laporan akuntabilitas kinerja instansi...
TRANSCRIPT
LAPORAN
AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
(LAKIP)
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
TAHUN ANGGARAN 2011
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
2012
iii
LAKIP DJBC TAHUN 2011
A. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DJBC TAHUN 2011
ujuan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Tahun Anggaran 2011 adalah penyampaian
pertanggungjawaban atas pencapaian sasaran strategis DJBC pada tahun 2011
sebagaimana tercermin dalam capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) DJBC Tahun 2011
yang tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) dan Rencana Kinerja Tahunan
(RKT) DJBC Tahun 2011. Disamping itu LAKIP DJBC Tahun 2011 ini juga disusun
sebagai bahan masukan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan pelaksanaan
kegiatan pada periode berikutnya.
Tugas pokok dan fungsi yang diamanatkan oleh Undang-undang kepada DJBC
sebagai institusi negara adalah bertanggung jawab dalam merumuskan serta
melaksanakan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, DJBC menetapkan
landasan kerja yang akan dijadikan acuan dan tolok ukur dalam pelaksanaan tugas yaitu
berupa Visi, Misi, dan Strategi yang harus dijadikan pedoman bagi setiap pegawai DJBC
dalam melaksanakan tugas.
T
LAKIP DJBC TAHUN 2011
RINGKASAN EKSEKUTIF
iv
Visi dan Misi yang telah ditetapkan oleh DJBC adalah sebagai berikut:
Untuk mencapai visi dan melaksanakan misi DJBC serta menjabarkan tujuan
tema pendapatan Kementerian Keuangan dalam kurun waktu 2010 – 2014, DJBC
menetapkan tiga tujuan strategis. Tujuan merupakan penjabaran secara lebih nyata dari
perumusan visi dan misi yang sangat idealistik. Tiga tujuan strategis DJBC tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Terciptanya administrasi kepabeanan dan cukai yang dapat mengamankan hak
keuangan negara, memfasilitasi perdagangan, mendukung industri dan melindungi
masyarakat secara optimal.
2) Terwujudnya profesionalisme SDM kepabeanan dan cukai.
3) Terwujudnya pelayanan yang efisien dan pengawasan yang efektif.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah salah satu institusi pemerintah yang
mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian
nasional. Peran tersebut memiliki kontribusi yang siginifikan dalam pencapaian
pertumbuhan ekonomi yang tinggi terutama dalam menggerakan pertumbuhan di sektor
riil melalui kebijakan fiskal yang diarahkan terutama untuk peningkatan dan melindungi
industri dan investasi dalam negeri serta meningkatkan daya saing produk Indonesia di
pasar internasional.
Sebagai aparat fiskal dan juga sekaligus sebagai aparat pengawasan terhadap
lalu-lintas barang impor dan ekspor, DJBC mengemban tugas dan tanggung jawab yang
cukup besar, meliputi:
1. Pengamanan dan pemungutan penerimaan negara dari kegiatan impor, ekspor, dan
pemungutan cukai (revenue collection);
2. Melancarkan arus barang dari transaksi perdagangan internasional (trade
facilitation);
3. Membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan
investasi melalui pemberian fasilitas kepabeanan dan cukai serta pencegahan unfair
trading (industrial assistance);
� Visi : Menjadi Administrasi Kepabeanan dan Cukai Dengan
Standar Internasional
� Misi : Mengamankan Hak Keuangan Negara dan Memberikan
Pelayanan Terbaik Kepada Industri, Perdagangan dan
Masyarakat
LAKIP DJBC TAHUN 2011
RINGKASAN EKSEKUTIF
v
4. Menjamin perlindungan kepada masyarakat terhadap ekses yang timbul sebagai
akibat dari masuknya barang-barang pembatasan dan larangan serta narkotika,
psikotropika dan prekursor (community protection).
Dengan dimulainya program reformasi birokrasi yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 30/KMK.01/2007 tentang Reformasi Birokrasi
Departemen Keuangan maka dimulai juga manajemen kinerja Kementerian Keuangan
(Kemenkeu) berbasis Balanced Scorecards (BSC).
Pengelolaan kinerja berbasis BSC di lingkungan Kemenkeu didasarkan pada
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan. Manajemen Kinerja di Kemenkeu meliputi level
Kementerian Keuangan (level Kemenkeu-Wide) kemudian diturunkan (cascade) kepada
level eselon I,II, III, IV dan V (Kemenkeu-One sampai Kemenkeu-Five).
DJBC sebagai salah satu unsur Kementerian Keuangan juga telah menerapkan
sistem pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecards sebagaimana telah diatur
dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 19/BC/2010 tentang
Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Pengukuran kinerja dalam BSC merupakan hasil suatu penilaian yang
didasarkan pada capaian indikator kinerja utama (pencapaian output) yang telah
diidentifikasikan untuk tercapainya sasaran strategis (pencapaian outcome). Sasaran
Strategis (SS) tersebut kemudian dipetakan dalam suatu Peta Strategi berupa kerangka
hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi
organisasi.
Konsep manajemen kinerja berbasis BSC pada dasarnya sejalan dengan
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Memperhatikan harmonisasi antara 2 (dua) ketentuan di atas, maka berbicara
mengenai masalah BSC pada dasarnya sama dengan berbicara mengenai Permenpan
RB Nomor 29 Tahun 2010. Dengan demikian, hal-hal yang disampaikan dalam LAKIP
DJBC 2011 ini, apabila terdapat perbedaan terminologi, pada hakikatnya membicarakan
masalah yang sama.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, dalam konsep BSC terdapat Peta Strategi
berupa kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan
strategi organisasi. Peta Strategi DJBC Tahun 2011 dimaksud dapat dilihat dalam
diagram di bawah ini:
LAKIP DJBC TAHUN 2011
RINGKASAN EKSEKUTIF
vi
Dalam Peta Strategi Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 telah ditetapkan 12 (dua
belas) Sasaran Strategis (SS) dan 22 (dua puluh dua) Indikator Kinerja Utama (IKU). SS
dan IKU ini telah dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) dan Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) yang merupakan kontrak kinerja antara Direktur Jenderal Bea
dan Cukai dengan Menteri Keuangan pada tahun 2011. Sasaran Strategis dan IKU
DJBC pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
RINGKASAN EKSEKUTIF
vii
Tabel 1:
Sasaran Strategis dan IKU (Penetapan Kinerja dan Rencana Kinerja Tahunan)
DJBC Tahun 2011
KODE SS KODE IKU
BC-1 Tingkat pengamanan hak-hak keuangan negara yang
optimal
BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai
BC-2 Tingkat kepatuhan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai
BC-2.1 Persentase cukai yang dibayar tepat waktu dibandingkan dengan jumlah cukai yang mendapat penangguhan pembayaran
BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang
BC-3 Tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai
BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan
BC-4 Kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan kepentingan nasional, standar
internasional, dan proses bisnis di bidang kepabeanan
dan cukai
BC-4.1 Persentase kajian/telaahan yang diselesaikan
BC-4.2 Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai
BC-4.3 Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional
BC-5 Pelayanan prima di bidang kepabeanan dan cukai
BC-5.1 Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan
BC-5.2 Persentase realisasi dari janji layanan pendukung
BC-6 Edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku
ekonomi
BC-6.1 Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi
BC-7 Kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang
kepabeanan dan cukai yang efektif dalam rangka
optimalisasi penerimaan dan perlindungan masyarakat
BC-7.1 Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21)
BC-7.2 Persentase temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai
BC-8 Kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif
BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit yang diselesaikan
BC-8.2 Persentase hasil audit berupa tambah bayar
LAKIP DJBC TAHUN 2011
RINGKASAN EKSEKUTIF
viii
KODE SS KODE IKU
BC-9 Pembentukan SDM yang berkompetensi dan berkinerja
tinggi
BC-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya
BC-9.2 Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan
BC-10 Penataan organisasi yang modern selaras dengan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai
BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP
BC-10.2 Persentase penyelesaian /modernisasi organisasi
BC-10.3 Persentase UPR yang menerapkan manajemen risiko
BC-11 Pembangunan sistem Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang terintegrasi dan handal
BC-11.1 Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)
BC-11.2 Persentase downtime sistem pelayanan
BC-12 Pengelolaan anggaran yang optimal
BC-12.1 Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai)
Secara umum target IKU DJBC Tahun 2011 sebagaimana tertuang dalam
dokumen PK dan RKT dapat tercapai dengan baik walaupun masih terdapat beberapa
IKU yang pencapaiannya berada sedikit di bawah target yang ditetapkan. Dari 22 IKU,
terdapat 20 IKU berstatus “hijau” (realisasi minimal 100% dari target yang ditetapkan)
dan 2 IKU berstatus “kuning” (pencapaian target 80-99,99%). Dua IKU yang capaiannya
“kuning” yaitu IKU “Indeks kepuasan pengguna layanan” dan IKU “Rata-rata persentase
realisasi dari janji layanan unggulan”.
Secara rinci data pencapaian target IKU Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011
dapat disajikan sebagaimana tabel berikut :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
RINGKASAN EKSEKUTIF
ix
Tabel 2:
Pencapaian IKU DJBC Tahun 2011
No IKU 2011 Pencapaian target
IKU s.d. akhir tahun Kode Nama Target Realisasi
1 BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai
Rp115.015,21 Rp131.103,89
TERCAPAI Milyar Milyar
(APBN-P) (113,99%)
2 BC-2.1
Persentase cukai yang dibayar tepat waktu dibandingkan dengan jumlah cukai yang mendapat penangguhan pembayaran
99% 99,99% TERCAPAI
3 BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang 60% 79,42% TERCAPAI
4 BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan
3,8 3,65 Tidak Tercapai
5 BC-4.1 Persentase kajian/telaahan yang diselesaikan
83,30% 102,08% TERCAPAI
6 BC-4.2
Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai
75% 138,71% TERCAPAI
7 BC-4.3
Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar internasional
75% 128,57% TERCAPAI
8 BC-5.1 Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan
100% 99,92% Tidak Tercapai
9 BC-5.2 Persentase realisasi dari janji layanan pendukung
80% 94,92% TERCAPAI
10 BC-6.1 Tingkat efektivitas edukasi dan komunikasi
70 80,86 TERCAPAI
11 BC-7.1 Persentase hasil penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21)
50% 79,34% TERCAPAI
12 BC-7.2 Persentase temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai
55% 84,40% TERCAPAI
13 BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit yang diselesaikan
300 569 TERCAPAI
14 BC-8.2 Persentase hasil audit berupa tambah bayar
80% 94,38% TERCAPAI
15 BC-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatannya
80% 80,41% TERCAPAI
16 BC-9.2 Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan
107 107 TERCAPAI
17 BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 100% 107%
TERCAPAI (214 SOP)
LAKIP DJBC TAHUN 2011
RINGKASAN EKSEKUTIF
x
No IKU 2011 Pencapaian target
IKU s.d. akhir tahun Kode Nama Target Realisasi
18 BC-10.2 Persentase penyelesaian/ modernisasi organisasi
100% 100%
TERCAPAI (11 kantor)
19 BC-10.3 Persentase UPR yang menerapkan manajemen risiko
60% 94,64% TERCAPAI
20 BC-11.1
Persentase pengembangan sistem aplikasi yang sesuai dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)
100% 100% TERCAPAI
21 BC-11.2 Persentase downtime sistem pelayanan
1% 0,02% TERCAPAI
22 BC-12.1 Persentase penyerapan DIPA (non belanja pegawai)
80% 80,78% TERCAPAI
B. KENDALA DAN STRATEGI DALAM PENCAPAIAN SASARAN
Dalam rangka mewujudkan program reformasi DJBC pada umumnya dan
khsususnya untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2011,
terdapat berbagai kendala yang dihadapi baik dari faktor eksternal maupun internal.
Untuk menghadapi berbagai kendala serta mengantisipasi tantangan yang dihadapi
DJBC terus berupaya meningkatkan kemampuan organisasi melalui pelaksanaan
transformasi organisasi sejalan dengan Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi
Kelembagaan Kementerian Keuangan (2010 – 2011). Hakekat transformasi merupakan
strategi dan sekaligus implementasi yang bertujuan untuk membawa organisasi ke
bentuk dan sistem yang baru yang selaras dengan visi, misi dan strategi organisasi.
Selama tahun 2011, DJBC terus berupaya melaksanakan program tranformasi
kelembagaan. Format transformasi didasarkan pada penajaman tiga pilar Kementerian
Keuangan yaitu penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis dan peningkatan
disiplin dan manajemen budaya kerja SDM. Terkait pengembangan SDM, pada tahun
2011, DJBC secara serius dan konsisten, melakukan berbagai program yang
menitikberatkan pada empat aspek yaitu integritas, kompetensi, accountability dan
budaya kerja serta kepemimpinan. Selain itu, terkait dengan penataan organisasi, pada
tahun 2011 telah berhasil diresmikan 11 kantor modern sehingga secara total kantor
yang telah ditransformasi menjadi kantor modern berjumlah 39 kantor.
Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun 2011 juga dapat
dilihat dari hasil piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada
Kementerian Keuangan dengan uji petik di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang
dilakukan oleh Tim Quality Assurance Reformasi Birokrasi Nasional berdasarkan surat
LAKIP DJBC TAHUN 2011
RINGKASAN EKSEKUTIF
xi
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
B/1252/M.PAN-RB/05/2011 tanggal 11 Mei 2011.
Hasil piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencakup 8 (delapan) area perubahan reformasi
birokrasi (tingkat mikro), 24 (dua puluh empat) sasaran, dengan menggunakan 42
(empat puluh dua) indikator dan 76 (tujuh puluh enam) parameter menunjukkan capaian
aktual dengan nilai 91,21 dari skor maksimal 100 atau dengan kategori “sangat baik”.
C. TANTANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF
Dengan semakin bertambahnya komitmen kerjasama ekonomi dengan negara
lain yang ditandatangani pemerintah, maka saat ini titik berat tugas di bidang
kepabeanan telah bergeser dari Revenue Collection ke Trade Facilitation, Industrial
Assistance dan Community Protection yang bertujuan untuk dapat mendorong
pertumbuhan industri dan investasi dalam negeri. Selain tantangan tersebut, DJBC juga
menghadapi adanya perubahan yang sangat dinamis dalam perdagangan internasional
dan perubahan paradigma kebijakan institusi pabean dunia.
Untuk dapat mengantisipasi tantangan dan perubahan yang akan dihadapi,
DJBC telah telah merumuskan langkah-langkah antisipatif dalam bentuk program kerja
lanjutan yang dirumuskan secara berkelanjutan dari tahun 2012-2015. Program dan
kegiatan tersebut dirumuskan dalam pilar-pilar sebagai berikut:
1. Legal framework dengan program antara lain: penyelesaian petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis UU Kepabeanan dan UU Cukai, penyempurnaan penerapan
aturan pemasukan barang larangan dan/atau pembatasan, rencana implementasi
pajak rokok, dan pengelolaan barang milik negara;
2. Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Anggaran dengan program antara lain:
revitalisasi struktur di Kantor Pusat, optimalisasi pengawasan DJBC di laut,
transformasi KPPBC menjadi Kantor Modern, capacity building, pembentukan role
model untuk implementasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan, pengembangan jabatan
fungsional DJBC, dan pemanfaatan anggaran dengan berbasis kinerja;
3. Sarana dan prasarana dengan program antara lain: penyusunan website DJBC versi
bahasa Inggris, peningkatan kualitas perencanaan sarana operasi (kapal patroli, alat
pemindai, senjata api dan anjing pelacak narkotika);
4. Sistem dan prosedur dengan program antara lain: profiling Perusahaan Pengurusan
Jasa Kepabeanan, perluasan pengembangan otomasi sistem pelayanan dan
pengawasan di bidang Kepabeanan dan Cukai, pengembangan rencana strategis
LAKIP DJBC TAHUN 2011
RINGKASAN EKSEKUTIF
xii
Authorized Economic Operator (AEO), pengembangan Tempat Pemeriksaan Fisik
dalam Tempat Pemeriksaan Sementara untuk meningkatkan kelancaran customs
clearance, dan penyempurnaan sistem dan prosedur pelayanan dan pengawasan di
Kantor Pos dan terhadap Perusahaan Jasa Titipan.
Tahun 2011 juga telah dijadikan pijakan yang menentukan bagi DJBC. Dalam
mengakiri tahun 2011, seluruh jajaran pimpinan DJBC telah berhasil melakukan
instrospeksi dan mulai melakukan penataan yang akan digunakan sebagai blue print
dalam perumusan action plan untuk membawa DJBC menuju ke tahun 2020, yang
dikenal dengan CUSTOMS 2020. Semboyan CUSTOMS 2020 mengandung arti suatu
kondisi DJBC di tahun 2020 dengan segala kekuatan sumber daya organisasi yang
dimiliki telah mencapai suatu tingkatan global dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya
dalam era keamanan dan fasilitasi perdagangan dengan tetap mengoptimalkan
pengamanan hak keuangan negara.
xiii
LAKIP DJBC TAHUN 2011
PENGANTAR .......................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................... iii
A. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
DJBC TAHUN 2011 ................................................................... iii
B. KENDALA DAN STRATEGI DALAM PENCAPAIAN SASARAN ...... x
C. TANTANGAN DAN LANGKAH-LANGKAH ANTISIPATIF .............. xi
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI ....................... 1
1. Tugas dan Fungsi ................................................................. 1
2. Struktur Organisasi ............................................................. 2
B. MANDAT DAN PERAN STRATEGIS ............................................ 3
C. SISTEMATIKA PELAPORAN ...................................................... 4
LAKIP DJBC TAHUN 2011
DAFTAR ISI
xiv
BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA ................ 5
A. RENCANA STRATEGIS .............................................................. 5
1. Pernyataan Visi ................................................................... 6
2. Pernyataan Misi ................................................................... 7
3. Penetapan Tujuan dan Sasaran .................................................. 8
B. PENETAPAN KINERJA ................................................................ 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................... 14
A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) ............................ 14
B. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA ........................................... 17
SS BC-1 TINGKAT PENGAMANAN HAK-HAK KEUANGAN
NEGARA YANG OPTIMAL ....................................... 17
BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai ................ 17
SS BC-2 TINGKAT KEPATUHAN YANG TINGGI DARI
PENGGUNA JASA KEPABEANAN DAN CUKAI ............ 23
BC-2.1 Persentase Cukai Yang Dibayar Tepat Waktu
Dibandingkan Dengan Jumlah Cukai Yang
Mendapat Penangguhan Pembayaran ............... 23
BC-2.2 Persentase Penyelesaian Piutang .................. 25
SS BC-3 TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN YANG
TINGGI DARI PENGGUNA JASA KEPABEANAN
DAN CUKAI ................................................................... 27
BC-3.1 Indeks Kepuasan Pengguna Layanan ............... 28
SS BC-4 KAJIAN DAN RUMUSAN KEBIJAKAN YANG SELARAS
DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL, STANDAR
INTERNASIONAL, DAN PROSES BISNIS DI BIDANG
KEPABEANAN DAN CUKAI ......................................... 29
BC-4.1 Persentase Kajian/Telaahan Yang Diselesaikan ... 29
BC-4.2 Persentase Penyelesaian Perancangan dan
Legalisasi Peraturan Pelaksanaan UU Kepabeanan
dan UU Cukai ....................................................... 31
BC-4.3 Persentase Rumusan Kebijakan Kerjasama
Internasional di Bidang Kepabeanan yang Sesuai
dengan Standar Internasional ........................... 33
LAKIP DJBC TAHUN 2011
DAFTAR ISI
xv
SS BC-5 PELAYANAN PRIMA DI BIDANG KEPABEANAN
DAN CUKAI ......................................................................... 35
BC-5.1 Rata-Rata Persentase Realisasi Dari Janji
Layanan Unggulan ............................................ 36
BC-5.2 Persentase Realisasi dari Janji
Layanan Pendukung ......................................... 37
SS BC-6 EDUKASI YANG EFEKTIF KEPADA MASYARAKAT
DAN PELAKU EKONOMI ................................................. 39
BC-6.1 Tingkat Efektivitas Edukasi dan Komunikasi ......... 40
SS BC-7 KEGIATAN PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN
DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI YANG EFEKTIF
DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN
DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ......................... 41
BC-7.1 Persentase Hasil Penyidikan Yang Dinyatakan
Lengkap Oleh Kejaksaan (P21) ........................ 42
BC-7.2 Persentase Temuan Pelanggaran Kepabeanan
dan Cukai ............................................................. 44
SS BC-8 KEGIATAN AUDIT KEPABEANAN DAN CUKAI
YANG EFEKTIF ............................................................. 46
BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit Yang Diselesaikan .... 46
BC-8.2 Persentase Hasil Audit Berupa Tambah Bayar ..... 47
SS BC-9 PEMBENTUKAN SDM YANG BERKOMPETENSI
DAN BERKINERJA TINGGI ........................................... 48
BC-9.1 Persentase Pejabat Yang Telah Memenuhi
Standar Kompetensi Jabatannya ....................... 49
BC-9.2 Jumlah Pegawai Yang Diberikan Penghargaan .... 50
SS BC-10 PENATAAN ORGANISASI YANG MODERN SELARAS
DENGAN PROSES BISNIS DI BIDANG KEPABEANAN
DAN CUKAI .................................................................... 52
BC-10.1 Persentase Penyelesaian SOP ........................... 52
BC-10.2 Persentase Penyelesaian/Modernisasi Organisasi 54
BC-10.3 Persentase UPR Yang Menerapkan
Manajemen Risiko ............................................. 56
LAKIP DJBC TAHUN 2011
DAFTAR ISI
xvi
SS BC-11 PEMBANGUNAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI YANG TERINTEGRASI DAN ANDAL ... 57
BC-11.1 Persentase Pengembangan Sistem Aplikasi
yang Sesuai dengan Rencana Kerja
Tahunan (RKT) ................................................... 58
BC-11.2 Persentase Downtime Sistem Pelayanan ........... 59
SS BC-12 PENGELOLAAN ANGGARAN YANG OPTIMAL ................. 60
BC-12.1 Persentase Penyerapan DIPA ............................. 60
C. KINERJA LAINNYA ..................................................................... 62
1. Capaian Kinerja Matriks Pelaporan Instruksi Presiden
Nomor 5 Tahun 2004 .................................................................. 62
2. Monitoring pelaksanaan Tindak lanjut INPRES
Nomor 9 Tahun 2011 .................................................................. 63
3. Laporan Kemajuan Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden (UKP4) .... 63
4. Laporan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi
Kementerian Keuangan ............................................................... 64
5. Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Tahun 2011 .................................................................................. 64
D. AKUNTABILITAS KEUANGAN .................................................... 65
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 68
LAMPIRAN
Lampiran I : Pengukuran Kinerja Tahun 2011
Lampiran II : Matriks Kinerja Renstra DJBC Tahun 2010-2014
Lampiran III : Matriks Pelaporan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tahun
2011
Lampiran IV : Matriks Tindak Lanjut Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011
Lampiran V : Matriks Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden Tahun 2011
Lampiran VI : Matriks Monitoring Rencana Tindak Program Reformasi Lanjutan
Kepabeanan dan Cukai
xvii
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Tabel 1 : Sasaran Strategis dan IKU (Penetapan Kinerja
dan Rencana Kinerja Tahunan) DJBC Tahun 2011 .............. vii
Tabel 2 : Pencapaian IKU DJBC Tahun 2011 ..................................... ix
Tabel 3 : Data Pegawai DJBC Berdasarkan Jabatan ........................... 2
Tabel 4 : Rencana Kinerja Tahunan DJBC Tahun 2011 ......................... 12
Tabel 5 : Capaian Kinerja DJBC T.A. 2011 .......................................... 15
Tabel 6 : Realisasi Penerimaan DJBC Per 31 Desember 2011 ............. 17
Tabel 7 : Perbandingan Realisasi Penerimaan Tahun 2010 dan 2011 .... 18
Tabel 8 : Penerimaan PDRI Tahun 2010 dan 2011 .............................. 19
Tabel 9 : Realisasi Pelunasan Cukai Yang Mendapat Fasilitas
Penangguhan Pembayaran ................................................ 24
Tabel 10 : Perbandingan Realisasi Pelunasan Cukai Yang
Mendapat Fasilitas Penangguhan Pembayaran
3 Tahun Terakhir ............................................................... 25
Tabel 11 : Realisasi Penyelesaian Piutang ........................................... 26
LAKIP DJBC TAHUN 2011
DAFTAR TABEL
xviii
Tabel 12 : Perbandingan Realisasi Penyelesaian Piutang
3 Tahun Terakhir ................................................................ 26
Tabel 13 : Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJBC .......................... 28
Tabel 14 : Data Rancangan dan Legalisasi Peraturan ........................... 31
Tabel 15 : Perbandingan Penyelesaian Rancangan dan Legalisasi
Peraturan ......................................................................... 33
Tabel 16 : Perbandingan Penyelesaian Rumusan
Kebijakan Kerjasama Internasional di Bidang Kepabeanan ..... 35
Tabel 17 : Capaian Kinerja Layanan Unggulan ......................................... 36
Tabel 18 : Capaian Kinerja Layanan Pendukung .................................. 38
Tabel 19 : Data Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi
dan Komunikasi Per Bulan .................................................. 40
Tabel 20 : Perbandingan Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi
dan Komunikasi ................................................................. 41
Tabel 21 : Perbandingan Capaian IKU P21 Selama 3 Tahun Terakhir ..... 42
Tabel 22 : Capaian IKU P21 ............................................................... 43
Tabel 23 : Capaian IKU Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai ..... 45
Tabel 24 : Perbandingan Capaian IKU Temuan Pelanggaran
Kepabeanan dan Cukai 2 Tahun Terakhir ............................... 45
Tabel 25 : Data Jumlah Penyelesaian LHA ........................................... 47
Tabel 26 : Data Hasil Audit Yang Menghasilkan Tambah Bayar ................ 48
Tabel 27 : Data Hasil Assessment Center .......................................... 49
Tabel 28 : Perbadingan Hasil Assessment Center 2 Tahun Terakhir ...... 50
Tabel 29 : Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan .............. 50
Tabel 30 : Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan
Per Unit Eselon II ............................................................... 51
Tabel 31 : Perbandingan Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh
Penghargaan .................................................................... 51
LAKIP DJBC TAHUN 2011
DAFTAR TABEL
xix
Tabel 32 : Perbandingan Penyelesaian SOP .......................................... 53
Tabel 33 : Capaian IKU Persentase UPR Yang Menerapkan
Manajemen Risiko ............................................................ 57
Tabel 34 : Rencana Pembangunan Sistem Aplikasi Tahun 2011 ............ 58
Tabel 35 : Capaian IKU Downtime Sistem Pelayanan .......................... 59
Tabel 36 : Data Penyerapan DIPA Tahun 2011 (Non Belanja Pegawai) .... 61
Tabel 37 : Perbandingan Realisasi Angggaran Belanja DIPA 2010 – 2011.. 61
Tabel 38 : Hasil Quality Assurance Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi di DJBC .............................................. 65
Tabel 39 : Realisasi Anggaran .......................................................... 66
Tabel 40 : Realisasi Anggaran Per Kegiatan .......................................... 60
1
LAKIP DJBC TAHUN 2011
A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
1. Tugas dan Fungsi
erdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, DJBC mempunyai tugas
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di
bidang kepabeanan dan cukai.
Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, DJBC menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang kepabeanan dan
cukai;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kepabeanan dan cukai; dan
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
B
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab I Pendahuluan
2
2. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor Nomor 184/PMK.01/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011, struktur organisasi DJBC
secara umum dapat di kelompokkan sebagai berikut :
� 9 Unit eselon II di Kantor Pusat;
� 1 Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai;
� 3 Tenaga Pengkaji pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
� 16 Kantor Wilayah;
� 2 Kantor Pelayanan Utama;
� 113 Kantor Pelayanan, yang terdiri dari 3 KPPBC Tipe Madya Cukai, 7 KPPBC
Tipe Madya Pabean, 8 KPPBC Tipe Madya Pabean A, 15 KPPBC Tipe Madya
Pabean B, 4 KPPBC Tipe Madya Pabean C, 2 KPPBC Tipe A2, 22 KPPBC Tipe
A3, dan 52 KPPBC Tipe B;
� 91 Kantor Bantu Layanan Bea dan Cukai;
� 649 Pos Pengawasan Bea dan Cukai;
� 4 Pangkalan Sarana Operasi yang terdiri dari 1 Tipe A dan 3 Tipe B; dan
� 3 Balai Pengujian dan Identifikasi Barang yang terdiri dari 1 Tipe A dan 2 Tipe B.
Dalam menjalankan tugasnya, DJBC didukung oleh 10.434 orang pegawai
yang tersebar di seluruh Indonesia, bekerja di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor
Pengawasan dan Pelayanan, Balai Pengujian dan Identifikasi Barang, Pangkalan
Sarana Operasi, Kantor Bantu Layanan dan Pos Pengawasan.
Tabel 3:
Data Pegawai DJBC Berdasarkan Jabatan
Jabatan Jumlah
Eselon I 1
Eselon II 31
Eselon III 205
Eselon IV 1.141
Eselon V 1.140
PFPD (Fungsional) 170
Pranata Komputer (Fungsional) 17
Pelaksana 7.729
Total 10.434 Ket : data sampai dengan 31 Desember 2011
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab I Pendahuluan
3
Komposisi pegawai DJBC terdiri atas pegawai laki-laki sejumlah 9.123 orang
(87,44%) dan pegawai perempuan sejumlah 1.311 orang (12,56%). Sedangkan
komposisi pegawai berdasarkan pendidikannya adalah pegawai yang memiliki gelar
sarjana (DIV/S1, S2, dan S3) sejumlah 3.544 orang (33,97%), yang memiliki gelar
diploma (DI, DII, dan DIII) sejumlah 3.404 orang (32,62%) sedangkan yang belum
memiliki gelar diploma ataupun sarjana (SD, SMP, dan SMA) sejumlah 3.486 orang
(33,41%).
B. MANDAT DAN PERAN STRATEGIS
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah salah satu institusi pemerintah yang
mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian
nasional, terutama dalam menjaga wilayah perbatasan negara serta melaksanakan
pemungutan terhadap barang-barang impor maupun ekspor yang dikenakan pungutan
berdasarkan undang-undang. Peran tersebut memiliki kontribusi yang siginifikan dalam
pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi terutama dalam menggerakan
pertumbuhan di sektor riil melalui kebijakan fiskal yang diarahkan terutama untuk
meningkatkan dan melindungi industri dan investasi dalam negeri serta meningkatkan
daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Sebagai aparat fiskal dan juga sekaligus sebagai aparat pengawasan terhadap
lalu-lintas barang impor dan ekspor, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengemban
tugas dan tanggung jawab yang cukup besar, meliputi:
1. Pengamanan penerimaan negara dari sektor impor, ekspor, dan cukai (revenue
collector). DJBC sebagai aparatur pemungut penerimaan negara dalam rangka
mengoptimalkan penerimaan negara melalui penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar,
Cukai dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) dan mencegah kemungkinan
terjadinya kebocoran penerimaan negara.
2. Memberikan fasilitas dalam perdagangan (trade facilitator), melalui berbagai upaya
dengan tujuan meningkatkan kelancaran arus barang dan perdagangan, menekan
ekonomi biaya tinggi, dan mencegah terjadinya perdagangan illegal.
3. Membantu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan
investasi (industrial assistance) dalam rangka membantu meningkatkan daya saing
industri dalam negeri serta mendukung peningkatan daya saing produk ekspor.
4. Menjamin perlindungan masyarakat terhadap ekses yang timbul sebagai akibat dari
masuknya barang-barang pembatasan dan larangan (community protector).
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab I Pendahuluan
4
Disamping itu, DJBC juga bertekad untuk mensukseskan kebijaksanaan dan
program-program nasional yang telah ditetapkan MPR, DPR, Presiden Republik
Indonesia, Menteri Keuangan Republik Indonesia dan program-program pemerintah
lainnya.
C. SISTEMATIKA PELAPORAN
LAKIP DJBC Tahun Anggaran 2011 ini disusun dengan sistematika penyajian
sebagai berikut :
Ikhtisar Eksekutif, yang menguraikan secara singkat tentang tujuan dan sasaran yang
akan dicapai beserta hasil capaian, kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai
tujuan dan sasaran, langkah-langkah yang diambil serta langkah antisipatifnya.
Bab I Pendahuluan
Menguraikan tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi, mandat dan peran
strategis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta sistematika laporan.
Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja Tahun 2011
Rencana Strategis : Meliputi pembahasan mengenai visi, misi, tujuan, dan
sasaran DJBC tahun 2011.
Penetapan Kinerja : Menjelaskan mengenai sasaran strategis (SS), Indikator
Kinerja Utama (IKU) dan target tahun 2011.
Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan
Menguraikan tentang pencapaian Sasaran Strategis (SS) yang diukur dari
capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) DJBC pada tahun 2011, evaluasi dan
analisis capaian masing-masing IKU, dan juga capaian kinerja DJBC selama
tahun 2011 yang tidak terukur dalam Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJBC
Tahun 2011.
Terakhir akan dibahas mengenai akuntabilitas keuangan DJBC berupa
sumber pembiayaan anggaran disertai realisasi anggaran untuk masing-
masing program dan kegiatan.
Bab IV Penutup
Menguraikan tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran yang
telah ditetapkan, permasalahan dan kendala, serta strategi pemecahannya
untuk tahun mendatang
5
LAKIP DJBC TAHUN 2011
A. RENCANA STRATEGIS
erdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa setiap Kementerian diwajibkan
menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kementerian
/Lembaga yang disebut Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra KL) untuk
periode lima tahun dan menyusun Rencana Pembangunan Tahunan
Kementerian/Lembaga yang disebut Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-KL)
untuk periode satu tahun.
Sebagai tindak lanjut undang-undang tersebut, Kementerian Keuangan telah
menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Keuangan tahun 2010-2014 yang
merupakan penjabaran visi dan misi Kementerian Keuangan yang berisi tujuan,
sasaran dan kebijakan Kementerian Keuangan untuk periode lima tahun sesuai
B
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja
6
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 40/KMK.01/2010 tanggal 29 Januari 2010
tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010-2014.
Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan, DJBC juga telah menyusun
Renstra tahun 2010-2014 yang meliputi rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta
strategi dan kebijakan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Renstra DJBC Tahun
2010-2014 telah ditetapkan dengan KEP-20/BC/2010 tanggal 24 Maret 2010 tentang
Rencana Strategis DJBC Tahun 2010 – 2014.
LAKIP DJBC Tahun 2011 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban
kinerja atas pelaksanaan tugas dan fungsi DJBC dalam rangka pencapaian Sasaran
Strategis DJBC pada Tahun Anggaran 2011 yang tercermin dalam capaian IKU
Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 serta merupakan realisasi dari Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2011 yang mengacu kepada Rencana Strategis
(Renstra) DJBC Tahun 2010-2014. Kemajuan pencapain target Renstra DJBC Tahun
2010-2014 hingga tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran II.
1. Pernyataan Visi
Berbagai perubahan lingkungan strategis di tingkat nasional, regional dan
global, serta perkembangan yang sangat cepat di bidang teknologi informasi,
telekomunikasi dan transportasi, berdampak kepada peningkatan tuntutan masyarakat
perdagangan dan perekonomian dunia terhadap peningkatan kinerja institusi
kepabeanan di setiap negara.
Menghadapi tantangan, hambatan dan peluang masa depan menuju kondisi
yang diinginkan, DJBC sebagai institusi pemerintah dituntut untuk senantiasa
mengantisipasi perubahan internal dan eksternal. Karena sudah menjadi paradigma
umum bahwa agar mampu eksis dan unggul dalam persaingan yang semakin ketat
dalam lingkungan yang berubah sangat cepat dewasa ini, suatu institusi pemerintah
harus melakukan perubahan ke arah perbaikan. Perubahan tersebut harus disusun
dalam suatu tahapan yang konsisten dan berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan
akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat optimal.
Sangat disadari pula, dalam suasana yang penuh persaingan serta perubahan
lingkungan menuntut peran Direktorat Jenderal Bea dan Cukai secara multi dimensi
yaitu sebagai pemungut pajak dalam rangka impor, memungut cukai, fasilitator
perdagangan internasional, pengawas lalu lintas perdagangan impor dan ekspor serta
sebagai aparat penegak hukum di bidang kepabeanan dan cukai. Peran yang demikian
itu, mengharuskan DJBC untuk melaksanakan cara pandang yang antisipatif dan jauh
ke depan di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya agar mampu memberikan
pelayanan terbaik kepada stakeholder.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja
7
Cara pandang tersebut dikristalisasi dalam satu visi DJBC yaitu:
Dengan demikian visi DJBC bermakna suatu pandangan kedepan dan cita-cita
menempatkan DJBC berada dalam jajaran institusi kepabeanan dan cukai yang
bermutu dan berstandar internasional dalam pelayanan dan pengawasan atas lalu
lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean serta pemungutan bea masuk
dan cukai.
2. Pernyataan Misi
Sebagai sebuah institusi pemerintah, DJBC memiliki sesuatu yang harus
diemban dan dilaksanakan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik yang berupa misi Direktorat
Jenderal.
Keberadaan DJBC adalah untuk melaksanakan sebagian tugas pokok
Kementerian Keuangan di Bidang Kepabeanan dan Cukai berdasarkan kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Agar pelaksanaan tugas pokok bidang
kepabeanan dan cukai dapat tercapai secara optimal, DJBC menetapkan misi yang
terkait yaitu :
a. Memungut penerimaan negara dari sektor perdagangan internasional dan cukai.
b. Memberikan pelayanan terbaik di bidang kepabeanan dan cukai yang sederhana
dengan berbasis teknologi informasi.
c. Mengembangkan pengawasan yang efektif dalam rangka penegakan hukum di
bidang kepabeanan dan cukai serta perlindungan masyarakat.
d. Mengembangkan institusi kepabeanan dan cukai yang berdaya guna dan berhasil
guna.
e. Mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan industri dan
investasi.
f. Mengembangkan kerjasama internasional di bidang kepabeanan dan cukai.
MENJADI ADMINISTRASI KEPABEANAN DAN CUKAI
DENGAN STANDAR INTERNASIONAL
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja
8
Keenam misi tersebut di atas dapat dikristalisasi dalam satu integrated mission:
3. Penetapan Tujuan dan Sasaran
Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010 - 2014,
tujuan yang hendak dicapai melalui tema pendapatan negara adalah Meningkatkan
dan Mengamankan Pendapatan Negara Dengan Mempertimbangkan
Perkembangan Ekonomi dan Keadilan Masyarakat.
Untuk mencapai visi dan melaksanakan misi DJBC serta menjabarkan tujuan
tema pendapatan Kementerian Keuangan dalam kurun waktu 2010 – 2014, DJBC
menetapkan tiga tujuan strategis. Tujuan merupakan penjabaran secara lebih nyata
dari perumusan visi dan misi yang sangat idealistik. Tiga tujuan strategis DJBC
tersebut adalah sebagai berikut :
1) Terciptanya administrasi kepabeanan dan cukai yang dapat mengamankan hak
keuangan negara, memfasilitasi perdagangan, mendukung industri dan melindungi
masyarakat secara optimal.
2) Terwujudnya profesionalisme SDM kepabeanan dan cukai.
3) Terwujudnya pelayanan yang efisien dan pengawasan yang efektif.
Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diperlukan penentuan
sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan oleh
organisasi dalam jangka waktu tertentu yang lebih pendek. Sasaran tersebut
diusahakan dalam bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur dan memiliki kriteria,
mengandung arti, rasional, menantang, konsisten satu terhadap yang lainnya, spesifik
dan dapat diukur.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2010 – 2014,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berkontribusi dalam pencapaian sasaran dalam
tema pendapatan negara. Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Keuangan
Tahun 2010 - 2014, sasaran strategis dalam tema pendapatan negara yang akan
dicapai adalah :
1) Tingkat Pendapatan yang optimal.
2) Tingkat kepercayaan stakeholders yang tinggi dan citra yang meningkat yang
didukung oleh tingkat pelayanan yang handal.
MENGAMANKAN HAK KEUANGAN NEGARA DAN MEMBERIKAN
PELAYANAN TERBAIK KEPADA INDUSTRI, PERDAGANGAN
DAN MASYARAKAT
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja
9
3) Tingkat kepatuhan wajib pajak, kepabeanan, dan cukai yang tinggi.
Sasaran Kementerian Keuangan tersebut selanjutnya dijabarkan dalam 12 (dua
belas) Sasaran Strategis DJBC sesuai dengan Peta Strategi Kemenkeu-One DJBC
Tahun 2011 sebagai berikut :
1) Mengoptimalkan pengamanan hak-hak negara.
2) Meningkatkan kepatuhan pengguna jasa kepabeanan dan cukai yang tinggi.
3) Meningkatkan kepuasan pelayanan kepabeanan dan cukai yang tinggi dari
pengguna jasa.
4) Melakukan kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan kepentingan
nasional, standar internasional, dan proses bisnis di bidang kepabeanan dan cukai.
5) Memberikan pelayanan yang prima di bidang kepabeanan dan cukai.
6) Melaksanakan edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku ekonomi.
7) Melaksanakan kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang kepabeanan dan
cukai yang efektif dalam rangka optimalisasi penerimaan dan perlindungan
masyarakat.
8) Melaksanakan kegiatan audit kepabeanan dan cukai yang efektif.
9) Membentuk SDM yang berkompetensi dan berkinerja tinggi.
10) Melakukan penataan organisasi yang modern selaras dengan proses bisnis di
bidang kepabeanan dan cukai.
11) Membangun sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terintegrasi dan
handal.
12) Melakukan pengelolaan anggaran yang optimal.
B. PENETAPAN KINERJA
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja secara jelas dan terukur
dalam rentang waktu satu tahun. Penetapan kinerja disusun dengan menetapkan
sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai secara nyata dari
pelaksanaan program dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada
hasil (outcome). Dalam melakukan penetapan rencana kinerja juga ditetapkan ukuran-
ukuran kinerja yang jelas berupa indikator kinerja serta penetapan rencana tingkat
capaian untuk masing-masing indikator.
Penetapan kinerja Tahun Anggaran 2011 DJBC disusun dengan mendasarkan
pada sistem pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecards (BSC) sehingga
kinerja DJBC diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (sebagai cerminan
pencapaian output) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian sasaran-
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja
10
sasaran strategis (sebagai cerminan pencapaian outcome) sebagaimana telah
ditetapkan dalam Kontrak Kinerja antara Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan
Menteri Keuangan pada tahun 2011.
Konsep manajemen kinerja berbasis BSC pada dasarnya sejalan dengan
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Permenpan RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Memperhatikan harmonisasi antara 2 (dua) ketentuan di atas, maka berbicara
mengenai masalah BSC pada dasarnya sama dengan berbicara mengenai Permenpan
RB Nomor 29 Tahun 2010. Dengan demikian, hal-hal yang disampaikan dalam LAKIP
DJBC 2011 ini, apabila terdapat perbedaan terminologi, pada hakikatnya
membicarakan masalah yang sama.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa Sasaran Strategis (SS), Indikator
Kinerja Utama (IKU) dan Kontrak Kinerja dalam konsep BSC sebangun dengan
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja sebagaimana tertuang dalam dokumen PK dan
RKT dalam konsep Permenpan RB Nomor 29 Tahun 2010.
Dalam konsep BSC, Sasaran Strategis (SS) tersebut kemudian dipetakan
dalam suatu Peta Strategi berupa kerangka hubungan sebab akibat yang
menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi organisasi. Peta Strategi DJBC
Tahun 2011 adalah sebagaimana dalam diagram berikut dibawah ini:
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja
11
Dalam Peta Strategi DJBC Tahun 2011 telah ditetapkan 12 (dua belas)
Sasaran Strategis (SS) dan 22 (dua puluh dua) Indikator Kinerja Utama (IKU). Sasaran
Strategis dan IKU beserta targetnya (sebagaimana juga tertuang dalam dokumen
Penetapan Kinerja dan Rencana Kinerja Tahunan) DJBC Tahun 2011 adalah sebagai
berikut :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja
12
Tabel 4:
Rencana Kinerja Tahunan DJBC Tahun 2011
KODE SS KODE IKU Target
BC-1
Tingkat pengamanan
hak-hak keuangan
negara yang optimal
BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan
Cukai
Rp
115.015,21
Milyar
(APBN-P)
BC-2
Tingkat kepatuhan
yang tinggi dari
pengguna jasa
kepabeanan dan cukai
BC-2.1
Persentase cukai yang dibayar
tepat waktu dibandingkan
dengan jumlah cukai yang
mendapat penangguhan
pembayaran
99%
BC-2.2 Persentase penyelesaian
piutang 60%
BC-3
Tingkat kepuasan
pelayanan yang tinggi
dari pengguna jasa
kepabeanan dan cukai
BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna
layanan 3,8
BC-4
Kajian dan rumusan
kebijakan yang selaras
dengan kepentingan
nasional, standar
internasional, dan
proses bisnis di bidang
kepabeanan dan cukai
BC-4.1 Persentase kajian/telaahan
yang diselesaikan 83,30%
BC-4.2
Persentase penyelesaian
perancangan dan legalisasi
peraturan pelaksanaan UU
Kepabeanan dan UU Cukai
75%
BC-4.3
Persentase rumusan kebijakan
kerjasama internasional di
bidang kepabeanan yang sesuai
dengan standar internasional
75%
BC-5
Pelayanan prima di
bidang kepabeanan
dan cukai
BC-5.1 Rata-rata persentase realisasi
dari janji layanan unggulan 100%
BC-5.2 Persentase realisasi dari janji
layanan pendukung 80%
BC-6
Edukasi yang efektif
kepada masyarakat
dan pelaku ekonomi
BC-6.1 Tingkat efektivitas edukasi dan
komunikasi 70
BC-7
Kegiatan penindakan
dan penyidikan di
bidang kepabeanan
dan cukai yang efektif
dalam rangka
optimalisasi
penerimaan dan
perlindungan
masyarakat
BC-7.1
Persentase hasil penyidikan
yang dinyatakan lengkap oleh
Kejaksaan (P21)
50%
BC-7.2
Persentase temuan
pelanggaran kepabeanan dan
cukai
55%
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab II Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja
13
KODE SS KODE IKU Target
BC-8
Kegiatan audit
kepabeanan dan cukai
yang efektif
BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit
yang diselesaikan 300
BC-8.2 Persentase hasil audit berupa
tambah bayar 80%
BC-9
Pembentukan SDM
yang berkompetensi
dan berkinerja tinggi
BC-9.1
Persentase pejabat yang telah
memenuhi standar kompetensi
jabatannya
80%
BC-9.2 Jumlah pegawai yang diberikan
penghargaan 107
BC-10
Penataan organisasi
yang modern selaras
dengan proses bisnis
di bidang kepabeanan
dan cukai
BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 100%
(200 SOP)
BC-10.2 Persentase penyelesaian
/modernisasi organisasi
100%
(11 Kantor)
BC-10.3 Persentase UPR yang
menerapkan manajemen risiko 60%
BC-11
Pembangunan sistem
Teknologi Informasi
dan Komunikasi yang
terintegrasi dan
handal
BC-11.1
Persentase pengembangan
sistem aplikasi yang sesuai
dengan Rencana Kerja Tahunan
(RKT)
100%
BC-11.2 Persentase downtime sistem
pelayanan 1%
BC-12 Pengelolaan anggaran
yang optimal BC-12.1
Persentase penyerapan DIPA
(non belanja pegawai) 80%
14
LAKIP DJBC TAHUN 2011
ebagaimana telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, berbicara mengenai
masalah BSC pada dasarnya sama dengan berbicara mengenai Permenpan
RB Nomor 29 Tahun 2010. Dengan demikian, hal-hal yang disampaikan
dalam Bab III LAKIP DJBC 2011 ini, apabila terdapat perbedaan terminologi, pada
hakikatnya membicarakan masalah yang sama.
A. CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
Pengukuran tingkat capaian kinerja DJBC tahun 2011 sesuai dengan konsep
BSC dilakukan dengan cara membandingkan antara capaian indikator kinerja yang
terdapat dalam Peta Strategi Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 dengan targetnya.
Secara umum target IKU DJBC Tahun 2011 sebagaimana tertuang dalam
dokumen PK dan RKT dapat tercapai dengan baik walaupun masih terdapat beberapa
S
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
15
IKU yang pencapaiannya berada sedikit di bawah target yang ditetapkan. Dari 22 IKU,
terdapat 20 IKU berstatus “hijau” (realisasi minimal 100% dari target yang ditetapkan)
dan 2 IKU berstatus “kuning” (pencapaian target 80-99,99%). Dua IKU yang
capaiannya “kuning” yaitu IKU “Indeks kepuasan pengguna layanan” dan IKU “Rata-
rata persentase realisasi dari janji layanan unggulan”.
Secara rinci data pencapaian target IKU Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011
dapat disajikan sebagaimana tabel berikut :
Tabel 5:
Capaian Kinerja DJBC T.A. 2011
Kode Deskripsi Bobot
IKU
2011
Target Realisasi %
SS BC-1 Tingkat pengamanan hak-hak keuangan
negara yang optimal
113,99%
BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai 100% 115.015,21 131.103,89 113,99%
SS BC-2 Tingkat kepatuhan yang tinggi dari
pengguna jasa kepabeanan dan cukai
116,68%
BC-2.1 Persentase cukai yang dibayar tepat
waktu dibandingkan dengan jumlah cukai
yang mendapat penangguhan
pembayaran
50% 99% 99,99% 101,00%
BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang 50% 60% 79,42% 132,37%
SS BC-3 Tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi
dari pengguna jasa kepabeanan dan
cukai
96,05%
BC-3.1 Indeks kepuasan pengguna layanan 100% 3,8 3,65 96,05%
SS BC-4 Kajian dan rumusan kebijakan yang
selaras dengan kepentingan nasional,
standar internasional dan proses bisnis
di bidang kepabeanan dan cukai
161,09%
BC-4.1 Persentase kajian/telaahan yang
diselesaikan
31,43% 83,30% 102,08% 122,55%
BC-4.2 Persentase penyelesaian perancangan
dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU
Kepabeanan dan UU Cukai
37,14% 75% 138,71% 184,95%
BC-4.3 Persentase rumusan kebijakan kerjasama
internasional di bidang kepabeanan yang
sesuai dengan standar internasional
31,43% 75,% 128,57% 171,43%
SS BC-5 Pelayanan prima di bidang kepabeanan
dan cukai
109,29%
BC-5.1 Rata-rata persentase realisasi dari janji
layanan unggulan
50% 100% 99,92% 99,92%
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
16
Kode Deskripsi Bobot
IKU
2011
Target Realisasi %
BC-5.2 Persentase realisasi dari janji layanan
pendukung
50% 80% 94,92% 118,65%
SS BC-6 Edukasi yang efektif kepada masyarakat
dan pelaku ekonomi
115,51%
BC-6.1 Tingkat efektivitas edukasi dan
komunikasi
100% 70 80,86 115,51%
SS BC-7 Kegiatan penindakan dan penyidikan di
bidang kepabeanan dan cukai yang
efektif dalam rangka optimalisasi
penerimaan dan perlindungan
masyarakat
156,63%
BC-7.1 Persentase hasil penyidikan yang
dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan (P21)
60,71% 50% 79,34% 158,68%
BC-7.2 Persentase temuan pelanggaran
kepabeanan dan cukai
39,29% 55% 84,40% 153,45%
SS BC-8 Kegiatan audit kepabeanan dan cukai
yang efektif
153,82%
BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit yang
diselesaikan
50% 300 569 189,67%
BC-8.2 Persentase hasil audit berupa tambah
bayar
50% 80% 94,38% 117,98%
SS BC-9 Pembentukan SDM yang berkompetensi
dan berkinerja tinggi
100,34%
BC-9.1 Persentase pejabat yang telah memenuhi
standar kompetensi jabatannya
65,38% 80% 80,41% 100,51%
BC-9.2 Jumlah pegawai yang diberikan
penghargaan
34,62% 107 107 100,00%
SS BC-10 Penataan organisasi yang modern
selaras dengan proses bisnis di bidang
kepabeanan dan cukai
121,90%
BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 33,04% 100% 107% 107,00%
BC-10.2 Persentase penyelesaian/modernisasi
organisasi
33,04% 100% 100% 100,00%
BC-10.3 Persentase UPR yang menerapkan
manajemen risiko
33,92% 60% 94,64% 157,73%
SS BC-11 Pembangunan sistem Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang
terintegrasi dan andal
149,02%
BC-11.1 Persentase pengembangan sistem
aplikasi yang sesuai dengan Rencana
Kerja Tahunan (RKT)
50% 100% 100% 100,00%
BC-11.2 Persentase downtime sistem pelayanan 50% 1% 0,02% 198,03%
SS BC-12 Pengelolaan anggaran yang optimal 100,98%
BC-12.1 Persentase penyerapan DIPA (non
belanja pegawai)
100% 80% 80,78% 100,98%
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
17
Nominal %
1 2 3 4 5 (4/3) 6 (4-3) 7 (6/3)
1 BEA MASUK 21.500.792,21 25.238.844,47 117,39% 3.738.052,27 17,39%
Bea Masuk Riil 21.000.792,21 25.191.492,93 119,95% 4.190.700,72 19,95%
Bea Masuk DTP 500.000,00 47.351,54 9,47% (452.648,46) -90,53%
2 CUKAI 68.075.339,10 77.009.461,32 113,12% 8.934.122,22 13,12%
3 BEA KELUAR 25.439.075,92 28.855.579,54 113,43% 3.416.503,62 13,43%
115.015.207,23 131.103.885,33 113,99% 16.088.678,11 13,99%
Keterangan :
1. Data Bea Masuk dan Cukai sudah termasuk Pendapatan DA dan sudah dikurangi restitusi
2. Sumber Data : Direktorat Pengelolaan Kas Negara - Ditjen Perbendaharaan
Total
%
REALISASI PENERIMAAN DJBC
PER 31 Desember 2011
(Juta Rupiah)
NOJenis
Penerimaan
Target APBN-
PRealisasi
Surplus (Defisit) Per 30 Desember
B. EVALUASI DAN ANALISIS KINERJA
SS BC-1 TINGKAT PENGAMANAN HAK-HAK KEUANGAN NEGARA YANG
OPTIMAL
Tingkat pengamanan hak-hak keuangan
negara yang optimal meliputi pengamanan
terhadap 4 (empat) fungsi DJBC yaitu
revenue collector, trade facilitator,
community protector, industrial assistance.
