lampiran i peraturan menteri pertanianbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...lampiran...

22
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6 Maret 2012 PERSYARATAN SUMBER DAYA GENETIK HEWAN YANG DAPAT DIKELUARKAN DARI WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO JENIS SDG HEWAN 1. Sapi Bali 2. Sapi Peranakan Ongole 3. Sapi Madura 4. Sapi Aceh 5. Sapi Pesisir 6. Sapi Sumbawa 7. Kerbau Sumbawa 8. Kerbau Moa 9. Kambing Kaligesing 10. Kambing Lakor 11. Domba Garut 12. Domba Wonosobo 13. Domba Kisar 14. Domba Batur 15. Ayam Pelung 16. Itik Alabio 17. Itik Tegal 18. Itik Pitalah 19. Kuda Sumbawa 1. Sapi Bali a. Persyaratan Umum 1) sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang kesehatan hewan.

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012

TANGGAL : 6 Maret 2012

PERSYARATAN SUMBER DAYA GENETIK HEWAN YANG

DAPAT DIKELUARKAN DARI

WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NO JENIS SDG HEWAN

1. Sapi Bali

2. Sapi Peranakan Ongole

3. Sapi Madura

4. Sapi Aceh

5. Sapi Pesisir

6. Sapi Sumbawa

7. Kerbau Sumbawa

8. Kerbau Moa

9. Kambing Kaligesing

10. Kambing Lakor

11. Domba Garut

12. Domba Wonosobo

13. Domba Kisar

14. Domba Batur

15. Ayam Pelung

16. Itik Alabio

17. Itik Tegal

18. Itik Pitalah

19. Kuda Sumbawa

1. Sapi Bali

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang ditetapkan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

bidang kesehatan hewan.

Page 2: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

2

2) bebas dari segala cacat genetik dan cacat fisik seperti: cacat

mata, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan

tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.

3) memiliki nilai pemuliaan di atas rata-rata populasinya.

4) memiliki klasifikasi bibit dan pedigree individual minimal 1

(satu) generasi diatasnya untuk betina, yang dikeluarkan oleh

pemerintah dan/atau asosiasi sejenis dari negara asal.

5) memiliki organ dan kemampuan reproduksi yang baik serta

memiliki temperamen sesuai dengan rumpun.

6) sesuai dengan ciri khas rumpun (breed).

7) konformasi tubuh serasi sesuai dengan tujuan produksi.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

No Parameter Betina

1 Warna bulu

Merah, lutut ke bawah putih, pantat putih

terbentuk setengah bulan,ujung ekor hitam

dan ada garis belut berwarna hitam pada

punggung

2 Tanduk Pendek dan kecil

3 Bentuk

kepala Panjang dan sempit serta leher ramping

2) Persyaratan Kuantitatif Betina Dewasa

No Umur

(bln) Parameter

Satuan

(cm)

1 18 - <24 Lingkar dada minimum 125

Tinggi pundak minimum 93

Panjang badan minimum 95

2 ≥ 24 Lingkar dada minimum 130

Tinggi pundak minimum 97

Panjang badan minimum 101

Page 3: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

3

2. Sapi Peranakan Ongole (Po)

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang kesehatan hewan.

2) bebas dari segala cacat genetik dan cacat fisik seperti: cacat mata, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.

3) memiliki nilai pemuliaan di atas rata-rata populasinya. 4) memiliki klasifikasi bibit dan pedigree individual minimal 1

(satu) generasi diatasnya untuk betina, yang dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau asosiasi sejenis dari negara asal.

5) memiliki organ dan kemampuan reproduksi yang baik serta memiliki temperamen sesuai dengan rumpun.

6) sesuai dengan ciri khas rumpun (breed). 7) konformasi tubuh serasi sesuai dengan tujuan produksi.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) warna bulu putih, abu-abu, kipas ekor (bulu cambuk ekor) dan bulu sekitar mata berwarna hitam;

b) badan besar, gelambir longgar bergantung, punuk besar dan leher pendek;

c) tanduk pendek.

