oklusi lap

29
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi yang berjudul “Laporan Praktikum Okluai Gigi Geligi” Laporan Praktikum ini saya buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami materi tentang Oklusi Gigi Geligi. Laporan ini ditulis dari hasil penyusunan literatur yaitu buku-buku yang berkaitan dengan Oklusi Gigi Geligi dan data- data dari media elektronik seperti internet. Saya harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Oklusi Gigi Geligi. Laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Jember, 20 Maret 2014 Penyusun 1

Upload: septiana-putrining-suci-adi

Post on 14-Sep-2015

868 views

Category:

Documents


88 download

DESCRIPTION

kg

TRANSCRIPT

KATA PENGANTARPuji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisiologi yang berjudul Laporan Praktikum Okluai Gigi GeligiLaporan Praktikum ini saya buat sebagai salah satu sarana untuk lebih mendalami materi tentang Oklusi Gigi Geligi.Laporan ini ditulis dari hasil penyusunan literatur yaitu buku-buku yang berkaitan dengan Oklusi Gigi Geligi dan data-data dari media elektronik seperti internet. Saya harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Oklusi Gigi Geligi.Laporan ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Jember, 20 Maret 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar1Daftar Isi 2BAB I DASAR TEORI 3BAB II HASIL PERCOBAAN 11BAB III PEMBAHASAN 15BAB IV KESIMPULAN . 19BAB V DAFTAR PUSTAKA . .20

BAB IPENDAHULUAN1.1 Dasar TeoriOklusi berasal dari kata occlusion, yang terdiri dari dua kata yakni oc yang berarti ke atas (up) dan clusion yang berarti menutup (closing). Jadi occlusion adalah closing up atau menutup ke atas. Dengan demikian pengertian oklusi adalah berkontaknya gigi geligi rahang atas dengan permukaan gigi geligi rahang bawah pada saat kedua rahang tersebut menutup.Oklusi gigi merupakan salah satu unsur yang penting dalam pengunyahan, estetika, dan berbicara. Apabila terjadi suatu kelainan atau maloklusi maka akan menyebabkan masalah lain. Ada enam kunci oklusi normal, yang berasal dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Andrew 1972 terhadap 120 subyek yang oklusi idealnya mempunyai enam ciri. Keenam ciri tersebut adalah :161. Hubungan yang tepat dari gigi geligi molar pertama tetap pada bidang sagital2. Angulasi mahkota gigi geligi insisifus yang tepat pada bidang transversal3. Inklinasi mahkota gigi geligi insisifus yang tepat pada bidang sagital4. Tidak adanya rotasi gigi geligi individual5. Kontak yang akurat dari gigi geligi individual dalam masing-masing lengkung gigi, tanpa celah maupun berjejal6. Bidang oklusal yang datar atau sedikit melengkungGambaran oklusi normal ditentukan dengan adanya kontak tanpa ada tekanan saat oklusi sentrik dan susunan gigi geligi yang teratur di dalam lengkung. Oklusi normal juga ditandai dengan jarak gigit 2-3 mm dan tumpang gigit yang tidak melebihi 1/3 panjang mahkota gigi insisifus sentral rahang bawah

1.2 Konsep Dasar Oklusia. Oklusi seimbangOklusi seimbang adalah oklusi dengan kontak simultan pada permukaan oklusal seluruh atau beberapa gigi baik pada sisi kerja dan sisi keseimbangan pada semua posisi mandibula. Menurut Schuyler,oklusi seimbang penting untuk stabilitas gigi tiruan penuh, tetapi kontak ini menyebabkan trauma pada gigi asli, gangguan pada senditemporomandibular, keterlibatan periodontal dan aus yang berlebihan pada gigi. Oklusi seimbang juga digunakan pada konstruksi implant di kedua lengkung (full arch). Hal ini dikarena oklusi seimbang dapat meminimalkan beban lokal dan memaksimalkan stabilitas gigi tiruan. Tetapi jika konstruksi berupa implant tunggal yang berukuran kecil, maka pola oklusal yang lebih dipertimbangkan adalah group function daripada canine guidance. Hal ini bertujuan untuk menghindari beban lokal yang besar, yang dapat menyebabkan fraktur pada mahkota, komponen penghubung ( linking component ) atau bahkan fraktur pada implant. Oklusi seimbang, canine protection dan group function dikategorikan ke dalam anterior guidance.b. Oklusi morfologisOklusi dikatakan baik/benar dinilai melalui hubungan antara geligi pada rahang bawah dan rahang atas pada saat gigi tersebut berkontak. Konsep ini menitikberatkan pada segi morfologiknya saja

