language-rich classroom sebagai …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/10 andarini unissula.pdf ·...

8
AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAH UNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 85 PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017 LANGUAGE-RICH CLASSROOM SEBAGAI PERWUJUDAN SARANA YANG MENDUKUNG GERAKAN LITERASI DI SEKOLAH DASAR Andarini Permata Cahyaningtyas Dosen PGSD FKIP Unissula Semarang [email protected] Abstrak Literasi sangat dekat dengan bahasa ketika dimaknai sebagai kemampuan mengenal dan merepresentasikan huruf baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Literasi menjadi modal awal bagi seseorang untuk dapat berkomunikasi dan memenuhi kebutuhan. Masyarakat diharapkan tidak hanya menjadi literat, tapi juga menjadi terbiasa dengan literasi selama menjalani kegiatannya sehari-hari. Pembiasaan akan lebih efektif jika dimulai sejak dini, dan tempat yang sesuai bagi pembiasaan literasi adalah di sekolah. Pemerintah mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dilaksakan di SD, SMP, SMA/SMK. Gerakan ini meliputi pembelajaran yang membiasakan siswa dengan literatur di sekitarnya dan juga kelengkapan sarana prasarana yang ada di lingkungan kelas hingga sekolah. Salah satu yang dapat dijadikan alternatif perwujudan adalah dengan language-rich classroom. Language- rich classroom ini konsepnya adalah dengan mengatur kelas sedemikian rupa sehingga kelas menjadi penuh dengan unsur-unsur yang mendukung peningkatan literasi siswa seperi tulisan, gambar, simbol, dan alat-alat perekam bahasa. Dengan pelaksanaan language-rich classroom diharapkan dapat membantu pemerintah menyukseskan GLS di masa yang akan datang. Kata kunci: Language-rich classroom, literasi, sekolah dasar Abstract Literacy is related to language when it is defined as an ability to recognize and represent letters either verbally or in writing. Literacy became a basic need to someone to be able to communicate and fulfill needs. People are expected not only to be literate, but also become familiar with literacy in every way. Habituation will be more effective if started early, and a suitable place for literacy habituation (outside home) is at school. The government launched the Campaign of School Literacy conducted in elementary, middle, and high school/ vocational school. This campaign includes learning to make students accustomed to the literature around them as well as the completeness of infrastructure and facility in the classroom and in the school. One that we can use as the alternative activity is creating language-rich classroom. Language-rich classroom concept is to organize a class such as setting the class with elements that support students to improve their literacy like text, images, symbols, and language recorders. The implementation of language-rich classroom is expected to help the government succeed GLS in the future. Keywords: Language-rich classroom, literacy, primary school.

Upload: vuongtruc

Post on 06-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LANGUAGE-RICH CLASSROOM SEBAGAI …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/10 Andarini Unissula.pdf · menulis, dan numerasi yang dapat ... yang telah mencapai 96,3%. ... Tahun 2015 yang

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 85

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

LANGUAGE-RICH CLASSROOM SEBAGAI PERWUJUDAN SARANAYANG MENDUKUNG GERAKAN LITERASI DI SEKOLAH DASAR

Andarini Permata CahyaningtyasDosen PGSD FKIP Unissula [email protected]

Abstrak

Literasi sangat dekat dengan bahasa ketika dimaknai sebagai kemampuan mengenal danmerepresentasikan huruf baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Literasi menjadi modal awal bagiseseorang untuk dapat berkomunikasi dan memenuhi kebutuhan. Masyarakat diharapkan tidak hanyamenjadi literat, tapi juga menjadi terbiasa dengan literasi selama menjalani kegiatannya sehari-hari.Pembiasaan akan lebih efektif jika dimulai sejak dini, dan tempat yang sesuai bagi pembiasaan literasiadalah di sekolah. Pemerintah mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dilaksakan di SD,SMP, SMA/SMK. Gerakan ini meliputi pembelajaran yang membiasakan siswa dengan literatur disekitarnya dan juga kelengkapan sarana prasarana yang ada di lingkungan kelas hingga sekolah. Salahsatu yang dapat dijadikan alternatif perwujudan adalah dengan language-rich classroom. Language-rich classroom ini konsepnya adalah dengan mengatur kelas sedemikian rupa sehingga kelas menjadipenuh dengan unsur-unsur yang mendukung peningkatan literasi siswa seperi tulisan, gambar, simbol,dan alat-alat perekam bahasa. Dengan pelaksanaan language-rich classroom diharapkan dapatmembantu pemerintah menyukseskan GLS di masa yang akan datang.