Salah satu fungsi DJBC yang utama yang
dapat diukur outcome/hasil-nya adalah
penerimaan negara yang optimal yaitu
tingkat pencapaian penerimaan bea cukai yang sesuai dengan target sebagaimana
tercantum dalam APBN atau APBN-P.
Capaian sasaran strategis tingkat pengamanan hak-hak keuangan negara yang
optimal pada tahun 2011 sebesar 113,99%. Capaian tersebut diperoleh dari
pencapaian IKU :
BC-1.1 Jumlah Penerimaan Bea Dan Cukai
1. Realisasi Penerimaan DJBC Tahun 2011
Tabel 6 :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
18
Total realisasi penerimaan Bea Masuk, Cukai dan Bea keluar s.d. 31 Desember
2011 adalah sebesar Rp 131.103,89 milyar (termasuk BM DTP), yang terdiri dari :
� Bea Masuk :
Penerimaan Bea Masuk terdiri dari Bea Masuk Riil dan Bea Masuk Ditangung
Pemerintah (BM-DTP). Realisasi penerimaan Bea Masuk s.d. 31 Desember
2011 sebesar Rp 25.238,84 milyar (117,39% dari target), terdiri dari Bea Masuk
Riil Rp 25.191,49 milyar (119,95% dari target) dan BM-DTP Rp 47,3 milyar
(9,47% dari target).
� Cukai :
Penerimaan Cukai terdiri dari penerimaan Cukai HT, Cukai MMEA, dan Cukai
EA. Realisasi penerimaan Cukai s.d. 31 Desember 2011 sebesar Rp 77.009,46
milyar atau (113,12% dari target APBN-P).
� Bea Keluar :
Realisasi penerimaan Bea Keluar s.d. 31 Desember 2011 sebesar Rp
28.855,58 milyar atau (113,43% dari target APBN-P).
Jumlah penerimaan Bea dan Cukai s.d. akhir Desember 2011 di luar BM DTP
berdasarkan laporan dari Ditjen. Perbendaharaan sebesar Rp 131.056,53 milyar atau
sebesar 114,44% dibandingkan target APBN-P 2011 (Non BM DTP). Perbandingan
realisasi penerimaan Bea Masuk, Cukai, dan Bea Keluar tahun 2010 dan 2011 adalah
sebagaimana pada tabel di bawah ini :
Tabel 7:
Perbandingan Realisasi Penerimaan Tahun 2010 dan 2011
Realisasi penerimaan DJBC pada tahun 2011 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan realisasi penerimaan DJBC tahun 2010, terdiri dari kenaikan
jenis penerimaan Bea Masuk sebesar Rp 5.431,06 milyar (naik 27,48%), Cukai
sebesar Rp 10.844,17 milyar (naik 16,39%), dan Bea Keluar sebesar Rp 19.957,80
milyar (naik 224,30%).
APBN-P Realisasi % APBN-P Realisasi % Nominal %
Bea Masuk 15.106,81 19.760,43 130,80% 21.000,79 25.191,49 119,95% 5.431,06 27,48%
Bea Keluar 5.454,56 8.897,78 163,13% 25.439,08 28.855,58 113,43% 19.957,80 224,30%
Cukai 59.265,92 66.165,29 111,64% 68.075,34 77.009,46 113,12% 10.844,17 16,39%
Total 79.827,29 94.823,50 118,79% 114.515,21 131.056,53 114,44% 36.233,03 38,21%
Growth
Ket : Target dan realisasi BM tidak termasuk BM DTP
2010 2011
Milyar Rp
Jenis
Penerimaan
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
19
Secara keseluruhan penerimaan DJBC pada tahun 2011 mengalami
peningkatan 38,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2010, karena importasi
meningkat 27,8%, kenaikan tarif Cukai HT, dan tingginya tarif BK dan Harga Patokan
Ekspor CPO. Penerimaan Bea Keluar merupakan sektor yang meningkat sangat
signifikan yaitu sebesar 224,30%, hal ini disebabkan tingginya tarif BK dan HPE
sebagai imbas dari tingginya harga CPO Internasional pada tahun 2011.
2. Realisasi Penerimaan PDRI dan PPN HT Tahun 2011
Disamping tugas pokoknya melaksanakan pemungutan terhadap pungutan
negara dibidang Kepabeanan dan Cukai, DJBC juga mengemban tugas untuk
melaksanakan pemungutan dibidang perpajakan lainnya yaitu pemungutan terhadap
Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) yang meliputi PPN Impor, PPnBM Impor dan PPh
pasal 22 Impor serta pemungutan terhadap PPN Hasil Tembakau.
Tabel 8:
Penerimaan PDRI Tahun 2010 dan 2011
Selama tahun 2011 DJBC berhasil memungut penerimaan dari PDRI dan PPN
Hasil Tembakau sebesar Rp 153.542,47 Milyar atau naik 25,26% dibandingkan tahun
2010.
3. Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Bea dan Cukai
a. Bea Masuk
Tercapainya target penerimaan Bea Masuk per 31 Desember 2011, antara lain
disebabkan:
1) Nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan, mendorong tingkat importasi
sehingga meningkatkan dutiable import
Nilai kurs rata-rata s.d. Desember 2011 sebesar Rp 8.775,21 menguat sebesar
Rp 324,64 (3,6%) dibanding periode yang sama tahun 2010 dan berada di
bawah kurs asumsi makro APBN-P 2011 sebesar Rp 8.700.
Nominal %
1 PPN Impor 82.706,29 107.016,02 24.309,73 29,39%
2 PPn BM Impor 4.790,58 5.374,48 583,90 12,19%
3 PPh psl 22 Impor 23.598,53 28.295,19 4.696,66 19,90%
Sub Total PDRI 111.095,40 140.685,69 29.590,29 26,64%
4 PPN Cukai H T 11.485,30 12.856,78 1.371,48 11,94%
122.580,70 153.542,47 30.961,77 25,26%Total Pajak
Milyar Rp
NO Jenis Penerimaan 20112010Growth
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
20
Devisa impor bayar s.d. Desember sebesar US$ 141,04 Milyar, meningkat 27,8%
dibandingkan periode yang sama tahun 2010 sebesar US$ 110,4 Milyar.
2) Tarif efektif rata-rata yang berada diatas tarif yang diasumsikan
Tarif efektif rata-rata, s.d. periode Desember 2011 sebesar 2,04%, naik 3,57%
dari periode yang sama tahun 2010 sebesar 1,97%; namun masih berada diatas
tarif yang diasumsikan dalam APBN-P pada tahun 2011 sebesar 1,93%.
3) Internal effort DJBC dalam peningkatan pelayanan dan pengawasan di bidang
kepabeanan seperti intensifikasi pemeriksaan dokumen dan fisik barang,
pemberantasan penyelundupan, temuan hasil audit dll.
b. Cukai
Dapat terlampauinya penerimaan Cukai s.d. 31 Desember 2011, antara lain
disebabkan:
1) Dampak kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau mulai Januari 2011
Sebagai antisipasi kenaikan tarif cukai pada Januari 2011 terjadi peningkatan
pesanan pita cukai di akhir tahun 2010 yang pelunasannya dilakukan bulan
Januari dan Februari 2011.
Penurunan penerimaan cukai pada bulan Maret dikarenakan nilai pesanan pita
cukai bulan Januari dan Februari yang pembayarannya jatuh tempo bulan maret
relatif sedikit/menurun karena dampak kenaikan tarif cukai di 2011. Namun
demikian untuk bulan April, penerimaan cukai kembali normal.
2) Internal effort DJBC dalam pemberantasan rokok illegal, mengintensifkan
kegiatan pemantauan kepatuhan pengusaha (a.l: Produksi, Pelekatan,
Pencatatan), memaksimalkan penagihan cukai, dan optimalisasi sosialisasi di
bidang cukai.
Dari sisi produksi HT s.d. Desember 2011 dihasilkan produksi Hasil Tembakau
sebesar 319,6 milyar batang atau mengalami kenaikan sebesar 7,98%
dibandingkan dengan produksi HT pada periode yang sama tahun 2010
sebanyak 295,9 milyar batang. Kenaikan produksi HT tersebut lebih disebabkan
adanya internal effort DJBC dalam pemberantasan peredaran rokok illegal.
c. Bea Keluar
Tercapainya penerimaan Bea Keluar s.d. 31 Desember 2011 disebabkan
antara lain:
1) Tingginya tarif BK dan Harga Patokan Ekspor CPO
Pengenaan BK atas ekspor beberapa komoditi seperti CPO, Rotan, Kayu, Kulit,
dan Kakao sangat tergantung pada kebijakan pemerintah terkait dengan
penetapan Harga Referensi yang menentukan tarif dan HPE.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
21
Sejak bulan September 2010 harga Referensi CPO meningkat seiring naiknya
harga minyak mentah dunia.
Memasuki awal tahun 2011, tarif Bea Keluar CPO bulan Januari menjadi 20%,
bulan Februari dan Maret kembali meningkat menjadi 25% karena harga
referensi yang sudah berada diatas US$ 1.250/ton, sedangkan untuk tarif Bea
Keluar Kakao masih 10%.
Penerimaan Bea Keluar bulan Agustus 2011 kembali meningkat di banding bulan
sebelumnya, karena volume ekspor CPO yang tinggi dan tarif BK bulan Agustus
menjadi 15%.
2) Internal effort DJBC
Dengan meningkatnya harga minyak dunia, harga CPO dan turunannya yang
menjadi komoditi substitusi minyak menjadi naik. Tingginya harga CPO
dipasaran internasional mendorong tingginya tingkat eksportasi sehingga
menghasilkan Bea Keluar yang cukup tinggi. DJBC diminta untuk meningkatkan
pengawasan yang lebih efektif terhadap lalu lintas komoditi CPO dan
turunannya, berkaitan hal tersebut telah dikeluarkan Surat Edaran Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-2/BC/2011 tanggal 21 Maret 2011 tentang
Optimalisasi Pengawasan Pengangkutan Ekspor dan/atau Antar Pulau, Kelapa
Sawit, CPO, dan Produk Turunannya.
4. Kendala dan Risiko Fiskal dalam Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011
a. Sektor Bea Masuk
1) Konsekuensi Kerjasama Perdagangan Internasional melalui skema FTA (IJ-
EPA, China, Korea, India, AANZ).
2) Fasilitas Pembebasan dan Keringanan BM.
3) Tarif umum BM (MFN) cenderung menurunkan tarif efektif rata-rata BM.
4) Kebijakan non tarif yang berorientasi pada pengendalian barang impor dan
penggunaan produksi dalam negeri.
b. Sektor Cukai
1) Konsisten dengan Road Map Industri Hasil Tembakau.
2) Rencana pemberlakuan PP Pengendalian Tembakau.
3) Antisipasi Ratifikasi FCTC (Framework Convention on Tobacco Control).
4) Antisipasi Pemberlakuan Pajak Rokok.
c. Sektor Bea Keluar
1) Bea Keluar bukan merupakan instrumen penerimaan negara, karena tujuan
penerapan BK adalah untuk mengantisipasi lonjakan harga yang tinggi,
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
22
ketersediaan bahan baku dalam negeri, kelestarian SDA, dan menjaga
kestabilan harga komoditas dalam negeri (Pasal 2A UU Kepabeanan).
2) Harga internasional CPO cenderung fluktuatif, yang berpengaruh pada
penerimaan BK.
5. Strategi dalam Pencapaian Target Penerimaan Tahun 2011
a. Optimalisasi di Bidang Kepabeanan
1) Peningkatan akurasi penelitian nilai pabean dan klasifikasi barang impor dan
peningkatan efektivitas pemeriksaan fisik barang.
2) Optimalisasi fungsi unit pengawasan melalui peningkatan patroli darat dan laut
dan peningkatan pengawasan di daerah perbatasan terutama jalur rawan
penyelundupan dan post audit.
b. Optimalisasi di Bidang Cukai
1) Kenaikan tarif Cukai Hasil Tembakau.
2) Optimalisasi pengawasan peredaran BKC.
3) Pembinaan kepatuhan pengguna jasa terhadap ketentuan di bidang cukai.
4) Penerapan manajemen risiko dalam pelayanan dan pengawasan di bidang
cukai.
c. Peningkatan Sektor Pelayanan
1) Penyempurnaan implementasi Indonesia National Single Windows (INSW),
dalam rangka menyongsong ASEAN Single Windows (ASW).
2) Pelayanan kepabeanan 24 Jam sehari 7 hari seminggu di pelabuhan-
pelabuhan utama.
3) Pengembangan otomatisasi pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai.
4) Transformasi kelembagaan dalam bentuk penetapan Kantor Modern
(2009/2010: 28 Kantor, 2011: 11 Kantor).
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
23
SS BC-2 TINGKAT KEPATUHAN YANG TINGGI DARI PENGGUNA JASA
KEPABEANAN DAN CUKAI
Tingkat kepatuhan yang
tinggi dari pengguna
jasa kepabeanan dan
cukai adalah kepatuhan
dari pengguna jasa
dalam menaati setiap
peraturan di bidang
kepabeanan dan cukai
yang telah ditetapkan.
Capaian sasaran
strategis tingkat
kepatuhan yang tinggi dari pengguna jasa kepabeanan dan cukai pada tahun 2011
sebesar 116,68%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :
BC-2.1 Persentase Cukai Yang Dibayar Tepat Waktu Dibandingkan Dengan
Jumlah Cukai Yang Mendapat Penangguhan Pembayaran
Jumlah cukai yang dibayar tepat waktu adalah jumlah cukai yang harus dibayar
pengusaha pabrik cukai yang diberikan penangguhan pembayaran cukai sebelum
batas waktu penangguhan. Batas waktu penangguhan yaitu 60 (enam puluh) hari sejak
tanggal pengajuan dokumen CK-1.
Jumlah penundaan pembayaran cukai hasil tembakau yang jatuh tempo
sepanjang tahun 2011 hampir seluruhnya telah dilunasi tepat pada waktunya sehingga
presentase capaian pelunasan nilai cukai yang diberikan penundaan untuk tahun 2011
hampir mendekati 100% yaitu sebesar 99,99%. Pada tahun 2011 jumlah cukai yang
diberikan penundaan adalah Rp 67.407,96 milyar dan sebesar Rp 67.405,49 milyar
dibayar tepat waktu.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
24
Tabel 9 :
Realisasi Pelunasan Cukai Yang Mendapat Fasilitas Penangguhan Pembayaran
No Bulan
Jumlah cukai yang diberi
fasilitas penangguhan
pembayaran
Jumlah cukai yang
dilunasi tepat waktu % Capaian
1 Januari Rp5.039.299.610.680 Rp5.038.393.610.680 99,98%
2 Februari 7.803.464.735.610 7.802.960.735.610 99,99%
3 Maret 2.891.835.095.280 2.891.682.995.280 99,99%
4 April 4.584.024.188.980 4.583.813.588.980 99,99%
5 Mei 5.448.801.746.860 5.448.801.746.860 100%
6 Juni 5.076.974.140.300 5.076.974.140.300 100%
7 Juli 6.085.462.087.700 6.085.462.087.700 100%
8 Agustus 6.613.802.463.410 6.613.802.463.410 100%
9 September 6.476.049.002.880 6.475.347.002.880 99,99%
10 Oktober 5.348.961.954.740 5.348.961.954.740 100%
11 November 5.478.673.144.800 5.478.673.144.800 100%
12 Desember 6.560.612.627.480 6.560.612.627.480 100%
Total 67.407.960.798.720 67.405.486.098.720 99,99% Sumber Data: Laporan Pemberian Penundaan Pembayaran Cukai Atas Pemesanan Pita Cukai Hasil Tembakau
(SE-11/BC/2008 tgl 13 Februari 2008) dari KPPBC
Capaian pada tahun 2011 sebesar 99,99% mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan capaian pada tahun 2010 sebesar 99,98%. Perbandingan
capaian IKU dari tahun 2009 s.d. 2011 adalah sebagaimana pada tabel di bawah ini:
Tabel 10 :
Perbandingan Realisasi Pelunasan Cukai Yang Mendapat Fasilitas Penangguhan
Pembayaran 3 Tahun Terakhir
Tahun Jumlah cukai yang diberi
fasilitas penangguhan
pembayaran
Jumlah cukai yang
dilunasi tepat waktu %
Realisasi % Target
2009 50,964,847,076,114 50,948,632,693,164 99,96% 99,99%
2010 57.134.151.344.297 57.125.116.094.297 99,98% 98%
2011 67.407.960.798.720 67.405.486.098.720 99,99% 99%
Upaya yang dilakukan untuk memenuhi pencapaian target tahun 2011 antara
lain dengan memberikan penegasan kepada Kepala KPPBC untuk lebih meningkatkan
ketelitian dalam pemberian penundaan dan pengawasan dalam pelunasan cukai dari
pengusaha hasil tembakau.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
25
BC-2.2 Persentase Penyelesaian Piutang
Piutang adalah piutang yang timbul atas kegiatan di bidang kepabeanan dan
cukai yang dapat berupa Bea Masuk, Bea Keluar, Cukai, Denda Administrasi, Bunga,
PPN, PPnBM, dan PPh Ps 22. Mekanisme penyelesaian piutang dapat berupa :
1) pembayaran/pelunasan;
2) pengalihan piutang pajak ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP);
3) penggunaan kompensasi cukai;
4) penggunaan kompensasi PPN;
5) keputusan Direktur Jenderal atas keberatan;
6) pengajuan banding ke Pengadilan Pajak;
7) pembatalan surat penetapan tagihan karena adanya persetujuan Direktur Jenderal
untuk menambah, mengurangi dan menghapus tagihan dalam surat penetapan;
atau
8) pembatalan surat penetapan tagihan karena adanya persetujuan Direktur Jenderal
untuk mengurangi atau menghapus sanksi administrasi berupa denda.
Untuk tahun 2011, capaian IKU dihitung dengan membandingkan antara jumlah
piutang yang diselesaikan dengan jumlah piutang outstanding (piutang yang belum
dilunasi sampai dengan tanggal Laporan Keuangan) dengan umur kurang atau sama
dengan 3 tahun.
Piutang outstanding (piutang yang belum dilunasi sampai dengan tanggal
Laporan Keuangan) dengan umur lebih dari 3 tahun akan dikeluarkan dari akun
piutang dan dimasukan sebagai akun penyisihan piutang tidak tertagih dengan kategori
piutang macet dengan nilai piutang yang disisihkan sebesar 100% dari total piutang
setelah dikurangi dengan nilai agunan atau nilai barang sitaan.
Pada tahun 2011 telah diselesaikan piutang sebanyak Rp 79.380,66 milyar dari
jumlah piutang yang berumur kurang dari 3 tahun sebanyak Rp 99.944,87 milyar
sehingga capaian tahun 2011 sebesar 79,42% melebihi target yang ditetapkan sebesar
60%.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
26
Tabel 11 :
Realisasi Penyelesaian Piutang
No S.d. Bulan Σ Piutang < 3 Tahun Σ Penyelesaian
Piutang Target
%
Capaian
1 Januari 17.985.398.714.804 5.001.017.043.030 10% 27,81%
2 Februari 23.335.967.451.968 13.099.623.131.568 15% 56,13%
3 Maret 30.035.543.967.124 16.475.185.302.550 17% 54,85%
4 April 35.019.621.892.574 21.151.072.509.623 20% 60,40%
5 Mei 41.894.701.850.866 27.879.594.833.623 24% 66,55%
6 Juni 48.888.021.091.969 33.411.645.623.825 28% 68,34%
7 Juli 56.881.653.717.562 40.921.050.824.735 33% 71,94%
8 Agustus 63.366.438.821.361 48.294.909.704.946 38% 76,22%
9 September 73.419.632.393.041 58.604.759.513.983 44% 79,82%
10 Oktober 80.567.958.991.797 64.911.709.329.438 48% 80,57%
11 November 87.860.935.666.104 70.903.231.059.279 53% 80,70%
12 Desember 99.944.876.935.694 79.380.661.587.021 60% 79,42%
Perbandingan capaian IKU dari tahun 2009 s.d. 2011 adalah sebagaimana
pada tabel di bawah ini:
Tabel 12:
Perbandingan Realisasi Penyelesaian Piutang 3 Tahun Terakhir
Tahun Σ Tagihan yang diterbitkan Σ Tagihan yang diselesaikan % Capaian Target
2009 4.035.511.252.611,59 2.534.476.223.806,16 62,80% 50%
2010 4.519.763.584.690,28 2.656.096.185.537,49 58,77% 55%
2011* 99.944.876.935.694,00 79.380.661.587.021,00 79,42% 60%
* Ket : Jumlah piutang dan penyelesaian tahun 2011 meliputi piutang cukai
Meskipun pada tahun 2011 penyelesaian piutang melebihi target yang telah
ditetapkan, ada beberapa faktor penghambat yang dapat mempengaruhi kinerja
penyelesaian piutang, antara lain:
a. Terkait dengan penatausahaan piutang di tingkat Kantor Pelayanan maupun Kantor
Wilayah, belum dilaksanakan rekonsiliasi baik internal maupun eksternal secara
optimal guna memperoleh data piutang yang valid dan reliable;
b. Terkait proses penagihan aktif terdapat alamat perusahaan dan penanggung bea
cukai yang tidak ditemukan;
c. Terkait dengan piutang yang tidak dapat ditagih, hingga saat ini belum diatur
mekanisme penghapusan piutang dalam hal pailit atau penguasaan asset yang
tidak dapat memenuhi piutang yang harus diselesaikan oleh penanggung bea cukai;
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
27
d. Terkait dengan sumber daya manusia dalam pelaksanan pelaporan data piutang
baik di Kantor Pelayanan maupun Kantor Wilayah perlu dilakukan pelatihan guna
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam penatausahaan piutang;
e. Terkait dengan penerapan Sistim Aplikasi Piutang dan Pengembalian (SAPP) untuk
pelaksanaan pelaporan data piutang belum dapat diterapkan ke seluruh Kantor
Pelayanan dan Kantor Wilayah, hingga saat ini masih dalam tahap uji coba pada
Kantor Pelayanan Utama Tanjung Priok.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka mengoptimalkan kinerja
penyelesaian piutang antara lain :
a. Diberlakukannya Peraturan Direktur Jenderal Nomor P-47/BC/2011 tentang
Pedoman Penatausahaan Piutang di DJBCdan Surat Edaran Direktur Jenderal
Nomor SE-01/BC/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan Piutang;
b. Dalam rangka pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud huruf a di atas telah
dibentuk Tim Piutang berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Bea dan
Cukai Nomor KEP-37/BC/2011 yang memiliki tugas utama untuk melakukan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan penatausahaan piutang di DJBC guna
memperoleh kualitas data piutang yang valid dan reliable;
c. Bahwa salah satu fungsi Tim Piutang sebagaimana dimaksud huruf b di atas adalah
melakukan evaluasi atas penggunaan aplikasi dalam rangka otomasi prosedur
penatausahaan piutang, dimana pengembangan aplikasi oleh DIt. IKC dengan
membuat SAPP yang saat ini sudah dalam tahap uji coba implementasi di KPUBC
Tipe A Tanjung Priok dan selanjutnya akan diterapkan secara bertahap ke beberapa
unit satker sesuai program kerja Dit. IKC dalam tahun 2011.
SS BC-3 TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN YANG TINGGI DARI PENGGUNA
JASA KEPABEANAN DAN CUKAI
Tingkat kepuasan pelayanan yang
tinggi dari pengguna jasa di bidang
kepabeanan dan cukai adalah
kepuasan pengguna jasa terhadap
peningkatan pelayanan di bidang
kepabeanan dan cukai yang
diberikan sehingga diharapkan dapat
mendorong tercapainya pendapatan
yang optimal.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
28
Capaian sasaran strategis tingkat kepuasan pelayanan yang tinggi dari
pengguna jasa di bidang kepabeanan dan cukai pada tahun 2011 sebesar 96,05%.
Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian IKU :
BC-3.1 Indeks Kepuasan Pengguna Layanan
Tingkat kepuasan pengguna jasa atas pelayanan yang diberikan oleh DJBC
diukur melalui Indeks Kepuasan Pengguna Layanan. Indeks diperoleh melalui survey
yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan terhadap pengguna
jasa di tiap unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan dengan memakai jasa
konsultan dari pihak eksternal. Untuk tahun 2011 survei dilakukan oleh Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan dengan menggunakan jasa konsultan dari IPB.
Tabel 13:
Indeks Kepuasan Pengguna Layanan DJBC
Tahun Indeks Kepuasan Target IKU Pelaksana Survey
2011 3,65 3,8
IPB (skala 1-5)
2010
3,72 (skala 1-5) IPB
64,48 62
Haygroup (skala 1-100)
2009 61,5 60
Haygroup (skala 1-100)
Indeks kepuasan pengguna layanan DJBC pada tahun 2011 sebesar 3,65 dari
target yang ditetapkan sebesar 3,8 (skala 1-5). Capaian tersebut mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan indeks kepuasan pengguna layanan yang
diperoleh DJBC pada tahun 2010 sebesar 3,72. Terkait dengan capaian tersebut, hasil
survey pada tahun 2011 akan dijadikan masukan bagi DJBC dalam peningkatan dan
penyempurnaan kualitas layanan yang diberikan kepada pengguna jasa.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
29
SS BC-4 KAJIAN DAN RUMUSAN KEBIJAKAN YANG SELARAS DENGAN KEPENTINGAN NASIONAL, STANDAR INTERNASIONAL, DAN PROSES BISNIS DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI
Rumusan kebijakan adalah hasil dari proses
penelaahan permasalahan di bidang kepabeanan
dan cukai yang didasari pertimbangan kepentingan
nasional dan keselarasan dengan standar
internasional. Harmonisasi adalah suatu proses
kegiatan menyelaraskan peraturan/prosedur di
bidang kepabeanan dan cukai agar menghasilkan
rumusan kebijakan yang tidak overlapping.
Capaian sasaran strategis kajian dan rumusan kebijakan yang selaras dengan
kepentingan nasional, standar internasional, dan proses bisnis di bidang kepabeanan
dan cukai pada tahun 2011 sebesar 161,09%. Capaian tersebut diperoleh dari
pencapaian 3 (tiga) IKU yaitu :
BC-4.1 Persentase Kajian/Telaahan Yang Diselesaikan
Kajian adalah hasil penelaahan atas permasalahan di bidang kepabeanan dan
cukai. Permasalahan di lingkungan DJBC dikategorikan ke dalam:
1) Bidang pelayanan dan penerimaan kepabeanan dan cukai
2) Bidang pengawasan dan penegakan hukum kepabeanan dan cukai
3) Bidang pengembangan kapasitas dan kinerja organisasi.
Capaian IKU ini dihitung dengan membandingkan antara jumlah kajian/telaahan
yang diselesaikan dengan jumlah kajian/telaahan yang direncanakan. Jumlah
kajian/telaahan yang diselesaikan merupakan jumlah kajian/telaahan yang telah
dihasilkan dalam bentuk surat, nota dinas, atau laporan hasil kajian/telaahan dengan
memperhitungkan bobot tahapan penyelesaiannya sebagai berikut :
1) Penyampaian Topik : 15%
2) Pembuatan Outline : 10%
3) Proses Kajian : 60%
4) Penyelesaian dan Penyampaian Kajian : 15%.
Sedangkan jumlah kajian/telaahan yang direncanakan merupakan jumlah
kajian/telaahan yang merupakan rencana program kerja dari para Tenaga Pengkaji di
lingkungan DJBC dalam tahun berjalan.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
30
Target pada tahun 2011 adalah 83,3% dari total 12 kajian atau sekitar 10
kajian. Pada tahun 2011 telah diselesaikan 8 (delapan) kajian (bobot penyelesaian
100%) dan dilaporkan 5 (lima) judul kajian (bobot penyelesaian 85%) sehingga capaian
pada tahun 2011 sebesar 102,08%. Capaian tersebut meningkat jika dibandingkan
dengan capaian pada tahun 2010 dengan jumlah kajian sebanyak 10 kajian dari 12
kajian yang ditargetkan (83,3%). Rincian kajian pada tahun 2011 sebagai berikut :
Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kinerja Organisasi
1. “Strategi optimalisasi peran pimpinan unit dalam pengelolaan Sumber Daya
Manusia untuk Percepatan Transformasi Kelembagaan” (selesai)
2. "Evaluasi Efektivitas Pelayanan Kepabeanan 24 Jam per hari dan 7 Hari per
minggu di KPU Tipe A Tanjung Priok, KPPBC Tipe Madya Pabean Tg. Perak,
Belawan, dan Makassar“ (selesai)
3. "Assessment Budaya Organisasi dengan Menggunakan Metode Competing Value
Framework-Studi Kasus KPPBC Tipe A3 Mataram, KPM Tangerang, dan PSO Tg.
Priok" (selesai)
4. “Hubungan antara Budaya Organisasi, Kepuasan Pegawai, Komitmen dan Kinerja
Pegawai dan/atau Kinerja Organisasi dengan Metode Partial Least Square Path
Modelling” (selesai).
Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Kepabeanan dan Cukai
1. Kajian mengenai "Reviu Fasilitas Kawasan Berikat pada Industri Sawit" (selesai)
2. Kajian mengenai "Analisis Posisi Indonesia Terkait Free Trade Agreement“
(selesai)
3. Topik Kajian mengenai “Pencegahan Penyalahgunaan Jalur Hijau”
4. Topik Kajian mengenai “Pengamanan identitas importir jalur hijau dari
penyalahgunaan identitas oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab”
5. Topik Kajian mengenai “Integrasi profiling pengguna usaha sebagai modal utama
penerapan pelayanan berbasis risiko”.
Tenaga Pengkaji Bidang Pelayanan dan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai
1. Kajian mengenai “Pelayanan dan Pengawasan Lalu Lintas Barang Melalui
Perbatasan Darat. Studi Kasus: Perbatasan Darat Nanga Badau”(selesai)
2. Kajian mengenai “Pajak Rokok, Cukai, dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau” (selesai)
3. Topik Kajian mengenai “Sistem monitoring penerimaan DJBC”
4. Topik Kajian mengenai “Optimalisasi Pemeriksaan Pabean Melalui Efisiensi dan
Efektivitas Pemeriksaan Fisik”.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
31
BC-4.2 Persentase Penyelesaian Perancangan Dan Legalisasi Peraturan
Pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai
Persentase penyelesaian perancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan
UU Kepabeanan dan UU Cukai adalah perbandingan antara jumlah penyelesaian
rancangan dan legalisasi peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai yang
selesai dibuat dibandingkan dengan target yang direncanakan. Rancangan adalah
konsep peraturan yang telah final pembahasannya di DJBC dan telah diajukan ke
Kementerian Keuangan untuk diproses lebih lanjut. Sedangkan legalisasi adalah
peraturan yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang baik Direktur Jenderal,
Menteri Keuangan atau Pejabat lain yang berwenang.
Target pada tahun 2011 direncanakan akan diselesaikan sebanyak 31
rancangan dan legalisasi peraturan. Pada tahun 2011 telah diselesaikan sebanyak 43
peraturan dan rancangan peraturan (1 Peraturan Menteri Keuangan, 10 Rancangan
Peraturan Menteri Keuangan, 10 Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, 10
Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, 4 Keputusan Direktur Jenderal
Bea dan Cukai, 2 Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai, dan 6 Surat Edaran
Direktur Jenderal Bea dan Cukai) dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 14:
Data Rancangan dan Legalisasi Peraturan
No Periode Realisasi
1 Januari dan
Februari
a. RPDJBC tentang Tata laksana pemberitahuan manifest kedatangan sarana pengangkut & manifest keberangkatan sarana pengangkut dalam rangka pengangkutan barang impor dan barang ekspor ke dan dari kawasan pabean atau kawasan pelayanan pabean terpadu
b. RPDJBC tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan c. RPDJBC tentang Tatalaksana Pemberian PPNDTP atas impor barang untuk barang usaha hulu eksplorasi minyak dan gas bumi serta kegiatan usaha eksplorasi panas bumi untuk tahun anggaran 2011
d. RPMK tentang Registrasi Kepabeanan e. SE Dirjen tentang Komunikasi dan Publikasi di Lingkungan DJBC f. RPDJBC tentang Sertifikasi Auditor g. RPDJBC tentang Audit h. RPDJBC tentang Tatacara pengajuan dan penyelesaian keberatan di bidang kepabeanan
i. RPMK tentang Penagihan Cukai. 2 Maret a. SE Dirjen tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan Piutang
b. Kepdirjen tentang Pelimpahan wewenang kepada Direktur Teknis Kepabeanan, Direktur Fasilitas, Direktur PPKC, Kepala KPU BC, dan Kepala KPPBC untuk dan atas nama Dirjen, membuat dan menandatangani Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Atas Nama Menteri Tentang Pemberian Izin Penggunaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan
c. RPDJBC tentang Tata Cara Pendirian dan Tatalaksana Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Kawasan Berikat
d. INS DJBC tentang Peningkatan Integritas Pegawai dan Kepatuhan Pengguna Jasa dalam kegiatan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
32
No Periode Realisasi
e. RPDJBC tentang Penyampaian secara Penuh (Mandatory) Peralihan Pelayanan dan PengawasanKITE dari Kantor Wilayah DJBC Jakarta ke Kanwil DJBC Banten
f. RPMK tentang Penyelesaian Terhadap Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai, Barang Yang Dikuasai Negara, dan Barang Yang Menjadi Milik Negara.
3 April a. Peraturan Menteri Keuangan nomor 24/PMK.04/2011, tentang Tatacara Penagihan di Bidang Cukai
b. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-7/BC/2011, tentang Tatacara pemungutan cukai etil alkohol, MMEA, dan Konsentrat Mengandung EA
c. Penyampaian Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Impor Sementara d. Penyampaian Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai
e. SE-5/BC/2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
f. Instruksi Direktur Jenderal nomor INS-3/BC/2011, tentang Penelitian Dalam Rangka Pemberian Izin Penggunaan Jaminan Perusahaan (Coorporate Guarantee).
4 Mei a. Penyampaian Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.04/2007 Tentang Ketentuan Kepabeanan di Bidang Ekspor
b. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-66/BC/2011 (Perubahan KEP-33/BC/2010 Tentang Pelimpahan Wewenang Untuk dan Atas Nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai Membuat dan Menandatangani Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Cukai, Kepala Kantor Wilayah DJBC, Kepala KPU BC, dan Kepala KPPBC
c. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-71/BC/2011 tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Direktur Teknis Kepabeanan, Direktur Audit, Kepala Kanwil DJBC dan Kepala KPU BC Untuk dan Atas Nama Dirjen Bea dan Cukai Membuat dan Menandatangani Surat Penetapan Kembali Perhitungan Bea Keluar
d. PER-18/BC/2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-2/BC/2011 tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan
e. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 4/BC/2011 tentang Pengawasan MMEA Tradisional sebagai BKC yang tidak dipungut cukai.
5 Juni Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor PER-23/BC/2011, tentang Tatacara Rekonsiliasi Penerimaan Pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
6 Juli Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, Serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai.
7 Agustus Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.04/2009 tentang Penundaan Pembayaran Cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir Barang Kena Cukai yang melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pelekatan Pita Cukai.
8 September Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Perubahan Kedua Peraturan Direktur Jenderal Nomor: 22/BC/2009 tentang Pemberitahuan Pabean Impor.
9 Oktober Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Premi. 10 November Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Audit Kepabeanan dan Audit
Cukai. 11 Desember a. Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Tata Cara
Pangangsuran dan penyelesaian permohonan pembayaran tagihan utang cukai yang tidak dibayar pada waktunya, kekurangan cukai, dan/atau sanksi administrasi.
b. PER-19/BC/2011 tentang Pemindahlekatan Pita Cukai Hasil Tembakau; c. PER-20/BC/2011 tentang Pemindahlekatan Pita Cukai MMEA; d. PER-48/BC/2011 tentang Desain Pita Cukai Hasil Tembakau dan Minuman
Mengandung Etil Alkohol; e. PER-49/BC/2011 tentang Penyediaan dan Pemesanan Pita Cukai; f. PER-52/BC/2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permohonan
Pengangsuran Pembayaran Tagihan Utang Cukai yang Tidak Dibayar pada Waktunya, Kekurangan Cukai, dan / atau Sanksi Administrasi Berupa Denda di Bidang Cukai;
g. PER-53/BC/2011 tentang Tata Cara Tidak Dipungut Cukai;
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
33
No Periode Realisasi
h. PER-54/BC/2011 tentang Tata Cara Penimbunan, Pemasukan, Pengeluaran, dan Pengangkutan Barang Kena Cukai;
i. KEP-33/BC/2011 tentang Pembentukan Panitia Penghapusan Pita Cukai yang Sudah Tidak Terpakai pada Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea danCukai;
j. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor SE-14/BC/2011 tentang Pelayanan Pita Cukai Terkait Pergantian Tahun Anggaran;
k. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai nomor SE-15/BC/2011 tentang Perbaikan Data pada Sistem Aplikasi Cukai Sentralisasi (SAC-S) Hasil Tembakau.
Capaian pada tahun 2011 sebanyak 43 rancangan dan legalisasi peraturan
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2010 sebanyak 58
rancangan dan legalisasi peraturan. Berikut perbandingan capaian tahun 2010 dan
2011 :
Tabel 15:
Perbandingan Penyelesaian Rancangan dan Legalisasi Peraturan
Tahun Jumlah
Penyelesaian Rincian Rencana % Capaian Target
2010 58 1 PP, 25 RPMK, 29
RPDJBC, 1 KEPDJBC, 1 SE, dan 1 INS
44 131% 75%
2011 43
1 PMK, 10 RPMK, 10 PerDirjen, 10 RPDJ,
4 Kepdirjen, 2 Instruksi, dan 6 SE
DJBC
31 138,71% 75%
BC-4.3 Persentase Rumusan Kebijakan Kerjasama Internasional Di Bidang
Kepabeanan Yang Sesuai Dengan Standar Internasional
Rumusan kebijakan kerjasama internasional di bidang kepabeanan yang sesuai
dengan standar internasional adalah rumusan yang berisi kajian atas inisiatif
kerjasama internasional di bidang kepabeanan ataupun berupa tindak lanjut kerjasama
internasional. Rumusan dimaksud dapat berupa posisi DJBC baik menyetujui ataupun
mempertimbangkan inisiatif kerjasama internasional di bidang kepabeanan maupun
berupa tindak lanjut kerjasama internasional.
Capaian IKU ini dihitung dengan membandingkan antara rumusan kebijakan
yang dihasilkan dengan rencana rumusan kebijakan yang akan dibuat. Rencana
rumusan yang diselesaikan pada tahun 2011 sebanyak 7 (tujuh) rumusan, s.d. bulan
Desember 2011 telah terealisasi sebanyak 9 (sembilan) rumusan sebagai berikut:
1. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat Direktur Jenderal kepada Menteri
Keuangan dan Korea Customs Service (KCS) tentang Posisi Indonesia dan Agenda
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
34
Pertemuan serta Agreed Minutes dalam the 1st Bilateral Meeting antara DJBC dan
KCS.
2. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Position Paper dari Direktur Jenderal kepada
PTRI Jenewa dan Kementerian Perdagangan pada Sidang Negotiating Group on
Trade Facilitation (NGTF) antara:
a. Position Paper DJBC atas Komunikasi China Terkait Draft Terbaru Post
Clearance Audit / Customs Audit
b. Position Paper DJBC atas Draft Consolidated Text Negotiating Group on Trade
Facilitation revisi ke-7 (TN/TF/W/165/rev.7).
3. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri
Keuangan mengenai Rencana Penandatanganan draft Protocol 2 tentang
Designated of Frontier Post dan Protocol 7 tentang The ASEAN Customs Transit
System (ACTS).
4. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat Direktur Jenderal kepada Mr. Arjun
Goswami, Director of Regional Cooperation and Operations Coordination Division of
Southeast Asia Department of ADB mengenai Survey on Rate of Errors/Ommisions
by Private Sector in BIMP-EAGA Priority Entry Points.
5. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri
Keuangan mengenai Usulan Posisi Nasional atas Rencana Pemberlakuan Skema
Self Certification.
6. Rumusan kebijakan terkait kerja sama regional di tingkat APEC berbentuk surat dari
Direktur Jenderal kepada Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri RI
mengenai Masukan dan usulan DJBC untuk posisi nasional atas APEC Self
Certification dan FTA terkait Skema APEC.
7. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Direktur
Jenderal Kerja sama Perdagangan Internasional mengenai Penyampaian kesiapan
DJBC dalam Implementasi Second Protocol to Amend the Agreement on Trade in
Goods of the Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation
ASEAN-China.
8. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Menteri
Keuangan mengenai Laporan Perkembangan Rencana Penerapan Skema Self
Certification dalam Kerangka ASEAN Trade In Goods (ATIGA).
9. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari Direktur Jenderal kepada Direktur
Jenderal Kerja sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan
mengenai Pembahasan materi ROO untuk menghadapi perundingan IE-CEPA
putaran ke - 4.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
35
Walaupun secara keseluruhan capaian IKU rumusan kebijakan kerjasama
internasional pada tahun 2011 telah melampaui target yang telah ditetapkan. Namun
dalam pencapaian target terdapat kendala yang dihadapi yaitu rumusan kebijakan
yang dihasilkan tidak seluruhnya sesuai dengan yang direncanakan karena adanya
perubahan isu kerja sama internasional yang harus diprioritaskan untuk diselesaikan.
Oleh karena itu capaian rumusan kebijakan tersebut diperluas, yang juga mencakup
seluruh rumusan kebijakan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan yang dicapai
pada tahun 2011.
Capaian pada tahun 2011 sebanyak 9 rumusan dari 7 rumusan kebijakan yang
direncanakan meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun 2010 sebanyak 3
rumusan dari 4 rumusan yang direncanakan. Berikut perbandingan capaian tahun
2010 dan 2011 :
Tabel 16:
Perbandingan Penyelesaian Rumusan Kebijakan Kerjasama Internasional
di Bidang Kepabeanan
Tahun Jumlah
Penyelesaian Rencana % Capaian Target
2010 3 4 75% 75%
2011 9 7 128,57% 75%
SS BC-5 PELAYANAN PRIMA DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI
Pelayanan prima di bidang
kepabeanan dan cukai
adalah pelaksanaan tugas
pelayanan di bidang
kepabeanan dan cukai
dengan mengutamakan
kepentingan pengguna
layanan (stakeholder) dan
mengacu kepada standar
waktu layanan. Capaian
sasaran strategis pelayanan prima di bidang kepabeanan dan cukai pada tahun 2011
sebesar 109,29%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
36
BC-5.1 Rata-Rata Persentase Realisasi Dari Janji Layanan Unggulan
Janji layanan unggulan adalah standar prosedur operasi yang disusun dan
diimplementasikan dalam rangka pelayanan kepada pihak eksternal dengan limit waktu
tertentu berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/KMK/2010 tentang
Standar Prosedur Operasi Layanan Unggulan Kementerian Keuangan.
Pada tahun 2011 capaian IKU Janji Layanan Unggulan DJBC diukur dari 6
(enam) jenis layanan yaitu Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai MMEA Asal
Impor (P3C MMEA), Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur MITA
Prioritas, Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk Dipakai Jalur Hijau, Pelayanan
Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan Awal Secara
Elektronik, Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C)
Pengajuan Tambahan Secara Elektronik, Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil
Tembakau (CK-1) Secara Elektronik.
Data capaian kinerja janji layanan unggulan untuk tahun 2011 sebagaimana
tabel di bawah ini :
Tabel 17 :
Capaian Kinerja Layanan Unggulan
No Janji layanan unggulan PIC
S.d. Bulan Desember
Jumlah
Dokumen
Memenuhi Target
Dokumen %
1 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita
Cukai MMEA Asal Impor (P3C MMEA)
[11 (sebelas) hari kerja]
Dit. Cukai
203 203 100,00%
2 Pelayanan Penyelesaian Barang Impor
untuk Dipakai Jalur MITA Prioritas
[20 (dua puluh) menit]
KPU Priok
109593 109589 99,996%
3 Pelayanan Penyelesaian Barang Impor
untuk Dipakai Jalur Hijau
[30 (tiga puluh) menit]
242116 242099 99,993%
4 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita
Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan
Awal Secara Elektronik
[1 (satu) jam]
KPPBC
Kudus
1342 1341 99,925%
5 Pelayanan Permohonan Penyediaan Pita
Cukai Hasil Tembakau (P3C) Pengajuan
Tambahan Secara Elektronik [1 (satu)
jam]
849 849 100,00%
6 Pelayanan Pemesanan Pita Cukai Hasil
Tembakau (CK-1) Secara Elektronik [20
(dua puluh) menit]
7217 7188 99,598%
TOTAL 361.320 361.269 99,92%
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
37
Sampai dengan bulan Desember 2011 capaian untuk janji layanan unggulan
secara keseluruhan adalah sebesar 99,92% dari target yang ditetapkan sebesar 100%.
Dari data capaian tersebut jumlah dokumen yang tidak mencapai target waktu janji
layanan adalah 51 dari total 361.320 dokumen (0,01%).
Faktor penyebab tidak tercapainya beberapa dokumen sesuai janji layanan
antara lain disebabkan oleh :
a. Faktor yang di luar kontrol DJBC yaitu diperlukannya waktu untuk menunggu
konfirmasi dari pihak bank pada saat verifikasi dokumen di mana hal tersebut di luar
jangkauan sistem Bea dan Cukai;
b. Pemeliharaan server yang dilakukan secara rutin yang mengharuskan server untuk
dimatikan;
c. Adanya perbaikan/pergantian hardware sistem yang rutin maupun dalam hal force
majeure.
Langkah-langkah yang sudah dilakukan untuk mengoptimalkan capaian kinerja
layanan unggulan yaitu :
a. Meningkatkan koordinasi internal antara unit yang mempunyai tugas di bidang IT
dengan Kantor Pelayanan;
b. Melakukan pembinaan secara personal kepada para pegawai untuk mencegah
terhambatnya pelayanan terhadap dokumen.
BC-5.2 Persentase Realisasi Dari Janji Layanan Pendukung
Realisasi dari janji pelayanan yang tepat waktu selain layanan unggulan yang
diukur oleh DJBC pada tahun 2011 adalah Janji Layanan Pendukung. Janji layanan
pendukung adalah standar prosedur operasi yang disusun dan diimplementasikan
dalam rangka pelayanan kepada pihak eksternal dengan limit waktu tertentu
berdasarkan Standar Operasi Prosedur (Standard Operating Procedure) yang
ditetapkan oleh masing-masing unit pemberi layanan.
Capaian janji layanan pendukung diukur dari 7 (tujuh) jenis layanan yaitu
Pelayanan Ekspor, Pelayanan PEC (Pre Entry Classification)/PKSI, Pelayanan
Penggunaan tarif dalam rangka USDFS, Pelayanan Pemberian Pembebasan BM atas
Impor Barang Kiriman Hadiah/Hibah untuk Keperluan Ibadah untuk Umum, Amal,
Sosial, Kebudayaan, atau untuk Kepentingan Penanggulangan Bencana Alam,
Pelayanan Pembebasan BM atas Impor Barang untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi serta Panas Bumi, Pelayanan Pemberian Perijinan Kawasan Berikat
(KB), Pelayanan Registrasi Kepabeanan.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
38
Data capaian kinerja janji layanan pendukung pada tahun 2011 sebagaimana
tabel di bawah ini :
Tabel 18 :
Capaian Kinerja Layanan Pendukung
No Janji layanan pendukung PIC
S.d. Bulan Desember
Jumlah
Dokumen
Memenuhi Target
Dokumen %
1 Pelayanan Ekspor [1 (satu) jam] KPU Priok 680071 679334 99,89%
2 Pelayanan PEC / PKSI
Dit. Teknis
172 149 86,63%
Standar waktu penetapan klasifikasi barang :
a. 1-5 item barang : 7 hari kerja
b. 5- 10 item barang : 10 hari kerja
c. > 10 item barang : Sesuai kebutuhan
3 Pelayanan Penggunaan tarif dalam rangka
USDFS dengan standar waktu [5 (lima) hari
kerja]
102 96 94,12%
4 Pelayanan Pemberian Pembebasan BM atas
Impor Barang Kiriman Hadiah/Hibah untuk
Keperluan Ibadah untuk Umum, Amal, Sosial,
Kebudayaan, atau untuk Kepentingan
Penanggulangan Bencana Alam
Dit. Fasilitas
37 35 94,59%
[14 (empat belas) hari kerja]
5 Pelayanan Pembebasan BM atas Impor
Barang untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi serta Panas Bumi [14 (empat
belas) hari kerja]
105 105 100,00%
6 Pelayanan Pemberian Perijinan Kawasan
Berikat (KB) [30 (tiga puluh) hari kerja] 169 169 100,00%
7 Pelayanan Registrasi Kepabeanan
Dit. IKC 35897 32016 89,19% Batas waktu yang berlaku saat ini : adalah 45
hari untuk registrasi PPJK/P-22/BC/2007 dan
30 hari untuk registrasi importir / P-
34/BC/2007.
TOTAL 94,92%
Sampai dengan bulan Desember 2011 capaian untuk janji layanan pendukung
secara keseluruhan adalah sebesar 94,92% dari target yang ditetapkan sebesar 80%.
Meskipun secara keseluruhan realisasi janji pelayanan pendukung telah memenuhi
target yang telah ditetapkan, akan tetapi masih ada beberapa kendala yang dihadapi
dalam pencapaian janji pelayanan khususnya di Direktorat Teknis Kepabeanan yaitu :
a. Jumlah barang yang diminta penetapan cukup banyak dan terkadang data yg
diajukan oleh pemangku kepentingan belum lengkap;
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
39
b. Belum adanya database analisa terhadap barang yang diajukan Penetapan
Klasifikasi Barang Sebelum Impor (PKSI) maupun USDFS
Saat ini dalam menetapkan klasifikasi barang masih ada kemungkinan pegawai
tidak sesuai penetapannya / tidak konsisten dengan hasil penetapan yang lalu untuk
barang yang sama, karena belum lengkapnya database mengenai Penetapan
Klasifikasi Sebelum Impor.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menindaklanjuti kendala yang dihadapi
dalam pencapaian target pada tahun 2011 yaitu :
a. Penegasan persyaratan untuk permohonan penetapan nilai pabean dan klasifikasi
barang, agar berkas pengajuan diterima oleh petugas dalam keadaan data telah
lengkap dan benar;
b. Pada tahun 2011 sudah disusun database PKSI namun belum termasuk
hasil/proses analisa identifikasi dan klasifikasi dari pemeriksa dan pada tahun 2012
direncanakan akan dibuat database USDFS
Diharapkan dengan penyusunan database tersebut dapat menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas dan menjamin konsistensi pegawai dalam menetapkan
klasifikasi barang.
SS BC-6 EDUKASI YANG EFEKTIF KEPADA MASYARAKAT DAN PELAKU
EKONOMI
Edukasi kepada
masyarakat dan pelaku
ekonomi bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman
masyarakat dan pelaku
ekonomi atas peraturan
dan perundang-undangan
yang berlaku di bidang
kepabeanan dan cukai
yang pada akhirnya akan memperlancar proses pelayanan di bidang kepabeanan dan
cukai.
Capaian sasaran strategis edukasi yang efektif kepada masyarakat dan pelaku
ekonomi pada tahun 2011 sebesar 115,51%. Capaian tersebut diperoleh dari
pencapaian IKU :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
40
BC-6.1 Tingkat Efektivitas Edukasi Dan Komunikasi
Efektivitas edukasi dan komunikasi merupakan bentuk pengukuran tingkat
keberhasilan peserta (stakeholders) dalam hal pemahaman substansi/materi yang
disampaikan melalui pelatihan/sosialisasi yang dilaksanakan. Penilaian efektivitas
edukasi dan komunikasi didasarkan pada sebaran kuesioner terhadap peserta
sosialisasi. Objek penilaian dalam kuesioner meliputi 6 (enam) objek yaitu:
1) Materi yang disampaikan lengkap dan komprehensif;
2) Materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan;
3) Penyaji menguasai materi yang disampaikan;
4) Penyaji dapat menyampaikan materi dengan baik;
5) Tempat, sarana, dan prasarana memadai;
6) Secara umum sosialisasi ini sudah efektif.
Survey yang dilakukan tersebut untuk mengukur Indeks Efektivitas Edukasi dan
Komunikasi dalam skala 1-100, dengan keterangan sebagai berikut :
� 0 ≤ x ≤ 20 = tidak efektif
� 20 < x ≤ 40 = kurang efektif
� 40 < x ≤ 60 = cukup efektif
� 60 < x ≤ 80 = efektif
� 80 < x ≤ 100 = sangat efektif.
