laporan akhir rumah sakit

82
1 LAPORAN AKHIR PENELITIAN DOSEN PEMULA TAHUN ANGGARAN 2015 ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL TRAITS DAN ENTREPRENEURIAL SKILLS TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA PELAKU USAHA DI KOTA SEMARANG Ayu Noviani Hanun,SE.,M.Si.,Akt (0623118001) Tiyani Wahyu Utami, S.Si., M.Si. (0623058801) Dibiayai Oleh: Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor: 024/K6/KM/SP2H/PENELITIAN_BATCH-1/2015, Tanggal 30 Maret 2015 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG NOVEMBER 2015

Upload: silvani

Post on 01-Feb-2016

107 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rumah sakit

TRANSCRIPT

1

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN DOSEN PEMULA

TAHUN ANGGARAN 2015

ANALISIS PENGARUH ENTREPRENEURIAL TRAITS DAN

ENTREPRENEURIAL SKILLS TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN

MAHASISWA PELAKU USAHA DI KOTA SEMARANG

Ayu Noviani Hanun,SE.,M.Si.,Akt (0623118001)

Tiyani Wahyu Utami, S.Si., M.Si. (0623058801)

Dibiayai Oleh:

Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Sesuai dengan

Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian

Nomor: 024/K6/KM/SP2H/PENELITIAN_BATCH-1/2015,

Tanggal 30 Maret 2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

NOVEMBER 2015

2

]

3

RINGKASAN

Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan data angka pengangguran di

Indonesia masih sangat tinggi. Pada tahun 2013 tercatat bahwa dari 118,19 juta

penduduk Indonesia yang masuk angkatan kerja, sebanyak 7,39 juta orang (6,25%)

adalah pengangguran. Tingginya tingkat pengangguran tersebut didominasi oleh lulusan

diploma dan sarjana dengan kisaran angka 614.479 orang (Sakernas, 2013). Para lulusan

diploma dan sarjana ini tidak mungkin akan menjadi pengangguran jika memiliki jiwa

entrepreneur. Terdapat beberapa faktor yang dapat membentuk intensi seseorang untuk

berwirausaha, yaitu Entrepreneurial Traits (ET), Entrepreunerial Skills (ES) dan

demografi.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan ET dan ES terhadap intensi

kewirausahaan pada mahasiswa pelaku bisnis di Peguruan Tinggi di Kota Semarang.

Selain itu untuk memetakan elemen-elemen ET dan ES yang menjadi faktor-faktor

pendorong intensi mahasiswa untuk berwirausaha serta untuk dapat memberikan arahan

dalam pengembangan mata kuliah kewirausahaan untuk menjelaskan pengaruh ET dan

ES dalam membentuk pelaku usaha di kalangan mahasiswa. Populasi dalam penelitian

ini adalah para mahasiswa pelaku usaha yang tersebar pada PTN dan PTS di Kota

Semarang, teknik pengambilan sample yang digunakan adalah cluster random

sampling.

Dari uji hipotesis secara simultan didapat hasil bahwa keenam variabel bebas

tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap intensi kewirausahaan. Dari uji

hipotesis secara parsial, didapatkan bahwa dari empat (4) variabel independen yang

mewakili Entrepreneurial Traits hanya variable Need for Achievement saja yang

berpengaruh positif signifikan terhadap Intensi Kewirausahaan, sedangkan dari dari

dua (2) variabel independen yang mewakili Entrepreneurial Traits, hanya variabel

Creativity saja yang berpengaruh secara positif signifikan terhadap Intensi

Kewirausahaan

Kata kunsi :

Entrepreneurial Traits, Entrepreneurial Skills dan Intensi Kewirausahaan

4

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah senantiasa melimpahkan melimpahkan rahmat, taufik serta

hidayahNya, sehingga penelitian dosen pemula dengan judul “Ananalisis Pengaruh

Entrepreneurial Traits dan Entrepreneurial Skills terhadap Intensi Kewirausahaan

Mahasiswa Pelaku Usaha di Kota Semarang.” ini telah diselesaikan dengan tingkat

penyelesaian 100%. Penelitian ini merupakan salah satu upaya yang harus dipenuhi

seorang dosen dalam rangka mewujudkan tridharma perguruan tinggi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna,

baik dalam teknik penulisan, cara penguraian masalah maupun dalam pembahasan

secara ilmiah. Semua itu tidak lepas dari kodrat penulis sebagai manusia yang selalu

mempunyai kesalahan dan kekurangan akibat keterbatasan pengetahuan serta

pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu banyak sekali bantuan moril dan materiil

baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah penulis terima dari berbagai

pihak dalam rangka penyelesaian penelitian ini. Dan melalui kesempatan ini, penulis

menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang telah

membantu dalam proses penelitian ini, yang tak mampu penulis sebutkan satu per satu.

Harapan kami bahwa penelitian ini mampu memberikan pemahaman yang baik bagi

dosen, mahasiswa dan masyarakat luas.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penulis

Ayu Noviani H.,SE.,M.Si.,Akt.

5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... I

RINGKASAN................................................................................................... Ii

PRAKATA........................................................................................................ iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... Iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…….……………………………………....... 1

1.2. Perumusan Masalah........... …...…………………………...., 3

BAB II. TINJUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori……...………........…………..….................. 4

2.2. Penelitian Terdahulu............................................................... 4

2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Hipotesis ...……............... 8

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian..................................................................... 9

3.2. Manfaat Penelitian................................................................... 9

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 10

4.2. Populasi dan Sampel .............................................................. 10

4.3. Metodologi Pengumpulan Data.............................................. 10

4.4. Tekhnik Analisis..................................................................... 11

BAB V. HASIL YANG DICAPAI 5.1 Gambaran Umum Responden………………..………………

5.2 Hasil Uji Statistik………………………………………..…..

5.3 Pembahasan …………………………………………………

14

16

23

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan .............................................................................

6.2 Saran .......................................................................................

25

26

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 28

LAMPIRAN ..............................................................................................

31

6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan suatu negara adalah mengatasi

masalah pengangguran. Dari data Badan Perencanaan Nasional (BAPPENAS)

menunjukkan angka pengangguran di Indonesia masih sangat tinggi. Pada tahun 2013

tercatat bahwa dari 118,19 juta penduduk Indonesia yang masuk angkatan kerja,

sebanyak 7,39 juta orang (6,25%) adalah pengangguran. Tingginya tingkat

pengangguran tersebut didominasi oleh lulusan diploma dan sarjana dengan kisaran

angka 614.479 orang (Sakernas, 2013), padahal mereka inilah yang diharapkan menjadi

generasi penerus yang membangun negara ini kearah yang lebih maju. Para lulusan

diploma dan sarjana ini tidak mungkin akan menjadi pengangguran jika memiliki jiwa

entrepreneur.

Entrepreneur memiliki kontribusi yang sangat besar bagi pembangunan suatu

negara. Keberadaan entrepreneur dapat membawa beberapa dampak positif, yaitu

terciptanya lapangan kerja, peningkatan pemerataan pendapatan serta peningkatan

kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Menurut McClelland (n.d.), seorang

sosiolog terkemuka, suatu negara akan maju jika terdapat entrepreneur sedikitnya

sebanyak 2% dari jumlah penduduk (dalam Suruji, 2010). Pertumbuhan jumlah

entrepreneur di Indonesia selama tiga tahun terakhir menunjukkan laju pertumbuhan

yang cepat dari 0,18% pada tahun 2010, 0,56% pada tahun 2011 dan pada tahun 2012

meningkat drastis menjadi 1,56% (Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Tahun 2012), tetapi laju pertumbuhan tersebut masih

berada dibawah angka ideal yaitu 2%.

Ironisnya , peningkatan jumlah pengangguran justru didominasi oleh

pengangguran terdidik. Hal ini mengindikasikan bahwa lulusan Perguruan Tinggi

adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada sebagai pencipta lapangan

pekerjaan (job creator. Indarti dan Langerberg (2006) menemukan bahwa tingkat

kesuksesan berwirausaha pada tingkat pendidikan universitas lebih rendah dibandingkan

dengan tingkat pendidikan sekolah menengah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

7

ada kemungkinan orientasi pendidikan atau kurikulum pendidikan ekonomi dan bisnis

di Indonesia banyak yang tidak diarahkan untuk membentuk wirausaha.

Perguruan Tinggi sepatutnya tidak lagi mengutamakan bagaimana mahasiswa

cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, tetapi harus lebih mengarahkan bagaimana

lulusan mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk itu diperlukan upaya

peningkatan intensi kewirausahaan di kalangan mahasiswa, karena menurut Fayolle,

Gailly & Lassas-Clerc (2006), intensi kewirausahaan berperan penting untuk

membentuk individu menjadi seorang entrepreneur. Krueger & Carsrud (Indarti dan

Rostiani, 2008;4), Ajzen & Fishbein; Krueger & Casrud (Kautonen & Luoto, 2008:

996) menyatakan bahwa intensi telah menjadi prediktor terbaik bagi perilaku

berwirausaha seseorang. Oleh karena itu menurut Choo & Wong (Indarti dan

Rostiani;2008: 4) intensi dapat dijadikan sebagai pendekatan dasar yang masuk akal

untuk memahami siapa-siapa yang akan menjadi wirausaha.

Intensi kewirausahaan merupakan suatu kebulatan tekad untuk melakukan

aktivitas tertentu atau menghasilkan suatu keadaan tertentu dimasa depan. Intensi adalah

motivasi seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu dan menjelaskan seberapa

keras orang tersebut bersedia mencoba dan seberapa banyak waktu dan upaya yang

dilakukan untuk memunculkan suatu perilaku. Intensi adalah merupakan harapan-

harapan, keinginan-keinginan, ambisi-ambisi, cita-cita, rencana atau sesuatu yang harus

diperjuangkan seseorang dimasa depan. Intensi berkaitan dengan indikasi akan seberapa

susah seseorang mencoba untuk memahami, merencanakan sesuatu dan melakukan

suatu perilaku tertentu (Peters & Shepherd, 2010;38). Terdapat beberapa faktor yang

dapat membentuk intensi seseorang untuk berwirausaha, yaitu entrepreneurial traits,

entrepreunerial skills dan demografi.

Entrepreneurial traits terdiri dari need for achievement (kebutuhan akan

prestasi), self efficacy (kemampuan diri), need for power, risk taking propensity

(kesediaan mengambil resiko), entrepreneurial skills terdiri dari market awareness dan

creativity, serta faktor demografi yang terdiri dari usia, jenis kelamin dan latar belakang

pekerjaan orangtua (Gurbuz & Aykol, 2008; Escan dalam Oosterbeek, Praag &

Ijsselstein, 2008).

8

Terkait dengan latar belakang tersebut, sangat diperlukan penelitian mengenai

pengaruh entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills terhadap intensi kewirausahaan

mahasiswa di Kota Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Entrepreneurial Traits berpengaruh kepada intensi kewirausahaan?

2. Apakah Entrepreneurial Skills berpengaruh kepada intensi kewirausahaan ?

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

a. Intensi Kewirausahaan

” Entrepreneurship is about individuals who create opportunities where others do

not and who attempt to exploit those opportunities through various modes of

organizing without regard to resource currently controlled” (Stevenson & Jarillo,

1990). Intensi kewirausahaan dapat diartikan sebagai proses pencarian informasi

yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembentukan suatu usaha (Katz dan

Gartner, 1998). Sesorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki

kesiapan dan kemajuan lebih baik dalam usaha yang dijalankan dibandingkan

seseorang tanpa intensi untuk memulai sebuah usaha. Terdapat beberapa faktor yag

dapat membentuk intensi seseorang untuk berwirausaha, yaitu Entrepreneriak

Traits, Entrepreneurial skills dan demografi. (Gurbuz & Aykol, 2008; Escan dalam

Oosterbeek, Praag & Ijsselstein, 2008).

b. Entrepreneurial Traits

Entrepreneurial traits terdiri dari need for achievement (kebutuhan akan prestasi),

self efficacy (kemampuan diri), need for power, risk taking propensity (kesediaan

mengambil resiko).

i. Menurut teori McClelland (1961), need for achievement merupakan orang yang

melakukan kegiatan kewirausahaan didorong oleh keinginan mendapatkan

prestasi dan pengakuan dari keluarga maupun masyarakat (dalam Kristanto,

2009, p. 14). Hasil penelitian Sengupta dan Denath (1994) dalam penelitiannya

di India menemukan bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh besar dalam

tingkat kesuksesan seorang wirausaha. Lebih spesifik, kebutuhan akan prestasi

seorang wirausaha, semakin banyak keputusan tepat yang diambil. Entrepreneur

yang memiliki need of achievement adalah pengambil resiko yang moderat dan

menyukai hal-hal yang menyediakan impact yang tepat dan cepat.

ii. Self efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuannya untuk

mengorganisasikan dan melaksanakan serangkaian perilaku yang dibutuhkan

10

untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan (Bandura, 1986). Persepsi

pribadi seperti ini memegang peranan penting dalam pengembangan intensi

seseorang. Cromie (2000) menjelaskan bahwa efikasi diri mempengaruhi

kepercayaan seseorang pada tercapai atau tidaknya tujuan yang sudah

ditetapkan. Lebih rinci Bandura (1986) menjelaskan empat cara untuk mencapai

efikasi diri. Pertama , pengalaman sukses yang terjadi berulang-ulang, Kedua,

pengamatan secara langsung. Ketiga, persuasi sosial seperti diskusi yang

persuasif dan balikan kerja yang spesifik.Keempat, penilaian terhadap status

psikologis yang dimiliki.

iii. Menurut Escan, Need for power merupakan kebutuhan untuk memiliki kontrol

atas orang lain dan untuk mempengaruhi perilaku mereka, need for power

menunjukkan bahwa seseorang dapat mempengaruhi dan mengontrol orang lain

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

iv. Risk taking propensity mencerminkan kemampuan seseorang untuk menangani

ketidakpastian dan kemauan untuk mengambil resiko kerugian.

c. Entrepreneurial Skills

entrepreneurial skills terdiri dari market awareness dan creativity, (Gurbuz &

Aykol, 2008; Escan dalam Oosterbeek, Praag & Ijsselstein, 2008).

i. Creativity merupakan kemampuan untuk menerapkan menerapkan pandangan

dari perspektif yang berbeda dan untuk melihat serta mencoba kemungkinan-

kemungkinan yang baru berdasarkan pengamatan terbuka yang ada di dalam

lingkungan sekitar.

ii. Market awareness merupakan kemampuan untuk memperkirakan kebutuhan

pelanggan dan menghubungkannya ke dalam suatu bisnis, di mana mereka

mengetahui apa yang terjadi di pasar, baik dari segi kebutuhan pelanggan

maupun posisi pesaing (dalam Oosterbeek, Praag & Ijsselstein, 2008)

d. Faktor Demografi

Faktor demografi terdiri dari usia dan jenis kelamin dan latar belakang pekerjaan

orangtua (Gurbuz & Aykol, 2008; Escan dalam Oosterbeek, Praag & Ijsselstein,

2008).

