landasan teori 2.1. tinjauan pustaka 2.1.1....

17
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Impor Impor merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dua negara yang menjalin kerjasama internasional. Kegiatan yang dilakukan ialah membeli produk-produk yang dihasilkan oleh negra lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negri. Menurut Samuelson impor adalah setiap pembelian dari luar negeri. 1 Artinya, apapun prduk atau jasa yang dibeli dari luar negeri akan disebut sebagai impor. Impor berkaitan dengan permintaan (demand) suatu barang tertentu oleh individu, lembaga serta instansi lain terhadap barang-barang luar negeri. Jika dikaji lebih jauh, permintaan akan barang luar negeri ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu selera, pendapatan, tingkat harga dan kebutuhan mendesak. Hukum permintaan: “Apabila harga suatu kmoditi naik (dan hal-hal lain tidak berubah),pembeli cenderung membeli lebih sedikit dari komoditi itu. Demikian pula apabila harga turun, hal-hal lain tetap, kuantitas yang diminta meningkat.” 2 Apabila di kaitkan dengan impor, hukum permintaan akan berlaku bagi negara- negara yang perekonomiannya bergantung pada negara-negara lain serta bagi negara-negara yang sering melakukan pembelian produk-produk luar negeri. Sehingga tingkat harga akan sangat berpengaruh pada kuantitas komoditi yang diimpor. 1 Ibid, Hal. 348. 2 Ibid, Hal. 54.

Upload: phamnga

Post on 24-Apr-2018

220 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Impor

Impor merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dua negara yang menjalin

kerjasama internasional. Kegiatan yang dilakukan ialah membeli produk-produk

yang dihasilkan oleh negra lain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam

negri. Menurut Samuelson impor adalah setiap pembelian dari luar negeri.1

Artinya, apapun prduk atau jasa yang dibeli dari luar negeri akan disebut sebagai

impor.

Impor berkaitan dengan permintaan (demand) suatu barang tertentu oleh

individu, lembaga serta instansi lain terhadap barang-barang luar negeri. Jika

dikaji lebih jauh, permintaan akan barang luar negeri ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu selera, pendapatan, tingkat harga dan kebutuhan mendesak.

Hukum permintaan: “Apabila harga suatu kmoditi naik (dan hal-hal lain tidak

berubah),pembeli cenderung membeli lebih sedikit dari komoditi itu. Demikian

pula apabila harga turun, hal-hal lain tetap, kuantitas yang diminta meningkat.”2

Apabila di kaitkan dengan impor, hukum permintaan akan berlaku bagi negara-

negara yang perekonomiannya bergantung pada negara-negara lain serta bagi

negara-negara yang sering melakukan pembelian produk-produk luar negeri.

Sehingga tingkat harga akan sangat berpengaruh pada kuantitas komoditi yang

diimpor.

1 Ibid, Hal. 348.

2 Ibid, Hal. 54.

Page 2: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

10

A

B

C

D

E

0

10

20

30

40

50

60

2 4 6 8 10

Har

ga (

$)

Jumlah barang yang diminta (Juta boks)

Skedul Permintaan P

Q

D

Untuk memperjelas pembahasan diatas, perhatikan kurva permintaan

berikut ini:

Kurva permintaan ini menunjukan

adanya perubahan permintaan akibat

perubahan padatingkat harga. Semakin

tinggi harga, semakin rendah

permintaan akan barang. Begitu pula

sebaliknya ketika harga mengalami

penurunan, jumlah barang yang

diminta meningkat. Hal ini terlihat

pada saat harga $ 50 hanya 2 juta boks

yang diminta. Ketika harga turun

menjadi $30 permintaan meningkat

menjadi 6 juta boks begitu pula selanjutnya.

Perubahan harga terjadi karena adanya perubahan biaya faktr-faktor

produksi untuk menghasilkan suatu barang tertentu oleh perusahaan. Perubahan

pada biaya dipengaruhi tingkat inflasi (inflation)3 yang terjadi di dalam suatu

negara di mana perusahaan tersebut beroperasi. Inflasi dalam negeri yang tinggi

menyebabkan nillai mata uang melemah. Artinya, jika seseorang dengan

penghasilan tetap mampu membeli beras 25 kilo gram pada harga Rp 8.000,- per

kilogram (Rp 200.000,-) setiap bulannya dan pada saat inflasi terjadi

menyebabkan nilai mata uang turun 5 persen menjadi Rp 8.400,- per kilo gram,

3 “Inflasi terjasi ketika tingkat harga umum naik.” Ibid, Hal. 381.

