kumpulan materi daurah syaikh haitsam sarhan di masjid al barkah, cileungsi, kompleks radio rodja...
DESCRIPTION
Materi dan latihan yang disampaikan oleh Syaikh Haitsam Sarhan pada daurah 2 hari di Masjid Al Barkah, Cileungsi, Kompleks Radio Rodja 23-24 Maret 2013TRANSCRIPT
TIGA LANDASAN UTAMA
ثالثة األصىل وأدلتها
Penulis :
Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab harluarmhhar
Tiga Landasan Utama 3Tiga Landasan Utama 3
DAFTAR ISI
Isi Hal
Pendahuluan 4
1. Mengenal Allah Azza Wa Jalla 10
2. Mengenal Islam 19
3. Mengenal Nabi Muhammad 30
Tiga Landasan Utama4Tiga Landasan Utama 4
PENDAHULUAN
Saudaraku,
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.
Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu:
1. Ilmu, yaitu mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalilnya.
2. Amal, yaitu menerapkan ilmu ini.
3. Da'wah, yaitu mengajak orang lain kepada ilmu ini.
4. Sabar, yaitu tabah dan teguh dalam mengahadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkan dan berdakwah kepadanya.
Dalilnya, firman Allah ta‟ala:
Demi masa. Sesungguhya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat-
Tiga Landasan Utama 5Tiga Landasan Utama 5
menasehati supaya menta'ati kebenaran, dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Surah Al-„Ashr: 1-3).
Imam Asy-Syafi’i (1) rahimahullahu ta‟ala, mengatakan: “Seandainya Allah hanya menurunkan surat ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa hujjah lain, sungguh telah cukup surat ini sebagai hujjah bagi mereka.”
Dan Imam Al-Bukhari (2) rahimahullahu ta‟ala, mengatakan: “Bab: Ilmu didahulukan sebelum ucapan dan perbuatan. Dalilnya firman Allah ta‟ala:
“Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu.” (QS. Muhammad: 19).
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu (berpengetahuan)… (3) Sebelum ucapan dan perbuatan.
(1). Abu Abdillah: Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ Al-Hasyimi
Al-Qurasyi Al-Mutthalibi (150-204H=767-820M). salah seorang imam empat. Dilahirkan di ghaza (Palestina) dan meninggal di Cairo. Diantara karya ilmiahnya: Al-Um, Ar-Risalah dan Al-Musnad.
(2). Abu Abdillah: Muhamad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah Al-Bukhari (194-256H=810-870M). seorang ulama ahli hadis, untuk mengumpulkan hadits, ia telah menempuh perjalanan panjang; mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir, dan Syam. Kitab-kitab yang disusunnya antara lain: Al-Jami’ Ash-shahih (yang lebih dikenal dengan Shahih Al-Bukhari), At-Taarikh, Adhu’afa’, Khalq Af’aal Al-Ibaad.
(3) Al-Bukhari dalam Shahihnya, kitab Al-'Ilm, bab 10.
Tiga Landasan Utama6Tiga Landasan Utama 6
Saudaraku,
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.
Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini:
1. Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan memberi rizki kepada kita. Allah tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang Rasul; maka barangsiapa mentaati Rasul tersebut pasti akan masuk surga, dan barangsiapa menentangnya pasti akan masuk neraka.
Allah ta‟ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang Rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir‟aun, maka Fir‟aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.” (QS. Al-Muzammil: 15-16).
2. Bahwa sesungguhnya Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat atau dengan seorang Nabi yang diutus menjadi Rasul.
Tiga Landasan Utama 7Tiga Landasan Utama 7
Firman Allah ta‟ala:
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah seorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (QS. Al-Jin: 18).
3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam serta mentauhidkan Allah, tidak boleh mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga terdekat. Allah ta‟ala berfirman:
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya.
Tiga Landasan Utama8Tiga Landasan Utama 8
Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.” (QS. Al-Mujadilah: 22).
Saudaraku,
Semoga Allah membimbing anda untuk taat kepada-Nya.
Ketahuilah bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim 'alaihis salam adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, itulah yang diperintahkan Allah kepada seluruh ummat manusia dan hanya untuk itulah sebenarnya mereka diciptakan, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta‟ala:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS.Adz-Dzariyat: 56).
Ibadah, dalam ayat ini, artinya: tauhid. Dan perintah Allah yang paling agung adalah tauhid, yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah semata. Sedangkan larangan Allah yang paling besar adalah syirik, yaitu: menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya.
Allah ta‟ala berfirman:
Tiga Landasan Utama 9Tiga Landasan Utama 9
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (QS.An-Nisa: 36).
Kemudian apabila anda ditanya: "apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia? Maka hendaklah anda menjawab: yaitu mengenal Tuhan Allah 'Azza wa Jalla, mengenal agama Islam, dan mengenal Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam.
Tiga Landasan Utama10Tiga Landasan Utama 10
MENGENAL ALLAH 'Azza Wa Jalla
Apabila anda ditanya: "siapakah Tuhanmu?, Maka katakanlah: "Tuhanku adalah Allah yang telah memelihara diriku dan memelihara semesta alam ini dengan segala ni‟mat yang dikaruniakan-Nya. Dan Dialah sembahanku, tiada bagiku sesembahan yang haq selain Dia.
Allah ta‟ala berfirman:
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-fatihah: 2).
Semua yang ada selain Allah disebut alam, dan saya adalah bagian dari semesta alam ini.
Selanjutnya, jika anda ditanya: "dengan perantaraan apakah anda mengenal Tuhan? Maka hendaklah anda menjawab: "melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya dan melalui ciptaan-Nya. Diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah: malam, siang, matahari dan bulan. Sedangkan diantara ciptaan-Nya ialah: tujuh langit dan tujuh bumi beserta segala makhluk yang ada di langit dan di bumi serta yang ada di antara keduanya.
Tiga Landasan Utama 11Tiga Landasan Utama 11
Allah ta'ala berfirman:
“Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS. Fushshsilat: 37).
Dan juga firman-Nya:
“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas „Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang, yang mengikutinya dengan cepat. Dan (diciptakan-Nya pula) matahari , bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A‟raf: 54).
Tuhan inilah yang haq untuk disembah. Dalilnya, firman Allah ta‟ala:
Tiga Landasan Utama12Tiga Landasan Utama 12
“Hai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan air hujan itu segala buah-buahan sebagai rizki untukmu. Karena itu, janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 21-22).
Ibnu Katsir (4) rahimahullahu ta‟ala, mengatakan: hanya pencipta segala sesuatu yang ada inilah yang berhak dengan segala macam ibadah(5).
Dan macam-macam ibadah yang diperintahkan Allah itu, antara lain: Islam (6), Iman, Ihsan, do‟a, khauf (takut), raja‟ (pengharapan), tawakkal, raghbah (penuh minat), rahbah (cemas), khusyu‟ (tunduk), khasyyah (takut), inabah (kembali kepada Allah), isti‟anah (memohon pertolongan), isti‟adzah (memohon perlindungan), istighatsah (memohon pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan), dzabh
(4) Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anul Adzhim, (Cairo: Maktabah Dar At-turats,
1400H), jilid I, hal. 57.
(5) Lihat Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’anul Adzhim, (Cairo: Maktabah Dar At-turats, 1400H), jilid I, hal. 57.
(6) Islam, yang dimaksud disini, adalah: syahadat, shalat, shiyam, zakat dan haji.
Tiga Landasan Utama 13Tiga Landasan Utama 13
(menyembelih), nazar, dan macam-macam ibadah lainnya yang diperintahkan oleh Allah.
Allah Subahanahu wa ta‟ala berfirman:
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah Allah).” (QS. Al-Jin: 18).
Karena itu, barangsiapa yang menyelewengkan ibadah tersebut untuk selain Allah, maka ia adalah musyrik dan kafir. Firman Allah ta‟ala:
“Dan barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping (menyembah) Allah, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.” (QS. Al-Mu‟minun: 117).
Dalil dari macam-macam ibadah: 1. Dalil do’a:
Firman Allah ta‟ala:
Tiga Landasan Utama14Tiga Landasan Utama 14
“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo‟alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan bagimu". Sesungguhnya, orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”(QS. Ghafir: 60).
Dan diriwayatkan dalam hadits:
عاء مخ العبادة (( )) الد“Do‟a itu adalah sari ibadah (7).
2. Dalil khauf (takut) :
Firman Allah ta‟ala:
“Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 175).
3. Dalil raja’ (pengharapan):
Firman Allah ta‟ala:
“Untuk itu, barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan (7) Hadits riwayat At-Tirmizi dalam Al-Jami’ Ash-Shahih, kitab -Da’awat, bab I.
Dan maksud hadits ini: bahwa segala macam ibadah, baik yang umum maupun yang khusus, yang dilakukan seorang mu’min, seperti: mencari nafkah yang halal untuk keluarga, menyantuni anak yatim dll. Semestinya diiringi dengan permohonan ridha Allah dan pengharapan balasan ukhrawi. Oleh karena itu do’a (permohonan dan pengharapan tersebut) disebut oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sari atau otak ibadah, karena senantiasa harus mengiringi gerak ibadah.
Tiga Landasan Utama 15Tiga Landasan Utama 15
seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi: 110).
4. Dalil tawakkal (berserah diri):
Firman Allah ta‟ala:
"Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-banar orang yang beriman.” (QS. Al-Maidah: 23).
Dan juga firman-Nya:
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath-Thalaq: 3).
5. Dalil raghbah (penuh minat), rahbah (cemas) dan khusyu’ (tunduk); Firman Allah ta‟ala:
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo‟a kepada Kami dengan harap (kepada rahmat Kami) dan cemas (akan siksa Kami), dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya‟: 90).
Tiga Landasan Utama16Tiga Landasan Utama 16
6. Dalil khasy-yah (takut):
Firman Allah ta‟ala:
“Maka janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 150).
7. Dalil inabah (kembali kepada Allah):
Firman Allah ta‟ala:
“Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya (dengan mentaati perintah-Nya) sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat di tolong lagi.” (QS. Az-Zumar: 54).
8. Dalil isti’anah (memohon pertolongan):
Firman Allah ta‟ala:
“Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 4).
Dan diriwayatkan dalam hadits:
(( )) إذا است عنت فاستعن بالل
Tiga Landasan Utama 17Tiga Landasan Utama 17
“Apabila kamu memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah” (8) .
9. Dalil isti’adzah (memohon perlindungan):
Firman Allah ta‟ala:
“Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh.” (QS. Al-Falaq: 1).
Dan firman-Nya:
“Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Manusia, Raja manusia.” (QS. An-Nas: 1-2).
10. Dalil istighatsah (memohon pertolongan untuk dimenangkan atau diselamatkan):
Firman Allah ta‟ala:
“(Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu untuk dimenangkan (atas kaum musyrikin), lalu diperkenankan-Nya bagimu.” (QS. Al-Anfal: 9).
(8) Hadits riwayat At-Tirmizi dalam Al-Jami’ Ash-Shahih, kitab Syafa'at Al-Qiyamah
War-Raqaiq Wal-Wara’, bab 59. dan riwayat Imam Ahmad Musnad (Beirut; Al-Maktab Al-Islami, 1403 H), jillid I, hal. 293, 303, 307.
Tiga Landasan Utama18Tiga Landasan Utama 18
11. Dalil dzabh (menyembelih):
Firman Allah ta‟ala:
“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku (sembelihanku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (kepada Allah).” (QS.Al-An‟am:162-163).
Dan dalil dari sunnah:
)) لعن الل من ذبح لغي الل ((“Allah melaknat orang yang menyembelih
(binatang) bukan karena Allah” (9).
12. Dalil nadzar:
Firman Allah ta‟ala:
“Mereka menunaikan nadzar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.” (QS. Al-Insan: 7).
(9 ) Hadits riwayat Muslim dalam Shahihnya, kitab Al-Adhahi, bab 8. dan riwayat Imam
Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 1, hal. 108 dan 152.
Tiga Landasan Utama 19Tiga Landasan Utama 19
MENGENAL ISLAM
Islam, ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan penuh kepatuhan pada segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan syirik dan orang-orang yang berbuat syirik.
Dan agama Islam, dalam pengertian tersebut mempunyai tiga tingkatan, yaitu: Islam, Iman dan Ihsan; masing-masing tingkatan ada rukun-rukunnya.
Tingkatan Pertama: Islam. Adapun tingkatan Islam, rukunnya ada lima:
1. Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan) bahwa: “Laa Ilaaha Illallaah – Muhammad Rasulullah” (Tiada sesembahan yang haq selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah).
2. Mendirikan shalat.
3. Menunaikan zakat.
4. Puasa pada bulan Ramadhan.
5. Dan Haji ke Baitullah Al-Haram.
Dalil syahadat: Firman Allah ta‟ala:
“Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang
Tiga Landasan Utama20Tiga Landasan Utama 20
menegakkan keadilan. (juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali-Imran: 18).
“Laa Ilaaha Illallah”, artinya: tiada sesembahan yang haq selain Allah.
Syahadat ini mengandung dua unsur. Meniadakan dan menetapkan. “La Ilaaha”, adalah meniadakan segala bentuk sesembahan selain Allah, “Illallah”, adalah menetapkan bahwa ibadah (penghambaan) itu hanya untuk Allah semata, tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam ibadah kepada-Nya, sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam kakuasaan-Nya.
Tafsir makna syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah ta‟ala:
“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung-jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi aku menyembah Tuhan yang telah menjadikanku, karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku". Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu.” (QS. Az-Zukhruf: 26-28).
Tiga Landasan Utama 21Tiga Landasan Utama 21
Dan firman Allah ta‟ala:
“Katakanlah (Muhammad): "Hai Ahli Kitab! Marilah berpegang teguh kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling, maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” (QS. Ali Imran: 64).
Adapun dalil syahadat bahwa Muhammad itu Rasulullah, adalah firman Allah ta‟ala:
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang yang mukmin.” (QS. At-Taubah: 128).
Syahadat bahwa Muhammad adalah Rasulullah, berarti: mentaati apa yang diperintahkannya, membenarkan apa yang diberitakannya, menjauhi apa
Tiga Landasan Utama22Tiga Landasan Utama 22
yang dilarang serta dicegahnya, dan beribadah kepada Allah dengan apa yang disyari'atkannya.
Dalil shalat, zakat dan tafsir kalimat tauhid:
Firman Allah ta'ala:
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah, dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan agama) dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5).
Dalil shiyam:
Firman Allah ta‟ala:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183).
Dalil haji:
Firman Allah ta‟ala:
Tiga Landasan Utama 23Tiga Landasan Utama 23
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97).
Tingkatan kedua: Iman.
Iman itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat. “La Ilaha Illallah”, sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat malu adalah salah satu cabangnya iman.
Rukun iman ada enam yaitu:
1. Iman kepada Allah.
2. Iman kepada para Malaikat-Nya.
3. Iman kepada kitab-kitab-Nya.
4. Iman kepada para Rasul-Nya.
5. Iman kepada hari akhirat.
6. Iman kepada qadar (10), yang baik maupun yang buruk.
Dalil keenam rukun ini, firman Allah ta‟ala:
(10) Qadar ialah: takdir, ketentuan Ilahi, yaitu: iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di
alam semesta ini adalah diketahui, dicatat, dikehendaki dan dijadikan oleh Allah ta’ala.
Tiga Landasan Utama24Tiga Landasan Utama 24
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malalikat, kitab-kitab dan Nabi-Nabi…” (QS.Al-Baqarah: 177).
Dan firman Allah ta‟ala:
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir).” (QS. Al-Qamar: 49).
Tingkatan ketiga: Ihsan. Ihsan, rukunnya hanya satu, yaitu:
)) أن ت عبد الل كأنك ت راه, فإن ل تكن ت راه فإنو ي راك (( “Beribadahlah kepada Allah dalam keadaan
seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (11).
Dalilnya, firman Allah ta‟ala:
(11) Pengertian Ihsan tersebut merupakan penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh
Umar bin Al-Khattab radhiallahu ‘anhu, sebagaimana akan disebutkan.
Tiga Landasan Utama 25Tiga Landasan Utama 25
“Sesunggunya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. An-Nahl:128).
“Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) pula perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Asy-syuaraa‟: 217-220).
“Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur‟an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya…”. (QS. Yunus: 61).
Adapun dalilnya dari sunnah, ialah hadits Jibril (12) yang masyhur, yang diriwayatkan dari Umar bin Al-Khattab radhiallahu „anhu:
(12) Disebutkan hadits Jibril, karena Jibrillah yang datang kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dengan menanyakan kepada beliau tentang Islam, Iman, Ihsan dan masalah hari kiamat. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada kaum Muslimin tentang masalah-masalah agama.
Tiga Landasan Utama26Tiga Landasan Utama 26
“Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi shallallahu „alaihi wa sallam tiba-tiba muncul ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih pakaiannya, hitam pekat rambutnya tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda sehabis dari bepergian jauh dan tiada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi shallallahu „alaihi wa sallam dengan menyandarkan kedua lututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata:
سالم ! د, أخبن عن ال يا مم“Ya Muhammad, beritahukanlah aku tentang
Islam!”.
Maka Nabi menjawab:
الة, وت ؤت الزكاة, دا رسول الل وتقيم الص )) أن تشهد أن ال إلو إال الل وأن مم مضان, وتج الب يت إن استطعت إليو سبيال ((وتصوم ر
“Yaitu: bersyahadat bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah serta Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, melakukan shiyam pada bulan Ramadhan dan melaksanakan haji ke Baitullah jika mampu untuk mengadakan perjalanan ke sana.”
Lelaki itupun berkata: صدقت “Benarlah engkau.”
Kata Umar: “Kami merasa heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau.” Lalu ia berkata:
يان !أخبن ع ن ال
Tiga Landasan Utama 27Tiga Landasan Utama 27
“Beritahu aku tentang iman!”
Beliau menjawab:
ره وشره (( )) أن ت ؤمن بالل ومالئكتو وكتبو ورسلو والي وم اآلخر وت ؤمن بالقدر خي “Yaitu: beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, Rasul-rsul-Nya dan hari akhirat serta beriman kepada qadar yang baik dan yang buruk.”
Orang itu pun berkata lagi: “Benarlah engkau.” Kemudian ia berkata:
حسان ! أخبن عن ال“Beritahu aku tentang ihsan!”
Beliau mejawab:
كأنك ت راه, فإن ل تكن ت راه فإنو ي راك (()) أن ت عبد الل “Yaitu: beribadahlah kepada Allah dalam keadaan
seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.”
Ia berkata lagi:
اع أخبن عن الس ة !“Beritahulah aku tentang waktu hari kiamat!”
beliau menjawab:
ائل (( ها بأعلم من الس )) ما المسؤول عن “Orang yang ditanya tentang hal tersebut tidak
lebih tahu daripada orang yang menanyakannya.”
Maka orang itupun berkata:
Tiga Landasan Utama28Tiga Landasan Utama 28
ن عن أماراتا !أخب “Beritahukanlah aku (sebagian dari) tanda-tanda
kiamat itu!”
Beliau menjawab:
م ة رب ت ه ا, وأن ت ر اا اة الع راة العال ة رع اء الش اء ي تط اولون )) أن تل د ايان (( الب ن
“Yaitu: apabila ada budak wanita melahirkan tuan puterinya dan apabila kamu melihat orang-orang tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna, melarat lagi penggembala domba, saling bangga-membanggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi.”
Kata Umar: “Lalu pergilah orang laki-laki itu, sementara kami berdiam diri saja dalam waktu yang lama, sehingga Nabi bertanya:
يا عمر, أتدري من السائل ؟“Hai Umar! Tahukah kamu, siapakah orang yang
bertanya itu?”
Saya menjawab: “Allah dan Rasulnya lebih mengetahui.”
Beliau pun bersabda:
ىذا جبيل, أتاكم ي علمكم أمر دينكم
Tiga Landasan Utama 29Tiga Landasan Utama 29
“Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian untuk mengajarkan urusan agama kalian.” (13).
(13 ) Hadits riwayat Muslim dalam shahih-nya, kitab al-Iman, bab 1 hadits ke-1. dan
diriwayatkan juga hadits dengan lafadz seperti ini dari Abu Hurairah oleh Al-Bukhari dalam shahihnya, kitab Al-Iman, bab 37, hadits ke-1.
Tiga Landasan Utama30Tiga Landasan Utama 30
MENGENAL NABI MUHAMMAD Shallallahu „Alaihi Wa Sallam
Beliau adalah Muhammad bin Abdullah, bin Abdul Mutthalib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab termasuk keturunan Nabi Ismail, putera Nabi Ibarahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam.
Beliau berumur 63 tahun; diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi Nabi dan 23 tahun sebagai Nabi serta Rasul.
Beliau diangkat sebagai Nabi dengan “Iqra” (14)dan diangkat sebagai Rasul dengan surah “Al- Mudatssir.”
Tempat asal beliau adalah Makkah. Beliau diutus oleh Allah untuk menyampaikan peringatan untuk menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid. Firman Allah ta‟ala:
“Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah. Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa (menyembah berhala)
(14) Yakni surat Al-'Alaq: 1-5.
Tiga Landasan Utama 31Tiga Landasan Utama 31
tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah.” (QS. Al-Mudatstsir:1-7).
Pengertian: “Sampaikanlah peringatan”, ialah: menyampaikan
peringatan untuk menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid.
“Tuhanmu Agungkanlah”: agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah kepada-Nya semata.
“Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah”, artinya: jauhkan serta bebaskan dirimu darinya dan orang-orang yang memujanya.
Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu, beliau dimi‟rajkan (diangkat naik) ke atas langit dan disyari‟atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan shalat di Makkah selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.
Hijrah, pengertiannya, ialah: pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan ummat Islam. Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat.
Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu firman Allah ta‟ala:
Tiga Landasan Utama32Tiga Landasan Utama 32
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri (15) ,(kepada mereka) Malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini? Mereka menjawab: "adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Makah)". Para Malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu? Orang-orang itu tempat tinggalnya neraka Jahannam dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Kecuali mereka yang tertindas, baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan Allah adalah Maha Pema‟af lagi Maha Pengampun.” (QS. An-Nisa‟: 97-99).
Dan firman Allah ta‟ala:
“Hai hamba-hamba-Ku yang beriman!, sesungguhnya, bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku saja.” (QS. Al-Ankabut: 56).
(15) Yang dimaksud dengan dzhalim terhadap diri mereka sendiri dalam ayat ini, ialah
orang-orang penduduk Makkah yang sudah masuk Islam tetapi mereka tidak mau hijrah bersama Nabi, padahal mereka mampu dan sanggup. Mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir supaya ikut bersama mereka pergi ke perang badar, akhirnya ada diantara mereka yang terbunuh.
Tiga Landasan Utama 33Tiga Landasan Utama 33
Al Baghawi (16) rahimahullah, berkata: “Ayat ini, sebab turunnya, adalah ditujukan kepada orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu belum juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan orang-orang yang beriman.”
Adapun dalil dari sunnah yang menunjukkan kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam:
قط ع الت وب ة ح ت تطل ع الش م م ن )) قط ع الت وب ة, وال ت ن قطع الجرة حت ت ن ال ت ن مغربا ((
“Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat".
Setelah Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam menetap di Madinah, disyari‟atkan kepada beliau zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma‟ruf dan nahi mungkar serta syari‟at-syari‟at Islam lainnya.
Beliau pun melaksanakan perintah untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap dalam keadaan lestari.
Inilah agama yang beliau bawa. Tiada suatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada umatnya. Dan tiada suatu keburukan yang tidak
(16) Abu Muhammad: Al-Husain bin Mas’ud bin Muhammad Al-Farra’, atau Ibnu Al-
Farra’, Al-Baghawi (436-510H= 1044-1117 M). seorang pakar ahli dalam bidang fiqh, hadits dan tafsir. Diantara karyanya: At-Tahdzib (fiqh), Syarh As-sunnah (hadits), Lubab At-Ta'wil fi ma’alim at-tanzil (tafsir).
Tiga Landasan Utama34Tiga Landasan Utama 34
beliau peringatkan supaya dijauhi. Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang dicintai dan diridhai Allah; sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya dijauhi ialah syirik serta segala yang dibenci dan dimurkai Allah.
Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya.
Allah ta‟ala berfirman:
“Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua.” (QS. Al-A‟raf: 158).
Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita. Firman Allah ta‟ala:
“Pada hari ini (17), telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni‟mat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Ma‟idah: 3).
Adapun dalil yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu „alaihi wa sallam juga wafat, ialah firman Allah ta‟ala:
(17) Maksudnya, adalah hari Jum’at ketika wuquf di Arafah, pada waktu haji wada’.
Tiga Landasan Utama 35Tiga Landasan Utama 35
“Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka pun akan mati (pula). Kemudian sesungguhnya kamu pada hari kiamat akan berbantah-bantahan dihadapan Tuhanmu.” (QS. Az-Zumar: 30-31).
Manusia sesudah mati akan dibangkitkan kembali. Dalilnya, firman Allah ta‟ala:
“Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu, dan dari padanya Kami akan mengeluarkan kamu kali yang lain.” (QS. Thaha: 55).
Dan firman Allah ta‟ala:
“Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (dari padanya pada hari kiamat) dengan sebenar-benarnya.” (QS. Nuh: 17-18).
Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan dihisab dan diberi balasan sesuai dengan perbuatan mereka.
Firman Allah ta‟ala:
Tiga Landasan Utama36Tiga Landasan Utama 36
“Dan hanya kepunyaan Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat terhadap apa yang telah mereka kerjakan dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik lagi (surga).” (QS. An-Najm: 31).
Barangsiapa yang tidak mengimani hari kebangkitan ini, maka dia adalah kafir.
Firman Allah ta‟ala:
“Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Tidak demikian. Demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”(QS. At-Taghabun: 7).
Allah telah mengutus semua Rasul sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan.
Sebagaimana firman Allah ta‟ala:
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu.” (QS. An-Nisa‟: 165).
Tiga Landasan Utama 37Tiga Landasan Utama 37
Rasul pertama adalah Nabi Nuh „alaihis salam(18), dan Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup para Nabi.
Dalil yang menunjukkan bahwa Rasul pertama adalah Nabi Nuh, firman Allah ta‟ala:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya”. (QS. An-nisa‟:163)
Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang Rasul, mulai dari Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan kepada mereka untuk beribadah kepada Allah semata dan melarang mereka beribadah kepada thaghut. Allah ta‟ala berfirman:
“Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap ummat seorang Rasul (untuk menyerukan):
(18) Selain dalil dari Alqur’an yang disebutkan penulis, yang menunjukkan bahwa Nabi
Nuh adalah Rasul pertama, disana ada juga hadits shahih yang menyatakan bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama yang diutus kepada penduduk bumi ini, seperti hadits riwayat Al-Bukhari dalam shahihnya, kitab Al-Anbiya’, bab III, dan riwayat Muslim dalam shahihnya, kitab Al-Iman bab: 84.
Adapun Nabi Adam ‘alaihis salam, menurut sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-ghifari radhiallahu 'anhu, beliau adalah nabi pertama. Dan disebutkan dalam hadits ini bahwa jumlah para Nabi ada 124 ribu orang, dari jumlah tersebut sebagai Rasul 315 orang, dan dalam riwayat lain disebutkan lebih dari 312 orang. Lihat: Imam Ahmad, Al-Musnad, jilid V, hal. 178, 179 dan 265.
Tiga Landasan Utama38Tiga Landasan Utama 38
"Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut itu.” (QS. An-Nahl:36).
Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir kepada thaghut dan hanya beriman kepada-Nya saja.
Ibnu Al-Qayyim (19) Rahimahullah ta‟ala telah menjelaskan pengertian thaghut dengan mengatakan:
، أو مطاع ( ه من معب ود ، أو متب وع ) الطاغوت: ما تاوز بو العبد حد“Thaghut, ialah segala sesuatu yang diperlakukan
manusia secara melampaui batas (yang telah ditentukan oleh Allah), seperti dengan disembah, atau diikuti, atau dipatuhi.”
Thaghut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya ada lima:
1. Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah,
2. Orang yang disembah, sedang ia sendiri rela,
3. Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
4. Orang yang mengaku mengetahui sesuatu yang ghaib.
(19) Abu Abdillah: Muhamad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa’ad Az-zur’i Ad-dimasyqi,
terkenal dengan Ibnu Al-qayyim atau Ibnu Qayim al-Jauziyah (691-751 H = 1292-1350 M). seorang ulama yang giat dan gigih dalam mengajak ummat Islam pada zamannya untuk kembali kepada tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah serta mengikuti jejak para salafus shaleh. Mempunyai banyak karya tulis, antara lain: Madarij-assalikin, Zaad Al-Ma’ad, Thariq Al-Hijratain wa Baab As-sa’adatain, At-tibyan fi Aqsam Al-Qur’an, Miftah Dar As-sa’adah.
Tiga Landasan Utama 39Tiga Landasan Utama 39
5. Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah.
Allah ta‟ala berfirman:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu, barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada buhul tali yang amat kuat, yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 256).
Ingkar kepada semua thaghut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tadi, adalah hakikat syahadat “La Ilaha Illallah”.
Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
سالم، وعموده الصالة، وذروة سن )) مر ال ((الل امو الهاد سبيل رأس ىذا ا“Pokok agama ini adalah Islam (20), dan tiangnya
adalah shalat, sedang ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah (21).
(20) Silahkan melihat kembali pengertian Islam yang disebutkan oleh penulis pada hal 23.
(21) Hadits shahih riwayat At-thabrani dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dan riwayat At-tirmizi dalam Al-Jami’ As-Shahih, kitab Al-Iman, bab VIII.
Tiga Landasan Utama40Tiga Landasan Utama 40
Hanya Allahlah yang Maha Tahu. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad, kepada keluarga dan para sahabatnya.
1 1
23
Seba
b m
empe
laja
ri ta
uhid
Alh
anifi
ah a
dala
h ag
ama
yang
luru
s ya
ng ja
uh d
ari k
esyi
rikan
yan
g di
ban
gun
di a
tas
keik
hlas
an d
an ta
uhid
. Ta
uhid
sec
ara
baha
sa b
eras
al d
ari k
ata
wah
hada
yuw
ahhi
du y
ang
bera
rti m
enja
dika
n se
suat
u m
enja
di s
atu.
A
dapu
n se
cara
istil
ah: m
enge
saka
n Al
lah
deng
an a
pa-a
pa y
ang
mer
upak
an k
ekhu
susa
n Al
lah
baik
itu
dala
m u
luhi
yah,
rubu
biya
h, m
aupu
n as
ma
was
ifat.
Mac
am-m
acam
tauh
id:
1. T
auhi
d ru
bubi
yah:
yai
tu m
enge
saka
n Al
lah
dal
am s
egal
a pe
rbua
tan-
Nya
ata
u m
enge
saka
n Al
lah
bahw
a D
iala
h ya
ng b
erku
asa,
m
enci
pta
dan
men
gatu
r.
2. T
auhi
d ul
uhiy
ah: y
aitu
men
gesa
kan
Alla
h da
lam
per
ibad
atan
ata
u m
enge
saka
n Al
lah
deng
an p
erbu
atan
-per
buat
an h
amba
. 3.
Tau
hid
asm
a w
a si
fat:
yaitu
men
gesa
kan
Alla
h de
ngan
apa
yan
g A
llah
nam
akan
dan
sifa
tkan
bag
i diri
-Nya
yan
g te
rdap
at d
alam
kita
b-N
ya (A
l Qur
’an)
dan
lisa
n R
asul
-Nya
. Yai
tu d
enga
n m
enet
apka
n ap
a-ap
a ya
ng A
llah
teta
pkan
bag
i diri
-Nya
sen
diri
dan
men
afik
kan
apa-
apa
yang
Alla
h na
fikka
n da
ri di
ri-N
ya ta
npa
mer
ubah
dan
men
iada
kan,
dan
tanp
a m
emba
gaim
anak
an d
an m
enye
rupa
kan
(Alla
h de
ngan
m
akhl
uk-N
ya.)
Syiri
k ad
alah
men
yem
bah
Alla
h Ta
'ala
ber
sam
a se
lain
-Nya
dan
syi
rik m
erup
akan
dos
a ya
ng p
alin
g be
sar.
Al u
shuu
lu a
tsts
alaa
stah
Men
geta
hui N
abi M
uham
mad
, ga
ris
ketu
runa
nnya
, kel
ahira
nya,
um
urny
a, k
enab
ian
dan
kera
sula
nya,
neg
rinya
, hik
mah
diu
tusn
ya,
wak
tu d
a’w
ahny
a te
rhad
ap ta
uhid
, isr
a da
n m
i'raj
, di m
ana
dan
kapa
n di
waj
ibka
n sh
alat
, hi
jrah,
huk
um d
an w
aktu
nya,
kap
anka
h di
syar
iatk
an s
isa
dari
pada
sya
riat?
Lam
a be
rda’
wah
, waf
atny
a, a
pa y
ang
diba
wa
oleh
nya
dari
agam
a, k
eum
uman
risa
lahn
ya b
agi j
in d
an
man
usia
, kes
empu
rnaa
n ag
ama
dan
cuku
pnya
ni
kmat
.
Men
geta
hui a
gam
a Is
lam
bes
erta
dal
il-da
lilnya
, pen
gerti
an Is
lam
, tin
gkat
an-
tingk
atan
dal
am a
gam
a Is
lam
, ruk
un-
ruku
n Is
lam
, pen
gerti
an s
yaha
dat,
ruku
n-ru
kun
iman
, cab
ang-
caba
ng k
eim
anan
, ih
san,
dal
il-da
lil tin
gkat
an d
alam
aga
ma,
ta
nda-
tand
a ha
ri ki
amat
.
Men
geta
hui A
llah
Ta'a
la, s
iapa
Rab
bmu?
Den
gan
apa
kam
u m
enge
tahu
i Rab
bmu?
Rab
b di
alah
yan
g di
ibad
ahi,
mac
am-m
acam
ibad
ah y
ang
Alla
h pe
rinta
hkan
, huk
um b
agi m
erek
a ya
ng y
ang
mem
alin
gkan
ses
uatu
ibad
ah k
epad
a se
lain
Alla
h
bese
rta d
aliln
ya.
2
AL
USH
UU
LU A
TSTS
ALAA
TSAH
Empa
t per
kara
yan
g w
ajib
dip
elaj
ari b
eser
ta d
aliln
ya (
sura
t al-'
asr )
Saba
r B
erda
’wah
B
eram
al d
enga
n ilm
u
Ilmu
Mak
sud
penu
lis
deng
an s
abar
dis
ini
adal
ah s
abar
m
enun
tut i
lmu,
be
ram
al, d
an
berd
a’w
ah.
Saba
r dia
tas
keta
atan
se
perti
mel
aksa
naka
n sh
alat
, sab
ar
men
jauh
i mak
siat
se
perti
riba
,sab
ar a
tas
takd
ir Al
lah
yang
m
enya
kitk
an s
eper
ti ke
faki
ran
Yang
per
tam
a ka
li di
da’w
ahka
n,
da’w
ahny
a pa
ra
Nab
i dan
Ras
ul,
tingk
atan
yan
g pa
ling
tingg
i dal
am
berd
a’w
ah a
dala
h da
’wah
kep
ada
tauh
id d
an
mem
bera
ntas
ke
syiri
kan
Syar
at-s
yara
t be
rda’
wah
: ikh
las,
m
emilik
i ilm
u sy
aria
t,men
geta
hui
kead
aan
yang
di
da’w
ai, h
ikm
ah,
saba
r.
Mer
ealis
asik
an il
mu
men
jadi
am
alan
, jik
a tid
ak m
aka
ilmu
akan
hi
lang
( se
oran
g ’a
lim y
ang
tidak
men
gam
alka
n ilm
unya
, mak
a di
a di
azab
terle
bih
dahu
lu
sebe
lum
par
a pe
nyem
bah
berh
ala )
yaitu
men
geta
hui A
llah,
m
enge
tahu
i Nab
i, da
n m
enge
tahu
i aga
ma
Isla
m
dise
rtai d
alil-
daliln
ya
Tiga
per
kara
yan
g w
ajib
dip
elaj
ari d
an d
iam
alka
n
Ber
lepa
s di
ri da
ri ke
syiri
kan
dan
pela
kuny
a, y
aitu
den
gan
hati
(mem
benc
inya
) dan
den
gan
lisan
(uca
pan;
”s
esun
gguh
nya
saya
ber
lepa
s di
ri da
ri ap
a ya
ng k
alia
n se
mba
h”),
sert
a de
ngan
ang
gota
tubu
h (
tidak
turu
t m
enye
rtai
mer
eka
dala
m h
ari r
aya
mer
eka,
upa
cara
ada
t m
erek
a, d
an p
akai
an (k
ekhu
susa
n) m
erek
a).
Ikhl
as (
tauh
id u
luhi
yah)
(T
auhi
d ru
bubi
yah)
bah
wa
men
gesa
kan
Alla
h da
lam
ru
bubi
yah
berk
onse
kwen
si u
ntuk
men
gesa
kan-
Nya
da
lam
Ulu
hiya
h
33
Seba
b m
empe
laja
ri ta
uhid
Alh
anifi
ah a
dala
h ag
ama
yang
luru
s ya
ng ja
uh d
ari k
esyi
rikan
yan
g di
ban
gun
di a
tas
keik
hlas
an d
an ta
uhid
. Ta
uhid
sec
ara
baha
sa b
eras
al d
ari k
ata
wah
hada
yuw
ahhi
du y
ang
bera
rti m
enja
dika
n se
suat
u m
enja
di s
atu.
A
dapu
n se
cara
istil
ah: m
enge
saka
n Al
lah
deng
an a
pa-a
pa y
ang
mer
upak
an k
ekhu
susa
n Al
lah
baik
itu
dala
m u
luhi
yah,
rubu
biya
h, m
aupu
n as
ma
was
ifat.
Mac
am-m
acam
tauh
id:
1. T
auhi
d ru
bubi
yah:
yai
tu m
enge
saka
n Al
lah
dal
am s
egal
a pe
rbua
tan-
Nya
ata
u m
enge
saka
n Al
lah
bahw
a D
iala
h ya
ng b
erku
asa,
m
enci
pta
dan
men
gatu
r.
2. T
auhi
d ul
uhiy
ah: y
aitu
men
gesa
kan
Alla
h da
lam
per
ibad
atan
ata
u m
enge
saka
n Al
lah
deng
an p
erbu
atan
-per
buat
an h
amba
. 3.
Tau
hid
asm
a w
a si
fat:
yaitu
men
gesa
kan
Alla
h de
ngan
apa
yan
g A
llah
nam
akan
dan
sifa
tkan
bag
i diri
-Nya
yan
g te
rdap
at d
alam
kita
b-N
ya (A
l Qur
’an)
dan
lisa
n R
asul
-Nya
. Yai
tu d
enga
n m
enet
apka
n ap
a-ap
a ya
ng A
llah
teta
pkan
bag
i diri
-Nya
sen
diri
dan
men
afik
kan
apa-
apa
yang
Alla
h na
fikka
n da
ri di
ri-N
ya ta
npa
mer
ubah
dan
men
iada
kan,
dan
tanp
a m
emba
gaim
anak
an d
an m
enye
rupa
kan
(Alla
h de
ngan
m
akhl
uk-N
ya.)
Syiri
k ad
alah
men
yem
bah
Alla
h Ta
'ala
ber
sam
a se
lain
-Nya
dan
syi
rik m
erup
akan
dos
a ya
ng p
alin
g be
sar.
Al u
shuu
lu a
tsts
alaa
stah
Men
geta
hui N
abi M
uham
mad
, ga
ris
ketu
runa
nnya
, kel
ahira
nya,
um
urny
a, k
enab
ian
dan
kera
sula
nya,
neg
rinya
, hik
mah
diu
tusn
ya,
wak
tu d
a’w
ahny
a te
rhad
ap ta
uhid
, isr
a da
n m
i'raj
, di m
ana
dan
kapa
n di
waj
ibka
n sh
alat
, hi
jrah,
huk
um d
an w
aktu
nya,
kap
anka
h di
syar
iatk
an s
isa
dari
pada
sya
riat?
Lam
a be
rda’
wah
, waf
atny
a, a
pa y
ang
diba
wa
oleh
nya
dari
agam
a, k
eum
uman
risa
lahn
ya b
agi j
in d
an
man
usia
, kes
empu
rnaa
n ag
ama
dan
cuku
pnya
ni
kmat
.
Men
geta
hui a
gam
a Is
lam
bes
erta
dal
il-da
lilnya
, pen
gerti
an Is
lam
, tin
gkat
an-
tingk
atan
dal
am a
gam
a Is
lam
, ruk
un-
ruku
n Is
lam
, pen
gerti
an s
yaha
dat,
ruku
n-ru
kun
iman
, cab
ang-
caba
ng k
eim
anan
, ih
san,
dal
il-da
lil tin
gkat
an d
alam
aga
ma,
ta
nda-
tand
a ha
ri ki
amat
.
Men
geta
hui A
llah
Ta'a
la, s
iapa
Rab
bmu?
Den
gan
apa
kam
u m
enge
tahu
i Rab
bmu?
Rab
b di
alah
yan
g di
ibad
ahi,
mac
am-m
acam
ibad
ah y
ang
Alla
h pe
rinta
hkan
, huk
um b
agi m
erek
a ya
ng y
ang
mem
alin
gkan
ses
uatu
ibad
ah k
epad
a se
lain
Alla
h
bese
rta d
aliln
ya.
44
Penu
tup
Ath
aghu
t M
acam
-mac
am ji
had
Keba
ngki
tan
sete
lah
mat
i, hi
sab
atas
am
alan
-am
alan
, kuf
urny
a or
ang
yang
men
dust
akan
har
i ke
bang
kita
n,tu
gas
para
Ras
ul d
an
da’w
ah m
erek
a, R
asul
yan
g pe
rtam
a da
n te
rakh
ir, d
ua ru
kun
tauh
id: k
ufur
terh
adap
thag
hut
dan
iman
kep
ada
Alla
h Ta
'ala
, pe
nger
tian
thag
hut,
pem
impi
n th
aghu
t, si
fat k
ufur
terh
adap
th
aghu
t, m
akna
Laa
ilah
a ill
alla
h,
Isla
m a
dala
h po
kok
agam
a, ti
ang
agam
a ad
alah
sha
lat,
punc
ak d
ari
agam
a ad
alah
jiha
d.
Yaitu
seg
ala
sesu
atu
yang
m
elam
pui b
atas
, bai
k ya
ng
diib
adah
i (ba
tu d
an p
ohon
), di
ikut
i (u
lam
a-ul
ama
yang
diik
uti)
atau
di
taat
i (pe
mim
pin
yang
kel
uar d
ari
keta
atan
kep
ada
Alla
h). T
hagh
ut
itu s
anga
t ban
yak
akan
teta
pi
pem
impi
n m
erek
a ad
a lim
a: 1
) ib
lis, 2
) mer
eka
yang
diib
adah
i da
lam
kea
daan
ridh
a, 3
) mer
eka
yang
men
yeru
man
usia
unt
uk
men
yem
bah
kepa
da d
iriny
a se
ndiri
, 4) m
erek
a ya
ng m
enga
ku
men
geta
hui i
lmu
ghai
b, 5
) mer
eka
yang
ber
huku
m d
enga
n hu
kum
se
lain
Alla
h.
oran
g-or
ang
kafir
dan
m
unaf
ik
tere
alis
asi
deng
an
hati,
lisan
, an
ggot
a ba
dan
dan
ha
rta.
Se
tan
An –
nafs
(jiw
a)
tere
alis
asi
deng
an s
urat
al
-'asr
( be
rilm
u,
bera
mal
de
ngan
ya,
da’w
ah
deng
an il
mu
dan
bers
abar
).
syub
hat:
Sh
ahw
at
bid'
ah
syiri
k be
sar
(men
gelu
arka
n da
ri Is
lam
) dan
sy
irik
keci
l
dosa
kec
il ( s
egal
a ke
hara
man
ya
ng ti
dak
berd
ampa
k pa
da
huku
man
ya
ng
khus
us)
: dos
a be
sar
( seg
ala
bent
uk
dosa
yan
g be
rdam
pak
pada
hu
kum
an
yang
kh
usus
)
Per
tany
aan:
men
gapa
kita
har
us b
elaj
ar ta
uhid
? M
enga
pa k
ita h
arus
bel
ajar
ush
uulu
tsts
alas
ah?
Apa
itu u
hsuu
lu ts
tsal
atsa
h se
cara
ring
kas?
Apa
faed
ah b
elaj
ar u
shuu
lu A
ts ts
alaa
sah?
Apa
kei
stim
ewaa
n ki
tab
syai
kh M
uham
mad
bin
Abd
ul W
ahab
? Ap
a se
bab
tudu
han-
tudu
han
buru
k ka
pada
Bel
iau?
55
Do’a
ibad
ah (
do’a
den
gan
perb
uata
n) m
emal
ingk
anny
a ke
pada
sela
in A
llah
adal
ah
syiri
k be
sar,
sepe
rti m
erek
a ya
ng sh
alat
, ber
puas
a da
n ha
ji un
tuk
sela
in A
llah.
doa
mas
aala
h ( d
o’a
perm
inta
an)
- Pe
rkar
a ya
ng ti
dak
bisa
disa
nggu
pi k
ecua
li Al
lah,
m
emal
ingk
anya
kep
ada
sela
in A
llah
adal
ah sy
irik
besa
r, se
pert
i mer
eka
yang
mem
inta
ana
k, re
zki,
dan
huja
n ke
pada
sela
in A
llah.
Perk
ara
yang
bisa
dip
enuh
i ole
h se
oran
g ha
mba
yan
g ha
nya
dibe
nark
an a
pabi
la d
ia h
idup
, had
ir, m
ampu
da
n di
yaki
ni b
ahw
a itu
han
yala
h se
bab
mac
am-m
acam
seba
b 1.
Be
nar:
mey
akin
i apa
yan
g Al
lah
jadi
kan
seba
b se
baga
i seb
ab( s
ecar
a sy
aria
t sep
erti
ruki
yah
dan
seca
ra h
issiy
ah (
sesu
atu
yang
dap
at d
igap
ai
deng
an p
anca
indr
a at
au p
enge
tahu
an) s
eper
ti be
roba
t 2.
Sy
irik
keci
l: m
eyak
ini s
esut
u ya
ng A
llah
tidak
ja
dika
n se
bab
seba
gai s
ebab
. 3.
Sy
irik
besa
r: m
eyak
ini b
ahw
a se
bab
berp
enga
ruh
deng
an se
ndiri
nya
terh
adap
kej
adia
n di
ala
m in
i.
Mac
am –
mac
am D
oa
4
Penu
tup
Ath
aghu
t M
acam
-mac
am ji
had
Keba
ngki
tan
sete
lah
mat
i, hi
sab
atas
am
alan
-am
alan
, kuf
urny
a or
ang
yang
men
dust
akan
har
i ke
bang
kita
n,tu
gas
para
Ras
ul d
an
da’w
ah m
erek
a, R
asul
yan
g pe
rtam
a da
n te
rakh
ir, d
ua ru
kun
tauh
id: k
ufur
terh
adap
thag
hut
dan
iman
kep
ada
Alla
h Ta
'ala
, pe
nger
tian
thag
hut,
pem
impi
n th
aghu
t, si
fat k
ufur
terh
adap
th
aghu
t, m
akna
Laa
ilah
a ill
alla
h,
Isla
m a
dala
h po
kok
agam
a, ti
ang
agam
a ad
alah
sha
lat,
punc
ak d
ari
agam
a ad
alah
jiha
d.
Yaitu
seg
ala
sesu
atu
yang
m
elam
pui b
atas
, bai
k ya
ng
diib
adah
i (ba
tu d
an p
ohon
), di
ikut
i (u
lam
a-ul
ama
yang
diik
uti)
atau
di
taat
i (pe
mim
pin
yang
kel
uar d
ari
keta
atan
kep
ada
Alla
h). T
hagh
ut
itu s
anga
t ban
yak
akan
teta
pi
pem
impi
n m
erek
a ad
a lim
a: 1
) ib
lis, 2
) mer
eka
yang
diib
adah
i da
lam
kea
daan
ridh
a, 3
) mer
eka
yang
men
yeru
man
usia
unt
uk
men
yem
bah
kepa
da d
iriny
a se
ndiri
, 4) m
erek
a ya
ng m
enga
ku
men
geta
hui i
lmu
ghai
b, 5
) mer
eka
yang
ber
huku
m d
enga
n hu
kum
se
lain
Alla
h.
oran
g-or
ang
kafir
dan
m
unaf
ik
tere
alis
asi
deng
an
hati,
lisan
, an
ggot
a ba
dan
dan
ha
rta.
Se
tan
An –
nafs
(jiw
a)
tere
alis
asi
deng
an s
urat
al
-'asr
( be
rilm
u,
bera
mal
de
ngan
ya,
da’w
ah
deng
an il
mu
dan
bers
abar
).
syub
hat:
Sh
ahw
at
bid'
ah
syiri
k be
sar
(men
gelu
arka
n da
ri Is
lam
) dan
sy
irik
keci
l
dosa
kec
il ( s
egal
a ke
hara
man
ya
ng ti
dak
berd
ampa
k pa
da
huku
man
ya
ng
khus
us)
: dos
a be
sar
( seg
ala
bent
uk
dosa
yan
g be
rdam
pak
pada
hu
kum
an
yang
kh
usus
)
Per
tany
aan:
men
gapa
kita
har
us b
elaj
ar ta
uhid
? M
enga
pa k
ita h
arus
bel
ajar
ush
uulu
tsts
alas
ah?
Apa
itu u
hsuu
lu ts
tsal
atsa
h se
cara
ring
kas?
Apa
faed
ah b
elaj
ar u
shuu
lu A
ts ts
alaa
sah?
Apa
kei
stim
ewaa
n ki
tab
syai
kh M
uham
mad
bin
Abd
ul W
ahab
? Ap
a se
bab
tudu
han-
tudu
han
buru
k ka
pada
Bel
iau?
66
M
acam
-mac
am ta
kut
Hara
m :
sepe
rti p
utus
asa
dar
i rah
mat
Al
lah
dan
taku
t yan
g m
enga
ntar
kan
kepa
da m
enig
galk
an y
ang
waj
ib d
an
mel
akuk
an y
ang
hara
m.
Mub
ah (b
oleh
) : ta
kut s
ecar
a ta
biat
, misa
l ta
kut t
erha
dap
api,
singa
, dan
mus
uh
Waj
ib
(tak
ut
yang
te
rsem
buny
i):
dipa
lingk
an
kepa
da
sela
in
Alla
h ad
alah
sy
irik
besa
r, ta
kut
yang
di
mak
sud
adal
ah
taku
t ib
adah
, tu
nduk
, m
enga
gung
kan,
ke
patu
han.
77
M
acam
-Mac
am P
enye
mbe
lihan
Men
yem
belih
unt
uk se
lain
Alla
h
Men
yem
belih
unt
uk A
llah
ta'a
la
Sepe
rti,
sese
mbe
lihan
unt
uk k
urba
n id
ul a
dha,
ata
u ha
dyu
(sem
belih
an h
aji,)
aqi
qah,
sede
kah.
Di
peru
ntuk
an k
epad
a se
lain
Alla
h m
erup
akan
syiri
k be
sar
Syiri
k be
sar
Men
yem
belih
un
tuk
peng
huni
ku
bur
atau
un
tuk
jin.
Bole
h
Men
yem
belih
un
tuk
di m
akan
, m
emul
iaka
n ta
mu,
at
au
untu
k di
jual
6
M
acam
-mac
am ta
kut
Hara
m :
sepe
rti p
utus
asa
dar
i rah
mat
Al
lah
dan
taku
t yan
g m
enga
ntar
kan
kepa
da m
enig
galk
an y
ang
waj
ib d
an
mel
akuk
an y
ang
hara
m.
Mub
ah (b
oleh
) : ta
kut s
ecar
a ta
biat
, misa
l ta
kut t
erha
dap
api,
singa
, dan
mus
uh
Waj
ib
(tak
ut
yang
te
rsem
buny
i):
dipa
lingk
an
kepa
da
sela
in
Alla
h ad
alah
sy
irik
besa
r, ta
kut
yang
di
mak
sud
adal
ah
taku
t ib
adah
, tu
nduk
, m
enga
gung
kan,
ke
patu
han.
77
M
acam
-Mac
am P
enye
mbe
lihan
Men
yem
belih
unt
uk se
lain
Alla
h
Men
yem
belih
unt
uk A
llah
ta'a
la
Sepe
rti,
sese
mbe
lihan
unt
uk k
urba
n id
ul a
dha,
ata
u ha
dyu
(sem
belih
an h
aji,)
aqi
qah,
sede
kah.
Di
peru
ntuk
an k
epad
a se
lain
Alla
h m
erup
akan
syiri
k be
sar
Syiri
k be
sar
Men
yem
belih
un
tuk
peng
huni
ku
bur
atau
un
tuk
jin.
Bole
h
Men
yem
belih
un
tuk
di m
akan
, m
emul
iaka
n ta
mu,
at
au
untu
k di
jual
6
M
acam
-mac
am ta
kut
Hara
m :
sepe
rti p
utus
asa
dar
i rah
mat
Al
lah
dan
taku
t yan
g m
enga
ntar
kan
kepa
da m
enig
galk
an y
ang
waj
ib d
an
mel
akuk
an y
ang
hara
m.
Mub
ah (b
oleh
) : ta
kut s
ecar
a ta
biat
, misa
l ta
kut t
erha
dap
api,
singa
, dan
mus
uh
Waj
ib
(tak
ut
yang
te
rsem
buny
i):
dipa
lingk
an
kepa
da
sela
in
Alla
h ad
alah
sy
irik
besa
r, ta
kut
yang
di
mak
sud
adal
ah
taku
t ib
adah
, tu
nduk
, m
enga
gung
kan,
ke
patu
han.
88
Mac
am-m
acam
naz
ar
Naz
ar k
husu
s
Naz
ar u
mum
Se
mua
m
uslim
m
asuk
di
da
lam
nya
(mer
eka
men
unai
kan
naza
r)
Sebe
lum
men
guca
pkan
huk
umnn
ya h
aram
di
seba
bkan
lara
ngan
Nab
i unt
uk b
erna
zar
atau
mak
ruh
Sete
lah
diuc
apka
n w
ajib
( di
penu
hi a
tau
dite
bus)
Seca
ra b
ahas
a: j
anji,
dan
mew
ajib
kan
Istil
ah: k
etet
apan
seo
rang
muk
alaf
ata
s di
rinya
se
ndiri
unt
uk m
elak
ukan
ses
uatu
yan
g as
alny
a tid
ak w
ajib
.
Naz
ar k
epad
a se
lain
Alla
h. N
azar
ini
kea
daan
ya s
eper
ti be
rsum
pah
deng
an s
elai
n Al
lah,
tid
ak t
erja
di (
tid
ak d
i pe
nuhi
dan
tid
ak d
i te
bus
deng
an t
ebus
an s
umpa
h) d
an
tebu
sany
a ad
alah
ber
taub
at.
Naz
ar k
epad
a Al
lah
Naz
ar
taat
w
ajib
di
penu
hi (
bag
i Al
lah
saya
be
rnaz
ar
untu
k sa
lat d
ua ra
kaat
Naz
ar
mak
siat
hara
m
un
tuk
dipe
nuhi
da
n w
ajib
un
tuk
dila
ngga
r, da
n di
teb
us s
eper
ti
tebu
san
mel
angg
ar
sum
pah
( un
tuk
Alla
h sa
ya b
erna
zar u
ntuk
m
encu
ri)
Naz
ar m
ubah
(bol
eh)
dibe
ri pi
lihan
an
tara
di
tuna
ikan
da
n in
i leb
ih u
tam
a at
au d
i te
bus
deng
an
kafa
roh
(teb
usan
) su
mpa
h
(bag
i Al
lah
saya
ber
naza
r un
tuk
mem
inum
jus l
emon
Naz
ar
kare
na
mar
ah
lagi
be
nci
Naz
ar
mak
ruh
huku
mny
a m
akru
h un
tuk
dipe
nuhi
,dan
di
suna
hkan
unt
uk d
ilang
gar
kala
u di
lang
gar
mak
a ha
rus
di t
ebus
( b
agi
Alla
h sa
ya
bern
azar
un
tuk
be
rpal
ing
dala
m sa
lat)
Naz
ar m
utla
k at
au n
azar
ya
ng
tidak
di
se
but.
Dite
bus
deng
an t
ebus
an
mel
angg
ar s
umpa
h( b
agi
Alla
h sa
ya
bern
azar
ke
mud
ian
diam
)
9 9
Al
khos
yah
adal
ah ta
kut y
ang
terb
angu
n di
ata
s ilm
u at
as k
eagu
ngan
yan
g di
taku
ti da
n ke
sem
purn
aan
keku
asaa
nya.
Penj
elas
an R
ukun
Iman
dan
Ihsa
n
Iman
seca
ra b
ahas
a ad
alah
pen
gaku
an d
an p
embe
nara
n
Seca
ra is
tilah
ada
lah
perk
ataa
n de
ngan
lisa
n, k
eyak
inan
den
gan
hati,
am
alan
den
gan
angg
ota
tubu
h, b
erta
mba
h de
ngan
ket
aata
n se
rta
berk
uran
g de
ngan
mak
siat
Aka
l
N
alur
i
Iman
kep
ada
wuj
ud A
llah
F
itrah
S
yaria
t
Iman
kep
ada
Tauh
id R
ubub
iyah
Im
an k
epad
a Al
lah
:
iman
kep
ada
Tauh
id U
luhi
yah
Iman
kep
ada
Tauh
id A
sma
Was
ifat
Im
an k
epad
a pa
ra M
alai
kat,
mer
eka
adal
ah a
lam
gho
ib y
ang
Alla
h ci
ptak
an d
ari c
ahay
a, m
erek
a se
lalu
taa
t ke
pada
Alla
h d
an t
idak
ber
mak
siat
kepa
daN
ya, m
erek
a
mem
iliki
arw
ah (r
uh y
ang
suci
), Ja
sad
(yan
g m
enja
dika
n M
alai
kat s
ebag
ai R
asul
yan
g m
emili
ki s
ayap
– s
ayap
), ak
al d
an h
ati (
ketik
a ha
ti m
erek
a te
rkej
ut p
ara
mal
aika
t
bert
anya
apa
yan
g di
kata
kan
Rab
kalia
n),k
ita b
erim
an k
epad
a m
erek
a se
cara
glo
bal d
an d
enga
n ap
a ya
ng A
llah
berit
ahuk
an k
epad
a ki
ta a
tas
nam
a-na
ma
mer
eka
(sep
erti
Jibril
, Mik
ail,
dan
Israf
il) si
fat-
sifat
dan
am
alan
-am
alan
mer
eka
seca
ra d
etai
l .
Iman
kep
ada
kita
b-ki
tab
: kita
ber
iman
bah
was
anya
dia
ada
lah
kala
m A
llah
seca
ra n
yata
dan
dia
ditu
runk
an b
ukan
seb
agai
mak
hluk
dan
Alla
h m
enur
unka
n ki
tab
bers
ama
setia
p Ra
sul d
an d
aliln
ya ("
Sesu
nggu
hnya
kam
i tel
ah m
engu
tus
Rasu
l kam
i den
gan
petu
njuk
dan
kam
i men
urun
kan
kepa
da m
erek
a ki
tab
dan
nera
ca k
eadi
lan
–All
Hadi
d:25
-"),
kita
ber
iman
den
gann
ya s
ecar
a gl
obal
, dan
den
gan
sega
la a
pa y
ang
Alla
h ka
bark
an k
epad
a ki
ta d
ari n
ama
– na
maN
ya d
an k
abar
– k
abar
did
alam
nya,
huku
m –
huk
um y
ang
tidak
dih
apus
dan
bah
was
anya
Al –
Qur
an p
engh
apus
kita
b –
kita
b te
rdah
ulu.
Kita
b –
ktab
Alla
h ya
ng d
iket
ahui
Al –
Qur
'an,
Tau
rat,
Injil
, Zab
ur,
suhu
f Ibr
ohim
, Suh
uf M
usa
Iman
kep
ada
para
Ras
ul y
aitu
kita
ber
iman
bah
wa
mer
eka
man
usia
bia
sa ti
dak
ada
sedi
kitp
un k
ekhu
susa
n Ru
bubi
yah
dan
mer
eka
ham
ba A
llah
yang
tida
k di
ibad
ahi,
seba
gai
para
Ras
ul,
mer
eka
tidak
bol
eh d
idus
taka
n, A
llah
men
gutu
s m
erek
a da
n m
ewah
yuka
n ke
pada
mer
eka
sert
a m
erek
a di
perk
uat
deng
an m
ukjiz
at,
dan
bahw
asan
ya m
erek
a te
lah
men
yam
paik
an a
man
at, m
enas
ehat
i um
at, b
erda
'wah
ser
ta b
erjih
ad d
ijala
n Al
lah
deng
an s
eben
ar –
ben
ar ji
had,
kita
ber
iman
kep
ada
mer
eka
seca
ra g
loba
l dan
den
gan
sega
la a
pa y
ang
Alla
h be
ritah
ukan
kep
ada
kita
dar
i nam
a –
nam
a m
erek
a, s
ifat –
sifa
t mer
eka,
kab
ar te
ntan
g m
erek
a, s
erta
muk
jizat
yang
Alla
h pe
rkua
t den
gann
ya d
an b
ahw
asan
ya a
wal
par
a N
abi a
dala
h Ad
am d
an a
wal
par
a Ra
sul a
dala
h N
uh s
erta
pen
utup
par
a N
abi d
an R
asul
ada
lah
Muh
amm
ad
10 10
Shal
alla
ahu
'Ala
ihi W
asal
lam
dan
bah
wa
syar
iat s
ebel
umny
a se
mua
nya
tela
h di
hapu
s den
gan
syar
iat N
abi M
uham
mad
dan
Ulu
l Azm
i ada
lim
a se
baga
iman
a di
sebu
tkan
dala
m su
rat A
s Syu
ra d
an A
l Ahz
ab (M
uham
mad
, Nuh
, Ibr
ahim
, Mus
a, d
an Is
a).
Iman
kep
ada
hari
Akhi
r ter
kand
ung
di d
alam
nya
iman
kep
ada
sega
la a
pa y
ang
tela
h di
kaba
rkan
ole
h na
bi M
uham
mad
men
gena
i kej
adia
n se
tela
h m
ati s
eper
ti fit
nah
kubu
r, pe
niup
an s
angk
akal
a, k
eban
gkita
n m
anus
ia d
ari k
ubur
mer
eka,
tim
bang
an a
mal
, buk
u ca
tata
n am
al, J
emba
tan
Shira
th, H
audh
(tel
aga)
, Sya
faat
, syu
rga,
ner
aka,
tand
a –
tand
a ha
ri ki
amat
, pen
glih
atan
kau
m m
ukm
inin
terh
adap
rob
mer
eka
pada
har
i kia
mat
dan
di S
urga
Iman
kep
ada
takd
ir ba
ik d
an b
uruk
. Ter
diri
atas
em
pat t
ingk
atan
1.
Ilmu
yaitu
iman
bah
wa
Alla
h su
bhan
ahu
Wat
a'al
a m
enge
tahu
i seg
ala
sesu
atu
seca
ra g
loba
l dan
seca
ra d
etai
l
2.
Kita
abah
(pen
ulisa
n) y
aitu
iman
bah
wa
Alla
h Su
bhan
ahu
Wat
a'al
a te
lah
men
ulis
takd
ir se
gala
sesu
atu
sam
pai h
ari k
iam
at
3.
Mas
yiah
(keh
enda
k) y
aitu
iman
bah
wa
apa
yang
Alla
h ke
hend
aki p
asti
terja
di s
erta
apa
yan
g Al
lah
tidak
keh
enda
ki p
asti
tidak
terja
di d
an s
eora
ng h
amba
mem
iliki
kehe
ndak
aka
n te
tapi
ber
ada
diba
wah
keh
enda
k Al
lah
4.
Al K
halq
(pen
cipt
aan)
yai
tu im
an b
ahw
asan
ya se
gala
yan
g ad
a m
erup
akan
mak
hluk
Alla
h ba
ik se
cara
dza
t, sif
at m
aupu
n ge
rak
Ihsa
n, d
ia m
emili
ki sa
tu ru
kun
dan
dua
tingk
atan
Ting
kata
n pe
rtam
a : i
bada
h de
ngan
per
saks
ian
yaitu
ibad
ah y
ang
dise
rtai
cin
ta, h
arap
an, k
erin
duan
terh
adap
apa
– a
pa y
ang
ada
disis
i Alla
h da
n di
a ad
alah
ibad
ahny
a
para
Nab
i dan
Ras
ul
Ting
kata
n ke
dua
: iba
dah
peng
awas
an y
aitu
ibad
ah y
ang
dise
rtai
den
gan
rasa
taku
t. Ti
ngka
tan
ini t
idak
kel
uar s
eora
ng m
uslim
dar
inya
.
1111
Rasu
lulla
h be
rsab
da( b
aran
g si
apa
yang
men
ipu
kam
i mak
a bu
kan
dari
golo
ngan
kam
i) N
ama
: ...
......
......
......
......
......
......
.....
Jum
lah
Haf
alan
Kita
b Ta
uhid
: ...
......
......
......
......
......
......
.....
Jum
lah
Haf
alan
Ush
uulu
Tsa
lats
ah
: ...
......
......
......
......
......
......
......
D
alil
dari
Al Q
ur’a
n da
n Su
nnah
U
raia
n/In
dika
tor
Il Ilm
u se
belu
m b
eruc
ap d
an b
eram
al
Men
ingg
alny
a N
abi M
uham
mad
K
eum
uman
Ris
alah
Nab
i Muh
amm
ad
E
mpa
t mas
ail (
perk
ara)
Bar
ang
siap
a m
endu
stak
an k
eban
gkita
n m
aka
dia
k
ufur
Aga
ma
para
Nab
i int
inya
Sat
u
H
ijroh
dar
i Neg
eri k
ufur
A
gam
a Is
lam
tela
h Se
mpu
rna
R
oghb
ah (h
arap
an),
Roh
bah
(taku
t), K
husy
u'
Mem
alin
gkan
ibad
ah k
epad
a se
lain
Alla
h ad
alah
sy
irik
1212
Y
ang
men
cipt
a D
ia y
ang
berh
ak d
iibad
ahi
K
hauf
(tak
ut)
Ro
dja'(
hara
pan)
K
hasy
ah (t
akut
+)
Ta
wak
al
pe
nyem
belih
an
N
azar
M
anus
ia ji
ka m
enin
ggal
dib
angk
itkan
N
abi p
erta
ma
N
abi t
erak
hir
Tu
lisla
h ap
a ya
ng A
nda
keta
hui d
i baw
ah in
i :
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 5.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 6.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Kita
bel
ajar
Tau
hid
deng
an b
eber
apa
seba
b
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Kita
bel
ajar
Ush
uulu
tsal
atsa
h de
ngan
beb
erap
a se
bab
B
uah
mem
pela
jari
Ush
uulu
tsal
atsa
h
1313
U
shuu
lu ts
alat
sah
seca
ra S
ingk
at
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Em
pat P
erka
ra
Sea
ndai
nya
Alla
h tid
ak m
enur
unka
n hu
jjah
kecu
ali…
……
..