11

i. Usia

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinha (1996) di India, menunjukkan bahwa

hamper sebagian besar wirausaha yang sukses adalah mereka yang berusia

relative muda. Hal ini senada dengan Reynolds et al (2000) yang menyatakan

bahwa seseorang berusia 25-44 tahun adalah usia paling aktif untuk

berwirausaha di Negara-negara Barat. Hasil penelitian di Indonesia terhadap

wirausaha warnet, membuktikan bahwa usia wirausaha berkorelasi signifikan

terhadap kesuksesan usaha yang dijalankan (Kristiansen et al, 2003)`

ii. Jenis Kelamin

Pengaruh jender atau jenis kelamin terhadap intensi seseorang menjadi

wirausaha telah banyak di teliti. Mahasiswa laki-laki memiliki intensi yang lebih

kuat dibandingkan mahasiswa perempuan. Mazzarol et al.,(1999) membuktikan

bahwa perempuan cenderung kurang menyukai untuk membuka usaha baru

dibandingkan kaum laki-laki. Kolvereid (1996) menemukan bahwa laki-laki

terbukti memiliki intensi kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan

perempuan. Schiller dan Crawson (1997) menemukan adanya perbedaan yang

signifikan dalam hal kesuksesan usaha dan kesuksesan dalam berwirausaha

antara perempuan dan laki-laki.

iii. Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua

Hubungan orang tua secara umum sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan anak. Pekerjaan orang tua merupakan faktor pembentuk karakter

kewirausahaan seseorang. Orang tua cendrung menginginkan anaknya lebih

sukses dari dirinya. Scott dan Twomey (1988) meneliti beberapa faktor seperti

pengaruh orangtua dan pengalaman kerja yang akan mempengaruhi persepsi

seseorang terhadap suatu usaha dan sikap orang tersebut terhadap keinginannya

untuk menjadi karyawan atau wirausaha. Jika kondisi sosial seseorang pada saat

berusia muda kondusif untuk kewirausahaan dan memiliki pengalaman yang

positif terhadap sebuah usaha, maka dapat dipastikan orang tersebut mempunyai

gambaran yang baik tentang kewirausahaan.

12

2.2 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa beberapa faktor penentu intensi

kewirausahaan, diantaranya :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu mengenai Faktor Penentu Intensi Kewirausahaan

No. Peneliti Hasil Penelitian

1. Turker & Selcuk (2008) pendidikan kewirausahaan dan dukungan struktural

dalam bentuk kolaborasi dari semua sektor dalam

masyarakat mempengaruhi seseorang untuk

berwirausaha

2. Indarti & Rostiani (2008) Berdasarkan hasil dari penelitian, efikasi diri (self

efficacy) mempengaruhi intensi berwirausaha

mahasiswa Indonesia dan Norwegia, namun kebutuhan

akan prestasi atau need for achievement, umur dan

gender tidak terbukti secara signifikan sebagai prediktor

intensi kewirausahaan

3. Hermina, Novieyana & Zain (2011) dukungan keluarga merupakan faktor membentuk minat

berwirausaha dan kondisi peluang bisnis sangat

mendukung minat untuk menjadi wirausaha di mana

kodisi peluang bisnis dapat dikategorikan ke dalam

faktor creativity.

4. Wibowo (2011) bahwa faktor pembelajaran di lingkungan sekolah

memiliki pengaruh paling tinggi terhadap minat

mahasiswa

5. Hamidi, Wennberg & Berglund

(2008)

adanya pengaruh yang kuat antara kreativitas

(creativity) dan intensi kewirausahaan

6. Xue, David & Liang (2011),

menyatakan bahwa siswa akan memilih untuk menjadi

pengusaha asalkan ada kebutuhan untuk berprestasi

(need for achievement), latar belakang bisnis keluarga

dan pengaruh subjektif.

7. Saravanakumar & Saravanan (2012) persentase para mahasiswa untuk berwirausaha masih

relatif rendah, di mana hanya 26,8% dari mereka yang

berkeinginan untuk menjadi seorang entrepreneur

setelah lulus kuliah dan 29,6% dari mereka memilih

untuk bekerja, 21% memilih untuk bekerja dan bisnis

paruh waktu (part time), 15% melanjutkan studi dan

7,6% menggambarkan niat karirnya secara garis besar

Sumber : Berbagai pustaka

Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti intensi kewirausahaan di kalangan

mahasiswa. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini berfokus pada intensi

kewirausahaan yang merupakan niat seorang mahasiswa untuk berwirausaha, sedangkan

pada penelitian sebelumnya ada beberapa yang meneliti minat kewirausahaan yang

13

merupakan suatu ketertarikan mahasiswa pada kewirausahaan. Populasi dari penelitian

ini adalah mahasiswa pelaku usaha yang tersebar di PTS dan PTN di Kota Semarang

2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis yang dikembangkan dalam penelitian ini mengacu

pada telaah pustaka yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya. Berdasarkan uraian

dan penjelasan tersebut, maka kerangka kerangka pemikiran teoritis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah seperti pada Gambar 2.1 di bawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Hipotesis

H1 : Need for Achievement berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan

H2 : Self Efficacy berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan

H3 : Need for Power berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan

H4 : Risk Taking Propensity berpengaruh positif terhadapa intensi kewirausahaan

H5 : Creativity berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan

H6 : Market Awareness berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan

Entrepreneurial Traits :

1. Need for Achievement (H1)

2. Self Efficacy (H2)

3. Need for Power (H3)

4. Risk Taking Propensity (H4)

Intensi Kewirausahaan

Entrepreneurial Skills :

1. Creativity (H5)

2. Market Awareness (H6)

14

BAB 3

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Entrepreneurial Traits (ET)

dan Entrepreneurial Skills (ES) terhadap intensi kewirausahaan pada

mahasiswa pelaku bisnis di Peguruan Tinggi di Kota Semarang.

2. Untuk memetakan elemen-elemen ET dan ES menjadi faktor-faktor pendorong

intensi mahasiswa untuk berwirausaha.

3. Hasil penelitian dapat memberikan arahan dalam pengembangan mata kuliah

kewirausahaan untuk menjelaskan pengaruh ET dan ES dalam membentuk

pelaku usaha di kalangan mahasiswa.

3.2 Manfaat

1. Membantu program pemerintah untuk meningkatkan jumlah wirausaha di

Indonesia, salah satunya adalah melalui pendidikan kewirausahaan di

universitas.

2. Selain itu, penelitian ini juga dapat memberikan manfaat dan masukan kepada

universitas mengenai dampak pendidikan kewirausahaan terhadap intensi

kewirausahaan mahasiswa.

3. Memberi masukan sistem pengajaran kewirausahaan untuk memasukkan unsur

entreprenuerial traits dan entrepreneurial skill

15

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari jawaban para

responden terhadap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Data yang diperlukan

adalah jawaban responden mengenai entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills

terhadap intensi kewirausahaan.

4.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa pelaku bisnis di PTN dan

PTS di Kota Semarang, dari semua program studi. Alasan pengambilan sampel dari

kelompok mahasiswa pelaku usaha ini adalah bahwa mereka adalah orang yang mencari

peluang melalui kreativitas dan keberanian untuk menjadi pribadi yang mandiri.

Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah cluster random sampling.

Metode ini digunakan untuk menjaga keterwakilan dari setiap Perguruan Tinggi Negeri

(PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) serta antara Fakultas Ekonomi dengan

Fakultas non Ekonomi. Penekanan ini dimaksudkan agar di peroleh keseimbangan data

ketika dilakukan pengujian.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei

dengan kuesioner (self report). Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data

tanggapan responden mengenai dimensi intensi kewirausahaan diregresikan dengan

entrepreneurial traits dan entrepreneurial skills, yang terdiri dari need for achievement

(kebutuhan akan prestasi), self efficacy (efikasi diri), need for power, risk taking

propensity (kesediaan mengambil resiko), dari creativity dan market awareness.

Pernyataan-pernyataan dalam angket tertutup dibuat dengan menggunakan skala

konvensional 1 – 7 untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau

nilai sebagai berikut:

Untuk kategori pernyataan dengan jawaban tidak setuju/sangat setuju:

Tidak setuju Sangat setuju

1 2 3 4 5 6 7

16

Jawaban kuesioner yang diharapkan adalah dengan memberikan tanda (√) pada

7 skala sikap yang dirasakan paling benar oleh responden atas pertanyaan – pertanyaan

dalam kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala pengukuran ordinal.

Penggunaan skala 1 – 7 dalam penelitian ini dikarenakan kebiasaan kita dengan angka 1

– 7 dalam kehidupan sehari – hari serta untuk mendapatkan data yang bersifat universal

untuk menghindari kategori tidak tahu dari responden.

4.4. Teknik Analisis

4.4.1. Gambaran Umum Responden dan Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini, populasi sasaran adalah sebanyak 120 orang mahasiswa

pelaku usaha. Jumlah sampel yang harus dipenuhi untuk menguji hipotesis ditentukan

menggunakan rumus yang telah didemonstrasikan Slovin (1960)m bahwa menentukan

ukuran sampel suatu populasi dengan formula

n = N

N(d)2 +1

n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95% atau sig. = 0,05.

Misalnya, jumlah populasi adalah 12, dan tingkat kesalahan yang dikehendaki adalah

5%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :

N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23, dibulatkan 95

Sedangkan Frankel dan Wallen (1993:92) menyarankan besar sampel minimum untuk

Penelitian deskriptif sebanyak 100, maka kami akan mnggunakan sampel minimal 100.

orang mahasiswa pelaku usaha.

4.4.2. Uji Kualitas Data

Menurut Hair et al (1996), kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan

instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji reliabilitas dan validitas. Pengujian

tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang

dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Ada dua jenis uji kualitas data yang

dilakukan dalam penelitian ini:

17

(1) Uji konsistensi internal (reliabilitas) dimaksudkan untuk menguji konsistensi

kuesioner dalam mengukur konstruk yang sama jika dilakukan pengukuran

kembali dari waktu ke waktu oleh orang lain (Imam Ghozali, 2001).

Pengujian ini dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach Alpha dari

masing-masing instrumen dalam satu variabel. Instrumen dapat dikatakan

handal (reliabel) bila memiliki koefisien Cronbach Alpha lebih dari 0,6

(Nunally, 1978).

(2) Uji validitas konstruk (konstruct validity) digunakan untuk mengukur sah atau

tidaknya suatu kuesioner dalam mengukur suatu konstruk (Imam Ghozali,

2001). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji homogenitas data

dengan uji korelasional antara skor masing-masing butir dengan skor total.

4.4.3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa

data terbebas dari gejala-gejala asumsi klasik. Untuk itu dilakukan uji asumsi klasik

yang meliputi (a) uji multikolinearitas, yaitu dengan cara menganalisis nilai VIF, (b) uji

autokorelasi, yaitu dengan cara memperhatikan nilai Durbin Watson (DW), (c) uji

heteroskedastisitas, yaitu dengan cara melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada

grafik scatterplot, serta (d) uji normalitas, yaitu dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari

residualnya.

4.4.4. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesa dalam penelitian ini, digunakan model analisa regresi

berganda. Dalam analisa tersebut, ukuran kinerja perusahaan diregresikan dengan

orientasi kewirausahaan dan strategi bisnis yang terdiri dari cost leadership, marketing

differentiation dan innovative differentiation. Model persamaan regresi berganda yang

mewakili analisa tersebut adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Dimana :

Y = Intensi Kewirausahaan

X1 = Need for Achievement

X2 = Self Efficacy

18

X3 = Need for Power

X4 = Risk Taking Propensity

X5 = Creativity

X6 = Market Awareness

a = konstanta

b1, b2, b3, b4m b5, b6 = koefisien regresi

e = error

Prosedur pengujian untuk masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut:

Uji parsial (koefisien regresi) atau disebut dengan uji t, yaitu untuk menguji signifikansi

konstanta dan variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara

individu apakah berpengaruh terhadap nilai variabel dependen (Imam Ghozali, 2001).

Untuk pengujian ini dilakukan dengan melihat probabilitas uji parsial pada tabel

coefisient significant pada output tabel Anova yang dihasilkan dengan bantuan program

aplikasi SPSS, dimana jika nilai probabilitas (p value) < 0,05, maka hipotesis nol ditolak

(koefisien regresi signifikan) dan hipotesis alternatif 1 sampai 6 yang dinyatakan dalam

penelitian ini diterima, pada tingkat signifikansi 5 % (lima persen).

19

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Responden

Dari 120 kuesioner yang disebarkan, hanya kembali sebanyak 115 kuesioner.

Kemudian setelah diteliti, ternyata kuesioner yang layak dipakai dalam penelitian hanya

102, sedangkan 13 kuesioner tidak lengkap.