Grafik 2.1. Kurva Permintaan

Menghubungkan Kuantitas yang

Diminta dengan Harga

Page 3: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

11

maka dengan uang Rp 200.000,- ia hanya mampumembeli ± 23,8 kilo gram beras

saja.

Perbedaan permintaan barang luar negeri dengan permintaan barang pada

pembahasan atas adalah sistem penilaian pada mata uangnya. Jika permintaan

barang yang dibahas di atas, nilai barang sama dengan nilai uang yang digunakan

(Rp). Sedangkan pada permintaan barang luar negeri membutuhkan proses

penilaian mata uang dalam negeri terhadap nilai mata uang luar negeri yang

dikenal dengan istilah nilai tukar valuta asing (kurs). Sebagai contoh, nilai Rupiah

Indonesia (Rp) dengan Dolar Amerika (US $), $1 (satu dolar) sama dengan Rp

9.800,- (sembilan ribu delapan ratus rupiah). Artinya, jika seseorang ingin

membeli mobil dari luar negeri (Amerika) yang nilainya $ 20.000, maka ia harus

mengeluarkan uang senilai Rp 196.000.000,- untuk dapat membeli mobil tersebut.

Mengatur keluar-masuknya barang luar negeri dibutuhkan kebijakan

pedagangan. Kebijakan ini dibuat agar dapat melindungi produk-produk dalam

negeri. Misalnya membatasi kuota impor beras dari luar negeri, yang bertujuan

untuk melindungi para produsen beras (petani) dalam negeri. Selain itu

pemerintah dapat pula menetapkan pajak impor (tarif).

2.1.2. Nilai Tukar Valuta Asing (Kurs Valuta Asing)

Uang menjadi salah satu alat tukar yang resmi. Setiap negara tentunya

memiliki mata uangnya masing-masing dan memiliki nilai tukar yang berbeda-

beda dengan negara lain. Hal inilah yang memicu terjadinya penilaian akan mata

uang suatu negara dengan mata uang negara lainya. Penilaian ini dilakukan karena

adanya pertukaran barang atau pembelian barang yang dilakukan oleh suatu

negara dari negara lainya. Kelangkaan atau rendahnya kualitas barang dalam

Page 4: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

12

negeri menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya pembelian barang dari luar

negeri.

“Perdagangan internasional melibatkan unsur baru, yaitu mata uang

yang berbeda, yang dihubungkan oleh harga relatif yang disebut kurs valuta

asing.”4

Penilaian mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya inilah

yang disebut kurs valuta asing. Menurut Samuelson dan Wiliam, kurs (nilai tukar

valuta asing) adalah harga satu satuan mata uang dalam satuan mata uang asing.

Nilai tukar valuta asing ditentukan dalam pasar valuta asing, yaitu pasar tempat

dimana tempat berbagai mata uang yang berbeda diperdagangkan.5 Kurs atau nilai

tukar valuta asing merupakan harga yang diberikan terhadap mata uang dalam

negeri oleh mata uang luar negeri atau dengan kata lain nilai mata uang dalam

negeri dibandingkan dengan nilai mata uang luar negeri.

Perlu diketahui bahwa nilai tukar valuta asing dengan kurs valuta asing

memiliki arti yang berbeda. Sebagai contoh, jika $1 = Rp 1.000 kemudian

berubah menjadi US$1 = Rp 2.000, maka kurs rupiah naik karena angkanya

bertambah, namun nilai tukarnya turun. Sebaliknya kurs dolar turun dan nilai

tukarnya naik atau semakinkuat.6

2.1.2.1. Sistem Nilai Tukar Valuta Asing (Kurs)

Menurut Sukirno dalam bukunya Makroekonomi Modern mengatakan

bahwa “Kurs valuta asing dapat didefinisikan sebagai nilai seunit valuta asing

4 Ibid,Hal. 320.

5 Ibid, Hal. 305.

6 Dominick Salvatore, 1997, Ekonmi Internasional (edisi 5 jilid 2), Penerbit Erlangga, Jakrta, Hal.

9.

