a) Pra Akreditasi

Laboratorium dengan capaian fisik mencapai 100 %. Sampai dengan akhir tahun

anggaran 2014, capaian kegiatan adalah pendaftaran Akreditasi Laboratorium ke

Komite Akreditasi Nasional (KAN); (b) Uji Banding Laboratorium capaian fisik

mencapai 100% dan (c) Kegiatan Untuk Mendorong Legalitas Penggunaan APH,

capaian fisik mencapai 75%.

Kegiatan dengan capaian fisik tidak mencapai 100% adalah Kegiatan Untuk

Mendorong Legalitas Penggunaan APH. Kendala pencapaian target diantaranya

adalah ketidaksiapan dokumen pendukung yang dipersyaratkan dalam

pengajuan pendaftaran produk APH. Proses pengurusan kembali dokumen

dokumen tersebut cukup menyita waktu sehingga pengajuan permohonan tidak

dapat selesai hingga tahun anggaran berakhir.

Kegiatan untuk mendorong legalitas penggunaan APH tahun 2014 capaian

fisiknya meliputi :

- Pembuatan formula APH untuk Trichoderma harzianum untuk pengendalian JAP

karet, Metarhizium anisopliae untuk pengendalian hama kumbang kelapa, dan M.

anisopliae untuk pengendalian hama kumbang janur kelapa

- Pengajuan patent untuk ketiga APH di atas ke KEMENKUMHAM Jakarta melalui

Kantor Wilayah KEMENKUMHAM Provinsi Kalimantan Barat

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 10

- Pengajuan pendukung untuk legalitas ketiga jenis APH yang meliputi:

Identifikasi sampai spesies dan varietas untuk ketiga jenis APH di atas,

bekerjasama dengan Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura

.

pengajian parameter uji pH, kadar air, indeks bias , viskositas ketiga jenis APH,

bekerjasama dengan Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura Pontianak

pengujian parameter Kadar air, Bulk Density dan Particle Density di Fakultas

Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak

Kordinasi dan Konsultasi dengan pihak PPVTPP , Kementerian Pertanian

tentang Pendaftaran APH

Kordinasi dan Konsultasi dengan pihak Fakultas Biologi UGM tentang

Penandaan (Marker APH)

Beberapa hal yang belum dilaksanakan sampai dengan berakhirya tahun anggaran

diantaranya : Pendaftaran merk APH oleh Koperasi Hayati BPTP Pontianak ke

KEMENKUMHAM; Pendaftaran Biopestisida ke PPVPP, Kementerian Pertanian.

2. Pembangunan Kebun Contoh, Demplot, Uji Koleksi dll

Kegiatan yang termasuk dalam output ini adalah Demplot Pengendalian OPT

Penting Regional Kalimantan di 3 Provinsi (seluas 15 hektar), Demplot

Pengendalian OPT Penting Tanaman Perkebunan Spesifik Lokasi Kalimantan

Barat di 5 lokasi (seluas 25 hektar), serta pemeliharaan kebun koleksi. Dana

kegiatan sebesar Rp 208.985.000,- (Dua Ratus Delapan Puluh Juta Sembilan

Ratus Delapan Puluh Lima Ribu Rupiah). Realisasi anggaran sebesar

208.100.000,- atau mencapai 99,58 %. Realisasi fisik mencapai 100 %, semua

kegiatan dapat terlaksana dengan baik.

3. Rakitan Teknologi Spesifik Lokasi Tanaman Perkebunan

Kegiatan yang termasuk dalam output ini adalah:

a. Kajian Taksasi Kehilangan Hasil Akibat Serangan OPT

b. Uji Efikasi Pestisida Nabati Untuk Pengendalian OPT Perkebunan

c. Uji Adaptasi Mitigasi pada Tanaman Lada

d. Uji Induksi Ketahanan Bibit Terhadap Serangan OPT Perkebunan

e. Monitoring dan Pelaporan Sebaran Serangan OPT Penting Perkebunan

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 11

f. Penyusunan Banner Pengembangan Proteksi

g. Penyusunan Poster Pengembangan Proteksi

h. Penyusunan Buletin BPTP Pontianak

i. Pameran, Visualisasi, Publikasi dan Promosi

j. Penyusunan Leaflet dan Brosur Pengembangan Proteksi

Total anggaran kegiatan adalah sebesar Rp. 378.635.000,- (Tiga Ratus Tujuh

Puluh Delapan Juta Enam Ratus Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah) dengan realisasi

keuangan mencapai 97,59% yaitu Rp. 323.062.750,- (Tiga Ratus Dua Puluh Tiga

Juta Enam Puluh Dua Ribu Tujuh Ratus Lima Puluh Rupiah) rupiah dan realisasi

fisik mencapai 90%.

Kegiatan yang realisasinya tidak mencapai 100% adalah kegiatan Uji Efikasi

Pestisida Nabati Untuk Pengendalian OPT Perkebunan. Hal tersebut disebabkan

adanya force majeure, yaitu kondisi perubahan cuaca pada saat pelaksanaan

kegiatan. Adanya hujan terus-menerus, kebun lokasi kegiatan yang tergenang

banjir, menyebabkan buah kakao menjadi gugur/rontok, mengakibatkan tidak

tersedianya buah untuk dilakukan aplikasi.

