documentl

38
KELOMPOK 4 •Akhmad Nizar •Eddy Haryanto •Khairuddin Ma’mun •Nisa Angraini •Ruzaida fitria

Upload: arif-ar

Post on 28-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

l

TRANSCRIPT

Page 1: Documentl

KELOMPOK 4

•Akhmad Nizar•Eddy Haryanto•Khairuddin Ma’mun•Nisa Angraini•Ruzaida fitria

Page 2: Documentl

Sejarah ..A.Sejarah makrolida Macrolide merupakan suatu kelompok

senyawa yang berhubungan erat, dengan ciri suatu cincin lakton ( biasanya terdiri dari 14 atau 16 atom ) di mana terkait gula gula deoksi. Antibiotika golongan makrolida yang pertama ditemukan adalah Pikromisin,diisolasi pada tahun 1950 .

Macrolide merupakan salah satu golongan obat antimikroba yang menghambatsintesis protein mikroba. Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis berbagaiprotein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA.Pada bakteri, ribosom terdiri atas atas dua sub unit, yang berdasarkan konstanta sedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S. untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi ribosom 70S. Kerja dari makrolida ini adalah berikatan pada ribosome sub unit 50S dan mencegah pemanjangan rantai peptida.

Page 3: Documentl

Secara umum, antibiotika golongan makrolida memiliki ciri-ciri struktur kimia seperti berikut :

1)    Cincin lakton sangat besar, biasanya mengandung 12 – 17 atom

2)    Gugus keton 3)    Satu atau dua gula amin seperti glikosida

yang berhubungan dengan cincin lakton. 4)    Gula netral yang berhubungan dengan gula

amino atau pada cincin lakton 5)    Gugus dimetilamino pada residu gula, yang

menyebabkan sifat basis darisenyawa dan kemungkinan untuk dibuat dalam bentuk garamnya

 

Obat-obat Antibiotika Golongan Makrolida :

Sekarang ini antibiotika Makrolida yang beredar di pasaran obat Indonesia adalah Eritomisin, Spiramisin, Roksitromisin, Klaritromisin dan Azithromisin.

Page 4: Documentl

• B. PENGGOLONGAN TURUNAN MAKROLIDA

1.      EritromisinEritromisin dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Aktif terhadap kuman gram positif seperti Streptococcus Pyogenesm dan Streptococcus Pneumoniae. Yang biasa digunakan untuk infeksi. Mycloplasma pneumoniae, penyakit Legionnaire, infeksi Klamidia, Difter, Pertusis, Infeksi Streptokokus, Stafilokokus, infeksi Camylobacter, Tetanus, Sifilis, Gonore.Sediaan dari Eritromisin berupa kapsul/ tablet, sirup/suspensi, tablet kunyah dan obat tetes oral

Dapat mengalami resistensi dalam 3 mekanisme : a.       Menurunnya permeabilitas dinding sel

kuman.  b.      Berubahnya reseptor obat pada Ribosom

kuman dan, c.       Hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan oleh kuman tertentu.

Page 5: Documentl

LANJUTANEfek samping yang berat akibat pemakaian

Eritromisin dan turunannya jarang terjadi.Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan.Ketulian sementara dapat terjadi bila Eritromisin diberikan dalam dosis tinggi secara IV.Eritromisin dilaporkan meningkatkan toksisitas Karbamazepin, Kortikosteroid, Siklosporin,Digosin, Warfarin dan Teofilin .

Eritromisin turunan bakteri seperti jamur,streptomices erythaeus pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1950-an.Eritromisin menghambat system protein.dalam dosis rendah sampai dengan eritromisin gluseptat,ang.Obat ini mempunyai efek bakteriostatik dan dengan dosis tinggi efeknya bakteriostatik dan dengan dosis tinggi efeknya bakterisidal.

Page 6: Documentl

LANJUTAN Eritromisin dapat diberikan melalui oral atau intra vena,karena asam lambung merusak obat,berbagai garam eritromisin (contoh etilsuksinat,sterat dan estolat)dipakai untuk mengulangi disolusi (pecah menjadi partikel partikel kecil)didalam lambung bdan memungkinkan absorpsi terjadi pada usus halus.Untuk pemakaian intravena,senyawa,eritromisin laktobionat dan eritromisin gluseptat,dipakai untuk meningkatkan absorpsi obat.