Page 5: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

13

(mata uang) asing apabila ditukarkan denan mata uang dalam negeri”.7 Sukirno

juga membedakan penentuan kurs valuta asing ke dalam dua sistem: kurs tetap

dan kurs fleksibel.

1. Sistem Kurs Tetap

Sistem kurs tetap, semua transaksi mata uang akan menggunakan kurs

yang ditetapkan oleh bank sentral. 8Artinya bahwa saat kurs yang senyatanya

mengalami fluktuasi, pada sistem ini akan tetap pada harga yang telah disepakati.

Penetapan harga ini dibuat oleh bank sentral. Sebagai contoh misalnya Bank

sentral menentukan kurs tetap antara dolar AS den rupiah, US$1,00 = Rp 9.000,00

maka seorang pengekspor akan menerima dolar dengan kurs yang telah ditentukan

dari hasil ekpornya. Begitu pula dengan seorang importir, mereka memerlukan

dolar AS untuk membayar barang-barang yang diimpornya sesuai kurs yang telah

ditetapkan yaitu US$ 1,00 = Rp 9.000,00.

2. Sistem Kurs Fleksibel

Sistem kurs fleksibel, harga valuta asing ditetapkan oleh permintaan dan

penawaran valuta asing di pasaran.9 Karena kurs valuta asing dari hari ke hari

terus mengalami fluktuasi maka permintaan akan valuta asing juga menglami

fluktuasi mengikuti perubahan kurs valuta asing yang ada di pasar valuta asing.

Semakin tinggi nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri,

maka permintaan akan uang luar negeri meningkat dan akan mendorong

permintaan barang luar negeri (impor).

7Sadono Sukirno, 2000, Makroekonomi Modern, Penerbit P.T. Raja Grafindo Persada, Jakarta,

Hal. 197. 8Ibid, Hal 197.

9Ibid, Hal. 199.

Page 6: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

14

Samuelson dan Nordhaus mengemukakan pendapatnya tentang sistem

kurs valuta asing yang utama menjadi tiga yaitu, 1) Standar emas, di mana negara-

negara membatasi mata uang mereka dalam berat emas tertentu, kemudian

membeli dan mejual emas untuk menyeimbangkan pembayaran internasionalnya.

2) Sistem nilai tukar mengambang murni 10

(pure floating exchange rate). Pada

sistem ini nilai tukar berfluktuasi mengikuti permintaan dan penawaran uang,

sampai terjadi keseimbangan di pasar valuta asing. 3)

Sistem nilai tukar

mengambang terkendali (managed floating exchange rate). Pada sistem ini, nilai

beberapa mata uang dibiarkan (berfluktuasi) secara bebas di pasar, beberapa mata

uang lainya ditentukan oleh kombinasi antara campur tangan pemerintah dan

pasar; beberapa maata uang lainya dipatok atau ditetapkkan terhadap suatu mata

uang tertentu, atau terhadap sekelompok mata uang.11

Standar emas yang diungkapkan oleh Samuelson, dalam dunia perdagangan

internasional jarang digunakan. Standar emas menurut ekonom klasik (seperti

David Hume) digunakan untuk memperbaiki keseimbangan. Pada proses ini,

pergerakan emas ini akan mengubah uang beredar dan tingkat harga. Sebagai

contoh, defisit perdagangan akan mengakibatkan arus ke luar (negeri) emas dan

perubahan harga domestik yang akan: a)

meningkatkan ekspor, b)

menahan impor

bagi negara yang kehilangan emas; c)

mengurangi ekspor, dan d)

meningkatkan

impor bagi negara yang menerima emas.12

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpul bahwa sangat pentingnya

kurs valuta asing (nilai tukar valuta asing) dalam perdagangan internasional.

10

Sistem kurs mengambang, mata uang ditentukanoleh mekanisme pasar secara penuh atau

murni, yakni seperti halnya pada harga komoditi apa pun, kurs terbentuk dari pertemuan antara

kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran di pasar. Dominick Salvatore. 11

Paul A. Samuelson,op.cit, Hal. 453. 12

Ibid, Hal. 496.