c. Oklusi DinamisOklusi dinamik/individual/fungsional (dinamic)/individual/functional occlusion). Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari segi keserasian antara komponen-komponen yang berperan dalam proses terjadinya kontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah geligi dan jaringan ini antara lain ialah geligi dan jaringan penyangganya, otot-otot mastikasi dan sistem neuromuskularnya, serta sendi temporo mandibula. Bila semua struktur tersebut berada dalam keadaan sehat dan mampu menjalankan fungsinya dengan baik, maka oklusi tersebut dikatakan normal (Gunadi, Haryanto A; dkk).

Selain klasifikasi diatas, secara umum pola oklusi akibat gerakan RB dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1. Bilateral Balanced Occlusion (Oklusi Seimbang Bilateral).Oklusi seimbang bilateral merupakan konsep prostodonti yang mengatakan jumlah maksimal gigi harus berkontak dalam semua posisi mandibula yang digerakkan. Konsep ini tidak banyak lagi dipakai seperti dulu. Konsep ini berguna pada pembuatan gigi tiruan penuh, dimana kontak pada sisi non kerja diperlukan untuk mencegah tipping dari gigi tiruan.

2. Unilateral Balanced Occlusion (Oklusi Seimbang Unilateral).Konsep ini disebut juga dengan group function. Konsep ini dikemukakan oleh Schuyler, dkk. Mereka menyimpulkan bahwa keseimbangan antar rahang itu tidak diprlukan pada gigi asli, dan akan lebih baik untuk menghilangkan semua kontak pada sisi non kerja. Karenanya, oklusi seimbang unilateral ini menyatakan gigi geligi pada sisi kerja akan berkontak pada saat mandibula digerakkan, sedangkan gigi geligi pada sisi non kerja tidak berkontak. Group function pada sisi kerja mendistribusikan tekanan oklusal. Tidak adanya kontak pada sisi non kerja mencegah gigi-gigi tersebut terkena tekanan destruktif, dan mencegah gigi tersebut aus.3. Mutually Protected Occlusion (Oklusi Perlindungan Bersama).Konsep ini disebut juga dengan canine protected. Konsep ini dikemukakan oleh DAmico, dkk. Mereka melihat pada banyak mulut dengan status periodontal yang sehat dan pemakaian minimal dari gigi geligi, gigi tersusun sehingga saat mandibula digerakkan ke lateral, gigi anterior akan menahan gigi posterior untuk berkontak baik pada sisi kerja maupun pada sisi non kerja. Berdasarkan konsep oklusi ini, gigi anterior memikul beban semua tekanan dan gigi posterios tidak beroklusi.Dinamakan perlindungan bersama karena saat mandibula digerakkan ke lateral, gigi anterior melindungi gigi posterior, dan saat posisi intercuspal gigi posterior melindungi gigi anterior.. Susunan oklusi ini yang paling diterima karena mudah pembuatan dan toleransi pasien yang baik.

1.3 Jenis-jenis Oklusia. Oklusi Ideal Merupakan konsep teoretis dari struktur oklusal dan hubungan fungsional yang mencakup prinsip dan karakteristik ideal yang harus dimiliki suatu keadaan oklusi. Menurut Kamus Kedokteran Gigi, oklusi ideal adalah keadaan beroklusinya semua gigi, kecuali insisivus central bawah dan molar tiga atas, beroklusi dengan dua gigi di lengkung antagonisnya dan didasarkan pada bentuk gigi yang tidak mengalami keausan.