Tabel 19 :
Data Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi Per Bulan
No Periode
Pelaporan
Jumlah Kegiatan Edukasi
dan Komunikasi Yang
Dilakukan
Rata2 Indeks Efektivitas
Edukasi dan Komunikasi
(skala 1-100)
1 Januari 7 76,74
2 Februari 9 76,79
3 Maret 4 77.98
4 April 3 81,82
5 Mei 1 87,41
6 Juni 12 80,78
7 Juli 2 84,25
8 Agustus 1 81,39
9 September - -
10 Oktober 9 81,57
11 November 7 80,71
12 Desember 1 79,98
Total s.d. Desember 56 80,86
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
41
Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi pada tahun 2011 sebesar 80,86
telah melebihi target yang ditetapkan sebesar 70. Namun jika dibandingkan dengan
capaian pada tahun 2010 sebesar 82,85 mengalami penurunan. Walaupun demikian
persepsi kumulatif (rata-rata) stakeholder terhadap efektifitas edukasi dan komunikasi
yang dilaksanakan oleh DJBC untuk sosialisasi pada tahun 2011 menunjukkan bahwa
secara umum sosialisasi yang dilaksanakan SANGAT EFEKTIF. Perbandingan
capaian IKU dari tahun 2010 s.d. 2011 adalah sebagaimana pada tabel di bawah ini:
Tabel 20 :
Perbandingan Capaian IKU Indeks Efektivitas Edukasi dan Komunikasi
Tahun Rata-rata Indeks (skala 1-100)
Target
2010 82,85 60
2011 80,86 70
SS BC-7 KEGIATAN PENINDAKAN DAN PENYIDIKAN DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI YANG EFEKTIF DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Penindakan di bidang
kepabeanan dan cukai
adalah kegiatan
pengawasan yang
dilakukan dalam rangka
memastikan dipenuhinya
ketentuan peraturan
perundang-undangan di
bidang kepabeanan dan
cukai.
Penyidikan merupakan tindak lanjut temuan kegiatan penindakan yang mempunyai
indikasi pelanggaran tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai.
Capaian sasaran strategis kegiatan penindakan dan penyidikan di bidang
kepabeanan dan cukai yang efektif dalam rangka optimalisasi penerimaan dan
perlindungan masyarakat pada tahun 2011 sebesar 156,63%. Capaian tersebut
diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
42
BC-7.1 Persentase Hasil Penyidikan Yang Dinyatakan Lengkap Oleh Kejaksaan (P21)
Pada tahun 2011 indikator pengukuran akurasi penyidikan kasus tindak pidana
kepabeanan dan cukai mengalami perubahan jika dibandingkan dengan indikator pada
tahun 2009 dan 2010 yang mengukur sampai dengan tahap penyerahan berkas ke
Kejaksaan (P-19 dan P-21).
Capaian kinerja untuk tahun 2011 diperoleh dengan membandingkan jumlah
Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang merupakan bukti telah
dimulainya penyidikan oleh PPNS DJBC dengan jumlah berkas perkara yang telah P-
21 (P21 adalah dokumen instansi kejaksaan sebagai penilaian kelengkapan
penyidikan yang dilakukan penyidik DJBC). Berikut perbandingan capaian dari tahun
2009 s.d 2011 :
Tabel 21:
Perbandingan Capaian IKU P21 Selama 3 Tahun Terakhir
Tahun ∑ PDP P-21 &
P-19 % Target
2009 222 162 72.97% 40%
2010 184 138 75% 50%
2011 121 96 79,34% 50%
Pada tahun 2011, penyidikan tindak pidana di bidang kepabeanan dan cukai
yang dinyatakan lengkap oleh Kejaksaan ditargetkan sebesar 50%. Sampai dengan
bulan Desember 2011 realisasinya telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu
sebesar 79,34%, sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
43
Tabel 22:
Capaian IKU P21
No Kantor S.d. Desember
Target 2011 ∑ PDP P-21 %
1 Direktorat P2 6 5 83,33
50%
2 NAD 1 0 0
3 Sumut 17 15 88,24
4 Riau & Sumbar 2 1 0
5 Khusus Kepri 20 16 80
6 Sumbagsel 1 1 100
7 Banten 5 2 40
8 Jakarta 11 11 100
9 Jabar 2 1 50
10 Jateng & DIY 10 8 80
11 Jatim I 6 4 66,67
12 Jatim II 11 9 81,82
50%
13 Bali, NTB & NTT 4 2 50
14 Kalbagbar 6 6 100
15 Kalbagtim 3 0 0
16 Sulawesi 5 4 80
17 MPP 1 1 100
18 KPU Batam 1 1 100
19 KPU Tg. Priok 9 9 100
TOTAL 121 96 79,34
Kegiatan penyidikan pada tahun 2011 mencapai 121 kasus. Dari 121 kasus
yang dilakukan penyidikan, 96 kasus telah diserahkan ke kejaksaan dengan status P-
21. Berikut rincian dari 121 kasus tersebut :
� penyidikan tindak pidana kepabeanan sebanyak 69 kasus, dengan rincian :
- 54 kasus telah dinyatakan lengkap oleh JPU (P-21),
- 1 kasus penghentian penyidikan (SP3),
- 4 kasus dinyatakan belum lengkap (P-19),
- 2 kasus pengiriman berkas perkara (Tahap I) dan
- 8 kasus dalam proses pemeriksaan.
� penyidikan tindak pidana cukai sebanyak 52 kasus, dengan rincian :
- 42 kasus telah dinyatakan lengkap oleh JPU (P-21),
- 1 kasus dinyatakan belum lengkap (P-19),
- 2 kasus pengiriman berkas perkara (Tahap I) dan
- 7 kasus dalam proses pemeriksaan.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
44
Walaupun pada tahun 2011 capaian IKU ini dapat melampaui target yang
ditetapkan. Akan tetapi dalam pelaksanaan penyidikan terdapat beberapa kendala
yang dihadapi yang mana kendala-kendala tersebut akan sangat berpotensi
menghambat kinerja proses penyidikan pada tahun-tahun mendatang yaitu :
1. Kurangnya tenaga PPNS DJBC yang terampil, yang antara lain disebabkan karena :
a. Pihak Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) sebagai satu-satunya institusi yang
memiliki wewenang menyelenggarakan pendidikan PPNS tidak lagi membuka
kesempatan bagi DJBC untuk mengirimkan pegawainya mengikuti Diklat PPNS.
Hal ini disebabkan karena POLRI berpendapat bahwa dalam proses
pemberkasan perkara suatu kasus DJBC harus bekoordinasi dengan POLRI dan
tidak boleh langsung ke Kejaksaan. Sedangkan selama ini proses yang berjalan
adalah DJBC langsung berkoordinasi dengan kejaksaan dan hal ini juga
didukung oleh pihak kejaksaan itu sendiri yang menegaskan bahwa perkara
terkait kepabeanan dan cukai dapat langsung ke kejaksaan.
b. Adanya perubahan persyaratan administrasi untuk mengikuit pendidikan PPNS
yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM, yang mempersyaratkan
calon peserta diklat PPNS dengan pangkat minimal III/a dan telah memiliki ijazah
S1.
2. Jumlah penyidik yang relatif sedikit, khususnya untuk kualifikasi Pelaksana. Banyak
Penyidik yang telah menduduki jabatan Struktural serta telah tersebar ke seluruh
Indonesia serta penyebaran tenaga PPNS yang tidak merata dan proporsional
dengan beban penyidikan pada masing-masing kantor DJBC.
3. Belum adanya kesepahaman dengan instansi penegak hukum lain di beberapa
daerah berkaitan dengan pelaksanaan penegakan hukum Kepabeanan dan Cukai.
BC-7.2 Persentase Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai
IKU ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan penindakan pelanggaran
kepabeanan dan cukai. Pelanggaran merupakan pelanggaran di bidang kepabeanan
dan cukai yang dilakukan penindakan oleh petugas bea dan cukai. Temuan
pelanggaran merupakan temuan pelanggaran di bidang kepabeanan dan cukai yang
mengakibatkan sanksi administrasi, penetapan barang dikuasai negara atau barang
milik negara, rekomendasi audit dan penyidikan, dan/atau diserahkan kepada instansi
terkait.
Jumlah penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai di seluruh Indonesia
dari bulan Januari s.d Desember 2011 sebanyak 3.378 kasus dan yang menghasilkan
temuan sebanyak 2.851 kasus, sehingga tingkat capaiannya sebesar 84,40%.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
45
Tabel 23:
Capaian IKU Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai
NO Kantor Jumlah Penin dakan
Menghasilkan Temuan
Jumlah Tindak Lanjut Temuan Hasil Penindakan %
Capaian Target
SA BDN atau BMN
Audit Penyidikan
Pelimpahan ke Intansi lain Terkait
1 Direktorat P2 44 24 4 5 0 15 0 54,55%
55%
2 NAD 11 10 1 6 0 1 2 90,91% 3 Sumut 335 248 136 51 0 32 29 74,03% 4 Riau dan Sumbar 70 39 3 26 0 2 8 55,71% 5 Kepulauan Riau 24 14 0 0 0 14 0 58,33% 6 Sumbagsel 68 60 8 45 0 5 2 88,24% 7 Banten 434 407 27 291 0 4 85 93,78% 8 Jakarta 157 156 12 140 0 3 1 99,36% 9 Jawa Barat 343 266 64 189 0 0 13 77,55%
55%
10 Jateng dan DIY 317 289 23 236 1 15 14 91,17% 11 Jawa Timur I 296 234 91 129 0 5 9 79,05% 12 Jawa Timur II 205 190 143 25 0 22 0 92,68% 13 Bali, NTB, dan NTT 173 144 72 50 0 10 12 83,24% 14 Kalbagbar 89 72 3 22 0 2 45 80,90% 15 Kalbagtim 102 86 19 60 0 2 5 84,31% 16 Sulawesi 66 60 4 48 0 6 2 90,91% 17 MPP 8 8 4 0 0 2 2 100,00% 18 KPU Batam 101 86 17 44 0 13 12 85,15% 19 KPUTg. Priok 535 458 167 87 1 177 26 85,61%
Total 3378 2851 798 1454 2 330 267 84,40%
Capaian pada tahun 2011 sebesar 84,40% meningkat jika dibandingkan
dengan capaian tahun 2010 sebesar 67,20%. Berikut perbandingan capaian tahun
2010 dan 2011 :
Tabel 24:
Perbandingan Capaian IKU Temuan Pelanggaran Kepabeanan dan Cukai
2 Tahun Terakhir
Tahun ∑ Penin dakan
∑ Temuan
∑ Tindak Lanjut Temuan %
Capaian Target
SA BDN atau BMN
Audit Penyidikan Pelimpahan ke Intansi lain Terkait
2010 3.680 2.473 715 1.254 0 260 244 67,20% 50%
2011 3.378 2.851 798 1.454 2 330 267 84,40% 55%
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
46
Program kerja yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 dalam rangka
meningkatkan tingkat keberhasilan penindakan pelanggaran kepabeanan dan cukai
antara lain :
1. Melakukan asistensi kegiatan penindakan di bidang kepabeanan dan cukai pada
beberapa kantor seperti Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau, Kanwil DJBC Jawa
Tengah dan D.I. Yogyakarta, Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Barat,
Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Timur, Kantor Wilayah DJBC Sulawesi,
KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung, KPPBC Tipe B Bojonegoro;
2. Melakukan pengolahan data laporan penindakan dan perkembangan penanganan
perkara dari Kantor Wilayah DJBC, Kantor Pelayanan Utama DJBC dan KPPBC.
SS BC-8 KEGIATAN AUDIT KEPABEANAN DAN CUKAI YANG EFEKTIF
Kegiatan audit di bidang kepabeanan dan cukai
yang dilakukan secara efektif diharapkan dapat
mencegah tax evasion dan meningkatkan
kepatuhan wajib kepabeanan dan cukai. Capaian
sasaran strategis kegiatan audit kepabeanan dan
cukai yang efektif pada tahun 2011 sebesar
153,82%. Capaian tersebut diperoleh dari
pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :
BC-8.1 Jumlah Laporan Hasil Audit Yang Diselesaikan
Laporan Hasil Audit (LHA) adalah laporan atas kegiatan audit yang telah
dilaksanakan sesuai dengan surat tugas. Penetapan IKU ini dimaksudkan untuk
mendorong efektivitas pelaksanan kegiatan audit kepabeanan dan cukai melalui
pengukuran jumlah LHA yang diselesaikan. Sampai dengan bulan Desember tahun
2011 telah diselesaikan sebanyak 569 LHA dari 300 LHA yang ditargetkan untuk
selesai pada tahun 2011. Berikut rincian jumlah penyelesaian LHA pada tahun 2011 :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
47
Tabel 25:
Data Jumlah Penyelesaian LHA
No Kantor ∑ LHA atas ST
DROA Target
1 NAD 5
300
2 Sumut 31
3 Riau dan Sumbar 29
4 Kepri 19
5 Sumbangsel 20
6 Banten 17
7 Jakarta 38
8 Jabar 67
9 Jateng dan DIY 50
10 Jatim I 24
11 Jatim II 31
12 Bali, NTB, dan NTT 28
13 Kalbagbar 23
14 Kalbagtim 24
15 Sulawesi 12
16 Maluku, Papua, dan Papua Barat 17
17 KPU Tg Priok 43
18 KPU Batam 15
19 Direktorat Audit 76
TOTAL 569
BC-8.2 Persentase Hasil Audit Berupa Tambah Bayar
Pada tahun 2011, efektivitas pelaksanaan audit kepabeanan dan cukai selain
diukur dari penyelesaian jumlah LHA juga diukur dari jumlah hasil audit yang
mengakibatkan tambah bayar. Capaian kinerja IKU ini dihitung dengan
membandingkan antara jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA yang dilakukan
dengan jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA yang mengakibatkan tambah
bayar, yaitu pelaksanaan audit yang mendapatkan adanya temuan yang berakibat
terjadinya tambah bayar dari auditee berupa tambah bayar BM, BK, Cukai ataupun
sanksi administrasi.
Sampai dengan Desember 2011, dari sejumlah 569 pelaksanaan audit yang
dilaksanakan berdasarkan ST DROA sejumlah 537 audit mendapatkan adanya temuan
yang berakibat terjadinya tambah bayar dengan total tagihan sebanyak Rp 1.173,99
milyar. Berikut rincian jumlah audit yang mengakibatkan tambah bayar :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
48
Tabel 26:
Data Hasil Audit Yang Menghasilkan Tambah Bayar
No Kantor
∑ Audit
berdasarkan
DROA
∑ Audit DROA
yang
mengakibatkan
tambah bayar
% Hasil audit
berupa
tambah
bayar
Tagihan Audit
1 NAD 5 5 100,00% Rp658.781.708
2 Sumut 31 30 96,77% Rp16.207.482.000
3 Riau dan Sumbar 29 28 96,55% Rp26.315.894.368
4 Kepri 19 18 94,74% Rp14.309.630.572
5 Sumbangsel 20 18 90,00% Rp8.620.891.065
6 Banten 17 16 94,12% Rp18.092.800.171
7 Jakarta 38 35 92,11% Rp224.088.197.411
8 Jabar 67 67 100,00% Rp229.391.455.645
9 Jateng dan DIY 50 46 92,00% Rp2.380.478.000
10 Jatim I 24 24 100,00% Rp5.356.546.000
11 Jatim II 31 30 96,77% Rp1.183.671.616
12 Bali, NTB, dan NTT 28 24 85,71% Rp35.576.026.651
13 Kalbagbar 23 19 82,61% Rp3.956.696.601
14 Kalbagtim 24 21 87,50% Rp29.904.240.111
15 Sulawesi 12 11 91,67% Rp6.391.489.080
16 Maluku, Papua, dan Papua Barat
17 16 94,12% Rp1.411.820.673
17 KPU Tg Priok 43 41 95,35% Rp109.698.832.000
18 KPU Batam 15 15 100,00% Rp3.908.435.000
19 Direktorat Audit 76 73 96,05% Rp436.544.806.920
TOTAL 569 537 94,38% Rp1.173.998.175.592
SS BC-9 PEMBENTUKAN SDM YANG BERKOMPETENSI DAN BERKINERJA
TINGGI
Pengembangan dan pembinaan SDM
bertujuan untuk meningkatkan integritas
dan kompetensi SDM DJBC sehingga
dalam melaksanakan kewajiban/tugas
berpedoman pada prinsip Good
Governance. Capaian sasaran strategis
pembentukan SDM yang berkompetensi
dan berkinerja tinggi pada tahun 2011
sebesar 100,34%. Capaian tersebut
diperoleh dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
49
BC-9.1 Persentase Pejabat Yang Telah Memenuhi Standar Kompetensi
Jabatannya
Dalam rangka untuk menilai Job Person Match, yaitu indeks kesesuaian antara
kompetensi pejabat dengan Standar Kompetensi Jabatan, dilakukan Assessment Test
kepada pejabat di lingkungan Kementerian Keuangan. Standar Kompetensi Jabatan
adalah jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan
tugas suatu jabatan. Target yang ditetapkan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 80% dari
jumlah pejabat di lingkungan DJBC yang mengikuti Assessment Center mempunyai
kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatannya (indeks kesesuaian min
72%).
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor: 47/PMK.01/2008 tentang
Assessment Center Departemen Keuangan, DJBC telah melaksanakan assessment
center bagi pejabat eselon IV, Pejabat Fungsional setingkat eselon IV, eselon V serta
pelaksana di lingkungan DJBC. Sedangkan pelaksanaan assessment center bagi
pejabat eselon II dan III dikelola oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan c.q.
Biro Sumber Daya Manusia.
Tabel 27:
Data Hasil Assessment Center
No Eselon Jumlah
Pejabat *)
Jumlah Pejabat yang
telah mengikuti AC
dan sudah diketahui
hasilnya
Jumlah
pejabat yang
memenuhi
JPM minimal
72%
Persentase
pejabat yang
memenuhi
JPM minimal
72%
TARGET
1 II 30 30 27 90%
80%
2 III 206 199 178 89%
3 IV dan PFPD 1236 1236 973 79%
TOTAL 1472 1465 1178 80,41
Ket: *) Tidak termasuk pejabat yang sedang menduduki jabatan di luar DJBC (BPPK dan Kedubes)
Sebanyak 1465 pejabat dari total 1472 pejabat di lingkungan DJBC telah
mengikuti Assesssment Center dan yang memenuhi kualifikasi kesesuaian kompetensi
jabatan minimal 72% sebanyak 1178 pejabat atau sebesar 80,41%. Dibandingkan
dengan tahun 2010 capaian tersebut mengalami peningkatan. Berikut perbandingan
capaian tahun 2010 dan 2011 :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
50
Tabel 28:
Perbadingan Hasil Assessment Center 2 Tahun Terakhir
Tahun Σ pejabat yang memenuhi
JPM minimal 70% Σ Pejabat Eselon II s.d. IV
yang mengikuti AC %
Realisasi Target
2010 717 912 78,62% 80%
2011 1178 1465 80,41% 80%
Beberapa langkah strategis yang telah dilakukan dalam rangka pencapaian
target pada tahun 2011 antara lain :
1. Pelaksanaan feedback dan konseling bagi pejabat eselon III dan IV atas hasil
assessment center.
2. Melakukan kegiatan coaching & conseling dengan melibatkan atasan yang
bersangkutan untuk memberikan bimbingan.
3. Melakukan re-assessment test terhadap pejabat yang JPM-nya di bawah target.
BC-9.2 Jumlah Pegawai Yang Diberikan Penghargaan
Jumlah pegawai yang diberikan penghargaan adalah jumlah pegawai DJBC
yang diberikan penghargaan dengan kriteria luar biasa dan amat baik terkait dengan
prestasi pada bidang tugasnya. Pemberian penghargaan mengacu pada Peraturan
Direktur Jenderal No P-55/BC/2010 tentang Pemberian Penghargaan bagi pegawai di
lingkungan DJBC.
Tabel 29:
Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan
No Bulan Kategori Kualifikasi
Penghargaan
Jumlah pegawai yang
mendapatkan penghargaan Target
1 Januari
Prestasi Kerja Amat Baik 13
107
Luar Biasa Baik 26
Pengabdian Amat Baik 21
Luar Biasa Baik 2
2 Februari Prestasi Kerja Amat Baik 25
3 Juni Pengabdian Amat Baik 16
4 Oktober Pengabdian Amat Baik 1
5 Desember Pengabdian Luar Biasa Baik 3
Jumlah 107
Pada tahun 2011, jumlah pegawai yang menerima penghargaan kategori “Amat
Baik” dan “Luar Biasa Baik” mencapai 107 orang dari target 107 orang. Berikut
disampaikan rincian penerima penghargaan berdasarkan unit eselon II :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
51
Tabel 30:
Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan Per Unit Eselon II
No. Unit Eselon II Jumlah
1 Sekretaris Ditjen 1
2 Direktorat Audit 2
2 KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok 12
3 KPU Bea dan Cukai Tipe B Batam 1
4 Kanwil DJBC Riau & Sumatra Barat 1
5 Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau 14
6 Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan 1
7 Kanwil DJBC Banten 3
8 Kanwil DJBC Jakarta 25
9 Kanwil DJBC Jawa Barat 1
10 Kanwil DJBC Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta 7
11 Kanwil DJBC Jawa Timur I 1
12 Kanwil DJBC Jawa Timur II 1
13 Kanwil DJBC Bali, NTB & NTT 2
14 Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur 18
15 Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat 3
16 Kanwil DJBC Sulawesi 13
17 Kanwil DJBC Maluku, Papua dan Papua Barat 1
Total 107
Capaian tahun 2011 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan capaian
tahun 2010 dengan jumlah pegawai yang diberikan penghargaan sebanyak 231 orang.
Berikut perbandingan capaian tahun 2010 dan 2011 :
Tabel 31:
Perbandingan Data Pegawai DJBC Yang Memperoleh Penghargaan
Tahun Target Realisasi %
2010 50
(Pegawai) 231
(Pegawai) 462,00%
2011 107
(Pegawai) 107
(Pegawai) 100%
Penurunan capaian tersebut dikarenakan perbedaan kualifikasi atas penerima
penghargaan. Pada tahun 2010 semua kualifikasi penghargaan dimasukkan sebagai
capaian. Pada tahun 2011 penghargaan yang dimasukkan sebagai capaian adalah
penghargaan dengan kualifikasi “amat baik” dan “luar biasa baiknya”.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
52
Langkah-langkah yang telah dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas
pemberian penghargaan dan juga mengoptimalkan pencapaian target pada tahun
2011 antara lain :
a. Telah disusun mekanisme pemberian penghargaan pegawai dengan
mengakomodir kategori pengabdian kerja dan prestasi kerja;
b. Sosialisasi terkait Perdirjen Nomor: P-55/BC/2010 tentang pemberian
penghargaan bagi pegawai di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah
dilakukan secara menyeluruh.
c. PUSKI secara proaktif mendorong KWBC dan KPPBC untuk dapat memberikan
penghargaan kepada pegawainya yang berprestasi.
SS BC-10 PENATAAN ORGANISASI YANG MODERN SELARAS DENGAN
PROSES BISNIS DI BIDANG KEPABEANAN DAN CUKAI
Penataan organisasi adalah
penyempurnaan struktur
organisasi dan proses bisnis
DJBC berdasarkan
perkembangan kebutuhan.
Capaian sasaran strategis
penataan organisasi yang
modern selaras dengan
proses bisnis di bidang
kepabeanan dan cukai pada
tahun 2011 sebesar
121,90%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian 3 (tiga) IKU yaitu :
BC-10.1 Persentase Penyelesaian SOP
SOP (Standar Operasi Prosedur) adalah standar yang dijadikan panduan
bagaimana suatu kegiatan dilaksanakan sehingga akan memberikan kepastian
mengenai apa yang harus dilaksanakan, waktu penyelesaian, dan biaya (bila ada
biaya). Jumlah SOP yang harus diperbaiki/dibuat adalah jumlah SOP yang ditargetkan
untuk selesai diperbaiki/dibuat dan SOP dianggap selesai apabila telah ditetapkan
melalui Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai.
Untuk tahun 2011 direncanakan akan diselesaikan SOP sebanyak 200 SOP
dengan target persentase penyelesaian adalah 100%. Pada tahun 2011 telah
diselesaikan sebanyak 214 SOP (107%) dengan rincian:
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
53
� Telah ditetapkan 60 SOP berdasarkan KEP-55/BC/2011 tanggal 31 Maret 2011
Perubahan ketiga KEP 90/BC/2010 tentang SOP di lingkungan DJBC;
� Telah ditetapkan 63 SOP tahap 2 Tahun 2011 berdasarkan Keputusan Dirjen BC
Nomor KEP-81 tentang Perubahan keempat atas Keputusan Direktur Jenderal Bea
dan Cukai Nomor KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Prosedur Operasi di
Lingkungan DJBC;
� Telah ditetapkan 38 SOP tahap 3 Tahun 2011 (2 SOP merupakan SOP Revisi)
berdasarkan KEP DIRJEN BC Nomor KEP-115/BC/2011 hal Keputusan DIRJEN BC
tentang Perubahan Kelima Atas Keputusan DIRJEN BC Nomor KEP-90/BC/2009
tentang Penetapan Standar Operasi Prosedur di Lingkungan DJBC;
� Pada bulan Desember 2011 telah ditetapkan sebanyak 53 SOP sebagaimana
ditetapkan dalam KEP DIRJEN BC Nomor KEP-147/BC/2011 tentang Perubahan
Keenam atas Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan
Standar Prosedur di lingkungan DJBC.
Capaian penyelesaian SOP pada tahun 2011 sejumlah 214 SOP mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan capaian tahun 2019 dan 2010. Berikut
perbandingan capaian tahun 2009 s.d. 2011 :
Tabel 32:
Perbandingan Penyelesaian SOP
Tahun Target Realisasi %
2009 100 SOP 264 SOP 264%
2010 150 SOP 350 SOP 233%
2011 200 SOP 214 SOP 107%
Faktor-faktor yang mendukung pencapaian target penyelesaian SOP pada
tahun 2011 yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan yang baik akan mempengaruhi capain kinerja yang diharapkan.
Secara umum perencanaan penyelesaian SOP untuk tahun 2011 disusun dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi usulan-usulan SOP dari masing-masing unit kerja;
b. Menetapkan judul-judul SOP yang akan ditetapkan per periode berdasarkan
tingkat urgensi dan kompleksitasnya;
c. Mengidentifikasi unit kerja yang akan dilibatkan dalam pembahasan;
d. Finalisasi dan penetapan SOP.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
54
2. Koordinasi
Pembahasan SOP dilakukan dengan melibatkan unit kerja baik Kantor Pusat
maupun unit vertikal DJBC sebagai pengguna SOP serta Bagian Organisasi dan
Ketatalaksanaan Kementerian Keuangan. Pembahasan dilakukan supaya kualitas
SOP yang dihasilkan dapat meningkat. Koordinasi yang baik dengan masing-
masing unit tersebut sangat penting dalam membantu kelancaran penentapan SOP.
Selain faktor-faktor yang mendukung dalam pencapaian target, dalam
penyelesaian SOP juga menghadapi beberapa kendala yaitu :
1. Perubahan peraturan
Adanya perubahan peraturan yang menjadi dasar suatu SOP mengakibatkan SOP
yang sudah diusulkan oleh unit kerja harus disesuaikan agar tetap sejalan dengan
peraturan yang berlaku.
2. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang belum ditetapkan peraturan
pelaksanaannya
Adanya PMK yang belum ditetapkan peraturan pelaksanaannya mengakibatkan
SOP yang akan ditetapkan harus menunggu hingga peraturan pelaksanaannya
(Perdirjen) ditetapkan terlebih dahulu.
Kebijakan/program kerja yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
target penyelesaian SOP pada tahun 2011 yaitu :
1. Mengidentifikasi jenis layanan yang perlu segera ditetapkan SOP nya;
2. Menentukan prioritas penetapan dengan mengutamakan SOP yang menjadi
rekomendasi Aparat Pengawasan Fungsional (Inspektorat Jenderal Kemenkeu,
BPK, BPKP) dan juga mengutamakan SOP yang bersifat pelayanan;
3. Mengadakan pembahasan bersama dengan unit terkait disesuaikan dengan praktek
layanan yang diselenggarakan oleh unit pelayanan baik di kantor pusat maupun
kantor vertikal DJBC, serta melibatkan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan
Kementerian Keuangan dalam mengasistensi standar/format SOP yang seragam di
Kementerian Keuangan;
4. Penyempurnaan format SOP agar memudahkan unit kerja dalam menggunakan
SOP
BC-10.2 Persentase Penyelesaian/Modernisasi Organisasi
Modernisasi unit organisasi adalah pembentukan unit organisasi DJBC yang
modern, diantaranya melalui pembentukan KPU dan KPPBC Madya, yang dilakukan
dengan mempertimbangkan prinsip efisiensi, efektivitas, kebutuhan penajaman fungsi,
adaptasi terhadap perubahan lingkugan strategis, perencanaan pegawai, proses
bisnis, dan value chain.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
55
Menyusul pembentukan 2 (dua) KPU pada tahun 2007, pembentukan 3 (tiga)
KPPBC Tipe Madya Cukai dan 3 (tiga) KPPBC Tipe Madya Pabean pada tahun 2008,
pembentukan 9 (sembilan) KPPBC Tipe Madya Pabean pada tahun 2009 serta 11
(sebelas) KPPBC Tipe Madya Pabean pada tahun 2010. Pada tahun 2011 ditargetkan
untuk memodernisasi sebanyak 11 (sebelas) kantor yaitu berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 Tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC.
Pada tahun 2012 juga direncanakan akan dilakukan pembentukan kantor
pelayanan modern sebanyak 76 kantor dengan rincian: 2 (dua) KPPBC Tipe A2
menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B, 22 (dua puluh dua) KPPBC Tipe A3 menjadi
KPPBC Tipe Madya Pabean C, dan 52 (lima puluh dua) KPPBC Tipe B menjadi
KPPBC Pratama. Sehingga dari seluruh KPPBC (total berjumlah 115 kantor) akan
selesai ditransformasikan menjadi Kantor Modern pada akhir tahun 2012.
Proses transformasi KPPBC menjadi kantor modern pada tahun 2011 dilakukan
secara bertahap, sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 telah dilakukan
transformasi 11 (sebelas) KPPBC menjadi kantor modern (100%) yakni:
1. KPPBC TMP Tanjung Balai Karimun (KEP-89/BC/2011 tanggal 18 Agustus 2011)
2. KPPBC TMP Jambi (KEP-89/BC/2011 tanggal 18 Agustus 2011)
3. KPPBC TMP Entikong (KEP-106/BC/2011 tanggal 6 Oktober 2011)
4. KPPBC TMP Medan (KEP-120/BC/2011 tanggal 27 Oktober 2011)
5. KPPBC TMP Teluk Nibung (KEP-120/BC/2011 tanggal 27 Oktober 2011)
6. KPPBC TMP Pekanbaru (KEP-121/BC/2011 tanggal 27 Oktober 2011)
7. KPPBC TMP Teluk Bayur (KEP-121/BC/2011 27 Oktober 2011)
8. KPPBC TMP Tarakan (KEP-131/BC/2011 tanggal 09 November 2011)
9. KPPBC TMP Nunukan (KEP-131/BC/2011 tanggal 09 November 2011)
10. KPPBC TMP Banjarmasin (KEP-132/BC/2011 tanggal 09 November 2011)
11. KPPBC TMP Samarinda (KEP-132/BC/2011 tanggal 09 November 2011)
Meskipun realisasi kinerja modernisasi organisasi dapat mencapai target yang
ditetapkan namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi diantaranya :
1. Penerbitan legal formal berupa Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang menjadi
payung hukum membutuhkan waktu cukup lama;
2. Jadwal kegiatan dari Direktur Jenderal yang harus disesuaikan dengan waktu
peresmian.
Kebijakan/program kerja yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian
target dalam Penyelesaian/Modernisasi Organisasi yaitu :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
56
1. Monitoring usulan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) yang diajukan
oleh Menteri Keuangan kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi.
2. Pembahasan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) secara intensif
bersama Biro Organisasi dan Tata Laksana Kementerian Keuangan dan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
3. Monitoring secara berkelanjutan sampai dengan diterbitkannya Peraturan Menteri
Keuangan (PMK).
4. Mengajukan konsep Keputusan Direktur Jenderal tentang Penetapan Kantor
Modern sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
BC-10.3 Persentase UPR Yang Menerapkan Manajemen Risiko
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/ 2008 tentang
Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan setiap UPR harus
melaksanakan 7 (tujuh) tahapan dalam manajemen risiko yaitu :
1) penetapan konteks
2) identifikasi resiko
3) analisis resiko
4) evakuasi resiko
5) rencana penanganan resiko
6) monitoring
7) pelaporan.
Unit Pemilik Resiko (UPR) adalah unit Eselon II di lingkungan DJBC. UPR yang
telah melaksanakan manajemen resiko adalah UPR yang telah menyelesaikan seluruh
tahapan manajemen resiko secara lengkap yang dibuat tiap semester yaitu:
Periode Semester I :
• Laporan Profil Risiko s.d. Rencana Penanganan (Form 1 s.d. 5) Semester I 2011
• Laporan Monitoring (Form 6 dan 7) untuk Semester I 2011.
Periode Semester II:
• Laporan Profil Risiko s.d. Rencana Penanganan (Form 1 s.d. 5) Semester II 2011
• Laporan Monitoring (Form 6 dan 7) untuk Semester II 2011.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
57
Tabel 33:
Capaian IKU Persentase UPR Yang Menerapkan Manajemen Risiko
Jumlah
UPR
Σ UPR yang telah
melaksanakan seluruh
tahapan manajemen resiko
Realisasi Target
2011
28
Semester I = 28 Realiasi Periode Semester I: 100%
Realiasi Periode Semester II: 89,29%
Rata-rata: 94,64%
60% Semester II = 25
(Per 31 Januari)
Untuk Semester I periode Januari sampai dengan Juni 2011 seluruh unit eselon
II di lingkungan DJBC sudah menyampaikan Formulir 1 sd. 7 untuk untuk 1st Risk
Assessment kepada Sekretaris Direktorat Jenderal selaku Ketua Manajemen Risiko
DJBC. Untuk semester II periode Juli sampai dengan Desember 2011 baru 25 (dua
puluh lima) unit eselon II yang telah melaporkan Formulir 1 sd. 7 untuk 2nd Risk
Assessment Tahun 2011. Walaupun demikian secara keseluruhan capaian untuk IKU
ini sebesar 94,64% telah melebihi target yang ditetapkan pada tahun 2011 sebesar
60%
SS BC-11 PEMBANGUNAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI YANG TERINTEGRASI DAN ANDAL
Pembangunan sistem teknologi
informasi dan komunikasi ditujukan
untuk mendorong pembangunan
sistem pelayanan DJBC yang
terintegrasi dan andal dalam rangka
penyelenggaraan pelayanan kepada
publik. Capaian sasaran strategis
pembangunan sistem Teknologi
Informasi dan Komunikasi yang
terintegrasi dan andal pada tahun 2011 sebesar 149,02%. Capaian tersebut diperoleh
dari pencapaian 2 (dua) IKU yaitu :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
58
BC-11.1 Persentase Pengembangan Sistem Aplikasi Yang Sesuai Dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)
Persentase sistem pengembangan aplikasi yang sesuai dengan RKT adalah
perbandingan aplikasi yang dikembangkan dan sesuai dengan aplikasi yang
direncanakan sesuai Rencana Kerja Tahunan Direktorat IKC. Penyelesaian proses
pengembangan aplikasi yang diusulkan oleh semua unit organisasi eselon II pada
tahun 2011 diukur berdasarkan masing-masing tahapan yang mempunyai bobot sbb :
a. Permintaan TOR : 10%
b. Pembuatan desain aplikasi : 30%
c. Pengembangan aplikasi : 30%
d. Penyelesaian pengembangan (dilakukannya
User Acceptance Test/UAT dan serah terima
aplikasi kepada user terkait) : 30%
Total : 100%
Pada tahun 2011, Direktorat IKC menargetkan untuk membangun 3 (tiga)
sistem aplikasi yaitu :
Tabel 34:
Rencana Pembangunan Sistem Aplikasi Tahun 2011
No Sistem Aplikasi User Tahapan
Penyelesaian s.d. Desember 2011
1 Sistem Komputerisasi Pelayanan (SKP) BC2.3 Sentralisasi
Direktorat Fasilitas
Kepabeanan 100%
2 Sistem Aplikasi Database Nilai Pabean II
Direktorat Teknis Kepabeanan
100%
3 Sistem Passenger Analysis Unit Direktorat P2 100%
Sampai dengan bulan Desember 2011 ketiga sistem aplikasi dapat
diselesaikan pembangunannya sesuai target yang ditetapkan dan masing-masing telah
diimplementasikan dan diserahkan kepada unit pemakai (user) terkait.
Dalam pencapaian target tahun 2011 terdapat beberapa kendala yang dihadapi
yaitu :
1. Pembangunan aplikasi menggunakan teknologi baru berbasis java dan SOA (sevice
oriented architecture) sehingga harus dilakukan training terlebih dahulu kepada
SDM yang ada dan perlunya waktu penyesuaian dalam pelaksanaannya.
2. Pada tahun 2011 Direktorat IKC harus mengembangkan / mengerjakan beberapa
sistem aplikasi yang tidak termasuk dalam Rencana Kerja Tahun 2011, seperti :
Sistem Aplikasi Registrasi Kepabeanan, Sistem Aplikasi Cukai EA/MMEA,
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
59
sentralisasi dan penyempurnaan Sistem Informasi Direktorat P2 sehingga ikut
menyita waktu dan SDM yang tersedia.
BC-11.2 Persentase Downtime Sistem Pelayanan
IKU ini bertujuan untuk mengukur ketersediaan sistem informasi yang handal
dalam rangka meningkatkan pelayanan kepabeanan dan cukai dengan tingkat
downtime yang seminimal mungkin.
Downtime adalah waktu dimana suatu sistem informasi tidak bisa berfungsi.
Waktu pelayanan yang dilakukan sistem informasi adalah 24 jam sehari selama 1
tahun. Downtime sistem informasi adalah perbandingan antara jumlah downtime
sistem informasi terhadap jumlah waktu pelayanan yang dilakukan sistem informasi.
IKU ini memiliki polarisai "minimize" (semakin kecil semakin baik), artinya nilai
aktual/realisasi pencapaian indikator kinerja diharapkan lebih kecil dari target.
Tabel 35:
Capaian IKU Downtime Sistem Pelayanan
No. Kantor Jam
Operasional
Akumulasi
2009 (6 Kantor Utama)
Akumulasi
2010 (6 Kantor Utama)
Akumulasi
2011 (14 Kantor Utama) Target
% Downtime % Downtime % Downtime
1 KPU Tg. Priok 24 jam sehari
0,318% 0,36% 0,0197% 1%
2 KPU Batam 17 jam sehari
3 KPPBC Belawan
24 jam sehari 4 KPPBC SH
5 KPPBC Tg. Perak
6 KPPBC Tg. Emas
7 KPPBC Juanda
12 jam sehari
8 KPPBC Medan
9 KPPBC Jakarta
10 KPPBC Bekasi
11 KPPBC Purwakarta
12 KPPBC Tangerang
13 KPPBC Bogor
14 KPPBC Merak
Secara keseluruhan realisasi downtime sistem informasi pada tahun 2011
adalah 0,0197%. Capaian tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2009 dan 2010. Dari 14 kantor pelayanan besar, selama tahun 2011
downtime sistem informasi hanya terjadi di KPPBC Tg. Perak dan KPPBC Jakarta :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
60
� Downtime yang terjadi di KPPBC Tg. Perak (bulan Maret) diakibatkan padamnya
listrik PLN dan pada saat yang bersamaan UPS tidak dapat pindah secara otomatis
ke genset karena modul dalam konsisi rusak sehingga terjadi downtime. Untuk
memperbaiki masalah tersebut dibutuhkan waktu kurang lebih 24 jam sampai
sistem berjalan normal kembali;
� Downtime yang terjadi di KPPBC Jakarta (bulan Juli) diakibatkan server mengalami
hang. Untuk memperbaiki masalah tersebut dibutukan waktu kurang lebih 1 jam
sampai sistem berjalan normal kembali.
SS BC-12 PENGELOLAAN ANGGARAN YANG OPTIMAL
Dalam rangka menunjang tercapainya
tujuan organisasi dibutuhkan adanya
perencanaan anggaran yang optimal
dan pengelolaan anggaran yang efisien
dan efektif yaitu dengan menggunakan
prinsip Penganggaran Berbasis Kinerja
(PBK). Capaian sasaran strategis
pengelolaan anggaran yang optimal
pada tahun 2011 sebesar 100,98%. Capaian tersebut diperoleh dari pencapaian IKU :
BC-12.1 Persentase Penyerapan DIPA
IKU Persentase Penyerapan DIPA dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana
perencanaan anggaran dilaksanakan sehingga dapat dilakukan perbaikan dalam
proses perencanaan. Capaian IKU dihitung dengan membandingkan antara jumlah
realisasi penyerapan DIPA dengan pagu DIPA yang direncanakan.
DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) adalah dokumen yang memuat
kegiatan dan jumlah anggaran setiap satuan kerja pada Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai. Penyerapan DIPA yang diperhitungkan dalam IKU ini adalah realisasi belanja
barang dan modal.
Pagu Anggaran DJBC Revisi (non belanja pegawai) tahun 2011 sebesar Rp
1.576,12 M dengan realisasi penyerapan sebesar Rp 1.273,20 M sehingga capaiannya
sebesar 80,78% dari target yang ditetapkan pada tahun 2011 sebesar 80%. Berikut
rincian realisasi penyerapan DIPA DJBC tahun 2011 :
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
61
Tabel 36:
Data Penyerapan DIPA Tahun 2011 (Non Belanja Pegawai)
Jenis Belanja Pagu Anggaran
(revisi) 2011
Realisasi % Penyerapan
Target
2011 S.d. Desember
Barang 1.030.694.266.000 923.844.690.772 89,63%
80% Modal 545.423.171.000 349.355.638.779 64,05%
JUMLAH 1.576.117.437.000 1.273.200.329.551 80,78%*
*) Data hasil rekonsiliasi Bagian Keuangan dengan Ditjen. Perbendaharaan setelah revisi pagu minus Belanja Pegawai.
Capaian pada tahun 2011 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2010 sebesar 77,88% sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 37:
Perbandingan Realisasi Angggaran Belanja DIPA 2010 - 2011
Meskipun realisasi penyerapan DIPA pada tahun 2011 dapat mencapai target
yang ditetapkan, namun capaian tersebut masih belum optimal terutama untuk belanja
modal. Rendahnya penyerapan belanja modal diantaranya disebabkan :
1) Tidak terserapnya PAGU sebesar Rp 57,08 Milyar yang dianggarkan sebelumnya
terkait dengan pengembangan sistem NSW.
Berdasarkan Pokok-pokok Kesimpulan Rapat Perkembangan Penerapan Sistem
NSW dan Rencana Pengembangan Sistem NSW Tahun 2011 tanggal 13 Juni
2011, disimpulkan bahwa Pengelolaan dan Pengoperasian Portal INSW, untuk
sementara waktu (sebelum ditetapkan Badan Pengelola), agar “pengoperasian
yang sudah berjalan” tetap diteruskan dan dilakukan oleh DJBC (dengan tetap
menggunakan existing-system yang ada sekarang).
2) Pembangunan gedung Kantor Pusat yang dianggarkan sebesar Rp 70 Milyar pada
tahun 2011 masih belum terealisasi sepenuhnya.
PAGU REALISASI PAGU REALISASI
1 Belanja Barang 968.315.925.000 765.924.496.759 79,10% 1.030.694.266.000 923.844.690.772 89,63%
2 Belanja Modal 587.853.995.000 446.069.816.734 75,88% 545.423.171.000 349.355.638.779 64,05%
1.556.169.920.000 1.211.994.313.493 77,88% 1.576.117.437.000 1.273.200.329.551 80,78%
3 Belanja Pegaw ai 459.821.818.000 415.142.724.527 90,28% 498.418.621.000 453.640.814.986 91,02%
2.015.991.738.000 1.627.137.038.020 80,71% 2.074.536.058.000 1.726.841.144.537 83,24%
(%) 2011
(%)
Sub Total
Total
NO JENIS BELANJA2010
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
62
Selain faktor-faktor tersebut diatas, secara umum kendala yang masih dihadapi
dalam penyerapan anggaran yaitu :
1. Masih perlunya peningkatan kualitas SDM dalam perencanaan kebutuhan anggaran
dan masih kurangnya pengalaman SDM dalam pengadaan barang dan jasa,
khususnya untuk belanja modal;
2. Adanya keterkaitan dengan pihak diluar Satuan Kerja dalam proses pengadaan
barang dan jasa seperti dalam proses penerbitan rekomendasi/perijinan dari
instansi terkait;
3. Terjadinya keterlambatan pengadaan barang dan jasa dikarenakan kekurangan
penyedia jasa, lamanya jangka waktu penghapusan aset serta keterlambatan waktu
pengumuman lelang;
4. Adanya batasan revisi anggaran sehingga anggaran untuk kegiatan yang tidak
terealisasi tidak dapat direalokasi untuk kegiatan dan program lainnya.
Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam rangka mendorong realisasi
penyerapan DIPA pada tahun 2011 sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor Per-73/PB/2011 sebagai berikut :
1. Membuat batasan waktu pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPM) berkaitan
dengan SPM-LS agar proses penerbitan SPM tidak menumpuk pada akhir deadline;
2. Mendorong para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) agar melakukan inventarisasi
pelaksanaan pekerjaan/kegiatan dan mempercepat proses penyelesaiannya sesuai
dengan batas waktu yang ditetapkan;
3. Melakukan revisi anggaran terhadap beberapa kegiatan yang dirasa perlu untuk
dibiayai dengan DIPA.
C. KINERJA LAINNYA
Capaian kinerja DJBC selama tahun 2011 yang tidak terukur dalam Kontrak
Kinerja Kemenkeu-One DJBC Tahun 2011 antara lain sebagai berikut :
1. Capaian Kinerja Matriks Pelaporan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004
Dalam rangka penyampaian laporan Tim Kormonev Kementerian Kuangan
tentang pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi kepada Presiden, DJBC diwajibkan untuk melaporkan capaian
indikator kinerja pada masing-masing diktum dalam Matriks Pelaporan Instruksi
Presiden Nomor 5 Tahun 2004 untuk tahun 2011. Rincian capaian kinerja DJBC pada
tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran III.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
63
2. Monitoring pelaksanaan Tindak lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011
Dalam hal Tindak lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (RAN PPK) Tahun 2011, DJBC
diinstruksikan untuk melaksanakan 2 (dua) Rencana Aksi yaitu:
a. Tersosialisasinya jenis, biaya dan waktu layanan pada setiap kantor pelayanan
DJBC kepada para pengguna jasa
DJBC telah mengeluarkan Instruksi Nomor INS-02/BC/2011 tentang
Peningkatan Integritas Pegawai dan Kepatuhan Pengguna jasa dalam Kegiatan
Pelayanan Kepabeanan dan Cukai, serta telah dilakukan internalisasi instruksi
tersebut.
b. Pembuatan MoU Antikorupsi dengan masing-masing stakeholder pada setiap
kantor pelayanan DJBC utama dalam rangka pemberantasan praktik gratifikasi
termasuk 14 Kementerian/ Lembaga serta asosiasi pengguna jasa
Telah dilaksnakan penandatangan MoU Anti Korupsi di sejumlah Kantor
Pelayanan DJBC, yaitu:
• KPPBC TMP Belawan pada tanggal 29 Juli 2011
• KPPBC TMP Tanjung Mas pada tanggal 28 Juli 2011
• KPPBC TMP Tanjung Perak pada tanggal 25 Juli 2011
• KPPBC TMP Soekarno-Hatta pada tanggal 20 Desember 2010
• KPPBC TMP Juanda pada tanggal 21 Juli 2011
• KPU Tanjung Priok pada tanggal 26 Juli 2011.
Rincian progress report Matrik Tindak Lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011
dapat dilihat pada Lampiran IV.
3. Laporan kemajuan Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden (UKP4)
Laporan yang disampaikan setiap dua bulan sekali kepada Staf Ahli Menteri
Keuangan Bidang Penerimaan Negara dalam rangka memonitor kemajuan Rencana
Tindak Direktif Presiden. Program Rencana Tindak Direktif Presiden dengan target
penyelesaian tahun 2011 yang menjadi tanggung jawab DJBC sebanyak 8 (delapan)
rencana aksi, terdiri dari 2 (dua) rencana aksi yang telah ditetapkan pada tahun 2010
dan 6 (enam) rencana aksi yang ditetapkan pada tahun 2011. Untuk tahun 2012,
masih terdapat 2 (dua) rencana aksi yang masih tersisa, yaitu:
a. Terlaksananya sosialisasi PMK KITE; dan
b. Terlaksananya sosialisasi PMK Audit Kepabeanan dan Audit Cukai.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
64
Rincian progress report Matrik Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden Tahun
2011 dapat dilihat pada Lampiran V.
4. Laporan Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian
Keuangan
Dalam rangka untuk me-maintain momentum reformasi Birokrasi Kementerian
Keuangan di lingkungan DJBC, telah dicanangkan Program Reformasi Lanjutan
Kepabeanan Dan Cukai yang terdiri dari 30 Inisiatif, 74 Strategi dan 168 Program
Solusi yang kemudian terbagi menjadi :
� 2 inisiatif rencana tindak terkait tatanilai dan budaya kerja;
� 4 inisiatif rencana tindak terkait organisasi;
� 21 inisiatif rencana tindak terkait sistem dan prosedur; dan
� 3 inisiatif rencana tindak terkait SDM.
Laporan kemajuan Matrik Rencana Tindak Program Reformasi Lanjutan
Kepabenan dan Cukai tersebut dilaporkan setiap bulan kepada Menteri Keuangan.
Rincian progress report Matrik Rencana Tindak Program Reformasi Lanjutan
Kepabenan dan Cukai Tahun 2011 dapat dilihat pada Lampiran VI.
5. Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun 2011
Pencapaian Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai tahun 2011
dijabarkan sesuai hasil Piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi
birokrasi pada Kementerian Keuangan dengan uji petik di Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai yang dilakukan oleh Tim QA Reformasi Birokrasi Nasional berdasarkan surat
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
B/1252/M.PAN-RB/05/2011 tanggal 11 Mei 2011 tentang Piloting Monev dan QA
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Republik Indonesia denga
uji petik pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Hasil Piloting penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mencakup 8 (delapan) area perubahan reformasi
birokrasi (tingkat mikro), 24 (dua puluh empat) sasaran, dengan menggunakan 42
(empat puluh dua) indikator dan 76 (tujuh puluh enam) parameter menunjukkan
capaian aktual dengan nilai 91,21 dari skor maksimal 100 atau dengan kategori
“sangat baik”. Skor tersebut berasal dari pencapaian aktual pengujian 8 (delapan) area
perubahan sebagai berikut:
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
65
Tabel 38:
Hasil Quality Assurance Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di DJBC
No Area Perubahan/Program Bobot Skor Nilai Akhir
1 Pola Pikir dan Budaya Kerja 10 94,86 9,49
2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 10 88,75 8,88
3 Penataan dan Penguatan Organisasi 10 90,00 9,00
4 Penataan Tata Laksana 10 90,50 9,05
5 Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur 20 96,88 19,38
6 Penguatan Pengawasan 10 87,98 8,80
7 Penguatan Akuntabilitas Kinerja 10 86,25 8,63
8 Peningkatan Kualitas Layanan Publik 20 90,00 18,00
Jumlah 100 91,21
Tabel di atas menunjukkan pelaksanaan 8 (delapan) area perubahan pada
DJBC berada pada kategori sangat baik dan baik, namun secara keseluruhan masih
terdapat area of improvement sebesar 8,79% untuk mencapai kondisi pelaksanaan
reformasi birokrasi yang ideal.
Berdasarkan analisa rasio yang dilakukan oleh Tim QA Reformasi Birokrasi
Nasional dapat diketahui bahwa setiap Rp 1,00 belanja DJBC menghasilkan
penerimaan negara sebesar Rp 50,64 pada tahun 2006 (sebelum reformasi birokrasi)
meningkat menjadi Rp 60,47 pada tahun 2010. Setiap Rp 1,00 belanja pegawai
menghasilkan Rp 220,08 pada tahun 2006 meningkat menjadi Rp 229,87 pada tahun
2010 dan setiap pegawai DJBC menghasilkan Rp 4,60 miliar penerimaan DJBC pada
tahun 2006 meningkat menjadi Rp 8,97 miliar pada tahun 2010. Hal ini memberikan
gambaran bahwa reformasi birokrasi yang dilakukan DJBC dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas pegawai.
D. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Anggaran yang digunakan sebagai penunjang dalam pencapaian tujuan dan
sasaran untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh DJBC pada tahun
2011 bersumber dari Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur
Kementerian Keuangan dari dana Bagian Anggaran (BA) 015 dengan pagu awal
sebesar Rp. 2.067.901.797.000 yang kemudian mendapat penambahan pagu
anggaran dari BA 009 sehingga menjadi sebesar Rp. 2.074.536.058.000 dengan
realisasi Rp 1.726.841.144.537 atau sebesar 83,24%.
