lampiran applikasi

6
 mutia_kemala  Kamis, Januari 17, 2008 beda en sama minyak atsiri 1. Perbedaan dan persamaan minyak atsiri dan nabati, teknologi pengolahan serta contoh minyak atsiri dan n abati Perbedaan minyak atsiri dan nabati : · Minyak atsiri adalah minyak yang mengandung ester (mudah menguap pada suhu ruang), umumnya digunaannya untuk obat- obatan, kosmetika, parfum dan bahan baku industri (sabun, kosmetik, dll). Tersusun dari senyawa Terpena dan terpenoid. · Minyak nabati adalah minyak yang tersusun dari Gliserida atau asam lemak. Umumnya digunakan untuk bahan makan bagi manusia, bahan baku industri, bahan campuran minyak pelumas dan bahan baku biodiesel. Persamaan minyak atsiri dan nabati : Minyak atsiri dan minyak nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan, keduanya, larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.  Contoh minyak atsiri : Minyak atsiri bersumber dari daun Minyak nilam Sereh wangi Minyak kayu putih Minyak wintergreen Minyak kemangi Minyak daun cengkeh Minyak atsiri bersumber dari bunga Minyak cengkeh Minyak kenanga dan ylang-ylang Minyak lavender Minyak mawar Minyak melati Minyak sedap malam Minyak atsiri bersumber dari buah Minyak anis bintang Minyak lada Minyak kapulaga Minyak adas Minyak badam pait Minyak kemukus Minyak biji ketumbar Minyak atsiri bersumber dari batang Minyak kayu manis Minyak kulit massoi Minyak kulit lawang Minyak cendana Minyak atsiri bersumber dari akar Minyak akar wangi Minyak jahe Minyak akar orris Contoh minyak nabati : Minyak wijen Minyak jagung Minyak kedelai Minyak kelapa sawit Minyak kemiri Minyak jarak Minyak kacang tanah Minyak jambu mete

Upload: nanta-sitepu

Post on 09-Jul-2015

170 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: lampiran applikasi

5/10/2018 lampiran applikasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lampiran-applikasi 1/6

 

mutia_kemalaÂKamis, Januari 17, 2008beda en sama minyak atsiri1. Perbedaan dan persamaan minyak atsiri dan nabati, teknologi pengolahan serta contoh minyak atsiri dan nabati

Perbedaan minyak atsiri dan nabati :· Minyak atsiri adalah minyak yang mengandung ester (mudah menguap pada suhu ruang), umumnya digunaannya untuk obobatan, kosmetika, parfum dan bahan baku industri (sabun, kosmetik, dll). Tersusun dari senyawa Terpena dan terpenoid.

· Minyak nabati adalah minyak yang tersusun dari Gliserida atau asam lemak. Umumnya digunakan untuk bahan makan bagmanusia, bahan baku industri, bahan campuran minyak pelumas dan bahan baku biodiesel.

Persamaan minyak atsiri dan nabati :Minyak atsiri dan minyak nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan, keduanya, larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.

 Contoh minyak atsiri :

Minyak atsiri bersumber dari daun

• Minyak nilam

• Sereh wangi

• Minyak kayu putih

• Minyak wintergreen

• Minyak kemangi

• Minyak daun cengkeh

Minyak atsiri bersumber dari bunga

Minyak cengkeh

• Minyak kenanga dan ylang-ylang

• Minyak lavender 

• Minyak mawar 

• Minyak melati

• Minyak sedap malam

Minyak atsiri bersumber dari buah

• Minyak anis bintang

• Minyak lada

• Minyak kapulaga

• Minyak adas

• Minyak badam pait

• Minyak kemukus

• Minyak biji ketumbar 

Minyak atsiri bersumber dari batang

• Minyak kayu manis

• Minyak kulit massoi

• Minyak kulit lawang

• Minyak cendana

Minyak atsiri bersumber dari akar 

Minyak akar wangi

• Minyak jahe

• Minyak akar orris

Contoh minyak nabati :

• Minyak wijen

• Minyak jagung

• Minyak kedelai

• Minyak kelapa sawit

• Minyak kemiri

• Minyak jarak 

• Minyak kacang tanah

• Minyak jambu mete

Page 2: lampiran applikasi

5/10/2018 lampiran applikasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lampiran-applikasi 2/6

