kualitas mikrobiologi air bersih dari hidran umum yang

20
Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang Didistribusikan ke Rumah Warga Melalui Jeriken (Studi Kasus: Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara) Safira Mayasti Nurrahmani, Irma Gusniani, dan Rina Resnawati Program Studi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia [email protected] Abstrak Air minum mempunyai potensi tercemar dipengaruhi oleh kondisi alat distribusi dan wadah penyimpanannya. Kualitas air minum yang digunakan berhubungan dengan kesehatan manusia. Waterborne disease merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air dari organisme lain dan dapat menyebabkan mual, muntah, demam, dan diare (Washtenaw Country Departement of Public Health, 2012). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas mikrobiologi air bersih pada hidran umum, jeriken distribusi, dan wadah di rumah warga di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara serta mengetahui hubungan antara warga yang terserang penyakit diare dengan kualitas air yang digunakan. Sampel air yang ambil diuji kualitas mikrobiologisnya (fecal coliform) dengan metode Multiple Tube Fermentation (MTF). Hasil pengujian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu sebesar 0 MPN/100mL untuk fecal coliform. Hasilnya, terdapat satu sampel air di hidran umum, satu sampel air pada jeriken distribusi, 60% sampel air di rumah warga di Kelurahan Penjaringan, dan 41.67% sampel air di rumah warga di Kelurahan Kamal Muara yang mempunyai nilai fecal coliform melebihi baku mutu. Korelasi antara persentase warga yang terkena diare dengan persentase sampel air di rumah warga yang melebihi baku mutu adalah negatif (r = -1). Oleh karena itu, perlu dilakukan pengaturan pewadahan air dan penambahan klorin untuk mengurangi pencemaran. Kata Kunci: Diare; Distribusi Air; fecal coliform; Kualitas Air; Mikrobiologi Abstract Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang Didistribusikan

ke Rumah Warga Melalui Jeriken (Studi Kasus: Kecamatan Penjaringan,

Jakarta Utara)

Safira Mayasti Nurrahmani, Irma Gusniani, dan Rina Resnawati

Program Studi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Indonesia

[email protected]

Abstrak

Air minum mempunyai potensi tercemar dipengaruhi oleh kondisi alat distribusi dan wadah penyimpanannya. Kualitas air minum yang digunakan berhubungan dengan kesehatan manusia. Waterborne disease merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air dari organisme lain dan dapat menyebabkan mual, muntah, demam, dan diare (Washtenaw Country Departement of Public Health, 2012). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas mikrobiologi air bersih pada hidran umum, jeriken distribusi, dan wadah di rumah warga di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara serta mengetahui hubungan antara warga yang terserang penyakit diare dengan kualitas air yang digunakan. Sampel air yang ambil diuji kualitas mikrobiologisnya (fecal coliform) dengan metode Multiple Tube Fermentation (MTF). Hasil pengujian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu sebesar 0 MPN/100mL untuk fecal coliform. Hasilnya, terdapat satu sampel air di hidran umum, satu sampel air pada jeriken distribusi, 60% sampel air di rumah warga di Kelurahan Penjaringan, dan 41.67% sampel air di rumah warga di Kelurahan Kamal Muara yang mempunyai nilai fecal coliform melebihi baku mutu. Korelasi antara persentase warga yang terkena diare dengan persentase sampel air di rumah warga yang melebihi baku mutu adalah negatif (r = -1). Oleh karena itu, perlu dilakukan pengaturan pewadahan air dan penambahan klorin untuk mengurangi pencemaran. Kata Kunci: Diare; Distribusi Air; fecal coliform; Kualitas Air; Mikrobiologi

Abstract

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 2: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Water has potential contamination affected by the conditions of distribution tools and water storage containers. The quality of drinking water relate to human health. Waterborne disease is a disease that can be spread by water from other organisms and may cause nausea, vomiting, fever, and diarrhea (Washtenaw Country Departement of Public Health, 2012). The purpose of this study was to determine the microbiological quality of water in public hydrants, distributed by jerrycans, and containers at homes in Penjaringan, North Jakarta also determine the relationship between citizen diarrheal disease with the quality of the water. The method for testing fecal coliform of the samples is by Multiple Tube Fermentation (MTF). The test results compared with the Regulation of Minister Health of Republic Indonesia No. 492/Menkes/PER/IV/2010 in the amount of 0 MPN/100mL of fecal coliform. The test results showed that there is one water sample in public hydrant, one water sample in jerrycan, 60% water sample at houses in Penjaringan and 41.67% water sample at houses in Kamal Muara that has a value of fecal coliform exceeded the water quality standard. Correlation between the percentage of people that has diarrhea with percentage of water samples at homes exceeded quality standard is negative (r = -1). That’s why, it’s needed to manage the water container and add chlorine to reduce the contamination.

Keyword: Diarrhea, fecal coliform, Microbiology, Water Distribution, Water Quality

Pendahuluan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

pasal 5 mencantumkan bahwa Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi

kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan

positif. Kenyataannya, menurut situs resmi UNICEF (www.unicef.org) pada tahun 2014,

hampir satu dari enam anak di Indonesia masih tidak memiliki akses ke air minum yang aman.

