laporan akhir hibah penelitian dosen muda · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil....

33
Kode/Nama Bidang Ilmu : 561/Ekonomi Pembangunan LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA PENGARUH PEMBIAYAAN USAHA DARI LEMBAGA KREDIT MIKRO TERHADAP PERFORMA USAHA MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA TIM PENELITI Ketua : Amrita Nugraheni Saraswaty, SE., M.Sc (NIDN: 0007078602) Anggota : I Wayan Sukadana, SE., M.S.E (NIDN: 0023038104) Anak Agung Bagus Putu Widanta, SE., MSi (NIDN: 0013107704) JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA November 2015

Upload: others

Post on 23-Sep-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

Kode/Nama Bidang Ilmu : 561/Ekonomi Pembangunan

LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA

PENGARUH PEMBIAYAAN USAHA DARI LEMBAGA KREDIT MIKRO TERHADAP PERFORMA USAHA MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

TIM PENELITI

Ketua : Amrita Nugraheni Saraswaty, SE., M.Sc (NIDN: 0007078602)Anggota : I Wayan Sukadana, SE., M.S.E (NIDN: 0023038104)

Anak Agung Bagus Putu Widanta, SE., MSi (NIDN: 0013107704)

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

November 2015

Page 2: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

i

Kode/Nama Bidang Ilmu : 561/Ekonomi Pembangunan

USULAN HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA

PENGARUH PEMBIAYAAN USAHA DARI LEMBAGA KREDIT MIKRO TERHADAP PERFORMA USAHA MIKRO DAN KECIL DI INDONESIA

TIM PENELITI

Ketua : Amrita Nugraheni Saraswaty, SE., M.Sc (NIDN: 0007078602)Anggota : I Wayan Sukadana, SE., M.S.E (NIDN: 0023038104)

Anak Agung Bagus Putu Widanta, SE., MSi (NIDN: 0013107704)

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNANFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

Februari 2015

Page 3: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

ii

HALAMAN PENGESAHANHIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA

Judul Penelitian : Pengaruh Pembiayaan Usaha Dari Lembaga Kredit Mikro Terhadap Performa Usaha Mikro Dan Kecil Di Indonesia

Bidang Ilmu : Ekonomi PembangunanKetua Penelitia. Nama Lengkap : Amrita Nugraheni Saraswaty, SE., M.Scb. NIP/NIDN : 19860702 201012 2 004 / 0002078602c. Pangkat/Gol : Penata Muda Tk. I / IIIbd. Jabatan Fungsional/Struktural : Asisten Ahli e. Pengalaman Penelitian : (Terlampir dalam CV)f. Program Studi/Jurusan : Ekonomi Pembangunang. Fakultas : Ekonomi dan Bisnish. Alamat Rumah/HP : Jl. Kebo Iwa Gg. Danau Beratan No.1, Umaanyar

Ubung - Denpasari. E-Mail : [email protected] Tim Peneliti : 3 (tiga) OrangPembimbinga. Nama Lengkap : Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE.,MSib. NIP/NIDN : 19570727 198403 1 005 / 0027075708c. Pangkat/Gol : Pembina Tk. I / IVbd. Jabatan Fungsional/Struktural : Lektor Kepalae. Pengalaman Penelitian : (Terlampir dalam CV)f. Program Studi/Jurusan : Ekonomi Pembangunang. Fakultas : Ekonomi dan BisnisLokasi Penelitian : IndonesiaJangka Waktu Penelitian : 1 (Satu) TahunBiaya Penelitian : Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah)

Mengetahui Denpasar, 30 November 2015Ketua Jurusan Ketua Peneliti

Ekonomi Pembangunan

Prof. Dr. Made Suyana Utama, SE., MS Amrita Nugraheni Saraswaty, SE., M.ScNIP: 19540429 198303 1 002 NIP: 19860702 201012 2 004

MengetahuiDekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MSNIP: 19610827 198601 1 001

Page 4: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

iii

DAFTAR ISI

HalamanHalaman Sampul iHalaman Pengesahan iiDaftar Isi iiiRingkasan iv

BAB I PENDAHULUAN 11.1. Latar Belakang 11.2. Tujuan Penelitian 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 42.1. UMK (Usaha Mikro dan Kecil) 42.2. Struktur Pasar UMK 6

2.3. Lembaga Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank dalam UMK 7

2.4. Model Empiris untuk Evaluasi Kebijakan 13

BAB III METODE PENELITIAN 163.1. Lokasi Penelitian 163.2. Data 16

3.2.1. Bentuk Data 163.2.2. Metode Pendataan 16

3.3. Variabel Penelitian 173.3.1. Variabel Terikat 173.3.2. Variabel Bebas 17

3.4. Teknik Analisis Data 19

BAB IV PEMBAHASAN 214.1. Data Deskriptif 214.2. Model Econometric dan Hasil Estimasi 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 265.1. Kesimpulan 265.2. Saran 26

DAFTAR PUSTAKA 27

Page 5: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

iv

RINGKASAN

Perkembangan industri kredit mikro di Indonesia telah memberikan kesempatan bagi rumah tangga, khususnya rumah tangga miskin, untuk memulai usaha atau untuk mengembangkan usaha mikro dan kecil. Berbagai kajian makro telah menyatakan keberhasilan usaha mikro dan kecil bertahan dari kerisis keuangan global, serta mampu menjadi penyelamat perekonomian dengan menyerap banyak tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari kredit mikro yang dikucurkan oleh pihak lembaga keuangan baik bank maupun non-bank terhadap performa usaha mikro kecil. Performa usaha akan dilihat dari sisi pendapatan usaha dan besaran balas jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro dan Kecil 2013 (Panel) dengan nomor ID 00-IMK-2013-M1-PANEL, dengan jumlah perusahaan adalah sebanyak 72.000 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Heckit.

Page 6: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mubyarto (2005) menyatakan bahwa sistem ekonomi kerakyatan, dimana

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu bentuknya, tidak

terpengaruh oleh krisis keuangan global, lebih-lebih menjadi penyelamat

perekonomian. Data tahun 2007, yaitu disaat krisis keuangan global melanda, UKM

menyumbang sebesar 53,60 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Masih

berdasarkan data pada saat krisis keuangan, data menunjukkan dari 6,7 persen

pertumbuhan PDB pada tahun 2007, 2,42% bersumber dari Usaha Mikro dan Kecil

(UMK) dan 1,15% dari Usaha Menengah. Beberapa data tersebut menunjukkan

peranan UMKM sangat penting dalam penyelamatan perekonomian Indonesia dikala

krisis keuangan.

Terlepas dari semua peran penting UMKM dalam menjadi tulang punggung

perekonomian, terutama dalam masa-masa krisis keuangan, UMKM masih sangat

perlu pengembangan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) sampai dengan tahun 2012

menunjukkan bahwa terdapat 56.534.592 unit UMKM di Indonesia, dengan laju

pertumbuhan sebesar 2,41 persen pada tahun 2012. Pertumbuhan UMKM sejak era

reformasi memang memperlihatkan laju yang fluktuatif, namun sejak krisis keuangan

tahun 2007 laju pertumbuhan jumlah UMKM terus mengalami penurunan, dan

memiliki kecenderungan untuk terus mengalami penurunan. Berdasarakan literature

standar mikroekonomi, hal ini memang alamiah, diakibatkan oleh oleh struktur pasar

UMKM adalah berbentuk monopolistic competition. Dimana dalam bentuk struktur

pasar tersebut entry dan exit akan terjadi secara bersamaan. Semakin menurunnya

pertumbuhan menunjukkan kapasitas pasar yang sudah jemu dan mengakibatkan

jumlah exit yang semakin tinggi.

