lalu lintas di kota pontianak(reklalin)
TRANSCRIPT
-
5/19/2018 Lalu Lintas Di Kota Pontianak(Reklalin)
1/5
LALU LINTAS di KOTA PONTIANAK
1.Dinamika Lalu Lintas Kota Pontianak
Sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat, tentulah tidak
mengherankan jika Pontianak menjadi sentral kehidupan masyarakat negeri
Borneo Barat ini. Hiruk pikuk kehidupan masyarakat Kota Pontianak seakan
tidak pernah berhenti selama 24 jam. Walaupun kotanya tidaklah terlalu besar,
penduduknya cukup padat. Banyak pendatang yang menetap di kota ini.
Memang jika dibandingkan dengan kota metropolitan lainnya di Pulau Jawa,
Pontianak tidaklah seberapa ramai. Namun mengingat banyaknya penduduk
sehingga otomatis pusat perekonomian berada di Pontianak. Maka tidaklah
mengherankan jika lalu lintas kotanya pun menjadi padat.
Satu hal yang menjadi perhatian penulis saat ini adalah hiruk pikuk
masyarakat Pontianak dalam berkendaraan. Jalan-jalan protokol, seperti Jl. A.
Yani, Jl. Gajah mada, Jl. Tanjungpura, merupakan sarana lalululintas yang padat
pengendara, baik pengendara kendaraan roda dua maupun roda empat. Perlu
diketahui pula bahwa mayoritas penduduk Pontianak merupakan pengendara
sepada motor (kendaraan roda dua). Berhubung kotanya tidak terlalu luas,
rambu-rambu lalu lintas yang dipasangpun tidak banyak. Hanya di ruas-ruas
jalan protokol saja, seperti lampu lalu lintas, pembatas jalan, lajur berputar, dan
-
5/19/2018 Lalu Lintas Di Kota Pontianak(Reklalin)
2/5
sebagainya. Lebih sedikit rambu lalu lintas, lebih leluasa berkendaraan. Itulah
mungkin asumsi masyarakat Pontianak tentang ketertiban berlalulintas.
Memang sulit menertibkan pengendaraan kendaraan bermotor jika kesadaran
dari pihak pelakunya pun sangat rendah. Pernyataan ini di kuatkan dengan
tingginya tingkat kecelakaan yang terjadi kota ini.
Banyak hal dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan, baik teknis
maupun nonteknis. Tetapi apabila penulis amati selama berkendaraan di ruas-
ruas jalan raya Pontianak, para pelaku kendaraan roda dua disini memang
agak slebor. Tepatnya preman. Mereka sangat jarang menggunakan rambu
rambu, baik lalu lintas maupun kendaraan. Contoh kecil adalah pada saat akan
berbelok ke kanan atau kiri, penulis belum pernah melihat mereka
menggunakan lampu tanda berbelok dari kendaraan mereka. Beruntung
apabila yang dibelakang mereka itu jaraknya jauh atau sadar bahwa yang
didepan mereka akan berbelok. Kenyataan akan berbeda jika yang dibelakang
mereka tidak menyadari itu dan yang terjadi bisa fatal, bahkan kehilangan
nyawa. Contoh kasus yang lain adalah banyaknya pengguna jalan menggunakan
lajur berlawanan daripada mereka menggunakan jalan memutar sebagaimana
yang dianjurkan pihak berwenang. Hal-hal kecil lainnya yang dapat brakibat
fatal adalah kendaraannya tidak dilengkapi dengan kaca spion; atau yang lebih
parah hanya spion tempelan, tapi tidak dapat dipergunakan, atau
menggunakan kecepatan tinggi di dalam kota. Penulis ambil contoh untuk
-
5/19/2018 Lalu Lintas Di Kota Pontianak(Reklalin)
3/5
bagian yang terakhir saja, banyak pengendara sepeda motor menggunakan
kecepatan tinggi (rata-rata 60km/jam) di ruas-ruas jalan yang padat
pengendara dan pejalan kaki. Mereka tidak mengidahkan rambu-rambu yang
ada.
