landasan teori dan program - repository.unika.ac.idrepository.unika.ac.id/14652/2/11.11.0059 henri...
TRANSCRIPT
PROJEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXIX, Semester Genap, Tahun 2015/2016
LANDASAN TEORI DAN PROGRAM
PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA OFFROAD DI KOTA SEMARANG
Penekanan Desain : Arsitektur Eco Tech
Permasalahan Dominan : Penerapan Pola Pelestarian dan Penataan Lingkungan (Sirkulasi) Pada Bangunan
Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Arsitektur
Disusun Oleh : Henri Wirawan (11.11.0059 )
Dosen Pembimbing :
Dr.Ir. Rudyanto Soesilo,MSA
NIDN : 0020065402
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA April 2016
Kel
B
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROJEK AKHIR ARSITEKTUR
Periode LXIX, Semester Genap, Tahun 2015/2016
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
Judul Projek : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Tema Desain : Arsitektur Eco Tech
Fokus Kajian : Penerapan Pola Pelestarian dan Penataan Lingkungan
(Sirkulasi ) Pada Bangunan Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad di Kota Semarang
Penyusun : Henri Wirawan
N I M : 11.11.0059
Pembimbing : Dr.Ir. Rudyanto Soesilo, MSA
Penguji :1. Ir. CH. Koesmartadi, MT
2. Ir. BPR. Gandhi, MSA
3. Ir.Afriyanto Sofyan,St.B, MT
Semarang, April 2016
Mengetahui dan Mengesahkan
Dekan Ketua Koordinator
Fakultas Arsitektur dan Desain Program Studi Arsitektur Projek Akhir Arsitektur
Dra. B. Tyas Susanti, MA.,Ph.D Dr.Ir.Krisprantono Ir.Fx.Bambang Suskiyatno,MT
NIDN. 0626076501 NIDN. 0616085701 NIDN. 0625116302
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PROJEK AKHIR ARSITEKTUR
Periode LXIX, Semester Genap, Tahun 2015/2016
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
Judul Projek : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Tema Desain : Arsitektur Eco Tech
Fokus Kajian : Penerapan Pola Pelestarian dan Penataan Lingkungan
(Sirkulasi ) Pada Bangunan Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad di Kota Semarang
Penyusun : Henri Wirawan
N I M : 11.11.0059
Pembimbing : Dr.Ir. Rudyanto Soesilo, MSA
Penguji :1. Ir. CH. Koesmartadi, MT
2. Ir. BPR. Gandhi, MSA
3. Ir.Afriyanto Sofyan,St.B, MT
Semarang, April 2016
Mengetahui dan Mengesahkan
Pembimbing
Dr.Ir. Rudyanto Soesilo,MSA
NIDN : 0020065402
Penguji Penguji Penguji
Ir.CH.Koesmartadi, MT Ir. BPR. Gandhi, MSA Ir.Afriyanto Sofyan,ST,B,MT
NIDN:0616035901 NIDN : 0601035401 NIDN:0616046301
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama : Henri Wirawan
NIM : 11.11.0059
Menyatakan bahwa karya ilmiah pada Projek Akhir Arsitektur Periode 69, Semester
Genap, Tahun 2015/2016, Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain,
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Judul : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang
Tema Desain : Arsitektur Eco Tech
Fokus Kajian : Penerapan Pola Pelestarian dan Penataan Lingkungan
( Sirkulasi ) Pada Bangunan Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad di Kota Semarang.
Penyusun : Henri Wirawan
NIM : 11.11.0059
Pembimbing : Dr.Ir. Rudyanto Soesilo, MSA
NIDN : 0020065402
Adalah bukan karya plagiasi, apabila dikemudian hari ditemukan tindak plagiasi
didalam penyusunan karya ilmiah tersebut, maka saya selaku pembuat pernyataan
ini siap menerima segala konsekuensinya.
Semarang, April 2016
Penulis
Henri Wirawan (11.11.0059)
v
PRAKATA
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan-NYa sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis Landasan Teori dan Program Projek Akhir
Arsitektur/PAA periode 69 ini dengan judul “Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di
Kota Semarang”.
Projek Akhir Arsitektur merupakan tugas akhir program studi arsitektur
dimana Landasan Teori dan Program menjadi salah satu syarat kelulusan untuk
memperoleh gelar Sarjana Arsitektur pada Fakultas Arsitektur dan Desain,
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu dan berkontribusi selama proses
penyusunan Landasan Teori dan Program, diantaranya :
Dra. B. Tyas Susanti, MA., Ph.D selaku Dekan Fakultas Arsitektur dan
Desain Unika Soegijapranata Semarang
Dr. Ir. Krisprantono selaku Ketua Program Studi Arsitektur Unika
Soegijapranata Semarang
Ir. FX. Bambang Suskiyatno, MT selaku Dosen Koordinator Projek Akhir
Arsitektur / PAA 69
Dr. Ir. Rudyanto Soesilo, MSA selaku Dosen Pembimbing Projek Akhir
Arsitektur / PAA 69
Pihak De’pes (Sentul) dan JSI (Jeep Station Indonesia ) Mega Mendung
diantaranya Ibu Devi, Bapak Stenly, serta seluruh staf pengurus dan
pengelola De’pes dan JSI.
Pihak IOF Pengurus Daerah Jawa Tengah yang Bapak Aryo Yogyo
Kusumo Wiharjo selaku Ketua IOF Pengda Jateng.
vi
Pengurus IOF ( Indonesia Off - road federation ) Pengda Jateng Bapak
Oktaviancho N.K selaku moderator di IOF Pengda Jateng.
Orang Tua dan Keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan dan
semangat.
Rekan – Rekan Sahabat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan karya
tulis ini, tentunya karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan dan belum
sempurna, maka penulis berkenan menerima kritik dan saran yang membangun
demi kebaikan hasil karya kedepannya. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
dan memberi tambahan pengetahuan serta informasi bagi banyak pihak.
Semarang, April 2016
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................... ii
PRAKATA .................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xviii
BAB 1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 22
1.1. Latar Belakang Projek : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang ..
…………………………………………………………………………………………………..1
1.2. Tujuan dan Sasaran Pembahasan : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad ........... 2
1.2.1. Tujuan Pembahasan : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota
Semarang ......................................................................................................... 2
1.2.2. Sasaran Pembahasan : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota
Semarang ......................................................................................................... 3
1.3. Lingkup Pembahasan : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang . 4
1.4. Metoda Pembahasan ......................................................................................... 4
1.4.1. Metoda Pengumpulan Data ( Observasi lapangan : De’pes dan JSI ,
Wawancara : Ketua IOF Pengda Jateng : Bapak Aryoyogya Kusumo Wiharjo
………………………………………………………………………………………..4
1.4.2. Metoda Penyusunan dan Analisa ( Peraturan Tentang Olahraga
Offroad ) ............................................................................................................ 6
1.4.3. Metoda Pemrograman .......................................................................... 6
1.4.4. Metoda Perancangan Arsitektur ............................................................ 7
viii
1.5. Sistematika Pembahasan .................................................................................. 9
BAB 2. TINJAUAN PROJEK : Pusat Pelatihan Olahrga Offroad di Kota Semarang
................................................................................................................................. .11
2.1. Tinjauan Umum : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang ........ 11
2.1.1. Gambaran Umum : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota
Semarang ....................................................................................................... 11
2.1.2. Latar Belakang - Perkembangan – Tren : Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad ............................................................................................................ 21
2.2. Tinjauan Khusus : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad .................................... 25
2.2.1. Terminologi : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang .. 25
2.2.2. Kegiatan (Pelaku, Aktivitas dan Fasilitas) : Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad di Kota Semarang .............................................................................. 26
2.2.3. Istilah – Istilah dalam Pusat Pelatihan Olahraga Offroad ……………….
2.2.4. Spesifikasi dan Persyaratan Desain : Pusat Pelatihan Offroad .......... 40
2.2.5. Deskripsi Konteks Kota : Letak Kota di Kota Semarang .................... 44
2.2.6. Studi Banding : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang 47
2.2.6.1. Studi Instansi Terkait:IOF (Indonesia Offroad Federation ) Pengda
Jateng…………………………………………………………………………………47
2.2.6.2. Survey Proyek Sejenis : De’pes dan JSI ( Jeep Station Indonesia )..49
2.2.7. Permasalahan Desain : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota
Semarang ....................................................................................................... 50
2.3. Kesimpulan, Batasan dan Anggapan : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di
Kota Semarang ....................................................................................................... 51
2.3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 51
2.3.2. Batasan ............................................................................................... 51
2.3.3. Anggapan ............................................................................................ 52
BAB 3. ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR .................................. 53
ix
3.1. Analisa Pendekatan Kawasan : Peraturan Daerah Kota Semarang ............... 53
3.1.1. Analisa Konteks Lingkungan : Perda Kota Semarang Tahun 2004 (
BWK VIII dan BWK IX ) .................................................................................... 74
3.1.2. Analisa Skenario Perencanaan Kawasan : BWK VIII ......................... 75
3.1.3. Analisa Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana : Gunungpati BWK
VIII…………………… ....................................................................................... 86
3.2. Analisa Pendekatan Masing - Masing Fungsi : Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad Di kota Semarang ....................................................................................... 93
3.2.1. Analisa Pendekatan Arsitektur : Pelaku dan Aktivitas ........................ 93
3.2.2. Analisa Pendekatan Sistem Bangunan .............................................. 135
BAB 4. PROGRAM ARSITEKTUR : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad ............... 166
4.1. Program Kawasan .......................................................................................... 166
4.1.1. Konsep Program dan Tema Kawasan : ( Ramah lingkungan dan
arsitektur Eco Tech ) ....................................................................................... 166
4.1.2. Tujuan Perancangan, Faktor Penentu Perancangan, Faktor
Persyaratan Perancangan : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad ........ 167
4.1.3. Skenario Program Kawasan Keseluruhan : Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad ........................................................................................................... 171
4.1.4. Program Besaran Luas Kawasan ....................................................... 171
4.1.5. Program Prasarana dan Sarana Kawasan : Pusat Pelatihan Offroad di
Semarang ( Gunungpati BWK VIII ) ............................................................... 173
4.2. Program Masing - Masing Fungsi ................................................................... 175
4.2.1. Program Kegiatan : Pelatihan Offroad .............................................. 175
4.2.2. Program Sistem Struktur : Struktur Bawah , Struktur Tengah , Struktur
Atap ……………………………… .................................................................... 179
4.2.3. Program Sistem Utilitas ...................................................................... 183
x
4.2.4. Program Tapak Kawasan : Lokasi BWK VIII – Kecamatan Gunungpati
………………………… .......................................................................................... 191
BAB 5. KAJIAN TEORI ........................................................................................... 196
5.1. Kajian Teori Penekanan Desain : Arsitektur Eco Tech .................................. 196
5.1.1. Uraian Interpretasi dan Elaborasi Tema Desain : Arsitektur Ecotech .....
.......................................................................................................... 196
5.1.2. Studi Preseden : Eastnor Castle dan Yongjia Gymnasium ............... 203
5.1.3. Kemungkinan Penerapan Teori Tema Desain :Arsitektur Eco Tech ......
........................................................................................................... 205
5.2. Kajian Teori Permasalahan Dominan : Pola Pelestarian dan Penataan
Lingkungan ………………... .................................................................................... 206
5.2.1. Uraian Interpretasi dan Elaborasi Permasalahan Dominan : Penataan
Lingkungan .................................................................................................... 206
5.2.2. Studi Preseden : De’pes dan JSI ( Jeep Station Indonesia ) ............ 216
5.2.3. Kemungkinan Penerapan Teori Permasalahan Dominan : Pola
Pelestarian dan Penataan Lingkungan .......................................................... 219
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 221
LAMPIRAN ………………………………………………………………...............................223
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Alur Pikir Perancangan ............................................................. 8
Gambar 2. Ruang Kelas / Gedung Serbaguna ........................................................ 13
Gambar 3. Paddock ............................................................................................... 13
Gambar 4. Scrutineering Area ................................................................................ 13
Gambar 5. Ruang Breifing ....................................................................................... 14
Gambar 6. Podium ................................................................................................. 14
Gambar 7. Parc Ferme ............................................................................................ 14
Gambar 8. Ruang Medis ......................................................................................... 15
Gambar 9. Tribun .................................................................................................... 15
Gambar 10. Retail Stand Jual Part JIP .................................................................... 16
Gambar 11. Ruang Kantor Pengelola ..................................................................... 16
Gambar 12. Kamar Hitung ..................................................................................... 17
Gambar 13. Tribun Biasa ........................................................................................ 17
Gambar 14. Ruang Keamanan dan CCTV .............................................................. 18
Gambar 15. Ruang Cleaning Service ...................................................................... 18
Gambar 16. Gudang................................................................................................ 18
Gambar 17. Ruang MEE dan Panel ........................................................................ 19
Gambar 18. Ruang Genset ..................................................................................... 19
Gambar 19. Ruang Mesin AC ................................................................................. 19
Gambar 20. Mushola ............................................................................................... 20
Gambar 21. Toilet.................................................................................................... 20
Gambar 22. Letak Kota Semarang di Indonesia ..................................................... 44
Gambar 23. Peta Rencana Pembagian BWK Semarang ........................................ 44
xii
Gambar 24. Logo Indonesi Offroad Federation Pengda Jateng .............................. 47
Gambar 25. Logo De’pes dan JSI ........................................................................... 49
Gambar 26. Kutipan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun
2011 – 2031( pasal 83 ) ..................................................................... 54
Gambar 27. Kutipan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun
2011 – 2031( pasal 85 ) ..................................................................... 55
Gambar 28. Peta BWK IX Kota Semarang .............................................................. 56
Gambar 29. Peta BWK VIII Kota Semarang ............................................................ 58
Gambar 30. Foto Udara Lokasi Tapak Alternatif 1 .................................................. 62
Gambar 31. Peta Udara Lokasi Tapak Alternatif 1 .................................................. 63
Gambar 32. Perempatan Jalan ............................................................................... 63
Gambar 33. Pemancingan Ngrembel Asri ............................................................... 63
Gambar 34. Areal Lahan Kosong ............................................................................ 63
Gambar 35. Permukiman Desa Ngrembel Asri ....................................................... 63
Gambar 36. Koramil 07 ........................................................................................... 63
Gambar 37. Pom Bensin ......................................................................................... 63
Gambar 38. Arus Lalu Lintas Jalan Manyaran - Gunungpati ................................... 64
Gambar 39. Arus Lalu Lintas Jalan Manyaran Gunungpati ..................................... 64
Gambar 40. Arus Lalu Lintas Jalan Lingkungan ...................................................... 64
Gambar 41. Tiang Listrik dan Lampu Jalan ............................................................ 64
Gambar 42. Saluran Drainase ................................................................................. 64
Gambar 43. Vegetasi Didalam Tapak ..................................................................... 65
Gambar 44. Sawah Tadah Hujan ............................................................................ 65
Gambar 45. Perkerasan Tapak ............................................................................... 65
Gambar 46. Bekas Sirkuit Offroad .......................................................................... 66
xiii
Gambar 47. Area Sawah ......................................................................................... 66
Gambar 48. Toko Dilingkungan .............................................................................. 66
Gambar 49. Tempat Rekreasi ................................................................................. 66
Gambar 50. Permukiman Penduduk ....................................................................... 66
Gambar 51. Foto Udara Lokasi Tapak Alternatif 2 .................................................. 68
Gambar 52. Peta Udara Lokasi Tapak Alternatif 2 .................................................. 68
Gambar 53. Pertigaan Jalan ................................................................................... 69
Gambar 54. Tapak Eksisting Utara ......................................................................... 69
Gambar 55. Tapak Eksisting Timur ......................................................................... 69
Gambar 56. Jalan Kalimas Raya ............................................................................. 69
Gambar 57. Jalan Lingkungan ................................................................................ 69
Gambar 58. Kantor Polisi Sabhara .......................................................................... 69
Gambar 59. Jalan Raya RM. Hadi Subeno ............................................................. 69
Gambar 60. Arus Lalu Lintas Jalan RM.Hadi Subeno ............................................. 69
Gambar 61. Arus Lalu Lintas Jalan RM. Hadi Subeno ............................................ 69
Gambar 62. Arus Lalu Lintas Jalan Lingkungan ...................................................... 69
Gambar 63. Tiang Listrik dan Lampu Jalan ............................................................. 70
Gambar 64. Saluran Drainase Kota ....................................................................... 70
Gambar 65. Vegetasi Di dalam Tapak .................................................................... 70
Gambar 66. Jenis Tanah Didalam Tapak ................................................................ 70
Gambar 67. Area Perkebunan ................................................................................ 71
Gambar 68. Pabrik Kubota ...................................................................................... 71
Gambar 69. Kantor Polisi ........................................................................................ 71
Gambar 70. Permukiman Penduduk ....................................................................... 71
Gambar 71. Peta BWK Kota Semarang .................................................................. 75
xiv
Gambar 72. Peta BWK VIII Kec. Gunungpati .......................................................... 75
Gambar 73. Peta Administrasi Kec. Gunungpati ..................................................... 75
Gambar 74. Letak Lokasi Kawasan Pada Kec. Gunungpati .................................... 75
Gambar 75. Peta Udara Lokasi Tapak .................................................................... 75
Gambar 76. Peta Pencapaian Lokasi Kawasan ...................................................... 76
Gambar 77. Polsek Gunungpati .............................................................................. 77
Gambar 78. SMP 22 Semarang .............................................................................. 77
Gambar 79. Permukiman Warga ............................................................................. 77
Gambar 80. Lahan Kosong ..................................................................................... 77
Gambar 81. Ngrembel Asri ...................................................................................... 77
Gambar 82. Dewandaru ......................................................................................... 77
Gambar 83. Permukiman Warga ............................................................................. 77
Gambar 84. Lahan Kosong ..................................................................................... 77
Gambar 85. Peta Jaringan Jalan RTRW Kota Semarang ....................................... 86
Gambar 86. Peta Jaringan Transportasi ................................................................. 87
Gambar 87. Peta Jaringan Listrik ............................................................................ 88
Gambar 88. Peta Jaringan Air Minum .................................................................... 89
Gambar 89. Peta Jaringan Drainase ...................................................................... 90
Gambar 90. Peta Jaringan Telekomunikasi ............................................................ 91
Gambar 91. Peta Rencana Ruang Terbuka Hijau ................................................... 92
Gambar 92. Diagram Pola Aktivitas Peserta dan Pembalap Saat Pelatihan ......... 108
Gambar 93. Diagram Pola Aktivitas Pembalap Saat Perlombaan ......................... 109
Gambar 94. Diagram Pola Aktivitas Kru Tim Balap ............................................... 109
Gambar 95. Diagram Pola Aktivitas Masyarakat Umum ....................................... 110
Gambar 96. Diagram Pola Aktivitas Kru Media ..................................................... 110
xv
Gambar 97. Diagram Pola Aktivitas Tamu ........................................................... 110
Gambar 98. Diagram Pola Aktivitas Pengelola ..................................................... 111
Gambar 99. Ukuran Pemisahan Arena dan Tribun ............................................... 113
Gambar 100. Ukuran Tempat Duduk .................................................................... 114
Gambar 101. Tata Letak Tempat Duduk ............................................................... 115
Gambar 102. Tribun Biasa .................................................................................... 116
Gambar 103. Tribun VIP ....................................................................................... 116
Gambar 104. Tribun VVIP ..................................................................................... 117
Gambar 105. Scrutineering Area Mobil ................................................................. 119
Gambar 106. Layout Trek Gunungpati .................................................................. 120
Gambar 107. Hubungan Ruang Makro ................................................................. 133
Gambar 108. Hubungan Ruang Mikro................................................................... 134
Gambar 109. Pondasi Sumuran ............................................................................ 136
Gambar 110. Pondasi Tiang ................................................................................. 137
Gambar 111. Pondasi Foot Plat ............................................................................ 137
Gambar 112. Struktur Bangunan Rangka ............................................................. 138
Gambar 113. Struktur Bangunan Masif ................................................................. 138
Gambar 114. Steel Floor Deck .............................................................................. 139
Gambar 115. Lantai Granit Tile ............................................................................. 140
Gambar 116. Lantai Karpet ................................................................................... 140
Gambar 117. Lantai Parket ................................................................................... 141
Gambar 118. Bata Ringan ..................................................................................... 142
Gambar 119. Curtain Wall ..................................................................................... 142
Gambar 120. Cladding Wall .................................................................................. 143
Gambar 121. Plafond PVC .................................................................................... 143
xvi
Gambar 122. Elemen Dasar Pembentuk Space Frame ........................................ 144
Gambar 123. Konstruksi Sambungan SIstem Space Frame ................................. 145
Gambar 124. Distribusi Gaya Pada Struktur Space Frame ................................... 146
Gambar 125. Modul Berulang Pada Struktur Space Frame .................................. 146
Gambar 126. Atap Green Roof ............................................................................ 148
Gambar 127. Atap Dag Beton ............................................................................... 149
Gambar 128. Skema Jaringan Listrik .................................................................... 149
Gambar 129. Genset ............................................................................................. 150
Gambar 130. Automatic Main Panel...................................................................... 150
Gambar 131. Skema Jaringan Air Bersih Down Feed Distribution ........................ 151
Gambar 132. Skema Jaringan Air Bersih Up Feed Distribution ............................ 151
Gambar 133. Skema Jaringan Air Kotor ................................................................ 152
Gambar 134. Skema Jaringan Komunikasi ........................................................... 153
Gambar 135. Skema Jaringan Pengeras Suara .................................................... 153
Gambar 136. Outdoor LED Screen ....................................................................... 154
Gambar 137. Fire Hydrant ..................................................................................... 155
Gambar 138. Fire Extinguisher ............................................................................. 155
Gambar 139. Stand Pipe Hose System ................................................................. 155
Gambar 140. Fire Sprinkler ................................................................................... 156
Gambar 141. Smoke Detector ............................................................................... 156
Gambar 142. Heat Detector .................................................................................. 156
Gambar 143. Pintu Darurat ................................................................................... 157
Gambar 144. Tangga Darurat ............................................................................... 158
Gambar 145. Alarm Kebakaran ............................................................................. 158
Gambar 146. Tangga ............................................................................................ 159
xvii
Gambar 147. Ramp ............................................................................................... 159
Gambar 148. Escalator ......................................................................................... 159
Gambar 149. Elevator / Lift ................................................................................... 159
Gambar 150. Penangkal Petir ............................................................................... 160
Gambar 151. Metal Detector ................................................................................. 160
Gambar 152. CCTV ............................................................................................... 160
Gambar 153. Pencahayaan Alami......................................................................... 161
Gambar 154. Lampu LED ..................................................................................... 161
Gambar 155. Penghawaan Alami ......................................................................... 161
Gambar 156. Sistem AC Central ........................................................................... 162
Gambar 157. Sistem AC Split ............................................................................... 163
Gambar 158. Exhaust Fan .................................................................................... 164
Gambar 159. Teknologi Solar Panel ..................................................................... 164
Gambar 160. Sistem Rain Water Harvesting ........................................................ 165
Gambar 161. Diagram Pola Aktivitas Peserta dan Pembalap Saat Latihan .......... 175
Gambar 162. Diagram Pola Aktivitas Pembalap Saat Perlombaan ....................... 176
Gambar 163. Diagram Pola Aktivitas Kru Tim Balap ............................................. 176
Gambar 164. Diagram Pola Aktivitas Masyarakat Umum ..................................... 177
Gambar 165. Diagram Pola Aktivitas Kru Media ................................................... 177
Gambar 166. Diagram Pola Aktivitas Tamu .......................................................... 178
Gambar 167. Diagram Pola Aktivitas Pengelola ................................................... 178
Gambar 168. Lubang Biopori ................................................................................ 190
Gambar 169. Peta BWK VIII Kota Semarang ........................................................ 191
Gambar 170. Foto Udara Lokasi Tapak Gunungpati ............................................. 193
Gambar 171. Peta Udara Lokasi Tapak Gunungpati ........................................... 194
xviii
Gambar 172. Perempatan Jalan Sebelah Utara ................................................... 194
Gambar 173. Pemancingan Ngrembel Asri ........................................................... 194
Gambar 174. Areal Lahan Kosong ........................................................................ 194
Gambar 175. Permukiman Desa Ngrembel Asri ................................................... 194
Gambar 176. Koramil 07 ....................................................................................... 194
Gambar 177. Pom Bensin ..................................................................................... 194
Gambar 178. Penekanan Desain .......................................................................... 196
Gambar 179. Penggunaan Ekspresi Struktur Dari Alam ....................................... 200
Gambar 180. Pemanfaatan Cahaya Matahari Pada Bangunan ............................ 200
Gambar 181. Pemanfaatan Tenaga Surya Untuk Energi Listrik ............................ 201
Gambar 182. Pemanfaatan Alam Sebagai Respon .............................................. 201
Gambar 183. Simbolisasi Bangunan ..................................................................... 202
Gambar 184. Yongjia Gymnasium, Swimmingpool ............................................... 203
Gambar 185. Eastnor Castle, Hereford UK. .......................................................... 204
Gambar 186. Pencapaian Frontal ......................................................................... 209
Gambar 187. Pencapaian Tidak Langsung ........................................................... 209
Gambar 188. Pencapaian Spiral ........................................................................... 210
Gambar 189. Pintu Masuk A ................................................................................. 210
Gambar 190. Pintu Masuk B ................................................................................. 211
Gambar 191. Konfigurasi Jalur Linear ................................................................... 211
Gambar 192. Konfigurasi Jalur Radial................................................................... 211
Gambar 193. Konfigurasi Jalur Grid ...................................................................... 212
Gambar 194. Konfigurasi Jalur Jaringan ............................................................... 212
Gambar 195. Hubungan Jalur Ruang Melalui Ruangan ........................................ 213
Gambar 196. Hubungan Jalur Ruang Menembus Ruang ..................................... 213
xix
Gambar 197. Hubungan Jalur Ruang Berakhir Didalam Ruang ........................... 213
Gambar 198. Ilustrasi Sirkulasi ............................................................................. 215
Gambar 199. Desa Pelangi Sentul ........................................................................ 216
Gambar 200. Layout Track Depes ........................................................................ 216
Gambar 201. Nuansa Desa Pelangi Sentul ........................................................... 217
Gambar 202. General Map JSI ............................................................................. 218
Gambar 203. Layout JSI ....................................................................................... 218
Gambar 204. Situasi Tribun dan arena Offroad JSI .............................................. 219
Gambar 205. Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga IOF Pengda Jateng ... 223
Gambar 206. Peraturan Tentang Offroad ( Adventure ) ........................................ 223
Gambar 207. Peraturan Tentang Offroad ( Mud Racing ) ..................................... 224
Gambar 208. Peraturan Tentang Offroad ( Rock Crawling ) ................................. 224
Gambar 209. Peraturan Tentang Offroad ( Racing Offroad ) ................................ 225
Gambar 210. Kalender Even Offroad Jateng ........................................................ 225
Gambar 211. Susunan Kepengurusan IOF Pengda Jateng .................................. 228
Gambar 212. Layout Track Offroad dengan Standart IOF Pengda Jateng ........... 229
Gambar 213. Even Recommend Form Jawa Tengah ........................................... 231
Gambar 214. Survey Depes Sentul ....................................................................... 232
Gambar 215. Jeep Station Indonesia Mega Mendung .......................................... 232
Gambar 216. Surat Survey di Depes..................................................................... 233
Gambar 217. Surat Survey JSI ............................................................................. 234
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penilaian Lokasi Kawasan......................................................................... 61
Tabel 2. Pelaku , Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas ( Peserta ) .............................. 93
Tabel 3. Pelaku , Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas ( Pengunjung ) ....................... 96
Tabel 4. Pelaku , Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas ( Pengelola) ........................... 97
Tabel 5. Aktivitas ( Utama ) , Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas .............................. 102
Tabel 6. Aktivitas ( Penunjang ) , Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas ....................... 103
Tabel 7. Aktivitas ( Pengelola ) , Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas ....................... 105
Tabel 8. Aktivitas ( Servis ) , Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas ............................. 107
Tabel 9. Fasilitas ( Utama ) , Kapasitas dan Kebutuhan Luas ............................... 121
Tabel 10. Fasilitas ( Pengunjung ) , Kapasitas dan Kebutuhan Luas ................... 124
Tabel 11. Fasilitas ( Pengelola ) , Kapasitas dan Kebutuhan Luas ...................... 126
Tabel 12. Fasilitas ( Servis ) , Kapasitas dan Kebutuhan Luas ............................ 128
Tabel 13. Fasilitas dan Kebutuhan Luas ............................................................... 129
Tabel 14. Fasilitas dan Kebutuhan Luas .............................................................. 171
Tabel 15. Daftar Klub Offroad ............................................................................... 229
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Projek : Pusat Pelatihan olahraga Offroad
Olahraga offroad akan dijadikan cabang olahraga baru dalam gelaran PON 2016
yang akan di gelar di Kota Bandung. Hal tersebut diutarakan Bapak Ahmad
Heryawan selaku Gubernur Jawa Barat yang mewacanakan akan menambahkan
cabang olahraga baru dalam gelaran PON yang akan di adakan di Kota Bandung.
Oleh sebab itu maka dibutuhkanlah Pusat Pelatihan Khusus Olahraga Offroad yang
belum pernah ada di Indonesia sehingga olahraga ini mampu mencetak prestasi
hingga tingkat Nasional hingga Internasional serta akan memperkenalkan tentang
safety dalam dunia olahraga offroad . Hal yang sama juga diutarakan Induk olahraga
offroad IOF ( Indonesian Offroad Federation ) PENGDA JATENG mewacanakan
akan membuat pusat pelatihan khususnya olahraga offroad di Kota Semarang.
Tuntutan akan kemajuan dan perkembangan dunia balap otomotif khususnya
offroad di Indonesia belum diimbangi dengan perhatian pemerintah akan tersedianya
suatu fasilitas yang dapat mewadahi segala tuntutan tersebut terutama untuk tempat
diselenggarakannya kompetisi atau tempat berlatih para pelaku balap offroad, yang
menyebabkan banyaknya para pelaku yang tidak dapat menyalurkan kegiatan /
bakat / hobinya, dan akhirnya menyalurkan kegiatannya tidak pada tempatnya dan
dapat merusak ekosistem lingkungan yang ada. Yang juga akan membahayakan
baik pembalapnya sendiri maupun banyak pihak. Hal ini juga dirasakan oleh
pengurus / pemangku kepentingan olahraga offroad IOF PENGDA JATENG dan
juga masyarakat di Kota Semarang merupakan Ibukota Jawa Tengah, dan juga
masyarakat sekitar khususnya didaerah Jawa Tengah, dikarenakan belum adanya
2
“pusat pelatihan offroad” yang memiliki fasilitas lengkap, nyaman dan memadai.
Fakta di Kota Semarang, memang belum ada tempat yang memberikan wadah yang
bagi olahraga offroad yang memenuhi standarisasi dari induk olahraga offroad di
Indonesia.
1.2. Tujuan dan Sasaran Pembahasan
1.2.1. Tujuan Pembahasan : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
1.2.1.1. Bagi Kota Semarang dan Jawa Tengah
Menciptakan bangunan multi fungsi offroad khususnya fasilitas utama
sebuah sirkuit balap offroad lengkap dengan berbagai fasilitas
penunjangnya sesuai dengan regulasi standar yang berlaku, yang bisa
menjadi landmark / ikon tambahan baru bagi Kota Semarang dan Jawa
Tengah.
Menciptakan lingkungan kawasan baru yang terintegrasi dengan baik
dari segala aspek.
Menjadikan bangunan / tempat tersebut sebagai arena pembinaan
bagi pembalap dan perangkat pertandingan.
1.2.1.2. Bagi Masyarakat Semarang dan Jawa Tengah
Menciptakan bangunan yang eye catching dan bisa menjadi salah satu
kebanggaan masyarakat Kota Semarang pada khususnya dan
masyarakat Jawa Tengah pada umumnya.
Menciptakan tempat pusat pelatihan olahraga offroad khususnya yang
menarik, nyaman, lengkap dan aman untuk dikunjungi.
3
Mengembangkan minat bakat masyarakat umum untuk mengetahui
dan belajar tentang olahraga offroad.
1.2.1.3. Bagi Atlet, Pelaku hobi, dan Pelaku bisnis
Menciptakan fasilitas untuk menyalurkan kegiatan, bakat dan hobi
khususnya dibidang balap offroad yang mumpuni yang sesuai dengan
regulasi standar otomotif yang berlaku.
Menciptakan bangunan yang menarik, memadai, nyaman, lengkap,
dan aman bagi para penggunanya dalam melakukan setiap
kegiatannya.
1.2.1.4. Bagi Dunia Arsitektur
Untuk mengetahui lebih mendalam segala hal seperti aktivitas, kebutuhan
fasilitas, permasalahan, mengenai perencanaan dan perancangan
sebuah Pusat Pelatihan khususnya Olahraga Offroad yang belum pernah
ada guna memperkaya wawasan dibidang akademis dunia Arsitektur dan
Desain.
1.2.2. Sasaran Pembahasan : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Masyarakat Semarang dan Jawa Tengah pada khususnya, dan masyarakat
Indonesia pada umumnya, yang mencari hiburan baik yang masih awam
maupun yang memang hobi / menggemari olahraga balap offroad, mencari
dan membeli segala hal berbau offroad yang diperjualbelikan di kawasan ini.
