lampiran prosedur kerja

13
Lampiran Prosedur Kerja 1. Pengumpulan dan Determinasi Daun Kemangi Sampel daun kemangi dideterminasi di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran. 2. Pembuatan Simplisia Daun Kemangi Dalam pembuatan simplisia daun kemangi dilakukan beberapa tahapan seperti: a. Sortasi basah Memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan daun kemangi. b. Pencucian Menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia dengan air bersih yang mengalir. c. Pengeringan Pengeringan simplisia daun kemangi dilakukan secara alami, yaitu dengan cara dikering anginkan tidak langsung dibawah paparan sinar matahari. d. Sortasi kering Memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tumbuhan yang tidak diinginkan dan pengotor-pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia kering. e. Penggilingan Penggilingan dilakukan dengan cara diblender agar diperoleh serbuk simplisia yang diinginkan. f. Pengayakan dilakukan agar diperoleh serbuk simplisia yg memiliki derajat kehalusan yang sama.

Upload: rosantika-novinda

Post on 26-Oct-2015

120 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lampiran Prosedur Kerja

Lampiran Prosedur Kerja

1. Pengumpulan dan Determinasi Daun Kemangi

Sampel daun kemangi dideterminasi di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjajaran.

2. Pembuatan Simplisia Daun Kemangi

Dalam pembuatan simplisia daun kemangi dilakukan beberapa tahapan seperti:

a. Sortasi basah

Memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan daun

kemangi.

b. Pencucian

Menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia

dengan air bersih yang mengalir.

c. Pengeringan

Pengeringan simplisia daun kemangi dilakukan secara alami, yaitu dengan cara

dikering anginkan tidak langsung dibawah paparan sinar matahari.

d. Sortasi kering

Memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tumbuhan yang tidak

diinginkan dan pengotor-pengotor lain yang masih ada dan tertinggal pada simplisia

kering.

e. Penggilingan

Penggilingan dilakukan dengan cara diblender agar diperoleh serbuk simplisia yang

diinginkan.

f. Pengayakan dilakukan agar diperoleh serbuk simplisia yg memiliki derajat

kehalusan yang sama.

3. Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia Daun Kemangi

Skrining fitokimia meliputi pemeriksaan golongan senyawa seperti:

a. Alkaloid

1. Sebanyak 500 mg serbuk simplisia dimasukkan kedalam beaker glass.

2. Tambahkan 1 mL asam klorida 2 N dan 9 mL air suling

3. Panaskan di atas penangas air selama 2 menit, lalu didinginkan dan disaring

4. Pindahkan tiga tetes filtrate pada kaca arloji, tambahkan 2 tetes Bouchardat LP

5. Jika pada kedua percobaan tidak terjadi endapan, maka serbuk tidak

mengandung alkaloid.

Page 2: Lampiran Prosedur Kerja

6. Jika dengan Mayer LP terbentuk endapan menggumpal berwarna putih artau

kuning yang larut dalam methanol P dan dengan Boucharat LP terbentuk

endapan berwarna coklat sampai hitam, maka ada kemungkinan alkaloida.

b. Saponin

1. Sebanyak 0,5 g serbuk dimasukkan dalam tabung reaksi

2. Tambahkan 10 mL air panas, lalau didinginkan

3. Kocok kuat-kuat selama 10 detik, akan terbentuk busa yang stabil selama 10

menit setinggi 1-10 cm, menunjukkan adanya saponin, dan jika ditambahkan

asam klorida 2 N buih tidak hilang.

c. Tannin

1. Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia dimasukkan kedalam beaker glass, lalu

ditambahkan 50 mL air suling

2. Didihkan selama 15 menit, kemudian didinginkan

3. Pindahkan 5 mL filtrate pada tabung reaksi. Lalu diteteskan pereaksi besi (III)

klorida 1%

4. Bila terjadi warna hitam kehijauan menunjukkan adanya golongan senyawa

tannin.

d. Flavonoid

1. Serbuk simplisia digerus dalam mortar dan dipanaskan dengan air di atas

penangas air, kemudian disaring

2. Filtrate yang dihasilkan dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan

serbuk seng, larutan alkohol asam klorida (1:1) dan amil alcohol

3. Campuran dikocok kuat-kuat, adanya flavonoid akan menyebabkan filtrate

berwarna merah, kuning atau jingga pada lapisan alcohol.

e. Kuinon

1. Serbuk simplisia digerus dan dipanaskan dengan ir, kemudian disaring

2. Filtrate ditetesi dengan larutanNatrium hidroksida

3. Terbentuknya warna kuning hingga merah menunjukkan adanya saponin.

f. Triterpenoid dan steroid.

1. Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditambahkan 20 mL eter

2. dimaserasi selama 2 jam

3. Ambil tiga tetes filtrate pada kaca arloji, lalu diteteskan pereaksi Liberman-

Bouchardat.

Page 3: Lampiran Prosedur Kerja

4. Bila terjadi warna merah atau hijau menunjukkan adanya senyawa steroid atu

triterpenoid.

Sedangkan untuk Karakteristik simplisia meliputi:

a. Penetapan kadar abu

1. Penetapan Kadar Abu Total

a. Sebanyak 2 g hingga 3 g zat yang telah digerus dan ditimbang seksama

b. Masukkan kedalam krus yang telah dipijar dan ditara

c. Pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, lalu didinginkan dan ditimbang

d. Bila dengan cara ini arang tidak dapat hilang, maka ditambahkan air panas,

lalu disaring melalui kertas saring bebas abu

e. Sisa dan kertas saring dipijarkan dalam krus yang sama

f. Filtrat kemudian dimasukkan kedalam krus, diuapkan, dipijarkan dan

ditimbang hingga bobot tetap

g. Kadar abu total dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

2. Penetapan Kadar Abu Yang Tidak Larut dalam Asam

a. Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total, dididihkan dengan 25

ml asam klorida encer P selama 5 menit

b. Bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring melalui kertas

saring bebas abu, dicuci dengan air panas

c. Dipijarkan dan ditimbang dengan bobot tetap

d. Kadar abu yang tidak larut asam kemudian dihitung bahan yang telah

dikeringkan di udara.

3. Penetapan Kadar Abu Yang Larut Dalam Air

a. Abu yang diperoleh pada penetapan kadar abu total, dididihkan dengan 25

mL air selama lima menit

b. Kumpulkan bagian yang tidak larut , disaring melalui kertas saring bebas

abu

c. Bahan yang tidak larut dicuci dengan air panas, lalu dimasukkan kedalam

krus, dipijarkan dan ditimbang hingga bobot tetap

d. Perbedaan bobot sesuai dengan jumlah abu yang larut dalam air

e. Kadar abu yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang dikeringkan

di udara.

Page 4: Lampiran Prosedur Kerja

b. Penetapan kelarutan

1. Penetapan kadar sari larut air

a. Serbuk simplisia sebanyak 5 g dimaserasi selama 24 jam dengan 100 mL

air kloroform P menggunakan alat maserasi

b. Menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali dikocok selama 6 jam

pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam

c. Saring dan 20 mL filtrate diuapkan hingga kering dalam cawan dangkal

berdasar rata yang telah ditara

d. Residu dipanaskan pada suhu 105 C dan ditimbang hingga bobot tetap

e. Kadar sari yang laru dalam air dihitung terhadap bhan yang telah

dikeringkan.

2. Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol

a. Serbuk simplisia sebanyak 5 g dimaserasi selama 24 jam dengan 100 mL

etanol (95%),

b. Menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kalidikocok selama 6 jam

pertama dan kemudian dibiarkan selama 18 jam

c. Saring cepat dengan menghindarkan penguapan etanol (95%)

d. Sebanyak 20 mL filtrate diuapkan hingga kering dalam cawan dangkal

berdasar rata yang telah ditara

e. Residu dipanaskan pada suhu 105C dan ditimbang hingga bobot tetap

f. Kadar sari yang larut dalam etanol (95%) dihitung terhadap bahan yang

telah dikeringkan di udara dalam.

c. Penetapan kadar air dan penetapan susut pengeringan.

