laporan
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI ORAL II
ISOLASI DNA RONGGA MULUT
BAGUS KURNIAWAN
021111139
DEPARTEMEN BIOLOGI ORAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2013
1. PENDAHULUAN
Pada umumnya, DNA manusia dibagi menjadi 3. Pertama adalah autosomal DNA adalah
yang selalu berpasang – pasangan pada tubuh manusia yang berjumlah 22 buah non-seks
kromosom. Sedangkan yang kedua adalah seks kromosom, yang berjumlah satu pasang yaitu
y-kromosom sehingga total seluruh DNA manusia adalah 23 pasang. Ketiga adalah DNA
yang terdapat pada seluruh sel manusia, yaitu DNA mitokondria. DNA mitokondria ini
berfungsi untuk menghasilkan ATP dan sebagai generator sel. Walaupun letaknya didalam
sel manusia, DNA mitokondria memiliki kemampuan yang sama jika digunakan untuk
identifikasi seorang manusia. Biasanya, DNA mitokondria ini digunakan dalam kasus
kejahatan dan dapat diidentifikasi oleh petugas laboratorium maupun dokter serta dokter gigi
yang sedang bertugas.
Bahan untuk bukti biologis dari DNA mitokondria dapat ditemukan dari hampir seluruh
komponen makhluk hidup, baik di saliva, semen, darah, urin, rambut, gigi, tulang, jaringan
dan seluruh komponen lain yang memiliki inti. Salah satu bukti biologis ini biasanya dapat
ditemukan pada kasus forensik melalui analisis bitemarks. Pada analisis bitemarks dapat
ditmukan gigitan, mikroorganism yang hidup didalamnya dan saliva, yang berisi DNA dan
enzim spesifik yang terdapat hanya pada manusia. Pada praktikum ini akan dilakukan isolasi
DNA dari rongga mulut dan dilakukan ekstraksi. Kelebihan dari organik ekstraksi ini adalah
dapat digunakan untuk DNA double strenght akan tetapi kelemahannya dapat menyebabkan
pintu masuk infeksi jika tidak dilakukan secara hati – hati.
2. TUJUAN
a. Definisi dan pengetahuan mengenai isolasi dan ekstraksi DNA rongga mulut dapat
diketahui.
b. Peran dan fungsi rongga mulut sebagai bahan dari spesimen pemeriksaan DNA dapat
dipahami.
c. Ekstraksi dan isolasi DNA sederhana dapat dilakukan pada praktikum ini.
3. ALAT DAN BAHAN
a. Saliva
b. Clinical tube
c. Centrifuge
d. Mikropipet
e. Etanol
f. Isopropanol
g. DNAZol
h. Chloroform
i. Aquadest
j. Vortex
k. Beakerglass
l. Eppendorf tube
4. CARA KERJA
a. Sampel saliva dimasukkan kedalam tabung sentrifus
b. Sampel disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 3 menit
c. Supernatan hasil pemusingan dibuang
d. Endapan / pellet ditambah dengan DNAZol 1 cc kemudian divortex selama 10 detik
e. Inkubasi selama 2 menit
f. Tambahkan chloroform 0,2 cc kemudian divortex selama 10 detik
g. Centifuge 8000 rpm selama 5 menit
h. Ambil supernatan dengan hati-hati, lalu dimasukkan kedalam eppendorf tube baru
i. Tambahkan isopropanol 0,5 cc, dihomogenkan dengan cara dibolak balik dengan pelan.
j. Inkubasi 5 menit
k. Centrifuge 3000 rpm selama 3 menit
l. Buang supernatan
m. Cuci pellet dengan etanol 70 % sebanyak 0,5 cc
n. Centrifuge 3000 rpm selama 2 menit
o. Buang supernatan.
p. Pellet ditambah aquadest steril sebanyak 50 µl.
5. HASIL PRAKTIKUM & PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, pertama kali dilakukan adalah saliva dimasukkan dalam sentrifuge ke
dalam clinical tube menggunakan micropipet. Hasilnya didapatkan supernatan dan pellet.
Supernatan adalah hasil centrifuge dengan bobot terendah, berbentuk lapisan diatas yang
jernih, sedangkan pellet adalah hasil centrifuge dengan bobot terberat, yang selanjutnya akan
digunakan lagi.
Pada pellet yang pertama masih banyak ditemukan endapan debris dan bahan – bahan
lain yang tidak digunakan untuk analisis DNA, oleh karena itu selanjutnya ditambahkan
DNAzol untuk memisahkan antara kotoran dengan DNA dan dapat mengisolasi DNA yang
nantinya akan dianalisis. Dan vortex dilakukan untuk menghomogenkan pellet dengan
DNAzol. Selanjutnya dilakukan inkubasi, fungsinya agar DNAzol bekerja. Akan tetapi pada
praktikum kali ini hanya dilakukan inkubasi selama 5 menit sehingga hasil yang didapatkan
gambaran agak keruh karena kurang maksimal DNAzol bekerja.
