lapen otk sapon (2)

23
LAPORAN PENDAHULUAN LABORATORIUM UNIT PROSES SAPONIFIKASI DISUSUN OLEH : CHEGA PUTRI PRATIWI 03111003007 RIKA DAMAYANTI 03111003021 LIMANTO 03111003071 KHAIRUNNAS 03111003097 DWI SUNU PERMATAHATI 03111003098 NAMA ASISTEN : JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Upload: nadia-chairani

Post on 22-Nov-2015

103 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

penjelasan praktikum operasi teknik kimia tentang proses saponifikasi

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANLABORATORIUM UNIT PROSESSAPONIFIKASI

DISUSUN OLEH :

CHEGA PUTRI PRATIWI03111003007RIKA DAMAYANTI03111003021LIMANTO03111003071KHAIRUNNAS03111003097DWI SUNU PERMATAHATI03111003098

NAMA ASISTEN :

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SRIWIJAYA2014

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangHidrolisa gliserida dengan larutan KOH atau NaOH akan menyebabkan terbentuknya gliserol serta garam Na atau K dari asam lemak yang bersangkutan. Garam ini dikenal dengan nama sabun dan reaksi hidrolisis ini disebut dengan reaksi penyabunan (saponifikasi). Menurut Julius Caesar, suku bangsa Jerman pada waktu itu membuat sabun dengan menggunakan lemak babi atau sapi dan abu kayu yang banyak mengandung garam alkali.Sekarang ini sabun dibuat dengan cara praktis dan dilakukan dengan teknik yang sederhana. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan NaOH atau KOH. Sabun adalah garam alkali (biasanya garam natrium) dari asam- asam lemak. Dimana asam lemak diartikan sebagai asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis dari suatu lemak atau minyak, yang umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjang dan tak bercabang. Sabun mengandung garam, terutama garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom rendah.Pada pembuatan sabun dipergunakan bahanbahan antara lain minyak sayur, garam, pewarna dan NaOH. Minyak termasuk ke dalam lemak biasa dimana lemak dan minyak adalah triester dari gliserol yang dinamakan trigliserida. Trigliserida yang merupakan turunan dari gliserol, dimana ketiga gugus OH nya diganti dengan asam lemak. Akan tetapi antara minyak dan lemak terdapat perbedaan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah :1) Lemak pada suhu kamar berbentuk padat, sedangkan minyak berwujud cair.2) Lemak umumnya bersumber dari hewan, sedangkan minyak terbuat dari tumbuh - tumbuhan.Pada umumnya kebanyakan lemak dan minyak yang terdapat dalam alam merupakan trigliserida campuran dimana ketiga bagian asam lemak dari trigliserida itu tidaklah sama. Beberapa contoh lemak dan minyak yang dapat ditemukan sehari hari adalah lemak sapi, minyak kelapa, minyak jagung dan minyak ikan. Sedangkan pada percobaan kali ini, dicoba untuk membuat sabun dengan menggunakan minyak kelapa.1.2.TujuanAdapun tujuan dari percobaan ini adalah :1) Mengetahui prinsip dan proses saponifikasi.2) Mengetahui cara menghitung konversi dan yield saponifikasi.3) Mengetahui cara menghitung neraca massa dan neraca panas saponifikasi.1.3. PermasalahanMasalah yang akan dibahas pada percobaan ini adalah:1) Bagaimanakah proses pembuatan sabun menggunakan minyak sayur?2) Bagaimanakah massa sabun sebelum dan sesudah reaksi?1.4. ManfaatAdapun manfaat percobaan ini adalah:1) Dapat mengetahui proses pembuatan sabun dari minyak kelapa.2) Dapat mengetahui perbandingan massa sebelum dan sesudah terbentuknya sabun.3) Dapat menghitung konversi dan yield saponifikasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Sejarah SabunSebuah legenda menceritakan tentang asal mula sabun, dimana kata sabun (soap) diambil dari nama sebuah gunung, yaitu Mount Sapo, dimana orang-orang Romawi kuno mempersembahkan kurban hewan. Hujan mengalirkan sisa-sisa lemak dari tubuh hewan ke daratan di bawah gunung menuju suatu sungai Tiber. Wanita-wanita disana mengatakan bahwa pakaian yang mereka cuci di sungai tersebut menjadi lebih bersih.Pengetahuan tentang sabun, pembuatan serta penggunaannya telah dimulai sejak zaman Babilonia sekitar 2800 SM, dimana sebuah formula