Kata kunci: Language-rich classroom, literasi, sekolah dasar

Abstract

Literacy is related to language when it is defined as an ability to recognize and represent letters eitherverbally or in writing. Literacy became a basic need to someone to be able to communicate and fulfillneeds. People are expected not only to be literate, but also become familiar with literacy in every way.Habituation will be more effective if started early, and a suitable place for literacy habituation (outsidehome) is at school. The government launched the Campaign of School Literacy conducted inelementary, middle, and high school/ vocational school. This campaign includes learning to makestudents accustomed to the literature around them as well as the completeness of infrastructure andfacility in the classroom and in the school. One that we can use as the alternative activity is creatinglanguage-rich classroom. Language-rich classroom concept is to organize a class such as setting theclass with elements that support students to improve their literacy like text, images, symbols, andlanguage recorders. The implementation of language-rich classroom is expected to help thegovernment succeed GLS in the future.

Keywords: Language-rich classroom, literacy, primary school.

Page 2: LANGUAGE-RICH CLASSROOM SEBAGAI …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/10 Andarini Unissula.pdf · menulis, dan numerasi yang dapat ... yang telah mencapai 96,3%. ... Tahun 2015 yang

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 86

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

PENDAHULUAN

Literasi dalam Bahasa Indonesiadimaknai sebagai kemampuan menulis danmembaca, serta penggunaan huruf untukmerepresentasi bunyi dan kata(Kemendikbud, 2016). Banyak orang yangmemaknai literasi sebagai “melek huruf”karena literasi sangat erat hubungannyadengan penggunaan huruf dalam konteksberbahasa. Sementara itu, Salkind (2008:608) memaknai literasi dalam beberapapengertian, yang pertama literasisesederhana kemampuan membaca danmenulis, yang merupakan modal utamaseseorang dalam penguasaan bahasa dankomunikasi tertulis. Kedua, literasimerupakan kompetensi dalam membaca,menulis, dan numerasi yang dapatdigunakan seseorang untuk memenuhikebutuhan dalam kehidupanbermasyarakat. Pemaknaan ini sudah lebihmeluas karena sudah mengaitkan literasidengan kegiatan komunikasi antarmanusia.

Literasi menjadi sebuah kepentinganyang tak terelakkan karena manusia adalahmakhluk sosial yang tidak mungkin lepasdari kehidupan bermasyarakat. Oleh karenaitu, manusia membutuhkan bahasa sebagaialat komunikasi untuk dapat berbaurdengan manusia lain, seperti yangdikemukakan oleh Kridalaksana (AbdulChaer, 2007: 32) bahwa “Bahasa adalahsistem lambang bunyi yang arbitrer yangdigunakan oleh para anggota kelompoksosial untuk bekerja sama, berkomunikasidan mengidentifikasikan diri.” Pengertiandi atas menunjukkan bahwa manusiamustahil untuk dapat berkomunikasi tanpabahasa, dan bahasa menjadi dasarpenguasaan literasi pada diri seseorang.Ahmad & Abdullah (2012: 154)menambahkan bahwa “Bahasa tidaksemata-mata digunakan untukmenyampaikan informasi referensial, akantetapi juga untuk menyampaikan informasitentang hubungan sosial”.

Hasil penelitian Programme forInternational Students Assessment (PISA)(Sary, 2016) pada tahun 2012menunjukkan bahwa budaya literasi diIndonesia adalah yang terburuk kedua dari65 negara yang diteliti di dunia. Dalamartikel yang sama, Sary juga mengutippernyataan Dirjen PAUD dan PendidikanMasyarakat, Harris Iskandar, bahwa hasilsurvey BPS menunjukkan 90,27% anakusia sekolah suka menonton televisi, danhanya 18,94% yang suka membaca. Selainitu, indeks membaca masyarakat Indonesiamenunjukkan dari 1000 orang, hanya 1orang yang suka membaca. Hal ini tidaksebanding dengan tingkat melek hurufyang telah mencapai 96,3%. Permasalahantersebut semakin diperkeruh dengan datastatistik yang menunjukkan bahwa hanya5,7% sekolah di Indonesia (SD-SMA)yang memiliki perpustakaan (Dewayani,2016).