b.Oklusi Normal, Menurut Leory Johnson menggambarkan oklusi normal sebagai suatu kondisi oklusi yang berfungsi secara harmonis dengan proses metabolic untuk mempertahankan struktur penyangga gigi dan rahang berada dalam keadaan sehat.Oklusi gigi-geligi secara normal dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu:1. Oklusi statik Merupakan hubungan gigi geligi rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) dalam keadaan tertutup atau hubungan daerah kunyah gigi-geligi dalam keadaan tidak berfungsi (statik). Pada oklusi statik, hubungan cusp fungsional gigi geligi posterior (premolar) berada pada posisi cusp to marginal ridge dan cusp fungsional gigi molar pada posisi cusp to fossa. Sedang pada hubungan gigi anterior dapat ditentukan jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) dalam satuan milimeter (mm). Jarak gigit (overjet) adalah jarak horizontal antara incisal edge gigi incisivus RA terhadap bidang labial gigi insisivus pertama RB. Dan tinggi gigit (overbite) adalah jarak vertikal antara incisal edge RB sampai incisal edge RA. 2. Oklusi dinamik Merupakan hubungan antara gigi geligi RA dan RB pada saat seseorang melakukan gerakan mandibula ke arah lateral (samping) ataupun kedepan (antero-posterior). Oklusi dinamik timbul akibat gerakan mandibula ke lateral, kedepan (anterior) dan kebelakang (posterior). Oklusi yang terjadi karena pergerakan mandibula ini sering disebut artikulasi. Pada gerakan ke lateral akan ditemukan sisi kerja (working side) yang ditunjukan dengan adanya kontak antara cusp bukal RA dan cusp molar RB; dan sisi keseimbangan (balancing side). Working side dalam oklusi dinamik digunakan sebagai panduan oklusi (oklusal guidance), bukan pada balancing side.

c. Oklusi sentrik Merupakan posisi kontak maksimal dari gigi geligi pada waktu mandibula dalam keadaan sentrik, yaitu kedua kondisi berada dalam posisi bilateral simetris di dalam fossanya. Sentris atau tidaknya posisi mandibula ini sangat ditentukan oleh panduan yang diberikan oleh kontak antara gigi pada saat pertama berkontak. Keadaan ini akan mudah berubah bila terdapat gigi supra posisi ataupun overhanging restoration.

1.4 Kontak Gigi GeligiKontak pada gigi geligi asli dapat terjadi pada permukaan datar, marginal ridges, ujung cusp, lereng cusp dan juga pada fossa. Kontak ini dapat berupa kontak titik atau kontak bidang. Kontak antara gigi geligi akan menghasilkan tekanan vertikal dan horizontal. Tekanan ini dapat menyebabkan gigi miring atau rotasi, yang berarti posisi gigi tidak stabil. Jika kontak interproximal gigi terpelihara dengan baik, maka stabilitas lengkung gigi akan baik. Sedangkan stabilitas gigi geligi antar-rahang diperoleh dari kontak bilateral antara gigi yang berlawanan pada posisi intercuspal. Tekanan yang berasal dari kontak antar gigi yang berlawanan terjadi dalam waktu yang relatif singkat, dan tekanan-tekanan lain yang berasal dari lidah dan atau otot-otot wajah dapat mempengaruhi ligamen periodontal dan serat-serat transceptal tulang alveolar. Hal ini akan mempengaruhi stabilitas gigi untuk jangka panjang.Kontak gigi geligi karena gerakan mandibula dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1.Intercupal Contact Position (ICP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi dengan antagonisnya2.Retruded Contact Position (RCP), adalah kontak maksimal antara gigi geligi pada saat mandibula bergerak lebih ke posterior dari ICP, namun RB masih mampu bergerak secara terbatas ke lateral.3.Protrusif Contact Position (PCP) adalah kontak gigi geligi anterior pada saat RB digerakkan ke anterior4.Working Side Contact Position (WSCP) adalah kontak gigi geligi pada saat RB digerakkan ke lateral