pembuatan sabun ditulis dalam lempengan tanah liat di sekitar tahun 2200 SM. Orang-orang Mesir kuno di tahun 1550 SM mandi secara teratur dengan suatu substansi dari campuran minyak tumbuhan dengan asam alkali. Sedangkan menurut Julius Caesar, suku bangsa Jerman pada waktu itu membuat sabun dengan menggunakan lemak babi atau sapi dan abu kayu yang banyak mengandung garam alkali.Perusahaan pertama pembuatan sabun sederhana berbentuk batangan ditemukan di Mesir pada zaman Pompeii (79 AD). Produksi sabun khususnya sabun batangan, pertama dimulai secara besar-besaran di abad ke-19. Pengembangannya dengan bantuan periklanan, menambah popularitasnya di kawasan Amerika dan Eropa, mengingat hubungannya dengan kebersihan dan kesehatan. Di tahun 1950, sabun berhasil menggalang kesepakatan publik sebagai alat kebersihan personal sehari-hari.SabunSabun merupakan produk kaustik yang dibuat melalui proses hidrolisa gliserida dengan larutan KOH atau NaOH. Sabun dibuat melalui reaksi penyabunan atau saponifikasi. Sabun pada umumnya memiliki sifat-sifat seperti: a) Dapat terhidrolisa dalam air membentuk basa dan asam karboksilat. Hal ini dikarenakan sabun tersusun oleh basa kuat dan asam lemah.b) Dalam air sabun berbentuk koloid dimana alkilnya bersifat non polar sehingga dapat membersihkan kotoran yang berupa senyawa non polar, sedangkan gugusan karboksilat yang bersifat polar membersihkan kotoran yang bersifat polar.c) Dapat bereaksi dengan asam mineral membentuk asam lemak dan garam organik.DetergenDetergen merupakan bahan cuci sintesis. Bahan utama deterjen yaitu SLS (Sodium Lauryl Sulfate) yang dibuat dari minyak bumi. Selain berharga murah, bahan cuci ini juga mempunyai daya cuci yang lebih baik daripada sabun. Pada umumnya bahan - bahan yang terdapat di dalam deterjen, yaitu:a) Bahan penurun tegangan antara mukaBahan ini merupakan bahan utama deterjen. Bahan inilah yang memegang peranan besar dalam proses pencucian karena dengan penurunan tegangan antar muka pada pakaian maka lemak, minyak, ataupun kotoran akan mudah larut dalam air sehingga pakaian mudah dibersihkan.b) Bahan penunjangBahan ini misalnya STTP yang berguna untuk mengikat ion-ion yang mungkin terdapat pada air cucian misalnya ion pada air sadah.c) Bahan pengisiBahan ini dignakan sebagai bahan penembah deterjen. Biasanya dibuat dari natrium silika (Na2SO4).d) Bahan tambahanBahan tambahan ini misalnya berupa parfum atau zat pewarna.e) Air Air juga diperlukan karena untuk bahan pengikatnya.Istilah surface active agent pada umumnya dapat meliputi soap (sabun) dan detergen, wetting agent (agen basa) dan penetransts. Masing masing mempunyai aktivitas dan sifat khusus yang berbeda pada kontak dua fase. Surface active agent merupakan gabungan antara water attracting atau hidrofilik group terhadap suatu molekul lainnya. Detergen secara umum dapat diartikan sebagai pembersih. Untuk memulai pengertian tentang detergen, dapat dimulai dari sabun. Dimana sabun merupakan produk kaustik. Lemak merupakan campuran dari gliserida dimana komposisinya berbeda - beda sesuai dengan sumbernya. Trigliseril asetat adalah ester-ester yang terjadi bila glycerol alcohol terhidrat digabungkan dengan asam lemak yang mempunyai sifat khusus tetapi natural fat (lemak alami).SaponifikasiKata saponifikasi berarti pembuatan sabun. Saponifikasi adalah proses hidrolisis asam alkanoat (lemak) dengan menggunakan larutan basa kuat yang membentuk sabun dan alkohol, atau secara singkat saponifikasi merupakan suatu reaksi yang terjadi antara lemak dan kaustik soda atau peristiwa dari ester- ester, dengan reaksi sebagai berikut: Lemak + Basa kuat Sabun + Gliserol (gliserida) (garam) (alkohol) Saponifikasi suatu ester dengan NaOH menghasilkan garam natrium dari suatu asam karboksilat. Saponifikasi suatu trigliserida menghasilkan suatu garam dari asam lemak ke rantai panjang, yang merupakan sabun. Pioneer Amerika menggunakan lemak sapi atau babi dan abu kayu (yang mengandung garam alkali, seperti K2CO3) untuk membuat sabun. Reaksi Umum Saponifikasi:H2C-OOCRCH2OH