Hal ini mendorong Kemendikbuduntuk mencanangkan gerakan penumbuhanbudi pekerti melalui Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Nomor 23Tahun 2015 yang meliputi beberapakegiatan, salah satunya adalah GerakanLiterasi Sekolah (GLS). Gerakan literasisekolah ini dimaksudkan untuk terusmengembangkan dan melestarikan literasimulai dari sekolah dasar dan menengahbahkan perguruan tinggi, denganmelibatkan seluruh civitas akademika danmasyarakat. Yuarko dan Lazuardi (2016)mengutip pendapat Dr. Saiful Rachman,M.M., M.Pd dalam Seminar NasionalGerakan Literasi Sekolah yang digelarpada Sabtu, 12 November 2016 lalu,bahwa mengingat pentingnya literasi,kemampuan berliterasi, dan tradisi literasibagi individu maupun masyarakat, makaliterasi perlu ditumbuhkembangkan,ditradisikan, dan dibudidayakan di semualini pendidikan sehingga terbentuk tradisibudaya literasi yang mengakar di tiap

Page 3: LANGUAGE-RICH CLASSROOM SEBAGAI …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/10 Andarini Unissula.pdf · menulis, dan numerasi yang dapat ... yang telah mencapai 96,3%. ... Tahun 2015 yang

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 87

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

satuan pendidikan. Dalam hal ini, Rahmanmenekankan kembali bahwa literasimerupakan hal yang tidak hanya perludikembangkan, namun pula penting untukdijadikan tradisi bagi setiap orang yangdapat diawali oleh tiap satuan pendidikanatau sekolah yang ada di Indonesia.

PEMBAHASAN

Literasi menjadi kebutuhan sekaligushak setiap orang di dunia. UNESCOsebagai bagian dari PBB yang bergerakdalam bidang pendidikan menyatakanbahwa literasi adalah hak asasi manusia.Literasi menjadi alat yang memberdayakanseseorang, yang memiliki kebermaknaanbagi perkembangan sosial dan lingkungan.Oleh karena itu, pendidikan bergantungpada literasi, karena literasi adalah dasarterlaksananya pendidikan yang kemudianakan berpengaruh terhadap penguranganangka kemiskinan&kekerasan pada anak,pembatasan pertumbuhan populasi,kesamaan gender, dan menciptakankehidupan yang damai dan demokratis(Lewis, 2010: 24).

Literasi sekolah dalam konteksGerakan Literasi Sekolah (GLS) adalahkemampuan mengakses, memahami, danmenggunakan sesuatu secara cerdasmelalui empat keterampilan berbahasa,yaitu menyimak, berbicara, membaca,dan/atau menulis (Dikdasmen, 2016: 2).Sementara itu, pada buku yang sama, GLSdiartikan sebagai upaya yang dilakukansecara menyeluruh untuk menjadikansekolah sebagai organisasi permbelajaranyang warganya literat sepanjang hayat.Sekolah menjadi tempat yang sangat baikbagi pengembangan dan pelestarianliterasi, karena sekolah, terutama sekolahdasar merupakan tempat pertama seoranganak memperoleh pengetahuan dalamkonteks pendidikan formal di mana ilmudan pengetahuan yang diperoleh akan

dapat berguna bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya sepanjang hayat masihdi kandung badan.

Pemerintah melalui Kemendikbudtelah mengeluarkan Panduan GerakanLiterasi Sekolah bagi setiap tingkatanpendidikan formal di Indonesia. Panduantersebut dimaksudkan untuk dapatmembantu institusi pendidikanmewujudkan GLS di lingkungannya.Panduan GLS bagi SD (Dikdasmen, 2016:2) memuat tujuan umum dan khusus.Tujuan umum GLS di SD adalah untukmenumbuhkembangkan budi pekerti siswamelalui pembudayaan ekosistem literasisekolah yang diwujudkan dalam GLS agarsiswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.Sementara itu tujuan khususnya meliputi:1) menumbuhkembangkan budaya literasisekolah; 2) meningkatkan kapasitas wargadan lingkungan sekolah agar literat; 3)menjadikan sekolah sebagai taman belajaryang menyenangkan dan ramah anakseingga warga sekolah mampu mengelolapengetahuan; dan 4) menjagakeberlanjutan pembelajaran denganmenghadirkan beragam bacaan danmewadahi berbagai macam strategimembaca.

