l a p o r a n kunjungan kerja panja ruu bank …...1 l a p o r a n kunjungan kerja panja ruu bank...
TRANSCRIPT
1
L A P O R A N
KUNJUNGAN KERJA PANJA RUU BANK INDONESIA KOMISI XI DPR RI
KE REPUBLIK TURKI
17 NOVEMBER – 22 NOVEMBER 2015
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komisi XI DPR RI merupakan salah satu Alat Kelengkapan DPR RI yang salah satu
tugasnya membidangi Keuangan Negara dan Perbankan. Saat ini, Komisi XI DPR RI
diberi mandat oleh DPR RI untuk melakukan penyusunan RUU tentang Bank Indonesia.
Perubahan terhadap Undang-Undang Bank Indonesia ini telah masuk dalam Program
Legislasi Nasional Prioritas Tahun 2015 yang diusulkan oleh Komisi XI DPR RI, dengan
judul “RUU tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank
Indonesia”
Sesuai dengan keputusan Rapat Internal Komisi XI DPR RI tanggal 26 Agustus 2015
serta sebagai bagian dari proses penyusunan terhadap Rancangan Undang-Undang
tentang Bank Indonesia telah disepakati bahwa Panja RUU Bank Indonesia Komisi XI
DPR RI melakukan kunjungan teknis ke negara Republik Turki pada tanggal 17
November sampai dengan 22 November 2015. Anggota Panja RUU Bank Indonesia
Komisi XI DPR RI akan melakukan pertemuan dengan Parlemen, Otoritas Pengawas
Sistem Keuangan, Bank Sentral, dan pelaku industri keuangan di negara yang dikunjungi
guna bertukar pikiran mengenai sistem Bank Sentral dan pengawasan jasa keuangan,
khususnya terkait dengan penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang Bank
Indonesia.
Republik Turki telah dipilih sebagai tujuan kunjungan kerja karena beberapa alasan.
Pertama, Turki dan Indonesia termasuk dalam kategori emerging markets yang
menghadapi tantangan dan peluang sama dari pasar keuangan global. Arus modal global
dapat meningkatkan risiko ketidakstabilan sistem keuangan di negara berkembang dan
sering mengancam perekonomian secara keseluruhan. Hal ini bermanfaat untuk belajar
bagaimana Bank Sentral Turki bersama dengan otoritas keuangan lainnya berhasil
2
mengatasi risiko dan kerapuhan stabilitas sistem keuangan dan untuk menjaga kondisi
ekonomi.
Kedua, Turki mengadopsi pendekatan hampir mirip dengan yang ada di Indonesia dengan
memisahkan fungsi pengawasan perbankan dari Bank Sentral. Oleh karena itu, akan
sangat bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang peran Bank Sentral Turki dan
bagaimana memastikan pertukaran informasi, kerjasama dan koordinasi antar lembaga.
Undang-Undang Bank Sentral Republik Turki No. 1211 yang disahkan pada tanggal 14
Januari 1970, memberikan perubahan signifikan dalam status hukum dan struktur
organisasi serta wewenang dan tugas dari Bank Sentral. Undang-Undang tersebut
memberikan penguatan terhadap tugas Bank Sentral, dimana kontrol Bank Sentral atas
instrumen kebijakan moneter baik secara langsung maupun tidak langsung telah
meningkat. Selain itu ditetapkan bahwa Pemerintah pada saat mengambil langkah-
langkah terkait keuangan dan kredit harus meminta pendapat dari Bank Sentral.
Perkembangan penting lainnya pada periode tahun 1980-an adalah amandemen Undang
Undang Bank Sentral Republik Turki yang dilakukan pada tahun 1983 telah mengizinkan
Bank Sentral untuk mengelola emas nasional dan cadangan devisa secara efektif.
Selanjutnya, terdapat aturan yang ditambahkan ke dalam Undang Undang yang
menyatakan bahwa Bank Sentral wajib melaksanakan fungsi utamanya seiring dengan
persyaratan utama perekonomian serta untuk memastikan stabilitas harga.
Pada awal proses transformasi struktural, perubahan signifikan telah dibuat dalam
Undang Undang Bank Sentral pada tanggal 25 April 2001. Yang paling menonjol dari
perubahan ini adalah dimasukkannya sebuah aturan yang menyatakan bahwa tujuan
utama dari Bank Sentral harus mencapai dan mempertahankan stabilitas harga. Dalam
konteks ini, Undang Undang menetapkan bahwa Bank Sentral akan menentukan, atas
kebijakannya sendiri, kebijakan moneter yang akan diimplementasikan serta alat
kebijakan moneter yang akan digunakan. Oleh karena itu, Bank Sentral dapat
mengunakan instrumen moneter tanpa ada campur tangan dari pihak lain. Undang
Undang tersebut juga menyatakan bahwa bahwa Bank Sentral akan mendukung kebijakan
pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja dari Pemerintah, asalkan tidak bertentangan
dengan tujuan stabilitas harga.
3
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang mendasari dilaksanakannya kunjungan kerja tersebut adalah:
1. Pasal 145 ayat (3) Peraturan Tata Tertib DPR RI, yang menyatakan bahwa
“Komisi, gabungan komisi, Badan Legislasi, Panitia Khusus, atau Badan
Anggaran dapat mengadakan kunjungan kerja ke luar negeri dengan dukungan
anggaran DPR dan persetujuan pimpinan DPR”.
2. Keputusan Rapat Intern Panitia Kerja RUU tentang Bank Indonesia tanggal 26
Agustus 2015.
C. SUSUNAN DELEGASI
Adapun susunan delegasi yang melaksanakan kunjungan kerja adalah sebagai berikut:
No No.Angg NAMA ANGGOTA FRAKSI KETERANGAN
1. 463 H. JON ERIZAL, SE., MBA. F. PAN KETUA DELEGASI
2. 185 PROF. DR. HENDRAWAN SUPRATIKNO F. PDIP ANGGOTA
3. 195 IR. ANDREAS EDDY SUSETYO, MM F.PDIP ANGGOTA
4. 320 EDISON BETAUBUN, SH., MH. F. GOLKAR ANGGOTA
5. 458 H. MUSLIM AYUB, SH, MM. F.PAN ANGGOTA
6. 68 HADI ZAINAL ABIDIN, M.Pd., MM., M.HP. F. PKB ANGGOTA
7. 116 DR. H. ZULKIEFLIMANSYAH, SE., M.Sc. F. PKS ANGGOTA
8. 519 H. DONY AHMAD MUNIR, ST., MM. F. PPP ANGGOTA
9. - JOKO SUROSO SEK. DELEGASI -
10. - SURURI AFIF SEK. DELEGASI -
11. - SYAFRIZAL SYAIFUL SEK DELEGASI
Anggota Panja RUU Bank Indonesia dalam kunjungan teknis ke Republik Turki
didampingi oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Bapak Erwin Rijanto, Deputi
Komisioner Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Bapak Boedi Armanto, Staf
Ahli Kementerian Keuangan Bapak Andin Hadianto, Anggota Komisioner Lembaga
Penjamin Simpanan Ibu Destry Damayanti.
4
D. WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan kunjungan teknis ke Republik Turki dilaksanakan pada tanggal 17
November sampai dengan 22 November 2015 sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama.
E. KOORDINASI DENGAN KBRI ANKARA DAN KJRI ISTAMBUL
Dalam rangka mendukung kelancaran kegiatan kunjungan teknis, kami
melakukan koordinasi yang intensif dengan pihak KBRI Ankara dan KJRI Istambul
karena acara pertemuan dilakukan di Ankara dan Istambul. Pihak KBRI dan KJRI cukup
akomodatif dan memberikan bantuan dalam pelaksanaan kegiatan ini, mulai dari
korespondensi dengan institusi yang akan dikunjungi, protokoler acara, dan penunjukan
staf pendamping selama kegiatan berlangsung. Kami juga berkesempatan bertemu dengan
Duta Besar Republik Turki, Bapak Wardana di Ankara.
F. JADUAL ACARA
No W A K T U A C A R A KETERANGAN
1. SELASA, 17 NOV 2015 JAKARTA
18.00 WIB Anggota Delegasi berada di Bandara SOEKARNO HATTA
terminal 2D
20.35 WIB Delegasi meninggalkan tanah air menuju Ankara – Turki
dengan Turkish Air TK 57 / TK 2122
2. RABU, 18 NOV 2015 ANKARA
07.40 Delegasi tiba di Ankara dng Turkish Air TK 2122 dijemput
oleh staf Kedutaan Besar Turki
08.10 Delegasi menuju WYNDHAM HOTEL
14.30 – SELESAI Pertemuan dengan Minitry of Finance Turki
MALAM Pertemuan dengan KBRI
3. KAMIS, 19 NOV 2015 ANKARA
09.30 – SELESAI Pertemuan dengan Banking Regulation and Supervision
Agency (BRSA)
11.30 – 13.30 Pertemuan dengan Bank Sentral Republik Turki (TCMB)
19.05 – 20.25 Berangkat ke Istanbul Turkish Air TK 2167
21.00 Delegasi menuju CONDRAD BOSPHORUS HTL
5
No W A K T U A C A R A KETERANGAN
4. JUM’AT, 20 NOV 2015 ISTANBUL
SIANG Pertemuan dengan Savings Deposit Insurance Fund (TMSF)
5. SABTU, 21 NOV 2015 ISTANBUL
PAGI – SELESAI Internal meeting
SIANG CHECK OUT HTL
6. MINGGU, 22 NOV 2015 ISTANBUL
01.20 Anggota Delegasi kembali ke tanah air dengan Turkish Air
TK 56
G. MAKSUD DAN TUJUAN
Kunjungan Kerja ini dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan secara langsung
mengenai pengalaman Negara Republik Turki dalam pengaturan sistem Bank Sentral.
Adapun tujuan utama dari Panja RUU Bank Indonesia Komisi XI DPR berkunjung ke
Turki adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pelajaran dan pengalaman dari negara lain dalam mengatur Bank
Sentral.
2. Melihat dari dekat pola yang dibangun oleh negara lain terkait mekanisme
koordinasi antar bank sentral dengan otoritas pengawas lembaga keuangan
termasuk dengan otoritas fiskal
3. Memahami kebijakan negara lain dalam mendesain dan menerapkan konsep
kelembagaan bank sentral khususnya dalam konteks bank sentral modern
4. Mempelajari kebijakan yang berhubungan dengan fungsi bank sentral sebagai
lender of the last resort sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD 1945.
5. Mendapatkan pengalaman dari negara yang dikunjungi dalam pengaturan bank
sentral serta instrument yang digunakan oleh negara lain dalan melaksanakan
kewenangan dan tanggungjawab dari bank sentral.
6. Berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan negara yang dikunjungi dalam rangka
menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik khususnya terkait bank sentral.
6
H. KEGUNAAN DAN OUTPUT
Kegunaan dari kunjungan kerja ini adalah:
1. Panitia Kerja RUU Bank Indonesia dapat memperoleh materi pembanding dalam
penyusunan RUU tentang Bank Indonesia;
2. Panitia Kerja RUU Bank Indonesia dapat memperolah masukan terkait dengan tugas
dan wewenang Bank Sentral, pengelolaan devisa, pengembangan pasar uang termasuk
mata uang asing, hubungan antar otoritas dan koordinasi antar otoritas.
3. Mempererat kerjasama antara Indonesia dengan Negara Republik Turki khususnya
dalam bidang ekonomi dan keuangan.
II. PERTEMUAN DENGAN OTORITAS REPUBLIK TURKI
Dalam kunjungan yang dilakukan dari tanggal 17 November sampai dengan 22 November
2015, anggota Panja RUU Bank Indonesia berkesempatan melakukan pertemuan dengan
beberapa otoritas pengatur dan pengawas sistem keuangan di Republik Turki. Adapun
informasi yang didapat oleh para anggota Panja RUU Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
A. UNDERSECRETARIAT OF TREASURY (TURKISH TREASURY)
Dalam Pertemuan dengan Turkish Treasury delegasi diterima oleh Mr. Hakki Haratas yang
merupakan Deputi Direktur Jenderal Public Finance Kementerian Keuangan dan Mr. M.
Alper Batur sebagai Kepala Departemen beserta jajarannya. Presentasi yang dilakukan oleh
Mr. Hakki Haratas terdiri dari tiga bagian yaitu Fungsi dan Tugas dari Turkish Treasury,
Peran dari Treasury dalam Manajemen Keuangan Publik dan Koordinasi antara Kementerian
Keuangan dan Bank Sentral.
Struktur Organisasi dari Undersecretariat of Treasury terdiri dari 3 orang Deputi dan 7 orang
Direktur Jenderal yang dapat dilihat pada struktur organisasi di bawah ini
7
Fungsi utama dari Turkish Treasury dilakukan oleh Direktorat Jenderal di bawah ini, yaitu:
1. Directorate General of Public Finance
2. Directorate General of Foreign Economic Relations
3. Directorate General of State owned Enterprises
4. Directorate General of Economic Research
5. Directorate General of Financial Sector Relations and Exchange
6. Directorate General of State Aids
7. Directorate General of Insurance
1. Directorate General of Public Finance, Direktorat ini mempunyai tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Pengelolaan Utang yang penerbitan dilakukan di Pasar Domestik
b. Cash Management
c. Manajemen Risiko yang terdiri dari Risiko Kredit, Risiko Fiskal, Risiko Operasional,
dan Kewajiban Kontinjensi.
d. Melakukan kegiatan Back Office terkait dengan Utang Negara yang terdiri dari
kegiatan membayar cicilan utang, manajemen piutang, akuntansi, statistik dan
pelaporan.