Tabel 5.1

Penerimaan Kuesioner

No PTN/PTS/Komunitas Kuesioner

disebar

Kuesioner

kembali &

lengkap

%

Kembali

& lengkap

1. Universitas Diponegoro 25 22 88 %

2. Politeknik Negeri Semarang 25 24 96 %

3. Universitas Muhammadiyah Semarang 25 23 92 %

4. Universitas STIKUBANK 15 13 65 %

5. Komunitas Moslem Entrepreneur Semarang

(MESEM)

15 10 66,6 %

6. Komunitas Jaringan Rumah Usaha 15 10 66,6 %

Jumlah 120 102 85 %

Sumber : Data diolah (2015)

Setelah di klasifikasikan menurut kuesioner-kuesioner yang telah diisi dan

dikembalikan, nama-nama PTN/PTS, maka didapatkan data asal institusi responden

adalah sebagai berikut :

Tabel 5.2

Asal PTN/PTS Responden

No Nama PTN/PTS Keterangan Jumlah %

1. Universitas Diponegoro PTN 22 21,6 %

2. Politeknik Negeri Semarang PTN 24 23,6 %

3. Universitas Muhammadiyah Semarang PTS 23 22,5 %

4. Universitas STIKUBANK PTS 13 12,8 %

5. Universitas Dian Nuswantoro PTS 3 3 %

6. Universitas Islam Sultan Agung PTS 4 4 %

7. Universitas PGRI Semarang PTS 6 5,8 %

8. Stikes Panti Wilasa PTS 1 0,9 %

9 Sekolah Tinggi Ilmu Komputer PTS 3 2,9 %

10. Universitas Semarang PTS 3 2,9 %

Total 102 100 %

Sumber : Data yang diolah (2015)

20

Tampak dari halaman sebelumnya bahwa asal institusi responden di dominasi

oleh responden dari Universitas Diponegoro (UNDIP), Politeknik Negeri Semarang

(POLINES), Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) dan Universitas

STIKUBANK (UNISBANK)

Tabel 5.3

Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin

Keterangan Jumlah Persentase

Laki- Laki 45 44,1 %

Perempuan 57 55,9 %

Total 102 100%

Sumber : Data yang diolah (2015)

Sebaran reponden menurut jenis kelamin menunjukkan mayoritas perempuan dengan

jumlah 55,9 % dan laki-laki sebanyak 44,1 %.

Tabel 5.4

Sebaran Responden Menurut Lama Usaha

Umur Usaha Jumlah Persentase

1 - 6 bulan 31 30,4 %

7 - 12 bulan 33 32,4 %

1 – 3 tahun 34 33,3 %

> 3 tahun 4 3,9 %

Total 102 100 %

Dari data tersebut dapat disimpulkan umur usaha mayoritas adalah 1-3 tahun

sebanyak 33,3%, yang paling minoritas adalah umur usaha lebih dari 3 tahun sebanyak

3,9 %.

Tabel 5.5

Sebaran Jenis Usaha Responden

No Jenis Usaha Jumlah Persentase

1 Kuliner 12 11,8 %

2 Fashion 44 43,1 %

3 Pulsa 4 3,9 %

4 Desain grafis 6 5,9 %

5 Pendidikan 4 3,9 %

6 Produsen barang 4 3,9 %

7 Peternakan 1 0,98 %

8 Konstruksi/Properti 2 1,96 %

21

9 Rosok 1 0,98 %

10 Sewa 3 2,9 %

11 Fotografi 3 2,9 %

12 Laundry 2 1,96 %

13 Event Organizer 1 0,98 %

14 Make Up 1 0,98 %

15 Tour & Travel 3 2,9 %

16 Dagang lainnya 10 9,8 %

Jumlah 102 100 %

Sumber : Data yang diolah (2015)

Berdasarkan jenis usaha, ada sekitar 16 jenis usaha yang dijalankan oleh para

mahasiswa tersebut. Mayoritas di dominasi dengan usaha konveksi/fashion sebanyak

43,1 % dan usaha kuliner sebanyak 11,8 % dan usaha dagang lainnya sebanyak 9,8%.

Tabel 5.6

Sebaran Responden Menurut Omset

Omset Jumlah Persentase

0 > 1 juta 30 29,5 %

1 juta – 3 juta 51 50 %

3 juta – 5 juta 8 7,8 %

> 5 juta 13 12,7 %

Total 102 100%

Sumber : Data yang diolah (2015)

Mayoritas nilai omset yang diperoleh oleh para mahasiswa tersebut perbulannya adalah

Rp.1.000.000, s/d Rp.3.000.000,- sebanyak 50% dan beromset minmal Rp.1.000.000,-

/bulannya adalah sebanyak 29,5%.

5.2 HASIL UJI STATISTIK

5.2.1 Uji Kualitas Data

a. Uji Reabilitas

Uji konsistensi internal (reliabilitas) dimaksudkan untuk menguji konsistensi

kuesioner dalam mengukur konstruk yang sama. Pengujian ini dilakukan dengan

menghitung koefisien Cronbach Alpha dari masing-masing instrumen dalam satu

variabel.

Variabel X1 memiliki empat item pertanyaan (instumen). Instrumen dapat

dikatakan handal (reliabel) bila memiliki koefisien Cronbach Alpha lebih dari 0,6.

22

Setelah diolah dengan menggunakan SPSS diperoleh koefisien Cronbach Alpha

sebesar 0,439 kurang dari 0,6 maka dapat disimpulkan instrumen pada variabel

X1 belum dikatakan handal (reliabel). Kemudian dilakukan pengulangan pada

penggolahan data tanpa melibatkan pertanyaan ke-empat, sehingga diperoleh

koefisien Cronbach Alpha sebesar 0,648 lebih dari 0,6 maka dapat disimpulkan

ketiga pertanyaan (instrumen) pada variabel X1 dikatakan reliabel. Dari hasil

perhitungan statistik menggunakan SPSS, diperoleh hasil perhitungan koefisien

Cronbach Alpha pada masing-masing variabel disajikan seperti tabel berikut :

Tabel 5.7

Nilai Uji Reabilitas

Variabel koefisien

Cronbach

Alpha

Banyaknya

pertanyaan

(instrumen)

Ket

X1 0,648 3 Reliabel

X2 0,745

3 Reliabe

l

X3 0,769 4 Reliabel

X4 0,845 4 Reliabel

X5 0,774 4 Reliabel

X6 0,780 4 Reliabel

Y 0,789 3 Reliabel

Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS

Berdasarkan tabel uji reabilitas, diperoleh koefisien Cronbach Alpha pada masing-

masing variabel lebih dari 0,6 jadi dapat disimpulkan bahwa kuesioner (sebanyak 3

pertanyaan) pada variabel X1 reliabel, semua kuesioner pada variabel X2, X3, X4,

X5, X6 dan variabel dependen (Y) dikatakan reliabel.

b. Uji Validitas

Uji validitas konstruk (construct validity) digunakan untuk mengukur sah atau

tidaknya suatu kuesioner dalam mengukur suatu konstruk. Uji validitas pada

penelitian ini dilakukan dengan membandingkan r _hitung (hasil pengurangan antara

Corrected Item dengan Total Correlation) dengan r_tabel. Suatu item pertanyaan

dikatakan VALID jika r_hitung lebih besar dari r_tabel. Dari jumlah sampel 102

23

diperoleh df = 100 sehingga r_tabel = 0,16. Dari hasil perhitungan statistik

menggunakan SPSS, diperoleh hasil r_hitung (perhitungan Corrected Item dikurangi

Total Correlation) untuk item pertanyaan pada masing-masing variabel disajikan

seperti tabel berikut :

Tabel 5.8

Nilai Uji Validitas

Variabel

r_hitung Ket

X1 Pertanyaan 1 0,447 VALID

Pertanyaan 2 0,446 VALID

Pertanyaan 3 0,501 VALID

X2 Pertanyaan 1 0,545 VALID

Pertanyaan 2 0,576 VALID

Pertanyaan 3 0,594 VALID

X3 Pertanyaan 1 0,601 VALID

Pertanyaan 2 0,662 VALID

Pertanyaan 3 0,610 VALID

Pertanyaan 4 0,423 VALID

X4 Pertanyaan 1 0,657 VALID

Pertanyaan 2 0,756 VALID

Pertanyaan 3 0,710 VALID

Pertanyaan 4 0,612 VALID

X5 Pertanyaan 1 0,509 VALID

Pertanyaan 2 0,681 VALID

Pertanyaan 3 0,656 VALID

Pertanyaan 4 0,534 VALID

X6 Pertanyaan 1 0,499 VALID

Pertanyaan 2 0,717 VALID

Pertanyaan 3 0,653 VALID

Pertanyaan 4 0,507 VALID

Y Pertanyaan 1 0,691 VALID

24

Pertanyaan 2 0,642 VALID

Pertanyaan 3 0,628 VALID

Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS

Berdasarkan Tabel uji validitas maka dapat disimpulkan semua pertanyaan

(kuesioner) pada masing-masing variabel dikatakan VALID karena r_hitung pada

masing-masing item pertanyaan lebih besar dari pada r_tabel = 0,16.

5.2.2 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinieritas dapat dilihat dengan menganalisis Variance

Inflation Factor (VIF) nya. Data dapat dikatakan terbebas dari

multikolinieritas jika nilai VIF < 10. Dari hasil perhitungan statistik

menggunakan SPSS, diperoleh hasil perhitungan multikolineritas disajikan

seperti tabel dibawah ini.

Tabel 5.9

Nilai Uji Multikolinearitas

Variabel VIF

(1) (2)

X1 1,320

X2 1,291

X3 1,065

X4 1,151

X5 1,478

X6 1,530

Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS

Dari tabel 4.15 yang berdasarkan hasil output coefficients diketahui bahwa nilai

VIF untuk beberapa variabel independen terhadap varibel kesadaran nilainya antara

1-10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas

dalam model regresi.

25

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dikatakan ada problem

autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi kita

menggunakan nilai Durbin Watson.

Hipotesis yang akan diuji adalah :

Ho : tidak ada autokorelasi

Ha : ada autokorelasi

Berdasarkan hasil output Model Summary diperoleh nilai Durbin Watson =

1,933. Salah satu kriteria pengambilan keputusan Ho tidak ditolak adalah jika du < d

< 6 – du. Dimana du diperoleh dari tabel statistik dan nilai 6 adalah jumlah variable

independent. Nilai Durbin Watson dibandingkan dengan nilai table (du) dengan

menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sampel 102 dan jumlah variable

independent 6 sehingga nilai table du = 1.65. Karena du=1.65 < Durbin Watson =

1.933 < 6 – 1.65, maka dinyatakan bahwa tidak menolak Ho. Jadi dapat disimpulkan

bahwa data tidak terjadi autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas

adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent)

yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika titik–titik membentuk pola tertentu

yang teratur seperti bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas serta

titik–titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS scatterplot

menunjukan bahwa titik-titik (yang menggambarkan data) menyebar secara acak,

tidak membentuk pola tertentu yang jelas. Jadi, dapat disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi.

d. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah residual dari data berdistribusi normal atau tidak,

maka dilakukan pengujian dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS

26

yang hasilnya dapat dilihat pada hasil output SPSS. Proses uji normalitas data dapat

juga dilakukan dengan memperhatikan penyebaran data (titik) P-P Plot of Regresion

Standardized Residual dan didapatkan hasil dari pengolahan komputer .

Dari Grafik normal P-P of Regresion Standardized Residual menunjukkan

bahwa residual dari data memiliki titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat dikatakan bahwa

residual berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi

normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

5.2.3 Analisis Regresi Berganda

Model persamaan regresi berganda yang mewakili analisa tersebut adalah

sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Dimana :

Y = Intensi Kewirausahaan

X1 = Need for Achievement

X2 = Self Efficacy

X3 = Need for Power

X4 = Risk Taking Propensity

X5 = Creativity

X6 = Market Awareness

a = konstanta

b1, b2, b3, b4, b5, b6 = koefisien regresi

e = error

Tabel 5.10

Koefisien Regresi

Variabel Koefisien

(1) (2)

A 1,516

b1 0,469

b2 -0,039

b3 0,025

b4 -0,034

b5 0,225

b6 0,119

27

Sumber :Hasil olahan data primer

Dari tabel diatas, dapat ditulis persamaan regresi linier berganda yang sebagai

berikut:

Ŷ = 1,516 + 0,469 X1 – 0,039X2+0,025 X3 – 0,034X4+0,225 X5+ 0,119 X6

a. Uji F (Uji Hipotesis secara Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara variable

bebas (X) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y). Adapun langkah-

langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis

Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = 0 (tidak terdapat pengaruh antara X1,

X2, X3, X4, X5, X6, secara bersama-sama berpengaruh terhadap Y).

H1 : Paling sedikit ada satu nilai βi ≠ 0 (artinya minimal ada satu

variabel bebas yang berpengaruh terhadap Y )

2. Tingkat signifikansi = 0.05

3. Daerah kritis

Ho diterima jika F hitung ≤ F(k) (n-k-1)

Ho ditolak jika F hitung ≥ F(k) (n-k-1)

Di sini n = banyaknya pengamatan

k = banyaknya variabel bebas

4. Statistik uji

F0=

Tabel 5.11

Nilai Anova

Sumber Db JK KT F hitung Sig

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Regresi 6 22.598 3.766 8.948 0,000

Galat 95 39.986 0.421

Total 101 62.584

Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS

28

Dari tabel diatas yang berdasarkan hasil output Anova didapat nilai F hitung

sebesar 8.948 sedangkan nilai F tabel didapat dari tabel F ( = 0.05) dengan db

regresi = 6 dan db galat = 95. Oleh karena itu nilai Sig = 0,000 < 0,05 = , maka

dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak artinya minimal ada satu variabel bebas yang

berpengaruh terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

b. Uji t (Uji Hipotesis secara Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel

bebas (X1, X2, X3, X4, X5, X6 ) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

Berdasarkan hasil output Coefficients dan tabel t diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5.12

Uji t (uji hipotesis secara parsial)

Variabel Uji t Sig Keterangan

(1) (2) (3) (4)

X1 3,525 0,001 < 0.05

X2 -0,705 0,483 > 0.05

X3 0,405 0,687 > 0.05

X4 -0,643 0,522 > 0.05

X5 2,375 0,020 < 0.05

X6 1,256 0,212 > 0.05

Sumber : Hasil Olahan Data primer, SPSS

b.1 Need for Achievement (X1)

Perumusan Hipotesis :

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Need for Achievement (X1)

secara parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Need for Achievement (X1)secara

parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel sarana (X1),

diperoleh nilai thitung = 3,525 dengan signifikansi t sebesar 0.001. Dengan

29

menggunakan signifikansi α = 0.05, maka signifikansi t < α (0,05). Dengan

demikian dapat diambil kesimpulan tolak Ho atau ada pengaruh yang signifikan

antara Need for Achievement (X1) secara parsial terhadap Intensi

Kewirausahaan (Y).

b.2 Self Efficacy (X2)

Perumusan Hipotesis :

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Self Efficacy (X2) secara

parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Self Efficacy (X2) secara parsial

terhadap Y.

