lampiran-panduan sekolah aman

Upload: mohmd-arif-uddin

Post on 19-Jul-2015

410 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

PANDUAN TEKNIS REHABILITASI SEKOLAH AMAN DENGAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PENDIDIKAN TAHUN 2011

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA bekerja sama dengan

PANDUAN TEKNIS REHABILITASI SEKOLAH AMAN DENGAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PENDIDIKAN TAHUN 2011

I. Pendahuluan Sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Menteri Pendidikan Nasional No. 70a/MPN/SE/2010 tentang Pengarusutamaan Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah, serta kampanye Sejuta Sekolah dan Rumah Sakit Aman yang diluncurkan pada tanggal 29 Juli 2010, maka Kementerian Pendidikan Nasional memberikan prioritas khusus untuk melakukan rehabilitasi bangunan sekolah untuk menciptakan sekolah aman, dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus Pendidikan Tahun Anggaran 2011. Mengingat masih banyaknya bangunan sekolah yang masih dalam kondisi rusak berat dan memerlukan rehabilitasi, serta dengan mempertimbangkan lokasi di kabupaten/kota yang rawan bencana, maka dibutuhkan suatu panduan untuk melaksanakan rehabilitasi bangunan sekolah sekaligus untuk menciptakan sekolah aman.

II. Tujuan dan Ruang Lingkup Panduan Teknis ini ditujukan untuk memberikan beberapa pedoman dasar yang harus diikuti dalam pelaksanaan proses rehabilitasi bangunan sekolah untuk menciptakan sekolah aman. Lingkup dari Panduan ini mencakup definisi dan kriteria Sekolah Aman, lokasi Kabupaten/Kota Rawan Bencana terhadap Bangunan Sekolah yang mendapat prioritas, penilaian kerentanan sekolah, dan standar-standar teknis yang harus dipenuhi melalui rehabilitasi bangunan sekolah.

III. Definisi Sekolah Aman Definisi Umum: Sekolah aman adalah sekolah yang mengakui dan melindungi hak-hak anak dengan menyediakan suasana dan lingkungan yang menjamin proses pembelajaran, kesehatan, keselamatan, dan keamanan siswanya terjamin setiap saat. Indikator Menyediakan suasana dan lingkungan yang menjamin proses pembelajaran, kesehatan, keselamatan, dan keamanan siswanya terjamin setiap saat. Institusi yang mengakui dan menghargai hak-hak anak tidak hanya sebagai murid, melainkan juga: o hak untuk sehat, o hak mendapatkan kesempatan bermain dan melakukan kegiatan yang menyenangkan disela-sela proses pembelajaran, o hak untuk dilindungi dari bahaya dan tindak kejahatan, o hak untuk mengungkapkan pandangan dan pendapat secara bebas, serta o hak untuk ikut serta dalam mengambil keputusan sesuai dengan kapasitas mereka

1

Adalah sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang, peserta didiknya sehat dan bugar serta senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat

Definisi Khusus: Sekolah aman adalah sekolah yang menerapkan standar sarana dan prasarana yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan disekitarnya dari bahaya bencana Indikator: Tidak roboh pada waktu mengalami bencana (Gempa, tsunami dan dampak gunung api) sesuai dengan perencanaan Tidak membahayakan manusia dari benda-benda yang jatuh, termasuk bahanbahan berbahaya, baik di dalam maupun di luar bangunan Mampu mengevakuasikan orang dalam keadaan darurat secara aman dari dalam bangunan ke tempat yang lebih aman (pintu cukup, terbuka keluar, jalan darurat dsb) Tersedia jalan keluar dan akses yang aman Sekolah memiliki tempat berkumpul yang aman Obyek2 yang berbahaya di sekitar sekolah dikenali dan di pahami oleh murid dan guru Rute dan tempat evakuasi darurat dikenali oleh murid dan guru Indikator kunci sekolah sehat + Pojok UKS (SKB 4 Menteri), sekolah layak anak dan sekolah ramah anak (Plan Internasional dan Kemendiknas) serta sekolah siaga bencana (KPB) Definisi Terkait Pengurangan Risiko Bencana Sekolah aman adalah komunitas pembelajar yang berkomitmen akan budaya aman dan sehat, sadar akan risiko, memiliki rencana yang matang dan mapan sebelum, saat, dan sesudah bencana, dan selalu siap untuk merespons pada saat darurat dan bencana. Indikator Memberdayakan peran kelembagaan dan komunitas sekolah dalam PRB Mengintergrasikan PRB kedalam kurikulum satuan pendidikan formal, baik intra maupun extrakurikuler Membangun kemitraan dan jaringan antar berbagai pihak untuk mendukung pelaksanaan PRB di sekolah Memiliki kebijakan, program dan rencana aksi sekolah, dan kegiatan terkait dengan pengurangan resiko bencana Komunitas sekolah yang mengenali resiko bencana di lingkungannya Sekolah yang menerapkan prosedur keselamatan Bangunan sekolah yang dirancang memperhitungkan resiko bencana Komunitas sekolah yang secara berkala berlatih siaga bencana Ancaman Gempa Bumi, Tsunami dan Erupsi/letusan Gunung Berapi di Indonesia Jenis-jenis bencana di Indonesia yang dapat mempengaruhi keamanan dan keselamatan sekolah. Gempa Bumi adalah kejadian alam akibat pergeseran lempeng bumi atau meletusnya gunung berapi. yang berakibat pada pergerakan permukaan bumi. 2

