lap fisio oklusi

Upload: cynthia-octavia

Post on 19-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Lap Fisio Oklusi

TRANSCRIPT

Daftar Isi

Daftar Isi 1BAB I DASAR TEORI 2BAB II HASIL PERCOBAAN 6BAB III PEMBAHASAN 10BAB IV KESIMPULAN 14Daftar Pustaka 15

BAB IDASAR TEORI

Oklusi berasal dari kata occludere yang mempunyai arti mendekatkan dua permukaan yang berhadapan sampai kedua permukaan tersebut saling berkontak. Secara teoritis, oklusi didefinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan-hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen sistem stomatognatik terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui bahwa oklusi bukanlah merupakan suatu proses statik yang hanya dapat diketahui bila seseorang menutup mulut sampai gigi-geliginya dalam keadaan kontak. Tetapi, kita harus pula memahami bahwa selain faktor gigi-geligi masih ada faktor lain yang ikut terlibat dalam proses tersebut. Beberapa ahli menyatakan bahwa oklusi dibentuk oleh suatu sistem struktur yang terintegrasi antar sistem otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskuler, sendi temporomandibular (STM) dan gigi-geligi.

1. Konsep Dasar Oklusi1.1. Oklusi Seimbang (Balanced Occlusion)Oklusi dikatakan baik/benar, apabila hubungan kontak antara geligi pada rahang bawah (RB) dan rahang atas (RA) memberikan tekanan yang seimbang pada kedua sisi rahang, baik dalam keadaan sentrik maupun eksentrik. Konsep ini bertolak dari pembuatan gigi tiruan lepasan yang memperhatikan adanya stabilitas. Keadaan ini akan tercapai bila terdapat keseimbangan kontak gigi pada sisi kiri dan kanan. Dalam kenyataannya, keadaan ini jarang ditemukan pada gigi-geligi asli. Walaupun demikian fungsi kunyah tetap berlangsung baik.1.2. Oklusi Morfologik (Morphologic Occlusion)Oklusi dikatakan baik/benar dinilai melalui hubungan antara geligi pada rahang bawah dan rahang atas pada saat gigi tersebut berkontak. Konsep ini menitik-beratkan pada segi morfologiknya saja.1.3. Oklusi Dinamik/ Individual/ Fungsional (Dinamic/ Individual/ Functional Occlusion)Konsep ini menyatakan bahwa efektifitas fungsional tak dapat ditentukan oleh hubungan hirroglyphics (cusp, ridge, dan groove) saja, tetapi ada keserasian antara komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antara gigi-geligi tersebut. Komponen tersebut adalah gigi-geligi dan jaringan pendukungnya; otot mastikasi, sistem neuro-muskuler, dan sendi temporomandibular (STM). Bila semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjelaskan fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal.2. Oklusi Gigi GeligiOklusi ideal dapat diperoleh apabila bentuk hirroglyphics (cusp, ridge, dan groove) gigi-geligi ideal, tetapi hal ini akan sulit dicapai sebab dalam proses pemakaiannya seringkali gigi-geligi tersebut telah mengalami berbagai perubahan. Berbagai macam perubahan yang dapat terjadi adalah: (a) atrisi yaitu keausan gigi yang disebabkan faktor fisiologi (misalnya gesekan antar gigi), (b) abrasi yaitu keausan gigi yang disebabkan faktor mekanis (misalnya sikat gigi).3. Oklusi SentrikOklusi sentrik adalah posisi kontak maksimal dari gigi-geligi pada waktu mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi bilateral simetris dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan ini akan berubah bila terdapat gigi supra-posisi ataupun overhanging restoration.Oklusi gigi-geligi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu (1) Oklusi statik merupakan hubungan gigi-geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik), dan (2) Oklusi dinamik merupakan hubungan gigi-geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) pada saat orang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun ke depan (antero-posterior).