Para atlet yang ingin berlatih, berkompetisi dan meraih prestasi dibidang
olahraga balap offroad.
Para perangkat pertandingan ( penyelenggara , pimpinan lomba, pengawas
lomba, ahli kamar hitung lomba, pemeriksa kendaraan, pembuat lintasan ,
4
pengawas lintasan ) dapat diberikan pelatihan khusus dan berlicency yang di
berikan oleh pengurus pusat.
Para pelaku hobi yang ingin menyalurkan kegiatan, hobi dan bakat balap
offroadnya di sirkuit resmi.
Para pelaku bisnis yang ingin bertransaksi jual beli di stand – stand retail
yang disediakan.
1.3. Lingkup Pembahasan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Lingkup pembahasan hanya dibatasi pada perencanaan dan perancangan fasilitas
fasilitas bangunan yang dibutuhkan untuk menunjang segala kegiatan yang terjadi
sesuai dengan standar regulasi yang berlaku, dalam hal ini standar yang dikeluarkan
oleh IOF ( Indonesia Offroad Federation ).
Untuk trek dan lintasan sudah ada dalam layoutnya , tidak membahas lebih
mendalam hingga ke masalah teknis dan standar ketentuan lintasan yang berlaku
karena hal tersebut akan direncanakan oleh para ahli yang lebih berkompeten
dibidangnya.
1.4. Metoda Pembahasan
Metoda yang digunakan didalam penyusunan laporan perencanaan dan
perancangan "Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang" ini diantaranya :
1.4.1. Metoda Pengumpulan Data
1.4.1.1. Data Primer
Observasi Lapangan ( Observasi Lapangan Depes dan JSI )
Observasi lapangan dilakukan pada projek yang memiliki fungsi sejenis
baik untuk fungsi utama maupun fungsi penunjang.
Lokasi yang akan dituju untuk observasi lapangan yaitu Jeep Station
Indonesia yang berada di Mega mendung , Bogor ,dan De’pes (Desa
5
Pelangi) Sentul, Bogor guna mengetahui hal-hal seperti pelaku, aktifitas,
fasilitas, fungsi, serta luasan yang dibutuhkan untuk mengakomodir
kegiatan offroad.
Dengan melakukan observasi lapangan, data yang diperoleh akan
digunakan sebagai acuan dalam proses perencanaan dan perancangan
bangunan.
Wawancara ( Ketua IOF Pengda Jateng )
Wawancara dilakukan terhadap pelaku yang berkompeten dibidangnya
seperti pembalap, pengunjung, pengurus atau pengelola, guna
memperoleh data yang akan digunakan sebagai acuan dalam proses
perencanaan dan perancangan projek.
Pihak yang akan diwawancarai adalah pihak organisasi terkait yang
berwenang menaungi bidang otomotif di Indonesia yaitu IOF Pengda
Jateng (indonesia Offroad Federation ) Pengurus Daerah Jawa Tengah.
Wawancara dilakukan pada ketua IOF Pengda Jateng bapak Aryo yogyo
Kusumo Wiharjo untuk mengetahui peraturan tentang pembuatan pusat
pelatihan offroad dan regulasinya
1.4.1.2. Data Sekunder
Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari data,
teori, standar, serta regulasi yang berlaku, yang berhubungan dengan
projek yang diangkat, baik dari buku-buku, jurnal, literatur internet,
instansi terkait, dan sebagainya. Studi banding literatur dilakukan di sirkuit
internasional dunia seperti Circuit International Sentul.
1.4.2. Metoda Penyusunan dan Analisa (Peraturan Tentang Olahraga Offroad)
6
1.4.2.1. Induktif
Dengan melakukan studi banding dan komparasi dengan projek yang
memiliki fungsi sejenis, sehingga dapat diperoleh data – data yang
selanjutnya dianalisa sesuai kebutuhan dan dapat menunjang didalam
proses perencanaan dan perancangan projek.
1.4.2.2. Deduktif
Dengan mencari standar – standar serta regulasi yang berlaku dan
menjadikannya sebagai acuan dalam proses perencanaan dan perancangan
projek.
1.4.3. Metoda Pemrograman
1.4.3.1. Tahap Pengumpulan Data
Merupakan awal dari proses penyusunan program, dimana diperoleh data –
data yang akan digunakan sebagai acuan dari berbagai sumber baik
observasi lapangan / studi banding, wawancara maupun studi literatur.
1.4.3.2. Tahap Analisis
Pada tahap ini data – data yang telah diperoleh sebelumnya diolah kembali
dengan menganalisa atau memilah – milah berbagai jejalan data yang ada.
Hasil dari tahap ini dipergunakan sebagai acuan utama dan akan disatukan
kembali dalam tahap berikutnya. Penyusunan program dan permasalahan
utama akan muncul pada tahapan ini.
7
1.4.3.3. Tahap Sintesis
Pada tahap ini merupakan tahapan mensintesa atau menyatukan kembali
analisa – analisa yang telah dilakukan sebelumnya guna memasuki proses
perencanaan sebelum memasuki proses perancangan projek yang diangkat.
Tema perancangan, pra rancangan, skematik desain berada pada tahap ini.
1.4.4. Metoda Perancangan Arsitektur
1.4.4.1. Konsep Perancangan Arsitektur
Pada tahap ini, mulai dituangkan ide-ide yang berhubungan dengan tata
cara pengaturan ruang, style/langgam yang digunakan, desain bentukan
serta tatanan bangunan kedalam gambar skematik dan kemudian dipindah
menjadi gambar kerja dengan memperhatikan berbagai aspek secara detail.
Produk yang dihasilkan berupa gambar kerja, perspektif 3 dimensi, isometri
dan juga video grafis yang akan digunakan sebagai media presentasi.
Melalui berbagai produk tersebut dapat dijelaskan mengenai konsep,
penekanan desain dan pemecahan permasalahan didalam desain.
1.4.4.2. Pengembangan Rancangan
Pengembangan rancangan terbagi menjadi dua yaitu lingkup tapak dan
lingkup bangunan. Lingkup tapak terdiri dari area lintasan trek / lintasan dan
berbagai bagiannya, area parkir, dan ruang terbuka hijau. Sedang pada
lingkup bangunan terdiri dari berbagai fungsi utama dan fungsi pendukung
yang terdapat pada bangunan.
8
1.4.4.3. Presentasi
Diagram Alur Pikir Perancangan
Gambar 1 - Diagram Alur Pikir Perancangan
Sumber : Analisa Pribadi
STUDI LAPANGAN
STUDI LITERATUR
GAGASAN AWAL
SPESIFIKASI PROYEK
DAN ANALISA
ARSITEKTURAL
PERMASALAHAN DESAIN
PERMASALAHAN DOMINAN
KONSEP DESAIN
PENEKANAN DESAIN
PROGRAM
ARSITEKTURAL
DESAIN SKEMATIK
PENGEMBANGAN DESAIN
LATAR BELAKANG
9
1.5. Sistematika Pembahasan
BAB I. PENDAHULUAN
Memuat Latar Belakang Projek, Tujuan dan Sasaran Pembahasan (berupa
Tujuan Pengembangan Kawasan dan Sasaran Pengembangan Kawasan),
Lingkup Pembahasan, Metoda Pembahasan (berupa Metoda Pengumpulan
Data; Metoda Penyusunan dan Analisa; Metoda Pemrograman; serta Metoda
Perancangan Arsitektur), dan yang terakhir ialah Sistematika Pembahasan.
BAB II. TINJAUAN PROJEK
Memuat Tinjauan Umum (berupa Gambaran Umum dan Latar Belakang-
Perkembangan-Tren), Tinjauan Khusus (berupa Terminologi; Kegiatan;
Spesifikasi dan Persyaratan Desain; Deskripsi Konteks Kota; Studi Banding;
serta Permasalahan Desain), dan yang terakhir ialah Kesimpulan, Batasan,
dan Anggapan.
BAB III. ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
Memuat Analisa Pendekatan Kawasan (berupa Analisa Konteks Lingkungan;
Analisa Skenario Perencanaan Kawasan; serta Analisa Kondisi Sistem Sarana
dan Prasarana), Analisa Pendekatan Masing - Masing Fungsi (berupa Analisa
Pendekatan Arsitektur dan Analisa Pendekatan Sistem Bangunan), dan yang
terakhir ialah Analisa Pendekatan Konteks Lingkungan.
BAB IV. PROGRAM ARSITEKTUR
Memuat Program Kawasan (berupa Konsep Program dan Tema Kawasan;
Tujuan Perancangan, Faktor Penentu Perancangan, Faktor Persyaratan
Perancangan; Skenario Program Kawasan Keseluruhan; Program Besaran
Luas Kawasan; serta Program Prasarana dan Sarana Kawasan), dan Program
10
Masing - Masing Fungsi (berupa Program Kegiatan; Program Sistem Struktur;
Program Sistem Utilitas; serta Program Tapak Kawasan).
BAB V. KAJIAN TEORI
Memuat Kajian Teori Penekanan Desain (berupa Uraian Interpretasi dan
Elaborasi Tema Desain; Studi Preseden; serta Kemungkinan Penerapan Teori
Tema Desain), dan Kajian Teori Permasalahan Dominan (berupa Uraian
Interpretasi dan Elaborasi Permasalahan Dominan; Studi Preseden; serta
Kemungkinan Penerapan Teori Permasalahan Dominan)
11
BAB 2
TINJAUAN PROJEK
2.1. Tinjauan Umum : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
2.1.1. Gambaran Umum : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Pusat Pelatihan Olahraga Offroad adalah Pusat kegiatan khususnya
olahraga offroad yang bertujuan sebagai arena pembinaan bagi para atlet (
pembalap / offroader ) / pengawas pertandingan ( pimpinan lomba /
technical delegate , pengawas pertandingan , ahli kamar hitung , ahli
pemeriksa kendaraan / scrutennering, ahli pembuat lintasan / track master ,
ahli pengawas lintasan / marshall ) yang bertujuan untuk mendapatkan
licency dan berupa pembekalan dari segi mental serta pengetahuan tentang
olahraga offroad yang digunakan untuk persiapan lomba dalam tingkat
nasional.
Olahraga offroad merupakan jenis olahraga hobi. Olahraga hobi disini
artinya olahraga yang mulanya hanya suka/hobi dan kemudian ditekuni akan
menjadikan suatu prestasi. Olahraga balap offroad dilakukan pada suatu
lintasan khusus ( berupa tanah, air / kubangan , lumpur, dan jalan biasa )
yang telah dirancang sedemikian rupa guna melatih dari segi pengetahuan
sekaligus menguji kemampuan dari pembalap. Olahraga offroad ini
merupakan salah satu olahraga ekstrim yang banyak digemari baik
masyarakat biasa, pengusaha , maupun kepala daerah, hingga pejabat
Negara. Offroad merupakan olahraga dengan basic lingkungan sehingga
dalam olahraga offroad juga dituntut untuk mejaga ekosistem lingkungan
dan tidak merusak.
12
Olahraga offroad ini di bawah nanungan IOF ( Indonesia Offroad Federation
) yang berada di bawah Kementerian Pariwisata dan Kementerian
Lingkungan Hidup ( KLH ). IOF ( Indonesia Offroad Federation) sendiri
merupakan satu – satunya wadah untuk para penggemar otomotif dan / atau
non otomotif offroad serta klub otomotif dan / atau non otomotif offroad di
seluruh Indonesia dalam melakukan kegiatan offroad untuk meningkatkan
mutu dan kemampuan para offroader secara professional. Kegiatan
olahraga offroad ini membutuhkan berbagai fasilitas untuk mendukung
segala kegiatan yang dibedakan menjadi bangunan dan trek lintasan, pada
projek kali ini pembahasan lebih ditekankan pada teknis yang berkaitan
dengan bangunan bukan pada teknis trek lintasannya. Untuk trek lintasan
akan mengambil pendekatan pola layout dari beberapa track yang sudah
ada yang memiliki standart IOF, untuk distudi, dianalisis dan dipilih mana
yang paling sesuai untuk diaplikasikan kedalam projek “Pusat Pelatihan
Olahraga Offroad” ini.
Bangunan pendukung segala kegiatan dalam “Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad” dibedakan menjadi :
a. Bangunan khusus
Merupakan bangunan utama bagi peserta pembalap maupun yang ingin
mengikuti pelatihan yang berisi berbagai fasilitas untuk mendukung
segala kegiatan pelatihan maupun perlombaan balap, terdiri dari ruang
kelas / gedung serba guna , podium, parking lot / parc ferm, ruang
briefing , paddock , scrutennering area, shower outdoor, dan food court
khusus.
13
Gambar 2 – ruang kelas / gedung serba guna
Sumber : http://aktualitas.com/kemenpora-berencana-lanjutkan-hambalang/
Gambar 3 - Paddock
Sumber : http://otomotif.sportku.com/album/photo/5685/112985/paddock-tim-anker-sport-gt-radial-tangerang-city-saat-mengikuti-jf-sulfur-extreme-
speedkejurnas-speed-offroad-2011
Gambar 4 – scrutenering area
Sumber : http://www.harianaceh.co/read/2015/02/20/37710/iof-aceh-gelar-baksos-dan-adventure-offroad
14
Gambar 5 – Ruang Breifing
Sumber : http://sulselprov.go.id/post/185-offroader-jajal-medan-di-takalar
Gambar 6 - Podium
Sumber : http://blog.gruphardys.com/?p=5485
Gambar 7 - Parc Ferme
Sumber : IXOR-2015-rd.1-batulicin.Perfourm.com-Bayu-Sulistyo-34
15
Gambar 8 – Ruang Medis
Sumber : http://fastnlow.net/smn-sayangi-media-pemberitaan-nasional/
b. Bangunan Utama A
Adalah bangunan utama bagi pengunjung dan pengelola dengan
berbagai fasilitas untuk mendukung segala kegiatan yang terdiri dari
tribun penonton vip dan vvip, retail stand jual beli part, foodcourt
pengunjung, dan ruang-ruang kantor pengelola (ruang direksi, ruang
manager, ruang staff, ruang rapat, ruang tamu, ruang panitia, ruang
juri/pengawas, ruang marshal)
Gambar 9 - Tribun VIP
Sumber : http://www.racerevo.com/Wallpapers/MS.jpg
16
Gambar 10 - Retail Stand Jual Part JIP Sumber : http://hendri-prayitno.blogspot.co.id/2011/10/eksis-berjualan-
mesin-mesin-dan.html
Gambar 11 - Ruang Kantor Pengelola
Sumber : http://pwscott.com/wp-content/uploads/2014/09/Office-Wall-Design-Ideas-Office-Room-Style-Wall-Modern-Design-My-Wallpapers.jpg
c. Bangunan Utama B
Adalah bangunan utama bagi peserta dan pengelola untuk mendukung
jalannya latihan maupun perlombaan tetapi berdiri sendiri terpisah dari
bangunan khusus dikarenakan sifat kegiatannya, terdiri dari ruang medis,
ruang control tower (ruang hasil perlombaan, ruang panitia/pengurus/juri
pengawas lomba, ruang direktur perlombaan, ruang sekretariat, ruang
pencatatan waktu, ruang pengatur perlombaan, ruang komentator
perlombaan/pembawa acara)
17
Gambar 12 – Kamar Hitung Sumber :http://mobil.sportku.com/album/photo/9620/186992
d. Bangunan Penunjang
Adalah bangunan bagi pengunjung yang tersebar di beberapa tempat di
area kawasan berfungsi sebagai tribun biasa
Gambar 13 – Tribun biasa Sumber : http://www.otomotifzone.com/2014/06/15/kejurnas-offroad-seri-
3-leg-pertama-berlangsung-sengit/tribun-penonton/
e. Bangunan Servis
Adalah bangunan servis yang terdiri dari ruang keamanan dan cctv, ruang
cleaning service, gudang, ruang kompresor angin central, ruang mee dan
panel, ruang genset, ruang mesin ac, ruang pompa, mushola dan toilet
18
Gambar 14 - Ruang Keamanan dan CCTV
Sumber : http://www.industrialarc.com.au/wp-content/uploads/2013/05/IAP_ArchitectureDesign_022.jpg
Gambar 15 - Ruang Cleaning Service
Sumber : http://www.nasalinsert.com/img/markets/janitor_services.jpg
Gambar 16 - Gudang
Sumber : http://www.incredible-edible-todmorden.co.uk/images/5300.jpg
19
Gambar 17 - Ruang MEE dan Panel
Sumber : http://www.swanelectric.co.in/procurement-of-parts.html
Gambar 18 - Ruang Genset
Sumber : http://www.bodepower.com/wp-content/uploads/2012/11/Heavy-duty-genset-testing-room-480x318.jpg
Gambar 19 - Ruang Mesin AC
Sumber : http://images.nationalgeographic.com/wpf/media-live/photos/000/380/cache/energy-air-conditioning-alternatives-waste-
heat_38086_600x450.jpg
20
Gambar 20 - Mushola
Sumber : https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/6a/72/3e/6a723e708d2ccd498aa15c0f4ec1cbbe.jpg
Gambar 21 - Toilet
Sumber : http://www.marvelbuilding.com/wp-content/uploads/2010/07/union-swiss-interior-restroom.jpg
Jenis pelatihan yang diadakan di "Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota
Semarang “ :
a. Safety armada
Safety armada dalam hal ini bertujuan agar peserta mengetahui cara
mengendarai kendaraan offroad yang aman baik peserta / offroader ,
penonton , dan juga kendaraan yang digunakan. Safety armada ini
diantaranya pengetahuan tentang penggunaan sabuk pengaman pada
kendaraan offroad, fungsi dari rool bar/ rool kit , dan hal – hal yang harus
dilakukan apabila mobil dalam keadaan terbalik.
b. Skill
Skill dalam hal ini berarti kemampuan. Kemampuan yang akan dilatih
disini merupakan kemampuan untuk membalap / racing. Dalam hal ini
21
peserta akan dilatih bagaimana melewati rintangan yang berupa medan
yang ekstrim , cara melewati tikungan yang cukup tajam.
c. Lingkungan
Pelatihan yang terkait dengan lingkungan disini berarti peserta di ajarkan
dan diberitahukan tentang penggunaan alat safety untuk melakukan
recovery apabila mengikuti offroad adventure , cara pemakaian alat yang
tidak akan merusak lingkungan , hal – hal yang diperbolehkan dan yang
tidak diperbolehkan dalam kegiatan offroad yang dilakukan di hutan , dan
juga peraturan apabila merusak pohon serta hukumannya.
Dalam semua ini Pusat Pelatihan Olahraga Offroad ini dilakukan dengan
kendaraan roda 4 dengan pemggerak roda 4 yang dilakukan pada
medan offroad / berupa medan yang ekstrim.
2.1.2. Latar Belakang - Perkembangan – Tren Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
2.1.2.1. Latar Belakang
Olahraga sendiri memiliki banyak sekali cabang salah satunya adalah
olahraga otomotif / dalam hal ini offroad yang menggunakan kendaraan
bermotor sebagai media alatnya. Di Indonesia sendiri olahraga offroad dari
tahun ketahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan namun
oalahraga belum mempunyai tempat yang bersifat permanen dan mempunyai
prasarana yang mendukung. Tempat kegiatan olahraga offroad yang
mempunyai prasana yang memadahi dan tempat pelatihan guna
meningkatkan kemampuan pembalap yang sudah ada maupun yang ingin
memepelajari tentang offroad. Karena belum adanya tempat atau prasarana
yang mendukung kegiatan offroad biasanya peminat olahraga offroad ini
melakukannya di hutan atau dilahan kosong yang mempunyai tanjakan dan
22
turunan yang ektrim. Hal tersebut akan berdampak pada rusaknya ekosistem
yang sudah ada apabila belum mengetahui tentang olahraga offroad. Banyak
juga anak – anak dibawah umur yang hobi dengan olahraga ektrim ini namun
tidak ada seseorang yang mengarahkan dengan baik terkait safety dalam
olahraga offroad.
Pada umumnya tempat kegiatan offroad di Indonesia bersifat tidak permanen
sirkuit atau arena yang digunakan juga tidak dirawat dengan baik tidak ada
bangunan yang bersifat permanen juga baik untuk bangunan utama maupun
pendukung. Hal ini yang tidaak sesuai dengan regulasi yang sudah diatur
dalam peraturan tentang olahraga offroad di Indonesia. Selain itu fasilitas-
fasilitas juga tidak dapat mengakomodir kebutuhan pengunjung maupun
pembalap yang bahkan dapat membahayakan pengunjung dan pembalap itu
sendiri. Hal tersebut yang dapat mengakibatkan kurang terjaminnya
keamanan bagi penonton / pengunjung serta pembalap. Pembalap juga
dalam berlatih tidak ada yang mengarahkan dan cenderung berkembang
secara otodidak / dengan sendirinya sehingga prestasi yang di raihnya kurang
memuaskan dan tidak stabil. Hal tersebutlah yang mendorong untuk
perencanaan dan perancangan sebuah pusat pelatihan khusus offroad yang
belum pernah ada sebelumnya yang dapat menampung segala kebutuhan
pembalap yang akan berlatih kearah yang profesional , peserta yang ingin
belajar tentang offroad serta akan menyediakan tempat balap offroad yang
aman bagi pengunjung dan pembalap itu sendiri.
2.1.2.2. Perkembangan
Perkembangan dunia otomotif di Indonesia untuk industri otomotifnya
sangatlah pesat, baik untuk minat kendaraan bermotor maupun sparepart
23
aksesorisnya, pelaku dan penyedia layanan hobi modifikasi kendaraan
bermotornya. Tetapi untuk balapnya masih dirasa sangat kurang, baik pelaku
hobi maupun profesionalnya, hal ini terjadi karena minimnya fasilitas sarana
prasarana yang dapat mewadahi segala aktivitas bidang balap, hal tersebut
tentu sangat disayangkan apalagi jika sebagian pelaku terpaksa harus turun
ke jalan-jalan raya hanya untuk menyalurkan hobi atau kegiatannya, padahal
cukup banyak atlet otomotif yang berprestasi dan berhasil mengharumkan
nama indonesia di kancah Internasional.
Jikalau ada fasilitas sarana prasarana yang mewadahi, itupun sudah kurang
layak dan terkesan ketinggalan jaman, era arsitektur saat ini berkembang
cukup pesat dimana material dan teknologi sudah sangat maju, tren
penggunaan material bahan bangunan pabrikasi untuk kepraktisan dan
kecepatan dalam proses konstruksi, bentukan-bentukan bangunan yang
semakin beragam, hal ini belum ada yang diterapkan pada bangunan-
bangunan pendukung sirkuit balap di Indonesia, hal ini dirasa penting untuk
menarik animo minat bakat masyarakat yang diharapkan juga turut
mendukung perkembangan kemajuan dunia balap otomotif itu sendiri di
Indonesia. Hal ini dtunjukan dari kalender kegiatan offroad yang dilakukan
pada tahun 2016 yang sangat padat dan banyak peminatnya.
24
Gambar 23 : Kalender Kegiatan Offroad IOF ( Indonesia Offroad Federation )
Pengda Jateng
Sumber : IOF Pengda Jateng
Gambar 24 : Kalender Kegiatan Offroad IOF ( Indonesia Offroad Federation )
Pengda Jateng
Sumber : IOF Pengda Jateng
Gambar 25 : Kalender Kegiatan Offroad IOF ( Indonesia Offroad Federation )
Pengda Jateng
Sumber : IOF Pengda Jateng
25
2.1.2.3. Tren
Perkembangan dunia offroad di Indonesia dimulai sejak tahun 1989 ketika
anak-anak tentara di Bandung yang diberi fasilitas mobil 4x4 menyusuri
perkebunan milik bapaknya. Salah satu motornya Tantyo Soedharmono,
putra mantan Wakil Presiden Soedharmono pendiri Hill Climbing Club
Indonesia (HCCI). Sekitar tahun 1990 mulailah berkembang event-event
offroad, dan bermunculan banyak klub dari Bandung, Jakarta, Jateng, Jatim
hingga Indonesia timur sekarang. Salah satunya Surabaya Offroad Club,
yang berdiri tahun 1994 yang dimotori Cak Srundul, dan termasuk anggota
IMI (Ikatan Motor Indonesia) dan IOF (Indonesian Offroad Federation, yang
berdiri tahun 2000). Dari situlah perkembangnya dunia offroad yang dari
tahun ketahun menjadi suatu olahraga yang diminati semua kalangan baik
masyarakat biasa , hingga kalangan pejabat. Offroad sendiri bagi para
penghobinya dapat dikategorikan berdasarkan umur, baik untuk hobi
modifikasi kendaraan dengan tujuan estetika, kecepatan, gengsi, ikut-ikutan,
maupun untuk profesi sebagai pembalap, kru tim, mekanik, sponsor, event
organiser, dengan segala tujuan dan kepentingannya masing-masing.
Begitupula bagi dunia arsitektur, di Indonesia sudah mulai bermunculan
resort dengan fasilitas offroad sebagai fasilitas utama yang disajikan dan
tidak heran apabila ada resort dengan konsep tersebut banyak sekali
wisatawan yang datang untuk merasakan sensasinya. Dengan tersedianya
pusat pelatihan offorad ini juga masyarakat akan tahu bagaimana cara
safety saat mengendarai offroad, bagaimana cara merecofery mobil ,
masyarakat juga akan tahu bahwa offroad itu mengedepankan menjaga
26
lingkungan tidak merusaknya. Banyak hal yang didapat apabila sudah
mengetahui tentang offroad itu sendiri.
2.2. Tinjauan Khusus : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
2.2.1. Terminologi : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Pengertian secara etimologis dari “PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA
OFFROAD DI KOTA SEMARANG ” adalah :
Pusat adalah central dari suatu hal yang dituju.
Pelatihan adalah tempat diadakannya suatu hal kegiatan (berlicency) yang
berupa pengetahuan baik dilihat dari bentuk maupun dilihat dari mental yang
bersifat mendidik agar menjadi lebih baik.
Olahraga adalah suatu kegiatan yang menguras fisik ( tenaga ) dan pikiran.
Offroad adalah kegiatan mengendarai mobil/motor/sepeda/berjalan diluar
jalan raya, apakah itu tanah, lumpur, pasir, sungai, atau batuan dengan kata
lain medan yang extrim.
Semarang adalah Nama Kota yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa
Tengah.
Yang berarti :
“ Suatu pusat kegiatan yang merupakan arena pembinaan untuk memberikan
pengetahuan, mengasah keahlian membentuk mental agar menjadi lebih baik
yang dilakukan di tempat yang extrim dalam bentuk pelatihan dan persiapan
untuk ajang kompetisi balap offroad di Kota Semarang ”
Didalam kawasan sebuah pelatihan offroad itu sendiri diperlukan berbagai
fasilitas pendukung bagi kelangsungan aktivitas yang terjadi. Pusat
Pelatihan Olahraga offroad dibuat untuk sarana tempat latihan bagi offroader
/ masyarakat umum yang ingin belajar tentang olahraga offroad.
27
Disini penulis mengkhususkan untuk merencanakan dan merancang
berbagai bangunan utama dan pendukungnya saja sedangkan untuk trek
lintasan akan mengambil pendekatan pola layout dari beberapa trek yang
telah ada kemudian distudi, dianalisis dan dipilih mana yang paling sesuai
untuk diaplikasikan kedalam projek ini, karena untuk perencanaan dan
perancangan teknis sebuah lintasan trek diperlukan keahlian bidang ilmu
khusus.
2.2.2. Kegiatan (Pelaku, Aktivitas dan Fasilitas) Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Berikut adalah tinjauan khusus pengelompokan dan definisi dari Pelaku,
Aktivitas dan Fasilitas yang terdapat didalam Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad di Kota Semarang :
2.2.2.1. Pelaku
a. Peserta
Pembalap / Offroder
Orang yang melakukan pelatihan maupun lomba dengan
menggunakan kendaraan spesifikasi offroad.
Coach / Pelatih
Orang memberikan pengarahan dan mendampingi saat mengajarkan
berbagai macam kegiatan yang ada di olahraga offroad.
Kru Tim Balap
Adalah sekumpulan orang didalam tim yang membantu dan
mendukung pembalap dalam mempersiapkan segala sesuatunya,
memiliki tugas dan kewajiban bagiannya masing-masing
28
b. Pengunjung
Masyarakat Umum
Orang yang datang berkunjung untuk menonton kegiatan latihan /
perlombaan balap, melakukan pelatihan, dan melakukan transaksi jual
beli part khusus mobil offroad dengan berbagi merk.
Kru Media
Orang atau sekumpulan orang yang datang untuk meliput segala
aktivitas yang terjadi untuk dijadikan bahan pemberitaan.
Tamu
Orang atau sekumpulan orang yang datang untuk menemui seseorang
baik peserta / tim balap maupun pengelola.
c. Pengelola
Direksi
Orang atau sekumpulan orang yang bertugas dan bertanggung jawab
mengelola Pusat Pelatihan Olahraga Offroad.
Manager
Orang yang berwenang dan bertanggung jawab memimpin, mengatur,
membuat rencana, mengendalikan pekerjaan atau kerjasama diantara
berbagai kelompok orang dalam sebuah perusahaan
Terdiri dari General Manager, HR&GA Manager, Marketing Manager,
Event Manager, Finance Manager, Racing Manager, Arena Manager
Staff
Orang atau sekumpulan orang yang membantu mengelola perusahaan
29
Cleaning Service
Orang atau sekumpulan orang yang bertugas membersihkan seluruh
area didalam kawasan
Security
Orang atau sekumpulan orang yang bertugas menjaga keamanan dan
ketertiban didalam kawasan
Teknisi
Orang atau sekumpulan orang yang bertugas memperbaiki segala hal
teknis yang ada didalam kawasan
Penyewa dan Karyawan Food Court
Sekumpulan orang yang menyewa dan menjual makanan dan
minuman pada area food court
Penyewa dan Karyawan Retail Stand Jual Beli Part JIP.
Sekumpulan orang yang menyewa tempat dan bertransaksi jual beli
barang - barang khusus JIP.
Tim Panitia
Sekumpulan orang yang bertugas dan bertanggung jawab untuk
menyelenggarakan dan mengatur perlombaan.
Terdiri dari Even Director/ Pimpinan Lomba, Technical Delegate / Ahli
Pengawas Lomba , Ahli Kamar Hitung , Ahli Pemeriksaan Kendaraan /
Scrutineering , Ahli Pembuat Lintasan / Track Master, Ahli Pengawas
Lintasan / Marshall
Marshall / Ahli Pengawas Lintasan
Sekumpulan orang yang bertugas membantu kelancaran jalannya
kegiatan balap di lintasan sirkuit dan ditempatkan di beberapa titik pos
30
utama disekeliling lintasan, yang menggunakan bendera sebagai
isyarat apabila terjadi sesuatu hal saat perlombaan offroad
berlangsung.
Tim Medis
Sekumpulan orang dibidang medikal kedokteran yang bertugas dalam
merawat dan menangani saat terjadi kecelakaan
Tim Rescue
Sekumpulan orang yang bertugas membantu mengevakuasi
kendaraan pembalap yang mengalami kecelakaan pada lintasan sirkuit
menggunakan kendaraan berat
2.2.2.2. Aktivitas
a. Aktivitas Utama
Peserta
Latihan offroad
Kegiatan melatih baik dengan kecepatan maupun dasar- dasar tentang
olahraga offroad dengan menggunakan kendaraan berpenggerak roda
depan belakang yang dilakukan pada arena khusus offorad.
Terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya : Latihan Dasar Offroad,
Latihan Balap Offroad kompetisi (SCS (Spesial Competition Stage,
Speed Offroad, Mud Racing , Rock Crawling) dan Latihan Balap Non
Kompetisi ( Adventure Offroad / Expedition ).
Perlombaan Balap Offroad
Kegiatan lomba adu kecepatan menggunakan kendaraan
berspesifikasi khusus offroad yang di perlombakan pada arena khusus
offroad juga untuk menguji ketrampilan dan kemampuan balap dan
31
sebagai ajang berkompetisi serta bersaing dengan pembalap lain untuk
meraih prestasi.
Terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya : SCS (Spesial
Competition Stage, Speed Offroad, Mud Racing , Rock Crawling.
Pengunjung (Masyarakat Umum dan Tamu)
Menonton Balap
Kegiatan menonton balap baik pada saat latihan maupun perlombaan
yang bertujuan sebagai ajang hiburan rekreasi olahraga
Menonton Stand Onderdil Khusus Kendaraan Offroad
Kegiatan menonton / membeli perlengkapan yang berkaitan dengan
kendaraan JIP.
Pengunjung (Kru Media)
Meliput
Kegiatan kru media didalam meliput segala aktivitas yang terjadi saat
perlombaan untuk dijadikan bahan pemberitaan
b. Aktivitas Penunjang
Peserta
Pengarahan / Pembekalan
Kegiatan diberikannya teori - teori tentang offroad khususnya. Yang
terdiri dari penjabaran umum tentang olahraga offroad, hal – hal yang
tidak diperbolehkan dalam offroad , di ajarkan tentang pelajaran safety
offroad, dan cara recofery kendaraan offroad.
Persiapan
Kegiatan mempersiapkan berbagai keperluan sebelum berjalannya
kegiatan baik latihan.
32
Briefing
Kegiatan pengarahan yang diselenggarakan panitia untuk
mengarahkan dan penerapan dari teori yang seblumnya sudah
disampaikan sebelum memulai kegiatannya.