Tujuan GLS ini dapat dicapai jikaseluruh warga sekolah bersama denganorang tua dan masyarakat salingmemberikan dukungan demimenyukseskan gerakan tersebut. Dewayani(2016) menyatakan bahwa orang tua dapatikut serta dalam program ini melaluiprogram parenting yang bertujuanmeningkatkan kapasitas orang tua sebagaifigur teladan literasi. Selain itu perlu jugaadanya sinergi kegiatan belajar di sekolahdan di rumah, memperkuat komunikasi danjejaring sekolah dengan pihak eksternal,menggalakkan program relawan,melibatkan elemen masyarakat dalammerencanakan kegiatan literasi di sekolah,

Page 4: LANGUAGE-RICH CLASSROOM SEBAGAI …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/10 Andarini Unissula.pdf · menulis, dan numerasi yang dapat ... yang telah mencapai 96,3%. ... Tahun 2015 yang

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 88

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

serta berkolaborasi antarsekolah, alumni,dan komunitas pegiat literasi.

Pengawas sekolah sebagaiperpanjangan tangan dinas Dikbudkabupaten/kota juga berperan dalampembinaan, pemantauan, danpembimbingan bagi sekolah yang sedangmembangun budaya literasi terkait denganlingkungan fisik, sosial dan afektif, sertaakademik (Assimuddin, 2016: 7). Selainitu, guru menjadi pemegang perananpenting dalam menciptakan lingkunganyang efektif untuk pencapaianketerampilan membaca dan menulis(UNESCO, 2003: 13-14). Lingkungantersebut merupakan lingkungan yangmencakup hal-hal berikut ini:

1. pelayanan bagi siswa dengan kesulitanmembaca;

2. pemberian pengalaman pengajaran danpembelajaran yang bervariasi;

3. memiliki bahan bacaan yang layak danbervariasi;

4. memberikan kesempatan untuk salingberbagi dan bekerja sama;

5. menyediakan kesempatan bagi siswauntuk mengekspresikan diri, baiksecara verbal maupun tertulis;

6. menawarkan kesempatan bagi siswauntuk mengembangkan multipleintellegence siswa;

7. terdapat perpustakaan yang memilikibuku bacaan anak.

Kriteria lingkungan kondusif bagikebutuhan berliterasi di atas sejalalandengan target dan program yang disusunpemerintah dalam GLS. Pelaksanaan GLSdi SD memiliki target pencapaian yangmenunjukkan kriteria lingkungan yangliterat (Dikdasmen, 2016: 2) yakni sebagaiberikut:

1. menyenangkan dan ramah bagi siswasehingga menumbuhkan semangatdalam belajar;

2. semua siswa menunjukkan empati,peduli, dan menghargai sesama;

3. menumbuhkan semangat ingin tahudan cinta pengetahuan;

4. memampukan siswa untuk cakapdalam berkomunikasi dan dapatberkontribusi kepada lingkungansosialnya;

5. mengakomodasi partisipasi seluruhwarga sekolah dan lingkunganeksternal SD.

Sementara itu, program tersebutantara lain adalah membaca 15 menitsebelum pelajaran dimulai, menata saranadan lingkungan kaya literasi(perpustakaan; sudut baca kelas; area baca;UKS, kantin, dan kebun sekolah),menciptakan lingkungan kaya teks,penyediaan bacaan, dan pelibatan publik(Dikdasmen, 2016: 10-22).

Salah satu program tersebut adalahpenataan sarana dan lingkungan kayaliterasi. Oleh karena itu, seperti yangdikemukakan oleh Lindfors dan Hepler(Tompkins & Hoskisson, 1995: 36) bahwaruang kelas di SD seharusnya menjadilingkungan bahasa yang otentik, yangmendorong siswa untuk dapat menyimak,berbicara, membaca, dan menulis, yanguntuk itulah seharusnya menjadi language-rich (kaya bahasa). Hal ini menjaditantangan tersendiri bagi guru untukmendesain ruang kelas menjadi tempat dimana siswa dapat memilih sendiri caramereka untuk berliterasi.