Gerakan permukaan bumi ini dapat meruntuhkan bangunan rumah, gedung, sekolah, jembatan dan jalan. Gempa bumi dapat diikuti oleh bahaya tambahan seperti kebakaran, benda-benda jatuh, atau bahkan banjir akibat bendungan rusak. Gempa bumi dapat mengakibatkan jatuhnya benda-benda yang teretak di atas, meruntuhkan bangunan sekolah, dan menjebak murid dan guru di dalam reruntuhan bangunan. Gempa bumi juga bisa mengakibatkan tsunami, longsor dan atau kebakaran Tsunami adalah gelombang besar yang diakibatkan oleh adanya perubahan dasar laut atau badan air yang terjadi akibat gempa bumi, letusan gunung berapi atau longsoran bawah laut. Gelombang yang terjadi menjalar dengan kecepatan dan elevasi yang tinggi di lautan dan ketika mencapai daratan dapat menjadi banjir bandang yang sangat dahsyat berakibat merusak benda-benda yang dilewatinya. Gelombang tsunami dapat menghancurkan dan menghanyutkan bangunan rumah, sekolah, perkantoran dan bangunan publik lainnya yang terletak di pinggir pantai atau pada jalur air yang dekat dengan laut. Banjir adalah kejadian dimana air menggenang dalam waktu tertentu pada daerah yang biasanya tidak digenangi air. Banjir terjadi saat kapasitas air melebihi daya tampung sungai, danau, rawa atau penampung air lainnya. Kejadian ini dipengaruhi oleh intensitas curah hujan, lamanya hujan, kondisi topografi, kondisi tanah, dan kondisi tutupan lahan. Banjir dapat menggenangi bangunan sekolah atau menghanyutkan peralatan di dalamnya. Tanah Longsor adalah pergerakan batuan atau tanah secara menurun menuju kaki suatu lereng. Longsor dapat terjadi akibat gempa bumi, banjir dan letusan gunung berapi. Tanah longsor juga terjadi ketika kekuatan dari batuan atau tanah yang membentuk lereng dilampaui oleh tekanan massa lereng dan benda-benda di atasnya. Pengurangan kekuatan tanah ini dapat disebabkan oleh meningkatnya kandungan air, meningkatnya sudut kemiringan lereng, berkurangnya pohon penyangga kemiringan tanah serta bertambahnya beban di permukaan lereng. Tanah longsor dapat menimpa, menggeser atau menimbun bangunan sekolah. Kebakaran adalah kejadian dimana api menghanguskan bangunan rumah, sekolah dan bangunan publik lainnya. Kebakaran gedung dan pemukiman pada dasarnya diakibatkan oleh kelalaian manusia terutama dalam hal pemilihan bahan yang mudah terbakar, pemakaian alat-alat pembakaran yang menyalahi aturan, atau pemasangan instalasi listrik yang salah dan pemakaian alat-alat elektronik yang mengakibatkan arus pendek dan percikan api. Kebakaran dapat juga disebabkan oleh api dari kompor atau alat pemanas laiinya. Kebakaran dapat merusak bangunan sekolah dan menjebak murid dan guru di dalam kungkungan api. Erupsi/letusan Gunung Berapi adalah kejadian meletusnya gunung berapi dengan mengeluarkan lahar/lava dan material vulkanik lain seperti Awan panas, Abu piroklastik, Asap campur debu pasir, dll. Ancaman gunung berapi bukan hanya terjadi saat letusan, tapi juga setelah letusan seperti hujan abu, hujan pasir, dan ancaman banjir lahar dingin. Kawasan disekitar letusan gunung api disebut Kawasan Rawan bencana (KRB) gunung berapi. KRB dibagi kedalam tiga tingkatan kerawanan bencana, yaitu KRB I, II dan III diurutkan dari tinkatan yang paling rendah ke tingkatan yang paling tinggi. Wilayah yang berada dalam peta KRB tinggi harus segera dikosongkan bila ada tanda-tanda peningkatan aktivitas gunung api. Dalam peta KRB 3