2. Directorate General of Foreign Economic Relations, Direktorat ini mempunyai tanggung
jawab sebagai berikut:
8
a. Pengelolaan Utang Luar Negeri yang penerbitannya dilakukan di Pasar Modal
Internasional dan Pembiayaan Proyek dari sumber eksternal atau luar negeri
b. Melakukan hubungan dengan Organisasi Internasional seperti IMF, Islamic
Development Bank, Bank Dunia
c. Melakukan hubungan dengan organisasi G-20
d. Melakukan hubungan dengan organisasi bi-lateral
e. Melakukan hubungan dengan Uni Eropa
3. Directorate General of State Owned Enterprises, Direktorat ini mempunyai tanggung
jawab sebagai berikut:
a. Fungsi kepemilikan BUMN
b. Mempersiapkan Investasi Tahunan dan Program Pembiayaan BUMN dengan
Kementerian Pembangunan dan Monitoring
c. Memastikan fungsi efisien dan efektif dari BUMN
4. Directorate General of Economic Research, Direktorat ini mempunyai tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Monitoring dan analisis perkembangan ekonomi makro di luar negeri dan dalam
negeri dan melaporkan kepada Undersecretariat of Treasury.
b. Melakukan riset ekonomi, mempersiapkan catatan dan makalah
5. Directorate General of Financial Sector Relations and Exchange, Direktorat ini
mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
a. Meregulasi prinsip-prinsip Kebijakan Bursa
b. Sebagai Sekretariat dari Komite Stabilitas Keuangan
c. Melakukan Koordinasi sistemik Group Risk Assessment
d. Kesadaran akan Keuangan, kesadaran finansial dan melindungi keuangan konsumen
e. Memperkenalkan dan mengembangkan pedoman untuk Bisnis
f. Memerangi pencucian uang dan pendanaan teroris
9
6. Directorate General of State Aids, Direktorat ini mempunyai tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Bertindak sebagai sekretariat yang melakukan monitoring terhadap bantuan negara
dan sebagai Dewan Pengawasan
b. Memantau dan mengevaluasi bantuan negara dan melaporkan kepada Dewan
c. Mempersiapkan dan menerapkan undang-undang tentang bantuan negara sejalan
dengan legislasi Uni Eropa
d. Menyampaikan laporan tahunan kepada Komisi Eropa mengenai bantuan negara
7. Directorate General of Insurance, Direktorat ini mempunyai tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Menyiapkan undang-undang tentang asuransi dan undang-undang tentang pensiun
swasta serta mengimplementasikannya
b. Mengambil langkah untuk mengembangkan sektor asuransi baik untuk perusahaan
dan untuk konsumen
c. Melakukan pemantauan terhadap sektor asuransi dan mempersiapkan laporan tahunan
d. Memberikan persetujuan , perizinan, likuidasi, merger dan akuisisi
Sektor Asuransi dimasukan sebagai salah satu fungsi dalam Turkish Treasury karena
Undersecretariat berusaha untuk menjaga perkembangan dan stabilitas Sektor Asuransi dan
Sistem Pensiun Swasta di Turki untuk membuat sektor asuransi lebih efektif, adil, handal dan
stabil bagi kepentingan dan perlindungan pemegang polis. Sedangkan pasar modal
merupakan fungsi dari otoritas lain atau tidak berada di bawah Kementerian Keuangan tetapi
langsung di bawah Perdana Menteri. Sektor keuangan di negara Republik Turki, 90%
didominasi olek sektor perbankan.
PERAN DARI TURKISH TREASURY (PERBENDAHARAAN) DALAM
PENGELOLAAN KEUANGAN PUBLIK.
Dalam Siklus Pengelolaan Keuangan Publik, Pengelolaan keuangan publik dimulai dari MTP
atau Medium Term Programme yang disiapkan oleh Ministry of Development dan MTFP atau
Medium Term Fiscal Plan yang disiapkan oleh Ministry of Finance. Berdasarkan kedua
dokumen tersebut, Pemerintah Republik Turki menyiapkan APBN nya disekitar pertengahan
bulan Oktober. Setelah APBN tersebut dibahas dan disetujui oleh Parlemen, maka
10
pengelolaan pendapatan dan belanja Pemerintah dilakukan oleh Ministry of Finance.
Kebijakan fiskal dikoordinasikan antara Ministry of Finance dan Turkish Treasury. Ministry
of Finance yang mengumpulkan pajak sedangkan Turkish Treasury yang mengelola uang
hasil pajak tersebut. Jika pendapatan negara yang bersumber dari pajak tidak mencukupi
untuk membiayai belanja negara maka Turkish Treasury yang akan mencari pendanaannya.
Oleh karena itu, pengelolaan kas dan hutang dilakukan oleh Turkish Treasury. Setelah proses
tersebut maka dilakukan Final Account dan reporting, Audit dan evaluasi serta jika
dibutuhkan bisa dilakukan revisi terhadap kebijakan.
Siklus Pengelolaan Keuangan Publik dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
SEKILAS SEKTOR PUBLIK
Menurut Standar Internasional, sektor publik harus dibagi menjadi dua kategori. Kategori
pertama adalah Pemerintahan secara umum dan kategori kedua adalah Badan Usaha Milik
Negara. Kategori Pemerintahan secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu:
1. Anggaran belanja lembaga umum
Yang termasuk dalam kategori ini adalah semua Kementerian yang ada, dimana
Kementerian tersebut tidak memiliki pendapatan. Seluruh pengeluaran Kementerian
yang ada dibiayai dengan pajak-pajak.
11
2. Anggaran belanja lembaga khusus
Yang termasuk dalam kategori ini adalah Perguruan Tinggi atau Universitas dan
lembaga administrasi lainnya. Lembaga khusus ini memiliki pendapatan namun tidak
siknifikan.
3. Badan Otoritas dan Regulator
Yang termasuk dalam kategori ini adalah Pasar modal, Perbankan, IT / Telco, Pasar
energi, dan lain-lain. Badan ini memiliki pendapatan sehingga dapat membiayai
aktifitas usahanya. Jika pendapatannya melebihi dari anggaran operasionalnya maka
kelebihannya diberikan kepada negara melalui Turkish Treasury.
4. Lembaga Jaminan Sosial (Social Security Instituiton)
Yang termasuk dalam kategori ini adalah lembaga Jaminan Sosial, dan Agen
Pekerjaan.
5. Pemerintah Lokal
Yang termasuk dalam kategori ini adalah Pemerintah Kota dan Provinsi.
Turkish Treasury bertanggungjawab dalam pembiayaan anggaran kelima institusi
pemerintah tersebut diatas.
Sedangkan kategori kedua yang terpisah dari Pemerintah terdiri dari Bank Umum dan
BUMN, Dana anggaran tambahan, dana bergulir dan institusi lainnya. Peran dari BUMN
terhadap ekonomi di negara Republik Turki cukup besar khususnya sektor energi. Salah satu
BUMN listrik yang memonopoli produksi, transmisi, distribusi listrik memiliki dampak yang
besar tehadap ekonomi negara Republik Turki. Selain perusahaan listrik, Bandara Turki juga
dioperasikan dengan cara monopoli oleh BUMN. Pengelolaaan sektor publik tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
12
ARUS KAS DARI TURKISH TREASURY
Arus Kas dari Turkish Treasury dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Arus kas dimulai dari Spesial Budget dimana jika terjadi defisit, maka Turkish Treasury Cash
Management Department (CMD) akan melakukan pembiayaan terhadap Special Budget
tersebut, hal tersebut juga dilakukan kepada lembaga Jaminan Sosial (Social Security).
Sedangkan surplus yang berasal dari Badan Otoritas dan Regulator akan diberikan kepada
13
Turkish Treasury CMD. Turkish Treasury CMD juga berkewajiban untuk mentransfer dana
yang berasal dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Lokal dan Extra budgetary funds.
Bank umum dan BUMN akan memberikan bagian laba dalam bentuk deviden kepada negara
melalui Turkish Treasury CMD, sebaliknya apabila Bank umum dan BUMN membutuhkan
tambahan modal, maka akan diberikan melalui Turkish Treasury CMD.
Dalam hal hasil yang didapat dari pinjaman baru untuk menutupi defisit APBN negara
Republik Turki, Debt Management Department (DMD) akan memberikan hasil pinjaman
tersebut kepada Turkish Treasury CMD. Sedangkan untuk pembayaran pokok pinjaman dan
bunga pinjaman tersebut, Turkish Treasury CMD lah akan membayarkannya melalui DMD.
Pendapatan yang berasal dari hasil privatisasi juga diberikan kepada Turkish Treasury CMD,
selain itu juga pendapatan pajak yang mencapai 90% dari total pendapatan negara ditranfer
ke akun bank milik Turkish Treasury yang ada di Bank Sentral. Belanja yang dialokasikan
dalam General Budget akan dibiayai oleh Turkish Treasury CMD.
KOORDINASI ANTARA BANK SENTRAL DAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Turkish Treasury dan Kementerian Keuangan di negara Republik Turki merupakan otoritas
yang berbeda secara fungsi namun sederat. Kedua otoritas tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda dimana Kementerian Keuangan bertanggungjawab hanya pada penarikan pajak-pajak
sedangkan Turkish Treasury bertanggungjawab dalam melakukan transfer dana kepada
lembaga pemerintah. Kedua otoritas tersebut melaporkan kegiatannya secara langsung
kepada Perdana Menteri.
Turkish Treasury memiliki saham mayoritas di Bank Sentral Republik Turki. Saham
mayoritas yang dimiliki oleh Turkish Treasury adalah 55,12%, sisanya dimiliki oleh kalangan
perbankan di Turki. Berdasarkan undang-undang yang berlaku di Republik Turki, jumlah
saham yang dimiliki oleh Turkish Treasury di Bank Sentral tidak boleh kurang dari 51%.
Direktorat Jenderal BUMN (DG of State-owned Enterprises) yang bertanggungjawab
terhadap fungsi pemegang saham di Bank Sentral. Bank Sentral Republik Turki melakukan
pembayaran dividen yang merupakan salah satu pendapatan negara kepada Direktorat
Jenderal BUMN. Walaupun Turkish Treasury merupakan pemegang saham pengendali di
Bank Sentral Republik Turki, namun demikian Bank Sentral Republik Turki merupakan
lembaga yang independen berdasarkan Undang-Undang Bank Sentral Turki. Gubernur Bank
14
Sentral tidak dipilih oleh Turkish Treasury tapi dipilih oleh Dewan Menteri atau Council of
Minister. Dewan Menteri terdiri dari seluruh Menteri yang ada di negara Republik Turki dan
diketuai oleh Perdana Menteri.
Turkish Treasury memiliki akun bank di Bank Sentral yang merupakan Treasury Single
Account (TSA) dan digunakan untuk berbagai macam tujuan. Pajak-pajak yang ditarik oleh
Kementerian Keuangan ditranfer ke rekening TSA tersebut sedangkan seluruh pengeluaran
juga dilakukan melalui akun TSA tersebut. Rekening Bank lain digunakan untuk melakukan
pembayaran utang dan penerimaan sebelum disatukan atau dikumpulkan pada TSA. Bank
Sentral Republik Turki dapat menggunakan Ziraat Bank sebagai Bank Koresponden.
Penggunaan dari TSA tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini, dimana TSA digunakan
untuk tujuan yang berbeda-beda:
REMUNERASI DANA CADANGAN TURKISH TREASURY
Tujuan dari dana cadangan tersebut adalah untuk mengurangi jumlah idle cash atau apabila
imbal hasil yang ditempatkan di Bank Sentral tidak mencukupi. Rekening Turkish Lira (TL)
dibayarkan setiap minggu sedangkan rekening Mata Uang Asing (FX) dibayarkan setiap
bulan dengan mengacu kepada harga pasar. Sedangkan sisa rekening TL dan rekening FX
15
dibayarkan secara harian di bawah harga pasar. Turkish Treasury membayar biaya transaksi
kepada Bank Sentral dan Ziraat Bank untuk aktifitas operasi perbankan.
Berdasarkan Undang-Undang Bank Sentral, lelang obligasi negara dilakukan oleh Bank
Sentral. Sebagai agen fiskal, selama lelang obligasi berlangsung, Bank Sentral
mengumpulkan seluruh penawaran dan agunan tunai, mengirim kompilasi data lelang yang
terdiri dari harga penawaran, jumlah nominal, dan lain sebagainya kepada Turkish Treasury
melalui sistem elektronik. Turkish Treasury yang memutuskan jumlah pinjaman dan Bank
Sentral yang mensosialisasikan hasilnya kepada masyarakat. Setelah pemenang lelang
ditentukan, Bank Sentral akan mentransfer obligasi tersebut kepada pemenang lelang berikut
pemenuhan pembayaran.
KOORDINASI ANTARA TURKISH TREASURY DENGAN BANK SENTRAL
REPUBLIK TURKI
Koordinasi dilakukan dengan mengadakan pertemuaan atau rapat setiap bulan dengan pihak
Bank Sentral. Adapun topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut terkait dengan :
1. Perkembangan terkini dalam kebijakan fiskal, anggaran, Perkembangan program
pinjaman, dan
2. Perkembangan terkini terkait pengelolaan likuiditas
KOMITE STABILITAS KEUANGAN
Kerangka pengaturan dan pengawasan
Lembaga keuangan di negara Republik Turki dalam hal pengaturan dan pengawasan terlihat
sangat semi fragmented. Pengawasan dan pengaturan dibagi menjadi empat institusi yang
berbeda yaitu:
1. Undersecretariat of Treasury membawahi: Keuangan Publik, Perusahaan Asuransi,
Dana Pensiun Swasta, Reasuransi, Exchange Offices
2. Banking Regulation and Supervision Agency membawahi: Bank, Perusahaan Anjak
Piutang, Perusahaan Leasing, Perusahaan Keuangan Konsumen, Perusahaan Aset
Manajemen, Institusi Pembayaran, Perusahaan E- money
3. Bank Sentral membawahi: Sistem Pembayaran dan Settlement, Pasar Uang,
Manajemen Cadangan (Reserve Management)
16
4. Capital Market Board of Turkey membawahi: Institusi Perantara, Perusahaan yang
tercatat di Bursa, Takasbank (kustodian), Trust, Pasar Saham, Trade Repositories
Kerjasama dan Koordinasi antar otoritas keuangan di negara Republik Turki dilakukan dalam
Komite Stabilitas Keuangan (FSC). Komite tersebut diketuai oleh Menteri yang bertugas di
Undersecretariat of Treasury. Komite Stabilitas keuangan didirikan pada tanggal 8 Juni
2011. Komite Stabilitas Keuangan berada di bawah kepemimpinan Wakil Perdana Menteri
Bidang Ekonomi dan Keuangan dan bertanggung jawab kepada Undersecretariat of Treasury,
yang terdiri dari:
1. Undersecretariat of Treasury
2. Gubernur Bank Sentral Republik Turki
3. Ketua Banking Regulation and Supervision Agency
4. Ketua Capital Markets Board of Turkey
5. Ketua Savings Deposit Insurance Fund
Dalam kondisi tidak adanya Menteri, maka anggota komite yang ditunjuk oleh Menteri akan
melakukan rapat. Dalam hal pertemuan yang dilakukan oleh Komite akan melakukan
pembahasan terkait dengan topik khusus, maka Menteri lain dan eksekutif pemerintah akan
diundang oleh Wakil Perdana Menteri.