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III Akuntabilitas Kinerja
66
Tabel 39:
Realisasi Anggaran
Kode Sumber Dana Anggaran
Setelah Revisi Dana Yang Diserap (Rp)
% Realisasi
13
Program Pengawasan, Pelayanan, dan Penerimaan di Bidang Kepabeanan dan Cukai
2.074.536.058.000 1.726.841.144.537 83,24%
JUMLAH 2.074.536.058.000 1.726.841.144.537 83,24%
Data realisasi anggaran untuk masing-masing kegiatan dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Tabel 40:
Realisasi Anggaran Per Kegiatan
Kode Kegiatan Anggaran
Setelah Revisi Dana Yang Diserap (Rp)
% Realisasi
1671
Peningkatan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai di Daerah
12.123.730.000 11.869.308.531 97,90%
1672
Perumusan Kebijakan dan Pelaksanaan Audit Bidang Kepabeanan dan Cukai
3.337.187.000 3.214.016.404 96,31%
1673
Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Bidang Cukai
315.622.421.000 272.333.906.078 86,28%
1674
Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Fasilitas Kepabeanan
715.227.000 657.206.750 91,89%
1675
Perumusan Kebijakan dan Pengembangan Teknologi Informasi Kepabeanan dan Cukai
330.319.728.000 237.387.017.810 71,87%
1676
Perumusan Kebijakan dan Evaluasi Pelaksanaan Kerjasama Internasional
2.064.648.000 1.806.369.925 87,49%
1677
Perumusan Kebijakan dan Peningkatan Pengelolaan Penerimaan Bea dan Cukai
5.249.336.000 4.749.550.675 90,48%
1678
Pelaksanaan Pengawasan dan Penindakan Atas Pelanggaran Peraturan Perundangan, Intelijen dan Penyidikan Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai
78.702.792.000 65.876.230.301 83,70%
1679
Perumusan Kebijakan dan Bimbingan Teknis Bidang Kepabeanan
3.121.011.000 2.466.098.332 79,02%
1680 Pembinaan Peyelenggaraan Kepabeanan dan Cukai di Daerah
243.023.708.000 208.782.683.426 85,91%
1681
Peningkatan Pengawasan dan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai di Daerah
509.705.649.000 462.701.158.445 90,78%
LAKIP DJBC TAHUN 2011
Bab III
Akuntabilitas Kinerja
67
Kode Kegiatan Anggaran
Setelah Revisi Dana Yang Diserap (Rp)
% Realisasi
1682
Pembinaan Penyelenggaraan Kepabeanan dan Cukai di Daerah
113.762.438.000 110.719.319.938 97,33%
1683
Peningkatan Pelayanan dan Pengawasan Kepabeanan dan Cukai di Daerah
76.224.246.000 65.900.788.711 86,46%
1684
Peningkatan Pengawasan dan Pelayanan Kepabeanan dan Cukai pada Perwakilan LN
7.930.327.000 4.141.320.109 52,22%
1685
Perumusan Kebijakan, Pelaksanaan Kepatuhan Pelaksanaan Tugas, Evaluasi Kinerja, Analisis dan Tindak Lanjut Pemberian Rekomendasi
3.905.240.000 3.484.936.550 89,24%
1686
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya DJBC
368.728.370.000 270.751.232.552 73,43%
JUMLAH 2.074.536.058.000 1.726.841.144.537 83,24%
68
LAKIP DJBC TAHUN 2011
encapaian kinerja DJBC pada tahun 2011 telah menunjukkan hasil yang
menggembirakan dan membanggakan. Dari sisi penerimaan - sebagai salah
satu IKU dari 22 IKU yang dimiliki DJBC – selama kurun waktu 5 tahun
terakhir, DJBC kembali dapat melampaui target yang dibebankan oleh negara. Begitu
pula dengan 19 IKU lainnya, realisasi pencapaiannya melebihi 100% dari target.
Walaupun begitu, masih terdapat 2 IKU yang pencapaiannya sedikit di bawah target
yang dibebankan, yaitu IKU “Indeks kepuasan pengguna layanan” dan IKU “Rata-rata
persentase realisasi dari janji layanan unggulan”. Mengingat pada tahun-tahun
mendatang, 2 IKU ini tetap akan menjadi IKU DJBC, maka atas 2 IKU dimaksud
diperlukan upaya-upaya khusus agar realisasi pencapaiannya dapat sesuai dengan
yang diharapkan.
Selain dari kinerja tersebut di atas yang merupakan implementasi dari dokumen
Penetapan Kinerja/Rencana Kinerja Tahunan/Kontrak Kinerja Kemenkeu-One DJBC
Tahun 2011, kinerja-kinerja lainnya pun dapat dicapai oleh DJBC, antara lain kinerja
yang didasarkan pada Matriks Pelaporan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004,
P
BAB IV PENUTUP
69 LAKIP DJBC TAHUN 2011
Monitoring pelaksanaan Tindak lanjut INPRES Nomor 9 Tahun 2011, Laporan
kemajuan Rencana Aksi Tindak Direktif Presiden (UKP4) dan Laporan Matrik
Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan.
Selain itu, terkait dengan pelaksanaan reformasi birokrasi oleh DJBC,
keberhasilan program percepatan reformasi yang telah dilakukan sampai dengan
tahun 2011 oleh DJBC dalam rangka mendorong peningkaan kinerja dan citra telah
menunjukan trend yang positif, hal ini antara lain ditandai dengan hasil piloting
penjaminan kualitas atas pelaksanaan reformasi birokrasi pada Kementerian
Keuangan dengan uji petik di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang dilakukan oleh
Tim QA Reformasi Birokrasi Nasional yang menunjukkan capaian aktual dengan nilai
91,21 dari skor maksimal 100 atau dengan kategori “sangat baik”.
Pencapaian program reformasi DJBC pada umumnya dan sasaran-sasaran
yang telah ditetapkan pada tahun 2011 pada khususnya masih dihadapkan pada
berbagai tantangan dan kendala, terutama dalam pelaksanaan tugas pengumpulan
penerimaan negara di sektor pabean dan cukai. Disamping faktor eksternal berupa
adanya komitmen kerjasama perdagangan internasional yang diikuti dengan adanya
kebijakan tarif berupa penurunan tarif umum bea masuk (MFN) melalui skema Free
Trade Area (FTA) maupun Economic Partnership Aggrement (EPA), belum seiramanya
proses reformasi pada instansi lain yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan dan
pengawasan Bea dan Cukai serta kesadaran masyarakat/pengguna jasa yang masih
kurang dalam rangka penegakan ketentuan yang menjadi tugas DJBC. Selain itu, dari
sisi internal DJBC masih dihadapkan dengan permasalahan pelayanan, pengawasan,
dan korupsi yang disebabkan oleh 4 (empat) faktor yaitu: efektifitas organisasi,
kepraktisan dan efisiensi sistem dan prosedur, sumber daya manusia (SDM), dan
sistem remunerasi.
Dalam rangka untuk mengatasi kendala yang dihadapi sekaligus mendukung
Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan, DJBC terus meningkatkan
kemampuan organisasi melalui pelaksanaan transformasi organisasi sejalan dengan
Program Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan.
Strategi Reformasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dilakukan melalui 2 (dua)
pendekatan yaitu pendekatan makro dan pendekatan mikro.
� Pendekatan makro dilaksanakan sejalan dengan pelaksanaan Program Reformasi
Birokrasi Kementerian Keuangan (2007 – 2009) yang dilanjutkan dengan Program
Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan (2010
– 2011). Pelaksanaan program ini mengacu kepada Pilar-Pilar Reformasi Birokrasi
yang ditetapkan Kementerian Keuangan yaitu penataan organisasi, penyempurnaan
proses bisnis dan peningkatan disiplin dan manajemen budaya kerja SDM.
BAB IV PENUTUP
70 LAKIP DJBC TAHUN 2011
� Pendekatan mikro strategi reformasi birokrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
dilakukan dengan pelaksanaan transformasi kantor-kantor pelayanan menjadi
Kantor Modern yang mengacu pada Cetak Biru Kantor Modern yang dikembangkan
oleh Tim Percepatan Reformasi DJBC.
Selain itu, DJBC juga telah merumuskan langkah-langkah antisipatif dalam
bentuk program kerja lanjutan yang dirumuskan secara berkelanjutan dari tahun 2012-
2015. Program dan kegiatan tersebut dirumuskan dalam pilar-pilar sebagai berikut:
1. Legal framework dengan program antara lain: penyelesaian petunjuk pelaksanaan
dan petunjuk teknis UU Kepabeanan dan UU Cukai, penyempurnaan penerapan
aturan pemasukan barang larangan dan/atau pembatasan, rencana implementasi
pajak rokok, dan pengelolaan barang milik negara;
2. Organisasi, Sumber Daya Manusia dan Anggaran dengan program antara lain:
revitalisasi struktur di Kantor Pusat, optimalisasi pengawasan DJBC di laut,
transformasi KPPBC menjadi Kantor Modern, capacity building, pembentukan role
model untuk implementasi Nilai-nilai Kementerian Keuangan, pengembangan
jabatan fungsional DJBC, dan pemanfaatan anggaran dengan berbasis kinerja;
3. Sarana dan prasarana dengan program antara lain: penyusunan website DJBC
versi bahasa Inggris, peningkatan kualitas perencanaan sarana operasi (kapal
patroli, alat pemindai, senjata api dan anjing pelacak narkotika);
4. Sistem dan prosedur dengan program antara lain: profiling Perusahaan Pengurusan
Jasa Kepabeanan, perluasan pengembangan otomasi sistem pelayanan dan
pengawasan di bidang Kepabeanan dan Cukai, pengembangan rencana strategis
Authorized Economic Operator (AEO), pengembangan Tempat Pemeriksaan Fisik
dalam Tempat Pemeriksaan Sementara untuk meningkatkan kelancaran customs
clearance, dan penyempurnaan sistem dan prosedur pelayanan dan pengawasan di
Kantor Pos dan terhadap Perusahaan Jasa Titipan.
Tahun 2011 juga telah dijadikan pijakan yang menentukan bagi DJBC. Dalam
mengakiri tahun 2011, seluruh jajaran pimpinan DJBC telah berhasil melakukan
instrospeksi dan mulai melakukan penataan yang akan digunakan sebagai blue print
dalam perumusan action plan untuk membawa DJBC menuju ke tahun 2020, yang
dikenal dengan CUSTOMS 2020. Semboyan CUSTOMS 2020 mengandung arti suatu
kondisi DJBC di tahun 2020 dengan segala kekuatan sumber daya organisasi yang
dimiliki telah mencapai suatu tingkatan global dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya
dalam era keamanan dan fasilitasi perdagangan dengan tetap mengoptimalkan
pengamanan hak keuangan negara.
BAB IV PENUTUP
71 LAKIP DJBC TAHUN 2011
Akhirnya dengan disusunnya LAKIP DJBC Tahun Anggaran 2011 ini,
diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada pimpinan dan
seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi DJBC sehingga dapat menjadi
umpan balik guna peningkatan kinerja dan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk
merumuskan kebijaksanaan lebih lanjut pada periode berikutnya.
Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia Data
BC-1Tingkat pengamanan hak-hak
keuangan negara yang optimalBC-1.1
Jumlah Penerimaan Bea dan
Cukai115.015,21 131.103,89 113,99%
Milyar Rupiah Milyar Rupiah
BC-2.1
Persentase cukai yang dibayar
tepat waktu dibandingkan dengan
jumlah cukai yang mendapat
penangguhan pembayaran
99% 99,99% 101,00% Dit. Cukai
BC-2.2 Persentase penyelesaian piutang 60% 79,42% 132,37%
Dit. PPKC,
Kanwil DJBC,
KPU Bea dan
Cukai
Dit. PPKC
BC-3.1Indeks kepuasan pengguna
layanan3,8 3,65 96,05% Dirjen BC
Sekretariat
Jenderal
Kemenkeu
Indeks Indeks
Dit. PPKC
PENGUKURAN KINERJA
TAHUN 2011
Lampiran I
Kanwil DJBC,
KPU Bea dan
Cukai
Tingkat kepuasan pelayanan
yang tinggi dari pengguna jasa
kepabeanan dan cukai
Customer Perspective
BC-2
Tingkat kepatuhan yang tinggi
dari pengguna jasa kepabeanan
dan cukai
BC-3
Stakeholder Perspective
Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Tahun Anggaran : 2011
Target
APBN-P
2011
Hal. 1 dari 4
Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia DataSasaran Strategis Indikator Kinerja
BC-4.1Persentase kajian/telaahan yang
diselesaikan83,30% 102,08% 122,55%
Tenaga
Pengkaji di
lingkungan
DJBC
BC-4.2
Persentase penyelesaian
perancangan dan legalisasi
peraturan pelaksanaan UU
Kepabeanan dan UU Cukai
75% 138,71% 184,95% Dit. PPKC
BC-4.3
Persentase rumusan kebijakan
kerjasama internasional di bidang
kepabeanan yang sesuai dengan
standar internasional
75% 128,57% 171,43%
Dit.
Kepabeanan
Internasional
BC-5.1Rata-rata persentase realisasi dari
janji layanan unggulan100% 99,92% 99,92%
Dit. Cukai,
KPU BC
Tanjung Priok,
KPPBC Kudus
BC-5.2 Persentase realisasi dari janji
layanan pendukung80% 94,92% 118,65%
KPU BC
Tanjung Priok,
Dit. Teknis,
Dit. Fasilitas,
Dit. IKC
Internal Process Perspective
BC-4
Kajian dan rumusan kebijakan
yang selaras dengan
kepentingan nasional, standar
international, dan proses bisnis
di bidang kepabeanan dan
cukai
BC-5Pelayanan prima di bidang
kepabeanan dan cukai
Hal. 2 dari 4
Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia DataSasaran Strategis Indikator Kinerja
BC-6 Edukasi yang efektif kepada
masyarakat dan pelaku
ekonomiBC-7.1
Tingkat efektivitas edukasi dan
komunikasi70 80,86 115,51% Dit. PPKC
Indeks Indeks
BC-7.1
Persentase hasil penyidikan yang
dinyatakan lengkap oleh
Kejaksaan (P21)
50% 79,34% 158,68%
Dit. P2,
Kanwil DJBC,
KPU Bea dan
Cukai
Dit. P2
BC-7.2Persentase temuan pelanggaran
kepabeanan dan cukai55% 84,40% 153,45%
Dit. P2,
Kanwil DJBC,
KPU Bea dan
Cukai
Dit. P2
BC-8.1Jumlah Laporan Hasil Audit yang
diselesaikan300 569 189,67% Dit. Audit
BC-8.2Persentase hasil audit berupa
tambah bayar80% 94,38% 117,98%
Dit. Audit,
Kanwil DJBC,
KPU Bea dan
Cukai
Dit. Audit
BC-9.1
Persentase pejabat yang telah
memenuhi standar kompetensi
jabatannya
80% 80,41% 100,51%Sekretariat
DJBC
BC-9.2Jumlah pegawai yang diberikan
penghargaan107 107 100,00% PUSKI
Orang Orang
BC-10.1 Persentase penyelesaian SOP 100% 107% 107,00%Sekretariat
DJBC
PUSKI,
Kanwil DJBC,
KPU Bea dan
Cukai
BC-8Kegiatan audit kepabeanan dan
cukai yang efektif
Learning & Growth Perspective
BC-7
Kegiatan penindakan dan
penyidikan di bidang
kepabeanan dan cukai yang
efektif dalam rangka
optimalisasi penerimaan dan
perlindungan masyarakat
BC-9
Pengembangan dan pembinaan
SDM yang berintegritas dan
berkompetensi tinggi dalam
mewujudkan Good Governance
Penataan organisasi yang
Hal. 3 dari 4
Target Realisasi % Ket PIC IKU Penyedia DataSasaran Strategis Indikator Kinerja
BC-10.2
Persentase
penyelesaian/modernisasi
organisasi
100% 100% 100,00%Sekretariat
DJBC
BC-10.3Persentase UPR yang
menerapkan manajemen risiko60% 94,64% 157,73% Dit. IKC
BC-11.1
Persentase pengembangan sistem
aplikasi yang sesuai dengan
Rencana Kerja Tahunan (RKT)
100% 100% 100,00% Dit. IKC
BC-11.2Persentase downtime sistem
pelayanan1% 0,02% 198,03%
IKU
MinimizeDit. IKC
BC-12Pengelolaan anggaran yang
optimalBC-12.1
Persentase penyerapan DIPA (non
belanja pegawai)80% 80,78% 100,98%
Sekretariat
DJBC,
Seluruh Satuan
Kerja di
lingkungan
DJBC
Sekretariat DJBC
: Rp 2.074.536.058.000
: Rp 1.726.841.144.537 (83,24%)
BC-11
Pembangunan sistem
Teknologi Informasi dan
Komunikasi yang terintegrasi
dan andal
Realisasi Pagu Anggaran Program Tahun 2011
Jumlah Anggaran Program Tahun 2011
BC-10
Penataan organisasi yang
modern selaras dengan proses
bisnis di bidang kepabeanan
dan cukai
Hal. 4 dari 4
Lampiran II
2010 2014
1 100% 100% BC-1.1
Jumlah Penerimaan Bea
dan Cukai
100% 116,12% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV
2010 berdasarkan data Ditjen. Perbendaharaan
adalah Rp95.019,26 Milyar dari target APBN-P 2010
sebesar Rp81.827,29 Milyar.
BC-1.1
Jumlah Penerimaan Bea
dan Cukai
100% 113,99% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan
IV 2011 berdasarkan data Ditjen.
Perbendaharaan adalah Rp131.103,89 Milyar
dari target APBN-P 2011 sebesar Rp115.015,21
Milyar.
2 80% 85% 80% 95,40% 81% 99,92%
pihak eksternal
BC-5.1
Rata-rata persentase
realisasi dari janji
layanan unggulan
DIREKTORAT
JENDERAL BEA DAN
CUKAI
Jumlah Penerimaan Bea dan Cukai
Rasio realisasi dari janji pelayanan quick win ke Janji layanan unggulan adalah standar prosedur
operasi yang disusun dan diimplementasikan
dalam rangka pelayanan kepada pihak eksternal
dengan limit waktu tertentu berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor
187/KMK/2010 tentang Standar Prosedur
Operasi Layanan Unggulan Kementerian
Keuangan.
Pada tahun 2011 capaian IKU Janji Layanan
Unggulan DJBC diukur dari 6 (enam) jenis
layanan yaitu :
Dit. Cukai - Pelayanan Permohonan Penyediaan
Pita Cukai MMEA Asal Impor (P3C MMEA),
KPU Priok - Pelayanan Penyelesaian Barang
Impor untuk Dipakai Jalur MITA Prioritas,
Pelayanan Penyelesaian Barang Impor untuk
Dipakai Jalur Hijau,
KPPBC Kudus - Pelayanan Permohonan
Penyediaan Pita Cukai Hasil Tembakau (P3C)
Pengajuan Awal Secara Elektronik, Pelayanan
Permohonan Penyediaan Pita Cukai Hasil
Tembakau (P3C) Pengajuan Tambahan Secara
Elektronik, Pelayanan Pemesanan Pita Cukai
Hasil Tembakau (CK-1) Secara Elektronik.
Sampai dengan bulan Desember 2011 capaian
untuk janji layanan unggulan secara keseluruhan
adalah sebesar 99,92%. Dari data capaian
tersebut jumlah dokumen yang tidak mencapai
target waktu janji layanan adalah 51 dari total
361.320 dokumen (0,01%).
BC-6.1
Persentase Realisasi dari
Janji Pelayanan Quick
Win
Janji Layanan Quick Win yang diukur DJBC pada tahun
2010 yaitu :
di KPU Priok : Pelayanan Jalur Prioritas, Pelayanan
Jalur Hijau, Pelayanan Jalur Merah, Pelayanan Ekspor,
Pelayanan Proses Penyelesaian Keberatan di Bidang
Kepabeanan dan Cukai, dan Pelayanan Restitusi.
di KPPBC SH : Pelayanan Rush Handling, dan
Pelayanan PIBK-PJT.
MATRIKS KINERJA RENSTRA
DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
TAHUN 2010-2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 1
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
3 Persentase jumlah kasus tindak pidana di bidang 50% 60% 50% 75% 50% 79,34%
1 Persentase Penyelesaian SOP 100% 100% BC1-3.1
Persentase penyelesaian
SOP
100% 233% Untuk tahun 2010 direncanakan akan diselesaikan
SOP sebanyak 150 SOP. Pada tahun 2010 telah
diselesaikan SOP sebanyak 350 SOP.
Sebanyak 301 SOP DJBC ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal BC Nomor KEP-
52/BC/2010 tanggal 22 Juli 2010 tentang Perubahan
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor
KEP-90/BC/2009 tentang Penetapan Standar
Prosedur Operasi di Lingkungan DJBC.
Sebanyak 49 SOP DJBC ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal nomor KEP-77/BC/2010
tanggal 12 November 2010.
BC1-3.1
Persentase
penyelesaian SOP
100% 107%
S.d. Triwulan IV 2011 telah diterbitkan PDP
sebanyak 121 berkas dan telah P-21 sebanyak
96 berkas.
*) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah
disempurnakan menjadi "Persentase hasil
penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh
Kejaksaan (P21)", di mana formula
penghitungan kinerja diukur melalui jumlah
dokumen yang dinyatakan lengkap oleh
Kejaksanaan (P21), bukan dokumen yang
diserahkan Kejaksaan (P19).
BC-8.3
Persentase tindak
pidana di bidang
kepabeanan dan cukai
yang diserahkan ke
Kejaksaan
Untuk tahun 2011 direncanakan akan
diselesaikan SOP sebanyak 200 SOP dengan
target persentase penyelesaian adalah 100%.
Pada tahun 2011 telah diselesaikan sebanyak
214 SOP dengan rincian:
Telah ditetapkan 60 SOP berdasarkan KEP-
55/BC/2011 tanggal 31 Maret 2011 Perubahan
ketiga KEP 90/BC/2010 tentang SOP di
lingkungan DJBC;
Telah ditetapkan 63 SOP tahap 2 Tahun 2011
berdasarkan Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-81
tentang Perubahan keempat atas Keputusan
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-
90/BC/2009 tentang Penetapan Standar
Prosedur Operasi di Lingkungan DJBC;
Telah ditetapkan 38 SOP tahap 3 Tahun 2011
(2 SOP merupakan SOP Revisi) berdasarkan KEP
DIRJEN BC Nomor KEP-115/BC/2011 hal
Keputusan DIRJEN BC tentang Perubahan Kelima
Atas Keputusan DIRJEN BC Nomor KEP-
90/BC/2009 tentang Penetapan Standar Operasi
Prosedur di Lingkungan DJBC;
Pada bulan Desember 2011 telah ditetapkan
sebanyak 53 SOP sebagaimana ditetapkan
dalam KEP DIRJEN BC Nomor KEP-147/BC/2011
tentang Perubahan Keenam atas Keputusan
Dirjen BC Nomor KEP-90/BC/2009 tentang
Penetapan Standar Prosedur di lingkungan DJBC.
kepabeanan dan cukai yang diserahkan ke Kejaksaan
BC-7.1
Persentase hasil
penyidikan yang
dinyatakan lengkap oleh
Kejaksaan (P21)
Target kinerja pelaksanaan penyidikan diperoleh
dengan membandingkan jumlah surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan (PDP) yang merupakan bukti
telah dimulainya penyidikan oleh PPNS DJBC dengan
penyerahan berkas perkara ke kejaksaan sebagai
bukti bahwa penyidikan atas perkara telah diserahkan
kepada Jaksa Penuntut Umum (P-19/P-21).
Realisasi penerbitan PDP pada tahun 2010 sebanyak
153 berkas sedangkan jumlah PDP outstanding yang
diterbitkan pada tahun 2009 sebanyak 31 berkas
sehingga total menjadi 184 berkas. Dari 153 berkas
PDP yang diterbitkan pada tahun 2010 yang telah P-
19 sebanyak 9 berkas dan yang telah P-21 sebanyak
98 berkas, sedangkan berkas lainnya masih dalam
proses penyidikan.
Dari 31 berkas PDP outstanding yang diterbitkan pada
tahun 2009 yang telah P-19/P-21 sebanyak 31 berkas
sehingga jumlah total yang telah P-19/P21 pada
tahun 2010 sebanyak 138 berkas.
SES. DITJEN
BEA DAN CUKAI
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 2
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
2 100% 100% BC1-6.1
Persentase Penyelesaian
program pengembangan
SDM
100% 100% BC1-6.1
Persentase
penyelesaian program
pengembangan SDM
100% 212,20% Kegiatan yang dilaksanakan adalah
melaksanakan program pengembangan SDM
DJBC. Dari target pengembangan yang
dilaksanakan 41 program yang ditetapkan, dapat
dicapai 87 program dengan realisasi pencapaian
target sebesar 212%. Hal ini dikarenakan banyak
permintaan pelaksanaan program
pengembangan yang sifatnya perlu dan
mendesak dari unit-unit.
3 100% 100% BC1-3.2
Persentase
penyelesaian/modernisa
si organisasi
100% 100% Pada tahun 2010 direncakan akan dilakukan
modernisasi sebanyak 11 KPPBC Tipe Madya Pabean.
Jumlah kantor yang telah ditetapkan menjadi kantor
modern pada tahun 2010 sebanyak 11 kantor :
1. KPPBC Tipe Madya Pabean Ngurah Rai
2. KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda
3. KPPBC Tipe Madya Pabean Jakarta
4. KPPBC Tipe Madya Pabean Tangerang
5. KPPBC Tipe Madya Pabean Dumai
6. KPPBC Tipe Madya Pabean Palembang
7. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandar Lampung
8. KPPBC Tipe Madya Pabean Pontianak
9. KPPBC Tipe Madya Pabean Balikpapan
10. KPPBC Tipe Madya Pabean Makasar
11. KPPBC Tipe Madya Pabean Marunda.
BC1-3.2
Persentase
penyelesaian/modernis
asi organisasi
100% 100% Pada tahun 2011 ditargetkan untuk
memodernisasi sebanyak 11 (sebelas) kantor.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 telah
dilakukan transformasi 11 KPPBC menjadi kantor
modern yakni:
1. KPPBC TMP Tanjung Balai Karimun
2. KPPBC TMP Jambi
3. KPPBC TMP Entikong
4. KPPBC TMP Medan
5. KPPBC TMP Teluk Nibung
6. KPPBC TMP Pekanbaru
7. KPPBC TMP Teluk Bayur
8. KPPBC TMP Tarakan
9. KPPBC TMP Nunukan
10. KPPBC TMP Banjarmasin
11. KPPBC TMP Samarinda.
4 80% 90% BC1-7.1
Persentase realisasi
pemenuhan sarana dan
prasarana
80% 143% 82% 127,27% *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah
disempurnakan menjadi "Persentase
implementasi e-procurement" dalam rangka
pelaksanaan kebijakan penyediaan sarana dan
prasarana tertentu berbasis kinerja dan secara
selektif.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah pengadaan
barang dan jasa melalui e-procurement, dari
target pengadaan 11 frekuensi dapat
direalisasikan sebanyak sebanyak 14 frekuensi
sehingga pencapaian target adalah sebesar
127%. Terjadinya penambahan jumlah paket
pengadaan yang dilakukan secara e-
procurement karena adanya optimalisasi
anggaran dan pengadaan jasa sewa mesin foto
kopi, adapu paket-paket tersebut adalah
sebagai berikut: pengadaan mobil patroli hasil
optimalisasi, pengadaan mobil minibus hasil
optimalisasi, pengadaan mobil operasional
eselon II hasil optimalisasi, dan pengadaan jasa
sewa mesin fotokopi.
Persentase penyelesaian/modernisasi organisasi
Persentase penyelesaian program pengembangan SDM
Persentase realisasi pemenuhan sarana dan prasarana
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 3
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
5 10% 50% 10% - 20% -
6 100% 100% 100% 100% 100% 100%
7 100% 100% 100% 100% 100% 100%
1 Fekuensi pemutakhiran pada Data Base Harga I 12X 12X BC2-5.1
Frekuensi pemutakhiran
pada DBH I
12x 13X Jumlah kegiatan pemutakhiran DBH I yang dilakukan
sebanyak 13 kegiatan.
BC2-3.1
Frekuensi
pemutakhiran pada
Data Base Harga I
12X 12X Pemutakhiran Data Base Nilai Pabean I dapat
dilaksanakan sebanyak 12 (dua belas kali), hal ini
dapat memenuhi target pemutakhiran untuk
tahun 2011 yang ditetapkan sebanyak 12 kali
atau satu kali setiap bulannya. Pemutakhiran
yang dilakukan setiap bulan tersebut merupakan
hasil pengumpulan data mengenai Nilai Pabean
dari berbagai pihak yang berwenang, salah
satunya dari hasil cek harga pasar yang
dilakukan secara rutin oleh Subdit Nilai Pabean.
2 75% 80% 75% 100% 76% 144%
BC1-8.1
Persentase dokumen
perencanaan anggaran
(RKA-KL) satker DJBC
yang disampaikan tepat
waktu
BC1-8.2
Persentase laporan
keuangan satker DJBC
yang disampaikan tepat
waktu
Kegiatan yang dilaksanakan adalah membuat
perincian formulir I-5 RKA dan DIPA untuk
masing-masing unit kerja dan Kantor Pusat
DJBC.
Persentase rumusan peraturan yang menjadi keputusan
di bidang teknis kepabeanan
kondisi sarana dan prasarana kepabeanan yang
memadai
BC1-8.2
Tersedianya laporan
keuangan
DIREKTORAT TEKNIS
KEPABEANAN
Untuk tahun 2011 target yang ditetapkan 9
peraturan dan realisasi yang tercapai adalah
sebanyak 13 peraturan :
a. PMK 62/PMK.04/2011 tanggal 30 Maret 2011
tentang Penyelesaian BTD, BDN dan BMN;
b. PMK 122/PMK.04/2011 tanggal 1 Agustus
2011 tentang Perubahan Kedua atas PMK 51
tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean dan
Penetapan Direktur Jenderal;
c. PER-8/BC/2011 Tanggal 25 Februari 2011
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan
BMAD Terhadap Impor Hot Rolled Coil dari RRC
dan Malaysia;
d. P-12/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk
Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk
Tali Kawat baja (Steel Wire Ropes) dengan Pos
Tarif 7312.10.90.00;
e. P-13/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk
Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk
Tali Kawat baja (Steel Wire Ropes) dengan Pos
Persentase pos lintas batas tradisional dengan
BC2-1.1
Persentase rumusan
peraturan di bidang
teknis kepabeanan
yang telah diselesaikan
Kegiatan yang dilaksanakan adalah membuat
perincian formulir 1-5 RKA dan DIPA untuk masing-
masing unit kerja dan KP DJBC. Dari target
penyediaan 143 berkas dokumen dapat disediakan
143 berkas.
Realisasinya tidak dapat disampaikan karena pada
prinsipnya DJBC tidak memiliki Renstra dan Renja
yang terkait langsung dengan kebijakan
pembangunan di wilayah kawasan perbatasan.
Namun demikian, di dalam Renstra DJBC terdapat
indikator "Persentase realisasi pemenuhan Sarana
dan Prasarana" dimana hal tersebut sudah termasuk
dalam alokasi DIPA kantor-kantor bea dan cukai yang
bersangkutan, termasuk kantor-kantor yang ada di
Kawasan Perbatasan.
Jumlah rumusan peraturan yang dibuat di bidang
Teknis Kepabeanan sebanyak 25 peraturan dari
rencana rumusan sebanyaak 25 peraturan.
Persentase tersedianya Dokumen Perencanaan
Anggaran (RKA-KL) dengan Jumlah Satuan Kerja DJBC
Persentase tercapainya penyelesaian Laporan
Keuangan dengan Jumlah Satuan Kerja DJBC
BC2-4.1
Persentase rumusan
peraturan yang menjadi
keputusan di bidang
teknis kepabeanan
BC1-8.1
Tersedianya dokumen
perencanaan anggaran
(RKA-KL)
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 4
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
3 Persentase ketepatan waktu penyelesaian 75% 80% 75% 86,62% 77% 92,44%
penetapan nilai pabean dan klasifikasi barang
4 10% 10% 100% 25% -
1 85% 90% BC3-1.1
Persentase realisasi dari
janji pelayanan yang
tepat waktu
85% 95,43% Dari 1926 keputusan yang diterbitkan pada tahun
2010 sebanyak 1838 keputusan diterbtikan tepat
waktu.
85% 97,09% Realisasi janji pelayanan yang tepat waktu Dit.
Fasilitas pada tahun 2011 diukur melalui 3
indikator yaitu :
- Rata-rata persentase realisasi dari janji layanan
unggulan pada Dit. Fasilitas Kepabeanan
(capaian 2011 sebesar 98,66%);
- Persentase realisasi dari janji layanan
pendukung (capaian 2011 sebesar 98,19%);
- Persentase realisasi dari janji layanan lainnya
(capaian 2011 sebesar 94,43%).
2 75% 100% BC3-4.1
Persentase penyelesaian
rancangan peraturan di
bidang fasilitas
kepabeanan
75% 100% Dari 4 rancangan peraturan yang ditargetkan untuk
disusun pada tahun 2010 sebanyak 4 rancangan
peraturan yang berhasil diselesaikan yaitu : PMK
tentang BMDTP untuk Tahun Anggaran 2010, RPMK
tentang KB, RPMK tentang GB, PMK tentang Badan
Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR).
BC3-4.1
Persentase
penyelesaian
rancangan peraturan di
bidang fasilitas
kepabeanan
75% 88,89%
Pengukuran kinerja DJBC yang terkait dengan
AEO adalah terbitnya PMK tentang AEO.
Realisasi pada tahun 2010 sudah mencapai
100% sehingga tidak ditargetkan lagi pada
tahun 2011.
Permintaan penetapan nilai pabean dan
klasifikasi barang diajukan oleh pemangku
kepentingan, terutama untuk keperluan
pemberian ijin impor sementara dan untuk
kendaraan bermotor yang diajukan oleh Dit.
Fasilitas Kepabeanan, dapat dipenuhi secara
tepat waktu sebesar 92,44% atau sebanyak 715
(tujuh ratus lima belas) berkas.
Tali Kawat baja (Steel Wire Ropes) dengan Pos
Tarif ex 7312.10.10.00;
f. P-14/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk
Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk
Kawat Seng;
g. P-15/BC/2011 Tanggal 14 April 2011 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan Bea Masuk
Tindakan Pengamanan Terhadap Impor Produk
Kawat Bindrat;BC2-4.2
Ketepatan waktu
penyelesaian
penetapan nilai pabean
dan klasifikasi barang
DIREKTORAT
FASILITAS
KEPABEANAN
Persentase realisasi dari janji pelayanan yang tepat
waktu
Persentase penyelesaian rancangan peraturan di bidang
fasilitas kepabeanan
Persentase penyelesaian PMK tentang Authorized BC2-4.2
Persentase penyelesaian
PMK tentang Authorized
Economic Operator
(AEO) dan dukungan
terkait dengan Sistem
Logistik Nasional
PMK yang terkait dengan AEO dan telah diterbitkan
pada tahun 2010 yaitu PMK Nomor
219/PMK.04/2010 tanggal 9 Desember 2010 tentang
Perlakuan Kepabeanan Terhadap Authorized
Economic Operator (AEO).
Economic Operator (AEO) dan dukungan terkait
dengan Sistem Logistik Nasional
Jumlah penetapan nilai pabean dan klasifikasi barang
yang tepat waktu sebanyak 952 penetapan dari 1099
permintaan penetapan.
BC2-6.2
Ketepatan waktu
penyelesaian penetapan
nilai pabean dan
klasifikasi barang
Dari 9 rancangan peraturan yang ditargetkan
untuk disusun pada tahun 2011 sebanyak 8
rancangan peraturan yang berhasil diselesaikan
yaitu :
1. Perdirjen Nomor PER-6/BC/2011 tanggal 14
Februari 2011 tentang tata cara pemberian PPN
DTP untuk T.A. 2011
2. Perdirjen BMDTP atas 16 sektor industri
3. RPMK Perubahan KMK-90/KMK.05/2002 jo.
PMK-137/PMK,04/2007
4. RPMK tentang Form A, Form B, dan Form C
5. RPMK Pembebasan BM dan/atau Cukai atas
impor barang kiriman hadiah/hibah untuk
kepentingan penanggulangan bencana alam
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 5
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
3 75% 100% 75% 100% 100% - RPMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait
sistem pelayanan kepabeanan yang mendukung
Sistem Logistik Nasional (Customs Advance
Trade System) merupakan program tahun 2010
dan telah diselesaikan pada akhir tahun 2010
dalam bentuk 1 RPMK dan 4 Perdirjen.
Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun
2010 sehingga tidak ditargetkan lagi pada
tahun 2011.
Persentase penyelesaian rancangan PMK dan aturan BC3-4.2
Persentase penyelesaian
rancangan PMK dan
aturan pelaksanaan
lainnya terkait sistem
pelayanan kepabeanan
yang mendukung sistem
logistik nasional
(Customs Advance Trade
System)
RPMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait sistem
pelayanan kepabeanan yang mendukung Sistem
Logistik Nasional (Customs Advance Trade System)
merupakan program tahun 2010 dan telah
diselesaikan pada akhir tahun 2010 dalam bentuk 1
RPMK dan 4 Perdirjen, yaitu :
a. PMK Nomor 232/PMK.04/2009 tanggal 28
Desember 2009 tentang KPPT;
b. PDJBC Nomor P-19/BC/2010 tanggal 17 Maret 2010
tentang Tata Laksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor
Melalui KPPT
c. PDJBC Nomor P-21/BC/2010 tanggal 19 Maret 2010
tentang Tata Laksana Penetapan KPPT;
d. PDJBC Nomor P-26/BC/2010 tentang Bentuk,
Warna, Ukuran Segel Dan Tanda Pengaman Bea dan
Cukai, dan Tata Cara Penyegelan;
e. PDJBC Nomor P-30/BC/2010 tanggal 7 Juni 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemasukan dan
Pengeluaran Barang Impor Ke dan Dari TPS di dalam
KPPT.
pelaksanaan lainnya terkait sistem pelayanan
kepabeanan yang mendukung sistem logistik
nasional (Customs Advance Trade System )
6. RPMK Pembebasan BM dan/atau Cukai atas
impor barang kiriman hadiah/hibah untuk
keperluan ibadah untuk umum, amal, sosial atau
kebudayaan
7. RPMK Pembebasan BM atas impor barang
untuk keperluan museum, kebun binatang dan
tempat lain semacam ituyang bertujuan untuk
umum, serta barang untuk konservasi alam
8. PMK Nomor 253/PMK.04/2011 tanggal 28
Desember 2011 tentang pengembalian BM yang
telah dibayar atas impor barang dan bahan
untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang
lain dengan tujuan untuk diekspor
9. PMK Nomor 254/PMK.04/2011 tanggal 28
Desember 2011 tentang pembebasan BM yang
telah dibayar atas impor barang dan bahan
untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang
lain dengan tujuan untuk diekspor.
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 6
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
4 70% 100% 70% 100% 100% -
5 10% 100% -
6 100% 100% - Rancangan peraturan terkait sistem pelayanan
kepabeanan dan cukai di KEK yaitu : RPP tentang
Ketentuan Kepabeanan dan Cukai di KEK dan
RPMK tentang Tatalaksana Kepabeanan dan
Cukai di KEK telah diselesaikan oleh DJBC dan
telah diserahkan kepada Biro Hukum Kemenkeu
pada tanggal 19 Juli 2010.
Berdasarkan Surat Direktur PPKC kepada BKF
Nomor S-92/BC.8/2011 tanggal 8 Februari 2011
disampaikan bahwa penyusunan PP dan PMK
terkait KEK adalah termasuk materi perundang-
undangan yang penyusunannya dilimpahkan
kepada Badan Kebijakan Fiskal sehingga
tanggungjawab penyelesaian PP dan PMK
tersebut sudah berada di luar kewenangan
DJBC.
Rancangan peraturan terkait sistem pelayanan
kepabeanan dan cukai di KEK telah diselesaikan
oleh DJBC dan telah diserahkan kepada Biro
Hukum pada tanggal 19 Juli 2010 untuk
dikompilasikan dengan rancangan peraturan
terkait dengan perpajakan di KEK.
Selain itu, berdasarkan Surat Direktur PPKC
kepada BKF Nomor S-92/BC.8/2011 tanggal 8
Februari 2011 disampaikan bahwa penyusunan
PP dan PMK terkait KEK adalah termasuk materi
perundang-undangan yang penyusunannya
dilimpahkan kepada Badan Kebijakan Fiskal
sehingga tanggungjawab penyelesaian PP dan
PMK tersebut sudah berada di luar kewenangan
DJBC.
Posisi terakhir RPP yang telah dikompilasikan
antara kepabeanan dan perpajakan telah
dilakukan pembahasan di Ditjen Perundang-
undangan dan di Menko Perekonomian, namun
dikembalikan ke Kemenkeu untuk dilakukan
kajian atas pemberian fasilitas fiskal di KEK.
Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun
2010 sehingga tidak ditargetkan lagi pada
tahun 2011.
RPMK dan aturan pelaksanaan lainnya terkait
KPPT merupakan program tahun 2010 dan telah
diselesaikan pada akhir tahun 2010 dalam
bentuk 1 RPMK dan 4 Perdirjen.
Persentase penyelesaian rancangan PMK terkait Rancangan peraturan terkait sistem pelayanan
kepabeanan dan cukai di KEK yaitu : RPP tentang
Ketentuan Kepabeanan dan Cukai di KEK dan RPMK
tentang Tatalaksana Kepabeanan dan Cukai di KEK
telah diselesaikan oleh DJBC dan telah diserahkan
kepada Biro Hukum Kemenkeu pada tanggal 19 Juli
2010 untuk dikompilasikan dengan rancangan
peraturan terkait dengan perpajakan di KEK.
pemberian fasilitas fiskal sesuai peraturan
perundang-undangan dan skema pembiayaan
infrastruktur ke dan di Kawasan Ekonomi Khusus
(KEK)
Persentase penyelesaian peraturan terkait BC3-4.3
Persentase penyelesaian
peraturan terkait sistem
pelayanan kepabeanan
dan cukai di Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK)
Dari 2 rancangan peraturan terkait KEK yang
ditargetkan untuk disusun pada tahun 2010,
semuanya dapat diselesaikan yaitu :
- RPP tentang Ketentuan Kepabeanan dan Cukai di
KEK, dan
- RPMK tentang Tatalaksana Kepabeanan dan Cukai di
KEK.
Pada tahun 2010, penyelesaian hanya sebatas RPP
dan RPMK yang mana masih terus dilakukan
pembahasan dengan instansi-instansi terkait sampai
dengan diterbitkannya PP dan PMK.
Rancangan peraturan tersebut telah diserahkan
kepada Biro Hukum Kemenkeu pada tanggal 19 Juli
2010 untuk dikompilasikan dengan rancangan
peraturan terkait dengan perpajakan di KEK.
sistem pelayanan kepabeanan dan cukai di
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Persentase penyelesaian rancangan PMK terkait Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun 2010 :
a. PMK Nomor 232/PMK.04/2009 tanggal 28
Desember 2009 tentang KPPT;
b. PDJBC Nomor P-19/BC/2010 tanggal 17 Maret 2010
tentang Tata Laksana Kepabeanan Di Bidang Ekspor
Melalui KPPT
c. PDJBC Nomor P-21/BC/2010 tanggal 19 Maret 2010
tentang Tata Laksana Penetapan KPPT;
d. PDJBC Nomor P-26/BC/2010 tentang Bentuk,
Warna, Ukuran Segel Dan Tanda Pengaman Bea dan
Cukai, dan Tata Cara Penyegelan;
e. PDJBC Nomor P-30/BC/2010 tanggal 7 Juni 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemasukan dan
Pengeluaran Barang Impor Ke dan Dari TPS di dalam
KPPT.
Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT)
dalam rangka pengembangan Sistem Logistik
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 7
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
7 10% - Berdasarkan PP Nomor 27 Tahun 2009 ttg Pelayanan
Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal,
pengembangan sistem elektronik terkait perijinan
penanaman modal dibangun dan dikelola BKPM.
BKPM membangun dan mengelola sistem pelayanan
informasi dan perijinan investasi secara elektronik
(SPIPISE) dan sesuai pasal 22 Peraturan Presiden
Nomor 27 Tahun 2009 diatur kewajiban BKPM dalam
mengelola SPIPISE.
Kewenangan pemberian fasilitas pembebasan Bea
Masuk terkait dengan penanaman modal telah
dilimpahkan kepada Kepala BKPM dengan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 176/PMK.011/2009.
Porsi dari DJBC dalam hal ini adalah hanya sebatas
berpartisipasi dalam penyusunan RPMK pengganti
KMK-135/KMK-05/2000 yang akan dilaksanakan oleh
BKPM dan PMK tsb telah diterbitkan yaitu PMK-
176/PMK.011/2009.
25% - Sesuai dengan pasal 21 Peraturan Presiden
Nomor 27 Tahun 2009, disebutkan bahwa BKPM
membangun dan mengelola sistem pelayanan
informasi dan perijinan investasi secara
elektronik (SPIPISE) dan sesuai pasal 22
Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 diatur
kewajiban BKPM dalam mengelola SPIPISE.
Kewenangan pemberian fasilitas pembebasan
Bea Masuk terkait dengan penanaman modal
telah dilimpahkan kepada Kepala BKPM
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
176/PMK.011/2009.
100% - Sampai saat ini belum ada daerah yang
ditetapkan oleh Dewan Nasional sebagai KEK
(target sampai dengan akhir tahun 2011 adalah
2 daerah ditetapkan sebagai KEK).
Di samping itu, dengan belum terbitnya PP
terkait fasilitas fiskal di KEK maka penyusunan
PMK-nya pun belum dapat dilaksanakan.
1 Tingkat ketepatan waktu penyediaan pita cukai 22 hari 20 hari BC4-1.1
Tingkat ketepatan waktu
penyediaan pita cukai
22 15,33 Realisasi tahun 2010 yaitu 15,33 hari mengalami
peningkatan jika diandingkan realisasi tahun 2009
yaitu 16,75 hari. Peningkatan tersebut dipengaruhi
oleh penerapan Sistem Aplikasi Cukai (SAC)
Sentralisasi yang semakin mempercepat proses
penyediaan pita cukai, selain itu koordinasi dengan
pengusaha pabrik/importir BKC serta dengan
perusahaan pencetak pita cukai juga berjalan dengan
baik.
BC4-5.1
Presentase ketepatan
waktu penyediaan pita
cukai
22 hari 98,58% *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah
disempurnakan menjadi "Presentase ketepatan
waktu penyediaan pita cukai", di mana formula
penghitungan kinerja diukur melalui
perbandingan antara penyediaan pita cukai Hasil
Tembakau di Gudang Pita Cukai Kantor Pusat
DJBC dalam waktu 22 hari sejak Permohonan
Penyediaan Pita Cukai (P3C) oleh Pengusaha
Pabrik atau Importir BKC diterima dibandingkan
dengan jumlah permohonan.
Capaian pada tahun 2011 sebesar 98,58%.
Pencapaian tersebut dipengaruhi oleh
implementasi Sistem Aplikasi Cukai (SAC)
Sentralisasi yang sudah diimplenetasikan di
seluruh kantor cukai sehingga mempercepat
proses penyediaan pita cukai. Selain itu juga
karena adanya koordinasi yang baik antara
pengusaha pabrik/importir BKC, Kantor
Pelayanan Bea dan Cukai, Direktorat Cukai dan
perusahaan pencetak pita cukai.
2 Persentase permohonan pengembalian cukai yang 80% 100% 80% 100% 80% 98,54%
selesai diproses
BC4-6.1
Persentase
permohonan
pengembalian cukai
yang selesai diproses
tepat waktu
DIREKTORAT CUKAI
BC4-8.1
Persentase permohonan
pengembalian cukai
yang selesai diproses
Persentase penyelesaian rancangan PMK untuk
pengembangan sistem elektronik terkait dengan
perijinan investasi di bidang kepabeanan dan perpajakan
Persentase penyelesaian rancangan PMK untuk
memadukan Kawasan Pelayanan Pabean Terpadu (KPPT)
dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di 5 lokasi (di
Jawa dan Sumatra)
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 8
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
3 Persentase cukai yang dibayar tepat waktu 98% 99% 98% 99,98% 98% 99,99%
1 50% 60% BC5-2.1
Persentase tindak
pidana di bidang
kepabeanan dan cukai
yang diserahkan ke
Kejaksaan
50% 75% Realisasi penerbitan PDP pada tahun 2010 sebanyak
153 berkas sedangkan jumlah PDP outstanding yang
diterbitkan pada tahun 2009 sebanyak 31 berkas
sehingga total menjadi 184 berkas. Dari 153 berkas
PDP yang diterbitkan pada tahun 2010 yang telah P-
19 sebanyak 9 berkas dan yang telah P-21 sebanyak
98 berkas, sedangkan berkas lainnya masih dalam
proses penyidikan.
Dari 31 berkas PDP outstanding yang diterbitkan pada
tahun 2009 yang telah P-19/P-21 sebanyak 31 berkas
sehingga jumlah total yang telah P-19/P21 pada
tahun 2010 sebanyak 138 berkas.
BC5-1.1
Persentasi hasil
penyidikan yang
dinyatakan lengkap
oleh Kejaksaan (P21)
50% 79,34% S.d. Triwulan IV 2011 telah diterbitkan PDP
sebanyak 121 berkas dan telah P-21 sebanyak
96 berkas.
*) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah
disempurnakan menjadi "Persentase hasil
penyidikan yang dinyatakan lengkap oleh
Kejaksaan (P21)", di mana formula
penghitungan kinerja diukur melalui jumlah
dokumen yang dinyatakan lengkap oleh
Kejaksanaan (P21), bukan dokumen yang
diserahkan Kejaksaan (P19).
2 10% 9% 10% 5,09% 10% 0,28%
3 70% 80% 70% 135% 70% 220,00%
4 60% 80% 60% 143,39% 65% 100,00% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011
telah disempurnakan menjadi "Persentase
evaluasi pemanfaatan sarana operasi", di mana
kinerja yang diukur adalah kegiatan evaluasi
atas pemanfaatan sarana pengawasan (tidak
hanya Gamma Ray, tetapi juga sarana operasi
lainnya).
Pada tahun 2011 realisasi IKU ini sebesar 100%
dari target yang ditetapkan yaitu sebanyak 4 kali
evaluasi.
BC5-10.1
Persentase evaluasi
pemanfaatan sarana
operasi
BC4-3.1
Persentase cukai yang
dibayar tepat waktu
dibandingkan dengan
jumlah cukai yang
mendapatkan
penangguhan
pembayaran
Jumlah penundaan pembayaran cukai hasil
tembakau yang jatuh tempo sepanjang tahun
2011 hampir seluruhnya telah dilunasi tepat
pada waktunya yaitu sebesar 99,99%. Pada
tahun 2011 jumlah cukai yang diberikan
penundaan adalah Rp 67.407,96 milyar dan
sebesar Rp 67.405,49 milyar dibayar tepat
waktu.
Indikator kinerja ini memiliki polarisai
"minimize" (semakin kecil semakin baik), artinya
nilai aktual/realisasi/pencapaian indikator
kinerja diharapkan lebih kecil dari target.
BC5-2.1
Persentase pengguna
jasa kepabeanan yang
diblokir kegiatannya
dibandingkan dengan
jumlah perijinan
BC5-8.1
Persentase Penindakan
Barang Larangan dan
Pembatasan
Realisasi IKU ini pada tahun 2011 adalah
sebanyak 44 kali penindakan yang dilakukan dari
target yang ditetapkan sebanyak 20 kali
penindakan.
Realisasi pada tahun 2010 sebesar 135% merupakan
gambaran peningkatan pengawasan dan penindakan
terhadap barang lartas yang diikuti dengan tindakan
penegahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BC5-12.1
Persentase pemanfaatan
sarana pengawasan
Gamma Ray
Realisasi pemanfaatan Gamma Ray diukur
berdasarkan jumlah kontainer yang dapat diperiksa
menggunakan Gamma Ray dalam waktu satu hari.
DJBC pada tahun 2010 memiliki 6 Gamma Ray yang
digunakan di KPU Tanjung Priok (2 unit model portal
dan 1 model mobile), KPPBC Tanjung Emas (1 unit
model mobile), dan KPPBC Tanjung Perak (2 unit
model portal).
Realisasi Tahun 2010 terdapat total 681.388 kontainer
dari 3 Kantor Pelayanan yang telah diperiksa
menggunakan sarana Gamma-Ray Container Scanner.
Jumlah kontainer yang ditargetkan untuk diperiksa
yaitu 6000 kontainer per bulan.
jumlah perijinan
Persentase Penegahan Barang Larangan dan
Pembatasan
Persentase pemanfaatan sarana pengawasan
Gamma Ray
dibandingkan dengan jumlah cukai secara
keseluruhan
Persentase pengguna jasa kepabeanan dan cukai
yang diblokir kegiatannya dibandingkan dengan
BC4-3.1
Persentase cukai yang
dibayar tepat waktu
dibandingkan dengan
jumlah cukai secara
keseluruhan
Pada tahun 2010 jumlah cukai yang diberikan
penundaan adalah Rp 57.134 miliar dan sebesar Rp
57.125 miliar dibayar tepat waktu.
DIREKTORAT
PENINDAKAN
DAN PENYIDIKAN
Persentase tindak pidana di bidang kepabeanan dan
cukai yang diserahkan ke Kejaksaan
BC5-3.1
Persentase pengguna
jasa kepabeanan dan
cukai yang diblokir
kegiatannya
dibandingkan dengan
jumlah perijinan
Indikator kinerja ini memiliki polarisai "minimize"
(semakin kecil semakin baik), artinya nilai
aktual/realisasi/pencapaian indikator kinerja
diharapkan lebih kecil dari target.