Mac
am –
mac
am sa
bar
D
an b
ahw
asan
ya m
asjid
-mas
jid
M
a’al
lahi
aha
da (b
ersa
ma
Alla
h se
oran
g pu
n)
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Tiga
Per
kara
Pe
relis
asia
n be
rlepa
s diri
dar
i syi
rik
A
l han
iifia
h
Y
a'bud
uun
(mer
eka
men
yem
bah)
1414
Ta
uhid
seca
ra b
ahas
a
Ta
uhid
seca
ra is
tilah
Ta
uhid
Rub
ubiy
ah,
T
auhi
d U
luhi
yah
Ta
uhid
Asm
a W
asifa
t
Mac
am –
mac
am D
o'a
Mac
am –
mac
am D
o'a m
asal
ah (d
o'a p
erm
inta
an)
Mac
am –
mac
am m
anus
ia d
alam
key
akin
an
terh
adap
seba
b
Syar
at –
syar
at m
emin
ta to
long
kep
ada
mak
hluk
Ta
wak
al
K
hasy
ah
M
acam
– m
acam
naz
ar
1515
Mac
am –
mac
am p
enye
mbe
lihan
Mac
am –
mac
am ta
kut
Is
lam
Syar
at d
iterim
anya
ibad
ah
la
aIla
aha
Illal
lah
M
uham
mad
ada
lah
Rasu
ulul
lah
Huk
um p
ende
kata
n di
anta
ra a
gam
a be
serta
dal
ilnya
Im
an se
cara
bah
asa
Im
an se
cara
istil
ah
Im
an k
epad
a A
llah
Dal
il –
dalil
im
an te
ntan
g ke
bera
daan
Alla
h
Im
an k
epad
a M
alai
kat
1616
Im
an k
epad
a K
itab
Im
an k
epad
a Ra
sul
Im
an k
epad
a ha
ri ak
hir
Ting
kata
n Im
an k
epad
a ta
kdir
Ti
ngka
tan
ihsa
n
Bu
dak
pere
mpu
an te
lah
mel
ahirk
an tu
anny
a
G
aris
ketu
runa
n N
abi M
uham
mad
Ba
ngun
lah
lalu
ber
ilah
perin
gata
n da
n Tu
hanm
u A
gung
kanl
ah (a
l-mud
atsir
2-3
)
D
an p
akai
anm
u su
cika
nlah
dan
ber
hala
– b
erha
la
jauh
ilah
(alm
udtsi
r 4-5
)
Hijr
ah
W
aktu
ditu
tupn
ya p
intu
taub
at
K
epad
a sia
pa N
abi M
uham
mad
diu
tus
At
Tho
ghuu
t
H
ukum
mel
akna
t set
an
Pe
mim
pin
Thag
hut
Mac
am –
mac
am ji
had
TIGA LANDASAN UTAMA
ثالثة األصىل وأدلتها
Penulis :
Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab harluarmhhar
TERJEMAHAN MATAN
AL-QAWA’IDUL ARBA’
1AL-QAWA’IDUL ARBA’
بسم الله الرحمن الرحيم
TERJEMAHAN MATAN AL-QAWA’IDUL ARBA’
PENDAHULUAN
Saya meminta kepada Allah Yang Maha Pemurah, Rabbnya arsy yang besar, agar Dia selalu menolongmu di dunia dan akhirat, menjadikanmu sebagai orang yang diberkahi dimanapun kamu berada, serta menjadikanmu ke dalam golongan orang-orang yang jika dia diberi nikmat maka dia bersyukur, jika diuji dengan musibah maka dia bersabar, dan jika dia berdosa maka segera beristighfar, karena ketiga sifat ini merupakan tanda kebahagiaan hidup.
Ketahuilah –semoga Allah menuntunmu untuk selalu taat kepada-Nya-, sesunguhnya al-hanifiah yang merupakan ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam adalah beribadah kepada Allah secara ikhlas dalam melaksanakan ibadah kepada-Nya. Allah berfirm an :
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyaat : 56).
Jika kamu telah mengetahui bahwasanya Allah menciptakanmu untuk beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah bahwa ibadah tidaklah disebut ibadah kecuali bila disertai dengan tauhid. Sebagaimana shalat, tidaklah disebut shalat kecuali dengan adanya thaharah. Bila ibadah dicampuri syirik, maka rusaklah ibadah tersebut, sebagaimana (rusaknya shalat) tatkala hadats menghinggapi thaharah. Allah berfirman :
” Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid
2 AL-QAWA’IDUL ARBA’
Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka itu kekal di dalam neraka”. (QS. At-Taubah : 17)
Jika kamu telah mengetahui bahwa tatkala kesyirikan masuk ke dalam sebuah ibadah maka akan merusak ibadah tersebut, bisa menghapuskan amalan tersebut, sehingga pelakunya menjadi orang-orang yang kekal di dalam neraka, jika kamu mengetahui semua itu maka kamu pasti mengetahui bahwa kewajibanmu yang terpenting adalah mengetahui kesyirikan tersebut. Semoga Allah berkenan untuk membebaskan kamu kerusakan ini, yaitu kesyirikan kepada Allah yang Allah telah berfirman tentangnya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An-Nisaa’ : 48)
Dan pengetahuan tentang kesyirikan ini bisa kamu dapatkan dengan mengetahui empat kaidah yang Allah Ta’ala telah nyatakan dalam kitab-Nya:
KAIDAH PERTAMA
Kamu harus mengetahui bahwa orang-orang kafir yang diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka meyakini bahwa Allah Ta’ala adalah Pencipta, Pemberi rizki, Yang menghidupkan, Yang mematikan, Yang memberi manfa’at, Yang memberi mudarat, Yang mengatur segala urusan (tauhid rububiyah). Akan tetapi semua keyakinan mereka tersebut tidaklah memasukkan mereka ke dalam Islam. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
“Katakanlah: ‘Siapa yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapa yang kuasa [menciptakan] pendengaran dan penglihatan, dan siapa yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan siapa yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab:’Allah’. Maka katakanlah:’Mengapa kamu tidak bertakwa [kepada-Nya]”. (QS. Yunus : 31).
6 AL-QAWA’IDUL ARBA’
“Wahai Rasulullah, buatlah bagi kami Dzatu Anwath seperti yang mereka (musyrikin) miliki ….” sampai akhir hadits.
KAIDAH KEEMPAT
Sesungguhnya kaum musyrikin di zaman kita lebih parah kesyirikannya dibandingkan kaum musyrikin zaman dahulu. Hal itu karena kaum musyrikin dahulu, mereka mengikhlaskan ibadah kepada Allah ketika mereka ditimpa kesusahan, akan tetapi mereka berbuat syirik ketika mereka dalam keadaan lapang. Sedangkan kaum musyrikin di zaman kita, mereka perbuatan syirik mereka berlangsung terus-menerus, baik dalam keadaan lapang maupun dalam kesusahan. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka [kembali] mempersekutukan [Allah]“. (QS. Al-Ankabut : 65-66).
3AL-QAWA’IDUL ARBA’
KAIDAH KEDUA
Mereka (musyrikin) berkata: Kami tidak berdo’a kepada mereka (Nabi, orang-orang shalih, dan selainnya) dan mengharap kepada mereka kecuali agar kami bisa dekat dengan Allah dan agar mereka bisa memberikan syafa’at kepada kami. Maksud kami kepada Allah, bukan kepada mereka, namun hal tersebut dilakukan dengan cara melalui syafaat dan mendekatkan diri kepada mereka.
Dalil tentang pendekatkan diri adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):”Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar”. (QS. Az-Zumar : 3).
Dalil tentang syafa’at adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfa’atan, dan mereka berkata:”Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah”. (QS. Yunus : 18).
Syafa’at itu ada 2 macam:
1. Syafa’at manfiyah (yang ditiadakan/ditolak).
2. Syafa’at mutsbatah (yang ditetapka adanya/diterima).
Syafa’at manfiyah adalah syafa’at yang diminta dari selain Allah pada hal-hal yang tidak ada yang bisa memberikannya kecuali Allah. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah [di jalan Allah] sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah : 254).
4 AL-QAWA’IDUL ARBA’
Syafa’at mutsbatah adalah syafa’at yang diminta dari Allah. Pemberi syafa’at itu dimuliakan dengan syafa’at, sedangkan orang yang akan diberikan syafa’at adalah orang yang diridhai ucapan dan perbuatannya oleh Allah, setelah memperoleh izin-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Siapakah yang mampu memberi syafa’at disamping Allah tanpa izin-Nya?”. (QS. Al-Baqarah : 255).
KAIDAH KETIGA
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada kaum yang mempunyai sembahan yang berbeda-beda. Diantara mereka ada yang menyembah para malaikat, di antara mereka ada yang menyembah para nabi orang-orang shaleh, di antara mereka ada yang menyembah pepohonan dan bebatuan, dan di antara mereka ada yang menyembah matahari dan bulan.
Akan tetapi mereka semua diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak membedakan di antara mereka. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan dien ini menjadi milik Allah semuanya”. (QS. Al-Baqarah : 193).
Dalil adanya penyembahan kepada matahari dan bulan adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah [pula] kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”. (QS. Fushilat : 37).
Dalil adanya penyembahan kepada para malaikat adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan [ingatlah] hari [yang di waktu itu] Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat:”Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?” Malaikat-malaikat itu menjawab:”Maha Suci Engkau.Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”.Maka
5AL-QAWA’IDUL ARBA’
pada hari ini sebahagian kamu tidak berkuasa [untuk memberikan] kemanfaatan dan tidak pula kemudharatan kepada sebahagian yang lain.Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim:”Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu”. (QS. Saba’ : 40-42).
Dalil adanya penyembahan kepada para Nabi adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan [ingatlah] ketika Allah berfirman:”Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:”Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Ilah selain Allah”. ‘Isa menjawab:”Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku [mengatakannya]. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (QS. Al-Maidah : 116).
Dalil akan adanya penyembahan kepada orang-orang saleh adalah firman Allah Ta’ala:
“Mereka yang mereka menyembah kepada mereka, sembahan mereka tersebut senantiasa mencari wasilah kepada Rabb mereka, siapa di antara mereka yang paling dekat, mereka mengharapkan rahmat-Nya, dan khawatir akan siksaan-Nya, sesungguhnya siksaan Rabbmu adalah suatu hal yang harus ditakuti.” (QS. Al-Isra`: 57)
Dalil akan adanya penyembahan kepada pepohonan dan bebatuan adalah firman Allah Ta’ala:
“Bagaimana pendapat kalian tentang Al-Lata dan Uzza, serta Manat (sebagai sembahan) yang ketiga.” (QS. An-Najm: 19-20)
Dan juga hadits Abi Waqid Al-Laitsi, dia berkata:
“Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju (perang) Hunain, dan ketika itu kami baru saja lepas dari kesyirikan. Sementara itu, kaum musyrikin mempunyai sebuah pohon bidara yang mereka biasa berdiam di sisinya dan mereka menggantungkan pedang-pedang mereka di situ. Pohon tersebut bernama Dzatu Anwath. Lalu kami melalui pohon bidara tersebut dan sebagian kami mengatakan:
4 AL-QAWA’IDUL ARBA’
Syafa’at mutsbatah adalah syafa’at yang diminta dari Allah. Pemberi syafa’at itu dimuliakan dengan syafa’at, sedangkan orang yang akan diberikan syafa’at adalah orang yang diridhai ucapan dan perbuatannya oleh Allah, setelah memperoleh izin-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Siapakah yang mampu memberi syafa’at disamping Allah tanpa izin-Nya?”. (QS. Al-Baqarah : 255).
KAIDAH KETIGA
Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus kepada kaum yang mempunyai sembahan yang berbeda-beda. Diantara mereka ada yang menyembah para malaikat, di antara mereka ada yang menyembah para nabi orang-orang shaleh, di antara mereka ada yang menyembah pepohonan dan bebatuan, dan di antara mereka ada yang menyembah matahari dan bulan.
Akan tetapi mereka semua diperangi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak membedakan di antara mereka. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan dien ini menjadi milik Allah semuanya”. (QS. Al-Baqarah : 193).
Dalil adanya penyembahan kepada matahari dan bulan adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah [pula] kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”. (QS. Fushilat : 37).
Dalil adanya penyembahan kepada para malaikat adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan [ingatlah] hari [yang di waktu itu] Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat:”Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?” Malaikat-malaikat itu menjawab:”Maha Suci Engkau.Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”.Maka
5AL-QAWA’IDUL ARBA’
pada hari ini sebahagian kamu tidak berkuasa [untuk memberikan] kemanfaatan dan tidak pula kemudharatan kepada sebahagian yang lain.Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim:”Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu”. (QS. Saba’ : 40-42).
Dalil adanya penyembahan kepada para Nabi adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan [ingatlah] ketika Allah berfirman:”Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:”Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Ilah selain Allah”. ‘Isa menjawab:”Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku [mengatakannya]. Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (QS. Al-Maidah : 116).
Dalil akan adanya penyembahan kepada orang-orang saleh adalah firman Allah Ta’ala:
“Mereka yang mereka menyembah kepada mereka, sembahan mereka tersebut senantiasa mencari wasilah kepada Rabb mereka, siapa di antara mereka yang paling dekat, mereka mengharapkan rahmat-Nya, dan khawatir akan siksaan-Nya, sesungguhnya siksaan Rabbmu adalah suatu hal yang harus ditakuti.” (QS. Al-Isra`: 57)
Dalil akan adanya penyembahan kepada pepohonan dan bebatuan adalah firman Allah Ta’ala:
“Bagaimana pendapat kalian tentang Al-Lata dan Uzza, serta Manat (sebagai sembahan) yang ketiga.” (QS. An-Najm: 19-20)
Dan juga hadits Abi Waqid Al-Laitsi, dia berkata:
“Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuju (perang) Hunain, dan ketika itu kami baru saja lepas dari kesyirikan. Sementara itu, kaum musyrikin mempunyai sebuah pohon bidara yang mereka biasa berdiam di sisinya dan mereka menggantungkan pedang-pedang mereka di situ. Pohon tersebut bernama Dzatu Anwath. Lalu kami melalui pohon bidara tersebut dan sebagian kami mengatakan:
6 AL-QAWA’IDUL ARBA’
“Wahai Rasulullah, buatlah bagi kami Dzatu Anwath seperti yang mereka (musyrikin) miliki ….” sampai akhir hadits.
KAIDAH KEEMPAT
Sesungguhnya kaum musyrikin di zaman kita lebih parah kesyirikannya dibandingkan kaum musyrikin zaman dahulu. Hal itu karena kaum musyrikin dahulu, mereka mengikhlaskan ibadah kepada Allah ketika mereka ditimpa kesusahan, akan tetapi mereka berbuat syirik ketika mereka dalam keadaan lapang. Sedangkan kaum musyrikin di zaman kita, mereka perbuatan syirik mereka berlangsung terus-menerus, baik dalam keadaan lapang maupun dalam kesusahan. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya, maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka [kembali] mempersekutukan [Allah]“. (QS. Al-Ankabut : 65-66).
3AL-QAWA’IDUL ARBA’
KAIDAH KEDUA
Mereka (musyrikin) berkata: Kami tidak berdo’a kepada mereka (Nabi, orang-orang shalih, dan selainnya) dan mengharap kepada mereka kecuali agar kami bisa dekat dengan Allah dan agar mereka bisa memberikan syafa’at kepada kami. Maksud kami kepada Allah, bukan kepada mereka, namun hal tersebut dilakukan dengan cara melalui syafaat dan mendekatkan diri kepada mereka.
Dalil tentang pendekatkan diri adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):”Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar”. (QS. Az-Zumar : 3).
Dalil tentang syafa’at adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfa’atan, dan mereka berkata:”Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah”. (QS. Yunus : 18).
Syafa’at itu ada 2 macam:
1. Syafa’at manfiyah (yang ditiadakan/ditolak).
2. Syafa’at mutsbatah (yang ditetapka adanya/diterima).
Syafa’at manfiyah adalah syafa’at yang diminta dari selain Allah pada hal-hal yang tidak ada yang bisa memberikannya kecuali Allah. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala:
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah [di jalan Allah] sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafa’at. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah : 254).
117
2 18
AL
QO
WA
IDU
L A
L A
RBA
’ (4
QO
IDA
H) :
RIN
GK
ASA
N K
ASY
FU S
YU
BHA
T, M
ENG
APA
KIT
A T
IDA
K B
ELA
JAR
PER
TAM
A K
ALI
KIT
AB
KA
SYFU
SY
UBH
AT
SI
APA
MER
EKA
WA
LI-W
ALI
ALL
AH
? SY
AIK
HU
L IS
LAM
BER
KA
TA :
BAR
AN
G S
IAPA
YA
NG
LA
GI B
ERTA
KW
A M
AK
A D
IALA
H W
ALI
ALL
AH
Tida
k m
emin
ta su
rga
kecu
ali k
epad
a A
llah,
beg
itu p
ula
rizki
tida
k di
min
ta k
ecua
li ke
pda
Alla
h da
n be
rgan
tung
ke
pada
Nya
Berk
aita
n de
ngan
ta
uhid
Ru
bubi
ah
Syuk
ur n
ikm
at
Nik
mat
ada
lah
ujia
n.
Dal
ilnya
"kam
i aka
n m
engu
ji ka
lian
deng
an
keba
ikan
dan
keb
uruk
an
seba
gai f
itnah
".
Kal
au d
ia d
iber
i be
rsyu
kur
Sum
ber k
ebah
agia
an
Den
gan
hati
men
gaku
i dan
men
gikr
arka
n
Berk
aita
n de
ngan
ta
uhid
U
luhi
ah
Den
gan
lisan
(dan
den
gan
nikm
at R
abbm
u m
aka
sebu
tlah)
D
enga
n an
ggot
a ba
dan
: Mem
perg
unak
an n
ikm
at se
suai
de
ngan
car
a be
rsyu
kur k
epad
a Sa
ng p
embe
ri ni
kmat
, m
ensy
ukur
i ha
rta y
aitu
mem
perg
unak
anny
a da
lam
ke
taat
an k
epad
a sa
ng p
embe
ri ni
kmat
, dan
men
syuk
uri
Ilmu
deng
an m
enga
jark
anny
a ke
pada
ora
ng –
ora
ng
yang
mem
butu
hkan
nya
baik
den
gan
lisan
mau
pun
perb
uata
n.
benc
i: hu
kum
nya
hara
m d
an te
rjadi
den
gan
hati,
lisa
n da
n an
ggot
a ba
dan
Kea
daan
man
usia
ket
ika
ditim
pa m
usib
ah
Kal
au d
ia d
iuji
bers
abar
Sa
bar h
ukum
nya
waj
ib se
cara
ijm
a ( k
esep
akat
an)
Ridh
o hu
kum
nya
mus
taha
b/ su
nnah
Be
rsyu
kur h
ukum
nya
mus
taha
b (d
icin
ta d
an d
icin
ta) d
an in
i pal
ing
tingg
i ked
uduk
anny
a.
Jika
berd
osa
deng
an c
ara
mem
inta
am
pun
Al H
anifi
yah
(tauh
id) a
dala
h ag
ama
Ibro
him
dan
bah
was
anya
Alla
h m
enci
ptak
an k
ita u
ntuk
ber
ibad
ah k
epad
aNya
. Iba
dah
tidak
din
amak
an ib
adah
ke
cual
i den
gan
tauh
id, j
ika
syiri
k m
enca
mpu
ri ib
adah
mak
a ak
an m
erus
akny
a da
n m
engh
ancu
rkan
am
alan
sehi
ngga
men
jadi
kan
pela
kuny
a te
rmas
uk
oran
g –
oran
g ya
ng k
ekal
di n
erak
a da
n ya
ng p
alin
g pe
ntin
g un
tuk
anda
ket
ahui
dar
i itu
yai
tu m
enge
tahu
i em
pat k
aida
h ya
ng A
llah
sebu
tkan
dal
am
kita
bNya
.
Men
gapa
kita
bel
ajar
ta
uhid
?
Bahw
a or
ang
– or
ang
kafir
diz
aman
Ras
ulul
lah
yang
Ras
ulul
lah
mem
eran
gi m
erek
a, m
erek
a m
enga
kui T
auhi
d ru
bubi
yah
dan
tidak
men
gaku
i Ta
uhid
Ulu
hiya
h
Empa
t kai
dah
Bahw
a or
ang
– or
ang
kafir
di z
aman
Ras
ulul
lah
yang
dip
eran
gi o
leh
belia
u, m
erek
a tid
ak m
eyak
ini k
etik
a be
ribad
ah k
epad
a be
rhal
a –
berh
ala
bahw
asan
ya b
erha
la –
ber
hala
itu
mem
beri
man
faat
dan
mem
beri
mud
hara
t aka
n te
tapi
unt
uk p
ende
kata
n da
lam
men
cari
syaf
aat
Bahw
a N
abi S
hala
llaah
u 'al
aihi
Was
alla
m d
atan
g ke
pada
man
usia
den
gan
mac
am –
mac
am b
entu
k pe
ribad
atan
. Bel
iau
tidak
mem
beda
kan
mer
eka?
O
rang
– o
rang
mus
yrik
di z
aman
kita
lebi
h b
esar
kes
yirik
anny
a da
ripad
a or
ang
– or
ang
mus
yrik
terd
ahul
u
3 19
Mac
am –
mac
am sy
afaa
t
Seca
ra b
ahas
a be
rarti
men
jadi
kan
yang
satu
men
jadi
dua
Se
cara
istil
ah m
enga
mbi
l per
anta
ra k
epad
a se
lain
did
alam
m
enga
mbi
l man
faat
ata
u m
enol
ak m
udha
rat
Mut
sbat
ah (t
etap
) yai
tu y
ang
dim
inta
dar
i Alla
h, sy
arat
– sy
arat
nya
: Iz
in A
llah
deng
an sy
afaa
t Ri
dho
Alla
h at
as y
ang
mem
beri
syaf
aat
Ridh
o A
llah
yang
dib
eri s
yafa
at
Dal
ilnya
("b
etap
a ba
nyak
mal
aika
t di
lang
it tid
ak b
isa
mem
beri
syaf
aat s
edik
itpun
kec
uali
sete
lah
Alla
h m
embe
ri iz
in k
epad
a or
ang
– or
ang
yang
dik
ehen
daki
dan
yan
g di
ridho
i)
Syaf
aat y
ang
dim
ampu
i se
oran
g ha
mba
dib
enar
kan
deng
an e
mpa
t sya
rat :
hid
up,
mam
pu, h
adir,
dan
key
akin
an
itu h
anya
seba
gai s
ebab
Syaf
aat
yang
te
rtola
k ya
itu
syaf
aat
yang
di
tiada
kan
oleh
Al Q
ur'an
yai
tu y
ang
dim
inta
ke
pada
sel
ain
Alla
h ya
ng t
idak
dim
ampu
i ke
cual
i A
llah
dan
syaf
aat
yang
did
alam
nya
terd
apat
syiri
k.
Khu
sus k
epad
a N
abi y
ang
tidak
ada
seor
ang
pun
yang
be
rsek
utu
deng
anny
a
Syaf
aat u
dzm
a
Syaf
aat N
abi k
epad
a pa
man
nya
Abu
Tha
lib
supa
ya d
iring
anka
n az
abny
a
Syaf
aat N
abi M
uham
mad
di
pint
u su
rga
Um
um
Kep
ada
Nab
i Muh
amm
ad s
hala
lalla
ahu
'alai
hi W
asal
lam
da
n N
abi
lai
nnya
, M
alai
kat,
oran
g –
oran
g be
rtauh
id
dan
anak
– a
nak
keci
l yan
g m
enin
ggal
di w
aktu
Bay
i
Syaf
aat
untu
k m
enai
kan
dera
jat
oran
g –
oran
g ya
ng b
erta
uhid
(Y
a A
llah
ampu
nila
h A
bu S
alam
ah d
an
naik
anla
h de
raja
tnya
di S
urga
)
Syaf
aat
bagi
m
erek
a ya
ng
haru
s m
asuk
ne
raka
un
tuk
tidak
mem
asuk
inya
dar
i or
ang
– or
ang
berta
uhid
Syaf
aat
bagi
m
erek
a ya
ng
mas
uk
nera
ka
supa
ya
kelu
ar
dari
nera
ka d
ari
oran
g –
oran
g be
rtauh
id
420
Nam
a : .
......
......
......
......
......
.....
.
Apa
kah
And
a m
engh
afal
Qow
aid
Arb
a' :
......
......
......
......
......
....
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Men
gapa
kita
mem
peja
ri Q
owai
d
M
enga
pa k
ita ti
dak
bela
jar K
asyf
u' sy
ubha
t ter
lebi
h da
hulu
?
Wal
i – w
ali A
llah
bese
rta d
aliln
ya
1.
Ber
kaita
n de
ngan
tauh
id ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
B
erka
itan
deng
an ta
uhid
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Bag
aim
ana
men
syuk
uri n
ikm
at
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Kea
daan
man
usia
ket
ika
ditim
pa m
usib
ah b
eser
ta
huku
mny
a
Su
mbe
r keb
ahag
iaan
Sy
afaa
t sec
ara
baha
sa
Sy
afaa
t sec
ara
istil
ah
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Syar
at –
syar
at sy
afaa
t
k
aida
h pe
rtam
a
K
aida
h ke
dua
K
aida
h ke
tiga
521
K
aida
h ke
empa
t
Tu
lisla
h sa
tu d
alil
dari
Al Q
ur'a
n at
au S
unna
h te
rhad
ap a
pa y
ang
di se
butk
an d
ibaw
ah in
i D
alil
dariA
l-Qur
‟an
dan
sunn
ah
Am
al
N
ikm
at it
u ad
alah
ujia
n
Peng
akua
n or
ang
– or
ang
kafir
terh
adap
tauh
id
Rub
ubiy
ah
M
emin
ta p
ende
kata
n
Sy
afaa
t yan
g di
tola
k
Sy
afaa
t yan
g di
teta
pkan
Dal
il te
ntan
g la
rang
an b
erib
adah
kep
ada
Mat
ahar
i da
n B
ulan
D
alil
lara
ngan
ber
ibad
ah k
epad
a M
alai
kat
D
alil
lara
ngan
ber
ibad
a ke
pada
par
a N
abi
D
alil
lara
ngan
bar
ibad
a ke
pada
ora
ng –
ora
ng so
leh
D
alil
lara
ngan
men
yem
bah
batu
dan
poh
on
Sesu
nggu
hnya
mus
yrik
in o
rang
– o
rang
kaf
ir m
erek
a ik
hlas
dal
am k
eada
an te
rjepi
t dan
m
enye
kutu
kan
Alla
h da
lam
kea
daan
lapa
ng
623
22
Tul
iskan
mac
am –
mac
am sy
afaa
t sec
ara
terp
erin
ci d
iser
tai b
agan
!
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 1
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 11
DAFTAR ISI
(Klik pada pelajaran yang dikehendaki)
1. Pelajaran Pertama [Surah Al-Fatihah] 2. Pelajaran Kedua [Ma'na dan Syarat La Ilaha Illa Allah] 3. Pelajaran Ketiga [Rukun Iman] 4. Pelajaran Keempat [Pembagian Tauhid dan Syirik] 5. Pelajaran Kelima [Rukun Islam] 6. Pelajaran Keenam [Syarat-syarat Shalat] 7. Pelajaran Ketujuh [Rukun-rukun Shalat] 8. Pelajaran Kedelapan [Kewajiban-kewajiban Shalat] 9. Pelajaran Kesembilan [Bacaan Tasyahud] 10. Pelajaran Kesepuluh [Sunnah-sunnah Shalat] 11. Pelajaran Kesebelas [Hal-hal yang Membatalkan Shalat] 12. Pelajaran Kedua Belas [Syarat-syarat Wudhu'] 13. Pelajaran Ketiga Belas [Hal-hal yang Wajib dan Sunnah
dalam Wudhu'] 14. Pelajaran Keempat Belas [Hal-hal yang Membatalkan
Wudhu'] 15. Pelajaran Kelima Belas [Akhlak Mulia] 16. Pelajaran Keenam Belas [Adab-adab Islamiyah] 17. Pelajaran Ketujuh Belas [Waspada Terhadap Syirik dan
Maksiat] 18. Pelajaran Kedelapan Belas [Penyelenggaraan Jenazah
dan Tata Cara Shalat Jenazah]
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat2 2
Segala puji bagi Allah Rabb alam semesta. Kejayaan terakhir untuk orang-orang bertaqwa. Semoga Allah subhanahuwata'ala senantiasa melimpahkan shalawat dan salam kepada hamba dan rasul-Nya, nabi kita Muhammad Sholallohu'alaihiwasallam kepada segenap keluarga dan shahabat beliau.
Selanjutnya...
(Berikut ini) penjelasan singkat tentang sebagian hal-hal yang wajib diketahui oleh masyarakat umum tentang Islam, saya beri judul:
"Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat" [الدروس المهمة لعامة األمة]
Saya memohon kepada Allah subhanahuwata'ala agar buku ini
bermanfaat bagi kaum muslimin; dan semoga (Allah subhanahuwata'ala) menerimanya (sebagai amal shaleh) dari saya, sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 33
Pelajaran Pertama
Surah Al-Fatihah
Yaitu: mempelajari surah Al-Fatihah dan sedapat mungkin dari surah-surah pendek, dari surah Az-Zalzalah sampai surah An-Naas, dengan cara talqin (mengikuti bacaan guru), memperbaiki bacaan dan hafalannya serta menjelaskan hal-hal yang wajib difahami. Pelajaran Kedua
Ma'na dan Syarat La Ilaha Illa Allah. Yaitu: Penjelasan tentang arti persaksian "La Ilaha Illa Allah,
Muhammad Rasulullah".
La Ilaha: Tidak ada Ilah1), berarti meniadakan seluruh sesembahan selain Allah.
Illa Allah: Selain Allah, berarti menetapkan ibadah hanya untuk Allah semata dan tidak menjadikan sekutu bagi-Nya.
Syarat-syarat (sahnya persaksian) La Ilaha Illa Allah sebagai berikut:
1. Ilmu yang tidak dicampuri dengan kejahilan. 2. Keyakinan yang tidak dicampuri dengan keraguan. 3. Ikhlas yang tidak dicampuri dengan syirik. 4. Kejujuran yang tidak dicampuri dengan dusta. 5. Cinta yang tidak dicampuri dengan kebencian. 6. Ketaatan yang tidak dicampuri dengan pembangkangan. 7. Penerimaan yang tidak dicampuri dengan penolakan.
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat4 4
8. Pengingkaran terhadap seluruh yang disembah selain Allah.
Syarat-syarat diatas terhimpun pada dua bait syair berikut ini:
Ilmu, keyakinan dan Ikhlas serta kejujuran bersama Cinta dan taat serta menerimanya. Ditambah (syarat) yang kedelapan (adalah pengingkaran) terhadap seluruh yang disembah selain Allah Pelajaran Ketiga
Rukun Iman
Rukun Iman ada enam: 1. Beriman kepada Allah 2. Beriman kepada para Malaikat-Nya 3. Beriman kepada Kitab-kitab Nya 4. Beriman kepada para Rasul-Nya 5. Beriman kepada Hari Akhirat 6. Beriman kepada Qadar / Taqdir (ketentuan Allah, baik dan buruknya).
Pelajaran Keempat
Pembagian Tauhid dan Syirik. Tauhid itu terbagi tiga bagian, yaitu: 1. Tauhid Rububiyah. 2. Tauhid Uluhiyah. 3. Tauhid Asma' dan Sifat.
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 55
Syirik itu terbagi tiga bagian, yaitu: 1. Syirik Akbar (besar). 2. Syirik Ashghar (kecil). 3. Syirik Khafiy (tersembunyi).
Syirik Akbar berakibat runtuhnya seluruh amal perbuatan dan kekal di Neraka, bagi orang yang mati dalam keadaan syirik.
Sebagaimana firman Allah subhanahuwata'ala :
هم ما كانوا ي عملون ولو أشركوا لبط عن Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya
lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (Surah Al-An'am: 88).
ي عمروا مساجد اهلل شاىدين على ما كان للمشركني أن أنفسهم بالكفر أولئك حبطت أعمالم وف النار ىم
خالدون
Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya dan mereka kekal didalam Neraka. (Surah At-Taubah: 17 ).
Orang yang mati (sedang ia masih melakukan syirik akbar ini), ia tidak akan diampuni, haram baginya Syurga. Sebagaimana firman Allah subhanahuwata'ala :
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat6 6
إن اللو ال ي غفر أن يشرك بو وي غفر ما دون ذلك لمن يشاء ت رى إثا عظيما ومن يشرك باللو ف قد اف
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang memperse-kutukan Allah, maka sungguh ia berbuat dosa yang besar. (Surah An-Nisa: 48).
إنو من يشرك باللو ف قد حرم اللو عليو النة ومأواه النار وما أنصار للظالمني من
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Syurga dan tempatnya di neraka, tidak ada bagi orang-orang zhalim seorang penolongpun. (Surah Al-Ma'idah: 72).
Diantara bentuk-bentuk (Syirik Akbar ini) ialah: Berdo'a kepada orang mati, kepada berhala-berhala, memohon pertolongan dari mereka, bernadzar untuk mereka, menyembelih untuk mereka dan sebagainya.
Syirik Ashghar ialah: (Perbuatan) yang penamaan-nya ditetapkan oleh nash-nash Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai syirik, akan tetapi tidak termasuk jenis syirik akbar; seperti : Riya' dalam beberapa perbuatan, bersumpah dengan selain Allah, ucapan "Masya Allah wa sya'a Fulan" (Apa yang dikehendaki Allah dan dikehendaki Fulan) dan sebagainya.
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 77
Berdasarkan sabda Rasulullah Sholallohu'alaihiwasallam:
رك األصغر،فسئل عنو؟ ف قال :أخوف ما أخوف عليكم الش الرياء
Sesuatu yang paling aku takutkan (menimpa) kamu adalah Syirik Ashghar. Lalu beliau Sholallohu'alaihiwasallam ditanya tentang (Syirik Ashghar), beliau menjawab: (Ia adalah) Riya'". (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ath-Thabrani serta Al-Baihaqi, dari Mahmud bin Lubaid Al-Anshari Radhiyallohu’anhu, dengan sanad yang baik. Diriwayatkan pula oleh Ath-Thabrani dengan beberapa sanad yang baik dari Mahmud bin Lubaid, dari Rafi' bin Khudaij, dari Nabi Sholallohu'alaihiwasallam.)
من حلف بشيء دون اللو ، فقد أشرك Barang siapa yang bersumpah dengan sesuatu selain Allah,
maka ia telah berbuat syirik. (Diriwayatkan oleh Ahmad dengan sanad yang shahih, dari Umar bin Khattab Radhiyallohu’anhu)
Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi dengan sanad yang shohih dari hadits Ibnu Umar Radhiyallohu’anhu dari Nabi Sholallohu'alaihiwasallam, bahwa beliau bersabda:
من حلف بغي اللو ، فقد كفر أو أشرك "Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka
sungguh ia telah kafir atau berbuat syirik". Dan sabda beliau:
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat8 8
ما شاء :ماشاء اللو وشاء فالن ، ولكن قولوا :ال ت قولوا اللو ، ث شاء فالن
Janganlah kamu mengatakan "Jika dikehendaki Allah dan dikehendaki Fulan", akan tetapi katakanlah "Jika dikehendaki Allah, kemudian dikehendaki Fulan. (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang shahih, dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyallohu’anhu )
(Syirik Ashghar) ini tidak berakibat riddah (keluar dari agama Islam), tidak pula berakibat kekal di Neraka, akan tetapi ia (Syirik Ashghar) tidak sesuai dengan kesempurnaan Tauhid yang diwajibkan.
Syirik Khafiy: Dalilnya adalah sabda Nabi Sholallohu'alaihiwasallam :
سيح
أال أخبكم با ىو أخوف عليكم عندي من املال؟ قالوا ج ، ي قوم :قال .ب لي يارسول اهلل :الد رك الفي الش
الرجل ف يصلي ف ي زين صالتو لماي ري من نظر الرجل إليو "Maukah kamu aku beritahukan apa yang paling aku
takutkan (menimpa) kamu lebih dari (takutku atasmu) terhadap Al-Masih Ad-Dajjal? Mereka (para shahabat) menjawab: Mau, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: (ia itu adalah) syirik khafiy (syirik yang tersembunyi), bahwa seseorang berdiri, lalu shalat, kemudian ia membaguskan shalatnya, karena ia melihat ada orang yang sedang memperhatikannya". (Diriwayatkan oleh Imam
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 99 Ahmad dalam kitabnya Al-Musnad, dari Abi Sa'id Al-Khudriy Radhiyallohu’anhu)
Syirik dapat juga dibagi dua saja: Syirik Akbar dan Syirik Ashghar. Sedang Syirik Khafiy dapat masuk pada kedua syirik tersebut. Syirik Khafiy dapat masuk pada Syirik Akbar, seperti Syirik orang-orang munafik, karena mereka menyembunyikan akidah mereka yang batil; dan menampakkan ke-Islaman mereka, atas dasar riya' dan takut atas kepentingan diri mereka.
Sedang Syirik Ashghar, seperti riya', sebagaimana (yang telah dijelaskan) dalam hadits Mahmud bin Lubaid Al-Anshari yang telah lalu; dan hadits Abu Sa'id diatas.
Wallahu Waliyyut Taufiq (Hanya Allah lah yang dapat memberi pertolongan).
Pelajaran Kelima
Rukun Islam
Rukun Islam ada lima: 1. Persaksian bahwa tidak ada Ilah (sesembahan yang haq)
selain Allah dan Muhammad utusan Allah 2. Menegakkan Shalat 3. Menunaikan Zakat 4. Berpuasa pada bulan Ramadhan 5. Menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram bagi orang yang
mampu
_____________________ 1) Ilah adalah Dzat yang disembah dengan cinta, takut, harapan dan ketaatan kepada-Nya (Muraji' Tarjamah)
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat10 10
Pelajaran Keenam
Syarat-syarat Shalat. 1. Islam 2. Akal (berakal) 3. Tamyiz 2) (Mampu membedakan antara baik dan buruk) 4. Tidak berhadats 5. Menghilangkan najis 6. Menutup aurat 7. Tiba waktu shalat 8. Menghadap Kiblat 9. Niat
Pelajaran Ketujuh
Rukun-rukun Shalat Rukun-rukun Shalat ada empat belas, yaitu:
1. Berdiri, jika mampu 2. Takbiratul-Ihram 3. Membaca surah Al-Fatihah 4. Ruku' 5. I'tidal setelah ruku' 6. Sujud atas tujuh anggota tubuh3) 7. Bangkit dari sujud 8. Duduk antara dua sujud. 9. Thuma'ninah (tenang) pada seluruh gerakan 10. Tertib (runtut) pada (pelaksanaan) rukun-rukun (Shalat)
_________________________ 2) Tamyiz ialah: Kondisi akal anak kecil jika sudah sampai berumur tujuh tahun (Muraji' Tarjamah) 3) Yaitu: Dua telapak tangan, dua lutut, dua telapak kaki dengan menempelkan ujung jari-jari,dahi dan hidung. (Muraji' Tarjamah)
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 1111
11. Tasyahud Akhir. 12. Duduk (pada Tasyahud Akhir) 13. Bershalawat untuk Nabi Sholallohu'alaihiwasallam 14. Dua kali salam.
Pelajaran Kedelapan
Kewajiban-kewajiban Shalat
Hal-hal yang wajib dalam shalat ada delapan, yaitu: 1. Seluruh ucapan takbir, selain Takbiratul-Ihram
2. Ucapan ده ع اللو لمن ح Allah Maha Mendengar) س
orang yang memuji-Nya) bagi imam dan munfarid (orang yang shalat sendiri)
3. Ucapan رب نا ولك المد (Ya Rabb kami, hanya untuk
Mu segala puji)
4. Ucapan سبحان رب العظيم (Maha suci Allah Yang
Maha Agung) dikala ruku'
5. Ucapan سبحان رب األعلي (Maha Suci Allah Yang
Maha Tinggi) dikala sujud
6. Ucapan رب اغفرل (Ya Allah, ampunilah aku), dikala duduk antara dua sujud
7. Tasyahud Awal 8. Duduk pada Tasyahud Awal.
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat12 12
Pelajaran Kesembilan
Bacaan Tasyahud
Bacaan Tasyahud sebagai berikut:
الم عليك أي ها النب التحيات للو والصلوات والطيبات السالني نا وعلى عباد اللو الص الم علي .ورحة اللو وب ركاتو الس
دا عبده ورسولو أشهد أ ن ال إلو إال اللو وأشهد أن مم
"Segala penghormatan hanya milik Allah, demikian pula seluruh keselamatan dan kebaikan. Semoga keselamatan untukmu wahai Nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga keselamatan untuk kami dan untuk para hamba Allah yang shaleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang diabdi) selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya ".
Kemudian setelah itu membaca shalawat untuk Nabi عليو وسلماهللصلي , sebagai berikut:
د كما صليت على د وعلى آل مم اللهم صل على مميد اللهم بارك على يد م إب راىيم وعلى آل إب راىيم إنك ح
د كما باركت على إب راىيم و د وعلى آل مم على آل مميد يد م إب راىيم إنك ح
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 1313
"Ya Allah berikanlah keselamatan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah berikan keselamatan kepada Nabi Ibrahim dan kepada keluarga Nabi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berkahilah Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah berkahi Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim, sesungguh nya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia ".
Pada Tasyahud Akhir (ia membaca bacaan Tasyahud Awal diatas, kemudian menambahkannya) dengan memohon perlindungan kepada Allah سبحانو و تعال dari adzab Jahannam dan adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.
Setelah itu ia memilih do'a yang dikehendaki, terutama do'a-do'a ma'thur (yang diriwayatkan dari Rasulullah صلي اهلل عليو وسلم), misalnya do'a berikut ini:
علي ذكرك وشكرك وحسن عبادتك. اللهم إن اللهم أعننوب إال أنت فاغفرل را والي غفر الذ ظلمت ن فسي ظلما كثي
ت الغفور الرحيم مغفرة من عندك وار حن إنك أن
Tolonglah aku untuk mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu serta untuk membaguskan ibadah kepada-Mu. Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dengan penganiayaan yang banyak (banyak berbuat dosa dan maksiat), sedang tak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau, maka ampunilah aku dengan maghfirah (ampunan) dariMu dan rahmatilah aku,
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat14 14 sesungguhnya hanya Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Adapun pada Tasyahud Awal, setelah selesai membaca dua Kalimah Syahadah, ia berdiri ke raka'at ketiga, pada shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Dan jika ia membaca shalawat, maka hal itu lebih baik, atas dasar keumuman hadits-hadits yang menerangkan hal itu.
Pelajaran Kesepuluh
Sunnah-sunnah Shalat Sunnah-sunnah shalat antara lain: 1. Istiftah (Membaca bacaan iftitah setelah Takbiratul-Ihram,
sebelum membaca Al-Fatihah). 2. Bersedekap, meletakkan telapak tangan kanan diatas
tangan kiri, diatas dada, pada saat berdiri sebelum ruku' dan setelahnya.
3. Mengangkat kedua tangan dengan merapatkan jari-jari, tangan terbuka sepadan dengan kedua pundak, atau kedua telinga, pada saat Takbir Pertama, pada saat ruku', pada saat bangkit dari ruku' dan pada saat berdiri dari Tasyahud Awal ke raka'at ketiga.
4. Membaca Tasbih (bacaan) ruku' dan sujud, lebih dari satu kali.
5. Membaca do'a memohon maghfirah (ampunan) lebih dari satu kali, pada saat duduk antara dua sujud.
6. Mengupayakan agar kepala lurus dengan punggung, pada saat ruku'.
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 1515
7. Pada saat sujud kedua lengan berjauhan dari kedua pinggang dan perut (berjauhan) dari kedua paha.
8. Pada saat sujud mengangkat kedua hasta / siku dari tempat sujud.
9. Duduk diatas telapak kaki kiri (yang dibaringkan), dan menegakkan telapak kaki kanan pada Tasyahud Awal dan ketika duduk antara dua sujud.
10. Duduk Tawarruk pada Tasyahud Akhir (dengan cara duduk diatas pinggul dan meletakkan kaki kiri dibawah kaki kanan serta menegakkan telapak kaki kanan).
11. Menegakkan telapak kaki kanan dikala duduk. 12. Membaca Shalawat dan Tabrik (do'a mohon berkah)
untuk Nabi Muhammad dan keluarga beliau, untuk Nabi Ibrahim dan keluarga beliau, pada saat Tasyahud Awal.
13. Membaca do'a pada Tasyahud Akhir. 14. Membaca dengan jahar (mengeraskan suara) pada
shalat Fajr [Subuh], shalat Jum'at, shalat Iedain (Iedul Fitri dan ledul Adha), shalat Istisqa' (minta hujan) dan pada dua raka'at pertama dari shalat Maghrib dan Isya.
15. Membaca dengan sirr (tidak mengeraskan suara) pada shalat Zhuhur, Ashar, pada raka'at ketiga dalam shalat Maghrib dan pada dua raka'at terakhir dalam shalat Isya.
16. Membaca (ayat-ayat) Al-Qur'an setelah (membaca) surah Al-Fatihah.
Perlu diperhatikan sunnah-sunnah shalat yang diriwayatkan (dari Rasulullah صلي اهلل عليو وسلم) selain yang telah kami sebutkan diatas. Seperti: Membaca bacaan lanjutan dari bacaan "Rabbanaa
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat16 16 walakal-hamd" pada saat bangkit dari ruku', (yakni) bagi imam, ma'mum dan munfarid. (Bacaan lanjutan tersebut) adalah sunnah. Termasuk pula (sunnah shalat) adalah meletakkan kedua telapak tangan pada kedua lutut dengan merenggakan jari-jari tangan pada saat ruku'.
Pelajaran Kesebelas
Hal-hal Yang Membatalkan Shalat. Hal-hal yang membatalkan shalat ada delapan, yaitu: 1. Berbicara dengan sengaja, sedang ia ingat (sadar) dan
mengetahui (hukum tidak bolehnya berbicara dalam shalat). Adapun orang yang lupa dan jahil (tidak mengetahui hukumnya), maka shalatnya tidak batal
2. Tertawa 3. Makan 4. Minum 5. Membuka aurat 6. Menyimpang jauh dari arah Qiblat 7. Banyak bergerak (dengan gerakan-gerakan yang tidak
perlu) dan berturut-turut 8. Batal Wudhu'
Pelajaran Kedua Belas
Syarat-syarat Wudhu'. Syarat-syarat wudhu' ada sepuluh, yaitu: 1. Islam. 2. Akal (berakal).
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 1717
3. Tamyiz (membedakan antara yang baik dan buruk). 4. Niat. 5. Meneruskan niat dengan tidak berniat untuk
menghentikannya sampai selesai wudhu'nya. 6. Hal-hal yang mewajibkan untuk wudhu telah hilang. 7. Istinja' (bersuci dengan air) atau istijmar (bersuci dengan
batu) sebelum wudhu (bagi yang selesai buang air). 8. Air (yang dipakai berwudhu) suci dan mubah. 9. Menghilangkan apa yang menghalangi sampainya air
kekulit. 10. Tiba waktu shalat, bagi orang yang hadatsnya terus
menerus (karena sakit). Pelajaran Ketiga Belas
Hal-hal Yang Wajib dan Sunnah Dalam Wudhu'. Hal-hal yang wajib dalam berwudhu' ada enam, yaitu: 1. Membasuh muka, termasuk berkumur-kumur dan
menghirup air dengan hidung 2. Membasuh kedua telapak tangan sampai siku 3. Mengusap seluruh kepala, termasuk kedua telinga 4. Membasuh kedua kaki, sampai mata kaki 5. Tertib (berurutan) 6. Muwalah (langsung antara membasuh anggota wudhu' yang satu dengan yang lainnya, dengan tidak diselah-selahi waktu yang panjang).
Disunnahkan (dalam berwudhu') untuk mengulangi sampai tiga kali, yaitu ketika membasuh muka, kedua tangan dan kedua kaki,
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat18 18 demikian pula ketika berkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung. Dan wajib (melakukan semua itu) sebanyak satu kali saja. Adapun mengusap kepala, maka tidak disunnahkan untuk diulangi, sebagaimana yang telah diterangkan oleh hadits-hadits yang shahih. Pelajaran Keempat Belas
Hal-hal Yang Membatalkan Wudhu' Hal-hal yang membatalkan wudhu' ada enam : 1. Sesuatu yang keluar dari dua jalan (dubur dan
kemaluan). 2. Sesuatu najis yang keluar dari tubuh. 3. Hilang akal (tidak sadar) disebabkan oleh tidur atau
lainnya. 4. Menyentuh kemaluan ataupun dubur dengan tangan
tanpa pembatas. 5. Makan daging unta. 6. Riddah (keluar dari Agama Islam) -Semoga Allah تعال
melindungi kita dan seluruh kaum muslimin dari سبحانو و hal itu.
Catatan Penting:
1. Adapun memandikan jenazah, maka yang benar adalah bahwa ia (memandikan jenazah) tidak membatalkan wudhu'. Hal ini adalah pendapat kebanyakan Ulama, karena tidak adanya dalil yang menyatakan hal itu (yakni bahwa batal wudhu' karena memandikan jenazah). Keculali jika orang yang memandikan jenazah itu menyentuh kemaluan si mayit dengan tangannya tanpa pembatas, maka ia wajib
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 1919
wudhu'. Dan yang wajib bagi orang yang memandikan jenazah adalah tidak menyentuh kemaluan si mayit, melainkan dengan pembatas.
2. Demikian pula halnya dengan menyentuh wanita (atau bersentuhan dengan wanita), sama sekali tidak membatalkan wudhu', baik sentuhan tersebut disertai dengan syahwat ataupun tidak disertainya, selama ia (kemaluannya) tidak mengeluarkan sesuatu. Hal ini adalah pendapat yang paling benar dari dua
pendapat para Ulama, karena Rasulullah صلي اهلل عليو وسلم pernah mencium sebagian isteri-isteri beliau, kemudian beliau shalat tanpa berwudhu' lagi.
Adapun firman Allah سبحانو و تعال dalam dua ayat di surah An-Nisa' dan surah Al-Ma'idah (yang mencantumkan nash):
أو المستم النساء"Atau kamu telah menyentuh perempuan ". (Surah An-
Nisa': 43 dan surah Al-Ma'idah: 6) Maka yang dimaksud dengan (nash tersebut) adalah jima'
(bersetubuh), menurut pendapat terkuat dari dua pendapat para Ulama. Ini adalah pendapat Ibnu 'Abbas رضي اهلل عنو dan banyak Ulama Salaf dan Khalaf.
Wallahu Waliyyut-Taufiq (Dan hanya Allah yang berkuasa memberi taufiq).
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat20 20
Pelajaran Kelima Belas
Akhlak Mulia. Berakhlak dengan akhlak yang di|syari'atkan bagi setiap
muslim, seperti: 1. Jujur 2. Bertanggung jawab 3. Menjaga kesucian 4. Malu 5. Berani 6. Dermawan 7. Menepati janji 8. Menjauhi seluruh yang diharamkan Allah 9. Berlaku baik dengan para tatangga
10. Membantu orang-orang yang memerlukan bantuan, sesuai kemampuan.
Dan akhlak-akhlak lainnya yang dijelaskan dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai akhlak yang disyariatkan. Pelajaran Keenam Belas
Adab-adab Islamiyah. Beradab dengan adab-adab Islamiyah antara lain: 1. Mengucapkan salam. 2. Berseri-seri. 3. Makan dan minum dengan tangan kanan.
4. Membaca Basmalah ( بسم اهلل) disaat mulai (makan).
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 2121
5. Membaca Hamdalah ( المد للو) disaat selesai makan.
6. Menguacapkan المد للو setelah bersin.
7. Menjawab orang bersin, jika ia mengucapkan المد للو
,(dengan mengucapkan padanya ي ر حك اهلل Semoga Allah merahmatimu).
8. Memperhatikan adab-adab yang disyari'atkan pada saat: Masuk mesjid. Keluar mesjid. Keluar masuk rumah. Bepergian / dalam perjalanan. Dengan kedua orang tua. Dengan para kerabat dan para tetangga. Dengan orang-orang yang lebih tua. Dengan orang-orang yang lebih muda. Mengucapkan Tahni'ah (selamat) kepada orang yang
mendapat kelahiran anak. Mengucapkan selamat, mendo'akan agar mendapat
berkah kepada orang yang menikah. Mengucapkan Ta'ziyah (ucapan duka cita) terhadap
orang yang mendapat musibah. Disaat berpakaian, membuka pakaian dan dalam beralas
kaki.
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat22 22
Pelajaran Ketujuh Belas
Waspada Terhadap Syirik Dan Maksiat. Diantara bentuk-bentuk maksiat yang harus diwaspadai
adalah:
1. Tujuh macam yang membinasakan, yaitu: Berbuat syirik. Melakukan sihir. Membunuh jiwa yang diharamkan Allah, kecuali
dengan kebenaran. Memakan riba. Memakan harta anak yatim. Lari dari medan perang Menuduh (berbuat zina) wanita mu'minah yang suci.
2. Durhaka terhadap kedua orang tua. 3. Memutuskan hubungan silaturrahmi dengan para
kerabat. 4. Menjadi saksi palsu. 5. Mengucapkan sumpah dusta. 6. Mengganggu / menyakiti tetangga. 7. Berbuat zhalim terhadap sesama manusia, dalam hal
darah, harta dan kehormatan / nama baik mereka. 8. Minum-minuman yang memabukkan. 9. Berjudi. 10. Ghibah / Bergunjing (menyebutkan aib orang lain sedang
ia tidak hadir). 11. Mengadu domba (menyebarkan permusuhan). 12. Dan dosa-dosa lainnya yang dilarang oleh Allah dan
Rasul-Nya صلي اهلل عليو وسلم.
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 2323
Pelajaran Kedelapan Belas
Penyelenggaraan Jenazah Dan Tata Cara Shalat Jenazah.
Penjelasan tentang tata cara penyelenggarakan dan shalat jenazah sebagai berikut:
Pertama: Jika telah diyakini kematian seseorang, maka kedua matanya dipejamkan, kedua rahangnya di rapatkan.
Kedua: Wajib hukumnya memandikan mayit muslim, kecuali bila ia syahid, wafat di medan perang, maka ia tidak dimandikan dan tidak dishalati, lalu di makamkan dengan pakaiannya. Karena Nabi صلي اهلل عليو وسلم tidak memandikan dan tidak menshalati orang-orang yang wafat (syahid) pada perang Uhud.
Ketiga: Tata cara memandikan mayit: 1. Aurat mayit itu ditutup, kemudian ia ditinggikan (tempatnya). 2. Tekan perutnya dengan perlahan (agar kotorannya keluar). 3. Orang yang memandikan mayit hendaklah membalut telapak
tangannya dengan sepotong kain atau sejenisnya, lalu mensucikan mayit itu dari najisnya.
4. Membasuh anggota wudhu'nya, sebagaimana ia wudhu' untuk shalat.
5. Membasuh kepala dan janggutnya dengan air yang dicampur dengan daun bidara atau sejenisnya.
6. Membasuh bagian kanannya, lalu bagian kirinya. Ulangi basuhan itu dua sampai tiga kali. Pada setiap basuhan hendaklah menekan perutnya.
7. Bila najis yang keluar, maka hendaklah ditutup dengan peralatan kedokteran.
8. Setelah itu ulangi wudhu'nya.
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat24 24
9. Bila ia belum bersih dengan (dibasuh) tiga kali, ditambah lagi sampai lima kali, sampai tujuh kali, lalu badannya dikeringkan dengan kain / handuk.
10. Hendaklah ia diberi minyak wangi pada lipatan-lipatan tubuhnya, dan anggota sujudnya (anggota badan yang rapat di tempat sujud). Dan apabila seluruh badannya diberi wangi, maka hal itu lebih baik lagi.
11. Kain kafannya diasapi dengan asap kayu-kayu wangi. 12. Jika kumis dan kukunya panjang, hendaklah dipotong. 13. Jika mayit itu wanita, maka rambutnya diikat tiga dan
diulurkan kebelakang
Keempat: (Tata cara) mengkafani mayit: 1. Yang terbaik pada kafan mayit pria adalah tiga lapis kain
putih yang tidak terdiri dari kemeja dan sorban. 2. Jika ia dikafani dengan kemeja dan sarung, kemudian
dibalut dengan kain sekali saja, maka hal itu boleh. 3. Jenazah wanita dikafani dengan lima kain: Pakaian,
kerudung, sarung dan dibalut dengan kain dua lapis. 4. Jenazah anak-anak pria dikafani dengan satu lapis kain
sampai tiga kain. Dan anak-anak wanita dikafani dengan satu pakaian, kemudian dua lapis kain.
5. Yang wajib pada kafan seluruh mayit adalah satu kain yang menutupi seluruh tubuhnya.
6. Jika mayit itu wafat dalam keadaan berihram (sedang memakai pakaian Ihram dalam ibadah Haji / Umrah), maka ia dimandikan dengan air dan daun bidara, lalu dikafani dengan kain Ihramnya, sarung dan selendang-nya atau lainnya. Muka dan kepalanya tidak ditutup, tidak pula diberi minyak wangi. Karena ia akan dibangkitkan dalam keadaan ber-Talbiyah, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Rasulullah لي اهلل عليو وسلمص dalam hadits shahih.
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 2525
7. Jika mayit itu wanita yang sedang Ihram, maka ia dikafani sebagaimana mayit wanita lainnya, tetapi ia tidak diberi minyak wangi dan tidak ditutup mukanya dengan cadar, tidak pula dipakaikan sarung tangan. Muka dan tangannya ditutup dengan kain kafan, sebagaimana kafan wanita lainnya, seperti penjelasan tata cara mengafani mayit wanita diatas. Kelima: Yang paling berhak.
1. Yang paling berhak memandikan, menshalati dan mengubur mayit pria adalah orang yang telah menerima wasiat untuk itu, kemudian bapaknya, lalu kakeknya, kemudian yang terdekat dan terdekat dari kerabatnya yang pria.
2. Yang paling berhak memandikan mayit wanita adalah wanita yang menerima wasiat untuk itu, kemudian ibunya, lalu neneknya, kemudian yang terdekat dan terdekat dari kerabatnya yang wanita.
3. (Yang paling berhak memandikan) bagi suami isteri adalah pasangannya. Karena Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي اهلل عنو dimandikan oleh isteri beliau. Demikian pula halnya dengan Ali bin Abi Thalib رضي اهلل عنو memandikan mayit isteri beliau Fatimah رضي اهلل عنها
Keenam: Tata Cara Shalat Jenazah.
(Yaitu: Dengan melakukan) Takbir empat kali. 1. Setelah Takbir pertama membaca surah Al-Fatihah, jika ia
membaca surah pendek, satu atau dua ayat setelah (Al-Fatihah), maka hal itu baik, berdasarkan hadits shahih yang menjelaskan hal itu, riwayat Ibnu 'Abbas رضي اهلل عنه ما
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat26 26
2. Kemudian Takbir kedua, lalu membaca shalawat, sebagaimana shalawat dalam Tasyahud.
3. Kemudian Takbir ketiga, lalu membaca do'a berikut ini:
، وصغينا وكبينا، اللهم نا وميتنا وشاىدناوغائب اغفر لي اللهم من أحي يتو منا فأحيو علي اإلسالم، .وذكرنا وأن ثانافر لو, وارحو اللهم اغ .ومن ت وف يتو منا ف ت وفو علي اإليان ع مدخلو, واغسلو ,وعافو, واعف عنو وأكرم ن زلو, ووس
طايا كما و من ال ي ن قي الث وب بالماء والث لج والب رد, ون قرا م نس, وأبدلو دارا خي را األب يض من الد ن داره, وأىال خي
عذاب القب وعذاب من أىلو, وأدخلو النة, وأعذه من اللهم ال ترمنا ,وافسح لو ف ق به ون ور لو فيو ,النار
أجره وال تضلنا ب عده
Ya Allah, ampunilah kami yang masih hidup dan orang yang telah mati dari kami, orang yang hadir dan orang yang tidak hadir, anak-anak kecil kami dan orang-orang dewasa kami, kaum pria dan wanita kami. Ya Allah, siapa yang Engkau hidupkan dari kami, maka hidupkanlah ia atas Islam. Dan siapa yang Engkau wafatkan dari kami, wafatkanlah ia atas iman. Ya Allah, ampunilah ia, rahmati, peliharalah, ma'afkan-lah ia, muliakan tempat tinggalnya, luaskan tempat masuknya, basuhlah ia dengan air es dan salju,
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 2727 sucikanlah ia dari dosa-dosa, seperti kain putih yang disucikan dari kotoran, gantikan tempat tinggalnya dengan tempat tinggal yang lebih baik, gantikan keluarganya dengan keluarga yang lebih baik. Masukkanlah ia kedalam Syurga, peliharalah ia dari adzab kubur dan neraka. Lapangkanlah ia dan berilah ia cahaya di dalam kuburnya. Ya Allah, janganlah Engkau menahan pahalanya untuk kami dan janganlah Engkau menyesatkan kami sepeninggalnya.
4. Setelah itu takbir keempat 5. Lalu salam satu kali kekanan
Disunnahkan mengangkat kedua tangan pada setiap kali takbir
Jika jenazahnya wanita, maka do'anya: "Allahummaghfirlahaa".. (merubah kata ganti orang ketiganya)."
Jika jenazahnya dua orang, maka do'anya: "Allahummaghfirlahumaa"... dst (merubah kata ganti orang ketiganya).
Jika jenazahnya lebih dari dua orang, maka do'anya: "Allahummaghfirlahum " ... dst (merubah kata ganti orang ketiganya).
Jika jenazahnya anak-anak, maka do'a untuknya dirubah dengan do'a berikut:
عا ما با. اللهم اللهم اجعلو ف رطا وذخرا لوالديو، وشفي ل بو موازي ن هما وأعظم بو أجورها، وألقو بصالح ث ق
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat28 28
، واجعلو ف كفالة إب راىيم عليو سلف المؤمننيالم، وقو برحتك عذاب الحيم الس
Ya Allah, jadikanlah ia orang yang bersegera kepada kebaikan dan tabungan bagi kedua orang-tuanya, serta pemberi syafaat yang diterima. Ya Allah, beratkanlah dengannya timbangan kedua orang-tuanya dan besarkan-lah dengannya balasan keduanya serta ikutkan ia dengan orang-orang shalih terdahulu dari orang-orang beriman. Jadikanlah ia dalam tanggungan Ibrahim Alaihis-Salam; dan peliharalah ia dengan rahmat-Mu dari adzab neraka Jahim.
Sunnahnya, imam berdiri lurus dengan kepala jenazah pria; dan lurus dengan bagian tengah jenazah wanita.
Dan jika jenazahnya banyak, maka yang terdekat dengan imam adalah jenazah pria dan yang terdekat kearah kiblat adalah jenazah wanita. Jika diantara jenazah-jenazah itu ada jenazah anak-anak, maka jenazah anak pria dikedepankan (lebih dekat dengan Imam) dari pada jenazah wanita, kemudian jenazah wanita, lalu jenazah anak-anak wanita.
Kepala anak pria lurus dengan kepala jenazah pria dewasa. Bagian tengah jenazah wanita lurus dengan kepala jenazah pria. Jenazah anak wanita lurus dengan kepala jenazah wanita dewasa.
Seluruh ma'mum shalat jenazah berdiri di belakang Imam, kecuali jika ada seorang ma'mum yang tidak mendapat tempat di belakang Imam, maka ia berdiri disebelah kanan Imam.
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat 2929
مد والمد للو وحده والصالة والسالم علي نبيو م وآلو وصحبو
Akhirnya, segala puji hanya milik Allah semata, shalawat dan salam untuk Nabi-Nya Muhammad, keluarga dan para shahabat beliau.
Kompilasi PDF by www.agussuwasono.com
Beberapa Pelajaran Penting Untuk Segenap Ummat30
123
22
Tul
iskan
mac
am –
mac
am sy
afaa
t sec
ara
terp
erin
ci d
iser
tai b
agan
!
2 24
Jum
lah
Haf
alan
Kita
b Ta
uhid
:du
ruus
u m
uhim
mah
(beb
erap
a pe
laja
ran
pent
ing)
N
ama
:
Tulis
lah
apa
yang
kam
u ke
tahu
i dib
awah
ini
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Men
gapa
kita
har
us b
elaj
ar D
urus
Muh
imm
ah
(beb
erap
a pe
laja
ran
pent
ing)
Met
ode
men
ghaf
al q
uran
setia
p ha
ri
Kita
b ta
fsir
apa
yang
per
lu k
ita p
elaj
ari
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
men
iada
kan
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
men
iada
kan
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
men
iada
kan
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
men
iada
kan
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
5.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
men
iada
kan
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
6.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
men
iada
kan
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
7.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
men
iada
kan
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
8.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Syar
at-s
yara
t Laa
Ilaa
ha Il
lalla
h
S
yair
syar
at-s
yara
t Laa
Ill
aha
Illal
lah
Apa
mak
na m
engi
lmui
syah
adat
Laa
Ilaa
ha
Illal
lah
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Cont
oh sy
irik
besa
r
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Cont
oh sy
rik k
ecil
3 25
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
5.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 6.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
7.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 8.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Syar
at-s
yara
t sha
lat
Siap
akah
yan
g di
mak
sud
deng
an m
umay
yiz?
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
M
acam
-mac
am h
adas
t da
n ca
ra
men
ghila
ngka
nya
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
M
engh
ilang
kan
najis
terd
iri a
tas
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
Mac
am-m
acam
men
utup
aur
at
1.
8
. 2.
9.
3.
10
. 4.
11.
5.
12
. 6.
13.
7.
Ruk
un-ru
kun
shal
at
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. B
agai
man
a di
keta
hui o
rang
yan
g le
mah
yan
g tid
ak m
ampu
ber
diri
dala
m sh
alat
?