2) Persyaratan Kuantitatif Betina

No Umur (bln)

Parameter satuan cm

1 18 - <24 Lingkar dada minimum 135 Tinggi pundak minimum 111 Panjang badan minimum 115 2 ≥ 24 Lingkar dada minimum 134 Tinggi pundak minimum 119 Panjang badan minimum 125

Page 4: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

4

3. Sapi Madura

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang ditetapkan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

bidang kesehatan hewan.

2) bebas dari segala cacat genetik dan cacat fisik seperti: cacat

mata, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan

tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.

3) memiliki nilai pemuliaan di atas rata-rata populasinya.

4) memiliki klasifikasi bibit dan pedigree individual minimal 1

(satu) generasi diatasnya untuk betina, yang dikeluarkan oleh

pemerintah dan/atau asosiasi sejenis dari negara asal.

5) memiliki organ dan kemampuan reproduksi yang baik serta

memiliki temperamen sesuai dengan rumpun.

6) sesuai dengan ciri khas rumpun (breed).

7) konformasi tubuh serasi sesuai dengan tujuan produksi.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) warna

1. tubuh : sapi betina berwarna kuning kecoklatan. 2. mata : sekitar mata berwarna hitam. 3. telinga : pinggir telinga berwarna hitam. 4. kaki : bagian bawah (tarsal/metatarsal) berwarna putih. 5. ekor : berwarna hitam.

b) postur tubuh : bentuk badan kecil-sedang, kaki relatif pendek dan pada sapi jantan berpunuk dan bergelambir.

c) punggung : pada sapi jantan terdapat garis “belut” berwarna hitam.

d) tanduk : kecil, pendek mengarah ke arah luar.

2) Persyaratan Kuantitatif

Tinggi gumba betina (18 - 24 bulan): maksimal 102 cm.

Page 5: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

5

4. Sapi Aceh

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang kesehatan hewan.

2) bebas dari segala cacat genetik dan cacat fisik seperti: cacat mata, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.

3) memiliki nilai pemuliaan di atas rata-rata populasinya. 4) memiliki klasifikasi bibit dan pedigree individual minimal 1

(satu) generasi diatasnya untuk betina, yang dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau asosiasi sejenis dari negara asal.

5) memiliki organ dan kemampuan reproduksi yang baik serta memiliki temperamen sesuai dengan rumpun.

6) sesuai dengan ciri khas rumpun (breed). 7) konformasi tubuh serasi sesuai dengan tujuan produksi.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) warna

1. tubuh dominan : merah bata pada betina; 2. kepala : sekeliling mata, telinga bagian dalam

dan bibir atas berwarna keputih-putihan 3. leher : lebih gelap pada yang jantan; 4. garis punggung : cokelat kehitaman; 5. paha belakang : merah bata; 6. pantat : cokelat muda; 7. kaki : keputih-putihan; 8. ekor : bagian ujung berwarna hitam; 9. rambut : merah bata sampai cokelat;

b) bentuk muka : pada umumnya cekung; c) bentuk punggung : pada umumnya cekung; d) bentuk tanduk : mengarah ke samping dan melengkung

ke atas; e) bentuk telinga : kecil, mengarah ke samping, tidak

terkulai.

Page 6: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

6

2) Persyaratan Kuantitatif Betina Dewasa

a) tinggi gumba : 81 cm

b) panjang badan : 83 cm

c) lingkar dada : 100 cm

d) bobot badan : 111 kg

5. Sapi Pesisir

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang ditetapkan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

bidang kesehatan hewan.

2) bebas dari segala cacat genetik dan cacat fisik seperti: cacat

mata, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan

tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.

3) memiliki nilai pemuliaan di atas rata-rata populasinya.

4) memiliki klasifikasi bibit dan pedigree individual minimal 1

(satu) generasi diatasnya untuk betina, yang dikeluarkan oleh

pemerintah dan/atau asosiasi sejenis dari negara asal.

5) memiliki organ dan kemampuan reproduksi yang baik serta

memiliki temperamen sesuai dengan rumpun.

6) sesuai dengan ciri khas rumpun (breed).