Page 7: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

15

Setiap negara tentunya memiliki mata uang yang berbeda-beda yang menuntut

akan terjadinya pembelian mata uang asing dalam melakukan perdagangan

internasional. Karena setiap negara menginginkan barang barang yang dibeli dari

negaranya menggunakan mata uang negara tersebut. Menurut N. Gregory

Mankiw, kurs atau nilai tukar valuta asing dibagi menjadi dua yaitu kurs nomina

dan kurs rill.

a. Kurs Nominal

Kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara.13

Kurs

nominal sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, kurs rupiah

(Rp) terhadap dolar AS ($)adalah Rp 9.500 sama dengan $1. Artinya bahwa anda

bisa menukar Rp 9.500 untuk $1 di pasar valuta asing. Sederhananya, jika orang

Indonesia ingin membeli mobil buatan AS seharga $ 20.000,00, maka ia harus

membeli dolar seharga Rp 9.500,00 untuk tiap $1 nya dan kemudian dikalikan

dengan harga mobil tersebut (9.500,00 x 20.000,00 = 190.000.000,00).

Kurs nominal yang berlaku di pasar valuta asing tidak semata-mata hanya

ditentukan oleh kebijakan moneter yang ada dalam suatu negara tersebut. Karena

selain kebijakan moneter, perubahan pada kurs nominal juga didasarkan pada nilai

kurs rill. Menurut Mankiw “Kurs nominal bergantung pada kurs rill dan tingkat

harga di kedua negara. berdasarkan nilai kurs rill, jika harga domestik

meningkat maka kurs nominal akan turun: karena kurs dolar berkurang

nilainya.”14

Penentuan kurs nominal dapat dihitung dengan menggunakan

formula:

13

N. Gregory Mankiw, 2000, Teori Makroekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal. 192.

14

Ibid, Hal. 200.

Page 8: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

16

= kurs rill

e = kurs nominal

P/P* = rasio tingkat harga

b. Kurs Rill

Kurs rill sering disebut-sebut sebagai harga relatif pada produk dalam negeri

dari masing-masing negara. Harga-harga ini kemudian akan membentuk suatu

perbandingan antara harga barang domestik dan harga barang luar negeri. seperti

yang dikatakan oleh Mankiw, “Kurs rill adalah harga relatif barang-barang dari

kedua negara. Secara umum kurs rill dapat dirumuskan sebagai berikut: 15

Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa barang-barang domestik

diperbandingkan dengan harga barang-barang luar negeri untuk mendapatkan kurs

rill. Semakin tinggi harga barang domestik maka akan semakin tinggi kurs rillnya.

Atau dengan kata lain semakin tinggi harga barang domestik maka semkin banyak

barang-barang luar negeri yang diminta dan sebaliknya jika harga barang

domestik relatif lebih rendah maka akan menurunkan kurs rill serta akan

menurunkan permintaan barang luar negeri.

Penentuan kurs rill dapat dikaitkan dengan kegiatan perdagangan

internasional terutama adalah kegiatan ekspor. Menurut Mankiw,”Kurs rill

dikaitkan dengan ekspor bersih. Bila kurs rill lebih rendah, barang-barang

15

Ibid, Hal. 192.

Page 9: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

17

domestik relatif lebih murah terhadap barang-barang luar negeri, dan ekspor

bersih lebih besar.”16

Kebijakan berkontribusi dalam penentuan kurs rill. Bagai mana kebjikana

fiskal dalam negeri17

dan kebijakan fiskal luar negeri18

dalam mempengaruhi kurs

rill? Akan diuraikan pengaruhnya secara singkat dibawah ini.

Kebijakan Fiskal Dalam Negeri

Apa yang terjadi jika pemerintah membuat kebijakan dengan

mengurangi tabungan nasioanal dan kemudian menaikan belanja

pemerintah? perhatikan grafik berikut ini:

Grafik 2.2. pengaruh kebijakan fiskal (dalam negeri) dalam penentuan kurs

rill.

16

Ibid, Hal. 195. 17

“Pengurangan tabungan dan ekspor bersih menyebabkan devisit perdagangan”. N. Gregory

Mankiw, op.cit, Hal. 196.

