laporan

Upload: rika-ayu-k-hasyim

Post on 08-Mar-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

LAPORAN TUGAS MANDIRI URINARY SYSTEMGlomerulonefritis Kronis

Di susun oleh :Rika Ayu Kusuma Hasyim 115070201111029 Reguler 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAN BRAWIJAYAMALANG2013GLOMERULONEFRITIS KRONISDefinisiGlomerulonefritis kronik adalah peradangan yang lama dari sel sel glomerulus. Kelainan ini dapat terjadi akibat glomerulonefritis akut yang tidak membaik atau timbul secara spontan. Glomerulonefritis kronik sering timbul beberapa tahun setelah cidera dan peradangan glomerulus sub klinis yang disertai oleh hematuria (darah dalam urin) dan proteinuria ( protein dalam urin ) ringan, yang sering menjadi penyebab adalah diabetes mellitus dan hipertensi kronik. Hasil akhir dari peradangan adalah pembentukan jaringan parut dan menurunnya fungsi glomerulus. Pada pengidap diabetes yang mengalami hipertensi ringan, memiliki prognosis fungsi ginjal jangka panjang yang kurang baik. ( Corwin, Elizabeth, J. 2009 )Glomerulonefritis Kronis mungkin mempunyai awitan sebagai glomerulonefritis akut atau mungkin menunjukkan reaksi antigen-antibodi tipe yang lebih ringan yang tidak terdeteksi. Setelah reaksi ini terjadi berulang, ukuran ginjal berkurang sedikitnya seperlima dari ukuran normalnya dan mengandung jaringan fibrosa dalam jumlah yang banyak. Dengan berkembangnya glomerulonefritis kronis, gejala-gejala dan tanda-tanda berikut serta insufisiensi ginjal dan gagal ginjal kronis terjadi. Akibatnya adalah kerusakan hebat glomerulus yang menyebabkan penyakit ginjal tahap akhir ( PGTA ). ( Brunner & Suddarth, 2002 )Klasifikasi Klasifikasi Glomerulonefritis berdasarkan durasi dibedakan menjadi 3 :a. DifusMengenai semua glomerulus, bentuk yang paling sering ditemui timbul akibat gagal ginjal kronik. b. FokalHanya sebagian glomerulus yang abnormalc. LokalSebagian glomerulus yang abnormal misalnya satu simpai kapiler Klasifikasi Glomerulonefritis berdasarkan bentuk klinisnyaBentuk klinisnya ada 3 :a. Akut Jenis gangguan yang klasik dan jinak, yang selalu diawali oleh infeksi stroptococcus dan disertai endapan kompleks imun pada membrana basalis glomerulus dan perubahan proliferasif seluler.b. Sub akut Bentuk glomerulonefritis yang progresif cepat, ditandai dengan perubahan-perubahan proliferatif seluler nyata yang merusak glomerulus sehingga dapat mengakibatkan kematian akibat uremia dalam waktu beberapa bulan. c. Kronik Glomerulonefritis progresif lambat berlangsung 2-40 tahun yang berjalan menuju perubahan sklerotik dan abliteratif pada glomerulus, ginjal mengisut dan kecil, kematian akibat uremia Klasifikasi Glomerulonefritis berdasarkan mekanisme kekebalana. Kompleks imun,granularAg-Ab nonglomerular eksogen maupun endogen kompleks Ag-Ab masuk sirkulasi terperagkap di membran basalis glomerulus.b. Nefrotoksik (anti-GBM), linear Ag yang bereaksi dengan membran basalisglomerulus sebagaiantigen Klasifikasi Glomerulonefritis berdasarkan gambaran histologika. Glomerulonefritis Perubahan MinimalGlomerulus tampak normal pada mikroskop cahaya, pada mikroskop elektron tampak penyatuan podosit; glomerulonefitismayor tidak memperlihatkan imunopatologi; sering pada anak usia < 15 tahun sebagai sindrom nefrotik, berjumalah sekitar 70% hingga 80% kasus.b. Glomerulonefritis fokalTerdapat pada 10% hingga 15% dari kasus sindrom nefrotik idiopatik pada aanak dan 10% hingga 20% dari kasus pada orang dewasa. Mengenai sebagian dari rumbai glomerulus, lesi ditandai dengan sklerosis & hialinosis pada beberapa glomerulus; terjadi pada penyakit SBE, SLE, poliarteritis nodosa, sindrom goodpasture & purpura, kadang pada anak sebagai GN fokal idiopatik.c. Glomerulonefritis MembranosaPenyebab tersering sindrom nefrotik idiopatik pada orang dewasa ( tercatat 30% hingga 40%) tetapi jarang terjaadi pada anak-anak ( >

Angiotensin I >>

Gangg.keseimbangan asam basa

Hiperfosfatemi

Pruritus

Kerusakan integritas kulitKerusakan Intergitas Kulit b.d edema dan menurunnya tingkat aktifitas

3.DS : Klien mengeluh merasa mudah lemas ketika melakukan aktifitasDO:Klien tampak lemah dan terlihat kelelahan.Infeksi pada glomerulus

Membentuk kompleks ag-ab

Aktivasi komplemen

Inflamasi membran basalis glomerulus

Kerusakan struktur ginjal

Defisiensi eritropoitein

Eritropoiesis menurun

Anemia

Suplai O2 ke jaringan menurun

Metabolisme anaerob

Timbunan asam laktat

Fatigue

Intoleransi AktifitasIntoleransi Aktifitas b.d kelemahan ( fatigue )

4.DS : Klien mengeluh mual, muntah dan anoreksiaDO: Klien tampak kurus, BB mengalami penurunan dalam interval waktu tertentu. Infeksi pada glomerulus

Membentuk kompleks ag-ab

Aktivasi komplemen

Inflamasi membran basalis glomerulus

Peningkatan permeabilitas membran basalis

Protein banyak keluar di dalam urin

ProteinuriaHiperalbuminemia

Tek.osmotik meningkat

Transdurasi cairan ke interstitial meningkat

Edema

Kelebihan volume cairan

Hipovelemi cairan intraselular

Perfusi ginjal menurun

Tekanan perfusi dalam arteriole meningkat

Pelepasan renin meningkat

Angiotensinogen >>

Angiotensin I >>

Gangg.keseimbangan asam basa

Produksi asam

Asidosis metabolik

Asam lambung meningkat

Gastritis

Mual muntah

Ketidakseimbangan nutrisi < kebutuhan tubuhKetidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d pembatasan cairan, diit, dan hilangnya protein.