Hal tersebut merupakan kunci tingginya penyakit diare dan kematian anak. Di Jakarta Utara,

terdapat air bersih yang didistribusikan dengan jeriken untuk kebutuhan air minum, termasuk

di Kecamatan Penjaringan. Air dari sumber harus dilindungi sedemikian rupa dari

kontaminasi oleh manusia maupun hewan yang dapat menyebabkan masuknya beberapa jenis

bakteri, virus, protozoa, patogen dan cacing parasit. Perlindungan yang buruk dapat

menyebabkan masyarakat berisiko terkena penyakit. Mereka yang berisiko besar terhadap

penyakit waterborne disease adalah bayi dan anak kecil (WHO, Guidline for Drinking-Water

Quality Second Edition, 1993).

Di Kecamatan Penjaringan sendiri, masih terdapat kasus diare yang merupakan

waterborne disease di setiap bulannya tetapi hingga saat ini, belum ada data mengenai

kualitas mikrobiologi air minum yang digunakan warga di Kecamatan Penjaringan. Penyakit

diare dapat diakibatkan oleh bakteri pathogen yang dapat diketahui dengan indikator coliform

yang terdapat pada air. Berdasarkan masalah di atas, maka dapat diajukan pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 3: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

1. Bagaimana kualitas mikrobiologi air pada hidran umum, jeriken distribusi, dan wadah di

rumah warga di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara?

2. Bagaimana hubungan antara penyakit diare dengan kualitas air yang digunakan?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kualitas mikrobiologi air bersih pada hidran umum, jeriken distribusi, dan

wadah di rumah warga di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

2. Mengetahui hubungan antara warga yang terserang penyakit diare dengan kualitas air yang

digunakan

Tinjauan Teoritis

Kualitas air merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik

kimia, fisik, dan biologis air (Environmental Protection Division, 2001). Kebutuhan untuk

mengukur kualitas air secara berkala menjadi penting karena jika terjadi kontaminasi pada air

minum, populasi manusia dapat menderita penyakit-penyakit yang disebabkan oleh

waterborne diseases (Patil, V. , & N., 2012).

Pertumbuhan mikroorganinsme dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Mikroorganisme

Eschercia merupakan bakteri anerobik fakultatif yaitu bakteri yang tidak memerlukan oksigen

untuk tumbuh tetapi akan tumbuh lebih baik jika terdapat O2 (WIlley, Sherwood, &

Woolverton, 2008).

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,

dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun

sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukannya (PP RI No 20 Tahun 1990). Pencemaran air dapat disebabkan oleh kehadiran

bakteri patogen di dalam air. Parogen yang lemah akan cepat mencari induk baru dan akan

mudah tersebar dari kontak orang ke orang atau tergantung kehigienisan dari makanan serta

dari air minum (WHO, Guidline for Drinking-Water Quality Second Edition, 1993). Tabel 2. 1 Penularan Patogen Melalui Air dan Mulut Serta Signifikansinya pada Air

Tabel 1 Penularan Patogen Melalui Air dan Mulut Serta Signifikansinya pada Air

Pathogen Health

significance

Persistence in water suppliesa

Resistance to

chlorineb

Relative infective

dose

Important animal

reservoir Bacteria

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 4: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Campylobacter jejuni, C. coli High Moderate Low Moderate Yes

Patoghenic Escherchia coli High Moderate Low High Yes

Salmonella typhi High Moderate Low High No Other salmonellae High Long Low High Yes

Shigella spp. High Short Low Moderate No Vibrio chloreae High Short Low High No

Yersinia enterocolitica High Long Low High Yes Pseudomonas aeruginosa Moderate May multiply Moderate High No

Aeromonas spp. Moderate May multiply Low High No Sumber: WHO, 1993

a Periode terdeteksi dalam air pada suhu 20oC : short, hingga 1 minggu; moderate, 1 minggu hingga 1 bulan; long, lebih dari 1 bulan b Resistance moderate, agen tidak hilang semuanya; resistance low, agen hilang dengan sempurna

Menurut Hiswani (2003), waterborne disease merupakan penyakit yang

penyebarannya terjadi apabila mikroba penyebabnya dapat masuk dalam air yang digunakan

oleh masyarakat untuk kehidupan sehari-hari. Berikut merupakan penyakit-penyakit

waterborne disease beserta agen pembawanya:

Tabel 2 Penyakit-penyakit Waterborne Disease beserta Agen Pembawanya

No Agen Pembawa Penyakit yang Diakibatkan 1 Vibrio chloreae Kolera 2 E. coli Diare, Disentri 3 Salmonella typhi Tifus abdominalis 4 Shigella dysentriae Disentri

5 Entamoeba hystolytica Disentri amuba

6 Balantidia coli Balantidiasis 7 Giardia lambia Giardiasis 8 Ascaris lumbricoides Ascariasis (cacingan) 9 Taenia saginata Taeniasis (cacingan) 10 Virus hepatitis A Hepatitis A 11 Virus poliomyelitis Polio 12 Schistosoma Schistosomiasis

Sumber: Nur Farida, 2009

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi

lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (baisanya tiga

kali atau lebih) dalam satu hari (Departemen Kesehatan RI, 2011). Bakteri lazim penyebab

diare antara lain salmonella, shigela, colostridium diffisil, strain Escherchia coli, subgroup

vibrio kolera.