JARING PENGAMAN KEUANGAN
Lembaga-lembaga dan organisasi yang membentuk Jaring Pengaman Keuangan di negara
Republik Turki terdiri dari Undersecretariat of Treasury, Bank Sentral Republik Turki,
Banking Regulation dan Supervision Agency, Capital Markets Board of Turkey, Savings
Deposit Insurance Fund. Lembaga tersebut bekerja sama dan berbagi informasi melalui
platform kerja yang dibentuk dalam kerangka hukum yang relevan. Platform pertama adalah
Komite Stabilitas Keuangan yang dibentuk sesuai dengan ketentuan Pasal 4 UU tentang
Organisasi dan Tugas Undersecretariat of Treasury pada tanggal 9 Desember 1994, UU No
4059 tentang penilaian bersama risiko sistemik oleh lembaga anggota Jaring Pengaman
Keuangan, dan untuk mengidentifikasi tindakan pencegahan yang harus diambil.
17
Sesuai dengan ketentuan Pasal 145 UU No. 6362 tentang Pasar Modal yang berlaku sejak
tanggal 30 Desember 2012 dan Pasal 4 UU No. 28513 tentang Organisasi dan Tugas
Undersecretariat of Treasury yang telah diubah menjadi UU No. 4059 disebutkan bahwa
dalam hal terdapat pembangunan yang bersifat negatif serta mempengaruhi seluruh sistem
keuangan dimana dalam penentuan kejadian tersebut dilakukan oleh Komite Stabilitas
Keuangan, maka Dewan Menteri berhak untuk mengambil tindakan pencegahan dan semua
lembaga dan organisasi yang relevan memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk
melaksanakan tindakan pencegahan langsung.
Peraturan lain dalam kerjasama antarorganisasi dan komunikasi terdapat di Pasal 98 UU
Perbankan. Berdasarkan UU tersebut, BRSA, Undersecretariat of Treasury, State Planning
Organization, SDIF dan Bank Sentral saling berkonsultasi dan bertukar informasi terkait
bidang tugas mereka, dan informasi yang tersimpan pada database yang ada di BRSA
diberikan secara rahasia kepada Bank Sentral dan SDIF.
Selanjutnya, dalam Pasal 99 UU yang sama, Komisi Sektor Keuangan dibentuk yang terdiri
dari BRSA, Kementerian Keuangan, Undersecretariat of Treasury, Bank Sentral, CMB, SDIF,
Turkish Competition Authority, State Planning Organization, Istanbul Gold Exchange, ISE,
TURKDEX dan Asosiasi Lembaga Perantara Pasar Modal, dimana masing-masing otoritas
diberikan perwakilan dalam komisi tersebut. Komisi melakukan rapat paling sedikit dua kali
setahun untuk memastikan kepercayaan, stabilitas dan pertumbuhan di pasar keuangan,
memungkinkan pertukaran informasi, kerjasama dan koordinasi antar organisasi, membuat
proposal kebijakan bersama dan opini negara tentang masa depan sektor keuangan.
Platform lainnya adalah Komite Koordinasi yang dibentuk berdasarkan Pasal 100 UU
Perbankan dalam upaya untuk memastikan pertukaran informasi tentang kondisi umum
sektor perbankan, langkah-langkah yang akan diambil setelah dilakukan pemeriksaan
terhadap deposito nasabah, dan pertukaran data pada institusi kredit sebagai dasar dalam
perhitungan premi asuransi berbasis risiko. Komite Koordinasi ini mengadakan rapat paling
sedikit sekali dalam tiga bulan.
Tujuan dibentuknya Komite Stabilitas Keuangan (FSC) adalah untuk:
1. Melakukan identifikasi dan mengurangi risiko sistemik yang muncul,
18
2. Melakukan Koordinasi kebijakan antar otoritas
3. Mengintegrasikan perspektif mikro dan makroprudensial yang lebih baik antar
lembaga.
4. Memperingatkan instansi terkait tentang risiko sistemik dan mengikuti praktik yang
relevan mengenai usulan kebijakan.
5. Mengumpulkan semua data dan informasi dalam konteks tugas masing-masing
lembaga, dan mengkoordinasikan kebijakan dan implementasi di antara lembaga-
lembaga.
Untuk lebih memperkuat dan mendukung FSC, subkelompok yang lebih teknis, yaitu
Kelompok Pengkajian Risiko Sistemik (SRAG) dibentuk untuk:
1. Menunjukkan potensi daerah risiko sistemik;
2. Mengingatkan FSC tentang potensi risiko sistemik,
3. Meningkatkan koordinasi antara lembaga-lembaga untuk respon yang tepat waktu dan
konsisten dalam konteks ini.
B. BANKING REGULATION AND SUPERVISION AGENCY (BRSA)
Dalam Pertemuan dengan Banking Regulation and Suprvision Agency delegasi diterima oleh
Mr. Mete Bumin beserta jajaran yang berasal dari Strategy Development Department BRSA
di kantor pusat BRSA yang berlokasi di Ankara Turki. Dalam pertemuan tersebut dijelaskan
mengenai Regulasi Perbankan dan Otoritas Pengawas, Sektor Perbankan, serta sistem
perbankan di Turki.
Banking Regulation and Supervision Agency (BRSA), adalah satu-satunya otoritas yang
melaksanakan pengawasan sektor perbankan di negara Republik Turki. Selain melakukan
pengawasan sektor perbankan, BRSA juga bertanggung jawab melakukan pengaturan dan
pengawasan perusahaan leasing, anjak piutang dan perusahaan pembiayaan serta induk
perusahaan keuangan, perusahaan manajemen aset, institusi pembayaran dan institusi uang
elektronik.
BRSA didirikan pada bulan Agustus 2000 dengan status badan hukum publik dan memiliki
otonomi dalam hal administratif dan keuangan. Otonomi tersebut akibat dari perubahan
19
kebijakan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan dan memastikan mekanisme
pengambilan keputusan yang independen.
Sebelum pembentukan BRSA di negara Turki, dua otoritas yang melakukan pengaturan dan
pengawasan di sektor perbankan dalah Undersecretariat of Treasury dan Bank Sentral
Republik Turki. Kantor pusat BRSA berada di Ankara dan memiliki kantor di Istanbul dengan
staff berjumlah 576.
Sebagai badan hukum publik, independensi BRSA telah memberikan otonomi dalam tiga
bidang utama:
1. Otonomi dalam hal kebijakan dan pengawasan
BRSA secara independen melakukan dan menggunakan tugas pengaturan dan pengawasan
dan hak yang ditugaskan penuh oleh undang-undang yang berlaku, di bawah tanggung
jawab sendiri. Keputusan dari BRSA tidak akan diaudit untuk kepentingan kepatuhan.
Tidak ada otoritas ataupun perorangan yang dapat memberikan instruksi dan perintah
untuk mempengaruhi keputusan BRSA.
2. Otonomi dalam hal administrasi BRSA
BRSA akan mempekerjakan pegawai dengan jumlah yang memadai sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan dalam efesiensi pelaksanaan tugas dan wewenangnya.
3. Otonomi dalam menggunakan sumber daya keuangan
BRSA secara independen menggunakan sumber daya keuangan yang telah dialokasikan
dalam kerangka prinsip-prinsip dan prosedur yang telah ditetapkan dalam Undang-
Undang Perbankan. Anggaran BRSA berasal dari iuran yang dikumpulkan dari lembaga
keuangan yang diawasi oleh BRSA.
DEWAN PENGATURAN SEKTOR PERBANKAN DAN BADAN PENGAWASAN
Dewan Pengaturan dan Pengawasan Perbankan adalah suatu badan yang melakukan
pengambilan keputusan di BRSA. Dewan tersebut terdiri dari tujuh anggota, termasuk satu
ketua dan satu ketua kedua. Ketua Dewan adalah ketua BRSA.
Para anggotanya ditunjuk oleh Dewan Menteri dan memiliki minimal 10 tahun pengalaman
setelah menyelesaikan gelar sarjana atau yang telah bekerja sebagai anggota staf pengajar
20
dalam disiplin ilmu tertentu minimal 10 tahun. Minimal salah satu anggota harus lulusan
fakultas hukum dan seseorang harus telah bekerja sebagai wakil ketua, unit pelayanan
manajer atau staf profesional di BRSA. Dewan Menteri menunjuk salah satu anggota sebagai
ketua dan anggota lain sebagai ketua kedua. Penunjukan Keputusan Dewan Menteri
diterbitkan dalam Berita Resmi. Masa jabatan ketua Dewan dan anggota selama lima tahun.
Para anggota Dewan BRSA yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali
untuk satu kali masa jabatan. Setiap ketua atau anggota yang ditunjuk tersebut dapat diangkat
kembali untuk satu kali masa jabatan. Ketua atau anggota dewan tidak dapat diberhentikan
sebelum berakhirnya masa jabatannya.
BRSA tidak hanya bertanggung jawab dalam memberikan ijin atau lisensi tetapi juga
melakukan pengawasan terhadap bank-bank, kantor perwakilan bank asing, lembaga
keuangan non-bank (factoring, leasing dan pembiayaan), perusahaan induk keuangan,
perusahaan manajemen aset, lembaga pembayaran dan lembaga uang elektronik. Selain itu,
BRSA memiliki kewenangan audit independen, rating, penilaian (valuation) dan perusahaan
outsourcing yang akan memberikan pelayanan kepada lembaga yang diawasi oleh BRSA,
serta perusahaan induk keuangan.
Beberapa perusahaan keuangan yang diawasi oleh BRSA:
Sistem keuangan di Republik Turki didominasi oleh sektor perbankan, yang mewakili sekitar
60 sampai 90 persen dari total aset sektor keuangan. Perusahaan-perusahaan industri
keuangan lainnya, seperti perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan pembiayaan, dan
perusahaan efek, hanya memiliki saham kecil di pasar keuangan.
Sector Number of
Institution
Banks 52
Representative Offices of Foreign Banks 48
Factoring Companies 69
Leasing Companies 29
Financing Companies 13
Financial Holding Companies 3
Asset Management Companies 13
Payment Institutions 5
Electronic Money Institutions 3
21
Sistem perbankan di Republik Turki mendominasi sistem keuangan dengan jumlah saham
sekitar 85%. Jumlah bank yang beroperasi di Republik Turki menurun secara signifikan sejak
terjadinya krisis keuangan pada tahun 2001 sebagai akibat dari konsolidasi sektor perbankan
melalui merger, akuisisi, dan likuidasi. Oleh karena itu, jumlah bank yang melakukan
aktifitas usahanya menurun dari 85 bank pada tahun 2000 menjadi 50 bank pada tahun 2006.
BRSA DAN STRUKTUR KELEMBAGAAN SISTEM KEUANGAN
Sebelum terjadinya Krisis Keuangan Global
Karakteristik Sistem Keuangan Sebelum Terjadinya Krisis Keuangan Global
1. Rendahnya Intermediasi keuangan,
2. Sistem keuangan yang sangat rapuh
3. Sistem perbankan di Republik Turki secara keseluruhan telah mengalami pelemahan
secara struktural yang disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Modal dasar yang tidak memadai
Struktur Perbankan yang kecil dan terfragmentasi
Dominasi bank pemerintah di sektor perbankan
Kualitas aset yang lemah (kredit terkonsentrasi, kelompok perbankan dan
risiko yang terkonsentrasi, ketidaksesuaian antara pinjaman dan ketentuan)
Paparan ekstrim dan kerapuhan terhadap risiko pasar (maturity mismatch, FX
posisi terbuka)
Sistem pengendalian internal yang tidak memadai, manajemen risiko dan tata
kelola perusahaan
Kurangnya transparansi
Pada bulan Mei 2000, di negara Republik Turki dimulailah Program restrukturisasi sektor
perbankan. Adapun program restrukturisasi tersebut adalah dengan melakukan:
Reformasi bank - bank milik Pemerintah
Resolusi terhadap bank yang mengalami kebangkrutan
Penguatan terhadap bank - bank swasta
Peningkatkan terhadap Kerangka Kebijakan dan Pengawasan
22
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh otoritas keuangan di negara Republik Turki
adalah sebagai berikut:
Konsolidasi sektor perbankan.
Peningkatan merger dan akuisisi terhadap bank - bank bermasalah.
Penurunan proporsi pemilikan saham pemerintah dan bank - bank yang
dimiliki oleh Saving Deposit Insurance Fund (SDIF).
Penghapusan efek distorsi dari bank bangkrut dan bank - bank milik
Pemerintah pada tingkat suku bunga.
Pengurangan risiko keuangan pada tingkat yang dapat dikelola.
Memperkuat struktur modal.
Peningkatan transparansi dalam laporan keuangan.
Peningkatan kerangka peraturan dan pengawasan.
Perubahan peraturan perbankan sebelum terjadinya krisis global difokuskan pada isu-isu di
bawah ini:
Risiko sistemik dibuat dalam pasal terpisah dalam UU Perbankan no 5411
pasal 72.
Koordinasi dan Kerjasama secara eksplisit disebutkan dalam pasal 98, 99,
dan 100.
