lampiran -...

58

LAMPIRAN

Lampiran 1

59

1. Transkrip Wawancara • Wawancara 1 Hari : Selasa, 14 Maret 2017 Waktu : 09:00 - 10:15 Tempat : PT. Pasti Sukses Narasumber : Karyawan Level Top Management (Pak Y)

P : Pewawancara N1 : Narasumber

P / N1

Wawancara

P Pagi Pak, bisa saya mulai pertanyaannya? N1 Ya, bisa.

P Menurut Bapak, teknologi yang berhasil itu yang bagaimana sih Pak?

N1 Teknologi yang berhasil ya yang bermanfaat. P Bermanfaat maksudnya?

N1

Ketika dia beri manfaat lebih, hmmm. Sini-sini. (Narasumber berdiri, mengajak Pewawancara untuk berjalan menuju kearah jendela melihat proses produksi.) Tuh tuh liat tuh. (Narasumber menunjuk-nunjuk, proses inspeksi garment.) Di situ tuh ada besi 2 panjang, itu bikinan kita buat mempercepat proses ngebalik garment. Kalau proses manual kan dibalik pakai tangan, makan waktu. Kalau pakai itu bisa lebih cepet. Itu prinsipnya.

P Jadi manfaatnya, proses yang sebelumnya ada, terus dengan dibantu teknologi jadi lebih cepat gitu ya Pak?

Lampiran 1

60

N1 Iya, bisa lebih cepat, bisa lebih hemat waktu mungkin, hemat orang, atau aku bisa pekerjakan orang non-skill.

P Non-skill maksudnya?

N1

Kayak CNC punya itu, ga perlu aku latih orang untuk jahit, ga perlu rekrut yang bisa jahit, asal duduk aja nyalain mesin, jadi garment. (Narasumber tertawa sambil mempraktekkan cara kerja mesin CNC).

P Jadi manfaat teknologi tadi ada di otomatisasi ya Pak?

N1 Gini-gini, manfaatnya bisa terlihat lewat kapasitas naik, jumlah orang turun. Lalu cycletime jadi singkat, lalu Aku jadi ga butuh karyawan ber-skill.

P Terus, kalau teknologi-teknologi yang bapak terapkan di sini udah berhasil Pak menurut Bapak?

N1 Kalau dibilang berhasil, bisa dikatakan sedang dalam proses. Ya kalau dinilai mungkin sudah 80%an lah.

P Teknologi yang ada di kita kebanyakan teknologi yang diadopsi dari cabang lain ya Pak?

N1

Begini, teknologi itu ada 2 macam, pertama, inovasi, kayak tadi kita pikir sendiri, kita cari solusi, kita bikinlah alat seperti tadi. Atau, kita pakai teknologi punya orang yang sudah jelas manfaatnya.

P Berarti dilihat manfaatnya dulu ya Pak?

N1 Ya, kalau cuman gaya-gayaan buat apa, kalau cuma ikut-ikutan buat apa?

P Terus kalau di tempat lain jelas manfaatnya, apa ditempat kita sudah pasti bermanfaat Pak?

N1 Ya pasti lah, P Langsung berhasil dong Pak?

Lampiran 1

61

N1

Yang langsung berhasil cuma 20-30%, sisanya perlu waktu. Makanya aku bilang tadi sampai saat ini baru 80%an lah lebih-lebih dikit yang benar-benar sesuai dengan yang diharapkan.

P Yang paling menghambat apa sih Pak?

N1

Gini ya tak jelasin, kita pabrik baru, di lingkungan yang baru. Sebelum-belumnya ga ada yang namanya pabrik di sini. Anak-anaknya baru, skill belum mumpuni, ditambah kontrolnya kurang.

P Memangnya kenapa Pak dengan anak baru, bukannya masih fresh ya Pak?

N1

Pola pikir mereka beda. Maaf ya sebelumnya, daerah sini daerah kering, tapi banyak sawah. Artinya apa? Di sini daerah tadah hujan. Kalau tadah hujan, berarti mereka bekerja cuma 3-4 bulan dalam setahun sebagai petani, sisanya kerja serabutan mereka. Akibatnya apa? Itu udah ketanem dipikiran mereka. Trus pas pabrik dibuka, dimodel cara kerja kayak pabrik ga bisa. Mereka susah diiket, kerja suka-suka.

P Ga bisa diikat gimana Pak?

N1

Susah buat ikut aturan. Lha wong mereka terbiasa kerja suka-suka kok, pas musim hujan, ikut ke sawah. Pas kering, ada kerja bangunan ikut, ada kerja borongan apa ikut, udah kerja udah enak, musim hujan lagi, balik lagi dia ke sawah, kerjaan ditinggalin.

P Yang kayak gitu itu predictable Pak? N1 Ga sama sekali. Baru kejadian di sini.

P Berarti pola pikir yang mereka bawa tadi berpengaruh banget ya Pak?

N1 Ya, jadi apa yang kita pikir mudah buat mereka enggak. Kita pikir kita beli yang canggih-canggih,

Lampiran 1

62

kita pikir mereka non-skill, kita kasih mereka yang mudah-mudah. Sialnya, masih aja ga nerima-nerima. Butuh waktu sampai mereka bener-bener bisa jalan.