terdapat penjelasan bagi masyarakat yang tinggal pada KRB tertentu untuk bersikap dalam menghadapi krisis tersebut dan tindakan apa yang harus dilakukan bila peningkatan aktivitas terus berlangsung, kemudian disusul dengan suatu letusan gunung api.

IV. Kabupaten/Kota Rawan Bencana terhadap Bangunan Sekolah Berdasarkan rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dilakukan penilaian risiko bencana untuk menentukan Kabupaten/Kota rawan bencana bagi bangunan sekolah untuk mendapatkan prioritas bagi rehabilitasi bangunan sekolah untuk menciptakan sekolah aman. Daerah yang ditentukan sebagai lokasi prioritas untuk sekolah aman khususnya untuk perbaikan sekolah dipertimbangkan dari beberapa variabel, yaitu : Daerah risiko bencana akibat Gempa Bumi (earthquake risk), Gunung Api (volcano risk) dan Tsunami (tsunami risk) yang sudah ada dalam Rencana Nasional Penanggulangan Bencana (RENAS PB) dan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN PRB); dan kondisi terkait dengan aspek pendidikan terutama jumlah kerusakan sekolah, jumlah penduduk sekolah dan indeks melek huruf. Kombinasi antara data risiko (yang dianggap sebagai variabel penyebab) dan kerentanan sekolah (dari data kondisi kependidikan) dipakai sebagai acuan penentuan daerah prioritas untuk diambil datanya lebih lengkap. Dalam hal ini prosesnya dilakukan berbasis peta (spasial) dengan menggunakan sarana Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil analisa tumpang tindih (overlay) dengan SIG memberikan daftar 60 Kabupaten/Kota prioritas dengan peringat risiko tertinggi, ditambah 10 Kabupaten/Kota yang pernah terkena bencana sebelumnya dan di rekomendasikan untuk mendapat prioritas rehabilitasi menuju sekolah aman. Daftar lengkap nama Kabupaten/Kota prioritas disajikan pada sub-lampiran A. Untuk sekolah-sekolah penerima DAK Pendidikan 2011 yang berlokasi di Kabupaten/Kota terlampir, diberikan prioritas alokasi untuk melakukan rehabilitasi bangunan sekolah, dengan syarat pelaksanaannya mempertimbangkan faktor kerentanan bangunan serta mengikuti standar teknis mitigasi bencana sebagaimana diuraikan dalam Panduan ini.

V. Penilaian Sekolah Aman V.1. Penilaian/Evaluasi DiriRisiko Bencana oleh Sekolah Guna memastikan bahwa sekolah-sekolah yang terletak di Kabupaten/Kota rawan bencana sebagaimana disajikan pada daftar Sub-Lampiran B1, maka setiap sekolah penerima DAK Pendidikan untuk rehabilitasi sekolah diharuskan melakukan proses evaluasi diri (self assessment) untuk memahami dan menilai risiko bencana yang dihadapinya. Tujuan dari evaluasi diri ini adalah untuk membantu Sekolah dalam mendata kondisi dasar risiko bencana yang ada di lingkungan sekolahnya, untuk kemudian menggunakan data tersebut dalam perencanaan perbaikan jangka pendek, menengah dan panjang untuk menuju sekolah aman. Rencana-rencana perbaikan tersebut dapat menjadi bagian dari Rencana Pengembangan Sekolah (RPS), Rencana 4