KONDISI SETELAH KRISIS EKONOMI GLOBAL
Sekilas tentang Struktur Pasar Keuangan Turki
1. Money Market : CBRT, Treasury ,TBA,SDIF
2. Bank : Banks, BRSA (Act Nr. 5411), SDIF
3. Non Bank : BRSA (Act Nr. 6361), AFI, AMCs
4. Asuransi dan Dana Pensiun : Teasury MoF
5. Capital Market : CMB, BIST
KERJASAMA DAN KOORDINASI
Dalam hal kerjasama dan koordinasi antar lembaga di negara Republik Turki terdapat
kerjasama baik secara formal maupun informal dalam hal kerjasama dan berbagi informasi
23
antara semua otoritas domestik dengan tanggung jawab atas kesehatan sistem keuangan.
Kerjasama dan koordinasi tersebut dalam bentuk:
1. Komite Stabilitas Keuangan
2. Sytemic Risk Assessment Group
3. Komisi Sektor Keuangan
4. Komite Koordinasi
MASALAH-MASALAH YANG TIMBUL PASCA KRISIS GLOBAL
Berdasarkan pengalaman di negara Republik Turki maka dapat dikelompok beberapa
kebijakan makroprudensial yang telah dilakukan oleh pihak yang berwenang diantaranya
melakukan pembatasan dalam bidang:
1. Kredit:
Batasan rasio LTV (Loan to Value)
Batasan rasio DTI (Debt to Income)
Batas pinjaman mata uang asing
Batas terhadap pertumbuhan kredit (mikro and makro basis)
2. Likuiditas:
Batas posisi mata uang asing
Batas ketidaksesuaian jatuh tempo (Maturity mismatch)
Reserve Requirements
Rasio pendanaan inti
3. Permodalan dan hutang
Siklus penyangga modal (Cyclical capital buffers)
Membedakan bobot resiko (Differentiating risk weights)
Rasio hutang kotor (Gross leverage ratio)
Dynamic Provisioning
Batas dari distribusi keuntungan
Tabel di bawah ini adalah beberapa kebijakan Makroprudensial yang telah dilaksanakan oleh
otoritas di negara Republik Turki.
24
Periode tahun 2006-2009
Tanggal Alat/Regulasi Keterangan
Mei 2006 Capital Buffer Target CAR
Juni 2006 Liquidity Adequacy
Ratio
Regulasi BRSA untuk Turkish Lira (TL) dan Likuiditas mata uang asing (FX)
berdasarkan jatuh tempo mingguan dan bulanan
Oct. 2008
Cyclical Capital
Buffer Pembatasan terhadap distribusi keuntungan bank
Mark to market
leverage
Bank-bank diberikan satu kali kesempatan untuk mengklasifikasi sekuritasnya
berdasarkan trading book
Jan. 2009
RWA leverage
Bank-bank diberikan ijin untuk mereklasifikasi masalah kredit dalam kondisi
tertentu (diperpanjang untuk termin berikutnya pada bulan Maret 2010)
Beberapa aset FX-indexed dan kewajiban (passiva) dianggap sebagai FX
Liquidity Reserve Requirement
Mencabut larangan pinjaman FX untuk perusahaan yang tidak menghasilkan
FX dalam kondisi tertentu. Melarang konsumen untuk menerima pinjaman
dalam FX
Periode Tahun 2010 - 2011
Tanggal Alat/Regulasi Keterangan
Maret
2010 Provisions
Untuk bank-bank dengan CAR lebih tinggi dari 16%, General provision
(modal pelengkap menurut Basel Accord 1) akan diturunkan sampai dengan
Maret 2011
Dec 2010 LtV Untuk pinjaman KPR
April 2011
Implied Credit
Growth
Reference
Bank Sentral mengumumkan plafon pertumbuhan kredit untuk menyesuaikan
volume kredit FX (untuk 2011 dan 2013 % 25)
25
June 2011
(Risk-Weighted
Assets) RWA /
Cap. Buffer
Meningkatkan RWA untuk tujuan pinjaman atau kredit umum
Provision
Meningkatkan provision untuk tujuan pinjaman atau kredit umum
Ini juga berlaku terhadap komposisi portofolio kredit yang diberikan bank
(pangsa kredit konsumen> 20%) + rasio NPL dari kredit konsumer> 8%)
Ceiling on
Credit Card
Limit Increase
Tidak ada peningkatan pagu bagi pemegang kartu kredit yang melakukan
pembayaran sebesar ½ dari saldo kartu kredit selama lebih dari 3 bulan dan
tidak ada penarikan uang dari kartu kredit
Limits on cash
advance from
CCs
Batas pengambilan uang dari kartu kredit
August
2011
Tambahan biaya
dana
Sejak tahun 2012, tambahan penyangga modal untuk maturity mismatch
Sept. 2011
CAR
Minimum CAR 12% untuk bank dengan kepemilikan negara yang berdaulat
krisis. (bank dalam negeri CDS spread, bank dalam negeri CDS spread, EBA
hasil stress test, Debt / GDP, dll)
Biaya Dana Pembayaran asuransi tabungan yang tinggi bagi bank besar
Periode Tahun 2013
Tanggal Alat/Regulasi Keterangan
April
2013 LtV
Mencabut aturan LTV bagi perumahan komersial
Oct.
2013 DtI (Debt to Income)
Minimum Pembayaran: Limit kartu kredit <15.000 TL adalah 30% dari saldo,
15.000 <batas kartu kredit <20.000 adalah 35% dari saldo Limit Kartu Kredit>
20.000 adalah 40% dari saldo
dan untuk Kartu Kredit baru dikeluarkan selama satu tahun tidak kurang dari
40.
DTI untuk KK yang baru dikeluarkan mulai dari 1000 TL.
(informasi lain juga digunakan untuk menentukan DTI)
26
Limits on number of
installments and
maturity
Pembelian dengan CC, pembayaran tidak dapat dibagi menjadi lebih dari 9
kali angsuran. Untuk transaksi telekomunikasi, elektronik, perhiasan, makanan
dan bahan bakar dengan CC pembayarannya tidak dapat diangsur.
Pinjaman konsumen max. jatuh tempo 36 bulan (kecuali Perumahan), kredit
kendaraan 48 bulan
Expenditure limitation
LTV untuk kredit kendaraan bermotor (harga mobil penumpang kurang dari
50.000 TL, LTV adalah 75%, harga kendaraan> 50.000 TL pertama 50.000 TL
70%, di atas jumlah ini 50%)
LtV KPR LtV 75%.
Provision
Untuk Kartu Kredit Perorangan dan over draft, provision naik dari 1% menjadi
4%, tarif provisi turun khusus untuk pinjaman ekspor dan UMKM
Capital (RWA) RISK-
WEIGHTED ASSETS
Untuk kendaraan bermotor dan kartu kredit bobot resiko telah ditingkatkan
KERJASAMA INTERNASIONAL DAN KEBIJAKAN BASEL II DAN III.
Republik Turki merupakan salah satu negara yang menjadi anggota dari G20 dan akan
menjadi pemimpin pada termin Desember 2014. Republik Turki selain menjadi salah satu
anggota G20 juga menjadi anggota Bank for International Settlements (BIS) dan Financial
Stability Board (FSB).
BASEL II dan BASEL III
Terkait dengan kebijakan Basel II dan III, negara Republik Turki telah melaksanakan lima
peraturan secara efektif oleh BRSA sejak bulan Juli 2012. Sedangkan terkait dengan
konvergensi peraturan Basel III, BRSA telah membuat kemajuan substansial dimana status
Turki sebagian besar sudah compliant atau memenuhi persyaratan dengan Basel III, yang
terdiri dari:
Rasio Likuiditas,
Melengkapi risk-based capital requirement dengan leverage ratio,
Cakupan Kredit (resiko kredit counter party),
Modal penyangga,
Meningkatkan kualitas, konsistensi dan transparansi dari modal dasar.
27
Data-data di bawah ini merupakan data yang terkait dengan kondisi perbankan yang diawasi
oleh BRSA di negara Republik Turki:
1. Gambaran Umum Perbankan di Negara Republik Turki
Number of Banks 52
Deposit 34
Investment & Development 13
Participation 5
Number of Branches 12.298
Number of Personnel 218.341
Total Assets 1.994.159million TL 859.552million USD
Shares of Ownership based on Total Assets (%)
Government 31,0
Private 50,2
Foreign 18,8
Global Presence 149 (37 different countires)
Subsidiaries 56
Branches 83
Representative Offices 10
2. Jumlah Bank
Inst
itut
ion
Number of Branches Number of personnel Market
Share
(%,Asset)Domestic Abroad total Domestic Abroad Total
Deposit Banks 31 8,767 70 8,837 148,450 687 149,137 89,8
State Deposit Banks 3 3,407 33 3,440 53,123 181 53,304 27,1
Private Deposit Banks 10 5,360 37 5,397 95,327 506 95,833 48,1
Foreign Deposit Banks 18 0 0 0 0 0 0 13,7
Development and Investment Banks 13 40 0 40 5,360 0 5,360 3,9
SDIF 2 2,260 11 2,271 43,914 94 44,008 0,0
Participation Banks 4 1,005 4 1,009 17,326 59 17,385 6,1
total 50 12,072 85 12,157 215,050 840 215,890 100,0
28
3. Neraca Sektor Perbankan
Million TL Million $ % share
2013 2014Q2 2013 2014Q2 2013 2014Q2
Total Assets 1,732,401 1,830,296 811,695 861,965 100.0 100.0
Loans 1,047,410 1,123,946 490,751 529,314 60.5 61.4
- Consumer Loans 332,164 337,511 155,631 158,948 19.2 18.4
NPLs 29,622 37,719 13,879 17,763 1.7 2.1
Securities Portfolio 286,731 291,300 134,344 137,186 16.6 15.9
Deposits 945,770 975,085 443,129 459,209 54.6 53.3
Foreign Funding 138,236 143,339 64,769 67,504 8.0 7.8
-Sec. & Synd. 27,638 28,775 12,949 13,551 1.6 1.6
Com. Bonds 60,576 71,431 28,382 33,640 3.5 3.9
Equity 193,724 214,623 90,767 101,075 11.2 11.7
P/L (period) 24,664 12,528 11,556 5,900 1.4 0.7
Derivatives 552,937 555,993 259,072 261,841 31.9 30.4
4. Rasio
2012 2013 2014/07
NPL/Total Loans 2.9 2.7 2.8
CAR 17.9 15.3 16.3
LtD 106.1 114.1 117.2
ROA 1.8 1.6 10.4
ROE 15.7 14.2 12.9
NIM 4.1 3.7 3.4
Tier I Cap. / T.Assets 9.8 8.1 8.5
Leverege Ratio 8.2 7.7 8.3
Consumer Loans/Savings Dep. 61.4 64.5 61.3
Consumer Loans/GDP 20.2 22.8 22.6
Household liab. / GDP 21.2 23.1 n.a.
Household liab. / Household Disp. Income 48.9 55.2 n.a.