Eritromisin aktif melawan hamper semua bakteri garam positif,kecuali stamhyloccusaureus dan cukup aktif melawan beberapa garam negative.Obat ini sering diresepkan sebagai pengganti penesilin.Obat ini merupakan obat pilihan untuk pneumonia akibat mikroplasma dan penyakit legionnaire.Contoh bakteri dari kalangan Actinomycetes yang dapat memproduksi eritromisin adalah Saccharopoly spora erythraea , Sarcina lutea dan Streptomyces erythreus.

Page 7: Documentl

Efek samping yang berat akibat pemakaian Eritromisin dan turunannya jarang terjadi reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem yang cepat hilang bila terapi dihentikan. Ketulian sementara dapat terjadi bila Eritromisin diberikan dalam dosis tinggi secara IV. Eritromisin dilaporkan meningkatkan toksisitas Karbamazepin, Kortikosteroid, Siklosporin, Digosin, Warfarin dan Teofilin. Struktur kimianya :

Page 8: Documentl

2.Spiramisin

Spiramisin adalah antibiotika golongan Makrolida yang dihasilkan olehStreptomyces ambofaciens. Secara in vitro (tes laboratorium) aktivitas antibakteri Spiramisin lebih rendah daripada Eritromisin.

Sediaan yang tersedia dari spiramisin adalah bentuk tablet 500 mg. Seperti Eritromisin, Spiramisin digunakan untuk terapi infeksi rongga mulut dan saluran nafas.

Spiramisin juga digunakan sebagai obat alternatif untuk penderita Toksoplasmosis yang karena suatu sebab tidak dapat diobati dengan Pirimentamin dan Sulfonamid (misalnya pada wanita hamil, atau ada kontra indikasi lainnya). Efeknya tidak sebaik Pirimentamin dan Sulfonamid. Pemberian oral kadang-kadang menimbulkan iritasi saluran cerna.

Page 9: Documentl

3.RoksitromisinRoksitromisin adalah derivat Eritromisin

yang diserap dengan baik pada pemberian oral. Obat ini lebih jarang menimbulkan iritasi lambung dibandingkan dengan Eritromisin. Bioavailabilitas atau kadar obat yang tersedia juga tidak banyak terpengaruh oleh adanya makanan dalam lambung. Kadar obat dalam darah dan plasma lebih tinggi dari Eritromisin. Bentuk sediaan yang beredar adalah tablet atau kapsul 150 mg dan 300 mg.

Indikasinya diperuntukkan untuk infeksi THT, saluran nafas bagian atas dan bawah seperti bronkitis akut dan kronik, penumonia, uretritis (selain Gonore) akut dan kronis, infeksi kulit seperti pioderma, impetigo, dermatitis dengan infeksi, ulkus pada kaki.

Page 10: Documentl

4.KlaritromisinKlaritromisin juga digunakan untuk

indikasi yang sama denga Eritromisin. Secara in vitro (di laboratorium), obat ini adalah Makrolida yang paling aktif terhadap Chlamydiatrachomatis.

  Absorpsinya tidak banyak dipengaruhi oleh adanya makanan dalam lambung.

Efek sampingnya adalah iritasi saluran cerna (lebih jarang dibandingkan dengan iritasi saluran cerna dan peningkatan enzim sementara di hati. Klaritromisin juga meningkatkan kadar Teofilin dan Karbamazepin bila diberikan bersama obat-obat tersebut.

Page 11: Documentl

LANJUTAN

Struktur kimia..

Page 12: Documentl

5. Azitromisin• Azitromisin digunakan untuk mengobati infekti

tertentu yang disebabkan oleh bakteri seperti bronkitis, pneumonia, penyakit akibat hubungan seksual dan infeksi dari telinga, paru-paru, kulit dan tenggorokan. Azitromisin tidak efektif untuk pilek, flu atau infeksi yang disebabkan oleh virus.

• Azitromisin, sebagai dihidrat, adalah bubuk kristal putih dengan rumus molekul C 38H72N2O12 • 2H2O dan berat molekul 785,0.

