laporan akhir ucs
DESCRIPTION
UCSTRANSCRIPT
M - III
PENDAHULUAN
3.1 Maksud dan Tujuan
3.1.1 Maksud
Maksud dari praktikum ini adalah untuk memenuhi salah satu kewajiban
dalam mengikuti program Praktikum Geomekanika di Teknik Pertambangan
Universitas Islam Bandung Periode 2014 - 2015
3.1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengujian kuat tekan (UCS).
2. Meliputi kuat tekan, poison ratio, dan modulus young
3. Mengetahui tipe pecahan batuan.
3.2 Landasan Teori
lmu Mekanika Batuan adalah ilmu pengetahuan teoritik dan terapan yang
mempelajari karakteristik, perilaku respon massa batuan akibat perubahan
keseimbangan medan gaya disekitarnya baik karena aktivitas manusia maupun
alami. Pengujian yang ada dalam mekanika batuan yaitu Sifat fisik batuan dan
Sifat mekanika batuan.
3.2.1 Uji Sifat Mekanik
Untuk mengetahui sifat mekanik batuan dan massa batuan dilakukan
berbagai macam uji coba baik itu dilaboratorium maupun dilapangan langsung
atau secara insitu. Untuk mengetahui sifat mekanik batuan dilakukan beberapa
percobaan seperti uji kuat tekan uniaksial, uji kuat tarik, uji triaksial dan uji
tegangan insitu. Mekanika batuan sendiri mempunyai karakteristik mekanik yang
diperoleh dari penelitian ini adalah kuat tekan batuan (σt), kuat tarik batuan (σc ),
Modulus Young (E), Nisbah Poisson (v), selubung kekuatan batuan (strength
envelope), kuat geser (τ), kohesi (C), dan sudut geser dalam (φ). Masing-masing
karakter mekanik batuan tersebut diperoleh dari uji yang berbeda. Kuat tekan
batuan dan Modulus Young diperoleh dari uji kuat tekan uniaksial. Pada
penelitian ini nilai kuat tekan batuan dan Modulus Young diambil dari nilai rata-
rata hasil pengujian lima contoh batuan. Untuk kuat tarik batuan diperoleh dari uji
1
kuat tarik tak langsung (Brazillian test). Sama dengan uji kuat tekan uniaksial, uji
kuat tarik tak langsung menggunakan lima contoh batuan untuk memperoleh
kuat tarik rata-rata. Sedangkan selubung kekuatan batuan, kuat geser, kohesi,
dan sudut geser dalam diperoleh dari pengujian triaksial konvensional dan
multitahap.
Selain mengamati sifat mekanik atau dinamik dari batuan dalam praktikum ini
juga akan diamati sifat fisik batuan tersebut, dengan mengamati bobot dan masa
jenisnya dalam beberapa keadaan.
3.2.2 Uji Kuat Tekan Uniaksial (UCS)
Penekanan uniaksial terhadap contoh batuan selinder merupakan uji sifat
mekanik yang paling umum digunakan. Uji kuat tekan uniaksial dilakukan untuk
menentukan kuat tekan batuan (σt ), Modulus Young (E), Nisbah Poisson (v) ,
dan kurva tegangan-regangan. Contoh batuan berbentuk silinder ditekan atau
dibebani sampai runtuh. Perbandingan antara tinggi dan diameter contoh silinder
yang umum digunakan adalah 2 sampai 2,5 dengan luas permukaan
pembebanan yang datar, halus dan paralel tegak lurus terhadap sumbu aksis
contoh batuan. Dari hasil pengujian akan didapat beberapa data seperti:
3.2.3 Kuat Tekan Batuan (σc)
Tujuan utama uji kuat tekan uniaksial adalah untuk mendapatkan nilai
kuat tekan dari contoh batuan. Harga tegangan pada saat contoh batuan hancur
didefinisikan sebagai kuat tekan uniaksial batuan dan diberikan oleh hubungan :
σc= FA
Keterangan :
σc = Kuat tekan uniaksial batuan (MPa)
F = Gaya yang bekerja pada saat contoh batuan hancur (kN)
A = Luas penampang awal contoh batuan yang tegak lurus arah gaya (mm)
3.2.4 Modulus Young ( E )
Modulus Young atau modulus elastisitas merupakan faktor penting dalam