Langkah selanjutnya dilakukan penambahan kloroform agar terjadi denaturasi protein
sehingga dapat melisiskan protein dan terjadinya ekstraksi DNA. Setelah itu dimasukkan
kedalam centrifuge untuk mendapatkkan pellet yang baru karena supernatan diatasnya sudah
tidak diguanakan lagi. Pada tahap ini terdapat butir – butiran halus dari beberapa protein
yang lisis tadi.
Selanjutnya ditambahkan isopropanol, dan dilakukan bolak – balik pada tabung secara
perlahan fungsinya adalah untuk mengendapkan DNA. DNA yang mengendap ini seharusnya
terdapat benang – benang putih tetapi tidak terlalu terlihat karena jumlah benang ini pada
saliva lebih sedikit dibandingkan dengan darah. Kemudian dilakukan centrifuge lagi dan
didapatkan pellet putih. Pellet putih ini berisi benang – benang putih, yaitu DNA.
Langkah selanjutnya kemudian diberikan etanol untuk membersihkan kotoran yang tidak
perlu dan mempurifikasi DNA. Dilakukan centrifuge lagi untuk memisahkan bahan yang
tidak perlu tadi sehingga didapatkan pellet putih yang hanya berisi DNA yang sudah dapat
dianalisis. Terakhir tambahkan aquadest agar pellet tetap bersih dan DNA siap dianalisis.
6. KESIMPULAN
Saliva merupakan bahan yang dapat digunakan untuk menganalisa DNA manusia.
Biasanya saliva ini digunakan dalam bidang odontologi forensik, dan dalam bidang penelitian.
Saliva dapat diisolasi dan diekstraksi sehingga nantinya akan didapatkan DNA mitokondria
didalamnya. Tetapi tidak hanya saliva yang dapat diisolasi untuk pemeriksaan DNA dalam
rongga mulut, gigi, darah dan jaringan juga dapat digunakan karena memiliki inti sel.
7. PERTANYAAN
1. Isolasi dan ekstraksi DNA adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan suatu sampel
DNA dengan mengisolasi bahan pemeriksaan DNA. Dari bahan tersebut, komponen – komponen
lain yang tidak perlu dibuang dan hanya tinggal DNA sehingga DNA dapat dianalisis dengan
akurat nantinya.
2. Saliva dapat digunakan sebagai sampel DNA karena saliva mengandung berbagai macam
komponen, salah satunya adalah inti sel yang didalamnya terdapat mitokondria sehingga kita
dapat mengambil sampel DNA mitokondria dari saliva tersebut.
3. Selain saliva, spesimen apa yang terdapat di dalam rongga mulut yang dapat digunakan untuk
bahan pemeriksaan DNA adalah darah, gigi, tulang dan jaringan yang memiliki inti.
4. Isolasi DNA merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya ada dua, yaitu
sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan
berat molekul komponennya.Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah tabung
dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung. Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua
macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah. Pellet ini yang
akan digunakan untuk langkah selanjutnya dan supernatan akan dibuang. Presipitasi merupakan langkah yang
dilakukan untuk mengendapkan suatu komponen dari campuran. Pada praktikum kali ini, DNAzol, kloroform
dan isopropanol merupakan penggunaan prinsip prepitasi untuk ekstraksi DNA.
5. Secara umum, metode ekstraksi pada praktikum ini dilakukan dengan centrifuge, pertama
bertujuan untuk memisahkan nukleus dari sitoplasma. Kedua bertujuan untuk memisahkan DNA dari
isi nucleus. ketiga bertujuan untuk mengendapkan protein yang telah dipresipitas. Sedangkan
vortex berfungsi untuk menghomogenkan larutan, sedangkan bahan yang digunakan pada
metode ekstraksi DNA pada praktikum ini adalah menggunakan empat komponen, yaitu
DNAzol, kloroform , isopropanol dan etanol. DNAzol untuk memisahkan antara kotoran dengan
DNA dan dapat mengisolasi DNA yang nantinya akan dianalisis. Kloroform diberikan agar
terjadi denaturasi protein sehingga dapat melisiskan protein dan terjadinya ekstraksi DNA.
Isopropanol bertujuan untuk mengendapkan dan untuk mengikat strand DNA yang telah terkumpul.
Sedangkan etanol untuk membersihkan kotoran yang tidak perlu dan mempurifikasi DNA.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, et. Al. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Hal 115
Lewis, R. 2003. Human genetics: Concepts and applications. The McGraw-Hills Company, Inc., Boston: xviii