HC-OOCR + 3NaOH kalor CHOH + 3R-COO- Na

H2C-OOCRCH2OH (gliserida)(gliserol) (sabun)Contoh Reaksi Saponifikasi:a) Pembentukan Natrium Butirat dari gliserin tributiratb) Pembentukan Natrium Stearat (Sabun Keras) dari gliserin tristearatc) Pembentukan Kalium Stearat (Sabun Lunak) dari gliserin tristearatJenis SabunJenis sabun yang sering ditemui antara lain:a) Sabun KerasSabun keras adalah reaksi antara asam alkanoat suhu tinggi dengan NaOH yang menghasilkan garam natrium.b) Sabun LunakSabun lunak adalah reaksi antara asam alkanoat dengan KOH yang menghasilkan garam kalium.Pembuatan SabunSabun dibuat dengan mereaksikan suatu lemak (gliserida) dengan menggunakan larutan basa kuat. Gliserida atau lemak dipanasi dan selanjutnya ditambahkan NaOH sehingga terjadi reaksi penyabunan. Dengan kata lain, Hasil dari hidrolisa lemak akan diperoleh gliserol dan fatty acid dan bila ditambahkan kaustik soda kedalam larutan tersebut akan diperoleh sabun dari asam lemak.Contoh Reaksi :Gliserin tristearat + 3 NaOH Sodium tristearat + Gliserol Sabun yang terbentuk (Na-asetat) dapat diambil pada lapisan teratas dari campuran sabun, gliserol dan sisa basa. Agar sabun mengendap dan dapat dipisahkan dengan cara penyaringan, NaCl ditambahkan ke dalam campuran. Untuk gliserol murni dapat diperoleh dengan cara penyulingan, sedangkan sabun yang kotor dimurnikan dengan cara mengendapkan beberapa kali (reprisipitasi). Akhirnya ditambahkan parfum supaya sabun memiliki bau yang dikehendaki.Bahan baku yang dipakai adalah lemak (gliserida). Lemak merupakan campuran dari gliserida dimana komposisinya berbeda - beda sesuai dengan sumbernya. Trigliseril asetat adalah ester-ester yang terjadi bila glycerol alcohol terhidrat digabungkan dengan asam lemak yang mempunyai sifat khusus tetapi natural fat (lemak alami).Lemak alami bersumber dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Lemak yang berasal dari hewan disebut lemak, misalnya dari sapi, kerbau, dan kambing. Lemak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan disebut minyak, misalnya minyak kelapa, jagung, dan kacang-kacangan. Minyak dari tumbuh-tumbuhan dapat diubah menjadi lemak dengan reaksi hidrogenasi, yaitu minyak dipadatkan (ikatan rangkapnya dijenuhkan) dengan reaksi penambahan (adisi) hidrogen. Pada reaksi hidrogenasi ini dikenal istilah bilangan iodine yaitu bilangan yang menyatakan jumlah gram iodine yang diperlukan untuk menjenuhkan asam lemak tak jenuh pada tiap 100 gram lemak. Pada umumnya lemak digunakan untuk membuat mentega, margarine dan sabun.Pada pembuatan sabun juga dikenal angka penyabunan. Angka penyabunan adalah suatu bilangan yang menunjukan jumlah milligram dari potassium hidroksida yang diperlukan untuk menyabun 1 gram dari berat lemak/ minyak. Minyak atau lemak terdiri dari asamasam lemak yang mempunyai berat molekul rendah melalui proses saponifikasi menjadi berat molekul tinggi dari asam lemak pada gliserida. Disamping pentingnya angka penyabunan dalam proses pembuatan sabun, masih ada beberapa bilangan lainya yang serta sekali hubungannya dengan proses pembuatan sabun. Bilangan tersebut adalah:a) Acid ValueAdalah jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak bebas didalam 1 gram minyak atau lemak.b) Hanner ValueAdalah bilangan yang menyatakan persentase asam - asam lemak yang tidak larut dalam lemak atau minyak.Minyak dan lemak merupakan campuran ester - ester gliseril dari asam lemak (fatty acid) atau trigliserda. Ada bermacam macam sumber aslinya yang berbeda dan tergantung dari sifat sifat fisis dan kimia dari campuran ester. Ester-ester tersebut dapat berbentuk solid (padatan), liquid (cairan), volatile saturated (uap jenuh yang mudah menguap) dan sebagian senyawa yang unsaturated (tidak jenuh). Komposisi trigliserida terdiri dari ester 5% gliserida dan 95% fatty acid (asam lemak) yang merupakan gabungan dari ester-ester.Karena sumber fatty acid merupakan bagian yang penting dari molekul molekul gliserida dan merupakan bagian yang aktif maka sifat sifat fisis dan kimia dari lemak sebagian besar tergantung dari sifat sifat fisis dan kimia setiap komponen fatty acid. Pada dasarnya ada dua tipe asam lemak, yaitu:a) Asam Lemak Jenuh (Saturated Fatty Acid)Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang bila rantai karbonnya dijenuhi dengan hidrogen. Minyak ini sulit mengikat gugus fungsi bila dilakukan substitusi karena mempunyai atom ikatan tunggal.b) Asam Lemak Tak Jenuh (Unsaturated Fatty Acid)Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang bila rantai karbonnya tak dijenuhi oleh hidrogen dan karena itu mempunyai satu ikatan rangkap dua atau lebih. Minyak jenis ini dapat mengikat gugus fungsi bila dilakukan reaksi substitusi terhadapnya karena mempunyai atom C ikatan rangkap 2 atau rangkap 3.Jadi, lemak adalah senyawa yang tak larut dalam air, dapat larut dalam pelarut polar, misalnya eter atau khloroform. Secara kimiawi lemak dapat diartikan sebagai triester gliserol yang biasa disebut trigliserida. Senyawa ini pada temperatur kamar pada umumnya berbentuk padat (solid). Kebanyakan lemak dan minyak yang terdapat di alam merupakan trigliserida campuran, artinya ketiga bagian asam lemak dari gliserida itu tidaklah sama.Mekanisme Kerja SabunKotoran yang melekat pada kulit atau pakaian ataupun benda-benda lainnya, pada umunya berasal dari lemak, minyak, keringat, butirbutir tanah dan sebagainya. Zat-zat tersebut sangant sukar larut dalam air karena bersifat non polar. Untuk itu diperlukan sabun untuk membersihkanya. Jika sabun bertemu dengan kotoran tanah, maka akan diabsorbsi oleh sabun dan membentuk suspensi butiran tanah, air dimana sabun sebagai zat pembentuk suspensi.Suatu gugus sabun terdiri dari bagian muka berupa gugus COONa yang polar serta bagian ekor berupa rantai alkil yang bersifat non polar. Ketika sabun dimasukkan ke dalam air maka sabun akan mengalami ionisasi. Gugus gugus ini akan membentuk buih , dimana akan mengarah kepada air (karena sama-sama polar), sedangkan bagian yang lain akan mengarah kepada kotoran (karena sama-sama non polar). Karena itu kotorankotoran terikat pada sabun dan terikat pada air, maka dengan adanya gerakan tangan atau mesin cuci, kotoran tersebut akan tertarik atau terlepas. Jika berupa minyak atau lemak, maka akan membentuk emulsi minyak dalam air dan sabun sebagi emulgator.Kegunaan sabun adalah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh 2 sifat sabun, yaitu : a) Rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam molekul nonpolar seperti tetesan-tetesan minyak.b) Ujung anion molekul sabun yang tertarik pada air ditolak oleh ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak menolak antara tetes-tetes sabun-minyak, maka minyak itu tidak dapat bergabung tetapi tetap tersuspensi.ProdukProduk SabunTerdapat berebagai masam produk sabun yang dibuat dengan berbagai macam komposisi dan kegunaan. Berikut ini beberapa produk sabun yang telah beredar selama ini, antara lain :a) African Black SoapSabun ini sering digunakan sebagai sarana pengobatan karena komposisi dan aromanya yang natural.b) Goats Milk SoapAdalah sabun yang komposisi dasarnya tersusun atas 10 % vitamin D cair yang berasal dari susu kambing. Melembutkan kulit dan memiliki busa creamy yang banyak. c) Liquid SoapAdalah sabun dengan kadar konsentrasi dasar deterjen tinggi dan bentuknya cair sehingga jika dilarutkan dalam air akan menimbulkan busa yang banyak. Digunakan sebagai dasar pembuatan shampoo, shower gels, dan liquid hand soap.d) Melt and Pour SoapMerupakan sabun yang kadar alkalinya sangat rendah dan biasa digunakan untuk anak-anak. Sabun ini dibuat khusus agar tidak merusak kulit anak yang masih tipis.e) Soap Noodles Shredded SoapSabun ini adalah sabun mandi biasa, tetapi dibuat dalam bentuk parutan tipis-tipis. Mengandung alkali yang tidak terlalu tinggi, dan biasa digunakan untuk campuran bath-tub.f) Suds BoostersSabun ini berbentuk bubuk kristal dimana penggunaannya harus dicampur dengan air dan bahan-bahan lainnya seperti parfum atau pelembut, karena hanya mengandung bahan pembersih natural ringan. g) Transparant SoapSabun tembus pandang ini tampilannya jernih dan cenderung memiliki kadar yang ringan. Sabun ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering.h) Deodorant SoapSabun ini bersifat sangat aktif digunakan untuk menghilangkan aroma tak sedap pada bagian tubuh. Tetapi jenis sabun ini tidak dianjurkan untuk kulit wajah karena memiliki kandungan yang cukup keras yang dapat mengakibatkan kulit teriritasi.i) Castile SoapSabun yang memakai nama suatu daerah di Spanyol ini memakai olive oil untuk formulanya.j) Acne SoapSabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat. Seringkali sabun jerawat ini mengakibatkan kulit menjadi kering. Bila pemakaiannya dibarengi dengan produk anti-acne lain maka kulit akan sangat teriritasi.k) Cosmetic Soap atau Bar CleanserBiasanya dijual di gerai-gerai kecantikan. Harganya jauh lebih mahal dari sabun-sabun biasa karena di dalamnya terdapat formula khusus seperti pemutih. Cosmetic soap biasanya memfokuskan formulanya untuk memberi hasil tertentu pada penggunanya, seperti pada whitening facial soap dan firming facial soap.l) Superfatted SoapMemiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga membuat terasa lembut dan kenyal. Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit kering karena di dalamnya terdapat kandungan gliserin, petroleurn, dan beeswax yang dapat melindungi kulit dari iritasi dan jerawat. m) Oatmeal SoapDari hasil penelitian, tumbuahan gandum mempunyai kandungan anti iritasi. Dibandingkan jenis sabun lain, sabun gandum ini lebih baik dalam menyerap minyak dan menghaluskan kulit kering dan sensitif.n) Natural SoapSabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin, ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloevera, dan essential oil. Cocok untuk semua jenis kulit dan kemungkinan membahayakan kulit sangatlah kecil.o) Unique SoapSabun ini disebut unik karena memang demikian adanya. Bentuk, warna dan gambarnya sangat lucu dan sekarang sering dijadikan koleksi atau souvenir acara-acara tertentu.