5. Komposisi Aset Perbankan di Negara Republik Turki
9,6 9,58,2 7,4 7,6 6,7 7,6 7,5 7,3 6,8 6,8 7,2 7,5 6,7 6,8 7,2
23,4 22,6 22,3 21,2 19,7 19,5 19,0 17,9 17,517,4 17,1 16,6 16,5 15,9 15,4 15,2
56,1 56,6 57,9 57,7 58,0 58,4 58,4 60,3 60,1 60,5 61,1 60,5 60,2 61,4 61,5 62,2
4,6 4,5 4,3 4,6 5,1 5,2 4,6 4,4 4,5 4,3 4,2 4,7 4,7 4,5 4,8 4,7
4,1 4,5 5,0 6,8 7,3 7,8 8,1 7,6 8,6 8,9 8,8 9,0 8,8 9,2 9,3 8,6
2,2 2,2 2,3 2,3 2,4 2,4 2,4 2,2 2,0 2,1 2,1 2,1 2,2 2,2 2,1 2,2
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Liquid Assets Securities Loans Other Required Reserves Subsidiaries and Fixed Assets
29
6. Komposisi Kewajiban (Liabilities) Perbankan di Negara Republik Turki
57,1 56,7 56,4 56,4 56,3 55,3 54,8 54,7 54,6 53,4 53,3 52,9 52,8
13,8 13,2 13,7 13,2 12,7 13,7 13,7 13,9 14,7 14,3 14,2 14,6 14,7
8,0 7,9 7,1 6,8 5,8 6,4 7,6 7,1 6,9 7,8 6,9 6,9 6,9
7,8 7,9 7,9 8,1 9,1 8,4 8,5 9,6 9,2 9,8 10,0 9,9 9,5
11,9 12,5 12,5 12,9 13,3 13,0 12,1 11,4 11,2 11,2 11,7 11,4 11,6
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Deposits Payables to Banks Repo Fundings Securities Issued (Net) Other Shareholder's Equity
7. Komposisi Pinjaman atau kredit Perbankan di Negara Republik Turki
Retail30,8%
SME25,8%
Corporate43,4%
Composition of LoansDecember 2014
Mortgage; 35,6
Car Finance; 1,9General Purpose+Other;
42,0
Credit Cards ; 20,6
Composition of Retail Loans - 06.02.2015
30
8. Indikator Utama Perbankan Negara Republik Turki
Dec-11 Dec-12 Dec-13 Dec-14
1 NPL RATIO 2,7 2,9 2,7 2,8
2 CAPITAL ADEQUACY RATIO 16,6 17,9 15,3 16,3
3 LOAN TO DEPOSIT RATIO 101,0 106,1 114,1 121,6
4 ROA 1,7 1,8 1,6 1,3
5 ROE 15,5 15,6 14,2 12,2
6 NET INTEREST MARGIN (*) 3,5 4,1 3,7 3,5
7 TOTAL ASSETS / GDP 93,8 96,7 107,3 123,5
9. Gambaran Umum Sistem Keuangan di Negara Republik Turki
Billion TL 2014 2013 2014
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Share USD GDP Share GDP Share
CBRT 113.5 110.0 128.5 146.2 202.0 265.9 281.9 8.8 121.6 17.0 18.1
BIST(Market Cap.) 182.0 350.8 472.6 381.2 552.9 505.9 627.4 19.7 270.5 32.4 40.2
Banks 732.5 834.0 1,006.0 1,217.6 1,370.7 1,732.4 1,994.2 62.6 860.0 110.9 127.7
Leasing 17.1 14.6 15.7 18.6 20.2 28.5 32.6 1.0 14.1 1.8 2.1
Factoring 7.8 10.4 14.5 15.7 18.1 21.8 26.4 0.8 11.4 1.4 1.7
Con. Finance Co. 4.7 4.5 6.0 8.9 11.6 16.0 20.3 0.6 8.7 1.0 1.3
AMCs 0.4 0.4 0.7 0.9 1.4 1.9 2.6 0.1 1.1 0.1 0.2
FHC's 5.0 4.9 5.1 5.5 n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a
Credit Guarantee Fund 0.1 0.1 0.1 0.2 n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a
Insurance Comp. 26.5 31.8 35.1 39.9 50.8 62.4 72.7 2.3 31.3 4.0 4.7
Re-insurance Comp. 1.4 1.6 1.6 1.6 1.8 1.8 2.0 0.1 0.9 0.1 0.1
Brokarage Firms 4.2 5.2 7.5 9.6 11.4 14.0 14.1 0.4 6.1 0.9 0.9
Mutual Funds 0.6 0.7 0.8 0.7 0.7 0.5 0.4 0.0 0.2 0.0 0.0
Real Estate Inv. Funds 4.3 4.7 17.2 18.7 24.0 37.6 41.4 1.3 17.9 2.4 2.7
Private Equity Inv. Funds 0.1 0.2 0.2 0.6 0.7 0.8 n.a n.a n.a n.a n.a
Portfolio man. Funds 0.3 0.4 0.5 0.5 0.6 0.6 0.8 0.0 0.4 0.0 0.1
Sec. Mutual Funds 24.0 29.6 33.2 30.2 30.7 30.5 33.3 1.0 14.4 2.0 2.1
Pension Funds. 6.0 9.1 12.0 14.1 20.3 26.2 37.8 1.2 16.3 1.7 2.4
TOTAL 1,130.5 1,413.0 1,757.3 1,910.7 2,317.9 2,746.7 3,187.9 100.0 1,374.7 175.9 204.2
TOTAL-less CBRT 1,017.0 1,303.0 1,628.8 1,764.5 2,115.9 2,480.9 2,906.0 91.2 1,253.2 158.9 186.1
TOTAL-less CBRT+BIST 835.0 952.2 1,156.2 1,383.3 1,563.0 1,974.9 2,278.6 71.5 982.6 126.5 145.9
Banks / Fin. Intermedia. 87.7 87.6 87.0 88.0 87.7 87.7 87.5
C. CENTRAL BANK REPUBLIC OF TURKEY (CBRT)
Dalam Pertemuan dengan Bank Sentral Republik Turki delegasi diterima oleh Mr. Erdem
Başçı, yang merupakan Gubernur Bank Sentral beserta jajarannya. Dalam pertemuan
tersebut, Gubernur Bank Sentral berkesempatan menjelaskan sistem Kebanksentralan di
Republik Turki. Adapun presentasi dilakukan oleh Mrs. Şebnem ÖZBEK UYGUN sebagai
Senior Legal Counsel dengan topik Kelembagaan dan Kerangka Hukum Bank Sentral
Republik Turki. Sedangkan presentasi terkait Hubungan dan Koordinasi antara Bank Sentral
31
dengan Otoritas Lainnya dilakukan oleh Mr. C. Murat BAYKAL yang juga sebagai Senior
Legal Counsel di Bank Sentral Republik Turki.
KELEMBAGAAN DAN KERANGKA HUKUM BANK SENTRAL REPUBLIK
TURKI
Bank Sentral Republik Turki (CBRT) didirikan pada tahun 1930. Didirikan sebagai
perusahaan saham gabungan (joint-stock company) pemegang saham dari CBRT adalah
Turkish Treasury sebesar 55,12%, perbankan, lembaga komersial, badan hukum dan
perorangan.
UU yang pertama bagi Bank Sentral Republik Turki atau CBRT adalah UU No.1715 yang
berlaku sejak tanggal 30 Juni 1930. Pada saat ini, UU tersebut telah diubah menjadi UU
No.1211 Tahun 1970 yang berlaku saat ini. UU Nomor 1211 tentang Bank Sentral Republik
Turki, yang disahkan pada tanggal 14 Januari 1970 telah memberikan perubahan signifikan
dalam status hukum dan struktur organisasi serta wewenang dan tugas dari Bank Sentral. UU
tersebut memberikan penguatan terhadap tugas Bank Sentral, dimana kontrol Bank Sentral
atas instrumen kebijakan moneter baik secara langsung maupun tidak langsung telah
meningkat. Selain itu ditetapkan bahwa Pemerintah pada saat mengambil langkah-langkah
terkait keuangan dan kredit harus meminta pendapat dari Bank Sentral.
Badan Pengatur yang ada di dalam Bank Sentral Republik Turki terdiri dari:
1. Majelis Umum
2. Dewan
3. Komite Kebijakan Moneter
4. Komite Audit
5. Kantor Gubernur
6. Komite Eksekutif
1. Majelis Umum (General Assembly)
Merupakan satu badan dari CBRT yang ada akibat dari sifat saham gabungan yang
melakukan rapat dengan para pemegang saham yang diadakan pada tiap bulan April. Badan
ini dipimpin oleh Gubernur Bank Sentral. Tugas pokok dan wewenang dari Majelis Umum
yaitu: memeriksa laporan tahunan yang disampaikan oleh Komite Audit Dewan, memeriksa
32
dan menyetujui neraca, dan laporan laba rugi dari CBRT, membela anggota Dewan dan
Komite Audit, memilih anggota Dewan dan Komite Audit.
2. Dewan
Badan Pengatur yang melakukan pengambilan keputusan, yang memenuhi kewajiban yang
sama dari dewan eksekutif dari perusahaan. Dewan memiliki kewenangan penuh dan kontrol
atas CBRT yang anggotanya terdiri dari Gubernur dan enam anggota dipilih oleh Majelis
Umum serta dipimpin oleh Gubernur. Dewan ini melakukan rapat minimal sebulan sekali
dimana masa jabatan anggota dewan adalah tiga tahun. Fungsi dari Dewan adalah melakukan
semua tugas dan kekuasaan CBRT yang tidak ditugaskan kepada Majelis Umum, Komite
Kebijakan Moneter dan Komite Eksekutif.
3. Komite Kebijakan Moneter
Komite ini terdiri dari Gubernur, Wakil Gubernur, anggota Dewan dan anggota yang ditunjuk
oleh keputusan bersama yang dipimpin oleh Gubernur. Komite mengadakan rapat minimal
satu kali dalam sebulan dimana Kementerian Keuangan dapat hadir dalam pertemuan yang
diadakan oleh Komite Kebijakan Moneter dalam kapasitas non-voting. Tugas dan wewenang
Komite Kebijakan Moneter adalah: menentukan prinsip-prinsip dan strategi kebijakan
moneter dalam rangka mempertahankan stabilitas harga, menentukan target inflasi bersama
dengan Pemerintah, memberikan informasi kepada publik dan kepada Pemerintah dengan
pembuatan laporan terkait sasaran kebijakan moneter dan implementasinya, mengambil
tindakan yang diperlukan untuk melindungi nilai tukar Lira Turki dan menetapkan rezim nilai
tukar bersama-sama dengan Pemerintah.
4. Komite Audit
Terdiri dari empat anggota yang dipilih oleh Majelis Umum. Tugas dan wewenang dari
Komite Audit adalah mengawasi semua operasi dan rekening CBRT serta membuat laporan
kepada Majelis Umum.
5. Kantor Gubernur
Terdiri dari:
o Gubernur sebagai pejabat eksekutif yang menjadi Kepala dari CBRT.
Gubernur CBRT ditunjuk oleh Dewan Menteri untuk jangka waktu lima tahun.
33
Tugas dari Gubernur adalah mengelola dan mewakili CBRT, mengeksekusi
keputusan Dewan dan Komite Kebijakan Moneter Dewan.
o Wakil Gubernur yang terdiri atas empat Wakil Gubernur yang ditugaskan
dalam membantu tugas-tugas yang dibebankan kepada Gubernur CBRT. Wakil
Gubernur CBRT ditunjuk oleh keputusan bersama untuk jangka waktu lima
tahun.
6. Komite Eksekultif
Terdiri dari Wakil Gubernur di bawah kepemimpinan Gubernur CBRT. Tugas dari Komite
Eksekutif adalah menyiapkan proposal untuk diajukan kepada Dewan, memastikan
koordinasi dalam operasi CBRT, dan mengambil keputusan tentang semua masalah di mana
otoritas telah didelegasikan oleh Dewan.
Tujuan utama dari CBRT adalah untuk menjaga stabilitas harga. CBRT mendukung
pertumbuhan dan lapangan kerja kebijakan Pemerintah tanpa mengurangi tujuan utamanya.
CBRT menentukan kebijakan moneter dan instrumen kebijakan moneter atas dasar diskresi
CBRT. CBRT memiliki otonomi mutlak dalam menjalankan kekuasaan pelaksanaan tugas
yang diberikan kepadanya dan dengan tanggung jawabnya sendiri.
Tugas dari CBRT adalah
Melaksanakan operasi pasar terbuka,
Melindungi nilai tukar domestik dan internasional dari Lira Turki,
Menentukan prosedur dan prinsip-prinsip giro wajib minimum dan kebutuhan
likuiditas, dan melakukan rediskonto serta advance operation.
Mengelola cadangan emas dan valuta asing milik negara
Mengatur volume dan sirkulasi Lira Turki, menetapkan sistem pembayaran, transfer
surat berharga dan setelmen, untuk memastikan operasi tanpa gangguan dan
pengawasan sistem didirikan dan dibentuk dan untuk membuat peraturan yang
diperlukan, untuk menentukan metode dan instrumen termasuk lingkungan elektronik
yang akan digunakan untuk pembayaran
Memantau pasar keuangan
34
Mengambil tindakan pencegahan untuk meningkatkan stabilitas di sistem keuangan
dan untuk mengambil langkah-langkah pengaturan sehubungan dengan uang dan
pasar valuta asing
Menentukan persyaratan dan jenis deposito dan partisipasi rekening bank
Wewenang dari CBRT adalah:
Mengeluarkan uang kertas di dalam negeri
Menentukan target inflasi bersama dengan Pemerintah
Sebagai lender of last resort, untuk melaksanakan operasi memperpanjang kredit
untuk perbankan
Meminta dan mengumpulkan informasi statistik dari bank dan lembaga keuangan
lainnya dalam rangka mengawasi pasar keuangan
Tugas pokok dari CBRT dalam menjaga stabilitas keuangan seperti yang dimandatkan oleh
UU adalah mengambil tindakan pencegahan untuk meningkatkan stabilitas di sistem
keuangan dan untuk mengambil langkah-langkah pengaturan terkait dengan uang dan pasar
valuta asing. Dalam UU, korelasi antara stabilitas harga dan stabilitas keuangan dapat dilihat
dalam hal tujuan utama dari CBRT yaitu stabilitas harga di dalam negeri, sedangkan stabilitas
keuangan menjadi tujuan tambahan dari CBRT.
CBRT menggunakan alat struktural dan siklus untuk melakukan stabilitas keuangan. Yang
terdiri dari:
GWM berdasarkan jatuh tempo digunakan untuk mengurangi maturity mismatch
antara aktiva dan kewajiban milik sektor perbankan.
GWM berbasis leverage yang bertujuan untuk menahan hutang bank.
Mekanisme pilihan cadangan atau Reserve Options Mechanism berfungsi sebagai
penstabil otomatis terhadap arus modal.
Tarif Renumerasi diterapkan terhadap Turki Lira dan diperlukan cadangan berbeda
untuk dukungan lebih lanjut bagi kewajiban inti (deposito dan ekuitas) dalam rangka
memacu pertumbuhan yang seimbang dan tabungan domestik.
CBRT memonitor kerentanan sistem keuangan, menilai risiko yang mungkin
menyebabkan ketidakstabilan dengan perspektif ekonomi makro.
35
Stabilitas keuangan tidak dapat dicapai hanya oleh satu lembaga sehingga membutuhkan
kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait. Pasal 167 dari Konstitusi Republik Turki
menyatakan bahwa Negara harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan dan
mempromosikan operasional yang bagus dan teratur terhadap uang, kredit, modal, barang
dan layanan pasar.
Gambar dibawah ini menunjukan tugas dari masing-masing otoritas keuangan di negara
Republik Turki
CBRT• Implementation of monetary policy and exchange rate regime to
achieve price stability and financial stability, management and oversight of payment and settlement systems
BRSA• Supervision of all banks, financial holding companies, leasing
companies, factoring companies and consumer finance companies, and regulations regarding their activities
UT• Public finance, implementation of fiscal policy, and supervision
and regulation of insurance companies
CMB • Supervision and regulation of securities brokers
SDIF • Protecting the rights and interests of deposit holders, and resolution of banks
Komite Stabilitas Keuangan dibentuk pada bulan Juni 2011 terdiri dari Wakil Kementerian
Keuangan, Presiden BRSA, Dewan Pasar Modal dan SDIF bersama dengan Gubernur CBRT.
Komite ini diketuai oleh Menteri dimana Undersecretariat of Treasury melaporkan tugas-
tugasnya yang dalam prakteknya adalah Wakil Perdana Menteri.
Tugas dari Komite Stabilitas Keuangan adalah:
Membangun tindakan pencegahan yang diperlukan dan saran kebijakan untuk
menentukan, memantau dan mengurangi risiko sistemik yang dapat menyebar ke
seluruh sistem keuangan.
Membuat peringatan kepada instansi terkait mengenai risiko sistemik, dan untuk
melacak implementasi yang berkaitan dengan peringatan dini dan saran kebijakan.
Menilai manajemen risiko sistemik berencana yang disiapkan oleh instansi terkait.
Mempertahankan koordinasi di bidang manajemen risiko sistemik.