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 5: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Organisme yang dapat digunakan untuk menjadi indikator mikroorganisme pada air

minum adalah kelompok coliform. Kelompok bakteri yang termasuk coliform adalah bakteri

yang termasuk ke dalam genus Eschercia, Citrobacter, Enterobacter, dan Klebsiella.

Kelompok bakteri coliform merupakan Gram-negatif, berbentuk batang tak berspora, aerobik

dan anaerobik fakultatif, yang menyebabkan fermentasi pada lactose dan pembentukan asam

dan gas saat 24 jam pada suhu 37oC (Skrokki, 1997).

Terdapat dua jenis kelompok bakteri coliform yaitu Fecal dan non-Fecal. Fecal

coliform adalah organisme yang hidup di dalam kotoran manusia dan hewan. Indikator utama

pada pencemaran fekal adalah Eschercia coli, bakteri yang termasuk coliform dan bakteri

thermotolerant lainnya, Fecal streptococci, dan spora dari sulfite-reducing clostridia (WHO,

Guidline for Drinking-Water Quality Second Edition, 1993). Eschercia coli merupakan

anggota dari famili Enterobacteriaceae dan genus Eschercia. E. coli dapat tumbuh pada suhu

44-45oC di media yang kompleks, fermentasi laktosa dan mannitol dengan memproduksi

asam dan gas, dan menghasilkan indol dari tryptophan (WHO, Guidline for Drinking-Water

Quality Second Edition, 1993).

. Dalam mengethaui potensi pencemaran dari air minum, mengacu kepada Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum. Pada peraturan tersebut, parameter mikrobiologi yang

diwajibkan adalah

Tabel 3 Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehkan

1 Paremeter yang berhubungan dengan kesehatan a. Parameter Mikrobiologi

1) E. coli Jumlah per 100 ml sampel 0

2) Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel 0

Sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2010)

Metodologi Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Variabel dari peelitian ini

ada dua yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas dari penelitian ini adalah

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 6: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

jumlah fecal coliform yang terdapat pada air di rumah warga, jumlah fecal coliform yang

terkandung dalam air yang dijual oleh penjual air keliling, dan jumlah warga yang terkena

diare. Variabel bebas dari penelitian ini adlah kondisi pendistribusian dari sumber hingga ke

tempat warga, kondisi wadah penyimpanan air di rumah warga, dan jumlah fecal coliform

yang terkandung dalam sumber air sebelum didistribusikan dengan jeriken.

Populasi dari penelitian ini adalah jumlah fecal coliform pada air yang digunakan

warga yang berasal dari hidran umum yang kemudian dibawa dengan jeriken untuk

didistribusikan ke rumah warga di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Kecamatan

Penjaringan memiliki 5 kelurahan yaitu Kelurahan Kamal Muara, Kelurahan Kapuk Muara,

Kelurahan Pejagalan, Kelurahan Penjaringan, dan Kelurahan Kamal Muara. Di Kecamatan

Penjaringan, penyakit diare merupakan urutan ke-3 penyakit dengan jumlah penderita

terbesar pada bulan Maret-Agustus 2015 yaitu sebesar 0.633%.

Pengambilan sampel dilakukan di dua Kelurahan yaitu Kelurahan Penjaringan dan

Kelurahan Kamal Muara. Kelurahan Kamal Muara memiliki jumlah penduduk terjarang

diantara 4 kelurahan lainnya yaitu sebanyak 12,047 jiwa tetapi memiliki persentase terbesar

pengguna air pikulan yaitu sebesar 84.60%. Selain itu, Kelurahan Kamal Muara memiliki

persentase terbesar yang terjangkit penyakit diare yaitu sebesar 4.972%. Sedangkan untuk

Kelurahan Penjaringan, kelurahan ini memiliki jumlah penduduk terpadat diantara kelurahan

lainnya yaitu sebanyak 10,879 jiwa tetapi memiliki persentase yang tidak begitu besar pada

jumlah KK yang menggunakan air pikulan yaitu sebesar 32,50%. Kelurahan Penjaringan juga

memiliki tingkat diare yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,639% orang yang terkena penyakit

tersebut pada bulan Maret – Agustus.

Di Kelurahan Penjaringan, jumlah populasi pengguna air yang didistribusikan dengan

jeriken adalah sebesar 12.205 KK, sedangkan di Kelurahan Kamal Muara adalah sebesar

2.997 KK. Penentuan sampel dihitung menggunakan Rumus Cochran. Pada rumus ini,

penentuan besarnya sampel melibatkan atau memasukkan karaktersitik-karakteristik yang

terdapat pada populasi sehingga besar sampel secara minimal akan mencermikan kondisi

populasi sebenarnya (Gunawan, 2009). Rumus ini juga dapat digunakan untuk penelitian

cross sectional yaitu penelitian prevalensi penyakit sekaligus dengan prevalensi

penyebab/faktor risiko. Rumus tersebut adalah:

! =!!×!×!!!

