lampiran 1. pengalaman menggali sumber informasi di...

20
283 Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapangan 1. Pengantar Sejujurnya, penelitian yang dilakukan ini bukan sesuatu yang menjadi kehendak pribadi. Namun adanya dorongan sewaktu penulis berkesempatan melihat secara mendalam kehidupan langsung sekelompok masyarakat Dayak serta melakukan diskusi interaktif dengan mereka. Pada tahun 1988, peneliti berkesempatan melakukan praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian di Kalimantan Tengah dan dilanjutkan pada tahun 2008. Pada tahun 2008 selama 3 (tiga) hari peneliti berkesempatan tinggal bersama salah satu keluarga orang Dayak yang tinggal desa Tumbang Jelimo, Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah guna melihat dan mengamati pola kehidupan mereka. Untuk sampai ke wilayah desa ini penulis harus menggunakan 2 (dua) jenis kendaraan. Dari Kota Palangkaraya menggunakan mobil hingga sampai di Kecamatan Manuhining + 6-8 jam karena jalan rusak berat, diteruskan dengan menggunakan ojek dari Kecamatan Manuhining ke desa Jelemo ditempuh selama + 2-3 jam. Kesan yang selama ini dikerangkakan oleh opini publik bahwa ciri kehidupan orang Dayak adalah beringas dan suka memotong kepala orang, terutama pada saat berkonflik dengan etnis “lainnya” ternyata bukanlah sesuatu realitas yang sesungguhnya. Ternyata mereka adalah sekelompok masyarakat yang masih sederhana, bersahaja, jujur, dan mau mengenal orang lain, serta tanpa stratifikasi sosial yang ketat. Realitas seperti inilah yang kemudiaan membuat peneliti ingin kembali dan mengungkapkan mengapa orang Dayak menjadi beringas dan dengan kekuatan adat yang dimilikinya justru melakukan tindakan yang tidak “manusiawi”, yaitu memotong kepala manusia. Pengalaman lain memperlihatkan bahwa selama perjalanan panjang menelusuri Kalimantan Tengah, yaitu dari; Kota Palangkaraya sampai dengan Seruyan (Kabupaten ujung timur Kalimantan Tengah),

Upload: buiduong

Post on 15-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

283

Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di

Lapangan

1. Pengantar

Sejujurnya, penelitian yang dilakukan ini bukan sesuatu yang

menjadi kehendak pribadi. Namun adanya dorongan sewaktu penulis

berkesempatan melihat secara mendalam kehidupan langsung

sekelompok masyarakat Dayak serta melakukan diskusi interaktif

dengan mereka. Pada tahun 1988, peneliti berkesempatan melakukan

praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian di

Kalimantan Tengah dan dilanjutkan pada tahun 2008. Pada tahun 2008

selama 3 (tiga) hari peneliti berkesempatan tinggal bersama salah satu

keluarga orang Dayak yang tinggal desa Tumbang Jelimo, Kecamatan

Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah guna melihat

dan mengamati pola kehidupan mereka. Untuk sampai ke wilayah desa

ini penulis harus menggunakan 2 (dua) jenis kendaraan. Dari Kota

Palangkaraya menggunakan mobil hingga sampai di Kecamatan

Manuhining + 6-8 jam karena jalan rusak berat, diteruskan dengan

menggunakan ojek dari Kecamatan Manuhining ke desa Jelemo

ditempuh selama + 2-3 jam.

Kesan yang selama ini dikerangkakan oleh opini publik bahwa ciri

kehidupan orang Dayak adalah beringas dan suka memotong kepala

orang, terutama pada saat berkonflik dengan etnis “lainnya” ternyata

bukanlah sesuatu realitas yang sesungguhnya. Ternyata mereka adalah

sekelompok masyarakat yang masih sederhana, bersahaja, jujur, dan

mau mengenal orang lain, serta tanpa stratifikasi sosial yang ketat.

Realitas seperti inilah yang kemudiaan membuat peneliti ingin kembali

dan mengungkapkan mengapa orang Dayak menjadi beringas dan

dengan kekuatan adat yang dimilikinya justru melakukan tindakan

yang tidak “manusiawi”, yaitu memotong kepala manusia.

Pengalaman lain memperlihatkan bahwa selama perjalanan

panjang menelusuri Kalimantan Tengah, yaitu dari; Kota Palangkaraya

sampai dengan Seruyan (Kabupaten ujung timur Kalimantan Tengah),

Page 2: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

284

kemudiaan dari Palangkaraya menuju Murung Raya, kesan yang

dulunya pedalaman Kalimantan identik dengan hutan belantara

ternyata “sudah” menjadi emas hijau karena di kanan-kirinya hanya

dipenuhi dengan perkebunan kelapa sawit dan apabila memasuki

daerah Kabupaten Murung Raya, pemandangan menjadi berubah

karena dari kejauhan pegunungan Puruk Kambang sudah terlihat

adanya lobang-lobang bekas galian tambang (lihat gambar 1. dibawah

ini).

Sumber : Survey, 2013 dan 2016

Gambar 1.

Pembukaan Hutan secara Masif, Perluasan Perkebunan Kelapa Sawit,

Eksploitasi Pertambangan, dan Lobang-lobang Bekas Tambang

Berkembangnya usaha pertambangan nampaknya membuat

kehidupan dari orang Dayak khusus Dayak Siang, Bakumpai dan

Murung mengalami proses trasformasi yang begitu hebat, yang tadinya

tergantung pada hutan dengan aktivitas perladangan berpindah

(shifting cultivation) melalui kegiatan tebas-bakar (slash and burn) dan

Page 3: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

Lampiran-lampiran

285

gilir balik, berubah menjadi penambang emas. Dan ketika hadirnya

perusahaan pertambangan dalam skala besar, tambang mereka harus

digusur karena mereka tidak memiliki Ijin Usaha Pertambangan (IUP)

atau dikategorikan sebagai Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI).

Tergusurnya usaha tambang mendorong mereka melakukan

perlawanan. Dimulai dengan menggunakan identitas gerakan sebagai

“penambang” dan seiring dengan perjalanan waktu mengalami

transformasi menjadi identitas gerakan “masyarakat adat” dengan

memanfaatkan ruang publik virtual.