 

• Lemak tengkawang

• Minyak biji kapas

• Lemak coklat

• Minyak kelapa

Teknologi Pengolahan Minyak Atsiri  Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur dengan persenyawaan padat yang berbeda dalam hal kompodan titik cairnya, larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air. Berdasarkan sifat tersebut, maka minyak atsiri dapat diekstdengan 3 macam cara, yaitu :

1. PenyulinganPenyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air.

Dalam industri pengolahan minyak atsiri telah dikenal 3 macam sistem penyulingan, yaitu :a. Penyulingan dengan air

Pada sistem penyulingan dengan air, bahan yang akan disuling langsung kontak dengan air mendidih. Bahan yang akandisuling dapat melayang atau seluruhnya dapat tenggelam dalam air, hal ini tergantung pada berat jenis dan banyaknya bahan yang berada dalam ketel penyuling. Oleh karena itu sistem ini sangat baik digunakan untuk penyulingan bahan yang dapat bergerak bebdalam air mendidih. Apabila bahan tersebut disuling dengan uap, maka akan terjadi penggumpalan dan uap tidak dapat menembussel dari bahan secara merata.

Pada saat penyulingan berlangsung, setiap butir-butir minyak yang terdapat di dalam jaringan bahan dapat ditarik dari keledan di bawa ke permukaan bahan oleh peristiwa osmose. Kemudian bersama dengan uap air menuju alat pendingin (kondenser), dakhirnya ditampung dengan alat pemisah air dengan minyak.

Sumber panas yang biasanya digunakan untuk menguapkan air adalah api langsung atau mantel-mantel panas (steam jockecepat atau lambatnya penyulingan dapat dikontrol dengan intensitas nyala api atau tekanan uap dalam mantel yang mengatur kecepatan uap masuk. Untuk menghindari terlampaunya bahan yang disuling apabila menggunakan api langsung biasanya dipasan pengatur khusus.

Penyulingan dengan sistem air langsung, tekanan uap biasanya sama dengan tekanan udara luar, yakni 1 atsmosfer. Suatukelemahan penyulingan dengan air langsung ialah sebagian zat kimianya yang dapat larut dalam air dan mempunyai titik didih yantinggi akan tetap terikat bersama air dalam ketel.

Penyulingan dengan air langsung, alat-alatnya sederhana dan mudah dipindah-pindahkan. Rendemen minyak umumnyarendah. Air sulingan yang dipisahkan dengan minyak sebaiknya dikembalikan ke dalam ketel penyulingan agar minyak yang larutdalam air dapat tersuling kembali. b. Penyulingan dengan air dan uap

Bahan yang akan disuling diletakkan di atas ayakan pemisah yang terdapat beberapa cm di atas air. Pada sistem penyulingaair dan uap, kondisi dalam ketel penyulingan selalu jenuh dan basah. Bahan hanya berhubungan dengan uap, bukan dengan air yan

mendidih. Uap bertekanan rendah dalam jenuh basah, melalui bahan dan keluarnya butir-butir minyak dari sel kelenjer dipengaruholeh kepadatan bahan dalam ketel tekanan uap, berat jenis dengan kadar air bahan serta berat molekul komponen bahan disuling.

Salah satu keuntungan dari penyulingan air dan uap apabila dibandingkan dengan penyulingan langsung bahwa uap yang timerata dapat dihindarkan. Uap bergerak diseluruh permukaan dan dididihkan sehingga penetrasi uap kedalam jaringan-jaringan ba berjalan dengan baik dan sempurna.

Kecepatan penyulingan dengan sistem penyulingan air dan uap ini relatif lebih cepat apabila dibandingakan dengan sistem penyulingan air langsung, dan hasil minyak yang diperoleh lebih banyak jumlahnya serta mutu lebih baik.