( Nanda, 2011) Rnecana KeperawatanNoDiagnosaTujuan dan Kriteria hasilIntervensi

1.Kelebihan Volume CairanTujuan :Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, masalah keperawatan kelebihan volum cairan dapat berkurang dengan,Kriteria Hasil :NOC : Fluid Balance TTV klien dalam rentang normal 5 Serum elektroli klien menunjukkan perbaikan ( dalam rentang normal ) 4 Tidak terjadi penambahan berat badan karena edem 3 Tidak nampak edema di daerah perifer 3NIC : Fluid Management Monitor Hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan ( BUN, Osmolalitas urin ) Monitor status hemodinamik Monitor indikasi retensi/ Kelebihan volume cairan ( edem, distensi vena leher, asites ) Kaji lokasi dan luas edema Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori Batasi intake cairan pasien ( air, jus, buah, sayur) Kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk ( pemberian diuretik )NIC : Fluid Monitoring Monitor serum dan elektrolit urin Monitor serum dan osmolalitas urine Monitor berat badan Monitor tanda dan gejala oedem

2.Kerusakan Integritas kulitTujuan :Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, masalah keperawatan gangguan integritas kulit dapat berkurang dengan,Kriteria Hasil :NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous Membranes Intergitas kulit tampak baik dan dapat dipertahankan ( kelembabannya ) 3 Kulit klien menunjukkan hidrasi yang adekuat 3 Kulit klien menunjukkan tekstur yang elastis 3 Perfusi jaringan tampak baik 3NIC : Skin Surveillance Inspeksi kulit dan membran mukosa, kaji adanya edema, kemerahan, kehangatan ekstremitas, drainase, tekstur. Monitor warna, membran mukosa, kelembaban dan tekstur kulit secara berkala Monitor tanda-tanda infeksi terutama pada daerah edem. Hindari pengguanaan linen yang kasar Hindari pakaian yang ketat dan kasar Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Instruksikan pada pasien atau keluarga untuk melaporkan bila terjadi tanda-tanda infeksi Dokumentasikan adanya abnormalitas dan perubahan pada kulit klien

3.Intoleransi AktifitasTujuan :Setelah dilakukaan tindakan keperawatan 3 x 24 jam klien dapat meningkatkan aktifitasnya dan kelemahan berkurang dengan,Kriteria Hasil :NOC : Energy Conservation Keseimbangan antara istirahat dan aktifitas 4 Menggunakan tehnik pengehamatan energi 3 Melakukukan aktifitas sesuai dengan kemampuan ( energy yang dimilki ) 4NOC : Self Care : ADLs Mampu melakukan aktifitas sehari-hari ( ADLs ) secara mandiri 4NIC : Energy Management Kaji faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat Monitor klien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan Monitor respon cardiovaskuler terhadap aktifitas Monitor pola tidur dan lamanya tidur / istirahat pasien Ajarkan pengorganisasian aktifitas dan tehnik manajemen waktu untuk mencegah kelelahan Evaluasi peningkatan tingkat aktifitas klienNIC : Activity Therapy Bantu klien mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan Bantu klien untuk memilih aktifitas yang konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial Bantu klien mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktifitas yang diinginkan Bantu klien membuat jadwal latihan diwaktu luang Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktifitas Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat.

4.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Tujuan :Setelah dilakakukan tindakan keperawatan 6 x 24 jam tingkat intake nutrisi adekuat, tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti dengan, Kriteria Hasil :NOC : Nutritional status : Nutrient Intake Intake kalori adekuat 4 Intake karbohidrat adekuat 4 Intkae serat, vitamin dan mineral adekuat 4NOC : Weight Control Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan 3 Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 4 Tidak terdapat penurunan berat badan yang berarti 4NIC : Nutrition Management Kaji adanya alergi makanan Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningktakan protein dan vitamin C Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan terpilih yang sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Berikan asupan cairan sesuai dengan kebutuhanNIC : Nutritional Monitoring Monitor adanya penurunan berat badan Jadwalkan pengobataan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor mual muntah Monitor makanan kesukaan Monitor kalori dan intake nutrisi

( NIC & NOC, 2008 )

Referensi : Barlid, Barrarah, et al. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGCBulechek, G.M, dkk. 2008. Nursing Intervention Classification. USA : MosbyCorwin, Elizabeth J. 2009, Buku Saku Patofisiologi. Edisi 3 .Jakarta : EGCMoorhead, sue, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification. USA : MosbyPrice, Sylvia Anderson, 2005. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit / Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty Wilson, alih bahasa, Brahm U. Pendit..(et al), editor adisi bahasa indonesia, Huriawan Hartanto ( et al ). Edisi 6. Jakarta : EGCSuzanne c. Smeltzer, Brenda G. Bare. 2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & suddart, alih bahasa Agung waluyo et al. Editor bahasa Indonesia, Ester Monika. Edisi 8. Jakarta : EGC