Sejauh ini penelitian yang memfokuskan pada gerakan

perlawanan tambang di Kalimantan Tengah jumlahnya masih terbatas,

terutama gerakan perlawanan yang menggunakan simbol-simbol adat

dengan memanfaatkan ruang publik virtual seperti yang dilakukan

masyarakat adat Dayak Siang yang tinggal di desa Oreng Kambang. Hal

ini penting mengingat penelitian ini berupaya ingin mengungkapkan

bagaimana orang Dayak melakukan perlawanan terhadap tambang

dengan memanfaatkan ruang publik virtual tersebut. Dalam

pemahaman seperti ini tentunya dibutuhkan metode yang tepat untuk

konteks yang tepat agar dapat menjawab dengan tepat realitas

perlawanan yang dilakukan orang Dayak terhadap perusahaan

tambang.

Untuk menyelesaikan penelitian ini, peneliti merasa perlu

melakukan kerjasama terutama dengan tim pendamping dan juga tim

peneliti dari Lembaga Musyawarah Masyarakat Dayak Daerah

Kalimantan Tengah atau disingkat LMMDDKT. Ada beberapa alasan

mengapa perlu menjalin kerjasama; (1) LMMDDKT adalah lembaga

yang secara representasi mewakili masyarakat adat Dayak yang

keberadaannya diakui oleh para Damang Kepala Adat dan Kepala Adat

di Kalimantan (Barat, Tengah dan Timur); (2) LMMDDKT memiliki

sumber informasi penting untuk memahami siapakah orang Dayak

karena salah seorang tokohnya (alm. Prof Usof) adalah salah seorang

pakar dibidang kebudayaan dan sastra orang Dayak. Beliau juga pernah

menjadi Rektor Universitas Palangkaraya serta menjadi anggota Dewan

Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Kalimantan Tengah; dan (3) karena

keterbatasan waktu peneliti untuk ke lapangan, maka melalui tim

Page 4: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

286

peneliti LMMDDKT diperoleh sejumlah data guna mendukung

penelitian yang dimulai sejak tahun 2013 sampai tahun 2016.

2. Tantangan Melakukan Penelitian dengan Menggunakan Studi

Kasus

Penelitian ini bersifat kualitatif atau naturalistic inquiry,

mengandalkan konstruksi logika dan penggalian interpretatif

berdasarkan data-data yang diperoleh baik bahan-bahan literatur yang

relevan dengan topik dari masalah studi ini, serta melakukan observasi

dan wawancara mendalam (Ariwiboro, 2012). Untuk melakukan

kolaborasi data-data tersebut di atas, metode yang menurut peneliti

tepat untuk digunakan adalah metode studi kasus. Mengacu Yin (2004)

bahwa penentuan metode studi kasus sangat tergantung pada beberapa

hal, yaitu: (1) tipe pertanyaan penelitiannya; (2) kontrol yang dimiliki

peneliti terhadap peristiwa perilaku yang akan ditelitinya; dan (3)

fokus terhadap fenomena penelitiannya. Terkait dengan hal-hal

tersebut, bentuk dan pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini

mengurangi peluang peneliti mengontrol peristiwa-peristiwa yang

diselidiki karena antara batas fenomena dan konteks yang tidaklah

jelas; dan berfokus kepada peristiwa kontemporer dalam kehidupan

nyata orang Dayak, serta membutuhkan multisumber bukti sehingga

metode yang digunakan adalah studi kasus.

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif

yang oleh Lincoln dan Guba (Denzin dan Lincoln, 1994) disebut

sebagai naturalistic inquiry. Creswell (1997) mengidentifikasi 5 (lima)

karakteristik yang membedakan penelitian kualitatif dengan

kuantitatif, yaitu; ontology (persepsi tentang realitas bersifat jamak dan

subyektif), epistemology (peran peneliti) mendasarkan pada interaksi

mereka dalam fenomena yang sedang diteliti, axology (nilai-nilai

peneliti), peneliti berusaha mengangkat nilai-nilai yang tampak di

permukaan maupun yang tersembunyi dan bias, rhetoric (gaya bahasa)

peneliti sering menggunakan bahasa perorangan, informal,

Page 5: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

Lampiran-lampiran

287

methodology (pendekatan penelitian) menerapkan metode induksi,

multivariat dan interaksi multiproses.

Pendekatan studi kasus dalam penelitian kualitatif mengacu

Bonoma (dalam McNabb, 2002) adalah mendeskripsikan suatu situasi

dengan mendasarkan pada interview, arsip sejarah, observasi

naturalistik dan data lain yang dibangun untuk peka terhadap konteks

tempat dan waktu dimana perilaku tersebut berada. Hal ini nampaknya

didasarkan pada pemikiran Stake (1994:236-237) yang menyatakan

bahwa pendekatan penelitian studi kasus sering digunakan terkait

dengan suatu sistem, yang kasus spesifik, dan memiliki komponen yang

bekerja dalam suatu sistem yang terintegrasi (Salim, 2006: 91-101). Oleh

karenanya, melalui metode studi kasus ini diharapkan dapat mengkaji

secara mendalam dan menyeluruh agar dapat memperoleh gambaran

mengenai gejala-gejala yang terjadi serta pola-polanya (Suparlan,

1994).

Pengalaman menggunakan penelitian studi kasus memperlihatkan

sejumlah kelemahan, diantaranya, seperti peneliti tidak rapi dan

menggunakan bukti samar dan bias untuk konklusi, terlalu sedikit

memberi landasan bagi generalisasi ilmiah, membutuhkan waktu lama

dengan dokumentasi yang berlimpah ruah. Kelemahan lain, metode ini

pada umumnya kurang memberikan dasar yang kuat untuk melakukan

suatu generalisasi. Disamping itu juga kemungkinan terjadinya bias

akibat subyektivitas peneliti karena pemilihan topik yang cenderung

lebih ke sifat dramatiknya, bukan karena sifat khas yang dimilikinya.

Artinya subyektivitas peneliti dikawatirkan terlalu jauh mencampuri

hasil penelitian (Aziz, 2003).