Praktek
Kegiatan yang dilakukan di arena dengan menggunakan kendaraan
offroad dengan di damping coach yang sudah diajarkan dari teori dan
mendapat pengarahan secara khusus.
Istirahat
Kegiatan beristirahat pada saat berlangsungnya latihan.
Berdiskusi
Kegiatan diskusi yang dilakukan setelah melakukan praktek secara
langsung untuk mengatasi permasalahan yang ada
Penyerahan Sertifikat
Kegiatan menyerahkan sertifikat atau berupa kartu ijin start dan
dinyatakan layak mengikuti offroad di kancah yang professional
Peserta
Persiapan
Kegiatan mempersiapkan berbagai keperluan sebelum berjalannya
kegiatan baik latihan maupun perlombaan
Setting Kendaraan
Kegiatan menyetting dan memperbaiki bagian kendaraan offroad
33
Briefing
Kegiatan pengarahan yang diselenggarakan panitia untuk
mengarahkan dan memberi informasi terhadap peraturan yang ada di
balapan sebelum memulai kegiatannya
Scrutineering
Kegiatan pengecekan spesifikasi kendaraan sebelum atau sesudah
perlombaan guna menghindari adanya tindak kecurangan ataupun
persyaratan yang kurang pada kendaraan pembalap akibat
ketidaksesuaian dengan regulasi peraturan yang berlaku
Istirahat
Kegiatan beristirahat pada saat berlangsungnya latihan maupun
perlombaan
Berdiskusi
Kegiatan diskusi dalam tim balap guna merancang strategi untuk
kemenangan balap maupun mengatasi permasalahan yang ada
Memantau Balap
Kegiatan kru tim balap dalam memantau segala hal termasuk hal teknis
kendaraan selama perlombaan berlangsung
Berobat
Kegiatan medis yang berkaitan dengan kecelakaan yang terjadi baik
pada saat latihan maupun pada saat perlombaan
Menerima Tamu
Kegiatan menerima tamu oleh peserta pada saat perlombaan,
biasanya datang dari pihak keluarga, rekan, sponsor / promotor,
maupun instansi terkait
34
Parkir Podium
Kegiatan memarkirkan kendaraan sesaat setelah mengikuti lomba
yang dilakukan oleh pembalap yang menang dan berhak naik keatas
podium
Penyerahan Hadiah
Kegiatan selebrasi penerimaan hadiah sebagai pemenang didalam
perlombaan
Pengunjung (Masyarakat Umum)
Mencoba Kendaraan Offroad
Kegiatan pengunjung mencoba menggunakan kendaraan dengan
spesifikasi kendaraan offroad sebagai sarana hiburan / rekreasi
olahraga
Transaksi Jual Beli Perlengkapan JIP
Kegiatan bertransaksi menjual atau membeli barang-barang /
perlengkapan khusus kendaraan offorad / JIP stand JIP yang
disediakan
Pengunjung (Tamu)
Menemui Relasi
Kegiatan bertamu menemui relasi baik dari peserta maupun pengelola
c. Aktivitas Pengelola
Rapat
Kegiatan pengelola didalam merapatkan / mendiskusikan program atau
rencana didalam pengelolaan Pusat Pelatihan Offroad
Bekerja
Kegiatan seluruh pengelola didalam mengelola Pusat Pelatihan Offroad
35
sesuai bagian tugas dan tanggung jawab masing-masing
Menerima Tamu
Kegiatan menerima tamu oleh pengelola pada saat perlombaan
maupun hari kerja dari pihak rekan, sponsor / promotor, maupun
instansi terkait
d. Aktivitas Servis
Peturasan
Kegiatan bersih – bersih setelah melakukan offroad , buang air besar
dan buang air kecil
Makan dan Minum
Kegiatan makan dan minum saat latihan maupun perlombaan
Membersihkan dan Merawat Kawasan
Kegiatan membersihkan dan merawat untuk menjaga kebersihan dan
kerapihan kawasan setelah dilaksanakannya even atau acara khusus
offroad.
Memperbaiki dan Merawat Hal Teknis
Kegiatan memperbaiki dan merawat baik kendaraan maupun segala
hal yang berkaitan dengan teknis dalam kawasan Pusat Pelatihan
Offroad
Beribadah
Kegiatan Ibadah Umat Muslim di Mushola (Sholat 5 Waktu)
Parkir
Kegiatan menempatkan kendaraan di area parkir umum bagi
pengunjung dan pengelola, di area parkir pit bagi peserta
36
2.2.2.3. Fasilitas
a. Fasilitas Utama
Bangunan Khusus
Gedung Serba Guna / Ruang Kelas
Tempat Peserta / Pembalap yang akan melakukan kegiatan pelatihan
segala aktivitas yang berupa pengarahan dan teori tentang offroad
mulai dari persiapan, safety drive, kegunaan alat – alat offroad dan
pengenalan lebih tentang olahraga offroad.
Service Area
Service Area ini meliputi Paddock / Pit Stop Area, Scrutineering Area.
Pada service area ini merupakan area khusus bagi pembalap / peserta
offroad atau bersifat tidak untuk umum. Area service ini sengaja
dipisahkan karena di area tersebut merupakan area khusus untuk
pemalap / peserta beserta kru tim yang mengikuti offroad.
- Paddock / Pit Stop Area :
Merupakan tempat untuk meletakkan kendaraan sebelum ataupun
sesudah race berlangsung. Pada paddock ini juga mobil biasanya di
perbaiki oleh mekanik / kru masing – masing tim. Area ini tidak
diperbolehkan untuk umum dan letaknya harus terpisah.
- Scruteneering Area :
Merupakan tempat untuk memeriksa kendaraan sebelum ataupun
sesudah balapan yang berfungsi bahwa kendaraan tersebut sudah
mematuhi sesuai dengan peraturan. Hal ini berfungsi untuk
mengurangi tindak kecurangan.
37
Bangunan Utama A
Tribun Penonton VIP (tertutup), VVIP (ruangan)
Tempat para pengunjung menonton latihan atau perlombaan balap,
terletak memanjang ditepi lintasan dengan bentuk berundak keatas,
tersedia 2 jenis kelas tribun, yaitu tribun vip dengan atap tertutup yang
terletak pada bangunan utama, dan tribun vvip yang berada dalam
suatu ruangan yang biasanya digunakan untuk tamu penting seperti
tamu negara, petinggi negara, dan sebagainya
Ruang Kantor Pengelola
Ruang ini berisikan ruang direksi, ruang manager, ruang staff, ruang
rapat, ruang tamu, ruang panitia, ruang juri / pengawas , dan ruang
marshall. Ruang ini bias disebut juga ruang khusus untuk pengelola
dan panitia.
Bangunan Utama B
Ruang Medis
Tempat pusat medis yang berguna untuk menangani kecelakaan yang
bersifat ringan dan sementara. Apabila ada kecelakaan berat akan
dilarikan di rumah sakit terdekat disekitar kawasan dengan
menggunakan kendaraan yang sudah disediakan.
Race Control Tower
Tempat panitia memantau jalannya perlombaan, merupakan pusat dari
seluruh kegiatan panitia dan pengelola saat berlangsungnya kegiatan
baik saat latihan maupun lomba, memiliki beberapa tingkat dengan
berbagai fungsi berbeda ditiap tingkatnya, fungsi yang ada diantaranya:
38
- Ruang Hasil Perlombaan
- Ruang Panitia / Pengurus / Juri Pegawas Lomba
- Ruang Direktur Perlombaan
- Ruang Pencatatan Waktu
- Ruang Pengatur Perlombaan
- Ruang Komentator Perlombaan / Pembawa Acara
Area Outdoor
Tribun Penonton Biasa
Tempat para pengunjung menonton latihan atau perlombaan balap,
terletak memanjang ditepi lintasan dengan bentuk berundak keatas,
tribun biasa memiliki atap terbuka yang letaknya terpisah dari
bangunan utama dan tersebar di beberapa area didalam kawasan.
Area Trek Sirkuit
Trek Sirkuit Latihan dan Perlombaan dengan standisasi IOF( Indonesia
Offroad Federation )
Lintasan balap utama tempat melangsungkan kegiatan olahraga
offroad khusus untuk SCS ( Special Competetion Stage ) dan speed
offroad.
Trek Sirkuit Multifungsi (Secondary)
Lintasan balap sekunder tempat melangsungkan kegiatan olahraga
offroad yang digunakan untuk rock crawling, mud racing , dan
digunakan untuk latihan recofery kendaraan bersifat fleksibel / sesuai
kebutuhan dari segi luasan dan bentuk layoutnya.
39
Pos Marshal
Tempat berkumpulnya petugas marshal baik flag marshal, fire marshal,
track marshal, course marshal maupun grid marshal, yang bertugas
membantu kelancaran jalannya kegiatan balap di lintasan sirkuit,
terletak di beberapa titik pos utama disekeliling lintasan
b. Fasilitas Penunjang
Bangunan Utama A
Retail Stand Jual Beli Part
Merupakan tempat disediakannya tempat penjualan peralatan maupun
spare part khusus kendaraan JIP. Pada retail ini apabila tidak ada
acara khusus tetap digunakan untuk tempat berjualan aneka part
khusus JIP dan pengguna retail juga menyediakan jasa kirim barang.
Food Court
Merupakan tempat yang menyediakan aneka makanan dan minuman
digunakan untuk umum baik hari biasa maupun weekend.
Area Outdoor
Parking Lot
Tempat parkir umum bagi kendaraan pengunjung dan pengelola
kawasan Semara
c. Fasilitas Pengelola
Bangunan Utama A
Ruang Direksi
Ruang tempat bekerja Dewan Direksi Pusat Pelatihan Offroad
Ruang Manager (General, HR & GA, Marketing, Event, Finance,
Racing, Circuit)
40
Ruang tempat bekerja Manager Pusat Pelatihan Offroad
Ruang Staff
Ruang tempat bekerja para Staff Pusat Pelatihan Offroad
Ruang Rapat
Ruang tempat pengelola merapatkan dan mendiskusikan program atau
rencana didalam pengelolaan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Ruang Panitia
Ruang tempat panitia bekerja merencanakan, menyelenggarakan dan
mengatur perlombaan baik dari marshal hingga untuk penjuriannya.
d. Fasilitas Servis
Bangunan Servis
Ruang Keamanan dan CCTV
Ruang pusat tempat security briefing, beristirahat, bekerja memantau
dan mengawasi seluruh kawasan dan menyampaikan kepada petugas
security di lapangan
Ruang Cleaning Service
Ruang tempat cleaning service briefing, bersiap sebelum bekerja dan
beristirahat setelah bekerja serta menyimpan peralatan dan
perlengkapan kebersihan
Gudang
Ruang tempat menyimpan segala peralatan dan perlengkapan.
Ruang MEE dan Panel
Ruang mekanikal elektrikal dan panel kelistrikan pusat
Ruang Genset
Ruang mesin genset sebagai cadangan listrik sementara saat arus
41
listrik dari PLN terputus
Ruang Pompa
Ruang mesin pompa air dari tandon bawah menuju tandon atas dan
juga untuk kebutuhan sistem pemadam kebakaran bangunan
Mushola
Tempat Umat Muslim menjalankan Ibadahnya (Sholat 5 Waktu)
Toilet
Tempat melakukan peturasan atau buang air besar dan kecil
2.2.3. Istilah – Istilah Dalam Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Dalam Olahraga Offroad terdapat suatu istilah – istilah yang biasa
digunakan dalam kegiatan olahraga offroad diantaranya :
Handicap / Obstacle
Merupakan suatu tantangan atau rintangan baik berupa tanjakan ,
turunan , maupun kondisi miring. Handicap ini bias berupa tanah
lumpur, sungai , bebatuan dan tebing.
Navigator
Merupakan pendamping atau pemberi arah bagi seorang driver yang
berada di sebelah driver langsung dalam satu kendaraan.
4 X 4
Merupakan suatu kendaraaan offroad dengan spesifikasi penggerak
roda depan dan roda belakang yang dilakukan dalam medan atau area
khusus dilintasan offroad. 4 X 4 ini biasanya digunakan pada
kendaraan khususnya jip yang digunakan untuk medan medan khusus.
42
Low
Low merupakan suatu istilah yang digunakan untuk kecepatan rendah
yang menggunakan menggerak roda depan belakang dengan cara
pengoperasian pada handle (tuas) pada jalan offroad dengan kondisi
pelan (adventure )
High
Merupakan suatu istilah yang digunakan untuk kecepatan tinggi yang
menggunakan penggerak roda depan belakang yang menggunakan
tuas transfer kondisi ini biasanya digunakan untuk speed offroad.
Handling
Merupakan istilah yang artinya tikungan pada saat kecepatan tinggi
dalam offroad.
Break
Merupakan istilah yang dapat diartikan rem kendaraan. Hal ini
diucapkan oleh navigator kepada driver saat mengikuti kompetisi.
Jump
Merupakan istilah yang dapat diartikan lompatan yang artinya
pembalap dan navigator harus siap dan harus bertindak apabila ada
jump.
Superball
Merupakan gundukan tanah yang berulang dalam olahraga offroad.
2.2.4. Spesifikasi dan Persyaratan Desain : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
a. Spesifikasi Proyek
Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang ini merupakan
sebuah projek yang kepemilikannya dinaungi oleh pihak swasta.
43
Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang ini merupakan
tempat sarana edukasi / pengetahuan yang berfungsi untuk pelatihan
olahraga khusus offroad yang bersifat umum yang akan di bina dan dilatih
untuk bekal pengetahuan maupun bekal prestasi di tingkat professional
yang berdasarkan binaan dari IOF ( Indonesia Offroad Federation ).
2.2.3.1. Lokasi
Berada di Kota Semarang guna mempermudah aksesbilitas pencapaian
dari berbagai kota.
Berada pada kawasan RDTRK dengan fungsi tata guna lahan fasilitas
olahraga , pendidikan dan rekreasi.
Berada pada daerah yang memiliki kepadatan lalu lintas rendah dan jauh
dari permukiman penduduk.
Memiliki lahan yang memadai dari segi luasannya, mampu menampung
berbagai kebutuhan satu kawasan yang direncanakan.
2.2.3.2. Arsitektur
Secara arsitektural Pusat Pelatihan Olahraga Offroad spesifikasi sebagai
berikut :
Memiliki desain yang dapat mengadaptasikan dengan lingkungan, karena
offroad itu sendiri mempunyai basic tentang lingkungan.
Menggunakan arsitektur eco tech sehingga mampu menyesuaikan
dengan lingkungannya.
Memenuhi standar baik dari segi proporsi dan skala, fungsi, serta
kemampuan menampung jumlah pengguna yang direncanakan.
2.2.3.3. Bangunan dan Sirkuit
Memiliki fasilitas-fasilitas sesuai standarisasi IOF.
44
Memiliki trek sirkuit dengan lisensi standar regulasi IOF.
Penggunaan struktur bentang lebar pada bangunan tribun guna
memenuhi standar kenyamanan pengguna.
Penggunaan pagar pemisah antara track dan arena untuk penonton
dengan jarak 1m dari lintasan penonton dan menggunakan pagar
pemisah ganda yang memisahkan antara sirkulasi penonton dan batas
terluar lintasan.
Ukuran tata letak tempat duduk ada lah sebagai berikut:
Ukuran tempat duduk penonton antara lain:
VIP, dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,60 m,
dengan ukuran panjang minimal 0,80 m, dan maximal 0,90 m.
Biasa, dibutuhkan lebar minimal 0,40 m, maksimal 0,50 m,
dengan panjang minimal 0,80 m, maksimal 0,90 m.
Sudut kemiringan tribun penonton minimal 300.
Tata letak tempat duduk
Tata letak tempat duduk VIP, diantara 2 gang, maksimal 14
kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 7 kursi.
Tata letak tempat duduk Biasa, diantara 2 gang, maksimal 16
kursi, bila satu sisi berupa dinding maka maksimal 8 kursi.
Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor.
Tribun khusus untuk penyandang cacat harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
- Diletakan di bagian VIP paling depan atau paling bawah dari tribun
penonton;
45
- Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1,40 m, ditambah selasar
minimal lebar 0,90 m.
2.2.3.4. Lingkungan
Sirkulasi menuju lokasi tapak mudah ditempuh, aksesbilitas jelas, kondisi
lalu lintas tidak terlalu padat, jalan mampu dilalui kendaraan besar.
Parkir terencana dan tersedia dengan baik, tidak membebani arus lalu
lintas lingkungan sekitar
Terdapat transportasi umum bagi pengunjung
Memperhatikan kelestarian lingkungan sekitar
Pemanfaatan Air hujan untuk menyirami tanaman pada lingkungan
Pusat Pelatihan Offroad dan juga meminimalisir penggunaan air tanah
dan PDAM.
Pemilihan jenis vegetasi yang tepat untuk projek ini sehingga pegguna
atau pelaku merasa nyaman.
Pada setiap bangunan, baik bangunan utama, penunjang maupun
fungsional akan tersedia biopori guna meresapkan air hujan yang
berlebih agar nantinya bisa dimanfaatkan kembali.
Bangunan harus bisa menyesuaikan dengan lingkungan setempat agar
tidak memberi dampak buruk pada lingkungan tersebut.
Perencanaan harus sesuai dengan rencana tata bangunan dan
lingkungan serta peraturan setempat.
Pemanfaatan sungai yang ada disekitar tapak untuk mengaliri kubangan
tanpa harus menggunakan air PDAM.
46
2.2.5. Deskripsi Konteks Kota : Letak Kota Semarang
Gambar 26 - Letak Kota Semarang di
Indonesia Sumber : http://www.mapsofworld.com
/lat_long/maps/indonesia-lat-long.jpg
Gambar 27 - Peta Rencana Pembagian BWK Semarang
Sumber : http://semarangkota.go.id/main/menu/28/tata-ruang-wilayah/peta-rencana-pembagian-bwk
Gambar 43 - Peta Administratif Jawa Tengah Sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/11/Peta_administratif_jawa_tengah.gif
47
2.2.4.1. Letak Geografis
Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah, terletak diantara
109º35’ - 110º50’ Bujur Timur dan 6º50’-7º10’ Lintang Selatan, memiliki total
luas 373,70 KM²
2.2.4.2. Topografi
Topografi wilayah Kota Semarang terdiri dari daerah pantai, dataran rendah
dan perbukitan. Di bagian Utara merupakan daerah pantai, memiliki
kemiringan 0 - 2% dengan ketinggian antara 0 - 3,5 m dpl. Di bagian Tengah
merupakan daerah dataran rendah, memiliki kemiringan 2-15% dengan
ketinggian antara 3.5 – 90 m dpl. Di bagian Selatan merupakan daerah
perbukitan, memiliki kemiringan 15 – 40% dengan ketinggian antara 90 - 200
m dpl.
2.2.4.3. Klimatologi
Memiliki iklim tropis dan dipengaruhi oleh angin muson dengan 2 musim,
musim kemarau pada bulan April – September dan musim penghujan pada
bulan Oktober – Maret. Curah hujan rata – rata tahunan sebesar 2.790 mm,
memiliki suhu udara antara 23º Celcius hingga 34º Celcius dengan
kelembaban udara tahunan rata – rata 77%.
2.2.4.4. Batas - Batas Kota
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kabupaten Demak
Sebelah Selatan : Ungaran, Kabupaten Semarang
Sebelah Barat : Kabupaten Kendal
48
2.2.4.5. Pembagian Wilayah
Secara administratif Kota Semarang dibagi menjadi 16 Kecamatan, 177
Kelurahan dan 10 Bagian Wilayah Kota diantaranya :
BWK I meliputi Kecamatan Semarang Tengah, Semarang Timur, dan
Semarang Selatan
BWK II meliputi Kecamatan Gajah Mungkur dan Kalisari
BWK III meliputi Kecamatan Semarang Barat dan Semarang Utara
BWK IV meliputi Kecamatan Genuk
BWK V meliputi Kecamatan Gayamsari dan Pedurungan
BWK VI meliputi Kecamatan Tembalang
BWK VII meliputi Kecamatan Banyumanik
BWK VIII meliputi Kecamatan Gunungpati
BWK IX meliputi Kecamatan Mijen
BWK X meliputi Kecamatan Ngaliyan dan Tugu
2.2.4.6. Latar Belakang Penetapan Kota Semarang
Lokasi projek berada di Kota Semarang dengan alasan, belum adanya
Pusat Pelatihan khusus olahraga Offroad yang ada di Indonesia sehingga
Kota Semarang akan menjadi yang pertama yang memiliki Pusat Pelatihan
khusu olahraga offroad yang akan membanggakan Kota Semarang sendiri,
Kota Semarang yang notabene adalah Ibukota Provinsi Jawa Tengah, serta
besarnya minat bakat masyarakat baik sebagai penghobi maupun
profesional terlihat dari banyaknya komunitas JIP di Kota Semarang yang
bermunculan. Dengan dibangunnya Pusat Pelatihan Olahraga Offroad ini
diharapkan dapat menjadi wadah bagi tempat edukasi dan arena pembinaan
49
khusus olahraga offroadyang pertama yang ada di Kota Semarang pada
khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.
2.2.6. Studi Banding : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
2.2.5.1. Survey Instansi Terkait. IOF ( Indonesia Offroad Federation ) Pengda Jateng
Gambar 28 - Logo Indonesia Offroad Federation Pengurus Daerah Jawa Tengah
Sumber : Dokumen IOF Pengda Jateng
Survey diawali dengan mendatangi pihak IOF Pengda Jateng (Indonesia
Offroad Federation ) Pengurus Daerah Jawa Tengah, yang mempunyai
kantor sekretariat di Jalan Papandayan pada hari Kamis, 26 November 2015
untuk mengetahui regulasi offroad yang berlaku di Indonesia, jenis
perlombaan, jadwal event yang diselenggarakan dan alur kegiatannya,
daftar data klub/komunitas/organisasi yang resmi terdaftar di IOF Pengda
Jateng, dan juga kritik saran masukan serta harapan pihak IOF terkait
perencanaan dan perancangan sebuah pusat pelatihan olahraga offroad di
Semarang, metode yang digunakan dengan melakukan wawancara tanya
jawab terhadap Bapak Aryo Yogyo Kusumawiharjo selaku Ketua IOF
Pengda Jateng guna memperoleh data-data yang akan digunakan sebagai
acuan dalam proses perencanaan dan perancangan projek “Pusat Pelatihan
Olahraga Offroad di Kota Semarang”.
Indonesia Offroad Federation ( IOF ) merupakan merupakan satu – satunya
wadah untuk para penggemar otomotif dan / atau non otomotif offroad serta
klub otomotif dan / atau non otomotif offroad di seluruh Indonesia dalam
50
melakukan kegiatan offroad untuk meningkatkan mutu dan kemampuan para
offroader secara professional yang berada di bawah Kemeterian Pariwisata
dan Kementerian Lingkungan Hidup ( KLH ).
Pihak IOF sendiri memberikan arahan terkait standar bangunan dan
kebutuhan yang ada di dalam pusat pelatihan olahraga offroad yang
disesuaikan dengan kebutuhan mengingat populasi peminat olahraga
offroad kian meningkat dan perlu diadakannya pelatihan offroad guna
edukasi.
Pihak IOF juga mengeluarkan regulasi mengenai peraturan event balap, ijin-
ijin peraturan penyelenggaraan offroad, peraturan protes dan banding
offroad dan spesifikasi serta kelas yang diikuti dalam olahraga offroad.
Bapak Aryo juga dibantu oleh Bapak Oktaviancho NK selaku pendamping
terkait dengan judul pusat pelatihan offroad ini. Menurut Bapak Aryo dan
Bapak Oktaviancho bahwa, Provinsi Jawa tengah merupakan lokasi yang
paling ideal di Pulau Jawa karena letak geografisnya yang berada ditengah-
tengah, sehingga memudahkan untuk diakses dari berbagai arah, dan animo
masyarakat Jawa Tengah sangat besar terhadap dunia offroad khususnya
dunia balap hingga adventure, terbukti dengan gelaran even local yang di
adakan dalam tiap kota setidaknya 200 – 300 peserta offroad hadir untuk
mengikuti even tersebut. Serta bermunculan para offroader muda berbakat
yang dilahirkan berasal dari Provinsi Jawa Tengah.
Harapan pihak IOF terhadap projek “Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di
Kota Semarang” yang direncanakan dan dirancang agar memeberikan
pembekalan serta edukasi bagi para masyarakat awam yang ingin
mengetahui tentang olahraga offroad dan pembinaan bagi offroader yang
51
ingin berprestasi dalam tingkat nasional. Yang akan membawa dampak
yang besar tidak hanya bagi sektor dunia offorad tetapi juga sektor yang lain
seperti pariwisata dan budaya, ekonomi, dan lingkungan.
2.2.5.2. Survey Proyek Sejenis. ( Depes dan JSI )
Gambar 29 - Logo De’pes dan JSI Sumber : Dokumen De’pes dan JSI
Survey Proyek Sejenis dilakukan di De’pes dan JSI ( Jeep Station Indonesia)
pada hari Sabtu, 6 Februari 2016 pada Depes. Dan hari Minggu, 7 Februari
2016. mengingat kawasan tersebut adalah satu-satunya yang mengadopsi
offroad sebagai fasilitas yang ada di Indonesia. .
De’pes terletak di Pasir Karet,Desa Cijayanti Sentul, Bogor yang
dikelolal oleh PT. Reagan Prima Putra arana. Memiiki total luas lahan
sebesar 16 Ha, yang mempunyai fasilitas villa 11 unit, memiliki luasan track
offroad seluas 10 Ha yang dibuat secara alami dan menyediakan 1 unit
mobil offroad, terdapat restaurant dengan luasan 14 x 20 m2 yang dapat
memuat 200 – 250 orang.
JSI (Jeep Station Indonesia ) terletak di jalan Cikopo Selatan km 5,
Pasir Muncang , Kelurahan Sukagalih – Mega Mendung, Bogor, yang
dikelola oleh PT. Jelajah Handal Lintasan. Merupakan Resort pertama yang
menyedikan saran Offroad Track permanen dan tersebar di Indonesia yang
telah mendapatkan penghargaan dari MURI dengan 8 tingkat kesulitan
masing - masing. Memiliki luasan lahan 10 Ha yang mempunyai fasilitas
restaurant dengan kapasitas 300 – 400 orang , menyediakan 2 mobil
52
dengan 4 kelas berbeda termasuk untuk safarinya menyediakan 1 mobil.
Track yang berada di JSI semuanya track yang dibuat secara permanen
dan tidak akan berubah secara fisiknya.
Memiliki fasilitas diantaranya : Bangunan Pit yang berisi Paddock, tribun ,
Podium, Parc Ferme, Ruang Pers, Ruang Briefing, Toilet, dan Ruang-Ruang
Pengelola. Medical, Cafetaria, Rest Area / Function Room, Mushola,
Scrutineering Area, Trek Sirkuit, Kolam Renang dan resort.
2.2.7. Permasalahan Desain : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Permasalahan desain yang dihadapi dalam projek ini diantaranya :
Desain visual / tampilan bangunan yang menarik dan modern sebagai
komplek Stadion kolam renang dengan mempertimbangkan lingkungan
sekitar.
Penataan dan pemisahan sirkulasi antara pengunjung, peserta, dan
pengelola sejak dari pintu masuk hingga mencapai berbagai fasilitas yang
ada didalam kompleks kawasan dan kembali keluar.
Penerapan struktur pada bangunan tribun penonton yang menuntut
penggunaan struktur berbentang lebar dan berkantilever.
Pemenuhan faktor kenyamanan, keamanan dan keselamatan bagi
pengguna bangunan yang sesuai standar perencanaan bangunan fasilitas
publik.
Pemenuhan akan kriteria sebuah pusat pelatihan oalahraga offroad yang
berdasarkan standard an bimbingan IOF ( Indonesia Offroad Federation).
Menciptakan integrasi desain keseluruhan yang unik, menarik dan
inovatif serta berkarakter.
53
2.3. Kesimpulan, Batasan dan Anggapan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
2.3.1. Kesimpulan
Projek pusat pelatihan olahraga offroad merupakan kawasan pembinaan
dan pelatihan bagi offroader, sehingga diharapkan pusat pelatihan ini bisa
meningkatkan prestasi dan mempunyai nilai edukasi.
Potensi prestasi olahraga offroad di Semarang sebenarnya cukup besar
tetapi tidak diikuti dengan belum adanya fasilitas guna pengembangan
olahraga tersebut.
Sasaran Pusat Pelatihan Olahraga Offroad adalah para pembalap,
masyarakat umum, pelaku bisnis, investor, dan juga masyarakat umum
Fungsi pusat pelatihan olahraga offroad ini untuk kegiatan prestasi dan
hiburan bagi masyarakat Kota Semarang.
Hal yang penting dalam perencanaan pusat pelatihan olahraga offroad
ini perlu mempertimbangkan dari tiga aspek yaitu aspek arsitektur, aspek
bangunan dan aspek lingkungan.
Pemanfaatan potensi lingkungan dengan tujuan menjaga kelestarian dan
ekosistem yang sudah ada di lingkungan tapak.
2.3.2. Batasan
Pembahasan mendalam hanya meliputi bangunan utama sebagai
bangunan pusat pelatihan, tidak membahas teknis trek lintasan
Pembahasan pada perencanaan dan perancangan tidak membahas
perhitungan struktur khusus, biaya, dan teknis
Perencanaan kawasan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad dianggap tidak
mengalami kendala tata guna dan kepemilikan lahan
54
Perencanaan dan perancangan projek Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
ini disesuaikan dengan regulasi yang ada di Kota Semarang (RTRW-
RDTRK Kota Semarang).
Tidak semua kegiatan pelatihan dibahas pada projek ini.
Penentuan fasilitas dan metode pelatihan offroad diambil dari studi
literature dan wawancara sesuai dengan kebutuhan projek.
Pemrogaman dan konsep desain projek Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad di Kota Semarang untuk proyeksi 10 tahun yang akan datang.
2.3.3. Anggapan
Pusat Pelatihan Olahraga Offroad merupakan hasil kerjasama antara
pemerintah , swasta dan investor dengan sistem kepemilikan tanah
adalah swasta, sedang pemerintah sebagai pihak yang memberikan ijin
membangun dan investor disini berhak mengelola fasilitas yang
ditentukan tersebut selama kurun waktu tertentu. Setelah masa kontrak
hak kelola habis maka sepenuhnya akan dikembalikan kepada swasta
sebagai pengelola selanjutnya.
Daya dukung tanah dianggap mampu mendukung perencanaan Pusat
Pelatihan Offroad ini.
Pembebasan dan pemanfaatan tata guna lahan dianggap relevan dengan
projek Pusat Pelatihan Offroad
Pembebasan tanah dan harga tanah tidak menjadi kendala dalam
perencanaan dan perancangan projek pusat pelatihan offroad ini.
55
BAB 3
ANALISA PENDEKATAN PROGRAM ARSITEKTUR
3.1. Analisa Pendekatan Kawasan : Peraturan Daerah Kota Semarang
3.1.1. Analisa Konteks Lingkungan : Perda Kota Semarang 2011 ( BWK VIII dan BWK
IX )
3.1.1.1. Analisa Pemilihan Lokasi Kawasan
Menurut Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 - 2031, rencana
pengembangan fungsi utama masing-masing BWK untuk olahraga dan
rekreasi terletak di BWK IX (Kecamatan Mijen). Namun di setiap BWK tetap
terdapat fungsi-fungsi sekunder/pendukung lain, untuk fasilitas pendidikan
olahraga dan rekreasi.
Mengingat situasi dan kondisi pada BWK IX Kecamatan Mijen yang berada
kawasan yang penduduknya relative semakin banyak dan tingkat kepadatan
lalu lintas yang cukup tinggi dan tidak memungkinkan lagi untuk mencari
lahan yang sangat luas untuk lokasi projek “Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad di Kota Semarang”, maka alternatif lokasi yang dipilih adalah BWK
VIII (Kecamatan Gunungpati ).
Alasan pemilihan Lokasi BWK adalah :
Pada Perda Kota Semarang mengenai RTRW Pasal 11 ayat 3, BWK VIII
merupakan wilayah dengan rencana pengembangan fungsi utama sebagai
wisata/rekreasi.
Tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan fungsi pendukung lain
di suatu BWK (bukan utama).
56
Alasan pemilihan lokasi BWK tersebut diperkuat dengan Peraturan Daerah
Kota Semarang mengenai RTRW Pasal 83 dan pasal 85 yang menjelaskan
bahwa : rencana pembagian wilayah kota tentang pengembangan fungsi
tentang pendidikan yang mengarah pada penataan lingkungan salah
satunya meliputi :
Pasal 83
a. “peningkatan kualitas kawasan pendidikan tinggi di BWK II, BWK IV,
BWK VI, BWK VIII, dan BWK X melalui pengaturan kawasan dan
penataan lingkungan;”
Pasal 85
g. “ pengembangan Pusat Olah Raga di Kecamatan Mijen; dan”
h. “ kawasan olah raga beskala BWK dan lingkungan direncanakan
terpadu dengan rencana ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non
hijau serta dikembangkan di setiap BWK.”
Gambar 30 - Kutipan Peraturan Daerah Kota Semarang Mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031 ( Pasal 83 ) Sumber : Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011
57
Gambar 31 - Kutipan Peraturan Daerah Kota Semarang Mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031 ( Pasal 85 ) Sumber : Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011
Dari rencana pengembangan kawasan olahraga dan pendidikan yang
berbasis pada lingkungan tersebut, menurut analisa penulis yang
memungkinkan untuk dikembangkan terkait projek yang diangkat adalah
pada Kecamatan Mijen dan Kecamatan Gunungpati.