Languge-rich Classroom (Justice,2004: 37) merupakan tempat di manasiswa secara sengaja dilibatkan dalamkegiatan bahasa di antara teman sebayadan orang dewasa (guru). Interaksi antaraguru dan siswa yang terjadi diidentikkandengan guru sebagai orang dewasa yangresponsif. Ada lima elemen penting dalam

Page 5: LANGUAGE-RICH CLASSROOM SEBAGAI …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/10 Andarini Unissula.pdf · menulis, dan numerasi yang dapat ... yang telah mencapai 96,3%. ... Tahun 2015 yang

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 89

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

definisi ini yang seara ekplisit mengarahpada: 1) exposure, yang berarti bahwasiswa mengalami kegiatan yangberhubungan dengan linguistik baik secaraaktif maupun pasif di dalam kelas; 2)deliberateness, bahwa orang dewasa (guru)dengan sengaja memilih bahasa yang akania digunakan terhadap siswa; 3)reccurence, yakni memperhatikanpengulangan dalam pemerolehan bahasasiswa yang menjadi hal penting dalamkonsep linguistik; 4) high-quality input,yang berarti bahasa yang digunakan olehguru di dalam kelas disesuaikan dengankonten, bentuk, dan tujuan penggunaan; 5)adult responsiveness, bahwa guru secarasering dan konsisten merespon tindakanbahasa anak dengan cara yang sesuaidengan perkembangan siswa. Kegiatanbahasa yang dimaksudkan di atas tidakterpaku pada kegiatan verbal, baikantarsiswa atau antara siswa dan guru,namun juga dalam kegiatan bahasa tulis.Guru sebagai orang dewasa yang bertugasmembimbing dan mengarahkan siswa agarmemiliki kemampuan bahasa yang baikdapat memperikan respon setiap kali siswamelakukan tindakan bahasa baik secaralisan maupun tertulis. Ini dapatberpengaruh pada kondisi psikologis siswakarena respon yang diberikan guru dapatmenjadi dukungan atau justru mematahkanmotivasi siswa dalam aktivitasberbahasanya.

Ruang kelas tidak lagi harus didesaindengan tempat duduk siswa yangseluruhnya menghadap ke arah guru karenaguru menjadi pusat pembelajaran di kelas.Ruang kelas dapat diatur dalam kelompok-kelompok kecil yang memudahkan siswauntuk saling berdiskusi dan/atau berbagicerita, buku, dan informasi yang merekaperoleh dari hasil mendengarkan beritamaupun membaca. Kelas juga dapatdilengkapi dengan bahan bacaan dan jugaperalatan audiovisual, gambar, poster,

bagan, dan karya-karya lain yang dibuatoleh siswa dan guru yang berhubungandengan materi pembelajaran (Tompkins &Hoskisson, 1995: 36-37).

Kondisi kelas tersebut dicerminkandalam pengaplikasian language-richclassroom seperti yang dijelaskan olehTompkins & Hoskisson (1995: 38-39)sebagai berikut:

1. Penataan Ruang Kelas

Bangku yang disusun dalam kelompokkecil memungkinkan siswa dapatberinteraksi satu sama lain. Bagian kelaslain didesain ke dalam pemusatan untukkegiatan tertentu seperti perpustakaan,writing center, dan theme center.

2. Perpustakaan KelasSetidaknya ada buku-buku yang dapat

dibaca oleh seluruh siswa di kelas(idealnya 4x jumlah siswa). Buku-bukutersebut termasuk buku cerita, bukuinformasi, puisi, dan buku bacaan lain.Dapat juga memajang buku-bukukumpulan hasil tulisan siswa, yang terkaitdengan pembelajaran.

Gambar 1. Rancangan Penataan Language-richClassroom bagi kelas III

(Tompkins & Hoskisson, 1995: 41)

Page 6: LANGUAGE-RICH CLASSROOM SEBAGAI …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/10 Andarini Unissula.pdf · menulis, dan numerasi yang dapat ... yang telah mencapai 96,3%. ... Tahun 2015 yang

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 90

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

3. Pusat PesanJadwal dan pengumuman harian

ditempel pada papan tersendiri, baikpengumuman dari sekolah atau inisiatifsiswa. Kotak pesan juga dapat dihadirkandi kelas agar siswa dapat menyalurkanide/menyampaikan pesan kepada teman

sekelas.

4. Pajangan Hasil Karya Siswa

Seluruh siswa setidaknya memajangsatu karyanya di kelas. Siswa dan gurudapat menentukan tema atau hasilpekerjaan mana yang akan dipajang. Tematersebut dapat diubah setiap satu bulan atausesuai kesepakatan dengan siswa. Hal inidapat mendorong siswa untukmenghasilkan karya yang bagus danmembuatnya bangga ketika hasil karyanyadapat dipajang di kelas.