1+ 1! (

!!×!×!!! − 1)

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 7: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Keterangan:

n = jumlah sampel minimal

N = ukuran populasi

t = tingkat kepercayaan (digunakan 0,85 sehingga nilai t = 1,44)

d = taraf kekeliruan digunakan (0,15)

p = proporsi dari karakteristik tertentu (golongan)

q = 1 – p

1 = bilangan konstan

Berdasarkan Rumus Cochran tersebut, maka jumlah minimal sampel yang diambil di

Kelurahan Kamal Muara adalah 12 sampel dan Kelurahan Penjaringan adalah 20 sampel pada

air di rumah warga. Selain itu, pengambilan sampel juga dilakukan di sumber air dan saat

didistribusikan dengan jerigen. Di Kelurahan Penjaringan, pengambilan sampel akan

dilakukan sebanyak 5 sampel di hidran umum dan 5 sampel air saat di jerigen. Untuk

Kelurahan Kamal Muara, sampel akan diambil sebanyak 2 buah saat air di mobil tangki, 2

sampel saat air di reservoir, dan 2 sampel air saat didistribusikan dengan jerigen. Waktu

pengambilan sampel air menyesuaikan dengan penjual air ataupun mobil tangki.

Pengambilan sampel air di sumber air (hidran umum, mobil tangki, dan reservoir) dan

saat didistribusikan dengan jeriken menggunakan SNI -6-2412-1991 tentang Metode

Pengambilan Contoh Kualitas Air. Untuk pengambilan sampel air di rumah warga,

menggunakan SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah – Bagian 57: Metoda

Pengambilan Contoh Air Permukaan.

Sampel air yang sudah diambil kemudian diuji di Laboratorium Mikrobiologi

Program Studi Teknik Lingkungan Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Indonesia dengan menggunakan metode Multiple-Tube Fermentation (MTF). Terdapat tiga uji

pada Metode MTF yaitu Uji Penduga (Pressumptive Test), Uji Penguat (Confirmed Test).

Dalam metode ini, hasil pemeriksaan tabung adalah berupa Most Probable Number (MPN)

dari kehadiran bakteri yang diuji. Setelah itu, dilakukan pewarnaan gram. Dengan metode

pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bakteri Gram positif dan

bakteri Gram negative berdasarkan reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi

dinding selnya.

Hasil dari MPN kemudian dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air

Minum. Penyajian data yang akan diberikan adalah dalam bentuk statistik deskriptif.

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 8: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Penyajian data yang akan dilakukan adalah melalui tabel, grafik, anailsis korelasi, dan

membuat perbandingan. Untuk uji statistic, dihitung dengan korelasi produk momen dari

Pearson (Pearson Product Moment) dan teknik korelasi point biserial.

Hasil Penelitian

Distribusi Jumlah fecal coliform pada Air Bersih di Hidran Umum, Jeriken, dan Rumah

Warga

Tabel 4 Jumlah Fecal Coliform (MPN/100mL) Berdasarkan Sumbernya di Kelurahan Penjaringan

No Sumber Jeriken Rumah 1

0 0

0 2 9,9 3 0 4 0 5

0 0

18 6 22,5 7 15,5 8 11,1 9

0 0

0 10 0 11 0 12 9,9 13

0 0

0 14 5,5 15 4,9 16 0 17

5,4 8,5

19 18 6,5 19 4 20 2

Sumber: Olahan Penulis Berdasarkan Tabel 12 pada Lampiran 3 (2016)

Di Kelurahan Penjaringan, terdapat perbedaan jumlah fecal coliform di salah satu

sumber. Di empat sumber pertama, jumlah fecal coliform adalah sebesar 0 MPN/100mL. Hal

ini berarti sumber air tersebut telah memenuhi baku mutu sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan

Kualitas Air Minum. Sedangkan, terdapat satu sumber yang memiliki jumlah fecal coliform

melebihi baku mutu yaitu sebesar 5.4 MPN/100mL. Hal ini dapat terjadi sesuai dengan

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 9: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Error! Reference source not found. bahwa dapat dimungkinkan terdapatnya mikroba pada

jaringan distribusi, salah satu bakteri yang mungkin ada adalah E.coli.

Dari empat sumber yang memiliki fecal coliform sebesar 0 MPN/100mL, semuanya

tidak memiliki perubahan jumlah fecal coliform saat dipindahkan ke jeriken. Sedangkan, pada

sumber ke-5, terdapat penambahan jumlah fecal coliform pada saat dipindahkan ke jeriken

yaitu menjadi 8.5 MPN/100mL. Hal ini dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dari

jeriken tersebut.

Tabel 5 Jumlah Fecal Coliform (MPN/100mL) Berdasarkan Sumbernya di Kelurahan Kamal Muara

No Mobil Reservoir Jeriken Rumah 1

0 0 0

17 2 2,9 3 0 4 0 5

0 0 0

0 6 2 7 0 8 0 9

0 0 0

0 10 0 11 2.7 12 30,5

Sumber: Olahan Penulis Berdasarkan Tabel 12 pada Lampiran 3 (2016)

Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa semua sumber, reservoir, dan jeriken

jumlah fecal coliformnya sesuai dengan baku mutu yaitu sebesar 0 MPN/100mL. Jika

diurutkan dari sumber hingga rumah warga, jumlah fecal coliform akan semakin banyak. Hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yasir Mohammed Eltahir dan Amira Ahmed

Abdelrahman di Sudan pada tahun 2013 yaitu jumlah Fecal coliform yang terbesar adalah

pada tempat penyimpanan di rumah warga dibandingkan dengan titik sumber air.