Meskipun ada kelemahan bukan berarti penelitian ini tidak lagi

perlu menggunakan metode penelitian ini. Strategi yang kemudiaan

digunakan adalah dengan kelebihan dari metode ini seperti yang

diungkapkan Neuman (1997); A qualitative research may use a case study approach. He or she might gather a large amount of information on one or a few cases, go into gather depth, and get more details on the cases being examined. He or she gathers a range of information about a few selected cases. Dasar berfikirnya bahwa: (1) bias juga terjadi dalam

Page 6: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

288

penelitian eksperimental, (2) studi kasus dapat digeneralisasikan ke

preposisi teoritis, bertujuan mengembangkan dan menggeneralisasikan

teori (generalisasi analitis) dan bukan menghitung frekuensi

(generalisasi statistis), (3) menghindari uraian yang panjang dan

tradisional, menyusun porsi-porsi studi kasus, membuat rancangan

beberapa bagian laporan tanpa menunggu sampai akhir proses analisis

data. Selain itu mengacu pada Stake (1994) bahwa metode studi kasus

memberikan kategori-kategori sebagai berikut: 1) Intrinsic case studies

dimana peneliti ingin memahami lebih baik terhadap subyek kasusnya

sendiri, 2) Instrumental case studies, biasa digunakan oleh peneliti

administrasi publik yang ingin memiliki pengertian lebih besar dan

mendalam ke dalam isu spesifik, 3) Collective studies digunakan untuk

rancangan multi-kasus dimana individu atau kelompok secara

bersama-sama dipelajari kontribusi mereka untuk mendapat

pemahaman besar tentang fenomena, suatu penduduk atau beberapa

kondisi umum organisasi.

Ada tiga model atau tipe penelitian studi kasus yang diungkapkan

Yin (2004), yaitu: studi kasus eksplanatoris, eksploratoris dan

deskriptif. Dengan mempertimbangkan sifat dan masalah penelitian,

maka tipe studi kasus yang dipilih adalah tipe studi deskriptif. Tipe

atau strategi ini digunakan karena tujuan penelitiannya adalah

mendeskripsikan kejadian atau kelaziman suatu fenomena atau jika

berkenaan dengan memprediksi hasil-hasil tertentu. Pertanyaan pada

studi kasus deskriptif tidak berhenti pada pertanyaan bagaimana dan

mengapa, melainkan dapat dilanjutkan dengan pertanyaan apakah,

siapakah, dan dimanakah (Yin, 2004). Karenanya sifat dari penelitian

adalah eksploratif dan eksplanatif yang bermaksud untuk menelusuri

dan kemudiaan menjelaskan perlawanan orang Dayak terhadap

perusahaan pertambangan.

Mengacu diskusi di atas, bahwa penelitian yang dilakukan ini

tidak ditujukan untuk melakukan generalisasi, suatu pandangan yang

menjadi dasar filosofi pendekatan positivistik (Glesne, 1998). Untuk

mengantisipasi keberatan tersebut, penelitian ini menggunakan

kompromi yang dielaborasi oleh Yin (1999) sebagaimana juga dikutip

oleh Aziz (2003), yaitu bahwa : pertama, studi kasus yang dipilih harus

Page 7: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

Lampiran-lampiran

289

signifikan, artinya studi kasus yang diangkat benar-benar unik dan

khas dan tidak semata-mata karena sifat dramatiknya, seperti

melakukan aksi pembakaran. Kedua, studi kasus harus lengkap, artinya

kasus yang diteliti memiliki batas-batas yang jelas (ada batas yang jelas

antara fenomena dengan konteksnya), tersedia bukti-bukti relevan

yang meyakinkan dan mendukung tujuan penelitian. Ketiga, studi

kasus mempertimbangkan alternatif perspektif, terutama dalam

mengantisipasi munculnya bukti-bukti atau jawaban dari perspektif

yang berbeda, termasuk teori yang berbeda. Pilihannya kemudiaan

adalah menggunakan studi kasus instrumental dengan kasus tunggal

dan mencoba memperoleh pemahaman yang mendalam tentang

subyek yang terlibat di dalamnya dalam hal ini perlawanan orang

Dayak melawan Tambang.

3. Membuka Sumber Informasi

Walaupun kami dapat memperoleh sejumlah informasi dalam

penelitian ini, namun untuk masuk ke unit analisis dalam hal ini aktor-

aktor gerakan perlawanan termasuk dari internet bukanlah hal yang

mudah didapat. Dimulai dengan upaya membangun hubungan dengan

mahasiswa berasal dari Kalimantan Tengah dan berkuliah di UKSW

didapatkan sejumlah informasi tentang siapakah orang Dayak dan

dinamika pembangunan yang terjadi di Kalimantan Tengah. Kedekatan

dengan mahasiswa membawa peneliti dapat mengunjungi pedalaman

di Kalimantan Tengah pada tahun 2008.

Berawal dari kunjungan tersebut, peneliti kemudiaan mengenal

beberapa tokoh adat Dayak di Kalimantan Tengah yang pada saat itu

sedang mendiskusi berbagai pelaporan terkait dengan dampak

masuknya investasi baik tambang maupun kelapa sawit di Kalimantan

Tengah. Hasil diskusi tersebut kemudiaan membuahkan tema besar

sebagai tema dalam penyelenggaraan Kongres Rakyat Kalimantan

Tengah (KRKT) IV, yaitu; ”Bukan Penggusuran Tapi Tanggungjawab

Sosial Pemerintah Daerah dan Perusahaan Besar Swasata Kunci

Pengetasan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kalimantan

Tengah” dan sub-tema: ”Kedepankan Kepentingan dan Hak

Page 8: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

290

Masyarakat serta Partisipasi Putra Daerah dalam Program

Pembangunan. KRKT IV ini dilaksanakan dari tanggal 29-30 Juni 2009

di GPU Batang Garing, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dimana

peneliti diundang dan dikutsertakan untuk mengamati seluruh proses

kegiatan kongres. Kesempatan ini juga dimanfaatkan peneliti untuk

melakukan wawancara dengan sejumlah tokoh adat Dayak serta

kelompok pemuda Dayak.