Bag
aim
ana
agar
ora
ng te
nang
(tum
anin
ah)
dala
m m
elak
sana
kan
shal
at?
1.
5.
2.
6.
3.
7.
Waj
ib-w
ajib
shal
at
4 26
4.
.
Uca
pan
syah
adat
1.
8.
2.
9.
3.
10.
4.
11.
5.
12
6.
13 .
7.
Suna
h-su
nah
shal
at
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
Tem
pat-t
empa
t ber
doa
di d
alam
shal
at
1.
5
. 2.
6.
3.
7
. 4.
Pem
bata
l-pem
bata
l sha
lat
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 5.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Ger
akan
-ger
akan
dal
am sh
alat
serta
sebu
tkan
se
tiap
cont
oh d
ari m
asin
g-m
asin
g ge
raka
n
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. Se
bab-
seba
b su
jud
sahw
i
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. M
acam
-mac
am ra
gu
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. M
acam
-mac
am ra
gu d
alam
sala
t
1.
2.
3.
4.
Syar
at-s
yara
t wud
hu
527
5.
6.
7.
8.
9.
Mak
na m
elan
gsun
gkan
huk
um n
iat d
alam
w
udhu
?
M
akna
terp
utus
yan
g m
engh
arus
kan
wud
hu ?
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
5.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
6.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Fard
hu w
udu
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
5.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 6.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Pem
bata
l pem
bata
l wud
hu
M
akna
Alm
uwal
a(tid
ak te
rput
us) d
alam
wud
hu
Si
fat t
ayam
um
Si
fat m
andi
waj
ib
Si
fat m
andi
bes
ar y
ang
mus
taha
b
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Mac
am-m
acam
men
ghila
ngka
n na
jis b
ersa
ma
cont
ohny
a
Si
fat s
hala
t may
yit
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Ziar
ah y
ang
disy
aria
tkan
di M
adin
ah
628
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
5.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 1.
6.
2.
7.
3.
8.
4.
9.
5.
10.
A
khla
k-ak
hlak
yan
g di
syar
iatk
an
1.
6.
2.
7.
3.
8.
4.
.
9.
5.
1
0.
Ada
b-ad
ab Is
lam
H
ukum
nya
Am
alan
H
ukum
nya
Am
alan
Syiri
k ke
cil
Sy
irik
besa
r
Shal
at o
rang
kaf
ir
Syiri
k K
hofi
(ters
embu
nyi)
Sh
alat
ana
k ke
cil
Sh
alat
ora
ng g
ila
Sh
alat
dan
terd
apat
pad
anya
naj
is
Sa
hala
t tan
pa w
udhu
kar
ena
lupa
Shal
at d
alam
kea
daan
terb
uka
kedu
a lu
tutn
ya
M
engh
adap
kib
lat
Sh
alat
di a
tas k
enda
raan
Shal
at se
tela
h ke
luar
wak
tu
Sh
alat
dal
am k
eada
an d
uduk
Mel
afaz
kan
niat
Tasy
ahud
dal
am sh
alat
Mem
baca
Al F
atih
at p
ada
setia
p ra
kaat
shal
at
Sh
alat
sunn
ah d
alam
kea
daan
junu
b
Shal
awat
Ibro
him
iah
B
erbi
cara
dal
am sh
alat
Mem
baca
AlQ
ur'an
dal
am su
jud
M
enam
bah
satu
raka
at d
alam
shal
at
M
enol
eh d
alam
shal
at
Lu
pa d
alam
suju
d sa
hwi
M
enin
ggal
kan
ruku
n di
bel
akan
g Im
am
M
ende
ngar
bun
yi d
alam
per
utny
a
Rag
u da
lam
wud
hu sa
at m
elak
sana
kan
shal
at
R
agu
dite
ngah
shal
at
R
agu
men
ingg
alka
n ru
kun
sete
lah
shal
at
Lu
pa m
enga
taka
n R
abbi
ghfir
li
Lupa
tasy
ahud
aw
al la
lu b
erdi
ri
L
upa
takb
iratu
l ihr
am
M
enda
pat i
mam
dal
am ru
ku d
an ti
dak
mem
baca
Al
Fatih
ah
N
iat m
engu
lang
wud
hu k
emud
ian
shal
at
N
iat m
emut
us w
udhu
kem
udia
n m
enye
mpu
rnak
anny
a
7 29
Be
rwud
hu se
belu
m is
tinja
Wud
hu k
etik
a m
akan
dag
ing
unta
M
encu
ci d
ua b
etis
dal
am w
udhu
Berw
udhu
& d
i ata
s tan
gann
ya te
rdap
at a
dona
n m
enut
up a
nggo
ta w
udhu
nya
M
enye
la –
nye
la je
nggo
t
Men
gam
bil a
ir ya
ng b
aru
untu
k m
encu
ci te
linga
Mem
basu
h an
ggot
a W
udhu
lebi
h da
ri tig
a ka
li
Mem
basu
h an
ggot
a w
udhu
mas
ing
– m
asin
g se
kali
M
emba
suh
kepa
la le
bih
dari
satu
kal
i
Men
cuci
dua
tela
pak
tang
an se
belu
m w
udhu
A
paka
h m
eman
dika
n m
ayyi
t mem
bata
lkan
w
udhu
?
Apa
kah
men
gant
uk m
emba
talk
an w
udhu
Shal
at se
tela
h be
rena
ng
Sa
hala
t set
elah
man
di b
esar
& ti
dak
berw
udhu
Men
suci
kan
kenc
ing
anak
per
empu
an
M
ensu
cika
n ke
ncin
g an
ak la
ki -
laki
Men
ingg
alka
n ta
kbir
dala
m sh
alat
jena
zah
Zi
arah
wan
ita k
e ku
bura
n
Ziar
ah sy
uhad
a pe
rang
bad
ar
Zi
arah
ke
kubu
r Nab
i
Perb
edaa
n A
ntar
a :
Sunn
ah
Waj
ib
Ruk
un
syar
at
8
KITAB TAUHID
كتاب التوحيد الذي هو حق هللا على العبيد
Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab - haRluaRmhhaR -
Kitab Tauhid2Kitab Tauhid 2
KATA PENGANTAR
دغ، أضأز ؾأ الضاإل ٠داعق دسايت عد راي ي داحل
ي وسغ ال دس اهلل الإ يإ ال أ دبعا دش أ دغأ،
يضز بشؾ ٢ آيع ع ض ٢ اهللؾ، ٣ دتا
:دعا ب. أدب
Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan.
Hanya amal yang dilandasi dengan tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti.
Allah Ta‟ala berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik lagi dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl: 97).
Kitab Tauhid 3Kitab Tauhid 3
Berdasarkan pada pentingnya peranan tauhid dalam kehidupan manusia, maka wajib bagi setiap muslim memperlajarinya.
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah; bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekedar mengenal Asma‟ dan Sifat-Nya.
Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah; bahkan mengakui keesaan dan kemaha-kuasaan Allah dengan meminta kepada Allah melalui Asma‟ dan Sifat-Nya. Kaum jahiliyah kuno yang dihadapi Rasulullah juga meyakini bahwa Tuhan Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah. (Lihat Al Qur‟an: 38: 82, 31: 25, 23: 84-89). Namun, kepercayaan dan keyakinan mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat muslim, yang beriman kepada Allah .
Dari sini timbullah pertanyaan: “Apakah hakikat tauhid itu?
Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu: menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekwen dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya.
Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid dalam pengertian tersebut di atas, mulai dari Rasul pertama sampai Rasul
Kitab Tauhid4Kitab Tauhid 4
terakhir, yaitu Nabi Muhammad . (Lihat Al Qur‟an: 16: 36, 21: 25, 7: 59, 65, 73, 85, dan lain-lain).
Maka buku di hadapan pembaca ini mempunyai arti penting dan berharga sekali untuk mengetahui hakikat tauhid dan kemudian menjadikannya sebagai pegangan hidup.
Buku ini ditulis oleh seorang ulama yang giat dan tekun dalam kegiatan da‟wah Islamiyah. Beliau adalah syaikh Muhammad bin Abdul Wahab At Tamimi, yang dilakhirkan di Uyainah, tahun 1115 H (1703 M), dan meninggal di Dir‟iyyah (Saudi Arabia) tahun 1206 H (1792 M).
Keadaan umat Islam -dengan berbagai bentuk amalan dan kepercayaan- pada masa hidupnya, yang menyimpang dari makna tauhid, telah mendorong syaikh Muhammad bersama para muridnya untuk melancarkan da‟wah Islamiyah guna mengingatkan umat agar kembali kepada tauhid yang murni.
Maka, untuk tujuan da‟wahnya beliau menulis sejumlah kitab dan risalah, yang di antaranya:
1. Kasyf Asy Syubuhat
2. Tafsir Al fatihah
3. Tafsir syahadah “La Ilaha Illah”
4. Kitab Al kabair
5. Ushul Al Iman
6. Ushul Al Islam
7. Al Masa‟il Al lati kholafa fiha Rasulullah ahlal Jahiliyah
Kitab Tauhid 5Kitab Tauhid 5
8. Aadab Al Masy-yi Ilash Sholah (Ala madzhabil Imam Ahmad bin Hambal)
9. Al Amru bil ma'ruf wan Nahyu „anil Munkar
10. Mukhtashar Siraturrasul
11. Kitab tauhid alladzi huwa Haqqullah „alal „ibad.
Buku terakhir inilah yang terjemahannya ada di tangan pembaca.
Dan melalui buku ini, beliau berusaha untuk menjelaskan hakikat tauhid, dan penerapannya dalam kehidupan seorang muslim.
Dalam bab I, penulis menjelaskan hakikat tauhid dan kedudukannya; dalam bab 2 & 3 menerangkan tentang keistimewaan tauhid dan pahala yang diperoleh darinya; dalam bab 4 mengingatkan agar takut terhadap perbuatan yang bertentangan dengan tauhid, serta membatalkannya, yaitu syirik akbar, atau perbuatan yang mengurangi kesempurnaan tauhid, yaitu syirik ashghar; dalam bab 5 menjelaskan tentang kewajiban berda‟wah kepada tauhid; dan dalam bab 6 menjelaskan tentang makna tauhid dan syahadat “la Ilaha Illallah”.
Upaya pemurnian tauhid tidak akan tuntas hanya dengan menjelaskan makna tauhid, akan tetapi harus dibarengi dengan penjelasan tentang hal-hal yang dapat merusak dan menodai tauhid. Untuk itu, pada bab-bab berikutnya, penulis berusaha menjelaskan berbagai macam bentuk tindakan dan perbuatan yang dapat membatalkan atau mengurangi kesempurnaan tauhid, dan menodai kemurniannya, yaitu apa yang disebut dengan syirik, baik syirik
Kitab Tauhid6Kitab Tauhid 6
akbar maupun syirik asghar, dan hal- hal yang tidak termasuk syirik tetapi dilarang oleh Islam, karena menjurus kepada kemusyrikan, disertai pula dengan keterangan tentang latar belakang historis timbulnya syirik.
Terakhir, penulis menyebutkan dalil-dalil dari Al Qur‟an dan As Sunnah, yang menerangkan tentang keagungan dan kekuasaan Allah, untuk menunjukkan bahwa Allah adalah Tuhan yang paling berhak dengan segala ibadah yang dilakukan manusia, dan Dialah Tuhan yang memiliki segala sifat kemuliaan dan kesempurnaan.
Satu hal yang unik dalam metode pembahasan buku ini, bahwa penulis tidak menerangkan atau membahas tauhid dengan cara yang lazim kita kenal dalam buku- buku masa kini. Pada setiap bab, penulis hanya menyebutkan ayat ayat Al Qur‟an dan hadits-hadits serta pendapat-pendapat ulama salaf; kemudian beliau menjabarkan bab-bab itu dengan menyebutkan permasalahan-permasalahan penting yang terkandung dan tersirat dari dalil-dalil tersebut.
Akan tetapi, justru dengan demikian, buku ini menjadi lebih penting, sebab pembahasannya mengacu kepada kitab dan Sunnah yang menjadi sumber hukum bagi umat Islam.
Mengingat amat ringkasnya beberapa permasalahan yang dijabarkan oleh penulis, maka dengan memohon taufiq Allah, penerjemah memberikan sedikit keterangan dan penjelasan dengan diapit oleh tanda dua kurung siku “[…]” atau melalui catatan kaki.
Kitab Tauhid 7Kitab Tauhid 7
Apa yang diharapkan oleh penulis bukanlah sekedar mengerti dan memahami, tapi lebih dari itu, yaitu: sikap dan pandangan hidup tauhidi yang tercermin dalam keyakinan, tutur kata dan amalan.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita dalam usaha mewujudkan ibadah kepada Allah dengan semurni-murninya.
Hanya kepada Allah kita menghambakan diri, dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan.
Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad , keluarga dan para sahabatnya.
Penerjemah
Kitab Tauhid8Kitab Tauhid 8
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 3 Daftar Isi 9 Bab1: Tauhid,hakikat dan kedudukannya 13 Bab2: Keistimewaan tauhid dan dosa dosa
yang diampuni karenanya 22
Bab3: Mengamalkan tauhid dengan semurni- murninya bisa menyebabkan masuk surga tanpa hisab
28
Bab 4: Takut kepada syirik 34 Bab5: Dakwah kepada syahadat “La Ilaha
Illallah” 38
Bab6: Penjelasan tentang makna tauhid dan syahadat“La Ilaha Illallah” 45
Bab7: Memakai gelang dan sejenisnya untuk menangkal bahaya adalah perbuatan syirik
51
Bab 8: Ruqyah dan Tamimah 55 Bab9: Minta berkah kepada pepohonan,
bebatuan atau yang sejenisnya 59
Bab10: Menyembelih binatang bukan karena Allah 65
Bab11: Menyembelih binatang karena Allah, dilarang dilakukan di tempat penyembelihan yang bukan karena Allah
70
Bab12: Bernadzar untuk selain Allah adalah syirik 74
Bab13: Meminta perlindungan kepada selain Allah adalah syirik 76
Bab14: Berdo‟a kepada selain Allah adalah 78
Kitab Tauhid 9Kitab Tauhid 9
syirik Bab15: [Ibadah itu hak milik Allah ] 83 Bab16:[Malaikat makhluk yang perkasa
bersujud kepada Allah] 89
Bab17: Syafa‟at 95 Bab18: [Nabi tidak dapat memberi hidayah
kecuali dengan kehendak Allah] 100
Bab19: Penyebab utama kekafiran adalah berlebih lebihan dalam mengagungkan orang orang shaleh
105
Bab 20: Larangan beribadah kepada Allah di sisi kuburan 111
Bab 21: Berlebih lebihan terhadap kuburan orang orang shaleh menjadi sebab dijadikannya sesembahan selain Allah
118
Bab 22: Upaya Rasulullah dalam menjaga tauhid dan menutup setiap jalan yang menuju kepada syirik
121
Bab 23: Penjelasan bahwa sebagian umat ini ada yang menyembah berhala 124
Bab 24: Hukum sihir 132 Bab 25: Macam macam sihir 135 Bab 26:Dukun,tukang ramal dan
sejenisnya 138
Bab 27: Nusyrah 142 Bab 28: Tathayyur 144 Bab 29: Ilmu nujum (Perbintangan) 150 Bab 30: Menisbatkan turunnya hujan
kepada bintang 152
Bab 31: [Cinta kepada Allah]. 156 Bab 32: [Takut kepada Allah] 161 Bab 33: [Tawakkal kepada Allah] 165 Bab 34: Merasa aman dari siksa Allah dan 168
Kitab Tauhid10Kitab Tauhid 10
berputus asa dari Rahmat-Nya Bab 35: Sabar terhadap takdir Allah
adalah bagian dari Iman 170
Bab 36: Riya‟ 174 Bab 37 : Beramal shaleh untuk
kepentingan dunia adalah syirik 178
Bab 38: Mentaati ulama dan umara‟ dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal berarti mempertuhankan mereka
181
Bab 39: [Berhakim kepada selain Allah] 184 Bab 40: Mengingkari sebagian Asma‟ dan
Sifat Allah 189
Bab 41: [ingkar terhadap ni‟mat Allah] 192 Bab 42: [Larangan menjadikan sekutu
buat Allah] 194
Bab 43: Tidak rela terhadap sumpah yang menggunakan nama Allah 197
Bab 44: Ucapan: “Atas kehendak Allah dan kehendakmu” 198
Bab 45: Mencaci masa berarti mencaci Allah 202
Bab 46: Penggunaan gelar “qadhi qudhat” [hakimnya para hakim] 204
Bab 47: Memuliakan nama-nama Allah 206 Bab 48: Bersenda gurau dengan menyebut
nama Allah, Al Qur‟an atau Rasulullah
208
Bab 49: [Mensyukuri ni‟mat Allah] 211 Bab 50: [Memberi nama yang
diperhambakan kepada selain Allah] 218
Bab 51: [Penetapan Al Asma‟ul Husna hanya untuk Allah] 221
Bab 52: Larangan mengucapkan “As 223
Kitab Tauhid 11Kitab Tauhid 11
salamu alallah” Bab 53: Ucapan “Ampunilah aku jika
engkau menghendaki” 225
Bab 54: Larangan mengucapkan “Hambaku” 227
Bab 55: Larangan menolak permintaan yang menyebut nama Allah 229
Bab 56: Larangan meminta sesuatu dengan menyebut nama Allah kecuali surga
231
Bab 57: Ucapan “Seandainya” 232 Bab 58: Larangan mencaci maki angin. 235 Bab 59: [Larangan berprasangka buruk
kepada Allah] 237
Bab 60: Mengingkari takdir 241 Bab 61: Orang yang menggambar
(Mushawwir) 245
Bab 62: Larangan banyak bersumpah 248 Bab 63: Perjanjian Allah dan perjanjian
Nabi-Nya 252
Bab 64: Larangan bersumpah mendahului Allah 257
Bab 65: Larangan menjadikan Allah sebagai wasilah kepada mahluk-Nya 259
Bab 66: Upaya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam menjaga kesucian tauhid
261
Bab 67: [Keagungan dan kekuasaan Allah ] 264
Daftar Istilah 271
Kitab Tauhid12Kitab Tauhid 12
BAB 1 TAUHID
[HAKIKAT DAN KEDUDUKANNYA]
Firman Allah :
“Tidak Aku ciptakan jin dan Manusia melainkan hanya untuk beribadah (1) kepada-Ku.” (QS. Adz –Dzariyat: 56 ).
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul
pada setiap umat (untuk menyerukan): “Beribadalah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut” (2) . (QS. An – Nahl: 36).
(1 ) Ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah ta‟ala dengan mentaati segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan inilah hakekat agama Islam, karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada Allah semata, yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepada-Nya, dengan penuh rasa rendah diri dan cinta.
Ibadah berarti juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin, yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Dan suatu amal akan diterima oleh Allah sebagai ibadah apabila diniati dengan ikhlas karena Allah semata; dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
(2 ) Thoghut ialah : setiap yang diagungkan - selain Allah – dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi ; baik yang diagungkan itu berupa batu, manusia ataupun setan.
Kitab Tauhid 13Kitab Tauhid 13
“Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah kecuali hanya kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al – Isra‟: 23-24).
Menjauhi thoghut berarti mengingkarinya, tidak menyembah dan
memujanya, dalam bentuk dan cara apapun.
Kitab Tauhid14Kitab Tauhid 14
“Katakanlah (Muhammad) marilah kubacakan apa
yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun dia adalah kerabat(mu). Dan penuhilah janji Allah. Yang demikian
Kitab Tauhid 15Kitab Tauhid 15
itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” ( QS. Al An‟am: 151-153).
Ibnu Mas‟ud berkata: “Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad yang tertera di atasnya cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allah : “Katakanlah ( Muhammad ) marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu “Janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepadaNya, dan “Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus, maka ikutilah jalan tersebut, dan janganlah kalian ikuti jalan-jalan yang lain. (3) ”
Mu‟adz bin Jabal berkata:
ك، ؾاز٢ سع باي ـدز تن)) :ي ا ا زدت، أاذعا
ابع٢ ايع اهلل لس ي زض ا سل ايعباد ع٢ اهلل؟ قت: اهلل د،
، قا ا، ٦غ ا بنسػ ال دبع أ ادبع٢ ايع اهلل ل: سأع
ا : تا، ق٦غ ب ىسػ ال برع ال أ ٢ اهللع ادبعاي لس
؟ قاعاي سػبأ الؾ، أاهلل ضز ((ا هتؾ سػبت ال )): ا“Aku pernah diboncengkan Nabi di atas keledai,
kemudian beliau berkata kepadaku: “wahai Muadz,
(3 ) Atsar ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abi Hatim.
Kitab Tauhid16Kitab Tauhid 16
tahukah kamu apakah hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya, dan apa hak hamba-hamba-Nya yang pasti dipenuhi oleh Allah? Aku menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda: “Hak Allah yang harus dipenuhi oleh hamba-hamba-Nya ialah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah ialah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang-orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, lalu aku bertanya: "ya Rasulullah, bolehkah aku menyampaikan berita gembira ini kepada orang-orang? beliau menjawab: “Jangan engkau lakukan itu, karena khawatir mereka nanti bersikap pasrah.” (HR. Bukhari, Muslim).
Pelajaran penting yang terkandung dalam bab ini:
1. Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allah .
2. Ibadah adalah hakekat (tauhid), sebab pertentangan yang terjadi antara Rasulullah dengan kaumnya adalah dalam masalah tauhid ini.
3. Barangsiapa yang belum merealisasikan tauhid ini dalam hidupnya, maka ia belum beribadah (menghamba) kepada Allah . inilah sebenarnya makna firman Allah:
Kitab Tauhid 17Kitab Tauhid 17
“Dan sekali-kali kamu sekalian bukanlah penyembah (Tuhan) yang aku sembah.” (QS. Al Kafirun: 3).
4. Hikmah diutusnya para Rasul [adalah untuk menyeru kepada tauhid, dan melarang kemusyrikan].
5. Misi diutusnya para Rasul itu untuk seluruh umat.
6. Ajaran para Nabi adalah satu, yaitu tauhid [mengesakan Allah saja].
7. Masalah yang sangat penting adalah: bahwa ibadah kepada Allah tidak akan terealisasi dengan benar kecuali dengan adanya pengingkaran terhadap thaghut.
Dan inilah maksud dari firman Allah :
“Barang siapa yang mengingkari thaghut dan
beriman kepada Allah, maka ia benar-benar telah berpegang teguh kepada tali yang paling kuat.” (QS. Al Baqarah: 256).
8. Pengertian thaghut bersifat umum, mencakup semua yang diagungkan selain Allah .
9. Ketiga ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al An‟am menurut para ulama salaf penting kedudukannya, di dalamnya ada 10 pelajaran penting, yang pertama adalah larangan berbuat kemusyrikan.
Kitab Tauhid18Kitab Tauhid 18
10. Ayat-ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al Isra mengandung 18 masalah, dimulai dengan firman Allah:
“Janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, agar kamu tidak menjadi terhina lagi tercela.” (QS. Al Isra‟: 22).
Dan diakhiri dengan firmanNya:
“Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allah sesembahan yang lain, sehingga kamu (nantinya) dicampakkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan tercela, dijauhkan (dari rahmat Allah).” (QS. Al Isra‟: 39).
Dan Allah mengingatkan kita pula tentang pentingnya masalah ini, dengan firman-Nya:
“Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu.” (QS. Al Isra‟: 39).
11. Satu ayat yang terdapat dalam surat An–Nisa‟, disebutkan di dalamnya 10 hak, yang pertama Allah memulainya dengan firman-Nya:
Kitab Tauhid 19Kitab Tauhid 19
“Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja), dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (QS. An Nisa‟: 36 ).
12. Perlu diingat wasiat Rasulullah di saat akhir hayat beliau.
13. Mengetahui hak-hak Allah yang wajib kita laksanakan.
14. Mengetahui hak-hak hamba yang pasti akan dipenuhi oleh Allah apabila mereka melaksanakannya.
15. Masalah ini tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat (4).
16. Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan untuk maslahat.
17. Dianjurkan untuk menyampaikan berita yang menggembirakan kepada sesama muslim.
18. Rasulullah merasa khawatir terhadap sikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah.
19. Jawaban orang yang ditanya, sedangkan dia tidak mengetahui adalah: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.
(4) Tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat, karena Rasulullah
menyuruh Muadz agar tidak memberitahukannya kepada meraka, dengan alasan beliau khawatir kalau mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah. Sehingga tidak mau berlomba-lomba dalam mengerjakan amal shaleh. Maka Mu‟adz pun tidak memberitahukan masalah tersebut, kecuali di akhir hayatnya dengan rasa berdosa. Oleh sebab itu, di masa hidup Mu‟adz masalah ini tidak diketahui oleh kebanyakan sahabat.
Kitab Tauhid20Kitab Tauhid 20
20. Diperbolehkan memberikan ilmu kepada orang tertentu saja, tanpa yang lain.
21. Kerendahan hati Rasulullah , sehingga beliau hanya naik keledai, serta mau memboncengkan salah seorang dari sahabatnya.
22. Boleh memboncengkan seseorang di atas binatang, jika memang binatang itu kuat.
23. Keutamaan Muadz bin Jabal.
24. Tauhid mempunyai kedudukan yang sangat penting.
Kitab Tauhid 21Kitab Tauhid 21
BAB 2
KEISTIMEWAAN TAUHID DAN DOSA-DOSA YANG DIAMPUNI KARENANYA
Firman Allah :
“Orang-orang yang beriman dan tidak menodai
keimanan (5) mereka dengan kedzhaliman (kemusyrikan) (6), mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman dan mereka itulah orang-orang yang mendapat jalan hidayah.” (QS. Al An‟am: 82).
Ubadah bin Shamit menuturkan: Rasulullah bersabda:
ي وسغ ال دس اهلل الإ يإ ال أ دغ )) دبا عدش أ،
يضز يضز اهلل دب٢ عطع أ، كيأ تن، يا إا س٢
(5 ) Iman ialah: ucapan hati dan lisan yang disertai dengan perbuatan, diiringi
dengan ketulusan niat karena Allah, dan dilandasi dengan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah .
(6 ) Syirik disebut kezhaliman karena syirik adalah menempatkan suatu ibadah tidak pada tempatnya, dan memberikannya kepada yang tidak berhak menerimanya.
Kitab Tauhid22Kitab Tauhid 22
ع ١ذاي اهلل خدأ لس ازاي لس ١ذاي حز ا ن٢ ا
(( عاي
“Barangsiapa yang bersyahadat (7) bahwa tidak ada sesembahan yang hak (benar) selain Allah saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, serta Ruh dari pada-Nya, dan surga itu benar adanya, neraka juga benar adanya, maka Allah pasti memasukkanya kedalam surga, betapapun amal yang telah diperbuatnya.” (HR. Bukhari & Muslim).
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula hadits dari Itban bahwa Rasulullah bersabda:
ق از٢ ايع سس اهلل إؾ )) د وير بػتب اهلل الإ يإ ال ا
(( اهلل
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang orang yang mengucapkan إال اهلل dengan ال إيikhlas dan hanya mengharapkan (pahala melihat) wajah Allah”.
Diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri bahwa Rasulullah bersabda:
(7 ) Syahadat ialah: persaksian dengan hati dan lisan, dengan mengerti
maknanya dan mengamalkan apa yang menjadi tuntutannya, baik lahir maupun batin.
Kitab Tauhid 23Kitab Tauhid 23
ق)) ض ا ، قب ىعدأ ىسنذا أ٦غ ، عبا ز٢ : قا
، قاهلل الإ يإ : ال٢ضا ا، ر يك ىادبع ن با ز: ا
ق ع عبايط اتايط أ ي ٢ض : اا قزاأل سغ سا
١ؿن ؾ عبايط ـ١ؿن ؾ اهلل الإ يإ ال ، ب تاي، الإ يإ ال ـ
(( اهلل
“Musa berkata: “Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingat-Mu dan berdoa kepada-Mu”, Allah berfirman:” ucapkan hai Musa إال اهلل Musa ال إيberkata: “ya Rabb, semua hamba-Mu mengucapkan itu”, Allah menjawab:” Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya –selain Aku- dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu sisi timbangan dan kalimat إال اهلل diletakkan pada sisi lain ال إيtimbangan, niscaya kalimat إال اهلل lebih berat ال إيtimbangannya.” (HR. Ibnu Hibban, dan Hakim sekaligus menshahihkan-nya).
Tirmidzi meriwayatkan hadits (yang menurut penilaiannya hadits itu hasan) dari Anas bin Malik ia berkata: "aku mendengar Rasulullah bersabda:
ق )) ا، ثاخ ضزاأل ابسكب تتأ ، يآد ا اب: ٢ايعت اهلل ا
ابسكب وتتأا، ي٦غ ب ىسػت ال تكي ((٠سؿػا
“Allah berfirman: “Hai anak Adam, jika engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sejagat raya, dan engkau ketika mati dalam keadaan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun, pasti Aku akan
Kitab Tauhid24Kitab Tauhid 24
datang kepadamu dengan membawa ampunan sejagat raya pula”.
Kandungan bab ini:
1. Luasnya karunia Allah .
2. Besarnya pahala tauhid di sisi Allah .
3. Dan tauhid juga dapat menghapus dosa.
4. Penjelasan tentang ayat yang ada dalam surat Al An‟am.
5. Perhatikan kelima masalah yang ada dalam hadits Ubadah.
6. Jika anda memadukan antara hadits Ubadah, hadits Itban dan hadits sesudahnya, maka akan jelas bagi anda pengertian kalimat إال ال إي
juga kesalahan orang-orang yang tersesat اهللkarena hawa nafsunya.
7. Perlu diperhatikan syarat-syarat yang disebutkan dalam hadits Itban, (yaitu ikhlas semata-mata karena Allah, dan tidak menyekutukan-Nya).
8. Para Nabipun perlu diingatkan akan keistimewaan إال اهلل .ال إي
9. Penjelasan bahwa kalimat إال اهلل berat ال إيtimbangannya mengungguli berat timbangan seluruh makhluk, padahal banyak orang yang mengucapkan kalimat tersebut.
10. Pernyataan bahwa bumi itu tujuh lapis seperti halnya langit.
Kitab Tauhid 25Kitab Tauhid 25
11. Langit dan bumi itu ada penghuninya.
12. Menetapkan sifat-sifat Allah apa adanya, berbeda dengan pendapat Asy‟ariyah (8).
13. Jika anda memahami hadits Anas, maka anda akan mengetahui bahwa sabda Rasul yang ada dalam hadits Itban: “sesungguhnya Allah mengharamkan masuk neraka bagi orang-orang yang mengucapkan إال اهلل ال إيdengan penuh ikhlas karena Allah, dan tidak menyekutukan-Nya”, maksudnya adalah tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, bukan hanya mengucapkan kalimat tersebut dengan lisan saja.
14. Nabi Muhammad dan Nabi Isa adalah sama-sama hamba Allah dan Rasul-Nya.
(8 ) Asy‟ariyah adalah salah satu aliran teologis, pengikut Syekh Abu Hasan
Ali bin Ismail Al Asy‟ari (260 – 324 H = 874 – 936 M). Dan maksud penulis di sini ialah menetapkan sifat sifat Allah sebagaimana yang disebutkan dalam Al qur‟an maupun As sunnah. Termasuk sifat yang ditetapkan adalah kebenaran adanya wajah bagi Allah, mengikuti cara yang diamalkan kaum salaf shaleh dalam masalah ini, yaitu: mengimani kebesaran sifat sifat Allah yang dituturkan Al qur‟an dan As sunnah tanpa tahrif, ta‟thil, takyif dan tamtsil. Adapun Asy‟ariyah, sebagian mereka ada yang menta‟wilkannya (menafsirinya dengan makna yang menyimpang dari makna yang sebenarnya) dengan dalih bahwa hal itu jika tidak dita‟wilkan bisa menimbulkan tasybih (penyerupaan) Allah dengan makhluk-Nya, akan tetapi perlu diketahui bahwa Syekh Abu Hasan sendiri dalam masalah ini telah menyatakan berpegang teguh dengan madzhab salaf shaleh, sebagaimana beliau nyatakan dalam kitab yang ditulis di akhir hidupnya, yaitu "Al Ibanah „an ushulid diyanah" (editor: Abdul Qodir Al Arnauth, Bairut, makatabah darul bayan, 1401 H) bahkan dalam karyanya ini beliau mengkritik dan menyanggah tindakan ta‟wil yang dilakukan oleh orang-orang yang menyimpang dari madzhab salaf.
Kitab Tauhid26Kitab Tauhid 26
15. Mengetahui keistimewaan Nabi Isa, sebagai Kalimat Allah(9).
16. Mengetahui bahwa Nabi Isa adalah ruh di antara ruh-ruh yang diciptakan Allah.
17. Mengetahui keistimewaan iman kepada kebenaran adanya surga dan neraka.
18. Memahami sabda Rasul: “betapapun amal yang telah dikerjakannya”.
19. Mengetahui bahwa timbangan (di hari kiamat) itu mempunyai dua daun.
20. Mengetahui kebenaran adanya Wajah bagi Allah.
(9 ) Kalimat Allah maksudnya bahwa Nabi Isa itu diciptakan Allah dengan
firman-Nya “Kun” (jadilah) yang disampaikan-Nya kepada Maryam melalui malaikat Jibril.
Kitab Tauhid 27Kitab Tauhid 27
BAB 3 MENGAMALKAN TAUHID DENGAN SEBENAR-
BENARNYA DAPAT MENYEBABKAN MASUK SURGA TANPA HISAB
Firman Allah :
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang
dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif (berpegang teguh pada kebenaran), dan sekali-kali ia bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan).” (QS. An Nahl: 120).
“Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan
dengan Rabb mereka (sesuatu apapun)”. (QS. Al Mu‟minun: 59).
Husain bin Abdurrahman berkata: “Suatu ketika aku berada di sisi Sa'id bin Zubair, lalu ia bertanya: “siapa di antara kalian melihat bintang yang jatuh semalam? kemudian aku menjawab: “aku”, kemudian kataku: “ketahuilah, sesungguhnya aku ketika itu tidak sedang melaksanakan shalat, karena aku disengat kalajengking”, lalu ia bertanya kepadaku: “lalu apa yang kau lakukan? aku menjawab: “aku minta diruqyah (10)”, ia bertanya lagi: “apa yang
(10) Ruqyah, maksudnya di sini, ialah: penyembuhan dengan bacaan ayat ayat
Al qur‟an atau doa doa.
Kitab Tauhid28Kitab Tauhid 28
mendorong kamu melakukan hal itu? aku menjawab: “yaitu: sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Asy Sya‟by kepada kami”, ia bertanya lagi: “dan apakah hadits yang dituturkan kepadamu itu? aku menjawab: “dia menuturkan hadits kepada kami dari Buraidah bin Hushaib:
(( ١س أ ع الإ ١قز ال ))
“Tidak boleh Ruqyah kecuali karena ain (11) atau terkena sengatan”.
Sa'id pun berkata: “sungguh telah berbuat baik orang yang telah mengamalkan apa yang telah didengarnya, tetapi Ibnu Abbas menuturkan hadits kepada kami dari Rasulullah , beliau bersabda:
طايس ع باي تأس، ؾاأل ع تقسع )) ع باي،
الدايس دايس ، عع ادض ي عؾز ذ، إدسأ ع ظي باي،
ي ك، ؾتأ أ تعؾ ر: ضا ا ذإؾ تسع، ؾق٢
ي ك، ؾعع ادض وتأ ر: خدا ؿيأ عبض ع،
اضد، ؾيص خدؾ ض ، ثابرع ال ابطس سػب ١ذاي
ك، ؾو٦يأ ؾ اعاي اهلل ضا زبشؾ راي ع: ؾكعب ا
ق، ا نسػ ؾ الضاإل ا ؾدي راي ع: ؾكعب ا
٦غ اهللب ، سبخأؾ اهلل ضز ع زسد، ؾا٤غا أسنذا،
كؾ ٢ ع ته ال ست ال قستط ال راي )) :ا
(11) Ain, yaitu: pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang,
melalui pandangan matanya. Disebut juga penyakit mata.
Kitab Tauhid 29Kitab Tauhid 29
كؾ (( نت بز كؾ ؿش ب ١اغهع ا أ اهلل ع: ادا
ك، ؾ ٢عذ ق ث (( تأ)) : ا كؾ سآخ دز ا ع: ادا
ك، ؾ عذ أ اهلل ا وكبض )) : ا ((١اغهع ب
“Telah diperlihatkan kepadaku beberapa umat, lalu aku melihat seorang Nabi, bersamanya sekelompok orang, dan seorang Nabi, bersamanya satu dan dua orang saja, dan Nabi yang lain lagi tanpa ada seorangpun yang menyertainya, tiba-tiba diperlihatkan kepadaku sekelompok orang yang banyak jumlahnya, aku mengira bahwa mereka itu umatku, tetapi dikatakan kepadaku: bahwa mereka itu adalah Musa dan kaumnya, tiba-tiba aku melihat lagi sekelompok orang yang lain yang jumlahnya sangat besar, maka dikatakan kepadaku: mereka itu adalah umatmu, dan bersama mereka ada 70.000 (tujuh puluh ribu) orang yang masuk surga tanpa hisab dan tanpa disiksa lebih dahulu." kemudian beliau bangkit dan masuk ke dalam rumahnya, maka orang- orang pun memperbincangkan tentang siapakah mereka itu? Ada di antara mereka yang berkata: "barangkali mereka itu orang-orang yang telah menyertai Nabi dalam hidupnya, dan ada lagi yang berkata: "barangkali mereka itu orang-orang yang dilakhirkan dalam lingkungan Islam hingga tidak pernah menyekutukan Allah dengan sesuatupun, dan yang lainnya menyebutkan yang lain pula.
Kemudian Rasulullah keluar dan merekapun memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Maka beliau bersabda: “Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah minta ruqyah, tidak melakukan
Kitab Tauhid30Kitab Tauhid 30
tathayyur (12) dan tidak pernah meminta lukanya ditempeli besi yang dipanaskan, dan mereka pun bertawakkal kepada tuhan mereka." kemudian Ukasyah bin Muhshan berdiri dan berkata: mohonkanlah kepada Allah agar aku termasuk golongan mereka, kemudian Rasul bersabda: “ya, engkau termasuk golongan mereka”, kemudian seseorang yang lain berdiri juga dan berkata: mohonkanlah kepada Allah agar aku juga termasuk golongan mereka, Rasul menjawab: “Kamu sudah kedahuluan Ukasyah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kandungan bab ini:
1. Mengetahui adanya tingkatan-tingkatan manusia dalam bertauhid.
2. Pengertian mengamalkan tauhid dengan semurni-murninya.
3. Pujian Allah kepada Nabi Ibrahim, karena beliau tidak pernah melakukan kemusyrikan.
4. Pujian Allah kepada tokoh para wali Allah (para shahabat Rasulullah) karena bersihnya diri mereka dari kemusyrikan.
5. Tidak meminta ruqyah, tidak meminta supaya lukanya ditempeli dengan besi yang panas, dan tidak melakukan tathayyur adalah termasuk pengamalan tauhid yang murni.
6. Tawakkal kepada Allah adalah sifat yang mendasari sikap tersebut.
(12) Tathayyur ialah: merasa pesimis, merasa bernasib sial, atau meramal nasib
buruk karena melihat burung, binatang lainnya atau apa saja.
Kitab Tauhid 31Kitab Tauhid 31
7. Dalamnya ilmu para sahabat, karena mereka mengetahui bahwa orang-orang yang dinyatakan dalam hadits tersebut tidak akan mendapatkan kedudukan yang demikian tinggi kecuali dengan adanya pengamalan.
8. Semangatnya para sahabat untuk berlomba-lomba dalam mengerjakan amal kebaikan.
9. Keistimewaan umat Islam dalam kwantitas dan kwalitasnya.
10. Keutamaan para pengikut Nabi Musa.
11. Umat-umat terdahulu telah ditampakkan kepada Nabi Muhammad .
12. Setiap umat dikumpulkan sendiri-sendiri bersama para Nabinya.
13. Sedikitnya orang-orang yang mengikuti ajakan para Nabi.
14. Nabi yang tidak mempunyai pengikut akan datang sendirian pada hari kiamat.
15. Manfaat dari pengetahuan ini adalah tidak silau dengan jumlah yang banyak dan tidak kecil hati dengan jumlah yang sedikit.
16. Diperbolehkan melakukan ruqyah disebabkan terkena ain dan sengatan.
17. Luasnya ilmu para ulama salaf, hal itu bisa diketahui dari ucapan Sa'id bin Zubair: “Sungguh telah berbuat baik orang yang mengamalkan apa yang telah didengarnya, tetapi…”, dengan demikian jelaslah bahwa hadits yang pertama tidak bertentangan dengan hadits yang kedua.
Kitab Tauhid32Kitab Tauhid 32
18. Kemuliaan sifat para ulama salaf, karena ketulusan hati mereka, dan mereka tidak memuji seseorang dengan pujian yang dibuat-buat.
19. Sabda Nabi: “Engkau termasuk golongan mereka” adalah salah satu dari tanda-tanda kenabian Beliau.
20. Keutamaan Ukasyah.
21. Penggunaan kata sindiran (13).
22. Kemuliaan akhlak Nabi Muhammad .
(13) Karena beliau bersabda kepada seseorang: “Kamu sudah kedahuluan
Ukasyah”, dan tidak bersabda kepadanya: “Kamu tidak pantas untuk dimasukkan ke dalam golongan mereka”.
Kitab Tauhid 33Kitab Tauhid 33
BAB 4 TAKUT KEPADA SYIRIK
Firman Allah :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya”. (QS. An Nisa‟: 48).
Nabi Ibrahim berkata:
“Dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari perbuatan (menyembah) berhala”. ( QS. Ibrahim: 35 ).
Diriwayatkan dalam suatu hadits, bahwa Rasulullah bersabda:
ك؟ ؾع ٦ط، ؾسػؾاأل ىسايػ هع افخا أ فخأ )) : ا
(( ا٤ايس
“Sesuatu yang paling aku khawatirkan dari kamu kalian adalah perbuatan syirik kecil, kemudian beliau ditanya tentang itu, dan beliaupun menjawab: yaitu riya.”(HR. Ahmad, Thabrani dan Abu Dawud).
Diriwayatkan dari Ibnu Mas‟ud bahwa Rasulullah bersabda:
Kitab Tauhid34Kitab Tauhid 34
عد ات )) (( ازاي خا دد اهلل د
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyembah sesembahan selain Allah, maka masuklah ia ke dalam neraka.”( HR. Bukhari).
Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir bahwa Rasulullah bersabda:
ب ىسػ كي ١ذاي خا د٦غ ب ىسػ ال اهلل كي ))
(( ازاي خا د٦غ
“Barangsiapa yang menemui Allah (mati) dalam keadaan tidak berbuat syirik kepada-Nya, pasti ia masuk surga, dan barangsiapa yang menemui-Nya (mati) dalam keadaan berbuat kemusyrikan maka pasti ia masuk neraka”.
Kandungan bab ini:
1. Syirik adalah perbuatan dosa yang harus ditakuti dan dijauhi.
2. Riya‟ termasuk perbuatan syirik.
3. Riya‟ termasuk syirik kecil (14).
(14) Syirik ada dua macam: pertama: syirik akbar (besar) yaitu:
memperlakukan sesuatu selain Allah sama dengan Allah, dalam hal-hal yang merupakan hak khusus bagi-Nya. Kedua: syirik ashghar (kecil), yaitu: perbuatan yang disebutkan dalam Al Qur‟an dan Al hadits sebagai suatu syirik, tetapi belum sampai ke tingkat syirik akbar. Adapun perbedaan diantara keduanya:
a. Syirik akbar menghapuskan seluruh amal, sedang syirik kecil hanya menghapuskan amal yang disertainya saja.
Kitab Tauhid 35Kitab Tauhid 35
4. Riya‟ adalah dosa yang paling ditakuti oleh Rasulullah terhadap orang-orang shaleh.
5. Dekatnya surga dan neraka.
6. Dekatnya surga dan neraka telah sama-sama disebutkan dalam satu hadits.
7. Barangsiapa yang mati tidak dalam kemusyrikan maka pasti ia masuk surga, dan barangsiapa yang mati dalam kemusyrikan maka pasti ia masuk neraka, meskipun ia termasuk orang yang banyak ibadahnya.
8. Hal yang sangat penting adalah permohonan Nabi Ibrahim untuk dirinya dan anak cucunya agar dijauhkan dari perbuatan menyembah berhala.
9. Nabi Ibrahim mengambil ibrah (pelajaran) dari keadaan sebagian besar manusia, bahwa mereka itu adalah sebagaimana perkataan beliau:
“Ya Rabb, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak orang.” (QS. Ibrahim: 36).
b. Syirik akbar mengakibatkan pelakunya kekal di dalam neraka, sedang
syirik kecil tidak sampai demikian.
c. Syirik akbar menjadikan pelakunya keluar dari Islam, sedang syirik kecil tidak menyebabkan keluar dari Islam
Kitab Tauhid36Kitab Tauhid 36
10. Dalam bab ini mengandung penjelasan tentang makna إال اهلل sebagaimana dalam ال إيhadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, [yaitu: pembersihan diri dari syirik dan pemurnian ibadah kepada Allah].
11. Keutamaan orang yang dirinya bersih dari kemusyrikan.
Kitab Tauhid 37Kitab Tauhid 37
BAB 5 DAKWAH KEPADA SYAHADAT
“LA ILAHA ILLALLAH”
Firman Allah :
“Katakanlah: ”inilah jalan (agama) ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku, aku berdakwah kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf: 108).
Ibnu Abbas berkata: ketika Rasulullah mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman beliau bersabda kepadanya:
قتأت وإ )) عدا ت أ ه، ؾابتهاي أ ا يإ
إؾ -ا اهللدس ٢ أييف زا١: إ - اهلل الإ يإ ال أ ٠ادغ
اتؾ ظخ ع ضستاؾ اهلل أ عأؾ ويري ىاعطأ
ضستاؾ اهلل أ عأؾ ويري ىاعطأ إ، ؾ١ي ن ؾ
إ، ؾا٥سك٢ ؾع دستؾ ا٥غأ رخؤت ١قدؾ ع
ايأ ا٥سن اىإؾ ويري ىاعطأ إؾ عاي ٠عد لات،
ب ظي (( ابذس اهلل با
Kitab Tauhid38Kitab Tauhid 38
“Sungguh kamu akan mendatangi orang-orang ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) maka hendaklah pertama kali yang harus kamu sampaikan kepada mereka adalah syahadat La Ilaha Illallah –dalam riwayat yang lain disebutkan: “supaya mereka mentauhidkan Allah”- jika mereka mematuhi apa yang kamu dakwahkan, maka sampaikan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam, jika mereka telah mematuhi apa yang telah kamu sampaikan, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka zakat, yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan diberikan kepada orang-orang yang fakir. Dan jika mereka telah mematuhi apa yang kamu sampaikan, maka jauhkanlah dirimu dari harta pilihan mereka, dan takutlah kamu dari doanya orang-orang yang teraniaya, karena sesungguhnya tidak ada tabir penghalang antara doanya dan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits yang lain, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Sahl bin Sa‟d , bahwa Rasulullah disaat perang Khaibar bersabda:
يضز اهلل بش الدا زدغ ١اايس عأل )) اهلل بش،
يضز أ تي ند اعاي اتب، ؾد٢ ع اهلل حتؿ،
ع أ دس ن اهلل ض٢ زا عدا غشبؾا أا، ؾا
ع كا، ؾا ك؟ ؾبايط بأ ب ع أ )): ا هتػ :
أسب، ؾا يعد ع ؾ لؿب، ؾب تأؾ يا إضزأ، ؾع
ك، ؾ١اايس اعأ، ؾعد ب ه ي أن )) :ا وض٢ زع رؿا
Kitab Tauhid 39Kitab Tauhid 39
ـ٢ تتس الض٢ اإليإ عاد ، ثتاسطب ص ب سبخأ، بذا
الدز وب اهلل د أل اهلل، ؾ٢ ؾايعت اهلل لس ع
.قدأ ند (( عاي سس وي سا خداس
“Sungguh akan aku serahkan bendera (komando perang) ini besok pagi kepada orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan dia dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya, Allah akan memberikan kemenangan dengan sebab kedua tangannya”, maka semalam suntuk para sahabat memperbincangkan siapakah di antara mereka yang akan diserahi bendera itu, di pagi harinya mereka mendatangi Rasulullah . Masing-masing berharap agar ia yang diserahi bendera tersebut, maka saat itu Rasul bertanya: “di mana Ali bin Abi Thalib? Mereka menjawab: "dia sedang sakit pada kedua matanya, kemudian mereka mengutus orang untuk memanggilnya, dan datanglah ia, kemudian Rasul meludahi kedua matanya, seketika itu dia sembuh seperti tidak pernah terkena penyakit, kemudian Rasul menyerahkan bendera itu kepadanya dan bersabda: “melangkahlah engkau ke depan dengan tenang hingga engkau sampai ditempat mereka, kemudian ajaklah mereka kepada Islam (15), dan sampaikanlah kepada mereka akan hak-hak Allah dalam Islam, maka demi Allah, sungguh Allah
(15) Ajaklah mereka kepada Islam, yaitu kepada pengertian yang sebenarnya
dari kedua kalimat syahadat, yaitu: berserah diri kepada Allah, lahir dan batin, dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, yang disampaikan melalui Rasul-Nya.
Kitab Tauhid40Kitab Tauhid 40
memberi hidayah kepada seseorang dengan sebab kamu itu lebih baik dari unta-unta yang merah.” (16).
Kandungan bab ini:
1. Dakwah kepada “La Ilaha Illallah” adalah jalannya orang-orang yang setia mengikuti Rasulullah .
2. Peringatan akan pentingnya ikhlas [dalam berdakwah semata-mata karena Allah], sebab kebanyakan orang kalau mengajak kepada kebenaran, justru mereka mengajak kepada [kepentingan] dirinya sendiri.
3. Mengerti betul akan apa yang didakwahkan adalah termasuk kewajiban.
4. Termasuk bukti kebaikan tauhid, bahwa tauhid itu mengagungkan Allah.
5. Bukti kejelekan syirik, bahwa syirik itu merendahkan Allah.
6. Termasuk hal yang sangat penting adalah menjauhkan orang Islam dari lingkungan orang orang musyrik, agar tidak menjadi seperti mereka, walaupun dia belum melakukan perbuatan syirik.
7. Tauhid adalah kewajiban pertama.
8. Tauhid adalah yang harus didakwahkan pertama kali sebelum mendakwahkan kewajiban yang lain termasuk shalat.
(16) Unta-unta merah adalah harta kekayaan yang sangat berharga dan menjadi
kebanggaan orang arab pada masa itu.
Kitab Tauhid 41Kitab Tauhid 41
9. Pengertian “supaya mereka mentauhidkan Allah” adalah pengertian syahadat.
10. Seseorang terkadang termasuk ahli kitab, tapi ia tidak tahu pengertian syahadat yang sebenarnya, atau ia memahami namun tidak mengamalkannya.
11. Peringatan akan pentingnya sistem pengajaran dengan bertahap.
12. Yaitu dengan diawali dari hal yang sangat penting kemudian yang penting dan begitu seterusnya.
13. Salah satu sasaran pembagian zakat adalah orang fakir.
14. Kewajiban orang yang berilmu adalah menjelaskan tentang sesuatu yang masih diragukan oleh orang yang belajar.
15. Dilarang mengambil harta yang terbaik dalam penarikan zakat.
16. Menjaga diri dari berbuat dzalim terhadap seseorang.
17. Pemberitahuan bahwa do‟a orang yang teraniaya itu dikabulkan.
18. Di antara bukti tauhid adalah ujian yang dialami oleh Rasulullah dan para sahabat, seperti kesulitan, kelaparan maupun wabah penyakit.
19. Sabda Rasulullah : “Demi Allah akan aku serahkan bendera …” adalah salah satu dari tanda-tanda kenabian beliau.
Kitab Tauhid42Kitab Tauhid 42
20. Kesembuhan kedua mata Ali, setelah diludahi Rasulullah adalah salah satu dari tanda-tanda kenabian beliau.
21. Keutamaan sahabat Ali bin Abi Thalib .
22. Keutamaan para sahabat Rasul, [karena hasrat mereka yang besar sekali dalam kebaikan dan sikap mereka yang senantiasa berlomba-lomba dalam mengerjakan amal shaleh] ini dapat dilihat dari perbincangan mereka di malam [menjelang perang Khaibar, tentang siapakah di antara mereka yang akan diserahi bendera komando perang, masing-masing mereka menginginkan agar dirinyalah yang menjadi orang yang memperoleh kehormatan itu].
23. Kewajiban mengimani takdir Allah, karena bendera tidak diserahkan kepada orang yang sudah berusaha, malah diserahkan kepada orang yang tidak berusaha untuk memperolehnya.
24. Adab di dalam berjihad, sebagaimana yang terkandung dalam sabda Rasul: “berangkatlah engkau dengan tenang”.
25. Disyariatkan untuk mendakwahi musuh sebelum memeranginya.
26. Syariat ini berlaku pula terhadap mereka yang sudah pernah didakwahi dan diperangi sebelumnya.
27. Dakwah harus dilaksanakan dengan bijaksana, sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Nabi: “… dan sampaikanlah
Kitab Tauhid 43Kitab Tauhid 43
kepada mereka tentang hak-hak Allah dalam Islam yang harus dilakukan”.
28. Wajib mengenal hak-hak Allah dalam Islam (17).
29. Kemuliaan dakwah, dan besarnya pahala bagi orang yang bisa memasukkan seorang saja ke dalam Islam.
30. Diperbolehkan bersumpah dalam menyampaikan petunjuk.
(17) Hak Allah dalam Islam yang wajib dilaksanakan ialah seperti: shalat,
zakat, puasa, haji dan kewajiban-kewajiban lainnya.
Kitab Tauhid44Kitab Tauhid 44
BAB 6 PENJELASAN TENTANG MAKNA
TAUHID DAN SYAHADAT “LA ILAHA ILLALLAH”
Firman Allah :
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri
mencari jalan kepada tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah), dan mereka mengharapkan rahmat-Nya serta takut akan siksa-Nya; sesungguhnya siksa Tuhanmu adalah sesuatu yang (harus) ditakuti.” (QS. Al Isra‟: 57).
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapak
dan kaumnya: "sesungguhnya aku membebaskan diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (Allah) Dzat yang telah menciptakan aku, karena hanya Dia yang akan menunjukkan (kepada jalan kebenaran).” (QS. Az Zukhruf: 26-27).
Kitab Tauhid 45Kitab Tauhid 45
“Mereka menjadikan orang-orang alim dan pendeta-
pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan (mereka mempertaruhkan pula) Al Masih putera Maryam; padahal mereka itu tiada lain hanyalah diperintahkan untuk beribadah kepada satu sembahan, tiada sembahan yang haq selain Dia. Maha suci Allah dari perbuatan syirik mereka.” (QS. At Taubah: 31).
“Di antara sebagian manusia ada yang
menjadikan tuhan-tuhan tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman lebih besar cintanya kepada Allah.” (QS. Al Baqarah: 165).
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, bahwa Rasulullah bersabda:
ق )) ب سؿن اهلل الإ يإ ال ا اي سس اهلل د دبعا
(( ٢ اهللع ابطس د
“Barangsiapa yang mengucapkan إال اهلل dan ال إيmengingkari sesembahan selain Allah, maka haramlah
Kitab Tauhid46Kitab Tauhid 46
harta dan darahnya, adapun perhitungannya terserah kepada Allah”.
Keterangan tentang bab ini akan dipaparkan pada bab-bab berikutnya.
Adapun kandungan bab ini menyangkut masalah yang paling besar dan paling mendasar, yaitu pembahasan tentang makna tauhid dan syahadat.
Masalah tersebut telah diterangkan oleh bab ini dengan beberapa hal yang cukup jelas, antara lain:
1. Ayat dalam surat Al Isra‟. Diterangkan dalam ayat ini sanggahan terhadap orang-orang musyrik, yang memohon kepada orang-orang yang shaleh, oleh karena itu, ayat ini mengandung suatu penjelasan bahwa perbuatan mereka itu adalah syirik besar (18).
2. Ayat dalam surat At taubah. Diterangkan dalam ayat ini bahwa orang-orang ahli kitab telah menjadikan orang-orang alim dan pendeta- pendeta mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan dijelaskan pula bahwa mereka hanya diperintahkan untuk menyembah kepada satu sesembahan, dan menurut penafsiran yang sebenarnya mereka itu hanya diperintahkan untuk taat kepadanya dalam hal-hal yang tidak bermaksiat kepada Allah, dan tidak berdoa kepadanya.
(18) Dapat diambil kesimpulan dari ayat dalam surat Al Isra‟ tersebut bahwa
makna tauhid dan syahadat “La Ilaha Illallah” yaitu: meninggalkan apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, seperti menyeru (memohon) kepada orang-orang shaleh dan meminta syafaat mereka.
Kitab Tauhid 47Kitab Tauhid 47
3. Kata-kata Nabi Ibrahim kepada orang-orang kafir: “sesungguhnya saya berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali (saya hanya menyembah) Dzat yang menciptakanku”.
Di sini beliau mengecualikan Allah dari segala sesembahan.
Pembebasan (dari segala sembahan yang batil) dan pernyataan setia (kepada sembahan yang haq, yaitu: Allah) adalah makna yang sebenarnya dari syahadat “La Ilaha Illallah”.
Allah berfirman:
“Dan Nabi Ibrahim menjadikan kalimat
syahadat ini kalimat yang kekal pada keturunannya, agar mereka ini kembali (kepada jalan yang benar).” (QS. Az Zukhruf: 28).
4. Ayat dalam surat Al Baqarah yang berkenaan dengan orang-orang kafir, yang dikatakan oleh Allah dalam firman-Nya:
“Dan mereka tidak akan bisa keluar dari
neraka”. (QS. Al Baqarah: 167).
Disebutkan dalam ayat tersebut, bahwa mereka menyembah tandingan-tandingan selain Allah, yaitu dengan mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, ini menunjukkan bahwa mereka mempunyai kecintaan yang besar kepada Allah, meskipun
Kitab Tauhid48Kitab Tauhid 48
demikian kecintaan mereka ini belum bisa memasukkan mereka ke dalam agama Islam (19).
Lalu bagaimana dengan mereka yang cintanya kepada sesembahan selain Allah itu lebih besar dari cintanya kepada Allah?
Lalu bagaimana lagi orang-orang yang cuma hanya mencintai sesembahan selain Allah, dan tidak mencintai Allah?
5. Sabda Rasulullah :
(( اهلل سس د ا عبد نؿس ب إال اهلل ال إي قا
ع٢ اهلل (( سطاب د اي
“Barangsiapa yang mengucapkan إال اهلل dan ال إيmengingkari sesembahan selain Allah, maka haramlah harta dan darahnya, adapun perhitungannya terserah kepada Allah”.
Ini adalah termasuk hal yang penting sekali yang menjelaskan pengertian إال اهلل Sebab . ال إيapa yang dijadikan Rasulullah sebagai pelindung darah dan harta bukanlah sekedar mengucapkan kalimat itu dengan lisan atau memahami arti dan lafadznya, atau mengetahui akan kebenarannya, bahkan bukan pula karena tidak meminta kecuali kepada Allah saja, yang tiada sekutu bagi-Nya, akan tetapi
(19) Dari ayat dalam surat Al Baqarah tersebut diambil kesimpulan bahwa
penjelasan makna tauhid dan syahadat “La Ilaha Illallah” yaitu: pemurnian tauhid kepada Allah yang diiringi dengan rasa rendah diri dan penghambaan hanya kepada-Nya.
Kitab Tauhid 49Kitab Tauhid 49
harus disertai dengan tidak adanya penyembahan kecuali hanya kepada-Nya.
Jika dia masih ragu atau bimbang, maka belumlah haram dan terlindung harta dan darahnya.
Betapa besar dan pentingnya penjelasan makna إال اهلل ,yang termuat dalam hadits ini ال إيdan betapa jelasnya keterangan yang dikemukakannya, dan kuatnya argumentasi yang diajukan bagi orang-orang yang menentangnya.
Kitab Tauhid50Kitab Tauhid 50
BAB 7 MEMAKAI GELANG DAN SEJENISNYA
UNTUK MENANGKAL BAHAYA ADALAH PERBUATAN SYIRIK (20).
Firman Allah :
“Katakanlah (hai Muhammad kepada orang-orang
musyrik): terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemadharatan kepadaku, apakah berhala berhala itu dapat menghilangkan kemadharatan itu? atau jika Allah menghendaki untuk melimpahkan suatu rahmat kepadaku apakah mereka mampu menahan rahmat-Nya? katakanlah: cukuplah Allah bagiku, hanya kepada-Nyalah orang-orang yang berserah diri bertawakkal.” (QS. Az Zumar: 38).
(20) Dimulai dengan bab ini, penulis hendak menerangkan lebih lanjut tentang
pengertian tauhid dan syahadat “La Ilaha Illallah”, dengan menyebutkan hal hal yang bertentangan dengannya, yaitu : syirik dan macam macamnya, baik yang akbar maupun yang ashghor, karena dengan mengenal syirik sebagai lawan tauhid akan jelas sekali pengertian yang sebenarnya dari tauhid dan syahadat “La Ilah Illah”.
Kitab Tauhid 51Kitab Tauhid 51
Imran bin Husain menuturkan bahwa Rasulullah melihat seorang laki-laki memakai gelang yang terbuat dari kuningan, kemudian beliau bertanya:
(( ؟ قرا ا : اي ك، ؾ١ا ا الإ ىدصت ا الإا ؾعص: ا
((ا دبأ تشؾا أ وع ت ي وإا، ؾ
“Apakah itu? orang laki-laki itu menjawab: “gelang penangkal penyakit”, lalu Nabi bersabda: “lepaskan gelang itu, karena sesungguhnya ia tidak akan menambah kecuali kelemahan pada dirimu, dan jika kamu mati sedangkan gelang ini masih ada pada tubuhmu maka kamu tidak akan beruntung selama-lamanya.” (HR. Ahmad dengan sanad yang bisa diterima)
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad pula dari Uqbah bin Amir, dalam hadits yang marfu‟, Rasulullah bersabda:
ي اهلل تأ الؾ ١ت لعت )) (( ي اهلل عد الؾ ١عد لعت ،
(( ىسغأ دكؾ ١ت لعت )) يف زا١:
“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (21)
maka Allah tidak akan mengabulkan keinginannya, dan barangsiapa yang menggantungkan Wada‟ah (22)
(21) Tamimah: sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak sebagai penangkal
atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang, dan lain sebagainya.
(22) Wada‟ah: sesuatu yang diambil dari laut, menyerupai rumah kerang; menurut anggapan orang-orang jahiliyah dapat digunakan sebagai penangkal penyakit. Termasuk dalam pengertian ini adalah jimat.
Kitab Tauhid52Kitab Tauhid 52
maka Allah tidak akan memberikan ketenangan kepadanya” dan dalam riwayat yang lain Rasul bersabda: “Barangsiapa yang menggantungkan tamimah maka ia telah berbuat kemusyrikan”.
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Hudzaifah bahwa ia melihat seorang laki-laki yang di tangannya ada benang untuk mengobati sakit panas, maka dia putuskan benang itu seraya membaca firman Allah:
“Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman
kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sesembahan lain)". (QS. Yusuf: 106).
Kandungan bab ini:
1. Larangan keras memakai gelang, benang dan sejenisnya untuk tujuan-tujuan seperti tersebut di atas.
2. Dikatakan bahwa sahabat Nabi tadi apabila mati sedangkan gelang (atau sejenisnya) itu masih melekat pada tubuhnya, maka ia tidak akan beruntung selamanya, ini menunjukkan kebenaran pernyataan para sahabat bahwa syirik kecil itu lebih berat dari pada dosa besar.
3. Syirik tidak dapat dimaafkan dengan alasan tidak tahu.
4. Gelang, benang dan sejenisnya tidak berguna untuk menangkal atau mengusir suatu penyakit, bahkan ia bisa mendatangkan bahaya, seperti sabda Nabi Muhammad : “…
Kitab Tauhid 53Kitab Tauhid 53
karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu”.
5. Wajib mengingkari orang-orang yang melakukan perbuatan di atas.
6. Penjelasan bahwa orang yang menggantungkan sesuatu dengan tujuan di atas, maka Allah akan menjadikan orang tersebut memiliki ketergantungan pada barang tersebut.
7. Penjelasan bahwa orang yang menggantungkan tamimah telah melakukan perbuatan syirik.
8. Mengikatkan benang pada tubuh untuk mengobati penyakit panas adalah bagian dari syirik.
9. Pembacaan ayat di atas oleh Hudzaifah menunjukkan bahwa para sahabat menggunakan ayat-ayat yang berkaitan dengan syirik akbar sebagai dalil untuk syirik ashghar, sebagaimana penjelasan yang disebutkan oleh Ibnu Abbas dalam salah satu ayat yang ada dalam surat Al Baqarah (23).
10. Menggantungkan Wada‟ah untuk mengusir atau menangkal penyakit, termasuk syirik.
11. Orang yang menggantungkan tamimah didoakan: “semoga Allah tidak akan mengabulkan keinginannya” dan orang yang menggantungkan wada'ah didoakan: “semoga Allah tidak memberikan ketenangan pada dirinya.”
(23) Penjelasan Ibnu Abbas ini akan disebutkan dalam bab 42
Kitab Tauhid54Kitab Tauhid 54
BAB 8 RUQYAH DAN TAMIMAH
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim bahwa Abu Basyir Al Anshari bahwa dia pernah bersama Rasulullah dalam suatu perjalanan, lalu beliau mengutus seorang utusan untuk menyampaikan pesan:
((تعق الإ ٠دالق أ ست ٠دالق سعب ١بقز ؾ كب ال أ))
“Agar tidak terdapat lagi dileher unta kalung dari tali busur panah atau kalung apapun harus diputuskan".
Ibnu Mas‟ud menuturkan: aku telah mendengar Rasulullah bersabda:
قايس إ )) (( ىسغ ١يايت ا٥ايت٢
“Sesungguhnya Ruqyah, Tamimah dan Tiwalah adalah syirik.”(HR. Ahmad dan Abu Dawud).
TAMIMAH adalah sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak untuk menangkal dan menolak penyakit „ain. Jika yang dikalungkan itu berasal dari ayat-ayat Al Qur‟an, sebagian ulama salaf memberikan keringanan dalam hal ini; dan sebagian yang lain tidak memperbolehkan dan melarangnya, di antaranya Ibnu Mas‟ud (24) .