P Terus cara-cara yang bapak pakai buat ngehadapin yang ga terduga itu gimana Pak?

N1 Awalnya kita cari-cari, apa masalahnya, lalu ketahuan. Kontrol di kita kurang.

P Maksudnya Pak?

N1

Akhirnya kan kita dapet data tuh, siapa-siapa aja yang susah diatur, ditarik dari data karyawan, ketahuan orang mana nih, ternyata mereka yang orang sini yang sering bermasalah. Buat mereka-mereka ini kita perkuat kontrolnya. Masalahnya medium level kita, supervisor, chief masih kurang kuat. Kebanyakan masih ga tau caranya ngatur anak-anak macam ini.

P Kalau penerimaan mereka terhadap teknologi gimana Pak?

N1 Bagus sebenarnya, mereka antusias, cuma ya itu tadi. Susah diatur, jadi hasil belum bisa stabil.

P Berarti mindset yang dibawa karyawan ada kaitannya sama berhasil enggaknya adopsi ini ya Pak?

N1 Kalau dibilang berkaitan ya,

P Baik Pak, aku sudahi dulu wawancaranya, kalau ada butuh tanya-tanya lagi Bapak mau bantu kan?

N1 Ya. P Terimakasih Pak.

Lampiran 1

63

• Wawancara 2 Hari : Selasa, 11 Maret 2017 Waktu : 08:30 - 9:00 Tempat : PT. Pasti Sukses (Ibu E) Narasumber : Karyawan Level Top Management


P / N2

Wawancara

P

Pagi Ibu, sebelumnya saya mau jelaskan sedikit mengenai penelitian saya, topiknya itu tentang adopsi teknologi dalam konteks perusahaan Ibu, pasti Ibu udah banyak pengalaman kan di bidang tersebut?

N2 Wah jangan sulit-sulit lho, Ibu orangnya gaptek kok kalau soal teknologi.

P Wah Ibu kok udah takut duluan dengar kata teknologi, menurut Ibu, teknologi itu apa sih Bu?

N2 Teknologi itu ya suatu peningkatan ke cara yang lebih canggih, misal lebih cepat atau lebih akurat.

P Jadi capaian manfaat teknologi itu kalau lebih cepat atau lebih akurat gitu ya Bu?

N2

Begini Rendy, di tempat kita kan adopsi beberapa teknologi ya, mungkin di perusahaan lain belum ada untuk sekelas garment, nah mesin-mesin canggih itu nanti dibilang bermanfaat ketika dia bisa menyediakan data akurat, menghemat tenaga operator, ya intinya lebih produktif.

P Contohnya Bu mesin canggih yang seperti apa yang Ibu maksud?

N2 Misal itu ya mesin bobok kantong, dulu proses itu dikerjakan 4-5 orang, sekarang dikerjakan 1 orang

Lampiran 1

64

saja sudah cukup, dari sisi efisiensi, kita berhemat waktu dan hemat orangnya. Kalau dikerjakan 5 orang kan jadi muncul transfer timenya juga. Ada lagi spreading kain, kita dulu pakai manual, sekarang diganti pakai mesin, sudah hemat waktu, kita bisa tracking juga jumlah gelaran ada berapa layer berapa panjang lebarnya jadi lebih akurat, cuman ya itu investasinya besar kalau kita adopsi mesin-mesin seperti itu.

P Kalau menurut Ibu, adopsi kita sudah berhasil Bu?

N2

Sejauh yang Ibu lihat berhasil kok, cuman ya itu masalahnya, mesin kita kan bukan full otomatis, masih ada pengaruh manusianya, jadi kadang hasil yang dicapai ga bisa stabil.

P Yang full otomatis gimana Bu?

N2

Kalau digarment kan setau ibu belum ada mesin yang pakai robot kayak di industri otomotif misalnya, si operator cukup jalankan dan awasi mesin, semua sudah jalan sendiri. Kalau di garment secanggih-canggihnya mesin masih butuh dioperasikan oleh manusianya, dan sebaik apa pun manusianya produktivitasnya ga akan sestabil robot. Tapi mesin-mesin canggih tadi sudah cukup meningkatkan produktivitas mereka kok.

P Di bawah bukannya sudah ada mesin CNC yang full otomatis ya Bu?

N2

Tapi kan masih butuh operator Rendy, mesin itu cuma menghemat proses dari yang dikerjakan beberapa orang menjadi 1 orang. Lagi pula CNC hanya bikin panel, untuk assembling kita masih pakai tenaga manusia.

P Oh iya ya Bu, lalu menurut Ibu attitude dari karyawan itu berpengaruh ga Bu terhadap

Lampiran 1

65

keberhasilan adopsi teknologi?

N2

Jelas ada pengaruhnya, dalam mengoperasikan mesin-mesin tersebut tetap butuh kedisiplinan, semakin kompleks mesin yang dijalankan justru harus semakin tinggi kedisiplinannya, apa lagi kalau mesin tersebut mahal, kita dituntut donk sama manajemen untuk profit, nah kalau operatornya ga displin, output ga maksimal, bisa kena marah.

P Hehe, lha ga disiplinnya gimana Ibu?