• Tablet Zithromax berisi azitromisin dihidrat setara dengan 600 azitromisin mg.Tablet diberikan sebagai putih, dimodifikasi berbentuk oval, tablet dilapisi film.Mereka juga mengandung bahan aktif sebagai berikut: dibasic kalsium fosfat anhidrat, pati pregelatinized, croscarmellose natrium, magnesium stearat, natrium lauril sulfat dan mantel film berair terdiri dari hypromellose, titanium dioksida, laktosa dan triacetin.

Page 13: Documentl

LANJUTAN

• Zithromax untuk suspensi oral diberikan dalam paket dosis tunggal yang mengandung setara azitromisin dihidrat dengan 1 azitromisin g. Hal ini juga mengandung bahan aktif sebagai berikut: koloid silikon dioksida, natrium fosfat tribasic, anhidrat; semprot kering rasa pisang buatan, spray dried cherry rasa buatan, dan sukrosa.

Page 14: Documentl

Mekanisme kerja..FARMAKODINAMIKA 

Golongan makrolida menghambat sintesis protein bakteri padaribosomnya dengan jalan berikatan secara nterici dengan Ribosom subunit50S,. Sintesis protein terhambat karena reaksi-reaksi translokasi aminoasil danhambatan pembentuk awal sehingga pemanjangan rantai peptide tidak berjalan.Macrolide nte bersifat sebagai bakteriostatik atau bakterisida, tergantung antaralain pada kadar obat serta jenis bakteri yang dicurigai.

Efek bakterisida terjadipada kadar antibiotika yang lebih tinggi, kepadatan bakteri yang nteric rendah,dan pertumbuhan bakteri yang cepat. Aktivitas antibakterinya tergantung padapH, meningkat pada keadaan netral atau sedikit alkali.

Page 15: Documentl

LANJUTAN..Meskipun mekanisme yang tepat dari tindakan

makrolid tidak jelas, telahdihipotesiskan bahwa aksi mereka makrolid menunjukkan dengan menghambatsintesis protein pada bakteri dengan cara berikut:

  1.Mencegah Transfer peptidil Trna dari situs A ke situs P 2.Mencegah pembentukan nteric Trna 3.Memblokir peptidil transferase. 4.Mencegah perakitan ribosom 

Antibiotik macrolida terikat di lokasi P-dari subunit 50S ribosom. Hal inimenyebabkan selama proses transkripsi, lokasi P ditempati oleh makrolida.Ketika t-RNA terpasang dengan rantai nteric dan mencoba untuk pindah kelokasi P, t-RNA tersebut tidak dapat menuju ke lokasi P karena adanya makrolida,sehingga akhirnya dibuang dan tidak dipakai.

Page 16: Documentl

LANJUTAN..Hal ini dapat mencegah transfer peptidil

Trna dari situs A ke situs-P dan memblok sintesis protein dengan menghambat translokasi dari rantai Enteric yang baru terbentuk.

Makrolida jugamemnyebabkan pemisahan sebelum waktunya dari Trna peptidal di situs A.Mekanisme kerja makrolida, selain terikat di lokasi P dari RNA ribosom50S, juga memblokir aksi dari enzim peptidil transferase. nterici bertanggung jawab untuk pembentukan ikatan nteric antara asam amino yang terletak dilokasi Adan P dalam ribosom dengan cara menambahkan peptidil melekat pada Trna ke asam amino berikutnya. Dengan memblokir enzim ini, makrolidamampu menghambat biosintesis protein dan dengan demikian membunuh bakteri.

 

Page 17: Documentl

FARMAKOKINETIK A-D-M-E:1. Absorbsi

Eritromisin nte dihancurkan oleh asam lambung sehinggaobat ini diberikan dalam bentuk tablet salut nteric atau ester. Semua obatini diabsorpsi secara adekuat setelah pemberian per-ora.

2. Distribusi Eritromisin ke seluruh cairan tubuh

baik kecuali ke cairan sebrospinal. Obat ini merupakan satu diantara sedikit antibiotika yang bedifusi ke dalam cairan prostat dan mempunyai sifat akumulasi unit kedalam makrofag. Obatni berkumpul di hati, adanya inflamasi menyebabkan penetrasinya ke jaringan lebih baik

Page 18: Documentl

LANJUTAN.. 3. Metabolisme

Eritromisin dimetabolisme secara ekstensif dan diketahui menghambat oksidasi sejumlah obat melalui interaksinya dengan sistemsitokrom P-450.4.