Penyulingan dengan air dan uap sangat cocok untuk bahan yang akan disuling berupa daun dan rumput-rumputan. Bahan ddalam ketel harus merata letak dan ukurannya supaya jangan terjadi penggumpalan. Distilat yang telah dipisahkan dengan minyakdapat dibuang langsung (jika perlu).

c. Penyulingan dengan uapPada dasarnya prinsip penyulingan dengan uap hampir sama dengan penyulingan dengan air dan uap. Perbedaannya ialah bahwa a

yang dipanaskan tidak terdapat dalam ketel penyulingan, tetapi dalam boiler yang terpisah. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanyang lebih tinggi dari tekanan udara luar dan dialirkan melalui bahan yang terdapat dalam ketel penyulingan. Dengan menggunakauap dari boiler periode pertama suhu bahan dalam ketel akan naik, dan sebagian dari uap akan berkondensasi. Uap yang berkondeini akan mengekstrak minyak yang terkandung dalam kelenjer-kelenjer minyak pada bahan dan di bawa ke permukaan.Apabila penyulingan dimulai dengan uap bertekanan tinggi akan terjadi penguraian dari kandungan bahan. Penyulingan dengan usebaiknya dimulai dengan uap bertekanan rendah kemudian secara berangsur-angsur tekanan dinaikkan. Biasanya tekanan mula-m1 atsmosfer, kemudian secara berangsur-angsur dinaikkan sampai 3 atsmosfer. Apabila kadar minyak dalam bahan dianggap telahmenurun sedengkan zat penting yang mempunyai titk-titik didih tinggi belum tersuling, maka tekanan uap dapat dinaikan lagi.Selama penyulingan suhu tekanan uap dalam ketel penyuling harus dijaga, karena ini akan mengakibatkan mengeringnya bahan yadisuling dan merendahkan kadar minyak yang dihasilkan, sedangkan tekanan uap yang tinggi menyebabkan terjadinya penguraiankomponen-komponen minyak. Oleh sebab itu penyulingan harus dimulai dengan tekanan rendah, berangsur-angsur tekanan dinaikCara penyulingan ini cocok sekali digunakan untuk mengekstraksi minyak biji-bijian, akar dan kayu-kayuan yang mengandungminyak dengan titik didih yang tinggi, tidak baik untuk serbuk. Jumlah dan mutu minyah lebih tinggi dibandingan dengan cara

Page 3: lampiran applikasi

5/10/2018 lampiran applikasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lampiran-applikasi 3/6

 

 penyulingan terdahulu asal saja tidak terjadi atau pengumpulan waktu penyulingan. Air distilasi yang dipisahkan dengan minyak ddibuang langsung.

2. Ekstraksi dengan pelarut menguap  Prinsip ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah menguap. Prosesekstraksi biasanya dilakukan dalam wadah (ketel) yang disebut †extractor†.� �

Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasdengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka,melati, mawar, kenanga, lidan lain-lain.

Bung-bungaan yang masih segar dimasukkan ke dalam †extractor†dan selanjutnya pelarut menguap yang murni� �

 dipompakan ke dalam †extractor†. Sebagai pelarut biasanya digunakan petroleum ether, carbon tetra chlorida, chloroform da� �

 pelarut lainnya yang bertitik didih rendah. Pelarut organik akan berpenetrasi ke dalam jaringan bunga-bungaan dan akan melarutkaminyak serta bahan †non volatile†yang berupa resin, lilin dan beberapa macam zat warna.� �

Komponen †non volatile†tersebut merupakan kotoran dalam minyak atsiri, dan kotoran tersebut dapat dipisahkan den� �

cara penyulingan pada suhu rendah dan tekanan vakum. Dengan cara penyulingan ini maka pelarut beserta minyak atsiri akanmenguap dan selanjutnya uap tersebut dikondensasikan, sedangkan komponen †non volatile†tetap tertinggal dalam ketel suli� �

Hasil kondensasi yang merupakan campuran dari pelarut dan minyak atsiri, disebut †concrete†. Jika †concreteâ€� � � � tersebut dilarutkan dalam alkohol, maka minyak atsiri akan larut sempurna, sedangkan fraksi lilin tidak dapat larut dan akanmembentuk endapan keruh.