7) konformasi tubuh serasi sesuai dengan tujuan produksi.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) warna

1. tubuh dominan : merah bata dengan variasi warna dari

kekuningan, kecokelatan, sampai

kehitaman;

2. kepala : bulu mata berwarna pirang;

3. garis punggung : cokelat kehitaman;

4. kaki : keputih-putihan;

5. ekor : rambut ekor berwarna hitam.

Page 7: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

7

b) bentuk tubuh : kecil, mempunyai gumba dan gelambir

kecil;

c) bentuk tanduk : kecil;

d) bentuk telinga : kecil, mengarah ke samping.

2) Persyaratan Kuantitatif (betina dewasa)

a) tinggi pundak : 95 cm.

b) panjang badan : 103 cm.

c) lingkar dada : 120 cm.

d) bobot badan : 131 kg.

6. Sapi Sumbawa

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang ditetapkan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

bidang kesehatan hewan.

2) bebas dari segala cacat genetik dan cacat fisik seperti: cacat

mata, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan

tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.

3) memiliki nilai pemuliaan di atas rata-rata populasinya.

4) memiliki klasifikasi bibit dan pedigree individual minimal 1

(satu) generasi diatasnya untuk betina, yang dikeluarkan oleh

pemerintah dan/atau asosiasi sejenis dari negara asal.

5) memiliki organ dan kemampuan reproduksi yang baik serta

memiliki temperamen sesuai dengan rumpun.

6) sesuai dengan ciri khas rumpun (breed).

7) konformasi tubuh serasi sesuai dengan tujuan produksi.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

warna

a) tubuh dominan : sapi betina pada umumnya berwarna putih;

b) kepala : sapi betina pada umumnya berwarna putih;

c) bentuk tubuh : sedang-besar, bergumba dan bergelambir;

Page 8: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

8

d) tanduk : bertanduk, pada sapi betina tanduk lebih

panjang;

e) bentuk telinga : sedang, mengarah ke samping, tidak

terkulai.

2) Persyaratan Kuantitatif (dewasa)

a) tinggi gumba : 130 cm.

b) panjang badan : 150 cm.

c) lingkar dada : 184 cm.

d) bobot badan : 200 kg.

7. Kerbau Sumbawa

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang kesehatan hewan.

2) bebas dari segala cacat genetik dan cacat fisik seperti: cacat mata, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.

3) memiliki nilai pemuliaan di atas rata-rata populasinya. 4) memiliki klasifikasi bibit dan pedigree individual minimal 1

(satu) generasi diatasnya untuk betina, yang dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau asosiasi sejenis dari negara asal.

5) memiliki organ dan kemampuan reproduksi yang baik serta memiliki temperamen sesuai dengan rumpun.

6) sesuai dengan ciri khas rumpun (breed). 7) konformasi tubuh serasi sesuai dengan tujuan produksi.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) warna

1. tubuh dominan : abu-abu sampai hitam;

2. kepala : abu-abu sampai hitam;

3. rambut : kemerahan sampai abu-abu gelap;

4. tanduk : bening kekuningan sampai hitam.

b) bentuk tubuh : kompak, dengan kaki relatif agak pendek;

Page 9: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

9

c) tanduk : betina bertanduk besar melengkung

mengarah ke samping dan ke belakang.

2) Persyaratan Kuantitatif (dewasa)

a) tinggi pundak : 102 cm.

b) panjang badan : 122 cm.

c) lingkar dada : 149 cm.

d) bobot badan : 236 kg.

8. Kerbau Moa

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang ditetapkan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di

bidang kesehatan hewan.

2) bebas dari segala cacat genetik dan cacat fisik seperti: cacat

mata, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan

tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.

3) memiliki nilai pemuliaan di atas rata-rata populasinya.

4) memiliki klasifikasi bibit dan pedigree individual minimal 1

(satu) generasi diatasnya untuk betina, yang dikeluarkan oleh

pemerintah dan/atau asosiasi sejenis dari negara asal.

5) memiliki organ dan kemampuan reproduksi yang baik serta

memiliki temperamen sesuai dengan rumpun.

6) sesuai dengan ciri khas rumpun (breed).