36
Berkenaan dengan ruang lingkup tugas, untuk memasok segala jenis data dan
informasi dari lembaga-lembaga publik, dan untuk menjaga koordinasi kebijakan dan
implementasi antar lembaga.
Anggaran Bank Sentral Republik Turki tidak tunduk kepada UU APBN di negara Republik
Turki. Anggaran CBRT disiapkan, disetujui dan dilaksanakan secara eksklusif oleh Bank
Sentral. Hubungan antara CBRT dengan Pemerintah dikelola melalui Perdana Menteri sesuai
dengan ketentuan Pasal 4 UU No.1211. CBRT adalah penasihat keuangan dan ekonomi, agen
fiskal dan bendahara Pemerintah sesuai dengan ketetntuan Pasal 4 dan 41 UU No.1211.
Sedangkan menurut pasal 4 dan 42 UU No. 1211, CBRT memberikan pandangan kepada
Pemerintah, mengenai masalah yang diminta terkait dengan sistem keuangan.
Komite Koordinasi dengan Pemerintah terdiri dari CBRT dan Undersecretariat of Treasury.
Komite ini dimulai pada tahun 2007. Dalam melakukan koordinasi antara otoritas fiskal dan
moneter, komite ini melakukan pertemuan sebulan sekali dengan agenda yang telah
ditetapkan. Setiap lembaga memiliki mandat dan tanggung jawab sendiri dan memperkuat
pertukaran informasi, koordinasi dan kerjasama dalam hal:
Kebijakan moneter
Manajemen likuiditas
Manajemen utang publik, kebijakan pinjaman
Manajemen cadangan
Pertukaran data
Perkembangan saat ini di pasar global dan domestik
AUDIT, AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI
Audit yang dilakukan oleh CBRT terdiri dari Audit Internal dan Eksternal.
1. Audit Internal dilakukan dengan dua cara yaitu audit yang dilakukan melalui badan
pemerintah dan audit yang dilakukan didalam organisasi Bank Sentral. Audit melalui
badan pemerintah dilakukan oleh Majelis Umum sesuai dengan ketentuan Pasal 15
UU No.1211 dan oleh Komite Audit sesuai dengan ketentuan Pasal 24 UU No.1211.
Sedangkan audit dalam organisasi dilakukan oleh Departemen Audit.
2. Audit eksternal dilakukan dengan dua cara yaitu Public law natured audit dan Private
law natured audit. Public law natured audit dilakukan oleh Perdana Menteri sesuai
37
dengan ketentuan Pasal 42 / I UU No.1211, Court of Accounts dan Dewan Pengawas
Negara. Sedangkan Private law natured audit dilakukan oleh lembaga audit eksternal
yang independen sesuai dengan ketetntuan Pasal 42 / II UU No.1211.
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI
Bank Sentral Republik Turki menyampaikan laporan kepada:
Dewan Menteri sebanyak dua kali setahun sesuai dengan ketentuan Pasal 42 / III UU
No.1211
Komisi Perencanaan dan Anggaran Majelis Nasional sebanyak dua kali setahun sesuai
dengan ketentuan Pasal 42 / III UU No.1211.
Laporan berkala mengenai sasaran kebijakan moneter sesuai dengan ketentuan Pasal
42 / IV Hukum No.1211.
Menyampaikan pernyataan tertulis kepada Pemerintah dan melakukan keterbukaan
informasi kepada publik dalam kasus pelanggaran atau kemungkinan pelanggaran
terhadap sasaran inflasi sesuai dengan ketentuan Pasal 42 / IV UU No.1211.
Menyampaikan neraca dan laporan laba rugi bersama dengan laporan tahunan kepada
Perdana Menteri dan dipublikasikan dalam Berita Resmi sesuai dengan ketentuan
Pasal 58 UU No.1211.
Menerbitkan buletin singkat yang menunjukkan laporan rekening pada akhir setiap
minggu dan Publikasi dalam Berita Resmi sesuai dengan ketentuan Pasal 63 UU
No.1211.
HUBUNGAN DAN KOORDINASI ANTARA BANK SENTRAL DAN OTORITAS
LAINNYA
Bank Sentral Republik Turki (CBRT) memiliki peran langsung dalam pengawasan
perbankan, namun saat ini peran tersebut dibatasi hanya melakukan pengawasan on-site
terhadap bank sebagai tugas dari CBRT dan pengawasan off-site dalam tugas pemantauan
sistem keuangan.
Fungsi dari CBRT menurut pasal 4 Undang-Undang Bank Sentral, dimana Bank Sentral
memiliki tugas dan wewenang untuk membuat dan menerapkan peraturan mengenai tugas
dan wewenang yang dipercayakan kepadanya oleh Undang-undang ini dan peraturan
38
perundang-undangan, serta berwenang untuk mengawasi kepatuhan terhadap peraturan ini
dan akurasi informasi yang dikirim ke CBRT.
Oleh karena itu, Bank Sentral Republik Turki menentukan prosedur dan ketentuan
persyaratan cadangan dan kebutuhan likuiditas dengan mempertimbangkan kewajiban bank
dan lembaga keuangan lainnya yang dianggap tepat oleh CBRT. Di mana apabila persyaratan
ini tidak ditetapkan dalam waktu yang ditentukan maka, Bank Sentral Republik Turki dapat
mengenakan denda bunga untuk bagian kekurangan.
CBRT WEWENANG UNTUK MEMINTA INFORMASI, NERACA DAN LAPORAN
BANK
Berdasarkan pasal 43 Undang-Undang Bank Sentral, dalam mengumpulkan informasi
statistik, Bank Sentral dapat bekerja sama dengan instansi pemerintah dan lembaga-lembaga,
Kementerian Keuangan, Badan Statistik dan otoritas dari negara lain, selain itu juga berhak
untuk mengumpulkan informasi statistik dengan lembaga-lembaga internasional. Bank
Sentral berwenang langsung meminta dan mengumpulkan, semua informasi statistik yang
berkaitan dengan sistem keuangan dan informasi statistik lainnya yang dianggap perlu untuk
pengawasan perkembangan dalam perekonomian dan neraca pembayaran, dari Perbankan,
lembaga keuangan lain dan perorangan. Pihak yang diminta informasi wajib menyampaikan
informasi ini secara akurat sesuai dengan prosedur dan prinsip-prinsip yang ditentukan oleh
Bank Sentral. Bank Sentral berwenang untuk menyelidiki dan mengawasi ketepatan
informasi ini dengan pihak terkait, dan untuk meminta informasi serta dokumen tambahan.
Bank Sentral dapat menerbitkan informasi statistik bila dianggap perlu. Namun, Bank Sentral
tidak boleh mempublikasikan atau mengungkapkan informasi statistik yang bersifat pribadi
atau mengirimkan kepada otoritas resmi manapun atau badan swasta selain kepada BRSA.
Informasi ini tidak akan digunakan untuk tujuan selain untuk tujuan statistik atau sebagai alat
bukti.
39
KOORDINASI ANTARA BANK SENTRAL DAN OTORITAS LAINNYA DALAM
MENCAPAI TUJUANNYA
Otoritas keuangan Turki melakukan koordinasi dan kerjasama yang erat dalam menjaga
stabilitas keuangan. Pasal 98 UU Perbankan memberikan tugas kerjasama dengan instansi
terkait. Menurut Pasal ini, BRSA, Undersecretariat of Treasury, Kementerian Pembangunan,
SDIF dan CBRT bertukar pandangan dan informasi mengenai pelaksanaan moneter, kredit
dan kebijakan perbankan. BRSA, SDIF dan CBRT memiliki akses ke database gabungan yang
dimiliki dalam kerangka prinsip-prinsip kerahasiaan, untuk memenuhi tugas yang ditetapkan
dalam UU Perbankan.
Selain itu, badan hukum seperti Komite Stabilitas Keuangan (FSC), Komisi Sektor Keuangan
dan Komite Koordinasi meningkatkan kerja sama tersebut. Beberapa nota kesepakatan
(MoU) antara Kementerian Keuangan, BRSA, CMB, SDIF dan CBRT berkontribusi pada
koordinasi, berbagi informasi, dan kerja sama dalam rangka menjaga stabilitas keuangan,
pengawasan dan dalam mengelola risiko sistemik. Pembentukan FSC berdampak positif
dalam mempengaruhi kinerja stabilitas keuangan di CBRT.
Data / informasi manajemen kepemilikan
Data dari lembaga keuangan dikumpulkan oleh otoritas pengaturan dan pengawasan
sektor terkait.
Pada 31 Desember 2010 sebuah protokol untuk berbagi informasi dan kerjasama
ditandatangani oleh BRSA, Undersecretariat Treasury, CMB, SDIF dan Bank Sentral
Republik Turki.
Tambahan sub-protokol bilateral yang ditandatangani antara BRSA dan
Undersecretariat of Treasury; BRSA dan CMB; Undersecretariat of Treasury dan
CMB; Bank Sentral Republik Turki dan BRSA. Kebutuhan data yang muncul saat ini
saling dibagi bersama dalam prinsip-prinsip protokol ini.
40
PERAN DARI CBRT DALAM REGULASI SISTEM PEMBAYARAN DAN FUNGSI
LENDER OF LAST RESORT
Peran dalam sistem pembayaran
Bank sentral memiliki kepentingan yang kuat dalam mempromosikan keselamatan
dan peningkatan efisiensi dalam sistem pembayaran sebagai bagian dari kepedulian
Bank Sentral secara keseluruhan terhadap stabilitas keuangan.
Untuk mengatasi kegagalan pasar dan upaya pencegahan terjadinya kegagalan pasar,
bank sentral terlibat dalam sistem pembayaran, kliring dan penyelesaian atau
settlements dengan cara yang berbeda. Dalam sistem tersebut, bank sentral memiliki
tujuan untuk:
o Mencegah risiko sistemik, untuk menjaga stabilitas keuangan;
o Mempromosikan efisiensi sistem pembayaran dan instrumen;
o Menjamin keamanan dan kepercayaan publik terhadap mata uang sebagai aset
pembayaran; dan
o Menjaga transmisi kebijakan moneter.
Untuk mencapai tujuan tersebut, bank sentral bertindak dalam berbagai kapasitas sebagai
berikut:
o Sebagai operator atau penyedia layanan pembayaran, bank sentral memiliki
dan mengoperasikan fasilitas menyediakan pembayaran, kliring jasa dan / atau
penyelesaian.
o Sebagai peserta atau pengguna sistem tersebut, bank sentral dapat
berpartisipasi atau menggunakan sistem yang dimiliki atau dioperasikan oleh
pihak eksternal.
o Sebagai otoritas pengawas, bank sentral mengawasi sistem pembayaran
berjalan dengan baik dan efisien.
Tidak ada standar yang jelas untuk kerangka peraturan yang seharusnya dibuat untuk
regulasi sistem pembayaran di negara Republik Turki. Terdapat model peraturan yang
berbeda dibandingkan dengan model peraturan sistem pembayaran yang lebih spesifik.
Dalam pelaksanaan mandatnya, kerangka hukum bank sentral mungkin saja belum memadai
digunakan sebagai dasar hukum yang benar-benar kuat bagi sistem pembayaran. Undang-
41
Undang lain, biasanya di luar bidang bank sentral, mungkin memerlukan intervensi khusus
dari anggota parlemen untuk meningkatkan kesehatan dan efisiensi sistem pembayaran (yaitu
aturan tentang kepailitan, jaring dan pengaturan jaminan keuangan, undang-undang yang
berkaitan dengan kontrak, hubungan dengan debitur dan kreditur).
Saat ini diperlukan mandat yang lebih eksplisit dari bank sentral terhadap sistem pembayaran
yang harus tersirat dalam undang-undang sistem pembayaran tertentu. Undang-Undang harus
menetapkan mandat terhadap ruang lingkup tugas dari bank sentral secara tepat. Undang-
Undang harus memberikan dasar hukum yang memadai dalam mengawasi sistem
pembayaran yang dilakukan oleh bank sentral. Dalam hal ini, bank sentral harus lebih jelas
memisahkan tanggung jawabnya dalam mengoperasikan sistem pembayaran dan mengawasi
sistem pembayaran.
DASAR HUKUM SISTEM PEMBAYARAN
Dasar hukum terkait dengan pembayaran dan infrastruktur settlement di Turki:
o UU Bank Sentral Republik Turki (UU No.1211)
o Ketentuan mengenai operasional Sistem Pembayaran dan Perjanjian
Partisipasi
The CBRT, sebagai lender of last resort dapat, menyediakan intraday atau fasilitas kredit
harian terhadap sistem pembayaran (TIC-RTGS) sebagai agunan dalam rangka
menghilangkan masalah teknis pembayaran yang dapat menghambat fungsi dari pasar
keuangan, dan kekurangan likuiditas sementara yang dapat menyebabkan gangguan dalam
sistem pembayaran.
Dalam rangka untuk memenuhi kekurangan likuiditas sementara dan untuk mengurangi risiko
likuiditas dalam sistem pembayaran (TIC-RTGS), CBRT menyediakan fasilitas likuiditas
intraday bagi kalangan perbankan, sejak Juli 1999 dan fasilitas late liquidity window facility,
sejak Juli 2002, kedua fasilitas tersebut secara penuh memiliki jaminan.
CBRT dapat memperpanjang fasilitas kredit kepada bank-bank yang memiliki masalah
ketidakpastian dan kurangnya kepercayaan dari nasabah dalam hal percepatan penarikan dana
dan ketidakpastian serta kurangnya kepercayaan dalam sistem perbankan, dalam jumlah
untuk menutupi penarikan dana, dengan kondisi yang akan ditentukan oleh CBRT.
42
Dalam hal kepailitan bank, dimana CBRT memperpanjang fasilitas kredit sesuai dengan
ketentuan ini, CBRT harus berpartisipasi terhadap aset yang berasal dari bank yang
mengalami kebangkrutan sebelum dinyatakan bangkrut (bankrupt’s estate) sebagai kreditur
istimewa atas jumlah fasilitas kredit yang diperpanjang dan kepentingan yang berkaitan
dengan hal tersebut.