1.5 Hubungan Mandibula Terhadap MaksilaGerakan utama mandibula terdiri dari gerakan membuka, menutup, gerakan rahang ke kiri, gerakan rahang ke kanan, protrusi dan retrusi.Gerakan mandibula dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : (1). Condylar guidance, yaitu inklinasi dari jalur (pathway) yang dilalui oleh condyle selama gerakan rahang kontralateral atau protrusif. (2). Incisal guidance atau anterior guidance, yang ditentukan oleh hubungan gigi anterior, yaitu besarnya overbite (vertical overlap) dan overjet (horizontal overlap)diantara gigi anterior. Selain itu, Anterior guidance juga ditentukan oleh estetik, fonetik dan condylar border movement. Anterior guidance mempengaruhi arah gerakan mandibula dan jika anterior guidance hilang, maka seluruh tekanan fungsional ditransmisikan ke gigi-gigi posterior. (3). Posterior guidance, yang ditentukan oleh hubungan gigi posterior, terutama hubungan gigi molar yang berlawanan. (4) Otot dan ligamen.Ada tiga tipe hubungan gigi posterior yang dapat terjadi selama gerakan lateral mandibula yaitu : (1). group function, yaitu oklusi dimana beban oklusal pada lateral excusion didistribusikan melalui paling sedikit dua pasang gigi pada sisi kerja (working side). Pada group function, terjadi kontak cusp bukal gigi posterior pada sisi kerja, dan tidak ditemukan kontak gigi pada sisi keseimbangan. Tipe oklusi group function tidak mudah ditemukan pada semua gigi geligi asli karena adanya variasi bentuk dan posisi gigi. (2). mutually protected occlusion atau yang dikenal dengan canine-guidance, yaitu hanya gigi anterior atau gigi kaninus saja yang berkontak pada saat gerakan excursive mandibula. Seluruh tekanan lateral ditahan hanya oleh gigi kaninus. Gigi kaninus mencegah injuri tonjol bukal gigi posterior selama gerakan lateral. Dengan kata lain, pada canine guidance, gigi kaninus mencegah gigi-geligi lain berkontak pada gerakan excursive mandibula sehingga dapat mengurangi atrisi normal pada gigi. Canine guidance dan group function merupakan bentuk oklusi terapeutik pada gigi geligi asli. (3). Oklusi seimbang atau balanced occlusion merupakan oklusi dengan kontak simultan pada permukaan oklusal seluruh atau beberapa gigi baik pada sisi kerja dan sisi keseimbangan pada semua posisi mandibula. Menurut Schuyler,oklusi seimbang penting untuk stabilitas gigi tiruan penuh, tetapi kontak ini menyebabkan trauma pada gigi asli, gangguan pada sendi temporomandibular, keterlibatan periodontal dan aus yang berlebihan pada gigi. Oklusi seimbang juga digunakan pada konstruksi implant di kedua lengkung (full arch). Hal ini dikarena oklusi seimbang dapat meminimalkan beban lokal dan memaksimalkan stabilitas gigi tiruan. Tetapi jika konstruksi berupa implant tunggal yang berukuran kecil, maka pola oklusal yang lebih dipertimbangkan adalah group function daripada canine guidance. Hal ini bertujuan untuk menghindari beban lokal yang besar, yang dapat menyebabkan fraktur pada mahkota, komponen penghubung ( linking component ) atau bahkan fraktur pada implant. Oklusi seimbang, canine protection dan group function dikategorikan ke dalam anterior guidance.Gerakan mandibula dapat terjadi karena adanya keterlibatan sendi temporomandibular dan otot otot. Hal ini menyebabkan mandibula bergerak dalam tiga bidang, yaitu sagital, horizontal dan frontal. Kontak gigi juga akan terjadi bersamaan dengan gerakan mandibula. (1).Gerakan protrusif mandibula, terjadi jika mandibula bergerak lebih ke depan dari posisi intercuspal. Pada hubungan oklusal yang normal, di anterior terjadi kontak antara incisal edge insisif bawah dan area fosa lingual atau incisal edge insisif atas. (2). Gerakan lateral mandibula, gigi posterior bawah kanan dan kiri bergerak melewati gigi antagonisnya dalam arah yang berbeda. Pada gerakan lateral mandibula dikenal dua sisi, yaitu : (a). Sisi mediotrusive (sisi keseimbangan), merupakan sisi rahang yang bergerak ke arah midline (medial). Sisi keseimbangan disebut juga nonworking side, karena pada sisi ini tidak terjadi proses pengunyahan. (b). Sisi laterotrusive (Sisi kerja), merupakan sisi rahang yang bergerak ke lateral menjauhi midline pada gerakan rahang. Sisi ini disebut juga sisi kunyah, karena pada sisi ini terjadi proses pengunyahan. Berdasarkan jumlah dan keadaan gigi geligi yang berkontak pada gerakan rahang laterotrusive atau lateral , dikenal beberapa istilah, antara lain : (a). disklusi, yaitu tidak berkontaknya gigi geligi pada gerak lateral rahang. (b). disklusi kaninus, yaitu disklusi yang hanya melibatkan gigi kaninus. (c). disklusi anterior, yaitu disklusi yang melibatkan gigi insisif dan kaninus. (d). disklusi posterior, yaitu disklusi yang melibatkan gigi geligi posterior, gigi molar dan atau gigi premolar. (e). group function, yaitu disklusi yang melibatkan gigi geligi anterior dan posterior. (3). Gerakan retrusif mandibula, yaitu gerakan yang terjadi ketika mandibula bergerak ke posterior dari posisi intercuspal. Jika dibandingkan dengan gerakan mandibula yang lain, gerakan retrusif itu lebih kecil dan hanya berjarak 1-2 mm dari IC ( intercuspal contact). Gerakan retrusif dibatasi oleh struktur ligamen. Selama gerakan retrusif, tonjol bukal bawah bergerak ke distal melewati permukaan oklusal pada gigi atas antagonisnya. Area kontak terjadi antara lereng distal tonjol bukal bawah dan lereng mesial pada marginal ridge dan fosa gigi antagonisnya