(24) Tamimah dari ayat Al Qur‟an dan Al Hadits lebih baik ditinggalkan,
karena tidak ada dasarnya dari syara‟; bahkan hadits yang melarangnya bersifat umum, tidak seperti halnya ruqyah, ada hadits lain yang
Kitab Tauhid 55Kitab Tauhid 55
RUQYAH (25) yaitu: yang disebut juga dengan istilah Ajimat. Ini diperbolehkan apabila penggunaannya bersih dari hal-hal syirik, karena Rasulullah telah memberikan keringanan dalam hal ruqyah ini untuk mengobati „ain atau sengatan kalajengking.
TIWALAH adalah sesuatu yang dibuat dengan anggapan bahwa hal tersebut dapat menjadikan seorang istri mencintai suaminya, atau seorang suami mencintai istrinya.
Dalam hadits marfu‟ dari Abdullah bin „Ukaim Rasulullah bersabda:
٦غ لعت )) (( يإ نا
“Barangsiapa yang menggantungkan sesuatu (dengan anggapan bahwa barang tersebut bermanfaat atau dapat melindungi dirinya) maka Allah akan menjadikan orang tersebut selalu bergantung kepadanya.”(HR. Ahmad dan At Turmudzi).
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ruwaifi‟ Rasulullah pernah bersabda kepadanya:
دكع أ اعاي سبخأ، ؾوب ت ا٠احل ع، يعؿا ز ))
ا دش إ، ؾعع أ ١ابد عدس٢ بذتاض ا، أست دكت ، أتشي
(( ٤سب
membolehkan. Di samping itu apabila dibiarkan atau diperbolehkan akan membuka peluang untuk menggunakan tamimah yang haram.
(25) Ruqyah: penyembuhan suatu penyakit dengan pembacaan ayat ayat suci Al Qur‟an, atau doa-doa.
Kitab Tauhid56Kitab Tauhid 56
“Hai Ruwaifi‟, semoga engkau berumur panjang, oleh karena itu sampaikanlah kepada orang-orang bahwa barangsiapa yang menggulung jenggotnya, atau memakai kalung dari tali busur panah, atau bersuci dari buang air dengan kotoran binatang atau tulang, maka sesungguhnya Muhammad berlepas diri dari orang tersebut”.
Waki‟ meriwayatkan bahwa Said bin zubair berkata: “Barang siapa yang memotong tamimah dari seseorang maka tindakannya itu sama dengan memerdekakan seorang budak.”
Dan waki‟ meriwayatkan pula bahwa Ibrahim (An Nakha‟i) berkata: “mereka (para sahabat) membenci segala jenis tamimah, baik dari ayat-ayat Al Qur‟an maupun bukan dari ayat-ayat Al Qur‟an.”
Kandungan bab ini:
1. Pengertian ruqyah dan tamimah.
2. Pengertian tiwalah.
3. Ketiga hal diatas merupakan bentuk syirik dengan tanpa pengecualian.
4. Adapun ruqyah dengan menggunakan ayat-ayat Al Qur‟an atau do‟a-do‟a yang telah diajarkan oleh Rasulullah untuk mengobati penyakit „ain, sengatan serangga atau yang lainnya, maka tidak termasuk syirik.
5. Jika tamimah itu terbuat dari ayat-ayat Al Qur‟an, dalam hal ini para ulama berbeda pendapat, apakah termasuk ruqyah yang diperbolehkan atau tidak?
Kitab Tauhid 57Kitab Tauhid 57
6. Mengalungkan tali busur panah pada leher binatang untuk mengusir penyakit „ain, termasuk syirik juga.
7. Ancaman berat bagi orang yang mengalungkan tali busur panah dengan maksud dan tujuan di atas.
8. Besarnya pahala bagi orang yang memutus tamimah dari tubuh seseorang.
9. Kata-kata Ibrahim An Nakhai tersebut di atas, tidaklah bertentangan dengan perbedaan pendapat yang telah disebutkan, sebab yang dimaksud Ibrahim di sini adalah sahabat sahabat Abdullah bin mas‟ud (26).
(26) Sahabat Abdullah bin Mas‟ud antara lain: Al Qamah, Al Aswad, Abu
Wail, Al Harits bin Suwaid, „Ubaidah As Salmani, Masruq, Ar Rabi‟ bin Khaitsam, Suwaid bin ghaflah. Mereka ini adalah tokoh generasi tabiin.
Kitab Tauhid58Kitab Tauhid 58
BAB 9 MENGHARAPKAN BERKAH DARI
PEPOHONAN, BEBATUAN ATAU YANG SEJENISNYA
Firman Allah :
“Maka apakah patut kalian (hai orang-orang
musyrik) menganggap Al lata dan Al Uzza dan Manat yang ketiga, (27). Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki- laki dan untuk Allah (anak) perempuan? yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang diada-adakan oleh kamu dan bapak-bapak kamu; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaa-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka; padahal sesungguhnya tidak datang kepada mereka petunjuk dari Tuhan mereka.” (QS. An Najm: 19-23).
(27) Al Lata, Al Uzza dan Manat adalah nama berhala-berhala yang dipuja
orang arab jahiliyah dan dianggapnya sebagai anak anak perempuan Allah.
Kitab Tauhid 59Kitab Tauhid 59
Abi Waqid Al Laitsi menuturkan: “Suatu saat kami keluar bersama Rasulullah menuju Hunain, sedangkan kami dalam keadaan baru saja lepas dari kekafiran (masuk Islam), disaat itu orang-orang musyrik memiliki sepokok pohon bidara yang dikenal dengan Dzatu Anwath, mereka selalu mendatanginya dan menggantungkan senjata-senjata perang mereka pada pohon tersebut, di saat kami sedang melewati pohon bidara tersebut, kami berkata: “ya Rasulullah, buatkanlah untuk kami Dzatu anwath sebagaimana mereka memilikinya”. Maka Rasulullah menjawab:
ب تايا قن دب طؿ راي ت، قا ايطإ سبنأ اهلل ))
٢ضي ا٥سضإ
ن ض بنستي (( هبق ا
“Allahu Akbar, itulah tradisi (orang-orang sebelum kalian) demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian benar-benar telah mengatakan suatu perkataan seperti yang dikatakan oleh Bani Israel kepada Musa: “buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan, Musa menjawab: sungguh kalian adalah kaum yang tidak mengerti (faham)” kalian pasti akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian.”(HR. Turmudzi, dan dia menshahihkannya).
Kitab Tauhid60Kitab Tauhid 60
Kandungan dalam bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat An Najm (28).
2. Mengetahui bentuk permintaan mereka (29).
3. Mereka belum melakukan apa yang mereka minta.
4. Mereka melakukan itu semua untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah, karena mereka beranggapan bahwa Allah menyukai perbuatan itu.
5. Apabila mereka tidak mengerti hal ini, maka selain mereka lebih tidak mengerti lagi.
6. Mereka memiliki kebaikan-kebaikan dan jaminan maghfirah (untuk diampuni) yang tidak dimiliki oleh orang-orang selain mereka.
7. Nabi Muhammad tidak menerima alasan mereka, bahkan menyanggahnya dengan sabdanya: “Allahu Akbar, sungguh itu adalah tradisi orang-orang sebelum kalian dan kalian akan mengikuti mereka”. Beliau bersikap keras
(28) Dalam ayat ini, Allah menyangkal tindakan kaum musyrikin yang tidak
rasional, karena mereka menyembah ketiga berhala tersebut yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan tidak pula dapat menolak madharat. Dan Allah mencela tindakan dzalim mereka dengan memilih untuk diri mereka jenis yang baik dan memberikan untuk Allah jenis yang buruk dalam anggapan mereka. Tindakan mereka itu semua hanyalah berdasarkan sangkaan- sangkaan dan hawa nafsu, tidak berdasarkan pada tuntunan para Rasul yang mengajak umat manusia untuk beribadah hanya kepada Allah dan tidak beribadah kepada selain-Nya.
(29) Yaitu: mereka meminta dibuatkan Dzatu Anwath sebagaimana yang dimiliki oleh kaum musyrikin, untuk diharapkan berkahnya.
Kitab Tauhid 61Kitab Tauhid 61
terhadap permintaan mereka itu dengan ketiga kalimat ini.
8. Satu hal yang sangat penting adalah pemberitahuan dari Rasulullah bahwa permintaan mereka itu persis seperti permintaan Bani Israel kepada nabi Musa: “buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka mempunyai sesembahan-sesembahan …”
9. Pengingkaran terhadap hal tersebut adalah termasuk di antara pengertian إال اهلل yang ال إيsebenarnya, yang belum difahami oleh mereka yang baru masuk Islam.
10. Rasulullah menggunakan sumpah dalam menyampaikan petunjuknya, dan beliau tidak berbuat demikian kecuali untuk kemaslahatan.
11. Syirik itu ada yang besar dan ada yang kecil, buktinya mereka tidak dianggap murtad dengan permintaannya itu.
12. Perkataan mereka:“…sedang kami dalam keadaan baru saja lepas dari kekafiran (masuk islam) …” menunjukan bahwa para sahabat yang lain mengerti bahwa perbuatan mereka termasuk syirik.
13. Diperbolehkan bertakbir ketika merasa terperanjat, atau mendengar sesuatu yang tidak patut diucapkan dalam agama, berlainan dengan pendapat orang yang menganggapnya makruh.
Kitab Tauhid62Kitab Tauhid 62
14. Diperintahkan menutup pintu yang menuju kemusyrikan.
15. Dilarang meniru dan melakukan suatu perbuatan yang menyerupai perbuatan orang-orang Jahiliyah.
16. Boleh marah ketika menyampaikan pelajaran.
17. Kaidah umum, bahwa di antara umat ini ada yang mengikuti tradisi-tradisi umat sebelumnya, berdasarkan Sabda Nabi “itulah tradisi orang orang sebelum kamu … dst”
18. Ini adalah salah satu dari tanda kenabian Nabi Muhammad, karena terjadi sebagaimana yang beliau kabarkan.
19. Celaan Allah yang ditujukan kepada orang Yahudi dan Nasrani, yang terdapat dalam Al qur‟an berlaku juga untuk kita.
20. Sudah menjadi ketentuan umum di kalangan para sahabat, bahwa ibadah itu harus berdasarkan perintah Allah [bukan mengikuti keinginan, pikiran atau hawa nafsu sendiri]. Dengan demikian, hadits di atas mengandung suatu isyarat tentang hal-hal yang akan ditanyakan kepada manusia di alam kubur. Adapun “Siapakah Tuhanmu? sudah jelas; sedangkan “Siapakah Nabimu? berdasarkan keterangan masalah-masalah ghaib yang beliau beritakan akan terjadi; dan “Apakah agamamu? berdasarkan pada ucapan mereka: “buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka itu mempunyai sesembahan-sesembahan … dst”
Kitab Tauhid 63Kitab Tauhid 63
21. Tradisi orang-orang ahli kitab itu tercela seperti tradisinya orang-orang musyrik.
22. Orang yang baru saja pindah dari tradisi-tradisi batil yang sudah menjadi kebiasaan dalam dirinya, tidak bisa dipastikan secara mutlak bahwa dirinya terbebas dari sisa-sisa tradisi tersebut, sebagai buktinya mereka mengatakan: “kami baru saja masuk islam” dan merekapun belum terlepas dari tradis- tradisi kafir, karena kenyataannya mereka meminta dibuatkan Dzatu Anwath sebagaimana yang dipunyai oleh kaum musyrikin.
Kitab Tauhid64Kitab Tauhid 64
BAB 10 MENYEMBELIH BINATANG BUKAN
KARENA ALLAH
Firman Allah :
“Katakanlah, bahwa sesungguhnya shalatku,
penyembelihanku, hidupku dan matiku hanya semata-mata untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al An‟am: 162-163).
“Maka dirikanlah shalat untuk Rabbmu, dan
sembelihlah kurban (untuk-Nya).” (QS. Al Kautsar: 2).
Ali bin Abi Thalib berkata: “Rasulullah bersabda kepadaku tentang empat perkara:
اهلل ع، يداي عي اهلل ع، ياهلل سػي حبذ اهلل عي ))
آ (( ضزاأل از سغ اهلل عا، يثدش٣
“Allah melaknat orang-orang yang menyembelih binatang bukan karena Allah, Allah melaknat orang-
Kitab Tauhid 65Kitab Tauhid 65
orang yang melaknat kedua orang tuanya, Allah melaknat orang-orang yang melindungi orang yang berbuat kejahatan, dan Allah melaknat orang-orang yang merubah tanda batas tanah.” (HR. Muslim).
Thariq bin Syihab menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:
اببذ ؾ دز ١ذاي خد : ااي، قاببذ ؾ دز ازاي خد,
؟ قاهلل ضا ز ويذ ـن ا ال ؾ ي ٢ قع الدز س:
ق، بسق :ادسا ألايكا، ؾ٦غ ي بسك٢ تس دسأ شذ ظ: يا
ا دا ؾاببذ بسكا، ؾاببذ ي بس: قا ياي، قبسقأ ٤غ دع
ازاي خدؾ بض ك، ؾبس: قسآلخا يايق، ا بسقأل تا ن:
(( ١ذاي خدؾ كا عبسك، ؾ اهلل ا د٦غ دألس
“Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat, dan ada lagi yang masuk neraka karena seekor lalat pula, para sahabat bertanya: "bagaimana itu bisa terjadi ya Rasulullah? Rasul menjawab: “ada dua orang berjalan melewati sekelompok orang yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali dengan mempersembahkan sembelihan binatang untuknya terlebih dahulu, maka mereka berkata kepada salah satu di antara kedua orang tadi: "persembahkanlah sesuatu untuknya! ia menjawab: "saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan untuknya", mereka berkata lagi: persembahkan untuknya walaupun seekor lalat! maka iapun mempersembahkan untuknya seekor lalat, maka mereka lepaskan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka karenanya,
Kitab Tauhid66Kitab Tauhid 66
kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain: persembahkalah untuknya sesuatu! ia menjawab: "aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka merekapun memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga.” (HR. Ahmad).
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang makna ayat:
... 2. Penjelasan tentang makna ayat:
3. Orang yang pertama kali dilaknat oleh Allah
berdasarkan hadits diatas adalah orang yang menyembelih karena selain Allah.
4. Dilaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya, hal itu bisa terjadi bila ia melaknat kedua orang tua seseorang, lalu orang tersebut melaknat kedua orang tuanya.
5. Dilaknat orang yang melindungi pelaku kajahatan, yaitu orang yang memberikan perlindungan kepada seseorang yang melakukan kejahatan yang wajib diterapkan kepadanya hukum Allah.
6. Dilaknat pula orang yang merubah tanda batas tanah, yaitu merubah tanda yang membedakan antara hak milik seseorang dengan hak milik
Kitab Tauhid 67Kitab Tauhid 67
tetangganya, dengan digeser maju atau mundur.
7. Ada perbedaan antara melaknat orang tertentu dengan melaknat orang-orang ahli maksiat secara umum.
8. Adanya kisah besar dalam hadits ini, yaitu kisah seekor lalat.
9. Masuknya orang tersebut ke dalam neraka dikarenakan mempersembahkan seekor lalat yang ia sendiri tidak sengaja berbuat demikian, tapi ia melakukan hal tersebut untuk melepaskan diri dari perlakuan buruk para pemuja berhala itu.
10. Mengetahui besarnya bahaya kemusyrikan dalam pandangan orang-orang mukmin, bagaimana ketabahan hatinya dalam menghadapi eksekusi hukuman mati dan penolakannya untuk memenuhi permintaan mereka, padahal mereka tidak meminta kecuali amalan lakhiriyah saja.
11. Orang yang masuk neraka dalam hadits ini adalah orang Islam, karena jika ia orang kafir, maka Rasulullah tidak akan bersabda: “ … masuk neraka karena sebab lalat ...”
12. Hadits ini merupakan suatu bukti bagi hadits shahih yang mengatakan:
ج ازاي ع اىسغ ندس٢ أيإ بسقأ ١اجل))
((ويذ
Kitab Tauhid68Kitab Tauhid 68
“Surga itu lebih dekat kepada seseorang dari pada tali sandalnya sendiri, dan neraka juga demikian.”
13. Mengetahui bahwa amalan hati adalah tolok ukur yang sangat penting, walaupun bagi para pemuja berhala.
Kitab Tauhid 69Kitab Tauhid 69
BAB 11 MENYEMBELIH BINATANG KARENA ALLAH
DILARANG DILAKUKAN DI TEMPAT PENYEMBELIHAN YANG BUKAN KARENA
ALLAH
Firman Allah :
“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mu‟min), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mu‟min serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu). Mereka sesungguhnya bersumpah: “kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadikan saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah kamu dirikan shalat di masjid itu selama-lamanya.
Kitab Tauhid70Kitab Tauhid 70
Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu lakukan shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang mensucikan diri. ” (QS. At Taubah: 107 –108).
Tsabit bin Dhahhak berkata:
بب البإ حبر أ دز زر)) كؾ باي أط، ؾ١ا )) :ا
ن ؾ ا ثأ ثا ذاي ا ، قا: الاي؟ قدبع ١ا ؾ)) :ا
ن ك، ؾا: الاي؟ قادعأ دا عؾ ا : )) اهلل ضز ا
اب و ا الؾ ال اهلل ١ؿع ؾ زري ا٤ؾ ال إؾ ؛ىزرب فأ
(( آد
“Ada seseorang yang bernadzar akan menyembelih unta di Buwanah (30), lalu ia bertanya kepada Rasulullah , maka Nabi bertanya: “apakah di tempat itu ada berhala-berhala yang pernah disembah oleh orang-orang Jahiliyah? Para sahabat menjawab: tidak, dan Nabipun bertanya lagi: “apakah di tempat itu pernah dirayakan hari raya mereka? Para sahabatpun menjawab: "tidak, maka Nabipun menjawab: “laksanakan nadzarmu itu, karena nadzar itu tidak boleh dilaksanakan dalam bermaksiat kepada Allah, dan dalam hal yang tidak dimiliki oleh seseorang.” (HR. Abu Daud, dan Isnadnya menurut persyaratan Imam Bukhari dan Muslim).
Kandungan bab ini: (30) Buwanah: nama suatu tempat di sebelah selatan kota Makkah, sebelum
Yalamlam; atau anak bukit sebelah Yanbu‟.
Kitab Tauhid 71Kitab Tauhid 71
1. Penjelasan tentang firman Allah yang telah disebutkan di atas(31).
2. Kemaksiatan itu bisa berdampak negatif, sebagaimana ketaatan berdampak positif.
3. Masalah yang masih meragukan hendaknya dikembalikan kepada masalah yang sudah jelas, agar keraguan itu menjadi hilang.
4. Diperbolehkan bagi seorang mufti untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum berfatwa untuk mendapatkan keterangan yang jelas.
5. Mengkhususkan tempat untuk bernadzar tidak dilarang selama tempat itu bebas dari hal-hal yang terlarang.
6. Tidak diperbolehkan mengkhususkan tempat, jika di tempat itu ada berhala-berhala yang pernah disembah pada masa jahiliyah, walaupun semuanya sudah dihilangkan.
7. Tidak diperbolehkan mengkhususkan tempat untuk bernadzar, jika tempat itu pernah digunakan untuk melakukan perayaan orang-orang jahiliyah, walaupun hal itu sudah tidak dilakukan lagi.
8. Tidak diperbolehkannya melakukan nadzar di tempat-tempat tersebut, karena nadzar tersebut termasuk katagori nadzar maksiat.
(31) Ayat ini menunjukkan pula bahwa menyembelih binatang dengan niat
karena Allah dilarang dilakukan di tempat yang dipergunakan oleh orang-orang musyrik untuk menyembelih binatang, sebagaimana shalat dengan niat karena Allah dilarang dilakukan di masjid yang didirikan atas dasar maksiat kepada Allah.
Kitab Tauhid72Kitab Tauhid 72
9. Harus dihindari perbuatan yang menyerupai perbuatan orang-orang musyrik dalam acara-acara keagamaan dan perayaan-perayaan mereka, walaupun tidak bermaksud demikian.
10. Tidak boleh bernadzar untuk melaksanakan kemaksiatan.
11. Tidak boleh seseorang bernadzar dalam hal yang tidak menjadi hak miliknya.
Kitab Tauhid 73Kitab Tauhid 73
BAB 12
BERNADZAR UNTUK SELAIN ALLAH ADALAH SYIRIK
Firman Allah :
“Mereka menepati nadzar dan takut akan suatu
hari yang azabnya merata di mana-mana.” (QS. Al Insan: 7).
“Dan apapun yang kalian nafkahkan, dan apapun
yang kalian nadzarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah: 270).
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dari Aisyah radhiallahuanha bahwa Rasulullah bersabda:
عؾ اهلل ع أ زر )) الؾ اهلل ؿع أ زر ،
((ؿع
“Siapa yang bernadzar untuk mentaati Allah maka ia wajib mentaatinya, dan barangsiapa yang bernadzar untuk bermaksiat kepada Allah maka ia tidak boleh bermaksiat kepada-Nya (dengan melaksanakan nadzarnya itu).”
Kitab Tauhid74Kitab Tauhid 74
Kandungan bab ini:
1. Menunaikan nadzar adalah wajib.
2. Apabila sudah menjadi ketetapan bahwa nadzar itu ibadah kepada Allah, maka menujukannya kepada selain Allah adalah syirik.
3. Dilarang melaksanakan nadzar yang maksiat.
Kitab Tauhid 75Kitab Tauhid 75
BAB 13 MEMINTA PERLINDUNGAN KEPADA SELAIN
ALLAH ADALAH SYIRIK
Firman Allah :
“Bahwa ada beberapa orang laki-laki dari manusia
yang meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari jin, maka jin-jin itu hanya menambah dosa dan kesalahan.” (QS. Al Jin: 6).
Khaulah binti Hakim menuturkan: "aku mendengar Rasulullah bersabda:
كؾ الـص ص )) ايت اهلل اتهب ذعأ)) : ا ا سغ اتا
(( ويذ يـص سس٢ تس ٤غ سك ، يلخ“Barangsiapa yang singgah di suatu tempat, lalu ia
berdo‟a:
ا خل غس ات ات اهلل ايتا ذ به أع
(aku berlindung dengan kalam Allah yang maha sempurna dari kejahatan semua mahluk yang Ia ciptakan) maka tidak ada sesuatupun yang membahayakan dirinya sampai dia beranjak dari tempatnya itu.” (HR. Muslim).
Kitab Tauhid76Kitab Tauhid 76
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang maksud ayat yang ada dalam surat Al Jin (32).
2. Meminta perlindungan kepada selain Allah adalah syirik.
3. Hadits tersebut di atas, sebagaimana disimpulkan oleh para ulama, merupakan dalil bahwa kalam Allah itu bukan makhluk, karena minta perlindungan kepada makhluk itu syirik.
4. Doa ini sangat utama walaupun singkat.
5. Sesuatu yang bisa mendatangkan kebaikan dunia, baik dengan menolak kejahatan atau mendatangkan keberuntungan tidak berarti sesuatu itu tidak termasuk syirik.
(32) Dalam ayat ini Allah memberitahukan bahwa ada di antara manusia
yang meminta perlindungan kepada jin agar merasa aman dari apa yang mereka khawatirkan, akan tetapi jin itu justru menambah dosa dan rasa khawatir bagi mereka, karena mereka tidak meminta perlindungan kepada Allah. Dengan demikian, ayat ini menunjukkan bahwa isti‟adzah (meminta perlindungan) kepada selain Allah adalah termasuk syirik dan terlarang.
Kitab Tauhid 77Kitab Tauhid 77
BAB 14 MINTA PERTOLONGAN DAN BERDO‟A KEPADA
SELAIN ALLAH ADALAH SYIRIK Firman Allah :
“Dan janganlah kamu memohon/berdo‟a kepada
selain Allah, yang tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula mendatangkan bahaya kepadamu, jika kamu berbuat hal itu maka sesungguhnya kamu dengan demikian termasuk orang-orang yang dzalim (musyrik).” (QS. Yunus: 106).
“Dan jika Allah menimpakan kepadamu suatu
bahaya, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus: 107).
Kitab Tauhid78Kitab Tauhid 78
“Sesungguhnya mereka yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rizki kepadamu, maka mintalah rizki itu kepada Allah dan sembahlah Dia (saja) serta bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya lah kamu sekalian dikembalikan.” (QS. Al Ankabut: 17 ).
“Dan tiada yang lebih sesat dari pada orang yang
memohon kepada sesembahan-sesembahan selain Allah, yang tiada dapat mengabulkan permohonannya sampai hari kiamat dan sembahan-sembahan itu lalai dari (memperhatikan) permohonan mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan mereka.” (QS. Al Ahqaf: 5-6).
“Atau siapakah yang mengabulkan (do‟a) orang-
orang yang dalam kesulitan di saat ia berdo‟a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu sekalian menjadi khalifah di bumi? Adakah sesembahan (yang haq) selain Allah? Amat sedikitlah kamu mengingat-(Nya).” (QS. An Naml: 62).
Kitab Tauhid 79Kitab Tauhid 79
Imam At-thabrani dengan menyebutkan sanadnya meriwayatkan bahwa: “pernah ada pada zaman Rasulullah seorang munafik yang selalu menyakiti orang-orang mu‟min, maka salah seorang di antara orang mu‟min berkata: “marilah kita bersama-sama memohon perlindungan kepada Rasulullah supaya dihindarkan dari tindakan buruk orang munafik ini”, ketika itu Rasulullah menjawab:
إ ب اخػتط ال إ )) (( اهللب اخػتطا
“Sesungguhnya aku tidak boleh dimintai perlindungan, hanya Allah sajalah yang boleh dimintai perlindungan”.
Kandungan bab ini:
1. Istighatsah itu pengertiannya lebih khusus dari pada berdo‟a(33).
2. Penjelasan tentang ayat yang pertama (34).
3. Meminta perlindungan kepada selain Allah adalah syirik besar.
4. Orang yang paling shaleh sekalipun jika melakukan perbuatan ini untuk mengambil hati orang lain, maka ia termasuk golongan orang-orang yang dzalim (musyrik).
5. Penjelasan tentang ayat yang kedua (35). (33) Istighatsah ialah: meminta pertolongan ketika dalam keadaan sulit supaya
dibebaskan dari kesulitan itu. (34) Ayat pertama menunjukkan bahwa dilarang memohon kepada selain Allah,
karena selain-Nya tidak dapat memberikan manfaat dan tidak pula dapat mendatangkan bahaya kepada seseorang.
Kitab Tauhid80Kitab Tauhid 80
6. Meminta perlindungan kepada selain Allah tidak dapat mendatangkan manfaat duniawi, di samping perbuatan itu termasuk perbuatan kafir.
7. Penjelasan tentang ayat yang ketiga (36).
8. Meminta rizki itu hanya kepada Allah, sebagaimana halnya meminta surga.
9. Penjelasan tentang ayat yang keempat (37).
10. Tidak ada orang yang lebih sesat dari pada orang yang memohon kepada sesembahan selain Allah.
11. Sesembahan selain Allah tidak merasa dan tidak tahu kalau ada orang yang memohon kepadanya.
12. Sesembahan selain Allah akan benci dan marah kepada orang yang memohon kepadanya pada hari kiamat.
(35) Ayat kedua menunjukkan bahwa Allah-lah yang berhak dengan segala
ibadah yang dilakukan manusia, seperti doa, istighatsah dan sebagainya. Karena hanya Allah yang Maha Kuasa, jika Dia menimpakan sesuatu bahaya kepada seseorang, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia sendiri, dan jika Dia menghendaki untuk seseorang suatu kebaikan, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Tidak ada seorangpun yang menghalangi kehendak-Nya.
(36) Ayat ketiga menunjukkan bahwa hanya Allah yang berhak dengan ibadah dan rasa syukur kita, dan hanya kepada-Nya seharusnya kita meminta rizki, karena selain Allah tidak mampu memberikan rizki.
(37) Ayat keempat menunjukkan bahwa doa (permohonan) adalah ibadah. Karena itu, barangsiapa yang menyelewengkannya kepada selain Allah, maka dia adalah musyrik.
Kitab Tauhid 81Kitab Tauhid 81
13. Permohonan ini dianggap ibadah kepada sesembahan selain Allah.
14. Pada hari kiamat sesembahan selain Allah itu akan mengingkari ibadah yang ditujukan kepada mereka.
15. Permohonan kepada selain Allah inilah yang menyebabkan seseorang menjadi orang yang paling sesat.
16. Penjelasan tentang ayat yang kelima (38).
17. Satu hal yang sangat mengherankan adalah adanya pengakuan dari para penyembah berhala bahwa tidak ada yang dapat mengabulkan permohonan orang yang berada dalam kesulitan kecuali Allah, untuk itu, ketika mereka berada dalam keadaan sulit dan terjepit, mereka memohon kepada-Nya dengan ikhlas dan memurnikan ketaatan untuk-Nya.
18. Hadits di atas menunjukan tindakan preventif yang dilakukan Rasulullah untuk melindungi ketauhidan, dan etika sopan santun beliau kepada Allah.
(38) Ayat kelima menunjukkan bahwa istighatsah (mohon pertolongan) kepada
selain Allah – karena tidak ada yang kuasa kecuali Dia – adalah bathil dan termasuk syirik.
Kitab Tauhid82Kitab Tauhid 82
BAB 15 TIDAK SEORANGPUN YANG BERHAK DISEMBAH
SELAIN ALLAH
Firman Allah :
“Apakah mereka mempersekutukan (Allah) dengan
berhala-berhala yang tidak dapat menciptakan sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang, dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” (QS. Al A‟raf: 191-192).
“Dan sesembahan-sesembahan yang kalian mohon
selain Allah, tidak memiliki apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak akan mendengar seruanmu itu; kalaupun mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu; dan pada hari kiamat meraka akan mengingkari kemusyrikanmu, dan tidak ada yang
Kitab Tauhid 83Kitab Tauhid 83
dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui. ” (QS. Fathir: 13-14).
Diriwayatkan dalam shahih (Bukhari dan Muslim) dari Anas bin Malik , ia berkata:
دسأ باي رغ)) ك، ؾتاعبز تسطن، حؿ ـن )): ا
تيـص، ؾ(( با ذغ ق “Ketika perang uhud Rasulullah terluka
kepalanya, dan pecah gigi gerahamnya, maka beliau bersabda: “Bagaimana akan beruntung suatu kaum yang melukai Nabinya? Kemudian turunlah ayat: “Tak ada hak apapun bagimu dalam urusan mereka itu”. (QS. Ali Imran: 128).”
Dan diriwayatkan dalam shahih Bukhari dari Ibnu Umar bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda ketika beliau berdiri dari ruku‟ pada rakaat yang terakhir dalam shalat shubuh:
الؾ عاي اي )) دعب (( االؾا دس ي اهلل عض )) :كا
اهلل صأؾ (( دشاي وا يبز “Ya Allah, laknatilah si fulan dan sifulan”, setelah
beliau mengucapkan: ع د ض ا يو ايش د زب س اهلل ي setelah itu turunlah firman Allah:
Kitab Tauhid84Kitab Tauhid 84
“Tak ada hak apapun bagimu dalam urusan mereka itu”.
Dalam riwayat yang lain: “Beliau mendoakan semoga Shafwan bin Umayah, Suhail bin Amr, dan Al Harits bin Hisyam dijauhkan dari rahmat Allah”, maka turunlah ayat:
“Tak ada hak apapun bagimu dalam urusan
mereka itu”.
Diriwayatkan pula dalam shahih Bukhari dari Abu Hurairah ia berkata: “ketika diturunkan kepada Rasulullah firman Allah :
“Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang
terdekat.” (QS. Asy Syu‟ara: 214).
Beliau berdiri dan bersabda: “Wahai orang-orang Quraisy, tebuslah diri kamu sekalian (dari siksa Allah dengan memurnikan ibadah kepadaNya). Sedikitpun aku tidak bisa berbuat apa-apa dihadapan Allah untuk kalian. Wahai Abbas bin Abdul Muthalib, sedikitpun aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu dihadapan Allah, wahai Shafiyah bibi Rasulullah, sedikitpun aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu dihadapan Allah nanti, wahai Fatimah binti Rasulillah, mintalah kepadaku apa saja yang kau kehendaki, tapi sedikitpun aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu dihadapan Allah nanti”.
Kitab Tauhid 85Kitab Tauhid 85
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang kedua ayat tersebut diatas (39).
2. Kisah perang uhud.
3. Rasulullah, pemimpin para rasul, dalam shalat subuh telah membaca qunut sedang para sahabat dibelakangnya mengamini.
4. Orang-orang yang beliau doakan semoga Allah menjauhkan rahmat-Nya dari mereka adalah orang-orang kafir.
5. Mereka telah melakukan perbuatan yang tidak dilakukan oleh orang-orang kafir yang lain, antara lain melukai kepala Rasulullah, dan berupaya untuk membunuh beliau, serta mengoyak-ngoyak tubuh para korban yang terbunuh, padahal yang terbunuh itu adalah sanak famili mereka.
6. Terhadap peristiwa itulah Allah menurunkan firman-Nya kepada beliau:
7. Allah berfirman:
(39) Kedua ayat tersebut menunjukkan kebatilan syirik mulai dari dasarnya,
karena makhluk yang lemah ini, yang tidak mempunyai kekuasaan apa-apa, tidak dapat dijadikan sebagai sandaran sama sekali; dan menunjukkan pula bahwa Allah lah yang berhak dengan segala macam ibadah yang dilakukan manusia.
Kitab Tauhid86Kitab Tauhid 86
“Atau Allah terima taubat mereka, atau menyiksa mereka.” (QS. Ali Imran: 128).
Kemudian Allah pun menerima taubat mereka, dengan masuknya mereka ke dalam agama Islam, dan menjadi orang-orang yang beriman.
8. Dianjurkannya melakukan qunut nazilah, yaitu: qunut yang dilakukan ketika umat Islam dalam keadaan marabahaya.
9. Menyebutkan nama-nama mereka beserta nama orang tua mereka ketika didoakan terlaknat di dalam shalat, tidak membatalkan shalat.
10. Boleh melaknat orang kafir tertentu di dalam qunut.
11. Kisah Rasulullah ketika diturunkan kepada beliau firman Allah “Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat”.
12. Kesungguhan Rasulullah dalam hal ini, sehingga beliau melakukan sesuatu yang menyebabkan dirinya dituduh gila, demikian halnya apabila dilakukan oleh orang mukmin pada masa sekarang.
13. Rasulullah memperingatkan keluarganya yang paling jauh kemudian yang terdekat dengan sabdanya: “sedikitpun Aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu dihadapan Allah nanti” sampai beliau bersabda: “wahai Fatimah putri Rasul, aku tidak bisa berbuat untukmu apa-apa dihadapan Allah nanti”.
Kitab Tauhid 87Kitab Tauhid 87
Jika beliau sebagai pemimpin para rasul telah berterus-terang tidak bisa membela putrinya sendiri pemimpin kaum wanita di jagat raya ini, dan jika orang mengimani bahwa apa yang beliau katakan itu benar, kemudian jika dia memperhatikan apa yang terjadi pada diri kaum khawash (40) dewasa ini, maka akan tampak baginya bahwa tuhid ini sudah ditinggalkan, dan tuntunan agama sudah menjadi asing.
(40) Kaum Khowash ialah: orang-orang tertentu yang ditokohkan dalam
masalah agama, dan merasa bahwa dirinya patut diikuti, disegani dan diminta berkah doanya.
Kitab Tauhid88Kitab Tauhid 88
BAB 16 MALAIKAT MAKHLUK YANG PERKASA, BERSUJUD
KEPADA ALLAH (41)
Firman Allah :
“Sehingga apabila telah dihilangkan rasa takut dari
hati mereka (malaikat), mereka berkata: "apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab: "perkataan yang benar, dan Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Saba‟: 23).
Diriwayatkan dalam kitab shahih Imam Bukhari, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
ا تشدأب ١ه٥الامل تبسق ا٤ايط ؾ ساأل ٢ اهللكا قذإ ))
ؿ٢ ؾع ١طض أ، نيكا ياعكخ ،ويذ رؿ ا
(41) Bab ini menjelaskan bukti lain yang menunjukkan kebatilan syirik dan
hanya Allah yang berhak dengan segala macam ibadah. Karena apabila para malaikat, sebagai makhluk yang sangat perkasa dan paling kuat, bersujud di hadapan Allah yang Maha tinggi dan Maha besar ketika mendengar firman-Nya, maka tidak ada yang berhak dengan ibadah, puja dan puji, sanjungan dan pengagungan kecuali Allah.
Kitab Tauhid 89Kitab Tauhid 89
عايط مستطا عطؾ كعا بره عايط مستط،
ؿض ؿؾ – ضعب مؾ ؾسش، ؾؿهب ا – عابؾأ ب ددبا يا إكؾ ١هاي عطؾ يإ سا اآلخك ، ثتشت ٢ ٢
ط٢ يا عك٢ تس ،تشت ايه أ ساسايط ا نزدا أبس، ؾا
ك أ بق ابايػ كيا أبزا، بره، ؾنزد أ با قا
ع ك، ؾ١برن ١ا٥ا ق دق ظي: أا ي ا رن ا ا؟ رنا
(( ا٤ايط تعض تاي ١هاي وتب مدؿؾ
“Apabila Allah menetapkan suatu perintah di atas langit, para malaikat mengibas-ngibaskan sayapnya, karena patuh akan firman-Nya, seolah-olah firman yang didengarnya itu bagaikan gemerincing rantai besi (yang ditarik) di atas batu rata, hal ini memekakkan mereka (sehingga jatuh pingsan karena ketakutan), “sehingga apabila telah dihilangkan rasa takut dari hati-hati mereka, mereka berkata: “apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab: “ (perkataan) yang benar, dan Dialah yang maha tinggi lagi maha besar”, ketika itulah (syetan-syetan) pencuri berita mendengarnya, pencuri berita itu sebagian diatas sebagian yang lain - Sufyan bin Uyainah (42) menggambarkan dengan telapak tangannya, dengan direnggangkan dan dibuka jari jemarinya - ketika mereka (penyadap berita) mendengar berita itu, disampaikanlah kepada yang ada di bawahnya, dan
(42) Sufyan bin Uyainah bin Maimun Al Hilali, salah seorang periwayat hadits
ini.
Kitab Tauhid90Kitab Tauhid 90
seterusnya, sampai ke tukang sihir dan tukang ramal, tapi kadang-kadang syetan pencuri berita itu terkena syihab (meteor) sebelum sempat menyampaikan berita itu, dan kadang-kadang sudah sempat menyampaikan berita sebelum terkena syihab, kemudian dengan satu kalimat yang didengarnya itulah tukang sihir dan tukang ramal itu melakukan seratus macam kebohongan, mereka mendatangi tukang sihir dan tukang ramal seraya berkata: bukankah ia telah memberi tahu kita bahwa pada hari anu akan terjadi anu (dan itu terjadi benar), sehingga ia dipercayai dengan sebab kalimat yang didengarnya dari langit”.
An – Nawwas bin Sam‟an menuturkan bahwa Rasulullah , bersabda:
ترخأ سايب هت ساألب س ٢ أايعت اهلل ادزا أذإ ))
ق ، أ١ؿدز اتايط ؾخ ٠ددغ ٠دع: زا ا ذإ، ؾ اهلل ا
كعؾ اتايط أ ويذ عض أ ها، ؾدذا ضسخا
سبد س ، ثادزا أب س اهلل ه، ؾسبد ضأز عؾس
، ن١ه٥ال٢ ايع ته٥ال يأض ا٤طب سا ا قاذا: ا بز ا
: قسبد ك؟ ؾسبا د يك، ؾسبهاي ايع لشاي ا
ا ق ج ن سأ ح٢ سيإ سايب سبد ت، ؾسبد ا
(( اهلل
“Apabila Allah hendak mewahyukan perintah-Nya, maka Dia firmankan wahyu tersebut, dan langit-langit bergetar dengan kerasnya karena takut kepada Allah , dan ketika para malaikat mendengar firman tersebut mereka pingsan dan bersujud, dan di antara
Kitab Tauhid 91Kitab Tauhid 91
mereka yang pertama kali bangun adalah Jibril, maka Allah sampaikan wahyu yang Ia kehendaki kepada Jibril, kemudian Jibril melewati para malaikat, setiap ia melewati langit maka para penghuninya bertanya kepadanya: “apa yang telah Allah firmankan kepadamu? Jibril menjawab: “Dia firmankan yang benar, dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar, dan seluruh malaikat yang ia lewati bertanya kepadanya seperti pertanyaan pertama, demikianlah sehingga Jibril menyampaikan wahyu tersebut sesuai dengan yang telah diperintahkan oleh Allah kepadanya.”
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat yang telah disebutkan di atas (43).
2. Ayat tersebut mengandung argumentasi yang memperkuat kebatilan syirik, khususnya yang berkaitan dengan orang-orang shaleh, dan ayat itu juga memutuskan akar-akar pohon syirik yang ada dalam hati seseorang.
3. Penjelasan tentang firman Allah: “mereka menjawab: “(perkataan) yang benar” dan Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (44)”
(43) Ayat ini menerangkan keadaan para malaikat, yang mana mereka adalah
makhluk Allah yang paling kuat dan amat perkasa yang disembah oleh orang-orang musyrik. Apabila demikian keadaan meraka dan rasa takut mereka kepada Allah ketika Allah berfirman, maka apakah pantas mereka dijadikan sesembahan selain Allah? Tentu tidak pantas, dan makhluk selain mereka lebih tidak pantas lagi.
(44) Firman Allah ini menunjukkan: bahwa Kalamullah bukanlah makhluk (ciptaan), karena mereka berkata: “Apakah yang telah difirmankan oleh
Kitab Tauhid92Kitab Tauhid 92
4. Menerangkan tentang sebab pertanyaan para malaikat tentang wahyu yang difirmankan Allah.
5. Jibril kemudian menjawab pertanyaan mereka dengan perkataan: “Dia firmankan yang benar …”
6. Menyebutkan bahwa malaikat yang pertama kali mengangkat kepalanya adalah Jibril.
7. Jibril memberikan jawaban tersebut kepada seluruh malaikat penghuni langit, karena mereka bertanya kepadanya.
8. Para malaikat penghuni langit jatuh pingsan ketika mendengar firman Allah.
9. Langitpun bergetar keras ketika mendengar firman Allah itu.
10. Jibril adalah malaikat yang menyampaikan wahyu itu ke tujuan yang telah diperintahkan Allah kepadanya.
11. Hadits di atas menyebutkan tentang adanya syetan-syetan yang mencuri berita wahyu.
12. Cara mereka mencuri berita, sebagian mereka naik di atas sebagian yang lain.
13. Peluncuran syihab (meteor) untuk menembak jatuh syetan-syetan pencuri berita.
Tuhanmu? menunjukkan pula bahwa Allah Maha Tinggi di atas seluruh makhluk-Nya, dan Maha Besar yang kebesaran-Nya tidak dapat dijangkau oleh pikiran mereka.
Kitab Tauhid 93Kitab Tauhid 93
14. Adakalanya syetan pencuri berita itu terkena syihab sebelum sempat menyampaikan berita yang didengarnya, dan adakalanya sudah sempat menyampaikan berita ke telinga manusia yang menjadi abdinya sebelum terkena syihab.
15. Adakalanya ramalan tukang ramal itu benar.
16. Dengan berita yang diterimanya ia melakukan seratus macam kebohongan.
17. Kebohongannya tidak akan dipercaya kecuali karena adanya berita dari langit (melalui syetan penyadap berita).
18. Kecenderungan manusia untuk menerima suatu kebatilan, bagaimana mereka bisa bersandar hanya kepada satu kebenaran saja yang diucapkan oleh tukang ramal, tanpa memperhitungkan atau mempertimbangkan seratus kebohongan yang disampaikannya.
19. Satu kebenaran tersebut beredar luas dari mulut ke mulut dan diingatnya, lalu dijadikan sebagai bukti bahwa apa yang dikatakan oleh tukang ramal itu benar.
20. Menetapkan sifat sifat Allah (seperti yang terkandung dalam hadits di atas), berbeda dengan faham Asy‟ariyah yang mengingkarinya.
21. Penjelasan bahwa bergetarnya langit dan pingsannya para malaikat itu disebabkan karena rasa takut mereka kepada Allah .
22. Para malaikat pun bersujud kepada Allah.
Kitab Tauhid94Kitab Tauhid 94
BAB 17 S Y A F A‟A T (45)
Firman Allah :
“Dan berilah peringatan dengan apa yang telah
diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dikumpulkan kepada Rabb mereka (pada hari kiamat), sedang mereka tidaklah mempunyai seorang pelindung dan pemberi syafaatpun selain Allah, agar mereka bertakwa.” (QS. Al an‟am: 51).
“Katakanlah (hai Muhammad): "hanya milik Allah
lah syafaat itu semuanya.” (QS. Az zumar: 44).
“Tiada seorang pun yang dapat memberi syafaat di
sisi Allah tanpa seizin-Nya.” (QS. Al baqarah: 225).
(45) Syafaat telah dijadikan dalil oleh kaum musyrikin dalam memohon kepada
malaikat, nabi dan wali. Kata mereka: “Kami tidak memohon kepada mereka kecuali untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memberikan syafaat kepada kami di sisi-Nya”, maka dalam bab ini diuraikan bahwa syafaat yang mereka harapkan itu adalah percuma, bahkan syirik; dan syafaat hanyalah hak Allah semata, tiada yang dapat memberi syafaat kecuali dengan seizin-Nya bagi siapa yang mendapat ridha-Nya.
Kitab Tauhid 95Kitab Tauhid 95
“Dan berapa banyak malaikat di langit, syafaat
mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengiizinkan (untuk diberi syafaat) bagi siapa saja yang dikehendaki dan diridhai-Nya.” (QS. An Najm: 26).
“Katakanlah: “serulah mereka yang kamu anggap
(sebagai tuhan) selain Allah, mereka tak memiliki kekuasaan seberat dzarrahpun di langit maupun di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu andil apapun dalam (penciptaan) langit dan bumi, dan sama sekali tidak ada di antara mereka menjadi pembantu bagi-Nya. Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah, kecuali bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu …” (QS. Saba‟: 22).
Abu Abbas (46) mengatakan: “Allah telah menyangkal segala hal yang menjadi tumpuan kaum
(46) Taqiyuddin Abu Abbas ibnu Taimiyah: Ahmad bin Abdul Halim bin
Abdus Salam bin Abdullah An Numairi Al Harrani Ad Dimasqi. Syaikhul Islam, dan tokoh yang gigih sekali dalam gerakan dakwah Islamiyah. Dilahirkan di Harran, tahun 661 H (1263 M) dan meninggal di Damaskus tahun 728 H (1328 M).
Kitab Tauhid96Kitab Tauhid 96
musyrikin, selain diri-Nya sendiri, dengan menyatakan bahwa tidak ada seorangpun selain-Nya yang memiliki kekuasaan, atau bagiannya, atau menjadi pembantu Allah.
Adapun tentang syafa‟at, maka telah ditegaskan oleh Allah bahwa syafaat ini tidak berguna kecuali bagi orang yang telah diizinkan untuk memperolehnya, sebagaimana firman-Nya:
“Dan mereka tidak dapat memberi syafa‟at, kecuali
kepada orang yang diridhai Allah.” (QS. Al Anbiya‟: 28).
Syafa‟at yang diperkirakan oleh orang-orang musyrik itu tidak akan ada pada hari kiamat, sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Al qur‟an.
Dan diberitakan oleh Nabi : “bahwa beliau pada hari kiamat akan bersujud kepada Allah dan menghaturkan segala pepujian kepada-Nya, beliau tidak langsung memberi syafaat lebih dahulu, setelah itu baru dikatakan kepada beliau: “Angkatlah kepalamu, katakanlah niscaya ucapanmu pasti akan didengar, dan mintalah niscaya permintaanmu akan dikabulkan, dan berilah syafa‟at niscaya syafa‟atmu akan diterima”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Abu Hurairah bertanya kepada beliau: “siapakah orang yang paling beruntung mendapatkan syafa‟atmu? Beliau menjawab: “yaitu orang yang mengucapkan la Ilaha Illallah dengan ikhlas dari dalam hatinya”. (HR. Bukhari dan Ahmad)
Kitab Tauhid 97Kitab Tauhid 97
Syafa‟at yang ditetapkan ini adalah syafaat untuk Ahlul Ikhlas Wattauhid (orang-orang yang mentauhidkan Allah dengan ikhlas karena Allah semata) dengan seizin Allah; bukan untuk orang yang menyekutukan Allah dengan yang lain-Nya.
Dan pada hakikatnya, bahwa hanya Allah lah yang melimpahkan karunia-Nya kepada orang-orang yang ikhlas tersebut, dengan memberikan ampunan kepada mereka, dengan sebab doanya orang yang telah diizinkan oleh Allah untuk memperoleh syafa‟at, untuk memuliakan orang tersebut dan menempatkannya di tempat yang terpuji.
Jadi, syafa‟at yang ditiadakan oleh Al qur‟an adalah yang di dalamnya terdapat kemusyrikan. Untuk itu, Al Qur‟an telah menetapkan dalam beberapa ayatnya bahwa syafaat itu hanya ada dengan izin Allah; Dan Nabi pun sudah menjelaskan bahwa syafaat itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bertauhid dan ikhlas karena Allah semata”.
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat-ayat di atas (47).
(47) Ayat pertama dan kedua menunjukkan bahwa syafaat seluruhnya adalah
hak khusus bagi Allah.
Ayat ketiga menunjukkan bahwa syafaat itu tidak diberikan kepada seseorang, tanpa adanya izin dari Allah.
Ayat keempat menunjukkan bahwa syafaat itu diberikan oleh orang yang diridhai Allah dengan izin dari-Nya. Dengan demikian syafaat itu adalah hak mutlak Allah, tidak dapat diminta kecuali dari-Nya; dan menunjukkan pula kebatilan syirik yang dilakukan oleh kaum musyrikin dengan
Kitab Tauhid98Kitab Tauhid 98
2. Syafa‟at yang dinafikan adalah syafa‟at yang di dalamnya terdapat unsur-unsur kemusyrikan.
3. Syafa‟at yang ditetapkan adalah syafa‟at untuk orang-orang yang bertauhid dengan ikhlas, dan dengan izin Allah.
4. Penjelasan tentang adanya syafa‟at kubra, yaitu: Al Maqam Al Mahmud (kedudukan yang terpuji).
5. Cara yang dilakukan oleh Rasulullah ketika hendak mendapatkan syafaat, beliau tidak langsung memberi syafaat lebih dahulu, tapi dengan bersujud kepada Allah, menghaturkan segala pujian kepada-Nya. Kemudian setelah diizinkan oleh Allah barulah beliau memberi syafaat.
6. Adanya pertanyaan: “siapakah orang yang paling beruntung mendapatkan syafa‟at beliau?
7. Syafa‟at itu tidak diberikan kepada orang yang menyekutukan Allah.
8. Penjelasan tentang hakikat syafa‟at yang sebenarnya.
mendekatkan diri kepada malaikat, nabi atau orang orang shaleh, untuk meminta syafaat mereka.
Ayat kelima mengandung bantahan terhadap kaum musyrikin yang mereka itu menyeru selain Allah, seperti malaikat dan makhluk-makhluk lainnya, karena menganggap bahwa makhluk-makhluk itu bisa mendatangkan manfaat dan menolak madharat; dan menunjukkan bahwa syafaat tidak berguna bagi mereka, karena syirik yang mereka lakukan, tetapi hanya berguna bagi orang yang mengamalkan tauhid, dan itupun dengan izin Allah.
Kitab Tauhid 99Kitab Tauhid 99
BAB 18 NABI TIDAK DAPAT MEMBERI HIDAYAH KECUALI DENGAN KEHENDAK ALLAH (48)
Firman Allah :
“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) tidak akan
dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu cintai, tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al qashash: 56).
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari, dari Ibnu Musayyab, bahwa bapaknya berkata: “Ketika Abu Thalib akan meninggal dunia, maka datanglah Rasulullah , dan pada saat itu Abdullah bin Abi Umayyah, dan Abu Jahal ada disisinya, lalu Rasulullah bersabda kepadanya:
(( اهلل دا عب وي ازسأ ١ن اهلل الإ يإ ال ، قا ع ))
(48) Bab ini merupakan bukti adanya kewajiban bertauhid kepada Allah.
Karena apabila Nabi Muhammad sebagai makhluk termulia dan yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah, tidak dapat memberi hidayah kepada siapapun yang beliau inginkan, maka tidak ada sembahan yang haq melainkan Allah, yang bisa memberi hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Kitab Tauhid100Kitab Tauhid 100
“Wahai pamanku, ucapkanlah “la ilaha illallah” kalimat yang dapat aku jadikan bukti untukmu dihadapan Allah”.
Tetapi Abdullah bin Abi Umayyah dan Abu Jahal berkata kepada Abu Thalib: “Apakah kamu membenci agama Abdul Muthalib? Kemudian Rasulullah mengulangi sabdanya lagi, dan mereka berduapun mengulangi kata-katanya pula. Maka ucapan terakhir yang dikatakan oleh Abu Thalib adalah: bahwa ia tetap masih berada pada agamanya Abdul Muthalib, dan dia menolak untuk mengucapkan kalimat: "la ilaha illallah", kemudian Rasulullah bersabda: “sungguh akan aku mintakan ampun untukmu kepada Allah, selama aku tidak dilarang”, lalu Allah menurunkan firman-Nya:
“Tidak layak bagi seorang Nabi serta orang-orang
yang beriman memintakan ampunan (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik.” (QS. Al Bara‟ah: 113).
Dan berkaitan dengan Abu Thalib, Allah menurunkan firman-Nya:
“Sesungguhnya kamu (hai Muhammad tak
sanggup memberikan hidayah (petunjuk) kepada orang-orang yang kamu cintai, akan tetapi Allah lah yang memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al Qashash: 57).
Kitab Tauhid 101Kitab Tauhid 101
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat 57 surat Al Qashash (49).
2. Penjelasan tentang ayat 113 surat Al Bara‟ah (50).
3. Masalah yang sangat penting, yaitu penjelasan tentang sabda Nabi : “Ucapkanlah kalimat la ilaha illallah”, berbeda dengan apa yang difahami oleh orang-orang yang mengaku dirinya berilmu (51).
4. Abu Jahal dan kawan-kawannya mengerti maksud Rasulullah ketika beliau masuk dan berkata kepada pamannya: “ucapkanlah kalimat la ilaha illallah”, oleh karena itu, celakalah orang yang pemahamannya tentang asas utama Islam ini lebih rendah dari pada Abu Jahal.
(49) Ayat ini menunjukkan bahwa hidayah (petunjuk) untuk masuk Islam itu
hanyalah di Tangan Allah saja, tidak ada seorangpun yang dapat menjadikan seseorang menapaki jalan yang lurus ini kecuali dengan kehendak-Nya; dan mengandung bantahan terhadap orang-orang yang mempunyai kepercayaan bahwa para nabi dan wali itu dapat mendatangkan manfaat dan menolak madharat, sehingga diminta untuk memberikan ampunan, menyelamatkan diri dari kesulitan, dan untuk kepentingan kepentingan lainnya.
(50) Ayat ini menunjukkan tentang haramnya memintakan ampun bagi orang-orang musyrik; dan haram pula berwala‟ (mencintai, memihak dan membela) mereka.
(51) Penjelasannya ialah: diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan apa yang menjadi konsekwensinya, yaitu: memurnikan ibadah hanya kepada Allah, dan membersihkan diri dari ibadah kepada selain Nya, seperti: malaikat, nabi, wali , kuburan, batu, pohon, dan lain lain.
Kitab Tauhid102Kitab Tauhid 102
5. Kesungguhan Rasulullah dalam berupaya untuk mengislamkan pamannya.
6. Bantahan terhadap orang-orang yang mengatakan bahwa Abdul Muthalib dan leluhurnya itu beragama Islam.
7. Permintaan ampun Rasulullah untuk Abu Thalib tidak di kabulkan, ia tidak diampuni, bahkan beliau dilarang memintakan ampun untuknya.
8. Bahayanya Berkawan dengan orang-orang berpikiran dan berprilaku jahat.
9. Bahayanya mengagung-agungkan para leluhur dan orang-orang terkemuka.
10. “Nama besar” mereka inilah yang dijadikan oleh orang-orang jahiliyah sebagai tolok ukur kebenaran yang mesti dianut.
11. Hadits di atas mengandung bukti bahwa amal seseorang itu yang dianggap adalah di akhir hidupnya; sebab jika Abu Thalib mau mengucapkan kalimat tauhid, maka pasti akan berguna bagi dirinya di hadapan Allah.
12. Perlu direnungkan, betapa beratnya hati orang-orang yang sesat itu untuk menerima tauhid, karena dianggap sebagai sesuatu yang tak bisa diterima oleh akal pikiran mereka; sebab dalam kisah di atas disebutkan bahwa mereka tidak menyerang Abu Thalib kecuali supaya menolak untuk mengucapkan kalimat tauhid, padahal Nabi sudah berusaha semaksimal mungkin, dan berulang kali memintanya untuk mengucapkannya. Dan
Kitab Tauhid 103Kitab Tauhid 103
karena kalimat tauhid itu memiliki makna yang jelas dan konsekwensi yang besar, maka cukuplah bagi mereka dengan menolak untuk mengucapkannya.
Kitab Tauhid104Kitab Tauhid 104
BAB 19 PENYEBAB UTAMA KEKAFIRAN ADALAH
BERLEBIH-LEBIHAN DALAM MENGAGUNGKAN ORANG-ORANG SHALEH
Firman Allah :
“Wahai orang-orang ahli kitab, janganlah kalian
melampaui batas dalam agama kalian, dan janganlah kalian mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.” (QS. An nisa‟: 171).
Dalam shahih Bukhari ada satu riwayat dari Ibnu Abbas yang menjelaskan tentang firman Allah :
“Dan mereka (kaum Nabi Nuh) berkata: "janganlah
sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Tuhan-tuhan kamu, dan janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, Suwa‟, Yaghuts, Ya‟uq maupun Nasr.”(QS. Nuh: 23).
Beliau (Ibnu Abbas) mengatakan: “Ini adalah nama orang-orang shaleh dari kaum Nabi Nuh, ketika mereka meniggal dunia, syetan membisikkan kepada kaum mereka agar membuat patung-patung mereka yang telah meninggal di tempat-tempat dimana, disitu
Kitab Tauhid 105Kitab Tauhid 105
pernah diadakan pertemuan-pertemuan mereka, dan mereka disuruh memberikan nama-nama patung tersebut dengan nama-nama mereka, kemudian orang-orang tersebut menerima bisikan syetan, dan saat itu patung-patung yang mereka buat belum dijadikan sesembahan, baru setelah para pembuat patung itu meninggal, dan ilmu agama dilupakan, mulai saat itulah patung-patung tersebut disembah”.
Ibnul Qayyim berkata (52): “banyak para ulama salaf mengatakan: “setelah mereka itu meninggal, banyak orang-orang yang berbondong-bondong mendatangi kuburan mereka, lalu mereka membuat patung-patung mereka, kemudian setelah waktu berjalan beberapa lama akhirnya patung-patung tersebut dijadikan sesembahan”.
Diriwayatkan dari Umar bahwa Rasulullah bersabda:
، دبا عا أ، إس ٢ بط٣ عازؿاي تسطا أن ست ال ))
(( يضز اهلل دبا عيكؾ
“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji Isa bin Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: Abdullah (hamba
(52) Abu Abdillah: Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa‟d Az Zur‟I
Ad Dimasqi, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah. Seorang ulama besar dan tokoh gerakan da‟wah Islamiyah; murid syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Mempunyai banyak karya ilmiyah. Dilahirkan tahun 691 H (1292 M) dan meninggal tahun 751 H (1350 M).
Kitab Tauhid106Kitab Tauhid 106
Allah) dan Rasulullah (Utusan Allah).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan Rasulullah bersabda:
ن وا أإ، ؾػاي انإ )) (( ايػ هبق ا
“Jauhilah oleh kalian sikap berlebih-lebihan, karena sesungguhnya sikap berlebihan itulah yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian.” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu majah dari Ibnu Abbas ).
Dan dalam shahih Muslim, Ibnu Mas‟ud berkata: bahwa Rasulullah bersabda:
ا ((ثالا ثايق -عتاي و ))
“Binasalah orang-orang yang bersikap berlebih-lebihan.” (diulanginya ucapan itu tiga kali).
Kandungan dalam bab ini:
1. Orang yang memahami bab ini dan kedua bab setelahnya, akan jelas baginya keterasingan Islam; dan ia akan melihat betapa kuasanya Allah itu untuk merubah hati manusia.
2. Mengetahui bahwa awal munculnya kemusyrikan di muka bumi ini adalah karena sikap berlebih-lebihan terhadap orang-orang shaleh.
3. Mengetahui apa yang pertama kali diperbuat oleh orang-orang sehingga ajaran para Nabi menjadi berubah, dan apa faktor penyebabnya?
Kitab Tauhid 107Kitab Tauhid 107
padahal mereka mengetahui bahwa para Nabi itu adalah utusan Allah.
4. Mengetahui sebab-sebab diterimanya bid‟ah, padahal syari‟at dan fitrah manusia menolaknya.
5. Faktor yang menyebabkan terjadinya hal di atas adalah tercampur-aduknya kebenaran dengan kebatilan; Adapun yang pertama ialah: rasa cinta kepada orang-orang shaleh.
Sedang yang kedua ialah: tindakan yang dilakukan oleh orang-orang „alim yang ahli dalam masalah agama, dengan maksud untuk suatu kebaikan, tetapi orang-orang yang hidup sesudah mereka menduga bahwa apa yang mereka maksudkan bukanlah hal itu.
6. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Nuh (53).
7. Mengetahui watak manusia bahwa kebenaran yang ada pada dirinya bisa berkurang, dan kebatilan malah bisa bertambah.
8. Bab ini mengandung suatu bukti tentang kebenaran pernyataan ulama salaf bahwa bid‟ah adalah penyebab kekafiran.
9. Syetan mengetahui dampak yang diakibatkan oleh bid‟ah, walaupun maksud pelakunya baik.
10. Mengetahui kaidah umum, yaitu bahwa sikap berlebih-lebihan dalam agama itu
(53) Ayat ini menunjukkan bahwa sikap yang berlebih-lebihan dan melampaui
batas terhadap orang-orang shalih adalah menyebabkan terjadinya syirik dan tuntunan agama para Nabi ditinggalkan.
Kitab Tauhid108Kitab Tauhid 108
dilarang, dan mengetahui pula dampak negatifnya.
11. Bahaya dari perbuatan sering mendatangi kuburan dengan niat untuk suatu amal shalih.
12. Larangan adanya patung-patung, dan hikmah dibalik perintah menghancurkannya (yaitu: untuk menjaga kemurnian tauhid dan mengikis kemusyrikan).
13. Besarnya kedudukan kisah kaum nabi Nuh ini, dan manusia sangat memerlukan akan hal ini, walaupun banyak di antara mereka yang telah melupakannya.
14. Satu hal yang sangat mengherankan, bahwa mereka (para ahli bid‟ah) telah membaca dan memahami kisah ini, baik lewat kitab-kitab tafsir maupun hadits, tapi Allah menutup hati mereka, sehingga mereka mempunyai keyakinan bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh adalah amal ibadah yang paling utama, dan merekapun beranggapan bahwa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya hanyalah kekafiran yang menghalalkan darah dan harta.
15. Dinyatakan bahwa mereka berlebih-lebihan terhadap orang- orang shaleh itu tiada lain karena mengharapkan syafaat mereka.
16. Mereka menduga bahwa orang-orang berilmu yang membuat patung itu bermaksud demikian.
Kitab Tauhid 109Kitab Tauhid 109
17. Pernyataan yang sangat penting yang termuat dalam sabda Nabi: “Janganlah kalian memujiku dengan berlebih-lebihan, sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan dalam memuji Isa bin Maryam”. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada beliau yang telah menyampaikan risalah dengan sebenar-benarnya.
18. Ketulusan hati beliau kepada kita dengan memberikan nasehat bahwa orang-orang yang berlebih-lebihan itu akan binasa.
19. Pernyataan bahwa patung-patung itu tidak disembah kecuali setelah ilmu [agama] dilupakan, dengan demikian dapat diketahui nilai keberadaan ilmu ini dan bahayanya jika hilang.
20. Penyebab hilangnya ilmu agama adalah meninggalnya para ulama.
Kitab Tauhid110Kitab Tauhid 110
BAB 20
LARANGAN BERIBADAH KEPADA ALLAH DI SISI KUBURAN ORANG-ORANG SHALEH
Diriwayatkan dalam shahih [Bukhari dan Muslim], dari Aisyah radhiallahuanha. bahwa Ummu Salamah radhiallahuanha bercerita kepada Rasulullah tentang gereja yang ia lihat di negeri Habasyah (Ethiopia), yang di dalamnya terdapat rupaka-rupaka (gambar-gambar), maka Rasulullah bersabda:
ذإ و٦يأ )) ٢ ا عب حايايؿ دبايع ، أحايايؿ دايس ؾ اتا
دذط سبق دع لاخل ازسغ و٦ي، أزايؿ وت ا ؾزؾا،
(( اهلل”Mereka itu, apabila ada orang yang shaleh atau
hamba yang shaleh meninggal, mereka bangun di atas kuburannya sebuah tempat ibadah, dan mereka membuat di dalamnya rupaka-rupaka, dan mereka adalah sejelek-jelek makhluk disisi Allah”.
Mereka dihukumi beliau sebagai sejelek-jelek makhluk karena mereka melakukan dua fitnah sekaligus; yaitu fitnah memuja kuburan dengan membangun tempat ibadah di atasnya dan fitnah membuat rupaka-rupaka (patung-patung).
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Aisyah juga berkata: ketika Rasulullah akan diambil nyawanya, beliaupun segera menutup mukanya dengan kain, dan ketika nafasnya terasa sesak maka
Kitab Tauhid 111Kitab Tauhid 111
dibukanya kembali kain itu. Ketika beliau dalam keadaan demikian itulah beliau bersabda:
((دادط ا٥بأ زبا قرد٣، اتازؿاي د٢ ايع اهلل ١عي))
“Laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani, yang telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat peribadatan”.
Beliau mengingatkan umatnya agar menjauhi perbuatan mereka, dan jika bukan karena hal itu, Maka pasti kuburan beliau akan ditampakkan, hanya saja beliau khawatir kalau kuburannya nanti dijadikan tempat peribadatan.