Industri mikro dan kecil (UMK) sangat berhasil dalam mendukung perbaikan

ekonomi terutama dari sisi penyerapan tenaga kerja, namun untuk peningkatan value-

added, industri kecil masih tertinggal jauh. Permasalahannya bukan hanya dalam

ukuran besar atau kecilnya perusahaan, namun pada kemampuannya dalam

meningkatkan value-added. Sesuai dengan berbagai laporan makro ekonomi, industri

mikro dan kecil mampu menyerap tenaga kerja mencapai tidak kurang dari 60 persen,

Page 7: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

2

yang dikatakan mampu sebagai penyelamat perekonomin dikala krisis keuangan

melanda. Namun proporsi value-added nasional yang disumbangkan oleh industry

mikro dan kecil ini hanya mencapai 22 persen.

Selain pengembangan dari sisi internal UKM sendiri, pengembangan sisi

pendukung UKM seperti lembaga keuangan yang menyediakan sumber permodalan

juga perlu pengembangan. Mubyarto (2004) menyatakan sulitnya mengembangkan

Usaha Mikro adalah karena perbankan kurang memiliki insentive dan semangat untuk

menyalurkan kredit kepada Usaha Mikro. Perbankan lebih memilih untuk

menyalurkan kredit ke Usaha Besar karena masalah sulit untuk menemukenali bisnis

Usaha Mikro yang bankable. Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) juga

telah menyatakan bahwa salah satu faktor sulitnya UMKM berkembang adalah karena

akses terhadap kredit sangat mahal. Bunga kredit UMKM yang rata-rata mencapai 20

persen per tahun dirasa sangat tinggi jika dibandingkan dengan kredit kepemilikan

rumah yang hanya mencapai rata-rata 6 sampai 10 persen, kredit kepemilikan

kendaraan bermotor yang mencapai rata-rata 5 sampai 9 persen per tahun.

Seluruh ekonom di Indonesia pasti sepakat bahwa salah satu misi dari lembaga

keuangan adalah sebagai agent of development. Oleh karena itu, UMKM perlu

didukung dengan bantuan kredit, namun pertanyaanya kemudian adalah, apakah

kredit yang selama ini telah disalurkan sudah mampu meningkatkan performa

UMKM. Performa UMKM dapat dilihat dari berbagai hal, salah satunya adalah

peningkatan value added. Namun yang terpenting, dalam rangka menjadi agent of

development, kredit yang disalurkan oleh lembaga keuangan (perbankan maupun non

perbankan) mampu meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM, baik itu pemilik

maupun pekerjanya.

Untuk mendesain kebijakan dalam hal pemberian bantuan keuangan perlu

dilakukan studi awal mengenai efektivitas skim-skim kredit yang telah diterima oleh

para pengusaha. BPS sejak tahun 2013 telah melakukan Survei Usaha Mkro dan

Kecil. Industri Mikro dan Kecil dipandang mempunyai peran yang sangat vital dalam

pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan intensitas tenaga kerja yang relatif lebih

tinggi dan jumlah investasi yang relatif kecil, maka usaha Industri Mikro dan Kecil

dapat lebih fleksibel dan beradaptasi terhadap perubahan pasar. Industri Mikro dan

Kecil tidak terlalu terpengaruh oleh tekanan eksternal, karena dapat tanggap

menangkap peluang untuk subsitusi impor dan meningkatkan (Supply) persediaan

domestik. Pengembangan IMK dapat memberikan kontribusi pada diversifikasi

Page 8: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

3

industri dan percepatan perubahan struktur sebagai pra kondisi pertumbuhan ekonomi

jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan. Oleh karena itu penelitian ini akan

lebih difokuskan pada analisis yang didasarkan pada UMK.

1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa

tujuan penelitian adalah, melakukan estimasi apakah usaha mikro dan kecil (UMK)

yang menerima bantuan kredit dari lembaga keuangan memiliki performa yang

berbeda dengan UMK yang tidak.

Page 9: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. UMK (Usaha Mikro dan Kecil)

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil,

Mikro dan Menengah, yang dimaksud dengan usaha mikro adalah usaha produktif

milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha

mikro sebagai mana diatur dalam Undang-Undang ini. Adapun kriteria usaha Mikro

adalah sebagai berikut ini:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) dan tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang

dilakukan atau dijalankan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang usaha yang dimiliki, dikuasai atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau

usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagai mana disebutkan dalam

Undang-Undang ini. Kriteria dari usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20

tahun 2008 ini adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) dan itu tidak termasuk tanah dan banguan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300.000.000 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua miliar lima

ratus juta rupiah).

Berdasarkan Undang-undang nomor. 20 tahun 2008 dalam pasal 6 disebutkan

bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bertujuan untuk menumbuhkan dan

mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional

berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Guna pencapaian tujuan tersebut

usaha Mikro, Kecil dan Menengah ini berlandaskan atas asas kekeluargaan,

demokrasi ekonomi, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan

lingkungan, kemandirian dan keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi

nasional. Tujuan dari pemberdayaan UMK ini adalah :

Page 10: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

5

a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang

dan berkeadilan

b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan UMK menjadi usaha yang

tanggguh dan mandiri, dalam artian UMK ini diharapkan agar dapat bersaing

dan bertahan di tengah persaingan global dan dapat mewujudkan

kemandiriannya sehingga dapat mendorong peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

c. Meningkatkan peran UMK dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan

kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat

dari kemiskinan. Maksudnya disini adalah dengan adanya UMK maka akan

terbuka lapangangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi pengangguran.

Dengan terserapnya pengangguran ke dalam dunia kerja maka orang tersebut

akan memiliki pendapatan sehingga distribusi pendapatan akan menjadi lebih

merata, sehingga masyarakat dapat terbebas dari belenggu kemiskinan dan

pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut juga akan mengalami peningkatan

dan hal itu juha akan diikuti dengan peningkatan pembangunan daerah

tersebut. Sehingga UMK ini dikatakan memeiliki kontribusi yang sangat besar

terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah atau suatu negara.

Ketika terjadi krisis multidimensi pada tahun 1997-1998 usaha mikro dan kecil

ternyata mampu mempertahankan kelangsungan hidup dari usahanya, bahkan mampu

memainkan fungsi penyelamatan pada beberapa sub-sektor penyediaan. Adapun

alasan kenapa UMK ini dapat bertahan bahkan meningkat keberadaannya ditengah

terpaan badai krisis multidimensi ini adalah, pertama, sebagian besar UMK

memproduksi barang-barang konsumsi dan jasa-jasa dengan elastisitas permintaan

terhadap pendapatannya rendah. Kedua, sebagian besar UKM menggunakan dana

sendiri, sehingga pada saat terjadinya krisis ekonomi dan terjadi kenaikan suku bunga

tidak berpengaruh terhadap eksistensi UMK. Ketiga, dengan terjadinya krisis yang

berkepanjangan banyak sektor formal yang menghentikan pekerjaannya, dan para

pengangguran tersebut akan memasuki sektor informal dan berkecimpung kedalam

usaha mikro, kecil dan menegah,sehingga kuantitas UMK mengalami peningkatan

(Partomo dan Soejodono, 2004).