18

“Kenaikan dalam tingkat bunga dunia mengurangi investasi domestik, yangmeningkatkan

tabungan nasional dan ekspor bersih. Kenaikan tingkat bunga dunia menyebabkan surplus

perdagangan”.Ibid, Hal. 197.

Kurs Rill

e1

NX2 NX1 Ekpor bersih : NX

e2

S2 S1 Akibat dari perubahan

kebijakan fiskal dalam

negeri yang menurunkan

tabungan (S1 ke S2) dan

menaikan belanja, maka

hal tersebut secara

langsung kurs rill akan

menyesuaikan atau

membentuk keseimbangan

baru pada e2 yang semula

di e1.

e

Page 10: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

18

Grafik diatas menggambarkan perubahan kurs rill yang akan terjadi

jika pemerintah melakukan perubahan pada kebijakan ekonomi (tabungan

nasionalnya). Selain perubahannya berpengaruh terhadap perubahan kurs

rill, kebijakan ini juga mengakibatkan nilai eskpor (NX) berubah dari NX1

ke NX2. Ekspor akan mengalami penurunan karena produk domestik akan

menjadi lebih mahal dibandingkan harga barang-barang luarnegeri

sehingga hal tersebut akan menyebabkan impor mengalami kenaikan.

Kebijakan Fiskal Luar Negeri

Apa yang terjadi jika pada kurs rill pemerintah luar negeri

meningkatkan suku bunga dan menurunkan tabungan dunia? Perhatikan

grafik berikut ini:

Grafik 2.3. Pengaruh kebijakan fiskal (luar negeri) dalam penentuan kurs

rill.

e Kurs Rill

e1

e1

Ekpor bersih : NX NX2 NX1

Akibat dari perubahan

kebijakan fiskal luar

negeri, yang meningkatkan

suku bunga (r1* ke r2

*) dan

menurunkan tabungan

dunia, maka hal tersebut

secara langsung kurs rill

akan menyesuaikan atau

membentuk keseimbangan

baru pada e2 yang semula

di e1.

S(r1*) S(r1*)

Page 11: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

19

Grafik tersebut menunjukan bahwa pada saat pemerintah luar negeri

membuat kebijakan dengan menurunkan tabungan dan meningkatkan suku

bunga, maka akan terjadi penurunan kurs rill dan akan meningkatkan

ekpor bersih NX (Nx1 ke NX2) dan impor mengalami penurunan.

Penurunan ini disebabkan karena harga-harga barang domestik terasa jauh

lebih murah dibandingkan dengan barang luarnegeri.

2.1.2.3. Kurs Sport dan Kurs Berjangka

Transaksi yang terjadi dipasar valuta asing terjadi sekitika dan langsung.

Kejadian-kejadian ini dilakukan oleh dua belah pihak yang saling sepakat dalam

menentukn kapan akan diberlakukan kurs yang telah disepakati.

Jenis transaksi valuta asing yang paling dikenal adalah pembayatan dan

permintaan valuta asing yang terlaksana dalam dua hari kerja setelah

disepakatinya transaksi tersebut. Periode selama dua hari kerja tersebut

dimaksudkan untuk memberikan waktu yang memadai bagi kedua belah pihak

guna mengadakan pengaturan dan memberikan instruki-instruksi pendebetan dan

pengkreditan rekening mereka pada bank-bank yang terkait, baik itu yang berada

di dalam maupun di luar negeri. Tipe transaksi ini lazim disebut transaksi spot

(spot taransaction), sedangkan kurs yang digunakan adalah kurs spot (spot

rate).19

Selain transaksi spot, terdapat pula transaksi berjangka dalam penentuan

pemberlakuan kurs. Transaksi berjangka (forward transaction) adalah

kesepakatan hari ini untuk membeli sejumlah valuta asing yang penyerahanya

dilakukan di masa yang akan datang berdasarkan tingkat nilai tukar yang

disepakati hari ini. Kurs yang disepakati hari ini namun baru berlaku beberapa

waktu kemudian inilah yang disebut sebagai kurs berjangka (forward rate).20

19

Dominick Salvatore, op.cit, Hal. 17. 20

Ibid, Hal. 18.