4. Ekskresi Eritromisin terutama dikumpulkan

dan diekskresikan dalam bentuk aktif dalam empedu .Reabsorpsi parsial terjadi melalui sirkulasi enterohepatik

  Dalam penjelasan farmakokinetik berikut akan dijelaskan mekanisme farmakokinetik 3 antibiotik turunan makrolida yaitu eritromycin, Claritromycin, danazitromycin.

Page 19: Documentl

1.ErtromicinErtromycin basa dihancurkan oleh asam lambung

dan harus diberikan dengansalut enteric. Stearat dan ester cukup tahan pada keadaan asam dan diabsorbsi lebihbaik. Garam lauryl dan ester propionil ertromycin merupakan preprata oral yang paling baik diabsorbsi. Dosis oral sebesar 2 g/hari menghasilkan konsentrasi basa ertromycinserum dan konsentrasi ester sekitar 2 mg/Ml. Akan tetapi, yang aktif secaramikrobiologis adalah basanya, sementara konsentrasinya cenderung sama tanpamemperhitungkan formulasi.Waktu paruh serum adalah 1,5 jam dalam kondisi normal dan 5 jam pada pasiendengan anuria.

Page 20: Documentl

LANJUTAN..

• Penyesuaian untuk gagal ginjal tidak diperlukan. Ertromycin tidak dapatdibersihkan melalui dialysis. Jumlah besar dari dosis yang diberikan diekskresikan dalamempedu dan hilang dalam fases, hanya 5% yang diekskresikan dalam urine. Obat yangtelah diabsorbsi didistribusikan secara luas, kecuali dalam otak dan cairan serebrospinal.Ertromycin diangkut oleh leukosit polimorfonukleus dan makrofag. Oabt ini melintasisawar plasenta dan mencapai janin.

Page 21: Documentl

Dosis 500 mg menghasilkan konsentrasi serum sebesar 2-3 mg/Ml. Waktuparuh claritromycin (6 jam) yang lebih panjang dibandingkan dengan eritromycinmemungkinkan pemberian dosis 2 kali sehari. Claritromycin dimetabolisme dalam hati.Metabolit utamanya adalah 14-hidroksiclaritromycin, yang juga mempunyai aktivitasantibakteri. Sebagian dari obat aktif dan metabolit utama ini dieliminsai dalam urine, danpengurangan dosis dianjurkan bagi pasien-pasien dengan klirens kreatinin dibawah 30Ml/menit

2.Claritromycin

Page 22: Documentl

3.AzitromycinAzitromycin berbeda dengan eritromycin

dan juga claritromycin, terutama dalam sifatfarmakokinetika. Satu dosi Azitromycin 500 mg dapat menghasilkan konsentrasi serumyang lebih rendah, yaitu sekitar 0,4 µg/Ml. Akan tetapi Azitromycin dapat melakukanpenetrasi ke sebagian besar jaringan dapat melebihi konsentrasi serum sepuluh hinggaseratus kali lipat. Obat dirilis perlahan dalam jaringan-jaringan (waktu paruh jaringanadalah 2-4 hari) untuk menghasilkan waktu paruh eliminasi mendekati 3 hari. Sifat-sifatyang unik ini memungkinkan pemberian dosis sekali sehari dan pemendekan durasipengobatan dalam banyak kasus.Azitromycin diabsorbsi dengan cepat dan ditoleransi dengan baik secara oral.Obat ini harus diberikan 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Antasidaaluminium dan magnesium tidak mengubah bioavaibilitas, namun memperlama absorbsi.

Page 23: Documentl

Pengunaan klinis

1)    Infeksi Mycoplasma pneumonia Eritromisin yang diberikan 4 kali 500 mg sehari

per oral mempercepat turunnya panas dan mempercepat penyembuhan sakit.

2)    Penyakit LegionnaireEritromisin merupakan obat yang dianjurkan untuk pneumonia yang disebabakan oleh Legionella pneumophila. Dosis oral ialah 4 kali 0,5-1 g sehari atau secara intravena 1-4 g sehari.