mengevaluasi deformasi batuan pada kondisi pembebanan yang bervariasi. Nilai
modulus elastisitas batuan bervariasi dari satu contoh batuan dari satu daerah
geologi ke daerah geologi lainnya karena adanya perbedaan dalam hal formasi
batuan dan genesa atau mineral pembentuknya. Modulus elastisitas dipengaruhi
2
oleh tipe batuan, porositas, ukuran partikel, dan kandungan air. Modulus
elastisitas akan lebih besar nilainya apabila diukur tegak lurus perlapisan
daripada diukur sejajar arah perlapisan. Modulus elastisitas dihitung dari
perbandingan antara tegangan aksial dengan regangan aksial. Modul elastisitas
dapat ditentukan berdasarkan persamaan :
E= ΔσΔ£ a
Keterangan:
E = Modulus elastisitas (MPa)
Δσ. = Perubahan tegangan (MPa)
Δεa = Perubahan regangan aksial (%)
3.2.5 Nisbah Poisson ( Poisson Ratio )
Nisbah Poisson didefinisikan sebagai perbandingan negatif antara
regangan lateral dan regangan aksial. Nisbah Poisson menunjukkan adanya
pemanjangan ke arah lateral (lateral expansion) akibat adanya tegangan dalam
arah aksial. Sifat mekanik ini dapat ditentukan dengan persamaan :
V=−εlεa
Keterangan:
V = Nisbah Poisson
ε l = regangan lateral (%)
εa= regangan aksial (%)
Pada uji kuat tekan uniaksial terdapat tipe pecah suatu contoh batuan
pada saat runtuh. Tipe pecah contoh batuan bergantung pada tingkat ketahanan
contoh batuan dan kualitas permukaan contoh batuan yang bersentuhan
langsung dengan permukaan alat penekan saat pembebanan. Uji kuat tekan
uniaksial menghasilkan tujuh tipe pecah, yaitu :
Cataclastis
Belahan arah aksial (axial splitting)
Hancuran kerucut (cone runtuh)
Hancuran geser (homogeneous shear)
Hancuran geser dari sudut ke sudut (homogeneous shear corner to
corner)
3
Kombinasi belahan aksial dan geser (combination axial dan local shear)
Serpihan mengulit bawang dan menekuk (splintery union-leaves and
buckling)
3.3 Alat dan Bahan
Mesin tekan ”Controls”
Dial Gauge
Jangka Sorong
Stopwatch
Sample Batuan
3.4 Prosedur
Siapkan formulir data
Contoh uji L/D = 2.
Lakukan persiapan alat mesin tekan, letakkan contoh batuan dipusat
antara plat atas dan plat bawah mesin tekan. Contoh batuan diletakkan
dengan permukaan bawah menempel pada plat bawah.
Pada mesin tekan dipasang tiga buah dial gauge untuk mengukur
deformasi aksial, lateral 1, dan lateral 2.
Pompa dihidupkan, sehingga oli yang bertekanan tinggi akan masuk
kedalam silinder. Piston dalam silinder bergerak kebawah sampai
permukaan contoh batuan menyentuh plat tekan bagian atas. Karena
kedua permukaan contoh batuan telah menyentuh plat tekan
menyebabkan kenaikan piston terhambat sehingga gaya didalam contoh
batuan meningkat. Besarnya gaya yang ada di dalam contoh batuan ini
ditransmisikan ke system alat pengukur gaya. Matikan pompa.
Atur jarum penunjuk pada ketiga dial gauge pada posisi nol
hidupkan kembali pompa dan mulai lakukan pembacaan gaya setiap
interval 2 kN hingga terjadi failure dan dicatat proses pembebanan
deformasi aksial dan lateralnya.
Alat pengukur gaya terdiri dari dua buah jarum penunjuk yaitu jarum hitam
dan jarum merah. Jarum hitam menunjukkan gaya di dalam contoh
batuan, sedangkan jarum merah di gerakkan oleh jarum hitam. Bila
contoh batuan hancur (failure) gaya di dalam contoh batuan berkurang,
4
jarum hitam akan bergerak kembali ke nol dan jarum merah tertinggal
pada skala terakhir yang ditunjukkan jarum hitam. Maka gaya maksimum
yang mampu ditahan oleh contoh batuan akan ditunjukkan oleh jarum
merah.