N2

Ya disiplin terapkan 5S, disiplin dalam mencapai target. Sederhananya saja 5S, kesadaran untuk menjaga kebersihan itu sampai sekarang masih perlu terus ditingkatkan. Kalau mereka malas menjaga kebersihan mesinnya, kena garment, kotor, jadi reject. Nanti kita keluar biaya lagi untuk membersihkan, belum lagi waktu produksinya jadi molor.

P Jadi berhasil enggaknya teknologi tergantung kedisiplinan penggunanya ya Bu?

N2

Nah itu maksud Ibu, perlu ditraining terus perlu diingatkan terus ya untuk masalah itu. Kita kan usaha mass industri, mempekerjakan banyak orang, ya orang-orang itu sebenarnya yang jadi kunci berhasil enggak nya kita.

P

Iya Bu, berarti training perlu kontinyu diberikan ya Bu, terus Bu untuk skill teknisnya, perlu ga Bu kita rekrut yang berskill, atau cukup nonskill saja untuk operasikan mesin-mesin tadi.

N2

Ga boleh Rendy, mereka tetap harus punya skill dasar untuk jahit. Kan ga mungkin Rendy langsung disuruh pakai kalkulator kalau belum bisa berhitung.

Lampiran 1

66

P

Oh gitu ya Bu, saya kira karna mesinnya udah canggih ga perlu skill yang berskill lagi. Sama satu lagi Bu pertanyaan terakhir, bisa Ibu ceritakan proses pengambilan keputusan dalam mengadopsi mesin-mesin tersebut? Alasan di baliknya atau gimana?

N2 Gini Rendy, kita beli mesin itu hasil keputusan dari Ibu X (Vice CEO), nah Bu X sendiri pakai ambil keputusannya berdasarkan Buyernya.

P Buyernya pasang standar begitu Bu atau bagaimana?

N2

Buyer ga pernah tuntut kita untuk pakai mesin apa, ya memang ada buyer yang semacam itu, tapi tidak dengan buyer kita, mereka bebaskan kita pakai mesin apa aja, asal hasil yang dicapai sesuai dengan standar mereka. Di tempat kita selalu beli mesin dengan 1 fungsi, mesin sederhana istilahnya, atau mesin manual pada awal dibukannya pabrik, kenapa? Soalnya mesin-mesin tersebut fleksibel dipakai untuk mengerjakan style apa saja. Kita rekrut orang yang banyak. Nah setelah setahun-dua tahun, barulah kelihatan sifat buyer ini seperti apa, bagaimana pola ordernya dia. Dari situ Bu X buat forcasting untuk style yang memiliki kemiripan. Barulah style-style yang memiliki kemiripan tersebut dibelikan mesin-mesin spesial untuk menghemat waktu dan tenaga kerja. Nah tenaga kerja yang berhasil dihemat tadi dikemanakan? Dibuatkan pabrik baru untuk menambah kapasitas produksi.

P Lalu pemikiran-pemikiran Ibu X mengenai mesin-mesin tadi dapat dari mana Bu? Apa juga mengikuti tren mesin yang dipakai di pabrik-

Lampiran 1

67

pabrik lain?

N2

Untuk mesin-mesin baru tersebut Ibu X bisa dapat dari supplyer yang kasih demo, atau dari pameran industri garment, ada kok di Jakarta, Rendy bisa datang untuk lihat-lihat, nanti di sana ada banyak mesin-mesin canggih, tapi ya itu ya untuk industri semacam ini seperti Ibu bilang tadi, campur tangan manusia masih tinggi dalam pengoperasiannya. Dan, asal Rendy tahu, pengalaman Ibu di garment sudah 16 tahun, tempat kita ini termasuk paling cepat dalam mengadopsi teknologi. Ada yang baru apa, sekiranya masuk hitungan, langsung dibeli, jadi bukan kita ikut-ikutan pabrik lain, tapi pabrik lain yang belajar dari kita.

P Wah jadi intinya kalau mesinnya menjanjikan produktivitas tadi pasti diadopsi ya Bu?

N2

Ya kurang lebih begitu, intinya kita ikutin standar buyer aja. Standar produktivitas kalau menurut buyer kan kualitas, kuantitas, sama ketepatan waktu. Kadang kita kejar kualitas dan kuantitas, jadi ga tepat waktu, kita kejar kualitas dan tepat waktu jadi shortship, kita kejar tepat waktu sama kuantitas, yah jadinya reject. Ya gitu Rendy, kualitas sama kuantitas kadang berseberangan, teknologi tadi yang menjembatani.

P Wah terimakasih sekali Bu, untuk waktunya. Lain waktu kalau saya butuh saya tanya-tanya lagi ya Bu. Ngomong-ngomong lama juga Ibu di garment.

N2 Ya, baru segitu Rendy, sebelumnya di industri sepatu.

P Wah lebih kompleks kah di industri sepatu Bu? N2 Iya lebih kompleks.

Lampiran 1

68

P Wah kapan-kapan saya mau tanya-tanya lagi deh kalau Ibu ada waktu.

N2 Iya ga papa Rendy.

Lampiran 1

69

• Wawancara 3 Hari : Selasa, 4 Juli 2017 Waktu : 10:00 - 10:15 Tempat : PT. Pasti Sukses (A) Narasumber : Karyawan Level Operator


P / N3

Wawancara

P Halo Di, ge sibuk Di? N3 Ga kok Mas, karo disambi-sambi?