3)    Infeksi KlamidiaEritromisin merupakan alternatif tetrasiklin untuk infeksi klamidia tanpa komplikasi yang menyerang uretra, endoserviks, rektum atau epididimis. Dosisnya ialah 4 kali sehari 500 mg per oral yang diberikan selama 7 hari. Eritromisin merupakan obat terpilih untu wanita hamil dan anak-anak dengan infeksi klamidia.

Page 24: Documentl

LANJUTAN..

4)    Difteri.Eritromisin sangat efektif untuk membasmi

kuman difteri baik pada infeksi akut maupun pada carrier state. Perlu dicatat bahwa eritromisin maupun antibiotika lain tidak mempengaruhi perjalanan penyakit pada infeksi akut dan komplikasinya. Dalam hal ini yang penting antitoksin.

5)    Infeksi streptokokusFaringitis, scarlet fever dan erisipelas oleh

Str. Pyogenes dapat diatasi dengan pemberian eritromisin per oral dengan dosis 30 mg/kg BB/hari selama 10 hari. Pneumonia oleh pneumokokus juga dapat diobati secara memuaskan dengan dosis 4 kali sehari 250-500 mg.

Page 25: Documentl

LANJUTAN..

6)    Infeksi stapilokokusEritromisin merupakan alternatif penisilin

untuk infeksi ringan oleh S. Aureus (termasuk strain yang resisten terhadap penisilin). Tetapi munculnya strain-strain yang resisten telah mengurangi manfaat obat ini. Untuk infeksi berat oleh stafilokokus yang resisten terhadap penisilin lebih efektif bila digunakan penisilin yang tahan penisilinase (misalnya dikloksasilin atau flkloksasilin) atau sefalosporin. Dosis eritromisin untuk infeksi stafilokokus pada kulit atau luka ialah 4 kali 500 mg sehar yang diberikan selama 7-10 hari per oral.

7)    Infeksi CampylobacterGastroenteritis oleh Campylobacter jejuni

dapat diobati dengan eritromisin per oral 4 kali 250 mg sehari. Dewasa ini fluorokuinolon telah menggantikan peran eritromisin untuk infeksi ini.

Page 26: Documentl

LANJUTAN..8)    Tetanus

Eritromisin per oral 4 kali 500 mg sehari selama 10 hari dapat membasmi Cl. tetani pada penderita tetanus yan alergi terhadap penisilin. Antitoksin, obat kejang dan pembersih luka merupakan tindakan lain yang sangat penting.

9)    Sifilis Untuk penderita sifilis stadium diniyang

alergi terhadap penisilin, dapat diberikan eritromisin per oral dengan dosis 2-4 g sehari selama 10-15 hari.

10) GonoreEritromisin mungkin bermanfaat untuk

gonore diseminata pada wanita hamil yang alergi tehadap penisilin. Dosis yang diberikan ialah 4 kali 500 mg sehari yang diberika selama 5 hari per oral. Angka relaps hampir mencapai 25 %.

Page 27: Documentl

LANJUTAN..

11) Penggunaan profilaksis Obat terbaik untuk mencegah kambuhnya

demam reumatik ialah penisilin. Sulfonamid dan eritromisin dapat dipakai bila penderita alergi terhadap penisilin. Eritromisin juga dapat dipakai sebagai pengganti penisilin untuk penderita endokarditis bakterial yang akan dicabut giginya. Dosis eritromisin untuk keperluan ini ialah 1 g per oral yang diberikan 1 jam sebelum dilakukan tindakan, dilanjutkan dengan dosis tunggal 500 mg yang diberikan 6 jam kemudian

12) PertusisBila diberikan pada awal infeksi, eritromisin

dapat mempercepat penyembuhan.

Page 28: Documentl

Reaksi yang tidak diinginkan..Dalam terapi, obat biasanya memberikan

berbagai efek, namun biasanya hanya 1 efek terapi yang diharapkan sedangkan efek-efek lain tidak diharapkan dapat dianggap sebagai efek samping. Efek-efek samping ini biasanya mengganggu namun tidak membahayakan. Efek yang tidak diinginkan dan membahayakan dianggap sebagai efek toksik. 

