laporan

12
Kelompok 3 : Atika Byputri Kinta Duaty Tiyas Hasnaa Faatinah Vania Dwinda Oktaviana

Upload: sheila-gresnantya

Post on 24-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

laporan Penelitian

TRANSCRIPT

  • Kelompok 3 :

    Atika ByputriKinta DuatyTiyas Hasnaa FaatinahVania Dwinda Oktaviana

  • Latar BelakangMasalah sumber daya manusia adalah masalah yang sangat penting yang menunjang suatunegara, khususnya di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Masalah ini tentunya tak lepas dari bidang pendidikan yang secara umum diidentikkan dengan pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah, dan secara langsung mempengaruhi terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan tersedianya sumber daya yang berkualitas, maka suatu negara akan berkembang secara optimal.Dengan mendapatkan prestasi yang gemilang, seseorang akan dikatakan sebagai siswa yang berhasil dalam menuntut ilmu dan juga akan dicap sebagai sumber daya yang layak dan berkualitas. Namun disisi lain di jaman sekaranginibanyak siswa yang meraih prestasi yang gemilang dengan usaha yang negatif, salah satunya dengan menyontek. Padahal Menyontek termasuk perbuatan yang negatif.Mengapa para siswa menyontek? Umumnya, untuk bersaing di sekolah agar mendapatkan prestasi yang baik. Banyak siswa yang mencontek pada saat menghadapi ujian. Rata-rata nilai yang didapat oleh para plagiator (orang yang suka mencontek) selalu tinggi dari nilai yang sebenarnya. Apakah nilai palsu inilah yang akan dipertaruhkannya untuk mengukir masa depan, Tanpa mengetahui daya atau kemampuan intelektual yang sebenarnya?Hal inilah yang membuat kami tertarik untuk melakukan penelitian mengenai TRADISI MENYONTEK DI KALANGAN PELAJAR.

  • Rumusan Masalah Dari judul TRADISI MENYONTEK DI KALANGAN PELAJAR dapat di rumuskan masalah:1. Apafaktorpenyebab siswa menyontek?2. Bagaimana pengaruh menyontek terhadap prestasi siswa?3. Bagaimana upaya menanggulangi perilaku menyontek ?

  • Tujuan PenelitianUntuk menjekaskan faktor penyebab siswa menyontek.Untuk mengetahui pengaruh menyontek terhadap prestasi siswa.Untuk mengetahui dan menjelaskan upaya menanggulangi perilaku menyontek

  • Manfaat penelitianMemberikan pengetahuan bagi diri sendiri dan juga bagi pelajar lain mengenai menyontek dan pengaruhnya terhadap prestasi khususnya bagaimana cara menanggulangi perilaku menyontek sehingga terbentuk perilaku yang jujur dalam belajar serta akan terbentuk sumber daya yang berkualitas.Sebagai bahan bacaan bagi guru-guru dan penulis lain yang dapat dijadikansebagai sumber referensi dan bahan kepustakaan dalam bidang budaya menyontek serta pengaruhnya terhadap prestasi siswa.Agar pihak sekolah dan orang tua siswa mengetahui hal-hal mengenai menyontek dan turut membimbing dan mendidik para siswa agar tidak melakukan perilaku menyontek tersebut.

  • Pokok pokok PenelitianA. Hal yang DitelitiPerilaku menyontek dikalangan siswa

    B. Orang yang ditelitiPelajar sekitar lingkungan kita

    C. Waktu PenelitianRabu, 19 Februari 2014 Pukul 14.25

    D. Tempat Penelitian SMAN 21 JAKARTA dan SMP Labshool

    E. Sebab Penilitian dilakukanKarena ingin mengahui faktor penyebab siswa menyontekingin mengetahui pengaruh menyontek terhadap prestasi siswa.Ingin mengetahui dan menjelaskan upaya menanggulangi perilaku menyontekF. Proses PenelitianMenentukan subjek yang akan di wawancaraiMelakukan perjanjian dengan subjek untuk melakukan wawancaraMelakukan wawancara sesuai waktu yang telah ditentukanMencatat pokok-pokok dan hasil wawancaraMenyimpulkan dan membuat makalah/laporan

  • Hasil PenilitianFaktor personal/internalA. Kurang percaya diri Siswa yang menyontek memiliki kepercayaan diri yang minimal terhadap kemampuan diri sendiri. Oleh karena itu, mereka akan berusaha mencari penguat dari pihak lain seperti teman-temannya dengan cara bertanya, atau bisa juga dari buku-buku catatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. B. Katakutan terhadap kegagalan Sumber utama ketakutan terhadap kegagalan adalah ketidaksiapan menghadapi ujian tetapi yang bersangkutan tidak mau menundanya dan juga tidak mau gagal.Selain itu diperkuat pengalaman kegagalan pada tes-tes sebelumnya. Menurut kami kegagalan dalam suatu tes lebih sering diikuti oleh tindakan menyontek pada tes berikutnya bila dibandingkan dengan keberhasilan. C.Kompetisi dalam memperoleh nilai dan peringkat akademis Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa persaingan dalam memperolah nilai yang tinggi dan peringkat yang tinggi memicu terjadinya menyontek.Nilai yang tinggi akan berpengaruh pada peringkat akademis di kelas dan peringkat akademis di kelas dapat meningkatkan citra diri siswa. Oleh karena itu, mereka berusaha mencari jalan keluar dengan cara menyontek agar dapat mempertahankan citra diri yang positif.