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Self Efficacy (X2),

diperoleh nilai thitung = -0,705 dengan signifikansi t sebesar 0.483. Dengan

menggunakan signifikansi α = 0.05, maka signifikansi t > α (0,05). Dengan

demikian dapat diambil kesimpulan terima Ho atau tidak ada pengaruh yang

signifikan antara Self Efficacy (X2) secara parsial terhadap Intensi

Kewirausahaan (Y).

b.3 Need for Power (X3)

Perumusan Hipotesis :

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Need for Power (X3) secara

parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Need for Power (X3) secara parsial

terhadap Y.

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Need for Power (X3),

diperoleh nilai thitung = 0,405 dengan signifikansi t sebesar 0.687. Dengan

menggunakan signifikansi α = 0.05, maka signifikansi t > α (0,05). Dengan

demikian dapat diambil kesimpulan terima Ho atau tidak ada pengaruh yang

signifikan antara Need for Power (X3) secara parsial terhadap Intensi

Kewirausahaan (Y).

30

b.4 Risk Taking Propensity (X4)

Perumusan Hipotesis :

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Risk Taking Propensity (X4)

secara parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Risk Taking Propensity (X4) secara

parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Risk Taking

Propensity (X4), diperoleh nilai thitung = -0,643 dengan signifikansi t sebesar

0.522. Dengan menggunakan signifikansi α = 0.05, maka signifikansi t > α

(0,05). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan terima Ho atau tidak ada

pengaruh yang signifikan antara Risk Taking Propensity (X4) secara parsial

terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

b.5 Creativity (X5)

Perumusan Hipotesis :

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Creativity (X5) secara parsial

terhadap Y.

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara Creativity (X5) secara parsial

terhadap Y.

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Creativity (X5),

diperoleh nilai thitung = 2,375 dengan signifikansi t sebesar 0.020. Dengan

menggunakan signifikansi α = 0.05, maka signifikansi t < α (0,05). Dengan

demikian dapat diambil kesimpulan tolak Ho atau ada pengaruh yang

signifikan antara Creativity (X5) secara parsial terhadap Intensi Kewirausahaan

(Y). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamidi, Wennberg

dan Berglund (2008)

b.6 Market Awareness (X6)

Perumusan Hipotesis :

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Market Awareness (X6) secara

parsial terhadap Intensi Kewirausahaan (Y).

31

H1 : Ada pengaruh signifikan antara Market Awareness (X6) secara parsial

terhadap Y.

Hasil perhitungan statistik diperoleh untuk variabel Market Awareness (X6),

diperoleh nilai thitung = 1,256 dengan signifikansi t sebesar 0.212. Dengan

menggunakan signifikansi α = 0.05, maka signifikansi t > α (0,05). Dengan

demikian dapat diambil kesimpulan terima Ho atau tidak ada pengaruh yang

signifikan antara Market Awareness (X6) secara parsial terhadap Intensi

Kewirausahaan (Y

32

BAB VII.

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan dengan data yang diperoleh dari hasil kuesioner untuk meneliti pengaruh

entrepreneuriual traits dan entrepreneurial skills terhadap intensi kewirausahaan, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebaran reponden menurut jenis kelamin menunjukkan mayoritas perempuan dengan

jumlah 55,9 % dan laki-laki sebanyak 44,1 %.

2. Dari data tersebut dapat disimpulkan umur usaha mayoritas adalah 1-3 tahun

sebanyak 33,3%, yang paling minoritas adalah umur usaha lebih dari 3 tahun

sebanyak 3,9 %.

3. Berdasarkan jenis usaha, ada sekitar 16 jenis usaha yang dijalankan oleh para

mahasiswa tersebut. Mayoritas di dominasi dengan usaha konveksi/fashion sebanyak

43,1 % dan usaha kuliner.sebanyak 11,8 %.

4. Mayoritas nilai omset yang diperoleh oleh para mahasiswa tersebut perbulannya

adalah Rp.1.000.000,- Rp.3.000.000,- sebanyak 50 % dan beromset lebih dari

Rp.5.000.000,-/bulan sebanyak 12,7%.

5. Dari uji hipotesis secara simultan, didapatkan bahwa nilai F hitung sebesar 8.948

sedangkan nilai F tabel didapat dari tabel F ( = 0.05) dengan db regresi = 6 dan db

galat = 95. Oleh karena itu nilai Sig = 0,000 < 0,05 = , maka dapat disimpulkan

bahwa Ho ditolak artinya minimal ada satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap

Intensi Kewirausahaan (Y).

6. Dari uji hipotesis secara parsial, didapatkan bahwa dari empat (4) variabel

independen yang mewakili Entrepreneurial Traits ; Need for Achievement (kebutuhan

akan prestasi), Self Efficacy (efikasi diri), Need for Power, Risk Taking Propensity

(kesediaan mengambil resiko), saja yang berpengaruh secara parsial terhadap Intensi

Kewirausahaan. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Xue, David

dan Liang (2011),

33

7. Dari dua (2) variabel independen yang mewakili Entrepreneurial Traits, yaitu :

Creativity dan Market Awareness, hanya variabel Creativity saja yang berpengaruh

pada Intensi Kewirausahaan. Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hamidi, Wennberg dan Berglund (2008).

34

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. (1986). Social foundation of thought and action: a social cognitive theory.

Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Brown, U.J., Beale, R.L. & White-Johnson, S. (2011). Perceptions of entrepreneurial

intentions & risk propensity: Self reliance and self efficacy in college students to encourage

knowledge. Review of Business Research, 11(5), 169-177.

Cromie, S., 2000.”Assesing Entrepreneurial Inclinations: Some Approaches and Empirical

Evidence”.European Journal of Work and Organizational Psychology 9 (1):7-30

Fayolle, A., Gailly B. & Lassas-Clerc, N. (2006). Assessing the impact of entrepreneurship

education programmes: A new methodology. Journal of European Industrial Training,

30(9), 701-720.

Gurbuz, G., & Aykol, S. (2008). Entrepreneurial intentions of young educated public in

Turkey. Journal of Global Strategic Management, 4(1), 47-56.

Hamidi, D.Y., Wennberg, K. & Berglund, H. (2008). Creativity in entrepreneurship

education. Journal of Small Business and Enterprise Development, 15(2), 304-320.

Hassan, R.A. & Wafa, S.A. (n.d). Predictors towards entrepreneurial intention: A malaysian

case study. Asian Journal of Business and Management Sciences, 1(11), 01-10.

Hermina, U.N., Novieyana, S. & Zain, D. (2011). Pengaruh mata kuliah kewirausahaan

terhadap minat mahasiswa menjadi wirausaha. Jurnal Eksos, 7(2), 130-141.

Indarti, N. & Rostiani, R. (2008). Intensi kewirausahaan mahasiswa: Studi perbandingan

antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Indonesia, 23(4), 1-26.

Indonesia. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.

(2012). Entrepreneur selalu siap hadapi perubahan. Retrieved September 4, 2012, from

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=885:menkop-

ukm-entrepeneur-selalu-siap-hadapi-perubahan&catid=50:bind-berita&Itemid=97.

Kolvereid, L.,1996.”Prediction of Employment Status Choice Intentions”, Entrepreneurship

Theory and Practice 21 (1): 47-57

Kristanto, R.H. (2009). Kewirausahaan (Entrepreneurship): Pendekatan manajemen dan

praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kristiansen, S.B. Furuholt, dan F. Wahid, 2003,”Internet Café Entrepreneurs: Pioneers in

Entrepreneurship and Innovation 4 (4):251-263

35

Latan, H. (2012). Structural equation modeling: Konsep dan aplikasi menggunakan program

LISREL 8.80. Bandung: Alfabeta.

Mazzarol,T.,T.Volery, N.Doss, dan V.Thein, 1999,”Factors Influencing Small Business Start

Ups.” International Journal of Entrepreneurial Behaviour and Research 5 (2): 48-63

Oosterbeek, H., Praag, M.V. & Ijsselstein, A. (2008). The impact of entrepreneurship,

education on entrepreneurship, competencies and intentions: An evaluation of the junior

achievement student mini-company program. Discussion Paper, No. 3641.

Reynold,P.D.,M.Hay,W.D.Bygrave,S.M.Camp, dan E, Aution, 2000,”Global

EntrepreneurshipMonitor: Executive Reports”. A Research Reports from Babson College,

Kauffman Center for Entrepreneurial Leadership, and London Business School.

Saravanakumar, M. & Saravanan, S. (2012). Entrepreneurship education shaping

entrepreneurial intention. European Journal of Social Sciences, 33(2), 317-323.

Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), 2013

Schiller, B.R., dan P.E.Crewson, 1997. “Entrepreneurial Origins: A Longitudinal Inquiry”.

Economic Inquiry 35 (3): 523-531.

Scott, M. Dan D.Twomey, 1988.”The Long Term Supply of Entrepreneurs: Students Carrier

Aspirations in Relation to Entrepreneurship”. Journal of Small Business Management 26 (4):

5-13

Sengupta,S.K. dan S.K. Debnath, 1994.”Need for Achievement and Entrepreneurial Success:

A Study of Entrepreneurs in Two Rural Industries in West Bengal”. The Journal of

Entrepreneurship 3 (2):191-204

Silvia, 2013. “ Pengaruh Entrepreneurial Traits dan Entrepreneurial Skills terhadap Intensi

Kewirausahaan pada Mahasiswa Universitas Kristen Petra” Agora Vol I, No.I

Sinha, T.N., 1996. ”Human Factors in Entrepreneurship Effectiveness”. Journal of

Entrepreneurship 5 (1):23-29.

Suruji, A. (2010). Me-mandiri-kan anak bangsa. Retrieved September 4, 2012, from

http://cetak.kompas.com/read/2010/01/30/02391820/.me-mandiri-kan..anak.bangsa.

Turker, D. & Selcuk, S.S. (2008). Which factors affect entrepreneurial intention of university

students?. Journal of European Industrial Training, 33(2), 142-159.

Wibowo, M. (2011). Pembelajaran kewirausahaan dan minat wirausaha lulusan SMK.

Eksplanasi, 6(2), 109-122.

36

Xue, F.T., David, Y.K.T. & Liang, C.L. (2011). Factors influencing entrepreneurial intention

among university students. International Journal of Social Sciences and Humanity Studies,

3(1), 487-496.

37

LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian

KUESIONER

PENGARUH ENTREPRENEURIAL TRAITS DAN ENTREPRENEURIAL SKILLS

TERHADAP INTENSI KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA PELAKU USAHA DI

KOTA SEMARANG

Saudara/i yang terhormat,

Perkenalkan, saya Ayu Noviani Hanum dari Universitas Muhammadiyah Semarang

(UNIMUS) bermaksud memohon kesediaan sdr/i untuk mengisi kuesuoner terkait penelitian

kami yang berjudul “Pengaruh Entrepreneurial Traits dan Entrepreneurial Skills terhadap

Entrepreneurial Intentions” (Studi kasus pada Mahasiswa Pelaku Usaha di Kota Semarang).

Mohon kesediaan sdr/i untuk mengisi kuesioner ini. Pendapat sdr/i sangat berharga

dan membantu keberhasilan penelitian kami. Jawaban hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian. Atas perhatian dan partisipasinya kami sampaikan terimakasih.

Ayu Noviani Hanum

_____________________________________________________________________

DATA RESPONDEN

1. Nama Lengkap

2. Fakultas/Prodi

3. Universitas

4. Usia / Jenis Kelamin ................... tahun / O Laki-Laki O Perempuan

5. Nama Usaha

6. Jenis Usaha O Kuliner O Fashion O Desain O Pendidikan

O Jasa O Lainnya (sebutkan) .............................................

7. Umur Usaha O 0 – 6 bulan

O 7 – 12 bulan

O 1 – 3 tahun

O > 3 tahun

8 Omset Perbulan O < 1 juta O 1 juta < x > 3 juta

O 3 juta < x > 5 juta O > 5 juta

38

Berilah tanda silang (X) pada jawaban anda

ENTREPRENEIRIAL TRAITS

No. Keterangan STS TS ATS N AS S SS

Need for Achievement

1 Ketika memulai suatu pekerjaan, saya akan mengerjakannya

sampai tuntas/selesai

2 Saya selalu ingin membuat segala sesuatunya lebih baik

dibandingkan apa yang dikerjakan oleh orang lain

3 Saya selalu berusaha untuk mengembangkan/ memperbaiki

apa pun yang saya kerjakan

4 Ketika memulai suatu hal yang baru, saya selalu ingin

adanya jaminan hal tersebut dapat berjalan sukses

Self Efficacy STS TS ATS N AS S SS

1 Setelah mengalami banyak kemunduran, saya merasa

mengalami kesulitan untuk melanjutkan pekerjaan-

pekerjaan saya.

2 Saya merasa mengalami kesulitan untuk meyakinkan orang

lain

3

Saya mengalami kesulitan dalam memberikan penjelasan

kepada orang lain tentang apa yang sedang saya pikirkan

Need for Power STS TS ATS N AS S SS

1 Saya senang membuat keputusan tentang apa yang harus

dikerjakan orang lain

2 Saya selalu membujuk orang lain untuk mengerjakan apa

yang saya ingin mereka kerjakan

3 Saya termasuk orang yang dominan.

4 Orang-orang akan selalu setuju dengan pendapat saya,

walaupun alasan yang saya kemukakan sangat lemah

Risk Taking Propensity STS TS ATS N AS S SS

1 Saya menghindari resiko

2 Saya selalu menghindari segala sesuatu yang memberikan

hasil tidak pasti

3 Saya akan selalu memilih situasi yang pasti

4 Saya akan menghilangkan semua resiko, sebelum saya

menginvestasikan uang saya.

ENTREPRENEURIAL SKILLS

No. Keterangan STS TS ATS N AS S SS

Creativity

1 Saya selalu sibuk memikirkan ide-ide bisnis baru

2 Saya suka menemukan produk/jasa baru

3

Saya seringkali menjumpai kemungkinan-kemungkinan

untuk memperbaiki produk/jasa

4

Saya akan segera memodifikasi rencana-rencana saya

sebagai tindakan antisipasi atas perubahan-perubahan yang

sedang terjadi

39

Market Awareness STS TS ATS N AS S SS

1

Saya mengetahui produk dan jasa yang dibutuhkan oleh

konsumen

2

Saya memiliki kemampuan untuk berorientasi kepada pasar

(market oriented)

3

Saya memiliki jaringan dengan banyak orang yang nantinya

dapat menjadi konsumen potensial saya

4

Saya mempunyai banyak referensi mengenai macam-

macam bidang usaha

INTENSI KEWIRAUSAHAAN STS TS ATS N AS S SS

1

Menjadi seorang entrepreneur merupakan tujuan

profesional saya (eigoal).