Reaksi-reaksi yang Dipengaruhi Dosis :  Efek toksik obat dapat dikelompokan

sebagai efek farmakologis, patologis dan genotoksik. Biasanya keparahan toksisitas secara proporsional terkait dengan konsentrasi obat dalam tubuh dan durasi paparan. Overdosis obat adalah contoh toksisitas obat terkait dosis.

Page 29: Documentl

Toksisitas Farmakologis

Depresi sistem saraf pusat terkait penggunaan barbiturat dipengaruhi oleh dosis. Efek klinis berkembang mulai dari efek ansiolitik, sedasi hingga koma. Demikian pula tingkat hipotensi yang dihasilkan oleh nifedipin sangat dipengaruhi oleh dosis yang diberikan. Tardive dyskinesia adalah gangguan motorik ekstrapiramidal yang berhubungan dengan penggunan obat antipsikotik, tampaknya tergantung pada durasi paparan. Toksisitas farmakologi juga dapat terjadi ketika dosis yang diberikan tepat, misalnya pada kasus pasien yang diobati dengan tetrasiklin, sulfonamida, klorpromazin dan asam nalidiksat yang disebabkan adanya efek fototoksisitas oleh sinar matahari terhadap pasien.

Page 30: Documentl

Toksisitas Patologis

Parasetamol dimetabolisme menjadi glukoronida nontoksik dan sulfat terkonjugasi, dan metabolit yang sangat reaktif N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI) melalui isoform CYP. NAPQI disebut sebagai senyawa biologis reaktif menengah yang sering timbul dari hasil metabolisme obat. Pada dosis terapi NAPQI mengikat glutation nukleofilik tapi dalam kondisi overdosis penipisan glutation dapat menyebabkan nekrosis hati patologis.

Efek GenotoksikRadiasi senyawa kimia yang mengion yang banyak terdapat dilingkungan dapat melukai DNA dan menyebabkan toksisitas mutagenik dan karsinogenik. Diduga banyak agen kemoterapi kanker yang potensial genotoksik.

Page 31: Documentl

Reaksi Alergi

Alergi adalah suatu reaksi merugikan yang diawali dengan sensitisasi suatu bahan kimia tertentu atau senyawa dengan struktur kimia yang mirip. Bahan kimia dengan berat molekul rendah menyebabkan reaksi alergi dengan membentuk produk metabolik yang biasanya bertindak sebagai hapten dengan menggabungkan protein-protein endogen membentuk antigen kompleks. Antigen tersebut menginduksi pembentukan antibodi, biasanya setelah periode laten setelah 1-2 minggu. Paparan berikutnya dengan senyawa kimia tersebut atau senyawa lain yang struktur kimianya mirip akan menyebabkan interaksi antigen-antibodi yang memprovokasi manivestasi khas alergi. Hubungan dosis-efek biasanya tidak jelas pada kasus reaksi alergi ini. Reaksi alergi dibedakan menjadi 4 kategori umum berdasarkan mekanisme keterlibatan imunologi.

 

Page 32: Documentl

LANJUTAN..Tipe I: Reaksi Anafilaktik

Reaksi anafilaktik diperantarai oleh antibodi IgE. Fc portion of IgE dapat mengikat reseptor pada sel mast dan basofil. Jika bagian Fab molekul antibodi mengikat antigen, berbagai mediator (seperti histamin, leukotrien dan prostaglandin) dilepaskan dan menyebabkan vasodilatasi, edema dan respon inflamasi. Sasaran utama dari reaksi ini adalah saluran gastrointestinal (alergi makanan), kulit (urtikaria dan dermatitis atopik), saluran pernafasan (rhinitis dan asma), dan pembuluh darah (syok anafilaktik). Respon ini cenderung berlangsung cepat setelah tantangan dengan antigen individu yang telah peka, kondisi ini disebut reaksi hipersensitif.