1.6 Faktor yang Mempengaruhi OklusiOklusi pada masing-masing individu tidaklah sama. Faktor-faktor yang mempengaruhi oklusi gigi manusia antara lain: Variasi genetik Perkembangan gigi-geligi secara acak Adanya gigi-gigi supernumerary Otot-otot dan jaringan sekitar rongga mulut Kebiasaan Trauma

BAB IIHASIL PERCOBAAN2.1 Pemeriksaan Oklusi SentrikRELASI GIGINOMOR GIGI

Rahang Atas2726252414151617

Rahang Bawah37 3836 3735 3634 354545 4646 4747 48

2.2 Pemeriksaan Relasi SentrikRELASI MANDIBULA TERHADAP MAKSILAOverjet (mm)

Oklusi Sentrik2,5

Relasi Sentrik5

2.3 Pemeriksaan Physiological Rest PositionRELASI MANDIBULA TERHADAP MAKSILAFree way space (mm)

Physiological Rest Position4

2.4 Pemeriksaan Oklusi SentrikRELASI GIGI ANTERIORJARAK (mm)

OVERJET2,5 21 dan 31

OVERBITE3 21 dan 31

Cusp to marginal ridge141516262425

444546463435

Cusp to fossa1727

4737

2.5 Pemeriksaan Oklusi DinamikTipe oklusi pada orang coba : Bilateral Balanced Occlusion Unilateral Balanced Occlusion Muttually Protecyed Occlusion Tidak dapa didefinisikan

2.6 Pemeriksaan Oklusi yang IdealNOINDIKATORYATIDAK

1.Saat melakukan oklusi sentries, apakah hubungan kedua rahang stabil

2.Saat melakukan oklusi sentrik, apakah mengalami hambatan

3.Saat melakukan pergerakan relasi sentries ke oklusi sentries apakah mengalami hambatan

4.Saat melakukan pergerakan mandibula ke anterior, apakah mengalami hambatan

5.Apakah ada kontak premature pada saat Intercuspal Contact Position (ICP)

6.Apakah ada kontak premature pada saat Retruded Contact Position (RCP)

7.Apakah ada kontak premature pada saat Protrusif Contact Position (PCP)

Jika ada kontak premature, catat pada table berikut :NoRelasi GigiGigi yang mengalami kontak prematur

1.ICP1121224535

2.RCP3747463635341121

22

3.PCP--------

2.7 Pemeriksaan Gerakan MandibulaNOKEGIATANHASIL PENGAMATAN

1.Gerakan mandibula membuka menutup mulutMembuka : kondil bergerak kebawah anterior dan terasa agak menonjolMenutup : kondil bergerak keatas dan posisi kondil kembali semula dalam keadaan rata tidak menonjol

2. Gerakan Mandibula ke arah antero posteriorAnterior : kondil akan bergerak ke posterior dan masih terdapat benjolanPosterior : kondil akan bergerak lebih dalam ke posterior dan tidak terdapat tonjolan

3.Pemeriksaan gerakan mandibula ke arah lateral Apabila bergerak ke arah lateral kanan kondil kiri terasa bergerak keluar dari fossa glenoydeus dengan posisi sedikit miring, sedangkan kondil kanan tidak ada gerakan. Apabila bergerak ke arah lateral kiri kondil kanan terasa bergerak keluar dari fossa glenoydeus dengan posisi sedikit miring, sedangkan kondil kiri tidak ada gerakan