2

Saya akan mengupayakan segala sesuatunya untuk memulai

dan menjalankan perusahaan milik saya sendiri

(eidoventure).

3

Saya berharap untuk dapat menciptakan bisnis baru dimasa

mendatang (eibusiness)

40

Lampiran 2 UJI ASUMSI KLASIK

A. MULTIKOLINIERITAS

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 1,516 ,969 1,564 ,121

X1 ,469 ,133 ,332 3,525 ,001 ,758 1,320

X2 -,039 ,056 -,066 -,705 ,483 ,774 1,291

X3 ,025 ,061 ,034 ,405 ,687 ,939 1,065

X4 -,034 ,052 -,057 -,643 ,522 ,869 1,151

X5 ,225 ,095 ,237 2,375 ,020 ,676 1,478

X6 ,119 ,095 ,127 1,256 ,212 ,653 1,530

a. Dependent Variable: Y

B. UJI AUTOKORELASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,601a ,361 ,321 ,64877 1,933

a. Predictors: (Constant), X6, X4, X3, X1, X2, X5

b. Dependent Variable: Y

C. UJI HETEROSKEDASTISITAS

41

D. Uji Normal

UJI HIPOTESIS

Tabel Anova (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 22,598 6 3,766 8,948 ,000b

Residual 39,986 95 ,421

Total 62,584 101

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X6, X4, X3, X1, X2, X5

UJI PARSIAL (UJI t)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Cons

tant) 1,516 ,969

1,564 ,121

X1 ,469 ,133 ,332 3,525 ,001 ,758 1,320

X2 -,039 ,056 -,066 -,705 ,483 ,774 1,291

X3 ,025 ,061 ,034 ,405 ,687 ,939 1,065

42

X4 -,034 ,052 -,057 -,643 ,522 ,869 1,151

X5 ,225 ,095 ,237 2,375 ,020 ,676 1,478

X6 ,119 ,095 ,127 1,256 ,212 ,653 1,530

a. Dependent Variable: Y

43

Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul

A. Identitas Diri Ketua Peneliti

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Ayu Noviani Hanum,SE.,M.Si.,Akt.

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli

4 NIP/NIK/Identitas lainnya 28.6.1026.114

5 NIDN 0623118001

6 Tempat dan Tanggal Lahir Palembang, 23 November 1980

7 E-mail [email protected]

8 Nomor Telepon/HP 08813707162

9 Alamat Kantor Jl. Kedungmundu Raya No. 18 Semarang

10 Nomor Telepon/Faks (024) 76740296 / (024) 76740297

11. Mata Kuliah yg Diampu

• Pengantar Perpajakan

• Sistem Informasi Akuntansi 2

• Komputer Akuntansi

• Statistik

• Kewirausahaan

• Lab.Perpajakan

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2

Nama Perguruan

Tinggi

Universitas Islam

Indonesia

Universitas Diponegoro

Bidang Ilmu Keuangan Sistem Informasi Akuntansi

Tahun Masuk-Lulus 1999-2003 2008-2011

Judul Skripsi/Thesis/

Disertasi

The Analysis of BMR,

DER, SPR dan Market

Sze to the Rate of Stock

Return

Evaluasi Penilaian Manajemen Risiko

Perbankan dalam IT Governance

dengan Menggunakan Maturity

Model COBIT 4.1

Nama Pembimbing

Promotor

Dra. Yuni Nustini, M.Si Prof.H. Arifin, Mcom.Hons,Akt, Ph.D

Drs. P. Basuki HP, MAcc, Akt, MBA

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian

Pendanaan

Sumber Jml

(Juta Rp)

1 2011

Analisis Pengaruh Latar Belakang

Pendidikan Mahasiswa terhadap

Intensi Kewirausahaan Mahasiswa

(Anggota)

LPPM

UNIMUS 2

2 2012 Evaluasi Penilaian Manajemen Risiko

Perbankan dalam IT Governance Mandiri 5

44

dengan Menggunakan Maturity Model

COBIT 4.1 pada Domain Delivery and

Support (Ketua)

3 2015

Analisis Pengaruh Entrepreneurial

Traits dan Entrepreneurial Skills pada

Mahasiswa Pelaku Usaha di Kota

Semarang (Ketua)

DIKTI 14

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Kepada

Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml

(Juta Rp)

1. 2011

Pelatihan E Commerce pada Mahasiswa

UNIMUS Penerima Hibah PKMK

(Anggota)

LPPM

UNIMUS 2

2. 2012

Penyuluhan dan Pelatihan Analisis

Usaha Kripik Jamur Tiram pada

Kelompok Wanita Tani “Mitra Karya”

kel. Wonolopo, kec. Mijen, Semarang

(Anggota)

DIKTI 40

3. 2012

Cooperative Education Universitas

Muhammadiyah Semarang

(Ketua)

DIKTI 80

4 2013

Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK)

Universitas Muhammadiyah Semarang

(Ketua)

DIKTI 100

5. 2014

Ipteks bagi Masyarakat (IBM)

“Kewirausahaan bagi Panti Asuhan

Muhammadiyah dalam Upaya

Peningkatan Kreativitas dan

Kemandirian (Anggota)

DIKTI 40

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal Selama 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal

Volume/

Nomor/

tahun

1 Permasalahan Pajak Indonesia

Jurnal Value

Added

Volume 3

Nomor 1.

Agustus 2009

2

Analisa Kinerja Keuangan 3

Kabupaten di Jawa Tengah dalam

Rangka Otonomi Daerah

Jurnal Maksimum

Volume 1

Nomor 1. Sep

2010

45

3

Evaluasi Penilaian Manajemen Risiko

Perbankan dalam IT Governance

dengan Menggunakan Maturity Model

COBIT 4.1 pada Domain Delivery and

Support

Prosiding Hasil-

hasil Penelitian

ISBN 978-602-

18809-0-6

Desember

2012

4

Pengembangan Model Pendampingan

Kewirausahaan di Universitas

Muhammadiyah Semarang

Prosiding Seminar

Pengembangan

Kewirausahaan

Mahasiswa ISBN

November

2013

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1

Seminar Nasional

Ekonomi Perguruan

Tinggi Muhammadiyah

Evaluasi Penilaian Manajemen

Risiko Perbankan dalam IT

Governance dengan

Menggunakan Maturity Model

COBIT 4.1 pada Domain

Delivery and Support

Desember 2012

2

Seminar Nasional

Kewirausahaan

Mahasiswa Universitas

Sebelas Maret (UNS)

Pengembangan Model

Pendampingan Kewirausahaan

di Universitas Muhammadiyah

Semarang

November 2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Dan apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam pengajuan penelitian.

Semarang, 8 November 2015

Ketua Peneliti,

Ayu Noviani Hanum, SE, M.Si.,Akt.

NIK.28.6.1026.114

46

A. Identitas Diri Anggota Peneliti

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Tiani Wahyu Utami, S.Si, M.Si

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Jabatan Fungsional Pengajar

4 NIDN/NIK 0623058801 / K.1026.245

5 Tempat dan Tanggal Lahir Nganjuk, 23 Mei 1988

6 E-mail [email protected]

7 Nomor Telepon/HP 085235004282

8 Alamat Perum Korpri Klipang blok Z7 no.5

Sedangmulyo Tembalang Semarang

B. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2

Nama Perguruan

Tinggi

Universitas Airlangga Institut Teknologi Sepuluh

November

Bidang Ilmu Matematika Statistika

Tahun Masuk-Lulus 2006-2010 2011-2013

C.Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

No Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber Jml (Rp)

1 2013

Estimasi Kurva Regresi

Semiparametrik pada Data Longitudinal

Berdasarkan Estimator Polinomial

Lokal

Mandiri 2 juta

2 2014

Longitudinal Data Modeling Based on

Platelets Level in DHF (Dengue

Hemorrhagic Fever) Using

Nonparametric Regression of Local

Polynomial Kernel GEE Approach

Mandiri 1,5 juta

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

No

Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat

Pendanaan

Sumber Jml (Rp)

1 2014 Pelatihan Structural Equation Modeling Mandiri 1,5 juta

2 2014 Pelatihan Pengantar Metode Statistika dengan

SPSS Mandiri 1,5 juta

47

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal Selama 5 Tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/

Nomor/ tahun

1

Estimasi Kurva Regresi

Semiparametrik pada Data

Longitudinal berdasarkan

Estimator Polinomial Lokal

Jurnal Statistika

ISSN 2338-3216

Volume 1/ Nomer

1/tahun 2013

2

Analisis Regresi Binomial

NEGATIF untuk Mengatasi

Overdispersion Regresi

Poisson pada KASUS

Demam Berdarah Dengue

Jurnal Statistika

ISSN 2338-3216

Volume 1/ Nomer

2/tahun 2013

F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum. Dan apabila dikemudian hari ternyata dijumpai

ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam pengajuan penelitian

Semarang, 8 November 2015

Tiani Wahyu Utami, S.Si, M.Si

NIK. K. 28.6.1026.245

No Nama Pertemuan

Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan

Tempat

1

Seminar Nasional

Laboratorium MIPA

Terpadu sebagai Pusat

Pengembangan

Penelitian

Estimasi Kurva Regresi

Semiparametrik pada Data

Longitudinal

Tahun 2012 di

Universitas Negeri

Surabaya

2 Seminar Nasional

MASIF

Pemodelan Regresi

Nonparametrik pada Data

Longitudinal Berdasarkan

Estimator Polinomial Lokal

Kernel

Tahun 2014 di

Universitas PGRI

Semarang

3

International Conference

on Biomedical

Engineering ,

Technology and

Applications

Longitudinal Data Modeling

Based on Platelets Level in DHF

(Dengue Hemorrhagic Fever)

Using Nonparametric

Regression of Local Polynomial

Kernel GEE Approach

Tahun 2014 di

Universitas

Gajamada

48

Lampiran 4. Draft Bahan Ajar Mata Kuliah Kewirausahaan

BAHAN AJAR

KEWIRAUSAHAAN

Oleh :

Ayu Noviani Hanum, SE, M.Si. Akt.

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2015

49

MATERI PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Kewirausahaan

Kode/SKS : /2 sks

Semester :

Pokok Bahasan : Kewirausahaan

Sub Pokok Bahasan : - Pengertian Wirausaha

Pertemuan Ke : 1 (satu))

Dosen/Asisten : Ayu Noviani Hanum

_____________________________________________________________________

KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN DAN WIRAUSAHA

A. Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan adalah proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan

kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber-sumber,

mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang mampu menghasilkan

laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama. Definisi tersebut menitikberatkan kepada

aspek kreativitas dan inovasi, karena dengan sifat kreativitas dan inovatip seseorang dapat

menemukan peluang.

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau

hubungan-hubungan baru antar unsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya.

Ciri-ciri orang kreatif adalah :

a. Mandiri.

b. Terbuka terhadap yang baru.

c. Percaya diri.

d. Berani mengambil resiko.

e. Melihat sesuatu dengan tidak biasa.

f. Memiliki rasa ingin tahu yang besar.

g. Dapat menerima perbedaan.

h. Objektif dalam berpikir dan bertindak.

Terdapat beberapa contoh-contoh kreativitas, yaitu :

a. Kreativitas ide

b. Kreativitas material

c. Kreativitas spontan

d. Kreativitas kejadian

e. Kreativitas organisasi

f. Kreativitas hubungan

g. Kreativitas dari hati.

Kegiatan yang bersifat kewirausahaan misalnya :

50

a. Menghasilkan produk baru dengan cara baru pula.

b. Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru pula.

c. Mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan cara baru.

d. Mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif.

e. Mendorong perilaku eksperimen dll.

Terdapat beberapa karakteristik dalam pola dasar kewirausahaan, diantaranya :

1. Sikap mental.

2. Kepemimpinan.

3. Tata laksana.

4. Keterampilan.

B Pengertian Wirausaha

Wirausaha merupakan pelaku dari kewirausahaan, yaitu orang yang memiliki kreativitas

dan inovatif sehingga mampu menggali dan menemukan peluang dan mewujudkan menjadi

usaha yang menghasilkan nilai/laba. Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang

menjadi usaha yang menghasilkan disebut proses kewirausahaan. Kegiatan wirausaha adalah

menciptakan barang jasa baru, proses produksi baru, organisasi (manajemen) baru, bahan

baku baru, pasar baru. Hasil-hasil dari kegiatan-kegiatan wirausaha tersebut menciptakan

nilai atau kemampu labaan bagi perusahaan. Kemampulabaan menciptakan nilai tersebut

karena seorang wirausaha memiliki sifat-sifat kretaif dan inovatif.

Peranan Wirausaha :

a. Meningkatkan standar / kualitas hidup manusia.

b. Sebagai motor penggerak dalam pembangunan nasional.

c. Menciptakan lapangan kerja baru yang dapat mengatasi pengangguran.

Karakteristik Wirausaha :

a. Pekerja keras.

b. Disiplin.

c. Mandiri

d. Realitas

e. Prestatif (selalu ingin maju)

f. Komitmen tinggi

g. Tajam naluri bisnisnya.

h. Cepat melihat peluang usaha

i. Kretaif

j. Ulet dan siap pada tantangan

k. Ingin mencapai sesuatu.

Karakteristik yang khas dari wirausaha thetos enterprenerial menurut Moeljanto

Tjokrowinoto (1996) adalah:

51

a. Kejelian melihat peluang untuk memperoleh keuntungan.

b. Selalu mencari perubahan

c. Kemampuan untuk mendefinisikan resiko

d. Kemampuan untuk mengalihkan sunber dari kegiatan prodiktifitas.