Dalam industri pembuatan parfum, fraksi lilin tersebut dapat dipisahkan dengan cara mengekstraksi minyak atsiri dari†concrete†secara berulang-ulang menggunakan alkohol. Proses ekstraksi ini dilakukan dalam suatu alat yang khusus dilengk� �

dengan alat pengaduk, disebut †batteuses†. Lilin akan mengendap sempurna dalam alkohol dan selanjutnya dipisahkan denga� �

cara penyaringan.Setelah proses penyaringan, larutan minyak dalam alkohol didinginkan dalam †refrigerator†, yang bertujuan untuk � �  

membantu pengendapan lilin yang mungkin masih terdapat dalam larutan minyak-alkohol, dan selanjutnya disaring kembali. Laruminyak atsiri dalam alkohol yang sudah bebas dari fraksi lilin dipekatkan dengan menguapkan sebagian alkohol dalam ruangan vasuhu rendah. Minyak bunga-bungaan yang telah dipekatkan dan larut sempurna dalam alkohol disebut †absolute†, yang berba� �

wangi alamiah seperti bau bunga dari tanaman penghasilnya dan baik digunakan sebagai bahan baku pembuatan parfum.Jika dibandingkan dengan mutu minyak bunga hasil dari penyulingan, maka minyak bunga hasil ekstrak menggunakan pela

menguap, masih memiliki bau asli bunga alamiah. Namun demikian biaya untuk ekstraksi relatif mahal, dan kehilangan pelarut se proses ekstraksi akan menambah biaya produksi minyak. Oleh karena itu ekstraksi dengan menggunakan pelarut, baik dilakukanterhadap minyak yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, misalnya minyak melati, sedap malam, mimosa, violet dan akasia. Teknologi Pengolahan Minyak Nabati

EKSTRAKSI 

Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemAdapun cara ekstraksi ini bermacam-bermacam, yaitu rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical dan solvent extracRENDERING

Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau ledengan kadar air yang tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu hal yang spesifik, yang bertujuan umenggumpulkan protein pada dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga mudah ditembus oleh miatau lemak yang terkandung di dalamnya.

Wet RenderingWet rendering adalah proses rendering dengan penambahan sejumlah air selama berlangsungnya proses tersebut. Car

dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup dengan menggunkan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 samapai 60 potekanan uap(40-60 psi). Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet rendering dilakukan jika diinginkan flavor netral

minyak atau lemak. Bahan yang akan diekstraksi ditempatakn pada ketel yang diperlengkapi dengan alat pengaduk, kemudiaditambahkan dan campuran tersebut dipanaskan perlahan-perlahan sampai suhu 50 C sambil diaduk. Minyak yang teresktraksi naik ke atas dan kemudian dipisahkan. Air dan bahan yang akan diekstrasi dimasukkan ke dalam digester dengan tekanan uapsekitar 40 sampai 60 pound selama 4-6 jam.Dry Rendering

Dry rendering adalah cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Dry rendering dilakukaan dalam kyang terbuka dan diperlengkapi dengan steam jacket serta alat pengaduk(agitator). Bahan yang diperkirakan mengandung minyak lemak dimasukkan ke dalam ketel tanpa penambahan air. Bahan tadi dipanasi sambil diaduk. Pemanasan dilakukan pada suhu 220(105 C-110 C). Ampas bahan yang telah diambil minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang dihasilkadari ampas yang telah mengendap dan pengambilan dari bagian atas ketel.

PENGEPRESAN MEKANIS (MECHANICAL EXPRESION)  Pengepresan mekanis merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak, terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijia

Page 4: lampiran applikasi

5/10/2018 lampiran applikasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lampiran-applikasi 4/6

 

Cara ini dilakukan untuk memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70 persen). Pada penepresan mekanis idiperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan.

Pengepresan Hidraulik (Hydraulic Pressing)Pada cara hydraulyc pressing , bahan dipress dengan tekanan sekitar 2000 pon/inc2. Banyaknya minyak atau lemak yang da

diekstraksi tergantung lamanya pengepresan. Tekanan yang digunakan, serta kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan minyang tersisa pada bungkil sekitar 4-6% tergantung dari lamanya bungkil ditekan dibawah tekanan hidroulik.

Pengepresan Berulir (Ekspeller press)Cara ekspeller pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri dari proses pemasakan atau tempering. Proses pemasakan yang berlangsung pada temperatur 2400F dengan tekanan sekitar 15-20 ton/in. Kadar air atau lemak yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5-3,5%. Sedangkan bungkil dihasilkan masih mengandung minyak sekitar 4-5%. Cara lain untuk mengekstraksiminyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak adalah gabungan dari proses wet rendering dengan pengepresan secara mekanik atau secara sentrifusi.