Dalam proses persiapan pelaksanaan KRKT, peneliti diajak oleh

panitia pelaksana KRKT mengunjungi berbagai kabupaten di

Kalimantan Tengah dalam rangka mengkonsolidasikan rencana

pelaksanaan KRKT. Selain mendapatkan gambaran lapangan

sesungguhnya terkait dengan dinamika pembangunan yang terjadi di

Kalimantan Tengah, peneliti juga dapat melakukan wawancara dengan

sejumlah tokoh adat di daerah yang umumnya adalah ketua LMDDKT

dan juga menjadi kepala daerah, seperti di Kabupaten Sukamara dan

Kabupaten Kotawaringin Timur; pejabat kepala Balai Lingkungan

Hidup di Kabupaten Lamandau; serta aparat kecamatan dan desa.

Perjalanan ditempuh selama 1 (satu) minggu dengan menggunakan

kendaraan roda empat.

Selain mengikuti KRKT IV, peneliti juga secara khusus diudang

untuk mendampingi kegiatan Ketua Presedium LMMDDKT yang juga

anggota DPD RI tahun 2004-2009 dalam melakukan kegiatan “dengar

pendapat” dengan warga masyarakat yang umumnya datang untuk

menyampaikan berbagai keluhan terkait dengan masuknya para

investor yang terus mengambil tanah mereka. Kegiatan dilakukan pada

tahun 2009 pada akhir masa jabatannya. Selama perjalanan, peneliti

melakukan wawancara secara informal dengan Prof Usup guna

memperoleh gambaran bagaimana sesungguhnya orang Dayak dimasa

lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Dalam diskusi tersebut,

beliau mengungkapkan satu filosofi orang Dayak; Tempun Petak

Mananasare yang diartikan orang Dayak sekarang semakin

termarginalkan.

Selain melakukan kunjungan, peneliti juga mengikuti berbagai

kegiatan seminar, lokakarya, dan diskusi-diskusi baik yang dilakukan

Page 9: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

Lampiran-lampiran

291

pemerintah daerah, Univeritas Palangkaraya, atau kegiatan-kegiatan

yang dilakukan LMMDDKT, seperti mengikuti rapat dengan berbagai

Damang Kepala Adat yang datang dari berbagai daerah di Kalimantan

Tengah untuk menyampaikan laporan dan/atau permasalahan yang

dihadapi mereka di daerah. Peneliti juga sering mendapingi

LMMDDKT “Tabela” yaitu sayap muda Suku Dayak untuk menerima

keluhan dari masyarakat dan menyusun strategi mengatasi masalah

mereka.

Akses data yang lain adalah dengan memggunakan jaringan

komunikasi pada media sosial khususnya dan computer mediated communication, umumnya. Mengacu pada pemikiran Furht (2010)

seperti yang dikutip Purnomo (2015) ada beberapa jenis komunikasi

dalam jaringan sosial. Namun dalam penelitian ini lebih menggunakan

jenis komunikasi dalam jaringan sosial message khususnya facebook

dan blog message khususnya website blogging. Penggunaan facebook

adalah dapat memanfaatkan fitur yang ada untuk mengirimkan pesan

singkat pada profil teman atau di “dinding” facebook. Biasanya pesan

tersebut singkat dan dapat dilihat secara terbuka oleh semua teman

(kecuali pemilik akun memberlakukan setting khusus). Untuk website blogging adalah kumpulan dari berbagai macam halaman situs yang

menampilkan berbagai macam informasi terkait dengan gambaran

tentang website Aeris Resource Ltd sebagai pemilik dari PT IMK,

website LMMDDKT, dan website back campaign yang berisikan PT

IMK Welcome to Illegal Mining.

Hubungan yang dibangun dan adanya ketersediaan jaringan

komunikasi pada akhirnya sangat membantu peneliti memperoleh

banyak informasi dan dokumen mendukung penelitian ini serta

melakukan pemetaan terhadap contact person yang dianggap paling

tahu mengenai masalah penelitian sekaligus menjadi key person.

4. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian dengan menggunakan metode studi kasus

menjadi sangat menentukan ketika mengkonstruksi dan menjelaskan

Page 10: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

292

fenomena yang diamati. Karenanya dalam penelitian ini, data yang

digunakan tidak saja bersumber dari berbagai literatur perpustakaan

dan dokumen-dokumen pendukung termasuk lewat jaringan

komunikasi pada media sosial, tetapi juga data yang bersumber dari

informan kunci,

Untuk data sekunder, dokumen-dokumen yang dikumpulkan

adalah dokumen yang berasal dari Lembaga Musyawarah Masyarakat

Dayak Daerah Kalimantan Tengah (LMMDDKT) di Palangkaraya,

Institut Dayakologi di Pontianak Kalimantan Barat, Sekolah Tinggi

Teologia (STT) Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) di Banjarmasin dan

Yayasan Bina Sumber Daya (YBSD) di Murung Raya. Data sekunder

yang dimaksud adalah buku-buku dan hasil penelitian terkait dengan

ke-dayak-an yang ada di Kalimantan yang kemudiaan menjadi acuan

untuk memaparkan orang Dayak dan dinamika kehidupannya.

Informasi lain yang didapat melalui data sekunder dengan berbagai

kisah perlawanan orang Dayak terhadap kebijakan pembangunan yang

dilaksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah. Kebijakan yang

dimaksud terkait dengan adanya berbagai dampak diakibatkan oleh

kebijakan transmigrasi, kebijakan membuka maksudnya investasi di

Kalimantan untuk kepentingan HPH, Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

hingga Usaha Pertambangan.

Selain mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah dan pemerintah

daerah, didiskusikan pula terkait dengan perjuangan masyarakat adat

khusus masyarakat adat Dayak sehingga dapat memperoleh pengakuan,

seperti tema menuju kemandirian masyarakat adat, hak-hak

masyarakat adat, serta cerita-cerita atau mitos-mitos tentang Dayak.