Kegiatan Sekolah (RKS), maupun rencana rehabilitasi dan perkuatan struktur (retrofitting) yang seara khusus akan didanai melalui DAK Pendidikan tahun 2011 ini. V.2. Penilaian Kerentanan Bangunan Sekolah oleh Ahli Bangunan Sebelum melaksanakan proses rehabilitasi, sekolah yang menerima dana DAK Pendidikan 2011 diwajibkan melakukan penilaian kerentanan sekolah terhadap bencana dengan melibatkan ahli bangunan menggunakan perangkat sebagaimana disajikan pada sub-lampiran B-2. Dalam pelaksanaan penilaian kerusakan ini, sekolah dapat meminta bantuan kepada ahli teknik bangunan dari Dinas yang menangani masalah pekerjaan umum atau tata bengunan setempat, ataupun dari Sekolah Menengah Kejuruan Teknik terdekat. Sekolah dapat pula meminta bantuan kepada asosiasi tenaga ahli di bidang konstruksi di wilayahnya. Pada prinsipnya kerentanan bangunan yang dinilai adalah terhadap bencana gempa bumi, khususnya terhadap goncangan horizontal/mendatar. Untuk bencana tsunami yang biasanya mengikuti kejadian gempa bumi, maka penilaian kerentanan terhadap gempa bumi dengan sendirinya menjadi prasyarat. Di dalam proses penilaian kerentanan dalam sub-lampiran ini, faktor aksesibilitas juga dinilai. Faktor aksesibilitas ini juga merupakan bagian penting dalam penyediaan sarana dan jalur penyelamatan (escape route) terhadap bencana tsunami dan letusan gunung api.

VI. Standar-standar Teknis Pada prinsipnya, pelaksanaan kegiatan rehabilitasi bangunan sekolah untuk menciptakan sekolah aman harus memenuhi tiga syarat utama yaitu: 1. Dilakukannya penilaian kerentanan bangunan sekolah dan penentuan kebutuhan rehabilitasi, 2. Adanya rencana teknis rehabilitasi dan perkuatan struktur bangunan, dan 3. Adanya proses pengawasan pelaksanaan rehabilitasi dan perkuatan struktur bangunan oleh tim pengawas yang dibentuk khusus melibatkan tenaga ahli, perwakilan pengelola dan komite sekolah. Mengingat bahwa sekolah aman merupakan kombinasi dari aspek ketahanan bangunan, keamanan lingkungan, dan budaya sadar bencana, maka proses perencanaan dan pengawasan harus dilakukan secara partisipatif melibatkan berbagai komponen sekolah (pengelola, murid dan guru, serta komite sekolah).

IV.1. Standar Perkuatan Struktur (Retrofitting) Tahan Gempa Perkuatan struktur (retrofitting) terhadap bangunan sekolah yang rusak karena usia konstruksi harus dilaksanakan mengikuti standar dan pedoman teknis yang akan diterbitkan bersama oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dengan melibatkan Tim Teknis Sekolah Aman.

IV.2. Standar Penyediaan Sarana Penyelamatan Terhadap Tsunami 5

Penyediaan sarana penyelamatan terhadap ancaman tsunami harus dilakukan di sekolah yang berlokasi di daerah rawan tsunami, setelah standar teknis perkuatan struktur tahan gempa dipenuhi. Standar teknis sarana penyelamatan terhadap tsunami untuk bangunan sekolah akan diterbitkan bersama oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dengan melibatkan Tim Teknis Sekolah Aman.

IV.3. Standar Penyediaan Sarana Penyelamatan Terhadap Letusan Gunung Api Penyediaan sarana penyelamatan terhadap ancaman letusan gunung api harus dilakukan di sekolah yang berlokasi di daerah rawan letusan gunung api, setelah standar teknis perkuatan struktur tahan gempa dipenuhi. Standar teknis sarana penyelamatan terhadap letusan gunung api untuk bangunan sekolah akan diterbitkan bersama oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dengan melibatkan Tim Teknis Sekolah Aman.

VI. Penutup Hal-hal yang belum diatur secara rinci di dalam Panduan ini akan dilengkapi dalam Pedoman Pelaksanaan dan Standar Teknis yang akan disusun dan diterbitkan kemudian sebagai bagian yang tak terpisahkan dari Pedoman ini.