Imam Muslim meriwayatkan dari Jundub bin Abdullah, dimana ia pernah berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda lima hari sebelum beliau meninggal dunia:
دق اهلل إ، ؾالخ ه ي ه أ ٢ اهلليإ أسبأ إ ))
سبإ ردا اتن الخ ردات الخ ا ردت تن ي، ا
ن إ ال، أالخ سها ببأ تردتال الخ تأ هبق ا
ان زبا ايكردتت الؾ ال، أدادط ا٥بأ زبق ردتا
(( ويذ ع انأ إؾ دادط
“Sungguh, Aku menyatakan setia kepada Allah dengan menolak bahwa aku mempunyai seorang khalil (kekasih mulia) dari antara kalian, karena sesungguhnya Allah telah menjadikan aku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Ia telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya; seandainya aku menjadikan seorang kekasih dari umatku, maka aku
Kitab Tauhid112Kitab Tauhid 112
akan jadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat sebelum kalian telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat ibadah, dan ingatlah, janganlah kalian menjadikan kuburan sebagai tempat beribadah, karena aku benar-benar melarang kalian dari perbuatan itu”.
Rasulullah di akhir hayatnya - sebagaimana dalam hadits Jundub - telah melarang umatnya untuk tidak menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah. Kemudian ketika dalam keadaan hendak diambil nyawanya –sebagaimana dalam hadits Aisyah- beliau melaknat orang yang malakukan perbuatan itu. dan shalat di sekitar kubur termasuk pula dalam pengertian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah, walaupun tidak dibangun masjid; dan inilah maksud dari kata-kata Aisyah radhiallahuanha:“… dikhawatirkan akan dijadikan sebagai tempat ibadah.”
Dan para sahabat pun belum pernah membangun masjid (tempat ibadah) disekitar kuburan beliau, karena setiap tempat yang digunakan untuk shalat berarti telah dijadikan sebagai masjid, bahkan setiap tempat yang dipergunakan untuk shalat disebut masjid, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasul :
دذط ضزاأل ي تعد )) (( ازطا “Telah dijadikan bumi ini untukku sebagai masjid
dan alat suci”.
Kitab Tauhid 113Kitab Tauhid 113
Dan Imam Ahmad meriwayatkan hadits marfu‟ dengan sanad yang jayyid, dari Ibnu Mas‟ud , bahwa Nabi Muhammad bersabda:
ا٤سأ ١اعايط نزدت اعاي ازسغ إ )) راي،
(( دادط زبكاي ردت
“Sesungguhnya, termasuk sejelek-jelek manusia adalah orang yang masih hidup saat hari kiamat tiba, dan orang yang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah (masjid).” (HR. Abu Hatim dalam kitab shahihnya).
Kandungan bab ini:
1. Larangan membangun tempat beribadah (masjid) di sisi kuburan orang-orang yang shaleh, walupun niatnya baik.
2. Larangan keras adanya rupaka-rupaka (gambar/ patung) dalam tempat ibadah.
3. Pelajaran penting yang dapat kita ambil dari sikap keras Rasulullah dalam masalah ini, bagaimana beliau menjelaskan terlebih dahulu kepada para sahabat, bahwa orang yang membangun tempat ibadah di sekitar kuburan orang shaleh termasuk sejelek-jelek makhluk di hadapan Allah; kemudian, lima hari sebelum wafat, beliau mengeluarkan pernyataan yang melarang umatnya menjadikan kuburan-kuburan sebagai tempat ibadah; terakhir, beberapa saat menjelang wafatnya, beliau masih merasa belum cukup dengan tindakan-tindakan yang telah diambilnya, sehingga
Kitab Tauhid114Kitab Tauhid 114
beliau melaknat orang-orang yang melakukan perbuatan ini.
4. Rasulullah melarang pula perbuatan tersebut dilakukan di sisi kuburan beliau, walaupun kuburan beliau sendiri belum ada.
5. Menjadikan kuburan nabi-nabi sebagai tempat ibadah merupakan tradisi orang-orang Yahudi dan Nasrani.
6. Rasulullah melaknat mereka karena perbuatan mereka sendiri.
7. Rasulullah melaknat mereka dengan tujuan memberikan peringatan kepada kita agar tidak berbuat hal yang sama terhadap kuburan beliau.
8. Alasan tidak ditampakkannya kuburan beliau karena khawatir akan dijadikan sebagai tempat ibadah.
9. Pengertian “menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah” ialah: [melakukan suatu ibadah, seperti: shalat di sisi kuburan, meskipun tidak dibangun di atasnya sebuah tempat ibadah].
10. Rasulullah menggabungkan antara orang yang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah dengan orang yang masih hidup disaat kiamat tiba, dalam rangka memberikan peringatan pada umatnya tentang perbuatan yang menghantarkan kepada kemusyrikan sebelum terjadi, disamping mengingatkan pula bahwa akhir kehidupan dunia adalah merajalelanya kemusyrikan.
Kitab Tauhid 115Kitab Tauhid 115
11. Khutbah beliau yang disampaikan lima hari sebelum wafatnya mengandung sanggahan terhadap dua kelompok yang kedua-duanya termasuk sejelek-jelek ahli bid‟ah, bahkan sebagian ulama menyatakan bahwa keduanya di luar 72 golongan yang ada dalam umat Islam, yaitu Rafidhah (54) dan Jahmiyah(55). Dan sebab kemusyrikan dan penyembahan kuburan terjadi adalah orang-orang Rafidhah. Merekalah orang pertama yang membangun tempat ibadah di atas kuburan.
12. Rasulullah [adalah manusia biasa] merasakan beratnya sakaratul maut.
13. Beliau dimuliakan oleh Allah dengan dijadikan sebagai kekasih (khalil) [sebagaimana Nabi Ibrahim].
14. Pernyataan bahwa khalil itu lebih tinggi derajatnya dari pada habib (kekasih).
15. Pernyataan bahwa Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang paling mulia.
(54) Rafidhah adalah salah satu sekte dalam aliran syi‟ah. Mereka bersikap
berlebih-lebihan terhadap Ali bin Abi Thalib dan Ahlul bait, dan mereka menyatakan permusuhan terhadap sebagian besar sahabat Rasulullah, khususnya Abu Bakar dan Umar.
(55) Jahmiyah adalah aliran yang timbul pada akhir khilafah Bani Umayyah. Disebut demikian, karena dinisbatkan kepada nama tokoh mereka, yaitu Jahm bin Shafwan At Tirmidzi, yang terbunuh pada tahun 128 H. di antara pendapat aliran ini adalah menolak kebenaran adanya Asma‟ dan Sifat Allah, karena menurut anggapan mereka Asma dan Sifat adalah ciri khas makhluk, maka apabila diakui dan ditetapkan untuk Allah berarti menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya.
Kitab Tauhid116Kitab Tauhid 116
16. Hal tersebut merupakan isyarat bahwa Abu Bakar akan menjadi Khalifah (sesudah beliau).
Kitab Tauhid 117Kitab Tauhid 117
BAB 21 BERLEBIH-LEBIHAN TERHADAP KUBURAN
ORANG-ORANG SHALEH MENJADI PENYEBAB DIJADIKANNYA SESEMBAHAN SELAIN ALLAH
Imam Malik meriwayatkan dalam kitabnya Al Muwattha‟, bahwa Rasulullah bersabda:
ث سبق عذت ال اي )) ٢ قع اهلل بكغ دت، اغدبعا
(( دادط ا٥بأ زبا قردات
“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah. Allah sangat murka kepada orang-orang yang telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat ibadah”.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dengan sanadnya dari sufyan dari Mansur dari Mujahid, berkaitan dengan ayat:
“Jelaskan kepadaku (wahai kaum musyrikin)
tentang (berhala yang kamu anggap sebagai anak perempuan Allah) Al lata dan Al Uzza.” (QS. An Najm: 19).
Ia (Mujahid) berkata: “Al latta adalah orang yang dahulunya tukang mengaduk tepung (dengan air atau minyak) untuk dihidangkan kepada jamaah haji. Setelah meninggal, merekapun senantiasa mendatangi kuburannya.”
Kitab Tauhid118Kitab Tauhid 118
Demikian pula penafsiran Ibnu Abbas sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnul Jauza‟: “Dia itu pada mulanya adalah tukang mengaduk tepung untuk para jamaah haji.”
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas , ia berkata:
دادطا ايع ردتاي زبكاي اتسا٥ش اهلل ضز عي ))
(( زسايط
“Rasulullah melaknat kaum wanita yang menziarahi kuburan, serta orang-orang yang membuat tempat ibadah dan memberi lampu penerang di atas kuburannya.” (HR. para penulis kitab Sunan).
Kandungan dalam bab ini:
1. Penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan berhala (56).
2. Penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan ibadah (57).
3. Rasulullah dengan doanya itu, tiada lain hanyalah memohon kepada Allah supaya dihindarkan dari sesuatu yang dikhawatirkan terjadi [pada umatnya, sebagaimana yang telah
(56) Berhala adalah sesuatu yang diagungkan selain Allah, seperti kuburan,
batu, pohon dan sejenisnya. (57) Mengagungkan kuburan dengan dijadikannya sebagai tempat ibadah
adalah termasuk pengertian ibadah yang dilarang oleh Rasulullah.
Kitab Tauhid 119Kitab Tauhid 119
terjadi pada umat-umat sebelumnya] yaitu: sikap berlebih-ebihan terhadap kuburan beliau, yang akhirnya kuburan beliau akan menjadi berhala yang disembah.
4. Dalam doanya, beliau sertakan pula apa yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu dengan menjadikan kuburan para Nabinya sebagai tempat beribadah.
5. Penjelasan bahwa Allah sangat murka [terhadap orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah].
6. Di antara masalah yang sangat penting untuk dijelaskan dalam bab ini adalah mengetahui sejarah penyembahan Al lata berhala terbesar orang-orang jahiliyah.
7. Mengetahui bahwa berhala itu asal usulnya adalah kuburan orang shaleh [yang diperlakukan secara berlebihan dengan senantiasa dikunjungi oleh mereka].
8. Al latta nama orang yang dikuburkan itu, pada mulanya adalah seorang pengaduk tepung untuk disajikan kepada para jamaah haji.
9. Rasulullah melaknat para wanita penziarah kubur.
10. Beliau juga melaknat orang-orang yang memberikan lampu penerang di atas kuburan.
Kitab Tauhid120Kitab Tauhid 120
BAB 22 UPAYA RASULULLAH DALAM MENJAGA TAUHID DAN MENUTUP JALAN YANG MENUJU KEPADA
KEMUSYRIKAN
Firman Allah :
“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul
dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang orang mu‟min.” (QS. At Taubah: 128).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
زبق هتا بعذت ال )) دع سبا قعذت الا، ا عؾا،
(( تن حس ػبت هتالؾ إؾ
“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, ucapkanlah shalawat untukku, karena sesungguhnya ucapan shalawat kalian akan sampai kepadaku dimana saja kalian berada.” (HR. Abu Daud dengan sanad yang baik, dan para perawinya tsiqah).
Kitab Tauhid 121Kitab Tauhid 121
Dalam hadits yang lain, Ali bin Al Husain menuturkan, bahwa ia melihat seseorang masuk ke dalam celah-celah yang ada pada kuburan Rasulullah , kemudian berdo‟a, maka ia pun melarangnya seraya berkata kepadanya: “Maukah kamu aku beritahu sebuah hadits yang aku dengar dari bapakku dari kakekku dari Rasulullah , beliau bersabda:
دع سبا قردتت ال )) زبق هتب الا، إؾ ا عؾا،
(( تن حس ػب هطت
“Janganlah kalian jadikan kuburanku sebagai tempat perayaan, dan janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan ucapkanlah doa salam untukku, karena doa salam kalian akan sampai kepadaku dari mana saja kalian berada.” (Diriwayatkan dalam kitab Al Mukhtarah).
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Bara‟ah (58).
2. Rasulullah telah memperingatkan umatnya dan berusaha dengan sungguh-sungguh dalam menjauhkan umatnya dari jalan yang menuju kepada kemusyrikan, serta menutup setiap jalan yang menjurus kepadanya.
(58) Ayat ini, dengan sifat sifat yang disebutkan di dalamnya untuk pribadi
Nabi Muhammad , menunjukkan bahwa beliau telah memperingatkan umatnya agar menjauhi syirik, yang merupakan dosa paling besar, karena inilah tujuan utama diutusnya Rasulullah .
Kitab Tauhid122Kitab Tauhid 122
3. Rasulullah sangat menginginkan keimanan dan keselamatan kita, dan amat belas kasihan lagi penyayang kepada kita.
4. Larangan Rasulullah untuk tidak menziarahi kuburannya dengan cara tertentu, [yaitu dengan menjadikannya sebagai tempat perayaan], padahal menziarahi kuburan beliau termasuk amalan yang amat baik.
5. Rasulullah melarang seseorang banyak melakukan ziarah kubur.
6. Rasulullah menganjurkan untuk melakukan shalat sunnah di dalam rumah.
7. Satu hal yang sudah menjadi ketetapan dikalangan kaum salaf, bahwa menyampaikan shalawat untuk Nabi tidak perlu masuk ke dalam kuburannya.
8. Alasannya karena shalawat dan salam seseorang untuk beliau akan sampai kepada beliau dimanapun ia berada, maka tidak perlu harus mendekat, sebagaimana yang diduga oleh sebagian orang.
9. Nabi di alam barzakh, akan ditampakkan seluruh amalan umatnya yang berupa shalawat dan salam untuknya.
Kitab Tauhid 123Kitab Tauhid 123
BAB 23 PENJELASAN BAHWA SEBAGIAN UMAT INI ADA
YANG MENYEMBAH BERHALA
Firman Allah :
“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab? Mereka beriman kepada Jibt dan Thaghut (59), dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.” (QS. An nisa‟: 51).
(59) Terdapat bebarapa penafsiran dari kalangan salaf, tentang makna Jibt,
antara lain: berhala, sihir, tukang sihir, tukang ramal, Huyai bin Akhthab dan Ka‟ab bin Al Asyraf (kedua orang ini adalah tokoh orang-orang Yahudi di zaman Rasulullah ). Dengan demikian, pengertian umum mencakup makna ini semua, sebagaimana yang dikatakan oleh Al Jauhari dalam Ash Shihah: “Jibt adalah kata-kata yang dapat digunakan untuk berhala, tukang ramal, tukang sihir dan sejenisnya …”
Demikian halnya dengan kata-kata thaghut, terdapat beberapa penafsiran, yang menunjukkan pengertian umum. Antara lain: syetan, syetan dalam wujud manusia, berhala, tukang ramal, Ka‟ab Al Asyraf.
Ibnu Jarir Ath Thabari, dalam menafsirkan ayat ini, setelah menyebutkan beberapa penafsiran ulama salaf, mengatakan: “… Jibt dan Thaghut ialah dua sebutan untuk setiap yang diagungkan dengan disembah selain Allah, atau ditaati, atau dipatuhi; baik yang diagungkan itu batu, manuisa ataupun syetan.
Kitab Tauhid124Kitab Tauhid 124
“Katakanlah:”maukah aku beritakan kepadamu
tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari pada (orang-orang fasik) itu dihadapan Allah, yaitu orang-orang yang dilaknati dan dimurkai, dan di antara mereka ada yang dijadikan kera dan babi, dan orang-orang yang menyembah Thaghut.” (QS. Al maidah: 60).
“…Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “sungguh kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atas gua mereka.” (QS. Al kahfi: 21).
Dari Abu Said , Rasulullah bersabda:
ن ض عبتتي )) ا خد ٢ يت، س٠ركايب ٠رايك رس هبق ا
اي، قتخدي بق سشد اهلل ضا زا: ؟ ق٣ازؿاي د، اي : ا
(( ؟ ؾ
“Sungguh kalian akan mengikuti (meniru) tradisi umat-umat sebelum kalian selangkah demi selangkah sampai kalaupun mereka masuk kedalam liang biawak niscaya kalian akan masuk ke dalamnya pula.” para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasranikah? Beliau menjawab: “siapa lagi?” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kitab Tauhid 125Kitab Tauhid 125
Imam Muslim meriwayatkan dari Tsauban , bahwa Rasulullah bersabda:
قازػ تأس، ؾضز األ٣ يش اهلل إ )) بازػا تأ إا،
ه ؼبض ي ا شا سس: األـصن تعأا،
ضباأل عب ١طا به ال أ تأل بز تيأض إ، ١ا ال أ،
دع ع طط تكب حبتطؾ طؿ٣ أض ا بز إ،
ق : ا دس ال إؾ ا٤كق تكا قذإ إ دشا وتعأ إ،
عب ١طب هأ ال أ وتأل ١ا دع ع طضأ ال أ، ا
تكب حبتطؾ طؿ٣ أض ا، ازقأب ع عتاد ي،
كعب و كعب ه٢ تس (( اكعب كع ببطا،
“Sungguh Allah telah membentangkan bumi kepadaku, sehingga aku dapat melihat belahan timur dan barat, dan sungguh kekuasaan umatku akan sampai pada belahan bumi yang telah dibentangkan kepadaku itu, dan aku diberi dua simpanan yang berharga; merah dan putih (imperium Persia dan Romawi), dan aku minta kepada Rabbku untuk umatku agar jangan dibinasakan dengan sebab kelaparan (paceklik) yang berkepanjangan, dan jangan dikuasakan kepada musuh selain dari kaum mereka sendiri, sehingga musuh itu nantinya akan merampas seluruh negeri mereka. Lalu Rabb berfirman: “Hai Muhammad, jika aku telah menetapkan suatu perkara, maka ketetapan itu tak akan bisa berubah, dan sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu untuk umatmu untuk tidak dibinasakan dengan sebab paceklik yang
Kitab Tauhid126Kitab Tauhid 126
berkepanjangan, dan tidak akan dikuasai oleh musuh selain dari kaum mereka sendiri, maka musuh itu tidak akan bisa merampas seluruh negeri mereka, meskipun manusia yang ada di jagat raya ini berkumpul menghadapi mereka, sampai umatmu itu sendiri sebagian menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian meraka menawan sebagian yang lain.”
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Al Barqani dalam shahihnya dengan tambahan:
كامل ٥١األ ت٢ أع افخأ إ )) ذإ، ـايط ع عقا كاي ٢ يإ عؾس ي ١ا تأ س لش٢ تس ١اعايط كت ال،
نسػايب ٦ؾ دبع٢ تتس، ثاأل تأ ا ا ؾ هض إ،
ب أ عص ، نثالث ابرن تأ ، الباي اتا خأ،
دعب ب صت ال، ، ال٠زؿ لش٢ ايع تأ ١ؿا٥ط ا
ىازبت اهلل سأ تأ٢ ت، سؿايخ ال يرخ سك
(( ٢ايعت
“Dan yang aku khawatirkan terhadap umatku tiada lain adalah adanya pemimpin yang menyesatkan, dan ketika terjadi pertumpahan darah di antara mereka, maka tidak akan berakhir sampai datangnya hari kiamat, dan hari kiamat tidak akan kunjung tiba kecuali ada di antara umatku yang mengikuti orang musyrik, dan sebagian lain yang menyembah berhala, dan sungguh akan ada pada umatku 30 orang pendusta, yang mengaku sebagai Nabi, padahal aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi lain setelah aku, meskipun demikian akan tetap ada segolongan dari umatku yang tetap tegak
Kitab Tauhid 127Kitab Tauhid 127
membela kebenaran, dan mereka selalu mendapat pertolongan Allah taala, mereka tak tergoyahkan oleh orang-orang yang menelantarkan mereka dan memusuhi mereka, sampai datang keputusan Allah ”.
Kandungan dalam bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat An Nisa‟(60).
2. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Maidah (61).
3. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Kahfi (62).
4. Masalah yang sangat penting sekali, yaitu pengertian tentang beriman terhadap Jibt dan Thaghut, apakah sekedar mempercayainya dalam hati, atau mengikuti orang-orangnya, sekalipun membenci hal tersebut dan mengerti akan kebatilannya? [sebagai buktinya], apa
(60) Ayat ini menunjukkan bahwa apabila orang-orang yang diturunkan kepada
mereka Al Kitab mau beriman kepada Jibt dan Thaghut, maka tidak mustahil dan tidak dapat dipungkiri bahwa umat ini yang telah diturunkan kepadanya Al Qur‟an akan berbuat pula seperti yang mereka perbuat, karena Rasulullah telah memberitahukan bahwasanya akan ada di diantara umat ini orang-orang yang berbuat seperti apa yang diperbuat oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.
(61) Ayat ini menunjukkan bahwa akan terjadi di kalangan umat ini penyembahan thaghut, sebagaimana telah terjadi penyembahan thaghut di kalangan ahli kitab.
(62) Ayat ini menunjukkan bahwa ada di antara umat ini orang yang membangun tempat ibadah di atas atau di sekitar kuburan, sebagaimana telah dilakukan oleh orang-orang sebelum mereka.
Kitab Tauhid128Kitab Tauhid 128
yang dikatakan oleh Ahli kitab kepada orang-orang kafir (kaum Musyrikin Makkah) bahwa mereka lebih benar jalannya dari pada orang-orang yang beriman.
5. Iman kepada Jibt dan Thaghut pasti akan terjadi di kalangan umat ini (umat Islam), sebagaimana yang ditetapkan dalam hadits Abu Said. Dan inilah yang dimaksud dalam bab ini.
6. Pernyataan Rasulullah bahwa akan terjadi penyembahan berhala dari kalangan umat ini.
7. Satu hal yang amat mengherankan adalah munculnya orang yang mendakwahkan dirinya sebagai Nabi, seperti Al Mukhtar bin Abu Ubaid Ats tsaqafi(63); padahal ia mengucapkan dua kalimah syahadat, dan menyatakan bahwa dirinya termasuk dalam umat Muhammad, dan ia meyakini bahwa Rasulullah itu haq dan Al Qur‟an juga haq, yang di dalamnya diterangkan bahwa Muhammad adalah penutup para Nabi. Walaupun demikian ia dipercayai banyak orang, meskipun adanya kontradiksi yang jelas sekali. Ia hidup pada akhir masa sahabat dan diikuti oleh banyak orang.
8. Rasulullah menyampaikan kabar gembira bahwa al haq (kebenaran Allah dan ajaran-Nya) tidak akan dapat dilenyapkan sama sekali, sebagaimana yang terjadi pada masa lalu,
(63) Al Mukhtar bin Abu Ubaid bin Mas‟ud Ats Tsaqafi. Termasuk tokoh yang
memberontak terhadap kekuasaan Bani Umayyah dan menonjolkan kecintaan kepada Ahlu bait. Mengaku bahwa ia adalah nabi dan menerima wahyu. Dibunuh oleh Mush‟ab bin Az Zubair pada tahun 67 H (687 M).
Kitab Tauhid 129Kitab Tauhid 129
tetapi masih akan selalu ada sekelompok orang yang berpegang teguh dan membela kebenaran.
9. Bukti kongkritnya adalah: mereka walaupun sedikit jumlahnya, tetapi tidak tergoyahkan oleh orang-orang yang menelantarkan dan menentang mereka.
10. Kondisi seperti ini akan berlangsung sampai hari kiamat.
11. Bukti bukti akan kenabian Muhammad yang terkandung dalam hadits ini adalah:
Pemberitahuan beliau bahwa Allah telah membentangkan kepadanya belahan bumi barat dan timur, dan menjelaskan makna dari hal itu; kemudian terjadi seperti yang beliau beritakan, berlainan halnya dengan belahan selatan dan utara.
Pemberitahuan beliau bahwa beliau diberi dua simpanan yang berharga.
Pemberitahuan beliau bahwa do‟anya untuk umatnya dikabulkan dalam dua hal, sedangkan hal yang ketiga tidak dikabulkan.
Pemberitahuan beliau bahwa akan terjadi pertumpahan darah di antara umatnya, dan kalau sudah terjadi tidak akan berakhir sampai hari kiamat.
Pemberitahuan beliau bahwa sebagian umat ini akan menghancurkan sebagian yang lain, dan sebagian mereka menawan sebagian yang lain.
Kitab Tauhid130Kitab Tauhid 130
Pemberitahuan beliau tentang munculnya orang-orang yang mendakwahkan dirinya sebagai Nabi pada umat ini.
Pemberitahuan beliau bahwa akan tetap ada sekelompok orang dari umat ini yang tegak membela kebenaran, dan mendapat pertolongan Allah.
Dan itu semua benar-benar telah terjadi seperti yang telah diberitahukan, padahal semua yang diberitahukan itu di luar jangkauan akal manusia.
12. Apa yang beliau khawatirkan terhadap umatnya hanyalah munculnya para pemimpin yang menyesatkan.
13. Perlunya perhatian terhadap makna dari penyembahan berhala.
Kitab Tauhid 131Kitab Tauhid 131
BAB 24 HUKUM S I H I R
Firman Allah :
“Demi Allah, sesungguhnya orang-orang Yahudi itu
telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukar (kitab Allah) dengan sihir itu, maka tidak akan mendapatkan bagian (keuntungan) di akhirat.” (QS. Al Baqarah: 102).
“Dan mereka beriman kepada Jibt dan Thaghut.”
(QS. An nisa‟: 51).
Menurut penafsiran Umar bin Khathab : Jibt adalah sihir, sedangkan Thaghut adalah syetan.
Sedangkan Jabir berkata: Thaghut adalah para tukang ramal yang didatangi syetan; yang ada pada setiap kabilah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
اي، قاتكبامل عبا ايطبتاد )) اهلل ضا زا: ق ؟ا : ا
اهللب ىسايػ سشايط، ، لشايب الإ اهلل سس تاي ظؿاي تق،
بايس نأ نأا، تاي ا ـسايص يايت، فرق،
(( اتؤاي تالاؾػاي اتؿشاي
Kitab Tauhid132Kitab Tauhid 132
“Jauhilah tujuh perkara yang membawa kehancuran! para sahabat bertanya: “Apakah ketujuh perkara itu ya Rasulullah?”, beliau menjawab:” yaitu syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan sebab yang dibenarkan oleh agama, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari peperangan, menuduh zina terhadap wanita yang terjaga dirinya dari perbuatan dosa yang tidak memikirkan untuk melakukan dosa serta beriman kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan dari Jundub bahwa Rasulullah bersabda dalam hadits marfu‟:
(( ـايطب ١بسق ساسايط دس ))
“Hukuman bagi tukang sihir adalah dipenggal lehernya dengan pedang.” (HR. Imam Turmudzi, dan ia berkata: "pendapat yang benar hadits ini adalah perkataan sahabat").
Dalam shahih Bukhari, dari Bajalah bin Abdah, ia berkata: “Umar bin Khathab telah mewajibkan untuk membunuh setiap tukang sihir, baik laki-laki maupun perempuan, maka kami telah membunuh tiga tukang sihir.”
Dan dalam shahih Bukhari juga, Hafsah radhiallahuanha telah memerintahkan untuk membunuh budak perempuannya yang telah menyihirnya, maka dibunuhlah ia, dan begitu juga riwayat yang shahih dari Jundub.
Imam Ahmad berkata: “diriwayatkan dalam hadits shahih, bahwa hukuman mati terhadap tukang sihir
Kitab Tauhid 133Kitab Tauhid 133
ini telah dilakukan oleh tiga orang sahabat Nabi (Umar, Hafsah dan Jundub).
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al Baqarah (64).
2. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat An Nisa‟(65).
3. Penjelasan tentang makna Jibt dan Thaghut, serta perbedaan antara keduanya.
4. Thaghut itu terkadang dari jenis Jin, dan kadang terkadang dari jenis manusia.
5. Mengetahui tujuh perkara yang bisa menyebabkan kehancuran, yang dilarang secara khusus oleh Nabi.
6. Tukang sihir itu kafir.
7. Tukang sihir itu dihukum mati tanpa diminta taubat terlebih dahulu.
8. Jika praktek sihir itu telah ada di kalangan kaum muslimin pada masa Umar, bisa dibayangkan bagaimana pada masa sesudahnya?
(64) Ayat pertama menunjukkan bahwa sihir haram hukumnya, dan pelakunya
kafir, di samping mengandung ancaman berat bagi orang yang berpaling dari kitab Allah, dan mengamalkan amalan yang tidak bersumber darinya.
(65) Ayat kedua menunjukkan bahwa ada di antara umat ini yang beriman kepada tukang sihir (Jibt), sebagaimana ahli kitab beriman kepadanya, karena Rasulullah telah menegaskan bahwa akan ada di antara umat ini yang mengikuti dan meniru umat-umat sebelumnya.
Kitab Tauhid134Kitab Tauhid 134
BAB 25 MACAM MACAM SIHIR
Imam Ahmad meriwayatkan: telah diceritakan kepada kami oleh Muhammad bin Ja‟far dari Auf dari Hayyan bin „Ala‟ dari Qathan bin Qubaishah dari bapaknya, bahwa ia telah mendengar Rasulullah bersabda:
(( تبذاي ٠ساي مساي ١اؾعاي إ ((
“Iyafah, Tharq dan Thiyarah adalah termasuk Jibt.”
Auf menafsirkan hadits ini dengan mengatakan: "Iyafah" adalah: meramal nasib orang dengan menerbangkan burung.
"Tharq" adalah: meramal nasib orang dengan membuat garis di atas tanah.
"Jibt" adalah sebagaimana yang telah dikatakan oleh Hasan: suara syetan. (Hadits tersebut sanadnya jayyid).
Dan diriwayatkan pula oleh Abu Dawud, An Nasa‟i, dan Ibnu Hibban dalam shahihnya dengan hanya menyebutkan lafadzh hadits dari Qabishah, tanpa menyebutkan tafsirannya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah bersabda:
اد، شسشايط ١بعغ ظبتاق دكؾ ذاي ١بعغ ظبتاق ))
(( ادا ش
Kitab Tauhid 135Kitab Tauhid 135
“Barangsiapa yang mempelajari sebagian dari ilmu nujum (perbintangan) sesungguhnya dia telah mempelajari sebagian ilmu sihir. Semakin bertambah (ia mempelajari ilmu nujum) semakin bertambah pula (dosanya).” (HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih).
An Nasa'i meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
سشض ـدكا ؾؾ حؿ ث ٠ـدكع ـدكع )) ـدكؾ سشض ،
ىسغأ ٦غ لـعت ، يإ نا (( ـ
“Barangsiapa yang membuat suatu buhulan, kemudian meniupnya (sebagaimana yang dilakukan oleh tukang sihir) maka ia telah melakukan sihir, dan barangsiapa yang melakukan sihir maka ia telah melakukan kemusyrikan, dan barangsiapa yang menggantungkan diri pada sesuatu benda (jimat), maka ia dijadikan Allah bersandar kepada benda itu”.
Dari Ibnu Mas‟ud bahwa Rasulullah bersabda:
كعا اي ه٦بأ الأ )) (( اعاي ب ١ايايك ١اي ؟
“Maukah kamu aku beritahu apakah Adh-h itu? ia adalah perbuatan mengadu-domba, yaitu banyak membicarakan keburukan dan menghasut di antara manusia.” (HR. Muslim).
Dan ibnu Umar menuturkan, bahwa Rasulullah bersabda:
باي إ )) ((ا سشطي ا
Kitab Tauhid136Kitab Tauhid 136
“Sesungguhnya di antara susunan kata yang indah itu terdapat kekuatan sihir.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kandungan bab ini:
1. Di antara macam sihir (Jibt) adalah iyafah, tharq dan thiyarah.
2. Penjelasan tentang makna iyafah, tharq dan thiyarah.
3. Ilmu nujum (perbintangan) termasuk salah satu jenis sihir.
4. Membuat buhulan, lalu ditiupkan kepadanya termasuk sihir.
5. Mengadu domba juga termasuk perbuatan sihir.
6. Keindahan susunan kata [yang membuat kebatilan seolah-olah kebenaran dan kebenaran seolah-olah kebatilan] juga termasuk perbuatan sihir.
Kitab Tauhid 137Kitab Tauhid 137
BAB 26 DUKUN, TUKANG RAMAL DAN SEJENISNYA
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya, dari salah seorang istri Nabi , bahwa Rasulullah bersabda:
عبزأ ٠الؾ ي بكت ي قدؿؾ ٤غ ع يأطا ؾاؾس٢ عتأ ))
((ا
“Barangsiapa yang mendatangi peramal dan menanyakan kepadanya tentang sesuatu perkara dan dia mempercayainya, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari.”
Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
٢ نتأ )) ب قدؿا ؾا ٢ ع صا أب سؿن دكؾ كا
(( دش
“Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun, dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad .” (HR. Abu Daud).
Dan diriwayatkan oleh empat periwayat (66) dan Al Hakim dengan menyatakan: “Hadits ini shahih menurut kriteria Imam Bukhari dan Muslim” dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
(66) Yakni: Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai‟ dan Ibnu Majah.
Kitab Tauhid138Kitab Tauhid 138
أت٢ )) عساؾا أ ص ا أ ؾكد نؿس ب ا ك ب ا ؾؿدق نا
د ش (( ع٢
“Barangsiapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad ”.
Abu Ya‟la pun meriwayatkan hadits mauquf dari Ibnu Mas‟ud seperti yang tersebut di atas, dengan sanad Jayyid.
Al Bazzar dengan sanad Jayyid meriwayatkan hadits marfu‟ dari Imran bin Hushain, bahwa Rasulullah bersabda:
ظي )) سشض ، أي هت أ هت ، أي ست أ ست ا
ي سشض أ ٢ نتأ ، ٢ ع صا أب سؿن دكؾ قدؿا ؾا
(( دش
“Tidak termasuk golongan kami orang yang meminta dan melakukan Tathayyur, meramal atau minta diramal, menyihir atau minta disihirkan, dan barangsiapa yang mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang diucapkannya, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad .
Hadits ini diriwayatkan pula oleh At Thabrani dalam Mu‟jam Al Ausath dengan sanad hasan dari Ibnu Abbas tanpa menyebutkan kalimat: “dan barangsiapa mendatangi …dst”.
Kitab Tauhid 139Kitab Tauhid 139
Imam Al Baghawi (67) berkata: “Al Arraf (peramal) adalah orang yang mengaku dirinya mengetahui banyak hal dengan menggunakan isyarat-isyarat yang dipergunakan untuk mengetahui barang curian atau tempat barang yang hilang dan semacamnya. Ada pula yang mengatakan: "ia adalah Al Kahin (dukun) yaitu: orang yang bisa memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib yang akan terjadi di masa yang akan datang". Dan ada pula yang mengatakan: "ia adalah orang yang bisa memberitahukan tentang apa yang ada di hati seseorang”.
Menurut Abu Abbas Ibnu Taimiyah: “Al Arraf adalah sebutan untuk dukun, ahli nujum, peramal nasib dan sejenisnya yang mengaku dirinya bisa mengetahui hal-hal ghaib dengan cara-cara tersebut.”
Ibnu Abbas berkata tentang orang-orang yang menulis huruf-huruf أبا داد sambil mencari rahasia huruf, dan memperhatikan bintang-bintang: “Aku tidak tahu apakah orang yang melakukan hal itu akan memperoleh bagian keuntungan di sisi Allah”.
Kandungan bab ini:
1.Tidak dapat bertemu dalam diri seorang mukmin antara iman kepada Al Qur‟an dengan percaya kepada tukang ramal, dukun dan sejenisnya.
2.Pernyataan Rasul bahwa mempercayai ucapan dukun adalah kufur.
(67) Abu Muhammad Al Husain bin Mas‟ud bin Muhammad Al Farra‟, atau
Ibn Farra‟ Al- Baghawi. Digelar Muhyi Sunnah. Kitab-kitab yang disusunnya antara lain: syarh as sunnah, al jami‟ baina ash shahihain. Lahir pada tahun 436 H (1044 M), dan meninggal tahun 510 H (1117 M).
Kitab Tauhid140Kitab Tauhid 140
3.Ancaman bagi orang yang minta diramalkan.
4.Ancaman bagi orang yang minta di-tathayyur-kan.
5.Ancaman bagi orang yang minta disihirkan.
6. Ancaman bagi orang yang menulis huruf-huruf .[untuk mencari pelamat rahasia] أباداد
7. Perbedaan antara Kahin dan Arraf, [bahwa kahin/dukun ialah orang yang memberitahukan tentang perkara-perkara yang akan terjadi di masa mendatang yang diperoleh dari syetan penyadap berita di langit].
Kitab Tauhid 141Kitab Tauhid 141
BAB 27 NUSYRAH
Diriwayatkan dari Jabir , bahwa Rasulullah ketika ditanya tentang Nusyrah, beliau menjawab:
ايػ ع )) (( ا
“Hal itu termasuk perbuatan syetan.” (HR.Ahmad dengan sanad yang baik, dan Abu Daud).
Imam Ahmad ketika ditanya tentang nusyrah, menjawab: “Ibnu Mas‟ud membenci itu semua.”
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari, bahwa Qatadah menuturkan: "Aku bertanya kepada Sa'id bin Musayyab: “Seseorang yang terkena sihir atau diguna-guna, sehingga tidak bisa menggauli istrinya, bolehkah ia diobati dengan menggunakan Nusyrah? Ia menjawab:
إ ب عأب ال )) أ، ؾحالؾاإل ب دسا ا (( ع ؾ عؿا
“Tidak apa-apa, karena yang mereka inginkan hanyalah kebaikan untuk menolak madharat, sedang sesuatu yang bermanfaat itu tidaklah dilarang.”
Diriwayatkan dari Al Hasan ia berkata: “tidak ada yang dapat melepaskan pengaruh sihir kecuali tukang sihir.”
Ibnul qayyim menjelaskan: “Nusyrah adalah penyembuhan terhadap seseorang yang terkena sihir. Caranya ada dua macam:
Kitab Tauhid142Kitab Tauhid 142
Pertama: dengan menggunakan sihir pula, dan inilah yang termasuk perbuatan syetan. Dan pendapat Al Hasan di atas termasuk dalam kategori ini, karena masing-masing dari orang yang menyembuhkan dan orang yang disembuhkan mengadakan pendekatan kepada syetan dengan apa yang diinginkannya, sehingga dengan demikian perbuatan syetan itu gagal memberi pengaruh terhadap orang yang terkena sihir itu.
Kedua: Penyembuhan dengan menggunakan Ruqyah dan ayat-ayat yang berisikan minta perlindungan kepada Allah , juga dengan obat-obatan dan doa-doa yang diperbolehkan. Cara ini hukumnya boleh.
Kandungan bab ini:
1.Larangan Nusyrah.
2.Perbedaan antara Nusyrah yang dilarang dan yang diperbolehkan. Dengan demikian menjadi jelas masalahnya.
Kitab Tauhid 143Kitab Tauhid 143
BAB 28 TATHAYYUR
Firman Allah :
“Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi mereka tidak mengetahui.” (QS. Al A‟raf: 131).
“Mereka (para Rasul) berkata: “kesialan kalian itu adalah karena kalian sendiri, apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib sial)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” (QS. Yasin: 19).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
ال ٠سط ال دع ال )) ال ))أخسدا, شاد ط (( سؿؾ ال ١ا
(( غ ال ٤
“Tidak ada „Adwa, Thiyarah, Hamah, Shafar.” (HR. Bukhari dan Muslim), dan dalam riwayat Imam Muslim terdapat tambahan: “dan tidak ada Nau‟, serta ghaul.” (68).
(68) Adwa: penularan penyakit. Maksud sabda Nabi di sini ialah untuk menolak
anggapan mereka ketika masih hidup di zaman jahiliyah, bahwa penyakit berjangkit atau menular dengan sendirinya, tanpa kehendak dan takdir Allah . Anggapan inilah yang ditolak oleh Rasulullah , bukan
Kitab Tauhid144Kitab Tauhid 144
keberadaan penjangkitan atau penularan; sebab, dalam riwayat lain, setelah hadits ini, disebutkan:
سؾ )) سؿا تن رذامل ا (( دضاأل ا
“… dan menjauhlah dari orang yang terkena penyakit kusta (lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa.” (HR. Bukhari).
Ini menunjukkan bahwa penjangkitan atau penularan penyakit dengan sendirinya tidak ada, tetapi semuanya atas kehendak dan takdir Ilahi, namun sebagai insan muslim di samping iman kepada takdir tersebut haruslah berusaha melakukan tindakan pencegahan sebelum terjadi penularan sebagaimana usahanya menjauh dari terkaman singa. Inilah hakikat iman kepada takdir Ilahi.
Thiyarah: merasa bernasib sial atau meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang lainnya, atau apa saja.
Hamah: burung hantu. Orang-orang jahiliyah merasa bernasib sial dengan melihatnya, apabila ada burung hantu hinggap di atas rumah salah seorang di antara mereka, dia merasa bahwa burung ini membawa berita kematian tentang dirinya sendiri, atau salah satu anggota keluarganya. Dan maksud beliau adalah untuk menolak anggapan yang tidak benar ini. Bagi seorang muslim, anggapan seperti ini harus tidak ada, semua adalah dari Allah dan sudah ditentukan oleh-Nya.
Shafar: bulan kedua dalam tahun hijriyah, yaitu bulan sesudah Muharram. Orang-orang jahiliyah beranggapan bahwa bulan ini membawa nasib sial atau tidak menguntungkan. Yang demikian dinyatakan tidak ada oleh Rasulullah. Dan termasuk dalam anggapan seperti ini: merasa bahwa hari rabu mendatangkan sial, dan lain-lain. Hal ini termasuk jenis thiyarah, dilarang dalam Islam.
Nau‟: bintang; arti asalnya adalah: tenggelam atau terbitnya suatu bintang. Orang-orang jahiliyah menisbatkan turunnya hujan kepada bintang ini, atau bintang itu. Maka Islam datang mengikis anggapan seperti ini, bahwa tidak ada hujan turun karena suatu bintang tertentu, tetapi semua itu adalah ketentuan dari Allah .
Ghaul: hantu, salah satu makhluk jenis jin. Mereka beranggapan bahwa hantu ini dengan perubahan bentuk maupun warnanya dapat menyesatkan seseorang dan mencelakakannya. Sedang maksud sabda Nabi di sini bukanlah tidak mengakui keberadaan makhluk seperti ini, tetapi menolak anggapan mereka yang tidak baik tersebut yang akibatnya takut kepada
Kitab Tauhid 145Kitab Tauhid 145
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula dari Anas bin Malik , ia berkata: Rasulullah telah bersabda:
اايق (( أؿ ايبذع ٠سط ال دع ال )) ؟ قأا ايؿ: )): ا
(( ١باي ١ايه
“Tidak ada „Adwa dan tidak ada Thiyarah, tetapi Fa‟l menyenangkan diriku”, para sahabat bertanya: “apakah Fa‟l itu? Beliau menjawab: “yaitu kalimah thayyibah (kata-kata yang baik)”.
Abu Daud meriwayatkan dengan sanad yang shahih, dari Uqbah bin Amir, ia berkata: “Thiyarah disebut-sebut dihadapan Rasulullah , maka beliaupun bersabda:
أؿا ايطسأ )) ندس٣ أأا زذإا، ؾط دست ال، سها
تأ الإ اتطشاي بتأ ال : ايكؾ الإ ات٦ايط عؾد ال،
تأ (( وب الإ ٠ق ال س ال،
“Yang paling baik adalah Fa‟l, dan Thiyarah tersebut tidak boleh menggagalkan seorang muslim dari niatnya, apabila salah seorang di antara kamu melihat sesuatu yang tidak diinginkannya, maka hendaknya ia berdo‟a: “Ya Allah, tiada yang dapat
selain Allah, serta tidak bertawakkal kepada-Nya, inilah yang ditolak oleh beliau; untuk itu dalam hadits lain beliau bersabda: “Apabila hantu beraksi manakut-nakuti kamu, maka serukanlah adzan.” Artinya: tolaklah kejahatannya itu dengan berdzikir dan menyebut Allah. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al Musnad.
Kitab Tauhid146Kitab Tauhid 146
mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, dan tiada yang dapat menolak kejahatan kecuali Engkau, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali atas pertolongan-Mu”.
Abu Daud meriwayatkan hadits yang marfu‟ dari Ibnu Mas‟ud , bahwa Rasulullah bersabda:
ىسغ ٠س، ايىسغ ٠ساي )) ، الا إا بر اهلل هي،
(( نايتب
“Thiyarah itu perbuatan syirik, thiyarah itu perbuatan syirik, tidak ada seorangpun dari antara kita kecuali (telah terjadi dalam hatinya sesuatu dari hal ini), hanya saja Allah bisa menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.” (HR.Abu Daud).
Hadits ini diriwayatkan juga oleh At Tirmidzi dan dinyatakan shahih, dan kalimat terakhir ia jadikan sebagai ucapannya Ibnu Mas‟ud.
Imam Ahmad meriwayatkan hadits dari Ibnu Umar , bahwa Rasulullah bersabda:
٠ازؿا نا: ؾايق (( ىسغأ دكؾ تادس ع ٠ساي تدز ))
؟ قويذ ىسال خإ سخ ال : ايكت أ)) : ا الإ سط ال،
ىسط (( ىسغ الإ يإ ال،
“Barangsiapa yang mengurungkan hajatnya karena thiyarah ini, maka ia telah berbuat kemusyrikan”, para sahabat bertanya: “lalu apa yang bisa menebusnya? Rasulullah menjawab:”hendaknya ia berdoa: “ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan dari-Mu, dan
Kitab Tauhid 147Kitab Tauhid 147
tiada kesialan kecuali kesialan dari-Mu, dan tiada sesembahan kecuali Engkau”.
Dan dalam riwayat yang lain dari Fadhl bin Abbas, Rasulullah bersabda:
(( ىدز أ اىكا أ ٠سا ايإ ))
“Sesugguhnya Thiyarah itu adalah yang bisa menjadikan kamu terus melangkah, atau yang bisa mengurungkan niat (dari tujuan kamu)”.
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang kedua ayat tersebut di atas; surat Al A‟raf 131, dan Yasin 19.
2. Pernyataan bahwa tidak ada „Adwa.
3. Pernyataan bahwa tidak ada thiyarah.
4. Pernyataan bahwa tidak ada hamah.
5. Pernyataan bahwa tidak ada Shafar.
6. Al Fa‟l tidak termasuk yang dilarang oleh Rasulullah, bahkan dianjurkan.
7. Penjelasan tentang makna Al Fa‟l.
8. Apabila terjadi tathayyur dalam hati seseorang, tetapi dia tidak menginginkannya, maka hal itu tidak apa-apa baginya, bahkan Allah akan menghilangkannya dengan bertawakkal kepada-Nya.
9. Penjelasan tentang doa yang dibacanya, saat seseorang menjumpai hal tersebut.
Kitab Tauhid148Kitab Tauhid 148
10. Ditegaskan bahwa thiyarah itu termasuk syirik.
11. Penjelasan tentang thiyarah yang tercela dan terlarang.
Kitab Tauhid 149Kitab Tauhid 149
BAB 29 ILMU NUJUM (PERBINTANGAN)
Imam Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Qatadah bahwa ia berkata:
ا٤طي ١: شخالجي ذاي ر اهلل لخ )) ، اطػا يدز،
أخأ ويذ سا غؾ أت ا، ؾ٣ بدت اتالع اعأق،
بؿ (( ب ي ا ال ع ـهت،
“Allah menciptakan bintang-bintang ini untuk tiga hikmah: sebagai hiasan langit, sebagai alat pelempar syetan, dan sebagai tanda untuk petunjuk (arah dan sebagainya). Maka barangsiapa yang berpendapat selain hal tersebut maka ia telah melakukan kesalahan, dan menyia-nyiakan nasibnya, serta membebani dirinya dengan hal yang diluar batas pengetahuannya”.
Sementara tentang mempelajari tata letak peredaran bulan, Qatadah mengatakan makruh, sedang Ibnu Uyainah tidak membolehkan, seperti yang diungkapkan oleh Harb dari mereka berdua. Tetapi Imam Ahmad memperbolehkan hal tersebut (69).
Abu Musa menuturkan: Rasulullah bersabda:
(69) Maksudnya, mempelajari letak matahari, bulan dan bintang, untuk
mengetahui arah kiblat, waktu shalat dan semisalnya, maka hal itu diperbolehkan.
Kitab Tauhid150Kitab Tauhid 150
١ذاي خد ال ١ثالث )) سداي د، سايس عاطق، مدؿ،
(( سشايطب
“Tiga orang yang tidak akan masuk surga: pecandu khamr (minuman keras), orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan, dan orang yang mempercayai sihir (70)”. (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya).
Kandungan bab ini:
1. Hikmah diciptakannya bintang-bintang.
2. Sanggahan terhadap orang yang mempunyai anggapan adanya fungsi lain selain tiga tersebut.
3. Adanya perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang hukum mempelajari ilmu letak peredaran bulan.
4. Ancaman bagi orang yang mempercayai sihir (yang di antara jenisnya adalah ilmu perbintangan), meskipun ia mengetahui akan kebatilannya.
(70) Mempercayai sihir yang di antara macamnya adalah ilmu nujum
(astrologi), sebagaimana yang telah dinyatakan dalam suatu hadits: “barangsiapa yang mempelajari sebagian dari ilmu nujum, maka sesungguhnya dia telah mempelajari sebagian dari ilmu sihir…” lihat bab 25.
Kitab Tauhid 151Kitab Tauhid 151
BAB 30 MENISBATKAN TURUNNYA HUJAN KEPADA
BINTANG
Firman Allah :
“Dan kalian membalas rizki (yang telah
dikaruniakan Allah) kepadamu dengan mengatakan perkataan yang tidak benar.” (QS. Al Waqi‟ah: 82).
Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy‟ari bahwa Rasulullah bersabda:
ذاي سأ تأ ؾ عبزأ )) ، ابطساألب سد: ايؿنست ال ١ا
ابطاأل ؾ عاي ذايب ا٤كطتضاال، ، ت٢ املع ١اساي،
ق كا تت بق بتت ا يذإ ١شا٥: ايا كاي ا بسا ضع ١ا ا
سق ا (( بسد عزد،
“Empat hal yang terdapat pada umatku yang termasuk perbuatan jahiliyah yang susah untuk ditinggalkan: membangga-banggakan kebesaran leluhurnya, mencela keturunan, mengaitkan turunnya hujan kepada bintang tertentu, dan meratapi orang mati”, lalu beliau bersabda: “wanita yang meratapi orang mati bila mati sebelum ia bertubat maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dan ia dikenakan pakaian yang berlumuran dengan cairan tembaga,
Kitab Tauhid152Kitab Tauhid 152
serta mantel yang bercampur dengan penyakit gatal.” (HR. Muslim).
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Zaid bin Khalid ia berkata: Rasulullah mengimami kami pada shalat subuh di Hudaibiyah setelah semalaman turun hujan, ketika usai melaksanakan shalat, beliau menghadap kepada jamaah dan bersabda:
ا قاذ زدت )) ، قعأ يضز ا: اهللاي؟ قهبز ا : ا
أ، ؾساؾن ب ؤ ادبع حبؾأ ق ا ا اهلل كؿا بس:
بنهايب ساؾن ب ؤ وير، ؾتسز أ، ق ا : ا
رن ٤ا بس (( بنهايب ؤ ب ساؾن ويرا، ؾرنا
“Tahukah kalian apakah yang difirmankan oleh Rabb pada kalian? Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”, lalu beliau bersabda: “Dia berfirman: “pagi ini ada di antara hamba-hamba-Ku yang beriman dan ada pula yang kafir, adapun orang yang mengatakan: hujan turun berkat karunia dan rahmat Allah, maka ia telah beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang, sedangkan orang yang mengatakan: hujan turun karena bintang ini dan bintang itu, maka ia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang”.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas yang maknanya yang antara lain disebutkan demikian:
Kitab Tauhid 153Kitab Tauhid 153
ق)) :١اآل ر اهلل صأا، ؾرن ارن ٤ مدؾ دك: يكعب ا
“… Ada di antara mereka berkata: „sungguh, telah benar bintang ini, atau bintang itu‟, sehingga Allah menurunkan firman-Nya:
إىل قي .
“Maka aku bersumpah dengan tempat-tempat peredaran bintang” sampai kepada firman-Nya:” Dan kamu membalas rizki (yang telah dikaruniakan Allah) kepadamu dengan perkataan yang tidak benar” (71).
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang maksud ayat dalam surat Al Waqi‟ah (72).
2. Menyebutkan adanya empat perkara yang termasuk perbuatan jahiliyah.
3. Pernyataan bahwa salah satu di antaranya termasuk perbuatan kufur (yaitu menisbatkan turunnya hujan kepada bintang tertentu).
4. Kufur itu ada yang tidak mengeluarkan seseorang dari Islam.
(71) Surat Al Waqi‟ah, ayat 75 – 82. (72) Dalam ayat ini Allah mencela orang-orang musyrik atas kekafiran mereka
terhadap ni‟mat yang dikaruniakan Allah dengan menisbatkan turunnya hujan kepada bintang; dan Allah menyatakan bahwa perkatan ini dusta dan tidak benar, karena turunnya hujan adalah karunia dan rahmat dari-Nya semata.
Kitab Tauhid154Kitab Tauhid 154
5. Di antara dalilnya adalah firman Allah yang disabdakan oleh Nabi dalam hadits qudsinya: “Pagi ini, di antara hamba-hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada pula yang kafir …” disebabkan turunnya ni‟mat hujan.
6. Perlu pemahaman yang mendalam tentang iman dalam kasus tersebut.
7. Begitu juga tentang kufur dalam kasus tersebut.
8. Di antara pengertian kufur, adalah ucapan salah seorang dari mereka: “sungguh telah benar bintang ini atau bintang itu.”
9. Metode pengajaran kepada orang yang tidak mengerti masalah dengan melontarkan suatu pertanyaan, seperti sabda beliau: “tahukah kalian apa yang difirmankan oleh Rabb kepada kalian?
10. Ancaman bagi wanita yang meratapi orang mati.
Kitab Tauhid 155Kitab Tauhid 155
BAB 31 [CINTA KEPADA ALLAH]
Firman Allah :
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang
mengangkat tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintai-Nya sebagaimana mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (QS. Al Baqarah: 165).
“Katakanlah: "jika babak-bapak, anak-anak,
saudara-saudara, istri-istri, keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tinggal yang kamu sukai; itu lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya, dan daripada berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” (QS. At taubah: 24).
Kitab Tauhid156Kitab Tauhid 156
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah bersabda:
اعاي داي دي يإ بسأ ن٢ أتس ندسأ ؤ ال ))
(( عدأ
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada anaknya, orang tuanya, dan manusia seluruhnya”.
Juga diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Anas Rasulullah bersabda:
٠الس ب دد ؾ ن خالث )) اإل اهلل ه : أا
ا ض يإ بسأ يضز ا ي الإ بش ال ٤سامل بش أا، أ،
أ سها ن اهلل ركأ أ دعب سؿهاي ؾ دع أ سه
اإل ٠الس دسأ دذ ال ))يف زا١: (( از ايؾ فرك ٢ ... تس ا
(( إىل آخس
“Ada tiga perkara, barangsiapa terdapat di dalam dirinya ketiga perkara itu, maka ia pasti mendapatkan manisnya iman, yaitu: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada yang lain, mencintai seseorang tiada lain hanya karena Allah, benci (tidak mau kembali) kepada kekafiran setelah ia diselamatkan oleh Allah darinya, sebagaimana ia benci kalau dicampakkan kedalam api”.
Dan disebutkan dalam riwayat lain: “Seseorang tidak akan merasakan manisnya iman, sebelum …”dst.
Kitab Tauhid 157Kitab Tauhid 157
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas , bahwa ia berkata:
اهللؾ بسأ )) اهلل ؾ ضػبأ، اهلل٢ ؾاي، ٣ ؾادع،
ا تإ، ؾاهلل ويرب اهلل ١ال ا اإل عط دبع دذ ي، إ ا
ويرن ه٢ تس ؾ تالؾ تسجن ع ازؾ دق، ١ا
ايد س٢ أع اعاي ا٠اخؤ ا ((٦غ ٢ أ عدذ ال ويذا،
“Barangsiapa yang mencintai seseorang karena Allah, membenci karena Allah, membela karena Allah, memusuhi karena Allah, maka sesungguhnya kecintaan dan pertolongan Allah itu diperolehnya dengan hal-hal tersebut, dan seorang hamba tidak akan bisa menemukan lezatnya iman, meskipun banyak melakukan shalat dan puasa, sehingga ia bersikap demikian. Pada umumnya persahabatan yang dijalin di antara manusia dibangun atas dasar kepentingan dunia, dan itu tidak berguna sedikitpun baginya”.
Ibnu Abbas menafsirkan firman Allah :
املد٠.قا :
“ … Dan putuslah hubungan di antara mereka.” (QS. Al baqarah: 166). Ia mengatakan: yaitu kasih sayang.
Kandungan bab ini:
Kitab Tauhid158Kitab Tauhid 158
1. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al Baqarah (73).
2. Penjelasan tentang ayat dalam surat At Taubah (74).
3. Wajib mencintai Rasulullah lebih dari kecintaan terhadap diri-sendiri, keluarga dan harta benda.
4. Pernyataan “tidak beriman” bukan berarti keluar dari Islam.
5. Iman itu memiliki rasa manis, kadang dapat diperoleh seseorang, dan kadangkala tidak.
6. Disebutkan empat sikap yang merupakan syarat mutlak untuk memperoleh kecintaan Allah. Dan seseorang tidak akan menemukan kelezatan iman kecuali dengan keempat sikap itu.
7. Pemahaman Ibnu Abbas terhadap realita, bahwa hubungan persahabatan antar sesama manusia pada umumnya dijalin atas dasar kepentingan duniawi.
8. Penjelasan tentang firman Allah: “… Dan terputuslah segala hubungan antara mereka sama sekali. (75)”
(73) Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang mempertuhankan selain
Allah dengan mencintainya seperti mencintai Allah, maka dia adalah musyrik.
(74) Ayat ini menunjukkan bahwa cinta kepada Allah dan cinta kepada yang dicintai Allah wajib didahulukan di atas segala-galanya.
Kitab Tauhid 159Kitab Tauhid 159
9. Disebutkan bahwa di antara orang-orang musyrik ada yang mencintai Allah dengan kecintaan yang sangat besar.
10. Ancaman terhadap seseorang yang mencintai kedelapan perkara diatas [orang tua, anak-anak, paman, keluarga, istri, harta kekayaan, tempat tinggal dan perniagaan] lebih dari cintanya terhadap agamanya.
11. Mempertuhankan selain Allah dengan mencintainya sebagaimana mencintai Allah adalah syirik akbar.
(75) Ayat ini menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang yang telah dibina
orang-orang musyrik di dunia akan terputus sama sekali ketika di akhirat, dan masing-masing dari mereka akan melepaskan diri darinya.
Kitab Tauhid160Kitab Tauhid 160
BAB 32 [TAKUT KEPADA ALLAH]
Firman Allah :
“Sesungguhnya mereka itu tiada lain hanyalah
syetan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik) karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku saja, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 175).
“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, serta tetap mendirikan shalat, membayar zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah (saja), maka mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At Taubah: 18).
Kitab Tauhid 161Kitab Tauhid 161
“Dan di antara manusia ada yang berkata: "kami
beriman kepada Allah, tetapi apabila ia mendapat perlakuan yang menyakitkan karena (imannya kepada) Allah, ia menganggap fitnah manusia itu sebagai adzab Allah, dan sungguh jika datang pertolongan dari Tuhanmu, mereka pasti akan berkata:“Sesungguhnya kami besertamu” bukankah Allah mengetahui apa yang ada dalam dada semua manusia?” (QS. Al ankabut: 10).
Diriwayatkan dalam hadits marfu‟ dari Abu Sai'd , Rasulullah bersabda:
اهلل طدطب اعاي قست أ كاي ـعق إ )) دشت أ،
اهلل مش٢ زع ع رت أ، ال اهلل مشز ، إاهلل وتؤ ا ي٢
ـسس فسس سذ سن دس ال، (( ازن ١ا
“Sesungguhnya termasuk lemahnya keyakinan adalah jika kamu mencari ridha manusia dengan mendapat kemurkaan Allah, dan memuji mereka atas rizki yang Allah berikan lewat perantaraannya, dan mencela mereka atas dasar sesuatu yang belum diberikan Allah kepadamu melalui mereka, ingat sesungguhnya rizki Allah tidak dapat didatangkan oleh ketamakan orang yang tamak, dan tidak pula dapat digagalkan oleh kebenciannya orang yang membenci”.
Kitab Tauhid162Kitab Tauhid 162
Diriwayatkan dari Aisyah, radhiallahuanha. Bahwa Rasulullah bersabda:
٢ عقزأ ع اهلل قز اعاي طدطب ا اهللقز ظتاي ))
اعاي ع اهلل طدض اهلل طدطب اعا ايقز ظتاي ،
(( اعاي ع طدضأ
“Barangsiapa yang mencari Ridha Allah sekalipun berakibat mendapatkan kemarahan manusia, maka Allah akan meridhainya, dan akan menjadikan manusia ridha kepadanya, dan barangsiapa yang mencari ridha manusia dengan melakukan apa yang menimbulkan kemurkaan Allah, maka Allah murka kepadanya, dan akan menjadikan manusia murka pula kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya).
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat dalam surat Ali Imran (76).
2. Penjelasan tentang ayat dalam surat At Taubah (77).
3. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al „Ankabut (78).
(76) Ayat ini menunjukkan bahwa khauf (takut) termasuk ibadah yang harus
ditujukan kepada Allah semata, dan di antara tanda kesempurnaan iman ialah tiada merasa takut kepada siapapun selain Allah saja.
(77) Ayat ini menunjukkan bahwa memurnikan rasa takut kepada Allah adalah wajib, sebagaimana shalat, zakat dan kewajiban lainnya.
Kitab Tauhid 163Kitab Tauhid 163
4. Keyakinan itu bisa menguat dan bisa melemah.
5. Tanda-tanda melemahnya keyakinan antara lain tiga perkara yang disebutkan dalam hadits Abu Sai'd diatas.
6. Memurnikan rasa takut hanya kepada Allah adalah termasuk kewajiban.
7. Adanya pahala bagi orang yang melakukannya.
8. Adanya ancaman bagi orang yang meninggalkannya.
(78) Ayat ini menunjukkan bahwa merasa takut akan perlakuan buruk dan
menyakitkan dari manusia dikarenakan iman kepada Allah adalah termasuk takut kepada selain Allah; dan menunjukkan pula kewajiban bersabar dalam berpegang teguh dengan jalan Allah.
Kitab Tauhid164Kitab Tauhid 164
BAB 33
[TAWAKKAL KEPADA ALLAH]
Firman Allah :
“Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu
bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Al Maidah: 23).
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman (dengan
sempurna) itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka karenanya, serta hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal.” (QS. Al Anfal: 2).
“Wahai Nabi, cukuplah Allah (menjadi pelindung)
bagimu, dan bagi orang-orang mu‟min yang mengikutimu.” (QS. Al Anfal: 64).
Kitab Tauhid 165Kitab Tauhid 165
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. At thalaq: 3).
“Cukuplah Allah bagi kami, dan Allah adalah
sebaik-baik pelindung.” (QS. Ali Imran: 173).
Kalimat ini diucapkan oleh Nabi Ibrahim saat beliau dicampakkan ke dalam kobaran api, dan diucapkan pula oleh Nabi Muhammad di saat ada yang berkata kepada beliau: “Sesungguhnya orang-orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, tetapi perkataan itu malah menambah keimanan beliau.” (QS. Ali Imran: 173).
Kandungan bab ini:
1. Tawakkal itu termasuk kewajiban.
2. Tawakkal itu termasuk syarat-syarat iman.
3. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al Anfal (79).
4. Penjelasan tentang ayat dalam akhir surat Al Anfal (80).
(79 ) Ayat ini menunjukkan bahwa tawakkal kepada Allah merupakan sifat
orang-orang yang beriman kepada Allah; dan menunjukkan bahwa iman dapat bertambah dan dapat pula berkurang.
(80 ) Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi dan orang-orang beriman yang mengikutinya supaya bertawakkal kepada Allah, karena Allah lah yang akan mencukupi keperluan mereka.
Kitab Tauhid166Kitab Tauhid 166
5. Penjelasan tentang ayat dalam surat At-Thalaq (81).
6. Kalimat:
mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena telah diucapkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad ketika dalam situasi yang sulit sekali.
(81 ) Ayat ini menunjukkan kewajiban bertawakkal kepada Allah dan pahala
bagi orang yang melakukannya.
Kitab Tauhid 167Kitab Tauhid 167
BAB 34 MERASA AMAN DARI SIKSA ALLAH DAN
BERPUTUS ASA DARI RAHMAT-NYA
Firman Allah :
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab
Allah (yang tiada terduga-duga)? tiada yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A‟raf: 99).
“Dan tiada yang berputus asa dari rahmat Rabnya
kecuali orang-orang yang sesat.” (QS. Al Hijr: 56).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah ketika ditanya tentang dosa-dosa besar, beliau menjawab:
اهللب ىسايػ )) اهلل حز عأاي، ((اهلل سه األ،
“Yaitu: syirik kepada Allah, berputus asa dari rahmat Allah, dan merasa aman dari makar Allah”.
Abdurrazzaq meriwayatkan dari Ibnu Mas‟ud , ia berkata:
اهللب اىسغ: اإلسا٥بهاي سبنأ )) ، اهلل سه األ،
اهلل ١سز طكاي (( اهلل حز عأاي،
Kitab Tauhid168Kitab Tauhid 168
“Dosa besar yang paling besar adalah: mensekutukan Allah, merasa aman dari siksa Allah, berputus harapan dari rahmat Allah, dan berputus asa dari pertolongan Allah.” (HR. Abdur Razzaq).
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al A‟raf (82).
2. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al Hijr (83).
3. Ancaman yang keras bagi orang yang merasa aman dari siksa Allah.
4. Ancaman yang keras bagi orang yang berputus asa dari rahmat Allah.
(82) Ayat ini menunjukkan bahwa merasa aman dari siksa adalah dosa besar
yang harus dijauhi oleh orang mu‟min. (83) Ayat ini menunjukkan bahwa bersikap putus asa dari rahmat Allah
termasuk pula dosa besar yang harus dijauhi. Dari kedua ayat ini dapat disimpulkan bahwa seorang mu‟min harus memadukan antara dua sikap; harap dan khawatir, harap akan rahmat Allah dan khawatir terhadap siksa-Nya.
Kitab Tauhid 169Kitab Tauhid 169
BAB 35 SABAR TERHADAP TAKDIR ALLAH
ADALAH BAGIAN DARI IMAN KEPADA-NYA
Allah berfirman:
“Tiada suatu musibah yang menimpa seseorang
kecuali dengan izin Allah, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At Taghabun: 11).