Inilah gambaran betapa kecilnya kesadaran masyarakat
dalam berlalulintas. Semua ini menjadi tugas berat bagi kita semua,
masyarakat harus lebih meningkatkan kesadaran mereka akan keselamatan di
jalanan, pihak berwenang harus lebih rajin memantau lalu lintas bukan hanya
sekedar menilang, atau juga pihak pemda dalam meningkatkan sarana dan
prasarana lalulinntas.
2.Permasalahan Kemacetan Lalu Lintas Kota Ponianak
Pontianak yang sedang tumbuh tidak akan bisa lepas dari problem klasik
perkotaan: kemacetan lalu lintas. Tingginya pertambahan jumlah kendaraan
yang tidak dibarengi dengan perluasan atau peningkatan sarana dan prasarana
jalan akan membuat kepadatan lalu lintas semakin tinggi dan menimbulkan
bottle neck di mana-mana.
-
5/19/2018 Lalu Lintas Di Kota Pontianak(Reklalin)
4/5
Mungkin tingkat kemacetan lalu lintas di kota kita ini belum terasa
benar, namun dua atau tiga tahun kemudian, jika tidak dilakukan langkah-
langkah drastis, dipastikan akan menjadi sumber stres warga kota.
Masih banyaknya orang yang kurang memetuhi aturan lalu lintas
mengakibatkan kemacetan yang tidak dapat di hindarkan, misalnya masih
banyak orang yang memarkirkan kendaraan di badan jalan, contohnya di
Jl.Tanjungpura . muncul ketidaknyamanan dari para pengguna jalan lainya.
Namun, ketidaknyamanan satu-dua orang tidak akan menjadi masalah
serius jika yang dituju adalah kenyamanan bagi kebanyakan pengguna
jalan.Seharusnya, langkah yang ditempuh oleh Pemkot tak cukup dengan
pengempisan ban. Kalau memang bisa dibuatkan aturannya, misalnya dalam
bentuk Perda, mengapa tidak sekalian dikenakan denda?
Pemkot tinggal menyiapkan mobil derek, lalu menyeret kendaraan yang
membandel. Silakan pemilik kendaraan menebusnya setelah membayar denda
sesuai aturan. Bahkan, sanksi yang lebih tegas pun bisa saja diberlakukan: cabut
izin operasional kendaraan roda empat yang pemiliknya berkali-kali membandel
dengan memarkirkan di tempat yang terlarang.
Masalah lainnya yang kita pemkot perhatikan adalah pengaturan waktu
antre bagi kendaraan yang ingin mengisi solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar
untuk Umum (SPBU) dalam kota. Sebagaimana yang telah di rasakan, di
-
5/19/2018 Lalu Lintas Di Kota Pontianak(Reklalin)
5/5
beberapa titik dalam kota, terutama di titik-titik lokasi SPBU, kerap terjadi
kemacetan hanya gara-gara antrean kendaraan yang hendak mengisi BBM.
Antrean yang cukup panjang, hingga meluber ke jalan, justru terjadi pada
siang hari, bahkan pada jam-jam sibuk. Nah, agar kemacean tidak terus
berkembang menjadi lebih parah hendaknya para pengguna jalan harus lebih
mematuhi aturan yang telah dirancang oleh pemkot. Yaitu pengisian solar hanya
berlaku pada malam hari saja.
Pada sisi lain, tentu tanggung jawab pemerintah untuk meningkatkan
sarana dan prasarana jalan tetap harus direalisasikan. Jika terjadi kemacetan
panjang di Jl Ahmad Yani, ke mana arus dialihkan? Selama ini, yang menjadi
jalan alternatif adalah Jl Imam Bonjol. Ada alternatif lain, yakni memutar
melalui Jembatan Tol II, namun jakarnya sangat jauh dan berpotensi terkena
macet lagi di Jembatan Tol I. Maka, maka tidak mau, pemerintah sejak sekarang
sudah harus memikirkan jalur-jalur alternatif yang bisa mengurai kemacetan di
sejumlah titik.