P Kamu ngerjain CNC udah dari bukaan awal ya berarti.

N3 Iya Mas. P Udah lama ya ternyata.

N3 Ya iya Mas.

P Dulu pernah ada basic ngerjain yang kayak gini? Apa barusan lulus?

N3 Barusan lulus Mas, terus kerja di sini. P SMK apa SMA?

N3 SMK Mas,

P Mesin mesin gini, baru ketemu sekarang apa dah pernah ketemu di sekolah dulu?

N3 Ya lagi sekarang Mas, dulu ga diajari kalau yang model-model gini.

P Lha terus belajarmu?

N3

Ini pengoperasiannya kayak pakai corel kok Mas, ya cuma gambar, tapi ditambah potong-potong itu. Kalau corel udah biasa waktu sekolah dulu, ga diajarin cuman iseng-iseng aja.

P Wah kebiasa pakai corel terus di sini belajar lagi basicnya udah ada ya.

Lampiran 1

70

N3 Iya gitu Mas.

P Sulit ga ngoperasiin, berapa mesin ini, 5 mesin ya?

N3 Sulit karena masih belajar Mas, sekarang ya udah gini ini. Lagian ini ada satu rusak ga pernah tak pakai kok Mas,

P Yang ini yang rusak (sambil menunjuk)? Rusak gimana?

N3 Itu rusak vaccumnya Mas, dibenerin juga tetep aja kalau buat potong akrilik ga maksimal hasil jadinya.

P Hasilnya ga akurat gitu?

N3

Ya Mas ga akurat, bagusan yang dibelakang pakai laser, potongan kecil pun bisa, lha yang itu mata pisaunya aja udah 4mm, kalau aku mau buat lubang kecil kan ga bisa.

P Lha kalau ga pernah dipakai memang ga papa?

N3 Ga papa kok Mas, orang Mister cuma minta jadi nya terserah mau pakai yang mana.

P Lha udah pernah bilang kalau itu rusak ga kepakai?

N3

Ga berani Mas, paling dulu pernah bilang kalau yang itu rusak, terus dibenerin, sama aja setelah rusak ga bisa dipakai, kalau mau minta mesin kayak yang dibelakang itu ga berani.

P Hehe, katanya departemenmu paling boros ya? Emang boros atau gimana nak menurutmu?

N3 Lha emang rusak ki ya gimana lagi Mas, hehe. Kita juga ga niat ngrusakin.

P Oh jadi emang rusak ya. Lha kebanyakan rusaknya karena apa?

N3 Kalau dulu karena listrik Mas, pernah juga karena kesalahan kita sih, namanya juga lagi belajar, tapi

Lampiran 1

71

kebanyakan karena listrik. Sekarang udah ga pernah.

P Karena belajar gimana?

N3 Nak tempatku ngga kok Mas, yang pada cutting itu apa marker hehe.

P Terus kayak yang mesin mu ini? Rusaknya kenapa?

N3

Ga tau itu Mas, dari beli udah ga bener dulu kayaknya. Yang di Sambi dibeliin mesin lebih bagus dari ini lho Mas, gambarnya per baris ga satu-satu kayak ini, yang satu-satu potongnya.

P Wah cepet ya? N3 Iya Mas, cepet banget. P Lha ga minta kamu?

N3 Ga berani Mas.

P Berarti menurut kamu mesin kamu ini beberapa ada yang salah beli?

N3 Iya Mas, ya harusnya mesin ini disamain kayak yang di Sambi, sama yang ini ga kepakai ganti kayak yang ada di belakang itu.

P Udah pernah bilang sama atasan kalau mesin kamu ga sesuai kebutuhan?

N3 Belum Mas, ga berani. P Kalau sama siapa gitu nyampaiin keluhan kamu?

N3

Ya kalau bisik-bisik ke temen sih pernah. Ini tu salah manajemen kok Mas, yang ga perlu malah dibeli sekarang duitnya kebuang, pengen beli yang diperlukan jadi ga bisa.

P Lha kalau ada dialog antara kamu sama atasan kamu pas sebelum beli gitu, menurutmu perlu ga?

N3 Ya ga perlu-perlu banget sih Mas, cuman kalau ada ya ga papa.

P Ini mesin-mesin udah efektif ya penggunaannya?

Lampiran 1

72

N3 Kalau ga rusak ya efektif Mas. P Ada manfaatnya ya kalau pakai teknologi gini.

N3 Ada banget Mas, coba kalau digambar satu-satu, dipotongin, ditaruh dimesin, baru dijahit, wah lama banget Mas.

P Wah iya ya, tapi sayang ya sampai ada mesin nganggur gitu.

N3 Iya Mas, mungkin karena dulu itu beli pas pabrik belum buka Mas, dipikirnya kepakai, ternyata di lapangan ga kepakai.

P Oia, sebelum kamu dateng mesin udah dateng duluan ya.

N3 Iya Mas, aku dateng, baru disuruh buka-buka ini mesin, suruh coba. Jadi ga tau siapa yang beli dulu.

P Jadi tujuan mesin-mesin ini dibeli, ga tau ya? Mungkin dulu ada pertimbangan apa? Alasan apa?

N3 Wah, kalau itu ga tau Mas, ya pokoknya ini mesin gunanya gini. Nanti suruh bikinin gini bisa apa ngga, gitu aja.