Matikan motor dan catat juga lamanya waktu percobaan. Lakukan cara
yang sam untuk contoh batuan yang lain.
3.5 Rumus yang Digunakan
Dalam kegiatan uji sifak mekanik UCS, terdapat rumus – rumus lain
selain yang ada pada landasan teori 3.2. Rumus – rumus tersebut meliputi :
- Rumus pengukuran Luas Lingkaran
Rumus ini digunakan untuk mencari luas lingkaran dari sample yang
akan dipakai untuk uji UCS. Hasil dari luas tersebut digunakan untuk mencari
nilai tegangan.
luas lingkaran=14×π×D×D
- Tegangan
tegangan=bebanluas
- Tegangan Axial
∑∆ X=∆ LLo
- Regangan Diametral
∑d=∆DDo
Keterangan :
∑∆X = Tegangan Axial
∑d = Regangan Diametral
∆L = Axial Gauge
Lo = Tinggi sample
Do = Diameter Sample
5
Rumus – rumus tersebut digunakan untuk membuat kurva tegangan
regangan. Dari kurva tersebut dapat dicari nilai dari kuat tekan batuan, batas
elastic batuan, modulus young, dan poisson’s ratio
3.6 Pembahasan
Dilakukan perhitungan pencarian tegangan, tegangan axial, dan
tegangan diametral. Sebelum dilakukan perhitungan – perhitungan tersebut
diawali dengan pencarian luas dari specimen. Jenis specimen UCS ini memiliki
perbandingan 1 : 3 (1 semen : 3 pasir) dengan tinggi13,54 cm (135,4 mm) dan
diameter 6,77 cm (67,7 mm). Dari data tersebut dicari nilai luas (lingkaran) dari
specimen tersebut
Setelah didapat luas lingkaran, maka nilai dari tegangan pada tiap
pembebanan dapat dicari. Berikut merupakan beberapa contoh perhitungan
untuk mencari nilai tegangan :
Pembebanan 50 kg : tegangan=50
35,9788=1,39kg /cm2
Pembebanan 100 kg : tegangan=100
35,9788=2,78kg /cm2
Pembebanan 150 kg : tegangan=150
35,9788=4,17 kg/cm2
Pembebanan 200 kg : tegangan=200
35,9788=5,56kg /cm2
Lalu lakukan perhitungan tegangan axial serta regangan diametral
Tegangan Axial (∑∆ X=∆ LLo
¿
Axial Gauge 0: 0
135,4=0
Axial Gauge 0: 0
135,4=0
Axial Gauge 0: 0
135,4=0
6
luas lingkaran=14×3,14×67,72=35,9788mm
Axial Gauge 0: 0
135,4=0
Axial Gauge 1: 1
135,4=0,00074
Regangan Diametral (∑d=∆DDo
¿
Dial kanan 0,02 & Dial kiri 0 : 067,7
=0,00015
Dial kanan 0,02 & Dial kiri 0: 067,7
=0,00015
Dial kanan 0,02 & Dial kiri 0: 067,7
=0,00015
Dial kanan 0,06 & Dial kiri 0: 067,7
=0,00044
Dial kanan 0,07 & Dial kiri 0,01: 0,0867,7
=0,00059
Dari beberapa contoh perhitungan tersebut didapat data Sebagai berikut
Tabel 3.1UCS Kelompok 1
7
Axial (Div) Axial (mm) Dial kanan (Div) Dial kanan (mm) Dial kiri (Div) Dial kiri (mm)1 10 50 1,390 0,139 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0 0,00000 0,000152 20 100 2,779 0,278 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0 0,00000 0,000153 30 150 4,169 0,417 0,0 0,0 2,0 0,0 0,0 0 0,00000 0,000154 40 200 5,559 0,556 0,0 0,0 6,0 0,1 0,0 0 0,00000 0,000445 50 250 6,949 0,695 1,0 0,0 7,0 0,1 1,0 0,01 -0,00007 0,000596 60 300 8,338 0,834 3,0 0,0 6,0 0,1 3,0 0,03 -0,00022 0,000667 70 350 9,728 0,973 3,0 0,0 5,0 0,1 6,0 0,06 -0,00022 0,000818 80 400 11,118 1,112 3,0 0,0 4,0 0,0 7,0 0,07 -0,00022 0,000819 90 450 12,507 1,251 3,0 0,0 4,0 0,0 8,0 0,08 -0,00022 0,00089