4. Pemanfaatan Agens Hayati

Kegiatan yang termasuk dalam output ini adalah:

a. Uji Virulensi Jamur Entomopatogen terhadap Hama Kumbang Janur Kelapa

b. Uji Pemanfaatan Trichoderma untuk Pengendalian Jamur Patogen Pada

Tanaman Perkebunan

c. Uji Persistensi Jamur Antagonis pada Lokasi Pengendalian OPT Penting

Tanaman Perkebunan

d. Kajian Efektivitas Trichoderma spp Hasil Perbanyakan Media Cair

e. Perbanyakan Agens Hayati di Laboratorium BPTP Pontianak

f. Perbanyakan Agens Hayati di Sub Laboratorium Hayati BPTP

Total anggaran yang tersedia adalah sebesar Rp. 211.590.000,- (Dua Ratus

Sebelas Juta Lima Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah) dengan total realisasi

sebesar 211.108.000,- dan realisasi fisik mencapai 99,77 %, semua kegiatan

dapat dilaksanakan dengan baik.

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 12

D. Hambatan dan Kendala

1. Hambatan dalam pencapaian sasaran

a. Koordinasi berlum optimal sehingga persepsi tentang perlindungan belum

sinergis antara instansi yang membidangi perkebunan di

Provinsi/Kabupaten/Kota dengan BPTP Pontianak.

b. Kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan tanaman masih

terbatas.

c. Keterbatasan Kualitas SDM bidang Perlindungan Tanaman (Sarjana HPT

hanya 7 (tujuh) orang)

d. Petugas UPPT yang sudah dididik secara khusus dalam bidang perlindungan

tanaman, sudah ada yang memasuki masa purna tugas, dan sebagian besar

akan segera pensiun

e. Kualitas bangunan gedung dan laboratorium BPTP yang sudah cukup tua

(dibangun tahun 1986) di atas lahan gambut, sehingga sudah ada beberapa

kerusakan seperti: tiang bangunan sudah menggantung, lantai dan dinding

retak.

2. Kendala dalam pencapaian sasaran

a. Kondisi geografis Kalimantan Barat dan sarana transpotasi/infrastruktur

jalan pada beberapa wilayah kurang memadai, sehingga koordinasi,

sinkronisasi dan sosialisasi dan pembinaan petani belum dapat menjangkau

semua wilayah kerja.

b. Adanya anomali iklim seperti musim hujan atau musim kering yang terjadi di

luar kebiasaan, banjir dan kebakaran lahan gambut dan lahan kebun yang

berdampak langsung terhadap penurunan produksi perkebunan.

E. Langkah Tindak Lanjut

1. Menyusun analisis kebutuhan pegawai dan mengusulkan pegawai dengan latar

belakang perlindungan tanaman, terutama untuk regenerasi petugas pengamat

yang sebagian besar sudah akan memasuki masa pensiun.

2. Perlu persamaan persepsi dan komitmen di antara instansi terkait di daerah

terhadap konsepsi penerapan PHT pada pengendalian OPT.

3. Meningkatkan komitmen para pelaku usaha perkebunan tentang pentingnya

penanganan perlindungan perkebunan di dalam pengembangan sistem usaha

agribisnis.

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 13

4. Peningkatan SDM yang profesional dan perangkat pendukung untuk menangani

hal-hal terkait penerapan PHT, penanganan gangguan usaha karena OPT dan non

OPT, melalui kegiatan peningkatan kapabilitas SDM BPTP Pontianak.

5. Penyediaan Sistem dan Informasi Manajemen Perlindungan Perkebunan yang

efektif dan efisien.

6. Penyediaan Dana yang memadai.

LAKIP – 2014

Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak 14

BAB IV. Penutup

Kinerja Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak selama Tahun 2014

telah tercermin dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

yang telah menggambarkan keberhasilan dan kegagalan Balai Proteksi Tanaman

Perkebunan Pontianak dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang terlihat dari

capaian kinerja sasaran yang telah diraihnya.

Secara umum, capaian kinerja tahun 2014 terhadap pelaksanaan kegiatan-

kegiatan menunjukkan tingkat capaian sebesar 92,94 % untuk realisasi keuangan

APBN sedangkan rata-rata realisasi fisik mencapai 94,10 % yang berarti target-target

kinerja yang ditetapkan dalam rencana kinerja hampir tercapai secara maksimal.

Pencapaian kinerja yang sesuai target yang telah ditetapkan tidak terlepas dari

hasil perencanaan dan pemenuhan tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas.

Meskipun demikian terdapat beberapa faktor di luar kendali yang juga berperan atas

keberhasilan maupun kegagalan kinerja di tahun 2014. Kegiatan-kegiatan yang belum

memenuhi target capaian, tentunya akan digunakan sebagai bahan kajian sehingga

kinerja BPTP Pontianak dapat ditingkatkan untuk tahun yang akan datang.

Diharapkan LAKIP BPTP Pontianak ini dapat menyajikan keseluruhan profil

capaian kinerja BPTP Pontianak secara utuh. Namun demikian, tentunya masih ada

kekurangan dalam LAKIP ini, dan masih diperlukan perbaikan-perbaikan. Semoga

LAKIP BPTP Pontianak dapat menjadi representatif dan bermanfaat bagi kita semua.