P Ga ada yang ngasih tau kamu gitu? N3 Ya tau nya gitu aja Mas, hehe.

P Nak kerja gini kamu udah terjadwal gitu, apa masih kejar-kejaran to?

N3 Maksudnya?

P Ya kerja udah terjadwal, nanti tinggal ngalir, ngikutin planning, hari ini bikin apa, jam berapa bikin apa, gitu.

N3

Enggak Mas, nak bisa gitu enak. Lha Mister e kadang minta apa-apa ndadak suka-suka. Kadang baru kerjain apa, suruh ini suruh itu, mana yang duluan bikin bingung. Kadang ya sampai bingung kudu ngerjain apa.

Lampiran 1

73

P Ga ada planning sama sekali gitu?

N3 Ada Mas, tapi ya kadang bingung sendiri yang mana yang duluan.

P Gek kamu dewe ada planning tapi ga dikerjain.

N3 Enggak Mas, nak jelas planningnya apa, aku manut Mas, lek tak kerjain. Lha kadang planningnya ga jelas Mas, yo bingung Mas.

P Soal 5S pernah bermasalah kamu? Kena temuan ga rapi atau gimana?

N3 Hehe ya ruangannya gini ini, meh diaudit, kadang ya emang buat kerja kondisinya gini.

P Meh ngerapiin susah ya? N3 Iya Mas, kayak e ya udah mentok gini. P Lha soal absensi pernah ada masalah?

N3 Hehe, dulu Mas, sekarang sudah enggak. Dulu nak konyol, tak tinggal pulang Mas. Apa ga masuk sisan.

P Lha? Ada masalah sama siapa?

N3 Lha kerjaan banyak ga dihargain, dimarahi terus, konyol ya pulang wae to Mas, (sambil tertawa).

P Dimarahi HRD? N3 Kena SP Mas, tapi ya udah Mas.

P Ga takut nak ga diperpanjang kontrak apa dikaluarin gitu?

N3 Lha dikeluarin ya cari lagi. Kerjaan di luar banyak. Sebenernya juga udah nyaman di sini Mas, udah akrab sama temen-temennya.

P Karena emosi tadi ya. N3 Hehe iya Mas. P Oke gitu aja Di, terimakasih waktunya.

N3 Ya Mas sama-sama.

• Wawancara 4

Lampiran 1

74

Hari : Selasa, 4 Juli 2017 Waktu : 10:15 - 10:25 Tempat : PT. Pasti Sukses (Y) Narasumber : Karyawan Level Operator


P / N4

Wawancara

P Yan, lagi ngerjain apa?

N4 Ini Mas bikin pola *menyebut nama style garment*

P Kamu sama Aldi masuknya bareng ya? N4 Iya Mas.

P Berarti dulu training sama Aldi juga? Temen sekolah apa baru kenal di sini?

N4 Kenal pas lagi training itu kok Mas.

P Lha dulu kok bisa jadi pegang pola, apa ada pengalaman apa gitu?

N4

Ga Mas, dulu pas seleksi ditanyain aja, siapa yang bisa komputer, terus dipisahin, nah yang bisa komputer ditanyain lagi, siapa yang bisa corel, terus aku sama Aldi masuk.

P Oh jadi dulu cuma dicari yang bisa corel gitu ya?

N4 Ya pokoknya kebiasa bikin gambar di komputer gitu, nanti belajarnya gampang, nanti diajarin gitu.

P Baru ketemu mesin pola di sini ya? N4 Iya Mas.

P Sulit nggak pakainya? Ini kamu ngoperasiin beberapa mesin sekaligus?

N4 Nggak kok Mas, pakainya sama kayak pakai corel, cuman ditambahin ngeprint gini. Ini kalau printernya ada 4, kalau komputernya 2. Ya tak

Lampiran 1

75

kerjain sendiri Mas. Untung yang satu udah automark.

P Auto gimana?

N4

Ini Mas *sambil menunjukkan pengoperasian aplikasi komputer*, yang ini kan digambar ditata sendiri, kalau yang ini kan langsung tertata otomatis. Paling digeser-geser dikit kalau ada orang sewing yang minta rubah.

P Bisa lebih cepet ya? N4 Iya Mas. P Efektif yang mana?

N4 Efektif pakai dua duanya Mas, soalnya kan kadang pola bikinan software kan ga sesuai sama order, ada pola-pola khusus, nah itu perlu di manual.

P Selama kamu pakai di sini sering ada masalah sama mesin-mesin kamu?

N4 Masalahnya kalau rusak ya lama perbaikannya Mas. Kan pada ga tau ya rusaknya apa. Teknisinya kadang juga bingung rusaknya apa.

P Lha apa teknisinya belum ngerti cara benerinnya? Emang rusak gimana?

N4

Dulu hasil cetak jelek, ternyata kena di cartridgenya, terus kayak gitu lagi ternyata di boardnya. Kita pakai mesinnya yang model baru, tempat lain belum pada pakai kalau tak tanyain, jadi kadang teknisi juga malah belajarnya kalau tempat kita rusak.

P Wah kok gitu ya teknisinya.

N4 Ya gitu Mas. Tapi ini sambil jalan, udah lumayan cepet Mas, misal rusak apanya udah langsung ketahuan.