-oo0oo-

6

Sub-Lampiran A: Daftar 60 kabupaten/kota yang masuk dalam prioritas penentuan Sekolah Aman dengan pertimbangan dari bahaya gunung api, gempa bumi dan tsunami. NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 KABUPATEN/KOTA Badung Karang Asem Pandeglang Serang Tangerang Bandung Bogor Ciamis Cianjur Garut Kota Bandung Kota Sukabumi Kuningan Majalengka Sukabumi Tasikmalaya Banyumas Boyolali Cilacap Kebumen Klaten Wonogiri Banyuwangi Blitar Jember Kediri Bondowoso Lumajang Malang Nganjuk Sidoarjo Sumenep Probolinggo Situbondo Lampung Selatan Lampung Tengah Lampung Timur Tanggamus PROVINSI Bali Bali Banten Banten Banten Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Tengah Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur Lampung Lampung Lampung Lampung 7

Sub Lampiran A (lanjutan)

NO 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

KABUPATEN/KOTA Maluku Tengah Bima Lombok Barat Lombok Tengah Lombok Timur Sumba Barat Sumba Barat Daya Sumba Tengah Waropen Manokwari Bolang Mongondow Selayar Bulukumba Banggai Donggala Parigi Moutong Padang Pariaman Agam Nias Selatan Karo Mentawai Nias

PROVINSI Maluku NTB NTB NTB NTB NTT NTT NTT Papua Papua Barat Sulawesi Utara Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sumatra Barat Sumatra Barat Sumatra Utara Sumatra Utara Sumatra Barat Sumatra Utara

8

Sub-Lampiran B-1: Perangkat Penilaian/Evaluasi Diri Risiko oleh Sekolah

Nama sekolah Nama bangunan Alamat sekolah

: : :

9

Penjelasan Pengisian Formulir Penilaian oleh SekolahDalam formulir penilaian ini, ada 2 Aspek yang dinilai, yaitu 1. Aspek sarana dan Prasarana Sekolah Dalam aspek ada 6 kategori isian yang harus diisi oleh guru maupun komunitas sekolah. Kategori tersebut antara lain informasi umum dari sekolah, kondisi dan perencanaan sekolah, komponen struktural, komponen arsitektural, perabotan dan isinya, utilitas dan sekitarnya dan. Untuk membantu penilai memahami apa saja komponen struktural, beberapa gambar mengenai komponen-komponen bangunan telah diberikan. Cara mengisi lembar penilaian ini adalah sebagai berikut: a. Kategori pertama Informasi Umum ( 1xx ) diisi sesuai dengan data-data penilai, deskripsi data bangunan dan kondisi sekolaah terhadap paparan bencana. b. Kategori kedua kondisi dan perencanaan ( 2xx ) dipilih menggunakan tanda centang () pada gambar yang sesuai dengan kondisi bangunan c. Kategori ketiga sampai keenam ( 3xx 6xx ) menggunakan tanda centang () ya atau tidak dalam penilaiannya d. kategori Kriteria ambang dibawah ini akan membantu penilai atau pengambil kebijakan dalam membuat rekomendasi. Jika nilai dari isian kedua ( kondisi dan perencanaan/2xx ) melebihi 4, disarankan bahwa gedung tersebut perlu pemeriksaan lebih lanjut oleh ahli bangunan. Jika jumlah jawaban tidak pada isian ketiga ( komponen struktural/3xx ) melebihi 1, sangat disarankan gedung tersebut untuk diperiksa lebih lanjut oleh ahli bangunan. Jika jumlah jawaban tidak pada isian keempat ( komponen arsitektural/4xx ) melebihi 5 disarankan bahwa gedung tersebut perlu perbaikan komponen arsitektural Jika jumlah jawaban tidak pada isian kelima (perabotan dan isinya/5xx ) melebihi 10 sangat disarankan bahwa gedung tersebut perlu perkuatan pada perabotan dan isinya. Apabila nilainya dibawah 11, perkuatan cukup dilakukan oleh guru atau komunitas sekolah. Jika jumlah jawaban tidak pada isian keenam (utilitas dan sekitarnya/6xx ) melebihi 3 sangat disarankan gedung tersebut memerlukan bantuan teknis untuk perkuatan komponen tersebut oleh ahli bangunan.