Kegiatan menemukan sampai mewujudkan peluang menjadi usaha yang menghasilkan

disebut proses kewirausahaan. Dalam kegiatan mewujudkan peluang tersebut seorang

wirausaha diharuskan mempunyai :

a. Memiliki komitmen dan determinasi serta ketekunan.

b. Mengarah kepada pencapaian dan pertumbuhan.

c. Berorientasi kepada sasaran dan peluang.

d. Mengambil inisiatif dan pertanggung jawaban personal.

e. Tidak kenal menyerah dalam memecahkan masalah.

f. Realistis dan memiliki gaya humor.

g. Memanfaatkan dan selalu mencari umpan balik.

h. Dapat mengendalikan permasalahan-permasalahan di dalam perusahaan.

i. Mampu mengelola dan menghitung resiko.

j. Tidak berorientasi kepada status.

k. Memilki integritas dan dapat dipercaya

Arti Penting Wirausaha Dalam Pembangunan.

Wirausaha adalah seorang yang mandiri, yaitu orang yang memilki perusahaan sebagai

sumber penghasilannya. Dengan perkataan lain ia tidak menggantungkan diri untuk

penghasilannya kepada orang lain. Untuk mendirikan perusahaannya ia menghimpun

sumber-sumber atau faktorproduksi dan menyusun organisasi perusahaan. Karena tindakan-

tindakan itu mempunyai dampak pertama kepada dirinya sendiri, yaitu menciptakan lapangan

kerja bagi diri dan penghasilan, kepada masyarakat dan pemerintah, yaitu menciptakan

lapangan kerja bagi tenaga kerja yang lain serta penghasilan, mengerjakan sumber-sumber

bahan baku yang belum digunakan sehingga menjadi bermanfaat bagi masyarakat,

menciptakaan teknologi sehingga menambah akumulasi untuk untuk teknologiyang sudah

ada dalam masyarakat, mendorong investasi di bidang-bidang lain, memperluas dasar oajak

bagi pemerintah dan meningkatkan citra bagi suatu bangsa, sehingga secara keseluruhan

mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

C. Pemikiran kewirausahaan, kreativitas, inovasi dan kewirausahaan.

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau

hubungan-hubungan baru antar unsur, data, variabel yang sudah ada sebelumnya

Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah dan memanfaatkan suatu peluang didasari

oleh sifat kreativitas dari para pengelolanya, yaitu kemampuan untuk menciptakan gagasan

baru dan menemukan cara baru dalam menyikapi masalah dan memanfaatkan peluang.

Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan gagasan-gagasan baru atau

pemecahan kreatif terhadapberbagai masalah dan dalam memanfaatkan peluang. Pengertian

52

kreativitas dan inovasi secara singkat sering dianalaogkan : creativity – thinking new things,

innovations = doing new things.

Kreativitas tidak selalu dihasilkan dari sesuatu yang tidak ada sering sekali merupakan

perbaikan dari sesuatu yang telah ada. Sering juga gagasan baru timbul secara kebetulan yang

penting untuk dipahami mengapa kreativitas dan inovasi tersebut merupakan cirri-ciri yang

melekat kepada wirausaha.

Seperti kita ketahui wirausaha merupakan sumber pemikiran kreatif dan inovasi.

Bagaimana alam pikiran seseorang wirausaha sehingga menjadi sumber kreativitas dan

inovasi?

1. Seorang wirausaha selalu mengimpikan gagasan baru.

2. Selalu mencari peluang baru atau mencari cara baru menciptakan peluang baru.

3. Selalu berorientasi kepada tindakan.

4. Seorang pemimpi besar, meskipun mimpinya tidak selalu cepat direalisasikan.

5. Tidak malu untuk memulai sesuatu, walau dari skala kecil.

6. Tidak pernah memikirkan untuk menyerah, selalu mencoba lagi.

7. Tidak pernah takut gagal.

Ditinjau dari aspek kreativitas dan inovatif seorang wirausaha sering diidentifikasikan

sebagai orang yang secara sistematis menerapkan kreativitas / gagasan baru. Ada yang

berpendapat bahwa sifat kreativitas adalah sifat “bawaan” sehingga tidak dapat diajarkan

kepada orang lain yang tidak mempunyai sifat bawaan tersebut. Akan tetapi, kebanyakan

para ahli berpendapat bahwa pada dasarnya setiap orang adalah kreatif artinya setiap orang

dilahirkan membawa potensi sifat-sifat kreativitas, akan tetapi orang menjadi tidak kreatif

karena factor lingkungan dan kesalahan-kesalahan cara berpikir. Kesalahan cara berpikir

yang merupakan belenggu mental untuk berpikir secara kreatif, antara lain :

a. Selalu mempunyai jawaban yang benar, sehingga tidak pernah menganggap bahwa ada

kemungkinan beberapa jawaban yang benar.

b. Memfokuskan berpikir secara logis, tetapi jika terlalu memfokuskan kepada berpikir

logis akan menghambat berpikir kreatif.

c. Mentaati peraturan secara menyeluruh, sehingga mematikan prakarsa-prakarsa.

d. Spesialisasi berlebihan, sehingga tidak mengetahui aspek lasin/bidang lain selain yang

ditekuni.

e. Takut dikatakan tidak kreatif atau bodoh, sehingga tidak berani mengemukakan pendapat.

f. Takut berbuat salah dan gagal.

g. Rasa rendah diri.

Kiat-Kiat Untuk Menjadi Kreatif

Beberapa kiat / kebajikan untuk medorong kreativitas bagi seluruh sumber daya manuasia

dalam organisasi, antara lain :

a. Kreativitas harus dipandang sebagai suatu kebutuhan perusahaan.

b. Mempunyai sikap toleransi terhadap keberhasilan atau kegagalan.

c. Mendorong sikap keingintahuan.

d. Menyikapi masalah sebagai tantangan.

e. Mengadakan pelatihan-pelatihan kreativitas secara teratur.

f. Menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk terlaksananya kegiatan yang kretaif.

53

g. Memberikan penghargaan bagi kreativitas yang berhasil.

h. Membuat model-model teknik mengembangkan kreativitas untuk dipelajari untuk

perorangan maupun kelompok.

Kiat-kiat untuk mendorong kreativitas disosialisasikan kepada sumberdaya manusia

dalam perusahaan sehingga semua memahaminya. Perlu dipahami bahwa kebiasaan sehari-

hari pada umumnya cara berpikir kita dalam memecahkan masalah mempergunakan pikiran

yang logis dengan pendekatan yang bersifat bertahap. Menurut ahli cara berpikir demikian

mempergunakan otak sebelah kiri yang fungsinya untuk berpikir secara logis. Otak sebelah

kanan fungsinya berpikir secara lateral atau berpikir secara intuitif, tidak terstruktur.

Proses mempersiapkan kreativitas

Masih banyak metode untuk mengembangkan kreativitas, akan tetapi ada satu hal yang

dipahami bahwa gagasan baru biasanya tidak timbul begitu saja memerlukan suatu proses

atau akibat sutu proses kreatif, sehingga perlu dipahami bagaimana proses suatu kreativitas

dapat terjadi. Akan tetapi yang sering dianjurkan melalui proses adalah :

a. Persiapan.

b. Penelitian / Investigasi

c. Transpormasi

d. Inkubasi

e. Iluminasi

f. Verifikasi

g. Implementasi

54

MATERI PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Kewirausahaan

Kode/SKS : /2 sks

Mata Kuliah Prasyarat: -

Semester :

Pokok Bahasan : Situasi Usaha dan Peluang Usaha di Indonesia

Sub Pokok Bahasan : - Situasi di Indonesia

- Pola dasar kewirausahaan

- Sikap Mental Wirausaha

Waktu & Pertemuan Ke : 2 &3

Dosen : Ayu Noviani Hanum

Di Indonesia, di awal abad ke 20 ini, kewiraswastaan/kewirausahaan baru diterima

oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif dalam meniti karier dan penghidupan. Seperti

diketahui , umumnya rakyat Indonesia mempunyai latar belakang pekerja pertanian yang

baik. Dengan hidup dalam penjajahan selama 3,5 abad lamanya, nyaris tidak ada figur

panutan dalam dunia kewirausahaan. Yang ada hanya pola pemikiran feodalisme,

priyayiisme serta elitisme, yang satu di antara sekian banyak ciri-cirinya adalah

mengagungkan status sosial sebagai pegawai, terutama pegawai negeri (kontras dengan

status leluhur sebagai petani)

Pada era Orde Baru, peran serta masyarakat swasta dilibatkan secara serius.

Pengusaha kecil dibina, dengan harapan bisa berkembang menjadi tonggak tumpuan

ekonomi di masa depan. Pengusaha besar diberi kemudahan, karena merekalah yang

diharapkan mendukung pemerintah.

Sebagai negara berkembang, bisa dimengerti kalau terjadi berbagai penyimpangan.

Dengan masyarakat yang berlatar belakang non-entrepreneur serta cenderung feodalis,

masyarakat Indonesia tampak kurang siap di berbagai aspek. Wirausaha/wiraswasta yang

serba cepat menyebabkan pengusaha Indonesia “kedodoran” pada segi-segi yang amat

penting, diantaranya faktor sikap mental (attitude), motivasi, etos kerja serta kesadaran

tentang pengabdian bangsan dan negara.

Pola Dasar Wirausaha

Sosok wirausahawan yang ideal , menuntut nilai-nilai ke arah kualitas manusia yang

semapan mungkin. Kaitannya dengan perpolitikan, mungkin selaras dengan dambaan

hadirnya Manusia Indonesia Seutuhnya. Maka dapat dikatakan bahwa ilmu kewirausahaan/

kewiraswastaan adalah ilmu tentang penghidupan. Ilmu yang akan membukakan pengertian

tentang bagaimana seharusnya manusia meniti penghidupannya dan nilai-nilai apa yang

diperlukan untuk mencapai cita-cita hidup yang hakiki.

Untuk membina manusia menjadi makluk yang berguna, tidak cukup hanya

memberikan kecerdasan, ketrampilan atau kepiawaian teknis saja. Prioritas mendasar adalah

dengan membangun sikap mental yang baik terlebih dahulu. Sebab, seperti pepatah

mengatakan, ilmu tanpa sikap mental menghasilkan kezaliman, sedangkan sikap mental

55

tanpa ilmu adalah kelemahan. Dua aspek ini harus hadir salling isi mengisi, karena jika

terjadi absen pada salah satunya, maka akan berdampak buruk.

Struktur prioritas kewiraswastaan terdiri dari 4 (empat) lapisan. Lapisan terdalam

merupakan inti (core), sedangkan 3 lapisan berikutnya merupakan pendukung yang ideal

untuk mencapai kesempurnaan prestasi. Struktur ini berlaku universal, tidak hanya bagi

mereka yang berkarir dijalur wiraswasta. Para pejabat, karyawan, buruh, kaum-kaum

profesional, dan siapapun seyogyanya memiliki pola dasar ini.

Struktur nilai kewiraswastaan dimaksud terdiri dari elemen-elemen :

1. Sikap Mental (attitude)

2. Kepemimpinan atau kepeloporan (leadership)

3. Ketatalaksanaan (management)

4. Keterampilan (skill)

Ketrampilan

Tata Laksana

Sikap Mental

Kepemimpinan

Sikap mental

Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu dalam

keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah seseorang menjadi sosok yang tinggi budi

ataukah seblikinya menjadi orang yang jahat dan culas. Itu sebabnya pembinaan sikap mental

menjadi unsur terpenting dalam dunia kewirawastaan. Selain menghadirkan sifat-sifat baik

alamiah seperti kejujuran dan ketulusan, sikap mental mencakup juga segi-segi positif dalam

hal motivasi dan proaktivitas.

Orang yang bersikap mental baik akan selalu bekerja rajin tanpa harus diperintah, dan

konsisten tanpa harus diawasi. Mereka juga selalu berinisiatif melakukan hal-hal positif dan

selalu mempunyai motivasi kuat serta semangat yang mengebu-gebu dalam mencapai cita-

cita.

Sikap mental juga amat menentukan keberhasilan seseorang. Harvard, sebuah intitusi

di Amerika menyatakan bahwa keberhasilan orang-orang sukses di dunia ini, ternyata lebih

banyak ditentukan oleh sikap mentalnya dibandingkan dengan peranan kemampuan teknis

yang dimiliki. Dengan angka perbandingan adalah 85% sikap mental, 15 % kemampuan

teknis.

56

Akan tetapi ironisnya, komposisi materi pendidikan yang diterapkan disekolah-

sekolah menunjukan perbandingan yang sebaliknya yaitu 90 % pelajaran teknis dan 10%

sikap mental. Sehingga pantaslah kalau banyak didapati manusia yang berpikir negatif

dibanding orang yang berpikir positif, antusias dan percaya diri.

Kepemimpinan

Kepemimpinan yang dimaksud disini adalah kepemimpinan sebagai nilai atau

kualitas, bukan pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia. Mungkin akn lebih

tepat kalau disebut sebagai “kepeloporan” sedangkan pemimpin adalah orang yang

menunjukan arah. Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan akan selalu tahu arah yang

harus dimbil. Keputusan-keputusanya mantap dan didasari oleh keyakinan diri disertai data-

data dan informasi yang akurat.

Dalam dunia usaha, jiwa kepemimpinan dan kepeloporan ini mutlak diperlukan

karena secara sadar atau tidak seseorang yang berwiraswasta telah menempatkan dirinya

pada posisi pemimpin. Kedudukan tersebut mengharuskannya untuk selalu mampu

mengambil keputusan yang menurut perhitungannya paling baik dan bijaksana. Tidak boleh

ada keraguan atau kebimbangan karena jika itu terjadi maka keputusan yang diambil akan

terlambat dan tidak efektif lagi. Dilain pihak, pengusaha yang tidak memiliki jiwa

kepemimpinan akan condong mengikuti pendapat dari figur yang dominan terhadap dirinya,

sehingga pengusaha tersebut biasanya sulit membawa perusahaannya kearah kemajuan yang

berarti.

Pengusaha yang berpeluang maju secara mantap adalah pengusaha yang memiliki

jiwa kepemimpinan secara menonjol. Ciri-cirinya biasanya keputusan dan sepak terjangnya

sering dianggap tidak lazim/tampil beda..

Tata Laksana

Tata laksana merupakan terjemahan dari kata management, artinya pengelolaan.

Manajemen bukan semata-mata konsumsi para manager di perusahaan-perusahaan tetapi

diperlukan semua orang. Tata laksana merupakan metode atau serangkaian cara dan prosedur

yang berguna untuk menghasilkan efektivitas dan efisiensi setiap pekerjaan agar mendapat

hasil yang baik dalam mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya.