BAB IIIMETODOLOGI PERCOBAAN3.1. Alat dan Bahan3.1.1. AlatAlat yang digunakan, yaitu:1) Beaker glass 1000 ml2 buah2) Beaker glass 100 ml1 buah3) Termometer 1 buah4) Gelas ukur 100 ml 1 buah5) Pengaduk Kayu6) Pemanas (water bath)7) Neraca Analitis8) Mortar3.1.2. BahanBahan yang digunakan, yaitu:1) Garam 15 gram2) Aquadest 50 gram3) Minyak sayur 225 gram4) NaOH 75 gram5) Pewarna secukupnya3.2. Prosedur Percobaan 1) Haluskan garam.2) Panaskan air di waterbath, kemudian larutkan garam di dalamnya.3) Campur minyak dan NaOH dan dipanaskan dalam waterbath pada temperatur 800C sampai mendidih sambil diaduk terus.4) Tambahkan larutan garam (dalam keadaan panas) dan pewarna ke dalam campuran minyak dan NaOH sambil diaduk terus sampai kental dan timbul minyak.5) Pisahkan minyak dari campuran bahan dan timbang berat minyak tersebut.6) Campuran yang telah dipisahkan dimasukkan ke dalam wadah plasitik (yang ditimbang terlebih dahulu) dan timbang berat campuran dengan wadah plastik.7) Tunggu sampai 2 hari. Kemudian timbang.