58
3.1.1.2. Alternatif Lokasi Kawasan
a. Alternatif Lokasi 1 (BWK IX – Kecamatan Mijen )
Gambar 32 - Peta BWK IX Kota Semarang Sumber : Perda No 14 Th 2004 Tentang RDTRK Kota Semarang Wil 9
Letak Geografis :
Terletak pada 27º00’ - 28º92’ LS dan 23º2’ - 26º2’ BT.
Kecamatan Mijen memiliki luas wilayah 6.213,266 Ha.
Terdapat 14 kelurahan yaitu : Kelurahan Karang Malang, Kelurahan
Polaman, Kelurahan Tambangan, Kelurahan Cangkiran, Kelurahan
Bubakan, Kelurahan Purwosari, Kelurahan Jatibarang, Kelurahan
Jatisari, Kelurahan Mijen, Kelurahan Kedungpane, Kelurahan
Pesantren, Kelurahan Wonoplumbon, Kelurahan Ngadirgo, dan
Kelurahan Wonopolo.
Batas – Batas Wilayah Kecamatan Mijen :
Sebelah Utara : Kecamatan Ngaliyan
59
Sebelah Timur : Kecamatan Gunungpati
Sebelah Selatan : Kecamatan Ungaran, Kabupaten
Semarang
Sebelah Barat : Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal
Kelebihan Kecamatan Mijen Sebagai Lokasi Projek:
Dalam Peraturan Daerah Kota Semarang, Kecamatan Mijen memiliki
tata guna lahan sebagai fasilitas olahraga dan rekreasi sebesar
373,132 Ha.
Memiliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh lagi mengingat
masih luasnya lahan yang tersedia dan mampu menampung
berbagai kebutuhan kawasan yang direncanakan. Terlihat dari
berkembangnya Kawasan Bukit Semarang Baru (BSB) dan berbagai
fasilitas yang ada.
Tingkat kepadatan kawasan permukiman penduduk yang sedang.
Memiliki kepadatan lalu lintas yang relatif rendah.
Aksesbilitas pencapaian yang mudah dari berbagai Kota, memiliki
jaringan infrastruktur yang cukup baik dan terpenuhi.
Lingkungan sekitar yang masih asri dengan banyaknya ruang
terbuka hijau disekitarnya.
Kelemahan Kecamatan Mijen Sebagai Lokasi Projek :
Keterbatasan Lahan yang diperbolehkan untuk dikembangkan
mengingat daerah ini termasuk daerah konservasi alam (peresapan
air hujan dan juga merupakan hutan kota)
Memiliki waktu tempuh yang cukup lama dari Pusat Kota Semarang
(kurang lebih 45 menit kondisi lancar)
60
Peluang Lokasi Kecamatan Mijen :
Pengembangan Kecamatan Mijen dalam bidang kawasan olahraga
dan rekreasi dapat membantu rencana pemerintah seperti yang
tertera didalam Peraturan Daerah Kota Semarang mengenai RTRW.
Dibandingkan dengan alternatif lokasi rencana pengembangan
kawasan olahraga dan rekreasi yang lain, Kecamatan Mijen memiliki
peluang yang besar mengingat masih tersedianya lahan yang cukup
luas bahkan paling luas.
Juga jika dilihat dari persyaratan desain akan lokasi, baik mengenai
arus kepadatan lalu lintas, jarak lokasi dengan permukiman sekitar,
kemudahan aksesbilitas dan sebagainya, Kecamatan Mijen dapat
dibilang paling unggul dibanding alternatif lokasi yang lain.
b. Alternatif Lokasi 2 (BWK VIII – Kecamatan Gunungpati )
Gambar 33 - Peta BWK VIII Kota Semarang
Sumber : Perda No 13 Th 2004 Tentang RDTRK Kota Semarang Wil 8
61
Letak Geografis :
Kecamatan Gunungpati memiliki luas wilayah 5.399.085 Ha.
Terdapat 16 kelurahan yaitu : Cepoko, Gunungpati, Jatirejo,
Kalisegoro, Kandri, Mangunsari, Ngijo, Nongkosawit, Pakintelan,
Patemon, Plalangan, Pongangan, Sadeng, Sekaran, Sukorejo,
Sumurejo
Batas – Batas Wilayah Kecamatan Gunungpati :
Sebelah Utara : Ngaliyan,gajahmungkur
Sebelah Timur : Banyumanik dan Kabupaten Semarang
Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang dan
Kecamatan Ngaliyan
Sebelah Barat : Kecamatan mijen dan Kabupaten kendal
Gunungpati
Kelebihan Kecamatan Gunungpati Sebagai Lokasi Projek :
Dalam Peraturan Daerah Kota Semarang, Kecamatan Gunungpati
memiliki tata guna lahan sebagai rencana pengembangan fungsi
utama sebagai pendidikan yang bersifat khusus, pariwisata alam ,
dan rekreasi
Terdapat tempat wisata Waduk Jatibarang dan Goa kreo memiliki
potensi untuk dikembangkan lebih jauh lagi dengan integrasi
berbagai pariwisata yang dekat dengan alam sesuai Peraturan
Daerah Kota Semarang mengenai RTRW.
Ekosistem lingkungannya masih terjaga.
Kepadatan lalu lintas rendah.
Tingkat kepadatan kawasan permukiman penduduk yang rendah.
62
Jauh dari pusat kota ( artinya tidak mengakibatkan kemacetan )
Kelemahan Kecamatan Gunungpati Sebagai Lokasi Projek :
Memiliki jenis tanah yang gerak dan rawan terhadap gempa.
Jauh dari pusat kota .
Memiliki waktu tempuh yang cukup lama (sekitar 45 menit dari
Kota).
Peluang Lokasi Kecamatan Gunungpati :
Pengembangan Kecamatan Gunungpati dalam bidang kawasan
pendidikan dan rekreasi dapat membantu rencana pemerintah
seperti yang tertera didalam Peraturan Daerah Kota Semarang
mengenai RTRW.
Berbagai fasilitas dan sarana prasarana yang ada di Kecamatan
Gunungpati sudah cukup guna mendukung projek tersebut.
Lokasi yang relatif dekat dengan pusat kota akan membuat antusias
masyarakat dan pelaku kegiatan olahraga meningkat.
3.1.1.3. Kriteria Pemilihan Lokasi Kawasan
Pencapaian mudah , jalan dan infrastruktur mampu dilalui kendaraan
besar dan dilalui kendaraan umum
Memiliki lahan dengan luas memadai, mampu menampung berbagai
kebutuhan satu kawasan yang direncanakan
Terletak pada kawasan RDTRK dengan fungsi tata guna lahan fasilitas
pendidikan ,olahraga dan rekreasi
Terdapat jaringan utilitas yang lengkap dan memadai
Lingkungan sekitar tapak masih dalam kondisi yang asri
Jauh dari permukiman warga
63
Terdapat sarana prasarana pendukung kegiatan di kawasan
“Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang” seperti pom
bensin, Keamanan wilayah, rumah sakit, penginapan dan sebagainya.
3.1.1.4. Penelitian Kriteria Lokasi Kawasan
Tabel 1. Penilaian Lokasi Kawasan
No Kriteria Bobot
Kecamatan
Mijen
Kecamatan
Gunungpati
Nilai Total Nilai Total
1 Aksesbilitas&Infrastruktur 30 3 90 2 60
2 Luas&Tata Guna Lahan 30 2 60 3 90
3 Jaringan Utilitas 20 2 40 2 40
4 Sarana Prasarana Sekitar 20 3 60 2 40
5 Keadaan lingkungan (alam) 30 2 60 3 90
Total 310 320
Sumber : Analisa Pribadi Keterangan Tabel : 1 : Kurang Memenuhi 2 : Cukup Memenuhi 3 : Sangat Memenuhi
3.1.1.5. Alternatif Lokasi Tapak
a. Alternatif Lokasi 1
Lokasi
Tapak terletak di BWK VIII Kota Semarang, tepatnya di Jalan Kol H
Warsito Soegiarto, Desa Ngrembel, Kecamatan Gunungpati.
Merupakan lahan kosong dengan luas lahan mencapai 15 hektar,
orientasi tapak menghadap arah Barat, memiliki topografi kemiringan
landai .
64
Batas Tapak
Sebelah Utara : Jalan Raya Manyaran - Gunungpati,
Pemancingan Ngrembel Asri
Sebelah Timur : Permukiman Penduduk dan areal persawahan,
Desa Ngrembel
Sebelah Selatan : Jalan Raya Manyaran – Gunungpati,
Pemancingan Dewandaru
Sebelah Barat : Masjid Alste, Permukiman Penduduk, Desa
Ngrembel
Foto Udara Tapak Eksisting
Gambar 34 - Foto Udara Lokasi Tapak Alternatif 1
Sumber : Dokumen Pribadi dari Editing Google Earth
65
Peta Udara dan Foto Sekitar Tapak
Gambar 35 - Peta Udara Lokasi Tapak Alternatif 1 Sumber : Dokumen Pribadi dari Editing Peta CAD Semarang
LOKASI TAPAK
B
D
C
E
F
Gambar 36 - Poin A : Perempatan Jalan Sebelah Utara
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 37 - Poin B : Pemancingan Ngrembel Asri Sebelah Utara
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 39 - Poin D : Permukiman Desa Ngrembel
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 38 - Poin C : Areal Lahan Kosong Sebelah Barat
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 40 - Poin E : Koramil 07 Kelurahan Gunungpati
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 41 - Poin F : Pom Bensin Kelurahan Gunung Pati
Sumber : Dokumen Pribadi
A
66
Jaringan Transportasi
Terdapat jalur transportasi umum di koridor Jalan Raya Manyaran –
Gunungpati / Jalan Kol H Warsito Soegiarto , arus lalu lintas lenggang
(tidak begitu ramai). Di koridor Jalan Raya Manyaran – Gunungpati /
jalan Kol H Warsito Soegiarto Kalimas arus lalu lintas sedang.
Jaringan Utilitas
Jaringan utilitas lengkap, meliputi air bersih, saluran drainase kota,
jaringan listrik, jaringan telepon dan lampu jalan.
Faktor Alami Didalam Tapak
Faktor Alami yang terdapat didalam tapak antara lain berupa vegetasi
dengan beragam ukuran diantaranya pohon sengon, pohon pisang,
Gambar 42 - Arus Lalu Lintas Jalan Raya Manyaran - Gunungpati
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 43 - Arus Lalu Lintas Jalan Raya Manyaran - Gunungpati
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 44 - Arus Lalu Lintas Jalan Lingkungan Desa Ngrembel Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 45 - Tiang Listrik dan Lampu Jalan dan tiang telpon
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 46 - Saluran Drainase Kota Didepan Tapak
Sumber : Dokumen Pribadi
67
pohon ketapang, semak belukar, sawah tadah hujan dan terdapat juga
aliran sungai kecil dibagian timur tapak..
Tanah yang terdapat didalam tapak termasuk jenis tanah latosol coklat
tua. Dengan karakter tanah lempung debuan. Topografi kontur tanah
termasuk landai.
Faktor Buatan Didalam Tapak
Terdapat area sawah didalam tapak, pagar pembatas, dan perkerasan
berupa jalan lingkungan
Fungsi Didalam Tapak
Kondisi tapak berupa lahan kosong, saat ini sebagian diperuntukkan
sebagai area sawah,perkebunan, dan pernah digunakan sebagai arena
offroad.
Gambar 48 – Sawah tadah hujan Didalam Tapak
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 47 - Vegetasi Didalam Tapak
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 49 – Perkerasan di dalam tapak
Sumber : Dokumen Pribadi
68
Fungsi Diluar Tapak
Kondisi di sekitar tapak dipergunakan sebagai area sawah,
permukiman penduduk, warung, toko, dan tempat rekreasi keluarga.
Analisa SWOT
- Strength : Aksesbilitas yang sangat mudah, berada di pinggir jalan
raya, jaringan utilitas dan infrastruktur baik dan terpenuhi, topografi
lahan landai, memiliki luasan lahan yang memadai.
- Weakness : Berada di pinggir jalan raya utama penghubung
kecamatan sehingga arus lalu lintas pada jam-jam tertentu terutama
pagi dan sore hari ramai.
- Oportunity : Lokasi sesuai dengan rencana pemerintah dalam
Peraturan Daerah Kota Semarang mengenai RTRW yaitu
pengembangan kawasan pendidikan dan rekreasi dan olahraga di
Kecamatan Gunungpati dalam BWK VIII Kota Semarang.
Gambar 50 – Bekas Sirkuit Offroad
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 51 - Area Sawah
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 52 – Toko di lingkungan tapak
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 53 – Tempat Rekreasi
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 54 - Permukiman Penduduk
Sumber : Dokumen Pribadi
69
- Threatness: Terdapat kawasan perkebunan di sebagian area tapak
bagian utara dirasa cukup disayangkan apabila harus
ditebang,pemanfaatan vegetasi yang sudah ada akan diolah guna
mendukung terciptanya lingkungan yang alami sehingga keasrian
lingkungan dapat tetap terjaga.
b. Alternatif Lokasi 2
Lokasi
Tapak terletak di BWK IX Kota Semarang, tepatnya di Jalan RM. Hadi
Subeno, Kelurahan Mijen, Kecamatan Mijen. Merupakan lahan kosong
dengan luas lahan mencapai 72,5 hektar, orientasi tapak menghadap
arah Barat, memiliki topografi kemiringan datar-sedang.
Batas Tapak
Sebelah Utara : Jalan Raya Kalimas, Kantor Polisi Direktorat
Sabhara, Pabrik Kubota
Sebelah Timur : Permukiman Penduduk Kp. Sidodadi
Sebelah Selatan : Lahan Kosong, Area Sawah
Sebelah Barat : Permukiman Penduduk, Perumahan Mijen
Permai, Jalan RM. Hadi Suben
70
Foto Udara Tapak Eksisting
Gambar 55 - Foto Udara Lokasi Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi dari Editing Google Earth
Peta Udara dan Foto Sekitar Tapak
Gambar 56 - Peta Udara Lokasi Tapak Alternatif 2 Sumber : Dokumen Pribadi dari Editing Peta CAD Semarang
LOKASI TAPAK
A
B
C
D
E G
F
71
Jaringan Transportasi
Terdapat jalur transportasi umum di koridor Jalan RM. Hadi Subeno,
arus lalu lintas jalan padat saat jam berangkat kantor (pagi hari) dan
pulang kantor (sore hari) saja sedangkan pada siang hari cukup
lengang. Di koridor Jalan Raya Kalimas arus lalu lintas sedang.
Gambar 57 - Poin A : Pertigaan Jalan Sebelah Barat
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 58 - Poin B : Tapak Eksisting Sebelah Utara
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 60 - Poin D : Jalan Kalimas Raya
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 59 - Poin C : Tapak Eksisting Sebelah Timur
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 61 - Poin E : Jalan Lingkungan Kp. Sidodadi
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 62 - Poin F : Kantor Polisi Direktorat Sabhara
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 63 - Poin G : Jalan RM. Hadi Subeno
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 64 - Arus Lalu Lintas Jalan RM. Hadi Subeno
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 65 - Arus Lalu Lintas Jalan RM. Hadi Subeno
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 66 - Arus Lalu Lintas Jalan Lingkungan Kp. Sidodadi
Sumber : Dokumen Pribadi
72
Jaringan Utilitas
Jaringan utilitas lengkap, meliputi air bersih, saluran drainase kota,
jaringan listrik, jaringan telepon dan lampu jalan.
Faktor Alami Didalam Tapak
Faktor Alami yang terdapat didalam tapak antara lain berupa vegetasi
dengan beragam ukuran diantaranya pohon karet, pohon pisang,
pohon ketela, semak belukar, dan terdapat juga aliran sungai kecil
dibagian barat laut tapak..
Tanah yang terdapat didalam tapak termasuk jenis tanah latosol coklat
kemerahan. Topografi kontur tanah termasuk landai – sedang.
Faktor Buatan Didalam Tapak
Terdapat area sawah didalam tapak, pagar pembatas, dan perkerasan
berupa jalan lingkungan
Gambar 67 - Tiang Listrik dan Lampu Jalan
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 68 - Saluran Drainase Kota Didepan Tapak
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 70 - Jenis Tanah Didalam Tapak
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 69 - Vegetasi Didalam Tapak
Sumber : Dokumen Pribadi
73
Fungsi Didalam Tapak
Kondisi tapak berupa lahan kosong, saat ini sebagian diperuntukkan
sebagai perkebunan.
Fungsi Diluar Tapak
Kondisi di sekitar tapak dipergunakan sebagai area sawah,
permukiman penduduk, warung, toko, pabrik, dan kantor polisi.
Analisa SWOT
- Strength : Aksesbilitas yang sangat mudah, berada di pinggir jalan
raya, jaringan utilitas dan infrastruktur baik dan terpenuhi, topografi
lahan landai-sedang, memiliki luasan lahan yang memadai.
- Weakness : Berada di pinggir jalan raya utama sehingga arus lalu
lintas pada jam-jam tertentu terutama pagi dan sore hari ramai.
- Oportunity : Lokasi sesuai dengan rencana pemerintah dalam
Peraturan Daerah Kota Semarang mengenai RTRW yaitu
pengembangan kawasan olahraga dan rekreasi dan olahraga di
Kecamatan Mijen dalam BWK IX Kota Semarang.
Gambar 71 - Area Perkebunan
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 72 - Pabrik Kubota Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 73 - Kantor Polisi Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 74 - Permukiman Penduduk
Sumber : Dokumen Pribadi
74
- Threatness: Terdapat kawasan perkebunan di sebagian area tapak
bagian utara dirasa cukup disayangkan apabila harus ditebang,
maka dari itu apabila terjadi penebangan pohon, harus diimbangi
dengan penanaman kembali pohon baru dilokasi lain dibagian tapak
sehingga keasrian lingkungan dapat tetap terjaga.
3.1.1.6. Kriteria Pemilihan Lokasi Tapak
Aksesibilitas dan Infrastruktur
Pencapaian ke lokasi mudah, arus lalu lintas tidak terlalu padat, jalan dan
infrastruktur mampu dilalui kendaraan besar (truk kontainer) dan terdapat
transportasi umum untuk mencapai lokasi tapak.
Luas Lahan dan Tata Guna Lahan
Memiliki lahan dengan luas memadai dan mampu menampung berbagai
kebutuhan didalam satu kawasan yang direncanakan lingkungan dalam
kondisi yang bagus ( masih alami ).
Terletak pada kawasan RDTRK dengan fungsi tata guna lahan fasilitas
pendidikan olahraga dan rekreasi
Topografi Tapak
Tapak sebaiknya memiliki topografi landai karena tuntutan lintasan sirkuit
yang mempunyai karakter offroad yang diperuntukan dalam pengolahan
trek
Sarana dan Prasarana
Terdapat sarana prasarana pendukung kegiatan seperti pompa bensin, ,
penginapan serta keamanan lingkungan tapak.
75
Jaringan Utilitas
Terdapat jaringan utilitas yang lengkap dan memadai pada seperti
jaringan listrik, air bersih, drainase air kotor, dan komunikasi.
3.1.1.7. Penilaian Kriteria Lokasi Tapak
Tabel 2. Penilaian Lokasi Tapak
No Kriteria Bobot
Lokasi
Tapak 1
Lokasi
Tapak 2
Nilai
To
tal
Nilai
To
tal
1 Aksesbilitas & Infrastruktur 30 3 90 2 60
2 Luas & Tata Guna Lahan 20 3 60 1 20
3 Topografi Tapak 20 2 60 3 60
4 Sarana Prasarana 20 3 60 2 40
5 Jaringan Utilitas 10 2 20 2 20
Total 290 200
Sumber : Analisa Pribadi Keterangan Tabel : 1 : Kurang Memenuhi 2 : Cukup Memenuhi 3 : Sangat Memenuhi
Berdasarkan tabel penilaian lokasi tapak dapat disimpulkan bahwa tapak
terpilih yang memenuhi kriteria dan memiliki bobot tertinggi adalah lokasi
tapak 1 yang berada di Jalan Raya Manyaran – Gunungpati / Jalan Kol H
Warsito Soegiarto, Desa Ngrembel, Kelurahan Gunungpati, Semarang.
Lokasi tapak tersebut didalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13
Tahun 2004 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Semarang BWK VIII ,
memiliki ketentuan yaitu KDB (Koefisien Dasar Bangunan) : 40 %, KLB
76
(Koefisien Lantai Bangunan) : 2,4 ( maks 4 lantai ) , GSB (Garis Sempadan
Bangunan) : 29 meter.
77
Gambar 77 - Peta Administrasi Kecamatan Gunungpati
Sumber : Kecamatan Gunungpati Dalam Angka Tahun 2011
3.2. Analisa Skenario Perencanaan Kawasan : BWK VIII
3.1.2.1. Lokasi Kawasan
Gambar 75 - Peta BWK Kota Semarang Sumber : http://semarangkota.go.id/main/menu/28/tata-
ruang-wilayah/peta-rencana-pembagian-bwk
Gambar 76 - Peta BWK VIII Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang
Sumber : Perda No 13 Th 2004 Tentang RDTRK Kota Semarang Wil 8
Gambar 78 - Letak Lokasi Kawasan Pada Kelurahan Gunungpati, Kecamatan Gunungpati Sumber : http://semarangkota.go.id/main/menu/28/tata-ruang-wilayah/peta-batas-administrasi
Gambar 79 - Peta Udara Lokasi Tapak Sumber : Dokumen Pribadi dari Editing Peta CAD Semarang
78
3.1.2.2. Analisa Pencapaian Lokasi Kawasan
Gambar 76 – Peta Pencapaian Lokasi Kawasan
Sumber : http://semarangkota.go.id/main/menu/2
8/tata-ruang-wilayah/peta-batas-administrasi
DARI ARAH TIMUR
BANYUMANIK
Melalui jalan perintis kemerdekaan /
jalan raya suruh - karanggede / jalan
semarang – Surakarta / jalan
semarang – Jogjakarta selama 1,3 Km,
menuju kearah jalan
perintiskemerdekaan / jalan suruh –
karanggede / jalan semarang –
Surakarta / jalan semarang Jogjakarta
menuju jalan pramuka di pudakpayung
selama 3,7 Km, ikuti jalan pramuka ke
jalan Mr. wurjanto sumurejo selama
2,3 Km, lalu menuju jalan raya
gunungpati ke gunungpati selama 5,3
Km, tempat Pusat Pelatihan Olahraga
Offroad berada.
DARI ARAH BARAT
MIJEN
Melalui Jalan Rm. Hadi Soebono Raya
selama 4,3 Km , menuju ke arah Jalan
Cangkiran ( Belok kearah Barat ) jalan
lurus selama 7,3 Km tetap berada di
jalan Raya Cangkiran – Gunungpati ,
lalu belok kekiri jalan Gg ke 2 selama 7
m , 150 m belok kanan , lalu belok kiri
350 m , ikuti jalan Raya Gunungpati ,
tempat dimana kawasan Pusat
Pelatihan Olahraga Offroad berada.
DARI ARAH SELATAN
UNGARAN / KAB. SEMARANG
Dari menuju kearah barat di Jalan
Pemuda Menuju jalan Kartini selama
26 m , melewati jalan Mr. Murjanto
emnuju jalan raya gunungpati ke
gunungpati selama 7,5 Km, tempat
dimana kawasan Pusat Pelatihan
Olahraga Offroad berada.
79
3.1.2.3. Deliniasi Kawasan Makro ( Koridor )
3.1.2.4.
3.1.2.5.
3.1.2.6.
3.1.2.7.
3.1.2.8.
3.1.2.9.
3.1.2.10.
3.1.2.11.
3.1.2.12.
3.1.2.13.
3.1.2.14.
3.1.2.15.
3.1.2.16.
3.1.2.17.
3.1.2.18.
3.1.2.19.
3.1.2.20.
3.1.2.21.
3.1.2.22.
3.1.2.23.
3.1.2.24.
3.1.2.25.
3.1.2.26.
3.1.2.27. 3.1.2.28. 3.1.2.29. 3.1.2.30.
1
1
1
1
2
2
2 2
2 3
3
4
3
KETERANGAN DELINIASI :
1
2
3
4
: Perdagangan dan Jasa
: Area Permukiman
: Hutan
: Pertahanan & Keamanan (KORAMIL 07)
: Kawasan Mikro
: Arteri Sekunder (Manyaran- Gunungpati)
Jl. Kol.H.Warsito Soegiarta
: Jalan Lingkungan
80
3.1.2.4. Analisa Masing – Masing Fungsi Sekitar Lokasi Kawasan
LOKASI
TAPAK
Gambar 80 – Polsek Gunungpati Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 81 - SMP 22 Semarang Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 82 – permukiman warga Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 83 – lahan kosong Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 84– Ngrembel asri Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 87– lahan kosong Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 86– permukiman warga Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 85 – dewandaru Sumber : Dokumen Pribadi
81
3.1.2.5. Skenario Perencanaan dan pengembangan Kawasan Makro
Untuk Area perdagangan dan jasa ini akan
dikembangkan menjadi fasilitas transit pada
kawasan makro sebelum menuju kawasan
mikro yaitu berupa saung peristirahatan,
warung tradisional yang bersih dan menarik.
Area Permukiman warga ini tetap
dipertahankan.
Area Hutan ini akan dipertahankan karena
merupakan ruang terbuka hijau yang
dilindungi. selain itu juga bermanfaat bagi
penghijauan kawasan makro.
Area perdagangan dan jasa berupa fasilitas
wisata pemancingan yang akan
dipertahankan sebagai fungsi pendukung
kawasan mikro.
KAWASAN MIKRO berupa:
Pusat Pelatihan Offroad yang bergerak pada
fungsi utama pendidikan dan wisata sebagai
penunjangnya.
Area Sarana Pertahanan dan Keamanan
pemerintah berupa bangunan KORAMIL 07.
Area ini dipertahankan sebagai fungsi
pendukung kawasan mikro.
Area Permukiman warga ini tetap
dipertahankan.
Area Hutan ini sebagian akan dipertahankan
sebagai ruang terbuka hijau, Sebagian lagi
akan dikembangkan dan diolah sebagai
Taman Aktif publik dan Landmark serta
tetenger Kawasan Makro.
Untuk Area perdagangan dan jasa ini akan
dikembangkan menjadi fasilitas transit pada
kawasan makro sebelum menuju kawasan
mikro yaitu berupa saung peristirahatan,
warung tradisional yang bersih dan menarik.
Area Hutan ini akan dipertahankan karena
merupakan ruang terbuka hijau yang
dilindungi. selain itu juga bermanfaat bagi
penghijauan kawasan makro.
Area perdagangan dan jasa berupa fasilitas
wisata pemancingan yang akan
dipertahankan sebagai fungsi pendukung
kawasan mikro.
Area Permukiman warga ini tetap
dipertahankan.
Area permukiman Desa Ngerembel ini akan
dikembangkan menjadi fasilitas akomodasi
yang mendukung kawasan mikro, berupa
Homestay atau Mess.
Area Hutan ini sebagian akan dipertahankan
sebagai ruang terbuka hijau, Sebagian lagi
akan dikembangkan dan diolah sebagai
Taman Aktif publik dan Landmark serta
tetenger Kawasan Makro.
82
3.2.1.6. Analisa Kawasan Mikro
TAPAK KAWASAN MIKRO SECARA KESELURUHAN
MEMILIKI KONDISI EKSISTING BERUPA SAWAH
TADAH HUJAN DAN PERKEBUNAN POHON SENGON,
LUAS LAHAN KAWASAN MIKRO INI SEBESAR 14,41 Ha.
LUAS JALAN
LINGKUNGAN
DISEKITAR TAPAK
YAITU LEBAR ± 4m.
LUAS JALAN ARTERI
SEKUNDER MANYARAN-
GUNUNGPATI DENGAN
LEBAR ± 6m.
83
3.2.1.7. Analisa Skenario Perencanaan Massa Bangunan Pada Lokasi Kawasan
A B C AREA PENERIMAAN
KAWASAN MIKRO
AREA FASILITAS UTAMA
KAWASAN MIKRO AREA FASILITAS
PENUNJANG DAN
PENDUKUNG KAWASAN
MIKRO
A1. AREA PARKIR PENGUNJUNG
A2. AREA PARKIR PENGELOLA
A3. MAINTERANCE, PUSAT
INFORMASI, LOKET
B1. TREK LOMBA OFFROAD
B2. TRIBUN PENONTON
B3. PARC FERME
B4. PELATIHAN INDOOR (kelas)
C1. FOODCOURT TEMATIK
C2. TREK SEKUNDER
C3. BANGUNAN RETAIL/STAND
S
E
R
V
I
C
E
D
U
C1
C C3 C2
B B1
B2
B3
B4
B2
B2
A
A1
A2
A3
D
D
84
3.2.1.8. Analisa Skenario Perencanaan Sirkulasi Pengunjung Pada Lokasi Kawasan
U
C1
C C3 C2
B B1
B2
B3
B4
B2
B2
A
A1
A3
JALUR SIRKULASI
PENGUNJUNG PUSAT
PELATIHAN OFFROAD
85
3.2.1.9. Analisa Skenario Perencanaan Sirkulasi Pengelola Pada Lokasi Kawasan
U
C1
C C3 C2
B B1
B3
B4
A A2
A3
D
D
JALUR SIRKULASI PENGELOLA
PUSAT PELATIHAN OFFROAD
JALUR SERVICE
86
3.2.1.10. Analisa Skenario Perencanaan Sirkulasi Peserta Pada Lokasi Kawasan
JALUR SIRKULASI PESERTA
PUSAT PELATIHAN
OFFROAD
U
C1
C C3 C2
B B1
B2
B3
B4
B2
B2
A
A1
A3
87
3.2.1.11. Analisa Skenario Perencanaan Lokasi Kawasan Keseluruhan
U
C1
C C3 C2
B B1
B2
B3
B4
B2
B2
A
A1
A3
: SIRKULASI PESERTA
: SIRKULASI PENGELOLA & SERVIS
: SIRKULASI PENGUNJUNG
: AKSES KHUSUS PESERTA
: PINTU KELUAR KAWASAN MIKRO
: PINTU MASUK KAWASAN MIKRO
88
3.1.3. Analisa Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana : BWK VIII
Pusat Pelatihan Olahraga Offroad terletak di Jalan Kol. Haji Warsito
Soegiarto dan Jalan Raya Manyaran - Gunungpati, Kelurahan Gunungpati,
Kecamatan Gunungpati, Semarang, dan berdekatan dengan kawasan
pemancingan Dewandaru. Terdapat beberapa jaringan sarana prasarana
diantaranya :
3.1.3.1. Jaringan Jalan
Terdapat jaringan Jalan Kol. Haji Warsito Soegiarto yang termasuk Jalan
Arteri Sekunder ( Middle Ring Road )
Gambar 88 - Peta Jaringan Jalan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber :
http://penataanruangjateng.info/upload/726.%20rencana%20jaringan%20jalan.jpg
Lokasi Tapak
89
3.1.3.2. Jaringan Transportasi
Terdapat jaringan transportasi umum yaitu Bus dan angkutan kota/ desa ,
dan juga Terminal Bus Tipe C di Kelurahan Gunungpati.
Gambar 89 - Peta Jaringan Transportasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber : http://penataanruangjateng.info/upload/1616.%20sistem%20transportasi.jpg
Lokasi Tapak
90
3.1.3.3. Jaringan Listrik
Terdapat jaringan listrik disekitar tapak yaitu Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET) yang terletak pada sepanjang Jalan Raya Cangkiran
– Gunungpati dan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTT) yang terletak
pada Jalan Kol. Haji Warsito Soegiarto, jaringan listrik tersebut dikelola oleh
PLN (Perusahaan Listrik Negara)
Gambar 90 - Peta Jaringan Listrik Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber :
http://penataanruangjateng.info/upload/423.%20rencana%20jaringan%20listrik.jpg
Lokasi Tapak
91
3.1.3.4. Jaringan Air Bersih
Terdapat jaringan air bersih primer dan sekunder yang dikelola oleh PDAM
Kota Semarang pada sepanjang Jalan Raya Cangkiran – Gunungpati dan
Jalan Raya Manyaran - Gunungpati, terdapat reservoir pada sebelah Timur
lokasi tapak
Gambar 91 - Peta Jaringan Air Minum Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber : http://penataanruangjateng.info/upload/221.%20rencana
%20jaringan%20air%20minum.jpg
Lokasi Tapak
92
3.1.3.5. Jaringan Drainase Air Kotor
Terdapat jaringan drainase air kotor sekunder pada sepanjang Jalan Raya
Manyaran - Gunungpati
Gambar 92 - Peta Jaringan Drainase Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Sumber :
http://penataanruangjateng.info/upload/322.%20rencana%20jaringan%20drainase.jpg
Lokasi Tapak
93
3.1.3.6. Jaringan Telekomunikasi
Terdapat jaringan telekomunikasi primer dan sekunder pada sepanjang Jalan
Raya Manyaran - Gunungpati dan Jalan Raya Cangkiran - Gunungpati, yang
dikelola oleh Telkom. Terdapat Rumah Kabel pada sebelah Timur lokasi
tapak
Gambar 93 - Peta Jaringan Telekomunikasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Sumber : http://penataanruangjateng.info/upload /625.%20rencana%20jaringan%20telekomunikasi.jpg
Lokasi Tapak
94
3.1.3.7. Fasilitas Umum dan Sosial
Terdapat berbagai fasilitas umum dan sosial diantaranya :
- Supermarket - Gereja
- Pompa Bensin - Masjid
- Restoran - Sekolah
- Desa Wisata - Kantor Polisi
- Bank - Kantor Pemerintahan
- Wisata Alam - Puskesmas
- Bengkel - Pasar
- Wisata Keluarga - Koramil 07 Gunungpati
3.1.3.8. Rencana Ruang Terbuka Hijau ( RTH )
Didalam peta Rencana Ruang Terbuka Hijau tahun2010 - 2030 Lokasi Tapak
terpilih yang berada di Kecamatan Gunungpati Kelurahan Gunungpati bukan
merupakan daerah konservasi. Daerah tersebut merupakan lahanyang terdiri
atas hutan , lahan basah dan lahan kering.