4. Koordinasi gerakan mandibulaSimetris antara gerakan kondil kanan dan kiri

5.Gerakan mandibula :

a. Saat menundukSimetris antara gerakan kondil kanan dan kiri

b. Saat menengadahSimetris antara gerakan kondil kanan dan kiri

c. Saat tidur terlentangSimetris antara gerakan kondil kanan dan kiri

d. Saat tidur miring ke sampingSimetris antara gerakan kondil kanan dan kiri

e. Saat duduk istirahatSimetris antara gerakan kondil kanan dan kiri

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Pemeriksaan Oklusi SentrikBerdasarkan hasil percobaan, pada gigi posterior terjadi kontak antara tonjolan gigi rahang bawah terhadap tonjolan gigi rahang atas. Yaitu pada gigi premolar pertama, premolar kedua, molar pertama, dan molar kedua. Namun, posisi gigi RB yang lebih ke belakang maksimal pada orang coba, menyebabkan cups gigi Premolar maupun Molar RA tidak berkontak dengan tepat di dalam fossa gigi geligi posterior pada RB . Sehingga dapat dikatakan bahwa gigi geligi berada dalam keadaan tidak sentrik, karena kondisi gigi geligi tidak berada dalam posisi bilateral simetris di dalam fossanya saat pertama berkontak. Hal ini dapat disebabkan karena gigi mengalami supra-posisi atau overhanging restoration.Dikatakan oklusi sentrik normal yaitu apabila terjadinya hubungan antara gigi geligi posterior, yaitu gigi premolar satu atas dengan gigi caninus bawah; gigi premolar dua atas dengan gigi premolar pertama bawah; gigimolar pertama atas dengan gigi premolar kedua bawah; gigi molar kedua atas dengan gigi molar pertama bawah baik kanan maupun kiri. Dalam keadaan ini penderita tidak merasakan sakit ataupun nyeri.

3.2 Pemeriksaan Relasi SentrikPada praktikum relasi sentrik dilakukan dengan mengamati jarak relasi sentrik pada gigi rahang atas dan gigi rahang bawah. Dimana pengamatan dilakukan melalui pengukuran menggunakan penggaris untuk jarak relasi dan oklusi antara gigi rahang atas dan rahang bawah.pada pengamatan ini dilakukan dengan melakukan oklusi dengan keadaan normal dan melakukan relasi sentris. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan pada orang coba berjenis kelamin perempuan ditemukan jarak gigit (overjet) saat oklusi sentrik adalah 2,5 mm dan jarak gigit (overjet)saat relasi sentrik adalah 5 mm. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui relasi sentrik pada gigi rahang atas dan rahang bawah demi pembuatan gigi palsu. Dan hal ini juga untuk menunjang diagnosa terjadinya maloklusi atau tidak.