5. Kursi Bercerita

Kursi bercerita ini merupakan kursitertentu yang digunakan khusus bagi siswayang sedang membacakan hasil tulisannyadi hadapan teman-temannya. Kursi ini

dapat didesain secara khusus untuk dapatdibedakan dengan kursi para pendengar.

6. Tanda, label, dan kutipan

Peralatan di dalam kelas dapatdiberikan label sesuai dengan nama danfungsinya masing-masing, yang mana labelini ditulis sendiri oleh siswa. siswa juga

dapat mengutip kata-kata/peribahasa yangmereka sukai untuk ditempel di dalamkelas.

7. Petunjuk

Petunjuk disediakan di kelas untukmemudahkan siswa menemukan apa yangmereka ingin gunakan. Petunjuk ini dapatdituliskan oleh siswa atau guru.

8. Peralatan menulis

Ada bagian yang dapat digunakanuntuk meletakkan pensil, pena, kertas,jurnal harian, buku tulis, atau bahkankomputer dan benda lain yang dapatdigunakan siswa untuk “merekam bahasa”.Siswa diizinkan untuk menggunakanperalatan ini dengan peraturan yangditempel dengan jelas di dinding kelas,

Gambar 1. Rancangan Penataan Language-rich Classroom bagi kelas III(Tompkins & Hoskisson, 1995: 41)

Page 7: LANGUAGE-RICH CLASSROOM SEBAGAI …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/10 Andarini Unissula.pdf · menulis, dan numerasi yang dapat ... yang telah mencapai 96,3%. ... Tahun 2015 yang

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 91

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

seperti misalnya harus lapor pada guru jikaingin meminjam peralatan danmengembalikannya di tempat semula.

9. Pojok membaca dan menulis

Jika kelas cukup besar, guru dapatmenyediakan area tersendiri untukmembaca dan menulis. Atau jika kelastidak cukup untuk pengadaan area ini,maka dapat dibuatkan ruang kelas yangtidak terpakai atau di perpustakaan. Areaini diharapkan kondusif untuk kegiatanmembaca dan menulis siswa.

10. Bahan referensi

Guru dapat menydiakan papan khusussebagai tempat untuk menempelkan kata-kata kunci yang berhubungan denganmateri pembelajaran. Selain itu gambar,bagan, buku, media, dan referensi lainyang berhubungan dengan pembelajaranjuga dapat dipajang di kelas. Siswa dapatmenggunakan ini ketika mempelajarimateri yang bersangkutan.

11. Peralatan dan bahan audiovisual

Peralatan audiovisual seperti LCD,tape, atau radio dapat juga disediakan didalam kelas (dapat juga di dalam lemarijika dikhawatirkan akan rusak). Peralatanini dapat digunakan untuk menunjangpembelajaran yang berhubungan denganmenyimak.

12. Dramatic Center

Area ini merupakan tempatpemajangan peralatan yang berhubungandengan kegiatan drama/mendongeng.Boneka, wayang, naskah drama, dansejenisnya dapat diletakkan di sini.Kemudian jika kelas akan digunakan untukkegiatan mendongeng, maka ada sebagianarea yang diatur sebagai “panggung”.

Konsep language-rich classroom inipada dasarnya adalah dari, oleh, dan untuksiswa. Siswa dapat memberikan masukandalam penataan kelas seperti yang mereka

inginkan. Mereka juga sangat terlibatdalam kelengkapan bahan-bahan pajanganyang ada di dalam kelas karena memanghasil karya merekalah yang palingmendominasi. Hal ini seperti yangdiungkapkan oleh Himmele and Himmele(2009: 32) bahwa penciptaan language-rich classroom melibatkan pendapat sertaemosi siswa melalui kegiatan yang relevandan otentik. Hal ini dapat mendorongkegembiraan di antara siswa, yangkemudian menjadi tertarik untuk menulisdan mengekspresikan diri.