7) konformasi tubuh serasi sesuai dengan tujuan produksi.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) warna

1. tubuh dominan : abu-abu (28,74%) sampai hitam

(43,67%);

2. kepala : abu-abu (40,8%) sampai hitam

(44,25%);

3. leher : terdapat garis kalung (chevron)

dengan warna lebih gelap;

Page 10: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

10

b) garis muka : lurus;

c) garis punggung : pada umumnya cekung;

d) tanduk : bertanduk besar melengkung mengarah ke

samping dan ke belakang;

e) bentuk telinga : tegak ke arah samping.

2) Persyaratan Kuantitatif (dewasa)

a) tinggi pundak : 103 cm.

b) panjang badan : 99 cm.

c) lingkar dada : 158 cm.

d) bobot badan : 202 kg.

9. Kambing Kaligesing

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan yang ditetapkan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang

kesehatan hewan.

2) kambing bibit yang dimasukkan harus mempunyai surat

keterangan mengenai derajat kemurnian ternak tersebut yang

dikeluarkan oleh assosiasi breeder sejenis atau badan-badan

pemerintah/semi pemerintah/ swasta yang berwenang.

3) kambing bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik,

seperti: cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh,

kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang

punggung dan cacat tubuh lainnya .

4) kambing betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal

ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan.

5) kambing bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak

menderita cacat pada alat kelaminnya.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) postur tubuh : besar, tegap dan kokoh.

b) warna bulu : kombinasi putih-hitam atau putih-coklat.

c) kepala : tegak, profil melengkung/muka cembung.

d) tanduk : kecil melengkung mengarah ke belakang.

Page 11: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

11

e) telinga : lebar, panjang, menggantung dan ujungnya

melipat.

f) ekor : pendek dan mengarah ke atas/ke belakang.

g) kaki belakang : berbulu lebat dan panjang (gembol).

2) Persyaratan Kuantitatif Betina Dewasa

No Parameter Satuan

Umur (tahun)

0,5-

1 >1-2

>2-

4

1 Bobot badan kg 17 25 34

2 Tinggi pundak cm 55 66 70

3 Panjang badan cm 45 52 55

4 Lingkar dada cm 57 71 74

5 Panjang telinga cm 21 23 24

6 Panjang bulu rewos/gembyeng/

surai cm 8 8 9

10. Kambing Lakor

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan yang ditetapkan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang

kesehatan hewan.

2) kambing bibit yang dimasukkan harus mempunyai surat

keterangan mengenai derajat kemurnian ternak tersebut yang

dikeluarkan oleh assosiasi breeder sejenis atau badan-badan

pemerintah/semi pemerintah/swasta yang berwenang.

3) kambing bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik,

seperti: cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh,

kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang

punggung dan cacat tubuh lainnya .

4) kambing betina harus bebas dari cacat alat reproduksi,

abnormal ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan.

5) kambing bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak

menderita cacat pada alat kelaminnya.

Page 12: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

12

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) warna

1. tubuh dominan : kombinasi warna polos dan belang

putih-kehitaman;

2. kepala : dominasi hitam, dan belang putih,

warna sekitar mata umumnya hitam;

3. telinga : mengikuti warna tubuh dominan.

b) tanduk : jantan dan betina bertanduk dengan

ukuran kecil sampai sedang,

mengarah ke atas dan ke belakang;

c) bentuk telinga : panjang dan menggantung;

d) garis muka : cembung;

e) garis punggung : agak cekung;

f) bentuk ekor : bagian pangkal ekor berukuran

sedang (4–9 cm).

2) Persyaratan Kuantitatif (dewasa):

a) tinggi pundak : 68 cm.

b) panjang badan : 47 cm.

c) lingkar dada : 75 cm.

d) lebar dada : 20 cm.

e) dalam dada : 38 cm.

f) panjang telinga : 19 cm.

g) panjang ekor : 16 cm.

h) bobot badan : 40 kg.

11. Domba Garut

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan yang ditetapkan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang

kesehatan hewan.