10 100 500 13,897 1,390 3,0 0,0 3,0 0,0 8,0 0,08 -0,00022 0,0008111 110 550 15,287 1,529 4,0 0,0 3,0 0,0 9,0 0,09 -0,00030 0,0008912 120 600 16,676 1,668 4,0 0,0 3,0 0,0 9,0 0,09 -0,00030 0,0008913 130 650 18,066 1,807 4,0 0,0 3,0 0,0 10,0 0,1 -0,00030 0,0009614 140 700 19,456 1,946 4,0 0,0 3,0 0,0 10,0 0,1 -0,00030 0,0009615 150 750 20,846 2,085 4,0 0,0 3,0 0,0 11,0 0,11 -0,00030 0,0010316 160 800 22,235 2,224 4,0 0,0 3,0 0,0 11,0 0,11 -0,00030 0,0010317 170 850 23,625 2,363 4,0 0,0 4,0 0,0 12,0 0,12 -0,00030 0,0011818 180 900 25,015 2,501 5,0 0,1 12,0 0,1 4,0 0,04 -0,00037 0,0011819 190 950 26,404 2,640 5,0 0,1 12,0 0,1 4,0 0,04 -0,00037 0,0011820 200 1000 27,794 2,779 5,0 0,1 13,0 0,1 5,0 0,05 -0,00037 0,0013321 210 1050 29,184 2,918 5,0 0,1 13,0 0,1 5,0 0,05 -0,00037 0,0013322 220 1100 30,574 3,057 5,0 0,1 13,0 0,1 5,0 0,05 -0,00037 0,0013323 230 1150 31,963 3,196 5,0 0,1 14,0 0,1 6,0 0,06 -0,00037 0,0014824 240 1200 33,353 3,335 5,0 0,1 14,0 0,1 6,0 0,06 -0,00037 0,0014825 250 1250 34,743 3,474 5,0 0,1 15,0 0,2 7,0 0,07 -0,00037 0,0016226 260 1300 36,132 3,613 6,0 0,1 15,0 0,2 7,0 0,07 -0,00044 0,0016227 270 1350 37,522 3,752 6,0 0,1 15,0 0,2 8,0 0,08 -0,00044 0,0017028 280 1400 38,912 3,891 6,0 0,1 18,0 0,2 9,0 0,09 -0,00044 0,0019929 290 1450 40,301 4,030 6,0 0,1 18,0 0,2 10,0 0,1 -0,00044 0,0020730 300 1500 41,691 4,169 6,0 0,1 18,0 0,2 11,0 0,11 -0,00044 0,0021431 310 1550 43,081 4,308 6,0 0,1 27,0 0,3 26,0 0,26 -0,00044 0,0039132 320 1600 44,471 4,447 6,0 0,1 30,0 0,3 29,0 0,29 -0,00044 0,0043633 330 1650 45,860 4,586 6,0 0,1 30,0 0,3 30,0 0,3 -0,00044 0,0044334 340 1700 47,250 4,725 6,0 0,1 30,0 0,3 31,0 0,31 -0,00044 0,0045135 350 1750 48,640 4,864 6,0 0,1 30,0 0,3 32,0 0,32 -0,00044 0,0045836 360 1800 50,029 5,003 6,0 0,1 31,0 0,3 33,0 0,33 -0,00044 0,0047337 370 1850 51,419 5,142 6,0 0,1 31,0 0,3 36,0 0,36 -0,00044 0,0049538 380 1900 52,809 5,281 6,0 0,1 33,0 0,3 41,0 0,41 -0,00044 0,0054739 390 1950 54,199 5,420 6,0 0,1 34,0 0,3 47,0 0,47 -0,00044 0,0059840 400 2000 55,588 5,559 6,0 0,1 60,0 0,6 62,0 0,62 -0,00044 0,00901
Regangan DiametralPembacaab Dial Gaugeno waktu (detik) Tegangan (kg/cm2) Tegangan (MPa) Tegangan AxialTekanan
Sumber : Kegiatan Praktikum
Didapat pula nilai – nilai tegangan regangan dari data UCS yang berbeda
sebagai berikut
Tabel 3.2UCS Kelompok 2
8
Axial (ΔLn) Diameteral (ΔD)1 10 50 1,377410468 0,137741047 0 0 0 02 20 100 2,754820937 0,275482094 0 0 0 03 30 150 4,132231405 0,41322314 0 0 0 04 40 200 5,509641873 0,550964187 0 0 0 05 50 250 6,887052342 0,688705234 0 0 0 06 60 300 8,26446281 0,826446281 0 0 0 07 70 350 9,641873278 0,964187328 0 0 0 08 80 400 11,01928375 1,101928375 0 0 0 09 90 450 12,39669421 1,239669421 0 0 0 0