Ekstraksi dengan pelarutPrinsip dari proses ini adalah ekstraksi dengan melarutkan minyak dan lemak. Pada cara ini dihasilkan bungkil dengan kad

minyak rendah yaitu sekitar 1% atau lebih rendah dan mutu minyak kasar yang dihasilkan cenderung menyerupai hasil dengan carexpeller pressing , karena sebagian fraksi bukan minyak akan ikut terekstraksi. Pelarut minyak atau lemak yang biasa dipergunakadalam proses ekstraksi dengan pelarut menguap adalah pelarut petrolium eter, gas olin karboni sulfida. Karbon tetraklorida, benzedan n- heksana. Perlu diperhatikan bahwa jumlah pelarut menguap atau hilang lebih dari 5%.

 Pemurnian minyak Tujuan Pemurnian

Tujuan utama dari proses pemurnian minyak adalah untuk menghilangkan rasa dan bau yang tidak enak, warna yang tidak menarik dan memperpanjang dan memperpanjang massa simpan minyak sebelum dikonsumsi sebelum digunkan sebagai bahanmentah dalam industri.

Pada umumnya minyak untuk tujuan bahan pangan dimurnikan melalui tahap proses sebagai berikut :1. Pemisahan bahan berupa suspensi dan dispersi koloid dengan cara penguapan, degumming dan pencucian dengan asam.2. Pemisahan asam lemak bebas dengan cara netralisasi.3. Dekolorisasi dengan proses pemucatan.4. Deodorisasi.

5. Pemisahan gliserida jenuh (stearin) dengan cara pendingin (chilling).2. Penelitian Minyak Atsiri dan Minyak Nabati, serta gambar alat dan teknologi prosesnya. Minyak atsiri dari cengkeh

a. Latar Belakang .

Daerah asal tanaman cengkeh secara pasti belum diketahui. Dilihat dari sejarah perkembangan dan penyebarannya, ada yangmenggarap cengkeh berasal dari Pulau Maluku di Maluku Utara, ada pula yang berpendapat dari Filipina, sedang teori terakhir menyebut Iran sebagai daerah asal cengkeh, namun sampai akhir abad ke 18 Indonesia merupakan satu-satunya negara penghasilcengkeh di dunia.Sejak tahun 200 masehi, setelah cengkeh diperdagangkan di Eropa, orang-orang Arab dan Portugis tertarik dan mencari sumber rempah-rempah itu di daerah timur jauh dan akhirnya menemukan kepulauan Maluku. Selama beberapa abad perdagangan rempahrempah, termasuk cengkeh dipegang oleh Portugis. Pasaran cengkeh yang paling penting pada tahun 1513.Pada waktu Inggris berkuasa di Indonesia sekitar tahun 1800 telah dipindahkan dari Maluku ke Penang 15.000 pohon cengkeh dan

antara tahun 1850-1870 cengkeh dari Maluku telah mulai disebarkan ke daerah lain di Indonesia seperti Sumatera Barat dan PulauJawa dan Sulawesi.

 b. Teknologi Proses Pengolahan

Pengolahan Minyak Cengkeh Dengan Menggunakan PenyulinganPengolahan minyak cengkeh dengan penyulingan dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penyulingan dengan air, penyulingan air dandan penyulingan dengan uap.

a. Penyulingan dengan air Pada system ini, bahan yang langsung berhubungan dengan air yang diuapkan. Bahan yang akan disuling dapat melayang atauseluruhnya tenggelam dalam air, tergantung pada berat jenis dan banyaknya bahan berada dalam ketel penyuling. Karena itu systeini baik sekali digunakan untuk penyulingan bahan yang dapat bergerak bebas dalam air mendidih. Apabila bahan tersebut disulin

Page 5: lampiran applikasi

5/10/2018 lampiran applikasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lampiran-applikasi 5/6

 

dengan uap, maka akan terjadi penggumpalan dan uap tiadak dapat menembus sel-sel dari bahan secara merata. Sewaktu penyulin berlangsung, setiap butir minyak yang terdapat di dalam jaringn bahan dapat ditarik dari kelenjar dan dibawa kepermukaan bahan  peristiwa osmose. Kemudian bersama-sama dengan uap air menuju alat pendingin dan akhirnya ditampung dengan alat pemisah aidengan minyak. Penyulingan dengan air langsung, alatnya sederhana dan mudah dipindah-pindahkan. Rendeman minyak umumnyrendah. Air sulingan yang dipisahkan dengan minyak sebaiknya dikembalikan ke dalam ketel penyulingan agar minyak yang larutdalam air dapat tersuling kembali.