Page 13: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

13

2) domba bibit yang dimasukkan harus mempunyai surat

keterangan mengenai derajat kemurnian ternak tersebut yang

dikeluarkan oleh assosiasi breeder sejenis atau badan-badan

pemerintah/semi pemerintah/swasta yang berwenang.

3) domba bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik,

seperti: cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh,

kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang

punggung dan cacat tubuh lainnya .

4) domba betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal

ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan.

5) domba bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak

menderita cacat pada alat kelaminnya.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) warna

1. tubuh dominan : kombinasi hitam-putih;

2. kepala : kombinasi hitam-putih.

b) tanduk : bertanduk kecil atau tidak bertanduk;

domba betina

c) bentuk telinga : kecil (rumpung) dengan panjang < 4 cm

sampai sedang (ngadaun hiris) dengan

panjang antara 4-8 cm;

d) garis muka : cembung;

e) garis punggung : lurus sampai agak cekung;

f) bentuk ekor : segitiga, dengan bagian pangkal lebar dan

mengecil ke arah ujung (ngabuntut beurit

atau ngabuntut bagong);

g) temperamen : agresif terutama.

2) Persyaratan Kuantitatif Dewasa Betina

a. tinggi pundak : 61 cm.

b. panjang badan : 51 cm.

c. lingkar dada : 70 cm.

d. lebar dada : 14 cm.

e. bobot badan : 28 kg.

Page 14: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

14

12. Domba Wonosobo

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan yang ditetapkan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang

kesehatan hewan.

2) domba bibit yang dimasukkan harus mempunyai surat

keterangan mengenai derajat kemurnian ternak tersebut yang

dikeluarkan oleh assosiasi breeder sejenis atau badan-badan

pemerintah/semi pemerintah/swasta yang berwenang.

3) domba bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik,

seperti: cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh,

kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang

punggung dan cacat tubuh lainnya.

4) domba betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal

ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan.

5) domba bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak

menderita cacat pada alat kelaminnya.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) warna

1. tubuh dominan : putih;

2. bulu : putih;

3. muka : totol hitam;

4. kuku : putih belang hitam;

5. bulu : berupa wol halus sampai sedang yang

menutupi sebagian besar permukaan tubuh,

kecuali muka, perut bagian bawah dan

kaki.

b) tanduk : tidak bertanduk;

c) bentuk telinga : kecil mengarah ke samping;

d) garis muka : cembung;

e) garis punggung : lurus sampai agak cekung;

f) bentuk ekor : kecil dan pendek dengan ujung ekor

meruncing;

Page 15: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

15

g) bentuk tubuh : besar dan panjang;

h) temperamen : tenang.

2) Persyaratan Kuantitatif (dewasa)

a) tinggi pundak : 69 cm.

b) panjang badan : 79 cm.

c) lingkar dada : 89 cm.

d) bobot badan : 77 kg.

13. Domba Kisar

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan yang ditetapkan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang

kesehatan hewan.

2) domba bibit yang dimasukkan harus mempunyai surat

keterangan mengenai derajat kemurnian ternak tersebut yang

dikeluarkan oleh assosiasi breeder sejenis atau badan-badan

pemerintah/semi pemerintah/swasta yang berwenang.

3) domba bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik,

seperti: cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh,

kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang

punggung dan cacat tubuh lainnya .

4) domba betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal

ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan.

5) domba bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak

menderita cacat pada alat kelaminnya.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) warna

1. tubuh dominan : kombinasi warna polos dan belang putih - hitam;

2. kepala : dominasi hitam, dan belang putih, warna sekitar mata umumnya hitam;

3. telinga : mengikuti warna tubuh dominan.

Page 16: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

16

b) tanduk : tidak bertanduk;

c) bentuk telinga : sedang agak menggantung;

d) garis muka : cembung;

e) garis punggung : agak cekung;

f) bentuk ekor : bagian pangkal ekor berukuran sedang (4-9

cm).

2) Persyaratan Kuantitatif

a) tinggi pundak : 54 cm.

b) panjang badan : 47 cm.

c) lingkar dada : 61 cm.

d) lebar dada : 12 cm.

e) dalam dada : 25 cm.

f) bobot badan : 17 kg.