Semua ambang tersebut dapat diabaikan, jika dengan pengetahuan dari penilai, ada beberapa hal kritis yang harus segera diperbaiki/diperkuat, walaupun belum melampaui batasan ambang tersebut. Dalam kasus ini, mohon diberikan catatan yang disertai dengan gambar-gambar dokumentasi (jika tersedia). Catatan: - Apabila dalam pengisian terdapat pertanyaan yang kurang dimengerti oleh pihak sekolah, harap bertanya pada pihak yang lebih ahli dalam hal tersebut sehingga jawaban lebih akurat. - Apabila ada pertanyaan, dimana komponen pada pertanyaan tersebut tidak terdapat pada gedung yang bersangkutan, maka harap dikosongkan saja jawabannya dan diberikan catatan bahwa tidak ada komponen tersebut pada gedung yang bersangkutan.

10

2. Aspek lingkungan Sosial Sekolah Formulir penilaian ini diisi oleh pihak pengelola sekolah. Pihak pengelola sekolah merupakan pengambil kebijakan pada masing-masing sekolah yang bersangkutan. Penilaian formulir ini akan menentukan apakah bangunan sekolah tersebut perlu diperkuat, dibangun kembali, atau tidak perlu perbaikan sama sekali. Dalam hal ini pengelola sekolah harus mempertimbangkan formulir sebelumnya yang telah diisi oleh pihak sekolah. Selain itu, dalam formulir ini pengelola sekolah juga perlu mengisi beberapa pertanyaan berkaitan dengan keutamaan bangunan tersebut dan anggaran biaya yang terkait dengan perkuatan maupun pembangunan kembali sekolah tersebut. Apabila beberapa pertanyaan yang ada dalam formulir ini lebih banyak mengacu pada jawaban Tidak, maka akan mengacu pada kesimpulan bahwa perkuatan maupun pembangunan kembali semakin sulit untuk diadakan. Sedangkan formulir sebelumnya akan menunjukkan seberapa besar tingkat kerentanan bangunan tersebut terhadap gempa bumi. Sehingga dengan turut mempertimbangkan kedua hal tersebut akan dapat disimpulkan apakah perkuatan maupun pembangunan kembali cukup layak untuk bangunan tersebut. Apabila diperlukan, pihak pengelola sekolah dapat meminta bantuan kepada ahli bangunan untuk datang meninjau sekolah tersebut secara teknis. Selain memberikan kesimpulan akhir, pihak pengelola sekolah juga perlu memberikan beberapa catatan-catatan penting yang mungkin ditemukan dalam bangunan tersebut berkaitan dengan perkuatan maupun pembangunan kembali. Selain itu dapat juga diberikan rekomendasi mengenai kedua hal tersebut.

11

Formulir Penilaian oleh Sekolah Aspek Sarana Prasarana

Informasi Umum diisi sesuai dengan data-data penilai dan deskripsi data bangunan100 101 102 110 111 112 113 120 121 122 123 124 125 126 127 128 130 131 132 133 134 140 141 142 143 Informasi Umum Nama penilai Nama sekolah Informasi Geografis Alamat (Jalan, Kota/Kabupaten, Kecamatan, Provinsi/Negara) Tipe daerah Daya akses Informasi Bangunan Fungsi bangunan Kepemilikan bangunan Nama pemilik Jumlah penghuni Tahun berdiri Material struktur bangunan ( balok, kolom ) Material dinding bangunan Material rangka atap ( kuda-kuda ) Informasi Komunitas Daerah Mayoritas profesi penduduk lokal/mayoritas jenis industri Status ekonomi dari mayoritas penduduk Kesadaran penduduk terhadap bencana alam Sejarah Bencana Alam Bencana alam utama apa di daerah ini? Bencana alam apa yang terjadi terakhir kali? (tahun, tipe bencana dan kerusakan yang ditimbulkan) Apakah bangunan ini pernah rusak akibat bencana alam? Jika ya, Kapan bangunan rusak dan bencana apa yang menyebabkannya? Apakah bangunan pernah dibangun kembali/ diperkuat setelah kerusakan terjadi? Kondisi Sekolah secara umum terhadap paparan ancaman: Kondisi sekolah Ya Gempa Bumi Bangunan sekolah kami bukan bangunan yang dirancang tahan gempa Pintu kelas dan gerbang sekolah kami tidak cukup lebar untuk penyelamatan saat gempa Sekolah kami belum mebuat jalur evakuasi dan tempat berkumpul saat kejadian gempa bumi Sekolah kami belum memperoleh atau melakukan pelatihan dan simulasi untuk kejadian bencana gempa bumi Sekolah kami berada pada wilayah rawan ancaman gempa bumi Sekolah kami berlokasi di daerah yang pernah terkena gempa bumi besar sebelumnya Ya Tidak Rendah Menengah Tinggi Desa Pinggiran kota Kota Beton Multiplex Kayu Kayu Bata Baja ringan Baja Lain-lain Sebutkan :. Lain-lain Sebutkan:. Dewasa ( 15thn) : Anak- anak ( (z) ---> (a) ---> (b) (Rendah) . (Sedang) 0.00% (Tinggi) m2 (*)