 b. Penyulingan dengan air dan uapBahan yang disuling diletakkan diatas ayakan pemisah yang terdapat beberapa centimeter di atas air. Pada system penyulingan air uap, keadaan dalam ketel penyulingan selalu jenuh dan basah. Bahan hanya berhubungan dengan uap, bukan dengan air yangmendidih. Uap bertekanan rendah dalam keadaan jenuh basah, naik melalui bahan dan keluarnyabutir-butir minyak dari sel kelenjadipengaruhi oleh kepadatan bahan dalam ketel tekanan uap, berat jenis dan kadar air bahan serta berat molekul komponen bahandisuling. Salah satu keuntungan dari penyulingan air dan uap apabila dibandingkan dengan penyulingan langsung bahwa uap yangtidak merata dapat dihindarkan. Uap bergerak diseluruh permukaan air yang dididihkan sehingga penetrasi sempurna. Penyulingandengan air dan uap sangat cocok untuk bahan yang akan sisuling berupa daun dan rumpu-rumputan. Bahan di dalam ketel harusmerata letak dan ukurannya supaya jangan terjadi penggumpalan. Destilat yang telah dipisahkan dengan minyak dapat dibuanglangsung (jika perlu).

c. Penyulingan dengan uapPrinsip penyulingan dengan uap hampir sama dengan penyulingan air dan uap. Perbedaannya ialah bahwa air ydipanaskan tidak terdapat didalam ketel penyulingan, tetapi dalam boiler yang terpisah. Uap yang dihasilkan memputekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar dan dialirkan melalui bahan yang terdapat dalam ketel penyulingan. Denmenggunakan uap dari boiler periode pertama suhu bahan dalam ketel akan naik, dan sebahagian dari uap berkondenUap yang berkondensasi ini akan mengekstrak minyak yang terkandung dalam kelenjar-kelenjar minyak pada bahandibawa kepermukaan. Apabila penyulingan dimulai dengan uap bertekanan tinggi akan terjadi penguraian dari kandun  bahan. Penyulingan dengan uap sebaiknya dimulai dengan uap bertekanan rendah, kemudian secara berangsur-antekanan dinaikkan. Biasanya tekanan mula-mula satu atmosfer, kemudian secara berangsur-angsur dinaikkan sampai atmosfer. Apabila kadar minyak dalam bahan dianggap telah menurun, sedangkan zat penting yang mempunyai titik dtinggi belum tersuling, maka tekanan uap dinaikkan lagi. Selama penyulingan suhu tekanan uap dalam ketel penyuling hdijaga karena ini akan mengakibatkan mengeringnya bahan yang disuling dan merendahkan kadar minyak yang dihasisedangkan tekanan uap yang tinggi menyebabkan terjadinya penguraian komponen-komponen minyak. Oleh sebab penyulingan harus dimulai dengan tekanan rendah, berangsur-angsur tekanan dinaikkan. Jumlah dan mutu minyak ltinggi dibandingkan dengan cara penyulingan terdahulu asal saja tidak terjadi celah-celah atau penggumpalan w penyulingan. Air destilasi yang dipisahkan dengan minyak dapat dibuang langsung.

d. Gambar Alat Penyulingan Cengkeh

a. Latar Belakang

Minyak kelapa sawit merupakan salah satu dari beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak. Kelapa sawitdikenal terdiri dari empat macam tipe yaitu, tipe macrocarya, dura, tenera dan pisifera. Masing-masing tipe dibedakan berdasarkantebal tempurung. Warna daging buah aialah kining diwaktu masih muda dan berwarna jingga setelah buah menjadi matang. Minyakelapa sawit digunakan untuk minyak goreng,Daerah penanaman kelapa sawit di Indonesia adalah daerah jawa barat, lampung, riau, sumatera barat, sumatera utara dan aceh.Malaysia , amerika tengah dan Nigeria.

  b. Teknologi Proses Pengolahan

Page 6: lampiran applikasi

5/10/2018 lampiran applikasi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/lampiran-applikasi 6/6

 

Pengolahan kelapa sawit bertujuan untuk mendapatkan minyak sawit. Minyak sawit mengandung beberapa komponen kimia yangsebagian besar mengalami perubahan, baik dipengaruhi dari dalam maupun dari luar sawit itu sendiri. Oleh sebab itu, keadaan tersyang menuntut kita untuk mengetahui cara penanganan yang lebih baik sehingga mendapatkan minyak sawit dengan kualitas yangtinggi.