Kisah-kisah ini dituliskan dalam Jurnal Kalimantan Review sebagai

Media Pemerdayaan Masyarakat Adat dan Rekonsiliasi dan diterbitkan

oleh Institut Dayakologi. Peneliti juga menggunakan data dari kliping

dan situs dari koran-koran lokal dan nasional serta hasil-hasil diskusi

yang berlangsung melalui media sosial khusus facebook dan website blogging yang secara khusus mengulas tentang berbagai perlawanan

yang dilakukan orang Dayak di Kalimantan Tengah. Dokumen-

dokumen ini ternyata sangat mendukung peneliti untuk melakukan

seluruh tahapan penelitian dengan menggunakan metode studi kasus

Page 11: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

Lampiran-lampiran

293

terutama untuk mengkonstruksi dan menjelaskan fenomena yang

diamati, sesuai dengan langkah-langkah seperti yang diutarakan Yin

(2004:29).

Tidak seperti penelitian kuantitatif, yang menggunakan teknik

sampling dengan pengukuran tertentu. Dalam penelitian kualitatif

teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan

snowball sampling (Sugiyono, 2009:218; Maxwell, 1996:70; Creswell,

2007:125; Glesne, 1988). Namun dalam penelitian ini lebih

menggunakan snowball sampling atau chain dimana dalam memilih

contact person yang dianggap paling tahu mengenai masalah penelitian

sekaligus menjadi key person yang akan menunjukkan informan

berikutnya. Selanjutnya akan memperoleh informasi dari informan

pertama orang yang juga mengetahui persoalannya dan seterusnya.

Dengan kata lain, teknik snowball ini merupakan teknik pengambilan

sampel pada awalnya terbatas, tetapi kemudiaan berkembang atas dasar

informasi yang diperoleh sebelumnya secara berjenjang. Metode

snowball akan dihentikan apabila jawaban informan telah mempunyai

kesamaan.

Hasil dari menggunakan teknik snowball selanjutnya dijadikan

acuan untuk menetapkan unit analisis seperti yang diungkapkan

Vrendenbregt (1981:31) kelompok terhadap siapa berlakunya

kesimpulan-kesimpulan yang ditarik lewat penelitian yang dilakukan.

Selanjutnya Yin (2004:29) membagi unit analisis dengan jenis kasus ke

dalam 3 (tiga) unit; (1) unit pokok; (2) unit menengah; dan (3) unit

terkecil. Unit analisis yang digunakan pada studi kasus tunggal saling

terjalin karena mempunyai lebih dari satu unit analisis atau memiliki

sub-sub unit analisis yang terdiri dari unit analisis perorangan, dengan

rangkaian unit analisisnya, seperti ditunjukkan pada tabel 2. dibawah

ini.

Untuk mendapatkan data primer, penelitian ini menggunakan

metode interview atau wawancara yang dipahami oleh Godddard and

Melville (2007:49) sebagai proses interaksi lisan antara peneliti dengan

beberapa partisipan dan contact person kunci yang mengetahui dan

terlibat langsung dengan tema yang diteliti. Contact person kunci yang

Page 12: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

294

dimaksud diwawancarai, seperti Ketua Presidium LMMDDKT, Ketua

Dewan Adat Dayak Kalimantan Tengah, Damang Kepala Adat di

beberapa Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah, Kepala Adat

khususnya Kepala Adat Oreng Kambang, beberapa anggota dari

kelompok masyarakat adat Dayak Oreng Kambang yang pelaku

perlawanan dengan PT IMK serta contact person lainnya.

Tabel 2.

Unit Analisis Desain Kasus Tunggal Terjalin

UNIT POKOK UNIT MENENGAH UNIT TERKECIL

Lembaga Swadaya Masyarakat

Institut Dayakologi,

Yasayan Bina Sumber Daya Murung Raya

WALHI

LMMDDKT

Berbagai laporan pendampingan, Pengurus dan Anggota

Lingkungan Perguruan Tinggi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lembaga Penelitian

Berbagai hasil penelitian dan makalah, Dosen dan Para Peneliti

Lingkungan Masyarakat

Kelompok Penambang

Kelompok Masyarakat Adat Orang Kambang

Dewan Adat Dayak (DAD)

Para Penambang, Pengurus dan Anggota DAD, Damang Kepala Adat, serta Kepala Adat Oreng Kambang, dan masyarakat adat

Pemerintah Daerah Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah

Balai Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Tengah

Aparat Pemerintah Kecamatan dan Desa

Pimpinan, dan pegawai dilingkungan Pemerintah Daerah

Kelompok Kepentingan

Walhi

Partai Politik

Media Massa

Pengelola Website

Pengurus dan Anggota, Wartawan, dan Pengelola Website

Metode interview atau wawancara dianggap tepat sebab metode

ini, peneliti tidak diperkenankan untuk mengarahkan jawaban melalui

nada suara, atau melalui pertanyaan menjebak. Dalam penggunaannya,

interview dapat berdiri sendiri, atau dapat digunakan bersama dengan

data observasi dan dokumen (Glesne, 1999:68). Oleh karenanya

wawancara dilakukan bersifat lentur dan terbuka, tidak berstruktur

Page 13: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

Lampiran-lampiran

295

ketat, tidak dalam suasana formal, namun sulit untuk dapat dilakukan

berulang pada informan yang sama. Dan untuk mengatasinya

intervensi peneliti, wawancara yang dilakukan adalah wawancara

mendalam (in-depth interview) dengan contact person atau partisipan

tersebut di atas dengan menggunakan garis-garis besar informasi yang

dibutuhkan.

Selain metode interview, juga digunakan metode observasi.

Meskipun oleh Yin (2004) menyatakan bahwa metode studi kasus tidak

selalu harus mencakup observasi langsung dan rinci sebagai sumber

buktinya. Namun dalam penelitian ini, metode observasi dilakukan

terutama untuk melihat langsung lokasi-lokasi yang menjadi sumber

konflik, seperti; lokasi tambang PT IMK yang menjadi lokasi perebutan

dengan para penambang, lobang-lobang bekas tambang yang dikelola

baik oleh PT IMK, sungai-sungai yang tercemar, kawasan Situs Puruk

Kambang yang disakrarkan dan disucikan oleh orang Dayak khususnya

para penganut agama asli Dayak yaitu agama Kaharingan.