: (a) x (b) x (z) = Rp. . (..) (lokasi), .. 20.. Tim Observasi Perencana/Pengawas Kepala Sekolah (............................) ............................ (.............................) ...............................

Mengetahui/Menyetujui

Ketua Komite Sekolah (............................) ............................

46

Penjelasan Singkat Kondisi Bangunan : Bangunan rusak pada bagian atap, harus diperbaiki karena atap bergelombang dimungkinkan kondisi kuda-kuda rapuh. Pasangan dinding batubata sebagian miring dan retak..lantai abu diganti keramik (*) = coret yang tidak perlu (**) = beri tanda yang sesuai () Catatan Format ini digunakan terhadap satu gedung yang ditinjau misal: R. Kantor atau gedung yang sejenis misal: R. Kelas, Per Sekolah dimungkinkan lebih dari satu format Analisa Kerusakan.

47

KAJIAN KERENTANAN SEKOLAH PEMBANGUNAN REHABILITASI GEDUNG SEKOLAH SD/SMP/SMA/SMK :....................... No. Tingkat Kerusakan Komponen Bangunan Bobot % d harga standar PU 75 % x Hrg standar 12.00 19.00 2.00 5.50 2.00 4.00 4.00 5.00 7.00 3.00 2.50 3.00 3.00 10.50 0 0 0 0 0 0 0 25 30 30 10 15 20 40 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 1.3 2.1 0.9 0.3 0.5 0.6 4.2 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,350,000 2,268,000 972,000 270,000 486,000 648,000 4,536,000 Tingkat % Risiko a b Komponen Gedung c 2,000,000 1,500,000 1 2 PONDASI STRUKTUR Pondasi Kolom dan Balok Plesteran 3 ATAP Kuda-kuda Gording + Lisplanng Penutup Atap 4 PLAFOND Rangka Plafond Penutup Plafond Batu bata/BatakoDinding Plesteran Jendela Kaca Pintu Kusen 6 LANTAI Penutup Lantai e Nilai % Kerusakan f Luas Bangunan Kelas g h Harga Satuan Ruang i = (fxgxh) Swakelola i j 0.00 Paket Bantuan Masa Bangunan Jumlah Ruang Yang direhab k

5

DINDING

48

7

Utilitas

Instalasi Listrik Instalasi Air Drainase/Limbah

4.00 3.00 1.50 1.00 3.00 2.50 2.50 100.00

50 0 0 10 25 30 20

2.0 0.0 0.0 0.1 0.8 0.8 0.5 13.85

72 72 72 72 72 72 72

1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000

2,160,000 108,000 810,000 810,000 540,000 14,958,000 0.00 Luas 0.00 Masa.Gdg 207,750 Rupiah

8

FINISHING

Finishing Struktur Finishing Plafond Finishing Dinding Finishing Kusen/Daun Jumlah

Langkah Pengisian : 1 2 3 4 5 6 7 Masukan Harga Standar PU/Kimpraswil Setempat pada cel (C7), dan (C8) harga swakelola Masukan Nilai Prosentase Kerusakan tiap Komponen yang rusak pada kolom (E) Masukan Luas Bangunan yang direhab pada kolom cel (G9) Harga per meter Rehab ada pada cel (L27) Luas Yang direhab ada pada cel (L31) Jumlah Harga seluruh komponen yang direhab ada pada cel (J30) Nilai bantuan Rehab (K29)

49

Lampiran Nomor Tanggal

: Surat Perjanjian : :