Ada 2 cara pengolahan minyak kelapa sawit, yaitu :1. Cara non mekanikal

Adapun proses dengan menggunakan non mekanikal yaitu pertama kali dilakukan di Negara Nigeria bagian timur merupakan daerah terbesar menghasilkan sawit di dunia saat itu.

Sebelum tandan buah sawit diolah, terlebih dahulu setelah dipanen dibiarkan dalam timbunan selama beberapa hari. Ldisiram atau dicuci dengan air dan dipermukaanya ditutupi dengan daun-daunan untuk memudahkan pelepasan buah sawit.

Proses secara non mekanikal dengan cara di rebus, dilumatkan dan pemisahan.a. Dengan cara direbus

Mula – mula buah sawit dilepaskan tandanannya, lalu didihkan di dalam wadah selama 4 jam. Lalu dibiarkan selama 3 Wadah yang digunakan adalah drum minyak dengan volume 4x4 galon.  b. Dengan cara dilumatkan

Buah sawit setelah direbus kemudian dilumatkan dalam penghancuran (motif kayu) sehingga biji dan daging buah merata.c. Dengan cara pemisahan

Minyak sawit yang terkandung minyak lalu dipisahkan. Lalu massanya diaduk. Minyak kasar akan terdapat dipermukaan. Laludisaring, minyak kasar diperoleh dengan memanaskan ke dalam tangki. Kemudian air yang terdapat dalam cairan akan teruapkanakibat pemanasan. Efisiensi yang dapat dicapai dengan cara non mekanikal biasanya 40 – 45 % dari total minyak yang terkandudalam minyak sawit.

2. Cara MekanikalAdapun cara mekanikal dengan menggunakan sejumlah peralatan mesin khusus sehingga mendapatkan efisiensi minyak sawit yansangat tinggi. Cara ini pertama kali dilakukan oleh Mr. More tahun 1877 di Afrika Barat.

Pengolahannya terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :1. proses perebusan2. pelepasan buah dari minyak 3. pelumatan daging buah4. pengempaan5. pemurnian

1). Proses perebusan buah sering juga disebut proses sterilisasi dengan membiarkan buah kelapa sawit di bawah pengaruh uaselama beberapa saat. Buah sawit direbus bertujuan untuk menghentikan perkembangan asam lemak bebas selain untuk memudah pelepasan buah sawit dari tandanannya.

Cara perebusan dibedakan menurut bejananya ada 2, yaitu :

- bejana tegak, steam 2 kg/cm2

- bejana merata, steam 2,8 kg/cm2

2). Pelepasan buah adalah suatu tahapan proses bertujuan untuk melepaskan buah dari tandanannya. Proses pelepasan dilak berdasarkan sentakan yang ditemukan oleh bantingan. Setiap tandan yang masuk ke tromol pelepasan, dipusingkan, maka akan teterangkat karena pengaruh gravitasi. Kemudian terlepas. Lalu keluar melalui celah – celah diantara batang-batang besi.3). Pelumatan daging buah, buah yang masuk dalam tangki pelumatan lalu diaduk dengan pengaduk yang dilengkapi blade-bsehingga daging buah menjadi lumat dan sebagian besar sudah terlepas dari bijinya. Pelumatan daging buah untuk memudah pengempaan sehingga minyak yang terkandung mudah dipisahkan.4). Pengempaan bertujuan untuk mengeluarkan minyak dari bubur daging buah yang dilumatkan dan juga untuk memudadaging buah lalu dipanaskan dengan massa bubur.5). Minyak sawit kasar yang masih mengandung kotoran-kotoran dan hasil pemompaan dibersihkan dengan alat pemisah u

memisahkan minyak sawit sehingga murni. Proses secara mekanikal, efisiensi yang dapat dicapai 86 – 94 % dari total minyak yterdapat dalam kelapa sawit.

http://mutiakemalafarida.blog.com/2538725/