CBRT menyediakan dukungan penuh terhadap fasilitas likuiditas agunan kredit (bantuan
likuiditas darurat) kepada bank-bank yang tidak likuid tetapi solvent dan mengalami
ketidakpastian serta kekhawatiran mengenai kesehatan bank, dalam hal terjadi peningkatan
ketidakpastian terhadap keamanan serta kesehatan sistem perbankan .
Dasar hukum terkait dengan pembayaran dan infrastruktur settlement di Turki:
o UU Perbankan (No.5411)
o UU Pasar Modal (No.6362)
o UU Check (No.5941)
o UU Kartu Kredit dan Kartu Debit Bank dan Hukum Kartu Kredit (No.5464)
o UU Keuangan Publik dan Pengelolaan Utang (No.4749)
o Turki Commercial Code (No.6102)
UU menyatakan bahwa Bank Sentral harus diberdayakan untuk mengatur dan mengawasi
sistem dengan Juridical Personality untuk memastikan bahwa check antar cabang bank dapat
diselesaikan. Bank Sentral dapat mengalihkan wewenang ini ke bank lain yang dianggap
tepat dimana tidak terdapat kantor cabang. Pembentukan dan pengoperasian sistem kliring
diatur oleh Bank Sentral. CBRT telah menerbitkan sebuah komunike dalam Berita Resmi,
serta menentukan prinsip-prinsip dan prosedur penerbitan check, membuka rekening check
serta kliring check.
Upaya untuk membuat undang-undang sistem pembayaran yang terpisah telah dimulai pada
tahun 2008, setelah bekerja intensif selaman 5 tahun UU No: 6493 diberlakukan pada tahun
2013. Sementara Sistem Pembayaran sedang disusun, Uni Eropa Directive juga
43
dipertimbangkan untuk menyelaraskan Undang-Undang Turki dengan Uni Eropa terkait
sistem pembayaran, layanan pembayaran, serta uang elektronik.
UU Sistem Pembayaran mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup UU yang mengatur prinsip-
prinsip dan prosedur dari: (a) sistem pembayaran dan settlement surat berharga, (b) Jasa
pembayaran, (c) skema uang elektronik. Kegiatan operator sistem pembayaran dan settlement
surat berharga, serta penyedia layanan pembayaran dan lembaga uang elektronik tunduk pada
ketentuan UU Sistem Pembayaran.
Dalam UU memasukan istilah layanan pembayaran, yang tidak didefinisikan dalam undang-
undang Turki sebelumnya, dan mengatur lembaga yang menyediakan layanan pembayaran,
yang tidak diklasifikasikan dengan cara apapun, dengan nama penyedia layanan pembayaran.
UU mendefinisikan lembaga uang elektronik dan lembaga pembayaran yang didirikan
berdasarkan UU Sistem Pembayaran serta termasuk dalam UU Perbankan sebagai penyedia
layanan pembayaran, menetapkan bahwa lembaga pembayaran bersedia untuk beroperasi di
bidang layanan pembayaran berdasarkan UU Sistem Pembayaran harus mendapatkan izin
dari BRSA.
Bank-bank yang beroperasi sesuai dengan UU Perbankan dan lembaga uang elektronik yang
didirikan oleh UU ini dianggap sebagai lembaga yang diizinkan untuk mengeluarkan uang
elektronik. Selebihnya dilarang terlibat dalam menerbitkan operasi uang elektronik. UU
mengatur lembaga uang elektronik yang didirikan untuk pertama kalinya dengan UU ini
harus mendapat izin dari BRSA. Namun, UU tersebut juga menetap bahwa perbankan dapat
menerbitkan uang elektronik tanpa izin dari BRSA.
Perizinan dan pengawasan lembaga pembayaran dan lembaga uang elektronik harus
dilakukan oleh BRSA. Selain itu, UU menetapkan bahwa pendapat dari Bank Sentral harus
dicari untuk pengaturan yang relevan dan mengatur bahwa BRSA dan Bank Sentral harus
bertukar pendapat dan informasi dalam prakteknya. Selain itu, telah ditetapkan bahwa
prinsip-prinsip dan prosedur mengenai operasional dan pengawasan lembaga pembayaran
dan lembaga uang elektronik akan diatur oleh peraturan yang akan dikeluarkan oleh BRSA.
44
UU juga mengatur pelanggaran yang dapat dideteksi oleh Bank Sentral dan langkah-langkah
untuk diterapkan. Tergantung pada beratnya pelanggaran dalam sistem operasi, Bank Sentral
memiliki kewenangan untuk:
o Memberikan jangka waktu yang wajar bagi operator sistem pembayaran untuk
menghilangkan penyebab pelanggaran,
o Mengharuskan operator sistem pembayaran untuk menerapkan langkah-
langkah seperti jaminan atau collateral pool dan mekanisme jaminan untuk
melakukan settlement atau penyelesaian,
o Meminta peserta tertentu untuk dilarang dalam sistem pembayaran,
o Menghentikan sementara izin operasi sampai masalah teratasi,
o Mencabut izin operasi,
o Untuk sementara waktu mengambil alih pengelolaan operator sistem
pembayaran untuk memastikan kelancaran transaksi dan tidak adanya
gangguan transaksi dalam sistem.
Otoritas utama di bidang pembayaran sehubungan dengan UU Sistem Pembayaran dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
LicensingOversight/
Supervision
Payment Systems CBRT CBRT
Securities Settlement Systems
CBRT CBRT
Payment Institutions BRSA BRSA
E-Money Institutions BRSA BRSA
Keterangan:
1. CBRT = TCMB
2. BRSA = BRSA
45
D. SAVING DEPOSIT INSURANCE FUND (SDIF)
Dalam Pertemuan dengan Saving Deposit Insurance Fund delegasi diterima oleh Mr. Cagri
Seyfi sebagai Department Head, Mr. Bulent Navruz sebagai Senior Fund Expert, Ms. Cigdem
Akdag sebagai Senior Fund Expert dan Ms. Evrim Apan Ceylan sebagai Senior Fund Expert.
Pertemuan dengan SDIF dilakukan di kantor SDIF yang berlokasi di Kota Istambul.
Presentasi dilakukan oleh Mr. Cagri Seyfi tentang Tinjauan Umum Sistem Asuransi
Tabungan di Turki.
Aturan hukum pertama kali yang terkait dengan perlindungan tabungan adalah Undang-
Undang tentang Perlindungan Tabungan No. 2243 tanggal 30 Mei 1933. Menurut UU ini,
deposito yang bank memiliki sebagai persyaratan cadangan (reserve requirement) di Bank
Sentral dianggap sebagai jaminan terhadap tabungan yang ada di perbankan. Setelah itu,
jumlah 40% dari tabungan yang dimiliki oleh deposan dapat diterima sebagai klaim istimewa
atas semua surat berharga yang ada di aset bank yang bersangkutan, ketentuan ini ditetapkan
dalam Undang-Undang Bank tentang No. 2999 tanggal 1 Juni 1936 yang telah diamandemen
melalui UU No. 2243, dimana dalam kasus kebangkrutan harus segera dibayarkan kepada
deposan tanpa menunggu hasil likuidasi.
Rasio tersebut meningkat menjadi 50% menurut Undang-Undang Bank No. 7129 tanggal 23
Juni 1958. Perubahan yang signifikan telah dibuat melalui Undang-Undang Bank No. 7129
oleh Undang-Undang No. 153 tanggal 1960 dan Dana Bank Likuidasi didirikan dengan
menerima atau membolehkan prinsip likuidasi bertahap bagi perbankan.
SDIF didirikan dengan Undang-Undang Bank No. 70 tanggal 22 Juli 1983, yang
membatalkan UU No. 7129. Tugas pengadministrasian dan mewakili dana diberikan kepada
Bank Sentral dengan regulasi yang disiapkan oleh Kementerian. Keputusan tentang SDIF
disahkan melalui Undang-Undang Bank No. 3182 tanggal 25 April 1985. Dengan Keputusan
Hukum No. 538 tanggal 16 Juni 1994 Dana penjaminan dibebankan dalam upaya
memperkuat dan melakukan restrukturisasi struktur keuangan dari bank bila diperlukan selain
mengasuransikan tabungan.
Undang-Undang Bank No. 4389 tanggal 18 Juni 1999 menyatakan bahwa Dana cadangan
harus diadministrasikan dan diwakili oleh BRSA. BRSA didirikan pada tanggal 23 Juni 1999
46
dengan status badan hukum publik dan otonom dalam hal administrasi dan keuangan. BRSA
didirikan untuk memastikan bahwa pelaksanaan Undang-Undang harus sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku serta mengawasi dan menyimpulkan aplikasi tersebut, dan
untuk memastikan bahwa tabungan dilindungi. BRSA melaksanakan kewenangannya sesuai
dengan ketentuan dalam Undang-Undang Bank. BRSA dapat mengeluarkan peraturan dalam
batas kewenangan yang diberikan oleh Undang-Undang sesuai dengan pasal 03/01 UU Bank
No. 4389 dimana BRSA memulai beroperasi pada 31 Agustus 2000.
Penjaminan dana nasabah pertama kali dilakukan oleh Bank Sentral yang kemudian
dilanjutkan atau dialihkan ke BRSA. Administrasi dan representasi dari dana jaminan
memiliki badan hukum pada tahun 1983. Ketentuan tersebut ditetapkan dengan Undang-
Undang Bank No. 5020 tentang Pembuatan Amandemen Undang-Undang Bank dan
Beberapa Undang-Undang pada tanggal 26 Desember 2003. Berdasarkan Undang-Undang
tersebut, SDIF menjadi badan hukum yang terpisah dari BRSA dan mengunakan pendekatan
Risk Based Premium. Pada tahun 2005, berdasarkan Undang-Undang Bank No. 5411 dimana
SDIF mendapatkan tugas dan tanggung jawab tambahan.
Misi SDIF adalah dalam rangka memberikan kontribusi untuk keamanan dan stabilitas sistem
keuangan, menjamin deposito dan dana partisipasi serta menyelesaikan permasalahan bank
dan aset yang di transfer ke SDIF dengan cara yang paling efisien. Mandat dan kewenangan
SDIF tertuang dalam Undang-Undang Perbankan No: 5411 dan Regulasi yang diatur dalam
SDIF. Kewenangan SDIF yanga ditetapkan oleh UU, fokus pada tiga bidang Perbankan yaitu:
asuransi tabungan, Resolusi dan Pemulihan Bank
Dalam rangka melindungi kesehatan dan keselamatan sistem keuangan sekaligus melindungi
hak-hak dan manfaat dari deposan, SDIF melakukan hal-hal dibawah ini:
Menetapkan kebijakan asuransi deposito
Menjamin tabungan dan dana partisipasi
Menyelesaikan bank yang diserahkan kepada SDIF
Mengeksekusi dan menyimpulkan transaksi tindak lanjut dan koleksi piutang SDIF
Mengelola aset dan sumber daya
47
Tanda tangan MoU dengan badan yang berwenang dari negara-negara lain dan
menjadi anggota organisasi keuangan, ekonomi dan profesional internasional
Meminta informasi dan dokumen dari lembaga-lembaga publik, lembaga, perorangan
dan badan hukum yang diperlukan.
Melakukan perjanjian dengan debitur dalam rangka mempertahankan efisiensi proses
pemulihan
Fungsi utama dari SDIF dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Regular PhaseResolution Phase
Post Resolution Phase
Deposit Insurance
Early Warning/ Resolution Preparation
RecoveryResolution (9+3 months)
Cost efficiency
Dalam fase reguler, SDIF melakukan fungsi asuransi tabungan dan Peringatan Dini / Resolusi
Persiapan. Dalam fase resolusi, SDIF melakukan selama 9 + 3 bulan dan pada fase setelah
resolusi, SDIF melakukan pemulihan.
Dalam melaksanakan fungsinya dalam hal asuransi tabungan, SDIF menerapkan diferensial
(risk-adjusted) premi, menghitung dan menaikkan premi, pengaturan cakupan asuransi
deposito. Sedangkan dalam hal peringatan dini, SDIF melakukan Risk monitoring dan Risk
assessment. Dalam fase resolusi, SDIF berperan dalam menangani bank gagal, melakukan
penggantian terhadap deposan yang mengasuransikan tabungannya, dan resolusi terhadap
bank gagal. Dalam fase resolusi, SDIF melakukan resolusi terhadap Non Performing Loan
dengan melakukan penjualan aset, Rescheduling, dan tindak lanjut proses hukum.
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB SDIF
Melakukan pengembalian tabungan deposan
Menghitung dan menaikkan premi
Perkiraan risiko
Menerapkan premi diferensial (risk-adjusted)
48
Pemantauan risiko
Menangani bank gagal
Pemeriksaan tidak langsung (off site)
Pemeriksaan langsung (on site)
Intervensi yang berhubungan dengan bank yang menjadi anggota SDIF
STRUKTUR ORGANISASI SDIF
SDIF beroperasi sebagai badan hukum yang otonom. Dewan Dana adalah badan pembuat
keputusan SDIF dan terdiri dari tujuh anggota. Ketua Dewan Dana juga Presiden SDIF. SDIF
beroperasi secara independen dalam memenuhi mandatnya. Resolusi dari SDIF mungkin
tidak diawasi untuk kesesuaian. Tidak ada organisasi, otoritas atau orang dapat mengeluarkan
perintah atau instruksi untuk mempengaruhi keputusan Dewan. Tugas dari Presiden dan
Anggota Dewan tidak dapat dihentikan sebelum masa jabatannya.
SISTEM ASURANSI TABUNGAN DI TURKI
Gambaran umum sistem asuransi tabungan yang ada di negara Republik Turki adalah sebagai
berikut:
Manajemen memiliki Badan hukum yang otonom.
49
Keanggotaan Wajib bagi semua bank yang beroperasi di Turki.
Pembayaran premi secara ex-ante dimana kontribusi dari bank peserta dilakukan
sebelum muncul bank yang dicabut izin usahanya (ex-ante) dengan melalui premi dan
penerimaan lainnya yang diakumulasikan sebagai cadangan penjaminan. Beberapa
keuntungan dari pendanaan secara ex-ante, antara lain: penjamin simpanan
mempunyai sumber dana yang aman dan likuid, proses pembayaran klaim dapat
segera dilakukan sehingga akan meningkatkan kredibilitas penjamin simpanan dan
kepercayaan masyarakat.