Pembahasan

I. Analisis Jumlah fecal coliform pada Air di Jeriken Distribusi

Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Setiap penjual

memiliki kondisi yang berbeda yaitu jumlah jeriken dengan kapasitas air dan jumlah lubang

pada jeriken yang berbeda.

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 10: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Tabel 6 Kondisi Jeriken di Masing-masing Sumber di Kelurahan Penjaringan

Sumber Fecal Coliform

Cara Pendistribusian

Jumlah Keterangan (lubang di jeriken) MPN/100 ml Jeriken

(buah) Air

(liter) 1 0 Penjual air 18 360 2 2 0 Penjual air 18 324 2

3 0 Gerobak pinjaman 5 100 2

4 0 Gerobak pinjaman 8 160 2

5 8.5 Penjual air 20 400 6 Sumber: Olahan Penulis (2016)

Tabel 7 Kondisi Jeriken di Masing-masing Sumber di Kelurahan Kamal Muara

Sumber

Fecal Coliform Cara

Pendistribusian

Jumlah Keterangan (lubang di jeriken) MPN/100mL Jeriken

(buah) Air

(liter)

1 0 Gerobak pinjaman 16 320 1

2 0 Penjual air 16 320 1

3 0 Gerobak pinjaman 10 190 2 Sumber: Olahan Penulis (2016)

Tingkat hubungan anatara jumlah fecal coliform dengan jumlah lubang yang terdapat

pada jeriken di Kelurahan Penjaringan dan Kamal Muara diuji dengan statisik menggunakan

metode Pearson Product Moment yang ditunjukkan dengan besarnya nilai r dan didapatkan

nilai r sebesar 0,875. Nilai r tersebut, menurut tabel Pearson Product Moment menunjukkan

korelasi sangat kuat antara jumlah fecal coliform dengan jumlah lubang yang terdapat pada

jeriken.

Hubungan yang kuat antara jumlah fecal coliform pada air di jeriken dan jumlah

lubang di jeriken ini sesuai dengan Error! Reference source not found. yang dikutip dari

Willey, Sherwood, & Woolverton (2008), bahwa bakteri Eschercia merupakan bakteri

anaerobik fakultatif yang berarti bakteri tersebut dapat tumbuh tanpa adanya O2, tetapi bakteri

tersebut akan tumbuh lebih baik jika terdapat O2. Sampel air pada jeriken yang mempunyai

lubang lebih banyak akan memiliki jumlah fecal coliform lebih banyak karena air tersebut

akan lebih banyak bersentuhan dengan O2 dari udara melalui lubang tersebut.

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 11: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

II. Analisis Jumlah fecal coliform pada Air di Rumah Warga di Kecamatan Penjaringan

Gambar 1 Jumlah fecal coliform di Kelurahan Penjaringan

Sumber: Olahan Penulis (2016)

Gambar 2 Jumlah fecal coliform di Kelurahan Kamal Muara

Sumber: Olahan Penulis (2016)

Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan, di Kelurahan Penjaringan,

sebanyak 12 dari 20 sampel rumah memiliki nilai fecal coliform melebihi baku mutu,

0  

5  

10  

15  

20  

25  

1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20  

MPN

/100

mL  

Sampel  Rumah  

0  

5  

10  

15  

20  

25  

30  

35  

1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12  

MPN

/100

mL  

Sampel  Rumah  

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 12: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

sedangkan di Kelurahan Kamal Muara, terdapat 5 dari 12 sampel rumah yang memiliki nilai

fecal coliform melebihi baku mutu. Perbedaan jumlah fecal coliform di setiap rumah warga

dapat dipengaruhi oleh kondisi wadah penampungan air tersebut.

Perbandingan Kesesuaian Baku Mutu di Kelurahan Penjaringan dan Kamal Muara

Sumber: Olahan Penulis (2016)

Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa Kelurahan Penjaringan memiliki

presentase lebih besar yaitu sebanyak 60% untuk jumlah rumah yang melebihi baku mutu

dibandingkan dengan Kelurahan Kamal Muara yang hanya sebanyak 41,67%.

III. Penggunaan Air oleh Warga dan Penempatan Wadah Air di Rumah

Air yang berasal dari penjual air jeriken digunakan oleh warga untuk kebutuhan yang

berbeda-beda. Kebutuhan tersebut adalah untuk mandi, mencuci, dan minum/masak.