UMK merupakan kegiatan usaha yang diharapkan mampu memperluas

lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat

dan dapat berperan dalam poses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,

Page 11: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

6

mendorong pertumbuhan ekonomi dan berperan dalam mewujudkan stabilitas

nasional. Selain itu UMK merupakan salah satu dari pilar utama ekonomi nasional,

sehingga perlu mendapat perhatian yang lebih besar, dukungan, perlindungan dan

pengembangan yang seluas-luasnya sebagai wujud nyata keberpihakan yang tegas

kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Busar

dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam perjalanannya, meskipun UMK

menunjukan kontribusinya yang besar terhadap perekonomian nasional, namun masih

mengalami berbagai hambatan dan kendala baik secara internal maupun eksternal,

dalam hal produksi, pegolahan, pemasaran, sumber daya manusia (SDM), desain dan

teknologi, permodalan dan iklim usaha.

2.2. Struktur Pasar UMK

UMK dengan karakteristiknya, struktur pasar UMK dipandang lebih cocok

untuk dikategorikan dalam pasar monopolistic. Menurut Mankiw (2012), pasar

persaingan monopolistik adalah struktur pasar dimana terdapat banyak perusahaan

menjual produk yang serupa tapi tidak sama atau terdiferensiasi. Dalam persaingan

pasar monopolistik setiap perusahaan memiliki monopoli atau produk yang dibuat,

tetapi banyak perusahaan lain membuat produk serupa yang bersaing untuk pelanggan

yang sama. Dalam Case dan Fair (2002:372) Persaingan Monopolistik adalah

struktur industri atau struktur pasar yang pada awalnya biasa terdapat di Amerika

Serikat dimana kekuatan pasar diperoleh dari prusahaan yang memproduksi produk

yang terdiferensiasi. Perusahaan baru dapat masuk dan perusahaan yang telah mapan

dapat keluar dari industri secara mudah. Industri persaingan monopolistik memiliki

ciri-ciri sebagai berikut: (a) jumlah perusahannnya besar, (b) tidak ada penghalang

masuk, (c) adanya diferensiasi produk.

Ciri yang membedakan antara persaingan monopolistik dengan monopoli serta

oligopoli adalah bahwa perusahaan yang menjadi pesaing monopolistik tidak dapat

mempengaruhi harga pasar hanya berdasarkan ukuran mereka. Namun perusahaan

dapat mengendalikan harga dalam persaingan monopolistic ini adalah dengan

membedakan produk mereka. Artinya, dengan memproduksi barang yang khas

(differensiasi product) atau membangun pencitraan tertentu maka perusahaan tersebut

akan dapat bersaing di kanca bisnis tersebut, karena tidak ada orang lain atau

perusahaan lain yang mampu memproduksi barang yang sama persis seperti yang kita

produksi.

Page 12: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

7

Ciri yang membedakan antara persaingan monopolistik dan monopoli murni

adalah tersedia substitusi yang baik di industri yang persaingannya bersifat

monopolistik. Perusahaan- perusahaan dalam industri persaingan monopolistis adalah

relatif kecil dibandingkan dengan pasar total. Perusahaan baru dapat memasuki

industry tersebut untuk mengejar laba atau keuntungan dan tersedia banyak substitusi

atas produk yang di produksi oleh perusahaan tersebut. Perusahaan-perusahaan yang

terdapat dalam industri dengan persaingan monopolistik akan berusaha mendapatkan

kekuatan pasar dengan membedakan atau mendiferensiasi produk atau dengan

menciptakan identitas khas pada produk mereka di benak konsumen sasaran atau

masyarakat.

Menurut Mankiw (2012), harga di pasar yang kompetitif selalu sama dengan

biaya marginal produksi. Selain itu dalam jangka panjang keuntungan yang diperoleh

perusahaan adalah sama dengan nol, sehingga harga akan sama dengan biaya total

rata-rata. Perusahaan Monopoli justru akan berbuat sebaliknya, perusahaan jenis ini

akan menggunakan kekuatan pasar mereka untuk menjaga harga diatas biaya

marginal yang mengarah kea rah yang positif, yaitu perusahaan akan berusaha untuk

terus menaikan harga, bahkan melakukan diskriminasi harga untuk memaksimalisasi

keuntungannya sehingga dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Persaingan akan terjadi jika ada banyak perusahaan di pasar yang menawarkan

produk yang identik, tapi jika hanya ada satu perusahaan saja yang menguasai pasar

maka akan terjadi monopoli harga. Perusahan khas juga memiliki beberapa tingkat

kekuatan pasar, namun kekuatan pasarnya tidak begitu besar. Dengan kata lain,

banyak industry jatuh di suatu tempat antara kutub kasus persaingan sempurna dan

monopoli. Para ekonom menyebut situasi ini persaingan tidak sempurna.

2.3. Lembaga Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank dalam UMK

Berdasarkan Undang-Undang Nmor 20 Tahun 2008, dalam rangka

meningkatkan sumber pembiayaan UMK, pemerintah melakukan beberapa upaya

yaitu sebagai berikut:

a. Pengembangan sumber pembiayaan dari kredit perbankan dan

lembagakeuangan bukan bank

b. Pengembangan modal ventura

c. Pelembagaan terhadap transaksi anjak piutang

Page 13: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

8

d. Peningkatan kerjasama antara usaha mikro dan usaha kecil melalui koperasi

simpan pinjam dan koperasi jasa keuangan konvensional dan syariah

e. Pengembangan sumber pembiayaan lain sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

Berikut adalah lembaga-lembaga pembiayaan kredit baik dari perbankan maupun

bukan bank. Untuk bagian pertama akan dibahas mengenai pengertian, perinsip dan

peran bank umum dalam menunjang perkembangan usaha UMK.

1. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang yang melakukan kegiatan usahanya secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Kasmir, 2013:32). Sifat jasa yang

diberikan adalah umum, dalam artian dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang

ada dengan wilayah operasinya dapat meliputi seluruh wilayah. Sehubungan dengan

berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 tentang pemberian

Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis dalam rangka

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang diantaranya mengatur

tentang kewajiban Bank umum untuk menyalurkan dananya dalam bentuk kredit atau

pembiayaan UMKM, perluasan bentuk dan penerima bantuan teknis dari Bank

Indonesia, serta pengenaan sanksi apabila Bank Umum tidak mencapai rasio

pemberian kredit atau pembiayaanUMKM yang ditetapkan, maka ketentuan

pelaksanaanya telah diatur dengan tegas. Pokok-pokok pengaturan Surat Edaran

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Secara umum SE ini mengatur tentang:

a. Penyampaian rencana pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM

b. Tata cara perhitungan dan pemantauan atas pencapaian rasio

pemberian kredit atau pembiayaan UMKM termasuk untuk kantor

cabang Bank Asia dan Bank Campuran

c. Pelaksanaan pola kerjasama dalam pemberian Kredit atau Pembiayaan

UMKM

d. Kriteria dan tata cara pengajuan permohonanbantuan teknis Bank

Indonesia

e. Tatacara publikasi atas pencapaian pemberian kredit atau pembiayaan

UMKM

f. Kriteria dan tata cara penilaian dalam jangka pemberian penghargaan

Page 14: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

9

g. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pelatihan kepada pelaku

UMKM oleh Bank Umum, apabila Bank Umum tidak mencapai

realisasi kredit/pembiayaan UMKM sesuai rasio yang ditetapkan

h. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pelatihan kepada pelaku

UMKM oleh Bank Umum, apabila Bank Umum tidak mencapai

realisasi kredit/pembiayaan UMKM sesuai rasio yang ditetapkan

2. Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pelatihan kepada pelaku UMKM