P Sambil belajar tadi ya berarti. Iya Mas, nah outputmu gimana? Tiap hari ditarget ya?

Lampiran 1

76

N4 Iya Mas, kalau pas turun style baru ya ga berhenti-berhenti. Ini jalan 2 shift kok Mas, satu lagi temen ku pas shift malem.

P Tambah lama tambah cepet ga dapet targetnya?

N4 Kalau ga rusak cepet dapet target Mas, lha dulu kan 4 mesin cuma bisa jalan 1 apa 2 kan jelas ga target. Kalau gitu nanti kami yang disalahin.

P Dibandingin sama jajan *istilah untuk menyebut belanja kebutuhan departemen* mu ya?

N4

Hehe kok tahu Mas. Lha mau gimana lagi dibeliin ini ternyata yang rusak ini, dibeliin ini yang rusak lain lagi. Nanti kalau ga dibeliin ga output dimarahin. Terus dulu sempet ada masalah Mas, pola yang dikasih dari bagian sample salah. Udah telanjur cetak banyak, ya sini yang disalahin lagi.

P Kalau sekarang udah mesin ga rusak-rusak, output mu bagus, kalau mesin rusak cepet dibenerin, masih sering dimarahi?

N4 Sekarang enggak Mas, udah enak, mesin rusak, udah tau rusaknya ini, sparepart ada langsung ganti, langsung output.

P Emang perlu waktu ya buat settle. N4 Iya Mas.

P Lha temen-temen mu yang keluar dulu? Ada berapa?

N4 4 orang Mas, udah ganti-ganti, aku yang paling lama.

P Kenapa pada keluar. N4 Ya pada takut dimarahi Mas.

P Ada urusan di kampung? Apa ikut panenan gitu? Apa masalah absensi?

N4 Ya rata-rata pada dimarahi itu dulu Mas, dari pada dimarahi mending keluar.

Lampiran 1

77

P Lha kamu masih disini, padahal sempet sering dimarahi.

N4 Ya pengennya keluar Mas kalau habis dimarahi, tapi ya pengennya belajar dulu di sini, nanti keluar kalau udah punya skill.

P Lha itu dah jago. N4 Hehe, belum kok Mas, masih belajar aja. P Asik ya di sini belajar mesinnya canggih-canggih.

N4 Iya Mas, mesinnya banyak baru terus. Menantang gitu.

P Ya bagus nak ada semangat belajar gitu. Ya udah gitu dulu ya.

N4 Ya Mas.

Lampiran 1

78

• Wawancara 5

Hari : Senin, 24 Juli 2017 Waktu : 11:45 - 12:00 Tempat : PT. Pasti Sukses (Y) Narasumber : Karyawan Level Operator


P / N5

Wawancara

P Oke Mas, dimulai wawancaranya ya, teknologi yang berhasil itu yang kayak apa sih Mas?

N5 Yang berhasil ya, yang gampang diterapkan Mas, kalau sulit sama aja malah ga ada gunanya.

P Maksudnya sulit yang gimana Mas?

N5 Ya kalau sulit kan anak-anak malah pada ga mau pakai, brarti ya ga ada manfaatnya.

P Berarti harus bermanfaat ya? N5 Nah gitu Mas. P Lha yang jalan di sini itu sudah berhasilkah?

N5 Sudah Mas, kalau pada disiplin. P Masalahnya di kedisiplinan?

N5 Iya Mas, sebenarnya udah pada bisa, tapi ya itu Mas, harus diinget-ingetin terus biar pada stabil outputnya.

P Emang masalah di bawah apa Mas kok diingetin terus?

N5

Ya pada ngobrol, kerjanya lambat, kadang APD itu ga dipakai, ya ngobrolnya itu Mas, kalau udah ngobrol udah kemana-mana, output ga diperhatikan.

P Hehe kalau ngobrol mah dimana-mana Mas,

Lampiran 1

79

N5 Iya Mas, ngeselin gitu Mas, kalau udah gitu, ini lupa, itu lupa, kalau udah deadline kelabakan, ngerjainnya asal-asalan.

P 5S nya ga jalan ya Mas kalau gitu?

N5 Bisa jalan kalau diingetin Mas. Ya itu Mas, orang sini kebanyakan gitu.

P Jadi output mereka rendah, karena kurang disiplin itu ya Mas, lha kalau usaha dari para supervisor, chief, para middle man ini gimana Mas?

N5

Kami udah bikin SOP Mas, setiap celah dibuat SOP, misal ni buat memastikan jahitan ga meleset, kita kasih kain buat testing jahitan per jam, jahit lurus gitu aja, nanti diaudit, dikumpulin, masih aja ada yang ga jalan. Auditor udah disebar ke mana-mana, tetep aja susah Mas.

P Ga ada peningkatan gitu dari pertama masuk?

N5

Kalau yang masuk sekarang lebih gampang diatur Mas, justru orang lama, orang sekitar sini, itu yang susah Mas, tapi udah agak mending Mas kalau dibanding sama dulu, karyawan isinya orang sini semua.

P Orang sini gimana emangnya Mas?

N5 Attitudenya itu lho Mas, aku kan juga orang sini, jadi aku ngerti, emang susah buat didisiplinkan.

P Berarti udah terprediksi bakal sulit mendisplinkan mereka Mas biar mereka produktif?