10 100 500 13,77410468 1,377410468 0 0 0 011 110 550 15,15151515 1,515151515 0 0 0 012 120 600 16,52892562 1,652892562 0 0 0 013 130 650 17,90633609 1,790633609 0 0 0 014 140 700 19,28374656 1,928374656 0 0 0 015 150 750 20,66115702 2,066115702 0 0,09 0 -0,01323529416 160 800 22,03856749 2,203856749 0 0,1 0 -0,01470588217 170 850 23,41597796 2,341597796 0 0,13 0 -0,01911764718 180 900 24,79338843 2,479338843 0,45 0,6 0,033088235 -0,08823529419 190 950 26,1707989 2,61707989 0,41 0,56 0,030147059 -0,08235294120 200 1000 27,54820937 2,754820937 0,35 0,53 0,025735294 -0,07794117621 210 1050 28,92561983 2,892561983 0,33 0,53 0,024264706 -0,07794117622 220 1100 30,3030303 3,03030303 0,31 0,53 0,022794118 -0,07794117623 230 1150 31,68044077 3,168044077 0,3 0,53 0,022058824 -0,07794117624 240 1200 33,05785124 3,305785124 0,3 0,55 0,022058824 -0,08088235325 250 1250 34,43526171 3,443526171 0,3 0,56 0,022058824 -0,08235294126 260 1300 35,81267218 3,581267218 0,3 0,58 0,022058824 -0,08529411827 270 1350 37,19008264 3,719008264 0,3 0,58 0,022058824 -0,08529411828 280 1400 38,56749311 3,856749311 0,3 0,59 0,022058824 -0,08676470629 290 1450 39,94490358 3,994490358 0,3 0,59 0,022058824 -0,08676470630 300 1500 41,32231405 4,132231405 0,3 0,6 0,022058824 -0,08823529431 310 1550 42,69972452 4,269972452 0,3 0,62 0,022058824 -0,09117647132 320 1600 44,07713499 4,407713499 0,3 0,61 0,022058824 -0,08970588233 330 1650 45,45454545 4,545454545 0,3 0,63 0,022058824 -0,09264705934 340 1700 46,83195592 4,683195592 0,3 0,63 0,022058824 -0,09264705935 350 1750 48,20936639 4,820936639 0,3 0,65 0,022058824 -0,09558823536 360 1800 49,58677686 4,958677686 0,3 0,66 0,022058824 -0,09705882437 370 1850 50,96418733 5,096418733 0,3 0,65 0,022058824 -0,09558823538 380 1900 52,3415978 5,23415978 0,3 0,65 0,022058824 -0,09558823539 390 1950 53,71900826 5,371900826 0,3 0,64 0,022058824 -0,09411764740 400 2000 55,09641873 5,509641873 0,3 0,66 0,022058824 -0,09705882441 410 2050 56,4738292 5,64738292 0,3 0,68 0,022058824 -0,142 420 2100 57,85123967 5,785123967 0,3 0,68 0,022058824 -0,143 430 2150 59,22865014 5,922865014 0,3 0,68 0,022058824 -0,144 440 2200 60,60606061 6,060606061 0,3 0,68 0,022058824 -0,1
Tegangan (Kg/cm2)Waktu (s)No Beban (Kg)Pembacaan Dial Gauge
Regangan Axial (Ԑa=ΔLn/Lo) Regangan Diameteral (Ԑl=ΔDn/Do)Mpa
Sumber :Kegiatan Praktikum
Tabel 3.3UCS Kelompok 3
Axial (Div) Axial (mm) Dial kanan (Div) Dial kanan (mm) Dial kiri (Div) Dial kiri (mm)1 10 250 1,856 0,19 0,05 0,05 2,00 0,35 0,00 0,05 -0,00037 0,001532 20 500 3,712 0,37 0,00 0,08 2,00 0,35 0,00 0,05 -0,00059 0,001533 30 750 5,567 0,56 0,00 0,14 2,00 0,37 0,00 0,05 -0,00103 0,001604 40 1000 7,423 0,74 0,00 0,18 6,00 0,33 0,00 0,05 -0,00133 0,001455 50 1250 9,279 0,93 1,00 0,25 7,00 0,32 1,00 0,07 -0,00185 0,001496 60 1500 11,135 1,11 3,00 0,30 6,00 0,33 3,00 0,09 -0,00222 0,001607 70 1750 12,990 1,30 3,00 0,35 5,00 0,31 6,00 0,19 -0,00258 0,00191
Regangan DiametralPembacaab Dial Gaugeno waktu (detik) Tegangan (kg/cm2) Tegangan (MPa) Tegangan AxialTekanan
Sumber : Kegiatan Praktikum
3.7 Analisa
Dalam kegiatan uji UCS (Uniaxial Compressive strength) diperlukan
waktu sekitar 30 detik untuk setiap pembebanan. Hal ini dikarenakan agar
distribusi gaya yang dihasilkan dapat merata ke seluruh specimen. Waktu 30
detik tersebut merupakan waktu yang sesuai standar. Namun pada saat kegiatan
praktikum waktu yang digunakan hanyalah 10 detik yang merupakan kesalahan.