oleh Bank Umum, apabila Bank Umum tidak mencapai realisasi kredit atau

pembiayaan UMKM sesuai rasio yang ditetapkan Kewajiban bank untuk

menyusun dan menyampaikan rencana pemberian Kredit atau Pembiayaan

UMKM yang merupakan bagian dari Rencana Bisnis Bank (RBB) dengan

rasio sesuai dengan tahap yang telah ditetapkan, adalah sebagai berikut:

a. tahun 2013 dan 2014: sesuai kemampuan bank umum;

b. tahun 2015: paling rendah 5% (lima persen);

c. tahun 2016: paling rendah 10% (sepuluh persen);

d. tahun 2017: paling rendah 15% (lima belas persen); dan

e. tahun 2018 dan seterusnya: paling rendah 20% (dua puluh persen).

3. Cara menghitung pencapaian rasio pemberian kredit atau Pembiayaan UMKM

secara gabungan untuk seluruh kantor bank umum di dalam negeri posisi akhir

bulan Desember:

4. Yang dimaksud dengan total Kredit atau Pembiayaan UMKM adalah jumlah

baki debet Kredit atau Pembiayaan UMKM dalam Rupiah dan valuta asing.

5. Pola kerjasama pemberian kredit atau pembiayaan UMKM

a. Dalam pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM, Bank Umum dapat

melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan tertentu, yaitu: BPR,

BPRS, dan/atau Lembaga Keuangan Non Bank lainnya. Pengertian

Lembaga Keuangan Non Bank lainnya adalah sebagaimana dimaksud

dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pedoman

penyusunan laporan bulanan bank umum, yaitu Koperasi Simpan

Page 15: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

10

Pinjam, Baitul Maal Wa Tamwil dan lembaga-lembaga lainnya yang

dapat dipersamakan dengan itu.

b. Kerjasama pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM dapat

dilakukan dengan pola executing, pola channeling, dan pola

pembiayaan bersama (sindikasi). Khusus untuk pola executing, dalam

rangka memastikan penyaluran dana kepada UMKM, Bank Umum

membuat Perjanjian Kerjasama dengan lembaga keuangan dimaksud

dan melaporkan realisasi penyaluran dana pola executing secara

triwulanan kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 10 (sepuluh)

hari kerja setelah triwulan bersangkutan.

6. Ketentuan terkait bantuan teknis Bank Indonesia

a. Bantuan teknis yang diberikan meliputi: penelitian, pelatihan,

penyediaan informasi dan/atau fasilitasi. Dalam SE dijelaskan tujuan,

format, dan topik dari masing-masing kegiatan bantuan teknis,serta

kriteria penerima pelatihan/fasilitasi.

b. Biaya pelaksanaan bantuan teknis

i. Biaya pelaksanaan bantuan teknis bagi Bank Umum, BPR,

Lembaga Pembiayaan UMKM, Lembaga Penyedia Jasa, dan

UMKM untuk kegiatan penyediaan informasi, pelatihan dan

fasilitasi.

ii. Biaya pelaksanaan bantuan teknis dalam rangka kerjasama

Bank Indonesia dengan kementerian, dinas terkait, lembaga

domestik, atau lembaga internasional diatur sesuai dengan

kesepakatan para pihak.

7. Bank Indonesia mempublikasikan peringkat pencapaian rasio Kredit atau

Pembiayaan UMKM terhadap total Kredit atau Pembiayaan oleh Bank Umum

dalam website Bank Indonesia dan secara berkala memberikan penghargaan

kepada Bank Umum yang berhasil menyalurkan Kredit atau Pembiayaan

UMKM yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.

8. Pelatihan kepada pelaku UMKM oleh Bank Umum

a. Bank Umum yang tidak mencapai realisasi Kredit atau Pembiayaan

UMKM sesuai rasio yang ditetapkan, wajib menyelenggarakan

pelatihan kepada pelaku UMKM yang tidak sedang dan/atau belum

pernah mendapatkan Kredit atau Pembiayaan UMKM. Kewajiban ini

Page 16: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

11

mulai berlaku untuk pencapaian rasio pemberian Kredit atau

Pembiayaan UMKM pada tahun 2015.

b. Jumlah dana yang dialokasikan dalam rangka pelatihan dimaksud

adalah minimal sebesar 2% (dua persen) yang dihitung dari selisih

antara kewajiban pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan UMKM

dikurangi dengan realisasi pencapaian rasio Kredit atau Pembiayaan

UMKM pada setiap akhir tahun berjalan, dengan jumlah maksimal

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah).

c. Pelatihan kepada UMKM dilakukan dan dilaporkan kepada Bank

Indonesia paling lambat pada tanggal 30 September.

9. Pengenaan sanksi kepada:

a. Bank Umum yang melanggar ketentuan mengenai pentahapan

pencapaian rasio pemberian Kredit atau Pembiayaan UMKM.

b. Bank Umum yang tidak melaksanakan kewajiban untuk

menyelenggarakan pelatihan kepada pelaku UMKM.

c. Kantor cabang bank yang berkedudukan di luar negeri dan Bank

Campuran yang memberikan Kredit atau Pembiayaan UMKM melalui

kerjasama pola channeling dan/atau pembiayaan bersama (sindikasi).

10. Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku sejak 29 Agustus 2013.

Dengan dikeluarkannya surat edaran ini maka prosedur dalam hal perolehan

dana untuk usaha rakyat UKM ini akan menjadi lebih sederhana dan mudah, sehingga

keberadaan UMK di masyarakat ini diharapkan akan lebih mampu menciptakan iklim

usaha yang lebih kondusif dan dapat menyerap tenaga kerja yang lebih besar sehingga

pengngguran akan berkurang dan distribusi pendapatan juga akan lebih merata.

Seiring dengan hal tersebut maka diharapkan pertumbuhan ekonomi di wilayah atau

Negara tersebut juga akan meningkat.

2. BPR

BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensioanal atau

berdasarkan prinsipsyariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

lintas pembayaran (Kasmir, 2013:33). Artinya, jika dibandingkan dengan Bank

Umum kegiatan BPR jauh lebih sempit. BPR adalah lembaga keuamgan mikro yang

paling dekat dengan pihak pengusaha mikro, kecil dan menengahdan memberikan

kontribusi yang sangat besar dalam meklakukan pembiayaan usaha mikro, kecil dan

Page 17: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

12

menengah. Dalam melakukan penyaluran kredit BPR masih mempertimbangkan

produktivitas dalam pembiayaannya, sehingga ada kecenderungan untuk

menggerakan sektor-sektor produktif menjadi lebih baik dibandingkan bank-bank

lainnya.Kecenderungan BPR menyalurkan kreditnya pada pembiayaan modal kerja

dengan mengambil pola waktu yang lebih pendek, sehingga kredit dapat lebih cepat

selesai. Dan untuk kredit investasi, karena jangka waktunya relative panjang BPR

kurang tertarik untuk menyalurkannya (Eka Artika, 2010).