N5 Belum Mas.

P Dulu pertimbangannya apa beli mesin-mesin gini, kalau Mas tau?

N5

Pertimbangannya ya beli mesin-mesin itu inves Mas, apalagi style nya udah kebaca di depan, unit kita bakal banyak ngerjain outer sama pants, beli mesin yang bisa fleksibel untuk ngerjain style-

Lampiran 1

80

style itu.

P Ga terpikirkan kalau attitude operatornya bikin mesin-mesin itu ga produktif?

N5 Iya Mas, semakin ke sini baru sadar Mas.

P Lha dari Mas sendiri, ada kesulitan lain untuk kontrol output mereka?

N5

Kita kadang overload Mas, anak-anak musti diawasi bener baru bisa output bagus, sementara kadang kita diundang meeting sama produksi, meeting sama buyer, meeting temuan-temuan reject, nanti ditinggal sebentar udah kacau lagi.

P Ada masukan buat Manajemen soal masalah tersebut?

N5 Mungkin ditambah orangnya Mas buat ngawasin mereka.

P Tapi kan sudah ada auditor?

N5 Haha iya Mas, perlu training kedisiplinan mungkin Mas.

P Ditrainingkan gimana caranya biar mereka sadar untuk disiplin?

N5 Nah betul gitu Mas.

P Kalau mereka itu cepet belajar ga to Mas penggunaan mesin-mesin itu?

N5 Cepet Mas, kalau suruh belajar seneng mereka, ga ada nolak. Dikasih tau bentar udah nyantol.

P Hehe, tinggal disiplinnya itu ya Mas yang perlu dibenahi?

N5 Iya Mas. P Ya udah gitu aja Mas, terimakasih waktunya.

N5 Sama-sama Mas.

Lampiran 1

81

2. Reduksi Data

• Wawancara 1 Kutipan Kode

… Kapasitas naik, jumlah orang turun… Manfaat adopsi teknologi

… cycletime jadi singkat, … … Aku jadi ga butuh karyawan ber-skill. Manfaat adopsi

teknologi Kalau dibilang berhasil, bisa dikatakan sedang dalam proses. Ya kalau dinilai mungkin sudah 80%an lah.

Tingkat keberhasilan adopsi teknologi

Maaf ya sebelumnya, daerah sini daerah kering, tapi banyak sawah. Artinya apa? Di sini daerah tadah hujan. Kalau tadah hujan, berarti mereka bekerja cuma 3-4 bulan dalam setahun sebagai petani, sisanya kerja serabutan mereka. Akibatnya apa? Itu udah ketanem dipikiran mereka. Trus pas pabrik dibuka, dimodel cara kerja kayak pabrik ga bisa. Mereka susah diiket, kerja suka-suka.

Hambatan adopsi teknologi

… Susah buat ikut aturan. Lha wong mereka terbiasa kerja suka-suka kok…


Ga sama sekali. Baru kejadian di sini. Predictabled result


Kalau di garment kan setau ibu belum ada mesin yang pakai robot kayak di industri otomotif misalnya, si operator cukup jalankan dan awasi mesin, semua sudah jalan sendiri. Kalau di garment secanggih-canggihnya mesin masih butuh dioperasikan oleh manusianya ...

Sifat teknologi yang adopsi

Lampiran 1

82

… dalam mengoperasikan mesin-mesin tersebut tetap butuh kedisiplinan, semakin kompleks mesin yang dijalankan justru harus semakin tinggi kedisiplinannya, …

Sifat teknologi yang adopsi

… pengalaman Ibu di garment sudah 16 tahun, tempat kita ini termasuk paling cepat dalam mengadopsi teknologi. Ada yang baru apa, sekiranya masuk hitungan, langsung dibeli, jadi bukan kita ikut-ikutan pabrik lain, tapi pabrik lain yang belajar dari kita.

Kecepatan dalam mengadopsi teknologi

… mesin-mesin baru tersebut bisa dapat dari supplyer yang kasih demo, atau dari pameran industri garment, …

Sumber teknologi

Buyer ga pernah tuntut kita untuk pakai mesin apa, ya memang ada buyer yang semacam itu, tapi tidak dengan buyer kita, mereka bebaskan kita pakai mesin apa aja, asal hasil yang dicapai sesuai dengan standar mereka.

Alasan teknologi diadopsi

… Standar produktivitas kalau menurut buyer kan kualitas, kuantitas, sama ketepatan waktu…


…kualitas sama kuantitas kadang berseberangan, teknologi tadi yang menjembatani.

Manfaat adopsi teknologi

… dulu proses itu dikerjakan 4-5 orang, sekarang dikerjakan 1 orang saja sudah cukup, dari sisi efisiensi, kita berhemat waktu dan hemat orangnya. Kalau dikerjakan 5 orang kan jadi muncul transfer timenya juga ...


… style-style yang memiliki kemiripan tersebut dibelikan mesin-mesin spesial untuk menghemat waktu dan tenaga kerja …


… yang gampang diterapkan Mas, kalau sulit sama aja malah ga ada gunanya …


Lampiran 1

83

… kalau sulit kan anak-anak malah pada ga mau pakai … … mesin kita kan bukan full otomatis, masih ada pengaruh manusianya, jadi kadang hasil yang dicapai ga bisa stabil.