DAFTAR PUSTAKA

Alfari, Sulis. (2014). Saponifikasi. Diperoleh 11 September 2014, dari https:// www.academia.edu/6376246/SaponifikasiArifin, Simson. (2007). Sabun. Diperoleh 11 September 2014, dari http:// majarimagazine.com/2007/12/che-around-us-sabun/Kepala Laboraturium Operasi dan Proses Teknik Kimia, Buku Panduan Praktikum Operasi Teknik Kimia II, Laboratorium Proses dan Proses Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya, Indralaya, 2004.Pramushita, Diah. (2011). Pembuatan Sabun. Diperoleh 11 September 2014, dari http://inuyashaku.wordpress.com/2011/06/04/483/Pratiwi, Kunthi Hapsari. (2013). Healthy with Cosmetic. Diperoleh 11 September 2014, dari http://kunthihapsari9.wordpress.com/author/kunthihapsari/Prawira, Yoga. (2008). Reaksi Saponifikasi pada Proses Pembuatan Sabun. Diperoleh 11 September 2014, dari http://yprawira.wordpress.com/reaksi-saponifikasi-pada-proses-pembuatan-sabun/ Susilowati, Fitria. (2010). Cara Sabun Bekerja. Diperoleh 11 September 2014, dari http://fitriachemistry.blogspot.com/2010/04/cara-sabun-bekerja.html