4. Oklusi StatikPada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi-geligi posterior (premolar) berada pada posisi cusp to marginal dan cusp fungsional pada posisi cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan milimeter (mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak horisontal antara incisal gigi incisivus RA terhadap bidang labial gigi incisivus pertama RB. Dan, tinggi gigit (overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge RA.5. Oklusi DinamikOklusi dinamik, timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, ke depan (anterior), dan ke belakang (posterior). Oklusi yang terjadi pada pergerakan mandibula ini sering disebut dengan artikulasi. Pada gerakan lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukkan dengan adanya kontak antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (Occlusal guidance), bukan pada balancing side.Kontak gigi-geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. Intercuspal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi-geligi dengan antagonisnya.2. Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi-geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.3. Protrusif Contact Position (PCP), adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke anterior.4. Working Side Contact Position (WSCP), adalah kontak gigi-geligi pada saat RB digerakkan ke lateral.Selain klasifikasi di atas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. Bilateral Balanced Occlusion, bila gigi-geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak. 2. Unilateral Balanced Occlusion, bila gigi-geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan tidak kontak.3. Mutually Balanced Occlusion, dijumpai kontak ringan/tidak ada kontak pada gi-geligi anterior, sedang gigi posterior tidak kontak.4. Tidak dapat ditetapkan, bila tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi di atas.6. Hubungan Mandibula Terhadap MaksilaRelasi sentrik (Centric relation) merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih ke belakang dari oklusi sentris (mandibula terletak paling posterior dari maksila) atau kondili terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih dimungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi geligi dalam keadaan Intercuspal Contact Position (ICP) atau dapat dikatakan bahwa ICP berada pada posisi RCP.6.1. Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position)Jarak Inter-Oklusal (Psycological Rest Position) yaiu jarak antara oklusal premolar RA dan RB dalam keadaan istirahat, rileks, dan posisi tegak lurus. Pada keadaan ini otot-otot pengunyahan dalam keadaan istirahat, hal ini menunjukkan otot-otot kelompok elevator dan depresor tonus dan kontraksinya dalam keadaan seimbang, dan kondili dalam keadaan netral atau tidak tegang. Posisi ini dianggap konstan untuk tiap individu.

BAB IIHASIL PERCOBAAN

1. PEMERIKSAAN OKLUSI SENTRIK

RELASI GIGINOMOR GIGI

Rahang Atas2726252414151617

Rahang Bawah3736353444454647

2. PEMERIKSAAN RELASI SENTRIK

RELASI MANDIBULA TERHADAP MAKSILAOverjet

OKLUSI SENTRIK2 mm

RELASI SENTRIK3 mm

3. PEMERIKSAAN PHYSIOLOGICAL REST POSITION

RELASI MANDIBULA TERHADAP MAKSILAFree Way Space

Physiological Rest Position2 mm

4. PEMERIKSAAN OKLUSI STATIK

RELASI GIGI ANTERIORJarak

OVERJET2 mm

OVERBITE4 mm

Cusp to marginal ridge142425

443435

Cusp to fossa172627

473637

5. PEMERIKSAAN OKLUSI DINAMIK

Tipe Oklusi Dinamik pada orang coba Bilateral Balanced Occlusion Unilateral Balanced Occlusion Muttually Protected Occlussion Tidak dapat didefinisikan

6. PEMERIKSAAN OKLUSI YANG IDEAL

NOINDIKATORYaTidak

1Saat melakukan oklusi sentris, apakah hubungan kedua rahang stabil

2Saat melakukan oklusi sentrik, apakah mengalami hambatan

3Saat melakukan pergerakan relasi sentris ke oklusi sentris apakah mengalami hambatan

4Saat melakukan pergerakan mandibular ke anterior, apakah mengalami hambatan

5Apakah ada kontak premature pada saat Intercuspal Contact Position (ICP)

6Apakah ada kontak premature pada saat Retruded Contact Position (RCP)

7Apakah ada kontak premature pada saat Protrusif Contact Position (PCP)

Jika ada kontak premature, catat pada table berikut:

NoRelasi GigiGigi yang mengalami kontak premature

1ICP2514

3544

2RCP25

35

3PCP212223

313233

Kesimpulan : Oklusi Gigi tidak normal

7. PEMERIKSAAN GERAKAN MANDIBULA

NoKEGIATANHASIL PENGAMATAN

1Gerakan Mandibula Membuka-Menutup MulutSaat membuka mulut. Kedua kondil melakukan pergerakan seperti meluncur ke depan dan saat menutup mulut kondil kembali ke posisi semula

2Gerakan Mandibula Ke Arah Antero-PosteriorSaat mandibula ke arah anterior, kedua kondil seperti bergerak ke bawah dan saat mandibula ke arah posterior, kondil seperti ke atas ke posisi semula

3Pemeriksaan Gerakan Mandibula Ke Arah LateralSaat mandibula bergerak ke lateral kanan, kondil teasa menekan ke arah kiri, begitupun sebaliknya

4Koordinasi Gerakan MandibulaTidak simetris, ada bunyi click karena orang coba dalam masa perawatan orthodontic