40  

58,33  60  

41,67  

0  

10  

20  

30  

40  

50  

60  

70  

Penjaringan   Kamal  Muara  

Persen

tase  (%

)  

Kelurahan  

Sesuai  Baku  Mutu   Melebihi  Baku  Mutu  

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 13: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Gambar 3 Perbandingan Persentase Penggunaan Air di Kelurahan Penjaringan dan Kamal Muara

Sumber: Olahan Penulis (2016)

Karena air bersih digunakan untuk berbagai macam kegiatan, maka terdapat

perbedaan tempat penyimpanan wadah air di rumah warga. Penempatan air tersebut mereka

sesuaikan dengan kebutuhan penggunaan di rumah masing-masing.

IV. Rutinitas Pengisian dan Campuran Air dengan Jumlah fecal coliform

Perbedaan jumlah fecal coliform di setiap rumah dipengaruhi oleh pencampuran air

dengan air yang sudah ada sebelumnya.

Tabel 8 Rutinitas Pengisian Air Setiap Rumah di Kelurahan Penjaringan

Sampel Rumah

Fecal Coliform (MPN/100 ml)

Rutinitas Pengisian (… Hari Sekali)

1 0 1 2 9.9 1 3 0 2 4 0 1 5 18 1 6 22.5 1 7 15.5 1 8 11.1 1 9 0 1 10 0 1 11 0 1 12 9.9 1 13 0 1 14 4.5 1 15 4.9 1 16 0 1

0.00  10.00  20.00  30.00  40.00  50.00  60.00  70.00  80.00  90.00  

100.00  

Mandi   Cuci     Minum/Masak  

Kamal  Muara   58.33   41.67   58.33  

Penjaringan   95.00   90.00   80.00  

Persen

tase  (%

)  

Penggunaan  Air  

Kamal  Muara  

Penjaringan  

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 14: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

17 19 2 18 6.5 1 19 4 3 20 2 1

Sumber: Olahan Penulis (2016)

Tabel 9 Rutinitas Pengisian Air Setiap Rumah di Kelurahan Kamal Muara

Sampel Rumah

Fecal Coliform (MPN/100 ml)

Rutinitas Pengisian (… Hari Sekali)

1 17 1 2 2.9 1 3 0 1 4 0 3 5 0 30 6 2 2 7 0 2 8 0 3 9 0 1 10 0 1 11 2.7 1 12 30.5 1

Sumber: Olahan Penulis (2016)

Tabel di atas menunjukkan bahwa air pada rumah warga yang memiliki nilai fecal coliform

lebih dari 0 MPN/100 mL mengisi air pada 1-3 hari sekali. Hal ini sesuai dengan Tabel 2. 1 Penularan

Patogen Melalui Air dan Mulut Serta Signifikansinya pada Air, kehadiran bakteri E.coli pada air dapat

bertahan selama 1 minggu hingga 1 bulan. Sehingga saat air bersih yang berasal dari jeriken dituang ke

dalam tempat air, air tersebut tercampur dengan air sebelumnnya yang sudah mengandung bakteri

E.coli.

V. Pengaruh Tempat Penyimpanan terhadap Jumlah fecal coliform

Terdapat perbedaan penyimpanan yang dilakukan di rumah warga, ada yang menutup bak

penampungan dan ada yang tidak.

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 15: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Gambar 4 Perbandingan Jumlah fecal coliform dengan Kondisi Penyimpanan di Kelurahan

Penjaringan

Sumber: Olahan Penulis (2016)

Gambar 5 Perbandingan Jumlah fecal coliform dengan Kondisi Penyimpanan di Kelurahan Kamal

Muara

Sumber: Olahan Penulis (2016)

Di Kelurahan Penjaringan, sebanyak 8 dari 20 sampel air di rumah tidak menutup

tempat penyimpanan airnya, sedangkan 12 sampel air di rumah menutup air simpanannya. Di

Kelurahan Kamal Muara, sebanyak 11 dari 12 rumah tidak menutup tempat air yang digunakan.

Dari kedua kelurahan di atas, tempat yang tidak memiliki tutup memiliki rata-rata jumlah Fecal

coliform yang lebih besar. Selain itu, jika diuji dengan statistik menggunakan metode teknik korelasi

Point Biserial pada Lampiran 5, nilai rpbi pada Kelurahan Penjaringan adalah -0,2134 dan Kelurahan

Rata-­‐rata  Sampel  pada  Wadah  Tertutup:    [VALUE]  

Rata-­‐rata  Sampel  pada  Wadah  Tidak  

Tertutup:    [VALUE]  

0  

5  

10  

15  

20  

25  

30  

35  

Ya   Tidak  

Faecal  Colifo

rm  (M

PN/100

mL)  

Sampel  Rumah  

Rata-­‐rata  Sampel  pada  Wadah  Tertutup:    [VALUE]   Tidak,  5.01  

0  

5  

10  

15  

20  

25  

30  

35  

Ya   Tidak  

Faecal  Colifo

rm  (M

PN/100

mL)  

Sampel  Rumah  

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 16: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Kamal Muara sebesar -0,1527. Nilai rpbi minus menunjukkan bahwa wadah penampungan yang

menggunakan tutup akan memiliki nilai fecal coliform yang lebih kecil.

Hal ini dapat dipengaruhi oleh kontak oksigen dengan air. Bakteri E. coli termasuk

golongan anaerobik fakultatif yaitu dapat tumbuh tanpa adanya oksigen tetapi akan tumbuh

lebih baik jika terdapat oksigen. Sehingga, saat tempat air tidak tertutup, air akan lebih banyak

terkena kontak dengan oksigen dan membuat pertumbuhan E.coli lebih baik.