RENCANA PENGGUNAAN DANA (RPD) REHABILITASI GEDUNG SEKOLAH .............................................. TAHUN 2011

JUMLAH

HARGA SATUAN(Rp) 5

NO.1

URAIAN2

VOL 3

SAT 4

JUMLAH (Rp)6

A. 1 2 3 4 B

KONSTRUKSI BARU Pembangunan Kantin Sehat (14 m x 7 m) 98.00 31.50 15.00 1.00 m2 m2 m2 Ls 1,800,000.00 2,000,000.00 1,500,000.00 75,000,000.00 176,400,000.00 63,000,000.00 22,500,000.00 75,000,000.00

Pembangunan Ruang UKS (4.5mx7m) Pembangunan Toilet (1.5 m x 2 m x 5 unit) Pembangunan Selasar SEHAT, LAYAK ANAK, DAN SIAGA BENCANA

50

B.1 1 2 3 4 5 6 7 8 B.2

Sekolah Sehat Taman Hijau + Pagar Tempat Cuci Tangan (1 unit/2 kelas) Tempat Pemilahan Sampah 3 Tempat (1 unit / kelas) Apotek Hidup Media Kampanye Bebas Rokok & Narkoba Kit UKS Pendidikan/Pelatihan Guru UKS per 60 jam Pengadaan Buku Bacaan Tentang Kesehatan Sekolah Layak Anak Lumpsum Sekolah layak anak 1.00 5.00 4.00 1.00 1.00 1.00 1.00 10.00 Ls Unit Unit Ls Ls Unit Ls Eks 25,000,000.00 500,000.00 450,000.00 600,000.00 3,000,000.00 7,000,000.00 3,500,000.00 100,000.00 25,000,000.00 2,500,000.00 1,800,000.00 600,000.00 3,000,000.00 7,000,000.00 3,500,000.00 1,000,000.00

B. 3

Sekolah Siaga Bencana Penyusunan rencana Aksi sekolah menunju sekolah Aman secara partisipatif Workshop pengintegrasian Pengurangan resiko bencana dalam kurikulum baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler Pelatihan tim manajemen sekolah, guru dan siswa tentang prosedur keselamatan Pembuatan Jalur Penyelamatan Simulasi dan pelatihan kejadian bencana dan prosedur keselamatan Pembentukan Tim Siaga Bencana di lingkungan sekolah

51

Pengadaan materi-materi KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) terkait pengurangan resiko bencana ( buku PRB, buku saku, Poster, dll) Mempersiapkan cadangan logistik untuk kesiapsiagaan bencana yang dirasa paling mungkin terjadi pembuatan dan pemeliharaan sistem peringatan dini Kordinasi dan kerjasama dengan penyelenggara PB Setempat (kelurahan, kecamatan) dan tingkat kota/Kab. (BPBD, Damkar, Dinsos, dll)

C 1 2 D 1 2 3 4 5

PERABOT Ruang Kantin Sehat (Meja,Kursi & T. Cuci) Selasar (Bangku & Pot Bunga) INFRASTRUKTUR Pemasangan Instalasi Air Bersih dia. 2" Pemasangan Instalasi Air Bersih dia. 3/4" Pemasangan Tutup Saluran Air Hujan Samping Selasar Perbaikan Halaman dan Tempat Parkir Pembuatan Gapura & Pos Jaga 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 Ls Ls Ls Ls Ls 3,500,000.00 6,500,000.00 3,000,000.00 20,000,000.00 75,000,000.00 3,500,000.00 6,500,000.00 3,000,000.00 20,000,000.00 75,000,000.00 1.00 1.00 Unit Ls 25,000,000.00 3,500,000.00 25,000,000.00 3,500,000.00

D. E.

BIAYA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA ADMINISTRASI PENGELOLAAN

Keg Keg

75,000,000.00

75,000,000.00

52

15,000,000.00

15,000,000.00

JUMLAH SELURUHNYA

607,800,000.00

Catatan : 1. Perubahan sasaran harus atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen 2. Harga satuan per meter persegi merupakan harga tertinggi 3. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk bahan dan upah mengacu kepada Harga Pasar 4. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang bersifat Lump Sum disesuaikan dengan nilai volume pekerjaan pada kondisi masing-masing sekolah 5. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) ini belum termasuk biaya Rehabilitasi kerusakan/kekurangan yang ada pada masing-masing sekolah (Perhitungannya mengunakan Analisa Perhitungan Persentase Kerusakan Bangunan Sekolah) Kepala Sekolah, Pejabat Pembuat Komitmen

53