Page 12: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

20

2.1.2.4. Teori Paritas Daya-Beli

Paritas daya beli adalah hukum suatu harga yang diterapkan untuk pasar

internasional. hukum tersebut menyatakan, “Jika arbitrase internasional adalah

mungkin, maka satu dolar (atau mata uang lain) harus memiliki daya beli yang

sama di setiap negara.”21

Pendapat ini dapat diterima jika harga barang dalam

negeri lebih murah dibandingkan dengan harga barang luar negeri, maka para

pelaku arbitrase akan membeli barang dari dalam negeri dan menjualnya ke luar

negeri. Sehingga akan didapat keuntungan dari selisih harga tersebut. Akibat dari

prilaku arbitrase ini, maka harga gandum dalam negeri akan terdorong naik relatif

terhadap haga gandum luar negeri. Begitu pula sebaliknya, jika harga gandum

lebih murah di luar negeri maka arbitrase akan membeli gandum dari luar negeri

dan menjualnya dalam negeri. Akibatnya harga domestik relatif turun terhadap

harga luarnegeri. Asumsi: barang yang diperdagangkan oleh arbitrase sama. Jika

ditulis dalam persamaan maka:

Dimana:

e : Nilai tukar nominal

P : Harga barang dalam negeri

P* : Haga barang luar negeri

Dari persamaan diatas dapat dikembangkan menjadi:

Dimana:

21

Paul A. Samuelson,op.cit, Hal. 202.

Page 13: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

21

e : Nilai tukar nominal

P : Harga barang dalam negeri

P* : Haga barang luar negeri

q : Nilai tukar rill

Diasumsikan nilai tukar rill sama dengan 1. Nilai tukar rill lebih

dari 1 (satu) jika harga barang dalam negeri lebih tinggi daripada harga barang

luar negeri dan nilai tukar rill kurang dari 1 (satu) apabila harga barang dalam

negeri lebih rendah dibandingkan harga barang luar negeri.

2.1.2.5. Definisi uang

Uang adalah persediaan aset yang bisa dengan segera digunakan untuk

melakukan transaksi.22

Dalam kegiantan perdagangan ini (impor), uang menjadi

suatu hal penting yang harus ada untuk melakukan transaksi. Karena uang telah

ditetapkan sebagai alat pembayaran yang sah dalam kegiatan pertukaran barang

(pembelian barang/jasa).23

Uang memiliki tiga fungsi yaitu: a) Sebagai penyimpan nilai (store of

value), uang adalah cara mengubah daya beli dari masa kini ke masa depan. b)

sebagai unit hitung (unit of account), uang memberikan kaidah di mana harga

ditetapkan dan uang dicatat. c)sebagai media pertukaran (medium of exchange),

uang adalah apa yang kita gunakana uantuk membeli baranng dan jasa.24

Jenis-jenis uang yang digunakan seiring berjalanya waktu terus

menyesuakan dengan kebutuhan. Jenis uang yang pertama, uang atas-unjuk (fiat

money) adalah uang yang memliki nilai intrinsik. Kedua, uang komoditas

(commodity money) adalah komoditas dengan nilai intrinsik sebagai uang.

22

N. Gregory Mankiw, op.cit, Hal. 145. 23

“Uang adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai alat tukar yang diterima umum.” Paul A.

Samuelson,op.cit, Hal. 186. 24

N. Gregory Mankiw, op.cit, Hal. 145-146.

Page 14: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

22

Contoh dari uang ini adalah emas (standar emas). Emas menjadi uang komoditas

karena bisa digunakan untuk berbagai tujuan misalnya sebagai perhiasan,

penambal gigi, dan sebagai alat transaksi lainya. Standar emas berlaku di dunia

selama akhir abat kesembilan belas.25

Uang memiliki dua kmponen suplai, uang transaksi (sempit) dan uang

luas. Uang transaksi (sempit) merupakan jumlah koin dan uang kertas dalam

peredaran di luar bank ditambah dengan deposit yang dapat di cekkan. Uang

luas merupakanuang yang terdiri dari aset seperti rekening tabungan sebagai

tambahan koin, uang kertas dan deposit yang dicekkan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian tentang Nilsi tukar valuta asing (kurs), Inflasi dan Nilai

Impor yang telah dilakukan oleh beberapa penelitian pada periode waktu yang

berbeda dan memperoleh hasil yang berbeda memicu penulis untuk melakukan

penelitian dengan beberapa variabel yang sama dengan waktu saat ini (2013),

antara lain:

Ester Rumondang H. Tua Lumban Gaol (2012) menelit tentang

“Pengaruh Produk Domestik Bruto (Pdb), Nilai Tukar Rupiah Dan Inflasi

Terhadap Nilai Impor Migas Dan Non Migas Indonesia Hasil penelitian

menunjukkan bahwa PDB berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai total

impor, nilai impor migas dan non migas”. Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap nilai total impor dan nilai impor non migas tetapi tidak

signifikan terhadap nilai impor migas.