BC5-10.1
Persentase penegahan
barang larangan dan
pembatasan
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 9
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
1 Persentase pelaksanaan audit sesuai dengan 90% 95% 90% 100% 90% 100,00%
DROA (Daftar Rencana Obyek Audit)
2 Persentase Hasil Evaluasi Laporan Hasil Audit 85% 90% BC6-10.1
Persentase Hasil Evaluasi
Laporan Hasil Audit
85% 100% Dari 190 LHA yang diterbitkan pada tahun 2010 telah
dilakukan evaluasi terhadap seluruh LHA tersebut.
BC6-1.3
Persentase hasil audit
berupa tambah bayar
85% 94,38% *) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah
disempurnakan menjadi "Persentase hasil audit
berupa tambah bayar".
Pada tahun 2011, efektivitas pelaksanaan audit
kepabeanan dan cukai selain diukur dari
penyelesaian jumlah LHA juga diukur dari jumlah
hasil audit yang mengakibatkan tambah bayar.
Capaian kinerja IKU ini dihitung dengan
membandingkan antara jumlah pelaksanaan
audit berdasarkan DROA yang dilakukan dengan
jumlah pelaksanaan audit berdasarkan DROA
yang mengakibatkan tambah bayar, yaitu
pelaksanaan audit yang mendapatkan adanya
temuan yang berakibat terjadinya tambah bayar
dari auditee berupa tambah bayar BM, BK, Cukai
ataupun sanksi administrasi.
Pada tahun 2011, dari sejumlah 569 pelaksanaan
audit yang dilaksanakan berdasarkan ST DROA di
lingkungan DJBC sejumlah 537 audit
mendapatkan adanya temuan yang berakibat
terjadinya tambah bayar dengan total tagihan
sebanyak Rp 1.173,99 milyar.
1 70% 75% BC7-1.1
Persentase kebijakan
kepabeanan nasional
terhadap hasil
kesepakatan
kepabeanan
internasional
70% 100% Pada tahun 2010 terdapat 1 kesepakatan yang
dihasilkan dari kerjasama kepabeanan internasional
yaitu TRS (Time Release Study) Pilot Border/Port
BIMP EAGA, yang kemudian ditindaklanjuti dengan
kebijakan kepabeanan nasional yaitu dengan
ditetapkannya Kep Dirjen BC Nomor 16/BC/2010
tanggal 3 Maret 2010 tentang Pembentukan Tim TRS
di Pelabuhan Bitung dan Perbatasan Entikong selaku
Pilot Border/Port Kerjasama BIMP EAGA.
BC-7.2.1
Jumlah kajian yang
relevan dengan tugas
dan fungsi DJBC yang
berasal dari informasi
dari forum kerjasama
internasional
72% 240,00%
BC6-1.1
Realisasi audit
dibandingkan dengan
rencana
Pada tahun anggaran 2011, Direktorat Audit
telah menetapkan Daftar Rencana Obyek Audit
(DROA) sebanyak 71 obyek audit dengan
perincian 36 obyek audit pada semester I dan 35
obyek audit pada semester II.
Selama tahun 2011, dari 71 DROA tersebut yang
ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Tugas
sebanyak 71.
BC6-1.1
Realisasi audit
dibandingkan dengan
rencana
Rencana audit adalah rencana audit kepabeanan dan
cukai yang disusun berdasarkan DROA (Daftar
Rencana Obyek Audit).
Realisasi pelaksanaan audit DJBC pada tahun 2010 :
Semester I 100% terhadap DROA Audit Semester I
(340 perusahaan)
Semester II 100% terhadap DROA Audit Semester
II (249 perusahaan).
Persentase kebijakan kepabeanan nasional terhadap
hasil kesepakatan kepabeanan internasional
DIREKTORAT AUDIT
DIREKTORAT
KEPABEANAN
INTERNASIONAL
*) Indikator kinerja untuk tahun 2011 telah
disempurnakan menjadi "Jumlah kajian yang
relevan dengan tugas dan fungsi DJBC yang
berasal dari informasi dari forum kerjasama
internasional" karena indikator sebelumnya
redundan dengan indikator "Persentase
rumusan kebijakan kerjasama internasional di
bidang kepabeanan yang sesuai dengan standar
internasional".
Kajian yang dihasilkan tersebut adalah
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 10
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
2 75% 80% 75% 75% 77% 128,57%BC7-1.1
Persentase rumusan
kebijakan kerjasama
internasional di bidang
kepabeanan yang
sesuai dengan standar
internasional
Rencana rumusan yang diselesaikan pada tahun
2011 sebanyak 7 (tujuh) rumusan, s.d. bulan
Desember 2011 telah terealisasi sebanyak 9
(sembilan) rumusan sebagai berikut:
1. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat
Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan dan
Korea Customs Service (KCS) tentang Posisi
Indonesia dan Agenda Pertemuan serta Agreed
Minutes dalam the 1st Bilateral Meeting antara
DJBC dan KCS.
2. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Position
Paper dari Direktur Jenderal kepada PTRI
Jenewa dan Kementerian Perdagangan pada
Sidang Negotiating Group on Trade Facilitation
(NGTF) antara:
a. Position Paper DJBC atas Komunikasi China
Terkait Draft Terbaru Post Clearance Audit /
Customs Audit
b. Position Paper DJBC atas Draft Consolidated
Text Negotiating Group on Trade Facilitation
revisi ke-7 (TN/TF/W/165/rev.7).
3. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari
Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan
mengenai Rencana Penandatanganan draft
Protocol 2 tentang Designated of Frontier Post
dan Protocol 7 tentang The ASEAN Customs
Transit System (ACTS).
4. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat
Direktur Jenderal kepada Mr. Arjun Goswami,
Director of Regional Cooperation and Operations
Coordination Division of Southeast Asia
Department of ADB mengenai Survey on Rate of
Errors/Ommisions by Private Sector in BIMP-
EAGA Priority Entry Points.
5. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari
Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan
mengenai Usulan Posisi Nasional atas Rencana
Pemberlakuan Skema Self Certification.
BC-7.3.1
Persentase rumusan
kebijakan kerjasama
internasional di bidang
kepabeanan dan cukai
Pada tahun 2010 direncanakan akan dihasilkan 4
(empat) rumusan naskah perjanjian Internasional di
bidang Kepabeanan dan cukai. Sampai dengan
Triwulan IV 2010 telah dihasilkan 3 rumusan sehingga
capaiannya 75%. Capaian dimaksud diperoleh dari
dihasilkannya :
1. Draft the ASEAN Agreement on Customs 1997
2. Memorandum of Cooperation (MoC) between the
Directorate General of Customs and Excise of the
Ministry of Finance of the Republic of Indonesia and
the Department of the Chief Minister of the Northern
Territory of Australia on a Customs Pre-Inspection
Facility in Darwin Australia
3. Draft Memorandum of Understanding between
ASEAN and China Customs.
Walaupun target pada tahun 2010 sebesar 75% telah
terpenuhi, akan tetapi dari ke-4 rencana rumusan
naskah perjanjian internasional yang direncanakan
ada satu rencana rumusan naskah perjanjian
internasional yang belum terselesaikan hingga akhir
tahun 2010 yaitu draft aksesi The Revised Kyoto
Convention.
Adapun permasalahan/kendala yang dihadapi dalam
pencapaian kinerja tahun 2010 sehingga tidak
terselesaikannya draft aksesi The Revised Kyoto
Convention yaitu :
a. Dengan mempertimbangkan kewajiban yang akan
timbul bagi DJBC sebagai RKC contracting party,
tahapan persiapan aksesi baru dapat dilakukan
setelah tim kerja melakukan cost benefit analysis;
b. Berdasarkan pengamatan awal dari unit terknis
terkait dinilai bahwa masih terdapat beberapa
ketentuan dalam RKC yang masih belum mampu
dipenuhi oleh DJBC dan stakeholders sesuai batas
waktu yang ditentukan.
Persentase rumusan kebijakan kerjasama internasional
di bidang kepabeanan dan cukai
Kajian yang dihasilkan tersebut adalah
kajian/analisa atas informasi di bidang
kepabeanan yang berasal dari laporan kegiatan
dalam rangka kerja sama internasional
(pertemuan/sidang maupun international
capacity building event), laporan keikutsertaan
DJBC sebagai narasumber, maupun isu yang
berasal dari forum kerja sama internasional yang
perlu disampaikan kepada unit di lingkungan
DJBC dan/atau instansi terkait dalam rangka
mengharmonisasikan kepentingan nasional dan
standar internasional.
Untuk tahun 2011, ditetapkan sebanyak 10
(sepuluh) kajian yang akan dihasilkan oleh
Direktorat Kepabeanan Internasional. Sampai
dengan akhir tahun 2011 ternyata jumlah kajian
yang dihasilkan berjumlah 24 (dua puluh empat)
kajian, jauh melampaui target yang telah
ditetapkan.
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 11
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
1 Jumlah penerimaan bea dan cukai 100% 100% BC8-1.1
Jumlah penerimaan Bea
dan Cukai
100% 116,12% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV
2010 berdasarkan data Ditjen. Perbendaharaan
adalah Rp95.019,26 Milyar dari target APBN-P 2010
sebesar Rp81.827,29 Milyar.
BC8-3.1
Persentase ketepatan
alokasi distribusi target
penerimaan
100% 13,78% *) Indikator jumlah penerimaan bea dan cukai
merupakan indikator untuk program
pengawasan, pelayanan, dan penerimaan di
bidang kepabeanan dan cukai (Unit eselon I
DJBC) dan pada tahun 2011 ditetapkan untuk
tidak diturunkan sebagai indikator kegiatan
perumusan kebijakan dan peningkatan
pengelolaan penerimaan bea dan cukai (Unit
eselon II Dit. PPKC).
Sebagai pengganti dari indikator kinerja tersebut
di Dit. PPKC ditetapkan indikator "Persentase
ketepatan alokasi distribusi target penerimaan".
Tingkat ketepatan pengalokasian target
penerimaan diukur berdasarkan nilai deviasi
yang merupakan selisih antara realisasi
penerimaan BM, BK dan Cukai dengan target
penerimaan BM, BK dan Cukai dari masing-
masing KPU BC dan KWBC dibagi dengan target
penerimaan BM, BK dan Cukai dari masing-
masing KPU BC dan KWBC.
Target pada tahun 2011 sebesar 20% dan
realisasinya adalah 13,78%.
6. Rumusan kebijakan terkait kerja sama
regional di tingkat APEC berbentuk surat dari
Direktur Jenderal kepada Dirjen Asia Pasifik dan
Afrika, Kementerian Luar Negeri RI mengenai
Masukan dan usulan DJBC untuk posisi nasional
atas APEC Self Certification dan FTA terkait
Skema APEC.
7. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari
Direktur Jenderal kepada Direktur Jenderal Kerja
sama Perdagangan Internasional mengenai
Penyampaian kesiapan DJBC dalam
Implementasi Second Protocol to Amend the
Agreement on Trade in Goods of the Framework
Agreement on Comprehensive Economic
Cooperation ASEAN-China.
8. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari
Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan
mengenai Laporan Perkembangan Rencana
Penerapan Skema Self Certification dalam
Kerangka ASEAN Trade In Goods (ATIGA).
9. Rumusan Kebijakan yang berbentuk Surat dari
Direktur Jenderal kepada Direktur Jenderal Kerja
sama Perdagangan Internasional Kementerian
Perdagangan mengenai Pembahasan materi
ROO untuk menghadapi perundingan IE-CEPA
putaran ke - 4.
DIREKTORAT
PENERIMAAN DAN
PERATURAN
KEPABEANAN DAN
CUKAI
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 12
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
2 75% 80% 75% 131% 75% 138,71%
3 55% 60% BC8-10.1
Persentase penyelesaian
tagihan
55% 58,77% Pada tahun 2010 telah diterbitkan tagihan sebanyak
Rp 4.519,76 milyar dan telah dicairkan tagihan
sejumlah Rp 2.656,09 milyar sehingga capaian tahun
2010 sebesar 58,77% melebihi target yang ditetapkan
sebesar 55%.
Tagihan aktif pada tahun 2010 masih
memperhitungkan tagihan dari tahun-tahun
sebelumnya.
BC8-2.1
Persentase
penyelesaian piutang
55% 79,42% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011
telah disempurnakan menjadi "Persentase
penyelesaian piutang". Selain terjadi
penyempurnaan nama indikator, formula
penghitungan IKU ini juga disempurnakan
dimana kinerja penyelesaian piutang diukur
hanya untuk piutang yang usianya < 3 tahun.
Pada tahun 2011 telah diselesaikan piutang
sebanyak Rp 79.380,66 milyar dari jumlah
piutang yang berumur kurang dari 3 tahun
sebanyak Rp 99.944,87 milyar sehingga capaian
tahun 2011 sebesar 79,42%.
4 80% 90% 80% 100% 80% -
1 100% 100% BC9-3.1
Persentase sistem
aplikasi dan infrastruktur
TI yang sesuai dengan
proses bisnis DJBC
100% 100% Pada tahun 2010 telah disepakati untuk
pengembangan aplikasi yang berbasis web yaitu:
1. Re-engineering aplikasi EIS/dashboard
(pengembangan aplikasi yang disesuaikan dengan
kebutuhan manajemen maupun infrastruktur IT di
DJBC);
2. Aplkasi TPS online;
3. Aplikasi Keberatan / Monitoring Tagihan.
Sampai dengan akhir 2010 pencapaian
pengembangan 3 aplikasi tersebut sudah mencapai
100%.
BC9-1.1
Persentase
pengembangan sistem
aplikasi yang sesuai
dengan Rencana Kerja
Tahunan (RKT)
100% 100,00% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011
telah disempurnakan menjadi "Persentase
pengembangan sistem aplikasi yang sesuai
dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)".
Persentase sistem pengembangan aplikasi yang
sesuai dengan RKT adalah perbandingan aplikasi
yang dikembangkan dan sesuai dengan aplikasi
yang direncanakan sesuai Rencana Kerja
Tahunan Direktorat IKC.
Sistem aplikasi DJBC yang selesai dikembangkan
pada tahun 2011 sesuai dengan RKT adalah:
1. Aplikasi Passenger Analyzing Unit (PAU);
2. Aplikasi BC.23;
3. Aplikasi DB Nilai Pabean.
Target pada tahun 2011 direncanakan akan
diselesaikan sebanyak 31 rancangan dan
legalisasi peraturan. Pada tahun 2011 telah
diselesaikan sebanyak 43 peraturan dan
rancangan peraturan (1 PMK, 10 RPMK, 10
PerDirjen, 10 RPDJ, 4 Kepdirjen, 2 Instruksi, dan
6 SE DJBC).
*) Indikator ini tidak lagi diukur pada tahun 2011
karena redundan dengan indikator "Persentase
penyelesaian rancangan dan legalisasi peraturan
pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai".
BC8-1.1
Persentase
penyelesaian
perancangan dan
legalisasi peraturan
pelaksanaan UU
Kepabenanan dan UU
Cukai
Target pada tahun 2010 direncanakan akan
diselesaikan sebanyak 44 rancangan dan legalisasi
peraturan. Pada tahun 2010 telah diselesaikan
sebanyak 58 rancangan dan legalisasi peraturan (1
PP, 25 RPMK, 29 RPDJBC, 1 KEPDJBC, 1 SE, dan 1 INS)
BC8-2.1
Persentase peraturan
pelaksanaan di bidang
kepabeanan dan cukai
yang selaras dengan UU
Kepabeanan dan UU
Cukai.
kepabeanan dan cukai yang selaras dengan UU
Kepabeanan dan UU Cukai.
Persentase penyelesaian rancangan dan legalisasi BC8-6.1
Persentase penyelesaian
rancangan dan legalisasi
peraturan pelaksanaan
UU Kepabeanan dan UU
Cukai
peraturan pelaksanaan UU Kepabeanan dan UU Cukai
Persentase penyelesaian tagihan
Persentase peraturan pelaksanaan di bidang
DIREKTORAT
INFORMASI
KEPABEANAN DAN
CUKAI
Persentase sistem aplikasi dan infrastruktur TI yang
sesuai dengan proses bisnis DJBC
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 13
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
2 Persentase downtime sistem informasi 1% 1% BC9-1.1
Downtime sistem
informasi
1% 0,36% Downtime adalah waktu dimana suatu sistem
informasi tidak bisa berfungsi. Waktu pelayanan yang
dilakukan sistem informasi adalah 24 jam sehari
selama 1 tahun. Downtime sistem informasi adalah
perbandingan antara jumlah downtime sistem
informasi terhadap jumlah waktu pelayanan yang
dilakukan sistem informasi.
Indikator kinerja ini memiliki polarisai "minimize"
(semakin kecil semakin baik), artinya nilai
aktual/realisasi/pencapaian indikator kinerja
diharapkan lebih kecil dari target. S.d. Triwulan IV
2010 realisasi Donwtime Sistem Informasi adalah
0,36%.
Capaian tersebut merupakan akumulasi downtime
selama tahun 2010 pada 6 kantor utama yaitu KPU
Priok, KPU Batam, KPPBC Belawan, KPPBC Soekarno
Hatta, KPPBC Tanjung Emas, dan KPPBC Tanjung
Perak.
BC9-1.2
Persentase downtime
sistem pelayanan
1% 0,02% *) Nama indikator kinerja untuk tahun 2011
telah disempurnakan menjadi "Persentase
downtime sistem pelayanan".
Akumulasi Donwtime Sistem Informasi selama
tahun 2011 adalah 0,0197%.
Dari 14 kantor pelayanan besar, selama tahun
2011 downtime sistem informasi hanya terjadi
di KPPBC Tg. Perak dan KPPBC Jakarta :
- Downtime yang terjadi di KPPBC Tg. Perak
(Bulan Maret) diakibatkan padamnya listrik PLN
dan pada saat yang bersamaan UPS tidak dapat
pindah secara otomatis ke genset karena modul
dalam konsisi rusak sehingga terjadi downtime.
Untuk memperbaiki masalah tersebut
dibutuhkan waktu kurang lebih 24 jam sampai
sistem berjalan normal kembali;
- Downtime yang terjadi di KPPBC Jakarta (Bulan
Juli) dikabitkan server hang/ngedump. Untuk
memperbaiki masalah tersebut dibutukan waktu
kurang lebih 1 jam sampai sistem berjalan
normal kembali.
3 Rata-rata persentase penyelesaian pengembangan 70% 75% 70% 100% 70% -
aplikasi sesuai rencana
4 100% 100% 100% 100% 100% - Realisasi sudah mencapai 100% pada tahun
2010 sehingga tidak ditargetkan lagi pada
tahun 2011.
Penerapan Aplikasi SKP yang terintegrasi dengan
portal INSW pada tahun 2010 telah diterapkan
di 5 kantor utama yaitu :
1. KPPBC TMP Tanjung Perak;
2. KPPBC TMP Tanjung Emas;
3. KPPBC TMP Belawan (15 Juli 2010);
4. KPUBC Tanjung Priok (12 Agustus 2010);
5. KPPBC TMP Soekarno Hatta (23 September
2010).
*) Indikator ini tidak lagi diukur pada tahun 2011
karena redundan dengan indikator "Persentase
pengembangan sistem aplikasi yang sesuai
dengan Rencana Kerja Tahunan (RKT)".
Persentase penerapan aplikasi sistem komputer BC9-8.2
Persentase penerapan
aplikasi sistem komputer
pelayanan (SKP)
kepabeanan yang
terintegrasi dengan
portal INSW
Penerapan Aplikasi SKP yang terintegrasi dengan
portal INSW pada tahun 2010 direncanakan akan
diterapkan di 5 pelabuhan utama. Sehubungan
dengan mandatory NSW Ekspor di 5 kantor utama
tersebut telah ditetapkan Keputusan Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-50/BC/2010
tentang Penerapan Secara Penuh (Mandatory) Sistem
National Single Window (NSW) Ekspor tanggal 13 Juli
2010.
Integrasi antara SKP Ekspor dengan portal INSW di 5
(lima) kantor utama sebagai berikut :
1. KPPBC TMP Tanjung Perak;
2. KPPBC TMP Tanjung Emas;
3. KPPBC TMP Belawan (15 Juli 2010);
4. KPUBC Tanjung Priok (12 Agustus 2010);
5. KPPBC TMP Soekarno Hatta (23 September 2010).
pelayanan (SKP) Kepabeanan yang terintegrasi
dengan portal INSW
BC9-8.1
Rata-rata persentase
penyelesaian
pengembangan aplikasi
sesuai rencana
Pada tahun 2010 telah diselesaikan 3 aplikasi dengan
tahapan penyelesaian masing-masing aplikasi 100%
dengan keterangan sebagai berikut :
1. Pengembangan Aplikasi Monitoring sudah
mencapai 100% yaitu dengan telah diterapkan
Aplikasi Monitoring Keberatan dan Monitoring
Piutang di KPU Tg. Priok mulai tanggal 20 Desember
2010 (Keputusan Direktur Jenderal Nomor Kep-
91/BC/2010 tanggal 20 Desember 2010);
2. Pengembangan Aplikasi EIS sudah mencapai 100%
yaitu dengan telah diterapkan Aplikasi EIS di KPU BC
Tg. Priok pada minggu ke-3 bulan Desember 2010
(Nota Dinas Direktur Jenderal Nomor ND-
142/BC/2010 tanggal 22 Desember 2010);
3. Pengembangan Aplikasi TPS online sudah mencapai
100% yaitu dengan telah diterapkan Aplikasi TPS
online di KPU BC Tg. Priok mulai tanggal 23 Desember
2010 (Keputusan Direktur Jenderal Nomor Kep-
92/BC/2010 tanggal 23 Desember).
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 14
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
1 Persentase pegawai DJBC yang terkena sanksi 1% 0,50% 1% 0,79% 1% 1,98%
pelanggaran kode etik/disiplin pegawai
2 Indeks kepuasan pengguna jasa kepabeanan dan 60 65 60 64,48 60 3,65
cukai.
3 Jumlah kegiatan evaluasi kinerja DJBC secara 10X 10X 10 10 10X 11X
berkala
4 Persentase rekomendasi audit aparat pengawas 75% 80% 75% 93,35% 75% 95,33%
fungsional yang telah ditindaklanjuti
BC10-1.2
Persentase pegawai
DJBC yang terkena
sanksi pelanggaran
kode etik/disiplin
pegawai
Jumlah pegawai DJBC per 30 Desember 2011
sebanyak 10.434 orang, dan jumlah pegawai
yang terkena hukuman disiplin sebanyak 207
orang terhitung dari Januari s.d. Desember 2011
sehingga capaian IKU adalah sebesar 1,98% atau
tidak mencapai target yang ditetapkan.
Yang menyebabkan tidak tercapainya IKU ini
adalah karena terdapat kurang lebih 300
pegawai Bea dan Cukai yang tidak/belum
menyerahkan LHKPN tepat pada waktunya pada
tahun 2011 sehingga wajib dijatuhi hukuman
disiplin ringan sesuai Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 38/KMK.01/2011.
BC-3.1
Indeks kepuasan
pengguna layanan
*) Indikator ini pada tahun 2011 diukur pada
level eselon I DJBC dengan penamaan yang
disempurnakan menjadi "Indeks kepuasan
pengguna layanan".
Tingkat kepuasan pengguna jasa atas pelayanan
yang diberikan oleh DJBC diukur melalui Indeks
Kepuasan Pengguna Layanan. Indeks diperoleh
melalui survey yang dilakukan oleh Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan terhadap
pengguna jasa di tiap unit eselon I di lingkungan
Kementerian Keuangan dengan memakai jasa
konsultan dari pihak eksternal. Untuk tahun
2011 survei dilakukan dengan menggunakan
jasa konsultan dari IPB.
Indeks kepuasan pengguna layanan DJBC pada
tahun 2011 sebesar 3,65 dari target yang
ditetapkan sebesar 3,8 (skala 1-5). Capaian
tersebut mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan indeks kepuasan
pengguna layanan yang diperoleh DJBC pada
tahun 2010 sebesar 3,72 (hasil survey IPB).
BC10-7.2
Jumlah kegiatan
evaluasi kinerja DJBC
secara berkala
Pada tahun 2011 telah dilaksanakan sebanyak
11 kali jumlah kegiatan evaluasi kinerja DJBC
dalam bentuk rapat bulanan pembahasan
capaian IKU Kemenkeu-One DJBC.
BC10-10.1
Persentase
rekomendasi audit
aparat pengawasan
fungsional yang telah
ditindaklanjuti
Rekomendasi audit aparat pengawasan
fungsional yang telah ditindaklanjuti pada tahun
2011 sebagai berikut :
Temuan Itjen : sebanyak 644 dari 749
rekomendasi telah ditindaklanjuti (85,98%)
Temuan Itjen Belanja Modal : dari 204
rekomendasi keseluruhannya telah
ditindaklanjuti (100%)
Temuan BPK : dari 288 rekomendasi
keseluruhannya telah ditindaklanjuti (100%).
BC10-4.3
Jumlah kegiatan evaluasi
kinerja DJBC secara
berkala
Pada tahun 2010 telah dilaksanakan sebanyak 10 kali
jumlah kegiatan evaluasi kinerja DJBC dalam bentuk
rapat bulanan pembahasan capaian IKU Depkeu-One
DJBC Tahun 2010.
BC10-13.1
Persentase rekomendasi
audit aparat
pengawasan fungsional
yang telah
ditindaklanjuti
Rekomendasi audit aparat pengawasan fungsional
yang telah ditindaklanjuti pada tahun 2010 sebagai
berikut :
Itjen Kemenkeu : sebanyak 215 rekomendasi audit
dari 248 rekomendasi telah ditindaklanjuti (86,69%)
BPK : sebanyak 71 rekomendasi audit dari 71
rekomendasi telah ditindaklanjuti (100).
PUSAT KEPATUHAN
INTERNAL
KEPABEANAN DAN
CUKAI
BC10-2.3
Persentase pegawai
DJBC yang terkena
sanksi pelanggaran kode
etik/disiplin pegawai
Pada tahun 2010 terdapat 84 pegawai yang terkena
sanksi pelanggaran kode etik/disiplin pegawai dari
total 10.631 pegawai DJBC.
BC10-1.1
Indeks kepuasan
pelayanan bea dan cukai
Salah satu program kerja dalam pembentukan Kantor
Modern adalah dilakukannya Survey Persepsi
Pengguna Jasa baik sebelum maupun setelah
pembentukan Kantor Modern. Dari hasil survey ini
akan didapatkan Indeks Kepuasan Pelayanan Bea dan
Cukai. Untuk menjaga independensi dan validitas
survey, maka Tim Percepatan Reformasi (TPR) DJBC
bekerja sama dengan Lembaga Konsultan
Manajemen HayGroup dalam penyelenggaraan
Survey tersebut.
Pada tahun 2010 telah dilakukan survey persepsi
pengguna jasa pada 13 (tiga belas) kantor yang
dilakukan oleh HayGroup Consulting yang
menghasilkan Indeks Kepuasan Pelayanan rata-rata
sebesar 64,48.
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 15
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
5 100% 100% 100% 141,67% 100% 212,50%
1 Pencapaian target penerimaan bea dan cukai 100% 100% Jumlah Penerimaan Bea
dan Cukai
100% 117,90% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV
2010 dari 16 Kanwil DJBC di seluruh Indonesia adalah
Rp83.379,66 Milyar dari total target yang dibebankan
kepada 16 Kanwil DJBC sesuai dengan APBN-P 2010
sebesar Rp70.718,85 Milyar.
Jumlah Penerimaan Bea
dan Cukai
100% 112,97% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan
IV 2011 dari 16 Kanwil DJBC di seluruh
Indonesia adalah Rp 115.770,31 Milyar dari total
target yang dibebankan kepada 16 Kanwil DJBC
sesuai dengan APBN-P 2011 sebesar Rp
102.481,19 Milyar.
2 50% 60% Persentase tindak
pidana di bidang
kepabeanan dan cukai
yang diserahkan ke
Kejaksaan
50% 87,22% Pada tahun 2010 dari 16 Kanwil DJBC di seluruh
indonesia terdapat 116 berkas telah P-19/P-21 dari
133 berkas PDP yang diterbitkan sedangkan berkas
lainnya masih dalam proses penyidikan.
Persentase hasil
penyidikan yang
dinyatakan lengkap
oleh Kejaksaan (P21)
50% 77,14% Pada tahun 2011 dari 16 Kanwil DJBC di seluruh
indonesia terdapat 81 berkas telah P-21 dari 105
berkas PDP yang diterbitkan sedangkan berkas
lainnya masih dalam proses penyidikan.
3 Realisasi audit dibandingkan dengan rencana 90% 95% Realisasi audit
dibandingkan dengan
rencana
90% 100% Realisasi pelaksanaan audit berdasarkan DROA dari
16 Kanwil DJBC di seluruh Indonesia pada tahun 2010
:
Semester I 100% terhadap DROA Audit Semester I
(262 perusahaan)
Semester II 100% terhadap DROA Audit Semester
II (189 perusahaan).
Persentase realisasi
audit dibandingkan
dengan rencana di
Kanwil DJBC
91% 100,00% Realisasi pelaksanaan audit berdasarkan DROA
dari 16 Kanwil DJBC di seluruh Indonesia pada
tahun 2011 yaitu sebanyak 435 ST Audit
berdasarkan DROA.
BC10-5.1
Persentase kegiatan
internalisasi kepatuhan
internal yang
direalisasikan
Pada tahun 2011 telah dilakukan 17 (tujuh belas)
kali kegiatan internalisasi peraturan di bidang
Kepatuhan Internal dengan capaian sebesar
212,5% dari target 8 kegiatan.
Materi yang disampaikan pada kegiatan
internalisasi yaitu:
a. Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor INS-02/BC/2011 8 Maret 2011 tentang
Peningkatan Integritas Pegawai dan Kepatuhan
Pengguna Jasa dalam Kegiatan Pelayanan
Kepabeanan dan Cukai, atau yang dikenal
dengan “INSTRUKSI NO TIPPING”;
b. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor SE-05/BC/2011 tanggal 6 April 2011
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan
Melekat di Lingkungan DJBC;
c. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor P-55/BC/2010 tanggal 23 Desember
2010 tentang Pemberian Penghargaan Bagi
Pegawai di Lingkungan DJBC;
d. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor P-44/BC/2010 tangal 19 November 2010
tentang Pakta Integritas Pegawai DJBC;
e. Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor SE-23/BC/2010 tanggal 3 November
2010 tentang Tata Nilai dan Budaya Organisasi
DJBC;
f. Konsep Paper Pengembangan Sistem
Pengendalian Internal di Lingkungan DJBC;
g. Informasi terkait BSC (Balance Scorecard) dan
IKU (Indikator Kinerja Utama); dan
h. Informasi terkait dengan pengaduan
masyarakat.
BC10-6.1
Persentase kegiatan
internalisasi kepatuhan
internal yang
direalisasikan
Pada tahun 2010 telah dilaksanakan sebanyak 17
kegiatan internalisasi dari 12 kegiatan yang
direncanakan dengan rincian sebagai berikut :
1) Sosialisasi P-23 di 4 lokasi yaitu KP DJBC, Surabaya,
Medan dan Makasar;
2) Pembekalan Kantor Madya pada 8 (delapan)
KPPBC;
3) P2KP tentang IKU di Dit. Teknis Kepabeanan dan
Dit. cukai;
4) Workshop cascading Depkeu-Three di 3 KPPBC
yaitu Palembang, Pontianak, dan Manado).
Persentase tindak pidana di bidang kepabeanan dan
cukai yang diproses diserahkan ke Kejaksaan
KANTOR WILAYAH
Persentase kegiatan internalisasi kepatuhan internal
yang direalisasikan
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 16
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
1 Pencapaian target penerimaan bea dan cukai 100% 100% Jumlah Penerimaan Bea
dan Cukai
100% 104,78% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV
2010 dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU Tg. Priok dan KPU
Batam) adalah Rp11.639,61 Milyar dari total target
yang dibebankan kepada 2 KPU Bea dan Cukai sesuai
dengan APBN-P 2010 sebesar Rp11.108,44 Milyar.
Jumlah Penerimaan Bea
dan Cukai
100% 122,34% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan
IV 2011 dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU Tg. Priok
dan KPU Batam) adalah Rp 15.333,57 Milyar dari
total target yang dibebankan kepada 2 KPU Bea
dan Cukai sesuai dengan APBN-P 2011 sebesar
Rp 12.534,02 Milyar.
2 90% 100% KPUBC1-4.1 Realisasi
dari janji pelayanan Jalur
Prioritas
90% 100% Capaian janji pelayanan jalur prioritas di KPU Priok
selama tahun 2010 sebesar 100% yaitu dari 68.554
jumlah dokumen keseluruhannya dapat dilayani tepat
waktu sesuai janji layanan yang ditetapkan yaitu 20
menit.
KPU01-4.1
Rata-rata persentase
realisasi dari janji
layanan unggulan
95% 99,99% Capaian janji pelayanan jalur prioritas di KPU
Priok selama tahun 2011 sebesar 99,99% yaitu
dari 109.589 jumlah dokumen sebanyak 109.593
dapat dilayani tepat waktu sesuai janji layanan
yang ditetapkan yaitu 20 menit.
KPUBC1-4.2 Realisasi
dari janji pelayanan Jalur
Hijau
Capaian janji pelayanan jalur hijau di KPU Priok
selama tahun 2010 sebesar 100% yaitu dari 206.264
jumlah dokumen keseluruhannya dapat dilayani tepat
waktu sesuai janji layanan yang ditetapkan yaitu 30
menit.
Capaian janji pelayanan jalur hijau di KPU Priok
selama tahun 2011 sebesar 99,99% yaitu dari
242.116 jumlah dokumen sebanyak 242.099
dapat dilayani tepat waktu sesuai janji layanan
yang ditetapkan yaitu 30 menit.
3 Persentase tindak pidana dibidang kepabeanan dan 50% 60% 50% 100% 50% 100,00%
cukai yang diproses diserahkan ke kejaksaan
1 Pencapaian target penerimaan bea dan cukai 100% 100% Jumlah Penerimaan Bea
dan Cukai
100% 117,90% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan IV
2010 dari 113 KPPBC di seluruh Indonesia adalah
Rp83.379,66 Milyar dari total target yang dibebankan
kepada 113 KPPBC sesuai dengan APBN-P 2010
sebesar Rp70.718,85 Milyar.
Jumlah Penerimaan Bea
dan Cukai
100% 112,97% Jumlah penerimaan bea dan cukai s.d. Triwulan
IV 2011 dari 113 KPPBC di seluruh Indonesia
adalah Rp 15.333,57 Milyar dari total target
yang dibebankan kepada 113 KPPBC sesuai
dengan APBN-P 2011 sebesar Rp 12.534,02
Milyar.
2 Indeks kepuasan pelayanan bea dan cukai 60 65 Indeks kepuasan
pelayanan bea dan cukai
60 64,48 Pada tahun 2010 telah dilakukan survey persepsi
pengguna jasa pada 13 (tiga belas) kantor yang
dilakukan oleh HayGroup Consulting yang
menghasilkan Indeks Kepuasan Pelayanan rata-rata
sebesar 64,48.
Indeks kepuasan
pengguna layanan
61 3,65 Tingkat kepuasan pengguna jasa atas pelayanan
yang diberikan oleh DJBC diukur melalui Indeks
Kepuasan Pengguna Layanan. Indeks diperoleh
melalui survey yang dilakukan oleh Sekretariat
Jenderal Kementerian Keuangan terhadap
pengguna jasa di tiap unit eselon I di lingkungan
Kementerian Keuangan dengan memakai jasa
konsultan dari pihak eksternal. Untuk tahun
2011 survei dilakukan dengan menggunakan
jasa konsultan dari IPB.
Indeks kepuasan pengguna layanan DJBC pada
tahun 2011 sebesar 3,65 dari target yang
ditetapkan sebesar 3,8 (skala 1-5). Capaian
tersebut mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan indeks kepuasan
pengguna layanan yang diperoleh DJBC pada
tahun 2010 sebesar 3,72 (hasil survey IPB).
3 Persentase temuan pelanggaran kepabeanan 80% 90% 80% 67,20% 82% 84,40%
dan cukai
Persentase tindak lanjut
temuan pelanggaran
kepabeanan dan cukai
Persentase tindak
pidana di bidang
kepabeanan dan cukai
yang diserahkan ke
Kejaksaan
Pada tahun 2010 dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU Tg.
Priok dan KPU Batam) terdapat 19 berkas telah P-
19/P-21 dari 12 berkas PDP yang diterbitkan pada
tahun 2010 dan 7 berkas PDP outstanding dari tahun
2009.
Realisasi dari janji layanan terhadap pelayanan jalur
prioritas dan jalur hijau ke pihak eksternal
KPU
KPPBC
Jumlah penindakan pelanggaran kepabeanan dan
cukai di seluruh Indonesia dari bulan Januari s.d
Desember 2010 sebanyak 3.680 kasus dan yang
menghasilkan temuan sebanyak 2.473 kasus,
sehingga tingkat capaiannya sebesar 67,20%.
Persentase hasil
penyidikan yang
dinyatakan lengkap
oleh Kejaksaan (P21)
Pada tahun 2011 dari 2 KPU Bea dan Cukai (KPU
Tg. Priok dan KPU Batam) terdapat 10 berkas
telah P-21 dari 10 berkas PDP yang diterbitkan.
Jumlah penindakan pelanggaran kepabeanan
dan cukai di seluruh Indonesia dari bulan Januari
s.d Desember 2011 sebanyak 3.378 kasus dan
yang menghasilkan temuan sebanyak 2.851
kasus, sehingga tingkat capaiannya sebesar
84,40%.
Persentase temuan
pelanggaran
kepabeanan dan cukai
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 17
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
1 Persentase jumlah kapal patroli yang siap untuk 60% 80% 60% - 65% 85,48%
berlayar dibandingkan dengan jumlah kapal dalam
1 Persentase jumlah pengajuan yang dapat 80% 90% 80% 100% 82% 92,84%
terlayani untuk uji laboratorium
2 Persentase jumlah ketepatan waktu hasil uji 75% 100% 75% 84,80% 80% 92,52%
laboratorium dibandingkan dengan target
penyelesaian
3 100% 100% 100% 100% 100% 100,00%
25% 50% 25% 33,33% 25% 33,33%
Tidak ada data capaian karena pada tahun 2010 untuk
Pangasarop Bea dan Cukai belum ditetapkan Kontrak
Kinerja (Belum ada indikator kinerja yang secara
spesifik mengukur capain kinerja)
PANGSAROP
BPIB
laboratorium penguji yang berhasil dipertahankan
4 Persentase laboratorium penguji yang memiliki
akreditasi ISO 17025
BPIB Jakarta telah memperoleh akreditasi sebagai
laboratorium penguji bertaraf nasional/internasional
pada tahun 2002 dari Komite Akreditasi Nasional
Indonesia (KAN). Berdasarkan hasil re-aassessment
pada tanggal 10 Nopember 2006, KAN memutuskan
untuk memberikan re-akreditasi kepada BPIB Jakarta
sesuai dengan ISO/IEC 17025 : 2005 dengan nomor
akreditasi LP-158-IDN.
Pada tahun 2009 BPIB Jakarta telah melaksanakan
survailent dalam rangka untuk mempertahankan
akreditasi yang telah diperoleh dan penyesuaian
dengan ISO/SEC 17025 : 2005.
Dari 3 unit UPT BPIB di lingkungan DJBC, sampai
dengan tahun 2010 baru 1 BPIB yang memiliki
akreditasi ISO 17025 yaitu BPIB Jakarta.
Persentase realisasi dari
janji pelayanan
pengujian laboratoris
dan identifikasi barang
yang tepat waktu
Capaian indikator ini dapat dilihat dari capaian
indikator "Persentase contoh uji yang
disubkontrakkan ke laboratorium pengujian dan
instansi lain" sebesar 0% yang berarti semua
dokumen permohonan pengujian dapat diselesaikan
tanpa perlu disubkontrakkan ke laboratorium lain.
Selama tahun 2010 jumlah dokumen permohonan
pengujian yang diterima BPIB Jakarta sebanyak 668
dokumen atau 1638 jenis barang. Pengujian dan
identifikasi barang yang dilaksanakan sebanyak 548
dokumen atau 1277 barang. Tidak semua dokumen
permohonan yang diterima dilakukan pengujian
karena dokumen pengujian dari pengguna jasa
internal dapat diselesaikan di lapangan sehingga tidak
memerlukan pengujian lebih lanjut.
kondisi baik
Persentase status akreditasi ISO 17025 sebagai
Capaian tahun 2011 merupakan capaian rata-
rata dari 3 (tiga) UPT BPIB di lingkungan DJBC
dengan rincian sebagai berikut :
BPIB Medan : 96,24%
BPIB Jakarta : 95,95%
BPIB Surabaya : 85,37%.
Sampai dengan tahun 2011 baru 1 (satu) BPIB
yang memperoleh akreditasi ISO 17025 yaitu
BPIB Jakarta dan sampai dengan saat ini status
akreditasi tersebut masih berhasil
dipertahankan sejak diperoleh tahun 2006.
Dari 3 unit UPT BPIB di lingkungan DJBC, sampai
dengan tahun 2011 baru 1 BPIB yang memiliki
akreditasi ISO 17025 yaitu BPIB Jakarta.
Capaian pada tahun 2011 merupakan capaian
rata-rata dari 4 (empat) UPT Pangsarop di
lingkungan DJBC dengan rincian sebagai berikut :
Pangsarop TBK : 83,62%
Pangsarop Batam : 98%
Pangsarop Tanjung Priok : 88,89%
Pangsarop Pantoloan : 71,43%.
Persentase jumlah
kapal patroli yang laik
laut dibandingkan
dengan jumlah kapal
patroli yang tersedia
Capaian tahun 2011 merupakan capaian rata-
rata dari 3 (tiga) UPT BPIB di lingkungan DJBC
dengan rincian sebagai berikut :
BPIB Medan : 98,65%
BPIB Jakarta : 80%
BPIB Surabaya : 92,84%.
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 18
2010 2014
INDIKATOR BSC
2010
Ket KetTarget
RenstraRealisasi
Target
RenjaINDIKATOR
TARGET UNIT ORGANISASI
PELAKSANA Realisasi
2011
INDIKATOR BSC
5 80% 100% 80% 100% 85% 100,00%
1 Persentase rumusan masukan untuk kerjasama 75% 80% 75% - 76% -
internasional dibidang kepabeanan dan cukai
terhadap isu yang diidentifikasi
Tidak ada data capaian karena pada tahun 2010 untuk
Perwakilan Luar Negeri belum ditetapkan Kontrak
Kinerja (Belum ada indikator kinerja yang secara
spesifik mengukur capain kinerja)
Perwakilan LN
Persentase ketersediaan
Instruksi Kerja Alat (IKA)
Balai Pengujian dan Identifikasi Barang diwajibkan
untuk membuat instruksi kerja untuk setiap alat
laboratorium yang dimiliki agar bisa digunakan sesuai
dengan fungsi alatnya. Instruksi kerja alat
laboratorium BPIB Jakarta tertuang di dalam
dokumen mutu ISO 17025 : 2005.
Persentase jumlah instrumen analisa yang tersedia
dibandingkan dengan target
Persentase
ketersediaan Instruksi
Kerja Alat (IKA)
Capaian tahun 2011 merupakan capaian rata-
rata dari 3 (tiga) UPT BPIB di lingkungan DJBC
dengan rincian sebagai berikut :
BPIB Medan : 100%
BPIB Jakarta : 100%
BPIB Surabaya : 100%.
Tidak ada data capaian karena pada tahun 2011
untuk Perwakilan Luar Negeri belum ditetapkan
Kontrak Kinerja (Belum ada indikator kinerja
yang secara spesifik mengukur capain kinerja)
Renstra DJBC s.d. 2011 Page 19
Lampiran III
Diktum 1
Pejabat yang termasuk Persentase jumlah % 100 99,21 1. Seluruh unit wajib mengisi target Bagian Kepegawaian (Target semesteran dan harus 100%, untuk
Penyelenggara Negara yang pejabat yang telah dengan jumlah wajib LHKPN semester II kumulatif target semester I, sesuai
belum melaporkan harta menyampaikan 2. Seluruh unit wajib mengingatkan Pusat Kepatuhan dengan KMK-38)
kekayaannya agar segera LHKPN para pejabat wajib LHKPN yang Internal Kepabeanan Total Wajib Lapor LHKPN (3.793), telah menyampaikan
melaporkannya kepada KPK belum menyampaikan dan Cukai LHKPN (3.761), belum menyampaikan (32)
Persentase pemberian % 100 72,27 Membuat surat peringatan/teguran Bagian Kepegawaian Formula:
sanksi terhadap pejabat kepada pejabat wajib LHKPN yang ∑ Pejabat yang telah diberi sanksi x 100%
yang belum belum menyampaikan LHKPN Pusat Kepatuhan ∑ Pejabat yang belum menyampaikan LHKPN
menyampaikan LHKPN Internal Kepabeanan
dan Cukai Telah dijatuhi hukuman disiplin (185), penundaan (2), proses
konfirmasi data (67)
Diktum 2
Membantu KPK dalam rangka Persentase LHKPN % 100 100 1. Mendata NHK yang diterima unit Bagian Kepegawaian Formula:
penyelenggaraan pelaporan, yang telah 2. Mengumumkan LHKPN yang telah ∑ NHK yang diumumkan x 100
pendaftaran, pengumuman dan diumumkan di mendapatkan NHK pada papan Pusat Kepatuhan ∑ NHK yang diterima unit
pemeriksaan LHKPN di papan internal internal Internal Kepabeanan
lingkungannya dan Cukai
Diktum 3
Membuat penetapan kinerja Persentase pejabat % 100 100 Mendata jumlah pejabat yang telah Pusat Kepatuhan Total kontrak kinerja yang ditandatangani sebanyak
dengan pejabat di bawahnya yang telah menetapkan kontrak kinerja Internal Kepabeanan 10.528 kontrak kinerja.
secara berjenjang, yang menetapkan dan Cukai
bertujuan untuk mewujudkan kontrak kinerja
suatu capaian kinerja tertentu (KK)
dengan sumberdaya tertentu,
melalui penetapan target
kinerja serta indikator kinerja Persentase unit kerja % 100 100 Mendata unit kerja yang Pusat Kepatuhan Jumlah unit yang menyampaikan (LAKIP)yang menggambarkan yang menyampaikan menyampaikan laporan kinerja Internal Kepabeanan sebanyak 148 unit meliputi: 120 KPPBC, BPIB dan PSO
keberhasilan pencapaiannya laporan kinerja (LAKIP) dan Cukai serta 28 unit eselon II di Kantor Pusat dan Kanwil
baik berupa hasil maupun
manfaat
INSTRUKSI UMUM (Diktum 1 s.d 10)
UNIT ESELON I : DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
MATRIK PELAPORAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2004
TAHUN 2011
INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGETDiktum Inpres/Program
REALISASIURAIAN INDIKATOR
PELAKSANA KEGIATAN
(UNIT IN CHARGE)KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KETERANGAN
Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 1
INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGETDiktum Inpres/Program
REALISASIURAIAN INDIKATOR
PELAKSANA KEGIATAN
(UNIT IN CHARGE)KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KETERANGAN
Persentase LAKIP % Mendata LAKIP eselon I yang telah Itjen Formula:
eselon I yang telah dievaluasi Itjen LAKIP eselon I yang telah dievaluasi Itjen x 100%
dievaluasi Itjen 12
Data diisi oleh Itjen dan disebutkan unit eselon I yang
dievaluasi
Diktum 4
Meningkatkan kualitas Persentase Penyusunan % 100 100 Mendata : Bagian OTL 1. Formula:
pelayanan kepada publik baik SOP dan Penyempurnaan 1. jumlah SOP yang diusulkan oleh Jumlah SOP Layanan Publik yang ditetapkan oleh unit
dalam bentuk jasa ataupun SOP Layanan Publik yang unit eselon I X 100%
perijinan melalui transparansi Diselesaikan 2. jumlah SOP yang direkomendasikan Jumlah SOP layanan Publik yang Direkomendasikan
dan standardisasi pelayanan oleh setjen oleh setjen
yang meliputi persyaratan- 3. jumlah SOP yang ditetapkan
persyaratan, target waktu 2. SOP Layanan Publik merupakan instruksi yang tertulis
penyelesaian, dan tarif biaya mengenai alur/ tahapan kegiatan, yang dijadikan
yang harus dibayar oleh pedoman organisasi guna menghindari terjadinya variasi
masyarakat untuk mendapatkan atau penyimpangan dalam proses penyelesaian kegiatan
pelayanan tersebut sesuai pelayanan, dalam rangka pemenuhan kebutuhan
peraturan masyarakat (pemberian jasa pelayanan, baik dalam
perundang-undangan, dan bentuk barang publik atau jasa publik), maupun dalam
menghapuskan pungutan liar rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Jumlah SOP layanan SOP 21 21 Mendata jumlah SOP layanan Bagian OTL Capaian target konfirmasi dengan Biro Organta
unggulan (akumulasi) Unggulan unggulan (akumulasi)
Persentase SOP % 100 100 Mendata jumlah layanan unggulan Bagian OTL
Layanan Unggulan yang telah ditayangkan di website Formula:
yang telah ditayangkan Kemenkeu Jumlah Layanan Unggulan yang telah ditayangkan x 100%
di website Kemenkeu Jumlah Layanan Unggulan yang ada
Rata-rata persentase % 100 99,92 Mendata norma waktu penyelesaian Pusat Kepatuhan secara rata-rata persentase unit dari Dit. Cukai, KPU
penyelesaian janji layanan unggulan dan realisasinya Internal Kepabeanan Tg.Priok dan KPPBC Madya Kudus, diperoleh angka
waktu layanan unggulan dan Cukai 99,92% sedangkan secara jumlah dokumen terdapat
361.269 dokumen yang diselesaikan tepat waktu dari
total seluruh 361.320 dokumen (99,99%).
Tercapainya indeks (PM) Biro Humas
kepuasan konsumen Setjen
(masy/stakeholder)
Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 2
INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGETDiktum Inpres/Program
REALISASIURAIAN INDIKATOR
PELAKSANA KEGIATAN
(UNIT IN CHARGE)KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KETERANGAN
Persentase tindak lanjut % 80 100 Mendata tindak lanjut pengaduan Pusat Kepatuhan Dari 91 (sembilan puluh satu) pengaduan yang diterima
pengaduan masyarakat masyarakat atas layanan publik Internal Kepabeanan hingga bulan Desember 2011, seluruhnya ditindaklanjuti
atas layanan publik dan Cukai dan sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) pengaduan
berhasil dituntaskan termasuk pengaduan yang diterima
pada tahun 2010.