Gambar 94 - Peta Rencana Ruang Terbuka Hijau Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Sumber : http://penataanruangjateng.info/upload /625.%20rencana%20jaringan%20telekomunikasi.jpg
95
3.3. Analisa Pendekatan Masing - Masing Fungsi : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
3.2.1. Analisa Pendekatan Arsitektur
3.2.1.1. Pelaku
a. Kelompok Pelaku
Pengelompokan yang dilakukan berdasarkan Jenis Pelakunya :
Peserta
Merupakan kelompok pelaku yang datang untuk mengikuti pelatihan
maupun kompetisi pertandingan balap.
Pengunjung
Merupakan kelompok pelaku yang datang untuk menonton latihan
maupun pertandingan balap, bertransaksi jual beli otomotif, mencoba
sirkuit offroad yang dilakukan sebagai hiburan dan rekreasi, meliput
acara dan menemui pengelola.
Pengelola
Merupakan kelompok pelaku yang datang untuk tujuan bekerja dan
mengelola kawasan Pusat Pelatihan Offroad , dengan tugas dan
tanggung jawab sesuai bidangnya masing-masing
b. Studi Pelaku
Pelaku yang terdapat dalam Pusat Pelatihan Offroad dikelompokkan
menurut jenis pelakunya yaitu Peserta, Pengunjung dan Pengelola.
Studi Pelaku Peserta
Tabel 2. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas (Peserta)
Pelaku Jumlah Pelaku Aktivitas Fasilitas
Peserta/Pembalap
Saat Mengikuti
200 Orang Parkir Tempat Parkir / Pit
Persiapan / Ruang Kelas
96
Pelatihan
Offroad
( SCS,Speed
Offroad, rock
crawling, Mud
Racing, Pelatihan
Recovery
Kendaraan )
Pengarahan
Latihan Arena Sirkuit
Istirahat Paddock,
R.Istirahat
Makan dan Minum Food Court
Berdiskusi Paddock / Ruang
Kelas
Setting Kendaraan Paddock / Arena
Sirkuit
Menerima Tamu Paddock
Peturasan Toilet / Shower
Outdoor
Beribadah Mushola
Parkir Tempat Parkir Pit
Pembalap Saat
Mengikuti Balapan
Offroad
( SCS,Speed
Offroad, rock
crawling, Mud
Racing, Pelatihan
Recovery
Kendaraan )
300 Orang Persiapan Paddock
Briefing R. Briefing
Lomba Trek Sirkuit Primer
Istirahat Paddock,
R. Istirahat
Makan dan Minum Food Court
Berdiskusi Paddock
Setting Kendaraan Paddock / Pit Area
Menerima Tamu Paddock
Peturasan Toilet / Shower
97
Outdoor
Berobat Ruang medis
Beribadah Mushola
Scrutineering R. Scrutineering
Parkir Podium Parc Ferme
Penyerahan
Hadiah
Podium
Parkir Tempat Parkir Pit
Persiapan Paddock
Kru Tim Balap
600 Orang
Beribadah Mushola
Parkir Tempat Parkir Pit
Persiapan Paddock
Briefing R. Briefing
Lomba Trek Sirkuit
Sekunder
Istirahat Paddock,
R. Istirahat
Makan dan Minum Food Court
Berdiskusi Paddock
Setting Kendaraan Paddock
Menerima Tamu Paddock
Peturasan Toilet / Shower
Outdoor
Sumber : Analisa Pribadi
Studi Pelaku Pengunjung
98
Tabel 3. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas (Pengunjung)
Pelaku Jumlah Pelaku Aktivitas Fasilitas
Masyarakat Umum 600 Orang Parkir Tempat Parkir
Membeli Tiket Loket Tiket
Menonton Balap Tribun
Berbelanja Stand Retail
Mencoba Mobil
Offroad
Mobil Offroad
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet / Shower
Outdoor
Beribadah Mushola
Parkir Tempat Parkir
Kru Media 50 Orang Persiapan Arena
Meliput Arena
Istirahat
Tower
Trek Sirkuit
Exhibition Hall
Tribun
Paddock, Pit Area
R. Istirahat
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
Parkir Tempat Parkir
99
Tamu 100 Orang Bertemu Relasi
dan Menonton
Balap
Paddock / Ruang
Tamu
Menonton Balap Tribun VVIP
Menonton
Pameran
Exhibition Hall
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
Sumber : Analisa Pribadi
Studi Pelaku Pengelola
Tabel 4. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas (Pengelola)
Pelaku Jumlah Pelaku Aktivitas Fasilitas
Direksi 1 Orang Parkir Tempat Parkir
Bekerja R. Direksi
Rapat R. Rapat
Menerima Tamu Ruang Tamu
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
(Manager)
- General M.
- HR & GA M.
- Marketing M.
7 Orang Parkir Tempat Parkir
Bekerja R. Manager Divisi
Rapat R. Rapat
Menerima Tamu Ruang Tamu /
100
- Event M.
- Finance M.
- Racing M.
- Circuit M.
Ruang Hospitality
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
Staff 15 Orang Parkir Tempat Parkir
Bekerja R. Staff Divisi
Rapat R. Rapat
Menerima Tamu R. Tamu
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
Tim Panitia 15 Orang Parkir Tempat Parkir
Bekerja R. Panitia, Race
Control Tower
Rapat R. Panitia
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
Marshal 20 Orang Parkir Tempat Parkir
Briefing R. Marshal
Bekerja Pos Marshal
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
101
Tim Recovery /
Safety
8 Orang Parkir Arena Sirkuit
Bekerja Arena Sirkuit
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet / Shower
Outdoor
Beribadah Mushola
Tim Medis 5 Orang Parkir Tempat Parkir
Ruang Medis
Bekerja Ruang Medis
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
Tim Juri Pengamat
dan Pengawas
3 Orang Parkir Tempat Parkir
Bekerja R. Juri /
Pengawas, Race
Control Tower
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
Penyewa dan
Karyawan Food
Court
250 Orang Parkir Tempat Parkir
Bekerja Food Court
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
102
Penyewa dan
Karyawan Retail
Stand Jual Beli
Otomotif
50 Orang Parkir Tempat Parkir
Bekerja Retail Stand Jual
Beli Otomotif
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
Cleaning Service 100 Orang Parkir Tempat Parkir
Briefing R. Cleaning
Service
Bekerja Seluruh Area
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Security
10 Orang
Beribadah Mushola
Parkir Tempat Parkir
Briefing R. Keamanan
Bekerja R. Keamanan dan
CCTV, Pos
Keamanan
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Teknisi
10 Orang
Beribadah Mushola
Parkir Tempat Parkir
Briefing R. Teknisi
Bekerja Seluruh Area
103
Makan dan Minum Food Court
Peturasan Toilet
Beribadah Mushola
Sumber : Analisa Pribadi dan IOF Pengda Jateng.
3.2.1.2. Aktivitas
a. Kelompok Aktivitas
Pengelompokan yang dilakukan berdasarkan Jenis Aktivitasnya :
Aktivitas Utama
Adalah kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan utama yang
dilakukan baik pelatihan maupun acara balap offroad / kompetisi.
Aktivitas Penunjang
Adalah kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan penunjang yang
terjadi baik pada pelatihan offroad maupun balap offroad / kompetisi.
Aktivitas Pengelola
Adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengelola yang berhubungan
dengan pengelolaan kawasan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad.
Aktivitas Servis
Adalah segala kegiatan servis yang dilakukan baik pada saat kegiatan
pelatihan , even balap offroad maupun tidak ada event
b. Studi Aktivitas
Aktivitas yang terjadi dalam Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
dikelompokkan menurut jenis keutamaan kegiatannya yaitu Aktivitas
Utama, Aktivitas Penunjang, Aktivitas Pengelola, dan Aktivitas Servis.
Studi Aktivitas Utama
104
Tabel 5. Aktivitas (Utama), Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat Ruang
Pelatihan Tentang
Offroad ( SCS, Speed
Offroad, Rock
Crawling, Mud Racing
, Recovery
Kendaraan )
Peserta /
Pembalap
Ruang Kelas ,
Trek Sirkuit Primer
dan Sekunder
Privat
Perlombaan Balap
Offroad ( SCS, Speed
Offroad, Rock
Crawling, Mud
Racing )
Pembalap Trek Sirkuit Primer
dan Sekunder
Privat
Pelatihan Balap
Offroad ( SCS, Speed
Offroad , Rock
Crawling, Mud
Racing )
Peserta /
Pembalap
Ruang Kelas, Trek
Sirkuit Primer
Privat
Menonton Balap
Penonton /
masyarakat umum
Tribun Penonton
(Biasa, VIP, VVIP)
Publik
105
Menonton Stand
Offroad
Penonton /
masyarakat umum
Retail Stand Part
Jip
Publik
Meliput
Kru Media Arena / Paddock /
Podium
Publik
Tamu Arena / Tribun /
Paddock
Publik
Tim Panitia R. Panitia Privat
Marshal Pos Marshal Privat
Tim Juri Pengamat
dan Pengawas
R. Juri / Pengamat Privat
Masyarakat Umum R. Media / Tribun /
Arena / Podium /
Paddock
Publik
Sumber : Analisa Pribadi
Studi Aktivitas Penunjang
Tabel 6. Aktivitas (Penunjang), Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat Ruang
Persiapan Peserta /
Pembalap
Paddock Privat
Kru Tim Balap
Kru Media R. Media Privat
Tim Panitia R. Panitia Privat
Marshal R. Marshal Privat
Tim Medis R. Medis / Track Privat
Tim Juri Pengamat R. Juri / Pengamat Privat
106
dan Pengawas
Cleaning Service R. Cleaning
Service
Privat
Security R. Keamanan dan
CCTV
Privat
Pembalap /
Peserta
Paddock Privat
Setting Kendaraan
Kru Tim Balap
Pit Area Privat
Paddock Privat
Pembalap /
Peserta
Pit Area Privat
Paddock Privat
Briefing Kru Tim Balap Paddock
Paddock
Privat
Privat Pembalap /
Peserta
Scrutineering Kru Tim Balap
R.scruteenering
Privat Tim Panitia
Pembalap /
Peserta
Istirahat
Kru Tim Balap
R. Istirahat Privat
Pembalap /
Peserta
Paddock Privat
Berdiskusi Kru Tim Balap Paddock
Paddock
Privat
Privat Pembalap
107
Memantau Balap Tim Panitia R.Panitia Privat
Marshal
Race Control
Tower
Privat
Pos Marshal Privat
Tim Juri dan
Pengawas
R. Juri / Pengamat Privat
Pembalap
Race Control
Tower
Privat
Medical Center Privat
Berobat Pembalap R. Medis Privat
Menerima Tamu Kru Tim Balap Paddock
Parc Ferme
Privat
Privat Pengelola
Pembalap
Penyerahan Hadiah Tim Panitia
Podium
Publik Pembalap
Membeli Tiket Masyarakat Umum Tribun Publik
Mencoba Balap
offroad
Masyarakat Umum Track Offroad Publik
Transaksi Jual Beli
Part JIP
Masyarakat Umum Retail Stand Jual
Beli Otomotif
Publik
Sumber : Analisa Pribadi
Studi Aktivitas Pengelola
Tabel 7. Aktivitas (Pengelola), Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat Ruang
Rapat Pengelola R. Rapat Privat
108
Bekerja Direksi R. Direksi Privat
Manager
(General Manager)
(HR&GA Manager)
(Marketing
Manager)
(Event Manager)
(Finance Manager)
(Racing Manager)
(Circuit Manager)
R. Manager
(General Manager)
(HR&GA Manager)
(Marketing
Manager)
(Event Manager)
(Finance Manager)
(Racing Manager)
(Circuit Manager)
Privat
Staff
(General Division)
(HR&GA Division)
(Marketing
Division)
(Event Division)
(Finance Division)
(Racing Division)
(Circuit Division)
R. Staff
(General Division)
(HR&GA Division)
(Marketing
Division)
(Event Division)
(Finance Division)
(Racing Division)
(Circuit Division)
Privat
Tim Panitia R. Panitia Privat
Marshal Pos Marshal Privat
Tim Medis Medical Center Privat
Tim Juri Pengamat
dan Pengawas
R. Juri / Pengamat Privat
Cleaning Service Seluruh Kawasan Publik, Privat,
109
Servis
Security R. Keamanan dan
CCTV
Privat
Teknisi R. CCTV Privat
R. Kompresor
Angin
Servis
R. MEE dan Panel Servis
R. Genset Servis
R. Mesin AC Servis
R. Pompa Servis
Menerima Tamu Pengelola R. Tamu Privat
Sumber : Analisa Pribadi
Studi Aktivitas Servis
Tabel 8. Aktivitas (Servis), Pelaku dan Kebutuhan Fasilitas
Aktivitas Pelaku Fasilitas Sifat Ruang
Peturasan Peserta Toilet Paddock Servis
Pengunjung Toilet Umum
Pengelola Toilet Pengelola
Makan dan Minum Peserta Food Court
Peserta
Privat
Pengunjung Food Court Publik
Pengelola
Membersihkan dan
Merawat Kawasan
Cleaning Service Seluruh Kawasan Publik, Privat,
Servis
Memperbaiki dan Teknisi R. CCTV Privat
110
Merawat Hal Teknis R. Kompresor
Angin
Servis
R. MEE dan Panel Servis
R. Genset Servis
R. Mesin AC Servis
R. Pompa Servis
Beribadah Peserta Mushola Servis
Pengunjung
Pengelola
Parkir Peserta Parkir Pit Privat
Pengunjung Parking Lot Publik
Pengelola Parkir Pengelola Privat
Sumber : Analisa Pribadi
c. Pola Aktivitas
Peserta
- Peserta dan Pembalap Saat Pelatihan
Gambar 95 - Diagram Pola Aktivitas Peserta dan Pembalap Saat Pelatihan
Sumber : Analisa Pribadi
111
- Pembalap Saat Perlombaan
Gambar 96 - Diagram Pola Aktivitas Pembalap Saat Perlombaan Sumber : Analisa Pribadi
- Kru Tim Balap
Gambar 97 - Diagram Pola Aktivitas Kru Tim Balap Sumber : Analisa Pribadi
112
Pengunjung
- Masyarakat Umum
Gambar 98 - Diagram Pola Aktivitas Masyarakat Umum Sumber : Analisa Pribadi
- Kru Media
Gambar 99 - Diagram Pola Aktivitas Kru Media Sumber : Analisa Pribadi
- Tamu
Gambar 100 - Diagram Pola Aktivitas Tamu
Sumber : Analisa Pribadi
113
Pengelola
Gambar 101 - Diagram Pola Aktivitas Pengelola
Sumber : Analisa Pribadi
3.2.1.3. Fasilitas
a. Kelompok Fasilitas
Pengelompokan yang dilakukan berdasarkan Jenis Fasilitasnya :
Fasilitas Utama
Adalah kelompok fasilitas yang tersedia bagi segala kegiatan utama
yang terjadi didalam Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Fasilitas Penunjang
Adalah kelompok fasilitas yang tersedia bagi segala kegiatan
penunjang yang terjadi didalam Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Fasilitas Pengelola
Adalah kelompok fasilitas yang tersedia bagi segala kegiatan
pengelolaan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Fasilitas Servis
114
Adalah kelompok fasilitas yang tersedia bagi segala kegiatan servis
yang terjadi didalam Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
b. Studi Fasilitas
Studi Ruang Khusus
- Gedung / Ruang Kelas
Kapasitas peserta Pusat Pelatihan Olahraga Offroad adalah 200
yang terbagi atas 3 ruang kelas yang dibagi untuk tiap kelasnya
dalam offroad
Asumsi perhitungan kebutuhan ruang kelas
Ruang Kelas 30% = 30% x 200
= 60 orang / Kelas
Luas tempat duduk per orang = 0.5 x 0.9 = 0.45 m²
Total Kebutuhan perkelas = 60 x 0.45 =27 m²
Sirkulasi 100 % = 27
Luas Keseluruhan Ruang/ Gedung kelas = 81 m²
- Bangunan Tribun Penonton
Kapasitas penonton Pusat Pelatihan Olahraga Offroad adalah 600
orang yang dapat diakomodasi kedalam 3 tipe tribun yaitu tribun
biasa dengan atap terbuka dan terletak terpisah dengan bangunan
utama (tersebar di beberapa zona), tribun vip dengan atap tertutup
dan terletak pada bangunan utama, serta tribun vvip dengan
ruangan dan terletak pada bangunan utama.
Asumsi perhitungan pembagian kapasitas tribun
Tribun Biasa 30% = 30% x 600
115
= 180 Orang
Tribun VIP 69% = 69% x 600
= 414 Orang
Tribun VVIP 1% = 1% x 600
= 6 Orang
Gambar 102 - Ukuran Pemisahan Arena dan Tribun
Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga Departemen Pekerjaan Umum
(1) Tribun khusus untuk penyandang cacat harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut :
- Diletakkan di bagian paling depan atau paling belakang dari
tribun penonton
- Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1,4 m ditambah
selasar minimal lebar 0,9 m
(2) Ukuran tata letak tempat duduk adalah sebagai berikut
Ukuran tempat duduk penonton :
Tribun Biasa
Lebar minimal 0,40 m, maksimal 0,50 m
116
Panjang minimal 0,80 m, maksimal 0,90 m
Tribun VIP
Lebar minimal 0,50 m, maksimal 0,60 m
Panjang minimal 0,80 m, maksimal 0.90 m
Gambar 103 - Ukuran Tempat Duduk
Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga Departemen Pekerjaan Umum
(3) Tata letak tempat duduk
- Tata letak tempat duduk tribun biasa, diantara 2 gang,
maksimal 16 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka
maksimal 8 kursi
- Tata letak tempat duduk tribun VIP, diantara 2 gang,
maksimal 14 kursi, bila satu sisi berupa dinding maka
maksimal 7 kursi
- Setiap 8 – 10 deret tempat duduk terdapat koridor
117
- Lokasi penempatan gang harus dihidarkan terbentuknya
perempatan
- Kapasitas tempat duduk disesuaikan daya tampung
penonton dalam 1 kompartemenisasi
Gambar 104
Tata Letak Tempat Duduk Sumber : Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan
Gedung Olahraga Departemen Pekerjaan Umum
(4) Tangga
- Jumlah anak tangga minimal 3 buah maksimal 16 buah,
apabila lebih besar dari 16 buah, harus diberi bordes dan
anak tangga berikutnya harus berbelok terhadap anak
tangga dbawahnya
- Lebar tangga minimal 1,1 m maksimal 1,8 m, apabila lebar
tangga lebih besar dari 1,8 m, harus diberi pagar pemisah
pada tengah bentang
- Tinggi tanjakan tangga minimal 15 cm maksimal 17 cm
- Lebar injakan tangga minimal 28 cm maksimal 30 cm
118
Tribun Biasa
Dengan Kapasitas 180 orang
Gambar 105 - Tribun Biasa
Sumber : Analisa Pribadi Berdasarkan Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga DPU
Ukuran tempat duduk = Lebar 0.5 m x Panjang 0.9 m
Luas tempat duduk per orang = 0.5 x 0.9 = 0.45 m²
Luas tempat duduk = 0.45 x 180 = 81 m²
Sirkulasi 50% = 40.5 m²
Luas total keseluruhan tribun biasa = 81 + 40.5 = 121.5 m²
Tribun VIP
Kapasitas 414 Orang
Gambar 106 - Tribun VIP
Sumber : Analisa Pribadi Berdasarkan Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga DPU
Ukuran tempat duduk = Lebar 0.6 m x Panjang 0.9 m
Luas tempat duduk per orang = 0.6 x 0.9 = 0.54 m²
Luas tempat duduk 1 kompartemen = 0.54 x 414 = 223.6 m²
Sirkulasi 50% = 111.8 m²
119
Luas tribun vip (414) = 223.6 m² + 111.8 m² = 335.4 m²
Luas total keseluruhan tribun vip =335.4 m²
Tribun VVIP
Kapasitas 6 orang
Gambar 107
Tribun VVIP (1 Ruang) Sumber : Analisa Pribadi Berdasarkan Standar Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga DPU
Ukuran tempat duduk = Lebar 1 m x Panjang 2 m
Luas tempat duduk per orang = 1 x 2 = 2 m²
Luas tempat duduk 1 ruang = 2 x 6 = 12 m²
Sirkulasi 100% = 12 m²
Luas tribun vvip = 12 m²+ 12 m²= 24 m²
Luas total keseluruhan tribun vvip =24 m²
Jadi Kebutuhan Total Keseluruhan Tribun Penonton=
Tribun Biasa + Tribun VIP + Tribun VVIP = 480.9 m²
- Paddock
Minimal ukuran ruang per buah adalah 5m x 5m = 25 m² disarankan
oleh IOF Pengda Jateng dengan minimum luas total adalah 250 m².
120
Tiap ruang dipisahkan dengan dinding non permanen dan tiap tim
balap membutuhkan 1 paddock untuk 1 mobil
Perhitungan kebutuhan paddock :
Dibutuhkan 10 unit ( rekomendasi IOF Pengda Jateng ) yang
dibutuhkan untuk Pusat Pelatihan Olahraga Offroad dengan asumsi
pembalap yang mengikuti tiap event adalah 200 peserta balap dan
rata - rata per tim / peserta menyewa 1-2 ruang, sehingga
dibutuhkan:
Luas per ruang = 5m x 5m = 25m² (per paddock)
Per ruang dapat menampung 1 buah mobil dan peralatan balap
lainnya
Luas total Ruang Paddock = 250m²
- Scrutineering Area
Menurut standar yang dikeluarkan IOF , minimal luas Scrutineering
Area adalah 10m², terletak didekat ruang panitia / technical delegate
dengan adanya alat penggantung / winch point.
Kebutuhan Luas Scrutineering Area :
2 buah Ruang Scrutineering dengan winch point
Luas per ruang = 5m x 4m = 20m²/mobil dengan kapasitas 2 buah
mobil Luas total Ruang Scrutineering Area = 2 x 20m² = 40m²
4 m
5 m
Gambar 108 - Scrutineering Area Mobil Sumber : Analisa Pribadi Berdasarkan Standar IOF
121
Studi Layout Trek Sirkuit
Pada projek “Pusat Pelatihan Olahraga Offroad” ini pembahasan lebih
ditekankan pada teknis yang berkaitan dengan bangunan bukan pada
teknis trek lintasannya. Namun demikian untuk trek lintasan tetap perlu
dilakukan studi-studi untuk mengambil pendekatan pola layout yang
akan digunakan, studi tersebut dilakukan dengan menganalisis
beberapa sirkuit yang telah ada yang memiliki lisensi IOF , untuk dipilih
mana yang paling sesuai untuk diaplikasikan kedalam projek ini
dengan alasan sirkuit-sirkuit tersebut telah menjalani serangkaian tes
dari IOF untuk kelayakannya dipergunakan sebagai ajang olahraga
balap otomotif yang salah satu faktor terpentingnya adalah hal safety
atau keamanan.
Kriteria-kriteria yang mempengaruhi pemilihan trek lintasan adalah :
(1) Track harus dalam kondisi yang asli sehingga tidak merusak yang
ada sebelumnya.
(2) Dimensi dan luasan trek offroad yang disesuaikan dengan luas
total tapak eksisting projek “Pusat Pelatihan Olahraga Offroad”.
(3) Track harus selalu mengedepankan safety yang berdasarkan
spesifikasi kendaraan yang digunakan.
Pada tapak gunungpati sudah terdapat track offroad yang sesuai
dengan standart dari IOF yang sebelumnya juga sudah pernah
digunakan.
122
Gambar 109 - Layout Trek Gunungpati Sumber : IOF Pengda Jateng
Studi Besaran Ruang
Fasilitas yang terdapat dalam Semarang Race Circuit dikelompokkan
menurut jenis keutamaannya yaitu Utama, Penunjang, Pengelola, dan
Servis.
- Fasilitas Utama
Tabel 9. Fasilitas (Utama), Kapasitas dan Kebutuhan Luas
Fasilitas Kapasitas Kebutuhan Luas (m²) Sumber
Unit Orang
Ge
du
ng
Ke
las
Ruang Kelas
Pelatihan
3 60
orang
Kelas
5 m x 5 m = 25 m²
3 x 25m² = 75 m²
SRK
dan IOF
Pengda
Jateng
START/FINISH
MINUS
JUMP
JUMP
Total Panjang arena 2,7
km
123
Fasilitas Kapasitas Kebutuhan Luas (m²) Sumber
Unit Orang
Tri
bu
n P
en
on
ton
Tribun
Penonton
(Biasa)
1 180 Tribun
0.45 x 180 m = 81 m²
SRK
Tribun
Penonton (VIP)
1 414 Tribun
0.54 x 414 = 223.6 m²
Ditambah VVIP = 24 +
223.6 = 247.6 m²
SRK
Tribun
Penonton
(VVIP)
- 6 Tribun
2 x 6m = 12 m²
Luas Total = 24 m²
SRK
Paddock 10 500 Paddock
5m x 5m = 25 m²
10 x 25 m² = 250 m²
SRK
dan IOF
Pengda
Jateng
Scrutineering Area 2 2 mobil
Scrutineering Area
4m x 5m = 20 m²
2 x 20 m² = 40m²
AP dan
IOF
Pengda
Jateng
Podium 1 5 Podium
2m x 8m = 16m²
AP
Parc Ferme 1 3 Mobil Parc Ferme
8m x 8m = 64m²
AP
Ruang Medis 1 8 Medical Center DA dan
124
4m x 8m = 32 m² IOF
Pengda
Jateng
Pos Marshal 1 20 Pos Marshal
3m x 3m = 9m²
AP dan
IOF
Pengda
Jateng
R. Operator Telepon 1 10 R. Operator Telepon
3m x 4m = 12m²
SB
Ru
an
g
Pe
rs
R. Hasil
Perlombaan
1 5 R. Hasil Perlombaan
6m x 6m = 36m²
AP dan
IOF
Pengda
Jateng
Ruang Panitia /
Pengurus dan
Juri Pengawas
Lomba
1 15 R. Panitia dan Juri
Pengawas Lomba
8m x 10m = 80m²
SB dan
IOF
Pengda
Jateng
Ruang Direktur
Perlombaan
1 2 R. Direktur Perlombaan
4 m x 6m = 24m²
SBdan
IOF
Pengda
Jateng
Ruang
Sekretariat
1 5 R. Sekretariat
4 m x 6m = 24m²
SB dan
IOF
Pengda
Jateng
125
Ruang
Pencatatan
Waktu
1 5 R. Pencatatan Waktu
4m x 6m = 24m²
SB dan
IOF
Pengda
Jateng
Ruang
Pengatur
Perlombaan
1 5 R. Pengatur Perlombaan
4m x 6m = 24m²
SB dan
IOF
Pengda
Jateng
Ruang
Komentator
1 5 Ruang Komentator
4m x 6m = 24m²
SB dan
IOF
Pengda
Jateng
Ruang Pers 1 50 Ruang Pers
4m x 6m = 24m²
SB
Ruang Briefing 1 50 Ruang Briefing
4m x 6m = 24m²
AP dan
IOF
Pengda
Jateng
Tre
k S
irk
uit
Tre
k S
irk
uit
(Pri
ma
ry)
1 - Luas Bidang Lintasan
6m + 100 % (Untuk Area
Run Off, area recovery ,
Service Road) = 106 m²
AP
dan IOF
Pengda
Jateng
126
Tre
k S
irk
uit
(Se
co
nd
ary
)
1 - Luas Bidang Lintasan
4m x 100 % (Untuk Area
Run Off, area recovery ,
Service Road)= 104 m²
AP dan
IOF
Pengda
Jateng
Luas Total
Bangunan
Utama
1.320,6
m²
- Fasilitas Penunjang
Tabel 10. Fasilitas (Penunjang), Kapasitas dan Kebutuhan Luas
Fasilitas Kapasitas Kebutuhan Luas (m²) Sumber
Unit Orang
Retail Stand Jual
Part JIP
25 50 Retail Stand
5m x5m = 25m²
25 x 25m² = 625m² +
Sirkulasi 100% = 725 m²
AP dan
IOF
Pengda
Jateng
Food Court 5 50 Food Court
Stand
@ 4m x 8m = 32m²
5 x 32m² = 160m²
Meja Kursi
@ 2m x 2m = 4m²
DA
127
25 x 4m² = 100m² +
Sirkulasi 100% = 200m²
Total 160 m²+200m² =
360 m²
Ruang Istirahat 5 50 Ruang Istirahat
4m x 6m = 24 m²
5 x 24 m² = 120m²
SB
Parking Lot 700
1400
Parkir Mobil
@ 3m x 5m = 15m²
700 x 15m² = 10.500m²
Parkir Motor
@ 1m x 2m = 2m²
700 x 2m² = 1400 m²
Total Luas + Sirkulasi =
12.000 m²
AP dan
IOF
Pengda
Jateng
Total 13.205 m²
- Fasilitas Pengelola
Tabel 11. Fasilitas (Pengelola), Kapasitas dan Kebutuhan Luas
Fasilitas Kapasitas Kebutuhan Luas (m²) Sumber
Unit Orang
Ruang Direksi 1 1 Ruang Direksi
4m x 6m = 24m²
AP
Ru
an
g
Ma
na
g
er
General
Manager
1 1 R. General Manager
4m x 4m = 16m²
DA
128
HR&GA
Manager
1 1 R, HR&GA Manager
4m x 4m = 16m²
DA
Marketing
Manager
1 1 R. Marketing Manager
4m x 4m = 16m²
DA
Event
Manager
1 1 R. Event Manager
4m x 4m = 16m²
DA
Finance
Manager
1 1 R.Finance Manager
4m x 4m = 16m²
DA
Racing
Manager
1 1 R. Racing Manager
4m x 4m = 16m²
DA
Circuit
Manager
1 1 R. Circuit Manager
4m x 4m = 16m²
DA
Ru
an
g S
taff
General
Division
1 5 R.Staff General Division
@ 2m x 2.5m = 5m²
5 x 5m² = 25m²
DA
HR&GA
Division
1 5 R.Staff HR&GA Division
@ 2m x 2.5m = 5m²
5 x 5m² = 25m²
DA
Marketing
Division
1 10 R.Staff Marketing Division
@ 2m x 2.5m = 5m²
10 x 5m² = 50m²
DA
Event Division 1 5 R.Staff Event Division
@ 2m x 2.5m = 5m²
5 x 5m² = 25m²
DA
Finance 1 5 R.Staff Finance Division DA
129
Division @ 2m x 2.5m = 5m²
5 x 5m² = 25m²
Racing
Division
1 5 R.Staff Racing Division
@ 2m x 2.5m = 5m²
5 x 5m² = 25m²
DA
Circuit
Division
1 5 R.Staff Circuit Division
@ 2m x 2.5m = 5m²
5 x 5m² = 25 m²
DA
Ruang Rapat 1 200 Ruang Rapat
8m x 8m = 64m²
200x 64 m² = 12.800 m²
DA
Ruang Tamu 1 10 Ruang Tamu
4m x 8m = 32m²
10 x 32m² = 320 m²
DA
Total 13.456 m²
- Fasilitas Servis
Tabel 12. Fasilitas (Servis), Kapasitas dan Kebutuhan Luas
Fasilitas Kapasitas Kebutuhan Luas (m²) Sumber
Unit Orang
Ruang Keamanan
dan CCTV
1 10 Ruang Keamanan
@ 1m x 1m = 1m²
10 x 1m² = 10m² +
Sirkulasi 100% = 110m²
AP
Ruang Cleaning
Service
1 20 Ruang Cleaning Service
@ 1m x 1m = 1m²
AP
130
20 x 1m² = 20m² +
Sirkulasi 100% = 120m²
Gudang 1 - Gudang
12m x 16m = 192m²
AP
Ruang MEE dan
Panel
1 - Ruang MEE dan Panel
6m x 8m = 48m²
SB
Ruang Genset 1 - Ruang Genset
6m x 8m = 48m²
SB
Ruang Mesin AC 1 - Ruang Mesin AC
6m x 8m = 48m²
SB
Mushola 1 100 Mushola
1.2m x 0.8m = 0.96m²
50 x 0.96m² = 96m² +
Sirkulasi 50% = 292 m²
DA
Toilet 2 50 Toilet
@ 1m x 2m = 2m²
50 x 2m² = 100m² +
Sirkulasi 100% = 200m²
(Per Unit berisi 5 toilet
(5 wanita, 5 pria) dengan
luas = 3 x 2m² = 6m² +
Sirkulasi 100% = 12m²)
SRK
Total 1.058 m²
131
Keterangan Sumber
DA = Data Arsitek
SB = Studi Banding
AP = Analisa Pribadi
SRK = Studi Ruang Khusus
Panduan dan menurut peraturan / regulasi dari IOF Pengda Jateng
Total Luas Kebutuhan Ruang
Tabel 13. Fasilitas dan Kebutuhan Luas
Fasilitas Kebutuhan Luas (m²)
Fasilitas Utama 14.778,6 m2
Fasilitas Penunjang 13.205 m²
Fasilitas Pengelola 13.456 m²
Fasilitas Servis 1.058 m²
Total Luas Kebutuhan Ruang 42.495,6 m2
Sumber : Analisa Pribadi dan IOF Pengda Jateng
Total Luas Kebutuhan Area Parkir
- Jumlah Pelaku
1400 orang
- Asumsi Perhitungan Pelaku yang Menggunakan Kendaraan
50% menggunakan mobil = 50% x 1400 Orang
= 700 Orang
30% menggunakan motor = 30% x 1400 Orang
= 420 Orang
20% menggunakan kendaraan umum = 20% x 1400 Orang
132
= 280 Orang
- Jumlah Mobil
Rata – rata tiap mobil dapat mengangkut 5 Orang
Jadi total jumlah mobil yang digunakan =
1400 Orang : 5 = 280 mobil
- Jumlah Motor
Rata – rata tiap motor dapat mengangkut 2 Orang
Jadi total jumlah motor yang digunakan =
1400 Orang : 2 = 700 motor
- Luas Area Parkir Mobil
280 x 15 m² = 4200 m²
- Luas Area Parkir Motor
700 x 2 m² = 1400 m²
- Total Luas Kebutuhan Area Parkir
5600 m²+Sirkulasi 100% = 5700 m²
Total Luas Kebutuhan Lahan
Total luas kebutuhan ruang = 29.039,6 m²
Total luas kebutuhan ruang indoor = 16.709,6 m²
Total luas kebutuhan ruang outdoor = 12.330 m²
Regulasi = KDB = 40%
KLB = 2.4
GSB = 29m
- Luas Lahan yang Dibutuhkan
KLB = Total Luas Lantai Bangunan
Luas Lahan
133
Luas Lahan = Total Luas Lantai Bangunan
KLB
Luas Lahan = 58.079,2
2.4
Luas Lahan = 42.495,6 m2
Luas Lantai Dasar yang Dapat Dibangun
KDB = Luas Lantai Dasar
Luas Lahan
Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Lahan
Luas Lantai Dasar = 40% x 42.495,6 m2
Luas Lantai Dasar = 16.998,24 m2
- Luas Open Space / Ruang Terbuka
Luas Open Space = Luas Lahan - Luas Lantai Dasar
Luas Open Space = 42.495,6 m2 - 16.998,24 m2
Luas Open Space = 25.497.36 m²
- Tinggi Bangunan
Tinggi Bangunan = Total Luas Lantai Bangunan x Tinggi Tiap Lantai
Luas Lantai Dasar
Tinggi Bangunan = 58.079,2 x 4
9680m²
Tinggi Bangunan = 23 m
- Luas Total Lahan yang Dibutuhkan
Luas Total Lahan yang Dibutuhkan =
Luas Lantai Dasar + Luas Open Space + Luas Ruang Outdoor
134
Luas Total Lahan yang Dibutuhkan = 16.998,24 m2+ 14.520 m² +
12.330 m²
Luas Total Lahan yang Dibutuhkan = 43.848.24 m², digenapkan
menjadi 44.000 m² atau 4,4 Ha
135
c. Pola Fasilitas
Pola Hubungan Ruang Makro
Keterangan
: Fasilitas Utama
: Fasilitas Penunjang
: Fasilitas Pengelola
: Fasilitas Servis
Gambar 110 - Hubungan Ruang Makro Sumber : Analisa Pribadi
BANGUNAN
KHUSUS
BANGUNAN
KHUSUS
136
Pola Hubungan Ruang Mikro
Gambar 111 - Hubungan Ruang Mikro
Sumber : Analisa Pribadi
137
3.2.2. Analisa Pendekatan Sistem Bangunan
3.2.2.1. Studi Sistem Struktur dan Enclosure
a. Sistem Struktur
Kriteria Struktur Bangunan1 :
1) “Strength”, kekuatan struktur bangunan didalam memikul beban
2) “Stability”,struktur bangunan harus saling mendukung sehingga dapat
berdiri dengan stabil
3) “Serviceability”, struktur bangunan dapat melayani kegiatan didalamnya
4) “Safety”, keamanan struktur terhadap beban-beban
5) “Durability”, keawetan dan ketahanan material dan struktur
Struktur Bawah (Low Structure)--------------------------------------------------------
Merupakan bagian terbawah dari struktur suatu bangunan, dan bertujuan
menyalurkan beban seluruh bangunan kedalam tanah dan juga
menstabilkan bangunan
Pondasi
Pondasi Dalam
Alternatif pilihan pertama menggunakan pondasi sumuran atau
alternatif pilihan kedua menggunakan pondasi tiang pancang, alasan
pemilihan jenis pondasi ini adalah dikarenakan beban bangunan yang
besar terdiri dari 3 lantai dengan struktur atap advance bentang lebar
- Pondasi Sumuran
Merupakan jenis pondasi yang digunakan pada jenis tanah dengan
daya dukung tanah rendah, mengandung kadar air tinggi dan
1 Frick, Heinz & Pujo L. Setiawan, (2001), Seri Konstruksi Arsitektur 4, Ilmu Konstruksi Struktur
Bangunan, Kanisius, Yogyakarta.