Hal ini akan berdampak pada nilai σc, σE, dan nilai modulus young serta
poisson’s ratio. Selain itu terdapat juga faktor – faktor lain yang menjadi
penyebab kesalahan dalam uji UCS, seperti halnya pembacaan skala
9
pengukuran yang tidak tegak lurus, kesalahan dalam meratakan permukaan
sampel. Dengan sampel yang tidak rata (miring), akan mempengaruhi nilai dari
tegangan yang diberikan. Intinya, dalam setiap kesalahan – kesalahan yang
terjadi akan mempengaruhi tiap nilai baik dari awal (pembacaan dial) maupun
pada saat pembuatan grafik. Apabila ini terjadi nilai sifat mekanik dari sampel
yang akan dicari tidak akan tepat nilainya. Dalam hal ini adalah nilai tegangan
puncak sampel, batas elastisitas sampel, serta modulus young & poisson’s ratio
dari sampel tersebut.
3.8 Kesimpulan
Dalam kegiatan praktikum ini dilakukan percobaan sifat mekanik dengan
uji UCS (Uniaxial Compressive Strength) pada 3 sampel dengan dimensi sebagai
berikut :
- Sampel 1 (Diameter = 6,77 cm ; Tinggi = 13,54 cm ; perbandingan 1: 3)
didapat nilai kuat tekan pada tegangan puncak 46 kg/cm2, batas elastis
23 kg/cm2, Modulus young 4,87 dan poisson’s ratio sebesar 1
- Sampel 2 (Diameter = 6,8 cm ; Tinggi = 13,6 cm ; perbandingan 1 : 3)
didapat nilai kuat tekan pada tegangan puncak 61 kg/cm2 batas elastis 31
kg/cm2.
- Sampel 3 (Diameter = 6,55 cm ; Tinggi = 13,1 cm ; perbandingan 1 : 1)
didapat nilai kuat tekan pada tegangan puncak 49 kg/cm2 batas elastic 24
kg/cm2
Nilai dari sifat fisik mekanik (kuat tekan, batas elastis, modulus toung,
poisson’s ratio) didapat dari grafik. Praktikum selesai ditandai dengan hancurnya
sampel saat dilakukan uji UCS. Dari data kegiatan tersebut diolah menjadi data
seperti pada tabel 3.1 hingga tabel 3.3. Dari beberapa uji UCS ini didapat
perbedaan sifat mekanik sesuai dengan jenis, ukuran sampel tersebut
DAFTAR PUSTAKA
10
Adha, Romy. 2011. “Laporan Awal UCS”. https://www.scribd.
com/doc/177580127/Laporan-Awal-UCS#download. Diakses pada
tanggal 13 Maret 2015
Hendar, Andrianto. 2014. “Mekbat”. http://afanmining10. https://ml.scribd
.com/doc/55939819/Mekbat. Diakses pada tanggal 13 Maret 2015
Wibawa, Fauzan. 2009. “Mekanika Batuan”. https://bumih.wordpress.
com/about/. Diakses pada tanggal 13 Maret 2015
11