1. Serbuk simplisia sebanyak 1-2 g ditimbang dalam botol timbang dangkal

bertutup yang ditara

2. Jika zat berupa hablur besar, sebelum ditimbang digerus dengan cepat hingga

ukuran butiran lebih kurang 2 mm

3. Ratakan zat dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga

merupakan lapisan setebal lebihh kurang 5-10 mm

4. masukkan ke dalam ruang pengeringan, buka tutupnya, keringkan pada suhu

penetapan hingga bobot tetap

5. Setiap penegringan biarkan botol dalam keadaan tertutup mendingin dalam

desikator hingga suhu kamar

Page 5: Lampiran Prosedur Kerja

6. Jika suhu lebur zat lebih rendah dari suhu penetapan, pengeringan dilakukan

pada suhu antara 50C dan 100C dibawah suhu leburnya selama 1-2 jam,

kemudian paa suhu penetapan selama waktu yang ditentukan atau hingga bobot

tetap.

4. Pembuatan Ekstrak Etanol daun Kemangi

cara ekstraksi yang digunakan adalah cara maserasi dengan tahapan yaitu:

a. Sebanyak 165 g simplisia daun kemangi diekstraksi dengan cara maserasi

menggunakan 2475 ml etanol 95%

b. Pelarut dibagi menjadi 3 bagian untuk 3 kali penyarian dengan lama masing-

masing selama 3 jam

c. Ekstrak cair yang didapat kemudian diuapkan dengan rotary evaporator selama 8

jam

5. Dibutuhkan zat tambahan seperti:

1. Larutan PVP dalam etanol

a. Sinonim : povide, polyvidon.

b. Pemerian : serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tiak

berbau, higroskopik.

c. Kelarutan : mudah larut air, dalam etanol (95%) P dan dalam kloroform P,

kelarutan tergantung bobot molekul rata-rata, praktis tidak larut dalam eter.

d. Khasiat : Suspending agent dan sebagai pengikat (2%-5%).

2. Tween 80

a. Sinonim : Polysorbatum 80.

b. Pemerian : cairan kental seperti minyak, jernih, kuning, bau asam lemak

khas.

c. Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dalam etil asetat

P dan dalam metanol P, sukar larut dalam parafin cair P dan dalam minyak

biji kapas P

d. Khasiat : pengemulsi minyak dalam air (1%-15%).(Depkes RI, 1979;

509).

3. Aerosol

a. Sinonim : Colloial Silicon Dioxide, Colloidal Silica.

b. Pemerian : berbentuk silica, submikroskopik dengan ukuran partikel ±

15mm berbentuk hablur warna putih, tidak berbau, tidak berasa

Page 6: Lampiran Prosedur Kerja

c. Khasiat : Glidan (0,1%-0,5%) (Rowe C, Raymond; et all, 2003; )

4. Sacharum lactis (SL)

a. Sinonim : Laktosa.

b. Pemerian : serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.

c. Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih,

sukar larut dalam etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan

dalam eter P.

d. Khasiat : Pengisi (Depkes RI, 1979; 338).

5. Selanjutnya dilakukan evaluasi pada sediaan granul.

a. Prosedur Pembuatan Granul

1. Ditimbang semua bahan sesuai formula

2. Dibuat larutan PVP 5% dalam etanol sebanyak 25 ml.

3. Dimasukkan ekstrak kemangi dan tween 80 kedalam mortir, gerus

dengan kuat kemudian tambahkan SL hingga kering gerus hingga

homogen. (campuran 1)

4. Dimasukkan aerosil kedalam campuran 1, aduk hingga homogen.

5. Di tetesi sedikit demi sedikit larutan PVP 5%, gerus hingga terbentuk

granul.

6. Dikeringkan didalam lemari pengeringan pada suhu 40-70 C selama 2⁰

jam.

7. menggunakan ayakan messh 40.

8. Dilakukan evaluasi pada sediaan granul

b. Prosedur Evaluasi Granul

a. Kadar Air (Mouisture Countent)

a. Ditimbang sebanyak 10 gram granul, masukkan kedalam piring

petri ada alat

b. Diatur agar berat granul menjadi konstan, dilihat pada skala

persentasi pada terhadap suhu

c. Dicatat persentasi yang dtunjukkan.

d. Granul yang baik memenuhi kadar tidak kurang dari 1% dn tidak

lebih dari 2%

b. Waktu Alir

Page 7: Lampiran Prosedur Kerja

a. Ditimbang 20 gram granul, tuangkan secara perlahan-lahan

melewati tepi corong pengukur yang bagian bawahnya tertutup

dan diletakkan silinder penyangga dibawah corong

b. Dibuka penutup corong secara hati-hati dan biarkan granul

mengalir keluar.