138
memiliki lapisan tanah keras dikedalaman 4 hingga 5 meter.
Digunakan pada bangunan dengan ketinggian sedang (diatas 3
lantai). Proses pembuatannya tidak menimbulkan getaran yang
dapat mengganggu lingkungan sekitar
Gambar 112 - Pondasi Sumuran
Sumber : http://animasipil.blogspot.com/2015/03/mengenal-pondasi-sumuran-gambar-pondasi.html
- Pondasi Tiang
Merupakan jenis pondasi yang dipergunakan dengan pertimbangan :
1) Akibat ketidakmampuan tanah menahan beban dari struktur
bangunan, dan pondasi tiang pancang digunakan untuk
menyalurkan beban struktur bangunan lebih kedalam hingga
mencapai lapisan tanah keras
2) Struktur bangunan menerima beban lateral / horizontal, dan
pondasi tiang pancang mampu memikul beban horizontal
sekaligus beban vertikal dibandingkan dengan pondasi dangkal
3) Tanah memiliki sifat gembur hingga kedalaman dimana pondasi
dangkal tidak memungkinkan lagi untuk dipergunakan, sehingga
pondasi tiang pancang digunakan untuk menembus lapisan tanah
gembur dan mencapai lapisan tanah keras
139
Dibedakan menjadi friction pile/bored pile (tiang bor yang umumnya
digunakan pada lingkungan permukiman yang padat) dan
hammered pile (tiang pancang yang ditumbuk kedalam tanah, cocok
digunakan pada lingkungan permukiman yang tidak padat)
Gambar 113 - Pondasi Tiang
Sumber : https://asearsitek.wordpress.com/2013/09/
Pondasi Dangkal
Menggunakan pondasi foot plat atau plat beton bertulang setempat,
alasan pemilihan jenis pondasi ini dikarenakan beban bangunan yang
tidak besar hanya terdiri dari 2 lantai dan juga biaya yang relatif murah
Gambar 114 - Pondasi Foot Plat
Sumber : http://proyeksipil.blogspot.com/2014/07/cara-menghitung-jumlah-besi-pondasi.html
140
Gambar 115 - Struktur Bangunan Rangka Sumber : Frick, Heinz & LMF. Purwanto,
(1998), Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Kanisius, Yogyakarta.
Gambar 116 - Struktur Bangunan Masif Sumber : Frick, Heinz & LMF. Purwanto,
(1998), Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Kanisius, Yogyakarta.
Struktur Tengah (Middle Structure)----------------------------------------------------
Merupakan bagian tengah dari struktur suatu bangunan, terdiri dari kolom
dan dinding guna membatasi antar ruang, lantai dan langit-langit guna
membatasi antar lantai. Struktur tengah bertujuan menyalurkan beban
dari atap dan tengah bangunan itu sendiri menuju struktur pondasi
dibawahnya serta menjadi pelindung / selimut / kulit terluar bangunan dari
situasi dan kondisi disekitarnya
Struktur Bangunan2
- Struktur Bangunan Rangka
Ruang dibentuk oleh tiang kolom
yang menerima beban, bagian
kelengkapan bangunan membentuk
ruang diantara tiang-tiang
bangunan rangka
- Struktur Bangunan Masif
Ruang dibentuk oleh dinding
bangunan yang menerima beban,
bagian kelengkapan bangunan
mengisi lubang dinding bangunan
masif
Plat Lantai
Menggunakan plat lantai beton bertulang dengan kombinasi steel floor
deck untuk kemudahan pemasangan, steel floor deck merupakan plat
baja berprofil yang selain berguna sebagai bekisting juga sebagai
2 Frick, Heinz & LMF. Purwanto, (1998), Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Kanisius, Yogyakarta.
141
penahan geser dan penambah daya kapasitas akibat adanya
embossment dari profil plat baja tersebut, bentuk steel floor deck yang
berkelok juga menguntungkan karena selain terjadi penghematan
volume beton hingga 25% juga dapat membentuk plat lantai yang
komposit dan memiliki ikatan sempurna dengan struktur rangka beton
bertulang.
Gambar 117 - Steel Floor Deck
Sumber : http://www.steelconstruction.info/images/b/b3/Components _of_steel_deck_floor.png
Penutup Lantai
Menggunakan alternative keramik granit tile, karpet dan parket sebagai
penutup lantai pada bangunan utama dan bangunan pit
- Keramik granit tile
Alasan penggunaannya adalah mudah dalam pemasangan, memiliki
motif / corak dan warna yang bermacam-macam , awet serta mudah
dibersihkan
142
Gambar 118 - Lantai Granit Tile
Sumber : http://www.homesinanchorage.net/blog/wp-content/uploads/2009/10/Granite-Samples.jpg
- Karpet
Alasan penggunaannya adalah dapat menciptakan kesan hangat
dan mewah didalam ruangan, mampu meredam suara dan mudah
dalam pemasangan, memiliki motif / corak dan warna yang inovatif
Gambar 119 - Lantai Karpet
Sumber : http://www.getitcut.com/images/interior-amusing-meeting-room-decoration-design-ideas-using-light-grey-carpet-tiles-flooring-
including-rectangular-oak-wood-meeting-table-and-wheel-red-meeting-chair-inspirational-home-interior-floori.jpg
143
- Parket
Alasan penggunaannya adalah memiliki kelebihan terlihat natural,
indah dan elegan, tahan noda, gores dan api rokok (terdapat lapisan
corundum crystal), tahan air/waterproof (terdapat lapisan laminasi)
Gambar 120 - Lantai Parket
Sumber : http://mmc.bolha.com/3/image/31136/31443/Parket--PLETEN-BAMBUS-PARKET--NOVO-NA-TRGU-
_4b671ec6cc009.jpg
Dinding
Menggunakan material bata ringan sebagai penutup dinding, curtain
wall dan cladding wall sebagai pembentuk elemen estetis bangunan
- Bata ringan
Disebut juga dinding beton aerasi, memiliki bobot yang ringan akibat
adanya gelembung udara didalam materialnya karena akibat proses
didalam pembuatannya, dipergunakan sebagai dinding permanen
pemisah ruangan dan kulit terluar bangunan, selain ringan juga
memiliki sifat kemampuan meredam kebisingan yang lebih baik
daripada dinding bata, tahan api, mampu mengurangi rambatan
panas yang masuk dalam ruangan akibat paparan sinar matahari
144
pada bangunan, lebih cepat dalam pemasangan, dan juga mudah
didapatkan.
Gambar 121 - Bata Ringan Sumber : http://leichtbric.com/images/slider-image/banner07.jpg
- Curtain wall
Merupakan dinding kaca sebagai bukaan yang bertujuan
memasukkan pencahayaan alami kedalam bangunan dan juga
memperluas pemandangan dari dalam bangunan, bersifat tidak
memikul beban, memiliki kesan modern.
Pemilihan jenis kaca tempered sebagai keamanan bangunan
penggunaan kaca film dan sistem kaca double glass sebagai
antisipasi serta usaha meminimalisirkan panas yang masuk kedalam
bangunan
Gambar 122 - Curtain Wall
Sumber : http://img.archiexpo.com/images_ae/photo-g/stick-curtain-wall-glass-aluminum-85878-4601359.jpg
145
- Cladding wall
Merupakan dinding yang tidak memikul beban, dan digunakan
sebagai pembentuk elemen estetis bangunan, materialnya terbuat
dari alumunium composite panel, memiliki sifat mudah dibentuk,
mudah dalam perawatan dan pemasangan, ringan, kuat, tahan air,
anti korosi serta pilihan warna dan corak yang inovatif
Gambar 123 - Cladding Wall
Sumber : http://www.zebian.ae/wp-content/uploads/2014/08/ aluminum-composite-panels-facade-cladding-1616-7220317.jpg
Langit-langit
Menggunakan material penutup pvc dengan rangka baja ringan
Plafon pvc memiliki sifat anti air, anti rayap, mudah dalam pemasangan
dan perawatan, ringan, mampu meredam panas dan tidak menyalurkan
api jika terjadi kebakaran
Gambar 124 - Plafond PVC
Sumber : http://www.arttechplafonds.fr/public/img/big/mars %20bis%202014%20021%20%5B1600x1200%5D.JPG
146
Struktur Atas (Upper Structure)---------------------------------------------------------
Merupakan bagian teratas dari struktur suatu bangunan yang bertujuan
melindungi dan menaungi bangunan dari cuaca dan iklim setempat
Atap
Atap Bangunan Utama
Menggunakan struktur atap bentang lebar dengan alternatif pilihan
pertama struktur space frame/rangka ruang dan alternatif pilihan kedua
struktur cable/kabel.
- Space Frame/Rangka Ruang
Merupakan atap dengan rangka baja yang meruang sehingga
mampu menopang bebannya sendiri pada bentang yang lebar.
Merupakan pengembangan dari rangka batang yang berdiri sendiri
memikul gaya tekan dan tarik yang dikaitkan satu sama lain,
menggunakan pola double layer grid3
Gambar 125 - Elemen Dasar Pembentuk Space Frame Sumber : Ariestadi, Dian, (2008), Teknik Struktur Bangunan, Jilid 2 Untuk SMK, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.
3 Ariestadi, Dian, (2008), Teknik Struktur Bangunan, Jilid 2 Untuk SMK, Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
147
Elemen dasar pembentuk Space Frame : (a). Rangka batang
bidang, (b). Piramid dengan dasar segiempat berbentuk oktahedron,
(c). Piramid dengan dasar segitiga berbentuk tetrahedron
Sistem pembentuk Space Frame berdasarkan konstruksi
sambungannya :
1) Sistem Mero 2) Sistem Space Deek
3) Sistem Triodetic 4) Sistem Unistruf
5) Sistem Oktaplatte 6) Sistem Unibat
7) Sistem Nodus 8) Sistem NS Space Truss
Gambar 126 - Konstruksi Sambungan Sistem Space Frame Sumber : Ariestadi, Dian, (2008), Teknik Struktur Bangunan, Jilid 2 Untuk SMK, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional,
Jakarta.
148
Tinjauan desain struktur rangka ruang terdapat dua faktor, yaitu
1) Gaya elemen struktur, reaksi gaya tekan pada kolom dapat
dikurangi dengan memperbanyak batang yang mendistribusikan
reaksi ke sistem struktur atap, Penerapannya adalah
memperbesar ukuran tumpuan atau menggunakan sub rangka
dengan lengan kaku khusus
Gambar 127 - Distribusi Gaya Pada Struktur Space Frame
Sumber : Ariestadi, Dian, (2008), Teknik Struktur Bangunan, Jilid 2 Untuk SMK, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
2) Desain batang dan bentuk, space frame tidak harus terdiri dari
modul individual, tetapi juga dapat terdiri dari bidang yang
dibentuk batang menyilang dengan jarak yang seragam
Gambar 128 - Modul Berulang Pada Struktur Space Frame
Sumber : Ariestadi, Dian, (2008), Teknik Struktur Bangunan, Jilid 2 Untuk SMK, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
149
- Cable/Kabel
Struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri dari
kabel baja, sendi, batang, yang menyangga sebuah penutup
bangunan, struktur ini mudah berubah bentuk apabila gaya yang
terjadi berubah besar maupun arahnya
Struktur kabel dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena
pada kabel hanya dilimpahkan gaya tarik sedangkan pada tiang-
tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan
Sistem stabilisasi struktur pada suspension cable / prestressing
1) Stabilisasi dengan peningkatan beban mati (dead load)
Dilakukan dengan penerapan material berat dan homogen
sehingga diperoleh beban yang terdistribusi secara merata, dapat
diletakkan secara menggantung maupun menumpang pada
konstruksi
2) Stabilisasi dengan pengaku busur dengan arah berlawanan
(inverted arch)
Penggunaan kabel tunggal menyebabkan kabel cenderung
berubah akibat beban yang terjadi, dengan stabilisasi pengaku
busur dapat menghasilkan prategan pada kabel utama dan
menyebabkan bentuk menjadi lebih kaku.
3) Stabilisasi dengan penggunaan batang-batang pembentang
(spreader)
Pemberian pemisah berupa batang-batang tekan (spreader)
dapat menambah tarikan internal pada kabel, struktur kabel
dengan stabilisasi ini dapat juga disebut struktur kabel double
150
layer/dua lapis
4) Stabilisasi dengan penambatan/pengangkuran ke pondasi
Menyebabkan gaya tarik yang dinetralisir oleh pondasi sehingga
menghasilkan stabilisasi pada sistem struktur.
Perlu memperhatikan tumpuan tarik yang terjadi pada pondasi
akibat perlawanan gaya tarik kabel, teknik yang sering digunakan
adalah : (a). Perlawanan gaya geser pada bentuk pondasi v, (b).
Ketahanan akibat gravitasi dan berat tanah, (c). Tiang pancang
dan pier, (d). Balok pengikat pondasi/tie beam
Atap Bangunan Pit
Menggunakan struktur atap datar beton bertulang untuk menunjang
kesan desain modern dengan alternatif struktur atap dag beton
konvensional atau ditambah green roof diatasnya.
- Green Roof
Atap green roof memiliki biaya pengerjaan relatif mahal
dibandingkan dengan atap dag beton konvensional, tetapi memiliki
keunggulan memperbaiki kualitas udara mikro sekitarnya dan
mampu meredam panas pada ruangan dibawahnya.
Gambar 129 - Atap Green Roof
Sumber : http://wishouse.me/wp-content/uploads/2015/03/natural-green-roof-model-minimalist-design.jpg
151
- Dag Beton
Atap dag beton konvensional memiliki keunggulan lebih mudah
dikerjakan dan relatif lebih murah dibandingkan atap green roof,
tetapi menimbulkan panas bagi ruangan dibawahnya karena
paparan sinar matahari langsung yang terserap kedalam bangunan.
Gambar 130 - Atap Dag Beton
Sumber : http://images.id.ippstatic.com/news/15974-photo.jpg
b. Sistem Utilitas Bangunan
Jaringan Listrik
Menggunakan sumber listrik utama dari PLN dan didukung oleh genset
saat terjadi pemadaman listrik.
Gambar 131 - Skema Jaringan Listrik
Sumber : Analisa Pribadi
Genset dipilih sesuai kebutuhan beban dan mampu menggantikan
listrik PLN untuk sementara waktu, sehingga segala kegiatan dapat
tetap berlangsung walaupun terjadi pemadaman listrik.
PLN Trafo Meteran Box
Genset Kontrol Panel
Automatic Transfer Switch
Ruang Kontrol
Distribusi Listrik
152
Gambar 132 - Genset
Sumber : http://www.radianteng.net/images/silent-gensets-powered-by-perkins-engine-1.jpg
Automatic Main Panel berguna mengalihkan sumber daya secara
otomatis kepada genset saat aliran listrik PLN padam
Gambar 133 - Automatic Main Panel
Sumber : http://shilpafab.com/Products_files/17092009129.jpg
Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih utama dapat diperoleh dari pasokan PDAM atau
sumur artetis, sedangkan sistem pendistribusiannya terdapat 2
alternatif yaitu sistem down feed distribution dan sistem up feed
distribution.
Sistem down feed distribution, memiliki keuntungan yaitu hemat
pemakaian listrik karena tidak membutuhkan pompa secara terus
menerus saat pemakaian air dan distribusi air dapat merata,
153
kerugiannya harus menyiapkan reservoir air diatas, dapat diletakkan
pada atap bangunan / menyediakan menara
Gambar 134 - Skema Jaringan Air Bersih Down Feed Distribution
Sumber : Analisa Pribadi
Sistem up feed distribution, memiliki keuntungan yaitu tidak terdapat
reservoir di atas bangunan, kerugiannya boros listrik karena harus
memompa air saat pemakaian air dan pendistribusian air yang kurang
merata
Gambar 135 - Skema Jaringan Air Bersih Up Feed Distribution Sumber : Analisa Pribadi
PDAM
Sumur Artetis
Pompa Ground Reservoir
Distribusi Distribusi Distribusi
PDAM
Sumur Artetis
Pompa Ground Reservoir
Roof Tank
Distribusi Distribusi Distribusi
154
Jaringan Air Kotor
Gambar 136 - Skema Jaringan Air Kotor Sumber : Analisa Pribadi
Jaringan air kotor dibagi menjadi dua yaitu jaringan untuk limbah cair
dan padat dan jaringan untuk limbah air hujan
Limbah cair berasal dari toilet dan dapur, sedangkan limbah padat
berasal dari toilet
Sistem jaringan limbah cair dan padat akan diolah terlebih dahulu
didalam bio septictank lalu sebagian diresapkan kedalam tanah
sebelum dibuang ke saluran drainase kota, untuk limbah air hujan akan
ditampung kedalam bak kontrol dan kemudian digunakan untuk
menyiram kloset dan tanaman
Jaringan Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi direncanakan untuk komunikasi eksternal
maupun internal bangunan dengan PABX (Private Address Brand
Exchange)
Sistem telekomunikasi yang dirancang meliputi multifunction key
telephone untuk mengatur penggunaan telepon, komunikasi dengan
PC untuk menghemat waktu dan biaya dengan mengintegrasikan
semua PC dengan jaringan LAN dan Internet
Limbah Padat (Toilet)
Limbah Cair (Toilet,Dapur)
Bio Septictank
Peresapan
Drainase Kota
Air Hujan Bak Kontrol Siram Kloset & Tanaman
155
Untuk sistem komunikasi Race Control Tower dengan petugas –
petugas di lapangan dan juga untuk komunikasi security menggunakan
Radio HT (Handie Talkie)
Sistem Pengeras Suara
Terdapat sistem pengeras suara sebagai media komunikasi satu arah
guna menginformasikan sesuatu hal kepada pengunjung maupun
peserta
Microphone CPU / Radio
Switch Board & Amplifier
Speaker Speaker Speaker
LAN Hub Switch
CCTV Laptop CPU
Modem ADSL
Telkom Telepon, Fax
Internet
Splitter
Central PABX
Telepon Telepon Telepon
Gambar 137 - Skema Jaringan Komunikasi
Sumber : Analisa Pribadi
Gambar 138 - Skema Jaringan Pengeras Suara
Sumber : Analisa Pribadi
156
Sistem Audio Visual
Menggunakan LED screen khusus outdoor berukuran besar yang
diletakkan dibeberapa lokasi tepatnya didepan/diseberang tribun
penonton, bertujuan agar penonton tetap dapat menyaksikan jalannya
perlombaan dari awal hingga akhir. Pemilihan layar LED dikarenakan
daya tahan/umur LED serta efisiensi konsumsi listrik yang baik.
Gambar 139 – Outdoor LED Screen
Sumber : http://assets.silverstone.co.uk/media/filer_public_ thumbnails/filer_public/de/5d/de5d2362-96ec-4273-982d-
4f15ea67139e/adis_iconic_100_at_silverstone_moto_gp_2014.jpg__707x398_q85_crop_subsampling-2_upscale.jpg
Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran dapat ditanggulangi melalui dua cara
yaitu pencegahan secara aktif / active fire protection dan pencegahan
secara pasif / pasif fire precaution
Active Fire Protection
- Fire Hydrant, berupa pipa sumber air yang dihubungkan dengan
pompa, ditempatkan di titik-titik yang mudah dijangkau oleh mobil
pemadam kebakaran
157
- Fire Extinguisher, merupakan alat pemadam kebakaran aktif untuk
memadamkan kebakaran berskala kecil berupa tabung pemadam
kebakaran portable bertekanan tinggi yang berisi bahan pemadam
api
- Stand Pipe Hose System, berupa pipa penyemprot didalam box
kaca yang diletakkan di titik-titik yang mudah terlihat dan terjangkau
didalam bangunan
- Fire Sprinkler, alat berupa nozzle yang dapat menyemprotkan air
seperti kabut dan otomatis bekerja saat terjadi kebakaran
Gambar 140 - Fire Hydrant Sumber : http://www.kenoshawater.org
/images/hydrant1.jpg
Gambar 141 - Fire Extinguisher
Sumber : http://fsmltd.net/wp-
content/uploads/2015/06/Menu-Pic-FE21.jpg
Gambar 142 - Stand Pipe Hose System
Sumber : http://symantecbd.com/
wp-content/uploads/2015 /03/Standpipe-Hose-
System.jpg
158
- Smoke Detector, alat pendeteksi asap yang akan membunyikan
alarm apabila terdapat asap pada ruangan tempat alat itu berada
Gambar 144 - Smoke Detector
Sumber : http://www.gira.com/attachment/Gira_ Rauchwarnmelder_Dual_1447_1257782558.jpg
- Heat Detector, alat pendeteksi panas yang akan membunyikan
alarm apabila terdapat kenaikan temperatur panas pada ruangan
tempat alat itu berada
Gambar 145 - Heat Detector
Sumber : http://img.directindustry.com/images_di/photo-g/heat-detector-analog-9260-2432611.jpg
Gambar 143 - Fire Sprinkler Sumber :
http://images.wisegeek.com/fire-sprinkler.jpg
159
Pasif Fire Precaution
- Emergency Exit, berupa pintu keluar darurat yang menghubungkan
dengan tangga darurat, memiliki ketahanan api hingga 2 jam,
memiliki 3 engsel pintu dan dapat menutup otomatis, juga dilengkapi
tungkai pembuka / panic bar serta keterangan berupa tulisan
emergency exit
Gambar 146 - Pintu darurat
Sumber : http://steeldoorslondon.co.uk/wp-content/uploads/2012/05/IMG_1864.jpg
- Tangga Darurat, tangga untuk evakuasi saat terjadi kebakaran,
memiliki syarat letak tidak boleh tersembunyi, pintu keluar mengarah
langsung ke daerah luar bangunan untuk memudahkan evakuasi,
ketinggian, lebar anak tangga serta derajat kemiringan tangga
nyaman untuk digunakan, dan konstruksinya tahan api
160
Gambar 147 - Tangga Darurat
Sumber : http://www.mcscs.jus.gov.on.ca/english/firemarshal/ legislation/technicalguidelinesandreports/TG-1998-00.html
- Alarm kebakaran, alarm untuk memberi sinyal dan peringatan
kepada pengguna bangunan agar keluar meninggalkan bangunan
Gambar 148 - Alarm Kebakaran
Sumber : http://gatewayalarms.ie/wp-content/uploads/2013/04/conventional_firealarm.jpg
Sistem Transportasi Vertikal
Merupakan sarana pencapaian sirkulasi yang menghubungkan tiap
lantai bangunan, berupa tangga (sistem transportasi vertikal berupa
tangga yang juga dapat difungsikan sebagai tangga darurat), ramp
(merupakan sistem transportasi vertikal bagi orang difabel),
161
Gambar 150 - Ramp Sumber :
http://image2.stadiumjourney.com/images/stadiums/1746_Ramp_Inside_Roy_Kidd_Stadium.jpg
Gambar 149 - Tangga Sumber : https://mlblogssnaggingbaseballs .files.wordpress.com/2011/09/10_stairs_in_
upper_deck_09_11_11.jpg
Gambar 151 - Escalator Sumber : http://www.doktorlight.com/wp-content/uploads/2013/02/IMG_7021.jpg
Gambar 152 - Elevator/Lift Sumber :
http://www.wired.com/images_blogs /design/2013/04/240_Sparks_Elevators.jpg
escalator(merupakan sistem transportasi vertikal berupa tangga
berjalan) maupun elevator/lift (merupakan sistem transportasi vertikal
berupa box pengangkut naik/turun yang digerakkan oleh mesin)
Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir berfungsi menangkap petir dan menyalurkan
kedalam ground sehingga semua bagian bangunan beserta isinya
terhindar dari sambaran petir
Yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem penangkal petir
adalah Keamanan teknis, penampang hantaran ke tanah, ketahanan
mekanis, ketahanan korosi, bentuk dan ukuran bangunan yang
dilindungi
Alternatif jenis penangkal petir yang digunakan adalah
162
Gambar 154 - Metal Detector Sumber : http://www.pti-world.com/wp-
content/uploads/2013/08/Hand-Wands.jpg
Gambar 155 - CCTV Sumber : https://upload.wikimedia.org
/wikipedia/commons/0/01/CCTV_Cameras.png
1) Penangkal Petir Franklin Rod
Terbuat dari tembaga berbentuk kerucut dengan daerah
perlindungan berupa kerucut imajiner bersudut 112º. Untuk
memperbesar sudut perlindungan dapat dipasang pada pipa dengan
tinggi 1-3m
2) Penangkal Petir Faraday Cage
Memiliki sistem serupa dengan Franklin Rod namun memiliki tiang
yang lebih rendah dan pemasangan dilakukan diseluruh atap
Sistem Keamanan Bangunan
Menggunakan alat detektor logam yang dipergunakan oleh security
secara manual dan menggunakan CCTV (Closed Circuit Television)
untuk menunjang personil security didalam memantau situasi kondisi di
seluruh kawasan dari ruang control CCTV
Gambar 153 - Penangkal Petir
Sumber : http://img.directindustry.c
om/images_di/photo-g/single-rod-lightning-
rod-39920-4736915.jpg
163
Gambar 156 - Pencahayaan Alami Sumber :
http://www.thecoolhunter.net/images/sydd.jpg
Gambar 157 - Lampu LED Sumber :
http://lighthouseelectricalservice.com/wp-content/uploads/various-led-lightbulbs.jpg
Sistem Pencahayaan
Pencahayaan alami dimaksimalkan dengan pemberian bukaan pada
bangunan dengan memanfaatkan pantulan sinar matahari secara tidak
langsung untuk dimasukkan kedalam ruang tertentu demi
mengefisienkan penggunaan listrik di siang hari
Pencahayaan buatan tetap dibutuhkan untuk menunjang kekurangan
intensitas pencahayaan terutama pada ruangan yang terletak ditengah
bangunan, keseluruhan lampu menggunakan jenis lampu LED yang
lebih hemat listrik dengan sistem general lighting (penerangan merata
pada seluruh ruangan)
Sistem Penghawaan
Gambar 158 - Penghawaan Alami
Sumber : http://btsquarepeg.com/shabdabao/wp-content/uploads/2011/11/clerestory.jpg
164
Penghawaan alami diterapkan pada beberapa ruang semi terbuka
seperti tribun vip, paddock, scrutineering area, retail stand, food court,
dan ruang – ruang fasilitas servis, dengan memaksimalkan cross
ventilation pada ruangan
Penghawaan buatan digunakan untuk mencapai kenyamanan yang
diinginkan menggunakan ac central dan ac split, terletak pada ruang
tribun vvip, medical center, race control tower, ruang pers, ruang
media, ruang briefing, ruang hospitality, ruang exhibition hall, ruang
istirahat, dan ruang - ruang fasilitas pengelola
Gambar 159 - Sistem AC Central
Sumber : http://img.bhs4.com/FC/B/ FCBCF2A5FF950F36EEFD0AF8648F4C278BEF622E_large.jpg
Ac central digunakan pada ruangan yang relatif besar, ac central
merupakan sistem ac dimana ac dikendalikan oleh satu outdoor unit
kemudian didistribusikan pada unit – unit indoor
165
Gambar 160 - Sistem AC Split
Sumber : http://www.kingersons.com/images/ductless-solar-ac.gif
Ac split digunakan pada ruangan yang relatif kecil, ac split bekerja
secara per unit dengan mengatur suhu udara sesuai kebutuhan dalam
ruangan
166
Gambar 161 - Exhaust Fan
Sumber : http://img.diytrade.com/cdimg/743529/6125999 /0/1213425985/Pipe-Type_Ceiling_Exhaust_Fan.jpg
Exhaust fan merupakan alat penghawaan pendukung yang menyedot
udara dari dalam ruang menuju luar ruang, berfungsi untuk
mengeluarkan bau atau asap seperti di kamar mandi dan dapur.