„Alqomah (84) menafsirkan Iman yang disebutkan dalam ayat ini dengan mengatakan:
أ عؾ ١بؿامل بؿت دايس )) ٢ قسؾ اهلل دع ا
((ط
“Yaitu: orang yang ketika ditimpa musibah, ia meyakini bahwa itu semua dari Allah, maka ia pun ridha dan pasrah (atas takdir-Nya).
(84) „Al Qomah bin Qais bin Abdullah bin Malik An Nakhai, salah seorang
tokoh dari ulama tabiin, dilahirkan pada masa hidup Nabi dan meninggal tahun 62 H (681 M).
Kitab Tauhid170Kitab Tauhid 170
Diriwayatkan dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
اث )) بطاي ؾ ع، ايسؿن ا ب اعاي ؾ ا ١اساي،
(( ت٢ املع
“Ada dua perkara yang masih dilakukan oleh manusia, yang kedua-duanya merupakan bentuk kekufuran: mencela keturunan, dan meratapi orang mati.”
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadits marfu‟, dari Ibnu Mas‟ud , bahwa Rasulullah bersabda:
ظي )) ددداي بسق ا باجل لغ، ٣ عدا بعد،
اجل (( ١ا
“Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek pakaian, dan menyeru dengan seruan orang-orang jahiliyah”.
Diriwayatkan dari Anas sesungguhnya Rasulullah bersabda:
ايد ؾ ١بكعياب ي اهلل ذع سداي دبعب اهلل ادزا أذإ)) ا ذإا،
ايك ب ٢اؾ٢ تس برب ع وطأ سايػ دبعب ادزأ (( ١ا
“Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba-Nya, maka Ia percepat hukuman baginya di dunia, dan apabila Ia menghendaki keburukan pada seorang hamba-Nya, maka Ia tangguhkan dosanya sampai ia penuhi balasannya nanti pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi dan Al Hakim).
Kitab Tauhid 171Kitab Tauhid 171
Nabi Muhammad bersabda:
٤الايب عع ع ا٤صذاي عع إ )) ا ق بسا أذ٢ إايعت اهلل إ،
قايس ؾ قز ، ؾالتاب (( طدايط ؾ طدض ا،
“Sesungguhnya besarnya balasan itu sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum, maka Ia akan mengujinya, barangsiapa yang ridha akan ujian itu maka baginya keridhaan Allah, dan barangsiapa yang marah/benci terhadap ujian tersebut, maka baginya kemurkaan Allah.” (Hadits hasan menurut Turmudzi).
Kandungan dalam bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat dalam surat At Taghabun (85).
2. Sabar terhadap cobaan termasuk iman kepada Allah .
3. Disebutkan tentang hukum mencela keturunan.
4. Ancaman keras bagi orang yang memukul-mukul pipi, merobek-robek baju, dan menyeru kepada seruan jahiliyah [karena meratapi orang mati].
5. Tanda apabila Allah menghendaki kebaikan kepada hamba-Nya.
(85) Ayat ini menunjukkan tentang keutamaan sabar atas segala takdir Allah
yang pahit, seperti musibah; dan menunjukkan bahwa amal termasuk dalam pengertian iman.
Kitab Tauhid172Kitab Tauhid 172
6. Tanda apabila Allah menghendaki keburukan kepada hamba-Nya.
7. Tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya.
8. Dilarang bersikap marah dan tidak sabar atas cobaan ketika diuji oleh Allah .
9. Pahala bagi orang yang ridha atas ujian dan cobaan.
Kitab Tauhid 173Kitab Tauhid 173
BAB 36 RIYA (86)
Firman Allah :
“Katakanlah: “sesungguhnya aku ini hanyalah
seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: „bahwa sesungguhnya sesembahan kamu adalah sesembahan yang Esa‟, maka barangsiapa yang mengharap perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah ia mengerjakan amal shaleh dan janganlah ia berbuat kemusyrikan sedikitpun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (QS. Al Kahfi: 110).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dalam hadits marfu‟, bahwa Rasulullah bersabda: Allah berfirman:
ىسايػ ع ا٤نس٢ ايػغا أأ )) ؾ ع ىسغأ الع ع ،
(( نسغ تنست سغ
“Aku adalah Sekutu Yang Maha cukup sangat menolak perbuatan syirik. Barangsiapa yang mengerjakan amal perbuatan dengan dicampuri
(86) Riya‟ adalah berbuat baik karena orang lain.
Kitab Tauhid174Kitab Tauhid 174
perbuatan syirik kepada-Ku, maka Aku tinggalkan ia bersama perbuatan syiriknya itu.” (HR. Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Said dalam hadits marfu‟ bahwa Rasulullah bersabda:
ب نسبخأ الأ )) دايد حطاي دع هع فخأ ا ؟ ا
، قاهلل ضا ز٢ : باايق دايس ك ؿداي ىسايػ )): ا
ي تالؾ ص ؾؿؾ سا ((يإ دز سع ٣
“Maukah kalian aku beritahu tentang sesuatu yang bagiku lebih aku khawatirkan terhadap kamu dari pada Al Masih Ad Dajjal (87)? para sahabat menjawab:
(87) Al Masih Ad Dajjal ialah seorang manusia pembohong terbesar yang akan
muncul pada akhir zaman, mengaku sebagai Al Masih bahkan mengaku sebagai tuhan yang disembah. Kehadirannya di dunia ini termasuk di antara tanda-tanda besar akan tibanya hari kiamat. Sedang keajaiban-keajaiban yang bisa dilakukannya merupakan cobaan dari Allah untuk umat manusia yang masih hidup pada masa itu. Disebutkan dalam shahih Muslim bahwa masa kemunculannya di dunia nanti selama 40 hari, di antara hari-hari tersebut; sehari bagaikan setahun, sehari bagaikan sebulan, sehari bagaikan seminggu, kemudian hari-hari lainnya sebagaimana biasa; atau kalau kita jumlahkan sama dengan satu tahun dua bulan dua pekan. Hadits-hadits tentang Ad Dajjal ini telah diriwayatkan oleh banyak sahabat, antara lain: Abu Bakar Ash Shiddiq, Abu Hurairah, Mu‟adz bin Jabal, Jabir bin Abdillah, Abu SA‟id Al Khudri, An Nawwas bin Sam‟an, Anas bin Malik, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Aisyah, Ummu Salamah, Fatimah binti Qais dan lain lain. Masalah ini bisa dirujuk dalam:
-Shahih Bukhari: kitab Al fitan bab: 26 –27: kitab At Tauhid bab 27, 31.
-Shahih Muslim: kitab Al fitan bab: 20, 21, 22, 23, 24, 25.
-Shahih At Turmudzi: kitab Al fitan bab: 55, 56, 57,58, 59, 60,61,62.
-Sunan Abu Dawud: kitab malahim bab: 14, 15.
-Sunan Ibnu Majah: kitab Al Fitan bab: 33.
Kitab Tauhid 175Kitab Tauhid 175
“baik, ya Rasulullah.”, kemudian Rasulullah bersabda: “syirik yang tersembunyi, yaitu ketika seseorang berdiri melakukan shalat, ia perindah shalatnya itu karena mengetahui ada orang lain yang melihatnya” (HR. Ahmad).
Kandungan bab ini:
1. 1-Penjelasan tentang ayat dalam surat Al Kahfi (88).
2. Masalah yang penting sekali, yaitu: pernyataan bahwa amal shalih apabila dicampuri dengan sesuatu yang bukan karena Allah, maka tidak akan diterima oleh Allah .
3. Hal itu disebabkan karena Allah adalah sembahan yang sangat menolak perbuatan syirik karena sifat ke –Mahacukupan–Nya.
4. Sebab yang lain adalah karena Allah adalah sekutu yang terbaik.
-Musnad Imam Ahmad: jilid I hal 6, 7 ; jilid 2 hal : 33, 37, 67, 104, 124, 131 ; jilid 5 hal : 27, 32, 43, 47.
-Dan kitab-kitab hadits lainnya. (88) Ayat ini menunjukkan bahwa amal ibadah tidak akan diterima oleh Allah
kecuali bila memenuhi dua syarat:
Pertama: ikhlas semata-mata karena Allah, tidak ada syirik di dalamnya sekalipun syirik kecil seperti riya‟.
Kedua: sesuai dengan tuntunan Rasulullah , karena suatu amal disebut shalih jika ada dasar perintahnya dalam agama.
Ayat ini mengisyaratkan pula bahwa ibadah itu tauqifiyah, artinya berlandaskan pada ajaran yang dibawa Rasulullah , tidak menurut akal maupun nafsu seseorang.
Kitab Tauhid176Kitab Tauhid 176
5. Rasulullah sangat khawatir apabila sahabatnya melakukan riya‟.
6. Penjelasan tentang riya dengan menggunakan contoh sebagai berikut: seseorang melakukan shalat karena Allah, kemudian ia perindah shalatnya karena ada orang lain yang memperhatikannya.
Kitab Tauhid 177Kitab Tauhid 177
BAB 37 MELAKUKAN AMAL SHALEH UNTUK
KEPENTINGAN DUNIA ADALAH SYIRIK
Firman Allah :
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia
dan perhiasaannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia ini tidak akan dirugikan, mereka itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, serta sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud: 15 –16).
Dalam shahih Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:
، ١ؿاخل دبع ظع، تزايد دبع ظع، تازايد دبع ظعت ))
قز عأ ، إ١اخل دبع ظعت ظع، تطدض طع ي إ،
ظهتا الؾ وا غذإ، عب رخأ دبع٢ يب، طؼكتا ؾ ضسؾ ا
ضأز حعغ، أاهلل بض ن ، إاد٠ قسبػ، ١اضساحل ؾ ا
Kitab Tauhid178Kitab Tauhid 178
ن ١اضساحل ؾ ا ن إ، ن ١اق ايطؾ ا ، إ١اق ايطؾ ا
ي ذؤ ي ذأتاض (( عؿػ ي عؿغ إ،
“Celaka hamba dinar, celaka hamba dirham, celaka hamba khamishah, celaka hamba khamilah (89), jika diberi ia senang, dan jika tidak diberi ia marah, celakalah ia dan tersungkurlah ia, apabila terkena duri semoga tidak bisa mencabutnya, berbahagialah seorang hamba yang memacu kudanya (berjihad di jalan Allah), kusut rambutnya, dan berdebu kedua kakinya, bila ia ditugaskan sebagai penjaga, dia setia berada di pos penjagaan, dan bila ditugaskan di garis belakang, dia akan tetap setia di garis belakang, jika ia minta izin (untuk menemui raja atau penguasa) tidak diperkenankan (90), dan jika bertindak sebagai pemberi syafaat (sebagai perantara) maka tidak diterima syafaatnya (perantaraannya)”.
Kandungan bab ini:
1. Motivasi seseorang dalam amal ibadahnya, yang semestinya untuk akhirat malah untuk kepentingan duniawi [termasuk syirik dan
(89) Khamishah dan khamilah adalah pakaian yang terbuat dari wool atau
sutera dengan diberi sulaman atau garis-garis yang menarik dan indah. Maksud ungkapan Rasulullah dengan sabdanya tersebut ialah untuk menunjukkan orang yang sangat ambisi dengan kekayaan duniawi, sehingga menjadi hamba harta benda. Mereka itulah orang-orang yang celaka dan sengsara.
(90) Tidak diperkenankan dan tidak diterima perantaraannya, karena dia tidak mempunyai kedudukan atau pangkat dan tidak terkenal; sebab perbuatan dan amal yang dilakukannya diniati karena Allah semata.
Kitab Tauhid 179Kitab Tauhid 179
menjadikan pekerjaan itu sia-sia tidak diterima oleh Allah].
2. Penjelasan tentang ayat dalam surat Hud (91).
3. Manusia muslim disebut sebagai hamba dinar, hamba dirham, hamba khamishah dan khamilah [jika menjadikan kesenangan duniawi sebagai tujuan].
4. Tandanya apabila diberi ia senang, dan apabila tidak diberi ia marah.
5. Rasulullah mendo‟akan: “celakalah dan tersungkurlah”.
6. Juga mendoakan: “jika terkena duri semoga ia tidak bisa mencabutnya”.
7. Pujian dan sanjungan untuk mujahid yang memiliki sifat-sifat sebagaimana yang disebut dalam hadits.
(91 ) Ayat ini menjelaskan tentang hukum orang yang motivasinya hanya
kepentingan dan keni‟matan duniawi, dan akibat yang akan diterimanya baik di dunia maupun di akhirat nanti.
Kitab Tauhid180Kitab Tauhid 180
BAB 38 MENTAATI ULAMA DAN UMARA DALAM
MENGHARAMKAN YANG HALAL DAN MENGHALALKAN YANG HARAM BERARTI
MEMPERTUHANKAN MEREKA
Ibnu Abbas berkata:
: قق، أا٤ايط ٠ازذس هع ـصت أ وغ )) ضز ا
اهلل : قيكت، (( سع سهب بأ ا
“Aku khawatir kalian ditimpa hujan batu dari langit, karena aku mengatakan: “Rasulullah bersabda”, tetapi kalian malah mengatakan: “Abu Bakar dan Umar berkata”.
Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan: “Aku merasa heran terhadap orang-orang yang tahu tentang isnad hadits dan keshahihannya, tetapi mereka menjadikan pendapat Sufyan sebagai acuannya, padahal Allah telah berfirman:
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintahnya takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa siksa yang pedih.” (QS. An nur: 63).
Tahukah kamu apakah yang dimaksud dengan fitnah itu? Fitnah disitu maksudnya adalah syirik,
Kitab Tauhid 181Kitab Tauhid 181
bisa jadi apabila ia menolak sabda Nabi akan terjadi dalam hatinya kesesatan sehingga dia celaka”.
Diriwayatkan dari „Ady bin Hatim bahwa ia mendengar Rasulullah membaca firman Allah :
“Mereka menjadikan orang-orang alim dan rahib-
rahib mereka sebagai tuhan tuhan selain Allah.” (QS. Al At Taubah: 31).
Maka saya berkata kepada beliau: “Sungguh kami tidaklah menyembah mereka”, beliau bersabda:
سشتؾ اهلل سا أ سش ظيأ )) اهلل سا س ش،
٢، ق: بتك؟ ؾ شتؾ (( تادبع وت: ؾا
“Tidakkah mereka mengharamkan apa yang telah dihalalkan Allah, lalu kalian pun mengharamkanya; dan tidakkah mereka itu menghalalkan apa yang diharamkan Allah, lalu kalian menghalalkannya? Aku menjawab: ya, maka beliau bersabda: “itulah bentuk penyembahan kepada mereka.” (HR. Imam Ahmad dan At Tirmidzi menyatakan hasan).
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat dalam surat An nur (92).
2. Penjelasan tentang ayat dalam surat At Taubah (93).
(92) Ayat ini mengandung suatu peringatan supaya kita jangan sampai
menyalahi Kitab dan Sunnah.
Kitab Tauhid182Kitab Tauhid 182
3. Perlu diperhatikan arti ibadah yang sebelumnya telah diingkari oleh „Ady bin Hatim.
4. Pemberian contoh kasus yang dikemukakan oleh Ibnu Abbas dengan menyebut nama Abu Bakar dan Umar, dan yang dikemukakan oleh Ahmad bin Hanbal dengan menyebut nama Sufyan.
5. Hal tersebut telah berkembang sedemikian rupa, sehingga banyak terjadi pada kebanyakan manusia penyembahan terhadap orang-orang shaleh, yang dianggapnya sebagai amal yang paling utama, dan dipercayainya sebagai wali [yang dapat mendatangkan suatu manfa‟at atau bencana], serta penyembahan terhadap orang-orang alim melalui ilmu pengetahuan dan fiqh [dengan diikuti apa saja yang dikatakan, baik sesuai dengan firman Allah dan sabda Rasul-Nya atau tidak].
Kemudian hal ini berkembang lebih parah lagi, dengan adanya penyembahan terhadap orang-orang yang tidak shaleh, dan terhadap orang-orang bodoh yang tidak berilmu [dengan diikuti pendapat-pendapatnya, bahkan bid‟ah dan syirik yang mereka lakukan juga diikuti].
(93) Ayat dalam surat At Taubah ini menunjukkan bahwa barangsiapa mentaati
seseorang dengan menyalahi hukum yang telah ditetapkan Allah berarti telah mengangkatnya sebagai tuhan selain Allah.
Kitab Tauhid 183Kitab Tauhid 183
BAB 39 [BERHAKIM KEPADA SELAIN ALLAH DAN
RASULNYA]
Firman Allah :
“Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang
mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu, dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada Thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari Thaghut itu, dan syetan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh- jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik itu menghalangi (manusia) dari (mendekati) kamu dengan sekuat-kuatnya. Maka bagaimanakah halnya, apabila mereka
Kitab Tauhid184Kitab Tauhid 184
ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu seraya bersumpah: “Demi Allah, sekali kali kami tidak menghendaki selain penyelesain yang baik dan perdamaian yang sempurna.” (QS. An nisa: 60).
“Dan apabila dikatakan kepada mereka (orang-orang munafik): “janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi” (94), mereka menjawab: “sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS. Al baqarah: 11).
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi ini sesudah Allah memperbaiki.” (QS. Al A‟raf: 56).
“Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan tidak ada yang lebih baik hukumnya daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin.” (QS. Al Maidah: 50).
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar sesungguhnya Rasulullah bersabda:
ه٢ تس ندسأ ؤ ال )) (( ب ت٦ا دا يعبت ا
(94) Maksudnya: janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi dengan
kekafiran dan perbuatan maksiat lainnya.
Kitab Tauhid 185Kitab Tauhid 185
“Tidaklah beriman (dengan sempurna) seseorang di antara kamu, sebelum keinginan dirinya mengikuti apa yang telah aku bawa (dari Allah).” (Imam Nawawi menyatakan hadits ini shahih).
As Sya‟by menuturkan: “pernah terjadi pertengkaran antara orang munafik dan orang Yahudi. Orang Yahudi itu berkata: “Mari kita berhakim kepada Muhammad”, karena ia mengetahui bahwa beliau tidak menerima suap. Sedangkan orang munafik tadi berkata: “Mari kita berhakim kepada orang Yahudi”, karena ia tahu bahwa mereka mau menerima suap. Maka bersepakatlah keduanya untuk berhakim kepada seorang dukun di Juhainah, maka turunlah ayat:
... اآل١
Ada pula yang menyatakan bahwa ayat di atas turun berkenaan dengan dua orang yang bertengkar, salah seorang dari mereka berkata: “Mari kita bersama-sama mengadukan kepada Nabi Muhammad , sedangkan yang lainnya mengadukan kepada Ka‟ab bin Asyraf”, kemudian keduanya mengadukan perkara mereka kepada Umar . Salah seorang di antara keduanya menjelaskan kepadanya tentang permasalahan yang terjadi, kemudian Umar bertanya kepada orang yang tidak rela dengan keputusan Rasulullah : “Benarkah demikian? Ia menjawab: “Ya, benar”. Akhirnya dihukumlah orang itu oleh Umar dengan dipancung pakai pedang.
Kitab Tauhid186Kitab Tauhid 186
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat An Nisa‟ (95), yang di dalamnya terdapat keterangan yang bisa membantu untuk memahami makna Thaghut.
2. Penjelasan tentang ayat yang ada dalam surat Al Baqarah (96).
3. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Al A‟raf (97).
4. Penjelasan tentang ayat yang ada dalam surat Al Ma‟idah (98).
(95) Ayat ini menunjukkan kewajiban berhakim kepada Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah, dan menerima hukum keduanya dengan ridha dan tunduk. Barangsiapa yang berhakim kepada selainnya, berarti berhakim kepada thagut, apapun sebutannya. Dan menunjukkan kewajiban mengingkari thaghut, serta menjauhkan diri dan waspada terhadap tipu daya syetan. Dan menunjukkan pula bahwa barangsiapa yang diajak berhakim dengan hukum Allah dan Rasul-Nya haruslah menerima; apabila menolak maka dia adalah munafik, dan apapun dalih yang dikemukakan seperti menghendaki penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna bukanlah merupakan alasan baginya untuk menerima selain hukum Allah dan Rasul-Nya.
(96) Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang mengajak berhukum kepada selain hukum yang diturunkan Allah, maka ia telah berbuat kerusakan yang sangat berat di muka bumi, dan dalih mengadakan perbaikan bukan alasan sama sekali untuk meninggalkan hukum-Nya; menunjukkan pula bahwa orang yang sakit hatinya akan memutar balikkan nilai-nilai, di mana yang hak dijadikan batil dan yang batil dijadikan hak.
(97) Ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang mengajak berhukum kepada selain hukum Allah, maka ia telah berbuat kerusakan yang sangat berat di muka bumi, dan menunjukkan bahwa perbaikan di muka bumi adalah dengan menerapkan hukum yang diturunkan Allah.
(98) Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang menghendaki salain hukum Allah, berarti ia menghendaki hukum Jahiliyah.
Kitab Tauhid 187Kitab Tauhid 187
5. Penjelasan As Sya‟by tentang sebab turunnya ayat yang pertama (yang terdapat dalam surat An Nisa‟).
6. Penjelasan tentang iman yang benar dan iman yang palsu [Iman yang benar, yaitu: berhakim kepada kitab Allah dan sunnah Rasulullah, dan iman yang palsu yaitu: mengaku beriman tetapi tidak mau berhakim kepada Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah, bahkan berhakim kepada thaghut].
7. Kisah Umar dengan orang munafik [bahwa Umar memenggal leher orang munafik tersebut, karena dia tidak rela dengan keputusan Rasulullah ].
8. Seseorang tidak akan beriman (sempurna dan benar) sebelum keinginan dirinya mengikuti tuntunan yang dibawa oleh Rasulullah .
Kitab Tauhid188Kitab Tauhid 188
BAB 40 MENGINGKARI SEBAGIAN NAMA DAN SIFAT
ALLAH
Firman Allah :
“Dan mereka kafir (ingkar) kepada Ar Rahman (Dzat
Yang Maha Pengasih). Katakanlah: “Dia adalah Tuhanku, tiada sesembahan yang hak selain dia, hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat.” (QS. Ar Ra‟dan: 30).
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari, bahwa Ali bin Abi Thalib berkata:
ب اعا ايثدس )) ((؟ يضز اهلل بره أ دست، أؾسعا
“Berbicaralah kepada orang-orang dengan apa yang difahami oleh mereka, apakah kalian menginginkan Allah dan Rasul-Nya didustakan?
Abdur Razaq meriwayatkan dari Ma‟mar dari Ibnu Thawus dari bapaknya dari Ibnu Abbas, bahwa ia melihat seseorang terkejut ketika mendengar hadits Nabi Muhammad yang berkenaan dengan sifat-sifat Allah , karena merasa keberatan dengan hal tersebut, maka Ibnu Abbas berkata:
(( ابػت دع ه هش دع ١قز دذ؟ ٤الؤ مسا ؾ
Kitab Tauhid 189Kitab Tauhid 189
“Apa yang dikhawatirkan oleh mereka itu? Mereka mau mendengar dan menerima ketika dibacakan ayat-ayat yang muhkamat (jelas pengertiannya), tapi mereka keberatan untuk menerimanya ketika dibacakan ayat-ayat yang mutasyabihat (sulit difahami) 99.
Orang-orang Quraisy ketika mendengar Rasulullah menyebut “Ar Rahman”, mereka mengingkarinya, maka terhadap mereka itu, Allah menurunkan firmanNya:
“Dan mereka kafir terhadap Ar Rahman”.
Kandungan bab ini:
1. Dinyatakan tidak beriman, karena mengingkari (menolak) sebagian dari Asma‟ dan Sifat Allah.
2. Penjelasan tentang ayat yang terdapat dalam surat Ar Ra‟d(100).
(99) Perkataan Ibnu Abbas disebutkan penulis setelah perkataan Ali yang
menyatakan bahwa seyogyanya tidak usah dituturkan kepada orang-orang apa yang tidak mereka mengerti, adalah untuk menunjukkan bahwa nash-nash Al Qur‟an maupun hadits yang berkenaan sifat Allah tidak termasuk hal tersebut, bahkan perlu pula disebutkan dan ditegaskan, karena keberatan sebagian orang akan hal tersebut bukanlah menjadi faktor penghalang untuk menyebutkannya, sebab para ulama semenjak zaman dahulu masih membacakan ayat-ayat dan hadits-hadits yang berkenaan dengan sifat Allah di hadapan orang-orang umum maupun khusus.
(100) Ayat ini menunjukkah kewajiban mengimani segala Asma‟ dan Sifat Allah, dan mengingkari sesuatu darinya adalah kufur.
Kitab Tauhid190Kitab Tauhid 190
3. Tidak dibenarkan menyampaikan kepada manusia hal-hal yang tidak difahami oleh mereka.
4. Hal itu disebabkan karena bisa mengakibatkan Allah dan Rasul-Nya didustakan, meskipun ia tidak bermaksud demikian.
5. Ibnu Abbas menolak sikap orang yang merasa keberatan ketika dibacakan sebuah hadits yang berkenaan dengan sifat Allah dan menyatakan bahwa sikap tersebut bisa mencelakakan dirinya.
Kitab Tauhid 191Kitab Tauhid 191
BAB 41 [INGKAR TERHADAP NI‟MAT ALLAH]
Firman Allah :
“Mereka mengetahui ni‟mat Allah (tetapi) kemudian
mereka mengingkarinya.” (QS. An Nahl: 83).
Dalam menafsiri ayat di atas Mujahid mengatakan bahwa maksudnya adalah kata-kata seseroang: “Ini adalah harta kekayaan yang aku warisi dari nenek moyangku.”
Aun bin Abdullah mengatakan: “Yakni kata mereka „kalau bukan karena fulan, tentu tidak akan menjadi begini‟.”
Ibnu Qutaibah berkata, menafsiri ayat di atas: “mereka mengatakan: ini adalah sebab syafa‟at sembahan- sembahan kami”.
Abul Abbas (101) - setelah mengupas hadits yang diriwayatkan oleh Zaid bin Khalid yang di dalamnya terdapat sabda Nabi: “sesungguhnya Allah berfirman: “pagi ini sebagian hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir …, sebagaimana yang telah disebutkan di atas – (102) ia mengatakan:
(101) Abu Al Abbas Ibnu Taimiyah. (102) Telah disebutkan pada bab 30.
Kitab Tauhid192Kitab Tauhid 192
“Hal ini banyak terdapat dalam Al qur‟an maupun As sunnah, Allah mencela orang yang menyekutukan-Nya dengan menisbatkan ni‟mat yang telah diberikan kepada selain-Nya”.
Sebagian ulama salaf mengatakan: “yaitu seperti ucapan mereka: anginnya bagus, nahkodanya cerdik, pandai, dan sebagainya, yang bisa muncul dari ucapan banyak orang.
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang firman Allah yang terdapat dalam surat An Nahl, yang menyatakan adanya banyak orang yang mengetahui ni‟mat Allah tapi mereka mengingkarinya.
2. Hal itu sering terjadi dalam ucapan banyak orang. [Karena itu harus dihindari].
3. Ucapan seperti ini dianggap sebagai pengingkaran terhadap ni‟mat Allah.
4. Adanya dua hal yang kontradiksi (mengetahui ni‟mat Allah dan mengingkarinya), bisa terjadi dalam diri manusia.
Kitab Tauhid 193Kitab Tauhid 193
BAB 42
[LARANGAN MENJADIKAN SEKUTU BAGI ALLAH.]
Firman Allah :
“Maka janganlah kamu membuat sekutu untuk
Allah padahal kamu mengetahui (bahwa Allah adalah maha Esa). ” (QS. Al Baqarah: 22).
Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut mengatakan: “membuat sekutu untuk Allah adalah perbuatan syirik, suatu perbuatan dosa yang lebih sulit untuk dikenali dari pada semut kecil yang merayap di atas batu hitam, pada malam hari yang gelap gulita. Yaitu seperti ucapan anda: „demi Allah dan demi hidupmu wahai fulan, juga demi hidupku‟, Atau seperti ucapan: „kalau bukan karena anjing ini, tentu kita didatangi pencuri-pencuri itu‟, atau seperti ucapan: „kalau bukan karena angsa yang dirumah ini, tentu kita didatangi pencuri-pencuri tersebut‟, atau seperti ucapan seseorang kepada kawan-kawannya: „ini terjadi karena kehendak Allah dan kehendakmu‟, atau seperti ucapan seseorang: „kalaulah bukan karena Allah dan fulan‟.
Oleh karena itu, janganlah anda menyertakan “si fulan” dalam ucapan-ucapan di atas, karena bisa menjatuhkan anda kedalam kemusyrikan.” (HR. Ibnu Abi Hatim).
Kitab Tauhid194Kitab Tauhid 194
Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab , bahwa Rasulullah bersabda:
(( ىسغأ أ سؿن دكؾ اهلل سػب ـس ))
“Barangsiapa yang bersumpah dengan menyebut selain Allah, maka ia telah berbuat kekafiran atau kemusyrikan.” (HR. Turmudzi, dan ia nyatakan sebagai hadits hasan, dan dinyatakan oleh Al Hakim shahih).
Dan Ibnu Mas‟ud berkata:
(( اقادؾ سػب ـسأ أ يإ بسا أباذن اهللب ـسأ أل ))
“Sungguh bersumpah bohong dengan menyebut nama Allah, lebih Aku sukai daripada bersumpah jujur tetapi dengan menyebut nama selain-Nya.”
Diriwayatkan dari Hudzaifah bahwa Rasulullah bersabda:
يكت ال )) الؾ ا٤غ اهلل ا٤ا غا يق هي، ث اهلل ا٤ا غا
(( الؾ ا٤غ
“Janganlah kalian mengatakan: „atas kehendak Allah dan kehendak si fulan‟, tapi katakanlah: „atas kehendak Allah kemudian atas kehendak si fulan.” (HR. Abu Daud dengan sanad yang baik).
Diriwayatkan dari Ibrahim An Nakha‟i bahwa ia melarang ucapan: “Aku berlindung kepada Allah dan kepadamu”, tetapi ia memperbolehkan ucapan: “Aku berlindung kepada Allah, kemudian kepadamu”, serta ucapan: „kalau bukan karena Allah kemudian karena
Kitab Tauhid 195Kitab Tauhid 195
si fulan‟, dan ia tidak memperbolehkan ucapan: „kalau bukan karena Allah dan karena fulan‟.
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang maksud “membuat sekutu untuk Allah”.
2. Penjelasan para sahabat bahwa ayat-ayat yang diturunkan oleh Allah yang berkaitan dengan syirik akbar itu mencakup juga tentang syirik ashghar (kecil).
3. Bersumpah dengan menyebut nama selain Allah adalah syirik.
4. Bersumpah menggunakan nama selain Allah walaupun dalam kebenaran, itu lebih besar dosanya daripada sumpah palsu dengan menggunakan nama Allah.
5. Ada perbedaan yang jelas sekali antara ( ) yang berarti “dan” dengan ( ث ) yang berarti “kemudian”.
Kitab Tauhid196Kitab Tauhid 196
BAB 43
ORANG YANG TIDAK RELA TERHADAP SUMPAH YANG MENGGUNAKAN NAMA ALLAH
Diriwayatkan dari Ibnu Umar , bahwa Rasulullah bersabda:
ها٥آبا بؿشت ال )) مدؿؾ هللاب ـس ، اهللب ي ـس ,
ضسؾ (( اهلل ظؾ ضس ي ،
“Janganlah kalian bersumpah dengan nama nenek moyang kalian! Barangsiapa yang bersumpah dengan nama Allah, maka hendaknya ia jujur, dan barangsiapa yang diberi sumpah dengan nama Allah maka hendaklah ia rela (menerimanya), barangsiapa yang tidak rela menerima sumpah tersebut maka lepaslah ia dari Allah ” (HR. Ibnu Majah dengan sanad yang hasan).
Kandungan bab ini:
1. Larangan bersumpah dengan menyebut nama nenek moyang.
2. Diperintahkan kepada orang yang diberi sumpah dengan menyebut nama Allah untuk rela menerimanya.
3. Ancaman bagi orang-orang yang tidak rela menerimanya.
Kitab Tauhid 197Kitab Tauhid 197
BAB 44 UCAPAN SESEORANG: “ATAS KEHENDAK ALLAH
DAN KEHENDAKMU”
Qutaibah berkata:
ك، ؾ ب٢ ايتا أد أ )) يكت نسػت ه: إا ا٤ا غ:
ت٦غ اهلل يكت، ا أادزا أذإ باي سأ، ؾ١بعهاي:
ث اهلل ا٤ا غ)) ا:يك أ (( ١بعهاي بز ))ا: يك ا أؿش
(( ت٦غ
“Bahwa ada seorang Yahudi datang kepada Rasulullah , lalu berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian telah melakukan perbuatan syirik, kalian mengucapkan: „atas kehendak Allah dan kehendakmu‟ dan mengucapkan: „demi Ka‟bah‟, maka Rasulullah memerintahkan para sahabat apabila hendak bersumpah supaya mengucapkan: „demi Rabb Pemilik ka‟bah‟, dan mengucapkan: „atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu‟. (HR. An Nasa'i dan ia nyatakan sebagai hadits shahih).
Ibnu Abbas menuturkan:
ق الدز أ )) كؾ ،ت٦غ اهلل ا٤ا غ : بي ا ي تعدأ)): ا
د (( دس اهلل ا٤ا غا؟
Kitab Tauhid198Kitab Tauhid 198
“Bahwa ada seorang lelaki berkata kepada Nabi : "atas kehendak Allah dan kehendakmu", maka Nabi bersabda: “apakah kamu telah menjadikan diriku sekutu bagi Allah? Hanya atas kehendak Allah semata”.
Diriwayatkan oleh Ibnu majah, dari At Thufail saudara seibu Aisyah, radhiallahuanha. ia berkata:
“Aku bermimpi seolah-olah aku mendatangi sekelompok orang-orang Yahudi, dan aku berkata kepada mereka: „Sungguh kalian adalah sebaik-baik kaum jika kalian tidak mengatakan: Uzair putra Allah‟. Mereka menjawab: „Sungguh kalian juga sebaik-baik kaum jika kalian tidak mengatakan: "Atas kehendak Allah dan kehendak Muhammad". Kemudian aku melewati sekelompok orang-orang Nasrani, dan aku berkata kepada mereka: "Sungguh kalian adalah sebaik-baik kaum jika kalian tidak mengatakan: "Al Masih putra Allah". Mereka pun balik berkata: "Sungguh kalian juga sebaik-baik kaum jika kalian tidak mengatakan: "Atas kehendak Allah dan Muhammad". Maka pada keesokan harinya aku memberitahukan mimpiku tersebut kepada kawan-kawanku, setelah itu aku mendatangi Nabi Muhammad , dan aku beritahukan hal itu kepada beliau. Kemudian Rasul bersabda: “Apakah engkau telah memberitahukannya kepada seseorang? aku menjawab: „ya‟. Lalu Rasulullah bersabda yang diawalinya dengan memuji nama Allah :
ب سبخا أؤ٣ زأز الؿط إ، ؾدعا بأ )) ، ه سبخأ ا
ن ١ن تق هإ رن ع ا ا، ع انأ ا أرنا
Kitab Tauhid 199Kitab Tauhid 199
يكت الؾ دش ا٤غ اهلل ا٤ا غا: يق هي، اهلل ا٤ا غا:
(( دس
“Amma ba‟du, sesungguhnya Thufail telah bermimpi tentang sesuatu, dan telah diberitahukan kepada sebagian orang dari kalian. Dan sesunguhnya kalian telah mengucapkan suatu ucapan yang ketika itu saya tidak sempat melarangnya, karena aku disibukkan dengan urusan ini dan itu, oleh karena itu, janganlah kalian mengatakan: "Atas kehendak Allah dan kehendak Muhammad", akan tetapi ucapkanlah: "Atas kehendak Allah semata.”
Kandungan bab ini:
1. Hadits di atas menunjukkan bahwa orang Yahudi pun mengetahui tentang perbuatan yang disebut syirik ashghar.
2. Pemahaman seseorang akan kebenaran tidak menjamin ia untuk menerima dan melaksanakannya, apabila ia dipengaruhi oleh hawa nafsunya. [Sebagaimana orang-orang Yahudi tadi, dia mengerti kebenaran, tetapi dia tidak mau mengikuti kebenaran itu, dan tidak mau beriman kepada Nabi yang membawanya].
3. Sabda Rasulullah : “Apakah engkau menjadikan diriku sekutu bagi Allah? Sebagai bukti adanya penolakan terhadap orang-orang yang mengatakan kepada beliau: "Atas kehendak Allah dan kehendakmu", jika demikian sikap beliau, lalu bagaimana dengan orang-orang yang mengatakan:
Kitab Tauhid200Kitab Tauhid 200
... اىض ب ذيأ ا ي لداي سنا أ
“Wahai makhluk termulia, tak ada seorangpun bagiku sebagai tempatku berlindung kecuali engkau ..” dan dua bait selanjutnya.
4. Ucapan seseorang: “atas kehendak Allah dan kehendakmu” termasuk syirik ashghar, tidak termasuk syirik akbar, karena beliau bersabda: “kalian telah mengucapkan suatu ucapan yang karena kesibukanku dengan ini dan itu aku tidak sempat melarangnya”.
5. Mimpi yang baik termasuk bagian dari wahyu.
6. Mimpi kadang menjadi sebab disyariatkannya suatu hukum.
Kitab Tauhid 201Kitab Tauhid 201
BAB 45
BARANGSIAPA MENCACI MASA MAKA DIA TELAH MENYAKITI ALLAH
Firman Allah :
“Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tak lain
hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita kesuali masa, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al Jatsiah: 24).
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
ق )) آد ابذؤ٢: ايعت اهلل ا سايد بط، بقأ سا ايدأ،
(( سايد اهلل إؾ سا ايدبطت ال )): (( يف زا١ ازاي اي
“Allah berfirman: “Anak Adam (manusia) menyakiti Aku, mereka mencaci masa, padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Akulah yang menjadikan malam dan siang silih berganti”. Dan dalam riwayat yang lain dikatakan: “Janganlah kalian mencaci masa, karena Allah adalah Pemilik dan Pengatur masa.” (103).
(103)Orang-orang Jahiliyah, kalau mereka tertimpa suatu musibah, bencana
atau malapetaka, mereka mencaci masa. Maka Allah melarang hal tersebut,
Kitab Tauhid202Kitab Tauhid 202
Kandungan bab ini:
1. Larangan mencaci masa.
2. Mencaci masa berarti menyakiti Allah .
3. Perlu renungan akan sabda Nabi : “Karena Allah sesungguhnya adalah Pemilik dan Pengatur masa” (104).
4. Mencaci mungkin saja dilakukan seseorang, meskipun ia tidak bermaksud demikian dalam hatinya.
karena yang menciptakan dan mengatur masa adalah Allah Yang Maha Esa. Sedangkan menghina pekerjaan seseorang berarti menghina orang yang melakukannya. Dengan demikian, mencaci masa berarti mencela dan menyakiti Allah sebagai Pencipta dan Pengatur masa.
(104)Sabda beliau itu menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah dengan takdir Allah, karena itu wajib bagi seorang muslim untuk beriman dengan qadha dan qadar, yang baik maupun yang buruk, yang manis maupun yang pahit.
Kitab Tauhid 203Kitab Tauhid 203
BAB 46 PENGGUNAAN GELAR “QADHI
QUDHAT”(HAKIMNYA PARA HAKIM) DAN SEJENISNYA
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
طت دز اهلل دع اض عخأ إ )) الإ واي ، الىالاأل و٢
قا ضؿا: ج غ -(( اهلل ا دز غغأ))يف زا١: -اغ ا
كاي ٢ اهللع (( جبخأ ١ا
“Sesungguhnya nama (gelar) yang paling hina di sisi Allah adalah “Rajanya para raja”, tiada raja yang memiliki kekuasaan mutlak kecuali Allah” – Sufyan(105) mengemukakan contoh dengan berkata: "seperti gelar Syahan Syah" - dan dalam riwayat yang lain dikatakan: “Dia adalah orang yang paling dimurkai dan paling jahat di sisi Allah pada hari kiamat …”
Kandungan bab ini:
1. Larangan menggunakan gelar “Rajanya para raja”.
2. Larangan menggunakan gelar lain yang sejenis dengan gelar di atas, seperti contoh yang dikemukakan oleh Sufyan “Syahan Syah”.
(105) Yakni: Sufyan bin Uyainah.
Kitab Tauhid204Kitab Tauhid 204
3. Hal itu dilarang, [karena ada penyetaraan antara hamba dengan Khaliqnya] meskipun hatinya tidak bermaksud demikian.
4. Larangan ini tidak lain hanyalah untuk mengagungkan Allah .
Kitab Tauhid 205Kitab Tauhid 205
BAB 47 MEMULIAKAN NAMA-NAMA ALLAH DAN MENGGANTI NAMA UNTUK TUJUAN INI
Diriwayatkan dari Abu Syuraih bahwa ia dulu diberi kunyah (sebutan, nama panggilan) “Abul Hakam”, Maka Nabi bersabda kepadanya:
هشاي اهلل إ )) ك، ؾهشاي يإ، ا ؿتا اخذإ ق : إا
ك، ؾكسؿاي الن قس، ؾب تهشؾ تأ ٤غ ؾ ا ا :
حس: غت؟ قدياي وا يا، ؾر طسأ ط، ، اهلل دبع،
ق ، قحس: غت؟ قسبنأ : ؾا (( حسغ بأ تأ: ؾا
“Allah adalah Al Hakam, dan hanya kepada-Nya segala permasalahan dimintakan keputusan hukumnya”, kemudian ia berkata kepada Nabi : “Sesungguhnya kaumku apabila berselisih pendapat dalam suatu masalah mereka mendatangiku, lalu aku memberikan keputusan hukum di antara mereka, dan kedua belah pihak pun sama-sama menerimanya”, maka Nabi bersabda: “Alangkah baiknya hal ini, apakah kamu punya anak?” Aku menjawab: “Syuraih, Muslim dan Abdullah”, Nabi bertanya: “siapa yang tertua di antara mereka? “Syuraih” jawabku, Nabi bersabda: “kalau demikian kamu Abu Syuraih”. (HR. Abu Daud dan ahli hadits lainnya).
Kitab Tauhid206Kitab Tauhid 206
Kandungan bab ini:
1. Wajib memuliakan Nama dan Sifat Allah [dan dilarang menggunakan nama atau kunyah yang ma‟nanya sejajar dengan nama Allah] walaupun tidak bermaksud demikian.
2. Dianjurkan mengganti nama yang kurang baik untuk memuliakan Nama Allah.
3. Memilih nama anak yang tertua untuk kunyah (nama panggilan).
Kitab Tauhid 207Kitab Tauhid 207
BAB 48 BERSENDA GURAU DENGAN MENYEBUT NAMA
ALLAH, ALQUR‟AN ATAU RASULULLAH
Firman Allah :
“Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang
munafik (tentang apa yang mereka lakukan) tentulah mereka akan menjawab: "sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja", katakanlah: "apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At Taubah: 65 – 66).
Diriwayatkan dari Ibnu Umar , Muhammad bin Kaab, Zaid bin Aslam, dan Qatadah, suatu hadits dengan rangkuman sebagai berikut: “Bahwasanya ketika dalam peperangan tabuk, ada seseorang yang berkata: “Belum pernah kami melihat seperti para ahli membaca Alqur‟an (qurra‟) ini, orang yang lebih buncit perutnya, dan lebih dusta mulutnya, dan lebih pengecut dalam peperangan”, maksudnya adalah Rasulullah dan para sahabat yang ahli membaca Al Qur‟an. Maka berkatalah Auf bin Malik kepadanya: “kau pendusta, kau munafik, aku beritahukan hal ini kepada Rasulullah ”, lalu berangkatlah Auf bin Malik kepada Rasulullah untuk memberitahukan hal
Kitab Tauhid208Kitab Tauhid 208
ini kepada beliau, akan tetapi sebelum ia sampai , telah turun wahyu kepada beliau.
Dan ketika orang itu datang kepada Rasulullah , beliau sudah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya, maka berkatalah ia kepada Rasulullah: “ya Rasulullah, sebenarnya kami hanya bersenda gurau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang yang mengadakan perjalanan untuk menghilangkan penatnya perjalanan”, kata Ibnu Umar: “sepertinya aku melihat orang tadi berpegangan sabuk pelana unta Rasulullah, sedang kedua kakinya tersandung-sandung batu, sambil berkata : “kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”, kemudian Rasulullah bersabda kepadanya:
“Apakah dengan Allah, ayat-ayat -Nya, dan Rasul-
Nya kamu selalu berolok-olok.”
Rasulullah mengatakan seperti itu tanpa menoleh, dan tidak bersabda kepadanya lebih dari pada itu.
Kandungan bab ini:
1. Masalah yang sangat penting sekali, bahwa orang yang bersenda gurau dengan menyebut nama Allah, ayat ayat -Nya dan Rasul-Nya adalah kafir.
2. Ini adalah penafsiran dari ayat di atas, untuk orang yang melakukan perbuatan itu, siapapun dia.
Kitab Tauhid 209Kitab Tauhid 209
3. Ada perbedaan yang sangat jelas antara menghasut dan setia Allah dan Rasul-Nya. [Dan melaporkan perbuatan orang-orang fasik kepada waliyul amr untuk mencegah mereka, tidaklah termasuk perbuatan menghasut tetapi termasuk kesetiaan kepada Allah dan kaum muslimin seluruhnya].
4. Ada perbedaan yang cukup jelas antara sikap memaafkan yang dicintai Allah dengan bersikap tegas terhadap musuh-musuh Allah.
5. Tidak setiap permintaan maaf dapat diterima. [Ada juga permintaan maaf yang harus ditolak].
Kitab Tauhid210Kitab Tauhid 210
BAB 49 [MENSYUKURI NI‟MAT ALLAH]
Firman Allah :
“Dan jika kami melimpahkan kepadanya sesuatu
rahmat dari kami, sesudah dia ditimpa kesusahan, pastilah dia berkata “ini adalah hakku.” (QS. Fushshilat: 50).
Dalam menafsirkan ayat ini Mujahid mengatakan: “ini adalah karena jerih payahku, dan akulah yang berhak memilikinya.”
Sedangkan Ibnu Abbas mengatakan: “ini adalah dari diriku sendiri”.
Firman Allah :
“(Qarun) berkata: sesungguhnya aku diberi harta
kekayaan ini, tiada lain karena ilmu yang ada padaku.” (QS. Al Qashash: 78).
Qotadah -dalam menafsirkan ayat ini- mengatakan: “Maksudnya: karena ilmu pengetahuanku tentang cara cara berusaha”.
Ahli tafsir lainnya mengatakan: “Karena Allah mengetahui bahwa aku orang yang layak menerima
Kitab Tauhid 211Kitab Tauhid 211
harta kekayaan itu”, dan inilah makna yang dimaksudkan oleh Mujahid: “aku diberi harta kekayaan ini atas kemulianku”.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia mendengar Rasulullah bersabda:
أ اهلل ادزأ٢، ؾعأ عسقأ فسب: أا٥سضإ ب ١ثالث إ ))
ك، ؾفسب٢ األتأا، ؾه يإ حعب، ؾتب بسأ ٤غ : أا
؟ قويإ طس : يا طس دد، زرق راي ع بر،
، قب اعاي ا طا سي عأ، ؾزرق ع بر، ؾشط: ؾا
ا، قطا سدد اي أ: ؾا ؟ قويإ بسأ ا – سكايب أ ب: اإلاك، ؾا٤سػع ١اق عأؾ –غو إضشام ا، ؾ وي اهلل ىاز: با
ق ك، ؾعسق٢ األتأ: ؾا ؟ قويإ بسأ ٤غ : أا ، طس سع: غا
، زرق ع برؾ شط، ؾب اع ايزرق راي ع بر
كا، ؾطا سسعغ عأ امل : أا ؟ قويإ بسأ ا أ سك: ايبا
س ٠سكب عأ، ؾباإل ، قالا ٢ تأا، ؾؾ وي اهلل ىاز: با
ك٢، ؾعاأل ؟ قويإ بسأ ٤غ : أا سؿب يإ اهلل دس : أا
، قسؿب يإ اهلل دسؾ شط، ؾاعاي ب سؿبأؾ امل أ: ؾا ا
ق؟ ويإ بسأ ر رتأا، ؾداي ا٠غ عأ، ؾ: ايػا دي ا
ها، ؾر ري ا باإل ادا ري، ري سكايب ادا ادا
(( ايػ
Kitab Tauhid212Kitab Tauhid 212
“Sesungguhnya ada tiga orang dari bani Israil, yaitu: penderita penyakit kusta, orang berkepala botak, dan orang buta. Kemudian Allah ingin menguji mereka bertiga, maka diutuslah kepada mereka seorang malaikat.
Maka datanglah malaikat itu kepada orang pertama yang menderita penyakit kusta dan bertanya kepadanya: “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?”, ia menjawab: “Rupa yang bagus, kulit yang indah, dan penyakit yang menjijikkan banyak orang ini hilang dari diriku”. Maka diusaplah orang tersebut, dan hilanglah penyakit itu, serta diberilah ia rupa yang bagus, kulit yang indah, kemudian malaikat itu bertanya lagi kepadanya: “Lalu kekayaan apa yang paling kamu senangi?”, ia menjawab: “onta atau sapi”, maka diberilah ia seekor onta yang sedang bunting, dan iapun didoakan: “Semoga Allah memberikan berkah-Nya kepadamu dengan onta ini.”
Kemudian Malaikat tadi mendatangi orang kepalanya botak, dan bertanya kepadanya: “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?”, ia menjawab: “Rambut yang indah, dan apa yang menjijikkan di kepalaku ini hilang”, maka diusaplah kepalanya, dan seketika itu hilanglah penyakitnya, serta diberilah ia rambut yang indah, kemudian malaikat tadi bertanya lagi kepadanya: “Harta apakah yang kamu senangi?”. ia menjawab: “sapi atau onta”, maka diberilah ia seekor sapi yang sedang bunting, seraya didoakan: “Semoga Allah memberkahimu dengan sapi ini.”
Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang buta, dan bertanya kepadanya: “Apakah sesuatu yang paling kamu inginkan?”, ia menjawab: "Semoga Allah berkenan mengembalikan penglihatanku sehingga aku
Kitab Tauhid 213Kitab Tauhid 213
dapat melihat orang”, maka diusaplah wajahnya, dan seketika itu dikembalikan oleh Allah penglihatannya, kemudian malaikat itu bertanya lagi kepadanya: “Harta apakah yang paling kamu senangi?”, ia menjawab: “kambing”, maka diberilah ia seekor kambing yang sedang bunting.
Lalu berkembang biaklah onta, sapi dan kambing tersebut, sehingga yang pertama memiliki satu lembah onta, yang kedua memiliki satu lembah sapi, dan yang ketiga memiliki satu lembah kambing.
Sabda nabi berikutnya:
، قت٦ تزؾ ؾ فسب٢ األتأ إ ث)) دق هط د: زا
باحل ب تعكا ي ؽالب ال، ؾسؿض ؾ ا ، وب ث اهللب الإ اي
اي طاحل داجل طاحل اي اىعأ رايب ويأضأ ا سع، با
ك، ؾسؿض ؾ ب ؼبتأ ك، ؾ٠سجن مك: احلا أ: ني ا
اهلل اىعأا ؾسك، ؾاعاي ىزرك فسبأ هت ي! أوؾسعأ
امل ك؟ ؾا إ :ا ا املر تثزا ك، ؾسابن ا عسابن ا : إا
يإ اهلل ىسؿا ؾباذن تن . قتا ن٢ ا ؾ عسق٢ األتأ:
ك، ؾتزؾ ي ا ا ق ج: ري ا ا، ر ع دا ز ج ع دزا،
كؾ يإ اهلل ىسؿا ؾباذن تن : إا . قتا ن٢ ا ٢ تأ:
كؾ تزؾ ٢ ؾعاأل دق بض اب هط د: زا ب تعكا
باحل ي ؽالب ال، ؾسؿض ؾ ا ويأض، أوب ث اهللب الإ اي
ك، ؾسؿض ا ؾب ؼبتأ ا٠غ ىسؿب وع دز رايب تن د: قا
Kitab Tauhid214Kitab Tauhid 214
ت٦ا غ رد، ؾسؿب يإ اهلل دس٢ ؾعأ ال اهلل، ؾت٦ا غ عد،
ك، ؾي ترخأ ٤ػب اي ىددأ ،تتا ابإ، ؾواي وط: أا
(( وباس٢ ؾع طدض وع اهلل قز دكؾKemudian datanglah malaikat itu kepada orang
yang sebelumnya menderita penyakit kusta, dengan menyerupai dirinya di saat ia masih dalam keadaan berpenyakit kusta, dan berkata kepadanya: “Aku seorang miskin, telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rizki) dalam perjalananku ini, sehingga tidak akan dapat meneruskan perjalananku hari ini kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian dengan pertolongan anda. Demi Allah yang telah memberi anda rupa yang tampan, kulit yang indah, dan kekayaan yang banyak ini, aku minta kepada anda satu ekor onta saja untuk bekal meneruskan perjalananku”, tetapi permintaan ini ditolak dan dijawab: “Hak hak (tanggunganku) masih banyak”, kemudian malaikat tadi berkata kepadanya: “Sepertinya aku pernah mengenal anda, bukankah anda ini dulu orang yang menderita penyakit lepra, yang mana orangpun sangat jijik melihat anda, lagi pula anda orang yang miskin, kemudian Allah memberikan kepada anda harta kekayaan? Dia malah menjawab: “Harta kekayaan ini warisan dari nenek moyangku yang mulia lagi terhormat”, maka malaikat tadi berkata kepadanya: “jika anda berkata dusta niscaya Allah akan mengembalikan anda kepada keadaan anda semula”.
Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya berkepala botak, dengan menyerupai dirinya di saat masih botak, dan berkata kepadanya
Kitab Tauhid 215Kitab Tauhid 215
sebagaimana ia berkata kepada orang yang pernah menderita penyakit lepra, serta ditolaknya pula permintaannya sebagaimana ia ditolak oleh orang yang pertama. Maka malaikat itu berkata: “jika anda berkata bohong niscaya Allah akan mengembalikan anda seperti keadaan semula”.
Kemudian malaikat tadi mendatangi orang yang sebelumnya buta, dengan menyerupai keadaannya dulu di saat ia masih buta, dan berkata kepadanya: “Aku adalah orang yang miskin, yang kehabisan bekal dalam perjalanan, dan telah terputus segala jalan bagiku (untuk mencari rizki) dalam perjalananku ini, sehingga aku tidak dapat lagi meneruskan perjalananku hari ini, kecuali dengan pertolongan Allah kemudian pertolongan anda. Demi Allah yang telah mengembalikan penglihatan anda, aku minta seekor kambing saja untuk bekal melanjutkan perjalananku”. Maka orang itu menjawab: “Sungguh aku dulunya buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Maka ambillah apa yang anda sukai, dan tinggalkan apa yang tidak anda sukai. Demi Allah, saya tidak akan mempersulit anda dengan mengembalikan sesuatu yang telah anda ambil karena Allah”. Maka malaikat tadi berkata: “Tahanlah harta kekayaan anda, karena sesungguhnya engkau ini hanya diuji oleh Allah , Allah telah ridha kepada anda, dan murka kepada kedua teman anda.” ( HR. Bukhari dan Muslim ).
Kitab Tauhid216Kitab Tauhid 216
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat di atas (106).
2. Pengertian firman Allah: “… Pastilah ia berkata: ini adalah hakku”.
3. Pengertian firman Allah: “sesungguhnya aku diberi kekayaan ini tiada lain karena ilmu yang ada padaku”.
4. Kisah menarik, sebagaimana yang terkandung dalam hadits ini, memuat pelajaran-pelajaran yang berharga dalam kehidupan ini.
(106) Ayat di atas menunjukkan kewajiban mensyukuri ni‟mat Allah dan
mengakui bahwa ni‟mat tersebut semata-mata berasal dari Allah, dan menunjukkan pula bahwa kata-kata seseorang terhadap ni‟mat Allah yang dikaruniakan kepadanya: “Ini adalah hak yang patut kuterima, karena usahaku” adalah dilarang dan tidak sesuai dengan kesempurnaan tauhid.
Kitab Tauhid 217Kitab Tauhid 217
BAB 50 [NAMA YANG DIPERHAMBAKAN KEPADA SELAIN
ALLAH]
Firman Allah :
“Ketika Allah mengaruniakan kepada mereka
seorang anak laki-laki yang sempurna (wujudnya), maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah dalam hal (anak) yang dikaruniakan kepada mereka, Maha Suci Allah dari perbuatan syirik mereka.” (QS. Al A‟raf: 190).
Ibnu Hazm berkata: “Para ulama telah sepakat mengharamkan setiap nama yang diperhambakan kepada selain Allah, seperti: Abdu Umar (hambanya umar), Abdul Ka‟bah (hambanya Ka‟bah) dan yang sejenisnya, kecuali Abdul Muthalib. (107)”
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut mengatakan: “Setelah Adam menggauli istrinya Hawwa, ia pun hamil, lalu iblis mendatangi mereka berdua seraya berkata: “Sungguh, aku adalah kawanmu berdua yang telah mengeluarkan kalian dari surga. Demi
(107) Maksudnya: mereka belum sepakat mengharamkan nama Abdul
Muthalib, karena asal nama ini berhubungan dengan perbudakan.
Kitab Tauhid218Kitab Tauhid 218
Allah, hendaknya kalian mentaati aku, jika tidak maka akan aku jadikan anakmu bertanduk dua seperti rusa, sehingga akan keluar dari perut istrimu dengan merobeknya, demi Allah, itu pasti akan ku lakukan ”, itu yang dikatakan iblis dalam rangka menakut-nakuti mereka berdua, selanjutnya iblis berkata: “Namailah anakmu dengan Abdul harits (108)”. Tapi keduanya menolak untuk mentaatinya, dan ketika bayi itu lahir, ia lahir dalam keadaan mati. Kemudian Hawwa hamil lagi, dan datanglah iblis itu dengan mengingatkan apa yang pernah dikatakan sebelumnya. Karena Adam dan Hawwa cenderung lebih mencintai keselamatan anaknya, maka ia memberi nama anaknya dengan “Abdul Harits”, dan itulah penafsiran firman Allah :
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan pula, dengan sanad
yang shahih, bahwa Qatadah dalam menafsirkan ayat ini mengatakan: “Yaitu, menyekutukan Allah dengan taat kepada Iblis, bukan dalam beribadah kepadanya.” (109).
(108) Al Harits adalah nama Iblis. Dan maksud Iblis adalah menakut-nakuti
mereka berdua supaya memberi nama tersebut kepada anaknya ialah untuk mendapatkan suatu macam bentuk syirik, dan inilah salah satu cara Iblis memperdaya musuhnya, kalau dia belum mampu untuk menjerumuskan seseorang manusia ke dalam tindakan maksiat yang besar akibatnya, akan dimulai untuk menjerumuskannya terlebih dahulu dari tindakan maksiat yang ringan atau kecil.
(109) Maksudnya: mereka tidaklah menyembah Iblis, tetapi mentaati Iblis dengan memberi nama Abdul Harits kepada anak mereka, sebagaimana yang diminta Iblis. Dan perbuatan ini disebut perbuatan syirik kepada Allah.
Kitab Tauhid 219Kitab Tauhid 219
Dan dalam menafsirkan firman Allah:
Artinya: “Jika engkau mengaruniakan anak laki-
laki yang sempurna (wujudnya)” (110), Mujahid berkata: “Adam dan Hawwa khawatir kalau anaknya lahir tidak dalam wujud manusia”, dan penafsiran yang sama diriwayatkannya pula dari Al Hasan (Al Basri), Sai'd (Ibnu Jubair) dan yang lainnya.
Kandungan bab ini:
1. Dilarang memberi nama yang diperhambakan kepada selain Allah.
2. Penjelasan tentang maksud ayat di atas (111).
3. Kemusyrikan ini [sebagaimana dinyatakan oleh ayat ini] disebabkan hanya sekedar pemberian nama saja, tanpa bermaksud yang sebenarnya.
4. Pemberian anak perempuan dengan wujud yang sempurna merupakan ni‟mat Allah [yang wajib disyukuri].
5. Ulama Salaf menyebutkan perbedaan antara kemusyrikan di dalam taat dan kemusyrikan di dalam beribadah.
(110) Surat Al A‟raf: 189. (111) Ayat ini menunjukkan bahwa anak yang dikaruniakan Allah kepada
seseorang termasuk ni‟mat yang harus disyukuri, dan termasuk kesempurnaan rasa syukur kepada-Nya bila diberi nama yang baik, yang tidak diperhambakan kepada selain-Nya, karena pemberian nama yang diperhambakan kepada selain-Nya adalah syirik.
Kitab Tauhid220Kitab Tauhid 220
BAB 51
[MENETAPKAN AL ASMA‟ AL HUSNA HANYA UNTUK ALLAH DAN TIDAK MENYELEWENGKANNYA]
Firman Allah :
“Hanya milik Allah-lah Al Asma‟ Al Husna (nama-
nama yang baik), maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut Asma-Nya itu, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyelewengkan Asma-Nya. Mereka nanti pasti akan mendapat balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. ” (QS. Al A‟raf: 180).
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang maksud firman Allah:
Artinya: “menyelewengkan Asma-Nya.” ia
mengatakan, bahwa maksudnya adalah: “berbuat syirik (dalam Asma-Nya), yaitu orang-orang yang menjadikan Asma-asma Allah untuk berhala mereka, seperti nama Al Lata yang berasal dari kata Al Ilah, dan Al Uzza dari kata Al Aziz.”
Kitab Tauhid 221Kitab Tauhid 221
Dan diriwayatkan dari Al A‟masy (112) dalam menafsirkan ayat tersebut ia mengatakan: “Mereka memasukkan ke dalam Asma-Nya nama-nama yang bukan dari Asma-Nya.”
Kandungan bab ini:
1. Wajib menetapkan Asma Allah [sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya].
2. Semua Asma Allah adalah husna (Maha Indah).
3. Diperintahkan untuk berdoa dengan menyebut Asma husna-Nya.
4. Diperintahkan meninggalkan orang-orang yang menentang Asma-asma-Nya dan menyelewengkannya.
5. Penjelasan tentang bentuk penyelewengan Asma Allah.
6. Ancaman terhadap orang-orang yang menyelewengkan Asma Al Husna Allah dari kebenaran.
(112) Abu Muhammad: Sulaiman bin Mahran Al Asdi, digelari Al A‟masy.
Salah seorang tabi‟in ahli tafsir, hadits dan faraidh, dan banyak meriwayatkan hadits. dilahirkan th. 61 H (681 M), dan meninggal th. 147 H (765 M).
Kitab Tauhid222Kitab Tauhid 222
BAB 52 LARANGAN MENGUCAPKAN:
“AS SALAMU „ALALLAH”
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas ia berkata:
ا نذا إن)) ٢ اهللع الا: ايط، ق٠الايؿ ؾ باي عا
ك، ؾالؾ ال٢ ؾع ال، ايطادبع ا يكت : ال باي ا
(( الايط اهلل إ، ؾ٢ اهللع الايط
“Ketika kami melakukan shalat bersama Nabi Muhammad kami pernah mengucapkan:
ؾال ع٢ ؾال عباد، ايطال ع٢ اهلل ايطال
yang artinya: “semoga keselamatan untuk Allah dari hamba-hambanya”, dan “ semoga keselamatan untuk sifulan dan sifulan”, maka Nabi bersabda: “janganlah kamu mengucapkan:
ع٢ اهلل ايطال
yang artinya “keselamatan semoga untuk Allah”, karena sesungguhnya Allah adalah (Maha pemberi keselamatan).
Kitab Tauhid 223Kitab Tauhid 223
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang makna Assalam (113).
2. Assalam merupakan ucapan selamat.
3. Hal ini tidak sesuai untuk Allah.
4. Alasannya, [karena As Salam adalah salah satu dari Asma‟ Allah, Dialah yang memberi keselamatan, dan hanya kepada-Nya kita memohon keselamatan.
5. Telah diajarkan kepada para sahabat tentang ucapan penghormatan yang sesuai untuk Allah (114).
(113) As Salam: salah satu Asma‟ Allah, yang artinya: Maha Pemberi
keselamatan. As Salam berarti juga keselamatan, sebagai doa kepada orang yang diberi ucapan selamat. Karena itu tidak boleh dikatakan: “As Salamu Alallah”.
(114) Ucapan penghormatan yang sesuai untuk Allah yaitu: “At Tahiyyatu lillah, Washshalawatu Wath thayyibat”.
Kitab Tauhid224Kitab Tauhid 224
BAB 53
BERDOA DENGAN UCAPAN: “YA ALLAH AMPUNILAH AKU JIKA ENGKAU MENGHENDAKI”
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah , bahwa Rasulullah bersabda:
إ ساز ، ايت٦غ إ ي سؿاغ : ايندسأ ك ال ))
(( ي سه ال اهلل إؾ ١يأطامل صع، يت٦غ
“Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berdo‟a dengan ucapan: “Ya Allah, Ampunilah aku jika Engkau menghendaki”, atau berdo‟a: “Ya Allah, rahmatilah aku jika Engkau menghendaki”, tetapi hendaklah meminta dengan mantap, karena sesungguhnya Allah tidak ada sesuatupun yang memaksa-Nya untuk berbuat sesuatu”.
Dan dalam riwayat Muslim, disebutkan:
(( اعأ ٤غ اظعت ال اهلل إؾ ١بغايس ععي ))
“Dan hendaklah ia memiliki keinginan yang besar, karena sesungguhnya Allah tidak terasa berat bagi-Nya sesuatu yang Ia berikan”.
Kandungan bab ini:
1. Larangan mengucapkan kata: “jika engkau menghendaki” dalam berdoa.
2. Karena [ucapan ini menunjukkan seakan-akan Allah merasa keberatan dalam mengabulkan permintaan hamba-Nya, atau merasa terpaksa untuk memenuhi permohonan hamba-Nya].
Kitab Tauhid 225Kitab Tauhid 225
3. Diperintahkan untuk berkeinginan kuat dalam berdoa.
4. Diperintahkan untuk membesarkan harapan dalam berdoa.
5. Karena [Allah Maha Kaya, Maha luas karunia-Nya, dan Maha Kuasa untuk berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya].