Sejauh yang Ibu lihat berhasil kok, cuman ya itu masalahnya, mesin kita kan bukan full otomatis, masih ada pengaruh manusianya, jadi kadang hasil yang dicapai ga bisa stabil.



Kalau dulu karena listrik Mas, pernah juga karena kesalahan kita sih, namanya juga lagi belajar, tapi kebanyakan karena listrik. Sekarang udah ga pernah.



Masalahnya kalau rusak ya lama perbaikannya Mas. Kan pada ga tau ya rusaknya apa. Teknisinya kadang juga bingung rusaknya apa.



… Kita kadang overload Mas, anak-anak musti diawasi bener baru bisa output bagus, sementara kadang kita diundang meeting sama produksi, meeting sama buyer, meeting temuan-temuan reject, nanti ditinggal sebentar udah kacau lagi.


Iya Mas, semakin ke sini baru sadar Mas. Predictabled result

Pertimbangannya ya beli mesin-mesin itu inves Mas, apalagi style nya udah kebaca di depan, unit kita bakal banyak ngerjain


Lampiran 1

84

outer sama pants, beli mesin yang bisa fleksibel untuk ngerjain style-style itu. … sebenarnya udah pada bisa (disiplin), tapi ya itu Mas, harus diinget-ingetin terus biar pada stabil outputnya.


… Auditor udah disebar ke mana-mana, tetep aja susah Mas.


Lampiran 1

85

3. Analisis Tema Kode Kutipan


• … Standar produktivitas kalau menurut buyer kan kualitas, kuantitas, sama ketepatan waktu…

• Buyer ga pernah tuntut kita untuk pakai mesin apa, ya memang ada buyer yang semacam itu, tapi tidak dengan buyer kita, mereka bebaskan kita pakai mesin apa aja, asal hasil yang dicapai sesuai dengan standar mereka.

• Pertimbangannya ya beli mesin-mesin itu inves Mas, apalagi style nya udah kebaca di depan, unit kita bakal banyak ngerjain outer sama pants, beli mesin yang bisa fleksibel untuk ngerjain style-style itu.


• … Kapasitas naik, jumlah orang turun… • … cycletime jadi singkat, … • … Aku jadi ga butuh karyawan ber-skill. • kualitas sama kuantitas kadang berseberangan,

teknologi tadi yang menjembatani. • … dulu proses itu dikerjakan 4-5 orang, sekarang

dikerjakan 1 orang saja sudah cukup, dari sisi efisiensi, kita berhemat waktu dan hemat orangnya. Kalau dikerjakan 5 orang kan jadi muncul transfer timenya juga ...

• … style-style yang memiliki kemiripan tersebut dibelikan mesin-mesin spesial untuk menghemat waktu dan tenaga kerja …

• … yang gampang diterapkan Mas, kalau sulit sama aja malah ga ada gunanya …

• … kalau sulit kan anak-anak malah pada ga mau pakai …

Lampiran 1

86

Kecepatan dalam mengadopsi teknologi

• … pengalaman Ibu di garment sudah 16 tahun, tempat kita ini termasuk paling cepat dalam mengadopsi teknologi. Ada yang baru apa, sekiranya masuk hitungan, langsung dibeli, jadi bukan kita ikut-ikutan pabrik lain, tapi pabrik lain yang belajar dari kita.


• Kalau dibilang berhasil, bisa dikatakan sedang dalam proses. Ya kalau dinilai mungkin sudah 80%an lah.

• Sejauh yang Ibu lihat berhasil kok, cuman ya itu masalahnya, mesin kita kan bukan full otomatis, masih ada pengaruh manusianya, jadi kadang hasil yang dicapai ga bisa stabil.


• Maaf ya sebelumnya, daerah sini daerah kering, tapi banyak sawah. Artinya apa? Di sini daerah tadah hujan. Kalau tadah hujan, berarti mereka bekerja cuma 3-4 bulan dalam setahun sebagai petani, sisanya kerja serabutan mereka. Akibatnya apa? Itu udah ketanem dipikiran mereka. Trus pas pabrik dibuka, dimodel cara kerja kayak pabrik ga bisa. Mereka susah diiket, kerja suka-suka.

• … Susah buat ikut aturan. Lha wong mereka terbiasa kerja suka-suka kok…

• … mesin kita kan bukan full otomatis, masih ada pengaruh manusianya, jadi kadang hasil yang dicapai ga bisa stabil.

• Kalau dulu karena listrik Mas, pernah juga karena kesalahan kita sih, namanya juga lagi belajar, tapi kebanyakan karena listrik. Sekarang udah ga pernah.

• Masalahnya kalau rusak ya lama perbaikannya Mas. Kan pada ga tau ya rusaknya apa. Teknisinya kadang juga bingung rusaknya apa.

Lampiran 1

87

• … Kita kadang overload Mas, anak-anak musti diawasi bener baru bisa output bagus, sementara kadang kita diundang meeting sama produksi, meeting sama buyer, meeting temuan-temuan reject, nanti ditinggal sebentar udah kacau lagi.

• … Auditor udah disebar ke mana-mana, tetep aja susah Mas.

Predictable result • Ga sama sekali. Baru kejadian di sini. • Iya Mas, semakin ke sini baru sadar Mas.

lampiran -...

Documents