Persentase Kantor/unit % 100 100 Mendata Kantor/Unit kerja yang Direktorat PPKC Seluruh Kantor/Unit Kerja telah menyediakan fungsi help
kerja yang telah telah menyediakan fungsi help desk/costumer service
menyediakan fungsi desk/customer service Bagian OTL
help desk/customer
service
Diktum 5
Menetapkan program dan Jumlah Program SOP 21 21 Mendata Layanan unggulan yang ada Pusat Kepatuhan Adanya bukti pendukung berupa PMK/KMK yang
wilayah yang menjadi lingkup Layanan sebelumnya dan ditambahkan apabila ada Internal Kepabeanan menetapkan layanan unggulan tersebut
tugas, wewenang dan tanggung Unggulan layanan unggulan yang baru maupun dan Cukai
jawabnya sebagai program dan apabila ada penyempurnaan
wilayah bebas korupsi (disebutkan jumlah kumulatif dan Bagian OTL
jumlah perubahannya)
Jumlah Unit Kerja yang Kantor / 28 39 Mendata jumlah unit kerja yang telah Pusat Kepatuhan Sesuai dengan penetapan Kantor Modern sepanjang
dijadikan wilayah bebas Unit Kerja ditetapkan dalam SK Dirjen/Badan sebagai Internal Kepabeanan tahun 2011.
korupsi Unit/Wilayah Bebas Korupsi (jumlah dan Cukai
kumulatif dari jumlah yang ada
sebelumnya)
Diktum 6
Melaksanakan Keppres 80/2003 Jumlah pejabat yang orang 676 710 Mendata jumlah pejabat yang Bagian Kepegawaian
tentang Pengadaan Barang/Jasa bersertifikat LKPP bersertifikat LKPP pada unit
Pemerintah secara konsisten untuk masing-masing
mencegah berbagai macam
kebocoran dan pemborosan Tercapainya ketaatan % Itjen
penggunaan keuangan negara baik terhadap prosedur
yang berasal dari APBN maupun pengadaan barang
APBD
Persentase penghematan % Pusat LPSE Anggaran belanja yang dimaksud adalah akumulasi
belanja barang dan belanja Setjen anggaran belanja modal dan anggaran belanja barang
modal dengan pelaksanaan
e-procurement
Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 3
INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGETDiktum Inpres/Program
REALISASIURAIAN INDIKATOR
PELAKSANA KEGIATAN
(UNIT IN CHARGE)KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KETERANGAN
Diktum 7
Menerapkan kesederhanaan Menetapkan peraturan Biro Organta Setjen akan menyusun Setjen
baik dalam kedinasan maupun penghematan konsep SE Sekjen mengenai efisiensi dan
dalam kehidupan pribadi serta penyelenggaran penghematan
penghematan pada kegiatan perkantoran
penyelenggaraan kegiatan
yang berdampak langsung
pada keuangan negara
Diktum 8
Memberikan dukungan maksimal Persentase pemenuhan % 100 100 Mendata jumlah permintaan Pusat Kepatuhan Target 100 % meskipun dalam realisasi tidak ada
terhadap upaya-upaya permintaan informasi informasi yang dipenuhi Internal Kepabeanan permintaan informasi tetap dinilai 100% (disebutkan
penindakan korupsi yang yang berkaitan dengan dan Cukai Instansi yang meminta informasi tersebut)
dilakukan oleh Kepolisian tindak pidana korupsi
Negara, Kejaksaan RI dan KPK dari aparat penegak Tidak ada permintaan
dengan cara mempercepat hukum
pemberian informasi yang
berkaitan dengan perkara tindak
pidana korupsi dan mempercepat
pemberian ijin pemeriksaan terhadap
saksi/tersangka
Diktum 9
Melakukan kerjasama dengan Jumlah kerjasama Buah 2 1 Mendata segala bentuk kerjasama Pusat Kepatuhan 1. Segala bentuk kerjasama dengan KPK yang bersifat
KPK untuk melakukan dengan KPK dengan KPK Internal Kepabeanan preventif dapat dicantumkan dalam indikator ini
penelaahan dan pengkajian dan Cukai 2. Data Akumulatif
terhadap sistem-sistem yang
berpotensi menimbulkan tindak Direktorat PPKC Bentuk kerjasama berupa:
pidana korupsi dalam ruang Observasi KPK terhadap sistem pengawasan dan
lingkup tugas, wewenang dan Bagian OTL pelayanan cukai pada DJBC.
tanggung jawab masing-masing
Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 4
INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGETDiktum Inpres/Program
REALISASIURAIAN INDIKATOR
PELAKSANA KEGIATAN
(UNIT IN CHARGE)KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN KETERANGAN
Diktum 10
Meningkatkan upaya Jumlah kegiatan terkait Jumlah N/A 76 Kegiatan yang terkait pengawasan Pusat Kepatuhan 1. Segala bentuk kegiatan yang terkait pengawasan dan
pengawasan dan pembinaan pengawasan dan dan pembinaan aparatur termasuk Internal Kepabeanan pembinaan aparatur termasuk penyusunan peraturan
aparatur untuk meniadakan pembinaan aparatur penyusunan peraturan dan Cukai 2. Target: N/A
perilaku koruptif di
lingkungannya Direktorat PPKC a. Internalisasi Kebijakan di bidang kepatuhan internal dan
spot checkkegiatan pelayanan dan pengawasan di 2
Bagian Kepegawaian (dua) KPU dan 14 (empat belas) KPPBC
b. Perumusan Surat Edaran Dirjen BC nomor
SE-05/BC/2011 tentang Waskat
c. Perumusan Instruksi Dirjen BC nomor INS-02/BC/2011
(Instruksi No Tipping)
d. Asistensi rencana implementasi KPPBC Tipe Madya
tahun 2011 sebanyak 11 (sebelas) Kantor
e. Pelaksanaan pemindahan/mutasi pegawai sebanyak 18
(delapan belas) SKEP
f. Perumusan Peraturan Dirjen BC nomor Per-46/BC/2011
tentang Peningkatan Penerapan Kepatuhan Intern
g. Perumusan Keputusan Dirjen BC nomor
Kep-124/BC/2011 tentang Pelaksanaan Pemantauan
Pengelolaan Intern
h. Survey Persepsi Kepatuhan Internal di 28 (dua puluh
delapan) kantor pelayanan.
Persentase penegakan % N/A 2,32 1. Mendata jumlah pegawai yang Pusat Kepatuhan 1. Formula:
disiplin/pemberian dikenakan sanksi Internal Kepabeanan Jumlah pegawai yang dikenakan sanksi x 100
sanksi pada aparatur 2. Mendata total jumlah pegawai unit dan Cukai Total Jumlah pegawai unit yang bersangkutan
yang melanggar yang bersangkutan 2. Target : N/A
Bagian Kepegawaian
Dari 10.434 pegawai yang dikenakan sanksi sebanyak
242 orang.
Diktum Umum_INPRES 5 Tahun 2004 Page 5
Diktum 11 a. Jumlah K/L/Komisi/BUMN/ Jumlah K/L 1. Pusat LPSE Kementerian Keuangan 1. Satuan indikator merupakan jumlah paket dan
Khusus kepada : Perguruan Tinggi yang melayani penggunaan fasilitas nilai paket yang dilelang secara elektronik
1. Menko Bidang mempergunakan layanan sistem teknologi komunikasi dan informasi serta unit organisasi yang menggunakan
Perekonomian, e-procurement Kementerian serta sistem aplikasi LPSE kepada seistem e-procurement Kementerian Keuangan
Menteri Keuangan, dan Keuangan K/L/Komisi dan atau BUMN serta
Meneg PPN/Kepala Perguruan Tinggi yang mendapatkan 2. Pelaksana Kegiatan Pusat LPSE
Bappenas melakukan kajian b. Capaian kinerja e-procurement Total Paket alokasi anggaran dari APBN
dan uji coba untuk dari komisi/K/L/BUMN/Perguruan Nilai Pagu
pelaksanaan sistem Tinggi yang menjadi pengguna Hasil Lelang 2. (Kegiatan riil akan disampaikan dalam
E-Procurement yang dapat sistem LPSE Kemenkeu manual IKU)
dipergunakan oleh Instansi
Pemerintah
2. Menteri Keuangan a. Jumlah putusan pengadilan Jumlah 1. Melakukan penelitian terhadap hasil Pelaksana Kegiatan : Itjen
melakukan pengawasan pajak yang diteliti oleh tim Putusan penelaahan terhadap keputusan
terhadap pelaksanaan gabungan BPKP, Itjen dan keberatan
ketentuan perpajakan, KPK 2. Melakukan penelitian terhadap keputusan
kepabeanan dan cukai pengadilan pajak terkait banding pajak
penerimaan bukan pajak
dan anggaran untuk 3 Kepabeanan dan Cukai
menghilangkan kebocoran a Tercapainya target penerimaan Rp/Triliun 85,77 131.10 Direktorat PPKC Target satu tahun Rp 85.77T
dalam penerimaan bea cukai Pencapaian satu tahun Rp 131.10T
keuangan negara, serta
mengkaji berbagai peraturan b Adanya unit kepatuhan internal unit 11 11 Bagian OTL Target Kantor Madya tahun 2011 sebanyak 11
perundang-undangan yang dan unit intelijen/penyidikan (sebelas) kantor pada semester I belum tercapai
berkaitan dengan keuangan
negara yang dapat c Meningkatnya kemampuan % 100 100 Pembangunan Customs Inteligent and Direktorat P2 CITAC merupakan operational control room yang
membuka peluang pengawasan internal melalui EDI Targeting Center (CITAC) mengintegrasikan perangkat dan sistem aplikasi
terjadinya praktek korupsi DJBC Direktorat IKC untuk kegiatan analisis intelijen dalam rangka
dan sekaligus menyiapkan targetting secara tepat waktu, akurat dan relevan.
rancangan peraturan Pengintergrasian tersebut meliputi sinkronisasi
perundang-undangan mekanisme kerja
penyempurnaannya
d Diterapkannya Modul Pelaporan unit 100 115 Direktorat PPKC
Online
Direktorat IKC
KETERANGAN
TARGET
MATRIK PELAPORAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2004
MATRIK PELAPORAN DIKTUM KHUSUS
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan perpajakan, kepabeanan, dan cukai, penerimaan bukan pajak dan anggaran untuk menghilangkan
kebocoran dalam penerimaan keuangan negara, serta mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keuangan negara yang
dapat membuka peluang terjadinya praktek korupsi dan sekaligus menyiapkan rancangan peraturan perundang-undangan penyempurnaannya.
DIKTUM
REALISASIURAIAN INDIKATOR SATUAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN YANG DILAKSANAKANPELAKSANA KEGIATAN
(UNIT IN CHARGE)
Diktum Khusus_INPRES 5 Thn 2004 Page 1
KETERANGAN
TARGET
DIKTUM
REALISASIURAIAN INDIKATOR SATUAN
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN YANG DILAKSANAKANPELAKSANA KEGIATAN
(UNIT IN CHARGE)
e Terlaksananya kerjasama unit Kegiatan 12 6 Pusat Kepatuhan
penegak hukum internal DJBC, Internal Kepabeanan
Itjen, dan KPK dan Cukai
Direktorat P2
f Tersusunnya peraturan PP N/A 0 Direktorat PPKC
Pelaksanaan peraturan per UU an PMK N/A 13
Per Dirjen BC N/A 22
Diktum Khusus_INPRES 5 Thn 2004 Page 2
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 1
Lampiran IV
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 09 TAHUN 2011
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Transparansi layanan publik di bidang Kepabeanan
1 Transparansi jenis, biaya dan waktu layanan pada masing masing kantor pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC)
Kementerian Keuangan (DJBC)
Pengguna Jasa (Importir, Eksportir, PPJK, Pengusaha Terkait)
Tersedianya informasi yang terbuka yang dapat diakses oleh semua pengguna jasa mengenai jenis, biaya dan waktu layanan kepabeanan
TARGET :
Tersedianya Instruksi yang mewajibkan unit layanan di DJBC untuk mencantumkan jenis, biaya dan waktu layanan
TARGET B06:
Tersedianya Instruksi yang mewajibkan unit layanan di DJBC untuk mencantumkan jenis, biaya dan waktu layanan
100% • Telah diterbitkan Instruksi
Direktur Jenderal Bea dan
Cukai Nomor 02/BC/2011
tentang peningkatanintegritas
pegawai dan kepatuhan
pengguna jasa dalam
kegiatan pelayanan
kepabeanan dan cukai.
TARGET :
Tersedianya
publikasi dalam
bentuk banner dan
bentuk lain seperti
leaflet, website,
screen display, dan
lain-lain
TARGET B06:
• Terlaksananya
Internalisasi Instruksi
02/BC/2011
100%
• Telah dilakukan Internalisasi
pada bulan April s.d. Juni
2011 dengan:
1. ST-24/KIBC/2011 tanggal 8
April 2011 di KPU BC Tipe B
Batam (12-15 April 2011)
2. ST-85/BC/2011 tanggal11
April 2011 di Kanwil DJBC
Banten (14-15 April 2011)
3. ST-91/BC/2011 tanggal 18
April 2011 di :
� Kantor Pusat DJBC (21
April 2011)
� Kanwil DJBC Jakarta (20-
21 April 2011)
� KPU BC Tipe A Tanjung
Priok (3- 4 Mei 2011)
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 2
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
• Tersedianya
publikasi dalam
bentuk banner dan
bentuk lain seperti
100%
� Kanwil DJBC Jatim II (3-6
Mei 2011)
� Kanwil DJBC Jawa Barat
(3-6 Mei 2011)
� Kanwil DJBC Jatim I (8-11
Mei 2011)
� Kanwil DJBC Jateng dan
DIY (10-13 Mei 2011)
� Kanwil DJBC Bali,
NTB,NTT (10-13 Mei
2011)
� Kanwil DJBC Sumut (17-
20 Mei 2011)
� Kanwil DJBC Sumbagsel
(17-20 Mei 2011)
� Kanwil DJBC Riau dan
Sumbar (24-27 Mei 2011)
� Kanwil DJBC Sulawesi
(24-27 Mei 2011)
4. ST-101/BC/2011 tanggal 29
April 2011 di :
� Kanwil DJBC Kaltim (17-
20 Mei 2011)
� Kanwil DJBC Kalbar (29
Mei-1 Juni 2011)
� Kanwil DJBC Khusus
Kepri (29 Mei-1 Juni 2011)
Telah dilakukan spotcheck dan check list di 16 (enam belas) kantor yaitu: 1. KPU Tipe A Tanjung Priok
2. KPU Tipe B Batam
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 3
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
leaflet, website,
screen display, dan
lain-lain pada 80%
kantor DJBC yang
sudah dilakukan
check list
3. KPPBC TMP Balikpapan
4. KPPBC TMP Makasar
5. KPPBC TMP Soekarno
Hatta
6. KPPBC TMP Bandung
7. KPPBC TMP Ngurah Rai
8. KPPBC TMP Tanjung Mas
9. KPPBC TMP Belawan
10. KPPBC TMP Palembang
11. KPPBC TMP Tanjung Perak
12. KPPBC TMC Malang
13. KPPBC TMP Jakarta
14. KPPBC TMP Pontianak
15. KPPBC Tipe A2 Pekanbaru
16. KPPBC Tipe A2 Tanjung
Balai Karimun
Dan ditemukan bahwa tidak semua kantor telah menyediakan publikasi dalam bentuk banner dan atau bentuk lain. Atas temuan tersebut, DJBC dalam hal ini PUSKI, telah mengirimkan surat Konfirmasi Pelaksanaan “Instruksi No Tipping” kepada masing-masing kantor tersebut diatas, dan hasilnya adalah laporan dari masing-masing kantor yang telah melaksanakan publikasi dalam bentuk banner dan atau bentuk lain sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan (sesuai Surat Konfirmasi Pelaksanaan “Instruksi No Tipping”).
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 4
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B09:
Tersedianya publikasi dalam bentuk banner dan bentuk lain seperti leaflet, website, screen display, dan lain-lain pada 100% kantor DJBC yang sudah dilakukan check list
100% • Sesuai dengan Surat Direktur
Jenderal Bea dan Cukai
Nomor :S-596/BC/2011
tanggal 20 Juni 2011 perihal
Pelaksanaan INS-02/BC/2011
yang terdapat dalam butir 2b
• Sesuai dengan Surat
KaPUSKI BC Nomor :
� S-152/KIBC/2011 tanggal
7 Juli 2011 perihal
Laporan publikasi jenis,
biaya, dan waktu Layanan
� S-158/KIBC/2011 tanggal
25 Juli 2011 perihal
Laporan publikasi jenis,
biaya dan waktu layanan
� S-165/KIBC/2011 tanggal
08 Agustus 2011 perihal
Penyampaian laporan
pelaksanaan sosialisasi
terkait publikasi jenis,
biaya dan waktu layanan
• Selain melaksanakan
publikasi di 16 (enam belas)
kantor DJBC yang dilakukan
check list (seperti yang tertulis
diatas),publikasi juga
dilaksanakan oleh 100 kantor
DJBC lainnya dalam bentuk
banner.
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 5
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET :
Tersosialisasinya
jenis, biaya dan
waktu layanan
kepada seluruh
kantor DJBC para
pengguna jasa
sehingga pengaduan
berkurang
TARGET B06:
Pemberitahuan untuk mengadakan sosialisasi.
100% • Telah diterbitkan Surat Dirjen
Bea dan Cukai Nomor S-
596/BC/2011 tanggal 20 Juni
2011 perihal Pelaksanaan
INS-02/BC/2011 yang
terdapat dalam butir 2c
TARGET B09:
Tersosialisasinya jenis,
biaya dan waktu
layanan kepada 28
kantor KPU/ Kantor
Madya
100% • Sesuai dengan Surat
KaPUSKI BC Nomor :
� S-152/KIBC/2011 tanggal
7 Juli 2011 perihal
Laporan Publikasi Jenis,
Biaya, dan Waktu Layanan
� S-163/KIBC/2011 tanggal
08 Agustus 2011 perihal
Ralat Batas Waktu
Penyampaian Laporan
Pelaksanaan Sosialisasi
Terkait Publikasi Jenis,
Biaya, dan Waktu Layanan
� S-183/KIBC/2011 tanggal
08 September 2011
perihal Laporan Kegiatan
Sosialisasi
• Telah dilakukan sosialisasi
jenis, biaya dan waktu
layanan kepada 28 kantor
KPU/ Kantor Madya antara
lain :
1. KPU Bea dan Cukai Tipe A
Tanjung Priok
2. KPU Bea dan Cukai Tipe B
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 6
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Batam
3. KPPBC Tipe Madya Pabean
Belawan
4. KPPBC Tipe Madya Pabean
Dumai
5. KPPBC Tipe Madya Pabean
Palembang
6. KPPBC Tipe Madya Pabean
Bandar Lampung
7. KPPBC Tipe Madya Pabean
Soekarno-Hatta
8. KPPBC Tipe Madya Pabean
Merak
9. KPPBC Tipe Madya Pabean
Tangerang
10. KPPBC Tipe Madya Pabean
Jakarta
11. KPPBC Tipe Madya Pabean
Marunda
12. KPPBC Tipe Madya Pabean
Bekasi
13. KPPBC Tipe Madya Pabean
Bogor
14. KPPBC Tipe Madya Pabean
Purwakarta
15. KPPBC Tipe Madya Pabean
Bandung
16. KPPBC Tipe Madya Pabean
Tanjung Emas
17. KPPBC Tipe Madya Cukai
Kudus
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 7
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
18. KPPBC Tipe Madya Pabean
Surakarta
19. KPPBC Tipe Madya Pabean
Yogyakarta
20. KPPBC Tipe Madya Pabean
Tanjung Perak
21. KPPBC Tipe Madya Pabean
Pasuruan
22. KPPBC Tipe Madya Pabean
Juanda
23. KPPBC Tipe Madya Cukai
Malang
24. KPPBC Tipe Madya Cukai
Kediri
25. KPPBC Tipe Madya Pabean
Ngurah Rai
26. KPPBC Tipe Madya Pabean
Pontianak
27. KPPBC Tipe Madya Pabean
Balikpapan
28. KPPBC Tipe Madya Pabean
Makassar
TARGET B12:
Tersosialisasinya jenis,
biaya dan waktu
layanan kepada
seluruh kantor DJBC
para pengguna jasa
sehingga pengaduan
berkurang
100% • Sesuai dengan Surat
KaPUSKI BC Nomor :
� S-152/KIBC/2011 tanggal
7 Juli 2011 perihal
Laporan Publikasi Jenis,
Biaya, dan Waktu Layanan
� S-163/KIBC/2011 tanggal
08 Agustus 2011 perihal
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 8
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Ralat Batas Waktu
Penyampaian Laporan
Pelaksanaan Sosialisasi
Terkait Publikasi Jenis,
Biaya, dan Waktu Layanan
� S-183/KIBC/2011 tanggal
08 September 2011
perihal Laporan Kegiatan
Sosialisasi
� S-253/KIBC/2011 tanggal
01 Nopember 2011 perihal
Laporan Kegiatan
Sosialisasi terkait Publikasi
Jenis, Biaya dan Waktu
Layanan
� S-276/KIBC/2011 tanggal
28 Nopember 2011 perihal
Laporan Kegiatan
Sosialisasi terkait Publikasi
Jenis, Biaya dan Waktu
Layanan
• Telah dilakukan sosialisasi
jenis, biaya dan waktu
layanan kepada seluruh
kantor DJBC yaitu :
1. KPPBC Tipe A3 Sabang
2. KPPBC Tipe A3 Banda
Aceh
3. KPPBC Tipe B Meulaboh
4. KPPBC Tipe A3
Lhokseumawe
5. KPPBC Tipe B Kuala
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 9
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Langsa
6. KPPBC Tipe A2 Medan
7. KPPBC Tipe B Pangkalan
Susu
8. KPPBC Tipe B Pematang
Siantar
9. KPPBC Tipe B Sibolga
10. KPPBC Tipe A3 Teluk
Nibung
11. KPPBC Tipe B Kuala
Tanjung
12. KPPBC Tipe A2 Pekanbaru
13. KPPBC Tipe A3 Tembilahan
14. KPPBC Tipe B Selat
Panjang
15. KPPBC Tipe B Bengkalis
16. KPPBC Tipe B Bagan
Siapiapi
17. KPPBC Tipe B Siak Sri
Indrapura
18. KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur
19. KPPBC Tipe A2 Tanjung
Balai Karimun
20. KPPBC Tipe A2 Tanjung
Pinang
21. KPPBC Tipe B Sambu
Belakang Padang
22. KPPBC Tipe B Dabo
Singkep
23. KPPBC Tipe B Tarempa
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 10
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
24. KPPBC Tipe A2 Jambi
25. KPPBC Tipe A3 Bengkulu
26. KPPBC Tipe A3 Pangkal
Pinang
27. KPPBC Tipe B Tanjung
Pandan
28. KPPBC Tipe B Kantor Pos
Pasar Baru
29. KPPBC Tipe A3 Cirebon
30. KPPBC Tipe B Tasikmalaya
31. KPPBC Tipe A3 Cilacap
32. KPPBC Tipe B Pekalongan
33. KPPBC Tipe B Purwokerto
34. KPPBC Tipe B Tegal
35. KPPBC Tipe A2 Gresik
36. KPPBC Tipe B Kalianget
37. KPPBC Tipe B Bojonegoro
38. KPPBC Tipe B Tulung
Agung
39. KPPBC Tipe B Blitar
40. KPPBC Tipe B Madiun
41. KPPBC Tipe B Panarukan
42. KPPBC Tipe B Banyuwangi
43. KPPBC Tipe B Probolinggo
44. KPPBC Tipe B Benoa
45. KPPBC Tipe A3 Mataram
46. KPPBC Tipe B Bima
47. KPPBC Tipe A3 Kupang
48. KPPBC Tipe B Atapupu
49. KPPBC Tipe B Maumere
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 11
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
50. KPPBC Tipe A3 Entikong
51. KPPBC Tipe A3 Sintete
52. KPPBC Tipe B Ketapang
53. KPPBC Tipe B Jagoi
Babang
54. KPPBC Tipe A3 Sampit
55. KPPBC Tipe B Pangkalan
Bun
56. KPPBC Tipe B Pulang Pisau
57. KPPBC Tipe A2 Samarinda
58. KPPBC Tipe A3 Bontang
59. KPPBC Tipe A3 Tarakan
60. KPPBC Tipe A3 Nunukan
61. KPPBC Tipe B Sangata
62. KPPBC Tipe A2
Banjarmasin
63. KPPBC Tipe A3 Kotabaru
64. KPPBC Tipe B Pare-Pare
65. KPPBC Tipe B Malili
66. KPPBC Tipe B Bajoe
67. KPPBC Tipe A3 Kendari
68. KPPBC Tipe B Pantoloan
69. KPPBC Tipe B Poso
70. KPPBC Tipe B Luwuk
71. KPPBC Tipe A3 Bitung
72. KPPBC Tipe B Manado
73. KPPBC Tipe A3 Gorontalo
74. KPPBC Tipe A3 Ambon
75. KPPBC Tipe B Tual
76. KPPBC Tipe A3 Ternate
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 12
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
77. KPPBC Tipe A3 Sorong
78. KPPBC Tipe B Manokwari
79. KPPBC Tipe B Fak-Fak
80. KPPBC Tipe B Kaimana
81. KPPBC Tipe A3 Jayapura
82. KPPBC Tipe A3
Amamapare
83. KPPBC Tipe B Biak
84. KPPBC Tipe B Merauke
85. KPPBC Tipe B Babo
86. Balai Pengujian dan
Identifikasi Barang Tipe A
Jakarta
87. Balai Pengujian dan
Identifikasi Barang Tipe B
Medan
88. Balai Pengujian dan
Identifikasi Barang Tipe B
Surabaya
Kerjasama pihak terkait di pelabuhan untuk tidak memberi dan menerima gratifikasi
2 Pembuatan MoU Anti Korupsi dengan para stakeholders pada masing-masing kantor pelayanan DJBC utama dalam rangka upaya pemberantasan praktik gratifikasi, termasuk Kementerian
Kementerian Keuangan (DJBC)
Kemendag, BPOM, Kemenkes, Bapeten, Kemenhut,Kemenkominfo, Kementan, Kemenperin, POLRI, KemenLH,KemenESD
Tercapainya kesepakatan mengenai usaha-usaha pemberantasan korupsi termasuk praktik gratifikasi di wilayah kerja kantor pelayanan DJBC
TARGET :
MoU antara KPU/KPPBC dan pengguna jasa di 4 (empat) Pelabuhan Laut Utama (Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Tanjung Mas) dan 2 (dua) Bandar Udara Utama (Soekarno
TARGET B06:
Rapat pembahasan
persiapan pembuatan
MoU bersama dengan
KPU/KPPBC
Pelabuhan Laut Utama
(Tanjung Priok,
Belawan, Tanjung
Perak, Tanjung Mas)
100%
• Sesuai dengan Nota Dinas
KaPUSKI BC Nomor ND-
153/KIBC/2011 tanggal 18
Mei 2011, KaPUSKI BC telah
melaporkan rencana kerja
pelaksanaan Inpres 9 Tahun
2011kepada Direktur Jenderal
Bea dan Cukai.
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 13
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Perdagangan, BPOM, Kementerian Kesehatan, Bapeten, Kementerian Kehutanan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, POLRI, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM, Kementerian Pertahanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta asosiasi pengguna jasa
M, Kemenhan, Kemenhub,KemenKP, asosiasi pengguna jasa, KPK
Hatta dan Juanda) dan 2 (dua) Bandar
Udara Utama
(Soekarno Hatta dan
Juanda)
• Pada tanggal 24 Mei 2011
telah diadakan rapat
pembahasan awal bersama
KPU BC Tipe A Tanjung
Priok dan KPPBC TMP
Soekarno Hatta pada hasil
pembahasan terkait dengan
itu telah dilaporkan kepada
Dirjen BC sesuai Nota Dinas
KaPUSKI Nomor ND-
179/KIBC/2011 tanggal 6 Juni
2011.
• Pada tanggal 10 Juni 2011
telah diadakan rapat Staf Inti
Kantor Pusat DJBC yang juga
mengundang pejabat dari
KPU BC Tipe A Tanjung Priok
dan KPPBC TMP Soekarno
Hatta guna penyusunan
langkah-langkah pelaksanaan
MoU anti korupsi sesuai
INPRES Nomor 9 Tahun 2011
dengan menyepakati jadwal
waktu pelaksanaan masing-
masing rencana kerja dari
RAN PPK.
• Telah dibuat konsep surat
Menteri Keuangan kepada 14
Kementerian/lembaga
ditambah asosiasi pengguna
jasa dan KPK yang tersebut
dalam Inpres 9 tahun 2011.
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 14
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Inti surat tersebut adalah
permintaan dukungan atau
peran serta
kementerian/lembaga dalam
penandatanganan MoU.
Konsep surat tersebut telah
dikirimkan kepada Menteri
Keuangan sesuai Nota Dinas
Dirjen BC Nomor ND-
29/BC/2011 tanggal 20 Juni
2011 dan Nota Dinas Nomor
ND-30/BC/2011 tanggal 27
Juni 2011.
• Pada tanggal 28 Juni 2011,
PUSKI bersama dengan
Kepala Kantor KPPBC TMP
Belawan, KPPBC TMP
Tanjung Mas, KPPBC TMP
Tanjung Perak, KPPBC TMP
Soekarno Hatta, KPPBC
TMPJuanda, dan KPU
Tanjung Priok, telah
mengadakan rapat koordinasi
persiapan pelaksanaan
penandatanganan MoU. Pada
rapat tersebut telah diambil
beberapa kesepakatan dan
keputusan terkait dengan
langkah-langkah pelaksanaan
MoU di masing kantor. Atas
pelaksanaan rapat tersebut
telah dilaporkan kepada
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 15
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Dirjen BC dengan Nota Dinas
Nomor ND-206/KIBC/2011
tanggal 30 Juni 2011.
TARGET B09:
Penandatanganan MoU antara KPU/KPPBC dan pengguna jasa di 4 (empat) Pelabuhan Laut Utama (Tanjung Priok, Belawan, Tanjung Perak, Tanjung Mas) dan 2 (dua) Bandar Udara Utama (Soekarno Hatta dan Juanda)
100% • Sesuai dengan Surat Menteri
Keuangan Nomor : S-
381/MK.04/2011 tanggal 11
Juli 2011 dan Surat KaPUSKI
BC Nomor: S-153/BC/2011
tanggal 11 Juli 2011 perihal
Rencana Aksi
Penandatanganan MoU
Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi
DJBC Tahun 2011.
• Telah dilaksanakan
Penandatanganan MoU
Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi di 4
(empat) Pelabuhan Laut
Utama dan 2 (dua) Bandar
Udara Utama sebagai berikut
:
1. KPU Tanjung Priok dengan
Surat Nomor : S-1150/
KPU.01/2011 tanggal 05
Agustus 2011
2. KPPBC TMP Tanjung Perak
dengan Surat Nomor :S-
6758/WBC.10/
KPP.MP.01/2011 tanggal 04
Agustus 2011
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 16
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
3. KPPBC TMP Tanjung Emas
dengan Surat Nomor : S-
1158/WBC.09/
KPP.MP.01/2011 tanggal 29
Juli 2011
4. KPPBC TMP Belawan
dengan Surat Nomor : S-
1856/WBC.02/KPP.MP.01/2
011 tanggal 15 Juli 2011
5. KPPBC TMP Soekarno
Hatta dengan Surat Nomor
:S-4544/WBC.06/
KPP.MP.01/2011 tanggal 15
Juli 2011
6. KPPBC TMP Juanda
dengan Surat Nomor : S-
3259/WBC.10/KPP.MP.03/2
011 tanggal 29 Juli 2011
TARGET :
Tersosialisasinya MoU Anti Korupsi kepada para Pegawai dan Anggota Asosiasi
TARGET B06:
Persiapan sosialisasi MoU Anti Korupsi kepada para Pegawai dan Anggota Asosiasi
100%
• Telah diadakan rapat
pembahasan draft MoU dan
persiapan sosialisasi,pada
hasil pembahasan terkait
dengan itu telah dilaporkan
kepada Dirjen BC sesuai Nota
Dinas KaPUSKI BC Nomor
ND-153/KIBC/2011 tanggal
18 Mei 2011, ND-29/BC/2011
tanggal 20 Juni 2011 dan ND-
30/BC/2011 tanggal 27 Juni
2011.
• Sesuai dengan surat
KaPUSKI BC Nomor S-
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 17
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
153/BC/2011 tanggal 11 Juli
2011 kepada 4 (empat)
Kepala Kantor Pelabuhan
Laut Utama (Tanjung Priok,
Belawan, Tanjung Perak,
Tanjung Mas) dan 2 (dua)
Bandar Udara Utama
(Soekarno Hatta dan Juanda)
untuk mensosialisasikan MoU
dimaksud.
• Dalam konsep nota
kesepahaman telah
dicantumkan pula agar MoU
tersebut disosialisasikan
kepada para pegawai dan
anggota asosiasi pada
kesempatan pertama.
TARGET B09:
Tersosialisasinya MoU di 2 (dua) KPU/KPPBC
200% • Sesuai dengan Surat Menteri
Keuangan Nomor : S-
381/MK.04/2011 tanggal 11
Juli 2011 dan Surat KaPUSKI
BC Nomor: S-164/KIBC/2011
tanggal 08Agustus 2011
perihal Laporan Kegiatan
Sosialisasi MoU Anti Korupsi.
• Telah dilakukan sosialisasi
MoU Anti Korupsi di 4 (empat)
KPU/KPPBC yaitu:
1. Kantor KPU Tanjung Priok
melalui surat :
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 18
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
� S-1232/KPU.01/2011
tanggal 23 Agustus 2011
sosialisasi kepada Para
Pegawai;
� S-1271/KPU.01/2011
tanggal 15 September
2011 sosialisasi kepada
Anggota Asosiasi.
2. Kantor KPPBC TMP
Tanjung Perak melalui surat
:
� S-7306/WBC.10/
KPP.MP.01/2011 tanggal
23 Agustus 2011
sosialisasi kepada Para
Pegawai;
� S-7919/WBC.10/
KPP.MP.01/2011 tanggal
22 September 2011
sosialisasi kepada
Anggota Asosiasi.
3. Kantor KPPBC TMP Juanda
melalui surat :
� S-603/WBC.10/
KPP.MP.03/2011 tanggal
24 Agustus 2011
sosialisasi kepada Para
Pegawai;
� S-3633/WBC.10/
KPP.MP.03/2011 tanggal
25 Agustus 2011
sosialisasi kepada
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 19
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Anggota Asosiasi.
4. Kantor KPPBC TMP
Soekarno Hatta melalui
surat :
� S-5772/WBC.06/
KPP.MP.01/2011 tanggal
14 September 2011
sosialisasi kepada Para
Pegawai dan Anggota
Asosiasi.
TARGET B12:
Tersosialisasinya MoU di 4 (empat) KPU/KPPBC
100%
• Sesuai dengan Surat Menteri
Keuangan Nomor : S-
381/MK.04/2011 tanggal 11
Juli 2011 dan Surat KaPUSKI
BC Nomor:
� S-164/KIBC/2011 tanggal
08Agustus 2011 perihal
Laporan Kegiatan
Sosialisasi MoU Anti
Korupsi;
� S-254/KIBC/2011 tanggal
01 Nopember 2011 perihal
Laporan Kegiatan
Sosialisasi MoU Anti
Korupsi.
• Telah dilakukan sosialisasi
MoU Anti Korupsi di 2 (dua)
KPU/KPPBC, yaitu:
1. Kantor KPPBC TMP
Tanjung Emas melalui surat
:
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 Page 20
No RENCANA AKSI PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT
KRITERIA KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN
UKURAN KEBERHASILAN B06, B09, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
� S-1320/WBC.09/
KPP.MP.01/2011 tanggal
06 September 2011
� S-1360/WBC.09/
KPP.MP.01/2011 tanggal
15 September 2011
2. Kantor KPPBC TMP
Belawan melalui surat
nomor : S-
2805/WBC.02/KPP.MP.01/2
011 tanggal 04 November
2011 sosialisasi kepada
Para Pegawai dan Anggota
Asosiasi.
Secara keseluruhan target
sosialisasi kepada pegawai dan
anggota sosialisasi adalah
sebanyak 6 (enam)
KPU/KPPBC (dua di B09 dan
empat di B12) telah
direalisasikan seluruhnya
sebanyak empat di B09 dan
dua di B12.
1 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
Lampiran V
RENCANA TINDAK DIREKTIF PRESIDEN TAHUN 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Mentransformasikan 11 kantor modern di tahun 2011
DJBC Sekjen Kemenkeu,Kemen PAN, Tim Reformasi Birokrasi
Terlaksananya transformasi KPPBC menjadi kantor modern
Transformasi 11 kantor modern baru pada tahun 2011
TARGET B04:
Terlaksananya koordinasi dan pembahasan awal atas usulan DJBC dengan Sekjen melalui Biro Organta
100% - Sesuai Surat Direktur Jenderal Bea
dan Cukai nomor S-878/BC/2010 tgl
7 September 2010 telah diusulkan
transformasi 11 kantor modern
tahun 2011, yaitu:
a. KPPBC Medan
b. KPPBC Teluk Nibung
c. KPPBC Tanjung Balai Karimun
d. KPPBC Pekanbaru
e. KPPBC Teluk Bayur
f. KPPBC Jambi
g. KPPBC Entikong
h. KPPBC Banjarmasin
i. KPPBC Samarinda
j. KPPBC Tarakan
k. KPPBC Nunukan.
- Telah dilakukan pembahasan
dengan Biro Organisasi dan
Ketatalaksanaan Kementerian
keuangan pada tanggal 26 Januari
2011. Undangan dan Surat Tugas
serta laporan terlampir.
Tanggal Konsinyering dengan Biro
Organta Kemenkeu 11-13 April 2011
2 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B06:
Terlaksananya persiapan/ asistensi pembentukan kantor modern di 11 kantor yang diusulkan
100% - Laporan asistensi bidang SDM
dalam rangka implementasi KPPBC
Tipe Madya DJBC TA.2011
- Telah dilakukan asistensi bidang
SDM terhadap 11 (sebelas) kantor
yang diusulkan menjadi kantor
modern sesuai dengan Surat Tugas
:
• ST-54/BC/2011 tanggal 11 Maret 2011 di KPPBC Medan dan KPPBC Pekanbaru mulai tanggal 14 s.d. 16 Maret 2011
• ST-62/BC/2011 tanggal 21 Maret 2011 di KPPBC Tanjung Balai Karimun dan KPPBC Jambi mulai tanggal 23 s.d. Maret 2011
• ST-67/BC/2011 tanggal 25 Maret 2011 di KPPBC Tipe A3 Tarakan, KPPBC Tipe A3 Nunukan dan KPPBC Tipe A3 Teluk Nibung mulai tanggal 28 Maret s.d. 01 April 2011
• ST-73/BC/2011 tanggal 31 Maret 2011 di KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur, KPPBC Tipe A2 Samarinda dan KPPBC Tipe A2 Banjarmasin mulai tanggal 04 s.d. 08 April 2011
• ST-96/BC/2011 tanggal 21 April 2011 di KPPBC Entikong mulai tanggal 25 s.d. 29 April 2011
3 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B08: Ditetapkannya 2 kantor modern
100% - Sesuai dengan Surat Undangan
Sekretaris Jenderal Kementerian
Keuangan Nomor : Und-
431/SJ/2011 tanggal 29 Juli 2011
perihal Pembahasan Penataan
Organisasi Bersama dengan
Kementerian PAN dan RB
- Sesuai dengan Nota Dinas Tim
Percepatan Reformasi Kebijakan
Pelayanan Kepabeanan dan Cukai
Nomor : ND-38/BC/TPR/2011
tanggal 27 Juni 2011 perihal
Laporan Pelaksanaan Tugas Tim
Percepatan Reformasi
- Sesuai dengan Surat Sekretaris
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Nomor: S-326/BC.1/2011 tanggal 8
Agustus 2011 perihal Persiapan
Peresmian KPPBC Tipe Madya
Pabean Antara lain; KPPBC Tipe A2
Jambi dan KPPBC Tipe A2 Tanjung
Balai Karimun
- Telah ditetapkan Keputusan.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai
Nomor : KEP-98/BC/2011 tanggal
18 Agustus tentang Penetapan
Tipologi KPPBC Tipe A2 Tanjung
Balai Karimun dan KPPBC Tipe A2
Jambi menjadi KPPBC Tipe Madya
Pabean B
4 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B10:
Ditetapkannya 3 kantor modern
100% - Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
- Sesuai dengan Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor ND-438/BC.1/2011 tanggal 20 Oktober 2011 hal Pemberitahuan Rencana Tindak Jatuh Tempo Oktober 2011, telah ditetapkan lima (5) KPPBC menjadi kantor modern sebagai berikut:
- Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-106/BC/2011 tanggal 15 September 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Entikong Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C
- Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-120/BC/2011 tanggal 18 Oktober 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Medan Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B dan KPPBC Tipe A3 Teluk Nibung Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C
- Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-121/BC/2011 tanggal 18 Oktober 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Pekanbaru Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B dan
5 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur Menjadi Tipe Madya Pabean B
TARGET B12:
Ditetapkannya 6 kantor modern
100% - Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
- Sesuai dengan Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Nomor ND-529/BC.1/2011 tanggal 9 Desember 2011 hal Pemberitahuan Kembali Rencana Tindak Direktif Presiden Tahun 2011
- Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-131/BC/2011 tanggal 9 November 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Tarakan dan KPPBC Tipe A3 Nunukan Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean C
- Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: KEP-132/BC/2011 tanggal 9 November 2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Banjarmasin dan KPPBC Tipe A2 Samarinda Menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean B
2 Menyempurnakan dasar hukum Tempat
DJBC Sekjen Kemenkeu Adanya dasar hukum tentang TPB
Terselesaikannya draft perubahan PMK tentang TPB
TARGET B04:
Terlaksananya
pembahasan lanjutan
100% - Telah dilaksanakan Rakertas DJBC
di Kanwil DJBC Jawa Tengah pada
tanggal 18-19 April 2011 yang salah
6 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Penimbunan Berikat (TPB) dan Kemuda-han Impor Tujuan Ekspor (KITE) secara komprehensif dan mensosiali-sasikannya
dan KITE yang komprehensif
(KB dan GB) dan KITE
atas draft RPMK KB,
GB dan KITE (RPMK
Fasilitas KITE
Pengembalian dan
RPMK Fasilitas KITE
Pembebasan)
satu agendanya adalah
pembahasan RPMK Kawasan
Berikat dan KITE
- Telah dilaksanakan rapat sebagai
tindak lanjut dari Rakertas tersebut
di atas pada tanggal 25 dan 27 April
2011 untuk menyempurnakan draft
RPMK Kawasan Berikat dan KITE
hasil Rakertas DJBC
TARGET B06:
Terkirimnya draft final PMK KB dan GB ke Biro Hukum
100% - Sesuai Nota Dinas Direktur Fasilitas
Kepabeanan Nomor ND-
369/BC.3/2011 tanggal 15 Juni 2011
perihal Penerusan RPMK KB,GB,
dan KITE
- Sesuai Surat Direktur Jenderal
Nomor S-632/BC/2011 tanggal 27
Juni 2011 perihal Penyampaian
Kembali RPMK tantang Kawasan
Berikat, Gudang Berikat, KITE
Pembebasan dan KITE
Pengembalian.
TARGET B08:
- Diterbitkannya PMK KB dan GB
100% - RPMK GB telah disampaikan
kepada Menteri Keuangan dengan
Surat Direktur Jenderal Bea dan
Cukai Nomor : S-899/BC/2011
tanggal 24 Agustus 2011 perihal
Penyampaian RPMK tentang GB
yang telah diberikan paraf
persetujuan, dan telah diterbitkan
PMK Nomor 143/PMK.04/2011
7 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
- Terlaksananya pembahasan lanjutan atas draft RPMK KITE (RPMK Fasilitas KITE Pengembalian dan RPMK Fasilitas KITE Pembebasan)
tanggal 26 Agustus 2011 tentang
Gudang Berikat.
RPMK KB telah disampaikan
kepada Biro Hukum dengan Surat
Direktur PPKC kepada Kepala Biro
Hukum Nomor: S-551/BC.8/2011
tanggal 24 Agustus 2011 perihal
Penyampaian RPMK tentang KB
yang telah diberikan paraf
persetujuan, dan telah diterbitkan
PMK Nomor 147/PMK.04/2011
tanggal 06September 2011 tentang
Kawasan Berikat.
- Telah dilakukan pembahasan RPMK
KITE di BKF dengan Surat
undangan dari Badan Kebijakan
Fiskal Nomor : UND-279/KF.2/2011
tanggal 09 Agustus 2011, berikut
kami sertakan bahan materi Rapat
Pembahasan RPMK KITE,
Presentasi Direktorat Fasilitas dan
draft PMK KITE Pengembalian dan
draft PMK KITE Pembebasan
TARGET B10:
- Terlaksananya
sosialisasi PMK KB
dan GB
100% - Sesuai Nota Dinas Direktur Fasilitas
Nomor ND-667/BC.3/2011 tanggal
21 Oktober 2011 perihal
Penyampaian Laporan Rencana
Tindak/Program Jatuh Tempo
8 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
- Terkirimnya draft
final PMK KITE
(RPMK Fasilitas
KITE Pengembalian
dan RPMK Fasilitas
KITE Pembebasan)
ke Biro Hukum
Oktober 2011
- Sosialiasi mengenai PMK KB dan
GB dilaksanakan berdasarkan Surat
Tugas Direktur Jenderal Bea dan
Cukai Nomor ST-237/BC/2011
tanggal 28 September
2011dibeberapa tempat, antara lain
• Kantor Pusat DJBC
• Kanwil DJBC Riau dan Sumbar
• Kanwil DJBC Sumatera Utara
• Kanwil DJBC Bali, NTB, NTT
• Kanwil DJBC Jateng dan DIY
• Kanwil DJBC Jatim I
• KPPBC TMP Bekasi
beserta absensi peserta sosialisasi
dan laporan sosialisasi dari Dir.
Fasilitas kepada Direktur Jenderal
Bea dan Cukai
- Pengiriman draft final PMK KITE
(RPMK Fasilitas KITE
Pengembalian dan RPMK Fasilitas
KITE Pembebasan) ke Biro Hukum
sesuai dengan Surat Direktur
Jenderal Bea dan Cukai Nomor
Surat S-632/BC/2011 tanggal 27
Juni 2011
9 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B12:
Diterbitkannya PMK
tentang Fasilitas KITE
(PMK Fasilitas KITE
Pengembalian dan
PMK Fasilitas KITE
Pembebasan)
100%
- RPMK telah disampaikan kepada Biro Hukum Kemenkeu dengan surat Nomor: S-856/BC.8/2011 tanggal 19Desember 2011 perihal Penyampaian RPMK Pengembalian dan Pembebasan Yang Telah di Paraf dan;
- RPMK telah disampaikan kepada BKF Kemenkeu dengan surat Nomor: S-857/BC.8/2011 tanggal 19Desember 2011 perihal Penyampaian RPMK Pengembalian dan Pembebasan Yang Telah di Paraf;
- Telah diterbitkan Peraturan Menteri Keuangan tentang KITE, yaitu:
• Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 253/PMK.04/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentangKITE Pengembalian dan;
• Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 254/PMK.04/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang KITE Pembebasan.
Keterangan : Hard Copy PMK KITE Pengembalian dan KITE Pembebasan belum diterima karena harus menunggu diundangkannya PMK tersebut di Kementerian Hukum dan HAM.
10 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
3 MenyempurnakanPMK tentangPenetapan Tarif dan Nilai Pabean, serta membuat mekanisme penelitian ulang tarif dan nilai pabean
DJBC (TK) Sekjen Kemenkeu 1. Penyempurnaan PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean
2. Penyempurnaan Peraturan Direktur Jenderal tentang Penelitian Ulang tarif dan Nilai Pabean
3. Penetapan kembali tarif dan nilai pabean dapat dilaksanakan dengan mekanisme selain audit kepabeanan
1. Terselesaikannya PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean
2. Terselesaikannya Peraturan Direktur Jenderal tentang Penelitian Ulang tarif dan Nilai Pabean
3. Tersosialisasikan-nya PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean dan peraturan Direktur Jenderal tentang Penelitian Ulang tarif dan Nilai Pabean
TARGET B04: Tersusunnya rancangan perubahan PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean
100% - Sesuai Nota Dinas Direktur Teknis Kepabeanan nomor ND-311/BC.2/2011 tanggal 01 April 2011 perihal penyampaian RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK 51/PMK.04/2008
- Sesuai Surat Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan nomor S-315/BC/2011 tanggal 06 April 2011 perihal penyampaian RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK 51/PMK.04/2008
TARGET B06: Terlaksananya pembahasan lebih lanjut di Biro Hukum atas Rancangan Perubahan PMK tentang Penetapan Tarif dan Nilai Pabean
100% - Sesuai Nota Dinas Direktur Teknis Kepabeanan nomor ND-497/BC.2/2011 tanggal 23 Mei 2011 perihal Rancangan Perubahan Kedua PMK 51/PMK.04/2008
- Sesuai Surat Direktur Jenderal kepada Menteri Keuangan nomor S-543/BC/2011 tanggal 7 Juni 2011 perihal Penyampaian RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor 51/PMK.04/2008
TARGET B08: Ditetapkannya PMK tentang perubahan atas PMK Penetapan Tarif dan Nilai Pabean
100% - Sesuai dengan Nota Dinas Direktur Teknis Kepabeanan Nomor : ND-825/BC.2/2011 tanggal 11 Agustus 2011 Draft PMK tentang Perubahan atas PMK Tarif dan Nilai Pabean telah disampaikan kepada Kepala Biro Hukum sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: S-738/BC/2011 tanggal 21 Juli 2011 perihal Penyampaian
11 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008
- Telah ditetapkan PMK Nomor 122/PMK.04/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang perubahan kedua atas peraturan menteri keuangan nomor 51/PMK.04/2008 tentang tata cara penetapan tarif, nilai pabean, dan sanksi administrasi, serta penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai.
TARGET B10: Tersusunnya Peraturan Direktur Jenderal tentang penelitian ulang tarif dan nilai pabean
100% Telah ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor PER-45/BC/2011 tanggal 31 Oktober 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penelitian Ulang Tarif dan/atau Nilai Pabean
TARGET B12: Terlaksananya kegiatan sosialisasi perubahan PMK tentang Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean dan Peraturan Direktur Jenderal tentang penelitian ulang tarif dan/atau nilai pabean
100% - Sesuai dengan nota dinas Direktur Teknis KC Nomor: ND-1282/BC.2/2011 tanggal 06 Desember 2011 hal pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: PER-45/BC/2011, bahwa telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi peraturan tersebut dengan Surat Tugas antara lain:
12 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
• ST-175/BC.2/2011 tanggal 08 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Kalbagtim
• ST-183/BC.2/2011 tanggal 14 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Bali, NTB dan NTT
• ST-189/BC.2/2011 tanggal 18 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Jawa Timur I
• ST-313/BC/2011 tanggal 22 Nopember 2011 di KP-DJBC
- Sesuai dengan nota dinas Direktur Teknis KC Nomor: ND-1299/BC.2/2011 tanggal 13 Desember 2011 hal Laporan Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: PER-45/BC/2011, kegiatan Sosialisasi dilaksanakan dengan Surat Tugas antara lain:
• ST-131/BC.2/2011 tanggal 22 September 2011 di Kanwil DJBC Makassar
• ST-133/BC.2/2011 tanggal 23 September 2011 di Kanwil DJBC Jatim I
• ST-138/BC.2/2011 tanggal 29 September 2011 di Kanwil DJBC Bali, NTB,dan NTT
• ST-139/BC.2/2011 tanggal 30 September 2011 di Kanwil DJBC
13 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Sumatera Utara
• ST-145/BC.2/2011 tanggal 5 Oktober 2011 di Kanwil DJBC Jateng dan DIY
• ST-173/BC.2/2011 tanggal 4 Nopember 2011 di Kanwil DJBC Kalbagtim
4 Evaluasi pelaksanaan Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu pada Kantor Pabean di 4 Pelabuhan Utama (Tanjung Priok, Belawan, Makasar, dan Tanjung Perak)
DJBC
(Set
ditjen & IKC)
Sekjen Kemenkeu Efektivitas pelaksanaan Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu pada Kantor Pabean di 4 Pelabuhan Utama
Terselesaikannya kajian tentang kebijakan dan implementasi Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu pada Kantor Pabean di 4 Pelabuhan Utama dari sudut pandang kebijakan, implementasi dan pemberian insentif
TARGET B04:
- Tersusunnya kerangka kajian dan metodologi penelitian
- Terkumpulnya record data elektronik pelayanan 24/7 dari 4 pelabuhan utama
- Tersusunnya rancangan kuisioner persepsi stakeholder terhadap layanan 24/7
- Terlaksananya pembahasan bersama dengan KPU Tanjung Priok tentang Desain Kuesioner dan Mekanisme Pelaksanaan Survey
100% - Sesuai Nota Dinas Direktur IKC nomor ND-180/BC.9/2011 tanggal 29 Maret 2011 perihal Permintaan Data
- Rancangan kuisioner untuk pegawai dan pengguna jasa
- Sesuai Undangan Tenaga Pengkaji Bidang PKKO DJBC nomor Und-04/BC.TP.3/2011 tanggal 20 April 2011 perihal Undangan Rapat Tentang Pelaksanaan Survey
14 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B06: Terlaksananya pengumpulan data survey ke 4 (empat) pelabuhan utama
100% - Sesuai ND-49/BC.TP.3/2011 tanggal 07 Juni 2011 perihal Permintaan Data
- Sesuai S-04/BC.TP.3/2011 tanggal 08 Juni 2011 perihal Penyampaian Kuesioner
- Sesuai ND-51/BC.TP.3/2011 tanggal 21 Juni 2011 perihal Permintaan Upload Kuesioner Survey
- Sesuai SP-03/BC.TP.3/2011 tanggal 28 Juni 2011 perihal Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Pelayanan Kepabeanan 24 Jam Sehari dan 7 Hari Seminggu.
- Sesuai S-08/BC.TP.3/2011 Perihal Survey Layanan 24x7 di KPPBC TMP Perak
- Sesuai S-09/BC.TP.3/2011 Perihal Survey Layanan 24x7 di KPPBC TMP Belawan
- Sesuai S-10/BC.TP.3/2011 Perihal Survey Layanan 24x7 di KPPBC TMP Makasar
- Terlaksananya pengumpulan data responden pegawai dan data responden pengguna jasa di KPU Tanjung Priok, KPPBC TMP Perak, KPPBC TMP Belawan, KPPBC TMP Makasar
15 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B08:
- Terselesaikannya Analisis Data survey
- Terselesaikannya penyusunan Draft Kajian
- Terlaksananya Presentasi dan Pembahasan Kajian dengan Perwakilan Kantor Pabean Terkait / Staf Inti
100% - Terselesaikannya analisis data survey dan penyusunan draft kajian dalam Laporan evaluasi efektivitas pelayanan kepabeanan 24 jam sehari dan 7 hari seminggu
- Telah dilaksanakan presentasi dan pembahasan kajian di KPU Tanjung Priok melalui Surat Nomor : S-16/BC.TP.3/2011 tanggal 11 Agustus dan di Staf Inti melalui Surat undangan Nomor : Und-08/BC.TP.3/2011 tanggal 15 Agustus 2011 dan Und-100/BC.8/2011 tanggal 18 Agustus 2011. Serta mendapat persetujuan dari Dirjen BC melalui ND-75/BC.TP.3/2011 tanggal 22 Agustus 2011
TARGET B10:
- Terlaksananya Public Hearing dengan pengguna jasa dan instansi terkait lainnya (Pelindo, dll)
100% - Berdasarkan Nota Dinas Tenaga Pengkaji Bidang Pengembangan Kapasitas dan Kinerja Organisasi Nomor ND-112/BC.TP.3/2011 tanggal 06 Oktober 2011 hal Penyampaian Berkas Realisasi Rencana Tindak/Program Jatuh Tempo Oktober 2011
- Terlaksananya Public Hearing di KPU BC Tipe A Tanjung Priok pada 16 September 2011 melalui Surat Nomor S-19/BC.TP.3/2011 tanggal 8 September 2011 dan Undangan Nomor UND-34/KPU.01/2011 tanggal 8 September 2011 beserta
16 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
- Terselesaikannya kajian dan telah diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai
daftar hadir peserta public hearing.