Penelitian ini juga memanfaatkan ketersediaan media sosial

terutama facebook dan website seperti yang dijelaskan di atas. Sebagai

media baru (facebook dan website) metode pengumpulan datanya

terkait dengan materi yang didiskusikan, praktek-praktek komunikasi

terutama dalam membangung jaringan, dan yang terakhir adalah

bagaimana membangun sistem pengorganisasian sosial sehingga dalam

membingkai tema-tema diskusi yang sebenarnya juga tema-tema

perlawanan orang Dayak terhadap PT IMK, mampu menarik

simpatisan pendukung.

5. Proses Membuka Sumber Informasi dibalik Gerakan Melawan

Tambang

Seperti yang diungkapkan di atas, bahwa untuk membuka tabir

dibalik perlawanan orang Dayak melawan tambang bukanlah hal yang

mudah karena membutuhkan proses panjang. Dimulai dengan

melakukan kunjungan lapangan untuk mengetahui secara langsung

realitas konflik yang terjadi. Setelah dilakukan pemetaan contact

Page 14: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

296

person atau partisipan yang akan dijadikan sebagai unit analisis.

Awalnya sangat sulit untuk mendapatkan siapa yang dijadikan sebagai

contact person atau partisipan awal untuk menggali contact person

atau partisipan yang lain. Mengatasi masalah ini, peneliti membangun

hubungan dengan tim pendamping dan peneliti dari LMMDDKT. Ada

banyak informasi yang diperoleh sehingga dengan mudah dapat

memetakan contact person atau partisipan awal.

Mengingat keterbatasan jarak yang harus ditempuh (Salatiga-

Palangkaraya-Murung Raya), maka kegiatan wawancara tidak

dilakukan secara terstruktur tetapi lebih banyak berdiskusi untuk

mengetahui latar belakang dan strategi-strategi yang digunakan orang

Dayak dalam melakukan perlawanan terkait dengan hadirnya investor

di Kalimantan Tengah. Key informan yang diwawancarai awal adalah

Kaji Kelana Usop yang juga menjadi ketua LMMDDKT Tabela, serta

ketua tim pendamping dan peneliti LMMDDKT. Ada banyak informasi

yang diperoleh terutama untuk memetakan contact person atau

partisipan yang dijadikan sebagai key informan.

Temuan awal berdasarkan hasil diskusi dengan ketua LMMDDKT

Tabela memperlihatkan bahwa proses dan dinamika gerakan

perlawanan orang Dayak terkait dengan masuknya investor yang ingin

memanfaatkan potensi sumber daya alam di Kalimantan Tengah akan

berlangsung lama. Karenanya penelitian perlu dilakukan secara

bertahap sehingga dapat menemukan bagaimana sesungguhnya

gerakan perlawanan tersebut dilakukan oleh orang Dayak.

Kegiatan penelitian sebenarnya sudah dimulai pada tahun 2008

tepatnya bulan Agustus, ketika peneliti tertarik ingin mendalami

siapakah orang Dayak dan dampak yang dirasakan mereka seiring

dengan hadirnya para investor yang ingin mengeksploitasi berbagai

sumber daya alam yang dimiliki orang Dayak. Observasi pertama

dilakukan di desa Tumbang Jelemo, desa Samui, dan desa Bereng Jun di

Kabupaten Gunung Mas, kemudiaan dilanjutkan observasi ke beberapa

Kabupaten di Kalimantan Tengah. Observasi terakhir ke Kabupaten

Murung Raya tahun 2013 dan tahun 2016. Dari hasil observasi

diketahui bahwa kebanyakan kebijakan pemerintahan pusat maupun

Page 15: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

Lampiran-lampiran

297

pemerintah daerah dalam memanfaatkan sumber daya alam (hutan dan

pertambangan) kurang menempatkan pentingnya aspek sosial dan

budaya terutama idenitas kedayakan yang dimiliki oleh masyarakat.

Dampaknya adalah setiap kebijakan untuk memanfaatkan dan/atau

mengeksploitasi sumber daya alam selalu berbenturan dengan

kepentingan masyarakat adat. Atas dasar hasil observasi tersebut,

peneliti merasa perlu untuk memahami aspek-aspek terkait dengan

sosial-budaya dari orang Dayak.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, pada tahun 2009 tepatnya

bulan Juli, peneliti datang ke Palangkaraya untuk mewawancarai

secara khusus Ketua Presedium LMMDDKT (alm. Prof Usop) dan

Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Sabran

Achmad) yang juga menjadi anggota Presedium LMMDDKT guna

mendapatkan pemahaman tentang aspek sosil-budaya orang Dayak dan

sepak terjangnya orang Dayak dimasa lalu, masa kini dan masa yang

akan datang. Setelah mendapatkan pemahaman, kemudiaan peneliti

menjelajahi berbagai literatur baik yang tersedia di LMMDDKT, STT

GKE di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan di Institut Dayakologi di

Pontianak, Kalimantan Barat. Dengan mengacu pada hasil wawancara

dan studi literatur yang dilakukan, sebagai orang yang bukan dari

Dayak, peneliti dapat memahami siapakah orang Dayak itu sebenarnya

yang kemudiaan hasilnya dituangkan dalam Bab IV disertasi ini.

Sampai dengan tahun 2011, peneliti juga mengikuti berbagai

kegiatan seperti Kongres Rakyat Kalimantan Tengah pada tahun 2009,

seminar dan/atau lokakarya yang bertemakan kelembagaan adat dan

otonomi masyarakat adat Dayak Kalimantan Tengah, baik yang

diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah,

Universitas Palangkaraya, Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan

Tengah maupun oleh LMMDDKT. Kegiatan lain yang diikuti adalah

kunjungan kerja yang dilakukan Ketua Presedium dan juga anggota

DPD RI periode 2009 – 2016 serta melakukan kunjungan diberbagai

kabupaten di Kalimantan Tengah dari tahun 2009 sampai 2011

ditemukan bahwa hampir semua wilayah di Kalimantan Tengah. Hasil

mengikuti berbagai kegiatan kongres, seminar/lokakarya, serta temu

masyarakat diketahui bahwa masyarakat selalu mempertanyakan

Page 16: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

298

bahkan melakukan penolakan terhadap kebijakan pembangunan yang

dilakukan pemerintah menyebabkan ruang kehidupan sosial, ekonomi

dan budaya mereka harus tersingkir.