14. Domba Batur

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan yang ditetapkan dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang

kesehatan hewan.

2) domba bibit yang dimasukkan harus mempunyai surat

keterangan mengenai derajat kemurnian ternak tersebut yang

dikeluarkan oleh assosiasi breeder sejenis atau badan-badan

pemerintah/semi pemerintah/ swasta yang berwenang.

3) domba bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik,

seperti: cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh,

kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang

punggung dan cacat tubuh lainnya.

4) domba betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal

ambing serta tidak menunjukkan gejala kemandulan.

5) domba bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak

menderita cacat pada alat kelaminnya.

Page 17: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

17

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) warna

1. tubuh dominan : putih susu;

2. bulu : putih;

3. kulit tubuh : putih sampai kemerahan;

4. hidung : putih;

5. telinga : putih;

6. ekor : putih;

7. kuku : hitam.

b) bulu : berupa wol halus dan lebat yang hampir

menutupi seluruh permukaan tubuh;

c) tanduk : tidak bertanduk;

d) bentuk telinga : kecil mengarah ke samping;

e) garis muka : cembung;

f) garis punggung : lurus sampai agak cekung;

g) bentuk ekor : kecil dan pendek dengan ujung ekor

meruncing;

h) bentuk tubuh : besar dan panjang;

i) temperamen : tenang.

2) Persyaratan Kuantitatif Betina Dewasa

a) tinggi pundak : 69 cm.

b) panjang badan : 81 cm.

c) lingkar dada : 89 cm.

d) bobot badan : 77 kg.

15. Ayam Pelung

a. Persyaratan Umum

1) kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, paruh

normal, tampak tegar dan aktif, tidak dehidrasi, perut tidak

kembung, sekitar pusar dan dubur kering serta pusar tertutup;

2) warna bulu seragam sesuai dengan warna galur, kondisi bulu

kering dan mengembang;

Page 18: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

18

3) adanya jaminan kematian kuri pada saat penerimaan dan salah

sexing.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) jengger / balung : tunggal, bergerigi berwarna merah; ukuran

pada ayam betina lebih kecil dari pada

ayam jantan;

b) pial : bulat berwarna merah; pada ayam jantan

lebih besar dan bergayut dari pada ayam

betina;

c) badan (samping) : oval, silinder atau bulat; ayam betina lebih

kecil dan dari ayam jantan;

d) warna bulu : umumnya kuning tua kecokelatan (warna

buah kemiri); kuning muda; hitam blorok

dengan bercak putih atau kuning tua

dengan bercak putih;

e) warna ceker : pada jantan dan betina umumnya hitam,

hijau, abu-abu, kuning, atau putih.

2) Persyaratan Kuantitatif

a) suara

1. durasi : 5,8 detik.

2. frekuensi : 400 hz.

3. volume : 60 db.

b) bobot badan

betina dewasa : < 2,70 kg/ekor.

c) bobot telur : < 45 gram/butir.

16. Itik Alabio

a. Persyaratan Umum

1) kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, paruh

normal, tampak tegar dan aktif, tidak dehidrasi, perut tidak

kembung, sekitar pusar dan dubur kering serta pusar tertutup;

Page 19: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

19

2) warna bulu seragam sesuai dengan warna galur, kondisi bulu

kering dan mengembang;

3) adanya jaminan kematian meri pada saat penerimaan dan salah

sexing.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) postur tubuh : ramping seperti botol; b) warna bulu itik betina : hitam - putih pada kepala bagian

atas; cokelat keabuan pada bagian punggung, dada, dan sayap dengan ekor lurus ke belakang;

c) warna ceker & paruh : kuning gading tua untuk itik jantan dan betina;

d) warna kerabang telur : hijau kebiruan.

2) Persyaratan Kuantitatif

a) bobot badan dewasa : 1,59 kg. b) produksi telur : 67, % atau 220 butir/tahun/ekor. c) bobot telur : 59 gram/butir.