5Gerakan Mandibula

a. Saat menundukMandibula sedikit terdorong ke depan (anterior)

b. Saat menengadahMandibula sedikit tertarik ke belakang

c. Saat tidur terlentangMandibula mundur ke belakang (posterior)

d. Saat tidur miring ke sampingMandibula sedikit menyamping ke arah kanan atau kiri

e. Saat duduk istirahatMandibula keaadan benar (normal)

BAB IIIPEMBAHASAN

3. 1. Pemeriksaan Oklusi SentrikBerdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada orang coba berjenis kelamin perempuan, didapatkan data oklusi sentrik menyebabkan terjadinya hubungan gigi geligi posterior pada rahang atas bawah di sisi kanan dan kiri yaitu pada gigi premolar pertama, premolar kedua, molar pertama, dan molar kedua. Dari data diperoleh bahwa hubungan antar gigi geligi pada rahang sisi kanan dan sisi kiri berbeda pada orang coba dalam keadaan normal.3. 2. Pemeriksaan Relasi SentrikRelasi sentrik merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang menunjukkan posisi mandibula terletak 1-2 mm lebih ke belakang dari oklusi sentris atau kondili terletak paling distal dari fossa glenoid, tetapi masih dimungkinkan adanya gerakan dalam arah lateral. Pada keadaan kontak ini gigi geligi dalam keadaan interksupal contact position (ICP) atau dapat dikatakan bahwa ICP berada pada posisi RCP.Berdasarkan hasil pemeriksaan hubungan mandibula terhadap maksila dengan orang coba berjenis kelamin perempuan (pemeriksaan relasi sentrik) pada orang coba ditemukan jarak gigit (overjet) saat oklusi sentris adalah 2 mm pada dan jarak gigit (overjet) saat relasi sentris adalah 3 mm.3. 3. Pemeriksaan Physiological Rest PositionSyarat-syarat Physiological Rest Position:1. Adanya free way space/ruang bebas, ini tergantung pada umur; pada kanak-kanak lebih besar dan pada orang yang lebih lanjut usianya lebih kecil (tidak statis). Umumnya 2-6 mm.2. Bibir atas dan bawah berkontak dalam keadaan nonaktif (tidak kaku), dan3. Posisi istirahat dari ujung lidah pada permukaan palatal dari gigi insisivus pertama atas.Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada orang coba berjenis kelamin perempuanditemukan free way space sepanjang 2 mm saat terjadi physiological rest position.3. 4. Pemeriksaan Oklusi StatikOklusi statis adalah kontak statis dari gigi-geligi rahang atas dan rahang bawah. Oklusi Fungsional adalah gerak dinamis dari gigi-gigi rahang bawah dengan gigi-gigi saling berkontak.Berdasarkan data pemeriksaan overbite dan overjet yang dilakukan pada orang coba berjenis kelamin perempuan, didapatkan pengukuran tinggi gigit (overbite) pada sebesar 4. Sedangkan jarak gigit (overjet) sebesar 2 mm.Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada orang coba berjenis kelamin perempuan, ditemukan hubungan gigi geligi posterior (cusp fungsional) untuk menentukan relasi gigi posterior cusp to fossa. Pada pemeriksaan ditemukan teraan cusp to fossa pada rahang sisi kanan atas dan bawah terjadi pada gigi molar kedua. Sedangkan pada sisi kiri atas dan bawah yaitu gigi molar pertama dan molar kedua.Pada pemeriksaan cusp to marginal ridge ditemukan teraan pada rahang sisi kanan atas dan bawah pada gigi premolar pertama, sedangkan pada rahang sisi kiri atas dan bawah ditemukan teraan cusp to marginal ridge pada gigi premolar pertama dan premolar kedua. Setiap individu memiliki perbedaan dalam teraan cusp to marginal dan cusp to fossa saat oklusinya dalam posisi statik. Hal ini mungkin disebabkan oleh kebiasaan setiap individu menggunakan fungsi gigi geliginya sehingga mneimbulkan posisi oklusi yang berbeda pula. Selain itu lengkung rahang antar RA dan RB juga dapat mempengaruhi keaadan oklusi statik pada orang coba.3. 5. Pemeriksaan Oklusi DinamikOklusi dinamik dapat timbul apabila mandibula digerakkan ke arah lateral, depan (anterior), dan ke arah belakang (posterior). Pada gerakan lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) dan ditunjukkan dengan adanya kontak antar cusp bukal RA dan cusp molar RB dan isi keseimbangan (balancing dance). Secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat diklasifikasikan sebagai berikut:1. Bilateral Balanced Occlusion bila gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan, keduanya dalam keadaan kontak2. Unilateral Balanced Occlusion bila gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan tidak kontak3. Mutually Balanced Occlusion dijumpai kontak ringan/tidak kontak pada gigi gelegi anterior, sedang pada gigi posterior tidak kontak4. Tidak dapat ditentukan bila tidak dapat dikelompokkan dalam klasifikasi di atas.Berdasarkan hasil pengamatan pada orang coba perempuan ditemukan oklusi geligi pada gigi molar pertama RA dan RB kiri pada sisi kerjanya. Sedangkan pada sisi keseimbangan yaitu tidak ditemukan adanya kontak gigi RA dan gigi RB. Pola oklusi pada orang coba yaitu unilateral balancing occlusion.3. 6. Pemeriksaan Oklusal IdealAndrew (1972) menyebutkan enam kunci oklusi normal, yang berasal dari hasil penelitian yang dilakukannya terhadap 120 subyek yang oklusi idealnya mempunyai enam ciri yaitu: 1. Hubungan yang tepat dari gigi-gigi molar pertama tetap pada bidang sagital2. Angulasi mahkota gigi-gigi insisif yang tepat pada bidang transversal3. Inklinasi mahkota gigi-gigi insisif yang tepat pada bidang sagital4. Tidak adanya rotasi gigi-gigi individual5. Kontak yang akurat dari gigi-gigi individual dalam masing-masing lengkung gigi, tanpa celah maupun berjejal- jejal.6. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkung.Berdasarkan hasil pemeriksaan oklusi ideal pada orang coba ditemukan gerakan oklusi sentrik orang coba normal dan tidak ada hambatan. Begitu pula relasi sentris ke oklusi sentris orang coba normal, dan tidak ada hambatan. Pergerakan mandibula ke anterior orang coba juga normal dan tidak ditemukan adanya hambatan.Pemeriksaan ini dilakukan pada orang coba berjenis kelamin perempuan. Pada saat gerakan oklusi Interkuspal Contact Position (ICP) ditemukan adanya gigi geligi yang mengalami kontak prematur yaitu pada gigi premolar pertama kanan dan kaninus kiri RA dan RB. Pada gerakan oklusi Retruded Contact Position (RCP) ditemukan adanya gigi geligi yang mengalami kontak prematur yaitu pada gigi premolar RA dan RB pada sisi kiri. Pada Protrusif Contact Position (PCP) ditemukan adanya gigi geligi yang mengalami kontak prematur yaitu pada gigi insisiv pertama dan kedua RA dan RB pada sisi kiri, serta caninus RA dan RB pada sisi kiri.