3.2.2.2. Studi Pemanfaatan Teknologi
Solar Panel
Gambar 162 - Teknologi Solar Panel
Sumber : http://www.getsolar.co.in/files/resized/187550/600; 482;612c6d7586f77928b9f9f7d501f3921584bb7667.jpg
167
Alat yang berfungsi mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi
listrik dengan efek photovoltaic, energi listrik dimasukkan kedalam jaringan
listrik menggunakan inverter dalam sistem yang berdiri sendiri, baterai
digunakan untuk menyimpan energi cadangan.
Teknologi solar panel dapat digunakan untuk mendukung pemakaian listrik
pada lampu penerangan saat malam hari
Rain water Harvesting System
Secara sederhana sistem ini adalah pemanenan, pengolahan
dengan memanfaatkan air hujan, sehingga dapat digunakan
kembali untuk kebutuhan manusia seperti menyiram tanaman.
Dengan teknologi pemanfaatan hujan ini dapat menghemat
kebutuhan air dalam sebuah bangunan. Teknologi ini merupakan
teknologi yang ramah lingkungan.
Gambar 163. Sistem Rain Water Harvesting
Sumber : http://www.summitcommunitygardens.org/in-the-
news/may-2013-newsletter
166
BAB 4
PROGRAM ARSITEKTUR
4.1. Program Kawasan
4.1.1. Konsep Program dan Tema Kawasan : Ramah Lingkungan dan Eco tech
4.1.1.1. Aspek Citra
Pusat Pelatihan Offroad ini diharapkan dapat memberikan nilai yang positif bagi
kawasan sekitar tapak, serta menjadikan pusat pelatihan olahraga offroad
sebagai sarana olahraga offroad khususnya yang memiliki kualitas sarana dan
prasarana yang baik di Kota Semarang. Disamping itu pusat pelatihan olahraga
offroad yang memiliki bentuk yang menarik menjadikan nilai tambah pada
ekspresi bangunan, sehingga dengan bentuk yang menarik diharapkan dapat
menarik simpatik orang yang melihat pusat pelatihan olahraga offroad ini.
Sehingga masyarakat mau berkunjung di pusat pelatihan offroad yang belum
pernah ada sebelumnya baik di Semarang sendiri maupun di Indonesia, dan juga
masyarakat yang hobi akan olahraga offroad juga tidak akan bermain pada lahan
yang tidak diketahui statusnya yang dapat merusak lingkungan sebelumnya.
Masyarakat juga bisa memanfaatkan dengan adanya pusat pelatihan olahraga
offroad sebagai arena hiburan dan nilai tambah dalam kawasan pusat pelatihan
olahraga offroad.
167
4.1.1.2. Aspek Fungsi
Fungsi utama Pusat Pelatihan Offroad ini adalah untuk mewadahi kegiatan
olahraga offroad dan rekreasi bagi masyarakat di Kota Semarang. Kawasan
pusat pelatihan ini mengikuti acuan standart-standart nasional yang berlaku
sehingga menjadikan pusat pelatihan ini sebagai icon Kota Semarang. Selain
sebagai penyediaan fasilitas memberikan sebuah wadah bagi para offroader/
pembalap dan masyarakat umum untuk mengembangkan bakatnya sehingga
diharapkan mengangkat nama Kota Semarang dan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan kepentingan keselamatan dalam berkendara offroad
khususnya dan menjaga lingkungan terlebih dalam prestasi olahraga offroad.
4.1.1.3. Aspek Teknologi
Penggunaan sebuah teknologi untuk memberikan kenyamanan yang dirasakan
secara langsung oleh penggunanya dalam gelaran pelatihan olahraga offroad.
Pemanfaatan teknologi yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman di
dalam pusat pelatihan olaharaga offroad ini, sehingga memberikan rasa nyaman
dan aman bagi pengunjung. Pemanfaatan teknologi pada Pusat Pelatihan
Olahraga Offroad menggunakan teknologi yang modern serta ramah terhadap
lingkungan sekitar.
4.1.2. Tujuan Perancangan, Faktor Penentu Perancangan, Faktor Persyaratan
Perancangan : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
4.1.2.1. Tujuan Perancangan
Pusat Pelatihan Olahraga offroad dirancang sebagai arena pembinaan yang
memberikan pelajaran tentang edukasi / pengetahuan tentang olahraga
168
offroad baik untuk pengeahuan dasar maupun untuk tingkat professional
yang sesuai dengan standar regulasi yang berlaku.
Memberikan fasilitas serta sarana dan prasaran yang memadai bagi kegiatan
pembalap / offroader dan masyarakat umum yang telah lama mendambakan
sebuah Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Menyedikan tempat bagi penggemar olahraga offroad khususnya untuk tidak
melakukan kegiatan offroad disembarang tempat. Serta menciptakan /
mengembangkan offroader muda berbakat dari Kota Semarang yang
nantinya akan mewakili Kota Semarang di ajang kompetisi professional.
Menjadi objek tujuan hiburan dan rekreasi bagi masyarakat umum, serta
menumbuhkan minat bakat masyarakat umum akan olahraga offroad.
Meningkatkan perkembangan dan kemajuan dibidang offroad, ekonomi,
sosial dan budaya Kota Semarang
4.1.2.2. Faktor Penentu Perancangan
Pelaku
- Pembalap / Offroder
Orang yang melakukan pelatihan maupun lomba dengan menggunakan
kendaraan spesifikasi offroad.
- Coach / Pelatih
Orang memberikan pengarahan dan mendampingi saat mengajarkan
berbagai macam kegiatan yang ada di olahraga offroad.
- Kru Tim Balap
169
Adalah sekumpulan orang didalam tim yang membantu dan mendukung
pembalap dalam mempersiapkan segala sesuatunya, memiliki tugas dan
kewajiban bagiannya masing-masing
- Pengunjung
Orang yang datang berkunjung untuk menonton kegiatan latihan /
perlombaan balap, melakukan pelatihan, dan melakukan transaksi jual
beli part khusus mobil offroad dengan berbagi merk.
- Pembalap dan Kru Tim Balap
Pembalap / offroader dan Kru Tim Balap Jawa Tengah yang ingin berlatih
dan berkompetisi secara resmi di arena yang memenuhi standar regulasi
yang berlaku
- Pelaku Bisnis
Pelaku bisnis yang ingin bertransaksi jual beli di stand retail otomotif
- Pengelola
Pengelola yang mengelola dan menjalankan manajemen serta
mengadakan event kegiatan pada kawasan Semarang Race Circuit,
Aktivitas
- Aktivitas Balap / Pelatihan (SCS, Rock Crawling, Speed Offroad,
Adventure offroad, Mud Racing )
- Aktivitas Menonton dan Berekreasi ( Pelatihan / Menonton )
- Aktivitas Jual Beli Perlengkapan JIP
- Aktivitas Pengelolaan Sirkuit dan Event Kegiatan
- Aktivitas Perawatan dan Perbaikan Bangunan
170
4.1.2.3. Faktor Persyaratan Perancangan
Sesuai dengan fungsinya sebagai tempat atau wadah berkegiatan olahraga
offroad maka desain Pusat Pelatihan Olahraga Offroad harus didesain
senyaman mungkin dan selengkap mungkin untuk menunjang kegiatan para
pembalap dan pengunjung yang ada di dalamnya
Mendesain tribun pada bagian penonton yang memperhatikan visual dan
kenyaman thermal bagi para penontonnya sehingga memberikan rasa aman
dan nyaman di dalam kawasan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad .
Pengoptimalan area hijau pada lingkungan pada tapak bertujuan
penambahan ruang terbuka hijau sebagai permasalahan utama.
Sirkulasi sebagai pemasalahan utama yang diangkat harus diselesaikan
dengan perencanaan yang baik dan matang dengan desain sebagai solusi
pemecah permasalahan tersebut.
Aspek citra arsitektural dengan perancangan bangunan yang eye catching,
megah, menonjolkan Eco tech dan modern.
Perencanaan bangunan yang memenuhi standar regulasi yang ditetapkan
IOF bagi bangunan fasilitas olahraga offroad.
Memaksimalkan view dan orientasi penonton didalam bangunan (indoor)
terhadap kawasan / lintasan offroad (outdoor).
Pemberian tempat penampungan air / lepen yang berfungsi untuk
membasahi area track tanpa menggantungkan air dari pdam ataupun air
hujan.
171
4.1.3. Skenario Program Kawasan Keseluruhan : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
4.1.4. Program Besaran Luas Kawasan
Tabel 14. Fasilitas dan Kebutuhan Luas
Fasilitas Kebutuhan Luas (m²)
Fasilitas Utama 14.778,6 m²
Fasilitas Penunjang 13.205 m²
Fasilitas Pengelola 13.456 m²
Fasilitas Servis 1.058 m²
Total Luas Kebutuhan Ruang 42.459,6 m²
Sumber : Analisa Pribadi dan IOF Pengda Jateng
172
Total luas kebutuhan ruang = 29.039,6 m²
Total luas kebutuhan ruang indoor = 16.709,6 m²
Total luas kebutuhan ruang outdoor = 12.330 m²
Regulasi = KDB = 40%
KLB = 2.4
GSB = 29m
- Luas Lahan yang Dibutuhkan
KLB = Total Luas Lantai Bangunan
Luas Lahan
Luas Lahan = Total Luas Lantai Bangunan
KLB
Luas Lahan = 58.079,2
2.4
Luas Lahan = 42.459,6 m²
- Luas Lantai Dasar yang Dapat Dibangun
KDB = Luas Lantai Dasar
Luas Lahan
Luas Lantai Dasar = KDB x Luas Lahan
Luas Lantai Dasar = 40% x 42.459,6 m²
Luas Lantai Dasar = 16.998,24 m²
173
- Luas Open Space / Ruang Terbuka
Luas Open Space = Luas Lahan - Luas Lantai Dasar
Luas Open Space = 42.459,6 m² - 16.998,24 m²
Luas Open Space = 25.497,36 m²
- Tinggi Bangunan
Tinggi Bangunan = Total Luas Lantai Bangunan x Tinggi Tiap Lantai
Luas Lantai Dasar
Tinggi Bangunan = 58.079,2 x 4
16.998,24 m²
Tinggi Bangunan = 23 m
- Luas Total Lahan yang Dibutuhkan
Luas Lantai Dasar + Luas Open Space + Luas Ruang Outdoor
Luas Total Lahan yang Dibutuhkan = 16.998,24 m² + 14.520 m² +
12.330 m²
Luas Total Lahan yang Dibutuhkan = 43.848,24 m², digenapkan
menjadi 44.000 m² atau 4,4 Ha
4.1.5. Program Prasarana dan Sarana Kawasan : Pusat Pelatihan Olahraga Offroad
Pusat Pelatihan Olahraga Offroad terletak di Jalan Raya Manyaran -
Gunungpati / Jalan Kol Haji warsito Soegiarto, Kelurahan Gunungpati,
Kecamatan Gunungpati, Semarang, dan berdekatan dengan pemancingan
Dewandaru. Terdapat beberapa jaringan sarana prasarana diantaranya :
174
Jaringan Jalan
Terdapat jaringan Jalan Raya Manyaran - Gunungpati / Jalan Kol Haji
warsito Soegiarto termasuk Jalan Arteri sekunder.
Jaringan Listrik
Terdapat jaringan listrik disekitar tapak yaitu Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET) yang terletak pada sepanjang Jalan Raya Cangkiran
– Gunungpati dan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTT) yang
terletak pada Jalan Kol. Haji Warsito Soegiarto, jaringan listrik tersebut
dikelola oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara)
Jaringan Air Bersih
Terdapat jaringan air bersih primer dan sekunder yang dikelola oleh PDAM
Kota Semarang pada sepanjang Jalan Raya Cangkiran – Gunungpati dan
Jalan Raya Manyaran - Gunungpati, terdapat reservoir pada sebelah Timur
lokasi tapak
Jaringan Drainase Air Kotor
Terdapat jaringan drainase air kotor sekunder pada sepanjang Jalan Raya
Manyaran - Gunungpati
Jaringan Telekomunikasi
Terdapat jaringan telekomunikasi primer dan sekunder pada sepanjang
Jalan Raya Manyaran - Gunungpati dan Jalan Raya Cangkiran -
Gunungpati, yang dikelola oleh Telkom. Terdapat Rumah Kabel pada
sebelah Timur lokasi tapak
Fasilitas Umum dan Sosial
Terdapat berbagai fasilitas umum dan sosial diantaranya :
175
- Supermarket - Gereja
- Pompa Bensin - Masjid
- Restoran - Sekolah
- Desa Wisata - Kantor Polisi
- Bank - Kantor Pemerintahan
- Wisata Alam - Puskesmas
- Bengkel - Pasar
- Wisata Keluarga - Koramil 07 Gunungpati
Ruang Terbuka Hijau
Didalam peta Rencana Ruang Terbuka Hijau tahun2010 - 2030 Lokasi
Tapak terpilih yang berada di Kecamatan Gunungpati Kelurahan
Gunungpati bukan merupakan daerah konservasi. Daerah tersebut
merupakan lahanyang terdiri atas hutan , lahan basah dan lahan kering
4.2. Program Masing - Masing Fungsi
4.2.1. Program Kegiatan : Pusat Pelaatihan Olahraga Offroad
Peserta
- Peserta dan Pembalap Saat Pelatihan
Gambar 164 - Diagram Pola Aktivitas Peserta dan Pembalap Saat Pelatihan
Sumber : Analisa Pribadi
176
- Pembalap Saat Perlombaan
Gambar 165 - Diagram Pola Aktivitas Pembalap Saat Perlombaan Sumber : Analisa Pribadi
- Kru Tim Balap
Gambar 166 - Diagram Pola Aktivitas Kru Tim Balap Sumber : Analisa Pribadi
177
Pengunjung
- Masyarakat Umum
Gambar 167 - Diagram Pola Aktivitas Masyarakat Umum Sumber : Analisa Pribadi
- Kru Media
Gambar 168 - Diagram Pola Aktivitas Kru Media Sumber : Analisa Pribadi
178
- Tamu
Gambar 169 - Diagram Pola Aktivitas Tamu Sumber : Analisa Pribadi
Pengelola
Gambar 170 - Diagram Pola Aktivitas Pengelola Sumber : Analisa Pribadi
179
4.2.2. Program Sistem Struktur : Struktur bawah , Tengah , Atap
Struktur Bawah (Low Structure)------------------------------------------------------------
Merupakan bagian terbawah dari struktur suatu bangunan, dan bertujuan
menyalurkan beban seluruh bangunan kedalam tanah dan juga menstabilkan
bangunan
Pondasi
Pondasi Dalam
Alternatif pilihan pertama menggunakan pondasi sumuran, alasan pemilihan
jenis pondasi ini adalah dikarenakan beban bangunan yang besar terdiri dari
3 lantai dengan struktur atap advance bentang lebar
- Pondasi Sumuran
Merupakan jenis pondasi yang digunakan pada jenis tanah dengan daya
dukung tanah rendah, mengandung kadar air tinggi dan memiliki lapisan
tanah keras dikedalaman 4 hingga 5 meter. Digunakan pada bangunan
dengan ketinggian sedang (diatas 3 lantai). Proses pembuatannya tidak
menimbulkan getaran yang dapat mengganggu lingkungan sekitar
Pondasi Dangkal
Menggunakan pondasi foot plat atau plat beton bertulang setempat, alasan
pemilihan jenis pondasi ini dikarenakan beban bangunan yang tidak besar
hanya terdiri dari 2 lantai dan juga biaya yang relatif murah
Struktur Tengah (Middle Structure)--------------------------------------------------------
Merupakan bagian tengah dari struktur suatu bangunan, terdiri dari kolom dan
dinding guna membatasi antar ruang, lantai dan langit-langit guna membatasi
180
antar lantai. Struktur tengah bertujuan menyalurkan beban dari atap dan tengah
bangunan itu sendiri menuju struktur pondasi dibawahnya serta menjadi
pelindung / selimut / kulit terluar bangunan dari situasi dan kondisi disekitarnya
Struktur Bangunan
- Struktur Bangunan Rangka
Ruang dibentuk oleh tiang kolom yang menerima beban, bagian
kelengkapan bangunan membentuk ruang diantara tiang-tiang bangunan
rangka
Plat Lantai
Menggunakan plat lantai beton bertulang dengan kombinasi steel floor deck
untuk kemudahan pemasangan, steel floor deck merupakan plat baja
berprofil yang selain berguna sebagai bekisting juga sebagai penahan geser
dan penambah daya kapasitas akibat adanya embossment dari profil plat
baja tersebut, bentuk steel floor deck yang berkelok juga menguntungkan
karena selain terjadi penghematan volume beton hingga 25% juga dapat
membentuk plat lantai yang komposit dan memiliki ikatan sempurna dengan
struktur rangka beton bertulang.
Penutup Lantai
Menggunakan keramik granit tile dan karpet sebagai penutup lantai pada
bangunan utama dan bangunan pit
- Keramik granit tile
181
Alasan penggunaannya adalah mudah dalam pemasangan, memiliki motif
/ corak dan warna yang bermacam-macam , awet serta mudah
dibersihkan
- Karpet
Alasan penggunaannya adalah dapat menciptakan kesan hangat dan
mewah didalam ruangan, mampu meredam suara dan mudah dalam
pemasangan, memiliki motif / corak dan warna yang inovatif
Dinding
Menggunakan material bata ringan sebagai penutup dinding, curtain wall dan
cladding wall sebagai pembentuk elemen estetis bangunan
- Bata ringan
Disebut juga dinding beton aerasi, memiliki bobot yang ringan akibat
adanya gelembung udara didalam materialnya karena akibat proses
didalam pembuatannya, dipergunakan sebagai dinding permanen
pemisah ruangan dan kulit terluar bangunan, selain ringan juga memiliki
sifat kemampuan meredam kebisingan yang lebih baik daripada dinding
bata, tahan api, mampu mengurangi rambatan panas yang masuk dalam
ruangan akibat paparan sinar matahari pada bangunan, lebih cepat dalam
pemasangan, dan juga mudah didapatkan.
- Curtain wall
Merupakan dinding kaca sebagai bukaan yang bertujuan memasukkan
pencahayaan alami kedalam bangunan dan juga memperluas
182
pemandangan dari dalam bangunan, bersifat tidak memikul beban,
memiliki kesan modern.
Pemilihan jenis kaca tempered sebagai keamanan bangunan penggunaan
kaca film dan sistem kaca double glass sebagai antisipasi serta usaha
meminimalisirkan panas yang masuk kedalam bangunan
- Cladding wall
Merupakan dinding yang tidak memikul beban, dan digunakan sebagai
pembentuk elemen estetis bangunan, materialnya terbuat dari alumunium
composite panel, memiliki sifat mudah dibentuk, mudah dalam perawatan
dan pemasangan, ringan, kuat, tahan air, anti korosi serta pilihan warna
dan corak yang inovatif
Langit-langit
Menggunakan material penutup pvc dengan rangka baja ringan
Plafon pvc memiliki sifat anti air, anti rayap, mudah dalam pemasangan dan
perawatan, ringan, mampu meredam panas dan tidak menyalurkan api jika
terjadi kebakaran
Struktur Atas (Upper Structure)------------------------------------------------------------
Merupakan bagian teratas dari struktur suatu bangunan yang bertujuan
melindungi dan menaungi bangunan dari cuaca dan iklim setempat
Atap
Atap Bangunan Utama
Menggunakan struktur atap bentang lebar dengan kombinasi struktur
space frame/rangka ruang dan struktur cable/kabel.
183
- Space Frame/Rangka Ruang
Merupakan atap dengan rangka baja yang meruang sehingga mampu
menopang bebannya sendiri pada bentang yang lebar.
- Cable/Kabel
Struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri dari kabel
baja, sendi, batang, yang menyangga sebuah penutup bangunan
Atap Bangunan Pit
Menggunakan struktur atap datar beton bertulang untuk menunjang kesan
desain modern dengan ditambah green roof diatasnya.
- Green Roof
Atap green roof memiliki biaya pengerjaan relatif mahal dibandingkan
dengan atap dag beton konvensional, tetapi memiliki keunggulan
memperbaiki kualitas udara mikro sekitarnya dan mampu meredam panas
pada ruangan dibawahnya.
4.2.3. Program Sistem Utilitas
Jaringan Listrik
Menggunakan sumber listrik utama dari PLN dan didukung oleh genset saat
terjadi pemadaman listrik.
Genset dipilih sesuai kebutuhan beban dan mampu menggantikan listrik PLN
untuk sementara waktu, sehingga segala kegiatan dapat tetap berlangsung
walaupun terjadi pemadaman listrik.
Automatic Main Panel berguna mengalihkan sumber daya secara otomatis
kepada genset saat aliran listrik PLN padam
184
Jaringan Air Bersih
Jaringan air bersih utama dapat diperoleh dari pasokan PDAM atau sumur
artetis, sedangkan sistem pendistribusiannya terdapat 2 alternatif yaitu
sistem down feed distribution dan sistem up feed distribution.
Sistem down feed distribution, memiliki keuntungan yaitu hemat
pemakaian listrik karena tidak membutuhkan pompa secara terus menerus
saat pemakaian air dan distribusi air dapat merata, kerugiannya harus
menyiapkan reservoir air diatas, dapat diletakkan pada atap bangunan /
menyediakan menara
Sistem up feed distribution, memiliki keuntungan yaitu tidak terdapat
reservoir di atas bangunan, kerugiannya boros listrik karena harus
memompa air saat pemakaian air dan pendistribusian air yang kurang
merata
Jaringan Air Kotor
Jaringan air kotor dibagi menjadi dua yaitu jaringan untuk limbah cair dan
padat dan jaringan untuk limbah air hujan
Limbah cair berasal dari toilet dan dapur, sedangkan limbah padat berasal
dari toilet
Sistem jaringan limbah cair dan padat akan diolah terlebih dahulu didalam
bio septictank lalu sebagian diresapkan kedalam tanah sebelum dibuang ke
saluran drainase kota, untuk limbah air hujan akan ditampung kedalam bak
kontrol dan kemudian digunakan untuk menyiram kloset dan tanaman
185
Jaringan Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi direncanakan untuk komunikasi eksternal maupun
internal bangunan dengan PABX (Private Address Brand Exchange)
Sistem telekomunikasi yang dirancang meliputi multifunction key telephone
untuk mengatur penggunaan telepon, komunikasi dengan PC untuk
menghemat waktu dan biaya dengan mengintegrasikan semua PC dengan
jaringan LAN dan Internet
Untuk sistem komunikasi Race Control Tower dengan petugas – petugas di
lapangan dan juga untuk komunikasi security menggunakan Radio HT
(Handie Talkie)
Sistem Pengeras Suara
Terdapat sistem pengeras suara sebagai media komunikasi satu arah guna
menginformasikan sesuatu hal kepada pengunjung maupun peserta
Sistem Audio Visual
Menggunakan LED screen khusus outdoor berukuran besar yang diletakkan
dibeberapa lokasi tepatnya didepan/diseberang tribun penonton, bertujuan
agar penonton tetap dapat menyaksikan jalannya perlombaan dari awal
hingga akhir. Pemilihan layar LED dikarenakan daya tahan/umur LED serta
efisiensi konsumsi listrik yang baik.
Sistem Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran dapat ditanggulangi melalui dua cara yaitu
pencegahan secara aktif / active fire protection dan pencegahan secara pasif
/ pasif fire precaution
186
1) Active Fire Protection
- Fire Hydrant, berupa pipa sumber air yang dihubungkan dengan
pompa, ditempatkan di titik-titik yang mudah dijangkau oleh mobil
pemadam kebakaran
- Fire Extinguisher, merupakan alat pemadam kebakaran aktif untuk
memadamkan kebakaran berskala kecil berupa tabung pemadam
kebakaran portable bertekanan tinggi yang berisi bahan pemadam api
- Stand Pipe Hose System, berupa pipa penyemprot didalam box kaca
yang diletakkan di titik-titik yang mudah terlihat dan terjangkau didalam
bangunan
- Fire Sprinkler, alat berupa nozzle yang dapat menyemprotkan air
seperti kabut dan otomatis bekerja saat terjadi kebakaran
- Smoke Detector, alat pendeteksi asap yang akan membunyikan alarm
apabila terdapat asap pada ruangan tempat alat itu berada
- Heat Detector, alat pendeteksi panas yang akan membunyikan alarm
apabila terdapat kenaikan temperatur panas pada ruangan tempat alat
itu berada
2) Pasif Fire Precaution
- Emergency Exit, berupa pintu keluar darurat yang menghubungkan
dengan tangga darurat, memiliki ketahanan api hingga 2 jam, memiliki 3
engsel pintu dan dapat menutup otomatis, juga dilengkapi tungkai
pembuka / panic bar serta keterangan berupa tulisan emergency exit
187
- Tangga Darurat, tangga untuk evakuasi saat terjadi kebakaran, memiliki
syarat letak tidak boleh tersembunyi, pintu keluar mengarah langsung
ke daerah luar bangunan untuk memudahkan evakuasi, ketinggian,
lebar anak tangga serta derajat kemiringan tangga nyaman untuk
digunakan, dan konstruksinya tahan api
- Alarm kebakaran, alarm untuk memberi sinyal dan peringatan kepada
pengguna bangunan agar keluar meninggalkan bangunan
Sistem Transportasi Vertikal
Merupakan sarana pencapaian sirkulasi yang menghubungkan tiap lantai
bangunan, berupa tangga (sistem transportasi vertikal berupa tangga yang
juga dapat difungsikan sebagai tangga darurat), ramp (merupakan sistem
transportasi vertikal bagi orang difabel), escalator(merupakan sistem
transportasi vertikal berupa tangga berjalan) maupun elevator/lift (merupakan
sistem transportasi vertikal berupa box pengangkut naik/turun yang
digerakkan oleh mesin)
Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir berfungsi menangkap petir dan menyalurkan
kedalam ground sehingga semua bagian bangunan beserta isinya terhindar
dari sambaran petir
Yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem penangkal petir adalah
Keamanan teknis, penampang hantaran ke tanah, ketahanan mekanis,
ketahanan korosi, bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi
Jenis penangkal petir yang digunakan adalah
188
Penangkal Petir Franklin Rod
Terbuat dari tembaga berbentuk kerucut dengan daerah perlindungan
berupa kerucut imajiner bersudut 112º. Untuk memperbesar sudut
perlindungan dapat dipasang pada pipa dengan tinggi 1-3m
Sistem Keamanan Bangunan
Menggunakan alat detektor logam yang dipergunakan oleh security secara
manual dan menggunakan CCTV (Closed Circuit Television) untuk
menunjang personil security didalam memantau situasi kondisi di seluruh
kawasan dari ruang control CCTV
Sistem Pencahayaan
Pencahayaan alami dimaksimalkan dengan pemberian bukaan pada
bangunan dengan memanfaatkan pantulan sinar matahari secara tidak
langsung untuk dimasukkan kedalam ruang tertentu demi mengefisienkan
penggunaan listrik di siang hari
Pencahayaan buatan tetap dibutuhkan untuk menunjang kekurangan
intensitas pencahayaan terutama pada ruangan yang terletak ditengah
bangunan, keseluruhan lampu menggunakan jenis lampu LED yang lebih
hemat listrik dengan sistem general lighting (penerangan merata pada
seluruh ruangan)
Sistem Penghawaan
Penghawaan alami diterapkan pada beberapa ruang semi terbuka seperti
tribun vip, paddock, scrutineering area, retail stand, food court, dan ruang –
189
ruang fasilitas servis, dengan memaksimalkan cross ventilation pada
ruangan
Penghawaan buatan digunakan untuk mencapai kenyamanan yang
diinginkan menggunakan ac central dan ac split, terletak pada ruang kelas ,
ruang medis , race control tower, ruang briefing, ruang istirahat, dan ruang -
ruang fasilitas pengelola
Ac central digunakan pada ruangan yang relatif besar, ac central merupakan
sistem ac dimana ac dikendalikan oleh satu outdoor unit kemudian
didistribusikan pada unit – unit indoor
Ac split digunakan pada ruangan yang relatif kecil, ac split bekerja secara
per unit dengan mengatur suhu udara sesuai kebutuhan dalam ruangan
Exhaust fan merupakan alat penghawaan pendukung yang menyedot udara
dari dalam ruang menuju luar ruang, berfungsi untuk mengeluarkan bau atau
asap seperti di kamar mandi dan dapur.
Studi Pemanfaatan Teknologi
Solar Panel
Alat yang berfungsi mengubah energi dari sinar matahari menjadi energi
listrik dengan efek photovoltaic, energi listrik dimasukkan kedalam jaringan
listrik menggunakan inverter dalam sistem yang berdiri sendiri, baterai
digunakan untuk menyimpan energi cadangan.
Teknologi solar panel dapat digunakan untuk mendukung pemakaian listrik
pada lampu penerangan saat malam hari
Atap Membrane
190
Pemberian atap membrane diperuntukan untuk Tribun. Pemilihan membrane
yang digunakan dalam jangka 20 – 30 tahun kedepan yang ramah
lingkungan
Penambahan pada Tapak/ Site Repair
Lubang Biopori
Pemberian biopori dapat membantu peresapan air hujan. Peninggian level
tapak dari level jalan minimal 50 cm digunakan untuk mencegah banjir dan
memberikan tanah subur untuk vegetasi.
Vegetasi
Vegetasi yang sudah ada dalam tapak terdapat pohon sengon. Pohon
ketapang, dan berupa ilalang liar. Untuk pohon sengon dan ketapang
dipertahankan untuk ilalang di bersihkan dan tanah yang sudah ada di
rapikan dan diolah lagi sehingga akan tertata rapi.
Gambar 171. Lubang Biopori
Sumber:
http://ahfan21.blogspot.com/2010/06/biopor
i-mudah-dibuat-tapi-besar.html
191
Sungai
Pemanfaatan air dari sungai disekitar tapak yang dialirkan ketapak untuk
mengisi genangan pada erea track didalam tapak
Lepen
Lepen merupakan tempat penampungan air yang berfungsi untuk mengairi
lintasan tanpa memanfaatkan air dari pdam. Air lepen sendiri digunakan
untuk menyirami lintasan agar terbentuklah lumpur apabila digunakan untuk
offroad saat tidak terjadi hujan. Lepen disini dialiri dari sungai kemudian
dikumpulkan dan digunakan kembali dalam proyek tersebut.
4.2.4. Program Tapak Kawasan : BWK VIII – Kecamatan Gunungpati
Lokasi terpilih yaitu di BWK VIII - Kecamatan Gunungpati
Gambar 172 - Peta BWK VIII Kota Semarang Sumber : Perda No 13 Th 2004 Tentang RDTRK Kota Semarang Wil 8
192
Letak Geografis :
Kecamatan Gunungpati memiliki luas wilayah 5.399.085 Ha. Terdapat 16
kelurahan yaitu : Cepoko, Gunungpati, Jatirejo, Kalisegoro, Kandri,
Mangunsari, Ngijo, Nongkosawit, Pakintelan, Patemon, Plalangan,
Pongangan, Sadeng, Sekaran, Sukorejo, Sumurejo
Batas – Batas Wilayah Kecamatan Gunungpati :
Sebelah Utara : Ngaliyan,gajahmungkur
Sebelah Timur : Banyumanik dan Kabupaten Semarang
Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang dan Kecamatan Ngaliyan
Sebelah Barat :Kecamatan mijen dan Kabupaten kendal
Gunungpati
Lokasi Tapak Terpilih
Tapak terletak di BWK VIII Kota Semarang, tepatnya di Jalan Kol H Warsito
Soegiarto, Desa Ngrembel, Kecamatan Gunungpati. Merupakan lahan
kosong dengan luas lahan mencapai 15 hektar, orientasi tapak menghadap
arah Barat, memiliki topografi kemiringan landai .
Batas Tapak
Sebelah Utara : Tempat pemancingan dan wisata Ngrembel asri
Sebelah Timur : lahan kosong , area persawahan
Sebelah Selatan : Tempat pemancingan dan wisata Dewandaru
Sebelah Barat : Permukiman penduduk desa Ngrembel dan Masjid
Alste
193
Regulasi Pemerintah
KDB = 40%, KLB = 2.4 maks 4 lantai, GSB = 29m
Foto Udara Tapak Eksisting
Gambar 173 - Foto Udara Lokasi Tapak Gunungpati Sumber : Dokumen Pribadi dari Editing Google Earth
LOKASI TAPAK
194
Peta Udara dan Foto Sekitar Tapak
Gambar 174 - Peta Udara Lokasi Tapak Gunungpati Sumber : Dokumen Pribadi dari Editing Peta CAD Semarang
LOKASI TAPAK
B
D
C
E
F
Gambar 175 - Poin A : Perempatan Jalan Sebelah Utara
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 176 - Poin B : Pemancingan Ngrembel Asri Sebelah Utara
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 178 - Poin D : Permukiman Desa Ngrembel
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 177 - Poin C : Areal Lahan Kosong Sebelah Barat
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 179 - Poin E : Koramil 07 Kelurahan Gunungpati
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 180 - Poin F : Pom Bensin Kelurahan Gunung Pati
Sumber : Dokumen Pribadi
A
195
Terdapat jalur transportasi umum di koridor Jalan Raya Manyaran –
Gunungpati , arus lalu lintas sedang.
Jaringan utilitas lengkap, meliputi air bersih, saluran drainase kota, jaringan
listrik, jaringan telepon dan lampu jalan.
Faktor alami yang terdapat didalam tapak antara lain berupa vegetasi
dengan beragam ukuran diantaranya pohon sengon, pohon pisang, pohon
ketapang, semak belukar, dan terdapat juga aliran sungai kecil dari
persawahan dibagian timur tapak..