Sesuai dengan karakteristik dan cakupan wilayah kerjanya BPR memiliki peranan

yang besar untuk memjukan ekonomi masyarakat daerah. BPR akan menghimpun

dana dari masyarakat setempt, kemudian dana tersebut akan disalurkan kembali

kepada masyarakat setempat yang membutuhkan dana atau bantuan modal untuk

berbagai keperluan yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada

peningkatan aktivitas ekonomi, khusunya UMK.

Lembaga keuangan bukan bank juga memiliki peranan yang sangat penting

dalam menunjang perkembangan usaha UMK beberapa bentuk lembaga keuangan

bukan bank tersebut dijelaskan lebih lanjut berikut ini.

1. Koperasi

Koperasi adalah suatu bentuk badan usaha yang beranggotakan orang atau

badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Kegiatan usaha koperasi adalah penjabaran dari UUD 1945 pasal 33 ayat (1), dimana

disebutkan koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan

sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem perekonomian nasional.

Sebagai salah satu pelakuekonomi, koperasi merupakan suatu organisasi

ekonomi yang berusaha menggerakan potensi sumber daya ekonomi yang terbatas

dan dalam pengembangan koperasi tersebut haruslah mengutamakan kepentingan

anggota sehingga koperasi diharapkan mampu bekerja secara efisien dan mengikuti

prinsip-prinsip koperasi serta kaidah-kaidah ekonomi yang berlaku di masyarakat.

Keberadaan koperasi ini sangat mendukung keberadaan UMKM. Hal ini karena

koperasi dapat bekerja sama dengan UMKM, yaitu ketika sesorang ingin membuka

usaha dan belum memiliki modal, maka orang tersebut dapat meminjam modal

kepada koperasi.

2. Modal Ventura

Page 18: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

13

Perusahan Modal ventura adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan dalam bentuk penyediaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan

perusahaan pada jangka waktu tertentu. Di Indonesia, peran modal ventura dalam

melakukan pembiayaan kepada UMK tidak bisa dilepaskan dari orientasi modal

ventura sebagai lembaga pembiayaan pembangunan(development financing

institusion) yang menerapkan pembiayaan dengan tetap memperhatikan prosedur dan

cara berusaha yang sehat. Peran lain dari perusahaan modal ventura ini adalah

membina UKM yang belum menjadi Bankable atau belum layak mendapat kredit.

3. Anjak Piutanag

Perusahaan anjak piutang dapat didefinisikan seabagai suatu kontrak dimana

perusahaan anjak piutang akan menyediakan jasa seperti jasa pembiayaan, jasa

pembukuan, jasa penagihan piutang dan jasa perlindungan terhadap resiko kredit dan

untuk itu klien berkewajiban secara terus menerus menjual atau menjaminkan piutang

yang berassal dari penjualan barang-barang atau pemberian jasa-jasa kepada

perusahaan anjak piutang. Anjak piutang adalah salah satu lembaga keuangan

alternative permodalan bagi UMK di Indonesia. Dalam perusahaan anjak piutang

ditawarkan pembiayaan jangka pendekyang diperoleh dari pengalihan perusahaan atas

piutang debitur kepada perusahaan anjak piutang. Sehingga dengan demikian UMK

dapat mengetahuiaspek mekanisme transaksi anjak piutang.

Manfaat mekanisme anjak piutang adalah dapat memanfaatkan piutang usaha

(account receivables) untuk memperoleh fasilitas pembiayaan dari perusahaan anjak

piutang, dimana dana yang diperoleh dapat berguna untuk mengatasi cashflow

mismatch karena membesarnya kebutuhan modal kerja. Permodalan dengan anjak

piutang juga dapat meningkatkan efisiensi dalam penagihan dan administrasi piutang

karena perusahaan anjak piutang juga melayani credit management. Dengan anjak

piutang UMK tidak hanya dapat permodalan dari penjualan piutangnya tetapi juga

mendapat factoring yang dapat digunakan untuk transaksi ekpor dan impor tanpa

enggunakan L/C, sehingga UMK dapat memperluas pangsa pasarnya hingga ke dunia

internasional.

2.4. Model Empiris untuk Evaluasi Kebijakan

Lindauer, Pritchestt, Rodrik dan Eckaus (2002), menuliskan sebuah judul

untuk sub bab tulisannya dengan judul “an obituary of growth regression”. Tulisan

Page 19: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

14

ini mengkritik econometrics yang digunakan sebagai alat analisa ekonomi

pembangunan khususnya pertumbuhan ekonomi yang tidak memberikan acuan jelas

dalam pembuatan kebijakan aksi setelah analisa dilakukan. Econometrics dianggap

hanya sebagai analisa di atas kertas tanpa ada aksi lanjutan di lapangan.

Tahun 2003 di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dibentuklah

sebuah laboratorium oleh tiga orang professor ekonomi yaitu Abhijit Banerjee, Esther

Duflo, dan Sendhil Mullainathan. Laboratorium ini kemudian (tahun 2005) diberi

nama Abdul Latief Jameel Poverty Lab atau lebih dikenal dengan J-PAL. J-PAL

memiliki slogan “transferring research into action” yang memiliki tujuan untuk

memberikan petunjuk yang lebih jelas dan tegas serta berdasarkan kaedah-kaedah

akademis kepada para pemegang kepentingan dalam rangka pemberantasan

kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi. J-PAL menggunakan metode eksperimen

seperti yang digunakan pada analisa-analisa kedokteran atau biologi, metode tersebut

adalah randomize evaluation method (RE). Metode ini dianggap metode yang paling

sukses untuk mencari kebijakan yang paling tepat untuk diberikan kepada objek

penelitian (masyarakat miskin) dalam rangka menyelesaikan permasalahan dasar yang

dihadapi objek penelitian.

Experimental Economics dengan metode RE bukannya tanpa kritik, adalah

Deaton (2009) dan Rodrik (2010), yang mengkritik mengenai ekstelnal validitas dari

analisa RE. RE dianggap kurang dapat digunakan untuk mendesain sebuah kebijakan

yang lebih umum oleh karena sifatnya yang hanya menganalisa Local Average

Treatment Effect (LATE). Namun Easterly dan Cohen (2010), tetap menyatakan

bahwa analisa eksperimental dengan metode RE memberikan harapan yang lebih

cerah terhadap analisa kebijakan ekonomi pembangunan dibandingkan dengan analisa

“regressi” yang telah memberikan kekecewaan selama enam puluh tahun terhadap

analisa ekonomi pembangunan.

Angrist dan Pischke (2008) menyatakan bahwa pada era yang memiliki

paradigma eksperimen sekarang ini, teknik yang sering digunakan untuk

mencari jawaban-jawaban pertanyaan hubungan kausal adalah; linier regression

untuk statistical control, metode Instrumental Variables (IV) untuk analisis dada

natural experiments, dan metode differences-in-differences (DID) untuk

menganalisa dampak dari kebijakan. Metode-metode dasar ini dianggap cukup

mampu untuk membuat data “berbicara” mengenai apa yang terjadi pada

Page 20: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

15

kehidupan social ekonomi masyarakat. Hal ini juga mengisyaratkan kepada para

mahasiswa atau peneliti dibidang ekonomi bahwa yang terpenting adalah hasil

dari analisis ekonometrika dapat diaplikasikan sebagai sebuah kebijakan yang

dapat direalisasikan, baik sebagai sebuah pilot project (eksperimen) atau

kebijakan yang lebih luas oleh pemerintah.