BAB IVKESIMPULAN

Pemeriksaan oklusi statik memperlihatkan adanya posisi oklusi cusp to marginal dan cusp to fossa pada dua orang coba yang berbeda. Pemeriksaan oklusi sentrik menunjukkan adanya hubungan gigi geligi posterior pada saat mandibula digerakkan ke posisi lebih posterior. Overbite merupakan tinggi gigit yang diukur dari insisisal edge insisif atas dengan insisal edge insisif bawah dan overjet merupakan tinggi gigit yang diukur dari insisisal edge insisif atas ke bagian labial insisif bawah. Overjet dan overbite normal memiliki panjang dan tinggi sebesar 1-2 mm. Pemeriksaan oklusi ideal menunjukkan adanya gerakan oklusi sentrik, relasi sentrik ke oklusi sentris , dan pergerakan mandibula ke anterior yang normal dan tidak ditemukan adanya hambatan. Selain itu juga terjadi kontak prematur gigi geligi pada gerakan ICP, RCP, dan PCP. Dari data dapat disimpulkan bahwa kontak gigi geligi prematur banyak pada gerakan oklusi PCP. Pada pemeriksaan hubungan mandibula terhadap maksila yaitu pemeriksaan relasi sentrik ditentukan dengan cara mengukur jarak gigit saat oklusi sentris, jarak gigi saat relasi sentris dan jarak pergeseran dari posisi ICP ke RCP. Pemeriksaan Physiological Rest Posisition dilakukan dengan mengukur free way space yaitu jarak gigi premolar rahang atas dan premolar rahang bawah saat keadaan istirahat. Pemeriksaan oklusi dinamik/artikulasi dilakukan dengan melihat oklusi geligi pada sisi kerja dan oklusi geligi pada sisi keseimbangan serta pola oklusi BBO, UBO, MPO.BAB VDAFTAR PUSTAKA

Foster. 1997. Buku Ajar Ortodonsi edisi 3. Jakarta: EGC. Ganong WF, 1983. Fisiologi Kedokteran Ed. 10. Jakarta: EGC. Thompson, Hamish. 1992. Oklusi. Jakarta: EGC.2

6