Page 33: Documentl

LANJUTAN..Tipe II: Reaksi Sitolitik

Reaksi alergi tipe II ini dimediasi oleh antibodi IgG dan IgM dan biasanya dikaitkan dengan kapasitas antibodi tersebut dalam mengaktifkan sistem komplemen. Jaringan utama reaksi sitolitik adalah sel-sel dalam sistem peredaran darah. Contoh respon alergi tipe II adalah anemia hemolitik yang disebabkan penisilin, quinidin yang menginduksi purpura trombositopenik, dan sulfonamida yang menginduksi granulositopenia. Untungnya, reaksi autoimun akibat obat umumnya mereda dalam waktu beberapa bulan setelah pengangkatan agen penyebab

Page 34: Documentl

LANJUTAN..Tipe III: Reaksi Artrus

Reaksi alergi tipe III terutama dimediasi oleh antibodi IgG, mekanisme ini melibatkan satu generasi kompleks antigen-antibodi. Senyawa kompleks tersebut disimpan dalam endotelium pembuluh darah, dimana respon inflamasi destruktif yang disebut serum sickness terjadi. Fenomena ini kontras dengan reaksi alergi tipe II, dimana respon inflamasi yang disebabkan oleh antibodi diarahkan ke antigen jaringan. Gejala klinis serum sickness dapat berupa urtikaria, arthralgia atau arthritis, limfodenopati dan demam. Beberapa obat termasuk antibiotik yang biasa digunakan, dapat menyebabkan reaksi alergi ini. Reaksi ini biasanya berlangsung selama 6-12 hari dan gejala menghilang setelah penggunaan agen penyebab dihentikan.

Page 35: Documentl

Tipe IV; Reaksi Hipersensitivitas Tertnnda

Reaksi alergi ini dimediasi oleh sensitisasi limfosit T dan makrofag. Ketika sel-sel yang telah tersensitisasi mengalami kontak dengan antigen, sebuah reaksi inflamasi dihasilkan melalui produksi limfokin yang diikuti dengan masuknya netrofil dan makrofag. Contoh reaksi tipe ini adalah dermatitis kontak akibat keracunan ivy.

Page 36: Documentl

Reaksi Idiosinkratik Idiosinkrasi adalah reaktivitas abnormal suatu

bahan kimia yang khusus terjadi pada individu tertentu. Respon idiosinkrasi dapat berupa sensitivitas ekstrim terhadap suatu obat baik pada dosis rendah maupun tinggi. Reaksi ini dapat dihasilkan dari polimorfisme genetik yang menyebabkan perbedaan farmakokinetik dan farmakodinamik obat atau dari variabilitas ekspresi aktivitas enzim pada seseorang.

  Peningkatan insiden neuropati perifer terjadi pada pasien dengan defisiensi asetilasi isoniazid pada pengobatan tuberkulosis, perlambatan atau percepatan asetilator disebabkan oleh adanya polimorfisme N-asetil transferase. Banyak pria kulit hitam mengalami anemia hemolitik ketika mereka menerima primakuin untuk terapi malaria, individu tersebut mengalami kekurangan eritrosit dehidrogenase glukosa-6-fosfat. Resistensi genetik menyebabkan aksi koagulan warfarin dan menyebabkan perubahan pada vitamin K epoksida reduktase.

Page 37: Documentl

Efek Samping..

Efek Samping dari makrolida : 1)    Efek-efek gastrointestinal : Anoreksia, mual,

muntah dan diare sesekali menyertaipemberian oral. Intoleransi ini disebabkan oleh stimulitas langsung pada motilitasusus.

2)    Toksisitas hati : dapat menimbulkan hepatitis kolestasis akut (demam, ikterus,kerusakan fungsi hati), kemungkinan sebagai reaksi hepersensitivitas.

3)    Interaksi-interaksi obat : menghambat enzim-enzim sitokrom P450 danmeningkatkan konsentarsi serum sejumlah obat, termasuk teofilin, anti koagulanoral, siklosporin, dan metilprednisolon. Meningkatkan konsentrasi serum digoxinoral dengan jalan meningkatkan bioavailabilitas.

Page 38: Documentl

Daftar pustaka

Siswandono, Soekardjo.1995. Kimia Medisinal.Surabaya:Airlangga University Press Edisi IV, Buku farmakologi dan Terapi Bagian Farmakologi.Indonesia:Vakultas Kedokteran. Goodman and Gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutic. 12th Edition. Ebook.

TERIMA KASIH..