25

N. Gregory Mankiw, op.cit, Hal. 146.

Page 15: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

23

Hanton (2002), berjudul “Pengaruh Produk Domestik Bruto, kurs dollar

Amerika Serikat dan Tingkat Inflasi Terhadap Impor Total Di Indonesia 1983-

1998”. Denganmenggunakan data 16 tahun dan pengolahan dengan bantuan

program TSP mendapatkanhasil bahwa secara individu PDB dan tingkat inflasi

dalam negeri berpengaruh nyata danpositif terhadap nilai impor total Indonesia.

Untuk kurs dollar Amerika Serikat dan tingkat inflasi secara individu berpengaruh

nyata dan positif terhadap nilai imporIndonesia."

Sri Hartatik (2006), meneliti tentang “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Nilai Total Impor Indonesia tahun 1991-2005”. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa secara serempak PDB, investasi, kurs dollar Amerika

Serikat dan tingkat inflasi dalam negeri berpengaruh signifikan terhadap nilai total

import Indonesia. Secara parsial PDB berpengaruh signifikan terhadap nilai total

impor Indonesia , kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh negatif terhadap nilai

total impor Indonesia, investasi.

Wulan Lestari (2006) juga melakukan penelitian tentang “Pengaruh PDB,

Kurs Dolllar Amerika dan inflasi dalam negeri terhadap Nilai impor migas

Indonesia Periode 1993-2005”. Kesimpulan yang diperoleh ternyata Produk

Domestik Bruto (PDB), kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi dalam negeri

secara serempak berpengaruh signifikan terhadap nilai impor migas Indonesia .

Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan secara parsial

terhadap nilai impor migas indonesia . Inflasi dalam negeri tidak berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap nilai impor migas indonesia . Sedangkan Kurs

Dollar Amerika Serikat tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap nilai

impor migas indonesia periode 1993 – 2005.

Page 16: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

24

Gambar 2.1 Kerangka Dasar Pemikiran

Dari 4 (empat) penelitian terdahulu diatas, relevansinya dengan penelitan

yang akan dilakukan oleh penuis adalah pada variabel bebas dan variabel

terikatnya. Kesamaan inilah kemudian oleh penulis dijadikan pertimbangan dalm

pembuatan hipotesis dan sekaligus membandingkan apakah ada kesamaan hasil

dari kesimpulan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan

2.3. Kerangka Dasar Pemikiran

Dari kerangka dasar pemikiran diatas, dapat dijelaskan bahwa variabel

Kurs valuta asing (X) adalah variabel yang mempengaruhi (penjelas) dari variabel

nilai impor (Y). Artinya, jika terjadi perubahan (fluktuasi) pada variabel kurs

valuta asing, maka nilai impor turut terkena dampaknya.

2.4. Definisi Operasional Variabel

2.4.1. Nilai Impor (NI)

Impor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah total impor Indonesia pada

peride 2008-2012 (dalam satuan dolar Amerika)

2.4.2. Kurs Valuta Asing (KVA)

Nilai tukar yang dimaksud dalampenelitian ini adalah nilai tukar rupiah

terhap dolar Amerika peride 2008-2012 (dalam satuan rupiah).

Kurs Valuta Asing (X) Nilai Impor (Y)

Page 17: LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Imporrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7460/2/T1_162009060_BAB II.pdfIndonesia (Rp) dengan Dolar Amerika ... membeli mobil dari luar

25

2.5. Hipotesis

a. Hipotesis Kerja

Pengaruh nilai tukar valuta asing (kurs) terhadap nilai impor adalah negatif.

b. Hipotesis Statistik

H0 : β1 = 0

H1 : β1 ≠ 0