17. Itik Tegal

a. Persyaratan Umum

1) kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, paruh

normal, tampak tegar dan aktif, tidak dehidrasi, perut tidak

kembung, sekitar pusar dan dubur kering serta pusar tertutup;

2) warna bulu seragam sesuai dengan warna galur, kondisi bulu

kering dan mengembang;

3) adanya jaminan kematian meri pada saat penerimaan dan salah

sexing.

b. Persyaratan Khusus

1) Persyaratan Kualitatif

a) postur tubuh : langsing, tegak mirip botol;

Page 20: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

20

b) warna bulu itik dewasa : putih kotor kecokelatan

(branjangan), cokelat muda

dengan totol-totol cokelat tipis

lemahan), cokelat muda dengan

totol-totol hitam tipis (jarakan),

putih polos, cokelat kehitaman

atau hitam kelam;

c) warna ceker dan paruh : putih jingga, hitam kehijauan,

hitam kecokelatan, putih jingga,

atau hitam kecokelatan;

d) warna kerabang telur : hijau kebiruan.

2) Persyaratan Kuantitatif:

a) obot badan dewasa : 1,5 kg (jantan) dan 1,45 kg (betina).

b) panjang ceker : 10 cm.

c) puncak produksi telur : 67 %.

18. Itik Pitalah

a. Persyaratan Umum

1) kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat berdiri tegak, paruh

normal, tampak tegar dan aktif, tidak dehidrasi, perut tidak

kembung, sekitar pusar dan dubur kering serta pusar tertutup;

2) warna bulu seragam sesuai dengan warna galur, kondisi bulu

kering dan mengembang;

3) adanya jaminan kematian meri pada saat penerimaan dan salah

sexing.

b. Persyaratan Khusus

1) Sifat Kualitatif

a) postur tubuh : ramping agak tegak, waktu berjalan posisi

tubuh mendatar;

Page 21: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

21

b) warna bulu itik dewasa Betina : dominan warna belang jerami yaitu lurik

cokelat tua/kehitaman dengan cokelat muda atau lurik cokelat muda dengan cokelat tua/kehitaman;

c) warna ceker dan paruh betina : cokelat kehitaman.

2) Persyaratan Kuantitatif

a) bobot badan dewasa : 1210 gram/ekor.

b) panjang ceker (metatarsus) Jantan : 3,7 cm Betina : 3,4 cm

c) produksi telur : 57,29 % (180butir/tahun/ekor) d) puncak produksi telur : 65% e) bobot telur : < 64 gram/butir

19. Kuda Sumbawa

a. Persyaratan Umum

1) sehat dan bebas dari penyakit hewan menular yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang kesehatan hewan.

2) bebas dari segala cacat genetik dan cacat fisik seperti : cacat mata, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya.

3) memiliki nilai pemuliaan di atas rata-rata populasinya. 4) memiliki sertifikat klasifikasi bibit dan sertifikat pedigree

individual minimal 3 (tiga) generasi diatasnya yang dikeluarkan oleh pemerintah dan/atau asosiasi sejenis dari negara asal.

5) memiliki organ dan kemampuan reproduksi yang baik serta memiliki temperamen yang jinak.

6) sesuai dengan klasifikasi ciri khas rumpun/bangsa (breed). 7) konformasi tubuh serasi sesuai dengan tujuan produksi.

Page 22: LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIANbibit.ditjenpkh.pertanian.go.id/sites/default/files...LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2012 TANGGAL : 6

22

b. Persyaratan Khusus

1) Sifat kualitatif :

a) warna tubuh dominan : warna terang sampai gelap;

b) bentuk tubuh : kompak dan relatif kecil dengan

punggung rata, sedangkan pada tipe

pacu punggung agak cekung;

c) kepala : hidung dan mulut relatif besar;

d) ekor : panjang dan berbulu lebat;

e) kaki : persendian baik, bentuk kuku kecil,

kaki belakang lebih tinggi.

2) Sifat kuantitatif (dewasa)

a) tinggi pundak : 108 cm

b) panjang badan : 100 cm

c) lingkar dada : 126 cm

d) bobot badan : 260 kg

MENTERI PERTANIAN,

ttd

SUSWONO