  • Hasil PenelitianFaktor eksternala.Jenis kelamin. Perempuan cenderung lebih sedikit menyontek dibandingkan dengan laki-laki. Hasil penelitian yang dilakukan kami menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak menyontek dari pada perempuan. Pada umumnya perempuan merasakan belajar senagai hal yang menyenangkan dan memberi kepuasan sehingga tidak suka menyontek. b.Peringkat atau nilai Perilaku menyontek seringkali dikaitkan dengan nilai atau peringkat. Menurut kami siswa dengan nilai lebih rendah kemungkinan lebih besar menyontek daripada siswa yang memiliki nilai tinggi.c. Moralitas Penilain moral dipahami sebagai kemampuan seseorang untuk menilai suatu tindakan dari sudut pandang kebaikan, keburukan, kebenaran, dan kesalahan serta memutuskan apa yang seharusnya dilakukan berdasarkan penilaian yang telah dilakukan. Permasalahannya bahwa keputusan yang telah dibuat tidak selalu diikuti oleh tindakan yang sesuai dengan keputusan tersebut.

  • Hasil PenelitianPengaruh Menyontek Terhadap SiswaDampak yang timbul dari praktek menyontek yang secara terus menerus dilakukan akan mengakibatkan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan muncul malapetaka: peserta didik akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya nanti akan menjadi kandidat koruptorDalam hubungannya dengan prestasi belajar, prestasi yang diperoleh dianggap sebagai prestasi palsu, karena diperoleh dari hasil menyontek dan menjiplak. Bukan berdasarkan aturan-aturan dasar untuk berprestasi yang terdiri dari kepandaiaan, kecerdaasan, ketanggapan, dan kerajinan berusaha.

  • Hasil PenelitianSebenarnya menyontek disebabjan beberapa faktor yaotu, runtuhnya disiplin hidup bersama dalam masyarakat, menipisnya kesadaran dan tanggung jawab sosial banyak kalangan, rasa ketertiban sebagai tenaga kependidikan dipihak sejulah guru yang mengendor. Guru sebagai orang terdekat dalam pembelajaran disekolah, memiliki tanggung jawab membimbing siswa. Tindakan guru pada umumnya dalam pelaksanaan ujian dan ulangan dengan memberikan penguatan dan peneguhan terhadap sikap dan perilaku mereka yang positif, dimana merekaberusaha sendiri menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tertib. guru dapat membantu siswanya untuk meninggalkan kebiasaan menyontek dalam ujian atau ulangan dengan berusaha.a. Membentuk hubungan saling menghargai antara guru siswa, serta menolong murid bertindak jujur dan tanggung jawab. b. Membuat dan mendukung peraturan sehubungan dengan menyontek, karena siswa memahami peraturan dari tindakan guru. c. Mengembangkan kebiasaan dan keterampilan belajar yang baik dan menolong siswa merencanakan, melaksanakan cara belajar siswa. d. Tidak membiarkan siswa menyontek jika hal tersebut terjadi dalam kelas dengan teguran atau cara lain yang pantas dengan perbuatannya, sebagai penerapan disiplin. e. Menekankan Belajar lebih sekedar mendapat nilai, yaitu membantu siswa memahami arti belajar sebagai suatu tujuan mereka sekolah, dan nilai akan berarti bila murni dengan kemampuan siswa sendiri. f. Bertanggung jawab merefleksikan kebenaran dan kejujuran, yaitu guru menjadikan diri sebagai teladan siswa dalam menanamkan nilai kebenaran dan kejujuran. g. Menggunakan test subjektif sebagai dasar proses ulangan dan ujian.

  • KesimpulanMenyontek adalah salah satu wujud perilaku dan ekspresi mental seseorang. Bukan sifat bawaan individu, tetapi sesuatu yang lebih merupakan hasil belajar/pengaruh yang didapatkan seseorang dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Dalam batas-batas tertentu menyontek dapat dipahami sebagai sesuatu yang manusiawi, artinya menyontek bisa terjadi pada setiap orang sehingga asumsi yang menyatakan bahwa ada relasi antara perilaku menyontek di sekolah dengan perilaku seperti korupsi di masyarakat adalah terlalu spekulatif, sulit dibuktikan secara nalar ilmiah. Meskipun demikian tak dapat disangkal bahwa menyontek bisa membawa dampak negatif baik kepada individu, maupun bagi masyarakat. Dampak negatif bagi individu akan terjadi apabila praktek menyontek dilakukan secara kontinyu sehingga menjurus menjadi bagian kepribadian seseorang.Selanjutnya, dampak negatif bagi masyarakat akan terjadi apabila masyarakat telah menjadi terlalu santai terhadap praktek menyontek sehingga akan menjadi bagian dari kebudayaan.Mencegah menyontek tidaklah cukup dengan sekedar memperhatikan aspek kognitif seseorang, akan tetapi yang paling penting adalah penciptaan kondisi positif pada setiap faktor yang menjadi sumber terjadinya menyontek, yaitu pada faktor siswa, pada lingkungan, pada sistem evaluasi dan pada diri guru. Oleh karena setiap orang berpotensi untuk melakukan menyontek dan terdapatnya gejala kecenderungan semakin maraknya praktek menyontek di dunia pendidikan, maka perlu segera dilakukan review atau mengubah sistem atau cara, penyelenggaraan tes yang berlangsung selama ini baik yang diselenggarakan secara massal oleh suatu badan atau kepanitiaan maupun yang diselenggarakan secara individual oleh setiap guru. Dan sangat diperlukannya kesadaran siswa bahwa menyontek bukanlah jalan yang benar dan meningkatkan prestasi, namun hanya sekedar mengamankan nilai dan citra kita dimata teman-teman dan guru.

  • saran