Penataan ruang kelas yang kayabahasa ini dapat menimbulkan manfaatbagi perkembangan literasi siswa.Terbiasanya siswa berhubungan denganbahasa dalam bentuk teks, petunjuk,gambar, dan suara akan menuntun merekapada sebuah budaya literasi yangmenyenangkan dan tanpa sadar, budayaliterasi akan muncul di dalam diri siswa.Hal ini dapat membantu pencapaian targetGLS yakni untu menumbuhkan,mengembangkan, dan membudayakanliterasi pada anak-anak usia sekolah

SIMPULAN DAN SARAN

Language-rich classroom secaratidak mencolok menarik siswa ke dalamsebuah dunia literasi yang menyenangkandan tanpa sadar mereka akan menikmatikegiatan membaca dan menulis dalamcara-cara yang mereka sukai. Untuk itulah,language-rich classroom dapat menjadialternatif yang baik dalam pelaksanaanprogram GLS di sekolah dasar.

Pada dasarnya, bukan hal yang sulituntuk dapat menciptakan language-richclassroom di SD-SD yang ada diIndonesia. Meskipun seluruh kriterianyatidak dapat tercapai, namun setidaknyaguru dapat bekerja sama dengan siswauntuk mendesain kelas yang penuh denganpajangan hasil karya siswa baik dalam

Page 8: LANGUAGE-RICH CLASSROOM SEBAGAI …pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/10 Andarini Unissula.pdf · menulis, dan numerasi yang dapat ... yang telah mencapai 96,3%. ... Tahun 2015 yang

AKTUALISASI KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR MELALUI GERAKAN LITERASI SEKOLAHUNTUK MENYIAPKAN GENERASI UNGGUL DAN BERBUDI PEKERTI 92

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 15 MARET 2017

kegiatan menulis, menggambar, atau punseni. Buku-buku yang dipajang di kelaspun dapat diadakan melalui kegiatansumbang buku di kalangan siswa, sehinggatidak perlu membeli buku baru yang sangatbanyak. Dengan demikian, siswa yangmerasa dilibatkan akan lebih memiliki rasamemiliki yang tinggi terhadap kelasnyadan timbul rasa ingin menjaganya agarkondisinya tetap menarik danmenyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad & Abdullah, A. 2012. LinguistikUmum. Jakarta: Erlangga.

Assimuddin. 2016. Peran pengawassekolah dalam mendukung gerakanliterasi sekolah. Diakses melaluiwebsitehttp://simposium.gtk.kemdikbud.go.id/karya/files/tendik_2/Asmuddin,M.Pd._14112016124622.pdfpada tanggal 20 Februari 2017.

Chaer, A. 2007. Linguistik umum. Jakarta:Rineka Cipta.

Dewayani, S. 2016. Mengapa perlugerakan literasi sekolah?. Diaksesmelalui websitehttp://mediaindonesia.com/news/read/35420/mengapa-perlu-gerakan-literasi-sekolah/2016-03-21pada tanggal 21 Februari 2017.

Dikdasmen. 2016. Panduan gerakanliteracy di sekolah dasar. Jakarta:Dirjen Dikdasmen Kemendikbud.

Himmele, P. & Himmele, W. 2009. Thelanguage-rich classroom: Aresearch-based framework for

teaching english language learners.Alexandria: ASCD.

Lewis, Y.E. 2010. Literacy in elementaryschool in Jamaica: The case of thegrade four literacy test (Disertasi).Iowa: Graduate Collage of theUniversity of Iowa.

Justice, L.M. 2004. Creating language-richpreschool classroom environment.Teaching Exceptional Children, 37(2): 36-44.

Salkind, N.J. 2008. Encyclopedia ofeducational psychology. ThousandOaks: SAGE Publication.

Sary, H.N. 2016. Gerakan literasinasional, strategi giatkan minatbaca. Diakses melalui websitehttp://news.liputan6.com/read/2660846/gerakan-literasi-nasional-strategi-giatkan-minat-baca

Tompkins & Hoskisson, G.E. &Hoskisson, K. 1995. Language arts:Content and teaching strategies.Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc.

UNESCO. 2003. Literacy: A UNESCOperspective. Diakses melalui websitehttp://unesdoc.unesco.org/images/0013/001318/131817eo.pdf padatanggal 17 Februari 2017.

Yuarko, N.V. & Lazuardi, K. 2016.Menumbuhkan gerakan literasi diIndonesia (GLS). Diakses melaluiwebsitehttps://www.um.ac.id/content/page/2/2016/11/menumbuhkan-gerakan-literasi-sekolah-di-indonesia-gls