c. Dicatat berapa lama waktu yang diperlukan agar semua granul

keluar lewat mulut corong.

d. Waktu alir yang memenuhi persyaratan di bawah 15% biasanya

memberikan sifat aliran yang baik (lachman, leon. 1989; 142).

c. Sudut diam atau sudut istirahat

a. Ditimbang graul sebanyak 100 gram, masukkan secara perlahan-

lahan lewat tepi corong bagian atas, sementara bagian bawah di

tutup.

b. Dibuka penutup bagian bawah corong, dan biarkan serbuk

mengalir keluar.

c. Diukur tinggi kerucut yang terbentuk dan jari-jari lingkar

penyangga

6. Pengujian Aktivitas Antioksidan Granul Ekstrak Etanol Daun Kemangi

a. Minyak goreng dibagi menjadi 5 kelompok, dimana A0=tanpa antioksidan

(kontrol (-)), A1=penambahan BHT 0,02% (kontrol (+)), A2=penambahan

granul ekstrak etanol daun kemangi 0,02%, A3=penambahan granul ekstrak

etanol daun kemangi 0,06% dan A4=penambahan granul ekstrak etanol

daun kemangi 0,1%.

b. Kemudian masing-masing kelompok dimasukan ke dalam cawan porselen,

yang terdiri dari lima cawan poselen dan selanjutnya dipanaskan dengan

penambahan 5 g daging ayam di atas hot plate pada suhu 2100C selama

waktu yang dibutuhkan untuk mematangkan daging ayam.

c. Setelah daging ayam matang daging ayam diangkat dan minyak goreng (1x

pakai) dari masing-masing kelompok (A0B1, A1B1, A2B1, A3B1 dan A4B1)

didinginkan di dalam eksikator

d. Minyak ditimbang dengan seksama menggunakan neraca analitik dan

ditentukan bilangan peroksida, bilangan iodium dan asam lemak bebas serta

TBA

Page 8: Lampiran Prosedur Kerja

e. Dilakukan hal yang sama untuk cawan porselen yang berisi minyak goreng

2x pakai (A0B2, A1B2, A2B2, A3B2 dan A4B2) dan 3x pakai (A0B3, A1B3, A2B3,

A3B3 dan A4B3).

f. Minyak goreng bekas pakai hingga 3x pakai disimpan selama 3 minggu

untuk kemudian ditentukan bilangan peroksida, bilangan iodium dan asam

lemak bebas serta TBA pada minggu ke-1 (A0BC1, A1BC1, A2BC1, A3BC1 dan

A4BC1) , minggu ke-2 (A0BC2, A1BC2, A2BC2, A3BC2 dan A4BC2) dan minggu

ke-3 (A0BC3, A1BC3, A2BC3, A3BC3 dan A4BC3).

Penentuan bilangan peroksida

Sebanyak 5 gram minyak goreng ditimbang dalam erlenmeyer bertutup, dilarutkan dalam

30 ml campuran asam asetat glasial:kloroform (3:2), tambah 0,5 ml larutan kalium iodida

jenuh sambil dikocok, setelah 2 menit dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,01 N

sampai terbentuk warna kuning muda, lalu ditambahkan indikator kanji, dititrasi kembali

dengan larutan natrium tiosulfat 0,01 N samapai warna biru hilang.

Penentuan bilangan iodium

Minyak goreng ditimbang seksama sebanyak 0,5 gram dalam erlenmeyer tertutup,

larutkan dalam 20 ml larutan karbon tetraklorida, ditambahkan 25 ml larutan Wij’s.

Erlenmeyer ditutup dan disimpan ditempat gelap pada suhu kamar selama 30 menit, lalu

ditambahkan 20 ml larutan kalium iodida 15% dan 100 ml air, tutup kembali dan dikocok

hati-hati, dititrasi dengan larutan natirum tiosulfat 0,1 N sampai warna kuning muda,

ditambahkan larutan indikator kanji dan dititrasi kembali dengan natrium tiosulfat sampai

warna biru hilang.

Penentuan asam lemak bebas

Minyka sebanyak 10 gram dilarutkan dalam 50 ml alkohol 95% netral, dipanaskan selama

10 menit dalam penangas air sambil diaduk, ditambahkan indikator febolftalein dalam

alkohol, lalu dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai warna merah jambu yang tidak

hilang selama 30 detik.