Sistem Premi berdasarkan Risk-based premium, dimana premi ditetapkan dengan
persentase yang berbeda sesuai dengan tingkat risiko kegagalan masing-masing bank.
Jenis Tabungan yang tertanggung adalah tabungan perorangan yang ada di bank /
cabang yang beroperasi di Turki baik dengan mata uang Turkish Lira (TL) maupun
mata uang asing dan logam mulia (emas, perak, platinium, paladium).
Limit tabungan sebesar TL 100,000 atau USD 35,000 atau EUR 30,000.
Jumlah keanggotaan adalah 39 bank.
Adapun Profil keanggotaan sampai dengan 30 September 2015 adalah sebagai berikut :
Total Aset USD 787 miliar
Jumlah Total Simpanan USD 417 miliar
Jumlah tabungan yang dijamin USD 110 miliar
Dana asuransi deposito USD 6,9 miliar
Tabungan yang dijamin / Jumlah Simpanan 26,32%
Jumlah Deposan yang ditanggung / Jumlah
Deposan
91%
Rata-rata CAR 14,65%
Jumlah Bank 29
Jumlah kantor cabang 12.205
Jumlah Personil 211.834
Dana asuransi tabungan di SDIF terlihat mengalami peningkatan yang siknifikan yang
dimulai dari total USD 1,462 pada tahun 1999 meningkat menjadi USD 7,053 pada kuartal ke
50
III tahun 2015. Walaupun terjadi penurunan yang juga sangat siknifikan pada tahun 2002
dimana terjadi penurunan dana asuransi tabungan dari total USD 2,741 pada tahun 2001
menjadi USD 342 pada tahun 2002, namun sampai saat ini secara total selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun yang dimulai dari tahun 2002 seperti yang terlihat pada tabel
di bawah ini.
1.4622.240
2.741
342 778 1.1751.657
2.139
3.272 3.4564.304
5.113 5.234
6.549 6.767 6.905 7.053
Deposit Insurance Reserve (USD Million)
2,7 33,4
4,24,9
5,46,2
7,3
5,76,4 6,3
0,89 0,99 1 1,2 1,3 1,4 1,4 1,6 1,6 1,8 1,7
0
2
4
6
8
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015/III
Deposit Insurance Reserve/Insured Deposit(%) Deposit Insurance Reserve/Total Deposit(%)
Aspek lain dari stabilitas keuangan adalah kesadaran masyarakat terhadap asuransi tabungan
51
Praktek yang baik dari SDIF terjadi pada saat krisis keuangan tahun 2000-2001 yang
membantu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap asuransi simpanan dan
kepercayaan masyarakat terhadap SDIF. Selama krisis semua deposan bisa mengakses
tabungan mereka karena semua deposito diasuransikan oleh SDIF.
Pada saat krisis keuangan yang terjadi antara tahun 2000 sampai dengan 2001 jumlah bank
yang berhasil di selesaikan dan dilikuidasi berjumlah 25 Bank. 4 Bank berhasil dijual oleh
SDIF, 6 bank dilakukan merger dan dijual, 8 bank dilakukan merger dengan kondisi tidak
baik, 1 bank diubah menjadi bank publik, dan 6 bank dilikuidasi.
SDIF memiliki sebuah proyek bernama The Shelf-Cleaning Project atau proyek pembersihan
diri dilengkapi dengan arsip digital yang dibentuk sebagai kisah resolusi bank pada saat krisis
keuangan tahun 2000-2001. Dalam proyek tersebut jumlah arsip digital terdiri dari 50.995
halaman dan 4.661 dokument. Sedangkan untuk buku Resolusi bank SDIF berjumlah 20 buku
yang terdiri dari 19 buku terkait dengan 25 bank dan 1 buku metodologi pengalaman resolusi
SDIF.
JARING PENGAMAN KEUANGAN DI REPUBLIK TURKI
SDIF merupakan bagian dari Jaring Pengaman Sistem Keuangan yang ada di Republik Turki
seperti yang dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
Lender of Last Resort
Public Sources of
Funds
Deposit Insurance & Resolution
Regulation and
Supervision
F I N A N C I A L S A F E T Y N E T
FINANCIAL STABILITY
Safe and Sound Banking System
Confidence in Banking Sector
via Protection of Depositors
(CBRT)(BRSA) (Treasury) (SDIF)
Empat peserta utama dari Jaring Pengaman Keuangan di Republik Turki adalah BRSA,
CBRT, Kementerian Keuangan dan SDIF. BRSA bertanggung jawab terhadap pengaturan dan
pengawasan, CBRT berfungsi sebagai Lender of Last Resort, Kementerian Keuangan sebagai
52
penyedia dana publik dan SDIF berfungsi sebagai asuransi tabungan dan resolusi terhadap
bank gagal.
KERJASAMA DAN KOORDINASI ANTARA OTORITAS DALAM JARING
PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DI REPUBLIK TURKI.
Undang Undang perbankan memberikan tanggung jawab dan kekuasaan untuk melakukan:
1. Berbagi database dan informasi dengan persetujuan memberikan data antar otoritas
dan masing-masing otoritas harus merahasiakan data yang diterima.
2. Melakukan pertemuan rutin, dimana masing-masing otoritas melakukan pertukaran
informasi dan pandangan, memberikan saran terhadap kebijakan umum serta
melakukan deteksi terhadap risiko sistemik.
3. Standing Committees, yang terdiri dari komite koordinasi, Komisi Sektor Keuangan
dan Komite Stabilitas Keuangan.
Adapun Kerangka hukum dari Jaring Pengaman Keuangan terdiri dari:
1. Komite Koordinasi, komite ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Bank No. 5411
Pasal 100 dalam rangka berbagi informasi tentang: gambaran umum dari sistem
perbankan, langkah-langkah yang harus diambil, hasil analisis Bank dapat
mempengaruhi perhitungan premi berbasis risiko, dan tabungan. Komite ini paling
sedikit melakukan pertemuan setiap empat bulan. Komite ini terdiri dari ketua dan
wakil ketua SDIF dan BRSA.
2. Komite Sistem Keuangan, komite ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Bank
Pasal 99 dalam rangka: mendiskusikan hal-hal yang dapat mempengaruhi masa depan
sektor keuangan, mengembangkan kebijakan umum dan melakukan pertemuan
sedikitnya dua kali setahun. Komite ini terdiri dari wakil-wakil dari SDIF, BRSA,
Bank Sentral Republik Turki, Turkish Treasury, dan Capital Markets Board (CMB),
dan lain sebaginya.
3. Komite Stabilitas Sistem Keuangan, komite ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Struktur dan Tugas Undersecretariat of Treasury no. 4059, Klausul tambahan 4
dalam rangka, menentukan dan memantau risiko sistemik, mengidentifikasi langkah-
langkah yang diperlukan dan usulan kebijakan untuk memitigasi risiko,
memperingatkan instansi terkait tentang risiko sistemik, mengevaluasi rencana
manajemen risiko sistemik, mengkoordinasikan manajemen risiko sistemik. Komite
53
ini terdiri dari wakil-wakil dari SDIF, BRSA, TCMB, Kementerian Keuangan dan
Dewan Pasar Uang (CMB).
PROSES RESOLUSI BANK DI REPUBLIK TURKI
Proses penyelesaian dimulai dengan intervensi BRSA terhadap bank gagal. BRSA memiliki
kewenangan untuk mencabut lisensi perbankan atau mentransfer bank yang bermasalah
kepada SDIF. Dalam proses ini, jika kondisi keuangan bank memburuk, BRSA mewajibkan
bank untuk mengambil beberapa langkah-langkah dalam upaya untuk memperbaiki kondisi
keuangan bank. Menurut Undang-Undang Bank pasal 68, 69, 70 BRSA dapat memanggil
direksi bank terkait untuk mengambil langkah-langkah perbaikan kondisi keuangan,
rehabilitasi, pembatasan dengan jangka waktu yang ditentukan oleh BRSA. Dengan tetap
melakukan koordinasi mengenai perkembangan bank yang bermasalah dengan SDIF. Jika
kondisi keuangan bank tidak membaik meskipun sudah ada tindakan yang diambil, Dewan
BRSA dapat memutuskan untuk mentransfer manajemen dan kontrol bank kepada SDIF.
PROSES RESOLUSI BANK BERMASALAH
Dewan BRSA berwenang untuk memindahkan manajemen bank dan mengendalikan bank
gagal kepada SDIF beserta hak-hak pemegang saham kecuali dividen untuk tujuan
mentransfer, menjual atau penggabungan bank sepenuhnya atau sebagian. Dewan SDIF
membuat keputusan tentang apakah akan mengambil alih saham atau tidak dengan
melakukan evaluasi apakah dana sementara diperlukan untuk mendorong stabilitas keuangan
dan untuk menerapkan opsi resolusi yang paling baik dalam mencapai tujuan melakukan
resolusi bank bermasalah.
Dewan SDIF memperhitungkan kondisi keuangan bank dan biaya serta manfaat dari
mengambil alih saham bank. Proses resolusi bank bermasalah tersebut dapat dilihat dari
gambar dibawah ini, dimana SDIF melakukan atau memohon proses kebangkrutan terhadap
bank bermasalah atas nama deposan.:
54
PENDANAAN BANK BERMASALAH (RESOLUTION FUND)
Sumber pendanaan berasal dari pendapatan dan pinjaman, dimana sumber dana yang berasal
dari pendapatan terdiri dari pembayaran premi asuransi, denda, biaya dari pengalihan saham
Bank dan entri ke Sistem Perbankan, dan pendapatan lain-lain, serta pendapatan dari dana
cadangan. Sedangkan sumber dana yang berasal dari pinjaman terdiri dari pinjaman dari
Kementerian Keuangan, pinjaman dari Bank Sentral, pembayaran dibayar dimuka
pembayaran premi asuransi dari perbankan.
Dana-dana yang bersumber dari pendapatan SDIF tersebut digunakan untuk anggaran
pengeluaran dan dana-dana yang berasal dari pinjaman digunakan untuk membayar nasabah
yang ditanggung oleh SDIF dan Dana Partisipasi serta untuk aktifitas resolusi bank gagal.
Dalam hal dana back up yang berasal dari pinjaman, SDIF dapat melakukan pinjaman setelah
mendapatkan otorisasi dari Kementerian Keuangan atau meminjam surat berharga
pemerintah dari Kementerian Keuangan jika dipandang perlu. Pembayaran dimuka dapat
diterima dari kalangan perbankan yaitu sebesar sampai dengan total premi asuransi yang
dibayar oleh mereka pada tahun sebelumnya, yang akan dipotong dari kewajiban premi
periode berikutnya. Dalam kasus-kasus darurat di mana sumber daya SDIF tidak dapat
memenuhi kebutuhan, Bank Sentral dapat memberikan uang muka kepada SDIF.
ASURANSI TABUNGAN DALAM KRISIS KEUANGAN GLOBAL
Stabilitas sistem keuangan Turki tidak terkena dampak negatif dari Krisis Keuangan Global
akibat reformasi keuangan yang diberlakukan setelah krisis keuangan yang terjadi pada
55
tahun 2000-2001. Kewenangan SDIF dalam hal batas maksimum penjaminan simpanan dan
cakupan asuransi tabungan telah dialihkan kepada Dewan Menteri untuk sementara waktu.
Namun sampai saat ini, tidak ada keputusan yang dibuat oleh Dewan Menteri dalam rangka
meningkatkan cakupan asuransi tabungan dan batas maksimum penjaminan simpanan selama
krisis.
Pada masa krisis ekonomi global amandemen yang dibuat terhadap sistem premi berbasis
risiko atau risk based premium mencakup:
Faktor ukuran perbankan telah dimasukkan dalam sistem premi berbasis risiko
sebagai indikator tingkat risiko sistemik yang diakibatkan oleh perbankan.
Faktor risiko likuiditas tambahan seperti rata rata jatuh tempo simpanan, rasio
likuiditas dan bank-dependent liabilities ratio telah dimasukkan dalam sistem premi
berbasis risiko.
Komite Stabilitas keuangan didirikan untuk memperkuat koordinasi dan platform kerjasama
untuk manajemen krisis dan masalah risiko sistemik.
RENCANA AKSI BANK GAGAL
Rencana Aksi Bank Gagal dikembangkan oleh SDIF untuk mengambil alih manajemen bank
gagal dengan segera dan memulai proses penyelesaian secara efektif. Adapun tujuan dari
rencana aksi terhadap bank gagal adalah sebagai berikut:
Untuk menentukan langkah yang diperlukan
Untuk memprioritaskan rencana aksi tersebut
Untuk menentukan staf yang bertanggung jawab dan metode yang digunakan
Untuk meminimalkan resiko-resiko kerugian
Adapun rencana aksi bank gagal tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini
56
Informs SDIF with regard to the take over
decision
PAYMENT BANK
SDIF CRISIS
COORDINATIONCENTER
BRSA
RELATED DEPARTMENTS
BANK SDIFTEAM
BANK TEAM
Meskipun Turki telah melakukan reformasi keuangan di awal tahun 2000-an, krisis
keuangan global baru-baru ini membuka area baru di mana diperlukan reformasi lebih lanjut.
Saat ini, BRSA dan SDIF sedang bekerja sama untuk menentukan kebutuhan regulasi untuk
meningkatkan intervensi dan proses penyelesaian sesuai dengan standarts internasional,
seperti FSB Key Attributes, merevisi IADI Core Principles dan EU Directives yang baru.
III. PENUTUP
Demikian laporan kunjungan teknis Panja RUU Bank Indonesia Komisi XI DPR RI ke
Republik Turki yang dapat kami sampaikan, semoga hasil kunjungan kerja ini dapat
bermanfaat dalam rangka penyusunan RUU tentang Bank Indonesia.
Ketua Delegasi Kunjungan Kerja
Panja RUU Bank Indonesia Komisi XI DPR
RI ke Republik Turki,
ttd
H. Jon Erizal, SE, MBA