Microeconometrics yang memfokuskan diri pada analisa data-data pada

tingkat individu juga harus diperkaya dengan variable-variabel kebijakan.

Experimental economics yang banyak menganalisa dan menemukan kebijakan-

kebijakan yang tepat untuk penanggulangan kemiskinan, permasalahan UMK,

pertumbuhan ekonomi dan lain sebagainya dapat dijadikan sebagai pokok

permasalahan dalam analisa microeconometrics. Cameron dan Trivedi (2005)

menyatakan bahwa microeconometrics akan menjadi lebih menarik dan berguna

dengan adanya data-data dari social experiments atau natural experiments.

Page 21: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

16

BAB IIIMETODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan data datamikro dari Survei Industri Mikro dan

Kecil 2013 yang merekam data pengusaha mikro dan kecil di seluruh Indonesia. Oleh

karena itu lokasi penelitian adalah di Indonesia. Lokasi ini dipilih karena penelitian

ini ingin memberikan suatu kontribusi dalam evaluasi kredit yang dikeluarkan oleh

lembaga keuangan bank maupaun non-bank kepada UMK di Indonesia. Mengingat

penelitian ini adalah bertujuan untuk memberikan kontribusi pada analisis dampak

sebuah skim kredit terhadap performa usaha UMK yang hasilnya dapat dijadikan

dasar dalam evaluasi kebijakan mengenai kredit UMK atau pembentukan kebijakan

baru pada nantinnya, dan sebagaimana kita ketahui bahwa kebijakan UMK dan

kebijakan yang berkaitan dengan lembaga pembiayaan (bank maupun non-bank)

adalah merupakan kebijakan nasional, maka diperlukanlah analisis yang memiliki

tingkat nasional pula.

3.2. Data

3.2.1. Bentuk Data

Penelitian ini menggunakan datamikro dari Survei Industri Mikro dan Kecil

2013 (Panel) dengan nomor ID 00-IMK-2013-M1-PANEL. Data ini dikumpulkan

dari seluruh Indonesia dengan jumlah blok sensus terpilih sebanyak 12.000 blok

sensus. Data ini mencakup 72.000 perusahaan/usaha mikro dan kecil, yang terbagi

menjadi empat triwulan untuk setiap triwulan terdiri dari 9000 perusahaan/usaha,

sedangkan sisanya sebesar 36.000 perusahaan/usaha dicacah pada Triwulan II 2013

tahap II.

3.2.2. Metode Pendataan

Kerangka sampel yang digunakan ada 2 jenis, yaitu kerangka sampel untuk

pemilihan blok sensus dan kerangka sampel untuk pemilihan usaha. Kerangka sampel

blok sensus yang digunakan adalah daftar blok sensus yang dilengkapi dengan

informasi jumlah usaha Industri Mikro dan Kecil (IMK) hasil pencacahan Sensus

Ekonomi 2006 (SE06). Kerangka sampel usaha adalah daftar usaha hasil pendaftaran

Page 22: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

17

survei IMK 2013. Kerangka sampel usaha ini dibedakan menurut usaha industri kecil

dan usaha industri mikro.

Tahap pertama, adalah memilih sejumlah blok sensus pada setiap strata secara

PPS (Probability Proportional to Size) dengan size banyaknya IMK hasil listing

Survei IMK2012. Penarikan sampel blok sensus antar strata dilakukan secara

independent. Kerangka sampel yang digunakan yaitu daftar blok sensus hasil re-

stratifikasi dalam satu provinsiTahap kedua, dari kerangka sampel usaha, seluruh

industri kecil dipilih sebagai sampel, dan dilakukan pemilihan sejumlah industri

mikro dari hasil pendaftaran IMK secara sistematik linier untuk setiap jenis usaha

sesuai KBLI pada blok sensus terpilih. Bila jumlah industri kecil dalam suatu provinsi

melebihi target sampel usaha IMK, maka harus dilakukan pemilihan sampel untuk

industri kecil.

3.3. Variabel Penelitian

Terdapat 2 jenis variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel terikat dan

variabel bebas. Oleh karena terdapat 2 model yang akan digunakan, maka

variabel bebas dalam penelitian ini terdapat dua variabel dan 14 variabel bebas

pokok. Berikut adalah tabel variabel yang digunakan beserta dengan definisi

operasional variabel dan keterangan untuk variabel yang bersangkutan.

3.3.1. Variabel Terikat

Berikut adalah tabel variabel terikat, beserta dengan definisi operasional

variabel dan keterangan untuk variabel yang bersangkutan.

Tabel 3.1. Variabel TerikatNo Variabel Definisi Keterangan2 Ln(Profit) Logaritma natural profit dari

usaha rumahtangga Untuk nilai profit 0 dan negative dinormalisasi dengan nilai 0

3.2.2. Variabel Bebas

Berikut adalah tabel variabel bebas, beserta dengan definisi operasional

variabel, beserta keterangan mengenai tanda yang diharapkan dari hasil

estimasi.

Page 23: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

18

Tabel 3.2. Variabel BebasNo Variabel Definisi Tanda yang

diharapkan1 DBank Dummy variabel untuk rumahtangga yang

menggunakan pembiayaaan usaha dari lembaga perbankan1= ya0= lainnyaRumahtannga yang menggunakan pembiayaan ini dianggap memiliki kepercayaan diri yang proporsional dan terukur (lembaga perbankan yang “mengukurnya”)

Positif

2 Dnon-bank Dummy variabel untuk rumahtangga yang menggunakan pembiayaaan usaha dari lembaga non-bank1= ya0= lainnya

Positif

3 Dpnpm Dummy variabel untuk rumahtangga yang menggunakan pembiayaaan usaha dari lembaga PNPM1= ya0= lainnya

Positif

4 Type1 Rumahtangga type 1 (4 rumahtangga), rumahtangga dari pimpinan masyarakat yang mana berjenis kelamin perempuan

Positif

5 Type2 Rumahtangga type 2 (32 rumahtangga), rumahtangga miskin dengan kepala keluarga perempuan (PEKKA)

Positif

6 Type3 Rumahtangga type 3, rumahtangga miskin dengan kepala keluarga laki-laki (non PEKKA)

Positif

7 Type4 Rumahtangga type 4, rumahtangga tidak miskin dengan kepala keluarga perempuan (PEKKA)

Positif

3.4. Teknik Analisis Data

Analisis statistik berdasarkan sampel non-acak dapat menyebabkan kesimpulan

yang keliru dan kebijakan yang buruk. The Heckman koreksi, pendekatan statistik dua

langkah, menawarkan cara mengoreksi sampel yang dipilih secara non-acak.

Heckman dibahas bias dari menggunakan sampel yang dipilih nonrandom untuk

memperkirakan hubungan perilaku sebagai kesalahan spesifikasi. Dia menyarankan

metode estimasi dua tahap untuk memperbaiki bias. Koreksi mudah untuk

menerapkan dan memiliki dasar yang kuat dalam teori statistik. Koreksi Heckman

melibatkan asumsi normalitas, menyediakan tes untuk sample selection bias dan bias

corrected model.