Sampai akhir tahun 2011, peneliti belum dapat menemukan kasus-

kasus yang menarik mengingat gerakan perlawanan orang Dayak yang

dilakukan terhadap perkebunan kelapa sawit sifatnya sesaat dan dapat

diselesaikan secara cepat oleh pihak perkebunan. Meskipun

memberikan dampak negatif terhadap kerusakan lingkungan seperti

pencemaran air dan adanya banjir karena hutan-hutan terus dibuka,

tetapi dampak yang dimaksud masih dapat diatasi dibandingkan

dengan penggunaan zat-zat kimia pada kasus pertambangan, yaitu zat

sianida dan zat merkuri yang dapat membahayakan kesehatan manusia.

Disisi yang lain, investasi di sektor perkebunan membutuhkan jangka

waktu yang panjang, yaitu; 25 sampai dengan 75 tahun. Hal ini

tentunya berbeda dengan tambang, yang dalam waktu singkat sudah

dapat memperoleh hasil eksploitasinya. Kondisi ini tentunya

mempermudah untuk menemukan kasus perlawanan yang unik dan

menarik untuk diteliti. Karenanya sejak tahun 2012 arah penelitian

dialihkan pada perlawanan orang Dayak terhadap tambang.

Terkait dengan perlawanan masyarakat dengan perusahaan

tambang bukanlah hal yang baru. Selain menggunakan simbol-simbol

adat, strategi perlawanan yang digunakan oleh orang Dayak adalah

dengan memanfaatkan teknologi internet untuk melakukan

perlawanan. Bagi peneliti, gerakan perlawanan seperti merupakan hal

yang baru dan perlu dibuka tabir perlawanannya. Hal lain, dari hasil

penelitian yang dilakukan Center of Middle-Class Consumer Studies (CMCS) pada November 2012 menunjukkan bahwa dari 135 juta jiwa

atau 56% dari total penduduk Indonesia adalah dikategorikan sebagai

kelas menengah yang mempunyai penetrasi paling besar terhadap

teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi dalam

bentuk akses internet (Nuswantoro, 2015). Selanjutnya yang menarik

dari penelitian CMCS adalah bahwa kelas menengah yang dimaksud

kebanyakan berada di Jakarta. Timbul pertanyaan, mengapa ada

perlawanan yang dilakukan orang Dayak yang betada di pedalaman

Kalimatan Tengah justru memanfaatkan teknologi internet. Apa dan

Page 17: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

Lampiran-lampiran

299

bagaimana strategi gerakan yang dilakukan kemudiaan menjadi

pertanyaan yang akan didiskusikan sebagai hasil penelitian ini.

Karena sudah terbangun jaringan komunikasi dengan baik

terutama dengan berbagai aktor di Kalimantan Tengah, perubahan

fokus penelitian tidak membawa permasalahan yang berarti mengingat

data-data yang dimaksudkan “mudah” diperoleh melalui bantuan dari

tim pendamping dan tim peneliti LMMDDKT. Hasilnya adalah peneliti

kemudiaan mendapat gambaran tentang perkembangan usaha

pertambangan di Kalimantan Tengah khususnya yang dikelola PT Indo

Muro Kencana (PT IMK) di Kabupaten Murung Raya.

Untuk memperdalam apa dan bagaimana strategi perlawanannya,

peneliti melakukan wawancara secara mendalam (indept-interview),

baik melalui tatap muka langsung, via telpon maupun memanfaatkan

media sosial (facebook) guna mendiskusikan pertanyaan tersebut.

Untuk wawancara secara langsung atau bertatap muka dilakukan

dengan ketua tim pendamping LMMDDKT terkait kasus perlawanan

masyarakat adat Dayak Oreng Kambang dengan PT IMK, serta anggota

tim lainnya yang terlibat sebagai pendampung. Selain itu dilakukan

wawancara dengan Kepala Adat Oreng Kambang serta tokoh-tokoh

yang menjadi penggerak utama perlawanan dilakukan di Palangkaraya

dan atau menggunakan telpon. Kasus terkait dengan perlawanan para

penambang serta menggunakan berbagai hasil penelitian termasuk

hasil penelitian Anyu (2006).

Guna menjaga keabsahan, peneliti juga mengikuti dan terlibat secara

langsung dalam diskusi-diskusi di facebook sehingga dapat dilakukan

konfirmasi dengan mekanisme check and recheck, termasuk melakukan

konfirmasi partisipan dan informan kunci. Karena penelitian ini bersifat

induktif dan dilakukan dalam konteks waktu dan situasi tertentu,

tentunya dalam konteks realibilitas penelitian, tidak dimaksudkan

untuk menghasilkan generalisasi teori yang dapat direplikasikan pada

situasi dan konteks yang berbeda. Transferabilitas penelitian studi

kasus ini hanya dilakukan pada situasi dan konteks yang secara

fundamental memiliki kesamaan dengan penelitian tersebut.

Dokumentasi langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian studi

Page 18: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

300

kasus merupakan langkah yang disarankan agar pihak luar tidak curiga

terhadap realibilitas penelitian studi kasus ini, yaitu dengan menyusun

langkah-langkah mulai dari pengumpulan, pengolahan, hingga

intepretasi data kasus tersebut. Dokumentasi seperti ini, akan

menolong peneliti studi kasus untuk mengulang kembali pekerjaan

yang dilakukan (sebagai cara lain berkenaan dengan realibilitas).

Keterbatasan penelitian ini adalah bahwa penelitian ini

merupakan studi kasus tunggal terjalin yang dilakukan dalam konteks

situasi dan lokasi serta orientasi teoritis tertentu, sehingga berpotensi

memunculkan intepretasi yang berbeda dengan peneliti lain terkait

dengan gerakan perlawanan masyarakat adat terhadap pertambangan

di Indonesia yang menjadi fokus penelitian ini. Perbedaan ini terjadai

karena dalam melihat fenomena-fenomena tersebut dapat terjadi

karena perbedaan orientasi teoritas, traning dan pengalaman.