Tanah yang terdapat didalam tapak termasuk jenis tanah latosol coklat.
Topografi kontur tanah termasuk landai.
Faktor buatan yang terdapat didalam tapak adalah terdapat area sawah
didalam tapak, pagar pembatas, dan perkerasan berupa jalan lingkungan
Fungsi didalam tapak berupa lahan kosong, saat ini sebagian diperuntukkan
sebagai area sawah dan perkebunan.
Fungsi diluar tapak dipergunakan sebagai area sawah, permukiman
penduduk, warung, toko, kantor polisi , tempat wisata alam , home stay dan
koramil .
196
BAB 5
KAJIAN TEORI
5.1. Kajian Teori Penekanan Desain : Arsitektur Eco Tech
Tema Desain :
“Arsitektur Eco Tech”
5.1.1. Uraian Interpretasi dan Elaborasi Tema Desain : Arsitektur Eco Tech
Dasar pemikiran
Gambar 181 - Penekanan Desain Sumber : Analisa Pribadi
197
Fasilitas pada Pusat Pelatihan Olahraga Offroad ini bersifat komersil, maka
dari itu untuk memberikan kesan dan daya tarik terhadap pengunjung,
bentuk serta estetika bangunan sangat berperan sehingga perlu didesain
sebaik mungkin dan tidak dapat dikesampingkan. Penekanan desain didapat
melalui basic dari kegiatan offroad sendiri adalah terkait dengan lingkungan.
Terlebih dari pemilihan lokasi tapak yang akan digunakan sebagai eksisting
kegiat fungsi bangunan yang menyesuaikan standar ruang dan kebutuhan n
pusat pelatihan olahraga offroad juga masih terjaga ekosistem baik
pepohonannya maupun lingkungan sekitarnya. Yang kemudian di dapatlah
ekspresi bentuk bangunan yang menggunakan tema “arsitektur eco tech”
Arsitektur Eco Tech1
Pengertian Dasar-Dasar Eco-Tech
Menurut Heinz frick(2005) Eco-Tech berasal dari kata ekologi dan teknologi.
Ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang memperlajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dan lingkungannya, sedangkan teknologi dapat
didefinisikan sebagai studi aktivitas yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan manusia, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam dunia materi.
Eco-Tech dapat didefinisikan sebagai studi yang mempelajari suatu teknologi
dengan tuntutannya sesuai dengan kemajuan jaman untuk kebutuhan-
kebutuhan manusia yang terintegrasi dengan alam, mempunyai hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungan.
1 Adhie, Artisto S. 2001. “Kajian Eco-Tech Pada Bangunan Kansai Air Terminal Karya Renzo Piano”. Makalah
disampaikan dalam Seminar Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Unika Soegijapranata. Semarang.Hal. 7.
198
Arsitektur Eco-Tech dapat diartikan sebagai arsitektur dengan teknologi
yang berwawasan lingkungan. Pada prinsipnya eco-tech merupakan
gabungan dari teknologi dan ekologi.
Pada dasarnya prinsip Eco-Tech penjabarannya hampir sama dengan eko-
arsitektur :
Holistis, berhubungan dengan sistem secara keseluruhan, sebagai
suatu kesatuan yang lebih penting dari sekadar kumpulan bagian.
Memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan)
dan pengalaman lingkungan alam terhadap manusia
Pembangunan sebagai proses yang bersifat dinamis dan bukan
sebagai kenyataan tertentu yang statis
Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keuntungan
kedua belah pihak.2
2 Adhie, Artisto S. 2001. “Kajian Eco-Tech Pada Bangunan Kansai Air Terminal Karya Renzo Piano”. Makalah
disampaikan dalam Seminar Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Unika Soegijapranata. Semarang.Hal. 7.
199
Adapun pola perencanaan eko-arsitektur yang berorientasi pada alam
secara holistik adalah sebagai berikut :3
Penyesuaian pada lingkungan alam setempat.
Menghemat energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit
penggunaan energi.
Memelihara sumber lingkungan (air, tanah, udara).
Memelihara dan memperbaiki peredaran alam dengan penggunaan
material yang masih dapat digunakan di masa depan.
Mengurangi ketergantungan pada pusat sistem energi (listrik, air) dan
limbah (air limbah, sampah).
Penghuni ikut secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan
pemeliharaan perumahan.
Kedekatan dan kemudahan akses dari dan ke bangunan.
Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-
harinya.
Menggunakan teknologi sederhana.
3 Frick, Heinz, FX. Bambang Suskiyanto, Seri Eko-Arsitektur 1 : Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Penerbit
Kanisius : Yogyakarta : 2007 hlm 68-71
200
Kajian Bangunan Eco-Tech antara lain :4
Structural Expression
Suatu perwujudan nyata dari simbiosis antara arsitektur dengan teknologi
adalah meningkatnya potensi dari ungkapan/ekspresi struktural.
Sculpting With Light
Pada kajian bangunan Eco-Tech dengan ciri ini fokus utama pada sistem
pencahayaan, dimana bangunan dengan adanya cahaya menjadi hidup.
4 Slessor, Catrerine, Suistainable Architecture and high Technology, Thames and Hudson, Londaon, 1997,hlm 8-
19 Dalam Adhie, Artisto S. 2001. “Kajian Eco-Tech Pada Bangunan Kansai Air Terminal Karya Renzo Piano”.
Makalah disampaikan dalam Seminar Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Katolik Unika Soegijapranata.
Semarang.Hal. 11.
Gambar 182 - Penggunaan Ekspresi struktur dari alam
Sumber: http://www.archdaily.com/478225/kayseri-ice-ring-bka-bahadirkularchitects/
Gambar 183 Pemanfaatan cahaya matahari pada bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/478225/kayseri-ice-ring-bka-bahadirkularchitects/
201
Energy Matters
Kajian bangunan Eco-Tech dengan ciri ini adalah terlihatnya efisien
energy yang dipakai dalam pembangunan.
Urban Responses
Membangun suatu bangunan yang sesuai dengan suatu rencana kota
yang terdiri didalamnya ada ruang terbuka dan juga kerangka kerja yang
interaktif, jadi dapat didesain suatu bangunan yang terintegrasi dengan
rencana kota tersebut dan perencanaan juga terintegrasi dengan alam.
Gambar 185 Pemanfaatan alam sebagai respon bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/319025/bacopari-house-una-arquitetos/
Gambar 184 Pemanfaatan tenaga surya untuk energy listrik
Sumber: http://ruryklh.wordpress.com/2011/01/10/kota-berkelanjutan/
202
Making Connections
Pada kajian bangunan Eco-Tech dengan ciri ini membuat suatu hubungan
antara desain dengan lingkungan atau dengan analogi bentuk ataupun
dengan fungsi bangunan. Contohnya adalah membangun sebuah
bangunan dengan teknologi yang tinggi yang terintegrasi dengan alam.
Civis Symbolism
Desain bangunan yang mengangkat kembali peranan bangunan sebagi
simbol publik, seperti bangunan monumental. Tetapi ungkapan yang
diberikan sekarang mengambil bentuk yang berbeda dan untuk mencari
nilai baru, dengan jalan bangunan dngan teknologi canggih yang
mengungkap struktur yang terintegrasi dengan lingkungan tentunya.
Gambar 186 Simbolisasi bangunan
Sumber: http://www.archdaily.com/291374/japan-national-stadium-
competition-entry-jackson-architecture/
203
5.1.2. Studi Preseden : Yongjia Gymnasium dan Eastnor Castle
A. Yongjia Gymnasium, Swimming Pool Competition.China
Bangunan Sport center yang menerapkan eco-tech building. Kesan arsitektur
high-tech terletak pada struktur dan material yang digunakan, yaitu material
kaca dengan frame alumunium, pipa-pipa baja, dan kabel baja yang berfungsi
selain sebagai estetika juga sebagai struktur. Pemanfaatan teknologi yang
tinggi sekali pada siang dan malam hari dengan memanfaatkan skylight untuk
memasukan cahaya dalam bangunan. Penggunaan material ETFE yang
ramah lingkungan pada pelingkup bangunan membuktikan adanya intregitas
terhadap lingkungan.
Gambar 187. Yongjia Gymnasium, Swimming Pool Competition
Sumber: http://www.archdaily.com/134960/yongjia-gymnasium-swimming-
pool-competition-idea-image-institute-of-architects/
204
Bangunan utama kembar berbentuk dinamis yang juga menjembatani antara
tribun utama dengan bangunan pit menggunakan material metal sebagai
atap dan cladding wall, kaca-kaca sebagai curtain wall juga mendominasi
fasade bangunan.
Pemilihan material pabrikasi, teknologi pada bangunan dengan bentuk yang
dinamis, unik dan tidak konvensional, serta pengeksposan struktur sebagai
penunjang elemen estetis, menunjukkan bahwa Shanghai International
Circuit bisa dikategorikan aliran arsitektur high tech.
b. Eastnor Castle, Herefordshire, Ukraina.
Kawasan ini dijadikan tempat pusat pelatihan bagi merk mobil Land Rover.
Lokasi yang berada di pedesaan dengan luasan 500 hektar digunakan untuk
tempat pengembangan dan pengujian kemampuan dari mobil LR ( Land
Rover ). Ditempat tersebut juga menyediakan instruktur /pelatih guna
mendampingi kegiatan offroad.
Gambar 188. Eastnor Castle, Hereford,UK
Sumber: http://dapurpacu.com/93767/land-rover-rayakan-setengah-abad-
pusat-offroad-nya/
205
Dari tempat tersebut teknologi teknologi dikembangkan seperti rem ABS,
Adjustable Air Suspension ( Suspensi Udara yang dibasa di atur ), Elektronic
Traction Control Hill Descent Control dan Terrain Response. Bahkan
pengujian range rover evoque dan teknologi Magneride di uji di Eastnor.
5.1.3. Kemungkinan Penerapan Teori Tema Desain
Penerapan tema desain arsitektur eco-tech dalam projek Pusat
Pelatihan Olahraga Offroad bisa diterapkan dari segi :
Menciptakan ruang dengan tetap memasukkan sistem pencahayaan
alami kedalam bangunan.
Penggunaan warna-warna yang lebih inovatif untuk menciptakan ruang
yang nyaman, komunikatif, dan tidak membosankan.
Struktur bangunan yang mengunakan konstruksi Cable dengan
membrane ETFE pelingkup bangunan tribun.
Penggunaan material-material modern seperti spider fitting, curtain wall,
wall cladding, dll.
Penataan lansekap bangunan dengan memperhatikan lingkungan
sekitarnya.
Pemanfaatan bukaan sebagai sistem penghawaan alami, sehingga udara
dapat masuk kedalam ruangan secara maksimal.
Pemanfaatan vegetasi yang sudah ada dan dioalah agar tetap terjaga
kenyamanan lingkungannya.
Pengaturan sirkulasi yang jelas untuk membedakan sirkulasi bagi
peononton maupun untuk pembalap.
206
5.2. Kajian Teori Permasalahan Dominan
Permasalahan Dominan :
“Penerapan Pola Pelestarian dan Penataan Lingkungan (Sirkulasi) Pada Bangunan Pusat Pelatihan Olahraga Offroad di Kota Semarang “.
5.2.1. Uraian Interpretasi dan Elaborasi Permasalahan Dominan
Pusat Pelatihan Olahraga Offroad merupakan fasilitas yang isinya berupa
pendidikan , olahraga dan rekreasi yang berkaitan dengan lingkungan,
dengan permasalahan yang sebelumnya sering terjadi yaitu rusaknya
lingkungan dan sering terjadinya kecelakaan yang dialami penonton saat
terjadi balap offroad, hal ini akan menimbulkan permasalahan pada
lingkungan dan sirkulasi baik indoor maupun outdoor jika tidak direncanakan
dengan baik. Aspek lingkungan disini juga mempertimbangkan dampak
lingkungan fisik dan non fisik social masyarakat. Lingkungan kawasan
merupakan desa wisata dengan berbagai macam fasilitas dan bermanfaat
bagi masyarakat yang akan berperan dalam berbagai hal di tempat tersebut.
Dalam hal pengelolaan parker , keamanan, dan tidak menutup kemungkinan
nanti warga bias menyiapkan home stay apabila nantinya ada kegiatan yang
melibatkan peserta dari luar daerah dan butuh tempat untuk menginap
seperti yang terjadi pada kegiatan sebelumnya.
Aspek pelestarian disini mencakup pemanfaatan vegetasi yang sudah ada,
penebangan pohon juga harus berdasarkan aturan yang berlaku yang
digunakan untuk mendesain projek ini, pengolahan lingkungan tapak harus
disesuaikan dengan lingkungan aslinya, menjelaskan larangan ataupun
hukuman yang dijatuhkan apabila merusak pohon. Serta mempelajari
tentang karakter tanah dan pohon dalam lingkungan kawasan.
207
Aspek sirkulasi disini mencakup diantaranya : sirkulasi pengunjung, peserta
dan pengelola dari main gate menuju parkir menuju berbagai fasilitas yang
ada, sirkulasi intern didalam tiap fasilitas masing-masing, sirkulasi
penghubung antara fasilitas satu dengan fasilitas yang lain, sirkulasi peserta
pada area trek balap dari satu fasilitas menuju fasilitas yang lain, pembagian
ruang parkir pengunjung, pengelola dan peserta, pemberiaan jarak bagi
penonton dan trek yang ada.
Penekanan desain arsitektur eco tech yang dipilih juga menimbulkan
permasalahan tersendiri yang harus diresponi dengan perencanaan dan
perancangan yang baik.
Pengertian Pelestarian Lingkungan5
Pelestarian lingkungan adalah upaya untuk melindungi terhadap
tekanan perubahan dan berdampak negative yang ditimbulkan suatu
kegiatan. Serta menjaga kestabilan lingkungan untuk menjadi tempat
hidup manusia, hewan dan tumbuhan.
Peraturan Hal Lingkungan Alam6 :
Arena lomba harus bersih pada saat ditinggalkan, semua sampah
dikumpulkan diplastik sampah dan harus dibawa tidak boleh ditinggalkan,
dibakar atau ditimbun ditanah.
5 Al Kafi, Rahmat.2012.Pelestarian Lingkungan. Malang.
6IOF.2014. Peraturan Perlombaan Adventure Offroad.Jakarta.
208
Dilarang membuat suara berisik di Base camp setelah jam 24.00 malam,
semua mesin, generator, radio, dan lain2 harus dimatikan hingga jam 6
pagi, mencoba mesin mobil harus jauh dari base camp.
Dilarang ngebut didaerah base camp atau paddock, kecepatan maksimal
10 km/h.
Buang air besar disarankan 100 meter dari camp site atau sumber air (
sungai, danau, mata air ) dan jika selesai harus ditimbun.
Apabila menjalani CR ( Country Road ) dimana pohon hidup digunakan
sebagai winching point maka pelindung pohon ( Tree Trunk Protector )
harus dipakai pada menjalankan winching. Jika tidak maka akan
dikenakan pinalti 30 point dan jika diulang hukuman berupa pemecatan
dari kegiatan.
Dilarang merusak / menebang pohon hidup.
Bial rute menyusuri pantai, kendaraan harus mengikuti tanda rute yang
telah ada, atau mengikuti jejak kendaraan yang ada di depannya dan
jangan merusak bukit pasir.
Peserta dilarang membuang sampah sembarangan, baik dijalan maupun
dihutan.
Pada saat memasak, membuat api, merokok, peserta harus menjaga
tidak timbulnya bahaya kebakaran. Pada saat selesai api harus
dimatikan, dan tidak membuang punting rokok sembarangan.
Pengertian Sirkulasi7
7 Ching, Francis D.K.2000. Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan. Jakarta : Erlangga
209
Sirkulasi adalah jalur pergerakan sebagai elemen penyambung
inderawi yang menghubungkan ruang – ruang sebuah bangunan atau
serangkaian ruang eksterior dan interior secara bersama – sama.
Dalam Sirkulasi terdapat 5 elemen sirkulasi yaitu8 :
a. Pencapaian
Pencapaian merupakan tahap pertama dalam sistem sirkulasi. Pada saat
menempuh pencapaian telah disiapkan untuk melihat, mengalami dan
memanfaatkan ruang – ruang dalam sebuah bangunan. Terdapat 3 tipe
pencapaian, yaitu :
Frontal
Pencapaian secara langsung mengarah ke pintu masuk
Gambar 189 – Pencapaian Frontal
Sumber : Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan
Tidak Langsung
Pencapaian secara tidak langsung mengarah ke pintu masuk,
jalurnya diarahkan sesekali atau menunda sekuen pencapaian.
Gambar 190 – Pencapaian Tidak Langsung
8 Abd.
210
Sumber : Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan
Spiral
Pencapaian memutar dengan mengelilingi bangunan guna melamakan
pencapaian dan menekankan bentuk tiga dimensi sebuah bangunan
Gambar 191 – Pencapaian Spiral
Sumber : Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan
b. Pintu Masuk
Pada sebuah pintu masuk terdapat tanda yang dapat diperkuat secara
visual dengan cara, terdiri dari :
Membangun bukaan dengan lebih rendah, lebih lebar atau lebih sempit
daripada antisipasi
Gambar 192 – Pintu Masuk A
Sumber : Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan
211
Membuat pintu masuk berkelok – kelok
Gambar 193 – Pintu Masuk B
Sumber : Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan
Memperjelas dengan memberikan ornamen atau pernak pernik
dekoratif pada bagian pintu masuk
c. Konfigurasi Jalur
Konfigurasi jalur secara umum dapat dikelompokkan menjadi :
Sirkulasi Linier
Jalur lurus sebagai elemen pengatur utama bagi serangkaian ruang.
Dapat berbentuk kurvalinear atau terpotong potong, bersimpangan
dnegan jalur yang lain dan bercabang atau membentuk sebuah putaran
balik.
Gambar 194 – Konfigurasi Jalur Linear Sumber : Analisa Pribadi
Sirkulasi Radial
Jalur radial memiliki jaur linear yang memanjang dari dan atau berakhir
pada pusat yang sama.
212
Gambar 195 – Konfigurasi Jalur Radial Sumber : Analisa Pribadi
Sirkulasi Spiral
Sebuah jalur tunggal yang terus menerus dari titik pusat dan bergerak
mengelilingi semakin lama semakin jauh dari pusat.
Sirkulasi Grid
Terdiri dari 2 buah jalur sejajar yang berpotongan dengan interval –
interval reguler dan menciptakan ruang berbentuk bujur sangkar atau
persegi panjang.
Gambar 196 – Konfigurasi Jalur Grid Sumber : Analisa Pribadi
Sirkulasi Jaringan
Sirkulasi jaringan merupakan menghubungkan titik – titik tertentu dalam
sebuah ruang.
Gambar 197 – Konfigurasi Jalur Jaringan Sumber : Analisa Pribadi
d. Hubungan Ruang – Ruang
Pada hubungan ruang dan ruang dihubungkan dengan cara sebagai
berikut :
213
Melalui ruang – ruang dengan mempertahankan kesatuan tiap – tiap
ruang. Kefleksibilitas hubungan antar ruang.
Gambar 198 – Hubungan Jalur Ruang Melalui Ruangan Sumber : Analisa Pribadi
Menembus ruang menurut sumbunya. Miring atau sepanjang sisinya.
Dalam memotong sebuah ruang akan menimbulkan pola – pola
istirahat dan gerak didalamnya.
Gambar 199 – Hubungan Jalur Ruang Menembus Ruang Sumber : Analisa Pribadi
Berakhir di dalam ruang, hubungan jalur ruang ini digunakan untuk
pendekatan dan jalan masuk ruang – ruang yang fungsional dan
simolis.
Gambar 200 – Hubungan Jalur Ruang Berakhir Didalam Ruang Sumber : Analisa Pribadi
e. Bentuk Ruang Sirkulasi
Bentuknya ruang sirkulasi bervariasi:
214
1. Batas – batasnya didefinisikan
2. Bentuknya berkaitan dengan bentuk ruang yang dihubungkan
3. Kualitas skala, proporsi, pencahayaan dan pemandangan
diartikulasikan
4. Pintu – pintu masuk terbuka
5. Menangani perubahan ketinggian dengan tangga atau ram
Pada bentuk ruang sirkulasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
Tertutup membentuk koridor yang berkaitan dengan ruang – ruang
yang dihubungkan dengan pintu masuk yang terdapat pada dinding –
dinding.
Terbuka pada salah satu sisinya membentuk balkon yang memberikan
kontinuitas visual dan kontinuitas ruang dengan ruang - ruang yang
dihubungkan.
Terbuka pada kedua sisinya membentuk deretan kolom untuk jalan
lintas yang menjadi sebuah perluasan fisik dari ruang yang
ditembusnya.
Permasalahan desain yang terjadi diantaranya :
Pengolahan vegetasi yang sudah ada disesuaikan dengan kebutuhan
desain.
Perencanaan sistem sirkulasi baik indoor maupun outdoor, antara
pengunjung, peserta, dan pengelola
Hubungan antara fasilitas satu dengan lainnya dikarenakan fasilitas –
fasilitas yang ada sangat berkaitan, harus saling menunjang satu sama
lain dan tidak dapat berdiri sendiri
Fleksibilitas ruang indoor dan outdoor mampu menyesuaikan kebutuhan
215
Teknologi sistem struktur dan material yang digunakan terutama untuk
bangunan tribun yang dituntut untuk menggunakan struktur advance
berbentang lebar serta berkantilever.
Tuntutan inovasi desain bentuk bangunan yang dinamis, unik, futuristik
dan tidak konvensional
Gambar 201 – Ilustrasi Sirkulasi Sumber : Analisa Pribadi
216
5.2.2. Studi Preseden : Depes dan JSI
Depes ( Desa Pelangi ) Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Gambar 202 – Desa Pelangi Sentul Sumber : dokumen pribadi dan IOF-National-Championship-2015-GT-
Radial-offroad-Depes-sentul-bogor-13
Lokasi : Sentul, Bogor,
Jawa Barat
Pemilik : Miranda Korua
Total Luas Kawasan : 16 Ha
Total Luas Bangunan : 5.000m²
Luas Area Trek : 10 Ha
Kapasitas Pengunjung : 5000 Orang
Panjang Trek : 975 m²
S
C
S
1
S
C
S
2
S
C
S
3
Gambar 203 Layout Track Depes Sentul
Sumber : Data Desa Pelangi Sentul.2016.
S
C
S
1
S
C
S
2
S
C
S
3
SCS 1 SCS 2 SCS 3
217
Depes ( Desa Pelangi ) adalah salah satu tempat wisata dengan tujuan
untuk berlibur, bermain, dan belajar dengan nuansa pedesaan diwilayah
Sentul, Bogor, Jawa Barat. Akses menuju kawasan desa pelangi berjarak 5
Km dari pintu tol sentul selatan. Depes melayani berbagai kegiatan, mulai
dari kegiatan satu hari dari pagi sampai sore. Lokasi ini cocok untuk acara
keluarga,sekolah, universitas, juga kegiatan organisasi dan perkantoran.
Depes memiliki lahan seluas 16 Ha. Dengan luasan resortnya seluas 5000
meter persegi , luas area track 10 Ha. Lokasi yang dipilih Depes dengan
nuansa pedesaan yang masih alami dan asri memberikan kesan yang
nyaman dan sesuai dengan lingkungan.
Gambar 204 – Nuansa Desa Pelangi Sentul Sumber : Dokumen pribadi. 2016.
218
JSI ( Jeep Station Indonesia ), Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat.
Gambar 205 – General Map JSI (Jeep Station Indonesia). Sumber : Jeep Station Indonesia Resort
Lokasi : Megamendung, Bogor,
Jawa Barat
Ketua : Jerry Hermawan
Luas Area Trek : 10 Ha
JSI ( Jeep Station Indonesia ) merupakan resort pertama yang menyediakan saran
offroad track permanen yang tersebsar di Indonesia. Trek yang bersifat permanen ini
memudahkan penyelenggara karena tidak akan berubah karena pengaruh alamiah.
Gambar 206 Layout JSI
Sumber : Jip.co.id
219
JSI sendiri mempunyai lokasi yang asri dan sejuk serta jauh dari keramaian dengan
pemandangan alam diantara gunung salak dan gunung gede.
Arena offroad yang disediakan juga lengkap diantaranya lumpur dalam, genangan
air, bebatuan ( rock crawling ), jalan berundak, turunan tajam, yang beberapa
diantaranya dapat diatur tingkat kesulitannya.
Fasilitas yang disediakan sangat tepat untuk mengasah skill offroader, melatih teknik
dasar offroad dalam lingkungan yang terkendali. Di JSI juga menyediakan
kendaaraan recovery apabila tidak membawa kendaraan sudah disiapkan
sedemikian rupa sehingga pengunjung bias menyewanya.
Gambar 207 – Situasi Tribun dan Arena Offroad JSI
Sumber : Dokumen Pribadi.2016.
5.2.3. Kemungkinan Penerapan Teori Permasalahan Dominan
Lingkungan
Lingkungan yang ada dipertahankan sebagian besar namun apabila ada
beberapa pohon ataupun vegetasi yang dirubah tidaklah semuanya
220
karena tetap ingin mempertahankan keaslian vegetasi yang ada
sebelumnya.
Sirkulasi
Pemisahan sirkulasi sesuai dengan jenis pelaku dan kepentingan serta
aktivitasnya, antara pengunjung, peserta dan pengelola yang jelas,
fleksibel dan tepat, sehingga tidak membingungkan dan menimbulkan
kekacauan sirkulasi mengingat besarnya area kawasan. Pencapaian
sirkulasi secara langsung atau frontal dengan menggunakan konfigurasi
jalur linear
Perancangan sirkulasi pejalan kaki bagi penonton diberi pemisah antara
arena dengan sirkulasi bagi pejalan kaki kenyamanan dari satu fasilitas
menuju fasilitas lain terutama di area outdoor.
Fleksibilitas Ruang
Penataan ruang – ruang baik indoor dan outdoor yang direncanakan se
efektif, se fleksibel dan se fungsional mungkin sehingga dapat
menyesuaikan dengan kebutuhan baik dari segi fungsi, kapasitas dan
layout tatanannya.
221
DAFTAR PUSTAKA
Adler, David, (1999), Metric Handbook Planning and Design Data Second
Edition, Architectural Press, London.
Ariestadi, Dian, (2008), Teknik Struktur Bangunan, Jilid 2 Untuk SMK, Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Ching, Francis D.K, (2000). Arsitektur Bentuk Ruang dan Tatanan. Jakarta :
Erlangga
Davies, Colin, (1988), High Tech Architecture, Rizzoli International Published,
Inc, New York.
DPU, (1994), Standar SNI Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung
Olahraga, Yayasan LPMB, Bandung.
Frick, Heinz & LMF. Purwanto, (1998), Sistem Bentuk Struktur Bangunan,
Kanisius, Yogyakarta.
Frick, Heinz & Pujo L. Setiawan, (2001), Seri Konstruksi Arsitektur 4, Ilmu
Konstruksi Struktur Bangunan, Kanisius, Yogyakarta.
Jencks, Charles, (1990), The New Moderns, Rizzoli, New York.
Neufert, Ernst, (1996), Data Arsitek, edisi 33 jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Neufert, Ernst, (2002), Data Arsitek, edisi 33 jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Peraturan Daerah Kota Semarang No 14 Tahun 2011, Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031
Peraturan Daerah Kota Semarang No 14 Tahun 2004, Tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang Bagian Wilayah Kota IX
Tahun 2000-2010
222
Peraturan Daerah Kota Semarang No 13 Tahun 2004, Tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota Semarang Bagian Wilayah Kota VIII
Tahun 2000-2010
Rencana Pembinaan Terhadap Perangkat Pertandingan Yang Berlicency di
akses dari : www.iofjateng.com ( akses 10 Januari 2016).
Kusumantara, Arya, (2015), Ketua IOF (indonesia Offroad Federation )
PENGDA JATENG, Semarang.
Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga Indonesia Off-Road Federation
(IOF)Tahun 2011, Tentang Regulasi / Aturan Olahraga Offroad, Jakarta.
IOF-National-Championship-2015-GT-Radial-offroad-Depes-sentul-bogor-13
Al Kafi, Rahmat.2012.Pelestarian Lingkungan. Malang.
IOF.2014. Peraturan Perlombaan Adventure Offroad.Jakarta.
Jeep Station Indonesia Resort
Desa Pelangi Sentul.2016.
http://iof.co.id/id/
http://semarangkota.go.id/main/menu/28/tata-ruang-wilayah
http://dapurpacu.com/93767/land-rover-rayakan-setengah-abad-pusat-offroad-
nya/
http://Jip.co.id//
223
LAMPIRAN
Gambar 205. Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga IOF Pengda Jateng
Sumber : IOF Pengda Jateng
Gambar 206. Peraturan Tentang Olahraga offroad ( Adventure )
Sumber : IOF Pengda Jateng
224
Gambar 207. Peraturan Tentang Olahraga offroad ( Mud Racing )
Sumber : IOF Pengda Jateng
Gambar 208. Peraturan Tentang Olahraga offroad ( Rock Crawling )
Sumber : IOF Pengda Jateng
225
Gambar 209. Peraturan Tentang Olahraga offroad ( Racing Offroad )
Sumber : IOF Pengda Jateng
Gambar 210. Kalender Even Jawa Tengah
Sumber : IOF Pengda Jateng
226
Kalender Even Jawa Tengah
Sumber : IOF Pengda Jateng
Kalender Even Jawa Tengah
Sumber : IOF Pengda Jateng
227
228
Gambar 211. Susunan Kepengurusan IOF Pengda Jateng tahun 2015/2019
Sumber : IOF Pengda Jateng
229
Gambar 212. Layout Track Offroad dengan standart IOF Pengda Jateng
Sumber : IOF Pengda Jateng
Tabel 15. Daftar Klub / Organisasi / Komunitas dan Event Organizer Offroad Jawa Tengah
NO KLUB ALAMAT
A. KLUB OFFROAD 4X4 / 2X 1
1 JIMNY JANGKRIK SEMARANG ( JJS) SEMARANG
2 SUZUKI JIP INDONESIA ( SJI ) SEMARANG
3 SEMARANG JIP COMMUNITY ( SJCO) SEMARANG
4 DIPONEGORO AMERICAN JEEP ( DAJ ) SEMARANG
5 SUZUKI JIMNY KATANA INDONESIA ( SKIN ) SEMARANG
6 PENGGARON OFFROAD UNGARAN
7 TROPER NUSANTARA ( TRONUS ) SEMARANG
8 SUZUKI 4 WHELL DRIVE (S4WD) SEMARANG
9 TUGUMUDA 4X4 SEMARANG
10 TLCI CHAPTER SEMARANG SEMARANG
11 TAFT DIESEL INDONESIA ( TDI ) SEMARANG
12 PERMATA HIJAU ADVENTURE ( PH ADVENTURE ) SEMARANG
13 TORSI SEMARANG
14 STORA SEMARANG
15 WADAST SEMARANG
16 INDONESIA OFFROAD COMMUNITY (IOC) MAGELANG
17 SOLO 4WD SOLO
18 SOLO JIP SPORT SOLO
19 SOLO AMERICAN JEEP SOLO
230
20 KOMUNITAS JIP SALATIGA ( KJS ) SALATIGA
21 GROBOGAN JEEP COMMUNITY (GOJJEC ) PURWODADI
22 PAJERO OWNER CLUB ( POC ) SEMARANG
23 DOUBLE CABIN INDONESIA CHAPTER SEMARANG SEMARANG
24 BATAAS KENDAL
25 SEMUT MURIA KUDUS
26 CANDRA DIMUKA KUDUS
27 KALIJOGO DEMAK
28 BATAS KOTA DEMAK
29 X-TRAIL KAB. SEMARANG
30 IMLAS KAB. SEMARANG
31 KOTA JIP TEGAL (KJT ) TEGAL
32 BP TRACK SEMARANG
33 SAKPALA -
34 RESOPALA -
35 KOMUNITAS PENDAKI GUNUNG (KPG ) SALATIGA
36 SJI TEGAL TEGAL
37 SUMBING OFFROAD SEMARANG
38 S4X4TIGA SALATIGA
39 SJI SOLO SOLO
40 RGD SEMARANG
41 TEXAS -
42 FXTAB -
43 XTC -
44 TRIBALS -
45 M- TRACK MAGELANG
46 U-TRACK UNGARAN
47 TDI SOLO SOLO
48 SJI KORWIL TEGAL TEGAL
49 KOMUNITAS JIP PURWODADI PURWODADI
50 KOMUNITAS JIP JEPARA JEPARA
51 KOMUNITAS JIP REMBANG REMBANG
52 BATLAX -
53 X-TRACK SALATIGA
54 SUZUKI ESTEEM CLUB INDONESIA SEMARANG
Daftar Club Di Jawa Tengah
Sumber : IOF Pengda Jateng
231
Gambar 213 Even Recommend Form Jawa Tengah
Sumber : IOF Pengda Jateng
Even Recommend Form Jawa Tengah
Sumber : IOF Pengda Jateng
232
Gambar 214 – Survey Depes Sentul Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 215 – Jeep Station Indonesia Mega Mendung Sumber : Dokumen Pribadi
233
Gambar 216. Surat tanda sudah melakukan survey di Depes .
234
Gambar 217. Surat tanda sudah melakukan survey di JSI .
235
Gambar 218. Surat Bukti Plagiasi