3.3 Pemeriksaan Physiological Rest PositionPada praktikum dalam pemeriksaan physiological rest position dengan menentukan free way space (jarak anatara oklusal gigi premolar rahang atas dan rahang bawah). Pada pengamatan ini orang coba harus rileks dan dalam keadaan istirahat. Hasil dari pengamatan pada orang coba berjenis kelamin perempuan didapatkan bahwa jarak oklusal sebagai free way space tersebut yaitu 4 mm. Hal ini dapat menunjang dalam pembuatan gigi palsu secara keseluruhan ataupun tidak dan juga dapat mengetahui apakan ada kelainan pada proses oklusi gigi rahang atas dan rahang bawah.3.4 Pemeriksaan Oklusi Statik. Oklusi statik setiap individu akan berbeda-beda karena disebabkan oleh kebiasaan setiap individu menggunakan fungsi gigi geliginya sehingga mneimbulkan posisi oklusi yang berbeda pula. Selain itu lengkung rahang antar RA dan RB juga dapat mempengaruhi keaadan oklusi statik pada orang coba. Pada percobaan oklusi static dilakukan pemeriksaan relasi gigi geligi pada keadaan cusp to marginal ridge, cusp to fossa, overjet, dan overbite.Cusp to marginal ridge adalah relasi gigi posterior di mana cusp fungsional gigi rahang atas dan bawah saling bersandar pada marginal ridge gigi posterior lawannya. Sedangkan cusp to fossa adalah relasi di mana cusp fungsional gigi rahang atas dan bawah saling bersandar pada fossa gigi posterior lawannya. Percobaan ini dapat dilakukan dengan melihatnya ada noda atau warna pada bagian marginal maupun fossa gigi posterior yang berasal dari articulating paper yang digigit dengan kuat oleh orang coba. Pada gigi RB, akan ada warna kehitaman yang berasal dari carbon pada articulating paper yang menunjukkan jenis relasi oklusi yang terdapat pada orang coba tersebut, sedangkan pada Raakan terlihat adanya noda atau warna merah yg tertinggal pada permukaan gigi.Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada orang coba yang berjenis kelamin perempuan, ditemukan hubungan gigi geligi posterior (cusp fungsional) untuk menentukan relasi gigi posterior cusp to fossa. Pada pemeriksaan ditemukan cusp to fossa pada rahang sisi kanan atas dan bawah terjadi pada gigi molar kedua. Sedangkan pada sisi kiri atas dan bawah juga terjadi pada molar kedua. Pada hubungan relasi gigi posterior cusp to marginal ridge ditemukan cusp to marginal ridge pada rahang sisi kanan atas dan bawah terjadi pada premolar pertama, premolar kedua, dan molar pertama. Sedangkan pada sisi kiri atas dan bawah juga terjadi pada premolar pertama, premolar kedua, dan molar pertama.Berdasarkan data pemeriksaan overbite dan overjet yang dilakukan pada orang coba yang berjenis kelamin perempuan, didapatkan pengukuran tinggi gigit (overbite) sebesar 3 mm sedangkan jarak gigit (overjet) sebesar 2,5 mm.Jarak gigit (overjet) dan tinggi gigit (overbite) normal adalah 1-2 mm. Sehingga dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada dua orang yang berbeda dapat disimpulkan bahwa orang coba pertama memiliki overjet dan overbite yang tidak normal. Ketidaknormalan tersebut bisa disebabkan oleh faktor genetic atau kebiasaan buruk (bad habit) saat masih kecil seperti menghisap jari sehingga sudut gigi lebih besar dari pada sudut normal

3.5 Pemeriksaan Oklusi DinamikBerdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan pada orang coba berjenis kelamin perempuan oklusi gigi geligi pada sisi kerja normal dan seimbang, serta pola oklusi yang dialami orang coba adalah BBO (Bilateral Balanced Occlusion), yaitu gigi geligi posterior pada sisi kerja dan sisi keseimbangan, dan keduanya dalam keadaan kontak.

3.6 Pemeriksaan Oklusi IdealOklusi ideal dapat diperoleh apabila bentuk hirroglyphics (cusp, ridge, dan groove) gigi-geligi ideal, tetapi hal ini kan sulit dicapai sebab dalam proses pemakaiannya seringkali gigi-geligi tersebut telah mengalami berbagai perubahan. Berbagai macam perubahan yang dapat terjadi adalah : (a) atrisi yaitu keausan gigi yang disebabkan faktor fisiologi ( misalnya gesekan antar gigi), (b)abrasi yaitu keausan gigi yang disebabkan faktor mekanis (misalnya sikat gigi).Berdasarkan hasil pemeriksaan oklusi ideal pada orang coba ditemukan gerakan oklusi sentrik orang coba normal dan tidak ada hambatan. Begitu pula relasi sentris ke oklusi sentris orang coba normal, dan tidak ada hambatan. Pergerakan mandibula ke anterior orang coba juga normal dan tidak ditemukan adanya hambatan.Pemeriksaan ini dilakukan pada orang coba berjenis kelamin perempuan. Pada saat gerakan oklusi Interkuspal Contact Position (ICP) ditemukan adanya gigi geligi yang mengalami kontak prematur yaitu pada gigi molar pertama kanan RA dan RB. Pada gerakan oklusi Retruded Contact Position (RCP) ditemukan adanya gigi geligi yang mengalami kontak prematur yaitu pada gigi caninus RA dan RB pada sisi kanan. Pada Protrusif Contact Position (PCP) ditemukan adanya gigi geligi yang mengalami kontak prematur yaitu pada gigi premolar pertama dan kedua RA dan RB pada sisi kanan, serta caninus dan premolar pertama RA dan RB pada sisi kiri.