Kitab Tauhid226Kitab Tauhid 226
BAB 54
LARANGAN MENGUCAPKAN: “ABDI ATAU AMATI (HAMBAKU)”
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
وبز عط: أندسأ ك ال )) وبز ٧ق، د: ضكي،
ال تأ دب: عندسأ ك ال، ت: ؾكي، اتتؾا
(( الغ
“Janganlah salah seorang di antara kalian berkata: (kepada hamba sahaya atau pelayannya): “Hidangkan makanan untuk gustimu, dan ambilkan air wudhu untuk gustimu”, dan hendaknya pelayan itu mengatakan: “tuanku, majikanku”; dan janganlah salah seorang di antara kalian berkata: (kepada budaknya): “hamba laki-lakiku, dan hamba perempuanku”, dan hendaknya ia berkata: “bujangku, gadisku, dan anakku”.
Kandungan bab ini:
1. Larangan mengatakan “Abdi atau Amati”, yang berarti hambaku.
2. Larangan bagi seorang hamba sahaya untuk memanggil majikannya dengan ucapan: “Rabbi” yang berarti: “gusti pangeranku”, dan larangan bagi seorang majikan mengatakan kepada
Kitab Tauhid 227Kitab Tauhid 227
hamba sahayanya atau pelayannya “زبو ”أطعyang artinya: “hidangkan makanan untuk gusti pangeranmu”.
3. Dianjurkan kepada majikan atau tuan untuk memanggil pelayan atau hamba sahayanya dengan ucapan “fataya” (bujangku), fatati (gadisku), dan ghulami (anakku).
4. Dan dianjurkan kepada pelayan atau hamba sahaya untuk memanggil tuan atau majikannya dengan panggilan “sayyidi” (tuanku) atau “maulaya" (majikanku).
5. Tujuan dari anjuran di atas untuk mengamalkan tauhid dengan semurni-murninya, sampai dalam hal ucapan.
Kitab Tauhid228Kitab Tauhid 228
BAB 55 LARANGAN MENOLAK PERMINTAAN ORANG YANG
MENYEBUT NAMA ALLAH
Ibnu Umar menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:
عأؾ اهللب أض )) رعأؾ اهللب اذعتاض ، ،
بدأؾ انعد ي إ، ؾ٦اؾها ؾؾسع هيإ عؾ ،
دذت (( تأاؾن دق ها أس٢ تتس ا يعادؾ ٦اؾها تا
“Barangsiapa yang meminta dengan menyebut nama Allah, maka berilah; barangsiapa yang meminta perlindungan dengan menyebut nama Allah maka lindungilah; barangsiapa yang mengundangmu maka penuhilah undangannya; dan barangsiapa yang berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah kebaikan itu (dengan sebanding atau lebih baik), dan jika engkau tidak mendapatkan sesuatu untuk membalas kebaikannya, maka doakan ia, sampai engkau merasa yakin bahwa engkau telah membalas kebaikannya.” (HR. Abu Daud, dan Nasai dengan sanad yang shahih).
Kandungan bab ini:
1. Perintah untuk mengabulkan permintaan orang yang memintanya dengan menyebut nama Allah [demi memuliakan dan mengagungkan Allah].
Kitab Tauhid 229Kitab Tauhid 229
2. Perintah untuk melindungi orang yang meminta perlindungan dengan menyebut nama Allah.
3. Anjuran untuk memenuhi undangan [saudara seiman].
4. Perintah untuk membalas kebaikan [dengan balasan sebanding atau lebih baik darinya].
5. Dalam keadaan tidak mampu untuk membalas kebaikan seseorang, dianjurkan untuk mendoakannya.
6. Rasulullah menganjurkan untuk mendoakannya dengan sungguh-sungguh, sampai ia merasa yakin bahwa anda telah membalas kebaikannya.
Kitab Tauhid230Kitab Tauhid 230
BAB 56 MEMOHON SESUATU DENGAN
MENYEBUT NAMA ALLAH
Jabir menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:
(( ١اجل الإ اهلل دب أط ال ))
“Tidak boleh dimohon dengan menyebut nama Allah kecuali surga.” (HR. Abu Daud).
Kandungan bab ini:
1. Larangan memohon sesuatu dengan menyebut nama Allah kecuali apabila yang dimohon itu adalah surga. [Hal ini, demi mengagungkan Allah serta memuliakan Asma dan Sifat-Nya.
2. Menetapkan kebenaran adanya Wajah bagi Allah (sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya).
Kitab Tauhid 231Kitab Tauhid 231
BAB 57
UCAPAN “SEANDAINYA”
Firman Allah :
“Mereka (orang-orang munafik) mengatakan:
"seandainya kita memiliki sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya (kita tak akan terkalahkan) dan tidak ada yang terbunuh di antara kita di sini (perang Uhud). Katakanlah: "Kalaupun kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji (keimanan) yang ada dalam dadamu, dan membuktikan (niat) yang ada dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui isi segala hati.” (QS. Ali Imran: 154).
“Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-
saudaranya dan mereka takut pergi berperang: "seandainya mereka mengikuti kita tentulah mereka sudah terbunuh. Katakanlah: "Tolaklah kematian itu
Kitab Tauhid232Kitab Tauhid 232
dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Ali Imran: 168).
Diriwayatkan dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
ع فساس)) صذعت ال اهللب عتاض وعؿا ٢ ٤غ وابؾأ إ،
هي تعؾ أ : يكت الؾ رن ا رنا اهلل زد: قق هيا،
ايػ ع حتؿت ي إ، ؾعؾ ا٤ا غ (( ا
“Bersungguh-sungguhlah dalam mencari apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu), dan janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah, dan jika kamu tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu mengatakan: "seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu'', tetapi katakanlah: "ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah akan melakukan apa yang Ia kehendaki", karena kata “seandainya” itu akan membuka pintu perbuatan syetan.”
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat dalam surat Ali Imran (115).
(115) Kedua ayat di atas menunjukkan adanya larangan untuk mengucapkan
kata “seandainya” atau “andaikata” dalam hal-hal yang telah ditakdirkan oleh Allah terjadi, dan ucapan demikian termasuk sifat-sifat orang munafik; juga menunjukkan bahwa konsekwensi iman ialah pasrah dan ridha kepada takdir Allah, serta rasa khawatir seseorang tidak akan dapat menyelamatkan dirinya dari takdir tersebut.
Kitab Tauhid 233Kitab Tauhid 233
2. Larangan mengucapkan kata “andaikata” atau “seandainya” apabila mendapat suatu musibah atau kegagalan.
3. Alasannya, karena kata tersebut (seandainya /andaikata) akan membuka pintu perbuatan syetan.
4. Petunjuk Rasulullah [ketika menjumpai suatu kegagalan atau mendapat suatu musibah] supaya mengucapkan ucapan yang baik [dan bersabar serta mengimani bahwa apa yang terjadi adalah takdir Allah].
5. Perintah untuk bersungguh-sungguh dalam mencari segala yang bermanfaat [untuk di dunia dan di akhirat] dengan senantiasa memohon pertolongan Allah.
6. Larangan bersikap sebaliknya, yaitu bersikap lemah.
Kitab Tauhid234Kitab Tauhid 234
BAB 58 LARANGAN MENCACI MAKI ANGIN
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka‟ab , bahwa Rasulullah bersabda:
حايس ابطت ال )) (( ايكؾ سها ت تأا زذإ،
“Janganlah kamu mencaci maki angin. Apabila kamu melihat suatu hal yang tidak menyenangkan, maka berdoalah:
إ اي )) حايس ر سخ ويأطا ا سخا، ا ؾ سخ،
تسأ حايس ر سغ وب ذع، ا ؾ سغ، تسا أ سغا،
(( ب
“Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang untuknya Kau perintahkan ia, dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, dan keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan yang untuknya Kau perintahkan ia. ” (HR. Turmudzi, dan hadits ini ia nyatakan shahih).
Kandungan bab ini:
1. Larangan mencaci maki angin.
2. Petunjuk Rasulullah untuk mengucapkan doa, apabila manusia melihat sesuatu yang
Kitab Tauhid 235Kitab Tauhid 235
tidak menyenangkan [ketika angin sedang bertiup kencang].
3. Pemberitahuan Rasulullah bahwa angin mendapat perintah dari Allah. [Oleh karena itu, mencaci maki angin berarti mencaci maki Allah, Tuhan Yang menciptakan dan memerintahkan-nya].
4. Angin yang bertiup itu kadang diperintah untuk suatu kebaikan, dan kadang diperintah untuk suatu keburukan.
Kitab Tauhid236Kitab Tauhid 236
BAB 59
[LARANGAN BERPRASANGKA BURUK TERHADAP ALLAH]
Firman Allah :
“Mereka berprasangka yang tidak benar terhadap
Allah , seperti sangkaan jahiliyah, mereka berkata: "apakah ada bagi kita sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, katakanlah: "sungguh urusan itu seluruhnya di Tangan Allah. ” (QS. Ali Imran: 154).
“Dan supaya dia mengadzab orang-orang munafik
laki-laki dan orang-orang munafik perempuan, dan orang-orang Musyrik laki laki dan orang-orang musyrik perempuan yang mereka itu berprasangka buruk terhadap Allah, mereka akan mendapat giliran (keburukan) yang amat buruk, dan Allah memurkai dan mengutuk mereka serta menyediakan bagi mereka neraka Jahannam. Dan (neraka Jahannam) itulah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. Al Fath: 6).
Kitab Tauhid 237Kitab Tauhid 237
Ibnu Qayyim dalam menafsirkan ayat yang pertama mengatakan: “Prasangka di sini maksudnya adalah bahwa Allah tidak akan memberikan pertolongan-Nya (kemenangan) kepada Rasul-Nya, dan bahwa agama yang beliau bawa akan lenyap.”
Dan ditafsirkan pula: “bahwa apa yang menimpa beliau bukanlah dengan takdir (ketentuan) dan hikmah (kebijaksanaan) Allah.”
Jadi prasangka di sini ditafsirkan dengan tiga penafsiran:
Pertama : mengingkari adanya hikmah Allah.
Kedua : mengingkari takdir-Nya.
Ketiga : mengingkari bahwa agama yang dibawa Rasulullah akan disempurnakan dan dimenangkan Allah atas semua agama.
Inilah prasangka buruk yang dilakukan oleh orang-orang munafik dan orang-orang musyrik yang terdapat dalam surat Al Fath.
Perbuatan ini disebut dengan prasangka buruk, karena prasangka yang demikian tidak layak untuk Allah , tidak patut terhadap keagungan dan kebesaran Allah, tidak sesuai dengan kebijaksanaan-Nya, Puji-Nya, dan janji-Nya yang pasti benar.
Oleh karena itu, barangsiapa yang berprasangka bahwa Allah akan memenangkan kebatilan atas kebenaran, disertai dengan lenyapnya kebenaran; atau berprasangka bahwa apa yang terjadi ini bukan karena Qadha dan takdir Allah; atau mengingkari adanya suatu hikmah yang besar sekali dalam takdir-Nya, yang dengan hikmah-Nya Allah berhak untuk dipuji; bahkan mengira bahwa yang terjadi hanya
Kitab Tauhid238Kitab Tauhid 238
sekedar kehendak-Nya saja tanpa ada hikmah-Nya, maka inilah prasangka orang orang kafir, yang mana bagi mereka inilah Neraka “Wail”.
Dan kebanyakan manusia melakukan prasangka buruk kepada Allah , baik dalam hal yang berkenaan dengan diri mereka sendiri, ataupun dalam hal yang berkenaan dengan orang lain, bahkan tidak ada orang yang selamat dari prasangka buruk ini, kecuali orang yang benar-benar mengenal Allah, Asma dan sifat-Nya, dan mengenal kepastian adanya hikmah dan keharusan adanya puji bagi-Nya sebagai konsekwensinya.
Maka orang yang berakal dan yang cinta kepada dirinya sendiri, hendaklah memperhatikan masalah ini, dan bertaubatlah kepada Allah, serta memohon maghfirah-Nya atas prasangka buruk yang dilakukannya terhadap Allah .
Apabila anda selidiki, siapapun orangnya pasti akan anda dapati pada dirinya sikap menyangkal dan mencemoohkan takdir Allah, dengan mengatakan hal tersebut semestinya begini dan begitu, ada yang sedikit sangkalannya dan ada juga yang banyak. Dan silahkan periksalah diri anda sendiri, apakah anda bebas dari sikap tersebut?
ااد وايخإ ال إؾ الإ ١عع ذ را ت رت إؾ
“Jika anda selamat (selamat) dari sikap tersebut, maka anda selamat dari malapetaka yang besar, jika tidak, sungguh aku kira anda tidak akan selamat.”
Kitab Tauhid 239Kitab Tauhid 239
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat dalam surat Ali Imran (116).
2. Penjelasan tentang ayat dalam surat Al Fath (117) .
3. Disebutkan bahwa prasangka buruk itu banyak sekali macamnya.
4. Penjelasan bahwa tidak ada yang bisa selamat dari prasangka buruk ini kecuali orang yang mengenal Asma‟ dan sifat Allah, serta mengenal dirinya sendiri.
(116) Ayat pertama menunjukkan bahwa barangsiapa yang berprasangka
bahwa Allah akan memberikan kemenangan yang terus-menerus kepada kebatilan, disertai dengan lenyapnya kebenaran, maka dia telah berprasangka yang tidak benar kepada Allah dan prasangka ini adalah prasangka orang-orang Jahiliyah; menunjukkan pula bahwa segala sesuatu itu ada di Tangan Allah, terjadi dengan qadha dan qadar-Nya serta pasti ada hikmah-Nya; dan menunjukkan bahwa berbaik sangka kepada Allah adalah termasuk kewajiban tauhid.
(117) Ayat kedua menunjukkan kewajiban berbaik sangka kepada Allah dan larangan berprasangka buruk kepada-Nya; dan menunjukkan bahwa prasangka buruk kepada Allah adalah perbuatan orang-orang munafik dan musyrik yang mendapat ancaman siksa yang sangat keras.
Kitab Tauhid240Kitab Tauhid 240
BAB 60 MENGINGKARI QADAR (KETENTUAN
ALLAH TA‟ALA)
Ibnu Umar berkata: “Demi Allah yang jiwa Ibnu Umar berada di tangan-Nya, seandainya salah seorang memiliki emas sebesar gunung Uhud, lalu dia infakkan di jalan Allah, niscaya Allah tidak akan menerimanya, sebelum ia beriman kepada qadar (ketentuan Allah)”, dan Ibnu Umar membaca sabda Rasulullah :
اإل)) ضز بتن ته٥ال اهللب ؤت أ ا ساآلخ اي
(( سغ سخ زدكايب ؤت
“Iman yaitu hendaklah engkau beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan beriman kepada Qadar baik dan buruknya.” (HR. Muslim).
Diriwayatkan bahwa Ubadah Ibnu Shamit berkata kepada anaknya: “Hai anakku, sungguh kamu tidak akan bisa merasakan lezatnya iman sebelum kamu meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan menimpa dirimu pasti tidak akan meleset, dan apa yang telah ditakdirkan tidak menimpa dirimu pasti tidak akan menimpamu, aku telah mendengar Rasulullah bersabda:
ك, ؾكاي اهلل لا خ أ إ )) ك، ؾبت: اني ا ا اذ ب: زا
؟ قبتنأ (( ١اعايط ك٢ تتس ٤غ ن سادك بت: انا
Kitab Tauhid 241Kitab Tauhid 241
“Sesungguhnya pertama kali yang diciptakan Allah adalah Qalam, kemudian Allah berfirman kepadanya: “tulislah”, maka Qalam itu menjawab: "Ya Tuhanku, apa yang mesti aku tulis? Allah berfirman: “Tulislah ketentuan segala sesuatu sampai datang hari kiamat.”
Hai anakku, aku juga telah mendengar Rasulullah bersabda:
(( ظا ؾر س٢ غع ات ))
“Barangsiapa yang meninggal dunia tidak dalam keyakinan seperti ini, maka ia tidak tergolong ummatku”.
Dan dalam riwayat Imam Ahmad disebutkan:
ت : انتب، ؾذس٣ ؾ ي , ؾكا ا خل اهلل ايك أ و )) إ
)) ١ ا ايك إي٢ نا٥ ا ايطاع١ ب
“Sesungguhnya pertama kali yang diciptakan Allah adalah Qalam, kemudian Allah berfirman kepadanya: “tulislah! Maka ditulislah apa yang terjadi sampai hari kiamat”.
Diriwayatkan oleh Ibnu Wahb bahwa Rasulullah bersabda:
(( ازايب اهلل قسسأ سغ سخ زدكايب ؤ ي ؾ ))
“Maka barangsiapa yang tidak beriman kepada qadar (ketentuan Allah) baik dan buruknya, maka Allah pasti akan membakarnya dengan api neraka”.
Kitab Tauhid242Kitab Tauhid 242
Diriwayatkan dalam Musnad dan Sunan(118), dari Ibnu Dailami ia berkata: “Aku datang kepada Ubay bin Kaab, kemudian aku katakan kepadanya: "Ada sesuatu keraguan dalam hatiku tentang masalah qadar, maka ceritakanlah kepadaku tentang suatu hadits, dengan harapan semoga Allah menghilangkan keraguan itu dari hatiku”, maka ia berkata:
بذ دسأ بد ج تكؿأ ي )) زدكايب ؤ٢ تتس و اهلل با قا
وـ٦دي ه ي وابؾا أ أ عت ه ي ىأخا أ،
وبؿي (( ازاي أ تها ير س٢ غع ت ي،
“Seandainya kamu menginfakkan emas sebesar gunung Uhud, Allah tidak akan menerimanya darimu, sebelum kamu beriman kepada qadar, dan kamu meyakini bahwa apa yang telah ditakdirkan mengenai dirimu pasti tidak akan meleset, dan apa yang telah ditakdirkan tidak mengenai dirimu pasti tidak akan menimpamu, dan jika kamu mati tidak dalam keyakinan seperti ini, pasti kamu menjadi penghuni neraka".
Kata Ibnu Dailami selanjutnya: “Lalu aku mendatangi Abdullah bin Mas‟ud, Hudzaifah bin Yaman dan Zaid bin Tsabit, semuanya mengucapkan kepadaku hadits yang sama dengan sabda Nabi Muhammad di atas.” (HR. Al Hakim dan dinyatakan shahih).
(118) Musnad di sini maksudnya adalah kitab koleksi hadits yang disusun oleh
Imam Ahmad. Dan sunan maksudnya ialah kitab koleksi hadits yang disusun oleh Abu dawud dan Ibnu majah.
Kitab Tauhid 243Kitab Tauhid 243
Kandungan bab ini:
1. Keterangan tentang kewajiban beriman kepada qadar.
2. Keterangan tentang cara beriman kepada qadar.
3. Amal Ibadah seseorang sia-sia, jika tidak beriman kepada qadar.
4. Disebutkan bahwa seseorang tidak akan merasakan iman sebelum ia beriman kepada qadar.
5. Penjelasan bahwa makhluk pertama yang diciptakan Allah yaitu Qalam.
6. Diberitahukan dalam hadits bahwa –dengan perintah dari Allah- menulis ketentuan-ketentuan sampai hari kiamat.
7. Rasulullah menyatakan bahwa dirinya lepas dari orang yang tidak beriman kepada qadar.
8. Tradisi para ulama salaf dalam menghilangkan keraguan, yaitu dengan bertanya kepada ulama.
9. Dan para ulama salaf memberikan jawaban yang dapat menghilangkan keraguannya tersebut, dengan hanya menuturkan hadits dari Rasulullah.
Kitab Tauhid244Kitab Tauhid 244
BAB 61 “MUSHAWWIR”
[PARA PENGGAMBAR MAKHLUK YANG BERNYAWA]
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
ق )) اهلل ا ، ٠زا ذكدؾ كدن لد بذ ظأ :
(( ٠سعا غكدي ، أ١با سكدي أ
“Allah berfirman: “Dan tiada seseorang yang lebih dzalim dari pada orang yang bermaksud menciptakan ciptaan seperti ciptaan-Ku, oleh karena itu. Maka cobalah mereka menciptakan seekor semut kecil, atau sebutir biji-bijian, atau sebutir biji gandum.”
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah, radhiallahuanha bahwa Rasulullah bersabda:
كاي ا ابرع اعاي دغأ )) ك راي ١ا (( اهلل لدب ٦ا
“Manusia yang paling pedih siksanya pada hari kiamat adalah orang-orang yang membuat penyerupaan dengan makhluk Allah ”.
Sebagaimana riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
زؾ ٠زؾ هب ي عذ، از ايؾ زؿ ن )) برعظ ؿا
(( د ا ؾب
Kitab Tauhid 245Kitab Tauhid 245
“Setiap mushawwir (perupa) berada di dalam neraka, dan setiap rupaka yang dibuatnya diberi nafas untuk menyiksa dirinya dalam neraka Jahannam”.
Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Abbas dalam hadits yang marfu‟, Rasulullah bersabda:
حا ايسؾ ذؿ أ ـا نايد يف ٠زؾ زؾ )) ظي،
(( ذاؾب
“Barangsiapa yang membuat rupaka di dunia, maka kelak (pada hari kiamat) ia akan dibebani untuk meniupkan ruh ke dalam rupaka yang dibuatnya, namun ia tidak bisa meniupkannya”.
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Al Hayyaj, ia berkata: sesungguhnya Ali bin Abi Thalib berkata kepadaku:
ع وجعبأ الأ )) الإ ٠زؾ عدت ال أ اهلل ضز ع جعا ب٢
تطط سبق الا (( تض الا إؾسػا
“Maukah kamu aku utus untuk suatu tugas sebagaimana Rasulullah mengutusku untuk tugas tersebut? Yaitu: janganlah kamu biarkan ada sebuah rupaka tanpa kamu musnahkan, dan janganlah kamu biarkan ada sebuah kuburan yang menonjol kecuali kamu ratakan.”
Kitab Tauhid246Kitab Tauhid 246
Kandungan bab ini:
1. Ancaman berat bagi para perupa makhluk yang bernyawa.
2. Hal itu disebabkan karena tidak berlaku sopan santun kepada Allah , sebagaimana firman Allah : “Dan Tiada seseorang yang lebih dzalim dari pada orang yang menciptakan ciptaan seperti ciptaan-Ku”.
3. Firman Allah: “Maka cobalah mereka ciptakan seekor semut kecil, atau sebutir biji-bijian, atau sebutir biji gandum.” Menunjukkan kekuasaan Allah, dan kelemahan manusia.
4. Ditegaskan dalam hadits bahwa para perupa adalah manusia yang paling pedih siksanya.
5. Allah akan membuat ruh untuk setiap rupaka yang dibuat guna menyiksa perupa tersebut dalam neraka Jahannam.
6. Perupa akan dibebani untuk meniupkan ruh ke dalam rupaka yang dibuatnya.
7. Perintah untuk memusnahkan rupaka apabila menjumpainya.
Kitab Tauhid 247Kitab Tauhid 247
BAB 62 LARANGAN BANYAK BERSUMPAH
Firman Allah :
“Dan jagalah sumpahmu.” (QS. Al Maidah: 89).
Abu Hurairah berkata: “Aku mendengar Rasulullah bersabda:
(( بطهي ١كش ١عطي ١كؿ ـاحل ))
“Sumpah itu dapat melariskan barang dagangan namun dapat menghapus keberkahan usaha.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan dari Salman bahwa Rasulullah bersabda:
؛ أغط يأ ابرع ي نص ال اهلل ه ال ١ثالث ))
ش ا سبهتط ا٥ع، الإ ستػ ال تاعكب اهلل عد دز،
(( ب الإ عب ال ب
“Tiga orang yang mereka itu tidak diajak bicara dan tidak disucikan oleh Allah (pada hari kiamat), dan mereka menerima adzab yang pedih, yaitu: orang yang sudah beruban (tua) yang berzina, orang miskin yang sombong, dan orang yang menjadikan Allah sebagai barang dagangannya, ia tidak membeli atau menjual kecuali dengan bersumpah.” (HR. Thabrani dengan sanad yang shahih).
Kitab Tauhid248Kitab Tauhid 248
Diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim dari Imran bin Husain ia berkata: Rasulullah bersabda:
قا (( راي ث راي ، ثسق تأ سخ ))
إ ث ))؟ ثاالث أ تس سق دعب سنذأ زدأ العسا: ؾ
دػتط ال دػ ق ندعب ، تؤ ال د،
(( ايطؾ سع ؾ ال زر“Sebaik-baik umatku adalah mereka yang hidup
pada masaku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya lagi” – Imran berkata: “Aku tidak ingat lagi apakah Rasulullah menyebutkan generasi setelah masa beliau dua kali atau tiga?” – “Kemudian akan ada setelah masa kalian orang-orang yang memberikan kesaksian sebelum ia diminta, mereka berkhianat dan tidak dapat dipercaya, mereka bernadzar tapi tidak memenuhi nadzarnya, dan badan mereka tampak gemuk-gemuk”.
Diriwayatkan pula dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Mas‟ud bahwa Nabi Muhammad bersabda:
٤ذ ، ث راي ث راي ، ثسق اعاي سخ ))
(( تادغ دسأ ٠ادغ لبطت ق
“Sebaik-baik manusia adalah mereka yang hidup pada masaku, kemudian generasi yang datang berikutnya, kemudian generasi yang datang berikutnya lagi, kemudian akan datang orang-orang
Kitab Tauhid 249Kitab Tauhid 249
dimana di antara mereka kesaksiannya mendahului sumpahnya, dan sumpahnya mendahului kesaksiannya.”
Ibrahim (An Nakhai) berkata: “Mereka memukuli kami karena kesaksian atau sumpah (yang kami lakukan) ketika kami masih kecil”.
Kandungan bab ini:
1. Adanya wasiat dari Allah untuk menjaga sumpah.
2. Penjelasan Rasulullah bahwa sumpah itu dapat melariskan barang dagangan, tapi ia juga dapat menghapus keberkahan usaha itu.
3. Ancaman berat bagi orang yang selalu bersumpah, baik ketika menjual atau membeli.
4. Peringatan bahwa dosa itu bisa menjadi besar walaupun faktor yang mendorong untuk melakukannya itu kecil (119).
5. Larangan dan celaan bagi orang yang bersumpah tanpa diminta.
6. Pujian Rasulullah untuk ketiga generasi atau keempat generasi (sebagaimana tersebut dalam suatu hadits), dan memberitakan apa yang akan terjadi selanjutnya.
7. Larangan dan celaan bagi orang yang memberikan kesaksian tanpa diminta.
(119) Seperti orang yang sudah beruban (tua) yang berzina, atau orang melarat
yang congkak, semestinya mereka tidak melakukan perbuatan dosa ini, karena faktor yang mendorong mereka untuk berbuat demikian adalah lemah atau kecil.
Kitab Tauhid250Kitab Tauhid 250
8. Orang-orang salaf (terdahulu) memukul anak-anak kecil karena memberikan kesaksian atau bersumpah (120).
(120) Hal tersebut dilakukan oleh orang-orang salaf untuk mendidik anak-anak
agar tidak gampang bersaksi dan menyatakan sumpah, yang akhirnya akan menjadi suatu kebiasaan; kalau sudah menjadi kebiasaan, dengan ringan ia akan bersaksi atau bersumpah sampai dalam masalah yang tidak patut baginya untuk bersumpah. Dan banyak bersumpah itu dilarang, karena perbuatan ini menunjukkan suatu sikap meremehkan dan tidak mengagungkan nama Allah.
Kitab Tauhid 251Kitab Tauhid 251
BAB 63 PERJANJIAN DENGAN ALLAH DAN NABINYA
Firman Allah :
“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji, dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah (mu) itu sesudah mengukuhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS. An Nahl: 91).
Buraidah berkata: “Apabila Rasulullah mengangkat komandan pasukan perang atau batalyon, beliau menyampaikan pesan kepadanya agar selalu bertakwa kepada Allah, dan berlaku baik kepada kaum muslimin yang bersamanya, kemudian beliau bersabda:
ات، قاهلل ب ضؾ اهلل اضا بصاغ )) ص، اغاهللب سؿن ا الا
ػت زدػت الا، جت الا، تكت الا، ديا ىدع تكا يذإا،
ؿخ خال٢ ثيإ عادؾ نسػامل ا تأؾ – الخ أ – ا
(( ع ن ، باقؾ ىابدأ
Kitab Tauhid252Kitab Tauhid 252
“Seranglah mereka dengan “Asma" Allah, demi di jalan Allah), perangilah orang-orang yang kafir kepada Allah, seranglah dan janganlah kamu menggelapkan harta rampasan perang, jangan mengkhianati perjanjian, jangan mencincang korban yang terbunuh, dan jangan membunuh anak-anak. Apabila kamu menjumpai musuh- musuhmu dari kalangan orang-orang musyrik, maka ajaklah mereka kepada tiga hal: mana saja yang mereka setujui, maka terimalah dan hentikanlah penyerangan terhadap mereka.
٢ يإ عاد ، ث باقؾ ىابدأ إ، ؾالض٢ اإليإ عاد ث ))
سادامل از٢ ديإ ازد شايت ويا ذعؾ إ أ سبخأ،
سادا ي ؾ (( سادامل٢ ا ع ع،
Ajaklah mereka kepada agama Islam; jika mereka menerima maka terimalah mereka, kemudian ajaklah mereka berhijrah dari daerah mereka ke daerah orang-orang muhajirin, dan beritahu mereka jika mereka mau melakukannya maka bagi mereka hak dan kewajiban sama seperti hak dan kewajiban orang-orang muhajirin,
يشت ا أبأ إؾ)) ابسعأن ه أ سبخأا ؾا
ايعت اهلل هس عسذ طامل ؾ ي ه ال٢،
ذ أ الإ ٤غ ٤ؿاي ١ايػ دا (( طامل عا
Tetapi, jika mereka menolak untuk berhijrah dari daerah mereka, maka beritahu mereka, bahwa mereka akan mendapat perlakuan seperti orang-orang badui dari kalangan Islam, berlaku bagi mereka hukum Allah, tetapi mereka tidak mendapatkan bagian dari
Kitab Tauhid 253Kitab Tauhid 253
hasil rampasan perang dan fai, kecuali jika mereka mau bergabung untuk berjihad dijalan Allah bersama orang-orang Islam.
باقؾ ىابدأ إ، ؾ١صاجل يأاضا ؾبأ إؾ ))
(( اتق اهللب عتاضا ؾبأ إ، ؾع ن
Dan jika mereka menolak hal tersebut, maka mintalah dari mereka jizyah (121), kalau mereka menerima maka terimalah dan hentikan penyerangan terhadap mereka. Tetapi jika semua itu ditolak maka mohonlah pertolongan kepada Allah dan perangilah mereka.
١ذ اهلل ١ذ ي عذت أ ىادزأؾ ؿس أ تساؾا سذإ))
ب ١ذ اهلل ١ذ ي عذت ال، ؾب وتذ ي عاد هي،
أ هابشؾأ ١ذ ها ذسؿدت أ هإؾ وابشؾأ ١ذ
(( ب ١ذ اهلل ١ا ذسؿدت أ
Dan jika kamu telah mengepung kubu pertahanan mereka, kemudian mereka menghendaki darimu agar kamu membuat untuk mereka perjanjian Allah dan Rasul-Nya, maka janganlah kamu buatkan untuk mereka perjanjian Allah dan Rasul-Nya, akan tetapi buatlah untuk mereka perjanjian dirimu sendiri dan perjanjian sahabat-sahabatmu, karena sesungguhnya melanggar perjanjianmu sendiri dan sahabat-
(121) Jizyah adalah uang yang diambil dari orang-orang kafir sebagai tanda
ketundukan mereka kepada negara Islam dan sebagai ganti perlindungan Negara Islam atas jiwa dan harta mereka.
Kitab Tauhid254Kitab Tauhid 254
sahabatmu itu lebih ringan resikonya dari pada melanggar perjanjian Allah dan Rasul-Nya.
، اهلل ه٢ سع يـصت أ ىادزأؾ ؿس أ تساؾا سذإ))
اهلل ه٢ سع يـصت الؾ ال وإؾ وه٢ سع يصأ هي،
(( ؟ ال أ اهلل هس ؾ بؿت أزدتDan jika kamu telah mengepung kubu pertahanan
musuhmu, kemudian mereka menghendaki agar kamu mengeluarkan mereka atas dasar hukum Allah, maka janganlah kamu mengeluarkan mereka atas dasar hukum Allah, tetapi keluarkanlah mereka atas dasar hukum yang kamu ijtihadkan, karena sesungguhnya kamu tidak mengetahui apakah tindakanmu sesuai dengan hukum Allah atau tidak.” (HR. Muslim).
Kandungan bab ini:
1. Perbedaan antara perjanjian Allah dan perjanjian Nabi-Nya dengan perjanjian kaum muslimin.
2. Petunjuk Rasulullah untuk memilih salah satu pilihan yang paling ringan resikonya dari dua pilihan yang ada.
3. Etika dalam berjihad, yaitu supaya menyeru dengan mengucapkan: “bismillah fi sabilillah”.
4. Perintah untuk memerangi orang-orang yang kafir kepada Allah.
5. Perintah untuk senantiasa memohon pertolongan Allah dalam memerangi orang-orang kafir.
Kitab Tauhid 255Kitab Tauhid 255
6. Perbedaan antara hukum Allah dan hukum hasil ijtihad para ulama.
7. Disyariatkan bagi seorang komandan dalam kondisi yang diperlukan seperti yang tersebut dalam hadits, untuk berijtihad dalam menentukan hukum tertentu, walaupun ia tidak tahu apakah ijtihadnya sesuai dengan hukum Allah atau tidak?
Kitab Tauhid256Kitab Tauhid 256
BAB 64
LARANGAN BERSUMPAH MENDAHULUI ALLAH
Jundub bin Abdullah berkata: Rasulullah bersabda:
ق )) دز ا ك، ؾالؿي اهلل سؿػ ال اهلل: اهلل ا را ايذ :
(( وع تبسأ ي تسؿغ دق ؟ إالؿي سؿغأ ال أ ٢ عيأت
“Ada seorang laki-laki berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan, maka Allah berfirman: “siapa yang bersumpah mendahului-Ku, bahwa aku tidak mengampuni sifulan? Sungguh Aku telah mengampuni-Nya dan Aku telah menghapuskan amalmu.” (HR. Muslim).
Dan disebutkan dalam hadits riwayat Abi Hurairah bahwa orang yang bersumpah demikian itu adalah orang yang ahli ibadah. Abu Hurairah berkata: “Ia telah mengucapkan suatu ucapan yang menghancurkan dunia dan akhiratnya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Kandungan bab ini:
1. Peringatan untuk tidak bersumpah mendahului Allah.
2. Hadits di atas menunjukkan bahwa neraka itu lebih dekat kepada seseorang dari pada tali sendal jepitnya.
Kitab Tauhid 257Kitab Tauhid 257
3. Begitu juga surga.
4. Buktinya adalah apa yang telah dikatakan oleh Abu Hurairah di atas: “Ia telah mengucapkan perkataan yang membinasakan dunia dan akhiratnya.”
5. Kadang-kadang seseorang mendapatkan ampunan dari Allah disebabkan karena adanya sesuatu yang ia benci.
Kitab Tauhid258Kitab Tauhid 258
BAB 65 LARANGAN MENJADIKAN ALLAH SEBAGAI
PERANTARA KEPADA MAKHLUKNYA
Diriwayatkan dari Jubair bin Muth‟im bahwa ada seorang badui datang kepada Rasulullah dengan mengatakan: “Ya Rasulullah, orang-orang pada kehabisan tenaga, anak istri kelaparan, dan harta benda pada musnah, maka mintalah siraman hujan untuk kami kapada Rabbmu, sungguh kami menjadikan Allah sebagai perantara kepadamu, dan kami menjadikanmu sebagai perantara kepada Allah”. Maka Nabi bersabda:
شبض )) شب، ضاهلل ا ا ش، ؾاهلل ا ؾ ويذ فس٢ عتس حبط ا
ق ، ثابشؾأ د ا زدت! أوش: ععأ اهلل أغ ؟ إا اهلل
.حداحل سنذ (( دس٢ أع اهللب عؿػتط ال ، إويذ
“Maha suci Allah, maha suci Allah” – beliau masih terus bertasbih sampai nampak pada wajah para sahabat (perasaan takut akan kemarahan beliau), kemudian beliau bersabda: “Kasihanilah dirimu, tahukah kalian siapa Allah itu? Sungguh kedudukan Allah itu jauh lebih Agung dari pada yang demikian itu, sesungguhnya tidak dibenarkan Allah dijadikan sebagai perantara kepada siapapun dari makhluk-Nya.” (HR. Abu Daud).
Kandungan bab ini:
1. Rasulullah mengingkari seseorang yang mengatakan:“Kami menjadikan Allah sebagai perantara kepadamu.”
Kitab Tauhid 259Kitab Tauhid 259
2. Rasulullah marah sekali ketika mendengar ucapan ini, dan bertasbih berkali-kali, sehingga para sahabat merasa takut.
3. Rasulullah tidak mengingkari ucapan badui “kami menjadikanmu sebagai perantara kepada Allah”.
4. Penjelasan tentang makna sabda Rasul “Subhanallah” [yang artinya: Maha Suci Allah].
5. Kaum muslimin menjadikan Rasulullah sebagai perantara [pada masa hidupnya] untuk memohon [kepada Allah ] siraman hujan.
Kitab Tauhid260Kitab Tauhid 260
BAB 66
UPAYA RASULULLAH DALAM MENJAGA KEMURNIAN TAUHID, DAN MENUTUP SEMUA
JALAN YANG MENUJU KEPADA KEMUSYRIKAN
Abdullah bin Asy Syikhkhir berkata: “Ketika aku ikut pergi bersama suatu delegasi Bani Amir menemui Rasulullah , kami berkata:
كا، ؾدض تأ )) ٢، قايعت ىازبت اهلل د: ايطـا ا كؾأا:
الكؾ ك، ؾالا طععأ, ال هيق ضعب أ هيكا بي: قا
ايػ هسذتط (( ا
“Engkau adalah sayyiduna (tuan kami), maka beliau bersabda:” Sayyid (Tuan) yang sebenarnya adalah Allah ”, kemudian kami berkata: „Engkau adalah yang paling utama dan paling agung kebaikannya di antara kita. Beliau bersabda: “Ucapkanlah semua atau sebagaian kata-kata yang wajar bagi kalian, dan janganlah kalian terseret oleh syetan.” (HR. Abu Daud dengan sanad yang shahih).
Dikatakan oleh Anas bin Malik bahwa ada sebagian orang berkata:
سا خ، اهلل ضا ز)) سخ ابا دضا، كا، ؾدض ابا : ا
ايػ هتط ال هيكا بي، قاعا ايا أ ا ، أا
Kitab Tauhid 261Kitab Tauhid 261
اهلل ضز اهلل دب، عدش تيـص مؾ عؾست أ بسا أ،
(( . اهلل يصأ تاي
“Ya Rasulullah, wahai orang yang paling baik di antara kami, dan putra orang yang terbaik di antara kami, wahai tuan kami dan putra tuan kami”, maka Rasulullah bersabda: “Saudara-saudara sekalian! Ucapkanlah kata-kata yang wajar saja bagi kamu sekalian, dan janganlah sekali-kali kalian terbujuk oleh syetan. Aku adalah Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya, aku tidak senang kalian mengagungkanku melebihi kedudukanku yang telah diberikan Allah kepadaku.” (HR. An Nasai dengan sanad yang jayyid).
Kandungan bab ini:
1. Peringatan kepada para sahabat agar tidak bersikap berlebih-lebihan terhadap beliau (122).
2. Orang yang dipanggil dengan panggilan “Engkau adalah tuan kami” hendaknya ia menjawab: “Tuan yang sebenarnya adalah Allah.
3. Rasulullah memperingatkan kepada para sahabat agar tidak terseret dan terbujuk oleh syetan, padahal mereka tidak mengatakan kecuali yang sebenarnya.
(122) Bab ini menunjukkan bahwa tauhid tidak akan sempurna dan murni,
kecuali dengan menghindarkan diri dari setiap ucapan yang menjurus kepada perlakuan yang berlebih-lebihan terhadap makhluk, karena dikhawatirkan akan menyeret ke dalam kemusyrikan.
Kitab Tauhid262Kitab Tauhid 262
4. Rasulullah (tidak menginginkan sanjungan dari para sahabat yang melampaui kedudukan yang sebenarnya), dengan sabdanya: “Aku tidak senang kamu sekalian mengangkatku melebihi kedudukan (yang sebenarnya) yang telah diberikan kepadaku oleh Allah .”
Kitab Tauhid 263Kitab Tauhid 263
BAB 67
[KEAGUNGAN DAN KEKUASAAN ALLAH ]
Firman Allah :
“Dan mereka (orang-orang musyrik) tidak
mengagung-agungkan Allah dengan pengagungan yang sebenar-benarnya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, dan semua langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah dari segala perbuatan syirik mereka.” (QS. Az zumar: 67).
Ibnu Mas‟ud berkata: “Salah seorang pendeta Yahudi datang kepada Rasulullah seraya berkata:
(( ، عبؾ٢ إع اتايط عذ اهلل أ دذا ، إدشا
عبؾ٢ إع قزاأل عبؾ٢ إع سذايػ، ، عبؾ٢ إع ا٤امل،
عبؾ٢ إ٣ عسايج ، وا اي: أك، ؾعبؾ٢ إع لداي سا٥ض،
: أسق ، ثسباحل كا يكدؿت راد تد٢ بتس باي وشكؾ
“Wahai Muhammad, sesungguhnya kami dapati (dalam kitab suci kami) bahwa Allah akan meletakkan langit di atas satu jari, pohon-pohon di atas satu jari, air di atas satu jari, tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk di atas satu jari, kemudian
Kitab Tauhid264Kitab Tauhid 264
Allah berfirman: “Akulah Penguasa (raja)”, maka Rasulullah tertawa sampai nampak gigi geraham beliau, karena membenarkan ucapan pendeta Yahudi itu, kemudian beliau membacakan firman Allah:
“Dan mereka (orang-orang musyrik) tidak mengagung-agungkan Allah dengan pengagungan yang sebenar-benarnya, padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat.” (QS. Az Zumar: 67).
Dan dalam riwayat Imam Muslim terdapat tambahan:
بذاي)) ا ، أوا اي: أكؾ ص ، ثعبؾ٢ أع سذايػ ا
(( اهلل
“Gunung-gunung dan pohon-pohon di atas satu jari, kemudian digoncangkannya seraya berfirman: “Akulah penguasa, Akulah Allah.”
Dan dalam riwayat Imam Bukhari dikatakan:
ايجس٣ ع٢ إؾبع املا٤ ات ع٢ إؾبع، ايط ضا٥س )) ذع
ايدل ع٢ إؾبع ((
“Allah letakkan semua langit di atas satu jari, air serta tanah di atas satu jari, dan seluruh makhluk di atas satu jari.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda:
Kitab Tauhid 265Kitab Tauhid 265
كاي اتايط اهلل)) دب رخأ ث ١ا ٢، ثاي
ث ؟سبهتامل ؟ أازباجل ، أوا اي: أك
، أوا اي: أك ، ثايػب رخأ ، ثعبايط قزاأل
((؟ سبهتامل ؟ أازباجل
“Allah akan menggulung seluruh lapisan langit pada hari kiamat, lalu diambil dengan tangan kanan-Nya, dan berfirman: “Akulah penguasa, mana orang-orang yang berlaku lalim? Mana orang-orang yang sombong? Kemudian Allah menggulung ketujuh lapis bumi, lalu diambil dengan tangan kiri-Nya dan berfirman: “Aku lah Penguasa, mana orang-orang yang berlaku lalim? Mana orang-orang yang sombong?
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas , ia berkata:
الإ سايس ن ؾ عبايط قزاأل عبايط اتطا اي ))
(( ندسأ د ؾ ١يدسدن
“Tidaklah langit tujuh dan bumi tujuh di Telapak Tangan Allah Ar Rahman, kecuali bagaikan sebutir biji sawi diletakkan di telapak tangan seseorang di antara kalian.”
Ibnu Jarir berkata: “Yunus meriwayatkan kepadaku dari Ibnu Wahb, dari Ibnu Zaid, dari bapaknya (Zaid bin Aslam), ia berkata: Rasulullah bersabda:
زدن الإ ضسايه ؾ عبايط اتا ايط )) ؾ تكيأ ١عبض ا
(( عست
Kitab Tauhid266Kitab Tauhid 266
“Ketujuh langit berada di Kursi, tiada lain hanyalah bagaikan tujuh keping Dirham yang diletakkan di atas perisai.”
Kemudian Ibnu Jarir berkata: “Dan Abu Dzar berkata: "Aku mendengar Rasulullah bersabda:
سظ ب تكيأ ددس ١كشن الإ ؽسايع ؾ ضسا ايه ))
(( ضزاأل ٠الؾ
“Kursi yang berada di Arsy tiada lain hanyalah bagaikan sebuah gelang besi yang dibuang ditengah tengah padang pasir.”
Diriwayatkan dari Ibnu Mas‟ud bahwa ia berkata:
ايد ا٤ايط ب )) ت تايا ع ١ا٥طا خ ا ا٤ض ن ب،
ع ١ا٥طخ ا٤ض ا ١ا٥طخ ضسهاي ١عابايط ا٤ايط ب،
ع ا ع ١ا٥طخ ا٤اي ضسهاي ب، ا ، ا٤امل مؾ ؽسعاي،
(( هايعأ ٤غ ٢ عؿد ، الؽسعاي مؾ اهلل
“Antara langit yang paling bawah dengan yang berikutnya jaraknya 500 tahun, dan antara setiap langit jaraknya 500 tahun, antara langit yang ketujuh dan Kursi jaraknya 500 tahun, antara Kursi dan samudra air jaraknya 500 tahun, sedang Arsy itu berada di atas samudra air itu, dan Allah berada di atas Arsy, tidak tersembunyi bagi Allah suatu apapun dari perbuatan kalian.” (HR. Ibnu Mahdi dari Hamad bin Salamah, dari Aisyah, dari Zarr, dari Abdullah bin Mas‟ud).
Kitab Tauhid 267Kitab Tauhid 267
Atsar ini diriwayatkan dari berbagai macam jalur sanad, demikian yang dikatakan oleh imam Ad Dzahabi.
Al Abbas bin Abdul Muthalib berkata: Rasulullah bersabda:
, عأ يضز ا: اهلل؟ قضزاأل ا٤ايط ب ن زدت ))
ق : با ١ض ١ا٥طخ ٠سطا ا٢٤ ضيإ ا٤ض ن ،
١ض ١ا٥طخ ٠سط ، ١ض ١ا٥طخ ٠سط ا٤ض ن ـجن،
ا بن العأ ؿضأ ب سشب ؽسعاي ١عابايط ا٤ايط ب
ضزاأل ا٤ايط ويذ مؾ اهلل، ٤غ ٢ عؿد ظي،
عأ (( آد ب ا
“Tahukah kalian berapa jarak antara langit dan bum? Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”, beliau bersabda: “Antara langit dan bumi itu jaraknya perjalanan 500 tahun, dan antara langit yang satu dengan yang lain jaraknya perjalanan 500 tahun, sedangkan tebalnya setiap langit adalah perjalanan 500 tahun, antara langit yang ketujuh dengan Arsy ada samudra, dan antara dasar samudra dengan permukaannya seperti jarak antara langit dengan bumi, dan Allah di atas itu semua, dan tiada yang tersembunyi bagi-Nya sesuatu apapun dari perbuatan anak Adam.” ( HR. Abu Daud dan ahli hadits yang lain).
Kitab Tauhid268Kitab Tauhid 268
Kandungan bab ini:
1. Penjelasan tentang ayat tersebut di atas (123).
2. Pengetahuan tentang sifat-sifat Allah, sebagaimana yang terkandung dalam hadits pertama, masih dikenal di kalangan orang-orang Yahudi yang hidup pada masa Rasulullah , mereka tidak mengingkarinya dan tidak menafsirkannya dengan penafsiran yang menyimpang dari kebenaran.
3. Ketika pendeta Yahudi menyebutkan tentang pengetahuan tersebut kepada Rasulullah, beliau membenarkannya, dan turunlah ayat Al Qur‟an menegaskannya.
4. Rasulullah tersenyum ketika mendengar pengetahuan yang agung ini disebutkan oleh pendeta Yahudi.
5. Disebutkan dengan tegas dalam hadits ini adanya dua tangan bagi Allah, dan bahwa seluruh langit itu diletakkan di tangan kanan-Nya, dan seluruh bumi diletakkan di tangan yang lain pada hari kiamat.
6. Dinyatakan dalam hadits bahwa tangan yang lain itu adalah tangan kiri-Nya.
7. Disebutkan dalam hadits keadaan orang-orang yang berlaku lalim, dan berlaku sombong pada hari kiamat.
(123) Ayat ini menunjukkan keagungan dan kebesaran Allah , dan kecilnya
seluruh makhluk dibandingkan dengan Nya; menunjukkan pula bahwa siapa yang berbuat syirik, berarti tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenar-benarnya.
Kitab Tauhid 269Kitab Tauhid 269
8. Dijelaskan bahwa seluruh langit dan bumi di telapak tangan Allah itu bagaikan sebutir biji sawi yang diletakkan di tangan seseorang.
9. Kursi itu lebih besar dari pada langit.
10. Arsy itu lebih besar dari pada Kursi.
11. Arsy itu bukanlah Kursi, dan bukanlah samudra air.
12. Jarak antara langit yang satu dengan langit yang lainnya perjalanan 500 tahun.
13. Jarak antara langit yang ketujuh dengan Kursi perjalanan 500 tahun.
14. Jarak antara Kursi dan samudra perjalanan 500 tahun.
15. Arsy sebagaimana dinyatakan dalam hadits, berada di atas samudra tersebut.
16. Allah berada di atas Arsy.
17. Jarak antara langit dan bumi itu perjalanan 500 tahun.
18. Tebal masing-masing langit itu perjalanan 500 tahun.
19. Samudra yang berada di atas seluruh langit itu, antara dasar dengan permukaannya, jauhnya perjalanan 500 tahun, dan hanya Allah lah yang maha mengetahui.
Segala Puji hanya milik Allah semata, Rabb sekalian alam, semoga shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad , keluarganya serta para sahabatnya.
Kitab Tauhid270Kitab Tauhid 270
DAFTAR ISTILAH „Adh-h = „Idhah: sihir, dusta, tindakan mengadu
domba, menghasut dan memfitnah.
„Adhih (ism fa‟il): Tukang sihir.
„Adwa: Penjangkitan atau penularan penyakit.
„Ain: Pengaruh jahat yang disebabkan oleh rasa dengki seseorang melalui matanya, kena mata.
„Alaihissalam: Semoga salam sejahtera senantiasa dilimpahkan (Allah) kepadanya.
Allah akbar: Allah Maha besar.
Atsar: ada dua pengertian:
1. Hadits.
2. Perkataan atau perbuatan yang dinisbatkan kepada sahabat atau tabi‟in.
„Azimah: Lihat ruqyah.
„Azza wa Jalla: Maha Mulia dan Maha Agung.
Barzakh: Alam ghaib setelah manusia meninggal dunia sampai hari kiamat, atau alam kubur.
Dinar: Nama satuan uang, pada zaman Rasulullah yang terbuat dari emas.
Dirham: Nama satuan uang, pada zaman Rasaulullah yang lebih kecil nilainya daripada dinar, yang terbuat dari perak.
Fai‟: harta yang diperoleh kaum muslimin dari musuh tanpa melalui peperangan, karena ditinggal lari oleh pemiliknya.
Kitab Tauhid 271Kitab Tauhid 271
Fa‟l: Rasa optimis; harapan bernasib baik dan sukses.
Ghanimah: Harta yang diambil alih oleh kaum muslimin dari musuh mereka ketika dalam peperangan; rampasan perang.
Ghaul: Hantu (gendruwo), salah satu jenis jin.
Hadits: Tuntunan dan tradisi yang diajarkan Rasalullah melalui sabda, sikap, perbuatan dan persetujuan beliau; sesuatu yang dinisbatkan kepada Nabi , baik berupa perkataan, perbuatan, sikap, atau persetujuan.
Hamah: Burung hantu.
Hasan: Hadits yang tingkatannya di bawah hadits shahih, karena daya hafal atau kecermatan dan ketelitian orang yang meriwayatkannya masih kurang, tetapi bila banyak atau ada berbagai jalan dalam meriwayatkannya maka hadits tersebut meningkat menjadi shahih.
Ibadah: Penghambaan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya, sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah , disertai dengan penuh rasa kerendahan hati dan penuh rasa cinta.
Iman: Ucapan hati dan lisan yang disertai dengan perbuatan, diiringi dengan ketulusan niat karena Allah, dan dilandasi dengan berpegang teguh kepada sunnah Rasulullah .
Isnad: Silsilah orang-orang yang meriwayatkan hadits dari Rasulullah .
Kitab Tauhid272Kitab Tauhid 272
Istinja‟: Bersuci atau membersihkan diri setelah buang hajat kecil atau besar.
Iyafah: Meramal nasib baik dengan menerbangkan burung, apabila terbang ke arah kanan berarti ada alamat baik. Sedang bedanya dengan thiyarah adalah kalau thiyarah itu meramal nasib buruk, atau merasa bernasib sial dengan melihat burung, hewan atau lainnya.
Jahiliyah: Kebodohan, yaitu suatu zaman yang ciri utamanya ialah mengagungkan selain Allah dengan disembah, dipuja, dipatuhi dan ditaati; ciri lainnya kebobrokan mental dan kerusakan akhlak, seperti zaman sebelum Islam.
Ja‟iz: mubah: tidak dilarang dan tidak pula dianjurkan.
Jayyid: Suatu tingkatan sanad di atas hasan.
Jibt: Sihir; sebutan yang bisa digunakan untuk sihir, tukang sihir, tukang ramal, dukun, berhala dan yang sejenisnya.
Jizyah: Semacam pajak yang dipungut dari orang-orang non muslim yang mampu lagi dewasa, sebagai ganti daripada zakat yang dipungut dari orang-orang Islam, atas segala perlindungan dan ketentraman yang diberikan oleh kaum muslimin.
Al Khalil: kekasih mulia, tingkatannya lebih tinggi daripada habib (kekasih).
Khamilah: Pakaian yang berbulu atau berbeludru; pakaian tersebut terbuat dari wool.
Kitab Tauhid 273Kitab Tauhid 273
Khamisah: Pakaian yang terbuat dari wool atau sutera dengan sulaman yang indah lagi menarik.
Kunyah (baca: kun-yah) : Nama panggilan untuk kehormatan, seperti: Abu al – Abbas, Abu Abdillah, Abu Ahmad, dll. Biasanya diambil dari nama anak yang pertama.
Makruh: Sesuatu yang apabila dikerjakan kurang baik, tetapi apabila ditinggalkan akan mendapat pahala.
Marfu‟: Hadits yang disampaikan oleh Rasulullah ; sesuatu yang dinisbatkan kepada Rasulullah baik itu berupa ucapan, perbuatan, sikap atau persetujuan, meskipun yang menisbatkan itu seorang sahabat atau tabi‟in.
Mauquf: Sesuatu yang dinisbatkan kepada seorang sahabat, baik itu berupa ucapan, perbuatan atau persetujuan; perkataan yang diucapkan seorang sahabat atau perbuatan yang dilakukannya atau persetujuannya terhadap apa yang dilakukan seorang tabi‟in.
Mufti: Orang yang memberikan fatwa atau petunjuk atas suatu masalah.
Nadzar: Ungkapan seseorang dengan ucapan bahwa ia akan melakukan sesuatu untuk Allah jika tercapainya sesuatu baginya
Nau‟: Bintang; arti asalnya: tenggelamnya atau terbitnya suatu bintang.
Nusyrah: tindakan untuk menyembuhkan atau mengobati orang yang terkena sihir dengan mantera atau jampi.
Kitab Tauhid274Kitab Tauhid 274
Qadha = qadar: Ketetapan ilahi, artinya bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini diketahui, dicatat, dikehendaki dan diciptakan oleh Allah .
Qunut: Membaca doa dalam shalat, dilakukan sebelum ruku‟ atau sesudahnya pada rakaat terakhir, terutama pada waktu nazilah (dalam keadaan ada bahaya).
Radhiyallahu „anhu; „anha; „anhuma: semoga Allah senantiasa melimpahkan keridhaan kepadanya (laki-laki; wanita; mereka berdua).
Risywah: Uang sogok; kolusi.
Riya‟: Melakukan suatu amal dengan cara tertentu supaya diperhatikan orang lain dan dipujinya; contohnya: seseorang melakukan shalat, lalu memperindah shalatnya ketika dia mengetahui ada orang lain yang memperhatikannya.
Ruqyah: Usaha penyembuhan suatu penyakit dengan pembacaan ayat-ayat Al Qur‟an, doa-doa, atau mantera-mantera.
Sakrat al maut: rasa pedih dan sakit yang dirasakan seseorang ketika dicabut nyawanya; sekarat.
Sanad: lihat Isnad.
Shafar: Bulan kedua dalam tahun hijriyah, yaitu bulan sesudah bulan Muharram.
Shahih: Hadits yang diriwayatkan secara bersinambung oleh orang-orang yang terpercaya (prilaku, daya hafal dan kecermatannya) mulai dari awal sanad sampai
Kitab Tauhid 275Kitab Tauhid 275
yang terakhir, bebas dari suatu keganjilan atau sebab yang menjadikan hadits tersebut lemah.
Shallallahu „alaihi wasallam: semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat dan salam sejahtera kepada beliau.
Subhanahu wa ta‟ala: Maha suci Allah dan Maha tinggi.
Subhanallah: Maha suci Allah.
Syahadat: Persaksian dengan hati dan lisan bahwa “Tiada sembahan yang hak selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”, dengan mengerti maknanya dan mengamalkan apa yang menjadi tuntutannya, baik zhahir maupun batin.
Syafaat: Perantaraan, yaitu perantaraan yang akan dilakukan oleh Rasulullah kepada Allah , dan hal itu dengan seizin-Nya, untuk meringankan beban umat manusia ketika di padang mahsyar (pada hari kiamat) dan inilah yang dinamakan syafaat al kubra (terbesar) atau disebut juga al Maqam al mahmud ; untuk memasukkan ke dalam surga bagi mereka yang berhak mendapatkan surga; untuk tidak memasukkan ke neraka bagi ahli tauhid dari umatnya yang berdosa yang semestinya masuk neraka; untuk mengeluarkan dari neraka orang-orang ahli tauhid yang berdosa yang sudah masuk neraka; untuk menambahkan pahala dan meningkatkan derajat bagi orang-orang penghuni surga; dan perantaraan kepada Allah untuk meringankan siksa bagi sebagian
Kitab Tauhid276Kitab Tauhid 276
orang kafir dan ini khusus untuk paman beliau Abu Thalib.
Ta‟ala: Maha Tinggi.
Ta‟awwudz: Meminta perlindungan kepada Allah dengan mengucapkan A‟udzu billah min …” (aku berlindung kepada Allah dari …).
Tahmid: Memuji Allah ta‟ala dengan mengucapkan “Alhamdulillah” (segala puji hanya milik Allah).
Tahrif: Menyelewengkan suatu nash dari Al Qur‟an atau Hadits dengan merobah lafazhnya atau membelokkan maknanya dari makna yang sebenarnya.
Takbir: mengagungkan Allah dengan mengatakan “Allah Akbar” (Allah Maha besar).
Takyif: Mempertanyakan bagaimana sifat Allah itu; atau menentukan bahwa hakikat sifat Allah itu begini atau begitu.
Tamimah: Sesuatu yang dikalungkan di leher anak-anak sebagai penangkal atau pengusir penyakit, pengaruh jahat yang disebabkan dari rasa dengki seseorang, dsb. Dan termasuk dalam hal ini apa yang dinamakan dengan haikal.
Tamtsil: Menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya.
Tathayyur: Berfirasat buruk; merasa bernasib sial; atau meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang lain, atau apa saja.
Kitab Tauhid 277Kitab Tauhid 277
Ta‟thil: Mengingkari seluruh atau sebagian sifat-sifat Allah. Sedang perbedaannya dengan tahrif, bahwa ta‟thil tidak mengakui makna sebenarnya yang terkandung oleh suatu nash dari Al Qur‟an atau Al Hadits. Adapun tahrif ialah merobah lafadznya atau memberikan tafsiran yang menyimpang dari makna sebenarnya yang dikandung oleh nash tersebut. Lihat tahrif.
Ta‟wil: ada tiga pengertian:
1. Hakikat atau kenyataan yang sebenarnya dari suatu perkataan atau berita. Seperti kata-kata ta‟wil yang tersebut dalam Al Qur‟an 7 : 3, 53: 7, 39 : 10, dan sebagainya.
2. Penafsiran, seperti kata-kata para ahli tafsir: “ta‟wil dari firman Allah …”, artinya : penafsiran dari firman Allah…
3. Penyimpangan suatu kata dari makna yang sebenarnya ke makna yang lain. Dan inilah yang dimaksud dengan ta‟wil yang sering disebutkan dalam pembahasan teologis.
Tiwalah: Guna-guna; sesuatu yang dibuat untuk supaya suami mencintai isterinya atau sebaliknya.
Thaghut: Setiap sesuatu yang diagungkan – selain Allah – dengan disembah, atau ditaati, atau dipatuhi, baik yang diagungkan itu batu, manusia, atau syetan.
Tharq: Meramal dengan membuat garis di atas tanah. Caranya antara lain, seperti yang dilakukan orang-orang Jahiliyah, yaitu: dengan membuat
Kitab Tauhid278Kitab Tauhid 278
garis-garis yang banyak secara acak (sembarangan), lalu dihapus dua-dua, apabila yang tersisa dua garis itu tandanya akan sukses atau bernasib baik, tetapi apabila tinggal satu garis saja itu tandanya akan gagal atau bernasib sial.
Ulama: Ilmuwan; secara khusus: orang ahli dalam bidang agama Islam.
Umara‟: Pemimpin; penguasa.
Wada‟ah: Sesuatu yang diambil dari laut, menyerupai rumah kerang, menurut anggapan orang-orang Jahiliyah bisa digunakan sebagai penangkal penyakit.
130
231
Kita
b T
auhi
d 67
Bab
(Pen
ulis
tida
k m
enul
iska
n m
uqad
dim
ah (p
embu
kaan
) un
tuk
kita
b ta
uhid
kar
ena
belia
u m
encu
kupk
an d
enga
n te
rjem
ahan
saja
at
au k
aren
a hi
lang
dar
i seb
agia
n sa
linan
ata
u m
engi
kuti
Imam
Buk
hari
supa
ya b
elia
u m
enja
dika
n m
anus
ia b
ersa
ndar
kep
ada
Al Q
ur'a
n da
n su
nnah
. D
an in
ilah
kita
b ta
uhid
.
Bab
waj
ibny
a Ta
uhid
(hak
ekat
dan
ked
uduk
anny
a)
Pe
mbu
kaan
(Lim
a B
ab)
Keu
tam
aan
Tauh
id d
an d
osa
– do
sa y
ang
diam
puni
kar
enan
ya
Bar
angs
iapa
yan
g m
erea
lisas
ikan
tauh
id d
enga
n se
mur
ni –
mur
niny
a pa
sti m
asuk
syur
ga ta
npa
hisa
b Ta
kut k
epad
a sy
irik
Dak
wah
kep
ada
syah
adat
Laa
Ilaah
a Ill
alla
h Ta
fsir
Tauh
id d
an sy
ahad
at L
aa Il
aaha
Illa
llah
Taf
sir
Tau
hid
(Sem
bila
n B
ab)
Term
asuk
syi
rik m
emak
ai g
elan
g, b
enan
g da
n se
jeni
snya
seba
gai p
engu
sir a
tau
pena
ngka
l mar
a ba
haya
B
ab te
ntan
g ru
kyah
dan
tam
imah
B
ab te
ntan
g m
erek
a ya
ng m
engh
arap
kan
berk
ah k
epad
a po
hon,
bat
u da
n se
jeni
snya
B
ab m
enye
mbe
lih b
inat
ang
buka
n ka
rena
Alla
h B
ab m
enye
mbe
lih b
inat
ang
kare
na A
llah
dila
rang
dila
kuka
n di
tem
pat y
ang
dipe
rgun
akan
unt
uk m
enye
mbe
lih b
inat
ang
buka
n ka
rena
Alla
h B
ab te
rmas
uk s
yirik
ber
naza
r buk
an k
aren
a A
llah
Bab
term
asuk
syi
rik Is
ti'ad
zah
atau
mem
inta
per
lindu
ngan
kep
ada
sela
in A
llah
Bab
term
asuk
syi
rik Is
tigho
tsah
ata
u be
rdoa
kep
ada
sela
in A
llah
Bab
firm
an A
llah
( "ap
akah
mer
eka
men
yem
bah
sela
in A
llah
yang
tida
k m
enci
pta
seda
ngka
n m
erek
a di
cipt
a" )
Rus
akny
a Ib
adah
(Em
pat
Bab
)
Bab
firm
an A
llah
( "sa
mpa
i ket
ika
hati
mer
eka
ters
adar
......
..")
Bab
Sya
faat
B
ab fi
rman
Alla
h ( "
sesu
nggu
hnya
eng
kau
tidak
dap
at m
embe
ri p
etun
juk
kepa
da o
rang
yan
g ka
mu
cint
ai")
. B
ab p
enje
lasa
n se
bab
man
usia
kuf
ur d
an m
enin
ggal
kan
agam
a m
erek
a ad
alah
pen
gkul
tusa
n or
ang
sole
h
Seba
b K
ekuf
uran
(Em
pat
Bab
)
Bab
lara
ngan
ker
as b
agi o
rang
yan
g be
ribad
ah k
epad
a A
llah
diat
as k
ubur
an o
rang
sale
h te
rlebi
h la
gi o
rang
yan
g be
ribad
ah k
epad
a ku
bura
n Si
kap
berle
bih
– le
biha
n te
rhad
ap k
ubur
an o
rang
sole
h ak
an m
enja
dika
nnya
seba
gai b
erha
la y
ang
dise
mba
h B
ab ti
ndak
an R
asul
ulla
h Sh
alal
lahu
'Ala
ihi W
asal
lam
dal
am m
embe
nten
gi T
auhi
d da
n m
enut
up se
tiap
jala
n m
enuj
u ke
syiri
kan
B
anta
han
oran
g –
oran
g ya
ng m
enga
taka
n ba
hwa
umat
ini t
idak
aka
n m
eyem
bah
berh
ala
Bab
bah
wa
seba
gian
dik
alan
gan
umat
ini a
da y
ang
men
yem
bah
berh
ala
Bab
huk
um te
ntan
g si
hir
B
ab p
enje
lasa
n je
nis –
jeni
s sih
ir B
ab te
ntan
g D
ukun
, tuk
ang
ram
al d
an se
jeni
snya
332
Huk
um A
n N
usyr
oh (p
engo
bata
n si
hir d
enga
n si
hir)
A
mal
an –
am
alan
seta
n (E
nam
Bab
)
Bab
huk
um A
t Tah
toyy
ur (m
eram
al se
suat
u m
elal
ui p
eran
tara
an b
urun
g)
Bab
tent
ang
Ilmu
Perb
inta
ngan
(Ast
rolo
gi)
Bab
men
isba
tkan
turu
nnya
huj
an k
epad
a bi
ntan
g B
ab fi
rman
Alla
h ( "
Dan
dia
ntar
a m
anus
ia a
da y
ang
men
gam
bil s
elai
n Al
lah
seba
gai t
andi
ngan
–
tand
inga
n")
A
mal
an –
am
alan
Hat
i (Se
mbi
lan
Bab
)
Bab
firm
an A
llah
( "M
erek
a itu
han
yala
h se
tan
yang
men
akut
– n
akut
i wal
i – w
aliN
ya" )
B
ab fi
rman
Alla
h ( "
Bert
awak
alla
h ka
lian
kepa
da A
llah
jika
kalia
n be
rim
an" )
B
ab fi
rman
Alla
h ( "
Apak
ah m
erek
a m
eras
a am
an d
ari m
akar
Alla
h?")