Berbeda dengan sikap mental dan kepemimpinan yang termasuk dalam klasifikasi

nilai atau kualitas, maka manajemen merupakan pengetahuan bersifat praktis. Kalau sikap

mental berada di dalam (jiwa), manajemen terdapat di luar, mirip keterampilan teknis atau

keprigelan

Manajemen kegunaannya juga sangat universal, dan semua orang atau organisasi

memerlukan manajemen. Bila manajemen terabaikan, maka sebuah organisasi akan menjadi

kacau dan morat-marit. Perusahaan tanpa manajemen yang baik, bias dipastikan akan

mengalami hambatan besar dalam perkembangannya. Oleh sebab itu, setiap orang yang ingin

memulai usaha harus mewaspadai aspek tata laksana sedini mungkin. Mulailah kegiatan

manajemen seketika pada saat perusahaan baru saja dimulai, sekecil apapun ukurannya.

57

Keterampilan

Lapisan terluar dari struktur prioritas adalah keterampilan. Keterampilan teknis yang

meliputi keterampilan perorangan yang melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk

memproduksi sesuatu, baik secara fisik dan non fisik termasuk keterampilan manajerial dan

keterampilan pemasaran jelas merupakan faktor yang amat penting, karena disinilah nantinya

kualitas produk ditentukan tinggi rendahnya.

Banyak pihak berpendapat bahwa dengan berbekal penguasaan keterampilan,

seseorang pasti bisa menjdi enterpreuneur (wiraswastawan) yang berhasil. Namun demikian,

kalau kita mau meneliti lebih jauh ternyata keberhasilan-keberhasilan itu sebenarnya bukan

disebabkan oleh keterampilan semata melainkan lebih oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki

si pengusaha. Keterampilan hanyalan sarana, sehingga tidak cukup untuk mengantar orang ke

jenjang kehidupan yang sukses, terutama kehidupan dalam dunia usaha.

Ada tiga hal yang memungkinkan seseorang baik terampil maupun tidak, untuk bisa

tampil sebagai tokoh yang sukses atau orang berkecukupan, yaitu :

1. Memanfaatkan Leadership yang berasal dari diri sendiri

2. Memanfaatkan Leadership orang lain

3. Faktor keberuntungan (luck and hoki)

Semua disiplin ilmu tidak memperhitungkan adanya factor keberuntungan, demikian

juga dengan ilmu kewiraswastaan. Rata-rata orang besar dan tokoh wiraswastaan sejati

mengandalkan sepenuhnya pada jiwa kepeloporan yang dimiliki oleh diri sendiri sehingga

mencapai tingkat kemapanan.

Naluri Kewirausahaan

Setiap kegiatan yang mempunyai bobot persaingan, memerlukan ketajaman naluri.

Demikian juga dengan wiraswastaanpengusaha bersaing bukan hanya dengan perusahaan-

perusahaan pesaing, tetapi juga dengan keadaan dan situasi-situasi tertentu seperti moneter,

ekonomi, politik perubahan kebijakan pemerintah, dan lain-lain. Untuk dapat mengantisipasi

setiap perkembangan jyang mungkin terjadi, seorang wiraswastaan perlu melatih naluri

kewirausahaannya, agar selalu siap menghadapi hal apapun dan tetap bertahan hidup.

Inti Wiraswasta

Fungsi manusia akan tumbuh sempurna bila pembinaan dilaksanakan menuruti 4

tahap prioritas yaitu sikap mental, kepemimpinan, tata laksana serta keterampilan.

Sebaliknya, ketidaksempurnaan dan kerusakan atau kehilangan dari salah satu unsure

tersebut, akan mengakibatkan hal-hal negative pada manusia yang bersangkutan, bahkan bias

fatal.

Empat lapis prioritas diatas sebenarnya dapat disederhanakan menjadi hanya 2 (dua)

kelompok, karena pada dasaranya dua yang pertama dan dua yang terakhir berasal dari

rumpun yang sama. Pengelompokan itu terdiri dari :

1. Kelompok Sikap Mental yang mencakup lapisan sikap mental itu sendiri dan unsure

kepemimpinan atau Leadership dan

2. Kelompok Ilmu Pengetahuan, yang terdiri dari lapisan manajemen dan keterampilan.

58

MATERI PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Kewirausahaan

Kode/SKS : /2 sks

Mata Kuliah Prasyarat : -

Semester :

Pokok Bahasan : Definisi Sukses & Peluang Usaha

Sub Pokok Bahasan : - Peluang dan resiko usaha

- Faktor Keberhasilan dan kegagalan usaha

- Pemanfaatan peluang secara kreatif

Waktu & Pertemuan Ke : 4

Dosen/Asisten : Ayu Noviani Hanum

__________________________________________________________________

DEFINISI SUKSES

Sukses sering diidentikan dengan uang. Makin banyak jumlah uang yang

dikumpulkan, maka makin sukses seseorang dalam hidup. Demikian anggapan sementara

orang. Dan tidak sedikit mereka yang hidup berlimpah denganuang, malah frustasi dalam

hiduppnya?

Banyak fakta yang mengindikasikan bahwa kemakmuran secara materi

ataubanyaknya uang yang dimiliki bukanjaminan seseorang sukses dalam hidupnya. Banyak

factor-faktor lain yang harusadaguna menunjang sukses dan kebahagiaan hidup.

David Chia, seorang pakar kehidupan dari Dynamic Life, Singapura, menjelaskan

bahwa untuk bias mencapai sukses yang benar-benar sempurna, diperlukan keseimbangan

dalam sedikitnya 6 unsur dalam kehidupan ini.

Ke-6 unsur tersebut meliputi sisi-sisi : karier, fisik, mental, keluarga, social serta

spiritual yang digambarkan dalam bentuk sebuah lingkaran yang dinamakan “Roda

Penghidupan” atau “ Wheell Of Life”. Di dalam lingkaran itu terdapat 6 buah jari-jari yang

menunjukan tingkat kesempurnaan dari masing-masing aspek kehidupan. Hakikat dari roda

penghidupan adalah diperlukannya pembinaan yang seimbang dan proporsional atas ke-6 sisi

penghidupan, sehingga keenam-enamnya akan berperan sebagai satu kesatuan saka guru

yang bersama-sama menunjang kokohnya kebahagiaan hidup seseorang.

Karier (Pusat Penghasilan)

Keluarga (Pusat Biaya)

Sosial (Pusat Biaya)

Fisik (Pusat Biaya)

Mental (Pusat Biaya)

Spiritual (Pusat Biaya)

59

Kesimpulan ke-1 bahwasannya antara masing-masing aspek kehidupan terdapat

interaksi yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lain, dengan demikian untuk dapat

membina semua aspek kehidupan dengan baik yang berlangsung selaras dan harmonis

dengan hukum alam, diperlukan niat, perilaku dan tanggung jawab yang baik yaitu sikap

mental dan attitude.

Dalam jari-jari wheel of life terdapat hal-hal yang bersifat khusus dan khas, yang berkaitan

dengan mutu tingkat pembinaan yang diperlukan. Misalnya :

Untuk menjaga kesehatan badan, kita perlu menjaga pola makan, keteraturan hidup serta

berolahraga, memiliki pengetahuan yang cukup tentang gizi, pola hidup sehat serta

pengetahuan kesehatan jasmani.

Untuk membina mental termasuk intelegensia dan intelektualitas, kita perlu belajar

tentang mentalitas serta ilmu-ilmu lain yang terkait

Untuk membina hubungan social yang baik maka perlu mempelajari cara-cara

berkomunikasi yang benar, etika, adapt istidat, respek, dan lain-lain.

Untuk membina aspek spiritual kita perlu tahu dan mendalami ilmu-ilmu agama,

kepercayaan maupun kebatinan serta hakikat hidup.

Untuk membina kelurga diperlukan pengethauan tentang seluk beluk keluarga seperti

merawat anak, psikologi keluarga, kesehatan keluarga, etika suami istri dn lain

sebagainya.

Karier adalah aspek yang paling gamblang. Jelas diperlukan tindakan nyata bahwa untuk bias

meniti karier sampai puncak perlu didukung ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan

profesi masing-masing. Dapat diambil kesimpulan ke-2 bahwa untuk dapat membina semua

aspek kehidupan kita sebagai manusia, diperlukan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan

masing-masing aspek terkait.

Bila kesimpulan ke 1 dan ke 2 digabungkan maka diperlukan dua kelompok kualitas bagi

manusia yang ingin mencapai kesempurnaan hidup yaitu :

Sikap mental dengan elemen-elemen attitude dan leadership, dan

Ilmu pengetahuan dengan komponen tata laksana dan ilmu pengetahuan.

Dengan demikian terdapat kesesuaian antara pola prioritas ilmu kewiraswastaan dengan

pengertian pandangan hidup seorang wiraswastawan sejati melalui pola 6 aspek penghidupan

sebagaimana yang dijelaskan oleh David Chia.

MENGENAL PELUANG USAHA

A. Peluang dan Resiko Usaha

Untuk menggali dan memanfaatkan peluang usaha atau bisnis, seorang wirausahawan

berpikir secara positif dan kreatif, diantaranya :

a. Harus percaya diri dan yakin bahwa usaha ini dapat dilaksanakan

b. Harus menerima gagasan baru

c. Harus bertanya kepada diri sendiri

d. Harus mendengarkan saran-saran orang lain.

e. Harus mempunyai etos kerja yang baik

60

f. Pandai berkomunikasi.

Dengan tersedianyainformasi intern dan ekstern, maka wirausahawan dapat mengetahui :

a. Di mana ada peluang (opportunity)

b. Apa saja yang akan mengancam dunia (threat)

c. Adakah kekuatan (sterngth) yang mendukung usaha

d. Adakah kelemahan (weakness) yang membatasi atau menghambat kemampuan.

Ada beberapa resiko yang mungkin terjadi dalam usaha, diantaranya :

1. Perubahan permintaan

2. Perubahan konjungtor

3. Persaingan

4. Akibat lain

B. Faktor-Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Usaha

1. Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha yang dipengaruhi oleh beberapa hal :

a. Percaya dan yakin bahwa usaha dapat dilaksanakan

b. Menerima gagasan baru di dalam dunia usaha

c. Instropeksi diri

d. Mendengarkan sran-saran orang lain

e. Bersemangat dan bergaul.

No Karakteristik Profil Ciri Wirausahawan Sukses yang Menonjol

1

2

3

4

5

6

7

Percaya diri

Pemecahan masalah

Berprestasi tinggi

Pengambilan resiko

Ikatan emosi

Pencari status

Tingkat energi tinggi

Mengendalikan tingkat percaya dirinya tinggi dalam

mencapai sukses

Cepat mengenali dan memecahkan masalah yang

dapat menghalangi kemampuan tujuannya

Bekerja keras dan bekerja sama dengan para ahli

untuk meperoleh prestasi

Tidak takut mengambil resiko, tetapi akan

menghindari resiko tinggi jika dimungkinkan

Tidak akan memperbolehkan hubungan emosional

yang menggangu suksesnya usaha

Tidak akan memperboilehkan hubungan emosional

yang mengganggu misi suksesnya usahanya

Berdedikasi tinggi dan bekerja tanpa berhitung

waktu untuk membangun usahanya

2. Kegagalan Usaha

No Karakteristik Kegagalan Ciri Kegagalan Kewirausahaan

1

2

3

Dedikasi

Pengendalian usaha atau bisnis

Pengamatan manajemen

Meremehkan waktu dan dedikasi dalam

memulai usaha

Gagal mengendalikan aspek utama usaha atau

bisnis

Pemahaman umum terhadap disiplin

manajemen rata-rata kurang

61

4

5

6

7

8

Pengelolaan piutang

Memperluas usaha berlebihan

Perencanaan keuangan

Lokasi usaha

Pembelanjaan besar

Menimbulkan masalah arus kas buruk mereka

dengan kurangnya perhatian akan piutang

Memulai perluasan usaha yang belum siap

Meremehkan kebutuhan usaha

Lokasi yang buruk

Menimbulkan pengeluaran awal yang tinggi

C. Pemanfaatan Peluang Secara Kreatif dan Inovatif

Terdapat beberapa peluang usaha yang bisa dimanfaatkan secara kreatif dan mampu

menghasilkan nilai tambah, antara lain sebagai berikut :

1. Memanfaatkan barang bekas

2. Memanfaatkan barang yang tersedia atau disediakan oleh alam

3. Memanfaatkan kejadian atau peristiwa yang ada disekitar

Dalam proses penerapan kemampuan berinovasi, menurut Kuratko (1995) ada empat jenis

inovasi yang bisa dikembangkan, yaitu sebagai berikut :

1. Invensi (penemuan)

2. Ekstensi (pengembangan)

3. Duplikasi (penggandaan)

4. Sintetis

D. Pengembangan Ide Kreatif dan Inovatif

Kreatif merupakan cara berpikir yang mwnghasilkan metode baru, konsep baru, pengertian

baru, perencanaan baru dan seni baru. Ciri orang kreatif diantaranya :

1. Fleksibel dan tidak kaku

2. Tidak konvensional

3. Eksentrik

4. Bersemangat

5. Bebas dari aturan tertentu

6. Berpusat pada diri sendiri

7. Bekerja keras

8. Berdedikasi tinggi

9. Intelegen

62

MATERI PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Kewirausahaan

Kode/SKS : /2 sks

Mata Kuliah Prasyarat: -

Semester :

Pokok Bahasan : Mempelajari medan usaha

Sub Pokok Bahasan : o Komitmen

Kesenjangan

Pribumi dan non pribumi

Waktu & Pertemuan Ke : 5

Dosen : Ayu Noviani Hanum

__________________________________________________________________

Mempelajari Medan Usaha

Jika Seorang pengusaha memutuskan untuk terjun ke salah satu bidang usaha, maka

terlebih dahulu ia perlu melakukan penjajakan dari yang mulai makro seperti situasi

ekonomi, pembagian sector dan segmen pasar , budaya bisnis dikalangan pengusaha sampai

pada yang mikro seperti perilaku calom konsumen, tata cara dan prosedur kerja mereka

bahkan kebiasan yang sudah baku yang dipatuhi oleh semua pelaku bisnis.