3.7 Pemeriksaan Gerakan MandibulaPada pemeriksaan gerakan membuka mulut kondil terasa bergerak kebawah anterior dan terasa agak menonjol sedangkan saat pemeriksaan gerakan menutup mulut kondil bergerak keatas dan posisi kondil kembali semula dalam keadaan rata tidak menonjolPada pemeriksaan gerakan mandibula ke antero posterior dilakukuan dengan cara melihat perubahan gerakan kedua kondil. Perubahan gerakan kondil ini dilihat dari saat orang coba membuk-amenutup mulut dan saat orang coba menggerakkan mandibula ke arah anterior dan posterior. Pada pemeriksaan ini ditemukan perubahan kondil yang bergerak ke arah anterior dan inferior ketika mandibula orang coba bergerak ke arah anterior. Dan pada saat orang coba melakukan gerakan ke arah posterior, kondil orang coba bergerak ke arah posterior dan superior.Pada pemeriksaan gerakan mandibula ke lateral dilakukuan dengan cara melihat perubahan gerakan kedua kondil. Perubahan gerakan kondil ini dilihat dari saat orang coba membuka-menutup mulut dan saat orang coba menggerakkan mandibula ke arah lateral.Pada pemeriksaan ini ditemukan kondisi dimana kondilus yang menonjol dan berlawanan dengan arah pergeseran mandibula.Pada pemeriksaan koordinasi gerakan mandibula ke lateral dilakukuan dengan cara melihat perubahan gerakan kedua kondil,apakah gerakan dan tonjolan dirasakan simetris. Perubahan gerakan kondil ini dilihat dari saat orang coba membuka-menutup mulut. Pada pemeriksaan ini ditemukan kondisi dimana kondil di sebelah kanan terasa lebih menonjol serta garis median tampak tidak simetris.

BAB IVKESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bahwa: Oklusi didefiinisikan sebagai kontak antara gigi-geligi yang saling berhadapan secara langsung (tanpa perantara) dalam suatu hubungan biologis yang dinamis antara semua komponen system stomato-gnatik terhadap permukaan gigi-geligi yang berkontak dalam keadaan berfungsi. Oklusi dikatakan baik/benar, apabila hubungan kontak antara geligi pada rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB) memberikan tekanan yang seimbang pada kedua sisi rahang, baik dalam keadaan sentrik maupun eksentrik. Pada percobaan yang telah dilakukan, untuk mengetahui oklusi antara gigi geligi apakah gigi tersebut normal atau terjadi hambatan dapat dilakukan pemeriksaan, antara lain pemeriksaan oklusi statik, oklusi sentrik, overbite dan overjet, serta oklusi ideal. Relasi sentrik (Centric relation) merupakan hubungan mandibula terhadap maksila, yang menunjukkan posisi mandibula terletak 1 2 mm lebih ke belakang dari oklusi semtris. Pada percobaan yang telah dilakukan, untuk mengetahui hubungan mandibula terhadap maksila, dapat dilakukan dengan pemeriksaan melalui pemeriksaan relasi sentrik, Physiological Rest Position, dan pemeriksaan oklusi dinamik/artikulasi.

BAB VDAFTAR PUSTAKAChandra. 2004. Textbook of Dental and Oral Anatomy Physiology and Occlusion. New Delhi: Jaypee Brothers Publishers Foster, T. D. 1997. Buku Ajar Ortodonsi, edisi ke 3. Jakarta: EGC. Hal 32-35. Gros, Martin D; Mahtews, J.D. 1991.

Oklusi Dalam Kedokteran Gigi Restoratif. Surabaya : Airlangga University Press. Gunadi, Haryanto A; dkk. 1994.

Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 2.Jakarta : Hipokrates. Hamzah, Zahreni drg, dkk. 2009.

Buku Petunjuk Praktikum Fisiologi Blog Stomatognatik.Jember: Unej Hamzah, Zahreni; dkk. 2008.

Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia.Jember : Bag. Biomedik Lab Fisiologi Manusia FKG Universitas Jember. Soeyoto; Wiyono, Adi; Nindyo P. Aris. 2009.

Thomson, Hamish. 2007. Oklusi Edisi 2. Jakarta: EGC

1