Misalkan seorang peneliti ingin memperkirakan faktor-faktor penentu

menawarkan upah, tetapi memiliki akses ke pengamatan upah hanya mereka yang

bekerja. Karena orang-orang yang bekerja dipilih non-acak dari populasi,

Page 24: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

19

memperkirakan faktor-faktor penentu upah dari subpopulasi yang bekerja mungkin

menimbulkan bias. The Heckman koreksi berlangsung dalam dua tahap.

Pada tahap pertama, peneliti merumuskan model, berdasarkan teori ekonomi,

untuk kemungkinan kerja. Spesifikasi kanonik untuk hubungan ini adalah regresi

probit dari bentuk

di mana D menunjukkan kerja (D = 1 jika responden digunakan dan D = 0 jika tidak),

Z adalah vektor dari variabel penjelas, , adalah vektor parameter yang tidak

diketahui, dan Φ adalah fungsi distribusi kumulatif dari distribusi normal standar.

Estimasi model menghasilkan hasil yang dapat digunakan untuk memprediksi

probabilitas kerja ini untuk setiap individu.

Pada tahap kedua, peneliti mengoreksi seleksi mandiri dengan memasukkan

transformasi ini probabilitas individu diperkirakan sebagai variabel penjelas

tambahan. Persamaan upah dapat ditentukan,

di mana menunjukkan tawaran upah yang mendasari, yang tidak diamati jika

responden tidak bekerja. Ekspektasi bersyarat dari upah yang diberikan orang tersebut

bekerja kemudian

Berdasarkan asumsi bahwa istilah kesalahan yang bersama-sama normal, kita

memiliki

di mana ρ adalah korelasi antara faktor-faktor penentu teramati dari kecenderungan

untuk bekerja dan penentu teramati dari upah menawarkan u, u σ adalah standar

deviasi dari , dan , merupakan kebalikan rasio Mills dievaluasi pada .

Persamaan ini menunjukkan wawasan Heckman yang pemilihan sampel dapat dilihat

sebagai bentuk dihilangkan-variabel bias, seperti bersyarat pada kedua X dan seolah-

olah sampel dipilih secara acak. Persamaan upah dapat diperkirakan dengan

mengganti dengan perkiraan Probit dari tahap pertama, membangun istilah, dan

termasuk sebagai variabel penjelas tambahan dalam estimasi regresi linier dari

Page 25: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

20

persamaan upah. Sepanjang , koefisien pada hanya dapat nol jika ,

sehingga menguji nol bahwa koefisien adalah nol setara dengan pengujian untuk

sampel selektivitas.

Page 26: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

21

BAB IVPEMBAHASAN

4.1. Data Deskriptif

Alternatif data yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah data dari

SPRT 2011 yang tersedia pada microdata.worldbank.org. Data ini dipandang

memiliki kesesuaian dengan data BPS namun memiliki cakupan yang lebih luas

yaitu rumahtangga. Berbeda dengan data BPS yang hanya mengenai data UMKM

data dari SPRT 2011 mencakup juga isu kemiskinan dengan memasukkan

karakteristik rumahtangga miskin dan khususnya rumahtangga miskin dengan

kepala keluarga perempuan. Sumber lembaga keuangan yang terrekam dalam

data SPRT2011 juga lebih luas yaitu dengan dimasukkannya lembaga PNPM

sebagai salah satu sumber pinjaman usaha rumahtangga.

Berdasarkan data SPRT 2011 yang dapat diakses melalui Worldbank

Microdata terdapat 2400 rumah tangga yang dijadikan dasar analisis. Data yang

digunakan adalah data yang berdasarkan Buku 3, yaitu mengenai kondisi

ekonomi rumah tangga. Oleh karena terdapat beberapa rumah tangga yang

memiliki pengasilah yang sangat besar maka hal ini dinggap sebagai outlier

sehingga total data yang akan digunakan dalam analisis adalah sebanyak 2391

Rumah tagga. Pendapatan rumah tangga, yang diperoleh dari, usaha tani maupun

usaha non-tani, ditampilkan dalam bentuk lognormal. Data deskriptif mengenai

pendapatan keluarga ditampilkan pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1. Data Deskriptif Pendapatan Rumahtangga Sampel

Tabel 4.1 menunjukkan rata-rata pendapatan rumahtangga baik yang berasal

dari usaha tani, non-tani ataupun keduanya adalah sebesar, Rp. 10.500.000,-

Kegiatan ekonomi Rumahtangga sampel berasal dari usaha tani, non-tani

ataupun keduanya. Terdapat 555 rumahtagga yang menggunakan pinjaman

dalam membiayaai kegiatannya tersebut, seperti yang ditunjukkan pada Tabel

4.2 berikut.

Page 27: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

22

Tabel 4.2. Jumlah Rumahtangga yang Menggunakan Pinjaman Untuk Usaha

Pinjaman Freq. Percent Cum.Tidak 1836 76.79 76.79Ya 555 23.21 100Total 2391 100

Rumahtangga sebanyak 555 rumahtangga yang menggunakan pinjaman

sebagai sumber pembiayaan usahanya tersebut terdiri dari 151 rumahtangga

usaha tani, 139 usaha nontani dan 265 menjalankan kedua usaha tersebut. Tabel

4.3 menunjukkan jumlah rumahtangga yang menggunakan pinjaman sesuai

dengan jenis usaha utama rumahtangga tersebut.

Tabel 4.3. Deskripsi Jumlah Rumahtangga yang Menggunakan Pinjaman Sesuai Dengan Usaha Utama yang Dijalankannya

Tani dan Non-taniPinjaman Tidak Ya Total

Tidak 1,012 824 1,836Ya 290 265 555

Total 1,302 1,089 2,391

Hanya Usaha TaniPinjaman Tidak Ya Total

Tidak 1,093 743 1,836Ya 404 151 555Total 1,497 894 2,391

Hanya Usaha Non-TaniPinjaman Tidak Ya Total

Tidak 1,567 269 1,836Ya 416 139 555Total 1,983 408 2,391

Tabel 4.3 menunjukkan sebagain besar rumahtangga yang menggunakan

pembiayaan usaha dari pinjaman adalah mereka yang menjalankan dua jenis

usaha, yaitu usaha tani dan non tani. Usaha Tani dan Non-tani yang dijalankan

Page 28: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

23

oleh 265 rumahtangga ini adalah usaha yang mengarah ke usaha dengan skala

usaha yang lebih besar. Secara umum, rumahtangga yang menggunakan

penjaman sebagi salah satu sumber pembiayaan usahanya adalah rumahtangga

yang menjalankan usaha secara professional bukan sebagai usaha subsistem.

Berdasarkan data dari Tabel 4.2 dan 4.3 juga terlihat bahwa 555 rumah

Tabel 4.4, menunjukkan sumber pinjaman dan jumlah rumahtangga yang

menggunakan sumber tersebut.

Tabel 4.4. Sumber Pinjaman dan Jumlah Rumahtangga yang Menggunakannya

Sumber Pinjaman Jumlah RumahtangaBank 159Non-Bank 144Pegadaian 7PNPM 82Majikan 37Rentenir 16Keluarga 165Klp Masy 62Pembelian dengan Kredit 22

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sumber yang palingbanyak dituju oleh

rumahtangga adalah keluarga. Namun jika kebutuhan untuk menjalankan usaha

menjadi semakin besar maka pilihan berikutnya adalah lembaga perbankan atau

non-bank. Pilihan Bank dan Non-bank akan memperlihatkan bahwa

rumahtangga memang sungguh-sunguh menjalankan usahanya. Hal ini yang

kemudian mendasari bahwa pendapatan yang diperoleh oleh rumahtangga yang

menggunakan pembiayaan akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak

menggunakan.