- Terlaksananya Public Hearing di KPPBC Tanjung Perak pada 04 Oktober 2011 melalui Surat Nomor S-21/BC.TP.3/2011 tanggal 22 September 2011 dan Undangan Nomor UND-8126 s.d 8130/WBC.10/ KPP.MP.01/2011 tanggal 28 September 2011 beserta daftar hadir public hearing.
- Terselesaikannya kajian dan telah diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan Nota Dinas Nomor ND-75/BC.TP3/2011 tanggal 22 Agustus 2011 hal Laporan Hasil Evaluasi Efektivitas Layanan Kepabeanan 24/7
5 Penerapan sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) yang berbasis web secara nasional
DJBC
(P2 & IKC)
- Aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pada 2 KPU, 16 KWBC dan 18 KPPBC dapat lebih efektif dalam melakukan pengawasan
Terlaksananya penerapan sistem informasi dan pengiriman data profil importir dan penumpang (udara) yang berbasis web secara nasional pada 2 KPU, 16 KWBC dan 18 KPPBC sehingga dapat dimanfaatkan untuk analisa dan profilling
TARGET B04:
Terlaksananya finalisasi program aplikasi dan ujicoba Internal di Direktorat P2.
100% Telah adanya modul program aplikasi dan telah diuji coba di Subdit Intelijen
TARGET B06: Terlaksananya instalasi program pada 2 KPU, 16 KWBC dan 18 KPPBC.
100% Sesuai ND-459/BC.5/2011 tanggal 11 Juli 2011 perihal Laporan Pelaksanaan Tugas Asistensi berdasarkan Surat Tugas Direktur Jenderal Nomor : ST-90/BC/2011 tanggal 14 April 2011
TARGET B08: Terlaksananya asistensi Direktorat P2 kepada 2 KPU, 16 KWBC dan 18
100% Telah dilaksanakan asistensi terkait penerapan sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) bersamaan dengan pelaksanaan Instalasi program yang dilaksanakan
17 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
KPPBC. pada tanggal 21 April s.d. 01 Juni 2011, sesuai ND-459/BC.5/2011 tanggal 11 Juli 2011 perihal Laporan Pelaksanaan Tugas Asistensiberdasarkan Surat Tugas Direktur Jenderal Nomor : ST-90/BC/2011 tanggal 14 April 2011
TARGET B10: Terwujudnya sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) dengan berbasis web, secara Nasional.
100% Sistem Informasi profil importir dan penumpang udara dengan berbasis web secara nasional telah selesai.
Data pendukung: screen shot menu Sistem Informasi Penumpang Udara dan Sistem Informasi Profil Importir
TARGET B12: Termanfaatkannya sistem informasi profil importir dan penumpang (udara) dengan berbasis web, secara Nasional.
100% Sistem Informasi profil importir dan penumpang udara dengan berbasis web secara nasional telah termanfaatkan oleh Unit Penindakan dan Penyidikan DJBC secara Nasional.
Data pendukung: Data User SIDIA dan PAU serta screen shot dalammenu Aplikasi PAU
6
Penerapan sistem informasi hasil penindakan dan penanganan perkara yang berbasis web
DJBC
(P2 & IKC)
- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memiliki informasi secara terpusat sebagai
Terlaksananya penerapan sistem informasi dan pengiriman data hasil penindakan dan penanganan perkara dari masing-masing
TARGET B04: Terlaksananya internalisasi atas mekanisme laporan penindakan dan penanganan perkara di 4 wilayah
100%
Tersosialisasinya laporan penindakan dan penanganan perkara sesuai peraturan Dirjen BC Nomor 53/BC/2010 berdasarkan Surat Tugas Nomor : ST-15/BC/2011 tanggal 24 Januari 2011
18 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
secara nasional
sarana evaluasi yang lebih efektif dalam pengukuran kinerja unit pengawasan
kantor secara tepat waktu (real time) dan akurat.
TARGET B06: Terlaksananya internalisasi atas mekanisme laporan penindakan dan penanganan perkara di 7 wilayah
100% - Kegiatan internalisasi atas mekanisme pelaporan penindakan dan penanganan perkara bertujuan untuk memperoleh data dan masukan dari unit kerja vertikal DJBC terkait mekanisme pelaporan dalam hal penindakan dan penanganan perkara. Data dan masukan yang diperoleh akan dijadikan sebagai sumber data dalam pengembangan Sistem Informasi Direktorat Penindakan dan Penyidikan (Si Dia).
- Pelaksanaan internalisasi dilakukan bersaman dengan kegiatan instalasi dan asistensi operasional aplikasi Sistem Informasi Direktorat Penindakan dan Penyidikan (Si Dia) dan Passenger analis unit (PAU) pada tanggal 21 April sampai dengan 1 Juni 2011 (sesuai Surat Tugas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor: ST-90/BC/2011 tanggal 14 April 2011)dengan pertimbangan efesiensi dan efektivitas waktu dan biaya.
- Adapun untuk pembagian wilayah yang rencana awal adalah 7 (tujuh) wilayah, dalam perkembangannya dibagi kembali menjadi 10 wilayah (sesuai dengan jumlah lokasi pelaksanaan kegiatan instalasi dan asistensi operasioanal aplikasi Si Dia dan PAU)
19 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
- Data tambahan Nota Dinas Nomor: ND-459/BC.5/2011 tanggal 11 Juli 2011
TARGET B08: Terlaksananya pembahasan terkait sumber data dan kebutuhan data bagi KPPBC, di internal Direktorat P2
100% - Pembahasan awal pada internal Direktorat P2 telah dilaksanakan dalam rapat mingguan Selasa pada tanggal 16 Agustus 2011terkait sumber data dan kebutuhan data bagi KPPBC. (Terlampir Notulen Rapat Mingguan)
TARGET B10:
Terlaksananya finalisasi menu aplikasi program data hasil penindakan dan penanganan perkara secara tepat waktu (real time)
100% Finalisasi menu aplikasi program data hasil penindakan dan penanganan perkara secara tepat waktu (real time) telah terlaksana.
Data pendukung: screen shot Finalisasi menu Pelaporan dan Penindakan Penanganan Perkara.
TARGET B12: Terwujudnya sistem informasi hasil penindakan dan penanganan perkara yang berbasis web, secara nasional.
100% Menu aplikasi program data hasil penindakan dan penanganan perkara secara tepat waktu (real time) telah tersedia.
Data pendukung: screen shot aplikasi penindakan dan penanganan perkara yang terintegrasi dalam aplikasi SIDIA
7 Menyempurnakan Peraturan Menteri Keuangan tentang Premi.
DJBC (P2 & PPKC)
Sekjen Kemenkeu, DJA, DJPb.
1. Tercapainya pembagian premi secara layak dan
Diterbitkannya PMK tentang Premi sebagai pengganti PMK No
TARGET B04:
Terlaksananya
konsultasi dengan Biro
Hukum Kemekeu RI
tentang permasalahan
100% Konsultasi dilakukan oleh Kasi BHP dengan Biro Hukum yang menangani masalah peraturan sesuai Surat Tugas Nomor : ST-135/BC.54/2011 tanggal 13 April 2011.
20 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
adil kepada aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
2. Terwujudnya motivasi yang tinggi dari aparat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk senantiasa bekerja sesuai ketentuan perundang-undangan
3. Tercapainya peningkatan kinerja yang dapat diukur dari pelayanan yang lebih baik dan pengawasan yang lebih efektif.
570/KMK.01/1997 tentang Premi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan PMK No. 241/KMK.01/2002.
substansi RPMK
tentang Premi
TARGET B06:
Terlaksananya
inventarisasi kembali
beberapa substansi
yang dipermasalahkan
oleh Direktorat
Jenderal Anggaran
dan Direktorat
Jenderal
Perbendaharaan serta
pengumpulan
bahan/ketentuan
terkait sebagai
referensi.
100% - Sesuai ND-268/BC.54/2011 tanggal 24 Juni 2011 perihal Laporan pencapaian rencana tindak/ program jatuh tempo juni 2011, ternasuk didalamnya yaitu terlaksananya inventarisasi kembali beberapa substansi yang dipermasalahkan oleh Direktorat Jenderal Anggarandan Direktorat Jenderal Perbendaharaan serta pengumpulan bahan/ketentuan terkait sebagai referensi terkait dengan perumusan RPMK tentang Pemberian Premi
- Matriks usulan Direktorat Jenderal Anggaran atas Draft RPMK tentang Pemberian Premi
TARGET B08: Terlaksananya pembahasan, pengkajian, dan perumusan kembali Rancangan PMK bersama Direktorat PPKC.
100% Sesuai dengan Nota Dinas Direktur Penindakan dan Penyidikan Nomor : ND-558/BC.5/2011 tanggal 23 Agustus 2011 perihal Perkembangan Penyusunan Draft RPMK tentang Pemberian Premi
TARGET B10: Terlaksananya pembahasan substansi terkait ketentuan dan mekanisme yang
100% - Pembahasan PMK tentang Pemberian Premi telah dilakukan dengan konsinyering antara DJBC, Biro Hukum Kemenkeu, Direktorat Jenderal Anggaran, dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan sesuai
21 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
berlaku di bidang penganggaran dan perbendaharaan, bersama BiroHukum Setjen Kemenkeu, Direktorat Anggaran dan Direktorat Perbendaharaan sehingga sudah tidak ada lagi permasalahan yang bersifat substansial dalam rancangan PMK tersebut.
dengan Surat Tugas Nomor ST-206/BC/2011 tanggal 09 September 2011. Daftar hadir peserta konsinyering terlampir.
- ND-616/BC.5/2011 tanggal 26 September 2011 hal Konsinyering Rancangan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Premi
- ST-387/BC.5/2011 tanggal 12 Oktober 2011 dan Nota Dinas Nomor ND-679/BC.5/2011 tanggal 25 Oktober 2011 hal Penyampaian RPMK tentang Pemberian Premi.
TARGET B12: Ditandatanganinya PMK tentang Premi oleh Menteri Keuangan sebagai pengganti PMK No 570/KMK.01/1997 tentang Premi sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan PMK No. 241/KMK.01/2002.
100%
- RPMK telah disampaikan kepada Biro Hukum Kemenkeu dengan surat Nomor: S-854/BC.8/2011 tanggal 19 Desember 2011
- Telah ditetapkandan diundangkan Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 243/PMK.04/2011 tanggal 27 Desember 2011 tentang Pemberian Premi
8 Menyempurnakan dan mensosialisasikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
DJBC (Audit) Setjen Kemenkeu 1. Dilaksanakannya peraturan tentang Audit Kepabeanan dan Cukai
Terselesaikan dan tersosialisasikannya Peraturan Menteri Keuangan tentang Audit Kepabeanan dan Cukai
TARGET B04: Terlaksananya Inventarisasi Masukan dari Aparat Pengawas-an Fungsional (BPK, Itjen)
100% Telah didapatkan masukan dari BPK dan Itjen
22 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
125/PMK.04/2007 tentang Audit Kepabeanan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 91/PMK.04/2008 tentang Audit Cukai
2. Pelaksanaan Audit Kepabeanan dan Cukai secara lebih efektif, efisien dan berkualitas
3. Memperjelas landasan hukum Audit Kepabeanan dan Cukai dalam hubungannya dengan pihak luar
TARGET B06:
1. Terlaksananya pembahasan internal di Direktorat Audit
2. Diajukannya permintaan Masukan Draft RPMK ke Bidang Audit KPU/Kanwil
3. Terselesaikannya Draft RPMK dari Direktorat Audit
100% - Sesuai ND-120/BC.62/2011 tanggal 25 April 2011 perihal Workshop Bidang Audit
- Sesuai ND-142/BC.62/2011 tanggal 10 Mei 2011 perihal hasil Workshop Audit
- Telah diajukan permintaan masukan Draft RPMK ke Bidang Audit KPU/ Kanwil melalui Surat Nomor: S-217/BC.6/2011 tanggal 21 April 2011
- Terselesaikannya Draft RPMK tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai
TARGET B08: Terlaksananya pembahasan di Dit PPKC dan Staf Inti
100% Telah dilaksanakan Pembahasan di Direktorat PPKC dan Staf Inti dengan Surat Undangan Nomor: UND-98/BC.8/2011 tanggal 4 Agustus 2011, berikut kami sertakan bahan materi pembahasan diantaranya materi perubahan PMK, Outline PMK, dan RPMK Audit (hasil rapat Staf Inti)
TARGET B10: Diajukannya draft PMK ke Menteri Keuangan c.q. Sekjen
100% Telah diajukan draft PMK kepada Menteri Keuangan dengan Surat Nomor S-1084/BC/2011 tanggal 28 Oktober 2011 hal Penyampaian RPMK tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai
23 | P a g e
Rencana Tindak Direktif Presiden (UKP4) Tahun 2011
No RENCANA AKSI
PENANGGUNG JAWAB
INSTANSI TERKAIT KRITERIA
KEBERHASILAN UKURAN
KEBERHASILAN UKURAN KEBERHASILAN B04, B06, B08, B10, B12
% CAPAIAN
KETERANGAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8
TARGET B12: Diajukan dan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan
100%
- RPMK telah disampaikan kepada Biro Hukum Kemenkeu dengan surat Nomor: S-816/BC.8/2011 tanggal 24 Nopember 2011
- Telah ditetapkandan diundangkan Peraturan Menteri Keuangan dengan Nomor : 200/PMK.04/2011 tanggal 9 Desember 2011 tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 1
Lampiran VI
MONITORING RENCANA TINDAK
PROGRAM REFORMASI LANJUTAN KEPABEANAN DAN CUKAI
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Terselesaikannya Surat Edaran Direktur Jenderal mengenai Tata Nilai dan Budaya Organisasi DJBC dan membuat modul Tatanilai dan Budaya Organisasiserta slogan DJBC
1. Pengumpulan bahan-bahan kajian tentang karakteristik, tata nilai, dan budaya organisasi serta slogan DJBC
Kepala PUSKI KC
September 2010
100 % - Surat Kapuski kepada para Pejabat Eselon II pada KP. DJBC dan para Kepala Kantor DJBC Nomor S-167/KIBC/2010 tgl 1 Oktober 2010 Hal Permohonan Tanggapan dan Masukan atas Konsep SE Dirjen BC tentang Tata Nilai dan Budaya Organisasi DJBC
- S.d. 18 Oktober 2010 telah diterima tanggapan dan masukan dari 18 kantor / unit kerja DJBC terhadap konsep SE DJBC tentang Tata Nilai dan Budaya Kerja
Tanggapan dan masukan tersebut pada waktu ini telah dikompilasi dan akan dibahas lebih lanjut untuk penyempurnaan konsep SE DJBC tersebut
2. Melakukan kajian tentang karakteristik, tata nilai, dan budaya organisasi serta slogan DJBC
Oktober 2010
100 %
3. Menyusun konsep dan rancangan pertama dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan DJBC.
Oktober 2010
100 %
4. Konsultasi konsep dan rancangan pertama dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan kepada instansi terkait/stake holder termasuk permintaan masukan dari pegawai DJBC termasuk dalam bentuk polling
November 2010
100 %
5. Terselesaikannya konsep dan rancangan kedua dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan
November 2010
100 %
6. Pemaparan konsep dan rancangan kedua dokumen tata nilai dan budaya organisasi serta slogan kepada Menteri Keuangan
November 2010
100 %
7. Menetapkan Surat Edaran Direktur Jenderal mengenai Tata Nilai dan BudayaOrganisasi DJBC dan membuat modul Tatanilai dan Budaya Organisasiserta slogan DJBC
Desember 2010
100 % SE-23/BC/2010 tentang Tata Nilai dan Budaya Organisasi
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 2
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Terselesaikannya modul tatanilai dan budaya organisasi
2. Tersosialisasinya dan terimplementasikan-nya tata nilai dan budaya organisasi DJBC ke seluruh jajaran melalui P2KP maupun usulan penambahan dalam kurikulum Diklat / Retraining
1. Pembentukan Tim Sosialisasi Tata Nilai dan Budaya Organisasi serta slogan DJBC.
Kepala PUSKI KC
Oktober 2010
100 % Pembentukan Tim Pembekalan Sosialisasi sesuaiPRINT-58/KIBC/2010 Tgl. 1 Oktober 2010
2. Penyusunan bahan-bahan dan modul sosialisasi
Desember 2010
100 % Modul Tatanilai dan Budaya Organisasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah selesai disusun
Penyusunan mulai minggu I November s.d. minggu IV Desember 2010
3. Pelaksanaan sosialisasi tata nilai dan budaya organisasi DJBC serta slogan dan pembuatan komitmen pegawai
Q1 2011 100 % Sosialisasi telah dilaksana-kan pada saat tanggal 5November 2010
4. Internalisasi tata nilai dan budaya organisasi DJBC ke seluruh jajaran melalui P2KP maupun usulan penambahan dalam kurikulum Diklat
Q2 2011 100 % Telah dilakukan Internalisasi pada bulan April s.d. Juni 2011 dengan:
1. ST-24/KIBC/2011 tanggal 8 April 2011 di KPU BC Tipe B Batam (12-15 April 2011)
2. ST-85/BC/2011 tanggal11 April 2011 di Kanwil DJBC Banten (14-15 April 2011)
3. ST-91/BC/2011 tanggal 18 April 2011 di :
- Kantor Pusat DJBC (21 April 2011)
- Kanwil DJBC Jakarta (20-21 April 2011)
- KPU BC Tipe A Tanjung Priok (3- 4 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Jatim II (3-6 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Jawa Barat (3-6 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Jatim I (8-11 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Jateng dan DIY (10-13 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Bali, NTB,NTT (10-13 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Sumut (17-20 Mei
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 3
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
2011) - Kanwil DJBC Sumbagsel (17-20 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Riau dan Sumbar (24-27 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Sulawesi (24-27 Mei 2011)
4. ST-101/BC/2011 tanggal 29 April 2011 di :
- Kanwil DJBC Kaltim (17-20 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Kalbar (29 Mei-1 Juni 2011)
- Kanwil DJBC Khusus Kepri (29 - Mei-1 Juni 2011)
2 1. Internalisasi dan eksternalisasi tatanilai dan budaya organisasi DJBC sebagai bagian dari tatanilai dan budaya organisasi Kemenkeu
2. Integrasi tatanilai dan budayaorganisasi ke dalam elemen-elemen organisasi
1. Penetapan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tatanilai dan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan
Sekjen Kemenkeu
Desember 2010
100 %
2. Menyelaraskan tatanilai dan budaya organisasi DJBC dengan tatanilai dan budaya organisasi Kementerian Keuangan
Kepala PUSKIKC
Q1 2011 (atau setelah Sekjen Kemenkeu telah menetapkan PMK mengenai Tatanilai dan Budaya Organisasi Kementerian Keuangan)
1. KMK 312/KMK.01/2011 tanggal 12 September 2011 mengenai Nilai Nilai Kementerian Keuangan, yaitu:
• Integritas
• Profesionalisme
• Sinergi
• Pelayanan
• Kesempurnaan
2. Surat Kepala Puski nomor S-265/KIBC/2011 tanggal 15 Nopember 2011 tentang Internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan
Sesuai dengan program
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 4
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Melaksanakan internalisasi tata nilai dan budaya organisasi Kementerian Keuangan ke seluruh jajaran DJBC
Kepala PUSKIKC
Q4 2011
Surat Kepala Puski nomor S-265/KIBC/2011 tanggal 15 Nopember 2011 tentang Internalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan
3 1. Laporan monitoring waskat
2. Laporan kegiatan sosialisasi
3. Ketentuan pemberian penghargaan kepada pegawai
4. Menurunnya jumlah pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat
1. Melakukan monitoring dan pengujian serta evaluasi pelaksanaan waskat
Kepala PUSKIKC
November 2010
100 % - Sejak bulan September 2010 s.d. 18 Oktober 2010 telah dilakukan monitoring, pengujian dan evaluasi pelaksanaan waskat pada 14 KPPBC berdasarkan Surat Tugas Dirjen BC Nomor ST-130/BC/2010
- Berdasarkan Surat Tugas tersebut masih 1 KPPBC yang akan dilakukan monitoring, pengujian dan evaluasi pelaksanaan waskat
- Laporan monitoring, pengujian dan evaluasi pelaksanaan waskat beserta usulan tindak lanjut telah disampaikan ke Dirjen BC dengan Nota Dinas nomor ND-394/KIBC/2010 tgl. 23 November 2010
2. Sosialisasi peraturan disiplin PNS berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
Desember 2010
100 % Telah dilaksanakan pada tanggal 2 s.d. 3 Desember 2010 di KPU BC Tanjung Priok
3. Penyempurnaan ketentuan pemberian penghargaan kepada para pegawai yang berprestasi, berdedikasi, dan/atau berdisiplin tinggi di lingkungan DJBC.
Desember 2010
100 % Telah ditetapkan Perdirjen Nomor P-55/BC/2010 tanggal 23 Desember 2010 tentang Pemberian Penghargaan bagi Pegawai di Lingkungan DJBC
4 1. Terselesaikannya Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai (PDJ) tentang Pakta Integritas
2. Penandatanganan Pakta Integritas oleh
1. Pengumpulan bahan mengenai Pakta Integritas
Kepala PUSKIKC dan Sesditjen
Oktober 2010
100 % Penyusunan konsep Peraturan Dirjen BC tentang Pakta Integritas bagi pegawai DJBC yang meliputi materi pokok : Kewajiban pegawai DJBC untuk membuat / menandatangani Pakta Integritas, substansi/materi pokok Pakta
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 5
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
seluruh pegawai DJBC
3. Laporan penindakan pegawai
4. Menurunnya jumlah pegawai DJBC yang terkena sanksi pelanggaran kode etik/disiplin pegawai
Integritas, format Pakta Integritas, penatausahaan dokumen Pakta Integritas, dan keterkaitan Pakta Integritas dalam mutasi pegawai (Minggu I November 2010)
2. Pembahasan dengan pemangku kepentingan mengenai Pakta Integritas
Oktober 2010
100 % Telah dilakukan pembahasan dengan pemangku kepentingan tanggal 28 Oktober 2010
3. Menyusun Peraturan Direktur Jenderal (PDJ) tentang Pakta Integritas
Kepala PUSKIKC
November 2010
100 % Telah disusun Draft Perdirjen tentang Pakta Integritas, untuk ditetapkan
4. Menetapkan PDJ tentang Pakta Integritas pegawai DJBC
Desember 2010
100 % Telah Ditetapkan Perdirjen P-44/BC/2010 tentang Pakta Integritas
5. Penandatangan Pakta Integritas oleh seluruh pegawai DJBC
Q1 2011 100 % Pegawai pada seluruh unit kerja DJBC (149 unit kerja) telah menandatangani Pakta Integritas
6. Penandatangan Pakta Integritas Auditor DJBC dengan Auditee
Q1 2011 dan berkelanjutan
100 % Telah diberlakukan sejak tanggal 1 Maret 2011 bersamaan dengan berlakunya Per-4/BC/2011
5 1. Terselesaikan dan tersosialisasinya SOP pelaksanaan kerja unit Kepatuhan Internal khususnya terkait dengan pengaduan
1. Menyusun SOP untuk pelaksanaan Peraturan Dirjen nomor P-23/BC/2010 tentang petunjuk teknis pelaksanaan kerja unit Kepatuhan Internal khususnya terkait dengan pengaduan
Sekretaris DJBC
Oktober 2010
100 % SOP telah ditetapkan dengan Surat Edaran Dirjen BC Nomor SE-20/BC/2010 tanggal 18 Oktober 2010.
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 6
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Tersedianya saluran khusus pengaduan untuk menjamin kerahasiaan pelapor
2. Menyediakan saluran khusus dan petugas yang menangani pengaduan untuk menjamin kerahasiaan pelapor
Sekretaris DJBC
November 2010
100 % Telah disediakan :
Meja Pengaduan Berada di Gedung B Lantai I Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai Jalan Ahmad Yani Jakarta
Telp : 0-800-100-3545 (Bebas Pulsa) 021-4890308 ext 767
Faximile : 021-4890966
Email : [email protected]
Surat : Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai Jalan Jenderal A. Yani Jakarta 13250 Kotak Pos 108 Jakarta 10002
3. Sosialisasi SOP Direktur PPKC November 2010
100 % Telah disosialisasikan pada saat Rapat Koordinasi Unit Kerja Kepatuhan Internal tgl 18-19 Nov 2010
4. Evaluasi pelaksanaan SOP Kepala PUSKI Berkelan-jutan
SE-20/BC/2010 mengenai Tata Cara Penerimaan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat
Rata-rata waktu penyelesaian penerimaan pengaduan masyarakat 1 hari kerja. Rata-rata penanganan pengaduan masyarkat 3 hari kerja.
Evaluasi dilaksanakan tiga bulan sekali
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 7
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
6 Persetujuan struktur organisasi DJBC berupa Perubahan Peraturan Presiden (Perpres)
1. Finalisasi kajian akademik usulan penataan organisasi yang meliputi:
a. Program penataan organisasi di Kantor Pusat DJBC, dengan rencana kegiatan:
• Transposisi Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai menjadi Direktorat Kepatuhan Internal;
• Pembentukan Direktorat Transformasi;
• Penataan Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai;
• Penataan Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai (unit yang menangani fungsi peraturan, keberatan dan kehumasan).
Sekretaris DJBC
Desember 2010
100 %
Program penataan organisasi ini untuk sementara ditunda berdasarkan hasil Rapat Pimpinan dengan Menteri Keuangan dan DJBC pada tanggal 28 Oktober 2010. Namun demikian, dari sisi penyiapan telah dilakukan hal-hal sebagai berikut :
Telah disusun draft kajian akademis program penataan organisasi Kantor Pusat DJBC.
b. Program penataan organisasi instansi vertikal DJBC, dengan rencana kegiatan:
• Peningkatan status kantor Madya Soekarno Hatta menjadi KPU
• Pembentukan kantor pengawasan utama (penggabungan kanwil tanjung balai karimun dengan pangkalan sarana operasi) dengan tugas pokok dan fungsi di bidang pengawasan, patroli laut dan pemeliharaan saran dan prasarana patroli (Kajian Revitalisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai (PSO BC))
• Pemecahan Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC Maluku, Papua dan Irian Jaya Barat menjadi Kanwil DJBC Maluku dan Kanwil DJBC Papua dan Irian Jaya Barat;
100 %
100 %
100 %
Terkait dengan KPU Soekarno Hatta telah tersusun cetak biru KPU.
Kajian akademik Kantor Pengawasan Utama dari sisi struktur organisasi sudah diselesaikan. Kajian ini akan dilengkapi dengan analisis wilayah operasional dan mekanisme pengawasan di laut dengan PIC Direktorat Penindakan dan Penyidikan (Dit P2) Kajian Akademik Instansi Vertikal khususnya Kanwil Maluku, Papua dan Papua Barat sudah selesai.
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 8
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
• Pembentukan struktur kantor modern untuk mengakomodasi kantor-kantor tipe A2, A3 dan B;
100 %
Kajian tentang struktur organisasi modern yang mencakup kantor-kantor yang tipenya lebih kecil sudah diselesaikan.
• Pembentukan Struktur baru yang menangani narkotika
Desember 2010
100 % Dit P2 sudah menyusun kajian akademik pembentukan struktur baru yang menangani pengawasan narkotika. Alternatif: 1. Pembentukan struktur setingkat
Eselon IV pada instansi vertikal, dengan konsekuensi transformasi KWBC dan KPPBC menjadi tipe khusus;
2. Penajaman fungsi secara eksplisit terkait pengawasan narkotika dan formalisasi pembentukan Customs Narcotic Team (CNT) untuk level operasional (dengan KMK atau Kep Dirjen).
Berdasarkan rapim Menteri Keuangan dan DJBC tgl 28 Oktober 2010 diminta untuk menunda pembentukan struktur yang menangani narkotika tetapi dengan alternatif penajaman fungsi unit pengawasan di instansi vertikal
2. Penyampaian usulan kepada Menteri Keuangan cq. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan
Sekretaris DJBC
Desember 2010
100 % Usulan dengan Surat Dirjen Nomor S-1286/BC/2010 tgl. 28 Desember 2010
3. Pembahasan dengan Sekjen Kemenkeu
Sekjen Kemenkeu*
Q1-Q2 2011 100 % - 7 (tujuh) KPPBC Tipe A2 yang akan ditetapkan menjadi KPPBC TMP pada tahun 2011 yaitu Medan, Pekanbaru, Tanjung Balai Karimun, Teluk Bayur, Jambi, Samarinda dan Banjarmasin
- KPPBC TMP C, merupakan 4 (empat) KPPBC Tipe A3 yang akan ditetapkan menjadi kantor modern pada tahun 2011 dengan kepala kantor setingkat eselon IIIb yaitu Teluk Nibung, Entikong, Tarakan dan Nunukan
Telah dilakukan konsiyering pembahasan Penataan Organisasi dengan Sekjen Kemenkeu tanggal 11-13 April 2011 dengan Surat Tugas Nomor ST-89/BC.1/2011
4. Pembahasan dengan Menpan dan RB
Menpan dan Q3 2011 100 % Telah dilakukan pembahasan dengan Kemen PAN dan RB
Hasil rapat dengan Biro OTL tanggal 26
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 9
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
RB* dalam rapat tanggal 2 Agustus 2011. Terlampir undangan rapat dari Kemen PAN dan RB (Und/744/D.II.PAN-RB/7/2011, tanggal 29 Juli 2011) dan dari Sekjen Kemenkeu (Und-431/SJ/2011/2011 tanggal 29 Juli 2011)
Januari 2011, Deputi Bidang Kelembagaan Kemenpan dan RB menyatakan bahwa perubahan kinerja Kemenpan dan RB dengan Presiden adalah meminimalkan perubahan struktur organisasi secara signifikan, sehingga apabila Kemenkeu berencana melakukan penataan organisasi yang cukup signifikan dan melakukan penambahan jabatan struktural di luar yang telah disetujui pada periode penataan 2010, agar mengajukan ijin kepada Presiden lebih dahulu.Dengan demikian DJBC diminta untuk menunggu strategic plan dari Kemenkeu. Hal ini telah dilaporkan kepada Dirjen dengan Nota Dinas nomor ND-41/BC.1/2011 tanggal 31 Januari 2011 hal Laporan rapat pembahasan penataan organisasi di Kementerian Keuangan dan
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 10
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
masukan dari Dit. IKC.
5. Persetujuan struktur organisasi (Perubahan Perpres)
Menpan dan RB*
Q4 2011 100 % Terkait Penataan Organisasi Unit vertikal (kantor modern pengganti KPPBC Tipe A2, A3, dan B):
Surat Kemen PAN dan RB no. B/1907/M.PAN-RB/08/2011 tanggal 12 Agustus 2011 tentang Persetujuan Prinsip Usulan Penataan Organisasi Kementerian Keuangan 2011 (untuk DJBC, terkait struktur organisasi unit vertkal dalam rangka implementasi kantor modern)
Terkait penataan di tingkat pusat:
Penataan organisasi di tingkat pusat terbentur oleh ketentuan sebagaimana dalam peraturan Presiden No.9 tahun 2005 dan diputuskan untuk sementara ditunda berdasarkan hasil Rapim dengan Menkeu dan DJBC pada tanggal 28 Oktober 2010.
Namun demikian, telah dilakukan upaya-upaya revisi Prepres sbb:
• Melalui surat Dirjen BC no S-889/BC/2008 tanggal 17 Oktober 2008 telah disampaikan rancangan perubahan Perpres 9 tahun 2005 kepada Menkeu untuk mendapat arahan lebih lanjut
• Melalui surat Dirjen BC no. S1286/BC/2010 tanggal 28 Desember 2010,
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 11
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
Dirjen BC telah kembali mengingatkan Menkeu tentang perlunya perubahan Perpres No.9 tahun 2005 dalam rangka merealisasikan program penataan organiasi DJBC
• Dalam rapat pembahasan dengan Deputi Bidang Kelembagaan Kemen PAN dan RB tanggal 26 Januari 2011, telah disampaikan juga hambatan penataan oraganisasi DJBC terkait ketentuan Perpres 9 tahun 2005.
7 1. Transformasi kantor Bea dan Cukai menjadi kantor modern sesuai standar compliance yang ditetapkan
2. Terlaksananya program asistensi terhadap kantor-kantor yang sudah ditransformasi menjadi kantor modern yang mengikutsertakan semua unit internal terkait
1. Penetapan 6 kantor modern di tahun 2010 (sisa 6 kantor dari 11kantor yang direncanakan untuk tahun 2010)
a. KPPBC Balikpapan
b. KPPBC Pontianak
c. KPPBC Palembang
d. KPPBC Bandar Lampung
e. KPPBC Makasar
f. KPPBC Marunda
Sekretaris DJBC
Desember 2010
100 % Berdasarkan Kep Dirjen Nomor 67/BC/2010 dan 68/BC/2010 menetapkan KPPBC Palembang dan Bandar Lampung menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean.
Peresmian kedua kantor dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2010 oleh Dirjen BC bertempat di Palembang.
Berdasarkan Kep Dirjen Nomor 75/BC/2010 dan 76/BC/2010 menetapkan KPPBC Balikpanan danKPPBC Pontianak menjadi
- Telah diadakan asistensi dan internalisasi dalam rangka pelaksanaan modernisasi KPPBC Madya berdasarkan Surat Tugas Sekrertaris Ditjen Nomor ST-155/BC.1/2010
- Telah dilakukan pembahasan
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 12
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Penetapan tipologi yang ideal bagi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern
KPPBC Tipe Madya Pabean, telah diresmikan tanggal 11 November di Kanwil Kalimantan Bagian Barat
Berdasarkan Kep Dirjen Nomor 81/BC/2010 menetapkan KPPBC Makasar menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean, dan diresmikan pada tanggal 9 Desember di Makasar
Berdasarkan 90/BC/2010 menetapkan KPPBC Sunda Kelapa menjadi KPPBC Tipe Madya Pabean Marunda, dan diresmikan pada tanggal 21 Desember di Jakarta
awal dengan pejabat Biro Organta Kemenkeu berdasarkan Surat Tugas Ditjen BC Nomor ST-146/BC/2010 tgl 30 Sept 2010 dalam rangka penetapan tipologi dan transformasi KPPBC pada tahun 2010
2. Menyusun program asistensi terhadap kantor-kantor yang sudah ditransformasi menjadi kantor modern yang mengikutsertakan semua unit internal terkait (KP, Kanwil dan KPPBC ybs)
Sekretaris DJBC
Desember 2010
100 % Telah disusun dan dilakukan asistensi berkaitan persiapan organisasi, sarana dan prasarana, keuangan, dan sumber daya manusia
Program asistensi ini disusun bekerja sama dengan Tim Percepatan Reformasi kepabeanan dan Cukai
3. Kajian akademik tipologi yang ideal bagi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern secara keseluruhan
Sekretaris DJBC
Desember 2010
100 % Kajian akademik sudah diselesaikan dan diusulkan untuk difinalisasi dalam rapat staf ini KP DJBC
4. Penetapan tipologi yang ideal bagi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern secara keseluruhan
Sekretaris DJBC
Desember 2010
100 % Terdapat dalam Kajian akademik
5. Penyampaian usulan kepada Menteri Keuangan cq. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan
Sekjen Kemenkeu
Q1 2011 100 % Usulan untuk kantor modern tahun 2011 telah disampaikan dengan Surat Dirjen BC kepada Menteri keuangan Nomor S-878/BC/2010 tanggal 07 September 2010
6. Pembahasan dengan Sekjen Kemenkeu
Menpan dan RB
Q2 2011 100 % Telah dilakukan pembahasan dengan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Kementerian keuangan pada tanggal 26
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 13
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
Januari 2011. Undangan dan Surat Tugas terlampir
7. Pembahasan dengan Menpan dan RB
Menpan dan RB
Q3 2011 100% Telah dilakukan pembahasan dengan Kemen PAN dan RB dalam rapat tanggal 2 Agustus 2011. Terlampir undangan rapat dari Kemen PAN dan RB (Und/744/D.II.PAN-RB/7/2011, tanggal 29 Juli 2011) dan dari Sekjen Kemenkeu
(Und-431/SJ/2011/2011 tanggal 29 Juli 2011)
PMK 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC adalah perubahan dari PMK-74/PMK.01/2009.
8. Persetujuan struktur organisasi (Perubahan Perpres)
Sekretaris DJBC
Q4 2011 100 % Surat Kemen PAN dan RB no. B/1907/M.PAN-RB/08/2011 tanggal 12 Agustus 2011 tentang Persetujuan Prinsip Usulan Penataan Organisasi Kementerian Keuangan 2011
PMK 131/PMK.01/2011 tanggal 18 Agustus 2011 tentang perubahan dari PMK-74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal DJBC.
Poin utama pada Masalah No. urut 7 adalah proses “Transformasi Kantor Modern yang mengalami kelambatan”
Terkait masalah tersebut, perlu disampaikan bahwa proses transformasi kantor modern tidak terkendala oleh Perpres no. 9 tahun 2005, dan untuk mentransformasi kantor modern hanya diperlukan perubahan atas PMK tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Unit Vertikal DJBC.
Oleh karena itu, penetapan “Perubahan Perpres” sebagai indikator
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 14
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
keberhasilan dianggapa kurang sesuai dan perlu diubah menjadi “Perubahan PMK:
9. Transformasi 11 kantor modern tahun 2011, yaitu: a. KPPBC Medan
b. KPPBC Teluk Nibung
c. KPPBC Tanjung Balai Karimun
d. KPPBC Pekanbaru
e. KPPBC Teluk Bayur
f. KPPBC Jambi
g. KPPBC Entikong
h. KPPBC Banjarmasin
i. KPPBC Samarinda
j. KPPBC Tarakan
k. KPPBC Nunukan
Sekretaris DJBC
Q4 2011 100 % Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai:
1. No. Kep-98/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Tanjung Balai Karimun dan KPPBC Tipe A2 Jambi menjadi KPPBC TMP B
2. No. Kep-106/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Entikong menjadi KPPBC TMP C
3. No. Kep-120/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Medan dan KPPBC Tipe A3 Teluk Nibung menjadi KPPBC TMP C
4. No. Kep-121/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Pekanbaru dan KPPBC Tipe A2 Teluk Bayur menjadi KPPBC TMP B
5. No. Kep-131/BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A3 Tarakan dan KPPBC Tipe A3 Nunukan menjadi KPPBC TMP C
6. No. Kep-132BC/2011 tentang Penetapan Tipologi KPPBC Tipe A2 Samarinda dan KPPBC Tipe A2 Banjarmasin menjadi KPPBC TMP B
10. Transformasi kantor lainnya yang akan dijadikan kantor modern secara keseluruhan di tahun 2012
2012 75 % Kajian tentang struktur organisasi modern yang mencakup kantor-kantor yang tipenya lebih kecil sudah diselesaikan dan telah
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 15
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
(76 kantor) disampaikan kepada Menteri Keuangan melalui surat no. S-852/BC/2011 tanggal 12 Agustus 2011.
8
1. Hasil pengukuran dan penyempurnaan metodologi analisis beban kerja
1. Penetapan hasil pengukuran dan penyempurnaan metodologi analisis beban kerja, diantaranya meliputi sinkronisasi norma waktu unit kerja dan meningkatkan akurasi pengukuran beban kerja terkait bisnis proses yang relatif sama.
Sekretaris DJBC
Desember 2010
100 % Telah diajukan surat ke Sekjen Kemkeu dlm rangka penetapan hasil ABK (Surat Dirjen nomor 1001/BC/2010)
Diadakan pembahasan dengan pejabat Kabuki dari Kantor Wilayah DJBC dengan nara sumber dari biro Organta Kemenkeu dan PT. Toyota Astra dalam rangka petunjuk teknis pelaksanaan ABK berdasarkan Surat Tugas Sekretaris Nomor ST-158/BC.1/2010 dan ST-159/BC.1/2010 tgl 17 Sept 2010
2. Pengusulan jumlah dan formasi SDM sesuai dengan kebutuhan dibawah koordinasi Sekjen Kemenkeu
2. Pengusulan jumlah dan formasi SDM sesuai dengan kebutuhan dibawah koordinasi Sekjen Kemenkeu
Sekretaris DJBC dan Biro SDM Sekjen Kemenkeu
Desember 2010
100 % Telah diajukan surat kepada Biro SDM Sekjen Kemenkeu Nomor S-1499/BC.1/UP.10/2010 tgl 29 Oktober 2010 hal Estimasi kebutuhan pegawai golongan II dari Program Diploma III umum dan SMK, serta Program Diploma I dan III STAN
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 16
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Terlaksananya Program percepatan pelaksanaan assesment
4. Meningkatnya jumlah Pejabat yang memenuhi standar kompetensi jabatan
3. Melanjutkan program percepatan pelaksanaan assesment :
a. 150 orang Pejabat Eselon IV
Sekretaris DJBC dan Biro SDM Sekjen Kemenkeu
Nov2010
100 %
Percepatan penyelenggaraan assessment centertelah dilakukansejak bulan September 2010, sehingga total pejabat yang mengikutiassessment center tahun 2010 berjumlah 630 orang dalam 6 tahap sebagai berikut :
1. S-789/BC.1/UP.6/2010 tanggal 9 Juni 2010 (90 orang)
2. S-956/BC.1/UP.6/2010 tanggal 20 Juni 2010 (90 orang)
3. S-1055/BC.1/UP.6/2010 tanggal 8 Juli 2010 (144 orang)
4. S-1364/BC.1/UP.6/2010 tgl 6 Sept 2010 (144 orang)
5. S-1467/BC.1/UP.6/2010 tanggal 6 Sept 2010 (54 orang)
6. S-1767/BC.1/UP.6/2010 tanggal 4 Nov 2010 (108 orang)
b. 350 orang Pejabat Eselon IV
Q2 2011
100%
Telah diselenggarakan assessment center untuk pejabat Eselon IV dan pejabat fungsional setingkat Eselon IV sebanyak 352 orangdalam 3 tahap, sebagai berikut: 1. S-390/BC.1/UP.6/2011 tanggal
17 Maret 2011 (54 orang, hadir 49 orang)
2. S-527/;BC.1/UP.6/2011 tanggal 07 April 2011 (198 orang, hadir 197 orang)
3. S-703/BC.1/UP.6/2011 tanggal 04 Mei 2011 (106 orang)
c. Pelaksana
(assestment center dibawah koordinasi Biro SDM Sekjen Kemenkeu terkait penjadwalan penyelenggaraannya).
Sekretaris DJBC dan BPPK
Des 2010
Q3-Q4 2011
100 %
Telah dilaksanakan assessment centeruntuk pejabat Eselon V dan pelaksana sebanyak 316 orang dalam 3 tahap sebagai berikut:
1. S-1273/BC.1/UP.6/2011 tanggal 19 Agustus 2011
Sesuai dengan Nota Dinas Sekertaris Direktorat Jenderal Nomor ND-438/BC.1/2011 tanggal 20 Oktober
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 17
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
(diikuti 97 orang)
2. S-1406/BC.1/UP.6/2011 tanggal 13 September 2011 (diikuti 99 orang)
3. S-1731/BC.1/UP.6/2011 tanggal 14 Oktober 2011 (120 orang, jumlah peserta hadir masih dalam proses rekapitulasi
2011.
Terkait dengan hal di atas, akan dipercepat pengembangan dan pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan termasuk kurikulumnya yang berbasis kompetensi (diklat teknis, diklat fungsional, diklat manajerial, seminar dan training) dengan DIPA /Anggaran DJBC:
a. DTSS PPNS
Q4 2010
100 %
Telah diselenggarakan DTSS PPNS dalam 2 tahap, yaitu pola 400 jamlat sesuai surat Sekretaris DJBC Nomor S-1519/BC.1/UP.6/2010 hal pemanggilan calon peserta diklat PPNS pola 400 JP (30 orang peserta), dan S-1802/BC.1/UP.6/2010 tanggal 19 Vovember 2010 hal pemanggilan calon peserta diklat PPNS pola 100 JP (30 orang peserta)
b. Diklat manajerial Pejabat Struktural
2011
100% Telah diselenggarakan sesuai
workshop manajerial Kepala Kantor pada 29 November s.d. 3 Desember 2010 sesuai Surat Sekretaris Nomor S-1823/BC.1/UP.6/2010 tanggal 23 November 2010
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 18
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
c. Crash Program DTSD Kepabeanan dan Cukai
Telah diprogramkan untuk tahun
2011 sesuai Surat Kepala Pusdiklat BC Nomor S-610/PP.5/2010 tanggal 6 Oktober 2010 hal Rencana Program Diklat Pusdiklat Bea dan Cukai tahun 2011, direncanakan pada :
1. 31 Jan s.d. 29 April 2011
2. 21 Maret s.d. 25 April 2011
3. 6 Juni s.d. 4 Juli 2011
- Telah dilaksanakan program DTSD Kepabeanan dan Cukai tgl 31 Januari s.d. 29 April 2011 sesuai S-74/BC.1/UP.6/2011 tgl 26 Januari 2011
- Telah dijadwalkan program DTSD Kepabeanan dan Cukai tgl 21 Maret s.d. 17Juni 2011 sesuai S-258/BC.1/UP.6/2011 tgl. 24 Februari 2011
9 1. Dilakukannya evaluasi kantor modern secara periodik dan berjenjang
2. Meningkatnya persepsi pengguna jasa terhadap kinerja Kantor Modern berdasarkan hasil survey independen
1. Pembahasan awal atas Laporan Evaluasi yang telah disusun oleh masing-masing kantor modern dan penyiapan bahan evaluasi
TPR Oktober 2010
100 % ND-81/TPR/2010 Tgl. 25 Okt 2010
2. Pelaksanaan evaluasi Kantor Modern secara bersama-sama (Kantor Modern, Kanwil DJBC, Direktorat terkait, PusKIKC) dan komprehensif
November 2010
100 % Tahap pertama selesai (konsinyering di Gadog)
Tahap ke-2 di Surabaya tgl 22-24 Nov 2010
3. Penyusunan rencana tindak hasil evaluasi Kantor Modern
Desember 2010
100 % Telah disusun evaluasi Kantor Modern
4. Pelaksanaan rencana tindak hasil evaluasi kantor Modern
Berkelan-jutan
Pelaksanaan rencana tindak hasil evaluasi kantor modern (berkelanjutan), sampai dengan tahun 2011 terdapat 42 (empat puluh dua) surat masuk yang akan menjadi bahan analisis untuk dilaksanakan evaluasi lanjutan,
5. Evaluasi pelaksanaan rencana tindak hasil evaluasi kantor modern
Berkelan-jutan
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 19
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
yaitu sebagai berikut :
- KPU Tipe B Batam (S-104/KPU.02/2011 tanggal 14 Januari 2011)
- KPPBC TMP Bandung (S-39/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 13 Januari 2011)
- KPPBC TMP Tanjung Perak (S-240/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 10 Januari 2011)
- Kanwil DJBC Sumut (S-45/WBC.02/2010 tanggal 27 januari 2011)
- Kanwil DJBC Banten (S-28/WBC.06/BG.01/2011 tanggal 27 Januari 2011)
- KPPBC TMP Bandung (S-97/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 31 janiari 2011)
- Kanwil DJBC Jateng dan DIY (S-123/WBC.09/BG.01/2011 tanggal 31 januari 2011)
- KPPBC TMP Purwakarta (S-595/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 17 Februari 2011)
- KPPBC TMP Bandung (S-152/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 16 Februari 2011)
- KPPBC TMP Tanjung Perak (S-1196/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 07 Februari 2011)
- Kanwil DJBC Jatim II (SP-62/WBC.11/BG.01/2011 tanggal 28 Februari 2011)
- Kanwil DJBC Jakarta (S-114/WBC.07/2011 tanggal 10 Maret 2011)
- KPPBC TMP Tanjung Perak (S-2153/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 08 Maret 2011)
- KPPBC TMP Bandung (S-263/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 15 Maret 2011)
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 20
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
- KPPBC TMP Purwakarta (S-1171/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 25 Maret 2011)
- KPPBC TMP Bandung (S-409/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 20 April 2011)
- Kanwil Banten (SP-78/WBC.06/BG.01/2011 tanggal 19 April 2011)
- KPU Tipe B Batam S-649/KPU.02/2011 tanggal 27 April 2011)
- KPPBC TMP Purwakarta (S-1598/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 26 April 2011)
- Kanwil DJBC Sulawesi (SP-139/WBC.15/BG.01/2011 tanggal 26 April 2011)
- Kanwil DJBC Riau dan Sumbar (SP-52/WBC.03/2011 tanggal 11 April 2011)
- Kanwil DJBC Sumatera Bagian Selatan (S-160/WBC.05/2011 tanggal 19 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Jateng dan DIY (SP-522/WBC.09/BG.01/2011 tanggal19 April 2011)
- KPPBC TMP Purwakarta (S-1825/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 12 Mei 2011)
- KPPBC TMP Bandung (S-534/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 31 Mei 2011)
- KPPBC TMPTanjung Perak (S-3206/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 08 April 2011)
- KPPBC TMP Tanjung Perak (S-4135/WBC.10/KPP.MP.01/2011 tanggal 31 Mei 2011)
- KPPBC TMP Bandung (S-608/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 10 Juni 2011)
- Kanwil DJBC Jakarta (S-112/WBC.07/BG.01/2011
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 21
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
tanggal 16 Juni 2011)
- KPPBC TMP Purwakarta (S-2222/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 15 Juni 2011)
- Kanwil DJBC Jawa Barat (S-272/WBC.08/BG.01/2011 tanggal 29 April 2011)
- KPPBC TMP Bandung (S-741/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 13 Juli 2011)
- KPPBC Tipe Madya Pabean Purwakarta S-2620/WBC.08/KPP.MP.01/2011 tanggal 18 Juli 2011
- Kanwil DJBC Jateng dan DIY SP-756/WBC.09/BG.01/2011 tanggal 27 Juli 2011
- KPU Tipe B Batam S-1058/KPU.02/2011 tanggal 18 Juli 2011
- Kanwil DJBC Banten SP-142/WBC.06/BG.01/2011 tanggal 22 Juli 2011
- Kanwil DJBC Riau dan Sumbar SP-113/WBC.03/BG.01/2011 tanggal 25 Juli 2011
- Kanwil DJBC Jawa Barat S-380/WBC.08/2011 tanggal 22 Juli 2011
- Kanwil DJBC Sulawesi SP-202/WBC.15/BG.01/2011 tanggal 22 Juli 2011
- Kanwil DJBC Jakarta S-338/WBC.07/2011 tanggal 27 Juli 2011
- KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung S-960/WBC.08/KPP.MP.04/2011 tanggal 13 September 2011
- KPPBC TMP Purwakarta S-3293/WBC.08/KPP.MP.03/2011 tanggal 16 September 2011
- KPPBC TMP Bandung S-1149/WBC.08/KPP.MP.04/2011
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 22
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
tanggal 13 Oktober 2011
10 1. Penyampaian kajian tentang public governance (check and balance) penyusunan kebijakan kebijakan teknis Kepabeanan dan Cukai
2. Adanya penataan kembali fungsi perumusan kebijakan dengan pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai
1. Kajian fungsi kebijakan sesuai prinsip good governance
2. Melaporkan hasil kajian kepada Menteri Keuangan
3. Keputusan Menteri Keuangan tentang proses perumusan, penilaian dan pelaksanaan
Direktur PPKC Oktober 2010
November 2010
Desember 2010
100 %
100 %
• Telah disusun draft KMK tentang pengalihan perumusan kebijakan perpajakan ke BKF
• Telah disampaikan pada tgl 28 Oktober 2010
• Telah dipresentasikan kepada Menteri Keuangan. Draft KMK tentang Mekanisme Perumusan Kebijakan Perpajakan dan Kebijakan Teknis Perpajakan telah dikirimkan ke Biro Hukum dengan surat nomor S-627/BC.8/2010 tanggal 27 Oktober 2010 .
11 1. Setiap persidangan banding diwakili oleh pegawai yang mempunyai kapasitas
2. Terselesaikannya draft perubahan Peraturan Menteri Keuangan tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan dan peraturan pelaksanaannya
3. Terselesaikan dan tersosialisasinya Peraturan Direktur Jenderal Bea Cukai tentang Tata Cara Penetapan Nilai Pabean
4. Pendelegasian wewenang penanganan keberatan kepada Kanwil DJBC dan
1. Membentuk Tim Khusus untuk mewakili DJBC di setiap persidangan banding di Pengadilan Pajak
Direktur PPKC September 2010
100 % Telah diterbitkan Nota Dinas nomor ND-55/BC.8.4/2010 tanggal 30 September 2010 tentang Pembagian Tugas .
2. Mengusulkan Training dan Retraining pegawai yang mewakili DJBC dalam proses pengadilan kepada Sekretaris DJBC
Oktober 2010
100 % - Telah ditindaklanjuti dengan Nota Dinas nomor : ND-823/BC.8/2010 tanggal 24 September 2010
- Telah dilaksanakan training sesuai ST-325/BC.8/2010
- Pegawai yang ditunjuk tersebut saat ini sedang menjalani Diklat
PPNS dimaksud.
3. Mengusulkan Perubahan Peraturan Menteri Keuangan tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan dan Peraturan Pelaksanaannya
Oktober 2010
100 % Telah diajukan Draft Perubahan PMK sesuai dengan Surat nomor : S-526/BC/2010 tanggal 3 Juni 2010 dan Draft tersebut telah dilakukan pembahasan dengan Biro Hukum.