VI. Identifikasi Jenis Bakteri fecal coliform di Air Sampel

Eschercia coli tumbuh baik pada media biak pepton-laktosa atau pepton-glukosa

(Irianto, 2013), sehingga setelah dilakukan inkubasi pada Brilliant Green Lactose Broth

(BGLB), didapatkan hasil jumlah fecal coliform dengan satuan MPN/100mL. Bakteri yang

terdapat pada BGLB kemudian diinokulasikan ke Endo Agar. Endo Agar diinkubasi pada

suhu 37oC. Jenis bakteri dapat diidentifikasi berdasarkan warna yang ditimbulkan pada media

Endo Agar tersebut. Hasil dari inkubasi yang dilakukan adalah sampel berwarna pink atau

hijau metalik. warna-warna tersebut mengidentifikasikan adanya bakteri Eschercia Coli.

Setelah dilakukan inkubasi di NA miring, bakteri tersebut diambil untuk dilakukan

pewarnaan gram. Hasil dari pewarnaan gram tersebut adalah 100% dari bakteri yang diwarnai

adalah bakteri gram negatif. Bakteri gram negatif dapat menyebabkan banyak jenis infeksi

dan menyebar ke tubuh manusia dengan berbagai cara. Contoh spesies dengan bakteri gram

negative adalah E.coli dan Vibrio cholerae, bakteri gram-negatif juga dapat menginfeksi

pernafasan serta penyakit yang ditularkan secara seksual (National Institute of Allergy and

Infectious Disease, 2012).

Kemudian, hasil pewarnaan tersebut dilihat dengan mikroskop yang dilakukan di

Laboratorium UI-Olympus Bioimaging Center yang hasilnya adalah semua sampel

mempunyai bentuk yang sama yaitu berbentuk batang dan tidak menempel dengan bakteri

lainnya atau monobacillus dengan panjang antara 0.56 – 1.95.

VII. Hubungan Persentase Warga yang Terkena Diare dengan Persentase Jumlah Sampel

yang Melebihi Baku Mutu

Tabel 10 Persentase Diare dan Persentase Sampel dengan Jumlah fecal coliform Melebihi Baku Mutu

Kelurahan Persentase Diare (%)

Persentase Sampel dengan Jumlah Faecal Coliform yang Melebihi Baku Mutu (%)

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 17: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Penjaringan 0,639 60 Kamal Muara 4,972 41,67

Sumber: Olahan Penulis (2016)

Pada tabel di atas, terlihat bahwa pada Kelurahan Penjaringan yang memiliki

persentase diare kecil (0,639%) memiliki persentase besar yaitu sebesar 60% dari sampel

rumah memiliki jumlah Fecal coliform melebihi baku mutu. Sedangkan pada Kelurahan

Kamal Muara yang memiliki persentase diare besar (4,972%), memiliki persentase jumlah

Fecal coliform yang melebihi baku mutu sebesar 41.67% yang berarti lebih sedikit dari

Kelurahan Penjaringan.

Kemudian, dilakukan uji statistik mengenai tingkat hubungan anatara persentase

warga yang terkena diare dengan persentase sampel yang melebihi baku mutu di Kelurahan

Penjaringan dan Kamal Muara menggunakan metode teknik korelasi yang ditunjukkan dengan

besarnya nilai r. Berdasarkan penghitungan statistik, didapatkan nilai r sebesar -1. Nilai r

tersebut berarti bahwa tidak ada hubungan sama sekali antara persentase warga yang terkena

diare dengan persentase sampel yang melebihi baku mutu di Kecamatan Penjaringan.

Hal ini dapat disebabkan karena tidak semua warga menggunakan air untuk minum.

Selain itu, sebelum diminum, warga memasak air tersebut terlebih dahulu. Air yang

dididihkan selama 5 menit dianggap aman untuk diminum atau digunakan dalam pembuatan

larutan rehidrasi olar (ORS) dan mengencerkan susu formula (Irianto, 2013).

VIII. Pengaturan Wadah Air dan Penambahan Klorin Sebagai Upaya Pengurangan

Pencemaran fecal coliform pada Air di Rumah Warga

Pencegahan pencemaran dapat dilakukan dengan memisahkan wadah berdasarkan

penggunaanya, sehingga air yang akan digunakan untuk minum tidak diletakkan bersama

dengan air yang akan digunakan untuk mencuci atau mandi di tempat yang membuat bakteri

penyebab diare yaitu E.coli semakin berkambang. Air yang akan digunaknan untuk masak

atau minum diletakkan di wadah terpisah dan diletakkan jauh dari toilet karena bakteri E.coli

merupakan golongan fecal coliform yang dapat hidup di kotoran hewan maupun manusia.

Selain itu, wadah tersebut disertai dengan tutup agar mengurangi kontak air dengan oksigen

sehingga tidak menyebabkan bakteri E.coli yang termasuk anaerob fakultatif semakin

berkembang. Pewadahan yang sudah baik juga harus dibersihkan secara rutin karena bakteri

E.coli dapat hidup pada air selama 1 minggu hingga 1 bulan (WHO, Guidline for Drinking-

Water Quality Second Edition, 1993).