Terdapat beberapa program pemerintah yang terlibat didalam pembiayaan

kredit bagi usaha rakyat, antaranya adalah program Kredit Usaha Rakyat (KUR)

dan program PNPM. Secara umum dapat dilihat jumlah rumahtangga yang

menggunakan pelayanan KUR dari bank memiliki jumlah yang cukup banyak

yaitu sebanyak 159 pinjaman. Sedangkan untuk program PNPM relative lebih

sedikit yaitu sebanyak 82 pinjaman. Hal ini dapat dipahami oleh karena tidak

Page 29: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

24

semua program PNPM memberikan fasilitas pinjaman kepada masyarakat

sasaran.

4.2. Model Econometric dan Hasil Estimasi

Model ekonometrik yang digunakan dalam analisis ini adalah model Heckit.

Model ini ditujukan untuk menganalisis dampak penggunaan pinjaman dari

lembaga keuangan dengan pendapatan usaha dari rumahtangga. Hasil dari

estiasi Model Heckit adalah seperti pada Tabel 4.5, berikut.

Tabel. 4.5. Estimasi Model Heckit

Hasil estimasi dengan model Heckit seperti yang ditunjukkan pada Tabel

4.5, menunjukkan bahwa secara signifikan profit yang diperoleh oleh

rumahtangga yang menggunakan pinjaman dari bank adalah lebih tinggi sebesar

Page 30: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

25

47,15 persen dibandingkan dengan rumahtangga yang tidak menggunakan

pinjaman dari lembaga bank.

Satu hal yang menarik juga untuk dicermati dari hasil estimasi Tabel 4.5

adalah hasil negative namun tidak signifikan dari pinjaman dari PNPM. Hal ini

dapat diinterpretasikan bahwa dampak pinjaman dana dari PNPM tidak jelas

dampaknya terhadap profitabilitas usaha rumah tangga. Satu hal yang dapat

dijadikan alasan disini adalah karena sasaran dari program PNPM adalah

keluarga miskin. Jika dibandingkan dengan rumahtangga lain (tentunya

rumahtangga non-miskin) yang tidak menggunakan sumber dari PNPM maka

pendapatan dari rumahtangga yang menggunakan penjaman dari PNPM akan

lebih rendah. Hal ini dikarenakan oleh karakter program PNPM adalah untuk

masyarakat miskin, sedangkan pinjaman dari bank adalah untuk masyarakat

professional.

Page 31: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

26

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bagian sebelumnya maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan:

1. Pendapatan rumahtangga yang menggunakan pinjaman dari bank adalah lebih

tinggi dari rumahtangga yang tidak menggunakan pinjaman bank.

2. Lebihtingginya pendapatan ini disebabkan karena rumahtangga yang

menggunakan pinjaman bank adalah rumahtangga yang sudah memiliki rencana

usaha yang professional, sehingga lembaga bank kemudian menyetujui untuk

melakukan pembiayaan.

3. Hasil dari pinjaman PNPM terlihat tidak signifikan, hal ini bukan dikarenakan

ketidakberhasilan program PNPM akan tetapi oleh karena karakteristik program

PNPM yang diperuntukkan pada msyarakat miskin, sehingga jika dibandingkan

dengan keluarga yang non-miskin maka terlihat pendapatannya menjadi lebih

rendah dan tidak signifikan.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terdapat dua saran kebijakan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu

1. Untuk meningkatkan pendapatan rumahtangga melalui kegiatan usaha maka

perlu dilakukan penyaluran pinjaman yang sebaiknya dilakukan melalui lembaga

yang memiliki kompetensi untuk menilai kelayakan sebuah usaha, seperti

lembaga Perbankan.

2. Program PNPM perlu dievaluasi lagi apakah dampaknya sudah sesuai dengan

yang ditargetkan oleh pemerintah, khususnya untuk PNPM yang memberikan

pembiayaan bagi usaha masyarakat.

Page 32: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

27

DAFTAR PUSTAKA

Angrist, J. D., dan J-S. Pischke (2008), Mostly Harmless Econometrics: An Empiricist’s Companion. Princeton and Oxford: Princeton University Press.

Artika, Eka. (2010). Peranan bank Perkreditan Rakyat (BPR) dalam menggerakan kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Nusa Tenggara Barat. Media Informasi Universitas Islam Al-Azhar, AVESINA, Vol. 2 No. 2

Cameron, A. C., dan P. K. Trivedi. (2009). Microeconometrics Methods and Applications. Cambridge; Cambridge University Press

Case, Karl E dan Ray C. Fair. (2002). Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Edisi Kelima. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Prenhallindo

Cohen, J. dan W. Easterly. (2010). Introduction: Thinking Big versus Thinking Small. In Jessica Cohen and William Easterly (ed.), What Works in Development? Thinking Big and Thinking Small. Mass.: Brooking

Deaton, Angus. (2009). Instruments of Development: Randomization in the Tropics and the Search for the Elusive Keys to Economic Development. Working Paper 14690. Cambridge, Mass.: NBER

Heckman, J. (1974). Shadow Price, Market Wages, and Labor Supply. Econometrica, 42: 679 – 694

Hausman, J. A., and D. A. Wise (1976). The Evaluation of Result from Truncated samples: The New Jersey Negative Income Tax Experiment. Annals of Economic and Social Measurement, 5: 421 – 445

Kasmir (2013). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Lindauer, David L., Lant Pritchett, Dani Rodrik dan R. S. Eckaus (2002). What's the Big Idea? The Third Generation of Policies for Economic Growth. Economia. 3:1-39

Maddala, G. S. (1983). Limited Dependent and Qualitative Dependent Variables in Econometrics, Cambridge; Cambridge University Press

Mankiw, N. Gregory (2012). Principles of Microeconomics Sixth Edition. South-Western, Cengage Learning

McFadden, D. (1973). Conditional Logit Analysis of Quantitative Choice Behavior. In P. Zarembka (ed.), Frontiers in Econometrics. New York: Academic.

McFadden, D. (1974). The Measurement of Urban Travel Demand. Journal of Pubic Economics. 3: 303 – 328

Page 33: LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN DOSEN MUDA · jasa untuk para tenaga kerja usaha mikro dan kecil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah datamikro dari Survei Industri Mikro

28

Mubyarto (2004). Mengapa Bank Sulit Memberdayakan Ekonomi Rakyat? Jurnal Ekonomi Rakyat. Tersedia di : http : // www.ekonomirakyat.org / edisi_22 / artikel_2.htm

Mubyarto (2005). A Development Manifesto The Resilience of Indonesian Ekonomi Rakyat During The Monetary Crisis. Jakarta; Kompas Book Publishing

Partono,T. dan A. Soejodono (2004). Ekonomi Skala Kecil/ Menengah dan Koperasi. Ghalia : Jakarta.

Rodrik, D. (2010). The New Development Economics: We Shall Experiment, but How Shall We Learn? In Jessica Cohen and William Easterly (ed.), What Works in Development? Thinking Big and Thinking Small. Mass.: Brooking

Train, Kenneth E., (2009). Discrete choice methods with simulation, New York; Cambridge University Press

Wooldridge, J. M. (2012). Introductory Econometrics A Modern Approach, 5th Ed. South-Western, Cengage Learning