4. Melakukan sosialisasi kepada pegawai DJBC dan pengguna jasa
November 2010
100 % PMK tentang Keberatandi Bidang Kepabeanan Nomor 217/PMK.04/2010 tanggal 3 Desember 2010, dan dijadwalkan untuk sosialisasi pada tanggal 31
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 23
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
KPU BC
5. Format surat uraian banding yang telah disempurnakan
6. Menurunnya jumlah pengajuan banding
Januari s.d. 14 Februari 2010
5. Penetapan Perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 690/KMK.01/1996 tentang Nilai Pabean
September 2010
100 % Sudah dibuat perubahan dan diterbitkan PMK Nomor 160/PMK.04/2010 tgl 01 Sept 2010.
6. Melakukan perubahan Peraturan Direktur Jenderal BC No. P-01/BC/2003 tentang Tata Cara Penetapan Nilai Pabean
November 2010
100 % Termasuk dalam PMK Nomor 160/PMK.04/2010 tgl 01 Sept 2010
7. Melakukan review (koordinasi) dengan Pengadilan Pajak
November 2010
100 % - Tim kelompok kerja - Seminar pengadilan pajak - Menyampaikan PMK Nomor-160/PMK.04/2010
8. Kebijakan pendelegasian wewenang penanganan keberatan kepada Kanwil DJBC dan KPU BC
September 2010
100 % Sudah dibuat pendelegasian dengan Keputusan Dirjen No. KEP-33/BC/2010 tgl 21 Mei 2010.
9. Mengevaluasi keputusan keberatan Kanwil DJBC dan KPU BC
September 2010
100 % Sudah dilaksanakan
10. Memberikan asistensi kepada petugas penelitian keberatan di KWBC
September 2010
100 % Telah dilaksanakan dengan Surat Perintah No. Print-29/BC/2010 tgl. 8 Juni 2010
11. Menyempurnakan SOP penelitian keberatan
Oktober 2010
100% Telah diterbitkan Surat Edaran Nomor : SE-21/BC/2010 tg 26 Oktober 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengajuan, Penerusan dan Penyelesaian Keberatan di Bidang Kepabeanan
12. Membentuk Tim penyempurnaan format dan isi Surat Uraian Banding
Oktober 2010
100% Telah diterbitkan Nota Dinas nomor : ND-62/BC,84/2010 tanggal 22 Oktober 2010 tentang Penugasan sebagai Tim Penyempurnaan SUB dan Pembuatan SOP Banding .
13. Menerapkan format dan isi Surat Oktober 100% Telah diterbitkan Nota Dinas nomor: ND-911/BC.8/2010
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 24
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
Uraian Banding 2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Format dan Isi Surat Uraian Banding (terlampir)
14. Melakukan penyempurnaan ketentuan tentang pengajuan banding dalam Peraturan Menteri Keuangan nomor 146/PMK.04/2007 tentang Keberatan di Bidang Kepabeanan dan peraturan pelaksanaanya
Oktober 2010
100% Telah diajukan Draft Perubahan PMK sesuai dengan Surat nomor : S-526/BC/2010 tanggal 3 Juni 2010 dan Draft tersebut telah dilakukan pembahasan dengan Biro Hukum (terlampir)
12 1. Terselesaikan dan tersosialisasinya Surat Edaran tentang komunikasi dan publikasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan citra DJBC kepada seluruh unit kerja dan pegawai di lingkungan DJBC
2. Menurunnya berita negatif yang diberitakan oleh media nasional yang terpercaya.
1. Kajian tentang sistem komunikasi dan publikasi DJBC
Direktur PPKC Oktober 2010
100% Kajian tentang sistem komunikasi dan publikasi DJBC
2. Penyusunan draft penyempurnaan Surat Edaran DJBC tentang komunikasi dan publikasi
November 2010
100% Draft SE DJBC tentang komunikasi &publikasi
3. Penetapan Surat Edaran tentang komunikasi dan publikasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan citra DJBC
Desember 2010
100 % Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 38/BC/2010 tanggal 28 Desember 2010
4. Sosialisasi Surat Edaran tentang komunikasi dan publikasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan citra DJBC
Q1 2011 100 % Sosialisasi tahap awal dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2011 sesuai surat undangan nomor UND-33/BC.8/2011 tanggal 25 Februari 2011
13 1. Terselesaikan dan tersosialisasinya Peraturan Menteri Keuangan mengenai jaminan, termasuk jaminan tunai yang belum menjadi penerimaan negara
2. Semua rekening jaminan tunai mendapatkan ijin dari DJPB
1. Menyusun draft penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan mengenai jaminan
Direktur PPKC November 2010
100 % Dengan surat nomor S-1128/BC/2010 tanggal 16 Nopember 2010, telah disampaikan Draft/Rancangan PMK Tentang Jaminan
2. Pembahasan dengan Biro Hukum Desember 2010
100 % Draft penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan mengenai jaminan telah dikirim ke Biro hukum SekjenKemkeu dengan surat Nomor S-1128/BC/2010 tanggal 16 Nopember 2010
3. Penerbitan PMK mengenai jaminan Desember 100 % PMK Nomor 259/PMK.04/2010 tanggal 31 desember 2010 tentang
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 25
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
2010 Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan
4. Menerbitkan Peraturan Dirjen mengenai jaminan
Januari 2011 100 % PerDirjen Nomor P-02/BC/2011 tanggal 31 Januari 2011 tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan
5. Sosialisasi peraturan mengenai jaminan
Februari 2011 100 % Sosialisasi telah dilaksanakan mulai tanggal 27 Januari 2011 sesuai dengan ST-13/BC/2011
14 1. Terselesaikan dan tersosialisasikannya PMK tentang Nilai Pabean dan PDJ tentang Database Nilai Pabean, LPPNP dan Konsultasi
2. Tersusunnya materi instruksi Menteri Keuangan tentang doktrin baru pemeriksaan dan penetapan yang didasarkan pada good governance
3. Terbentuknya unit Quality Assurance dan Eksaminasi pada kantor-kantor berikut :
- KPU Tanjung Priok
- KPPBC Tipe Madya Belawan
- KPPBC Tipe Madya Soekarno Hatta
- KPPBC Tanjung Emas
- KPPBC Tipe Madya
1. Sosialisasi PMK tentang Nilai Pabean
Direktur PPKC Oktober 2010
100 % Telah dilakukan sosialisasi terpusat di Kantor Pusat dengan mengundang perwakilan dari masing-masing kantor yang dimulai tanggal 27 September 2010 sesuai Surat nomor S-1429/BC.1/UP.6/2010 tanggal 23 September 2010 tentang Pemanggilan Peserta Sosialisasi.
2. Penetapan dan Sosialisasi Peraturan Dirjen BC tentang Database Nilai Pabean (DBH)
November 2010
100 % PerDirjen Nomor P-40/BC/2010 tanggal 01 Oktober 2010 dan telah disosialisasikan pada tanggal 27 September 2010 sesuai Surat nomor S-1429/BC.1/UP.6/2010 tanggal 23 September 2010 tentang Pemanggilan Peserta Sosialisasi (surat terlampir)
3. Penyusunan PerDirjen tentang Konsultasi dan LPPNP serta Surat Edaran tentang Eksaminasi dan Quality Assurance
Direktur Teknis Kepabeanan
Oktober 2010
100 % PerDirjen Nomor P-38/BC/2010 tgl 01 Oktober 2010 tentang Mekanisme Konsultasi Nilai Pabean dan P-39/BC/2010 tgl 01 Oktober 2010 tentang LPPNP
4. Pembentukan Unit Quality Assurance
November 2010
100 % SE-22/BC/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kendali Mutu (Quality Assurance) dan Eksaminasi Penelitian Nilai Pabean dan/atau Tarif
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 26
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
Tanjung Perak
4. Menurunnya penetapan nilai pabean yang tidak tepat sasaran
5. Pembentukan Unit Eksaminasi November 2010
100 % SE-22/BC/2010 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kendali Mutu (Quality Assurance) dan Eksaminasi Penelitian Nilai Pabean dan/atau Tarif
6. Menyusun materi instruksi Menteri Keuangan tentang doktrin baru pemeriksaan bahwa dalam hal keragu-raguan maka dipilih alternatif yang meringankan pengguna jasa dengan memperhatikan pengamanan terhadap hak negara yang berkeadilan
Desember 2010
100 % Penyusunan telah selesai dilaksanakan, saat ini draft Instruksi tersebut masih dibahas di level eselon II Kantor Pusat DJBC
15 Terselesaikan dan tersosialisasinya Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Bea Cukai (PDJ) dan format baru tentang Customs Declaration
1. Pengkajian perubahan CD terkait dengan Undang-undang yang terkait
Direktur Teknis Kepabeanan
September 2010
100 % Telah diterbittkan Perdirjen No. P-
41/BC/2010 tentang perubahan
Perdirjen Nomor P-22/BC/2009
tentang Pemberitahuan Pabean
Impor
2. Penyusunan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan cukai tentang penyempurnaan CD berupa perubahan bentuk, isi dan informasi, dan sanksi yang diatur dalam CD
Oktober 2010
100 %
3. Sosialisasi PDJ tentang perubahan Customs Declaration
November 2010
100 % Sosialisasi diadakan di KPPBC Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta pada tanggal 29 November 2010,
16 Terselesaikan dan tersosialisasikannya perubahan PMK tentang barang tidak dikuasai, barang dikuasai negara dan barang milik negara
1. Menyusun draft perubahan PMK tentang barang tidak dikuasai negara, barang dikuasai negara dan barang milik negara bersama dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan
Direktur Teknis Kepabeanan
Desember 2010
100 % Draft PMK tentang Barang Tidak dikuasai , Barang Dikuasai Negara dan Barang Milik Negara masih dalam tahap penyusunan yang dilakukan Dit. Teknis Kepabeanan bersama Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan sebagaimana terdapat dalam lampiran Laporan Hasil Audit Itjen nomor SR-287/IJ/2010 tgl. 15 Oktober 2010
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 27
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Penetapan perubahan PMK tentang barang tidak dikuasai, barang dikuasai negara dan barang milik negara
Q1 2011 100 % Telah ditetapkan dengan PMK Nomor 62/PMK.04/2011 tanggal 30 Maret 2011 tentang Penyelesaian terhadap barang yang tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara
3. Sosialisasi Direktur PPKC Q1 2011 100 % Telah dilakukan sosialisasi PMK Nomor 62/PMK.04/2011 tanggal 30 Maret 2011 tentang Penyelesaian terhadap barang yang tidak dikuasai, barang yang dikuasai negara, dan barang yang menjadi milik negara berdasarkan Nota Dinas dari Direktur Teknis Kepabeanan Nomor ND-394/BC.2/2011 tanggal 20 April 2011 di beberapa tempat pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yaitu :
- Kantor Pusat DJBC (28 April 2011)
- Kanwil DJBC Sumatra Utara (03-05 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur (10-12 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Jateng dan DIY (18-20 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Bali, NTB, NTT (24-26 Mei 2011)
- Kanwil DJBC Jatim I (30 Mei-01 Juni 2011)
- Kanwil DJBC Maluku, Papua dan Papua Barat (07-09 Juni 2011)
17 1. KPPT dapat beroperasi penuh pada awal 2011
1. Operasionalisasi awal ekspor dan impor di KPPT
Direktur Fasilitas Kepabeanan
September 2010
100 % Ekspor pertama tgl 24 Agustus
2010
Impor pertama tgl 30 Agustus
2010
2. Evaluasi kegiatan operasionalisasi ekspor dan
Oktober 2010
100 % Berdasarkan KEP-55/BC/2010 telah ditetapkan 3 perusahaan yang dapat memasukkan barang
-
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 28
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
impor di KPPT impor ke TPS di KPPT Kawasan Industri Jababeka menggunakan BC 1.2, yaitu :
1. PT. Kao Indonesia (IP)
2. PT. Kimberly-Clark Indonesia (IP)
3. PT. Tekpak Indonesia (KB)
Berdasarkan data bulan Agustus s.d. September 2010, kegiatan operasional terdiri dari :
- PT. Mulia Glass (2 dok. ekspor / BC 3.0)
- PT. Toshiba Consumer (1 dok. Ekspor / BC 3.0)
- PT. Kimberly Clark-Indonesia (6 dok. Impor / BC 2.0)
- PT. Tekpak Indonesia (2 dok. Impor / BC 2.3)
Sedang dilakukan persiapan rencana implementasi through B/Ldi KPPT berupa :
• Penyiapan dasar hukum yang menjadi pedoman pelaksanaan mekanisme angkut lanjut dengan dokumen BC 1.1. (inward/outward manifest) untuk pengangkutan barang impor-ekspor ke dan dari KPPT
• Penyiapan sistem otomasi (NSW, SKP PDE manifest dan TPS OL) termasuk instalasi dan pelatihan pegawai
• Pengembangan organisasi dan SDM pada KPPBC Tipe Madya Pabean Bekasi.
3. Sosialisasi KPPT kepada market forces.
November 2010
100 % Sosialisasi telah dilaksanakan di KPPBC Tipe Madya Bekasi pada tanggal 12 Juli 2010. Undangan dan daftar hadir terlampir
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 29
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Sosialisasi KPPT Lanjutan. Desember 2010
100 % Berdasarkan ST-207/BC.3/2010 tanggal 20 Desember 2010 telah dilakukan evaluasi lanjutan KPPT, serta hearingdengan pihak internal DJBC ( KPU Tanjung Priok dan KPPBC Madya Bekasi)serta Stakeholder (CDP -pengelola KPPT dan Shipping Line Company)
5. Operasionalisasi penuh ekspor dan impor di KPPT
Q1 2011 100 % Saat ini KPPT telah beroperasi penuh melayani kegiatan ekspor dan impor (dokumen BC 1.2, BC 2.3, BC 2.0, dan BC 3.0) di bawah pengawasan KPPBC Tipe Madya Pabean Bekasi.
Laporan kegiatan KPPT terlampir.
2. Laporan kepada Menteri Keuangan tentang hasil identifi- kasi hambatan pelaksanaan tugas pelayanan dan rekomenda-si terkait instansi/pihak lain dan rencana tindak perbaikan
Penyusunan laporan kepada Menteri Keuangan tentang hasil identifikasi hambatan pelaksanaan tugas pelayanan di pelabuhan dan rekomendasi terkait instansi/pihak lain dan rencana tindak perbaikan
Direktur Teknis Kepabeanan
November 2010
100 % Sudah dilakukan Identifikasi dan telah dilaporkan kepada Menteri Keuangan dengan surat Nomor S- 1157/BC/2010 tanggal 23 November 2010
18 1. Penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan tentang TPB (KB, GB, TBB, dan TLB) dan KITE
2. Meningkatnya realisasi dari janji pelayanan yang tepat waktu
1. Pengajuan draft PMK tentang KB dan GB
1. Direktur Fasilitas Kepabeanan
2. Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan *
September 2010
100 % Telah diajukan dengan S-752/BC/2010 tgl 11 Agustus 2010, draft awal sudah siap dibahas dalam rapat konsinyering
2. Pengajuan draft PMK tentang KITE Oktober 2010
100 % Draft sudah ada
3. Pengajuan draft PMK tentang TLB dan TBB
November 2010
100 % Telah diajukan dengan S-1168/BC/2010 tgl 26 November 2010
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 30
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Penyerahan draft final PMK tentang TPB dan KITE ke Biro Hukum.
Desember 2010
100 % Draft PMK tentang TPB telah disampaikan dengan S-752/BC/2010 tanggal 11 Agustus 2010; draft tentang KITE disampaikan dengan S-765/BC.8/2010 tanggal 30 Desember 2010
5. Finalisasi PMK tentang TPB dan KITE
Q1 2011 100 % - Sesuai Nota Dinas Direktur
Fasilitas Kepabeanan Nomor
ND-369/BC.3/2011 tanggal 15
Juni 2011 perihal Penerusan
RPMK KB,GB, dan KITE
- Sesuai Surat Direktur Jenderal
Nomor S-632/BC/2011 tanggal
27 Juni 2011 perihal
Penyampaian Kembali RPMK
tentang Kawasan Berikat,
Gudang Berikat, KITE
Pembebasan dan KITE
Pengembalian
19 1. Penyempurnaan profiling importir secara periodik dan melibatkan unit vertikal
2. Menurunnya jumlah persentase Pemeriksaan Fisik
3. Tersedianya sarana dan prasarana pemeriksaan fisik oleh TPS untuk menciptakan suasana kondusif bagi pemeriksa barang dalam menjalankan wewenang dan
1. Menyempurnakan profiling importir terkait penjaluran untuk mengurangi beban pemeriksaan fisik
Direktur P2 Oktober 2010
100 % Telah diterbitkan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS-06/BC/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor
2. Mewajibkan TPS untuk menyediakan Sarana dan Prasarana yang memadai untuk menciptakan suasana kondusif bagi pemeriksa barang dalam menjalankan wewenang dan tanggung jawabnya
Kepala Kantor Berkelan-jutan
100 % Sesuai surat Nomor S-1157/BC/2010 tanggal 23 Nopember 2010
3. Melakukan evaluasi atas kinerja pemeriksafisik secara periodik
Kepala Kantor Berkelan-jutan
100 % Dilakukan bersamaan dengan evaluasi kantor modern
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 31
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
tanggung jawabnya 4. Melakukan sosialisasi secara
berkala kepada pengguna jasa mengenai hak dan kewajibannya pada saat pemeriksaan fisik
Direktur PPKC Berkelan-jutan
100 % Telah dilakukan sosialisasi secara berkelanjutan mengenai P-07/BC/2010 tentang pemeriksaan fisik barang impor
20 1. Penetapan peraturan tentang mekanisme profiling danscoringterhadap importir
2. Internalisasi penegakan disiplin pegawai terutama pada titik rawan melalui penerapan kode etik
3. Pelayanan dan pengawasan terhadap importir sesuai dengan tingkat kepatuhan
4. Ditindaklanjutinya pelanggaran yang dilakukan oleh importir family
1. Pengarahan kepada para pejabat PFPD, Pemeriksa Fisik dan unit Penindakan dan Penyidikan untuk meningkatkan disiplin
Direktur P2 Oktober 2010
100 % Sudah dilakukan pengarahan kepada PFPD, Pemeriksa Fisik dan Unit Penindakan dan Penyidikan pada tanggal 29 Oktober 2010 di KPU Tanjung Priok berdasarkan Surat Direktur Penindakan Nomor : S-699 /BC.5/2010 tanggal 25 Oktober 2010
2. Penegakan disiplin pejabat yang melanggar kode etik
1. Kepala PUSKIKC
2. Sekretaris DJBC
Desember 2010
100 % Untuk bulan Desember 2010 tidak ada pelanggaran kode etik
Pelaksanaan tusi yang berkelanjutan
3. Penerbitan peraturan tentang mekanisme profilingdan scoring terhadap importir
Direktur P2 Desember 2010
100 % Telah diterbitkan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS-06/BC/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor
4. Penegakan Peraturan (Law Enforcement) terhadap importir family
Direktur P2 Berkelan-jutan
100 % - Telah dilakukan enforcement dengan pemblokiran pada akhir Oktober 2010 terhadap 2225 importir.
- Telah dibuat daftar rencana obyek pengawasan secara semesteran dengan focus entitas
- Optimalisasi fungsi pengawasan di Kantor Pelayanan dan Kantor Wilayah terhadap profiling importir dengan mengacu pada INS-06/BC/2010 tgl. 27 Oktober 2010
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 32
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
21 1. Terselesaikan dan tersosialisasikannya Peraturan Direktur Jenderal mengenai standarisasi pola pengawasan
2. Meningkatnya Persentase tindak lanjut temuan pelanggaran kepabeanan dan cukai
1. Penyusunan draft Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan,yang membakukan proses intelijen, penindakan dan penyidikan, hubungan kerja antar unit, dokumentasi input, proses dan output serta monitoring kinerja pengawasan, yang meliputi:
• Penerbitan produk Intelijen (NHI/NI) dan tindak lanjutnya,
• Patroli Laut, Pelabuhan,perbatasan darat dan kawasan pabean lainnya
• Operasi Penindakan,
• Penanganan Perkara,
• Penanganan Barang Hasil Penindakan (BHP)
• Pengawasan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor (NPP)
Direktur P2
Oktober 2010
100 % Telah disusundraft Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan
2. Pembahasan dengan Staf Inti Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan
November 2010
100 % Telah dilakukan pembahasandengan Staf Inti Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan
3. Penetapan Peraturan Direktur Jenderal tentang standarisasi pola pengawasan
Desember 2010
100 % Telah diterbitkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 53/BC/2010 tanggal 23 Desember 2010 Tentang Tatalaksana Pengawasan
4. Sosialisasi dan internalisasistandarisasi pola pengawasan agar kegiatan berjalan sistemik dan mencegah adanya KKN
Direktur P2
Q1 2011 100 % Pelaksanaan Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010 tentang Tatalaksana Pengawasanmulai tgl 31 Januari 2011 s.d. 23 Februari 2011. Surat tugas dan jadwal terlampir.
Telah dilaksanakan bersama dengan Direktorat PPKC, Sosialisasi Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-53/BC/2010 tentang Tatalaksana
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 33
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengawasan, sesuai Surat Tugas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : ST-15/BC/2011 tanggal 24 Januari 2011.
Pelaksanaan Sosialisasi dilakukan pada 5 Lokasi yaitu : KP DJBC (2 kali), Kanwil DJBC Sumut, KPPBC Makassar, KPU BC Batam dan Kanwil DJBC Jatim I.
3. Penyempurnaan pola penilaian profil perusahaan dalam bentuk Instruksi Direktur Jenderal
5. Penetapan Instruksi Direktur Jenderal tentang pola penilaian profil perusahaan
Direktur P2
Oktober –Desember 2010
100 % Telah diterbitkan Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS-06/BC/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor Telah dilakukan collecting data profil KB dan GB sebanyak 28 dari 51 kantor. Total KB : 1963 Total GB 1214 dan progressnya akan dilaporkan pada awal November 2010 Telah disampaikan konsep Surat Rahasia Direktur Jenderal tentang Profilling pengusaha KB dan GB dengan Nota Dinas rahasia Dir. P2 Nomor NDR-155/BC.5/2010 tgl 8 Desember 2010 Telah diterbitkan surat Direktur P2 nomor S- 877/BC.5/2010 tanggal 3 desember 2010 tentang Pemutakhiran Database KITE
6. Pemuktahiran profiling dalam rangka penetapan penjaluran berdasarkan manajemen risiko, yang meliputi:
• Profil importir,
• Profil penerima fasilitas (KB dan KITE)
• Profil pengusaha Barang Kena
Cukai (BKC)
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 34
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
7. Penyusunan pola penilaian dan pemuktahiran profiling dalam rangka penetapan penjaluran berdasarkan manajemen risiko, yang meliputi:
• Profil eksportir,
• Profil komoditi
Q1 2011 100 % • Proses collecting data masih berlangsung
• Penyusunan profil eksportir menunggu selesainya registrasi eksportir
• Telah disusun Profil eksportir tertentu berdasarkan P-40 dan P-27 tgl 21 Mei 2010
• Instruksi Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : INS-06/BC/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Penetapan Jalur dan Penyusunan serta Pemutakhiran Profil Importir dan Profil Komoditi dalam Pelayanan dan Pengawasan Impor
4. Meningkatnya kegiatan operasi dan patroli pengawasan secara reguler berdasarkan
8. Peningkatan pengawasan secara reguler berdasarkanmanajemen risiko, meliputi:
• patroli laut dengan skema patroli mandiri atau perbantuan
Direktur P2
Berkelan-jutan
1. Sesuai surat Direktur P2 Telah diminta kepada Kepala Kantor Wilayah DJBC Nangroe Aceh Darussalam, Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara, Kantor Wilayah DJBC Riau dan
-Telah dilaksanaan patroli laut di wilayah perairan KWBC Nangroe Aceh Darussalam,
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 35
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
manajemen risiko • patroli pelabuhan, dan perbatasan darat
• pengawasan fasilitas KB dan KITE
• Pengawasan Barang Kena Cukai (BKC) ilegal termasuk pemalsuan pita cukai
Sumatera Barat, Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau, dan KPU Tipe B Batam untuk melaksanakan patroli laut secara mandiri di wilayah kerjanya masing-masing guna mengantisipasi kemungkinan meningkatnya pelanggaran (penyelundupan) di wilayah Perairan Selat Malaka dan Pesisir Timur Sumatera menjelang datanya perayaan natal tahun 2010 dan tahun baru 2011. Terhadap Kakanwil diminta juga agar memerintahkan kepada Ka KPPBC yang ada dibawah pengawasaannya untuk melaksanakan patroli laut secara mandiri;
2. Dilaksanakan patroli laut yang bersifat perbantuan di wilayah perairan di bawah pengawasan Kantor Wilayah DJBC Riau dan Sumatera Barat, Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau, Kantor Wilayah DJBC Sumatera Bagian Selatan, Kantor Pelayanan Utama BC Tipe B Batam terhitung mulai tanggal 7 November s.d. 31 Desember 2010
3. Pengawasan perbatasan darat di wilayah kerja KPPBC Tipe A3 Entikong;
4. Pengawasan kegiatan impor di wilayah kerja: a. Kantor Wilayah DJBC
Sumatera Utara b. Kantor Wilayah DJBC Riau
dan Sumatera Barat
5. Pelaksanaan surveillance perusahaan penerima fasilitas KB dan KITE di wlayah kerja:
KWBC Sumatera Utara, KWBC Riau dan Sumatera Barat, KWBC Khusus Kepulaua Riau, dan KPU BC Tipe B Batam dengan bekerja sama KWBC Nangroe Aceh Darussalam dan KWBC Sumatera Utara
-Telah dilaksanakan pengawasan kegiatan impor di wilayah kerja:
1. KPU BC Tipe A Tanjung Priok
2. KPPBC Tipe Madya Pabean Belawan
3. KPPBC Tipe Madya Pabean Merak
4. KPPBC Tipe Madya Pabean Bandung
5. KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Emas
6. KPPBC Tipe Madya Pabean Tanjung Perak
7. KPPBC Tipe Madya Pabean Dumai
8. KPPBC Tipe Madya Pabean Pontianak
9. KPPBC Tipe B Kuala Langsa
10. KPPBC
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 36
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
i. Kanwil DJBC Jakarta ii. Kanwil DJBC Banten iii. Kanwil DJBC Jawa Barat
6. Pelaksanaan operasi pengawasan MMEA di wilayah kerja Kantor Wilayah DJBC Banten
7. Sampai dengan 20 Oktober 2011, Direktorat Penindakan dan Penyidikan telah melaksanakan pengawasan regular dengan kegiatan patrli, yaitu:
a. 43 kali kegiatan operasi patroli laut
b. 24 kali kegiatan pengawasan bidang kepabeanan
c. 21 kali kegiatan pengawasan di bidang cukai
d. 31 kali kegiatan pengawasan bidang NPP (Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor)
Tipe A3 Teluk Nibung
11. KPPBC Tipe A2 Pekanbaru
12. KPPBC Tipe A2 Jambi
-Telah dilaksanaan kegiatan surveillance dan pengawasan atas kegiatan perusahaan peneriman fasilitas KITE dan KB di wilayah kerja:
1. Kantor Wilayah DJBC Jakarta 1
2. Kantor Wilayah DJBC Banten
3. Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat
-Telah dilaksanakan operasi pengawasan BKC di wilayah kerja:
1. Kantor Wilayah DJBC Jakarta
2. Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I
3. Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur II
4. Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara
5. Kantor Wilayah DJBC Jawa Tengah dan DIY
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 37
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
6. Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB, dan NTT
5. Tersebarnya secara periodik dan tepat waktu spesimen tanda tangan penerbit FTA
9. Pengawasan terhadap penyalahgunaan fasilitas FTA melalui penyebaran secara periodik dan tepat waktu tentang spesimen tanda tangan penerbit dalam rangka pendeteksian pelanggaran (pelarian HS /penyalahgunaan SKA )
Direktur P2 Berkelan-jutan
100 % Penyebaran telah dilakukan melalui program aplikasi pengawasan P2
6. Pemanfaatan Aplikasi Passenger Analisys Unit (PAU) secara optimal
10. Penyempurnaan penerapan aplikasi PassengerAnalisys Unit (PAU) untuk profiling penumpang terkait penyelundupan narkoba
Direktur P2 Desember 2010
100 % Pelaksanaan/penerapan PAU periode 31 Desember 2010, Matriks Pencapaian PAU Periode 31 Deember 2010 terlampir
Telah dilakukan pembahasan dengan Direktorat Imigrasi
7. Tersebarnya profil barang larangan dan pembatasan yang terkait dengan limbah B3, barang Cities dan hasil hutan
11. Penanganan penyelundupan limbah B3, barang Citiesdan hasil hutan melalui penyebaran profil barang
Direktur P2 Desember 2010
Berkelanjutan 100 % Telah dilakukan penyebaran informasi tentang satwa-satwa liar yang dilindungi berdasarkan Surat Rahasia Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SR-16/BC/2010 tanggal 7 September 2010 tentang Pengawasan Mendalam atas Ekspor Tumbuhan dan Satwa Liar Indonesia
22 1. Tersosialisasinya pola pengawasan patroli laut yang terpadu
2. Meningkatkan kegiatan patroli mandiri, gabungan dan terpadu dalam rangka pengawasan
1. Menyusun peta kerawanan pelanggaran di bidang Kepabeanan berdasarkan manajemen risiko
Direktur P2
November 2010
100 % Telah disusun peta kerawanan pelanggaran kepabeanan, yaitu:
a. Wilayah kerja Kanwil DJBC Nangroe Aceh Darussalam meliputi KPPBC Kuala Langsa sebagaimana telah disampaikan pada surat Direktur P2 Nomor S-702/BC.5/2010 tanggal 27
Peta kerawanan pelanggaran di bidang kepabeanan di Selat Malaka dan Pesisir Sumatera Timur, antara lain:
-Perbatasan dengan Malaysia dan Singapore
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 38
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
Selat Malaka dan Pesisir Sumatera Timur
Oktober 2010;
b. Wilayah kerja Kanwil DJBC Sumatera Utara meliputi KPPBC Teluk Nibung sebagaimana telah disampaikan pada surat Direktur P2 Nomor S-703/BC.5/2010 tanggal 27 Oktober 2010;
c. Wilayah kerja Kanwil DJBC Riau dan Sumatera Barat meliputi KPPBC Pekanbaru dan KPPBC Tipe Madya Pabean Dumai sebagaimana telah disampaikan pada surat Direktur P2 Nomor S-704/BC.5/2010 tanggal 27 Oktober 2010;
d. Wilayah kerja Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau meliputi KPPBC Tanjung Balai Karimun dan KPPBC Tanjung Pinang sebagaimana telah disampaikan pada surat Direktur P2 Nomor S-705/BC.5/2010 tanggal 27 Oktober 2010;
e. Wilayah kerja KPU Tipe B Batam sebagaimana telah disampaikan pada surat Dir. P2 Nomor S-706/BC.5/2010 tanggal 27 Oktober 2010;
-Jarak tempuh yang relative pendek ke daerah pabean (+ 2-3 jam)
-Banyaknya pelabuhan kecil/tangkahan yang digunakan sebagai tempat pembokaran barang secara illegal seperti di Kuala Langsa, Dumai
-Pada KPPBC Kuala Langsa, KPPBC Dumai, KPPBC Teuk Nibung belum tersedia sarana pergudangan yang memadai.
-Pada KPPBC Kuala Langsa, KPPBC Dumai, dan KPPBC Pekanbaru belum tersedia TPS.
-Pada wilayah KPPBC Tanjung Balai Karimun, KPU Batam, KPPBC Tanjung Pinang terdapat banyak pelabuhan illegal yang digunakan untuk angkutan antar pulau sehingga menyulitkan pengawasan, terkait fasilitas FTZ yang ada disana
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 39
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
- Tidak didukung dengan sarana patroli laut yang memadai dan sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan yang cukup baik
2. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan patroli gabungan dan terpadu
November 2010
100 % Telah disusun Surat Edaran Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor SE-12/BC/2010 tanggal 3 Juni 2010 tentang Optimalisasi Pelaksanaan Patroli Laut di Perairan Dalam Daerah Pabean
3. Melaksanakan patroli gabungan dan terpadu dengan menggunakan pedoman baru
Desember 2010
Berkelanjutan 100 % Pelaksanaan patroli laut bersama-sama dengan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara di wilayah pengawasan Kantor Wilayah DJBC Nangroe Aceh Darussalam dan Kantor Wilayah DJBC Sumatera Utara terhitung mulai tanggal 7 November s.d. 31 Desember 2010
4. Monitoring pelaksanaan patroli gabungan dan terpadu
Berkelan-jutan
100% Pelaksanaan monitoring patroli gabungan dan terpadu akan dilakukan secara berkesinambungan
Sampai dengan 20 Oktober 2011, Direktorat Penindakan dan Penyidikan telah melaksanakan patroli gabungan dan terpadu, yaitu:
1. Kegiatan Operasi Laut terpadu lintas Kanwil pada tanggal 05 April s.d 01 Juni 2011 (Kanwil DJBC Kepri, Kanwil DJBC Riau dan Sumbar, dan KPU DJBC
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 40
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
Batam)
2. Kegiatan patroli/operasi gabungan pengawasan NPP dengan Mabes Polri, Polda Kepri, dan KPU DJBC Batam pada tanggal 13-17 April 2011
3. Kegiatan operasi terkoordinasi Bakorkamla Wilayah Satgas III pada tanggal 13-17 Juni 2011
4. Kegiatan Patkor Kastima ke-17 bersama Kastam Diraja Malaysia yang pada tanggal 18-29 Juli 2011
5. Kegiatan Operasi Gabungan pengawasan NPP dengan BNN, dan US DEA pada tanggal 27 Juli s.d 05 Agustus 2011 di Entikong, Nunukan, dan Atambua.
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 41
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Surat usulan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut
5. Menyampaikan surat usulan pembaharuan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut
Oktober 2010
100 % Telah disusun Surat dari Sekretaris Direktorat Jenderal kepada Kantor Pusat Pertamina terkait kerjasama pengisian BBM di SPBU Laut.
6. Pembahasan pembaharuan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut
Nopember 2010
100 % Telah dilakukan pembahasan dengan PT. Pertamina pada tanggal 10 Nopember 2010 di Kantor Pusatdengan hasil akan mempelajari pemintaan DJBC
7. Penandatanganan pembaharuan kerjasama antara DJBC dan Kantor Pusat Pertamina untuk pengisian BBM di SPBU Laut
Q1 2011 100 % Nota Kesepahaman telah ditandatangani pada tanggal 18 Maret 2011
Nota Kesepahaman Nomor : Pertamina : 005/F00000/2011-S3 DJBC : PRJ-01/BC.5/2011 Tgl. 18 Maret 2011
4. Surat usulan penyelesaian kepada Menteri Keuangan tentang proses perijinan penggunaan senjata yang memerlukan koordinasi kebijakan tingkat nasional
8. Menyampaikan surat usulan penyelesaian kepada Menteri Keuangan tentang proses perijinan penggunaan senjata yang memerlukan koordinasi kebijakan tingkat nasional
Oktober 2010
100 % Telah dibuat Surat Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor S- 1049/BC/2010 tanggal 27 Oktober 2010 tentang Perijinan Penggunaan Senjata
5. Terselesaikannya Kajian Revitalisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai (PSO BC)
9. Kajian Revitalisasi Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai (PSO BC)
Sesditjen Desember 2010
100 % Telah disusun kajian Pembentukan / Penataan Organisasi Pangkalan Patroli Laut (Kantor Pengawasan Laut)
23 1. Teridentifikasinya hambatan terkait penegakan hukum Kepabeanan dan Cukai
2. Laporan kepada Menteri Keuangan tentang hambatan
Penyusunan laporankepada Menteri Keuangan tentang hasil identifikasi hambatan pelaksanaan tugas penegakan hukum dan rekomendasi terkait instansi/pihak lain dan rencana tindak perbaikan
Direktur P2 November 2010
100 % Telah dilakukan identifikasi hambatan pelaksanaan penegakan hukum dan rekomendasi terkait instansi/pihak lain dan telah dilaporkan ke Menteri Keuangan dengan surat Nomor S- 1155/BC/2010 tanggal 23 Nopember 2010
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 42
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
penegakan hukum yang memerlukan koordinasi kebijakan tingkat nasional
24 1. Terselesaikan dan tersosialisasikannya Modul penelaahan atas temuan audit untuk menjamin mutu LHA
2. Terselesaikan dan tersosialisasikannya Modul peni- laian mutu LHA
3. Terselesaikan dan tersosialisasikan- nya Modul untuk mereview sertifikasi auditor
1. Evaluasi dan Konsultasi peraturan terkait audit dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan
Direktur Audit September 2010
100 % Telah dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2010 dan hasilnya dituangkan dalam berita acara pembahasan akhir
2. Pembahasan perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal di Direktorat Audit
Oktober 2010
100 % Draft sudah selesai disusun, saat ini dalam tahap permintaan tanggapan kepada Direktorat lain, Tenaga Pengkaji Bidang Pengawasan, Kepala Kantor Wilayah dan Kepala KPU sesuai ND-668/BC.6/2010 dan S-626/BC.6/2010 tgl 27 Oktober 2010
3. Pembahasan perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal dengan staf inti DJBC
November 2010
100 % Sudah ada pembahasan
4. Finalisasi draft Perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal
Desember 2010
100 % Draft Perubahan Perdirjen Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Audit Cukai, P-12/BC/2008 tentang Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali Teknis Audit dan Pengawasn mutu Audit (draft terlampir)
5. Pengajuan draft Perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal
Q1 2011 100 % Telah diajukan dengan Nota Dinas Nomor ND-724/BC.6/2010 tanggal 08 Desember 2010
6. Penetapan Perubahan Peraturan Direktur Jenderal dan Surat Edaran Direktur Jenderal
Q1 2011 100 % Telah ditetapkan Perdirjen nomor Per-3/BC/2011 tentang perubahan atas Perdirjen Nomor P-12/BC/2008 ttg Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali teknis Audit, dan Pengawas Mutu Audit Bea dan Cukai tgl 31 januari 2011
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 43
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
dan Perdirjen Nomor Per-4/BC/2011 tentang perubahan atas Perdirjen Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Cukai tanggal 31 Januari 2011
7. Pembuatan Modul penelaahan atas temuan audit, Modul penilaian mutu LHA, Modul untuk mereview sertifikasi auditor
Q1 2011 100 % Modul telah dibuat sebagai bahan sosialisasi
8. Penandatangan Pakta Integritas Auditor DJBC dengan Auditee
Q1 2011 dan berkelanjutan
100 % Telah diberlakukan sejak tanggal 1 Maret 2011 bersamaan dengan berlakunya Per-4/BC/2011
9. Sosialisasi Modul penelaahan atas temuan audit, Modul penilaian mutu LHA, Modul untuk mereview sertifikasi auditor
Q2 2011 100 % Telah dilaksanakan sosialisasi antara lain:
- Peraturan Direktur Jenderal Nomor Per-4/BC/2011 tentang Perubahan atas Perdirjen Nomor P-13/BC/2008 tentang Tatalaksana Audit Kepabeanan dan Audit Cukai dan
- Peraturan Direktur Jenderal Nomor Per-3/BC/2011 tentang Perubahan atas Perdirjen Nomor P-12/BC/2008 tentang Sertifikasi Auditor, Ketua Auditor, Pengendali Teknis Audit, dan Pengawas Mutu Audit Bea dab Cukai.
Sosialisasi dilaksanakan tanggal 21 Februari 2011- 02 Maret 2011 dengan Surat Tugas Nomor ST-30/BC/2011 tanggal 17 Februari 2011 di Kantor Pusat DJBC dan 4 (empat) wilayah antara lain:
- Kanwil DJBC Jatim I - Kanwil DJBC Sulawesi - Kanwil DJBC Sumatera Utara - Kanwil DJBC Jawa Barat
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 44
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
25 1. Terselesaikan dan tersosialisasikannya perubahan dan penyempurnaan Peraturan Menteri Keuangan tentang Registrasi Kepabeanan
2. Meningkatnya pemberian keputusan Registrasi Kepabeanan yang tepat waktu
1. Melakukan kajian untuk mendukung perubahan dan penyempurnaan PMK tentang Registrasi Kepabeanan
Direktur IKC Desember 2010
100 % Kajian tentang Registrasi kepabeanan telah selesai disusun
2. Menyusun draft Perubahan PMK tentang Registrasi Kepabeanan
Q1 2011 100 % Draft Perubahan PMK ttg Registrasi Kepabeanan telah selesai disusun
3. Mengajukan draft Perubahan PMK tentang Registrasi Kepabeanan
Q1 2011 100 % Draft Perubahan PMK ttg Registrasi Kepabeanan telah diajukan ke Biro Hukum Kementerian Keuangan sesuai surat nomor S-182/BC/2011 tanggal 25 Februari 2011
4. Sosialisasi kepada pengguna jasa melalui berbagai media terutama website DJBC tentang proses registrasi dan menegaskan bahwa registrasi tidak dipungut biaya dan harus dilakukan sendiri oleh Pengguna Jasa Kepabeanan
Q2 2011 100 % Pelaksanaan sosialisasi PMK ttg Registrasi Kepabeanan kepada pengguna jasa
Terlaksananya sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 63/PMK.04/2011 tentang Registrasi Kepabeanan pada bulan Juni dengan Surat Tugas Nomor: ST-134/BC/2011 tanggal 09 Juni 2011 di beberapa kantor sebagai berikut:
- KPU Tipe B Batam (13 s.d 16 Juni 2011)
- Kanwil DJBC Sumut (14 s.d. 17 Juni 2011)
- Kanwil DJBC Jatim I (19 s.d. 22 Juni 2011)
- Kanwil DJBC Sulawesi (21 s.d. 24 Juni 2011)
- Kantor Pusat
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 45
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
DJBC (27 s.d. 28 Juni dan 30 Juni)
26 1. Tersusunnya kebijakan strategis pengembangan TIK DJBC melalui penetapan IT Direction, IT Blueprint dan IT Plan DJBC
2. Terbentuknya Komite Pengarah TIK DJBC yang terdiri dari Board of Directors DJBC
3. Tersusunnya SOP pengembangan sistem aplikasi berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) yang ideal bagi DJBC
1. Merumuskan penyusunan kebijakan strategis dengan menetapkan IT Direction, IT Blueprint dan IT Plan DJBC
Direktur IKC Desember
2010
100 %
- IT Direction telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal
- IT Blueprint sudah disetujui di rapat pembahasan Staf Inti DJBC, menunggu penetapan dari Direktur Jenderal
- IT Plan sudah diselesaikan dan menunggu masukan dari konsultan untuk revisi
2. Membentuk Komite Pengarah TIK
DJBC dan menetapkan melalui
Peraturan Direktur Jenderal
100 %
- Telah dibentuk dengan Keputusan Dirjen Nomor KEP-88/BC/2010 tgl. 10 Desember 2010 (terlampir)
3. Menerbitkan SOP pengembangan
sistem aplikasi DJBC berdasarkan
System Development Life Cycle
(SDLC)
100 % - Penyelesaian draft awal
Perdirjen tentang SDLC,
finalisasi pembahasan di internal
DIKC
- Telah dibuat SOP Permohonan
Pengembangan Sistem Aplikasi
dan SOP Pengembangan
Sistem Aplikasi.
- Nota Dinas dari Direktur IKC nomor: ND-437/BC.9/2011 tanggal 02 Agustus 2011 perihal SOP Permohonan Pengembangan Sistem Aplikasi dan
SOP Pengembangan Sistem Aplikasi
27 Tersedianya desain Arsitektur TIK yang lebih efisien dan sesuai karakteristik layanan di DJBC
1. Mengembangkan desain arsitektur TIK DJBC yang lebih efisien dan sesuai kebutuhan DJBC
Direktur IKC Desember 2010
100 % - Pengembangan desain arsitektur TIK sesuai IT Plan 2010 (terlampir)
Tersusunnya rencana pengadaan infrastruktur TIK DJBC dalam jangka pendek, menengah dan
2. Melakukan analisis kebutuhan infrastruktur dan menyiapkan rencana pengadaan infrastruktur TIK dalam jangka pendek,
Q2 2011 100 % - Kajian analisis kebutuhan infrastruktur TIK dalam jangka pendek, menengah dan panjang
a. Jangka pendek dan menengah sudah dibuat IT Plan DJBC
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 46
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
panjang menengah dan panjang untuk tahun 2011 dan 2012, dan sudah ditetapkan dengan Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-38/BC/2011 tanggal 17 Februari 2011 tentang Penetapan Perencanaan Teknologi Informasi dan Komunikasi DJBC (IT PLAN DJBC)
b. Jangka panjang sudah dibuat cetak biru dengan Keputusan Dirjen BC Nomor KEP-39/BC/2011 tanggal 17 Februari 2011 tentang Penetapan Cetak Biru Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) DJBC
Downtime yang tidak melebihi 1%
3. Melakukan monitoring kinerja infrastruktur TIK secara intensif
100%
- Jadwal rencana pemeliharaan peralatan server beserta sarana penunjangnya dan rencana pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan perangkat jaringan data dan power, UPS, genset, AC, dan Fire Extinguishing di
Kegiatan monitoring kinerja infrastruktur TIK DJBC dilakukan dengan mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan yang
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 47
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
lingkungan DJBC
dilakukan oleh vendor sebagaimana dalam kontrak pemeliharaan. Monitoring pekerjaan pemeliharaan berdasarkan rencana jadwal pelaksanaan pemeliharaan yang disepakati oleh DJBC dengan vendor terkait terdiri dari:
1. Monitoring Kinerja server dan sarana penunjangnya sesuai jadwal rencana pelaksanaan pekerjaan dalam rangka pemeliharaan peralatan server merk IBM dan Thin Client merk SUN beserta sarana penunjangnya di lingkungan DJBC tahun 2011.
2. Monitoring Kinerja Jaringan Data dan Power dan sarana penunjangnya sesuai jadwal rencana pelaksanaan
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 48
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
pekerjaan dalam rangka pemeliharaaan perangkat jaringan data dan power, UPS, genset, AC dan Fire Extinguishing di lingkungan DJBC tahun 2011.
Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan tersebut diatas oleh vendor dilakukan di masing-masing Kantor Bea dan Cukai dan dibuatkan Berita Acara antara Vendor dengan Kantor Bea Cukai setempat
4. Melakukan optimalisasi database pada sistem komputer pelayanan
Direktur IKC Berkelan-jutan
100 % - Laporan Optimalisasi Database
atas lima (5) kantor yang telah dilakukan optimalisasi
Kantor-kantor yang dilakukan optimalisasi adalah:
KPU Batam, KPPBC TMP. Tanjung Perak, KPPBC TMP Belawan, KPPBC TMP Bekasi, KPPBC TMP Tanjung Emas, dan KPPBC TMP Purwakarta. Optimalisasi dilakukan tiga bulan sekali.
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 49
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
5. Meminta laporan periodik downtime sistem dari kantor-kantor pelayanan
100 % Laporan periodik downtime sistem
dari kantor-kantor pelayanan Downtime sistem adalah berhentinya sistem komputerisasi pelayanan (SKP) sebagai akibat dari terganggunya server dan sarana pendukung TIK lainnya sehingga infrastruktur TIK tidak berfungsi sebagaimana mestinya untuk proses pelayanan kepada masyarakat usaha. Downtime sistem dari 14 kantor pelayanan bea dan cukai pada pertengahan bulan September yaitu:
1. KPU Tanjung Priok = 0%
2. KPU Batam = 0%
3. KPPBC Belawan = 0%
4. KPPBC Soekarno Hatta = 0%
5. KPPBC Tanjung Emas = 0%
6. KPPBC Tanjung Perak = 0%
7. KPPBC Juanda = 0%
8. KPPBC Medan = 0%
9. KPPBC Jakarta
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 50
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8 = 0%
10. KPPBC Bekasi = 0%
11. KPPBC Purwakarta = 0%
12. KPPBC Tangerang = 0%
13. KPPBC Merak = 0%
14. KPPBC Bogor = 0%
28 Terselesaikan dan tersosialisasikannya Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Data dan Informasi Kepabeanan dan Cukai
1. Melakukan perumusan draft Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang pemberian data dan informasi
Direktur IKC
Desember 2010
100 % Telah disusun draft PMK tentang Pemberian Data dan Informasi
2. Penetapan Peraturan Menteri Keuangan tentang Pemberian Data dan Informasi Kepabeanan dan Cukai
Desember 2010
50% Telah dilakukan pertemuan antara Dit. PPKC, Dit. IKC, dan Biro Hukum untuk membahas tindak lanjut draft Penetapan PMK tentang Pemberian Data dan Informasi Kepabeanan dan Cukai
Akan dilakukan pertemuan lanjutan untuk membahas draft akhir di awal bulan Desember 2011.
29 1. Penetapan aturan yang menjadi dasar hukum pertukaran data antara DJP dan DJBC
2. Adanya sistem dan mekanisme pertukaran data antara DJP-DJBC
3. Adanya sistem dan mekanisme pertukaran data antara DJBC dan instansi
1. DJP, DJBC dan Itjen melakukan pembahasan bersama untuk merumuskan Keputusan Menteri Keuangan yang mengatur tentang Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC
Direktur IKC Desember 2010
100 % Sudah ada KMK tentang Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC No. 428/KMK.03/2010 tanggal 2 Nopember 2010
2. DJP dan DJBC masing-masing menetapkan aturan (Peraturan Direktur Jenderal) yang mengatur mekanisme dan sistem (SOP) pertukaran data antara DJP dengan DJBC
Desember 2010
100 % Sudah ada Perdirjen BC tentang Tatacara Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC
Perdirjen BC nomor: PER-25/BC/2011 tentang Tatacara Pertukaran Data antara DJP dengan DJBC
3. DJP dan DJBC menyepakati SOP dan Sistem Pertukaran
Q1 2011 60 % Pembahasan Sistem dan Mekanisme Pertukaran Data
Perdirjen Pajak tentang Sistem
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 51
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
terkaitlainnya Data yang digunakan dalam pertukaran data antara DJP – DJBC
antara DJP dan DJBC Pertukaran Data antara DJP dan DJBC sudah ditandatangani.
Direncanakan pada awal bulan Desember 2011 akan dilakukan pembahasan mengenai Sistem dan Mekanisme Pertukaran Data antara DJP dan DJBC.
4. DJBC dan instansi terkait lainnya menyepakati Sistem Pertukaran Data
Q2 2011 100 % Sudah ada Nota Kesepahaman tentang Pertukaran Data terkait kegiatan ekspor dan impor antara Menteri Keuangan, Gubernur BI, dan Kepala BPS
Penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut dilaksanakan pada tangal 10 Agustus 2011
30 Terselesaikannya draft PP dan PMK tentang Penambahan Barang Kena Cukai
1. Membuat Kajian Rencana Barang Kena Cukai baru yang telah disepakati termasuk di dalamnya Bisnis Proses
Direktur Cukai September 2010
100 % Telah dilakukan pada bulan Agustus s.d. September 2010
2. Melakukan kajian komprehensif termasuk survei studi lapangan
Oktober 2010
100 % Telah dilakukan kajian komprehensif serta kompilasi terhadap beberapa jenis barang yang akan dijadikan obyek perluasan Barang Kena Cukai
Telah dilakukan survey studi lapangan pada tanggal 11 s.d. 22 Oktober 2010
3. Pembahasan dengan Badan Kebijakan Fiskal
Desember 2010
100 % Telah diadakan pembahasan pada tanggal 6 Desember 2010, rapat selanjutnya akan diadakan pada tanggal 13 Desember 2010
4. Public Hearing Q1 2011 - Telah dibentuk Tim kajian kelayakan minuman ringan, berlian dan monosodium
Sesuai dengan surat Direktur PPKC kepada Kepala
Matrik Kemajuan Crash Program Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan Page 52
No Urut pada
Matriks Ukuran Keberhasilan Program Solusi
Penanggung Jawab
Target Waktu
Persentase Pencapaian
Produk Tindak Lanjut Keterangan Jangka Pendek
Jangka Menengah
Jangka Panjang
1 2 3 4 5 6 7 8
glutamate dengan Keputusan Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara Nomor 01/KF.2/2011
- Telah dilakukan rapat pembahasan rencana pelaksanaan Quick Research kajian kelayakan minuman ringan, berlian, dan monosodium glutamate menjadai Barang Kena Cukai antara DJBC dengan BKF
Badan Kebijakan Fiskal dengan nomor S-92/BC.8/2011 pada tanggal 08 Februari 2011 perihal Penyerahan Daftar Inventarisasi Perumusan Kebijakan Perpajakan di Bidang Kepabeanan dan Cukai, kebijakan penambahan/pengurangan jenis Barang Kena Cukai (Pasal 4 ayat (2) UU. No. 39 Tahun 2007 tentang Cukai) termasuk kewenangan yang diserahkan kepada Badan Kebijakan Fiskal, maka untuk selanjutnya program ini kewenangannya diserahkan kepada Badan Kebijakan Fiskal
5. Laporan Kajian Komprehensif ke Menteri Keuangan
Q2 2011
6. Persetujuan Penambahan BKC dari Menteri Keuangan
Dirjen BC Q2 2011
7. Persetujuan Penambahan BKC ke DPR
Menkeu Q3 2011
8. Penyiapan Rancangan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan terkait penambahan BKC baru
Direktur PPKC dan Direktur Cukai
Q3 2011
9. Pembahasan Rancangan PP dan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan dengan Biro Hukum dan instansi terkait
Q3 2011
Keterangan: Warna Kuning pada kolom nomor (1) menunjukan bahwa inisiatif tersebut merupakan program yang dilaporkan ke UKP4