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 18: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Selain itu, pengurangan bakteri E.coli dapat dilakukan dengan penambahan chlorine

di rumah warga ataupun di hidran umum. Menurut WHO (1993) pada Tabel 1, bakteri E.coli

mempunyai resisten yang rendah terhadap chlorine sehingga, saat chlorine dimasukkan ke air,

bakteri E.coli akan hilang dengan sempurna.

Sebagai contoh, 10 ml (2 sendok teh) larutan klorin 0.5% cukup untuk membuat 20

liter air yang aman untuk diminum (Irianto, 2013). Berikut merupakan panduan penggunaan

air bersih (desinfeksi) dengan klorin:

Tabel 11 Panduan Penggunaan Air Bersih (Desinfeksi)

Penggunaan Filtrasi Dianjurkan Alternatif Konsentrasi (ppm) (%)

Diminum, ORS, dan formula + Dididihkan Klorinasi 1 0,0001

Keadaan darurat ±   Klorinasi Dididihkan 10 0,001 Medis (cuci

tangan/peralatan) ±   Klorinasi - 10 0,001 Sumber: Irianto, Koes (2013)

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa kesimpulan yaitu:

1. Terdapat pencemaran air pada satu sampel air bersih di Hidran Umum, satu sampel air di

jeriken distribusi, serta di tempat penyimpanan di rumah warga yaitu 60% sampel air di

rumah warga di Kelurahan Penjaringan dan 41.67% sampel air di rumah warga di

Kelurahan Kamal Muara yang mempunyai nilai fecal coliform melebihi baku mutu

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010

Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yaitu sebesar 0 MPN/100mL. Terdapat pula

perbedaan jumlah fecal coliform berdasarkan kondisi alat distribusi dan wadah

penyimpanan air di rumah warga di Kecamatan Penjaringan.

2. Tidak terdapat hubungan sama sekali antara warga yang terkena diare dengan kualitas

mikrobiologi air yang digunakan. Hal ini diketahui berdasarkan hasil uji statistik dengan

korelasi yang hasilnya adalah nilai r sebesar -1 untuk hubungan antara persentase jumlah

warga yang terkena diare dengan persentase sampel air di rumah warga yang melebihi

baku mutu.

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 19: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

Saran

Adapun saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan adalah:

3. Perlunya dilakukan evaluasi kualitas air dari PDAM, saat distribusi, hingga sampai ke

Hidran Umum dan rumah warga karena masih terdapat air di Hidran Umum, jeriken

distribusi, dan rumah warga yang memiliki jumlah fecal coliform melebihi baku mutu

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010

Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yaitu 0 MPN/100mL.

4. Perlunya pendataan mengenai pengaruh waktu pencucian wadah penampungan air dengan

jumlah fecal coliform.

5. Perlunya pengkajian mengenai hubungan perilaku warga terhadap air dengan kualitas

mikrobiologi air yang digunakan

6. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah fecal coliform dalam air di rumah

warga adalah dengan mengatur tempat pewadahan air beserta lokasinya dan memberikan

klorin sesuai dosis yang sudah diperhitungkan.

Perlu dilakukan penelitian untuk mengethaui jumlah sisa klor di rumah warga dan

hubungannya dengan jumlah fecal coliform.

Daftar Referensi

Departemen Kesehatan RI. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan. Departemen Kesehatan RI

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Environmental Protection Division, M. o. (2001). Water Quality: Glossary of Water Quality

Terms. Diambil kembali dari Ministry if Environment:

http://www.env.gov.bc.ca/wat/wq/reference/glossary_2.html#w

Gunawan, S. R. (2009). Pengaruh Pembiayaan Pendidikan terhadap Kualitas Pelaksanaan

Pembelajaran dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Ekonomi di

Bandar Lampung.

Irianto, K. (2013). Mikrobiologi Medis. Bandung: Alfabeta.

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016

Page 20: Kualitas Mikrobiologi Air Bersih dari Hidran Umum yang

National Institute of Allergy and Infectious Disease. (2012). Gram-negative Bacteria. Diambil

kembali dari National Institute of Allergy and Infectious Disease:

https://www.niaid.nih.gov/topics/antimicrobialresistance/examples/gramnegative/Page

s/default.aspx

Patil, P. N., V. , S. D., & N., D. R. (2012). Physico-chemical Parameters for Testing of Water

- A Rivew.

Skrokki, A. (1997). Hygienic Quality of Commercial Minced Meat as Indicated by Aerobic

Micro-organisme and Coliform Bacteria.

Washtenaw Country Departement of Public Health. (2012). Environmental Helath Fact Sheet:

Coliform Baceria & Drinking Water.

WHO. (1993). Guidline for Drinking-Water Quality Second Edition.

WIlley, J. M., Sherwood, L. M., & Woolverton, C. J. (2008). Microbiology. New York:

McGraw-HIll.

Kualitas Mikrobiologi ..., Safira Mayasti Nurrahmani, FT UI, 2016