6. Proses Analisis dan Penulisan

Ciri khas penelitian kualitatif adalah menghasilkan informasi dan

data yang sangat banyak dan beragam. Dari kenyataan tersebut, maka

analisis data yang dilakukan penelitian adalah dengan

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat dinarasikan kepada orang lain.

Memang pekerjaan untuk melakukan pengolahan data sangat

membosonkan membuat hilangnya motivasi untuk menulis hasil. Cara

yang kemudiaan dilakukan peneliti adalah kembali kelokasi penelitian

agar dapat mendiskusikan terkait dengan persoalan penelitian baik

dengan beberapa pakar di lingkungan Univeritas Palangkaraya maupun

tokoh-tokoh adat Dayak di Palangkaraya. Dengan adanya berbagai

masukan tersebut ternyata sangat membantu peneliti untuk melakukan

validitas konstruk (validitas menyangkut konsep) dan validitas internal

(validitas menyangkut hubungan kausal antar konsep), dimana informasi

dari para pakar sangat krusial.

Page 19: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

Lampiran-lampiran

301

Seluruh data primer hasil wawancara dan data sekunder yang

telah dikumpulkan diolah untuk menjawab persoalan penelitian. Data-

data itu kemudiaan dibuat dalam tabel matriks untuk mempemudah

mengkonstruksi dan menginterpretasikan dari data dengan cara

penjodohan pola, yaitu mendiskripsikan dua pola potensial dan

menunjukkan bahwa data tersebut berkesesuaian satu sama lain secara

seimbang, dapat pula dua pola potensial muncul sebagai proposisi

saingan, sehingga muncul ada pengaruh dan tak ada pengaruh dari

proposisi sebab akibat. Dengan cara seperti ini dapat ditentukan tema-

tema empiris yang kemudiaan dibangun hubungan kausalitas dari

proposisi sebab dan proposisi akibat akan menjadi landasan bagi

analisis dan interpretasi data hasil lapangan menjadi proposisi baru

sebagai hasil penelitian. Pada tahap ini memang dibutuhkan

kecermatan dan ketajaman dalam menentukan tema yang kemudiaan

disusun sesuai dengan konsepnya.

Setelah menemukan tema-tema empiris, dengan mengkategorikan

data-data tersebut, dihasilkan bahwa kategori-kategori besar yang

perlu menjadi perhatian dalam memotret persoalan gerakan

perlawanan orang Dayak menghasilkan 3 (tiga) kategori perlawanan,

yaitu: (1) kategori gerakan perlawanan dengan identitas sebagai

penambang yang kemudiaan disebut sebagai berunak dalam bahasa

Dayak; (2) gerakan perlawanan dengan identitas sebagai masyarakat

adat sebagai bentuk transfromasi identitas gerakan; dan (3) gerakan

masyarakat adat Dayak memasuki ruang publik virtual yang

kemudiaan menjadi inti temuan dari penelitian ini. Setelah ketiga

kategori besar tersebut tersusun, kemudiaan dilakukan proses analisis

sehingga mendapatkan gambaran tentang apa dan bagaimana orang

Dayak melakukan perlawanan terhadap tambang.

Proses penulisan sebenarnya berlangsung bersamaan dengan

proses analisis, terutama untuk mendiskripsikan dan

mengintepretasikan data-data tersebut. Ketidakpuasan peneliti menjadi

faktor kunci bagaimana proses penulisan dapat dijalankan dengan baik.

Sebagai contoh, masih ada data-data yang dirasakan belum tergalikan

dan harus dikonfirmaskan dengan tim dari LMMDDKT guna

mendapatkan data secara akurat sebagaimana adanya dan

Page 20: Lampiran 1. Pengalaman Menggali Sumber Informasi di Lapanganrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13079/1/D_902006007... · praktek lapangan untuk menyelesaikan gelas sarjana pertanian

ORANG DAYAK MELAWAN TAMBANG Studi Gerakan Sosial Baru dalam Ruang Publik Virtual

302

menginterpretasikannya secara layak dari perspektif si subyek (emic perspective). Kegiatan pengambilan data secara berulang dilakukan agar

dapat memperoleh kepuasan dengan menggunakan mekanisme check and recheck. Karenanya tidak mengherankan apabila penelitian ini

berlangsung cukup lama yaitu dari tahun 2013 hingga 2016.

Hal yang menarik didapatkan peneliti pada waktu melakukan

proses penulisan adalah memulai dengan menulis bab-bab temuan

lapangan terkait dengan bagaimana strategi yang digunakan oleh

kelompok masyarakat adat Dayak Oreng Kambang, diantaranya adalah

melakukan negosiasi dengan berbagai pihak terutama dengan negara.

Hasilnya mereka “belum” memperoleh kesempatan untuk melakukan

negosiasi terutama dengan pihak kementrian terkait di Jakarta. Dengan

kata lain, negara tidak mau hadir untuk turut menyelesaikan masalah

mereka. Perjuangan dengan menggugat PT IMK di pengadilan tinggi di

Jakarta juga gagal, namun gerakan ini tidaklah berhenti atau gagal

karena mereka mendapat ruang baru yaitu ruang publik virtual untuk

melakukan perlawanan yang selanjutnya menjadi kasus tunggal untuk

mendeskripsikan dan mengintepretasikan terkait dengan perlawanan

orang Dayak terhadap tambang.

Secara keseluruhan, proses yang paling sulit dalam menuangkan

temuan-temuan penelitian dalam sebuah penulisan disertasi adalah

bagaimana menemukan tema-tema penelitian yang berorientasi

teoritik terutama pada ranah dan orientasi studi pembangunan.

Mekanisme check and recheck, termasuk melakukan konfirmasi dengan

partisipan dan informan kunci menjadi paling sulit untuk dilakukan.

Akibatnya deskripsi dan interpretative dalam setiap bab tidak satupun

yang tidak mengalami pengulangan penulisan (rewriting). Meskipun

membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak, tetapi dengan

penulisan ulang ini ternyata sangat membantu peneliti untuk

mengungkapkan hal-hal yang lebih teoritik berdasarkan hasil temuan

penelitian.