Komitmen

Komitmen merupakan satu hal dasar yang penting dalam kewiraswastaan. Setiap

kandidat wirausahawan, harus mempunyai komitmen penuh atau kebulatan tekad yang

mantap pada bidang pilihannya. jika tidak memiliki kebulatan tekad maka hal demikian

akan membawa dampak tidak efektifnya misi kewiraswastaan itu sendiri. Selain itu

kesungguhan mutlak diperlukan, kalau tidak, kewiraswastaan itu akan menjadi symbol

dari suatu kegiatan yang tidak menghasilkan apa-apa.

Hasil berwiraswasta yang maksimal hanya bias diperoleh bila sipengusaha benar-benar

serius menjalankan perusahaan, dan teguh dalam pendiriannya. Selain berkonsentrasi

penuh pada aktivitas usaha, sedapat mungkin ia juga harus dapat mematikan mata dan

telinga dari godaan-godaan berupa provokasi atau terror. Pada hakikatnya hanya orang

dengan sikap mental yang baik maka akan mampu menunjukan komitmen yang baik

pula.

Komitmen merupakan factor yang amat diperlukan untuk bias menjadikan seseorang

menjadi tokoh sukses. Bersama-sama dengan leadership, komitmen membentuk figure

manusia berkemauan keras, yang juga tidak akan terpengaruh oleh kondisi enak yang

diperlihatkan oleh orang lain. Namun demikian, komitmen tidak boleh diartikan secara

kaku. Seseorang yang sudah berikrar untuk menjadi pengusaha, tidak berarti ia tidak

boleh mengawali prestasi kewiraswastaannya itu dengan jalan bekerja terlebih dahulu.

Sebab, dengan bekerja ia bias mengumpulkan uang guna dipakai sebagai modal.

Kesenjangan

Pada masa permulaan orde baru, prioritas pembenahan Negara adalah menata kembali

kondisi ekonomi dengan cara mengundang modal asing untuk masuk di Indonesia. Usaha

63

ini ternyata tidak mudah, untuk beberapa waktu lamanya, kebimbangan investor luar

negeri menjadi kendala serius dikarenakan tidak ada jaminan bahwa investasi mereka itu

akan aman. Namun karena kegigihan Pemerintah mempromosikan tentang jaminan

kestabilitasan poitik dalam negeri, maka investorpun mulai meningkat.

Seiring dengan perkembangan ekonomi Negara, para pelaku bisnis yang merupakan

kelompok bermodal dan sudah terbiasa bertindak cepat, tanggap terhadap segala gejala

dan keadaan, bekerja keras serta sadar terhadap perkembangan zaman dan teknologi.

Mendapat angin segar dari pemerintah, tapi tidak untuk semua lapisan masyarakat siap

dan menyadari perubahan, sehingga membawa dampak dikemudian hari yaitu

kesenjangan baik ekonomi dan social.

Pribumi dan Non Pribumi

Dalam ilmu kewiraswastaan topic pribumi dan non-pribumi tidak disoroti dari segi

politiknya melainkan dari ilmu pengetahuan kewiraswastaan. Isu pri dan non-pri juga

akan disoroti dari segi sosio-kultural, yaitu mempelajari segala cirri budaya (terutama

budaya kerja), pandangan hidup, falsafah, tradisi kemasyarakatan serta segi-segi spriritual

dari suatu kelompok etnis tertentu.

64

MATERI PERKULIAHAN

Nama Mata Kuliah : Kewirausahaan

Kode/SKS : /2 sks

Mata Kuliah Prasyarat : -

Semester :

Pokok Bahasan : Mempelajari medan usaha

Sub Pokok Bahasan : o Pembagian pasar

Mendirikan perusahaan1

Waktu & Pertemuan Ke : 6 & 7

Dosen/Asisten : Ayu Noviani Hanum

__________________________________________________________________

PEMBAGIAN PASAR

Pasar merupakan lingkungan jual beli yang terbentuk dari kelompok-kelompok konsumen

tertentu. Secara umum, praktis ada tiga jenis pasar yang bias kita pilih untuk berbisnis :

Pasar Pemerintahan

Pasar pemerintah adalah suatu lingkungan jual beli yang prosfeknya terdiri dari instansi-

instansi pemerintah, antara lain departemen-departemen, lembaga-lembaga dan non-

departemen, lembaga penelitian, pemerintah daerahserta angkatan bersenjata. Badan Usaha

Milik Negara (BUMN), tidak kita kelompokan disini, karena melihat dari cara kerjanya

BUMN lebih mirip dengan perusahaan swasta.

Hampir semua prospek pada pasar pemerintah yang berupa lembaga-lembaga non-profit,

sebagaimana tersebut diatas, sepenuhnya mengandal pada dana yang diberikan melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN yang disalurkan melalui

Departemen Keuangan.

Pengusaha bias menjadi rekanan dari instansi pemerintah untuk mendapatkan order atau

pekerjaan. Pada beberapa instansi yang dianggap mempunyai posisi strategis secara politis,

pengusaha bahkan diharuskan mengikuti semacam saringan yang disebut Litsus (

Penelitian Khusus), sebelum dapat dimasukan sebagai rekanan yang terdaftar. Status

bidang usaha yang umum untuk menjadi rekanan instansi pemerintah antara lain

pemborong (kontraktor utama), pemasok (supplier, leveransir), konsultan, biro teknik

(untuk pekerjaan pemeliharaan peralatan), dan beberapa jenis lainnya.

Untuk berusaha dalam dasar pemerintah, sebagaimana terjadi di pasar mana pun,

keunggulan mutu produk akan sangat menentukan, di samping teknik pendekatan yang

benar. Setiap masa, cara pendekatan pasar selalu berubah tergantung dari banyak hal yang

mempengaruhi, seperti situasi politik, pergeseran nilai-nilai moral masyarakat, dan lain

sebagainya.

Pasar Swasta

Pasar swasta adalah sebuah lingkungan jual beli yang prospeknya terdiri dari badan-badan

usaha milik swasta, badan usaha milik Negara yang mekanisme kerjanya mirip badan

65

swasta, serta organisasi-organisasi lain yang bekerja secara independen, di luar tata cara

dan prosedur yang dikendalikan langsung oleh pemerintah.

Berbeda dengan pasar pemerintah, pasar swasta kebanyakan terdiri dari organisasi-

organisasi yang mencari laba (Profit Centre), perusahaan-perusahaan biaanya bekerja

seefisien mungkin, tata cara dan prosedur transaksi bisnis diatur sedemikian, sehingga

praktis, tidak bertele-tele atau birokratis, dan menghemat waktu.

Seperti pasar pemerintah, pasar swasta bias menyerap kegiatan wiraswastaan yang

berstatus sebagai pemasok, konsultan, pemborong, kontraktor, dan lain-lain. Selain itu

untuk bias unggul berusaha di pasar swasta, factor utama yang menentukan adalah

tingginya mutu produk yang ditawarkan serta teknik pendekatan yang baik.

Pasar Masyarakat Umum

Pasar masyarakat umum, atau pasar konsumen, merupakan pasar yang paling luas

jangkauannya, baik secara geografis maupun secara klasifikasi segmen paar. Hamper

semua komoditi kebutuhan manusia dari segala tingkat status social tertampung pada pasar

ini. Pendekatan bisnis yang lebih menetukan disini adalah soal selera dan daya beli setiap

lapisan masyarakat. Pasar jenis ini lebih menggantungkan diri pada persaingan bebas. Kiat

promosi yang bias menciptakan merek (brand image) memastikan produk bersangkutan

menjadi popular dan digemari.

Karena pada pasar ini lebih dominan factor persaingan bebasnya, maka relative factor-

faktor mafia-isme, “surat sakti” dan sebagainya, akan lebih kecil pengaruhnya dibanding

pada pasar pemerintahan ataupun swasta. Peluang yang tersedia juga boleh dikata tidak

terbatas, sehingga para wiraswastawan akan mempunyai kesempatan sebebas-bebasnya

dalam mencari terobosan-terobosan dan inovasi-inovasi baru.

LANGKAH YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMBUKA SEBUAH USAHA

Membuka usaha sendiri dapat menjadi suatu peluang bagi Anda untuk menghasilkan uang.

Apabila Anda tertarik membuka usaha sendiri, berikut tips langkah-langkah yang harus

dilakukan sebelum membuka usaha sendiri.

Saat ini, banyak orang-orang yang semakin sulit untuk mendapat pekerjaan, apalagi bagi

orang-orang yang tidak memiliki keahlian khusus. Membuka usaha sendiri dapat menjadi

suatu peluang bagi Anda untuk menghasilkan uang.

Memang tidak dapat dipungkiri, usaha sendiri terdengar sangat mengiurkan, menjadi boss

untuk diri sendiri, waktu kerja bisa lebih fleksible, dan keuntungan yang didapat apabila

usaha tersebut sukses tergolong besar. Akan tetapi, resiko yang dihadapi pun jadi jauh lebih

besar dibanding menjadi karyawan perusahaan.

Apabila Anda tertarik membuka usaha sendiri, Berikut tips langkah-langkah yang harus

dilakukan sebelum membuka usaha sendiri :

a. Menganalisis jenis usaha terkait

66

Anda harus memastikan bahwa usaha yang Anda dirikan adalah jenis usaha yang Anda

minati. Hal itu akan lebih baik apabila ditunjang dengan keahlian dan pengalaman Anda di

jenis usaha tersebut. Lakukan analisis Break Event Point untuk menentukan potensi yang ada

dalam jenis usaha Anda. Setelah itu jabarkan rencana usaha Anda secara detail (Sales

forecast, analisa arus kas,etc). Setelah itu susun rencana pemasaran yang akan Anda lakukan

untuk memasarkan usaha Anda tersebut.

b. Rencanakan Bisnis Anda dengan menyusun konsep yang sesuai Jika Anda akan mencari pendanaan dari luar, rencana usaha/business plan proposal adalah

sebuah kebutuhan. Jika Anda akan membiayai usaha itu sendiri, rencana usaha juga akan

membantu Anda mengetahui berapa banyak uang yang Anda akan butuhkan untuk memulai,

apa yang perlu untuk dilakukan kapan, dan di mana Anda tuju

.

c. Siapkan Modal Modal merupakan faktor penting dalam memulai usaha sendiri. Banyak orang ingin

memulai usaha, namun tak mempunyai modal sehingga tidak jalan. Modal dapat dihasilkan

dari : modal sendiri dari hasil menabung, mencari modal dari investor, atau meminjan uang

dari bank, dan sistem partnership. Selain modal awal, Anda juga harus memiliki minimal

tiga bulan dari anggaran keluarga Anda dalam bank. Anda juga dapat memulai bisnis tanpa

modal dengan menjadi reseller (pengecer) dari suatu produk atau barang

d. Jadikanlah usaha Anda sebagai usaha yang Legal dan diakui hukum

Tentukan struktur hukum untuk usaha Anda

Pilih nama yang baik bagi usaha Anda

Daftarkan nama usaha Anda kepada Ditjen HKI sebagai merek dagang resmi dan sah di

mata hokum

Siapkan dokumen-dokumen organisasi

Uruslah surat-surat perijinan usaha, seperti Akta Pendirian perusahaan, Nama

Perusahaan, Hak atas nama perusahaan, Pengakuan dan pengesahan

e. Perluas Networking Anda Networking dapat menjadi landasan untuk kelangsungan usaha Anda. Anda dapat bergabung

dengan komunitas yang terkait dengan jenis usaha Anda. Hal ini dapat Anda lakukan

sebelum Anda memulai usaha sendiri, sehingga pada saat Anda mulai memasarkan

produk/jasa yang Anda tawarkan, Anda telah memiliki networking yang luas.

MENDIRIKAN PERUSAHAAN

1. Perizinan Usaha

Pemerintah telah mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor

1458/KP/XII/1984, tanggal 19 Desember 1984, dalam rangka memperlancar dan

mempermudah perizinan sebagai berikut :

67

a. Izin Prinsip

b. Izin pembangunan tanah

c. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)

d. Izin gangguan/Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

e. Suirat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

f. Wajib daftar perusahaan

2. Akta Pendirian

Dalam akta pendirian perusahaan yang dibuat di depan notaris, antara lain tercantum

dalam hal-hal sebagai berikut :

a. Tanggal pendirian perusahaan

b. Bentuk dan nama perusahaan

c. Nama para pendiri

d. Alamat tempat usaha

e. Tujuan pendirian usaha

f. Besarnya modal usaha

g. Kepengurusan

h. Tahun buku dsb.

3. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

Syarat-syarat permohonan SITU adalah :

a. Fotokopi akta pendirian perusahaan

b. Denah tempat kedudukan usaha

c. Surat persetujuan dari tetangga yang diketahui oleh RT,.RW, lurah dan camat.

d. Fotokopi KTP

e. Surat bukti pelunasan PBB

Berikut ini adalah contoh

1. Surat Izin Usaha Perdagangan Besar (SIUP Besar)

2. Surat Izin Usaha Perdagangan Kecil (SIUP Kecil)

3. Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

4. Tanda Daftar Perusahaan (TDO)

68

69

70

71

72

Lampiran 5.

Dokumentasi Kegiatan Penelitian

73

Penyebaran kuesioner di Komunitas Jaringan Rumah Usaha

Penyebaran kuesioner di acara Expo Usaha Mahasiswa UNISBANK

74

Penyebaran kuesioner di acara Expo Mahasiswa

Penyebaran kuesioner

75

Penyebaran kuesioner di UKM Kewirausahaan dan HIPMI PT POLINES

Penyebaran kuesioner di UKM Kewirausahaan dan HIPMI PT POLINES

76

Studi Banding Sebelum Pembentukan HIPMI PT ke HIPMI PT.UNISBANK

Peresmian Pembentukan HIPMI PT UNIMUS oleh HIPMI Kota Semarang dan

Rektor UNIMUS

77

Kegiatan “SELLING COMPETITION” implementasi hasil penelitian dengan

mahasiswa UNIMUS, dalam bentuk kompetisi kreativitas produk yang bisa menjadi

peluang bisnis

Kegiatan “SELLING COMPETITION” implementasi hasil penelitian dengan mahasiswa

UNIMUS, dalam bentuk kompetisi kreativitas produk yang bisa menjadi peluang bisnis

78

Lampiran 6

1. MoU Antara UNIMUS dan HIPMI Kota Semarang untuk

Pembentukan HIPMI PT UNIMUS

2. Sertifikat sebagai Pemakalah di Seminar Nasional

3. Bukti pengiriman artikel ke Jurnal Nasional Terakreditasi

EKUITAS, STIESIA Surabaya

79

80

81

82