B
ab te
rmas
uk im
an k
epad
a A
llah
saba
r ter
hada
p ta
kdir
Alla
h B
ab p
enje
lasa
n te
ntan
g R
iya
Bab
term
asuk
syi
rik, b
ila m
otiv
asi s
eseo
rang
ber
amal
dem
i kep
entin
gan
duni
awi
Bab
bar
angs
iapa
yan
g m
enta
ati U
lam
a da
n U
mar
oh d
alam
kea
daan
men
ghar
amka
n ya
ng
diha
ram
kan
Alla
h da
n m
engh
alal
kan
yang
dih
arom
kan
Alla
h be
rarti
dia
tela
h m
empe
rtuha
nkan
m
erek
a (B
erhu
kum
kep
ada
sela
in A
llah
dan
Ras
ulN
ya)
Bab
men
ging
kari
seba
gian
dar
i Asm
a da
n si
fat A
llah
Tind
akan
men
ging
kari
nikm
at A
llah
Lar
anga
n –
lara
ngan
dal
am u
capa
n da
n be
ntuk
ke
syir
ikan
( du
a pu
luh
enam
bab
)
Lara
ngan
mem
pers
ekut
ukan
Alla
h O
rang
yan
g tid
ak p
uas d
enga
n su
mpa
h de
ngan
nam
a A
llah
Huk
um m
engu
capk
an a
tas k
ehen
dak
Alla
h da
n ke
hend
akm
u
Siap
a m
enca
ci m
assa
mak
a di
a te
lah
men
yaki
ti A
llah
Huk
um m
emak
ai g
elar
hak
im d
ari s
egal
a ha
kim
M
emul
iaka
n na
ma
– na
ma
Alla
h Ta
'ala
dan
men
ggan
ti na
ma
untu
k tu
juan
ini
Huk
um o
rang
yan
g m
engo
lok
– ol
okan
sesu
atu
yang
terd
apat
did
alam
nya
nam
a A
llah,
Al Q
ur'an
da
n R
osul
(M
ensy
ukur
i nik
mat
Alla
h da
n m
enga
kui b
eras
al d
ariN
ya)
(Mem
beri
nam
a ya
ng d
iper
sem
bahk
an k
epad
a se
lain
Alla
h)
(Men
etap
kan
Al A
sma'u
l Hus
na h
anya
unt
uk A
llah
dan
tidak
men
yele
wen
gkan
nya)
La
rang
an m
engu
capk
an A
ssal
amu
Alla
llah
(kes
elam
atan
ata
s Alla
h)
Do'
a de
ngan
Ya
Alla
h Am
puni
lah
aku
jika
EngK
au k
ehen
daki
La
rang
an m
engu
capk
an 'a
bdi w
a'am
ati (
Ham
ba le
laki
ku d
an h
amba
wan
itaku
) La
rang
an m
enol
ak o
rang
yan
g m
emin
ta d
enga
n na
ma
Alla
h Ti
dak
pant
as d
imin
ta d
enga
n w
ajah
Alla
h ke
cual
i syu
rga
4 33
Huk
um u
capa
n an
daik
ata
Lara
ngan
men
cela
ang
in
Lara
ngan
ber
pras
angk
a bu
ruk
terh
adap
Alla
h B
ab te
ntan
g or
ang
yang
men
ging
kari
Takd
ir B
ab te
ntan
g or
ang
yang
mem
buat
gam
bar
Bab
lara
ngan
ban
yak
bers
umpa
h B
ab k
ewaj
iban
Alla
h da
n R
asul
Nya
B
ab h
ukum
ber
sum
pah
atas
Alla
h B
ab la
rang
an m
enja
dika
n A
llah
seba
gai p
eran
tara
kep
ada
mak
hluk
Nya
B
ab ti
ndak
an p
reve
ntif
Nab
i dal
am m
enja
ga k
emur
nian
Tau
hid
dan
men
utup
sega
la ja
lan
yang
da
pat m
emba
wa
kepa
da k
esyi
rikan
Pe
nutu
p ( S
atu
Bab
)
(Kea
gung
an d
an K
ekua
saan
Alla
h T
a'al
a)
Tim
bang
an p
enul
is d
alam
kita
b in
i
534
Apa
kah
kam
u m
emili
ki k
itab
Qau
lul m
ufid
:....
...
Jum
lah
hafa
lan
kita
b ta
uhid
:....
......
.. N
ama
:.....
......
......
......
Penu
lis ti
dak
mem
nyeb
utka
n m
ukad
imah
dal
am k
itabn
ya d
enga
n be
bera
pa se
bab
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Bag
aim
ana
mem
bant
ah m
erek
a ya
ng m
enga
taka
n ba
hwa
di d
alam
kita
b ta
uhid
han
ya te
rdap
at ta
uhid
ulu
hiya
h sa
ja?
jaw
ab ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Seba
b pe
nulis
men
cant
umka
n ba
b in
i dal
am k
itab
tauh
id
Nam
a B
ab
Bab
Perta
ma
Ked
ua
Ket
iga
Kee
mpa
t
K
elim
a
K
eena
m
N
abi I
broh
im b
erha
k di
sebu
t seb
agai
Imam
kar
ena
bebe
rapa
per
kara
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 5.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
6.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Pe
nyem
baha
n te
rbag
i men
jadi
: pe
nyem
baha
n ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Dal
ilnya
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
peny
emba
han
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...D
aliln
ya ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
peny
emba
han
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...D
aliln
ya ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
Apa
yan
g A
llah
sand
arka
n ke
pada
Diri
Nya
send
iri te
rbag
i men
jadi
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. da
lilny
a ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
dan
peny
anda
ran
......
......
......
......
......
......
......
.. da
n da
lilny
a ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
Mak
na m
erea
lisas
ikan
tauh
id y
aitu
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
635
dan
terja
di d
enga
n ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Qad
ha (k
etet
apan
) ter
bagi
men
jadi
Q
adha
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
da
n Q
adha
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
A
pa p
erbe
daan
di a
ntar
a ke
duan
ya
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
B
agai
man
a A
llah
men
etap
kan
apa
yang
tela
h di
cint
aiN
ya
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
M
enye
butk
an k
euta
maa
n ta
uhid
tida
k be
rarti
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Pene
tapa
n ke
utam
aan
yang
khu
sus t
idak
bea
rati.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Apa
kah
nabi
Muh
amm
ad m
emili
ki w
asia
t yan
g te
rtulis
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. M
enga
pa Ib
nu M
as‟u
d m
enga
taka
n ba
hwas
anya
itu
adal
ah w
asia
tnya
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
Hak
ham
ba a
tas A
llah
dise
but h
ak ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
dan
dalil
nya
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Um
at in
i ada
lah
umat
terb
anya
k ...
......
......
......
......
......
......
......
.. da
n ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
da
lilny
a ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
M
enga
pa d
ikhu
susk
an k
epad
a M
uadz
unt
uk b
erha
ti –
hati
dari
doa
oran
g ya
ng d
i zol
imi .
......
......
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Men
gapa
dis
ebut
kan
tidak
mem
inta
ruky
ah d
an ti
dak
mem
inta
ber
iktiw
a (p
engo
bata
n de
ngan
car
a m
enye
ngat
kan
besi
yan
g te
lah
diba
kar)
tanp
a pe
rgi k
e D
okte
r dan
m
embe
kam
mis
alny
a ...
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Pe
rbed
aan
anta
ra
Syir
ik k
ecil
Syir
ik b
esar
7 36
Tu
liska
n hu
kum
am
alan
di b
awah
ini
H
ukum
nya
A
mal
an
Huk
umny
a A
mal
an
M
emin
ta ik
tiwa
M
emin
ta ru
kyah
Riy
a
Pe
rgi k
e do
kter
Tath
oyyu
r (m
eram
al k
esia
lan
deng
an b
urun
g)
M
embe
ri ka
bar g
embi
ra k
epad
a M
uslim
Tida
k m
emin
ta ru
kyah
Men
yem
buny
ikan
ilm
u
837
Mac
am –
mac
am sy
afaa
t
Seca
ra b
ahas
a be
rarti
men
jadi
kan
yang
satu
men
jadi
dua
Se
cara
istil
ah m
enga
mbi
l per
anta
ra k
epad
a se
lain
did
alam
m
enga
mbi
l man
faat
dan
ata
u m
enol
ak m
udha
rat
Mut
sbat
ah (y
ang
dite
tapk
an) y
aitu
yan
g di
min
ta d
ari A
llah,
sya
rat –
sy
arat
nya
: Iz
in A
llah
deng
an sy
afaa
t R
idho
Alla
h at
as y
ang
mem
beri
syaf
aat
Rid
ho A
llah
yang
dib
eri s
yafa
at
Dal
ilnya
"be
tapa
ban
yak
mal
aika
t di
lang
it tid
ak b
isa
mem
beri
syaf
aat s
edik
itpun
kec
uali
sete
lah
Alla
h m
embe
ri iz
in k
epad
a or
ang
– or
ang
yang
dik
ehen
daki
dan
yan
g di
ridho
i
Syaf
aat y
ang
mam
pu
dila
kuka
n ol
eh se
oran
g ha
mba
dib
enar
kan
deng
an
empa
t sya
rat :
hid
up,
mam
pu, h
adir,
dan
ke
yaki
nan
itu h
anya
seba
gai
seba
b
Syaf
aat
yang
te
rtola
k ya
itu
syaf
aat
yang
di
tiada
kan
oleh
Al Q
ur'an
yai
tu y
ang
dim
inta
ke
pada
se
lain
A
llah
yang
tid
ak
mam
pu
dila
kuka
n ke
cual
i ole
h A
llah
dan
syaf
aat y
ang
di d
alam
nya
terd
apat
syiri
k.
Khu
sus k
epad
a N
abi y
ang
tidak
ada
seor
ang
pun
yang
be
rsek
utu
deng
anN
ya
Syaf
aat u
dzm
a
Syaf
aat N
abi k
epad
a pa
man
nya
Abu
Tha
lib
supa
ya d
iring
anka
n da
ri ad
zab
Syaf
aat N
abi M
uham
mad
di
pint
u sy
urga
Um
um
Kep
ada
Nab
i Muh
amm
ad s
hala
lalla
ahu
'alai
hi W
asal
lam
da
n se
mua
Nab
i , M
alai
kat,
oran
g –
oran
g be
rtauh
id d
an
anak
– a
nak
keci
l yan
g m
enin
ggal
diw
aktu
Bay
i
Syaf
aat
untu
k m
enai
kan
dera
jat
oran
g –
oran
g ya
ng b
erta
uhid
(Y
a A
llah
ampu
nila
h A
bu S
alam
ah d
an
naik
anla
h de
raja
tnya
di S
urga
)
Syaf
aat
bagi
m
erek
a ya
ng
haru
s m
asuk
ne
raka
un
tuk
tidak
mem
asuk
inya
dar
i or
ang
– or
ang
berta
uhid
Syaf
aat
bagi
m
erek
a ya
ng
mas
uk
nera
ka
supa
ya
kelu
ar
dari
nera
ka d
ari
oran
g –
oran
g be
rtauh
id
938
mac
am –
mac
am ri
ya
huku
mny
a sy
irik
kecil
(riy
a ya
ng ri
ngan
) din
amak
an ri
ya k
aren
a um
umny
a riy
a be
rasa
l dar
i pan
dang
an w
alau
pun
bisa
terja
di d
ari p
ende
ngar
an. R
asul
ulla
h be
rsab
da (b
aran
gsia
pa y
ang
bera
mal
aga
r dili
hat m
anus
ia d
an u
ntuk
di
puji
mak
a Al
lah
akan
mem
buka
aib
nya
di h
adap
an m
anus
ia. B
aran
g sia
pa y
ang
bera
mal
agar
did
enga
r man
usia
da
n un
tuk
dipu
ji m
aka
Alla
h ak
an m
embu
ka a
ibny
a di
had
apan
man
usia
.
pada
asa
l (aw
al) i
bada
h m
aka
ibad
ahny
a ba
tal
riy
a ya
ng m
uncu
l tib
a –
tiba
(per
teng
ahan
ibad
ah)
Ri
ya se
tela
h m
elak
ukan
ibad
ah, m
aka
ini t
idak
ber
peng
aruh
sedi
kitp
un te
rhad
ap ib
adah
kec
uali
jika
di d
alam
nya
men
imbu
lkan
per
mus
uhan
sepe
rti m
enye
but –
nye
but p
embe
rian
dan
men
ghin
a se
tela
h be
rsed
ekah
mem
biar
kann
ya
mel
awan
nya
w
ajib
dan
ibad
ah sa
h
ibad
ah sa
ling
berk
aita
n an
tara
aw
al d
an a
khir
mak
a ib
adah
nya
bata
l sep
erti
shal
at
ibad
ah sa
ling
terp
isah
anta
ra a
wal
da
n ak
hir m
aka
yang
terd
apat
riya
di
dala
mny
a ba
tal s
eper
ti za
kat
10
39
perb
edaa
n an
tara
syiri
k ke
cil d
an
syiri
k be
sar
syiri
k be
sar
1.
men
gelu
arka
n da
ri ag
ama
2. m
engh
apus
sem
ua a
mal
an
3. p
elak
unya
kek
al d
alam
ner
aka
sela
ma
– la
man
ya
4. m
engh
alal
kan
dara
h da
n ha
rtan
ya
5. a
dany
a da
lil y
ang
men
unju
kkan
bah
wa
itu
adal
ah sy
irik
besa
r 6.
mey
akin
i bah
wa
seba
b m
emili
ki p
enga
ruh
ters
embu
nyi d
i ala
m.
syiri
k ke
cil :
1.
tid
ak m
enge
luar
kan
dari
agam
a 2.
tid
ak m
engh
apus
sem
ua a
mal
an a
kan
teta
pi m
engh
apus
am
alan
yan
g kh
usus
3.
pe
laku
nya
tidak
kek
al d
idal
am n
erak
a se
lam
a –
lam
anya
4.
tid
ak m
engh
alal
kan
dara
h da
n ha
rta
5.
adan
ya d
alil
yang
men
unju
kkan
bah
wa
itu
syiri
k ke
cil
6.
mey
akin
i apa
yan
g Al
lah
tidak
jadi
kan
seba
b se
baga
i seb
ab
7.
sem
ua y
ang
mer
upak
an p
eran
tara
kep
ada
syiri
k be
sar a
dala
h sy
irik
keci
l 8.
se
mua
yan
g di
sebu
tkan
ole
h sy
aria
t sec
ara
umum
bah
wa
itu a
dala
h sy
irik/
kufu
r dan
be
lum
dik
etah
ui o
leh
piki
ran
mak
a as
alny
a ad
alah
syiri
k ke
cil y
ang
tidak
men
gelu
arka
n da
ri ag
ama.
11
40
Mac
am –
mac
am ta
wak
al
Yaitu
ben
arny
a be
rsan
dar k
epad
a Al
lah
sert
a pe
rcay
a de
ngan
-N
ya d
an m
enga
mbi
l seb
ab –
seba
b ya
ng d
isyar
iatk
an
Mem
alin
gkan
nya
kepa
da se
lain
Alla
h (
syiri
k be
sar)
yai
tu ta
wak
al ib
adah
dan
ke
tund
ukan
& b
ersa
ndar
seca
ra m
utla
k at
as o
rang
yan
g di
taw
akal
i dar
i sisi
dia
m
eyak
ini b
ahw
a di
tang
anny
a bi
sa
men
gam
bil m
anfa
at &
men
olak
m
udho
rot.
Syiri
k ke
cil (
ters
embu
nyi)
misa
lnya
be
rsan
dar k
epad
a se
seor
ang
dala
m
rizki
nya
& m
ata
penc
ahar
iann
ya
bers
amaa
n de
ngan
per
asaa
n bu
tuh
&
dia
tidak
mey
akin
i bah
wa
dia
seke
dar
seba
b ba
hkan
men
jadi
kann
ya d
i ata
s se
bab
Bole
h (p
erw
akila
n) y
aitu
ber
sand
ar
kepa
da se
seor
ang
terh
adap
uru
san
yang
di
a w
akilk
an k
epad
anya
dan
Nab
i M
uham
mad
tela
h m
ewak
ilkan
uru
sann
ya
baik
khu
sus m
aupu
n um
um
1241
Nam
a :..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Jum
lah
Haf
alan
Kita
b Ta
uhid
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. Bag
ian
Ked
ua(T
afsi
r Tau
hid)
Se
bab
penu
lis m
enca
ntum
kann
ya
Judu
l
(Jan
ganl
ah e
ngka
u tu
naik
an sh
alat
di M
asjid
te
rseb
ut se
lam
a –
lam
anya
–su
rat A
t Tau
bah
: 108
) be
rada
dib
awah
bab
tida
k m
enye
mbe
lih k
epad
a A
llah
dite
mpa
t pen
yem
belih
an u
ntuk
sela
in A
llah
(Mer
eka
mem
enuh
i naz
arny
a –A
l Ins
an :
7) b
erad
a di
baw
ah b
ab n
azar
kep
ada
sela
in A
llah
H
ukum
nya
Am
alan
H
ukum
nya
Am
alan
Men
ggan
tung
jim
at
M
elak
nat s
ecar
a m
u‟ay
yan
(tent
u)
B
ersu
ci d
enga
n ko
tora
n he
wan
ata
utul
ang
C
inci
n pe
rnik
ahan
Taba
ruk
deng
an A
l Qur
‟an
ketik
a m
emba
cany
a
Men
gusa
p be
batu
an N
abi
Is
tigho
tsah
den
gan
mak
hluk
Men
gkhu
susk
an te
mpa
t unt
uk n
azar
Ber
naza
r kep
ada
sela
in A
llah
M
engh
adiri
har
i ray
a ka
um k
afir
Ta
kut k
epad
a Ji
n
Naz
ar m
aksi
at
M
engg
antu
ng a
yat –
aya
t Al Q
ur‟a
n
Men
ggan
tung
kai
n at
au se
ndal
Jim
at d
ari A
l Qur
‟an
M
engg
antu
ng k
ain
untu
k ke
inda
han
M
inum
air
zam
– z
am su
paya
sem
buh
M
engu
sap
haja
r asw
ad
M
enye
but k
emun
gkar
an u
ntuk
men
anam
kan
kew
aspa
daan
Men
ghan
curk
an h
arta
kar
na m
asla
hat
N
azar
kep
ada
sela
in A
llah
Naz
ar M
aksi
at
Perb
edaa
n an
tara
Naz
ar T
aat
13 42
.T
ulis
lah
apa
yang
kam
u ke
tahu
i dar
i kal
imat
– k
alim
at d
ibaw
ah in
i :
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
U
ngka
pan
Alla
dzi F
ator
oni (
yan
g M
engh
idup
kank
u)
U
laai
ka L
adzii
na Y
ad’u
una
(mer
eka
oran
g –
oran
g ya
ng
mer
eka
sem
bah)
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
M
enci
ntai
mer
eka
sepe
rti m
enci
ntai
Alla
h 1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Mac
am –
mac
am c
inta
bes
erta
huk
umny
a
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Men
cint
ai k
aren
a A
llah
tere
alis
asi d
enga
n ...
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
... R
uhba
anah
um (R
ahib
mer
eka)
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. Ah
baar
ohum
(pen
deta
mer
eka)
Ar
baab
an (T
uhan
– tu
han)
1.
..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
Mac
am –
mac
am sy
irik
besa
r
1.
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Syar
at d
ibol
ehka
nnya
Ruk
yah
1.
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Seba
b la
rang
an ji
mat
dar
i Al Q
ur‟a
n
......
......
......
......
......
......
......
...at
au m
ence
gahn
ya ..
......
......
......
......
......
......
......
......
H
aram
nya
jimat
unt
uk m
enga
ngka
t bal
a
Al W
ahiin
a (p
enan
gkal
pen
yaki
t)
Tida
k m
enam
bah
kecu
ali w
ahna
(keh
inaa
n)
M
aa a
flaht
a ab
ada
(kam
u tid
ak a
kan
beru
ntun
g se
lam
anya
) 1.
..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. A
paka
h se
oran
g m
uslim
dia
mpu
ni k
aren
a ke
bodo
hann
ya
......
......
......
......
......
......
......
... A
l Wad
‟ah
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Ta
mim
ah
At
Tiw
alah
14 43
La
a W
ad’A
llaah
u La
hu (s
emog
a A
llah
tidak
mem
berik
an
kete
nang
an b
agin
ya
1.
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Mac
am –
mac
am m
anus
ia d
alam
men
gam
bil s
ebab
.T
ulis
lah
apa
yang
kam
u ke
tahu
i ten
tang
:
1.
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Seba
b m
empe
laja
ri K
itab
Tauh
id
Ib
adah
bila
din
isba
tkan
kep
ada
amal
an
Ib
adah
bila
din
isba
tkan
kep
ada
oran
g ya
ng b
eram
al
H
ak –
hak
yan
g se
pulu
h
Jiw
a ya
ng d
ihar
amka
n A
llah
Ill
a Bi
l Haq
(kec
uali
deng
an h
aq)
Bi
quro
bil a
rdh
(sep
enuh
bum
i)
Um
at d
idal
am A
l Qur
‟an
La
m A
kun
Fii S
hola
ah (s
aya
tidak
did
alam
shal
at)
Ar
roht
(jum
lah
bebe
rapa
man
usia
)
Tida
k ad
a R
ukya
h ke
cual
i dar
i „ai
n
Al H
umm
ah
At
Tat
oyyu
r
Tida
k m
enga
mpu
ni y
ang
men
yeku
tuka
nNya
Dan
men
gam
puni
sela
in sy
irik
Ja
uhka
nlah
aku
dan
ket
urun
anku
As S
hona
m
Al
Wat
sn
R
uhu
min
h (R
uh d
ariN
ya)
D
an k
alim
atN
ya
K
amu
dida
hulu
i ole
h U
kasy
ah
D
an ti
dak
men
cam
pura
dukk
an d
enga
n ke
zolim
an
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Bag
aim
ana
taku
t ter
hada
p sy
irik
15 44
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
R
iya
dan
Sum
‟ah
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Oba
t Riy
a
M
engh
arap
waj
ah A
llah
Ka
rooi
mu
Amwa
alih
im (h
arta
mer
eka
yang
pal
ing
berh
arga
)
Syar
at –
syar
at b
erda
kwah
Kho
waa
riqu
‘ada
at (d
iluar
keb
iasa
an)
Tu
liska
n m
acam
– m
acam
riya
seca
ra d
etai
l (de
ngan
bag
an)!
!!
1645
N
ama
:.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Jum
lah
Haf
alan
Kita
b Ta
uhid
: ...
......
......
......
......
......
......
......
Bag
ian
Ket
iga
(Bat
alny
a Ib
adah
)
Se
bab
Penu
lis M
enca
ntum
kann
ya
Nam
a B
ab
Bag
ian
Bab
XIII
Bab
XIV
Bab
XV
Bab
XV
I
A
paka
h bo
leh
men
doak
an
oran
g ka
fir
deng
an
keha
ncur
an
seca
ra
umum
...
......
....
Ber
ikan
da
lil
terh
adap
ap
a ya
ng
anda
ka
taka
n ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Bag
aim
ana
men
doak
an o
rang
– o
rang
kaf
ir ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Se
butk
an a
yat y
ang
ters
ebut
dia
tas b
ahw
a ak
ar p
ohon
syiri
k di
poto
ng d
ari h
ati .
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
dan
siap
a ya
ng m
enga
taka
nnya
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
A
llah
mem
bata
lkan
setia
p ap
a ya
ng d
ijadi
kan
oleh
kau
m m
usyr
ikin
seba
gai t
empa
t ber
gant
ung
dari
tuha
n –
tuha
n m
erek
a da
lam
firm
anN
ya ..
......
......
......
......
......
. D
an A
llah
men
iada
kan
untu
k se
lain
Nya
.....
......
......
......
......
......
......
...at
au...
......
......
......
......
......
......
......
......
at
au ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
ata
u ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Bag
aim
ana
anda
m
emba
ntah
or
ang
yang
m
enga
taka
n ba
hwa
oran
g –
oran
g ka
fir
sebe
lum
ke
nabi
an
mer
upak
an
ahli
fatra
h ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Siap
a ya
ng b
ersa
ksi d
enga
n ke
kufu
ran
Abd
ul M
utth
alib
dan
Abu
Tha
lib ..
......
......
......
......
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Ti
dak
berm
anfa
at ta
ubat
Abu
Tha
lib d
an d
aliln
ya
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Jika
dik
atak
an ta
ubat
nya
berm
anfa
at m
aka
mak
na k
etik
a aj
al m
enje
mpu
t Abu
Tha
lib y
aitu
.....
......
......
......
..
1746
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
M
enga
pa p
eriw
ayat
had
ist m
enga
taka
n di
a di
ata
s aga
ma
tidak
men
gata
kan
saya
di a
tas a
gam
a....
......
......
......
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
D
enga
n ap
a A
bu Ja
hal d
an o
rang
ber
sam
anya
ber
dalil
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Ba
gaim
ana
men
ggab
ungk
an a
ntar
a pe
rkat
aan
ulam
a di
suna
hkan
men
talq
in y
ang
sakr
atul
mau
t den
gan
Laa
ilaah
a Ill
alla
h de
ngan
tida
k m
engu
capk
an “
kata
kanl
ah”
deng
an h
adis
t uca
pkan
lah
Laa
Ilaah
a Ill
alla
h ...
......
. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Tu
lisla
h H
ukum
setia
p ha
l yan
g te
rseb
ut d
i baw
ah in
i!
Huk
umny
a A
mal
an
Huk
umny
a A
mal
an
Q
unut
Naw
azil
Ta
was
ul d
enga
n ke
dudu
kan
Nab
i Muh
amm
ad
M
emin
taka
n am
pun
untu
k or
ang
– or
ang
mus
yrik
Men
yebu
t yan
g di
doak
an d
alam
shal
at
Ta
qlid
Mem
inta
syaf
aat d
ari o
rang
yan
g te
lah
men
ingg
al
M
enta
lqin
ora
ng y
ang
men
jela
ng a
jal
M
engu
njun
gi o
rang
saki
t yan
g m
usyr
ik
Pe
rant
ara
– pe
rant
ara
berd
akw
ah
M
emin
ta d
oa d
ari o
rang
yan
g m
asih
hid
up
M
elak
nat m
u‟ay
yan
(terte
ntu)
Men
doak
an k
ebur
ukan
ata
s ora
ng te
rtent
u (m
enye
but o
rang
per
oran
g)
M
elak
nat s
ecar
a um
um o
rang
– o
rang
kaf
ir
Tulis
lah
apa
yang
kam
u ke
tahu
i ter
hada
p ha
l – h
al b
erik
ut!
M
akna
nya
Kal
imat
Qitm
ir 1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Dal
il ba
tilny
a m
enye
mba
h be
rhal
a da
lam
firm
an A
llah
( apa
kah
mer
eka
men
yeku
tuka
n…..)
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Dal
il ba
tilny
a m
enye
mba
h se
lain
Alla
h
M
eluk
ai d
an m
emat
ahka
n gi
gi se
rinya
(nab
i Muh
amm
ad)
18 47
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Apa
kah
hikm
ah d
ibal
ik te
rluka
nya
nabi
muh
amm
ad
shal
lalla
hu‟a
laih
i was
alla
m
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Pem
bagi
an m
anus
ia d
alam
mey
akin
i seb
ab
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Huk
um y
ang
men
ggan
tung
ben
ang
dan
sela
inny
a
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Men
gika
t jen
ggot
M
enga
pa ti
dak
bole
h be
rsuc
i den
gan
tula
ng
Pe
nyer
upaa
n di
poto
ng d
enga
n di
beba
skan
(bud
ak)
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Mac
am –
mac
am ta
baru
k
B
atas
an ta
baru
k ya
ng d
ilara
ng
A
paka
h ka
lian
mem
perh
atik
an la
tta d
an u
zza
. Al
latta
Al’u
zza
D
zaat
u An
wat
h(te
mpa
t men
ggan
tung
sesu
atu)
Key
akin
an te
rhad
ap sa
haba
t dan
apa
huk
um m
ence
la m
erek
a 1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
M
ence
la m
erek
a be
rarti
men
cela
Sh
olaa
ti (s
hola
tku)
Nusu
uki (
sem
belih
anku
)
Mah
yaay
a (h
idup
ku)
M
amaa
ti (m
atik
u)
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Awwa
lu M
uslim
in (o
rang
yan
g pe
rtam
a m
enye
rahk
an d
iri)
La
knat
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. M
elak
nat k
edua
ora
ng tu
anya
19 48
Aa
waa
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Muh
ditsa
n
G
hoyy
aro
Man
aaro
Ard
h (m
erub
ah m
enar
a bu
mi)
M
acam
– m
acam
pen
yem
belih
an
La
a Yu
jaww
izuhu
(tid
ak m
elam
paui
nya)
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Men
gapa
tida
k m
enye
mbe
lih u
ntuk
Alla
h di
tem
pat
peny
embe
lihan
unt
uk se
lain
Alla
h
Tem
pat M
asjid
Dhi
ror
1. .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3. .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
4.
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Tuju
an d
iban
gun
Mas
jid D
hiro
r
N
azar
seca
ra b
ahas
a
N
azar
seca
ra is
tilah
Naz
ar k
epad
a se
lain
Alla
h
Tere
alisa
sinya
naz
ar
Bu
waan
ah
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Apa
yan
g tid
ak d
imili
ki b
ani A
dam
Men
gapa
ada
naz
ar ta
at d
an a
da y
ang
diha
ram
kan
Sa
ya b
erlin
dung
den
gan
kalim
at A
llah
Na
stagh
iitsu
(kita
ber
istig
hotsa
h) k
epad
a Ra
sul A
llah
M
enga
pa b
elia
u be
rkat
a tid
ak b
erist
igho
tsah
deng
an sa
ya
Tulis
kan
huku
m n
azar
seca
ra d
etai
l dise
rtai d
enga
n ba
gan
!
20 49
Nam
a :..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
... Ju
mla
h H
afal
an K
itab
Tauh
id :
......
......
......
......
......
......
......
.... A
paka
h ka
mu
mem
iliki
kita
b Q
aulu
h M
ufid
: ...
......
......
.....
Seba
b Pe
nulis
Men
cant
umka
nnya
N
ama
Bab
B
agia
n IV
B
ab X
VII
Bab
XV
III
Bab
XIX
B
ab X
X
Bag
ian
V
G
hulu
w Te
rhad
ap o
rang
– o
rang
sale
h m
erup
akan
pan
gkal
kes
yirik
an z
aman
seka
rang
dan
zam
an d
ahul
u (b
enar
, sal
ah)
Fitn
ah te
rhad
ap k
ubur
sepe
rti fi
tnah
terh
adap
ber
hala
bahk
an le
bih
para
h (b
enar
ata
u sa
lah)
Ib
rohi
m „A
laih
issa
lam
Kha
lilul
lah
dan
Muh
amm
ad S
halla
llaah
u „A
laih
i Was
alla
m H
abib
ulla
h (b
enar
ata
u sa
lah)
M
engh
iasi
kub
uan,
men
eran
giny
a, m
enga
purin
ya, m
enul
is d
i ata
snya
, mem
bang
un k
ubah
, mel
etak
kan
kain
di a
tas
batu
kub
uran
dan
mel
ayan
i pen
ziar
ahny
a de
ngan
m
embe
rikan
uan
g ke
pada
pel
ayan
nya
(waj
ib a
tau
hara
m)
Apa
kah
doa
Nab
i M
uham
mad
Sha
lalla
ahu
„Ala
ihi
Was
alla
m t
erka
bul
(jang
anla
h ja
dika
n ku
bura
nku
seba
gai
wat
sn/y
ang
dise
mba
h ...
......
......
....
dan
dalil
nya
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Huk
um w
anita
zia
rah
kubu
r ....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Si
apa
Ula
ma
yang
ber
kata
dem
ikia
n ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Zi
arah
yan
g di
syar
iatk
an d
i Mad
inah
yai
tu ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Apa
al
asan
Pe
nulis
da
lam
m
enda
tang
kan
tiga
ayat
di
ba
wah
ba
b ba
hwa
seba
gian
um
at
ini
akan
m
enye
mba
h w
asan
(ber
hala
) ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
A
paka
h K
era
dan
Bab
i mer
upak
an k
etur
unan
mer
eka
yang
diru
bah
wuj
udny
a ...
......
......
......
......
......
......
......
......
....
dan
dalil
nya
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Dal
am h
adis
t Tsa
uban
ada
dua
per
kara
dar
i doa
nab
i yan
g di
kabu
lkan
: 1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. D
an d
itola
k pe
rmin
taan
yan
g ke
tiga
yaitu
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Nab
i Muh
amm
ad S
halla
llaah
u „A
laih
i Was
alla
m m
emba
tasi
ket
akut
an a
tas u
mat
nya
dala
m ..
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Aya
t yan
g U
dzm
a (A
gung
) bag
i sua
tu k
elom
pok
bahw
asan
ya m
erek
a ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Bag
aim
ana
anda
m
emba
ntah
ba
hwas
anya
pe
nulis
m
elar
ang
ziar
ah
kubu
r N
abi
Muh
amm
ad
Shal
lalla
ahu
„Ala
ihi
Was
alla
m
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2150
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Tulis
lah
Huk
um A
mal
an d
ibaw
ah in
i!
Huk
umny
a A
mal
an
Huk
umny
a A
mal
an
Be
rdia
m d
iri d
i sisi
kub
uran
Berd
oa k
epad
a A
llah
diat
as k
ubur
an
M
embu
at p
atun
g
M
emba
ngun
Mas
jid d
iata
s kub
uran
Sh
alat
sunn
ah d
i Rum
ah
Zi
arah
kub
uran
Nab
i Muh
amm
ad sh
alla
llahu
‟ala
ihi
was
alla
m
Ta
syab
buh
atau
men
yeru
pai o
rang
kaf
ir
Shal
at d
i Kub
uran
M
engi
kuti
atsa
r (pe
ning
gala
n) N
abi
Muh
amm
ad sh
alla
llahu
‟ala
ihi w
asal
lam
Men
yelid
iki k
ubur
an o
rang
– o
rang
shal
eh
M
enye
lidik
i bek
as –
bek
as N
abi M
uham
mad
sh
alla
llahu
‟ala
ihi w
asal
lam
Ziar
ah W
anita
kep
ada
kubu
ran
Nab
i Muh
amm
ad
shal
lalla
hu‟a
laih
i was
alla
m
Tulis
lah
apa
yang
And
a ke
tahu
i ter
hada
p ha
l ber
ikut
Mak
nany
a K
alim
at
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Baga
iman
a ki
ta m
enci
ntai
ora
ng sh
aleh
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Pem
bagi
an m
anus
ia d
alam
men
yika
pi o
rang
– o
rang
sh
aleh
A
hlul
kita
b
Al
Ghu
luw
(pen
gkul
tusa
n)
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
4.
...
......
......
......
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Ker
usak
an –
ker
usak
an g
hulu
w
1.
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Ghu
luw
terh
adap
nab
i Isa
„ala
ihiss
alam
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. ....
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. ....
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. ....
......
......
......
......
....
Cont
oh g
hulu
w te
rhad
ap o
rang
– o
rang
shal
eh p
ada
zam
an
seka
rang
22 51
1.
......
......
. ....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
... ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
4.
......
......
......
... ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Kau
m n
abi N
uh „a
laihi
ssala
m m
embu
at b
eber
apa p
erka
ra
1.
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
.... .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Al It
ro’ (
sanj
unga
n)
Di
hila
ngka
n ke
taku
tan
dari
hati
mer
eka
Al
‘Ali
(Yan
g M
aha T
ingg
i) 1.
...
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 3.
...
......
. ....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
......
... ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
Faed
ah (h
ingg
a ket
ika d
ihila
ngka
n ke
taku
tan
dari
hati
mer
eka –
Sur
at A
s Sab
a‟ :
28)
So
fwan
(Bat
u be
sar y
ang
halu
s)
Se
ratu
s ked
usta
an
M
acam
– m
acam
men
curi
berit
a
Al ‘A
ziz
Sy
afaa
t sec
ara b
ahas
a
Syaf
aat s
ecar
a isti
lah
1.
......
......
.... .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
. ....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Syar
at –
syar
at sy
afaa
t bes
erta
dali
lnya
Or
ang
yang
pal
ing
baha
gia d
enga
n sy
afaa
t
Haki
kat S
yafa
at
M
enga
pa d
isyar
iatka
n sy
afaa
t
Hida
yah
yang
dite
tapka
n
Hida
yah
yang
diti
adak
an
Or
ang
yang
kam
u ci
ntai
Ah
lu fa
trah
1.
......
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
... ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Perk
ataa
n Ah
lu S
unna
h ter
hada
p ah
lu F
atrah
(zam
an
terp
utus
nya w
ahyu
)
2352
Tu
liska
n m
acam
– m
acam
syaf
aat s
ecar
a de
tail
dise
rtai B
agan
!
2453
N
ama
:.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. Ju
mla
h H
afal
an K
itab
Tauh
id :
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...B
agia
n (a
mal
an –
amal
an se
tan)
Se
bab
Penu
lis M
enca
ntum
kann
ya
Nam
a Ba
b
Ba
gian
ke
VI
Bab
XX
IV
Bab
XX
V
Bab
XX
VI
Bab
XX
VII
Bab
XX
VIII
Ba
b X
XIX
Ba
b X
XX
Dal
ilnya
C
iri –
cir
i Pen
yihi
r
Tu
lisla
h hu
kum
am
alan
di b
awah
ini !
Huk
umny
a A
mal
an
Huk
umny
a A
mal
an
Be
rtany
a ke
pada
Duk
un
M
emba
ca ra
mal
an b
inta
ng
G
hiba
h
Mem
beli
Maj
alah
yan
g di
dala
mny
a ad
a ra
mal
an b
inta
ng
Ta
thoy
yur
M
erek
a ya
ng d
ihal
angi
Tiy
aroh
A
pa p
erbe
daan
ant
ara
Al F
a‟lu
dan
Tat
hoyy
ur
A
t Tat
hoyy
ur
Al F
a’lu
A
t Tat
hoyy
ur
Al F
a’lu
2554
Tu
lisla
h ap
a ya
ng k
amu
keta
hui t
erha
dap
hal b
erik
ut
Pe
njel
asan
Si
hir
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Mac
am –
mac
am si
hir b
eser
ta h
ukum
nya
Is
ytha
rooh
u (m
embe
linya
), M
in K
hala
aq (m
enda
pat
bagi
an)
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Apa
kah
peny
ebut
an ju
mla
h m
emili
ki m
aksu
d se
rta b
erik
an
cont
ohny
a da
n m
enga
pa d
isebu
tkan
jum
lah
dan
tidak
di
sebu
tkan
mak
sud
Al
Mau
biqo
ot(M
embi
nasa
kan)
Lari
dari
pepe
rang
an
M
enud
uh b
erzi
na w
anita
bai
k –
baik
Al Iy
aafa
h
At T
hurq
K
ufur
terh
adap
apa
yan
g di
turu
nkan
kep
ada
Nab
i M
uham
mad
Dan
han
yala
h ya
ng m
embi
nasa
kan
Al M
utha
natti
’un(
ekstr
im)
Pe
rbed
aan
anta
ra T
hana
ttu‟,
Ghu
lu d
an Ij
tihad
Men
gam
bil k
ubur
an se
baga
i Mas
jid
M
enge
luar
kan
kubu
rann
ya
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
.... .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Tida
k di
kelu
arka
n ku
bura
n N
abi M
uham
mad
Sha
lalla
ahu
„Ala
ihi W
asal
lam
kar
ena
bebe
rapa
ala
san
1.
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
4.
...
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
5.
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
6.
...
......
... ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Baga
iman
a K
ita m
enen
tang
ata
s ora
ng –
ora
ng y
ang
mem
bole
hkan
men
gubu
r ora
ng –
ora
ng sh
aleh
di M
asjid
de
ngan
ala
san
bah
wa
kubu
ran
Nab
i Sha
lalla
ahu
„Ala
ihi
Was
alla
m a
da d
i Mas
jid
O
rang
yan
g pa
ling
buru
k ad
alah
Ahl
u Bi
d‟ah
2655
As
Sur
j (m
enyi
narin
ya d
enga
n la
mpu
– la
mpu
)
Ya L
uttu
sawi
k (m
embu
at a
dona
n ga
ndum
)
Dar
i diri
kal
ian
send
iri
B
erat
tera
sa b
agin
ya se
tiap
yang
men
impa
kal
ian
Sang
at m
engi
ngin
kan
atas
kal
ian
Kep
ada
oran
g –
oran
g m
ukm
in
Pe
ngas
ih d
an p
enya
yang
Jika
lau
kalia
n be
rpal
ing
Rum
ah k
alia
n se
baga
i kub
uran
Kub
uran
saya
seba
gai t
empa
t per
ayaa
n m
usim
an
Sh
alaw
at d
ari A
llah
Sa
lam
kal
ian
sam
pai k
epad
a sa
ya
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Syar
at –
syar
at z
iara
h ya
ng d
isya
riatk
an k
e ku
bura
n
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
5.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
6.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Bag
aim
ana
kam
u m
emba
ntah
ora
ng y
ang
men
gata
kan
bahw
a sy
irik
tidak
aka
n te
rjadi
pad
a um
at in
i ata
u di
jazi
rah
Ara
biah
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Man
faat
(apa
kah
kam
u tid
ak m
elih
at o
rang
– o
rang
yan
g di
beri
bagi
an d
ari A
l Kita
b-A
n N
isa
: 51)
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Faed
ah (k
atak
anla
h wa
hai M
uham
mad
mak
a ka
lian
Aku
kaba
rkan
tant
ang
oran
g –
oran
g ya
ng le
bih
buru
k pe
mba
lasa
nnya
dar
i ora
ng –
ora
ng y
ang
fasik
di s
isi A
llah-
Al M
aida
h : 6
0)
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Faed
ah (d
an o
rang
– o
rang
yan
g be
rkua
sa a
tas u
rusa
n m
erek
a be
rkat
a de
mi A
llah
sung
guh
kam
i aka
n m
emba
ngun
di
atas
gua
mer
eka
sebu
ah M
asjid
– A
l Kah
fi : 2
1)
Al
Jib
t
27 56
D
an o
rang
–or
ang
yang
men
guas
ai a
tas u
rusa
n m
erek
a
Al
Kud
zah
Bil K
udza
h
Dili
patk
an b
umi k
epad
aku
Pe
rben
daha
raan
mer
ah d
an p
utih
Den
gan
seta
hun
Bi
sana
tin B
iam
mah
Pace
klik
yan
g m
erat
a
Fa
yasta
biih
u Ba
idho
otuh
um (m
engh
abisi
selu
ruh
keku
asaa
n ka
umM
uslim
in)
Ti
ga P
uluh
ora
ng p
endu
sta
Pe
nutu
p pa
ra N
abi
M
usuh
sela
in d
ari m
erek
a se
ndiri
Sam
pai k
eput
usan
Alla
h tib
a
2857
Nam
a :..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
... Ju
mla
h H
afal
an K
itab
Tauh
id :
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Se
bab
Penu
lis m
enca
ntum
kann
ya
Nam
a Ba
b Ba
b
X
XX
I
X
XX
II
X
XX
III
XX
XIV
X
XX
V
XX
XV
I
X
XX
VII
XX
XV
III
XX
XIX
Tu
liska
n hu
kum
am
alan
di b
awah
ini !
Huk
umny
a A
mal
an
Huk
umny
a A
mal
an
M
enci
ntai
Nab
i Muh
amm
ad
M
enin
ggal
kan
kem
ungk
aran
Tak
ut d
ikrit
ik
M
enci
ntai
ana
k da
n or
ang
tua
Is
bal p
akai
an u
ntuk
ber
amal
Aza
n de
ngan
Imba
lan
M
enin
ggal
kan
shal
at ta
kut d
ari r
iya
M
enin
ggal
kan
seba
b
Berg
antu
ng k
epad
a do
kter
Berd
oa u
ntuk
dise
gera
kan
huku
man
Tu
lisla
h ap
a ya
ng k
amu
keta
hui t
enta
ng h
al –
hal
ber
ikut
!
Pe
rkat
aan
Ahl
u su
nnah
dal
am h
adist
- ha
dist
anca
man
Peng
ertia
n do
sa b
esar
Apa
kah
dosa
bes
ar te
rhitu
ng a
tau
terb
atas
A
paka
h do
sa b
esar
terh
apus
den
gan
amal
an sa
leh
atau
tida
k bo
leh
tidak
har
us
berta
ubat
dan
dal
ilnya
Apa
kah
dosa
bes
ar b
ertin
gkat
– ti
ngka
t
A
paka
h do
sa b
esar
lebi
h be
sar d
ari s
yirik
kec
il, b
agai
man
a bi
la d
igab
ungk
an
sem
uany
a
Apa
kah
sah
berta
ubat
dar
i seb
agia
n sa
ja d
ari d
osa
besa
r
2958
H
ukum
pel
aku
dosa
bes
ar d
an a
paka
h di
cint
ai a
tau
dibe
nci
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Mac
am –
mac
am w
ilaya
h(pe
rtolo
ngan
) Alla
h ke
pada
ham
baN
ya
Si
apak
ah w
ali –
wal
i Alla
h
Tida
k be
riman
sala
h se
oran
g di
anta
ra k
alia
n
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
.... .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 4.
. .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
5.
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
6.
..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Men
gapa
kita
men
cint
ai R
asul
ulla
h
1.
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
. ....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
... ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
4.
...
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Bag
aim
ana
bent
uk m
enci
ntai
nya
A
paka
h m
eleb
ihka
n ro
dja
(har
apan
) ata
u kh
auf (
taku
t)
W
a ta
qath
oat b
ihim
ul a
sbab
(ket
ika
seba
b –
seba
b te
rput
us b
agi m
erek
a)
M
emak
mur
kan
Mas
jid
Fa
’asa
Ula
aika
(mud
ah –
mud
ahan
mer
eka)
1.
...
......
... ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. M
acam
– m
acam
ilm
u pe
rbin
tang
an b
eser
ta h
ukum
nya
N
amim
ah d
an a
pa h
ubun
gann
ya d
enga
n si
hir
A
l Bay
an (r
etor
ika)
dan
apa
hub
unga
nnya
den
gan
sihi
r
Al ‘A
roof
Al K
ahiin
1.
...
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
.... .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. H
ukum
mem
pela
jari
Aba
a Ja
d (h
uruf
– h
uruf
unt
uk si
hir)
An
Nus
roh(
obat
i sih
ir de
ngan
sihi
r)
Ro
julu
n Bi
hi T
ib (l
aki –
laki
yan
g pa
dany
a te
rdap
at p
engo
bata
n)
1.
......
......
.... .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
... ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 4.
...
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Tida
k di
oaba
ti si
hir d
enga
n si
hir s
eper
tinya
dise
babk
an o
leh
bebe
rapa
ala
san
Th
ooiru
hum
‘Ind
alla
h (s
ial m
erek
a di
sisi
Alla
h)
Th
ooiru
kum
Ma’
akum
(ras
a si
al k
alia
n da
ri ka
lian)
Laa
‘Adw
a (ti
dak
ada
peny
akit
yang
men
jala
r)
La
a Ti
aroh
(tid
ak a
da ra
sa si
al d
enga
n bu
rung
)
30 59
La
a H
amm
ah (t
idak
ada
rasa
sial
den
gan
buru
ng h
antu
)
Laa
Shof
far (
tidak
ada
kes
iala
n de
ngan
bul
an sa
far)
La
a Na
ua W
ala
Gho
ula
(tida
k ad
a ra
sa si
al d
enga
n bi
ntan
g at
au m
akhl
uk
halu
s)
At
Tia
roh
(ras
a sia
l den
gan
buru
ng) t
erce
la
Ba
gaim
ana
men
ggab
ungk
an a
ntar
a La
a ‘A
dwa
(tida
k ad
a pe
nyak
it ya
ng
men
jala
r) de
ngan
bol
ehny
a la
ri da
ri w
abah
pen
yaki
t kus
ta
Ba
gaim
ana
men
ggab
ungk
an a
ntar
a La
a Ti
aroh
(ras
a sia
l den
gan
buru
ng) d
an
tidak
ada
kes
iala
n ke
cual
i pad
a tig
a ha
l
Oba
t Tha
toyy
ur
W
amaa
Min
na Il
la (d
an ti
dakl
ah k
ita ti
dak
terk
ecua
li)
H
ikm
ah d
ari m
enci
ptak
an b
inta
ng-b
inta
ng
Wat
aj ‘A
luun
a Ri
zqok
um A
nnak
um T
ukad
zdzib
uun
(dan
kam
u m
emba
las
rezk
i kep
adam
u de
ngan
men
gata
kan
perk
ataa
n ya
ng ti
dak
bena
r – A
l W
aqia
h : 8
2)
Y
ang
term
asuk
per
kara
– p
erka
ra ja
hiliy
ah
La
a Ya
truku
unah
unna
(Tid
ak m
enin
ggal
kan
mer
eka)
Men
isbat
kan
turu
nnya
huj
an k
epad
a bi
ntan
g
An N
iyaa
ha
Al
Qiy
aam
ah
Si
rbal
Min
Qoo
thiro
on W
adar
’ih (p
akai
an y
ang
berlu
mur
an d
enga
n ca
iran
tem
baga
serta
man
tel y
ang
berc
ampu
r den
gan
peny
akit
gata
l – g
atal
)
(Laa
) Uqo
osim
(Aku
ben
ar –
ben
ar b
ersu
mpa
h)
Ti
dakl
ah m
emeg
angn
ya k
ecua
li or
ang
– or
ang
suci
Ditu
runk
an d
ari R
obb
sem
esta
ala
m
A
pa y
ang
disy
aria
tkan
ket
ika
huja
n
3160
N
ama
:.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Jum
lah
Haf
alan
Kita
b Ta
uhid
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Tau
hid
Asm
a W
a Si
fat
M
enga
pa p
enul
is m
enul
is B
ab in
i? ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
A
paka
h ay
at –
aya
t Asm
a W
aa S
ifaat
term
asuk
Muh
kam
(pas
ti)at
au M
utas
yabb
ih (S
amar
)? ..
......
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Men
gapa
Ibnu
Abb
as b
erka
ta sa
ya te
rmas
uk y
ang
Roos
ikhi
n da
lam
ilm
u ya
ng m
enge
tahu
i tak
wiln
ya?
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
A
paka
h da
lam
Al Q
ur‟a
n te
rdap
at a
pa y
ang
tidak
dip
aham
i mak
nany
a? ..
......
......
......
......
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Men
gapa
kita
men
ingg
alka
n be
rbic
ara
yang
tida
k bi
sa d
ipah
ami o
leh
pend
enga
r? ..
......
......
......
......
......
......
. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
A
paka
h na
ma
Alla
h A
‟laam
(tan
da) a
tau
sifa
t? ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Apa
kah
nam
a A
llah
salin
g m
enye
rupa
i ata
u sa
ling
berb
eda
– be
da?
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
A
paka
h na
ma
Alla
h te
rbat
asi?
jela
skan
bes
erta
dal
ilnya
! ....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
M
ana
yang
lebi
h ba
nyak
, nam
a at
au si
fat A
llah?
Ber
ikan
dal
il te
rhad
ap a
pa y
ang
kam
u ka
taka
n! ..
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Tul
isla
h ap
a ya
ng k
amu
keta
hui t
enta
ng h
al –
hal
ber
ikut
!
Mak
nany
a K
alim
at
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. Se
bab
mem
pela
jari
Asm
a W
a Si
fat
32 61
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
M
acam
– m
acam
pen
ging
kara
n be
serta
huk
umny
a
Al A
sma
(nam
a –
nam
a A
llah)
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
M
enun
juka
n na
ma
Alla
h
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Baga
iman
a su
paya
sem
purn
a im
an k
epad
a na
ma
– na
ma
Alla
h
Pe
mba
gian
sifa
t – si
fat A
llah
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Kita
ung
kapk
an d
enga
n Ta
hrif
(mem
alin
gkan
) tid
ak
deng
an T
a’wi
l
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Kita
ung
kapk
an d
enga
n Ta
msil
(men
yam
akan
) tid
ak
deng
an T
asbi
h (m
enye
rupa
kan)
Den
gan
apa
men
taky
if (m
emba
gaim
anak
an)
Ya
kfur
uuna
Bi R
ohm
aan
(mer
eka
kafir
terh
adap
Yan
g M
aha
Peng
asih
)
Maa
Far
oqo
(Apa
kek
haw
atira
n m
erek
a)
Jika
dise
butk
an se
ndiri
nya
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Ji
ka d
isebu
tkan
ber
sam
a M
utas
yabb
ih ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Mak
na M
uhka
m
Jika
dise
butk
an se
ndiri
nya
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Ji
ka d
isebu
tkan
ber
sam
a M
utas
yabb
ih ..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Mak
na M
utas
yabb
ih
M
engh
itung
nam
a A
llah
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Ri
ngka
san
kaid
ah A
sma
Wa
Sifa
t kem
bali
kepa
da
Tu
liska
n se
bagi
an k
aida
h da
lam
Asm
a W
a Si
fat!
3362
Al K
hasy
yah
M
enja
dika
n fit
nah
man
usia
sepe
rti a
zab
Alla
h (A
l Ank
abut
:10)
Ala
mat
lem
ahny
a ke
yaki
nan
K
amu
mem
uji m
erek
a at
as ri
zki A
llah
En
gkau
men
cela
mer
eka
kare
na A
llah
tidak
mem
berim
u
Taw
akka
l 1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Pem
bagi
an T
awak
kal s
erta
pen
jela
san
huku
m se
tiap
bagi
an
Al
lah
men
cuku
pkan
mu
dan
oran
g ya
ng b
ersa
mam
u (A
l Anf
al :
4)
D
an m
anus
ia b
erka
ta k
epad
a m
erek
a “s
esun
gguh
nya
man
usia
...
......
......
......
......
......
......
......
......
Apa
yan
g di
kata
kan
ketik
a na
ik k
enda
raan
Buah
men
ghaf
al B
ab S
abar
“B
aran
g sia
pa y
ang
berim
an m
aka
Alla
h m
embe
ri pe
tunj
uk
kepa
da h
atin
ya”
(At T
agho
obun
: 11)
Ked
uany
a M
enja
dika
n m
erek
a ku
fur
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Kea
daan
man
usia
ket
ika
ditim
pa m
usib
ah b
eser
ta h
ukum
nya
Pe
rbed
aan
anta
ra sa
bar d
an ri
dho
Be
rdoa
den
gan
doa
oran
g ja
hiliy
ah
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Men
gapa
nab
i Muh
amm
ad ta
kut a
tas u
mat
nya
terh
adap
Riy
a m
eleb
ihi t
akut
nya
terh
adap
Daj
jal
M
otiv
asi m
anus
ia b
eram
al k
aren
a ke
pent
inga
n du
niaw
i 1.
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2. .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Pe
mba
gian
man
usia
did
alam
ber
amal
unt
uk d
unia
dan
akh
irat
jela
skan
bes
erta
huk
umny
a
34 63
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Ta
’isah
(cel
akal
ah) d
an In
taka
sah
(ters
ungk
urla
h)
Sy
iikah
Wa
Fala
h In
taqo
syah
(bi
la d
ia te
rtusu
k du
ri tid
ak a
da
yang
mau
men
gam
bil d
urin
ya)
Tu
uba
(ber
baha
gial
ah)
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. M
acam
– m
acam
taat
terh
adap
Ula
ma
dan
Pem
impi
n da
lam
m
aksi
at k
epad
a A
llah
jela
skan
bes
erta
huk
umny
a
Man
faat
(eng
kau
mel
ihat
ora
ng –
ora
ng m
unaf
ik)
M
acam
– m
acam
ker
usak
an d
i muk
a bu
mi
“A
paka
h hu
kum
jahi
liah
yang
mer
eka
kehe
ndak
i” (A
l Mai
dah
: 50
)
“D
an si
apak
ah y
ang
lebi
h ba
ik h
ukum
nya
dari
huk
um A
llah”
(Al
Mai
dah
: 50)
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Fala
mm
a At
aahu
ma
(dan
tatk
ala
Alla
h m
embe
ri ke
pada
ke
duan
ya se
oran
g an
akya
ng se
hat)
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
5.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
6.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Sisi
yan
g m
enun
jukk
an b
atiln
ya k
isah
din
isba
tkan
kep
ada
Ada
m
dan
Haw
a da
n ka
lau
kisa
hnya
ben
ar m
aka
mak
nany
a ad
alah
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
5.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
Kita
men
olak
ata
s mer
eka
yang
mem
bole
hkan
pen
amaa
n de
ngan
A
bdul
Mut
thol
ib k
aren
a na
bi M
uham
mad
per
nah
men
gata
kann
ya
W
alill
aahi
Asm
a (b
agi A
llah
Nam
a –
nam
a)
Al
Hus
na
B
erdo
alah
den
gann
ya (n
ama)
Yuul
hidu
un (m
engi
ngka
ri)
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. M
enga
pa ti
dak
dika
taka
n sa
lam
(kes
elam
atan
) ata
s Alla
h
35 64
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. M
anfa
at m
enye
but a
lasa
n
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
..
Men
gapa
kita
tida
k m
enga
taka
n “y
a A
llah
ampu
nila
h ak
u jik
a En
gkau
keh
enda
ki”
Tu
liska
n m
acam
– m
acam
ilha
d (p
enyi
mpa
ngan
) sec
ara
deta
il
3665
Nam
a :..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. Ju
mla
h H
afal
an K
itab
Tauh
id :
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.... L
aran
gan
– la
rang
an d
alam
Laf
adz
M
enga
pa P
enul
is d
atan
g de
ngan
Bab
ini .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
men
gapa
tida
k m
engi
ngat
kan
lara
ngan
ber
sum
pah
deng
an K
a‟ba
h ke
cual
i ora
ng Y
ahud
i ter
sebu
t.....
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.....
Tulis
lah
Huk
um a
mal
an b
erik
ut!
H
ukum
nya
Am
alan
H
ukum
nya
Am
alan
Be
rsum
pah
deng
an A
llah
dala
m k
eada
an b
ohon
g
Perk
ataa
n ap
a ya
ng d
ikeh
enda
ki A
llah
& a
pa
yang
kam
u ke
hend
aki
Be
rnam
a de
ngan
Qoo
dhi A
l Qud
ho (h
akim
dar
i se
gala
hak
im)
Be
rsum
pah
deng
an se
lain
Alla
h se
cara
juju
r
Be
rkun
yah
Be
rnam
a de
ngan
nam
a A
llah
M
engo
lok
– ol
ok d
enga
n A
llah
M
engu
lang
aki
kah
untu
k m
erub
ah n
ama
Ri
dho
deng
an y
ang
tela
h di
teta
pkan
Men
ghad
iri c
elaa
n at
au m
engo
lok
- olo
k
Al Is
titsn
a (p
enge
cual
ian)
dal
am d
oa
Be
rnam
a d
enga
n A
bdul
Mut
holib
Tulis
lah
apa
yang
And
a ke
tahu
i ter
hada
p ha
l – h
al b
erik
ut!
M
akna
nya
Kal
imat
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Pem
bagi
an p
enya
ndar
aan
nikm
at k
epad
a se
bab
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Pem
bagi
an R
ela
bers
umpa
h de
ngan
nam
a A
llah
bese
rta
huku
mny
a
M
enga
mbi
l tan
ding
an –
tand
inga
n se
dang
kal
ian
men
geta
huin
ya
Su
mpa
h G
hom
uus (
boho
ng)
Pe
rbed
aan
anta
ra h
uruf
waaw
(dan
) den
gan
Tsum
mah
(k
emud
ian)
Inna
kum
Laa
Ant
umul
qoum
(Ses
ungg
uhny
a ka
lian
adal
ah
37 66
kaum
)
Men
cega
h ak
u un
tuk
berb
uat b
egin
i ata
u be
gitu
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Pem
bagi
an m
ence
la m
assa
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
Apa
kah
Dah
ar (m
assa
) mer
upak
an n
ama
Alla
h? Je
lask
anla
h se
cara
gam
blan
g de
ngan
dis
erta
i dal
il
Ad
zalla
h (m
eluk
ai A
llah)
Tida
k m
embi
nasa
kan
kam
i kec
uali
mas
sa
D
an a
ku a
dala
h m
assa
A
paka
h na
ma
Alla
h Su
bhan
ahu
Wat
a‟al
a M
ukht
asso
hata
u tid
ak?
M
anha
zala
h (b
aran
g si
apa
bers
enda
gur
au)
Sy
arat
– sy
arat
taub
at y
ang
men
golo
k - o
lok
Bi
nis’
atin
(den
gan
angi
n)
Ta
nkib
u Ri
jlaih
i (te
rsan
dung
ked
ua k
akin
ya)
“
dibe
rika
n ke
pada
ku ti
ada
lain
kar
ena
ilmu
yang
ada
pa
daku
”(A
l Qos
has :
78)
Kal
ian
cipt
akan
dar
i jiw
a ya
ng sa
tu
D
ijadi
kan
darin
ya is
triny
a
Liya
skun
a Ila
iha
(Sup
aya
tena
ng k
epad
anya
)
Tagh
syaa
ha (m
engg
aulin
ya)
B
erdo
a ke
pada
Alla
h R
abb
mer
eka
Se
anda
inya
dib
erik
an k
epad
a ki
ta se
oran
g ya
ng sh
aleh
Al J
izya
h
Al G
hulu
ul
Al
Gho
niim
ah
Al
Fai
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Perja
njia
n an
tara
ora
ng m
uslim
dan
kaf
ir
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Huk
uman
unt
uk o
rang
– o
rang
yan
g m
engg
amba
r
38 67
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
5.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. Pe
mba
gian
ber
sum
pah
atas
nam
a A
llah
K
ami m
emin
ta A
llah
seba
gai p
eran
tara
kep
adam
u
Wai
haka
(cel
akal
ah k
amu)
As S
ayyi
d (tu
a)
Ar
sy
Ku
rsi
39 68
Nam
a :..
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. Jum
lah
Haf
alan
Kita
b Ta
uhid
: ...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.. La
rang
an –
lara
ngan
dan
Pen
utup
Men
gapa
Pen
ulis
men
utup
kita
bnya
den
gan
bab
Wam
aa Q
odar
ulla
h (d
an o
rang
– o
rang
mus
yrik
tida
k m
enga
gung
kan
Alla
h)
Tu
lisla
h hu
kum
am
alan
– a
mal
an b
erik
ut in
i!
Huk
umny
a A
mal
an
Huk
umny
a A
mal
an
M
enga
bulk
an o
rang
yan
g m
emin
ta d
enga
n na
ma
Alla
h
Mem
inta
den
gan
nam
a A
llah
M
ence
la a
ngin
Men
ghad
iri u
ndan
gan
M
engg
amba
r
Ber
pras
angk
a bu
ruk
kepa
da A
llah
M
enga
mbi
l Jiz
yah
dari
sela
in Y
ahud
i &
Nas
hara
h
Men
gole
ksi g
amba
r
M
embu
nuh
anak
kec
il da
n w
anita
di m
edan
pe
rang
Mut
ilasi
dal
am m
embu
nuh
Tu
lisla
h ap
a ya
ng A
nda
keta
hui t
erha
dap
hal –
hal
ber
ikut
!
Mak
nany
a K
alim
at
M
emin
ta d
enga
n A
llah
M
emin
ta d
enga
n w
ajah
Alla
h 1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 5.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
6.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
Syar
at –
syar
at m
engh
adiri
und
anga
n
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Man
faat
mem
bala
s pem
beria
n
1.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 2.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
3.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 4.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Peng
guna
an k
ata
Lau
(sea
ndai
nya)
bes
erta
dal
ilnya
40 69
5.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 6.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
Se
oran
g M
ukm
in y
ang
kuat
Pa
da se
mua
nya
(muk
min
yan
g le
mah
& k
uat)
ada
keba
ikan
Yan
g pe
rtam
a A
llah
cipt
akan
ada
lah
pena
Har
i kia
mat
Ting
kata
n Q
odar
1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
Apa
bua
h da
ri im
an k
epad
a Q
odar
D
idal
am ji
wak
u se
diki
t mas
alah
Qod
ar
O
rang
yan
g pa
ling
kera
s aza
bnya
Tida
k ad
a ga
mba
r kec
uali
engk
au m
engh
apus
nya
Ti
dak
ada
kubu
ran
yang
dib
angu
n ke
cual
i eng
kau
mer
atak
anny
a 1.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
2.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
. 3.
...
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
....
4.
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
.
Ting
kata
n m
enja
ga su
mpa
h
As
yim
atu
zaan
(tua
rent
a ya
ng b
erzin
a)
Te
mpa
t kem
bali
oran
g –
oran
g ya
ng m
emba
ngka
ng
M
erek
a be
rsak
si da
n tid
ak d
imin
tai p
ersa
ksia
n 1.
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
2. .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
3.
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
4. .
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
5.
....
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
......
...
Syar
at –
syar
at b
oleh
nya
mem
ukul
ana
k ke
cil
Ta
kwa
A
l Jai
z da
n Sa
riiya
h
Be
rper
angl
ah d
enga
n m
enye
but n
ama
Alla
h
Catatan
Catatan
Catatan
Catatan